Suplai Terkendali, Permintaan Meningkat

advertisement
SIARAN PERS
Biro Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Sidang Menteri Tiga Negara Produsen Karet Alam:
Suplai Terkendali, Permintaan Meningkat
Jakarta, 19 September 2017 – Menteri Perdagangan Republik Indonesia Enggartiasto Lukita
menegaskan Indonesia, Thailand, dan Malaysia sepakat memperjuangkan harga karet yang stabil
dan kompetitif dengan mengelola suplai dan meningkatkan permintaan domestik. Kesepakatan ini
dicapai pada Pertemuan Dewan Menteri International Tripartite Rubber Council (ITRC), Jumat lalu
(15/9) di Bangkok, Thailand.
Pertemuan dipimpin Menteri Pertanian dan Koperasi Thailand Jenderal Chatchai Sarikulya dan
juga dihadiri Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Malaysia Datuk Seri Mah Siew Keong.
Sampai akhir tahun diperkirakan pasar akan seimbang karena adanya penurunan produksi dan
meningkatnya permintaan. Dengan pengelolaan yang teratur, diyakini keseimbangan dapat
tercapai dan membawa pengaruh baik terhadap harga karet.
"Sebagai negara produsen, ketiga negara menyadari pentingnya menjaga stabilitas harga karet
sebagai kebijakan jangka panjang. Suplai dan permintaan harus mendapat porsi penanganan yang
sama agar seimbang. Pengendalian luas area tetap dilanjutkan agar produksi terjaga dengan
tetap memperhatikan kebutuhan negara konsumen maupun dalam negeri. Di lain pihak, kami
gencarkan permintaan domestik agar tumbuh sampai 10% tiap tahun," jelas Mendag.
Ketiga Menteri mendukung peningkatan kolaborasi di bidang penelitian dan pengembangan
teknologi untuk mendorong penggunaan karet alam sebagai bahan baku di sektor transportasi,
infrastruktur, olahraga, alat pertahanan, kesehatan dan barang konsumsi.
"Pemerintah menaruh perhatian besar pada sektor infrastruktur yang memanfaatkan karet alam
sebagai bahan baku, seperti campuran aspal jalan. Tidak hanya itu, penggunaan karet alam juga
akan terus ditingkatkan di sektor lainnya," tegas Mendag.
Kerja sama ITRC juga semakin kuat dengan bergabungnya Vietnam menjadi mitra strategis.
Dengan bergabungnya Vietnam, maka pangsa pasar produksi keempat negara menjadi 71% dan
pangsa pasar ekspor 84%. “Ke depannya, kami mengundang Vietnam untuk menjadi anggota
penuh ITRC,” imbuh Mendag.
Inisiasi Dialog dengan Kalangan Industri
Ketiga negara juga menginisiasi dialog dengan kalangan industri. "Mulai tahun depan, kami akan
menyelenggarakan forum guna menggalang masukan dari sektor industri," kata Mendag.
Menurut Mendag, dukungan industri diperlukan agar tercipta inovasi-inovasi produk turunan
karet alam. Enam sektor yaitu transportasi, infrastruktur, olahraga, alat pertahanan, kesehatan,
dan barang konsumsi didorong untuk dieksplor oleh Pemerintah juga swasta. Sektor-sektor ini
berpotensi digali melalui kerja sama dan kolaborasi antara tenaga ahli dan pertukaran teknologi.
Industri juga berperan dalam memberikan kesempatan bagi para petani agar menerima
pendapatan yang layak.
Berbagai upaya terus dilakukan ketiga negara untuk memperbaiki harga karet. Bulan September
tahun lalu, ITRC telah meluncurkan Pasar Karet Regional. Pasar Karet Regional akan
memperdagangkan dan meluncurkan kontrak berjangka untuk komoditas karet kering dan lateks.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Marolop Nainggolan
Kepala Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Deny Wachyudi Kurnia
Direktur Perundingan APEC
dan Organisasi Internasional
Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3442576/021-38582061
Email: [email protected]
Download