Página (Page)

advertisement
Series:
Secret Church 9
Title:
Rahasia Gereja
Tubuh Kristus
Part:
4
Speaker:
Dr. David Platt
Date:
11 Mei 2010
Text:
"Pesan berikut adalah dari Rahasia gereja, sebuah studi Alkitab oleh Dr David Platt,
pendeta Gereja di Brook Hills."
Gereja menyembah. Mereka taat kepada pengajaran para rasul dan persekutuan untuk
memecahkan roti bersama. Jadi gereja menginjili, membaptis, mengajar, merawat, dan
memecahkan roti, kebanyakan para sarjana berpikir, adalah sebuah acuan untuk Perjamuan
Tuhan di sini, yang merupakan sentral dalam ibadah gereja.
Página (Page) 1
Jadi marilah kita berbicara tentang ibadah. Ibadah adalah aktivitas memuliakan Allah di dalam
kehadiran-Nya dengan suara dan hati kita. Berbicara tentang ibadah di sini, dan saya ingin
benar-benar berhati-hati karena ketika kita berbicara tentang ibadah di gereja, dan ini jelas
menjadi bagian fundamental dari umat Allah dalam Perjanjian Lama, Edmund Clowney
mengatakan, "Ibadah bersama tidak opsional bagi gereja Tuhan. Ini membawa kepada
ungkapan dari hakikat gereja dan memanifestasikan realita persekutuan surgawi di atas bumi ini
"
Jadi ibadah ditetapkan secara alkitabiah. Gereja berumpul bersama-sama untuk beribadah.
Tetapi apa yang terjadi, bagaimana yang terlihat, apa jenis musik atau apa jenis ini atau itu, ada
begitu banyak kefleksibelan secara kultural dalam gambaran ini, jadi apa yang tidak ingin saya
lakukan adalah berbicara tentang cara kita melihat ibadah di sini dan bahkan mungkin
menyerang beberapa hal yang mungkin belum kita sadari mungkin menghilangkan tanda. Tetapi
saya ingin kita melihat hanya beberapa - komponen dasar dari gereja adalah ibadah, yaitu
Perjamuan Kudus, adalah Perjamuan kudus Tuhan, dan kemudian beberapa nilai-nilai
fundamental dalam
ibadah gereja,
komponen-komponen yang
sedemikian mendasar,
Perjamuan Kudus.
Baptisan menunjukkan identifikasi awal kita dengan Kristus di gereja. Perjamuan kudus
merayakan identifikasi kita yang terus-menerus dengan Kristus di gereja. Inilah
yang kita
lakukan secara teratur. Baptisan adalah upacara pernikahan yang telah kita bicarakan. Baptisan
adalah perayaan yang terus-menerus dari hubungan kita dengan Allah melalui Kristus. Dan
Saudara melihatnya ditetapkan oleh Kristus di dalam Lukas 22 dan catatan Injil yang lain, dan
kemudian 1 Korintus 11, Paulus berbicara tentang hal itu.
Kita akan membicarakan tentang Perjamuan kudus ini seperti yang kita lakukan dalam baptisan,
ada pertanyaan-pertanyaan yang berbeda tentang Perjamuan kudus. Siapa yang harus
berpartisipasi di dalam Perjamuan kudus? Orang-orang percaya yang terlibat di dalam pekerjaan
Kristus, merekalah yang mengambil bagian dalam Perjamuan kudus. Inilah makanan bagi orangorang percaya. Justru ketika gereja berkumpul bersama-sama. Baiklah, orang-orang yang tidak
percaya, apa artinya? Mereka adalah orang-orang yang benar-benar ditinggalkan? Baiklah, ya.
Bukan mereka, dan mereka tidak mengambil bagian dalam perjamuan kudus, tetapi bukan
berarti mereka benar-benar ditinggalkan. Saya pikir orang-orang yang belum percaya melihat
karya Kristus ketika mereka menyaksikan Perjamuan kudus. Jika orang yang belum percaya
berada di dalam sebuah pertemuan ibadah gereja, maka mereka tidak boleh ikut makan roti
perjamuan.
Página (Page)2
Misalnya, seorang anak yang belum percaya kepada Kristus, orang tua tidak hanya merasa
kasihan kepada mereka lalu memberikannya kepada mereka. Bagaimanapun roti perjamuan
tidak baik untuk mereka. Ajarkan kepada mereka kalau perjamuan kudus itu serius. Dan
memberitahu mereka apa yang sedang mereka lihat, dan itu baik. Setiap kali kita merayakan
Perjamuan kudus di sini saya katakan kepada orang-orang belum percaya di tengah-tengah kita,
"Kami ingin Saudara melihat orang-orang yang telah menemukan hidup kami di dalam kematian
Kristus, dan ini merupakan pusat perayaan kita akan dia."
Di mana seharusnya kita mengadakan Perjamuan kudus? Satu-satunya persyaratan alkitabiah
adalah di pertemuan gereja. Perjamuan kudus bukan sesuatu yang kita lakukan secara
individual. Tiga kali Paulus berbicara tentang dimana seharusnya mengadakan perjamuan kudus
yaitu ketika Saudara berkumpul bersama-sama, ketika Saudara berkumpul bersama-sama,
ketika Saudara datang bersama sebagai gereja. Ini bukan sesuatu yang Saudara lakukan
sendiri, secara pribadi. Perjamuan kudus kita lakukan di depan umum, bersama-sama, sebagai
gereja.
Kapan sebaiknya kita mengadakan Perjamuan kudus?
Dalam hal ini, kita tidak melihat
persyaratan yang khusus: Saudara perlu melakukan perjamuan kudus berkali-kali atau ini atau
itu. Perintah ini sering diamati, sering diamati. Ini adalah pusat. Paulus mengatakan sesering
Saudara makan roti perjamuan ini,
sesering
Saudara meminumnya.
