NURSEPRENEUR

advertisement
NURSING ENTREPRENEUR (http://iyusyosep.wordpress.com/2008/09/15/nursingentrepreneur/)
KAITAN KONSEP NURSING DENGAN ENTREPRENEUR (NURSEPRENEUR)
1. PENGERTIAN KEPERAWATAN (NURSING)
Salah satu definisi Keperawatan menurut Virginia Henderson :
Fungsi unik dari perawat adalah membantu individu baik sehat
maupun sakit dalam melaksanakan kegiatan yang menunjang
kesehatan serta penyembuhan atau membimbing klien agar meninggal
dunia dengan tenang. Segala yang dilakukan perawat adalah untuk
membantu meningkatkan dan menumbuhkan kemauan, kekuatan dan
pengetahuan agar tidak bergantung pada bantuan orang lain.
Kata kunci dari definisi tersebut adalah menumbuhkan kemauan,
kekuatan dan pengetahuan agar tidak bergantung pada bantuan
orang lain. Pentingnya kemandirian klien agar klien tersebut
tidak menjadi beban. Klien harus menjadi bagian dari solusi
bukan menjadi bagian dari masalah keluarganya.
Masalah kesehatan muncul salah satunya dari ketidak mandirian
klien secara finansial. Sebagai illustrasi pada saat bimbingan
profesi perawatan jiwa masyarakat di suatu wilayah di Bandung,
penulis menemukan kasus sebagai berikut;
Kepala keluarga tinggal di rumah kontrakan 4×4 meter. Mata
pencaharian menarik becak. Kontrakan sudah habis dan harus
segera dibayar. Listrik Belum dibayar, rumah bocor, Persediaan
beras di rumah sudah kosong. Anak yang paling kecil menjadi
pengamen. Anak kedua terlibat tawuran dan minuman keras. Klien
tersebut mengalami TBC khronis dan muntah darah. Istrinya
menjadi tukang cuci pakaian tetangga, iapun sudah mulai
mengeluh batuk dan sulit tidur.
Bila perawat melakukan asuhan klien di atas, maka tidak ada ilmu
yang paling relevan digunakan perawat selain ilmu tentang
perubahan behavior dengan jiwa entreprenueur, karena akar
masalahnya adalah uang dan kepribadian. Bila faktor genetik dan
takdir yang menjadi masalah, maka kuncinya adalah merubah DNA
nya dengan metoda re-change your DNA yang digagas Rhenald
Kasali. Mungkinkah DNA dirubah?, menurut Kazuo Murakami, ahli
genetika terkemuka dunia, pemenangmax Planck research
Award dan Japan Academi Prize dalam diri orang miskin ada gen
kaya yang sedang tidur (dormant) dan perlu dibangkitkan(2). Gen
tidur bisa juga dalam bentuk gen kanker atau gen penyakit lain
yang mengancam. Jadi ada dormant posistif yang menguntungkan dan
dormant negatif yang merugikan. Melalui penelitian genetika
selama lebih dari 40 tahun, Murakami menemukan bahwa kita bisa
mengkondisikan tombol gen kita meng ‖on‖-kan gen positif dan
meng‖off‖-kan gen negatif. Stimulusnya bisa dari lingkungan.
Lingkungan paling dekat dengan klien adalah perawat. Perawatlah
yang dapat memberi stimulus agar klien menjadi kaya. Dapat
memenuhi kebutuhannya, tidak tergantung pada orang lain. Bukan
rahasia, ada ribuan keluarga yang bernasib sama dengan klien di
atas di Indonesia. Kenyataannnya tidak bisa diselesaikan
langsung oleh perawat. Karena perawat bukan dewa atau
sinterclas. Perawat perlu membekali diri agar cerdas secara
finansial, menjadi bagian dari solusi dan bermanfaat untuk orang
banyak. Gen dormant klien harus dibangkitkan oleh perawat.
Melalui stimulus berupa dorongan, nasehat, ajakan, berupaya
sebagai role model, Stimulasi tersebut akan efefktif bila
perawat sendiri memiliki jiwa entrepreneur dan telah
membangkitkan gen tidur dalam dirinya. Dengan demikian sangat
penting menggali wacana ke arah kaitan konsep nursing dengan
entrepreneur (nursepreneur).
