Tri Adhi Prasetia1), Susi Muryani 2), Rizki Cintya Dewi 3) 1)Prodi S1

advertisement
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI IMAJINASI TERBIMBING TERHADAP TINGKAT
INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI HERNIA
DI RUANG BOUGENVIL RSUD Dr.SOESELO SLAWI
KABUPATEN TEGAL
Tri Adhi Prasetia1), Susi Muryani 2), Rizki Cintya Dewi 3)
1)
Prodi S1 Keperawatan, STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 52416, Tegal, Indonesia
2),3)
Dosen STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 52416, Tegal, Indonesia
Email: [email protected]
Hernia adalah kondisi darurat yang dapat menyebabkan kejutan ke perut. Pengobatan yang efektif
hernia adalah operasi, tetapi efek samping dari operasi adalah rasa sakit. rasa sakit ini akan
menyebabkan pasien tidak nyaman. Salah satu pengobatan non-farmakologis untuk mengurangi
rasa sakit adalah imajinasi teknik relaksasi dipandu, yang menciptakan kesan imajinasi yang
menyenangkan yang dapat membuat efek untuk mengurangi rasa sakit. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi efektivitas imajinasi teknik relaksasi dipandu untuk mengurangi
tingkat rasa sakit di hernia pasien pasca-operasi. Penelitian ini menggunakan desain preeksperimental. Hasil dari penelitian ini adalah ada pengaruh teknik relaksasi imajiner dipandu
untuk mengurangi tingkat rasa sakit pada pasien hernia pasca-operasi. Oleh karena itu, perawat
sebagai pengasuh dapat menggunakan teknik relaksasi imajinasi terbimbing dalam intervensi
keperawatan untuk pasca operasi pasien hernia.
Kata Kunci: Hernia, nyeri, imajinasi terbimbing
THE EFFECTIVNESS OF TECHNIQUE RELAXATION IMAGINARY GUIDED TO SCALE
DEGREE OF PAIN IN HERNIA POST-SURGERY PATIENT OF RSUD Dr. SOESELO
Hernia is emergency condition that can caused shock to the abdomen. The effective treatment of
hernia is a surgery, but the side effect of surgery is pain. This pain will caused patients
uncomfortable. One of non-pharmacological treatment to reduce pain is technique relaxation
imagination guided, which is create the impression of pleasant imagination that can make effect to
reduce the pain. The aim of the study was to identify the effectiveness of technique relaxation
imagination guided to reduce degree of pain in hernia patient post-surgery. This research used preexperimental design. The result of this study was there was effect of technique relaxation
imaginary guided to reduce degree of pain in hernia post-surgery patient. Therefore, nurse as
caregiver can used technique relaxation imaginary guided in the nursing interventions to the patient
post surgery of hernia.
Keywords: hernia, pain, relaxation imaginary guided
herniotomi
PENDAHULUAN
Hernia
merupakan
hernia)
dan
hernioplasty memperkuat dinding posterior abdomen
menyebabkan
dan cincin hernia3. Akibat dan keadaan post operatif
terjadinya syok, saat organ perut yang masuk ke
yaitu peradangan, edema dan perdarahan, dan sering
kantong hernia tidak dapat kembali ke posisi awal
terjadi pembengkakan. Setelah perbaikan komplikasi
dan terjepit. Syok terjadi jika penanganan pada
ini sangat menimbulkan rasa nyeri yang panas dan
hernia terlambat1.
mengganggu
Hernia
satu
kantung
penyakit
kegawatdaruratan.
salah
(memotong
bisa
Hernia merupakan tonjolan
keluarnya organ atau jaringan melalui dinding
dalam keadaan normal tertutup .
yang
akan
Nyeri adalah sensori subjektif dan emosional
yang
Hernia dapat diderita oleh semua usia,
apapun
membuat pasien tidak nyaman8.
rongga dimana rongga tersebut harusnya berada
2
pergerakan
tidak
jaringan9.
