(ctl) untuk meningkatkan pemahaman konsep hubungan gaya dan

advertisement
PEMBELAJARAN CONSTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
(CTL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
HUBUNGAN GAYA DAN GERAK
PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VI SD N 01 JOJOGAN
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
OLEH
Ertina Sulisia Jodie
X.9707008
Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelajaran IPA merupakan pelajaran yang erat kaitannya dengan
kehidupan siswa. Melalui pelajaran IPA siswa dapat mangenal lingkungan
alam sekitar dan segala isinya, Untuk itu perlu pemehaman yang lebih
mendasar bagi siswa dalam mempelajari pelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari
tahu
dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Sementara kenyataan di lapangan, pada mayoritas SD, tuntutan
karakteristik pendidikan IPA sebagaimana diamanatkan oleh KTSP masih
jauh dari yang dimaksudkan. Implementasi KTSP lebih terfokus pada
pembenahan jenis-jenis
administrasi pembelajaran. Sedangkan dalam
pelaksanaan KBM belum menunjukkan perubahan yang sangat berarti.
Hal
ini
disebabkan antara lain, pemberlakukan KTSP belum disertai
dengan pelatihan bagi guru-guru bagaimana mengelola pembelajaran yang
sesuai dengan tuntutan kurikulum. Selain itu, fasilitas pembelajaran IPA
seperti media dan alat peraga, kualitas dan kuantitasnya tidak banyak
berubah, yaitu jauh dari memadai.
Dari
hasil
studi para guru menyadari bahwa pelaksanaan
pembelajaran IPA selama ini masih memiliki banyak kelemahan antara lain
pembelajaran
IPA
masih
kurang
melibatkan
siswa pada
aktivitas
keterampilan proses atau kerja ilmiah IPA yang melibatkan lingkungan
sekitar. Kegiatan pembelajaran jarang dalam bentuk kegiatan praktikum,
karena alat-alat yang diperlukan sangat terbatas. Guru
kelas
sudah
berusaha menyediakan alat-alat sederhana sejauh kemampuan. Tetapi
2
karena sangat terbatasnya keterampilan dan waktu yang dimiliki guru
(beberapa guru bertindak sebagai guru kelas rangkap), sangat terbatas
juga alat yang dapat disediakan.Selain itu pada saat pembelajaran
banyak
siswa
yang
kurang
penuh
masih
memperhatikan penjelasan guru.
Bahkan tidak sedikit siswa yang masih sempat melakukan kegiatan lain yang
tidak ada hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, misalnya mengobrol
dengan teman, memain-mainkan
sesuatu,
mengganggu teman,
atau
menulis dan membuat coretan gambar sesuai dengan keinginannya sendiri,
hasil belajar yang dicapai siswa pun pada umumnya belum optimal. Nilai
yang diperoleh siswa dari setiap ulangan tidak dapat mencapai Standar
ketuntasan Belajar Minimum (SKBM) pada setiap standar kompetensi.
Apalagi pada saat ujian akhir semester, nilai ulangan mereka rata-rata kurang
dari SKBM jika itu terjadi pada tiga mata pelajaran makan siswa tidak
naik/tidak lulus. Selain itu, pada saat Ujian Sekolah untuk mata uji praktikum
IPA, aktifitas dan hasil ujian siswa sangat jauh dari yang diharapkan. Ini
menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di Kelas VI SDN 1 Jojogan selain
belum efektif dalam hal pengunaanan waktu dan aktivitas
siswa,
juga
belum efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menghadapi
kenyataan
ini,
peneliti bersama Kepala sekolah dan
teman sejwat untuk merefleksi dan mengevaluasi aspek-aspek pengalaman
dirinya mengelola pembelajaran IPA. Dari hasil kegiatan refleksi tersebut
peneliti menyadari bahwa pelaksanaan pembelajaran selama ini kurang
ditunjang oleh wawasan, persiapan, dan alat penunjang yang memadai. Guru
juga belum pernah merancang Pembelajaran dan alat pendukung yang
cocok untuk kegiatan siswa pada saat pembelajaran. Dari hasil identifikasi
tersebut peneliti terdorong untuk bermitra dengan Kepala Sekolah dan
teman sejawat melakukan kaji tindak tentang
pembelajaran CTL yang
menekankan pada pemahaman konsep hubungan gaya dan gerak yang
melibatkan siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka
pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan
konteks dalam kehidupan sehari hari. Ditunjang oleh pengunaan teknik dan
3
Pembelajaran CTL dan fasilitas pendukung yang kondusif untuk meningkatkan
keterampilan proses siswa. Dengan CTL proses pembelajaran diharapkan
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa untuk bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru kesiswa. Mereka akan
menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya.Dalam
upaya
itu
mereka
memerlukan
guru
sebagai
pengarah
dan
pembimbing,melalui pembelajaran CTL, siswa diharapkan belajar mengalami
bukan menghafal. Kegiatan kaji tindak ini akan dilakukan dalam bentuk
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
B. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHANNYA
1. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, serta
hasil refleksi awal peneliti
untuk
menjembatani
antara
tuntutan
kurikulum dengan kondisi objektif di lapangan saat ini, maka
peneliti memandang perlunya mengelola KBM dengan Pembelajaran
CTL untuk Meningkatkan Pemahaman konsep hubungan gaya dan gerak
pada Mata Pelajaran IPA Kelas VI SDN 01 Jojogan Tahun pelajaran
2009/2010. Berdasarkan
menjadi
prioritas
hal
adalah
tersebut diatas, maka
masalah
yang
sebagaimana dinyatakan dalam rumusan
masalah penelitian dirinci sebagai berikut:
Apakah pengunaan Pembelajaran CTL dapat meningkatkan pemahaman
konsep hubungan gaya dan gerak pada mata pelajaran IPA di kelas VI
SD N 01 Jojogan tahun pelajaran 2009/2010 ?
