Publish by http://psikologi.uin-malang.ac.id PENGARUH KONTROL DIRI TERHADAP PERILAKU SEKSUALITAS MAHASISWA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN ADMINITRASI BISNIS ANGKATAN 2011 SURABAYA Achmad Fariz Chariri Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang I. Latar Belakang Pornografi dan pornoaksi yang tumbuh subur di negeri kita memancing remaja untuk memanjakan syahwatnya. Zoya Amirin, pakar psikologi seksual dari UI, mengutip sexual behavior survey 2011, menunjukan bahwa 64 persen anak muda di kota-kota besar Indonesia 'belajar' seks melalui film porno atau DVD bajakan. Akibatnya, 39 persen responden ABG usia 15-19 tahun sudah pernah berhubungan seksual, sisanya 61 persen berusia 20-25 tahun.1 Hasil Wawancara yang peneliti dapatkan dari Mahasiswa “Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” bahwasanya kenakalan para remaja juga menjadi masalah yang harus dicarikan solusinya. Mahasiswa dituntut untuk lebih cerdas dalam bergaul terutama dengan lawan jenis, jika tidak maka akan terjadi penyimpangan perilaku seksualitas. 2 Mahasiswa yang ketahuan melakukan hubungan seksual sebelum menikah akan ditindak tegas oleh pihak kampus dan dibawa ke kantor rektorat dengan dikeluarkannya dari kampus alias di DO (drop out). Pernah juga ada mahasiswa yang di DO karena kedapatan berhubungan seksual. Tentu ini semua menjadi titik perhatian kalau sampai dibiarkan begitu saja maka dampak yang ditimbulkan akan semakin parah. 3 Hal ini disebabkan kurangnya kontrol diri pada individu sehingga mahasiswa melakukan hal yang negatif tersebut. 1 http://www.syababindonesia.com/2012/11/kenakalan-remaja-di-negeri-inikian.html#.U3qgQkB_T1U Wawancara dengan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial jurusan administrasi bisnis berini sial EM pada tanggal 5 oktober 2013 2 3 Wawancara dengan salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial jurusan administrasi bisnis berinisial IA pada tanggal 5 oktober 2013 Publish by http://psikologi.uin-malang.ac.id II. Kajian Teori A. Kontrol Diri 1. Pengertian Kontrol Diri Kontrol diri merupakan suatu kecakapan individu yang ada di lingkungan sekitar. Selain itu, juga kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktorfaktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecendrungan menarik perhatian, keinginan mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain, selalu konfom dengan orang lain, dan menutupi perasaannya.4 Menurut Averill terdapat tiga aspek kontrol diri, yaitu kontrol perilaku (behavior control), kontrol konitif (cognitive control), dan mengontrol kepuasan (decisional control). a. Kontrol perilaku (behavior control) merupakan tersedianya suatu respon yang dapat secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku ini diperinci menjadi komponen, yaitu mengatur pelaksanaan (regulated administration) dan kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus modifiality). Kemampuan mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan. Apakah dirinya sendiri atau aturan perilaku dengan menggunakan kemampuan dirinya dan bila tidak mampu individu akan menggunakan sumber eksternal. Kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan, yaitu mencegah atau menjauhi stimulus, menempatkan tenggang waktu diantara rangkaian stimulus yang sedang 4 M. Nur Ghufron &Rini Risnawita. S, Teori-Teori Psikologi. (Jogjakarta : Ar-Ruz media, 2010) Hlm 21-22 Publish by http://psikologi.uin-malang.ac.id berangsung, menghentikan stimulus sebelum waktunya berakhir, dan membatasi intensitasnya. b. Kontrol kognitif (cognitive control) merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau mengurangi tekanan. Aspek ini terdiri atas dua komponen, yaitu memperoleh informasi (information gain) dan melakukan penilaian (appraisal). Dengan informasi yang dimiliki oleh individu mengenai suatu kadaan yang tidak menyenangkan, individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan. Melakukan penilaian berarti individu berusaha menilai dan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif. c. Mengontrol keputusan (decisional control) merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Kontrol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi, baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.5 B. Perilaku Seksual 1. Pengertian Seks Menurut Kinsey (dalam Indah Rahma Murti), perilaku seksual dibagi menjadi 4 tahapan, tahapan yang lebih tinggi akan didahului oleh tahapan sebelumnya, tahapan tersebut antara lain: 5 M. Nur Ghufron &Rini Risnawita. S, Teori-Teori Psikologi. (Jogjakarta : Ar-Ruz media, 2010).hlm 29-31 Publish by http://psikologi.uin-malang.ac.id 1. Bersentuhan (touching), mulai dari berpegangan tangan sampai berpelukan. 2. Berciuman (kissing), mulai dari berciuman singkat sampai berciuman bibir dengan mempermainkan lidah pasangannya (deep kissing). 3. Bercumbuhan (petting), menyentuh bagian yang sensitive dari tubuh pasanganya dan mengarahkan pada pembangkitan gairah seksual. 4. Berhubungan kelamin (seksual intercourse), melakukan penetrasi penis ke dalam vagina. Kinsey juga mengatakan bahwa kategori atau tingkatan perilaku seksual dibagi menjadi dua, yaitu perilaku seksual ringan jika seseorang pernah melakukan berpegangan tangan, berpelukan, sampai berciuman bibir dan perilaku seksual berat jika seseorang pernah melakukan perilaku seksual meraba dada/alat kelamin pasangan, saling menggesekkan alat kelamin dengan pasangan, oral seks dan melakukan hubungan seksual (intercourse).6 III. Rancangan Penelitian A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut dan penampilan hasilnya7 Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Pendekatan kuantitatif korelasional ini peneliti banyak menggunakan data terhadap variabel-variabel yang diteliti dan adanya pengujian hipotesa. Jenis penelitian ini disebut explanatory 6 Indah Rahma Murti, Hubungan antara Tingkat Perilaku Seksual dengan Karakteristik Remaja, Paparan Pornografi di Media Massa, dan Frekuensi Paparan Pornografi, (Jakarta : Universitas Indonesia, 2008 ), hlm 32 7 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. ( Jakarta,Rineke Cipta,2002 ) hlm 10 Publish by http://psikologi.uin-malang.ac.id reseach atau penelitian yang bersifat menjelaskan hubungan dua variabel yang diteliti. Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan itu.8 Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hubungan (korelasional), penelitian jenis ini bertujuan untuk menghubungkan antara dua variable atau lebih. Melalui penelitian ini dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskna, memperediksikan, dan mengontrol suatu fenomena. Penelitian jenis ini menggunakan lebih dari satu sampel.9 Dalam penelitian korelasional variable yang digunakan memperdeksi disebut variable predictor (Variabel bebas), sedangkan variable yang diprediksi disebut variable kriterium (variabel terikat). IV. Hasil Penelitian Kontrol diri merupakan proses-proses pengaturan fisik, psikologis dan perilaku seseorang, dengan kata lain kontrol diri merupakan serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri.10 Goldfried dan Merbaum mendefinisikan kontrol diri sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif kontrol diri juga menggambarkan keputusan individu yang melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan.11 Berdasarkan teori yang dipaparkan oleh Goldfried dan Merbaum, kontrol diri merupakan kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku seseorang ke 8 Ibid. hlm. 239 Echols.Kamus Inggris Indonesia Terjemahan Oleh Hassan, Shadily. (Jakarta, Gramedia,2008) hlm 8 10 James F. Calhoun &Joan Ross Acocella, Psikologi Tentang Penyesuaian dan hubungan Kemanusiaan, ter. R. S. Satmoko, Edisi ke-3 (semarang: IKIP, 1995) Hlm, 130 11 M. Nur Ghufron &Rini Risnawita. S, Teori-Teori Psikologi. (Jogjakarta : Ar-Ruz media, 2010) Hlm 22 9 Publish by http://psikologi.uin-malang.ac.id arah yang positif, termasuk mengatur dan mengarahkan perilaku seksual remaja. Kontrol diri memiliki keterkaitan dengan perilaku seksual remaja. Keterkaitan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan mengendalikan diri pada remaja berperan penting dalam