menyenangkan
Nyeri
yang
akibat
dirasakan
kerusakan
oleh
pasien
semakin bertambahnya usia maka semakin tinggi
merupakan efek samping yang timbul setelah
risiko menderita hernia. Rata-rata usia penderita
menjalani suatu operasi . Nyeri mulai terasa seiring
3
dengan
terjadi pada laki-laki dibanding perempuan. Selain
Karakteristik nyeri pada hernia adalah rasa nyeri
itu, penyakit hernia banyak diderita oleh orang yang
yang terus bertambah serta kulit di atasnya menjadi
rutin melakukan olahraga beban, orang yang sering
merah dan panas11. Nyeri karena pembedahan akan
mengejan saat buang air, dan pada pekerja berat,
mengganggu aktivitas sehari-hari, istirahat, dan
khususnya
kenyamanan
masyarakat
ekonomi
menengah
kebawah4.
berkurangnya
sehingga
pengaruh
anestesi10.
adalah 40 tahun . Umumnya hernia lebih sering
nyeri
harus
mendapat
penatalaksanaan yang tepat12.
Insiden hernia menduduki peringkat ke lima
Penatalaksanaan nyeri pada pasien setelah
besar di Amerika Serikat. Pada tahun 2007 sekitar
operasi hernia dapat dilakukan melalui terapi
700.000
tiap
farmakologis maupun terapi non farmakologis.
tahunnya5. Sedangkan di Indonesia kasus hernia
Terapi farmakologis yaitu pemberian obat-obatan
menempati urutan ke delapan dengan jumlah
analgesik dan penenang9. Sedangkan terapi non
291.145 kasus. Untuk data di Jawa Tengah,
farmakologis
mayoritas penderita hernia selama bulan Januari-
bimbingan antisipasi, terapi kompres panas/dingin,
Desember 2007 diperkirakan 425 penderita 6.
distraksi, relaksasi, imajinasi terbimbing, hipnosis,
operasi
hernia
yang
dilakukan
Saat ini pembedahan merupakan salah satu
akupuntur,
dapat
massage,
dilakukan
serta
dengan
terapi
cara
musik13.
cara untuk menangani hernia. Menurut Dermawan
Penatalaksanaan nyeri post operasi secara non
(2010) tindakan pembedahan lebih efektif untuk
farmakologi bukan sebagai pengganti utama terapi
mengatasi
konservatif
analgesik yang telah diberikan, namun sebagai terapi
(reposisi isi hernia ke tempat semula) sering
pelengkap untuk mengurangi nyeri pasca operasi.
menyebabkan keadaan hernia berulang, bahkan
Kombinasi penatalaksanaan secara farmakologis dan
biasanya keadaanya menjadi lebih parah dan
non farmakologis merupakan cara terbaik untuk
hernia,
karena
metode
7
memiliki prognosis yang buruk . Herniorafi adalah
tindakan pembedahan pada hernia yang terdiri dari
mengontrol nyeri post operasi10.
Salah satu penatalaksanaan nyeri post operasi
secara non farmakologi yaitu imajinasi terbimbing.
tingkat intensitas nyeri pasien post operasi sectio
caesarea pada ibu primipara.
Terapi imajinasi terbimbing adalah sebuah terapi
relaksasi
yang
menggunakan
untuk
RSUD Dr.Soeselo Slawi Kabupaten Tegal, pada
Imajinasi
tahun 2015 didapatkan data jumlah tindakan operasi
terbimbing dengan relaksasi nafas dalam mampu
pada hernia sebanyak 326 kasus. Setiap bulanya
mengurangi itensitas nyeri dengan meningkatkan
tidak kurang dari 20 pasien yang menjalani operasi
konsentrasi pasien, meningkatkan oksigen dalam
hernia. Selama ini perawat hanya menggunakan
darah sehingga menurunkan hormon adrenalin dan
teknik relaksasi nafas dalam. Teknik relaksasi
memberikan rasa tenang serta kenyamanan terutama
imajinasi terbimbing belum diterapkan di RSUD
pada
hingga
Dr.Soeselo Slawi, padahal teknik relaksasi imajinasi
relaksasi
merupakan intervensi mandiri perawat dan sangat
imajinasi terbimbing mampu mengalihkan perhatian
bermanfaat. Teknik relaksasi imajinasi terbimbing
pasien sehingga bisa digunakan pada pasien yang
bisa menjadi kombinasi intervensi farmakologis
mengalami ketidaknyamanan karena terganggu oleh
untuk mengurangi rasa nyeri pasien yang tidak
nyeri. Respon relaksasi dengan cara berkhayal dan
menimbulkan efek samping dan tidak mengganggu
membayangkan
menyenangkan,
pengobatan farmakologis yang sedang dijalankan
menyebabkan
pasien. Hal ini diperkuat oleh penelitian Amalia
pelepasan endorphin (substansi seperti morfin yang
(2014) yang menunjukan ada pengaruh pemberian
diproduksi oleh tubuh yang menghambat transmisi
terapi imajinasi terbimbing terhadap penurunan
impuls nyeri), sehingga terjadi penurunan intensitas
tingkat
menciptakan kesan dalam
pasien
mengganggu
menimbulkan
yang
imajinasi
Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan di
10
pikiran .
