BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal saat ini sudah banyak diminati oleh beberapa negara untuk menghadapi krisis global khususnya krisis finansial. Pasar modal adalah sarana untuk menambahkan dana bagi perusahaan yang membutuhkan dana. Baik individu maupun perusahaan dapat menanamkan dana atau modalnya yaitu berupa sekuritas ke berbagai perusahaan yang nantinya mendapatkan keuntungan dari perusahaan tersebut. Hal ini dapat disebut dengan investasi. Menurut Tandelilin (2010:3), investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa depan. Pada umumnya tujuan investor berinvestasi di pasar modal adalah untuk mendapatkan keuntungan (return). Return yang didapat investor selalu menimbulkan risiko, sesuai dengan kalimat “ High Risk, High Return” dimana hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linier. Jika semakin besar return yang diharapkan, maka semakin besar pula tingkat risiko yang dipertimbangkan. Keuntungan yang didapat investor berupa yield atau capital gain. Yield merupakan pembagian laba (dividen) perusahaan kepada pemegang saham sesuai dengan saham yang dimiliki. Sedangkan capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga 1 2 saham yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) pada investor. Ketika return yang diharapkan tidak sesuai dengan return aktual yang diterima maka dapat menimbulkan risiko sesuai dengan besarnya perbedaan yang dialami. Investor dapat meminimalkan risiko dengan cara portofolio (diversifikasi). Portofolio merupakan investasi ke beberapa saham sehingga risiko kerugian pada satu saham dapat tertutupi dengan keuntungan saham lainnya. Kebanyakan investor memilih risiko yang paling rendah dengan tingkat return yang sama, maka portofolio tersebut diseleksi kembali berdasarkan pemilihan yang paling efisien dan optimal. Dwi Astuti dan Toto Sugiharto (2005) meneliti pada 6 saham perusahaan industri plastic and packaging menemukan 4 jenis portofolio yang optimal dengan menggunakan bantuan koefisien varians. Dalam penelitian Umanto Eko (2008) dengan menggunakan model indeks tunggal Sharpe maupun model korelasi konstan menunjukkan hasil penelitian pada saham – saham LQ45 bahwa investor harus menginvestasikan dananya paling banyak pada perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia (TLKM). Sedangkan dalam penelitian Lasmanah dan Eko Diptyoadi (2008) menggunakan model Capital Asset Pricing Model (CAPM) menghasilkan portofolio yang paling optimal dengan proporsi dana masing – masing sebesar 50% pada saham TRIM, 33% pada SMMA, 16% pada BBLD, dan 1% pada saham UNIT, BNLI, BBRI, ASDM. Dari beberapa penelitian diatas penulis akan meneliti dengan menggunakan model indeks tunggal. Model ini dikembangkan oleh William 3 Sharpe (1963) untuk menyederhanakan perhitungan portofolio optimal dengan menghitung expected return, portfolio risk, variance, dan covariance. Model ini didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu saham berfluktuasi searah dengan harga saham pasar. Kenaikan inflasi akibat adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berpotensi melemahkan level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sepanjang tahun 2013. Meski demikian, pelemahan IHSG dapat tertahan jika rilis kinerja laporan keuangan sebagian besar emiten di semester pertama 2013 positif dan melebihi ekspektasi investor. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Juni 2013 sebesar 1,03%. Inflasi di Juni 2013 tersebut masih di bawah 2008 ketika juga terjadi kenaikan harga BBM bersubsidi. Saat itu inflasi di bawah Juni 2008 sebesar 2,46% atau inflasi 2012 sebesar 0,62%. Inflasi di tahun 2013 lebih rendah dibandingkan di 2008 karena belum dipengaruhi oleh dampak negatif dari kenaikan harga BBM bersubsidi. Pengaruh akan lebih besar dari kenaikan BBM akan lebih terasa di awal Agustus 2013. Alasannya dampak negatif dari kenaikan harga BBM bersubsidi akan berimbas ke sektor transportasi dan harga bahan pangan yang akan mengalami peningkatan. Seiring dengan kenaikan harga BBM maka target inflasi di tahun 2013 berubah ke level 6,5%6,8% dan bahkan bisa di atas 7% di akhir 2013. (www.ipotnews.com) 4 Tabel 1.1 Daftar Harga Saham Sub Sektor Transportasi Tahun 2013 - 2014 EMITEN APOL ASSA BBRM BLTA BULL CASS CMPP CPGT GIAA HITS IATA INDX KARW LEAD MBSS MIRA NELY PTIS RIGS SAFE SDMU SMDR TAXI TMAS TPMA TRAM WEHA WINS ZBRA 2013 50 280 153 196 50 820 123 285 500 335 81 205 185 2900 1010 58 175 940 245 98 330 2900 1460 210 310 1590 235 680 84 2014 77 155 203 196 50 1250 124 94 555 735 84 515 488 2835 1000 50 163 950 280 98 510 14850 1170 2215 434 211 255 825 88 Ket. Naik Turun Naik Tetap Tetap Naik Naik Turun Naik Naik Naik Naik Naik Turun Turun Turun Turun Naik Naik Tetap Naik Naik Turun Naik Naik Turun Naik Naik Naik Sumber: Data Diolah Berdasarkan tabel 1.1 di atas diperoleh 18 perusahaan sub sektor transportasi mengalami kenaikan harga saham sedangkan yang lainnya mengalami penurunan dan ada yang tetap. Pada tahun 2014 saham sektor transportasi lebih 5 meningkat dari tahun sebelumnya. Sektor transportasi