Gambar x. Gambar gen diatas menunjukan gen kanker yang
dibangunkan
di bawah menunjukan gen dorman
Sebagi ilustrasi tentang keajaiban stimulasi gen dorman ini
mungkin bisa dijelaskan dengan pendekatan ilmu pertanian.
Pernahkah Anda mendengar tentang pohon tomat yang setiap
batangnya menghasilkan dua belas ribu buah tomat?. Pohon-pohon
ini pernah dipamerkan dalam Pameran Sains and Technology
Tsukuba pada 1985. Banyak orang yang menganggap bahwa pohonpohon ini adalah hasil dari bioteknologi, tetapi sesungguhnya
mereka dihasilkan dari biji sebuah varietas tomat biasa yang
biasanya hanya akan menghasilkan dua puluh atau tiga puluh buah
tomat. Jika bukan bioteknologi, lalu apa rahasianya?.
Pohon-pohon itu dikembangbiakkan dengan metode hidroponik
menggunakan sinar matahari dan air yang diperkaya dengan
nutrisi. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa pohon-pohon
tersebut ditumbuhkan di air dan bukan di tanah. Pada umumnya,
tanah sangatlah penting untuk pembiakan tanaman. Tanaman
mengirimkan akarnya ke dalam tanah untuk menyerap nutrisi dan
kelembapan yang diperlukan untuk tumbuh. Tentu saja, tanaman
juga memerlukan sinar matahari dan udara, tetapi tanah selalu
dianggap sebagai salah satu aspek terpenting dalam bercocok
tanam.
Namun, seorang ahli agronomi, Shigeo Nozawa, beranggapan bahwa
hal yang sebaliknyalah yang benar. Dengan keyakinan bahwa
kemampuan sebuah tanaman untuk tumbuh justru dihalangi oleh
kenyataan bahwa akar-akar tanaman tersebut tumbuh di dalam
tanah, ia pun menumbuhkan tanaman di air, untuk melepaskan akarakar dari kurungannya dan membiarkannya dengan bebas menyerap
pemberian alam. Hal ini dikenal dengan metode hidroponik, dan
hasilnya adalah pohon tomat yang menghasilkan seribu kali Iipat
buah daripada pohon konvensional.
Nozawa dapat melihat kehidupan dari sudut pandang pohon tomat.
Dari hal ini, kita dapat melihat bahwa bahkan tomatpun memiliki
potensi jauh lebih besar daripada yang dapat kita keluarkan
Murakami (2007). Bayangkan. Jika filosofi Nozawa telah membantu
tanaman menyadari potensi mereka, apakah yang akan terjadi jika
kita menerapkan filosofi ini pada manusia?. Walaupun kita
berjuang untuk membangun potensi kita, kita terus terperangkap
dalam batasan yang kita terapkan pada diri sendiri. Jika perawat
atau dokter berkata, ―Apakah mungkin bapak bisa membayar
pengobatannya?, resep ini mungkin terlalau mahal bagi bapak,
obat generic ini mungkin sangat cocok bagai bapak yang secara
ekonomi di bawah rata-rata!‖
Batasan yang kita terapkan pada diri sendiri dan klien kita
hampir selalu didasari oleh perbandingan dengan orang lain. Ini
adalah sebuah sudut pandang yang sangat sempit. Tetapi, kita
masih yakin bahwa batasan-batasan ini ada, dan kita memandang
pengalaman dan pengetahuan kita sebagai sesuatu yang absolut.
Sungguh suatu perspektif yang sangat sempit.
Nozawa menjelaskan bagaimana ia mendapat ide untuk memproduksi
tomat raksasa: ―Tumbuh-tumbuhan yang kita lihat di sekitar kita
hanya menunjukkan potensi yang terbatas sebagai reaksi dari
kondisi tertentu. Saya mulai meneliti kondisi apa saja yang
mencegah mereka menyadari potensi yang lebih besar. Saya pun
mengambil kesimpulan bahwa tanah adalah salah satu dari hambatan
mereka.‖ Menurut jalan pikiran konvensional, tanah sangatlah
penting untuk pertumbuhan tumbuhan, tetapi Nozawa membalikkan
ide ini. Nozawa menyimpulkan bahwa jika halangan-halangan ini
dihilangkan, efisiensi fotosintesis akan lebih baik dan
pertumbuhan tanaman pun akan meningkat. Teorinya itu terbukti
dengan peningkatan panen seribu kali lipat pada pohon-pohon
tomatnya.