merasakan
pergerakan14.
sesuatu
stimulus
nyeri
Teknik
yang
yang
nyeri. Relaksasi dapat memberikan efek secara
intensitas
nyeri
pasien
post
operasi
15
Apendiktomi .
langsung terhadap fungsi tubuh. Efek dari relaksasi
Selain itu konsep relaksasi pada imajinasi
tersebut yaitu dapat menurunkan ketegangan otot
terbimbing adalah bagian dari pengembangan Self
yang mendukung rasa nyeri, terutama nyeri pasca
Care theory yang dikemukakan oleh Orem, dimana
9
operasi .
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
perawat dapat membantu kebutuhan self care pasien
dan berperan sebagai supportive-educative sehingga
Andarmoyo (2007) yang meneliti tentang pengaruh
pasien
terapi non farmakologi (imajinasi terbimbing)
mengurangi rasa nyeri pasca operasi. Teknik
terhadap tingkat nyeri pasien post operasi sectio
imajinasi terbimbing yang menggabungkan beberapa
caesarea pada ibu primipara. Pada 10 responden saat
teknik
pre test mendapatkan hasil nyeri berat (80%), nyeri
mengurangi nyeri lebih efektif dan membuat pasien
sedang (20%), dan nyeri ringan (0%), setelah
merasa lebih nyaman. Teknik relaksasi imajinasi
diberikan terapi imajinasi terbimbing nyeri berat
terbimbing dipilih karena mampu mengurangi
menjadi (10%), nyeri sedang (30%), nyeri ringan
intensitas nyeri pada pasien post operasi hernia yaitu
13
dapat
non
menggunakan
farmakologi
relaksasi
menjadi
satu
untuk
bisa
(60%) . Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh
rasa panas dan mengganggu pergerakan apapun
pemberian terapi imajinasi terbimbing terhadap
yang akan membuat pasien menjadi tidak nyaman
dalam beraktivitas. Hal ini sesuai dengan tempat
bahwa dalam penelitian eksperimen jumlah sampel
penelitian yaitu RSUD Dr.Soeselo Slawi yang
minimal 15 dari masing-masing kelompok. Dalam
memperhatikan keluhan nyeri pada pasien untuk
penelitian ini hanya ada satu kelompok perlakuan
cepat ditangani agar pasien tetap merasa nyaman.
tanpa adanya kelompok kontrol.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik
Waktu pemberian teknik relaksasi imajinasi
untuk melakukan penelitian apakah ada pengaruh
terbimbing dilakukan selama dua hari dimulai pada
teknik relaksasi imajinasi terbimbing terhadap
hari pertama pasca operasi klien, setiap perlakuan
tingkat intensitas nyeri pada pasien post operasi
dilakukan selama 10-15 menit. Teknik relaksasi
hernia di ruang bougenvil RSUD Dr.Soeselo Slawi
imajinasi terbimbing dilakukan dua kali sehari pagi
Kabupaten Tegal.
dan sore yaitu 30 menit sebelum klien diberikan obat
untuk
mengurangi
relaksasi
Metodologi
imajinasi
nyeri.
Sebelum
terbimbing
diberikan
peneliti
akan
Dalam penelitian ini menggunakan jenis
memberikan lembar observasi skala nyeri pada
penelitian kuantitatif yang menggunakan rancangan
pasien (pretest), selajutnya peneliti memberikan
Pre Experimental Design dengan pendekatan One-
terapi
Group Pre-test Post-test Design. Pre test dan post
responden selama 15-20 menit. Setelah dua hari
test design merupakan desain penelitian dimana
responden mendapatkan terapi relaksasi imajinasi
peneliti melakukan percobaan atau perlakuan pada
terbimbing peneliti menanyakan skala nyeri pasien
variabel independen, kemudian mengukur akibat
untuk mengetahui adanya pengaruh terapi (post test).
relaksasi
imajinasi
terbimbing
kepada
atau pengaruh percobaan tersebut pada variabel
dependen16.