Jadi seringlah
mengamatinya. Sekarang, pertanyaannya adalah, beberapa orang bertanya, "Apakah setiap
minggu?" Mungkin kita berasal dari latar belakang dimana Perjamuan kudus dirayakan setiap
minggu, setiap kali gereja berkumpul bersama-sama. Di dalam Kisah Rasul 27, dari hari pertama
minggu itu, mungkin mengisyaratkan kemungkinan gambaran ini, bahwa mungkin harus setiap
minggu. Orang lain yang tidak berpartisipasi dalam Perjamuan kudus mingguan berkata, "Nah,
bagaimana jika - baik, apakah ini hanya semacam - rutinitas, tidak menjadi sesuatu yang khusus
seperti Saudara melakukannya - jika Saudara sering melakukannya" Ya, kenyataannya adalah
kita bisa memuji Tuhan setiap waktu dan itu tidak menjadi rutinitas. Atau, setiap kali kita
mengajarkan Firman Tuhan, tetapi itu bukan rutinitas. Jadi saya tidak berpikir kita harus
mengaturnya seperti itu, dimana mungkin baik untuk benar-benar sering mengamati. Bagaimana
kalau setiap minggu? Ini tidak ditentukan pasti, tetapi harus teratur dalam ibadah gereja,
bagaimanapun harus dilakukan secara teratur di dalam ibadah gereja.
Bagaimana seharusnya kita memahami Perjamuan kudus? Kesalahpahaman tradisional - dan
disinilah kita berbeda dari pria dan wanita Katolik, disinilah saya ingin mengatakan bahwa
kesalahpahaman tradisional itu bahkan lebih penting dari sebuah perbedaan, lebih ekstrim dari
Página (Page) 3
perbedaan
beberapa
hal
yang
kita
bicarakan
terdahulu
seperti
misalnya
baptisan.
Kesalahpahaman tradisional: Sebuah perubahan - bahwa di dalam Perjamuan kudus ada
perubahan substansi yang menghasilkan keselamatan. Istilah teologis $ 2,00 ini, dan saya
mengutipnya dari katekismus Gereja Katolik, merupakan transubstansiasi, yaitu adanya
perubahan substansi. Dan apa yang terjadi adalah di dalam ajaran resmi di sini, gambarannyan
adalah di dalam mengikuti Perjamuan kudus serta ikut ambil bagian di dalam sakramensakramen lainnya, dimana kasih karunia tersebut dimasukkan ke dalam diri Saudara di dalam
proses, yang menyebabkan ikut mengambil bagian dalam Ekaristi, Perjamuan kudus, sangat
penting. Konsili Trent menyimpulkannya, karena perjamuan kudus adalah dimana - ini adalah
bagian dari apa Reformasi itu. Mereka berkata, "Tidak" - para reformis itu mengatakan, "Tidak,
tidak, tidak. Ini bukan sesuatu yang kita lakukan dalam rangka untuk mendapatkan kasih
karunia. Ini adalah sesuatu yang kita lakukan untuk merayakan kasih karunia " Dan Konsili Trent
mengatakan, "Jika seseorang mengatakan bahwa hanya oleh iman saja orang berdosa
dibenarkan sehingga dapat berarti bahwa tidak ada lagi yang diperlukan untuk bekerja sama dan
untuk mendapatkan kasih karunia pembenaran, biarkan dia menjadi seorang Kutukan. Biarkan
dia dihukum." Seperti.itulah reformasi itu, di bagian yang jauh, tentang, tentang fakta bahwa kita
tidak mendapatkan anugerah pembenaran. Ini adalah kasih karunia karena sulit didapat.
Pembenaran adalah anugerah karena diberikan.
Jadi ini bukan perubahan substansi di mana tubuh dan darah Kristus - dan kita perlu memiliki
kasih karunia ini yang dimasukkan ke dalam diri kita. Pemahaman Alkitab ini adalah makanan
simbolis yang mencerminkan keselamatan. Kita diselamatkan oleh iman saja, kasih karunia
sendiri melalui iman saja. Roma 4, Galatia 1, ketika Yesus berkata, "Inilah tubuh-Ku" - dan Ia
mengatakan bahwa pada poin-poin lainnya - bahwa, "Akulah pintu. Akulah pohon anggur.
Akulah Terang dunia " Dia menunjukkan kepada kita simbol-simbol, gambaran dari realita yang
jauh lebih besar.. Jadi kita ingin memastikan untuk menghindari kesalahpahaman tersebut.
Mengapa kita harus merayakan Perjamuan kudus? Empat kali lipat alasan.
Ingatlah tubuh
Yesus dan darah Yesus. Dan Saudara mengambil roti, Saudara mengambil cawan, Saudara
ingat. Perjamuan kudus bukan membayangkan sesuatu, menyalurkan, bermimpi, bermeditasi.
Perjamuan kudus adalah tentang memfokuskan pikiran kita pada masalah yang nyata di dalam
sejarah ketika Kristus memberikan tubuh-Nya dan menumpahkan darah-Nya bagi dosa-dosa kita
untuk pengampunan dosa-dosa kita. Jadi kita ingat tubuh Yesus dan darah Yesus.
Dan kemudian kita mengikuti Perjamuan kudus untuk merefleksikan, untuk merefleksikan dosadosa kita. Itulah sebabnya mengapa Paulus berbicara di dalam 1 Korintus 11 tentang tidak
Página (Page)4
mengikuti perjamuan kudus dengan santai, tetapi ujilah hidup Saudara sebelumnya. Jadi kita
merenungkan dosa kita dan kita merenungkan janji-Nya. Keindahannya adalah, karena kita
merefleksikan dosa-dosa kita, keindahannya di dalam Perjamuan kudus adalah kita diingatkan
kembali dan merefleksikan diri atas fakta bahwa Dia telah mengampuni kita dan Dia telah
menyatakan kita bersalah dan hati nurani kita bersih dan kesalahan kita dihapuskan.
Maka dalam arti yang sangat riil kita berpesta atas pengampunan-Nya, atas kesetiaan-Nya
kepada kita. Seperti kita ingat Dia, Dia mengingatkan kita, "Kamu adalah milik-Ku, dan kamu
diampuni, dan dibersihkan."
Jadi refleksikan, ingatlah, kita memperbarui dan memperbarui
komitmen kita kepada Kristus dan komitmen kita satu sama lain. Inilah yang benar-benar Paulus
bicarakan di dalam 1 Korintus 10 dan 11, karena mereka mengikuti Perjamuan kudus dengan
cara dimana mereka megakhirinya dengan mengabaikan saudara-saudara mereka di dalam satu
tubuh dan memperlakukan mereka dengan tidak baik, sehingga ketika kita berkumpul bersamasama untuk mengikuti Perjamuan Kudus, ini merupakan gambaran persatuan kita bersama, dan
kita memperbarui komitmen kita satu sama lain setiap kali kita melakukannya.
Dan kita bersukacita.
