PEMBELAJARAN CONSTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP HUBUNGAN GAYA DAN GERAK PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VI SD N 01 JOJOGAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 OLEH Ertina Sulisia Jodie X.9707008 Laporan Penelitian Tindakan Kelas Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelajaran IPA merupakan pelajaran yang erat kaitannya dengan kehidupan siswa. Melalui pelajaran IPA siswa dapat mangenal lingkungan alam sekitar dan segala isinya, Untuk itu perlu pemehaman yang lebih mendasar bagi siswa dalam mempelajari pelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Sementara kenyataan di lapangan, pada mayoritas SD, tuntutan karakteristik pendidikan IPA sebagaimana diamanatkan oleh KTSP masih jauh dari yang dimaksudkan. Implementasi KTSP lebih terfokus pada pembenahan jenis-jenis administrasi pembelajaran. Sedangkan dalam pelaksanaan KBM belum menunjukkan perubahan yang sangat berarti. Hal ini disebabkan antara lain, pemberlakukan KTSP belum disertai dengan pelatihan bagi guru-guru bagaimana mengelola pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Selain itu, fasilitas pembelajaran IPA seperti media dan alat peraga, kualitas dan kuantitasnya tidak banyak berubah, yaitu jauh dari memadai. Dari hasil studi para guru menyadari bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA selama ini masih memiliki banyak kelemahan antara lain pembelajaran IPA masih kurang melibatkan siswa pada aktivitas keterampilan proses atau kerja ilmiah IPA yang melibatkan lingkungan sekitar. Kegiatan pembelajaran jarang dalam bentuk kegiatan praktikum, karena alat-alat yang diperlukan sangat terbatas. Guru kelas sudah berusaha menyediakan alat-alat sederhana sejauh kemampuan. Tetapi 2 karena sangat terbatasnya keterampilan dan waktu yang dimiliki guru (beberapa guru bertindak sebagai guru kelas rangkap), sangat terbatas juga alat yang dapat disediakan.Selain itu pada saat pembelajaran banyak siswa yang kurang penuh masih memperhatikan penjelasan guru. Bahkan tidak sedikit siswa yang masih sempat melakukan kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, misalnya mengobrol dengan teman, memain-mainkan sesuatu, mengganggu teman, atau menulis dan membuat coretan gambar sesuai dengan keinginannya sendiri, hasil belajar yang dicapai siswa pun pada umumnya belum optimal. Nilai yang diperoleh siswa dari setiap ulangan tidak dapat mencapai Standar ketuntasan Belajar Minimum (SKBM) pada setiap standar kompetensi. Apalagi pada saat ujian akhir semester, nilai ulangan mereka rata-rata kurang dari SKBM jika itu terjadi pada tiga mata pelajaran makan siswa tidak naik/tidak lulus. Selain itu, pada saat Ujian Sekolah untuk mata uji praktikum IPA, aktifitas dan hasil ujian siswa sangat jauh dari yang diharapkan. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di Kelas VI SDN 1 Jojogan selain belum efektif dalam hal pengunaanan waktu dan aktivitas siswa, juga belum efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menghadapi kenyataan ini, peneliti bersama Kepala sekolah dan teman sejwat untuk merefleksi dan mengevaluasi aspek-aspek pengalaman dirinya mengelola pembelajaran IPA. Dari hasil kegiatan refleksi tersebut peneliti menyadari bahwa pelaksanaan pembelajaran selama ini kurang ditunjang oleh wawasan, persiapan, dan alat penunjang yang memadai. Guru juga belum pernah merancang Pembelajaran dan alat pendukung yang cocok untuk kegiatan siswa pada saat pembelajaran. Dari hasil identifikasi tersebut peneliti terdorong untuk bermitra dengan Kepala Sekolah dan teman sejawat melakukan kaji tindak tentang pembelajaran CTL yang menekankan pada pemahaman konsep hubungan gaya dan gerak yang melibatkan siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan sehari hari. Ditunjang oleh pengunaan teknik dan 3 Pembelajaran CTL dan fasilitas pendukung yang kondusif untuk meningkatkan keterampilan proses siswa. Dengan CTL proses pembelajaran diharapkan berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa untuk bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru kesiswa. Mereka akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya.Dalam upaya itu mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing,melalui pembelajaran CTL, siswa diharapkan belajar mengalami bukan menghafal. Kegiatan kaji tindak ini akan dilakukan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). B. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHANNYA 1. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, serta hasil refleksi awal peneliti untuk menjembatani antara tuntutan kurikulum dengan kondisi objektif di lapangan saat ini, maka peneliti memandang perlunya mengelola KBM dengan Pembelajaran CTL untuk Meningkatkan Pemahaman konsep hubungan gaya dan gerak pada Mata Pelajaran IPA Kelas VI SDN 01 Jojogan Tahun pelajaran 2009/2010. Berdasarkan menjadi prioritas hal adalah tersebut diatas, maka masalah yang sebagaimana dinyatakan dalam rumusan masalah penelitian dirinci sebagai berikut: Apakah pengunaan Pembelajaran CTL dapat meningkatkan pemahaman konsep hubungan gaya dan gerak pada mata pelajaran IPA di kelas VI SD N 01 Jojogan tahun pelajaran 2009/2010 ? 