Jenis
penelitian
tersebut
guna
mengetahui perbedaan tingkat nyeri sebelum dan
sesudah dilakukan relaksasi imajinasi terbimbing
pada pasien post operasi hernia.
Populasi penelitian ini adalah semua pasien
post operasi hernia di ruang bougenvil RSUD
Dr.Soeselo Slawi pada bulan Mei dan Juni 2016.
Jumlah populasi pada tahun 2015 berjumlah 326
orang.
Besar
sampel
pada
penelitian
ini
menggunakan total sampling yaitu seluruh populasi
pasien post operasi hernia pada bulan Mei – Juni
2016 yang berjumlah 23 pasien. Namun 3 orang
menolak untuk dijadikan responden karena setelah
diberi penjelasan, keluarga responden tetap takut
untuk diberikan terapi. Sehingga total seluruh
populasi dalam penelitian ini adalah 20 pasien. Hal
ini berdasarkan Sekaran (2006) yang menyatakan
Hasil Penelitian
Tabel 1. karakteristik responden berdasarkan usia
dan pengalaman nyeri (n=20)
Variabel Karakteristik
F
(%)
Usia
Dewasa awal (26-35 tahun) 6
30
Dewasa akhir (36-45 tahun) 10
50
Lansia awal (46-55 tahun)
1
5
Lansia akhir (56-65 tahun)
3
15
Total
20
100
Pengalaman nyeri
Tidak pernah
4
20
Pernah
16
80
Total
20
100
Berdasarkan tabel 1 menunjukan mayoritas
usia responden yaitu usia responden yaitu usia
dewasa akhir (36-45 tahun) sebanyak 10 (50%)
responden, sedangkan paling sedikit yaitu usia
responden lansia awal (46-55 tahun) hanya 1 (15%)
responden.
Tabel 2. Prosentase Responden Berdasarkan Tingkat
Intensitas Nyeri Sebelum dan Setelah Diberikan
Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing
kesimpulan bahwa ada pengaruh teknik relaksasi
imajinasi terbimbing terhadap tingkat intensitas
nyeri.
Berdasarkan tabel 2 hasil penelitian tingkat
intensitas nyeri pasien post operasi hernia sebelum
Pembahasan
diberikan teknik relaksasi imajinasi terbimbing yaitu
nyeri sedang sebanyak 11 (55%) responden, dan
yang mengalami nyeri berat sebanyak 9 (45%).
Mean
Pengaruh 3,850
(pre testpost test)
Setelah diberikan
Paired T Test
Std Deviation t
13.578
Karakteristik responden dalam penelitian ini
adalah usia dan riwayat nyeri. Usia yaitu satuan
waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu
benda atau makhluk. Usia seseorang diukur dari
P Value
0,000
lahir hingga masa kini (Depkes 2009). Hasil uji
univariat
menunjukan
bahwa
mayoritas
usia
responden post operasi hernia adalah usia dewasa
teknik
relaksasi
imajinasi
terbimbing mayoritas nyeri pasien turun menjadi
nyeri ringan, yaitu sebanyak 16 (80%) responden
dan sisanya nyeri sedang sebanyak 4 (20%)
akhir (36-45 tahun). Hal ini sesuai dengan teori
menurut Sjamsuhidajat (2010) bahwa semakin
bertambahnya usia maka semakin tinggi risiko
menderita hernia, dan rata-rata usia penderita adalah
responden.
40 tahun3. Data tersebut menjelaskan bahwa usia
Tabel 3. Pengaruh Teknik Relaksasi Imajinasi
Terbimbing Terhadap Intensitas Nyeri
dapat mempengaruhi kelemahan dinding abdomen
Relaksasi
Imajinasi
Pre Test
Post Test
Tingkat Intensitas Nyeri
Ringan
Sedang
Berat
N
%
N
%
N %
0
16
0
80
11
4
55
20
9
0
45
0
(semakin bertambah usia, dinding abdomen semakin
melemah) dan diusia dewasa diperparah dengan
aktivitas berat dan sering mengangkat beban yang
berat7.