Kita mengikuti Perjamuan kudus untuk bersukacita karena Ia telah
melepaskan kita dari dosa kita. Jadi kita, Saudara tahu, kadang-kadang kita mengikuti
Perjamuan kudus dan benar-benar muram dan setiap orang berjalan pergi dengan muka
tertunduk, "Ya, kita melakukan Perjamuan kudus hari ini," seperti, tidak.
Ya, kita merenungkan dosa-dosa kita, tetapi kita merenungkan fakta bahwa Ia membebaskan
kita dari dosa-dosa tersebut dan Dia datang kembali. Paulus mengatakan bahwa ketika kita
mengikuti Perjamuan kudusTuhan kita memberitakan kematian Tuhan sampai Ia dating kembali.
Saudara lihat Wahyu 19, ada perjamuan pernikahan Anak Domba yang datang, dan kita
menantikan hari ketika Yesus datang kembali dan kita menikmati makanan bersama dengan
Dia. Jadi ini sebuah perayaan. Kita tidak hanya menutup Perjamuan kudus Tuhan dengan
kesedihan. Tidak, ini perayaan. Jadi ini adalah dasar, dasar, dalam ibadah gereja.
Kemudian apa yang saya masukkan di sini sedikit berbeda - saya pikir lima - nilai yang berbeda
di dalam ibadah gereja. Sekali lagi, saya ingin mengatakan, apa yang Alkitab katakan adalah
penting? Dan kemudian bagi kita untuk memikirkan melalui budaya yang berbeda, bagaimana
yang terbaik untuk melakukannya? Tetapi ada beberapa nilai fundamental, nomor satu,
kerendahan hati, dan saya memasukkan Wahyu 19 di sini karena ini adalah gambaran ibadah
kekal yang dipimpin. Suara himpunan besar orang banyak di sorga berteriak, "Haleluya!
Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita, sebab benar dan adil
Página (Page) 5
segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang
merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hambahamba-Nya atas pelacur itu." Ini adalah referensi untuk Babel dan gambaran keduniawiannya.
Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selamalamanya." Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan
menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."
Maka kedengaranlah suatu suara dari takhta itu: "Pujilah Allah kita, hai kamu semua
hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!" Lalu aku mendengar
seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru
guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah
menjadi raja. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena
hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Dan
kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan
yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orangorang kudus.)
Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke
perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar,
perkataan-perkataan dari Allah."
Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk
menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah
hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus.
Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat."
Bagaimana gambarannya,kebesaran Allah sebagai pusat ibadah. Inilah yang saya sukai dari
kutipan Tozer di sini.
Menurut pendapat saya, satu-satunya kebutuhan besar saat ini adalah sukacita,
agamawan yang dangkal disambar dengan visi Allah, yang tinggi dan diangkat
dengan kereta-Nya memenuhi Bait Allah. Seni suci dari ibadah tampaknya telah
hilang seperti kemuliaan Shekinah dari tabernakel. Sebagai akibatnya, kita
dibiarkan dengan perangkat kita sendiri dan dipaksa untuk melengkapi
Página (Page)6
kekurangan ibadah spontan di dalam gereja dengan membawa kegiatan yang
terhitung murah dan menyolok untuk menarik perhatian orang-orang gereja.
Dan saya ingin mengusulkan kepada Saudara bahwa kebesaran Allah lebih dari cukup untuk
menarik perhatian kita, membangkitkant kasih sayang kita, dan memimpin kita untuk
merendahkan diri memuja Allah dan menyembah. Kebesaran-Nya, itulah yang memikat kita
dalam ibadah. Menyembah Allah itu menyenangkan, tetapi ini masalah kerendahan hati. Dan
orang yang belum rendah hati di hadapan Allah tidak akan pernah menjadi penyembah Tuhan
sama sekali. Dia mungkin anggota jemaat yang terus mematuhi aturan dan disiplin dan
persepuluhan dan pergi ke konferensi-konferensi, tetapi dia tidak akan pernahmenjadi pemuja
sampai dia sungguh-sungguh mau merendahkan hatinya.
Ini adalah realita Alkitab yang menyeluruh. Allah merindukan penyembahan kita. Dialah yang
tertinggi, dan Ia merindukan penyembahan kita. Dia menyusun musik sepanjang sejarah untuk
menampilkan kemuliaan-Nya, untuk menempatkan kemuliaan-Nya di pusat dari segala sesuatu.
Saudara bukan di pusat alam semesta Allah.
Saya bukan di pusat alam semesta Allah.
Tuhanlah yang berada di pusat alam semesta, dan Ia merancangnya seperti itu sehingga
semuanya berputar di sekitar kebesaran-Nya. Allah meninggikan Tuhan. Dan jika ini tampak
seperti egois, Saudara mungkin bertanya-tanya, "Baiklah, saya tidak tahu. Saya pikir "- seperti,
siapa lagi yang akan Saudara agungkan? Karena apapun yang lahir ia meninggikan seseorang
atau sesuatu yang lain, Ia bukan lagi satu-satunya yang sangat layak ditinggikan, tetapi Dialah
satu-satunya yang layak ditinggikan. Keindahannya adalah - dan proses Allah menyusun musik
sejarah untuk menampilkan kemuliaan-Nya, dan Dia menahbiskan gereja untuk menikmati
kemuliaan-Nya, dan inilah gambaran di dalam Wahyu 19.
Ini bukan pemandangan yang membosankan. Maksud saya, ini adalah umat Allah yang
terpesona dan menikmati kemuliaan Allah. Kadang-kadang orang mengatakan, Saudara tahu,
datang ke sebuah pertemuan ibadah gereja, dan orang-orang mengatakan, “Baiklah, ini bukan
tentang kita.” Baiklah, dalam pengertian itu benar karena ya, kita berpusat pada Tuhan, tetapi ini
benar-benar tentang kita. Menikmati kemuliaan-Nya, itulah ibadah. Inilah umat Allah yang
mencintai kemuliaan Allah dan berkenan pada kemuliaan Allah jauh lebih daripada kita
menyenangi hal-hal lain.
Tuhan, isilah kasih sayang kami untuk Engkau seperti yang kami lihat dalam Mazmur dan
Yesaya dan Zefanya saat kami memuji Engkau. Allah menginginkan penyembahan kita dan
Allah layak menerima penyembahan kita. Lihatlah kebesaran Tuhan. Dan seluruh Wahyu 19, di
Página (Page) 7
mana ibadah gereja yang dipimpin. Dialah Juruselamat. Keselamatan di sini. Dia adalah mulia.
Semua kemuliaan adalah milik-Nya. Haleluya seluruh perikop ini adalah pujian kemuliaan bagi
TUHAN.