mengatur dan mengarahkan (menekan) perilaku seksualnya. Perilaku seksual remaja dapat ditekan apabila terdapat kemampuan kontrol diri yang positif, sehingga remaja dapat menahan dan mengendalikan dorongan-dorongan seksual dari dalam dirinya seperti mengalihkan pikiranpikiran dari hal-hal negatif yang dapat mendorong perilaku atau gairah seksualnya. Dengan kontrol diri yang positif, mahasiswa yang sedang menjalin hubungan pacaran akan lebih mampu mempertimbangkan untuk melakukan halhal negatif dalam berpacaran seperti bersentuhan, berciuman, bercumbu, dan berhubungan seksual. Mahasiswa juga dapat membuat keputusan yang positif dalam memperlakukan pasangannya. Begitu pula halnya dalam fungsi untuk mengontrol perilaku seksual yang tidak sewajarnya terjadi. Sebagaimana penelitian yang dilakukan Suwarti tentang pengaruh Kontrol Diri Terhadap Perilaku Seksual Remaja Ditinjau Dari Jenis Kelamin Pada Siswa Sma Di Purwokerto, menunjukan hasil yang signifikan dimana mean /rerata untuk kontrol diri terhadap perilaku seksual pada remaja lakilaki = 271.96 sedangkan mean /rerata untuk kontrol diri terhadap perilaku seksual pada remaja perempuan = 281.03. Hal ini bisa dikatakan bahwa remaja perempuan tetap mempunyai kontrol diri terhadap perilaku seksual sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan remaja laki-laki.12 Berdasarkan hasil uji regresi dapat disimpulkan bahwasanya nilai signifikansi sebesar 0,267. Ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,267 lebih besar dari 0,01 dan 0,05 (0,267 >0,01) dan (0,267 > 0,05) ini berarti bahwa tidak ada pengaruh yang 12 Suwarti, Pengaruh Kontrol Diri Terhadap Perilaku Seksual Remaja Ditinjau Dari Jenis Kelamin Pada Siswa Sma Di Purwokerto, ( Purwokerto : jurnal psikologi universitas muhammadiyah purwokerto ) Publish by http://psikologi.uin-malang.ac.id signifikan. Jadi, berdasarkan keterangan tersebut berarti kontrol diri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku seksual. Hasil ini juga didukung dengan nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan oleh nilai R Square sebesar 0.026 dengan adjusted R Square 0.005. Dengan nilai koefisien determinasi 0.026 mengindikasikan bahwa 2,6% kontrol diri berkontribusi pada perilaku seksual mahasiswa, sedangkan sisanya 97,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan hasil analisis di atas, menunjukkan bahwa kontrol diri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku seksual remaja. Hal tersebut terlihat dari respon subjek pada aspek kontrol diri seperti pada aitem atau pernyataan saya lebih peduli memikirkan hal-hal dalam jangka panjang, masa depan tidak saya pikirkan saat ini, sebelum bertindak saya memikirkan dampak baik dan buruknya, keputusan yang saya ambil berdasarkan pada pemikirkan yang matang, saya selalu bertanggung jawab apabila melakukan kesalahan, dan saya menggunakan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat. Selain itu, dapat terlihat dari repon subjek pada aspek perilaku seksual seperti pada aitem atau pernyataan saya memeluk pacar saya ketika sedang berduaan untuk menghilangkan rasa kangen, pipi saya dicium oleh pacar saya, ketika sedang berduaan untuk menggungkapkan rasa cinta, untuk mengungkapkan rasa cinta biasanya saya berhubungan intim dengan pacar saya, ketika pasangan menggoda, saya cenderung menerima, dan ketika ada film yang romantic, saya melakukan hubungan seks dengan pacar saya. Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa meskipun kontrol diri mahasiswa UPN “Veteran” Surabaya positif namun mahasiswa tersebut tidak dapat menekan atau menahan perilaku seksualnya saat berpacaran. Kontrol diri mahasiswa tersebut yang awalnya positif namun pada waktu mahasiswa sedang pesta di diskotik atau kafe bersama pacar mereka, kontrol dirinya melemah atau rendah dan perilaku seksualnya tinggi, Publish by http://psikologi.uin-malang.ac.id sehingga mahasiswa sulit untuk menekan atau mengontrol pikiran-pikiran dan perilakuperilaku negatif dalam berpacaran. Kinsey juga mengatakan bahwa kategori atau tingkatan perilaku seksual dibagi menjadi