Sensasi nyeri mulai terasa sebelum kesadaran
pasien kembali penuh, dan semakin meningkat
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan hasil uji
statistik Paired t Test untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh teknik relaksasi imajinasi terbimbing.
Sebelum perlakuan sebanyak 11 (55%) responden
mengalami nyeri sedang dan 9 (45%) responden
mengalami nyeri berat. Setelah diberikan perlakuan
sebanyak 16 (80%) responden mengalami nyeri
ringan, dan 4 (20%) responden mengalami nyeri
sedang. Rata-rata penurunan nyeri setelah diberikan
teknik relaksasi imajinasi terbimbing adalah 3,850.
Hasil uji statistik untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh menggunakan Paired t Test diperoleh nilai
p value = 0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak dengan
seiring dengan berkurangnya pengaruh anestesi.
Nyeri pasca operasi secara serius mengacam proses
penyembuhan
pasien
dengan
menghambat
kemampuan klien untuk terlibat aktif dalam fase
pemulihan,
meningkatkan
komplikasi
akibat
imobilisasi dan rehabilitasi akan tertunda juga.
Hospitalisasi akan menjadi lebih lama jika nyeri
pasca operasi tidak dikontrol10. Hasil analisa
univariat tingkat intensitas nyeri sebelum diberikan
perlakuan yaitu 11 responden dengan nyeri sedang
dan 9 responden dengan nyeri berat. Hal ini sejalan
dengan
penelitian
Aprianto
(2012)
dimana
menyatakan bahwa tingkat intensitas nyeri penderita
hernia sebelum diberikan perlakuan (intervensi)
intensitas nyeri responden menurun yaitu nyeri
paling banyak mengalami nyeri sedang yaitu
ringan sebanyak 13 (65%) responden dan nyeri
mencapai 80%17.
sedang sebanyak 7 (35%) responden. Setelah
Nyeri post operasi merupakan masalah utama
pemberian guided imagery dan nafas dalam tidak
yang menjadi fokus intervensi keperawatan. Peran
ada responden yang merasakan nyeri dengan skala
perawat pada fase post operasi hernia diawali dari
nyeri hebat12.
pengkajian nyeri yang dirasakan klien dengan skala
Imajinasi terbimbing dipilih dalam penelitian
nyeri VDS apakah termasuk nyeri ringan, sedang
ini karena imajinasi terbimbing adalah teknik non
berat atau sangat berat. Hasil pengkajian tersebut
farmakologi yang menggabungkan teknik relaksasi
dapat dijadikan langkah awal dalam memenuhi
nafas dalam, distraksi dan musik menjadi satu.
kebutuhan kenyamanan pasien, dalam hal ini
Responden
menjadi
tindakan penanganan untuk mengurangi intensitas
melakukan
relaksasi
18
nyeri pasien post operasi hernia .
rileks
dan
nafas
tenang
dalam,
saat
diawali
mengambil oksigen di udara melalui hidung, oksigen
Penanganan nyeri dapat dilakukan dengan
masuk kedalam tubuh sehingga aliran darah menjadi
berbagai macam cara yaitu secara farmakologis dan
lancar. Dengan dikombinasikan imajinasi terbimbing
non
dapat
pasien mengalihkan perhatiannya pada nyeri ke hal-
dan
hal yang membuatnya senang dan bahagia sehingga
farmakologis.
dengan
pemberian
Secara
farmakologis
obat-obatan
analgesik
melupakan
dilakukan dengan cara bimbingan antisipasi, terapi
(Prasetyo, 2010). Saat pasien mulai mengalihkan
es dan panas/kompres panas dan dingin, TENS
perhatianya,
(Transcutaneous
memperkuat relaksasi klien sehingga imajinasi dan
Elektrical
Nerve
Stimulation),
distraksi, relaksasi, imajinasi terbimbing, hipnosis,
sugesti
akupuntur, massage, serta terapi musik13.
diinduksikan
Peneliti menggunakan imajinasi terbimbing
sebagai
pengobatan
non
farmakologis
untuk
mengurangi tingkat intensitas nyeri pada pasien post
nyeri
yang
yang
dialaminya14
penenang, sedangkan secara non farmakologis dapat
musik
sedang
berperan
diberikan
dan
lebih
penting
akan
lebih
efektif.