Dia mulia. Dia mahakuasa. Semua kuasa adalah milik-Nya. Dia adalah benar, dan Dia adil. Ada
pujian yang diberikan kepada Allah untuk keadilan-Nya, bahkan penebuisan-Nya atas kejahatan.
Dia seorang hakim yang benar dan adil. Dia kekal. Dia kekal. Dan Dia perkasa. Saya suka ini.
Ketika Yohanes menulis, "Tuhan Allah kita yang Mahakuasa yang memerintah" - kaisar Romawi
Domitianus telah memberi dirinya sendiri gelar Tuhan dan Allah kita, sepertinya orang yang
perkasa. Dan kemudian Yohanes sedang berada di pembuangan di pulau Patmos, dibuang oleh
Domitianus, dan Yohanes bertekad, "Saya akan menunjukkan siapa Allah kepada Saudaraku ini,
dan sembilan waktu yang berbeda di dalam Wahyu." Ini hanya digunakan satu kali di waktu
yang lain di dalam Perjanjian Baru, ini gelar istimewa bagi Allah, tetapi Yohanes membuat jelas
seluruh Kitab Wahyu bahwa Dia adalah Tuhan dan Allah yang maha kuasa.
Dia perkasa. Dia berdaulat. Dia kudus. Jadi saya ingin mengingatkan kita bahwa kita dapat
mencoba mengisi ibadah kita dengan segala macam hal yang berbeda. Orang-orang tidak haus
akan kemegahan musik kita. Mereka tidak haus akan kemegahan drama kita. Mereka tidak haus
akan kemegahan keadaan kita. Mereka haus akan kemegahan Allah dan kebutuhan untuk
mencari Allah.
Lihatlah sukacita umat Allah di dalam ibadah. Kita menghormati-Nya. Saudara yang takut akan
Dia - tidak, ibadah bukanlah hal yang membosankan di gereja. Kita menghormati-Nya. Kita
bersukacita di dalam Dia dan kita siap bagi-Nya. Pengantin wanita telah siap sedia. Ketika kita
berkumpul dan beribadah bersama sebagai gereja, sepertinya seharusnya diisi dengan rasa
pengharapan surgawi dari hari ketika kita akan melihat Dia dalam kepenuhan-Nya dan
menikmati Dia dalam segala kemuliaan-Nya. Ini hanyalah sebuah pendahuluan. Ini adalah
rasadari penyembahan kepada Allah yang akan mengisi seluruh kekekalan. Jadi, akhirnya, Allah
menarik kita. Dia merindukan. Dia layak menerima pujian. Dia menarik kita bagi Diri-Nya sendiri
di dalam ibadah.
Berhati-hatilah terhadap perangkap dosa dan penyembahan manusia. Dan kita benar-benar
melihat sekilas dengan cepat tentang hal ini di dalam Wahyu 19, bahaya dari ketaatan yang
salah. Yohanes terjatuh di kaki malaikat dan malaikat itu berkata, "Jangan lakukan itu. Tetaplah
fokus pada Allah." Apakah mungkin, dalam ibadah gereja, untuk tidak berfokus pada Allah tetapi
berfokus kepada hal-hal lain atau orang lain?
Apakah kita mulai menyembah gaya musik
Página (Page)8
tertentu?
Apakah kita mulai menyembah orang-orang tertentu yang menyanyi atau tokoh
tertentu yang berkhotbah atau mulai beribadah, ibadah itu sendiri?
Sadarilah akan bahaya
ketaatan yang salah, bahaya dari motif yang salah arah, motif yang salah arah.
Kita perlu memastikan bahwa gambaran tersebut adalah semua yang kita inginkan lebih dari apa
pun, bukan untuk hal-hal lain, bukan sebagai sarana untuk mencapai tujuan apapun. Tuhan
adalah akhir. Bahaya keberhasilan disalahpahami - kita harus berhati-hati untuk tidak dudukduduk dan menghakimi, "Baiklah, seberapa baik Saudara pikir ibadah penyembahan adalah
dengan ini atau itu atau ini atau itu" Pertanyaannya adalah seberapa baik yang Allah pikirkan
tentang penyembahan dan gereja?
Percayalah kepada kuasa dari ibadah yang berpusat kepada Allah. Oh, ini adalah - Allah Bapa
mencari kita untuk menyembah. Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin
Anak Domba. Di dalam Yohanes 4 Yesus berkata, "Bapa sedang mencari orang untuk
menyembah Dia." Oh, saya suka ini, terutama ketika Saudara berpikir tentang percakapan
umum selama bertahun-tahun sekarang di gereja tentang pencari-penyembahan yang peka,
dengan menjadi pencari - peka terhadap orang-orang yang mencari Allah. Nah, masalahnya
adalah Roma pasal 3 mengatakan tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Jadi jika kita peka
terhadap para pencari dan tidak ada yang mencari Allah, maka itu berarti kita peka kepada siapa
pun di gereja. Sepertinya, ini radikal tetapi mungkin bukan jenis radikal yang kita cari. Siapa
yang mencari di sini? Allah yang sedang mencari, sehingga dalam ibadah kita alur ceritanya
adalah untuk kebesaran-Nya. Kita menunjukkan Dia. Dialah yang mencari. Mari kita
menunjukkan kasih-Nya dan kasih karunia-Nya dan murka-Nya dan keadilan-Nya dan belas
kasihan-Nya dan keajaiban-Nya, dan ketika kita melakukan semua ini, Ia akan mengurus
pencarian tersebut. Dan Dia akan melakukannya dengan baik, jadi mari kita peka kepada-Nya.
Dialah yang mencari kita untuk menyembah. Anak Allah memampukan kita untuk beribadah.
Bagaimana kita memiliki pakaian yang bagus di dalam Wahyu 19? Oleh darah Kristus. Roh
Allah mengarahkan kita di dalam ibadah. Roh-Nya yang melakukan hal ini. Seorang ayah
mencari anaknya. Anaknya yang menyanggupkan. Roh Allah yang mengarahkan kita. Jika kita
mencari kebesaran Allah, apa yang akan kita biarkan di dalam ibadah kita? Mungkin hal yang
menyenangkan. Hal yang menghibur. Bahkan mungkin mendapatkan kerumunan besar. Hal
yang mungkin emosional, tetapi akan menjadi hampa: Kerendahan hati.