memang sedang tumbuh dan butuh modal untuk pengembangan bisnisnya. Analis saham Indosurya Securities mengatakan bahwa tidak semua saham emiten sektor transportasi buruk. Kalaupun buruk, itu lebih disebabkan oleh jumlah saham yang beredar sedikit sehingga tidak likuid. Ada beberapa saham yang saham beredarnya kecil sehingga tidak likuid, ditambah bisnisnya kurang bagus jadi lebih sedikit juga. Menurut analis Recapital Securities, pertumbuhan pendapatan emiten transportasi yang mengalami kenaikan menjadi faktor penopang kenaikan saham emiten transportasi. Rata-rata pertumbuhan pendapatan mencapai 20,76%. Express Transindo merupakan sektor yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang paling tinggi, yaitu 53,94%. Hal itu akan didukung dengan infrastruktur Indonesia yang semakin berkembang. Selain itu, persaingan tidak terlalu banyak. Di lain pihak, ada juga emiten transportasi yang mengalami kinerja buruk. Beberapa emiten transportasi laut mengalami kesulitan arus kas akibat menumpuknya utang. Di darat, beberapa emiten transportasi juga mengalami penurunan kinerja, seperti PT Steady Safe Tbk (SAFE) dan PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA). Harga saham ZBRA saat ini 88 rupiah per saham, sementara SAFE berada di angka 98 rupiah per saham. Penurunan laju saham Zebra dan Steady Safe disebabkan laporan keuangan yang memburuk. Kinerja tercatat menurun, bukan tumbuh. Hal itu membuat investor tidak tertarik melakukan pembelian saham mereka. (www.koran-jakarta.com) Berdasarkan uraian diatas, saham perusahaan sub sektor transportasi belum begitu bagus di tahun 2013, sehingga penulis tertarik dalam meneliti saham 6 perusahaan sub sektor transportasi pada tahun 2014 mana saja yang dapat menarik minat investor dalam menanamkan modalnya dengan menghitung portofolio yang paling optimal dengan menerapkan model indeks tunggal. Sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai : “Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Dengan Menggunakan Single Index Model Pada Saham Perusahaan Sub Sektor Transportasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2014 – Desember 2014)” 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang akan diidentifikasikan adalah sebagai berikut : 1. Saham perusahaan mana saja yang masuk portofolio optimal dalam sub sektor transportasi pada Tahun 2014? 2. Berapa besar proporsi investasi pada masing – masing saham perusahaan yang tercatat dalam sub sektor transportasi yang optimal pada Tahun 2014? 3. Berapa tingkat pengembalian dan risiko saat portofolio optimal terbentuk pada perusahaan sub sektor transportasi Tahun 2014? 7 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud diadakan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai besarnya return dan risiko investasi terutama dalam pembentukan portofolio yang paling optimal pada sub sektor transportasi periode tahun 2014. Disamping itu penelitian ini dilakukan sebagai syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama. 1.3.2 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui saham perusahaan mana saja yang termasuk dalam portofolio optimal pada sub sektor transportasi periode tahun 2014. 2. Mengetahui berapa besar proporsi dana investasi pada masing – masing perusahaan yang termasuk dalam portofolio paling optimal pada sub sektor transportasi periode tahun 2014. 3. Mengetahui berapa tingkat pengembalian dan risiko saat portofolio optimal terbentuk pada perusahaan sub sektor transportasi tahun 2014. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya : 1. Bagi Peneliti 8 Dapat menambah pengetahuan dan memperluas cara berpikir serta menambah pengalaman dalam hal manajemen keuangan, khususnya dalam menganalisis portofolio yang paling optimal. 2. Bagi Investor Diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk mengurangi risiko – risiko dalam pengambilan keputusan investasi. 3. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat menjadi informasi tambahan dan sumbangan pemikiran khususnya bagi manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi. 4. Bagi Pihak Lain Diharapkan dapat menjadikan sumber informasi dan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang lebih luas. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian menggunakan metode deskriptif analisis. Metode Deskriptif analitis adalah suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. (Sugiyono,2009:29). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan untuk memperoleh data sekunder yang dibutuhkan 9 dalam penelitian. Data sekunder yaitu data yang tidak langsung diperoleh dari sumber pertama dan sudah tersusun dalam dokumen – dokumen tertulis. 1.6 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengambil data sekunder berupa harga saham dan tingkat bunga yang diperoleh dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berlokasi di Jalan Veteran No.10 Bandung dan melalui website resmi www.idx.co.id dan website resmi lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Waktu penelitian pada tanggal 17 Februari 2015 sampai dengan selesai.