Inilah
untuk
mudah
yang
menyebabkan intensitas nyeri yang dirasakan pasien
post operasi hernia berkurang setelah dilakukan
teknik imajinasi terbimbing19.
operasi hernia. Hasil analisa univariat tingkat
Analisa bivariat untuk mengetahui suatu
intensitas nyeri pasien post operasi hernia setelah
pengaruh dalam penelitian ini menggunakan paired t
diberi perlakuan mayoritas mengalami penurunan
test, Hasil analisa paired t test pada penelitian ini
nyeri dengan hasil responden dengan nyeri ringan
menunjukan ada pengaruh yang signifikan setelah
sebanyak 16 (80%) responden dan nyeri sedang
diberikan teknik relaksasi imajinasi terbimbing
sebanyak 4 (20%) responden. Setelah diberikan
terhadap tingkat intensitas nyeri pasien post operasi
perlakuan tidak ada responden dengan keluhan nyeri
hernia. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
berat. Hal ini sesuai dengan penelitian Patasik
Sucipto (2012) yang menyatakan ada pengaruh
(2013) yang menunjukan bahwa setelah pemberian
teknik guided imagery pada pasien post operasi
guided imagery dan nafas dalam terhadap pasien
section cesarea18. Hasil penelitian menunjukkan
post operasi sectio caesarea, didapatkan tingkat
bahwa
dari
17
responden
yang
mengalami
penurunan nyeri, 9 diantaranya (53%) adalah
Efek imajinasi terbimbing pada nyeri memberikan
perubahan tingkat nyeri dari nyeri sedang ke nyeri
efek rileks dengan menurunkan ketegangan otot
ringan
sehingga nyeri akan berkurang9 .
atau
tidak
ada
nyeri.
Hasil
ini
mengindikasikan bahwa relaksasi guided imagery
bekerja optimal pada tingkat nyeri sedang maupun
Kesimpulan
tingkat nyeri dibawahnya
Dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan
Hasil penelitian lain yang sejalan adalah
bahwa ada pengaruh teknik relaksasi imajinasi
penelitian Gilar (2014) yang menyatakan bahwa ada
terbimbing terhadap tingkat intensitas nyeri pasien
perbedaan yang signifikan intensitas nyeri sebelum
post operasi hernia di ruang Bougenvil RSUD
dan setelah dilakukan intervensi terapi imajinasi
Dr.Soeselo Slawi kabupaten Tegal. Hasil uji statistik
terbimbing pada pasien pasca bedah mayor abdomen
Paired t-test didapatkan p value= 0,000 < 0,05
di RSUD Tugurejo Semarang tahun 201420. Hasil
dengan rata-rata penurunan nyeri setelah diberikan
penelitiannya menunjukan bahwa rata-rata tingkat
teknik relaksasi imajinasi terbimbing yaitu 3,850.
nyeri sebelum diberikan imajinasi terbimbing adalah
7,19, dan setelah Setelah diberikan terapi imajinasi
1
terbimbing intensitas nyeri menjadi 5,38.
Adanya
perbedaan
yang
signifikan
Kepustakaan
ini
berkaitan dengan mekanisme imajinasi terbimbing
2
yang dapat melemahkan psikoneuroimunologi yang
mempengaruhi respon stres, dan berkaitan dengan
teori Gate Control yang menyatakan bahwa “hanya
3
4
satu impuls saja yang dapat berjalan sampai sumsum
tulang ke otak pada satu waktu” dan “jika impuls ini
5
diisi dengan pikiran lain maka sensasi rasa sakit
tidak dapat dikirim ke otak oleh karena itu rasa sakit
berkurang”. Seseorang yang telah menjalani operasi
6
pasti terjadi kerusakan jaringan yang merangsang
noosiseptor untuk mentransmisikan nyeri ke otak
7
namun dengan adanya guided imagery akan
mengurangi transmisi rasa nyeri ke otak sehingga
tingkat nyeri berkurang21.