Kedua: Komunitas. Jelas kita tidak berbicara tentang - Saudara tahu, Perjanjian Baru berbicara
tentang bagaimana setiap hari, setiap saat, segala sesuatu yang kita lakukan adalah kita
Página (Page) 9
menyembah. Tetapi ini berbicara tentang bagaimana - apa yang terjadi ketika kita berkumpul
bersama-sama. Gereja mengumpulkan bersama-sama dengan tujuan penyembahan secara
bersama-sama, ibadah komunal, ibadah bersama.
Dan saya menempatkan di sini - baiklah, Nehemia 12 adalah sebuah perikop yang kaya akan
masalah ibadah - Nehemia 12:27-47. "Karena umat Allah" - dan singkatnya, karena kita tidak
akan bisa membaca semua ini. Mereka telah membangun kembali tembok di sekitar Yerusalem.
Mereka diejek pada waktu membangunnya. Mengapa, orang-orang dari negara-negara lain
mengatakan, "Kamu akan membangun kembali tembok ini? Bahkan rubahpun tidak bisa berjalan
di dinding ini."
Dan di dalam Nehemia 12, mereka berkumpul bersama-sama, dan mereka
mendapatkan setiap musisi, semua orang yang terlibat, dan mereka mengatakan,"Kita akan
merayakan." Mereka telah membangun kembali tembok.. Dan apa yang mereka lakukan adalah
mereka memanjat
tembok dan mereka mulai berbaris mengelilingi tembok tersebut.
Dan
mereka menyanyikan puji-pujian kepada Allah. Mereka merayakan satu sama lain.
Ini yang kita lakukan dalam ibadah. Ibadah bersama adalah kenikmatan publik tentang siapa
Allah itu. Saudara tahu, bacalah ayat-ayat di dalam Nehemia 12. Mereka mempersembahkan
puji-pujian dengan penuh sukacita dan keras. Mereka secara umum
menikmati Allah,
merayakan Tuhan. Bersama-sama merupakan ucapan syukur secara umum untuk semua yang
telah Allah lakukan. Berkali-kali saat mereka berbaris di sekeliling tembok, mereka bersyukur
kepada Tuhan atas apa yang telah Ia lakukan.
Jadi di dalam ibadah kita merayakan satu sama lain. Kita ikut ambil bagian satu sama lain.
Saudara dengarkan Nehemia 12:31-37 - Saudara hanya melihatnya saja. Ada banyak sekali
nama-nama di sana. Nama-nama dari semua orang yang berbeda-beda. Saudara tidak bisa
mengucapkan setengah dari banyaknya nama-nama mereka. Semua orang-orang yang
berbeda-beda datang bersama-sama di dalam gambaran ini, ada laki-laki, perempuan, anakanak semuanya datang bersama-sama. Ketika komunitas berkumpul bersama-sama untuk
menyembahh, kita menghindari sikap individualistis. Sekarang, ya, masih ada individu-individu
yang disebutkan di sini, tetapi penekanannya adalah pada bagaimana mereka semua datang
bersama-sama dalam hal ini. Kadang-kadang seorang pemimpin ibadah yang ditunjuk akan
datang untuk sekelompok orang dan mereka berkata, "Baiklah, saya hanya ingin Anda, selama
beberapa menit berikutnya, hanya semacam menggambar sebuah kotak di sekitar diri Anda
sendiri dan berpura-pura seperti tidak ada orang lain di sekitar Anda." Bukan, jangan lakukan
itu. Ada tempat untuk itu, yang disebut lemari doa. Tetapi kita bersama-sama karena satu
alasan. Seperti, apa yang sedang dipikirkan orang yang duduk di sebelah Saudara? "Baiklah,
Página (Page)10
hanya, oke, berpura-pura seperti saya tidak ada di sini. Saudara berpura-pura seperti Saudara
tidak ada disana." Seperti, Bukan. Kita sebuah komunitas. Kita dalam hal ini bersama-sama.
Semua orang, kita menolak pendekatan penonton. Inilah yang - kita mungkin berada dalam
banyak bahaya dalam cara kita bahkan menyusun sebuah bangunan seperti ini, karena kita
mulai memupuk sebuah gambaran penonton bukan sebuah gambaran bahwa kita semua adalah
jemaat yang beribadah bersama-sama. Kita menguatkan satu sama lain.
Maksud saya, ini seluruh adegan di dalam Nehemia 12, Saudara hanya bisa membayangkan
menjadi bagian di dalamnya, dan Kolose 3, Efesus 5, melakukan hal yang sama. Ya, saya
menyukai kelas satu - dia berumur 14, 15, dan 16 tahun. Apa yang harus saya lakukan? Saya
akan berdoa dengan rohku, tetapi saya akan berdoa dengan pikiran saya juga. Saya akan
menyanyikan pujian untuk rohku dan bernyanyi dalam pikiran saya juga, sebaliknya jika Saudara
bersyukur dengan roh Saudara bagaimana bisa seseorang di posisi diluar mengatakan "amin"
atas pengucapan syukur Saudara ketika ia tidak tahu apa yang Saudara katakan?
Jadi apa yang Paulus lakukan adalah mengatakan, "Berbicaralah dengan suara keras, yang
dapat dimengerti, apa yang Tuhan lakukan. Ucapkan syukur sehingga orang lain bisa
mengaminkan.”
Sepertinya, Ini adalah kasus alkitabiah untuk mengaminkan seluruh gereja.
Oke, jadi seperti, mari kita mengambilnya dan menjadi alkitabiah, apakah itu baik-baik saja? Mari
kita bersama-sama ikut ambil bagian dan memberikan umpan balik.
Tetapi jangan
melakukannya terlalu banyak karena kita bisa berada di sini sampai pukul 2:00. Kita saling
menguatkan satu sama lain. Kita mengekspresikan atau mempersatukan.
Sekarang, apa yang saya ingin Saudara lihat di sini adalah Nehemia 8:1 yang berbicara tentang,
"Mereka datang serentak dan mereka bersatu di sekitar kitab Taurat Musa, Firman Tuhan." Dan
kemudian Nehemia 12 adalah ungkapan dari Nehemia 8:1. Dan ini adalah kunci karena jika kita
tidak hati-hati kita akan mulai melihat ke bentuk-bentuk ibadah untuk menyatukan kita, dan kita
tidak akan mendengarkan lagu-lagu yang kita sukai, atau musik yang kita suka, atau ini atau itu,
dan akan mulai membawa perpecahan dalam gereja.