2.
Pemcahan Masalah
Berdasarkan teori belajar dan Pembelajaran permasalahan yang
terjadi dikelas VI SD N 01 Jojogan tahun pelajaran 2009/2010 perlu
diseleaikan melalui model pembelajaran CTL.
4
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
Untuk meningkatkan pemahaman konsep hubungan gaya dan gerak melalui
pembelajaran CTL pada mata pelajaran IPA dikelas VI SD N 01 Jojogan
tahun pelajaran 2009/2010.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Dilaksanakannya kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat
memberikan manfaat atau kontribusi sebagai berikut:
1. Manfaat Bagi Guru
a)
Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu guru memperbaiki
dan mengatasi keterbatasan kemampuan guru dalam proses
pembelajaran.
b)
Melalui kegiatan penelitian ini diperoleh alat dan teknik penunjang
yang lebih realistis dan aplikatif untuk keperluan optimalisasi
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Aturan dan Pembelajaran
tersebut dapat dijadikan perbandingan dan pertimbangan bagi
guru-guru lainnya yang akan memperbaiki pembelajaran pada
kelas dan mata pelajaran yang berbeda.
2. Manfaat Bagi Siswa
a)
Dapat menumbuhkan motivasi dan keaktifan siswa dalam
pemahaman konsep hubungan gaya dan gerak pada mata pelajaran
IPA melalui Pembelajaran CTL sehingga preatasi belajarnya
meningkat.
b)
Penelitian ini memberikan pengalaman langsung pada siswa untuk
memecahkan
permasalahan pembelajaran IPA secara terencana
dan sistematis yang terkait dengan lingkungan dan alam sekitar
sehingga siswa dapat mencapai standar ketuntasan belajar
minimum (SKBM).
3. Manfaat Sekolah
1)
Secara kelembagaan bermanfaat untuk mengembangkan fungsi
5
lembaga pendidikan dalam mewujudkan pengelolaan kurikulum
berbasis sekolah. Antara lain merintis pelaksanaan pembelajaran
yang benar-benar merujuk kepada kondisi dan kompetensi realistik
sekolah yang bersangkutan.
2)
Membantu meningkatkan kompetensi lulusan sehingga dapat
mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan Nasional.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian dalam kajian pustaka dan kerangka pemikiran diatas, dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
Jika pengunaan pembelajaran CTL diterapkan maka diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman konsep hubungan gaya dan gerak pada mata
pelajaran IPA di Kelas VI SD Negeri di Jojogan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Dalam kajian pustaka ini akan dibahas beberapa hal tentang Konsep Dasar
Ilmu Pengetahuan Alam, Pengertian Konsep Hubungan Gaya dan Gerak,
Dasar Teori Pembelajaran CTL, dan langkah-langkah pembelajaran CTL.
1.
Konsep Dasar ILmu Pengetahuan Alam
lmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari
tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan
IPA diarahkan
peserta
untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu
didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar.
Beberapa karakteristik pendidikan IPA Menurut Trowbridge &
Bybee(1990:48) IPA merupakan perwujuddan dari suatu hubungan
dinamis yang mencakup tiga faktor utama, yaitu: IPA sebagai suatu
proses dan metode (methods and processes); IPA sebagai produkproduk pengetahuan (body of scientific knowledge), dan IPA sebagai
nilai- nilai (values). IPA sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry
methods) meliputi cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan
saintis untuk memperoleh produk-produk IPA atau ilmu pengetahuan
ilmiah misalnya: observasi, pengukuran, merumuskan dan menguji
6
7
hipotesis,mengumpulkan data, bereksperimen, dan prediksi. Berdasarkan
hal tersebut maka IPA bukan sekadar cara bekerja, melihat, dan cara
berpikir, melainkan ‘science as a way of knowing’. Artinya, IPA sebagai
proses juga dapat meliputi kecenderungan sikap/tindakan, keingintahuan,
kebiasaan berpikir, dan seperangkat prosedur. Sementara nilai-nilai
(values) IPA berhubungan dengan tanggung jawab moral,nilai-nilai sosial,
manfaat IPA untuk IPA dan kehidupan nanusia, serta sikap dan tindakan
(misalnya : keingintahuan, kejujuran, ketelitian, ketekunan, hati-hati,
toleran,
hemat,
dan
pengambilan
keputusan).
Karakteristik
dan
pengertian IPA sebagaimana diuraikan di atas secara singkat terangkum
dalam pengertian IPA menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) untuk Mata Pelajaran IPA, bahwa IPA adalah “cara mencari
tahu secara sistematis tentang alam semesta”. Dalam proses mencari
tahu ini pembelajaran IPA dirancang untuk mengembangkan Kerja
Ilmiah dan Sikap Ilmiah siswa. Pengertian tersebut mengandung makna
bahwa proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar menuntut guru mampu
menyediakan mengelola pembelajaran IPA dengan suatu metode dan
teknik penunjang yang memungkinkan siswa dapat mengalami seluruh
tahapan pembelajaran yang bermuatan keterampilan proses, sikap ilmiah,
dan penguasaan konsep.
2. Konsep Hubungan Gaya dan Gerak
Gaya merupakan tarikan atau dorongan yang berkerja pada sebuah
benda.Manusia sebagai mahluk hidup selalu bergerak, Gaya yang
mengkibatkan suatu benda dapat bergerak.Benda diam setelahdikenai
gaya akan bergerak. Misalnya karet ketapel yang ditarik akanmemberikan
dorongan terhadap kerikil dan sehingga bergerak.Selain itu meja diam
jika didorong akan berpindah tempat. Semakin benda yang akan
digerakan, semakin besar gaya yang dibutuhkan.Sehingga kitabisa
menyimpulkan bahwa yang mempengaruhi gerak benda adalah gaya dan
7
8
berat benda itu sendiri.Pada jungkit-junngkit, letak dan berat beban
mempengaruhi gerak alat tersebut.