2. Pemcahan Masalah Berdasarkan teori belajar dan Pembelajaran permasalahan yang terjadi dikelas VI SD N 01 Jojogan tahun pelajaran 2009/2010 perlu diseleaikan melalui model pembelajaran CTL. 4 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan pemahaman konsep hubungan gaya dan gerak melalui pembelajaran CTL pada mata pelajaran IPA dikelas VI SD N 01 Jojogan tahun pelajaran 2009/2010. D. Manfaat Hasil Penelitian Dilaksanakannya kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi sebagai berikut: 1. Manfaat Bagi Guru a) Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu guru memperbaiki dan mengatasi keterbatasan kemampuan guru dalam proses pembelajaran. b) Melalui kegiatan penelitian ini diperoleh alat dan teknik penunjang yang lebih realistis dan aplikatif untuk keperluan optimalisasi pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Aturan dan Pembelajaran tersebut dapat dijadikan perbandingan dan pertimbangan bagi guru-guru lainnya yang akan memperbaiki pembelajaran pada kelas dan mata pelajaran yang berbeda. 2. Manfaat Bagi Siswa a) Dapat menumbuhkan motivasi dan keaktifan siswa dalam pemahaman konsep hubungan gaya dan gerak pada mata pelajaran IPA melalui Pembelajaran CTL sehingga preatasi belajarnya meningkat. b) Penelitian ini memberikan pengalaman langsung pada siswa untuk memecahkan permasalahan pembelajaran IPA secara terencana dan sistematis yang terkait dengan lingkungan dan alam sekitar sehingga siswa dapat mencapai standar ketuntasan belajar minimum (SKBM). 3. Manfaat Sekolah 1) Secara kelembagaan bermanfaat untuk mengembangkan fungsi 5 lembaga pendidikan dalam mewujudkan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. Antara lain merintis pelaksanaan pembelajaran yang benar-benar merujuk kepada kondisi dan kompetensi realistik sekolah yang bersangkutan. 2) Membantu meningkatkan kompetensi lulusan sehingga dapat mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan Nasional. E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian dalam kajian pustaka dan kerangka pemikiran diatas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : Jika pengunaan pembelajaran CTL diterapkan maka diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep hubungan gaya dan gerak pada mata pelajaran IPA di Kelas VI SD Negeri di Jojogan. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Dalam kajian pustaka ini akan dibahas beberapa hal tentang Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Alam, Pengertian Konsep Hubungan Gaya dan Gerak, Dasar Teori Pembelajaran CTL, dan langkah-langkah pembelajaran CTL. 1. Konsep Dasar ILmu Pengetahuan Alam lmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan peserta untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Beberapa karakteristik pendidikan IPA Menurut Trowbridge & Bybee(1990:48) IPA merupakan perwujuddan dari suatu hubungan dinamis yang mencakup tiga faktor utama, yaitu: IPA sebagai suatu proses dan metode (methods and processes); IPA sebagai produkproduk pengetahuan (body of scientific knowledge), dan IPA sebagai nilai- nilai (values). IPA sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry methods) meliputi cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan saintis untuk memperoleh produk-produk IPA atau ilmu pengetahuan ilmiah misalnya: observasi, pengukuran, merumuskan dan menguji 6 7 hipotesis,mengumpulkan data, bereksperimen, dan prediksi. Berdasarkan hal tersebut maka IPA bukan sekadar cara bekerja, melihat, dan cara berpikir, melainkan ‘science as a way of knowing’. Artinya, IPA sebagai proses juga dapat meliputi kecenderungan sikap/tindakan, keingintahuan, kebiasaan berpikir, dan seperangkat prosedur. Sementara nilai-nilai (values) IPA berhubungan dengan tanggung jawab moral,nilai-nilai sosial, manfaat IPA untuk IPA dan kehidupan nanusia, serta sikap dan tindakan (misalnya : keingintahuan, kejujuran, ketelitian, ketekunan, hati-hati, toleran, hemat, dan pengambilan keputusan). Karakteristik dan pengertian IPA sebagaimana diuraikan di atas secara singkat terangkum dalam pengertian IPA menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Mata Pelajaran IPA, bahwa IPA adalah “cara mencari tahu secara sistematis tentang alam semesta”. Dalam proses mencari tahu ini pembelajaran IPA dirancang untuk mengembangkan Kerja Ilmiah dan Sikap Ilmiah siswa. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar menuntut guru mampu menyediakan mengelola pembelajaran IPA dengan suatu metode dan teknik penunjang yang memungkinkan siswa dapat mengalami seluruh tahapan pembelajaran yang bermuatan keterampilan proses, sikap ilmiah, dan penguasaan konsep. 2. Konsep Hubungan Gaya dan Gerak Gaya merupakan tarikan atau dorongan yang berkerja pada sebuah benda.Manusia sebagai mahluk hidup selalu bergerak, Gaya yang mengkibatkan suatu benda dapat bergerak.Benda diam setelahdikenai gaya akan bergerak. Misalnya karet ketapel yang ditarik akanmemberikan dorongan terhadap kerikil dan sehingga bergerak.Selain itu meja diam jika didorong akan berpindah tempat. Semakin benda yang akan digerakan, semakin besar gaya yang dibutuhkan.Sehingga kitabisa menyimpulkan bahwa yang mempengaruhi gerak benda adalah gaya dan 7 8 berat benda itu sendiri.Pada jungkit-junngkit, letak dan berat beban mempengaruhi gerak alat tersebut. 