Dan, maksud saya, berapa banyak gereja-gereja yang terpecah belah? Atau berapa banyak
orang di gereja marah karena, baiklah, ibadah kita tidak bisa menyatukan kita lagi, musik kita
tidak menyatukan kita lagi? Kenyataannya adalah kita mengharapkan musik untuk melakukan
apa yang hanya dapat dilakukan Injil. Injillah yang menyatukan kita, dan di dalam ibadah kita
Página (Page)
1
1
mengungkapkan kesatuan kita. Bentuk-bentuk ibadah tidak menciptakan kesatuan. Kita yang
mengungkapkan kesatuan. Kita membangun kesinambungan dengan gereja sepanjang sejarah.
Saya suka ini. Dengarkan ini: "Karena merekalah yang melakukan tugas pelayanan bagi Allah
mereka dan tugas pentahiran, demikian juga para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang,
sesuai dengan perintah Daud dan Salomo, anaknya. Karena sudah sejak dahulu, pada zaman
Daud dan Asaf, ada pemimpin-pemimpin penyanyi, ada nyanyian pujian dan nyanyian syukur
bagi Allah.”
Dan gambarannya adalah, mereka menyembah menurut hal-hal yang telah terjadi
jauh sebelum mereka.
Kita harus benar-benar berhati-hati, terutama dalam kecenderungan
kontemporer dan macam-macam penyembahan, tidak membuang apa yang telah dilakukan
saudara-saudara kita selama bertahun-tahun dan generasi-generasi sebelum kita.
Ada
kecocokan di dalam memastikan untuk membangun kesinambungan dengan gereja yang berlalu
sebelum kita.
Akhirnya, kita terlibat bersama dalam peperangan rohani, hanya berbaris di sekitar dinding di
sini. Dan Saudara melihat 2 Tawarikh 20, Saudara melihat gambaran Yosafat yang pergi
berperang dan paduan suara ada di garis depan. Sepertinya, paduan suara, paduan suara
menyanyikan lagu di garis depan. Saudara bisa membaca Kisah Para Rasul 16, Paulus dan
Silas berada di penjara. Apa yang mereka lakukan? Mereka menyanyikan himne. Mereka
menyanyikan himne, maka gempa bumi dan segala sesuatu bergoncang dan porak poranda.
Maksud saya, menyanyikan beberapa himne yang bagus. Ya, ini adalah gambaran ketika kita
bernyanyi kita menyerukan kemuliaan Allah dan bumi dan surga dan mengungkapkannya
dengan kata-kata, maksud saya, menyatakan kebesaran-Nya. Inilah yang kita lakukan sebagai
komunitas dalam ibadah.
Kejelasan, selanjutnya. Kita telah berbicara banyak tentang - mengajar sehingga kita benarbenar membahasnya dengan cepati. Ibadah gereja meliputi irama wahyu dan respon. Kita sudah
membicarakan hal ini. Allah menyatakan Diri-Nya dan kita meresponi. Itulah ibadah Kita melihat
ini di seluruh Alkitab, wahyu Allah. Dia menyatakan Diri-Nya dengan jelas di dunia. Jim
sebelumnya mengutip dari Mazmur 19 dan kemudian Ia menyatakan Diri-Nya secara
komprehensif di dalam Firman. Jadi Firman-Nya adalah wahyu-Nya. Jadi bahkan tidak hanya di
dalam apa yang kita ajarkan di gereja, tetapi juga apa yang kita nyanyikan, apa yang kita
doakan. Firman Tuhan adalah pusat. Pernyataan-Nya adalah pusat. Mengapa? Karena Firman
Tuhan itu lengkap. Firman Tuhan itu sempurna, dikatakan dalam Mazmur 19:7-11. Firman
Tuhan itu sempurna. Firman Tuhan iturelevan. Firman Tuhan membuat kita bijaksana. Firman itu
Página (Page)12
adalah baik. Firman itu jelas. Firman Tuhan itu kekal. Firman Tuhan itu berlangsung selamalamanya. Dan Firman Tuhan itu benar.
Jadi, ini adalah wahyu Allah. Dan bagaimana kita meresponinya? Baiklah, Firman Tuhan
mengubahkan kita, sehingga Firman Tuhan berkarya dalam hal ini. Firman Tuhan mengubah
kita. Inilah yang diajarkan Mazmur 19:7-11. Firman Tuhan membuat kita bijaksana. Firman
Tuhan memuaskan kita. Firman Tuhan manis rasanya. Firman Tuhan itu menerangi kita. Firman
Tuhan membuat kita terpesona. FirmanTuhan menghasilkan hormat bagi Allah. Khususnya di
dalam Nehemia pasal 8. Firman itu membuat kita benar. Ini sangat berharga. Inilah karya dari
ibadah.
Firman Allah membangkitkan penyembahan kepada Allah. Ketika Firman tidak ada di dalam
ibadah kita, maka akan menghasilkan respon kita. Apa yang kita responi?
Lagu yang
mengagumkan, nada yang mengagumkan, lirik yang mengagumkan, pembicara yang
mengagumkan, itulah yang dihasilkan. Dan hasilnya menyenangkan diri sendiri karena
kenyataannya adalah, tanpa wahyu Allah, siapa yang kita sembah? Diri kita sendiri. Ketika
Firman Tuhan nyata di dalam ibadah kita, meskipun, respon kita adalah otentik. Kita meresponii
kebenaran ilahi dan hasilnya menyenangkan Tuhan.
Nilai-nilai selanjutnya di dalam ibadah gereja: Kejujuran. Ibadah gereja membutuhkan kejujuran
di hadapan Tuhan dan sesama. Ini adalah percakapan Yesus dengan wanita di sumur dalam
Yohanes 4 di mana wanita tersebut pada dasarnya hampir semacam menutupi masa lalunya,
dan Yesus menghadapkan dia tentang masa lalunya.
Kita tidak bisa beribadah tanpa bersikap jujur kepada Allah. Yesus berkata, "Pergilah. Panggillah
suamimu dan datanglah kembali.” Perempuan itu berkata,"Terima kasih sudah bertanya. Saya
tidak mempunyai suami.” "Baiklah, karena engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada
sekarang padamu, bukanlah suamimu.” Yesus tidak bertele-tele. Jadi apa poinnya di sini? Dan
inilah kesepakatannya: Di seluruh kitab ini kita melihat orang-orang mencoba untuk menyembah
Allah tanpa bersikap jujur dengan Allah tentang dosa mereka. Ini terjadi sejak dari awal di dalam
Kejadian 3 setelah dosa masuk ke dalam dunia. Ini adalah bagian menakutkan dalam Maleakhi
1 dan 2 ketika Allah pada dasarnya berkata, "Aku akan melemparkan kotoran ke mukamu,"
karena mereka menyatakan menyembah Tuhan tetapi tidak melakukan apa-apa terhadap dosa
yang mengisi kehidupan mereka. Apakah itu mungkin bagi kita? Apakah mungkin bagi kita,
kadang-kadang berkumpul bersama sebagai gereja dan menembus gerakan-gerakan dan tidak
Página (Page)
1
3
pernah benar-benar jujur kepada Tuhan dengan dosa yang sedang kita pergumulkan di dalam
hidup kita?