3. Dasar Teori Pembelajaran Pembelajaran Kontektual
Landasan filosofis CTL adalah konstruktivisme,yaitu filosofis
belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal,
siswa
harus
mengkonstuksi
pengetahuan
dibenak
mereka
sendidri.Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta
atau proposisi yang terpisah,tetapi mencerminkan keterampilan yang
dapat diterapkan.
Menurut Johnson ada tiga pilar yang mendasari CTL,yaitu :
a. CTL mencerminkan prinsip kesalingtergantungan.
b. CTL mencerminkan prinsip diferensiasi.
c. CTL mencerminkan prinsip pengorganisasian diri.
Pembelajaran berbasis CTL menurut (Sanjaya :2004) melibatkan
tujuh komponen utama pembelajaran,
(Construktivism),
masyarakat
Bertanya
belajar
yakni : Konstruktivisme
(Questioning),
(learning
menemukan
community),
(inquiri),
Perpembelajaranan
(Pembelajaraning), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment).
Pembelajaran CTL ( Constextual teaching and learning) menurut
Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang medorong guru untuk
menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang
dimilikinya
dan
penerapan
dalam
kehidupan
mereka
sendiri.Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh dari usaha siswa
mengkonstruksi sendidri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika
mereka belajar.
Instrumental Input
Raw Input
Learning Teaching
Enviromental Input
8
Out put
9
Dari bagan di atas diketahui bahwa faktor instrumental yang
termasuk didalamnya kurikulum, program pembelajaran, Pembelajaran
(pembelajaran terpadu dan konvensional), sarana dan prasarana dan
juga guru sebagai faktor dari luar individu dan minat belajar sebagai
aspek psikologis dari faktor dalam diri individu merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar
4.
Langkah-langkah pembelajaran CTL
Menerapkan
CTL
dalam
suatu
pembelajaran
pada
prisipnya sama saja dengan menciptakan suatu pembelajaran yang
menantang daya cipta siswa untuk menemukan
informasi
baru
dalam pembelajaran. Di dalam Depdiknas (2003: 69) disebutkan
bahwa ada tujuh prinsip pembelajaran CTL, yaitu:
a. Kontsruktivisme (Constructivism)
Siswa
dari
awal.
membangun
pemahaman
pengalaman-pengalaman
Pemahaman
yang
baru
oleh
diri
berdasarkan
mendalam
sendiri
pengalaman
dikembangkan melalui
pengalaman yang bermakna.
b. Penemuan (Inquiry)
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan induktif,diawali
dengan pengamatan dalam rangka memahami suatu konsep.Dalam
praktik, pembelajaran melewati
siklus
kegiatan
bertanya, menganalisis, dan merumuskan teori,
mengamati,
baik
secara
individual maupun secara bersama-sama dengan temannya.
Penemuan juga merupakan aktivitas untuk mengembangkan
dan sekaligus mengUNTUKkan keterampilan berpikir kritis siswa.
c. Bertanya (Questioning)
Pertanyaan
merupakan
pembelajaran kontekstual. Pertanyaan
pembelajaran bagi
komponen
penting
merupakan
dalam
alat
guru untuk mendorong, membimbing, dan
9
10
menilai kemampuan berpikir siswa. Pertanyaan juga diUNTUKkan
oleh siswa selama melaksanakan kegiatan yang berbasis penemuan.
d. Masyarakat belajar (Learning Community)
Proses
sesama
siswa
pembelajaran
berlangsung
saling berbicara
dan
dalam
situasi
menyimak,
berbagi
pengalaman dengan orang lain. Bekerja sama dengan orang lain
untuk menciptakan pembelajaran siswa aktif lebih baik jika
dibandingkan dengan belajar sendiri yang mendidik siswa untuk
menjadi individu yang egoistis.
e. Pendekatanan (Pendekataning)
Aktivitas guru di kelas memiliki efek Pendekatan bagi
siswa. Jika guru mengajar dengan berbagai variasi metode dan
teknik pembelajaran, secara tidak langsung siswa pun akan meniru
metode atau teknik yang dilakukan guru tersebut. Kondisi
semacam ini akan banyak memberika manfaat bagi guru untuk
mengarahkan siswa melakukan sesuatu yang diinginkannya melalui
pendemonstrasian cara yang diinginkan tersebut.
f. Refleksi (Reflection)
Salah satu pembeda Pembelajaran kontekstual dengan
Pembelajaran tradisional adalah cara berpikir tentang sesuatu yang
telah dipelajari oleh siswa.Dalam proses berpikir itu, siswa dapat
merevisi dan merespon kejadian, aktivitas,dan pengalaman mereka.
g. Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assestment)
Penilaian
pembelajaran
autentik
ini
yang bervariasi,
bersifat
yaitu
mengukur
produk
pengetahuan
dan
keterampilan serta sikap siswa. Penilaian ini juga tidak hanya
melihat produk akhir, tetapi juga prosesnya. Instruksi dan
pertanyaan-pertanyaannya disusun yang kontekstual dan relevan.
10
11
Secara sederhana langkah-langkah pembelajaran CTL dalam kelas
sebagai berikut :
1) Kembngkanlah pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara kerja sendiri , menemukan sendiri, dan menkonstruksikan
sendiri pengetahuan dan keterampilan bertanaya
2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topic.
3) Kembangkan sikap ingintahu siswa dengan bertanya
4) Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok.
5) Hadirkan Pembelajaran sebagai contoh pembelajaran
6) Lakuakan refleksi dakhir pertemuan
7) Lakuakan penilaian dengan sebernarnaya dengan berbagai cara.