3. Dasar Teori Pembelajaran Pembelajaran Kontektual Landasan filosofis CTL adalah konstruktivisme,yaitu filosofis belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, siswa harus mengkonstuksi pengetahuan dibenak mereka sendidri.Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah,tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan. Menurut Johnson ada tiga pilar yang mendasari CTL,yaitu : a. CTL mencerminkan prinsip kesalingtergantungan. b. CTL mencerminkan prinsip diferensiasi. c. CTL mencerminkan prinsip pengorganisasian diri. Pembelajaran berbasis CTL menurut (Sanjaya :2004) melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran, (Construktivism), masyarakat Bertanya belajar yakni : Konstruktivisme (Questioning), (learning menemukan community), (inquiri), Perpembelajaranan (Pembelajaraning), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). Pembelajaran CTL ( Constextual teaching and learning) menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang medorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapan dalam kehidupan mereka sendiri.Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendidri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika mereka belajar. Instrumental Input Raw Input Learning Teaching Enviromental Input 8 Out put 9 Dari bagan di atas diketahui bahwa faktor instrumental yang termasuk didalamnya kurikulum, program pembelajaran, Pembelajaran (pembelajaran terpadu dan konvensional), sarana dan prasarana dan juga guru sebagai faktor dari luar individu dan minat belajar sebagai aspek psikologis dari faktor dalam diri individu merupakan faktor yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar 4. Langkah-langkah pembelajaran CTL Menerapkan CTL dalam suatu pembelajaran pada prisipnya sama saja dengan menciptakan suatu pembelajaran yang menantang daya cipta siswa untuk menemukan informasi baru dalam pembelajaran. Di dalam Depdiknas (2003: 69) disebutkan bahwa ada tujuh prinsip pembelajaran CTL, yaitu: a. Kontsruktivisme (Constructivism) Siswa dari awal. membangun pemahaman pengalaman-pengalaman Pemahaman yang baru oleh diri berdasarkan mendalam sendiri pengalaman dikembangkan melalui pengalaman yang bermakna. b. Penemuan (Inquiry) Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan induktif,diawali dengan pengamatan dalam rangka memahami suatu konsep.Dalam praktik, pembelajaran melewati siklus kegiatan bertanya, menganalisis, dan merumuskan teori, mengamati, baik secara individual maupun secara bersama-sama dengan temannya. Penemuan juga merupakan aktivitas untuk mengembangkan dan sekaligus mengUNTUKkan keterampilan berpikir kritis siswa. c. Bertanya (Questioning) Pertanyaan merupakan pembelajaran kontekstual. Pertanyaan pembelajaran bagi komponen penting merupakan dalam alat guru untuk mendorong, membimbing, dan 9 10 menilai kemampuan berpikir siswa. Pertanyaan juga diUNTUKkan oleh siswa selama melaksanakan kegiatan yang berbasis penemuan. d. Masyarakat belajar (Learning Community) Proses sesama siswa pembelajaran berlangsung saling berbicara dan dalam situasi menyimak, berbagi pengalaman dengan orang lain. Bekerja sama dengan orang lain untuk menciptakan pembelajaran siswa aktif lebih baik jika dibandingkan dengan belajar sendiri yang mendidik siswa untuk menjadi individu yang egoistis. e. Pendekatanan (Pendekataning) Aktivitas guru di kelas memiliki efek Pendekatan bagi siswa. Jika guru mengajar dengan berbagai variasi metode dan teknik pembelajaran, secara tidak langsung siswa pun akan meniru metode atau teknik yang dilakukan guru tersebut. Kondisi semacam ini akan banyak memberika manfaat bagi guru untuk mengarahkan siswa melakukan sesuatu yang diinginkannya melalui pendemonstrasian cara yang diinginkan tersebut. f. Refleksi (Reflection) Salah satu pembeda Pembelajaran kontekstual dengan Pembelajaran tradisional adalah cara berpikir tentang sesuatu yang telah dipelajari oleh siswa.Dalam proses berpikir itu, siswa dapat merevisi dan merespon kejadian, aktivitas,dan pengalaman mereka. g. Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assestment) Penilaian pembelajaran autentik ini yang bervariasi, bersifat yaitu mengukur produk pengetahuan dan keterampilan serta sikap siswa. Penilaian ini juga tidak hanya melihat produk akhir, tetapi juga prosesnya. Instruksi dan pertanyaan-pertanyaannya disusun yang kontekstual dan relevan. 10 11 Secara sederhana langkah-langkah pembelajaran CTL dalam kelas sebagai berikut : 1) Kembngkanlah pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara kerja sendiri , menemukan sendiri, dan menkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan bertanaya 2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topic. 