Sekarang, mengapa Yesus hampir saja menyerang hal yang peka di sini di dalam percakapan
dengan wanita di sumur tersebut? Jangan lewatkan itu. Itulah sebabnya mengapa baik untuk
bersikap jujur dengan Allah, karena Yesus menginginkan untuk menutupi dosa-dosa kita. Dosa
harus diungkapkan karena Yesus telah mati untuk dosa-dosa kita. Dia telah menutupinya. Dan
Yesus rindu untuk menghibur kita dalam kesedihan kita. Wanita ini terluka, dan intinya adalah
untuk membawa mereka ke hadapan Kristus. Jangan menyembunyikan dosa-dosa itu dari Dia.
Kadang-kadang kita mengatakan di dalam tata cara ibadah, datanglah ke gereja dan pertemuan,
dan orang-orang mengatakan, “Baiklah, hanya semacam meninggalkan di belakang semua
kepedulian dan keprihatinan dunia dan masuk ke dalam untuk beribadah." Bukan, tetapi ibadah
membawa kepedulian dan keprihatinan di dalam hati dimana kita masuk ke dalam ibadah.
Tuhan cukup besar untuk menangani dosa-dosa tersebut. Dia satu-satunya yang dapat
menangani dosa-dosa itu. Jadi jujurlah dengan Tuhan. Jangan memamerkan wajah, tidak.
Dia juga mengatakan kepada perempuan tersebut bahwa kita tidak bisa membatasi ibadah di
tempat tertentu. Saya mendapati di dalam Alkitab yang berbicara tentang perselisihan antara
orang Yahudi dan Samaria mengenai beribadah itu di Yerusalem atau Gunung Gerizim, dan apa
yang Yesus bicarakan adalah bagaimana kita sering membingungkan ibadah sesuai dengan
keadaan eksternal. Inilah yang menyita pikiran wanita tersebut.
Yesus datang di tempat kejadian di dalam Perjanjian Baru dan Ia mendefinisikan kembali ibadah
sesuai dengan keadaan internal. Ibadah bukan tentang tempat. Dia mendefinisikan ibadah
sesuai dengan realita kehadiran-Nya. Dia mengatakan, "Akulah Bait Allah," di dalam Yohanes 2,
"Sesuatu yang lebih besar dari Bait Allah ada di sini," Matius 12.
Jadi ibadah terjadi dalam meresponi realita, dan realita kehadiran dan respon dari hati kita.
"Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, tetapi hatinya jauh dari pada-Ku." Wow. Bahkan
dalam Efesus 5:18 dan 19 - saya tidak mendaftarkannya di sini, tetapi, "Bernyanyi dan buatlah
melodi bagi Tuhan dengan hati Saudara," dengan hati Saudara, dari dalam. Ibadah melampaui
hal-hal eksternal.
Hal yang berbahaya adalah kita dapat memiliki segala macam hiasan-hiasan yang kita
tempatkan bersama-sama di dalam ibadah. Terlepas dari realita kehadiran Kristus dan respon
dari hati kita kepada Kristus, kita telah kehilangan seluruh poin. Pada akhirnya Yesus
Página (Page)14
memperjelas dalam Yohanes 4 bahwa kita tidak dapat menyembah Allah yang tidak kita kenal.
Ketika Saudara sedang menyembah Saudara mencoba untuk menyembah Allah yang tidak
Saudara kenal, kata Yesus. Ibadah kita hampa jika ibadah itu terputus dari Firman Tuhan, titik.
Jadi di dalam ibadah kita di gereja kita menghargai kerendahan hati, komunitas, kejelasan,
kejujuran, dan kemudian keberbedaan. Ibadah gereja mencerminkan kesatuan dan keberbedaan
surga. Sekarang, ini adalah gambaran besar dari Wahyu 7:9-17. Dan inilah di mana semuanya
itu dipimpin, sehingga, menguatkan - kita bisa menghabiskan banyak waktu di sini, tetapi kita
hanya akan mempelajari hal ini.
Nomor satu, kita harus masuk ke dalam perspektif global ibadah. Kita adalah bagian dari
gambaran yang jauh lebih besar. Kedua, kita perlu mengatasi gaya-gaya ibadah yang berbeda
yang bisa memecah belah orang Kristen di gereja. Ada bermacam-macam gaya dan itu baik.
Sepertibya, Saudara tidak dapat mengamanatkan gaya dan kemudian pergi ke sebuah gereja
rumah-di Asia dan mengamanatkan gaya yang sama. Tidak, ini baik. Mari kita tidak menghalangi
keberbedaan yang dalam karena Kristus memberikan darah-Nya untuk membeli orang dari
dosa-dosa mereka - semua golongan masyarakat yang berbeda, dan bahasa, dan suku-suku.
Kita perlu terlibat dalam sukacita ibadah di seluruh dunia secara terus-menerus. Ini terjadi di
semua tempat. Hal yang baik untuk bangun pada hari Minggu pagi dan menyadari bahwa
saudara-saudara kita di zona waktu sebelum kita telah mendahului kita dalam pertemuan ibadah
ini. Kita perlu tersesat di dalam kasih Tuhan yang dimiliki oleh masing-masing kita.
Ketika Saudara berpikir tentang keberbedaan dan kenyataannya adalah bahwa Allah mengasihi
kita masing-masing sebagai orang, bahasa, dan bangsa yang berbeda. Dan kita perlu
mendapatkan misi global Allah telah memanggil kita karena ini adalah tujuan dari ibadah, untuk
mendapatkan - membuat kemuliaan Allah dikenal oleh semua bangsa-bangsa.
Baiklah, gereja menyembah.
Menginjili, membaptis, mengajar, memgasuh, menyembah,
berdoa. Gereja berdoa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, mengajar dalam
persekutuan, memecahkan roti dan berdoa. Tiga kali dikatakan bahwa mereka bertekun dalam
doa. Doa ini di dalam Kisah Rasul 4, tepat setelah mereka dianiaya. Inilah gambaran yang luar
biasa dari gereja di dalam berdoa bersama-sama. Ada begitu banyak yang dipelajari di sana.