Ciri –ciri kelas yang mengunakan Pembelajaran kontektual
1) Pengalaman nyata
2) Kerjasama ,saling menunjang
3) Gembira , belajar dengan bergairah
4) Pembelajaran terintegrasi
5) Mengunakan berbagai sumber
6) Siswa aktif dan kritis
7) Menyenangkan,tidak membosankan
8) Sharing dengan teman
9) Guru kretif
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan
1.
Optimalisasi Penggunaan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Sekolah
Dasar (Nana Mardiana: 2008)
2.
Peningkatan keterampilan menulis melalui pendekatan CTL dengan
model mainan siswa kelas IV (Arif Yunet P.T. : 2009 )
11
12
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa pembelajaran CTL pada
mata pelajaran IPA untuk meningkatkan pemahaman konsep hubungan gaya
dan
gerak
diharapkan
guru
lebih
bervariatif
dalam
melaksanakan
pembelajaran, sehingga siswa memiliki pengalaman belajar yang lebih luas
serta siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan awal yang telah dimiliki
kedalam pengetahuan baru, anak belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan
secara alamiah. Belajar lebih bermakna jika anak mengalami ( melalui
ketrampilan proses) apa yang dipelajari bukan hanya mengetahuinya. Maka
kiranya perlu diterapkan dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan
pemahaman siswa dalam upaya pencapaian standar kompetensi yang telah
ditentukan. Selanjutnya dapat meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran
seperti yang diharapkan. Gambaran dari kerangka berpikir penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Kondisi Awal
Pelaksanaan
Tindakan
Guru belum
mengunakan
model
pembelajaraan
CTL
Pemahaman
siswa
terhadap
materi masih
rendah
Guru
mengunakan
pembelajaran
CTL
Siklus I
Siklus II
Kondisi Akhir
KBM Optimal
dengan model
pembelajaran
CTL
Pemahaman
konsep
meningkat
Gambar 1. Kerangka Berfikir
12
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakuakan pada SD N 01 Jojogan,Kecamatan
Watukumpul, Kabupaten Pemalang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada pertengahan bulan Januari 2010
sampai dengan akhir tahun ajaran atau awal bulan Juni 2010. Dalam kurun
tersebut
untuk
mengurus
izin
penelitian,
menyusun
instrument,
pengumpulkan data dan pelaksanaan penelitian, analisis data dan menulis
laporan penelitian dengan jadwal penelitian sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Penelitian
No.
Kegiatan
1
Perencaan
Proposal
Perijinan
Pelaksanaan
Siklus I
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
Siklus 2
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
Pelaporan
Draf
Revisi
Pelaporan
Seminar
dan Hasil
laporan
2
3
Januari
1
2
3
Februari
4
1
2
3
Maret
4
1
2
3
April
4
1
2
3
x
x
Mei
Juni
4
1
2
3
4
x
x
x
x
x
1
2
x
x
3
4
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
13
14
B. Subjek Penelitian
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada Pembelajaran
IPA di Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Jojogan, Kecamatan Watukumpul,
Kabupaten Pemalang. Dengan jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian
sebanyak 11 orang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa
perempuan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang akan dianalisis adalah data yang dikumpulkan baik pada
saat pratindakan, selama tindakan, maupun sesudah tindakan pembelajaran
dilaksanakan.
1. Jenis Teknik pengumpulan Data sebagai berikut :
a. Wawancara
Wawancara digunakankan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru
terhadap proses pembelajaran dengan mengunakan pembelajaran
pembelajaran constextual teaching and learning.
b. Observasi
Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui keaktifan
siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah lembar observasi.
15
Tabel. 1
Jenis Data, Metode dan Instrumen Pengumpul
NO
JENIS
1. Perencanaan pembelajaran dengan
METODE
meng- Observasi
gunakankan Pembelajaran pembelajaran CTL.
ALAT
Lembar
pengamatan
1.Penentuan metode dan tahap pembelajaran
2.Penentuan alat, media,dan sumber pengajaran
2.
Proses
pembelajaran
dengan
mengunakan
Observasi
Lembar
pengamatan
pembelajaran CTL.
a. Aktivitas atau kinerja guru
b. Aktivitas atau kinerja siswa
3.
Peningkatan
efektifitas
pembelajaran Observasi
Lembar
pengamatan
dengan mengunakankan Gaya dan Gerak
dengan menggunakan pembelajaran CTL
4.
penghambat/ kendala Analisis
esensial(terkait erat dengan focus penelitian) terhadap
yang ditemukan selama pelaksanaan penelitian. hasil
Faktor pendukung dan
Catatan
lapangan
observasi
c. Tes Tertulis
Tes tertulis digunakankan untuk memperoleh hasil belajar siswa.
Bentuk tes yang digunakan adalah isian dan unjuk kerja .
2. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif kualitatif dengan kerangka analisis sebagai berikut:
a. Seleksi data, pengelompokkan dan pengolahan data, dan interpretasi
data.
16
b. Evaluasi dan refleksi terhadap hasil interpretasi data .
c. Tindak lanjut atau rekomendasi.
3. Indikator Kinerja
Indikator pencapaian keberhasilan penelitian tindakan adalah indikator
keberhasilan proses dan indikator keberhasilan produk. Pembahasan
terhadap hasil dan temuan penelitian tindakan pada setiap siklus
pembelajaran merupakan indikator keberhasilan proses sedangkan indikator
keberhasilan produk merupakan keseluruhan tindakan upaya perbaikan
pembelajaran yang ditandai dengan tercapainya standar kompetensi yang
harus dicapai siswa.
a. Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa dalam kemampuan mata
pelajaran IPA adalah diatas nilai Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM), yaitu 59,00.
b. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM minimal sebanyak 75 %.
D. Prosedur Penelitian
Metode yang digunakankan dalam kegiatan penelitian ini adalah
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sedangkan Pembelajaran PTK
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran CTL.