8
Stimulus yang menyenangkan menyebabkan
pelepasan endorfin (substansi seperti morfin yang
diproduksi oleh tubuh yang menghambat transmisi
impuls nyeri). Pelepasan endorfin ini menghambat
transmisi neurotransmiter tertentu (substansi P)
sehingga terjadi penurunan intensitas nyeri10.
9
Hidayati, R. (2009). Asuhan Keperawatan pada
Kehamilan Fisiologis dan Patologis.
Jakarta: Salemba Medika
Nanda. (2006). Panduan Diagnosa NANDA 20052006: Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:
EGC.
Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong. (2010). Buku
Ajar Ilmu Bedah (3rd Ed). EGC: Jakarta.
Ratu, A.R. & Made, G.A. (2013). Penyakit Hati
Usus, dan Ambeien. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Black, J.M, Hawks J.H,. (2006). Medical Surgical
Nursing, Clinical Management for
Positive Outcomes (8th Ed). Philadelpia:
WB. Saunders Company.
Sugeng, J. & Weni, K. (2010). Asuhan
Keperawatan Post Operasi. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Dermawan, D. & Rahayuningsih. (2010).
Keperawatan Medikal Bedah (Sistem
Pencernaan).
Yogyakarta:
Gosyen
Publising.
Long, Barbara C. (2006). Perawatan Medikal
Bedah (Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan) (3rd Ed). Bandung:
Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan.
Tamsuri, A. (2007). Konsep & Penatalaksanaan
Nyeri. Jakarta: EGC.
10
Potter, P. A. & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan Konsep,
Proses dan Praktek. (Eds.4) (Vols.2).
Jakarta: EGC.
11
Oswari,
E.
(2006).
Penyakit
dan
Penanggulangannya. Jakarta:
Balai
Penerbit FKUI
12
Patasik, C.K. (2013). Efektifitas Teknik Relaksasi
Nafas Dalam Dan Guided Imagery
Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien
Post Operasi Sectio Cesarea DI IRINA
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
ejurnal keperawatan (e-Kp) 1(1).
13
Andarmoyo, S. (2007). Pengaruh Terapi NonFarmakologi (Imaginasi Terbimbing)
Terhadap Tingkat Nyeri Pasien Post
Operasi Sectio Cesarea Pada Ibu
Primipara Hari 1-2 Di Ruang Melati
RSUD Prof. DR. Hardjono Ponorogo.
Diakses 9 Maret 2016, melalui
http://lib.umpo.ac.id.
14
Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses
Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha
Ilmu
15
Amalia, E. (2014). Efektifitas Terapi Imajinasi
Terbimbing dan Terapi Musik Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Pada Pasie Post
Operasi Apendiktomi Akut Di Ruang
Rawat Bedah RSUD DR.Achmad Darwis
Suliki. Jurnal ilmu Kesehatan Afiyah
1(2).
16
Sugiyono. (2009). Metode Penalitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
17
Sucipto, A.Y. (2012). Pengatuh Relaksasi Guided
Imagery Terhadap Tingkat Nyeri Pada
Pasien Pasca Operasi Sectio Caesarea Di
Rumah Sakit Daerah Dr. Soebandi
jember. Diakses 12 Maret 2016, melalui
http://repository.unej.ac.id.
18
Sucipto, A.Y. (2012). Pengatuh Relaksasi Guided
Imagery Terhadap Tingkat Nyeri Pada
Pasien Pasca Operasi Sectio Caesarea Di
Rumah Sakit Daerah Dr. Soebandi
jember. Diakses 12 Maret 2016, melalui
http://repository.unej.ac.id.
19
Beebe, L.H. & Wyatt, T.H. (2009). Guided
imagery & music using the Bonny
method to evoke emotion & access the
unconscious. Journal of Psychosocial
Nursing 47(1).
20
Gilar, M.F. (2014). Perbedaan Efektifitas Terapi
Musik Klasik dan Terapi Imajinasi
Terbimbing
Terhadap
Penurunan
Intensitas Nyeri Pasca Bedah Mayor
Abdomen Di RSUD Tugurejo Semarang.
Diakses 11 Maret 2016, melalui
http://pmb.stikestelogorejo.ac.id.
21
Jacobson, A.F. (2006). Cognitive-behavioral
interventions for IV insertion pain.
AORN JOURNAL, 84(6), 1031-1045
Download