Maka kita berdoa. Kita berdoa. Kepada siapa gereja berdoa? Mereka berdoa kepada Tuhan
yang berdaulat atas segala sesuatu di dunia. Begitulah doa mereka dimulai pada Kisah Para
Página (Page)
1
5
Rasul 4, di tengah-tengah penganiayaan. Kepada Tuhan yang berdaulat, yang merupakan jalan
yang baik untuk berdoa, ketika Saudara tahu bahkan orang-orang yang menganiaya Saudara
ada di dalam tangan Allah yang berdaulat dan tidak ada yang bisa mereka lakukan kepada
Saudara di luar kedaulatan-Nya. Itulah keyakinan doa.
Dan kemudian Saudara membaca ayat-ayat lainnya, Kisah Rasul 16, Kisah Para Rasul 18, itu
berbicara tentang bagaimana Tuhan membuka hati. Tuhan yang menarik orang untuk datang
kepada Diri-Nya sendiri. Dia berdaulat. Mereka berdoa kepada Allah yang menyediakan segala
sesuatu yang kita butuhkan. Tidak, biarkan saya memberitahu Saudara sebuah rahasia gereja
mula-mula yang kita ketahui di dalam Kisah Rasul 17:25, "Allah - dan juga tidak dilayani oleh
tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup
dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.”
Gereja mula-mula mengetahui rahasia
untuk melihat kuasa Allah di dalam gereja tidak ditemukan di dalam melayani Tuhan, tetapi
dilayani oleh Allah. Itulah mengapa Saudara berdoa, karena Ia tidak membutuhkan sesuatu dari
kita. Kita yang membuthkan segala sesuatu dari Dia.
Jadi mengapa gereja berdoa? Mereka benar-benar bergantung kepada kuasa Tuhan. Saudara
telusuri di masing-masing ayat yang sudah saya sudah cantumkan di sini, setiap terobosan
besar dalam Kisah Para Rasul adalah hasil dari doa gereja mula-mula. Mereka berdoa dan
sesuatu terjadi. Mereka berdoa dan sesuatu terjadi. Mereka berdoa dan sesuatu terjadi, benarbenar bergantung kepada kekuasaan Tuhan. Mereka benar-benar putus asa atas kasih karunia
Allah. Kisah 4:33 mengatakan, "kasih karunia yang melimpah-limpah." -
secara harafiah
dikatakan, "Kasih karunia yang sangat besar atas mereka semua" Kasih karunia Allah, kuasa
yang bekerja melalui mereka di dalam semua ayat-ayat yang berbeda. Mereka berdoa karena
mereka membutuhkan kekuatan dan kasih karunia-Nya dan karena mereka benar-benar
bertekun di dalam misi-Nya, benar-benar bertekun untuk melakukan misi-Nya.
Sepertinya, kita menjadi lalai berdoa bila kita tidak terlibat dalam misi. Jika tujuan kita seluruhnya
di gereja adalah untuk melakukan bisnis seperti biasanya, kita tidak perlu berdoa untuk
melakukannya. Kita bisa melakukan dengan diri kita sendiri. Jika kita ingin membuat Injil dikenal
di kota-kota dan di dalam komunitas dimana kita tinggal, kita ingin membuat Injil dikenal di
beberapa tempat di dunia ini yang paling sulit dijangkau Injil, maka kita perlu berdoa. Dan untuk
itulah kita berdoa.
Saya ingat saya pernah bertemu dengan orang-orang gereja rumah, dan saya bahkan tidak tahu
nama gereja rumah tersebut, dan pertama kalinya saya disana, mereka berbicara tentang akibat
Página (Page)16
bila kami berkumpul bersama yaitu ancaman yang sangat riil. Dan Saudara tahu, bila berbicara
tentang hal itu, pihak berwenang bisa datang dan, Saudara tahu, akan merusak seluruh
gambaran. Dan saya berkata, "Baiklah, apa yang kita lakukan bila pihak yang berwenang
datang?" Saya seperti bertanya, "Apa rencana kalian?" Dan mereka memandang sekeliling dan
mereka berkata, "Baiklah, kita akan berdoa." "Uh, oke. Itu rencana yang bagus." Maksud saya,
Apa yang Saudara katakan tentang pertemuan tersebut? "Oke. Ya, oke, itu cukup. Baiklah, kita
akan melakukannya. Melihat apa yang terjadi." Jadi ya, ya, ya. Kita berdoa.
Bagaimana gereja berdoa? Mereka berdoa dengan kerangka doa. Ketika dikatakan mereka
bertekun dalam doa, beberapa orang berpikir kemungkinan doa yang lebih formal, bahkan dari
Perjanjian Lama. Dan mereka juga berdoa secara spontanitas. Kita melihat gambaran dari Roh
Allah yang memimpin mereka dalam doa, yang akan kita bicarakan sebentar lagi.
Kapan gereja berdoa? Mereka ikut ambil bagian dalam doa yang dipusatkan. Kita melihat
mereka berkumpul untuk berdoa. Dan kemudian mereka tersebar berdoa secara terus-menerus.
Di mana gereja berdoa? Mereka berkumpul bersama untuk berdoa, semua bergabung bersamasama, untuk berdoa. Dan Kisah Rasul 1:14 dan pasal 13 menunjukkan kepada kita gambaran
ketika mereka dikirim keluar yatu - Paulus dan Barnabas untuk melakukan misi Kristen.
Maksud saya, Saudara melihat Kisah Rasul 13 dan Saudara menyadari bahwa dari pertemuan
doa, dapat mengubah jalannya sejarah, itu dari pertemuan doa. Paulus dan Barnabas pergi
keluar dan mereka mulai merintis gereja. 13 dari 29 kitab kita dalam Perjanjian Baru adalah hasil
dari pelayanan yang diadakan dalam pertemuan doa. Apa yang terjadi ketika gereja berdoa?
Kemudian mereka tersebar terpisah untuk berdoa. Saya suka dengan Kisah Rasul 16 dan 18
dan 20 berbicara tentang bagaimana Roh memimpin dan membimbing sepanjang jalan.
"Anda telah mendengarkan Rahasia gereja, sebuah studi Alkitab oleh Dr David Platt,
pendeta Gereja di Brook Hills."
Página (Page)
1
7
Download