Adapun alur tahapan atau fase pada setiap siklus sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 1., meliputi 4 hal sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning),
2. Pelaksanaan (Acting),
3. Observasi (Observing),
4. Refleksi (Reflecting).
17
Tindakan
&
Observasi
I
Siklus
1
Tindakan
&
Observasi
II
Refleksi
Rencana
perbaikan
tindakan
Siklus
II
Pemahaman konsep
materi meningkat
Gambar 2: Alur Dasar Penelitian Tindakan Kelas
Alur siklus Penelitian Tindakan Kelas tersebut, dijelaskan sebagai
berikut:
1. Perencanaan (Planning)
a. Menetapkan peneliti mitra (observer) yaitu Kepala Sekolah SD
Negeri 01 Jojogan Membangun kesepahaman
antara
peneliti
dengan observer tentang konsep dan pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas, topik yang diangkat dalam proses pembelajaran,
serta penentuan waktu pelaksanaan kegiatan Penelitian Tindakan
Kelas.
b. Mengkaji
kurikulum
mata
pelajaran
IPA Kelas VI untuk
mengetahui standar kompetensi dan hasil belajar yang ditetapkan
kurikulum Mata pelajaran IPA. Menyusun rancangan umum
pembelajaran, instrument penelitian untuk pengumpulan data yang
berhubungan dengan silabus pembelajaran beserta LKS, proses
pelaksanaan
tindakan,
efektifitas
belajar
siswa,serta
factor
pendukung dan penghambat pelaksanaan selama pembelajaran IPA
pada PTK berlangsung.
18
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Penelitian
dipusatkan
pada
pelaksaan
serangkaian
pembelajaran yang dipilah kedalam beberapa siklus tindakan. Pada
setiap siklus tindakan diobservasi, dievaluasi dan direfleksi data-data
atau temuan yang berhubumgan dengan kinerja guru dalam
mengunakankan Pembelajaran pembelajaran CTL, dan kinerja siswa
mengikuti pembelajaran meliputi:
a. Siklus I
1) Perencanaan Tindakan
Pada siklus I dilaksanakan dengan waktu 2 x 35 menit.
Tindakan yang dilakukan adalah :
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
pada siklus I ini dilaksanakan dengan menyusun RPP
mencakup penentuan standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring,
materi pelajaran, strategi pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran,
alat
dan
sumber
pembelajaran
dan
penilaian.
b)
Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung Fasilitas
yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pelajaran
adalah:
(1) Ruang Belajar
Ruang belajar didalam ruang kelas dan diluar kelas
dengan memanfaatkan lingkungan sekitar.. Guru
menata
terlebih dahulu
tempat duduk siswa,
menyiapkan alat pembelajaran.
(2) Buku Pelajaran
Buku SAIN 6, untuk SD Kelas VI. Penerbit : Sinergi,
Dede Yaya, dkk hal :96 – 104.
19
Buku Ilmu Pengetahuan Alam, untuk SD Kelas
VI.Penerbit : Erlangga,Wiganti Hadi Omegawati dkk
hal : 96-108
(3) Media Pembelajaran
- Gambar Jungkit-jungitan dan ketapel
c) Menyiapkan Lembar Penilaian Unjuk Kerja
Guru menyiapkan materi yang diajarkan dan menyiapkan
lembar penilaian unjuk kerja.
d) Menyiapkan Lembar Evaluasi
Guru menyiapkan soal-soal evaluasi untuk siswa
e) Menyiapkan lembar observasi untuk teman sejawat
Teman sejawat melakukan observasi terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan yang hasilnya akan ditulis
dalam lembar observasi.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Pendahuluan (± 15 Menit)
o Apersepsi : guru dan siswa melakukan permainan tepuk
tangan dengan menyanyikan lagu “ Kalau Kau Suka
Hati” dikaitkan dengan gaya, untuk memotivasi dalam
belajar,
o Setelah mempersiapkan siswa untuk belajar, guru
menarik perhatian siswa dengan member bahan pada
model jungkit-jungkitan, kemudian menanyakan pada
siswa model apa saja yang memiliki prinsip seperti
jungkit-jungkitan dan apa manfaatnya dalam kehidupan ?
o Guru memuji hasil kerja siswa dan berdasarkan hasil
pengamatan siswa, guru mengkomunikasikan garis besar
kompetensi dasar terkait dengan kegiatan yang baru
dilakukan
siswa,
serta
mengkaitkan
sekarang dengan jawaban siswa
b) Kegiatan Inti (± 45 Menit)
pembelajaran
20
o Guru menyajikan informasi tentang gaya melalui
penjelasan
o Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompokkelompok belajar.
o Guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam melakukan
diskusi tentang hubungan gaya dan gerak,mengamati dan
pengaruh pergeseran lengan beban dan lengan kuasa
terhadap besarnya beban dan kuasa.
o Guru melakukan evaluasi dengan meminta setiap
anggota kelompok saling berpasangan, dan saling
mendiskripsikan pekerjaanya pekerjaannya.
o Berdasarkan hasil pengamatan, guru meminta siswa
membaca ide-ide penting buku siswa dengan topik
Apakah yang menyebabkan benda bergerak? & Macammacam Gaya
o Guru
membimbing
siswa
menghubungkan
hasil
bacaannya dengan hasil pengamatannya, kemudian
hasilnya dirumuskan dengan menulis pengertian gaya,
macam-macam gaya, dan satuan gaya menggunakan
kalimatnya sendiri.
o Beberapa perwakilan kelompok diminta membacakan
hasil rumusan pengertian gaya, macam-macam gaya, dan
satuannya, anggota kelompok lainnya mengkritisi dan
menyempurnakan rumusan yang dibaca temannya.
o Guru memberikan umpan balik dengan memuji pada
aspek-aspek yang sudah benar dilakukan siswa.
o Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi
c) Penutup (± 10 Menit)
o Guru
merangkum
butir-butir
penting
seluruh
pembelajaran dengan menanyakan kepada siswa apa saja
yang telah dipelajarinya.