Manusia pun sama halnya. Jika kita menghilangkan semua hambatan
dan menyediakan Iingkungan yang sesuai, potensi kita untuk
berkembang akan tidak terbatas. Jika tomat dapat mencapai
peningkatan potensi seribu kali lipat, maka bukan tidak
realistis untuk mengharapkan peningkatan kemampuan yang lebih
besar pada manusia, yang merupakan organisme yang lebih
kompleks. ―manusia pasti memiliki potensi yang lebih besar.‖
Berapa banyak orang di dunia yang menyalahkan kelemahan mereka,
seperti kurang memiliki keahlian olahraga, atau menyalahkan
orangtua mereka. Memang benar bahwa keturunan memengaruhi
karakteristik dan kemampuan setiap individu. Tetapi, walaupun
sifat-sifat ini diwariskan secara genetik, gen kita juga
dilengkapi dengan suatu tombol nyala/padam yang dapat mengubah
fungsi gen tersebut. Contohnya, olahraga secara teratur akan
menyalakan gen yang bermanfaat yang berakibat meningkatnya
kekuatan otot dan kesehatan, dan pada saat yang sama juga
memadamkan gen yang merugikan.
Lingkungan juga dapat memicu mekanisme nyala/padam ini. Namun,
yang lebih luar biasa adalah kenyataan bahwa mekanisme
nyala/padam tersebut dapat dipicu oleh sikap mental. Penelitian
di masa kini menunjukkan bahwa cara berpikir dapat mengaktifkan
gen kita. Sebuah eksperimen yang baru-baru ini dilakukan Kazuo
dkk. menemukan bahwa kita dapat menurunkan secara signifikan
tingkat gula darah pada penderita diabetes setelah makan.
Selanjutnya ditemukan pula bahwa gen-gen tertentu dapat
teraktivasi oleh perasaan bahagia, dan membuktikan untuk pertama
kali bahwa berpikir positif dapat memicu tombol positif genetic
dormant. Dengan mempelajari bagaimana mengaktifkan gen positif
dan menonaktifkan gen negatif kita, terbuka kemungkinan tak
terbatas untuk mengembangkan potensi kemampuan finansial
manusia.
Faye Glenn Abdellah, mendefinisikan perawatan sebagai berikut:
Perawatan adalah memberikan pelayanan kepada individu keluarga
dan masyarakat yang didasari oleh ilmu seni, sikap dan kemampuan
intelektual serta keterampilan. Perawat berupaya dengan hasrat
dan kemampuannya untuk menolong seseorang yang sakit maupun yang
sehat. Abdellah memperhatikan gambaran perawat melalui
intelegensi, kemampuan dan tehnik yang baik dalam memberikan
pertolongan kepada kliennya.
Abdellah mengklasifikasikan 21 tipe masalah keperawatan, yang
dirangkum dalam 3 pola :
1.
Kebutuhan, fisik, sosial dan emosional pasien
2.
Hubungan interpersonal antara perawat dan pasien
3.
Unsur biasa dari perawatan pasien yang menyangkut
lingkungan fisik.
Fokus penting dari keperawatan menurut Abdellah adalah perawat
harus menciptakaan atau memelihara lingkungan terapeutik.
Abdellah juga mengatakan bahwa bila reaksi perawat terhadap
klien bersikap bermusuhan atau negative maka keseluruhan
lingkungan klien akan terpengaruh menjadi menjadi negatif juga.
Suasana emosional perawat akan mempengaruhi suasana emosional
klien. Suasana emosional klien akan mempengaruhi kekebalan
tubuhnya. Kekebalan tubuh akan mempengaruhi penyembuhannya.
Suasana emosional perawat dapat terpengaruh oleh kondisi
keuangan perawat. Perawat-perawat yang kurang cerdas secara
finansial cenderung lebih emosional, reaktif dan menyalahkan
lingkungan. Ciri-ciri perawat ini adalah kebutuhan dasarnya
sendiri belum terpenuhi secara optimal, tidak punya tabungan,
tidak adanya asset yang dimiliki, sering bertengkar tentang
masalah-masalah kecil yang sebenarnya mempertengkarkan gaji,
honor, komisi atau sejenisnya. Akibatnya energinya akan
ditransfer pada lingkungan dan pada kliennya. Menurut prof.