3) Kembangkan sikap ingintahu siswa dengan bertanya 4) Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok. 5) Hadirkan Pembelajaran sebagai contoh pembelajaran 6) Lakuakan refleksi dakhir pertemuan 7) Lakuakan penilaian dengan sebernarnaya dengan berbagai cara. Ciri –ciri kelas yang mengunakan Pembelajaran kontektual 1) Pengalaman nyata 2) Kerjasama ,saling menunjang 3) Gembira , belajar dengan bergairah 4) Pembelajaran terintegrasi 5) Mengunakan berbagai sumber 6) Siswa aktif dan kritis 7) Menyenangkan,tidak membosankan 8) Sharing dengan teman 9) Guru kretif B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Optimalisasi Penggunaan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Nana Mardiana: 2008) 2. Peningkatan keterampilan menulis melalui pendekatan CTL dengan model mainan siswa kelas IV (Arif Yunet P.T. : 2009 ) 11 12 B. Kerangka Berpikir Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa pembelajaran CTL pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan pemahaman konsep hubungan gaya dan gerak diharapkan guru lebih bervariatif dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga siswa memiliki pengalaman belajar yang lebih luas serta siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan awal yang telah dimiliki kedalam pengetahuan baru, anak belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar lebih bermakna jika anak mengalami ( melalui ketrampilan proses) apa yang dipelajari bukan hanya mengetahuinya. Maka kiranya perlu diterapkan dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam upaya pencapaian standar kompetensi yang telah ditentukan. Selanjutnya dapat meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan. Gambaran dari kerangka berpikir penelitian ini adalah sebagai berikut : Kondisi Awal Pelaksanaan Tindakan Guru belum mengunakan model pembelajaraan CTL Pemahaman siswa terhadap materi masih rendah Guru mengunakan pembelajaran CTL Siklus I Siklus II Kondisi Akhir KBM Optimal dengan model pembelajaran CTL Pemahaman konsep meningkat Gambar 1. Kerangka Berfikir 12 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakuakan pada SD N 01 Jojogan,Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada pertengahan bulan Januari 2010 sampai dengan akhir tahun ajaran atau awal bulan Juni 2010. Dalam kurun tersebut untuk mengurus izin penelitian, menyusun instrument, pengumpulkan data dan pelaksanaan penelitian, analisis data dan menulis laporan penelitian dengan jadwal penelitian sebagai berikut: Tabel 1. Jadwal Penelitian No. Kegiatan 1 Perencaan Proposal Perijinan Pelaksanaan Siklus I Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Siklus 2 Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Pelaporan Draf Revisi Pelaporan Seminar dan Hasil laporan 2 3 Januari 1 2 3 Februari 4 1 2 3 Maret 4 1 2 3 April 4 1 2 3 x x Mei Juni 4 1 2 3 4 x x x x x 1 2 x x 3 4 x x x x x x x x x x x x x x x x 13 14 B. Subjek Penelitian Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada Pembelajaran IPA di Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Jojogan, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang. Dengan jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 11 orang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan. C. Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang akan dianalisis adalah data yang dikumpulkan baik pada saat pratindakan, selama tindakan, maupun sesudah tindakan pembelajaran dilaksanakan. 1. Jenis Teknik pengumpulan Data sebagai berikut : a. Wawancara Wawancara digunakankan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap proses pembelajaran dengan mengunakan pembelajaran pembelajaran constextual teaching and learning. b. Observasi Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi. 15 Tabel. 1 Jenis Data, Metode dan Instrumen Pengumpul NO JENIS 1. Perencanaan pembelajaran dengan METODE meng- Observasi gunakankan Pembelajaran pembelajaran CTL. ALAT Lembar pengamatan 1.Penentuan metode dan tahap pembelajaran 2.Penentuan alat, media,dan sumber pengajaran 2. Proses pembelajaran dengan mengunakan Observasi Lembar pengamatan pembelajaran CTL. a. Aktivitas atau kinerja guru b. Aktivitas atau kinerja siswa 3. Peningkatan efektifitas pembelajaran Observasi Lembar pengamatan dengan mengunakankan Gaya dan Gerak dengan menggunakan pembelajaran CTL 4. penghambat/ kendala Analisis esensial(terkait erat dengan focus penelitian) terhadap yang ditemukan selama pelaksanaan penelitian. hasil Faktor pendukung dan Catatan lapangan observasi c. Tes Tertulis Tes tertulis digunakankan untuk memperoleh hasil belajar siswa. Bentuk tes yang digunakan adalah isian dan unjuk kerja . 2. Teknik Analisis Data Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dengan kerangka analisis sebagai berikut: a. Seleksi data, pengelompokkan dan pengolahan data, dan interpretasi data. 16 b. Evaluasi dan refleksi terhadap hasil interpretasi data . c. Tindak lanjut atau rekomendasi. 3. Indikator Kinerja Indikator pencapaian keberhasilan penelitian tindakan adalah indikator keberhasilan proses dan indikator keberhasilan produk. Pembahasan terhadap hasil dan temuan penelitian tindakan pada setiap siklus pembelajaran merupakan indikator keberhasilan proses sedangkan indikator keberhasilan produk merupakan keseluruhan tindakan upaya perbaikan pembelajaran yang ditandai dengan tercapainya standar kompetensi yang harus dicapai siswa. a. Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa dalam kemampuan mata pelajaran IPA adalah diatas nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), yaitu 59,00. b. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM minimal sebanyak 75 %. D. Prosedur Penelitian Metode yang digunakankan dalam kegiatan penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sedangkan Pembelajaran PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran CTL. Adapun alur tahapan atau fase pada setiap siklus sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1., meliputi 4 hal sebagai berikut: 1. Perencanaan (Planning), 2. Pelaksanaan (Acting), 3. Observasi (Observing), 4. Refleksi (Reflecting). 17 Tindakan & Observasi I Siklus 1 Tindakan & Observasi II Refleksi Rencana perbaikan tindakan Siklus II Pemahaman konsep materi meningkat Gambar 2: Alur Dasar Penelitian Tindakan Kelas Alur siklus Penelitian Tindakan Kelas tersebut, dijelaskan sebagai berikut: 1. Perencanaan (Planning) a. Menetapkan peneliti mitra (observer) yaitu Kepala Sekolah SD Negeri 01 Jojogan Membangun kesepahaman antara peneliti dengan observer tentang konsep dan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, topik yang diangkat dalam proses pembelajaran, serta penentuan waktu pelaksanaan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas. b. Mengkaji kurikulum mata pelajaran IPA Kelas VI untuk mengetahui standar kompetensi dan hasil belajar yang ditetapkan kurikulum Mata pelajaran IPA. Menyusun rancangan umum pembelajaran, instrument penelitian untuk pengumpulan data yang berhubungan dengan silabus pembelajaran beserta LKS, proses pelaksanaan tindakan, efektifitas belajar siswa,serta factor pendukung dan penghambat pelaksanaan selama pembelajaran IPA pada PTK berlangsung. 18 2. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Penelitian dipusatkan pada pelaksaan serangkaian pembelajaran yang dipilah kedalam beberapa siklus tindakan. Pada setiap siklus tindakan diobservasi, dievaluasi dan direfleksi data-data atau temuan yang berhubumgan dengan kinerja guru dalam mengunakankan Pembelajaran pembelajaran CTL, dan kinerja siswa mengikuti pembelajaran meliputi: a. Siklus I 1) Perencanaan Tindakan Pada siklus I dilaksanakan dengan waktu 2 x 35 menit. Tindakan yang dilakukan adalah : a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I ini dilaksanakan dengan menyusun RPP mencakup penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pelajaran, strategi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber pembelajaran dan penilaian. b) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pelajaran adalah: (1) Ruang Belajar Ruang belajar didalam ruang kelas dan diluar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekitar.. Guru menata terlebih dahulu tempat duduk siswa, menyiapkan alat pembelajaran. (2) Buku Pelajaran Buku SAIN 6, untuk SD Kelas VI. Penerbit : Sinergi, Dede Yaya, dkk hal :96 – 104. 19 Buku Ilmu Pengetahuan Alam, untuk SD Kelas VI.Penerbit : Erlangga,Wiganti Hadi Omegawati dkk hal : 96-108 (3) Media Pembelajaran - Gambar Jungkit-jungitan dan ketapel c) Menyiapkan Lembar Penilaian Unjuk Kerja Guru menyiapkan materi yang diajarkan dan menyiapkan lembar penilaian unjuk kerja. d) Menyiapkan Lembar Evaluasi Guru menyiapkan soal-soal evaluasi untuk siswa e) Menyiapkan lembar observasi untuk teman sejawat Teman sejawat melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan yang hasilnya akan ditulis dalam lembar observasi. 2) Pelaksanaan Tindakan a) Pendahuluan (± 15 Menit) o Apersepsi : guru dan siswa melakukan permainan tepuk tangan dengan menyanyikan lagu “ Kalau Kau Suka Hati” dikaitkan dengan gaya, untuk memotivasi dalam belajar, o Setelah mempersiapkan siswa untuk belajar, guru menarik perhatian siswa dengan member bahan pada model jungkit-jungkitan, kemudian menanyakan pada siswa model apa saja yang memiliki prinsip seperti jungkit-jungkitan dan apa manfaatnya dalam kehidupan ? o Guru memuji hasil kerja siswa dan berdasarkan hasil pengamatan siswa, guru mengkomunikasikan garis besar kompetensi dasar terkait dengan kegiatan yang baru dilakukan siswa, serta mengkaitkan sekarang dengan jawaban siswa b) Kegiatan Inti (± 45 Menit) pembelajaran 20 o Guru menyajikan informasi tentang gaya melalui penjelasan o Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompokkelompok belajar. o Guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam melakukan diskusi tentang hubungan gaya dan gerak,mengamati dan pengaruh pergeseran lengan beban dan lengan kuasa terhadap besarnya beban dan kuasa. o Guru melakukan evaluasi dengan meminta setiap anggota kelompok saling berpasangan, dan saling mendiskripsikan pekerjaanya pekerjaannya. o Berdasarkan hasil pengamatan, guru meminta siswa membaca ide-ide penting buku siswa dengan topik Apakah yang menyebabkan benda bergerak? & Macammacam Gaya o Guru membimbing siswa menghubungkan hasil bacaannya dengan hasil pengamatannya, kemudian hasilnya dirumuskan dengan menulis pengertian gaya, macam-macam gaya, dan satuan gaya menggunakan kalimatnya sendiri. o Beberapa perwakilan kelompok diminta membacakan hasil rumusan pengertian gaya, macam-macam gaya, dan satuannya, anggota kelompok lainnya mengkritisi dan menyempurnakan rumusan yang dibaca temannya. o Guru memberikan umpan balik dengan memuji pada aspek-aspek yang sudah benar dilakukan siswa. o Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi c) Penutup (± 10 Menit) o Guru merangkum butir-butir penting seluruh pembelajaran dengan menanyakan kepada siswa apa saja yang telah dipelajarinya. 