21
o
Memberikan motivasi kepada seluruh siswa atas
partisipasi aktifnya dalam belajar.
3) Observasi
Pelaksanaan observasi dilaksanakan oleh guru kelas VI
(peneliti) bersama supervisor. Tugas supervisor adalah
mengameti
kegiatan
guru
dan
siswa
selama
proses
pembelajaran.
4) Refleksi
Guru (peneliti) mengadakan evaluasi dan refleksi dari
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan observasi yang
dikolaborasikan dengan supervisor penelitian.Hasil evaluasi
dan refleksi siklus I digunakan sebagai acuan dalam menyusun
perencanaan siklus II
b. Siklus II
1) Perencanaan Tindakan
Pada siklus II dilaksanakan dengan waktu 2 x 35 menit.
Tindakan yang dilakukan adalah :
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sebagaimana yang telah dilaksanakan pada siklus I, pada
siklus II ini juga dilaksanakan dengan menyusun RPP
mencakup penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi
pelajaran,
strategi
pembelajaran,
langkah-langkah
pembelajaran, alat dan sumber pembelajaran dan penilaian.
b) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung Fasilitas
yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pelajaran
adalah:
(1) Ruang Belajar
Ruang belajar didalam ruang kelas dan diluar kelas
dengan memanfaatkan lingkungan sekitar.Guru menata
22
terlebih dahulu tempat duduk siswa, menyiapkan alat
pembelajaran.
(2) Buku Pelajaran
Buku SAIN 6, untuk SD Kelas III. Penerbit : Sinergi,
Dede Yaya, dkk hal :96 – 104.
Buku Ilmu Pengetahuan Alam, untuk SD Kelas
VI.Penerbit : Erlangga,Wiganti Hadi Omegawati dkk
hal : 96-108.
(3) Media Pembelajaran
- Gambar Jungkit-jungitan dan ketapel
- Model ketapel
- Kayu, karet, gunting, kelereng atau batu kerikil.
(4) Menyiapkan Lembar Penilaian Unjuk Kerja
Guru
menyiapkan
materi
yang
diajarkan
dan
menyiapkan lembar penilaian unjuk kerja.
(5) Menyiapkan Lembar Evaluasi
Guru menyiapkan soal-soal evaluasi untuk siswa
(6) Menyiapkan lembar observasi untuk teman sejawat dan
siswa
Teman sejawat melakukan observasi terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan yang hasilnya akan
ditulis dalam lembar observasi.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Pendahuluan (± 15 Menit)
o Apersepsi : Setelah mempersiapkan siswa untuk belajar,
guru menarik perhatian siswa dengan menggelindingkan
kelereng diatas lantai, dan menanyakan pada siswa
ketika menggelindingkan kelereng gaya tarikan atau
dorongan yang digunakan?
o Guru memuji jawaban siswa dan berdasarkan hasil
pengamatan siswa, guru mengkomunikasikan garis besar
23
kompetensi dasar terkait dengan kegiatan yang baru
dilakukan
siswa,
serta
mengkaitkan
pembelajaran
sekarang dengan jawaban siswa.
b) Kegiatan Inti (± 45 Menit)
o Guru menyajikan informasi tentang hubungan gaya dan
gerak melalui penjelasan.
o Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompokkelompok belajar dan menjelaskan cara belajar dalam
model pembelajaran CTL.
o Guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam melakukan
percobaan
langsung
tentang
hubungan
gaya
dan
gerak.meminta tiap kelompok untuk membuat satu
model ketapel.
o Guru meminta siswa keluar ruangan, memanfaatkan
lingkungan sekitar untuk membuat model ketapel dengan
alat
yang
telah
dibawa
kemudian
setelah
jadi
mempraktekannya.
o Berdasarkan hasil pengamatan, guru meminta masing
masing kelompok memberi contoh kegiatan sehari hari
yang ada hubungannya dengan gaya dan gerak.
o Guru memberikan umpan balik dengan memuji pada
aspek-aspek yang sudah benar dilakukan siswa.
c) Penutup (± 10 Menit)
o Guru melakukan evaluasi dengan meminta setiap
anggota mempresentasikan pekerjaannya.
o Guru mengevaluasi hasil pembelajaran
3) Observasi (Observing),
Pelaksanaan observasi dilaksanakan hampir sama
dengan siklus I oleh guru kelas VI (peneliti) bersama
supervisor. mengameti kegiatan guru dan siswa selama proses
pembelajaran.
24
Adapun hal-hal yang akan dinilai dalam pengamatan
meliputi :
1. Pra pembelajaran
2. Kegiatan Membuka Pelajaran
3. Kegiatan Inti Pembelajaran
a.
Pelaksanaan materi pelajaran
b.
Strategi pola pembelajaran
c.
Pemanfaatan media pembelajaran
d.
Penilaian proses dan hasil belajar
e.
Penggunaan bahasa
4. Penutup
4) Refleksi (Reflecting).
Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk meninjau kembali pelaksanaan pembelajaran yang telah
dilaksanakan dengan dasar hasil observasi teman sejawat. Ini
berguna untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam
proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir yang
bertujuan
untuk
memperbaiki
dan
penyempurnaan
pembelajaran. Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan
perencanaan, pelaksanaan dan observasi yang dikolaborasikan
dengan supervisor penelitian. Jika hasil evaluasi belum
memenuhi indikator kinerja penelitian maka dapat dilanjutkan
pada siklus berikutnya. Namun jika sudah memenuhi indikator
kinerja penelitian maka dapat diakhiri pada siklus tersebut.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Latar
Hasil wawancara tentang keadaan siswa kelas VI SD Negeri 01
Jojogan Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang sebgai berikut :
dari 11 siswa yang memahami konsep hubungan gaya dan gerak dalam
mata pelajaran IPA 6 siswa (54,54 %) dan yang tidak memahami konsep
hubungan gaya dan gerak dalam mata pelajaran IPA 5 siswa (45,45 %).