dua, yaitu perilaku seksual ringan jika seseorang pernah melakukan berpegangan tangan, berpelukan, sampai berciuman bibir dan perilaku seksual berat jika seseorang pernah melakukan perilaku seksual meraba dada/alat kelamin pasangan, saling menggesekkan alat kelamin dengan pasangan, oral seks dan melakukan hubungan seksual (intercourse).13 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual bukan hanya kontrol diri akan tetapi ada faktor lain yang mempengaruhinya seperti konsep diri, kepribadian, nilainilai budaya yang melekat pada individu. Pada faktanya, yang mempengaruhi perilaku seksual sangat beragam mulai dari faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal seperti kepribadian dan konsep diri. Konsep diri seseorang yang agamis lebih bisa untuk mengontrol perilaku seksualnya. Selain itu faktor eksternal seperti nilai-nilai ataupun norma yang melekat pada diri individu. Seseorang yang tinggal di lingkungan keluarga yang memiliki pengetahuan agama yang lebih cenderung akan mampu untuk mengontrol perilaku seksual yang tidak sewajarnya terjadi. V. PENUTUP A. Kesimpulan 13 Indah Rahma Murti, Hubungan antara Tingkat Perilaku Seksual dengan Karakteristik Remaja, Paparan Pornografi di Media Massa, dan Frekuensi Paparan Pornografi, (Jakarta : Universitas Indonesia, 2008 ), hlm 32 Publish by http://psikologi.uin-malang.ac.id Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian tentang pengaruh kontrol diri terhadap Perilaku seksualitas Mahasiswa Universitas Pembangunan Naional ( UPN ) Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Adminitrasi Bisnis Angkatan 2011 Surabaya. 1. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial jurusan adminitrasi bisnis angkatan 2011 memiliki tingkat Kontrol diri sedang dengan presentase 62,0 % sejumlah 31 mahasiswa , sedangkan sisanya berada pada tingkat Kontrol diri tinggi dan rendah dengan presentase tinggi sebanyak 18,0 % sejumlah 9 mahasiswa dan kategori rendah sebanyak 20,0 % sebanyak 10 mahasiswa. 2. Tingkat Perilaku Seksual mayoritas mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial jurusan adminitrasi bisnis angkatan 2011 berada pada kategori sedang dengan presentase 66.0% sebanyak 33 mahasiswa. Kategori tinggi sebanyak 22.0% sebanyak 11 mahasiswa dan kategori rendah 12.0% sebanyak 6 mahasiswa. Dari hasil menunjukkan bahwa kontrol diri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku seksual remaja, dikarenakan dari hasil uji regresi dapat disimpulkan bahwasanya nilai signifikansi sebesar 0,267.80 Ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,267 lebih besar dari 0,01 dan 0,05 (0,267 >0,01) dan (0,267 > 0,05) ini berarti bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan. Jadi, berdasarkan keterangan tersebut berarti kontrol diri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku seksual. Hasil ini juga didukung dengan nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan oleh nilai R Square sebesar 0.026 dengan adjusted R Square 0.005. Dengan nilai koefisien determinasi 0.026 mengindikasikan bahwa 2,6% kontrol diri berkontribusi pada perilaku seksual mahasiswa, sedangkan sisanya 97,4% dipengaruhi oleh faktor lain, B. Saran Publish by http://psikologi.uin-malang.ac.id Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa saran yang dapt di jadikan pertimbangan bagi berbagai pihak: 1. Bagi pihak Universitas Pembangunan Nasional penelitian dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk mengantisipasi perilakuperilaku seksual yang tidak sewajarnya terjadi di lingkungan kampus. 2. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk mengambil kebijakan di fakultas terutama dalam pengembangan mahasiswa. 3. Bagi Mahasiswa agar kiranya dapat meningkatkan kontrol diri. Kontrol diri sangatlah penting bagi diri sendiri dalam mengontrol dalam melakukan hal – hal yang negatif, dan setiap permasalahan yang ada, terutama dalam hal mengontrol perilaku seksual yang muncul dalam diri. Bagaimanapun perilaku seksual yang tidak terkontrol dapat merugikan pihak mahasiswa sendiri maupun citra kampus secara tidak langsung.