21 o Memberikan motivasi kepada seluruh siswa atas partisipasi aktifnya dalam belajar. 3) Observasi Pelaksanaan observasi dilaksanakan oleh guru kelas VI (peneliti) bersama supervisor. Tugas supervisor adalah mengameti kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran. 4) Refleksi Guru (peneliti) mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan observasi yang dikolaborasikan dengan supervisor penelitian.Hasil evaluasi dan refleksi siklus I digunakan sebagai acuan dalam menyusun perencanaan siklus II b. Siklus II 1) Perencanaan Tindakan Pada siklus II dilaksanakan dengan waktu 2 x 35 menit. Tindakan yang dilakukan adalah : a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sebagaimana yang telah dilaksanakan pada siklus I, pada siklus II ini juga dilaksanakan dengan menyusun RPP mencakup penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pelajaran, strategi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber pembelajaran dan penilaian. b) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pelajaran adalah: (1) Ruang Belajar Ruang belajar didalam ruang kelas dan diluar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekitar.Guru menata 22 terlebih dahulu tempat duduk siswa, menyiapkan alat pembelajaran. (2) Buku Pelajaran Buku SAIN 6, untuk SD Kelas III. Penerbit : Sinergi, Dede Yaya, dkk hal :96 – 104. Buku Ilmu Pengetahuan Alam, untuk SD Kelas VI.Penerbit : Erlangga,Wiganti Hadi Omegawati dkk hal : 96-108. (3) Media Pembelajaran - Gambar Jungkit-jungitan dan ketapel - Model ketapel - Kayu, karet, gunting, kelereng atau batu kerikil. (4) Menyiapkan Lembar Penilaian Unjuk Kerja Guru menyiapkan materi yang diajarkan dan menyiapkan lembar penilaian unjuk kerja. (5) Menyiapkan Lembar Evaluasi Guru menyiapkan soal-soal evaluasi untuk siswa (6) Menyiapkan lembar observasi untuk teman sejawat dan siswa Teman sejawat melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan yang hasilnya akan ditulis dalam lembar observasi. 2) Pelaksanaan Tindakan a) Pendahuluan (± 15 Menit) o Apersepsi : Setelah mempersiapkan siswa untuk belajar, guru menarik perhatian siswa dengan menggelindingkan kelereng diatas lantai, dan menanyakan pada siswa ketika menggelindingkan kelereng gaya tarikan atau dorongan yang digunakan? o Guru memuji jawaban siswa dan berdasarkan hasil pengamatan siswa, guru mengkomunikasikan garis besar 23 kompetensi dasar terkait dengan kegiatan yang baru dilakukan siswa, serta mengkaitkan pembelajaran sekarang dengan jawaban siswa. b) Kegiatan Inti (± 45 Menit) o Guru menyajikan informasi tentang hubungan gaya dan gerak melalui penjelasan. o Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompokkelompok belajar dan menjelaskan cara belajar dalam model pembelajaran CTL. o Guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam melakukan percobaan langsung tentang hubungan gaya dan gerak.meminta tiap kelompok untuk membuat satu model ketapel. o Guru meminta siswa keluar ruangan, memanfaatkan lingkungan sekitar untuk membuat model ketapel dengan alat yang telah dibawa kemudian setelah jadi mempraktekannya. o Berdasarkan hasil pengamatan, guru meminta masing masing kelompok memberi contoh kegiatan sehari hari yang ada hubungannya dengan gaya dan gerak. o Guru memberikan umpan balik dengan memuji pada aspek-aspek yang sudah benar dilakukan siswa. c) Penutup (± 10 Menit) o Guru melakukan evaluasi dengan meminta setiap anggota mempresentasikan pekerjaannya. o Guru mengevaluasi hasil pembelajaran 3) Observasi (Observing), Pelaksanaan observasi dilaksanakan hampir sama dengan siklus I oleh guru kelas VI (peneliti) bersama supervisor. mengameti kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran. 24 Adapun hal-hal yang akan dinilai dalam pengamatan meliputi : 1. Pra pembelajaran 2. Kegiatan Membuka Pelajaran 3. Kegiatan Inti Pembelajaran a. Pelaksanaan materi pelajaran b. Strategi pola pembelajaran c. Pemanfaatan media pembelajaran d. Penilaian proses dan hasil belajar e. Penggunaan bahasa 4. Penutup 4) Refleksi (Reflecting). Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk meninjau kembali pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan dasar hasil observasi teman sejawat. Ini berguna untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir yang bertujuan untuk memperbaiki dan penyempurnaan pembelajaran. Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan observasi yang dikolaborasikan dengan supervisor penelitian. Jika hasil evaluasi belum memenuhi indikator kinerja penelitian maka dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya. Namun jika sudah memenuhi indikator kinerja penelitian maka dapat diakhiri pada siklus tersebut. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Latar Hasil wawancara tentang keadaan siswa kelas VI SD Negeri 01 Jojogan Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang sebgai berikut : dari 11 siswa yang memahami konsep hubungan gaya dan gerak dalam mata pelajaran IPA 6 siswa (54,54 %) dan yang tidak memahami konsep hubungan gaya dan gerak dalam mata pelajaran IPA 5 siswa (45,45 %). Siswa-siswa kelas VI SDN 01 Jojogan banyak yang tidak memahami kosep hubungan gaya dan gerak dalam mata pelajaran IPA karena siswa yang kurang penuh memperhatikan penjelasan guru. Selain keterbatasan media dan alat peraga disekolah. Tahun pelajaran 2009/2010 SD Negeri 01 Jojogan dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah, dan memiliki 8 dewan guru yang terdiri dari 4 guru kelas, 2 guru maple, 2 guru wiyata bhakti, dan 1 penjaga sekolah. Jadi jumlah personil seluruhnya 10 orang. SD Negeri 01 Jojogan berdiri di atas tanah desa, terdiri 1 ruang kantor, 5 ruang kelas, 1 ruang UKS, perpustakaan,dan ruang komite dan 2 ruang WC. Dengan lokasi di di Jalan Raya Desa Jojogan, kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang 52357. Ruang kelas VI SD Negeri 01 Jojogan memiliki ukuran 6 m x 6 m dengan kondisi ruangan yang rapuh dan sudah tidak layak. Fasilitas ruangan kelas ada papan tulis, mading, almari dan seperangkat media pembelajaran. 25 26 2. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Penelitian a. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan Penelitian pembelajaran IPA dikelas V SDN 01 Jojogan ini dilakukan dalam dua siklus. Pada setiap siklus dilaksanakan satu kali pertemuan, data yang diambil adalah nilai evalusi pada akhir siklus setelah pelaksanaan pembelajaran. Hasil belajar siswa dari siklus1 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1.Hasil Evaluasi Siklus I Siswa kelas VI SD Negeri 01 Jojogan NILAI No Nama Jml Pre tes Pos tes Tes formatif Rata-rata 1 Aditya Wahyu .P 40 45 55 155 51,66 2 Aeniyah 80 85 90 255 85,00 3 Aji Priyono 50 50 55 165 55,50 4 Eko Waluyo 70 80 85 235 78,33 5 Krisnowo 45 50 55 155 51,56 6 Herni Rofita 55 55 58 185 61,66 7 Mujiati 60 70 75 205 68,33 8 Umi Sa’adah 70 75 80 255 75,00 9 Umi Sa’diyah 55 56 60 180 60,00 10 Yuli Krisdiana 70 75 80 225 75,00 11 Khafidin 80 100 100 280 93,33 675 741 793 61,36 67,36 72,09 60 60 60 % 54,54% 54,54 63,63 Belum Tuntas % 45,45% 45,45 36,36 Jumlah Rata-rata nilai KKM Tuntas Dari data awal sebelum tindakan dilaksanakan bahwa dari siswa kelas VI sebanyak 11 siswa, yang belum menguasai konsep 27 hubunan gaya dan gerak sebanyak 5 siswa (45,45 %) belum tuntas. kriteria keberhasilan, apabila indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah minimal 75 % siswa telah mencapai KKM dengan nilai 60. Setelah dilaksanakan tindakan kelas ternyata siswa yang belum mencapai nilai di atas KKM pada kegiatan Pre tes sebanyak 5 siswa (45,45%) dan kegiatan Pos tes sebanyak 5 siswa (45,45%) sedangkan kegiatan tes formatif sebanyak 4 siswa (36,36%). 100% 90% 80% Rata-rata 70% Rata-rata Ketuntasan 60% 50% Ketuntasan 40% 30% 20% 10% 0% Grafik hsil evaluasi siklus I b. Hasil Pelaksaan Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil prestasi siswa pada siklus I yang dicapai siswa sudah mengalami perubahan/kemajuan, walaupun belum signifikan. Dari hasil prestasi siswa pada pelaksanaan siklus I peneliti berkoordinasi dengan teman dewan guru SD Negeri 01 Jojogan sebagai obsever untuk mendapatkan informasi hasil pengamatan dalam proses pembelajaran tindakan sillus II sebagai berikut: 28 Tabel.2 Hasil Evaluasi Siklus II Siswa kelas IV SD Negeri 01 Jojogan Bentuk soal tes formatif No Pilihan Nama formatif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Unjuk Nilai kerja Rata-rata Tuntas Tidak Tuntas 1 Aditya Wahyu.P - Ö Ö Ö Ö Ö - - - Ö 60 60 60 Ö - 2 Aeniyah Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö 100 90 95 Ö - 3 Aji Priyono Ö Ö Ö - Ö - - Ö Ö Ö 70 70 70 Ö - 4 Eko Waluyo Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö - Ö Ö 90 80 85 Ö - 5 Krisnowo Ö - Ö Ö Ö Ö Ö - - - 60 50 55 - Ö 6 Herni Rofita Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö - - - 70 65 68 Ö - 7 Mujiati Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö - - Ö 80 75 78 Ö - 8 Umi Sa’adah Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö - Ö Ö 90 80 85 Ö - 9 Umi Sa’diyah Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö - - - 70 75 73 Ö - 10 Yuli Krisdiana Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö - - Ö 80 80 80 Ö - 11 Khafidin Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö 100 95 98 Ö - 77,00 90,90% 9,09% Rata-rata Dari hasil tes formatif diatas siswa telah dicapai nilai rata-rata 77,00 dengan nilai ketuntasan 90,90% sudah dapat mencapai KKM. Berdasarkan hal tersebut maka pembelajaran pada siklus 2 dapat dikatakan sudah berhasil. 