Siswa-siswa kelas VI SDN 01 Jojogan banyak yang tidak memahami
kosep hubungan gaya dan gerak dalam mata pelajaran IPA karena siswa
yang kurang penuh memperhatikan penjelasan guru. Selain keterbatasan
media dan alat peraga disekolah.
Tahun pelajaran 2009/2010 SD Negeri 01 Jojogan dipimpin oleh
seorang Kepala Sekolah, dan memiliki 8 dewan guru yang terdiri dari 4
guru kelas, 2 guru maple, 2 guru wiyata bhakti, dan 1 penjaga sekolah.
Jadi jumlah personil seluruhnya 10 orang.
SD Negeri 01 Jojogan berdiri di atas tanah desa, terdiri 1 ruang
kantor, 5 ruang kelas, 1 ruang UKS, perpustakaan,dan ruang komite dan 2
ruang WC. Dengan lokasi di di Jalan Raya Desa Jojogan, kecamatan
Watukumpul, Kabupaten Pemalang 52357.
Ruang kelas VI SD Negeri 01 Jojogan memiliki ukuran 6 m x 6 m dengan
kondisi ruangan yang rapuh dan sudah tidak layak. Fasilitas ruangan kelas
ada papan tulis, mading, almari dan seperangkat media pembelajaran.
25
26
2. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Penelitian
a. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan Penelitian pembelajaran IPA dikelas V SDN 01
Jojogan ini dilakukan dalam dua siklus. Pada setiap siklus dilaksanakan
satu kali pertemuan, data yang diambil adalah nilai evalusi pada akhir
siklus setelah pelaksanaan pembelajaran. Hasil belajar siswa dari
siklus1 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1.Hasil Evaluasi Siklus I
Siswa kelas VI SD Negeri 01 Jojogan
NILAI
No
Nama
Jml
Pre tes
Pos tes
Tes formatif
Rata-rata
1
Aditya Wahyu .P
40
45
55
155
51,66
2
Aeniyah
80
85
90
255
85,00
3
Aji Priyono
50
50
55
165
55,50
4
Eko Waluyo
70
80
85
235
78,33
5
Krisnowo
45
50
55
155
51,56
6
Herni Rofita
55
55
58
185
61,66
7
Mujiati
60
70
75
205
68,33
8
Umi Sa’adah
70
75
80
255
75,00
9
Umi Sa’diyah
55
56
60
180
60,00
10
Yuli Krisdiana
70
75
80
225
75,00
11
Khafidin
80
100
100
280
93,33
675
741
793
61,36
67,36
72,09
60
60
60
%
54,54%
54,54
63,63
Belum Tuntas %
45,45%
45,45
36,36
Jumlah
Rata-rata nilai
KKM
Tuntas
Dari data awal sebelum tindakan dilaksanakan bahwa dari
siswa kelas VI sebanyak 11 siswa, yang belum menguasai konsep
27
hubunan gaya dan gerak sebanyak 5 siswa (45,45 %) belum tuntas.
kriteria keberhasilan, apabila indikator keberhasilan penelitian tindakan
ini adalah minimal 75 % siswa telah mencapai KKM dengan nilai 60.
Setelah dilaksanakan tindakan kelas ternyata siswa yang belum
mencapai nilai di atas KKM pada kegiatan Pre tes sebanyak 5 siswa
(45,45%) dan kegiatan Pos tes sebanyak 5 siswa (45,45%) sedangkan
kegiatan tes formatif sebanyak 4 siswa (36,36%).
100%
90%
80%
Rata-rata
70%
Rata-rata
Ketuntasan
60%
50%
Ketuntasan
40%
30%
20%
10%
0%
Grafik hsil evaluasi siklus I
b. Hasil Pelaksaan Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil prestasi siswa pada siklus I yang dicapai
siswa sudah mengalami perubahan/kemajuan, walaupun belum
signifikan. Dari hasil prestasi siswa pada pelaksanaan siklus I peneliti
berkoordinasi dengan teman dewan guru SD Negeri 01 Jojogan sebagai
obsever untuk mendapatkan informasi hasil pengamatan dalam proses
pembelajaran tindakan sillus II sebagai berikut:
28
Tabel.2 Hasil Evaluasi Siklus II
Siswa kelas IV SD Negeri 01 Jojogan
Bentuk soal tes formatif
No
Pilihan
Nama
formatif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Unjuk
Nilai
kerja
Rata-rata
Tuntas
Tidak
Tuntas
1
Aditya Wahyu.P
-
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
-
-
-
Ö
60
60
60
Ö
-
2
Aeniyah
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
100
90
95
Ö
-
3
Aji Priyono
Ö
Ö
Ö
-
Ö
-
-
Ö
Ö
Ö
70
70
70
Ö
-
4
Eko Waluyo
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
-
Ö
Ö
90
80
85
Ö
-
5
Krisnowo
Ö
-
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
-
-
-
60
50
55
-
Ö
6
Herni Rofita
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
-
-
-
70
65
68
Ö
-
7
Mujiati
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
-
-
Ö
80
75
78
Ö
-
8
Umi Sa’adah
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
-
Ö
Ö
90
80
85
Ö
-
9
Umi Sa’diyah
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
-
-
-
70
75
73
Ö
-
10
Yuli Krisdiana
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
-
-
Ö
80
80
80
Ö
-
11
Khafidin
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
100
95
98
Ö
-
77,00
90,90%
9,09%
Rata-rata
Dari hasil tes formatif diatas siswa telah dicapai nilai rata-rata
77,00 dengan nilai ketuntasan 90,90% sudah dapat mencapai KKM.