29 100% Siklus II 90% 80% 70% 60% Kondisi Awal Kondisi Awal Siklus I Siklus I Siklus II 50% 40% 30% 20% 10% 0% Grafik Hasil Evaluasi Siklus II B. Pembahasan 1. Pembahasan Siklus I Perbaikan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran CTL di SD Negeri 01 Jojogan dalam materi Konsep hubungan gaya dan gerak telah berhasil meningkatkan pemehaman konsep siswa, terbukti dengan adanya peningkatan nilai hasil evaluasi dan peningkatan ketercapaian ketuntasan belajar siswa. Hasil observasi guru menunjukan pada siklus I, terlihat siswa sangat tertarik untuk belajar. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan gambar jungit-jungkit dan ketapel, Setelah mengamati gambar, siswa dan guru berdiskusi untuk menyimpulkan hubungan antara gaya dan gerak. Kendala yang muncul pada siklus I ini adalah penggunaan media gambar yang berupa jungkit-jungkitan dan ketapel tidak dapat menunjukan pengaruh gaya terhadap gerak secara konkret sehinga pemahaman konsep siswa masih rendah, selain itu siswa juga kurang aktif dalam pembelajaran karena tidak adanya keberanian siswa untuk 30 mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran. Sehinnga hasil belajar secara rata-rata kelas belum mencapai KKM, dan siswa yang tuntas belajar baru mencapai 63,63%. Namun demikian keadaan ini sudah lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa sebelum menggunakan media pembelajaran. 2. Pembahasan siklus II Berdasarkan hasil observasi dan refleksi tindakan siklus I, maka temuan kendala yang muncul ditindaklanjuti pada siklus II. Tindakan pada siklus II guru menyiasati dengan menggunakan model pembelajran CTL dan media konkret yaitu menggunakan media kelereng yang digelindingkan kemudian siswa mengamati pengaruh hubungan gya dan gerak. Selain itu siswa dibagi dalam kelompok untuk membuat suatu model ketapel dengan memanfaatkan lingkungan sekitar setelah itu masing masing siswa mencoba ketapel yang telah dibuat untuk memudahkan siswa dapat memahami konsep hubungan gaya dan gerak. Setelah itu masing masing kelompok melaporkan hasil temuanya setelah melakukan percobaan dengan menggunakan media konkret. Pada akhir siklus II, berdasarkan observasi hasil belajar siswa, terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Rata-rata kelas meningkat menjadi 77,00 dan prosentase ketuntasan belajar meningkat menjadi 90,90%.Dengan keadaan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa temuan pada penelitian menjawab hipotesis yang dirumuskan bahwa dengan strategi model pembelajaran CTL diterapkan maka dapat meningkatkan pemahaman konsep hubungan gaya dan gerak pada mata pelajaran IPA di Kelas VI SD Negeri di Jojogan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa temuan yang terjadi selama proses dari siklus I sampai siklus II, diantaranya : 1. Dengan setrategi model pembelajaran CTL, siswa dapat membuat suatu karya atau model ketapel dan menerapkannya untuk memudahkan memahami konsep hubungan gaya dan gerak. 2. Skor rerata pemahaman siswa tentang konsep hubungan gaya dan gerak pada siklus I nilai rerata sebesar 72,09 dan pencapaian ketuntasan belajar 63,63%.Pada siklus II nilai rerata 77,00 dan ketuntasan belajar 90,90% hasil tersebut telah melebihi KKM yang ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa strategi model pembelajaran CTL dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang hubungan gaya dan gerak dalam pelajaran IPA pada siswa kelas VI SDN 01 Jojogan. B. Saran Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian dilaksanakan, maka ada beberapa saran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sebagai berikut: 1. Pemilihan setrategi pembelajaran yang tepat sebagai salah satu alternatif yang tepat dalam proses pembelajaran IPA pada umumnya dan lebih khususnya pada Kompetensi Dasar melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak. 2. Hendaknya kita sebagai guru selalu berupaya melakukan inovasi pembelajaran agar siswa lebih 31 menguasai materi pelajaran. 32 3. Penggunaan media pembelajaran memerlukan pemilihan karakteristik sesuai dengan materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai . 4. Perbaikan pembelajaran merupakan salah satu cara instropeksi diri untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan peningkatan mutu guru sebagai tenaga professional. . 33 DAFTAR PUSTAKA Anonim,2006.Pembelajaran Kurikulm Tingkat Satuan Pendidikan dan Pembelajaran Silabus Mata Pelajaran SD/MI, BNSP, Jakarta. Aunurrahman dkk 2009. Penelitian Pendidikan SD Dikti: Depdiknas Dirjen Dikti. Depdiknas,2006. Kurikulum Tingkat Dasar.Jakarta: Pusat Kurikulum. Satuan Pendidikan: Kerangka Depdiknas,2006. KTSP: Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Kurikulum. Depdiknas, 2003. Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Kegiatan Belajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta: Pusat Kurikulum. Depdiknas, 2004 Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Penilaian Kelas.Jakarta: Pusat Kurikulum. Depdikbud, 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Direktorat Edi Hendri M,2006. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Bandung Naskah. Noehi Nasution, 1992, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Depdikbud. Wardani,I.G.A.K dkk 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.