Berdasarkan hal tersebut maka pembelajaran pada siklus 2 dapat
dikatakan sudah berhasil.
29
100%
Siklus II
90%
80%
70%
60%
Kondisi
Awal
Kondisi
Awal
Siklus I
Siklus I
Siklus II
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Grafik Hasil Evaluasi Siklus II
B. Pembahasan
1.
Pembahasan Siklus I
Perbaikan
pembelajaran
melalui
penerapan
model
pembelajaran CTL di SD Negeri 01 Jojogan dalam materi Konsep
hubungan gaya dan gerak telah berhasil meningkatkan pemehaman
konsep siswa, terbukti dengan adanya peningkatan nilai hasil evaluasi
dan peningkatan ketercapaian ketuntasan belajar siswa.
Hasil observasi guru menunjukan pada siklus I, terlihat siswa sangat
tertarik untuk belajar. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan
menggunakan gambar jungit-jungkit dan ketapel, Setelah mengamati
gambar, siswa dan guru berdiskusi untuk menyimpulkan hubungan
antara gaya dan gerak.
Kendala yang muncul pada siklus I ini adalah penggunaan media
gambar yang berupa jungkit-jungkitan dan ketapel tidak dapat
menunjukan pengaruh gaya terhadap gerak secara konkret sehinga
pemahaman konsep siswa masih rendah, selain itu siswa juga kurang
aktif dalam pembelajaran karena tidak adanya keberanian siswa untuk
30
mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat dalam proses
pembelajaran. Sehinnga hasil belajar secara rata-rata kelas belum
mencapai KKM, dan siswa yang tuntas belajar baru mencapai 63,63%.
Namun demikian keadaan ini sudah lebih baik jika dibandingkan
dengan
hasil
belajar
siswa
sebelum
menggunakan
media
pembelajaran.
2.
Pembahasan siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi tindakan siklus I,
maka temuan kendala yang muncul ditindaklanjuti pada siklus II.
Tindakan pada siklus II guru menyiasati dengan menggunakan model
pembelajran CTL dan media konkret yaitu menggunakan media
kelereng yang digelindingkan kemudian siswa mengamati pengaruh
hubungan gya dan gerak. Selain itu siswa dibagi dalam kelompok
untuk
membuat
suatu
model
ketapel
dengan
memanfaatkan
lingkungan sekitar setelah itu masing masing siswa mencoba ketapel
yang telah dibuat untuk memudahkan siswa dapat memahami konsep
hubungan gaya dan gerak. Setelah itu masing masing kelompok
melaporkan hasil temuanya setelah melakukan percobaan dengan
menggunakan media konkret. Pada akhir siklus II, berdasarkan
observasi hasil belajar siswa, terlihat adanya peningkatan hasil belajar
siswa. Rata-rata kelas meningkat menjadi 77,00 dan prosentase
ketuntasan belajar meningkat menjadi 90,90%.Dengan keadaan
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa temuan pada penelitian
menjawab hipotesis yang dirumuskan bahwa dengan strategi model
pembelajaran CTL diterapkan maka dapat meningkatkan pemahaman
konsep hubungan gaya dan gerak pada mata pelajaran IPA di Kelas VI
SD Negeri di Jojogan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa temuan yang terjadi
selama proses dari siklus I sampai siklus II, diantaranya :
1. Dengan setrategi model pembelajaran CTL, siswa dapat membuat suatu
karya atau model
ketapel dan menerapkannya untuk memudahkan
memahami konsep hubungan gaya dan gerak.
2. Skor rerata pemahaman siswa tentang konsep hubungan gaya dan gerak
pada siklus I nilai rerata sebesar 72,09 dan pencapaian ketuntasan belajar
63,63%.Pada siklus II nilai rerata 77,00 dan ketuntasan belajar 90,90%
hasil tersebut telah melebihi KKM yang ditentukan.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa strategi
model pembelajaran CTL dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa
tentang hubungan gaya dan gerak dalam pelajaran IPA pada siswa kelas VI
SDN 01 Jojogan.
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian dilaksanakan, maka
ada beberapa saran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sebagai
berikut:
1. Pemilihan setrategi pembelajaran yang tepat sebagai salah satu alternatif
yang tepat dalam proses pembelajaran IPA pada umumnya dan lebih
khususnya pada Kompetensi
Dasar melakukan
percobaan
untuk
menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak.
2. Hendaknya kita sebagai guru selalu berupaya melakukan inovasi
pembelajaran
agar
siswa
lebih
31
menguasai
materi
pelajaran.
32
3. Penggunaan media pembelajaran memerlukan pemilihan karakteristik
sesuai dengan materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai .
4. Perbaikan pembelajaran merupakan salah satu cara instropeksi diri untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dan peningkatan mutu guru sebagai
tenaga professional.
.
33
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2006.Pembelajaran Kurikulm Tingkat Satuan Pendidikan dan
Pembelajaran Silabus Mata Pelajaran SD/MI, BNSP, Jakarta.
Aunurrahman dkk 2009. Penelitian Pendidikan SD Dikti: Depdiknas
Dirjen Dikti.
Depdiknas,2006. Kurikulum Tingkat
Dasar.Jakarta: Pusat Kurikulum.
Satuan
Pendidikan:
Kerangka
Depdiknas,2006. KTSP: Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdiknas, 2003. Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Kegiatan
Belajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdiknas, 2004 Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Penilaian
Kelas.Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdikbud, 1999. Penelitian Tindakan Kelas.
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta:
Direktorat
Edi Hendri M,2006. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Bandung
Naskah.
Noehi Nasution, 1992, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Depdikbud.
Wardani,I.G.A.K dkk 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.
Download