Arphon ahli holistic care, setiap perawat memancarkan aura pada
lingkungannya. Lingkungan akan merasakan apakah kehadiran
perawat menyebabkan lebih tenang, lebih termotivasi atau makin
cemas. Aura perawat yang buruk biasanya mencerminkan karakter
perawat tersebut, dimana secara psikologis klien tidak tenang
berdekatan dengan tipe perawat tersebut. Contoh perawat yang
memiliki aura buruk seperti perawat pemarah, pendendam,
otoriter, sombong tidak empati dan kurang toleran.
Suasana emosional perawat
Aura perawat yang memilki kecerdasan finansial
Mempengaruhi suasana emosional pasien
Mempengaruhi kekebalan tubuh klien
Mempengaruhi proses penyembuhan klien
kebutuhan dasar perawat
terpenuhi
Gambar 1. Kaitan ilmu keperawatan dengan entrepereneur yang
dilandasai teori model keperawatan Glen Faye Abdellah. Aura
perawat yang memiliki kecerdasan finansial memberikan efek
penyembuhan klien.
Hubungan interpersonal perawat klien dapat mengalami hambatan
komunikasi. Perawat yang memiliki aura buruk biasanya
mengalami countertransferencedalam dirinya. Bentukbentuk countertransference adalah: tidak mampu berempati
terhadap klien, perasaan tertekan selama/setelah proses, tidak
bijaksana dalam membuat membuat kontrak dengan klien, terlambat
atau terlalu lama, Klien dan perawat dalam ―mood‖ yang kurang
baik, Marah dan tidak sabar karena klien tidak mau berubah, aura
perawat dalam memenuhi kebutuhan fisik, sosial dan emosional
klien sangat penting.
Gambar X.
Prof. Arphon dengan perawat Indonesia mentransfer Aura positif
pada klien
di Bangkok hospital Thailand.
Marilah kita tinjau Teori Model keperawatan menurut Imogene M.
King. Kerangka ini dikenal sebagai kerangka sistem terbuka.
Asumsi yang mendasari kerangaka ini adalah Pertama, asuhan
keperawatan berfokus pada manusia termasuk berbagai hal yang
mempengaruhi kesehatan seseorang.
Kedua, tujuan asuhan
keperawatan adalah kesehatan bagi individu, kelompok dan
masyarakat. Ketiga, manusia selalu berinteraksi secara konstan
terhadap lingkungan.
Dalam kerangaka konsep ini terdapat 3 sistem yang saling
berinteraksi dan saling berhubungan. Pertama, kepribadian
(personal system). Setiap individu mempunyai sistem kepribadian
tertentu. Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh persepsi,
konsep diri, pertumbuhan dan perkembangan, gambaran diri, tempat
dan waktu. Kedua, sistim interpersonal. Sistem interpersonal
terbentuk karena hasil interaksi manusia. Konsep ini dapat
berupa interaksi, komunikasi, perjanjian, stress dan peran
pendidikan, sistem pekerjaan dan kelompok sebaya. Menurut king
tujuan pemberian asuhan keperawatan dapat tercapai jika perawat
dan pasien saling bekerja sama dalam mengidentifikasi masalah
serta menetapkan tujuan bersama yang hendak dicapai. Faktor
utama yang menentukan adalah kepribadian perawat (personality
system).
Setiap orang yang diciptakan Tuhan sudah dilengkapi dengan
kepribadian(personal system). Kepribadian itu sebetulnya adalah
anugerah Tuhan yang dilengkapi dengan pengaruh lingkungan yang
kita terima atau kita alami pada masa pertumbuhan kita (5). Ada
beberapa ahli yang beranggapan bahwa segalanya telah diprogram
dalam genetik. Beberapa ahli lain menyatakan bahwa faktor
belajar dan lingkungan memegang peranan yang sangat menentukan.
Perpaduan kedua faktor itu dinamakan Anna Anastasia, dimana
keduanya membentuk kepribadian perawat yang akan mempengaruhi
perilaku pasien.
John L Holland, seorang praktisi yang mempelajari hubungan
antara kepribadian dan minat pekerjaan, mengemukakan bahwa ada
enam tipe atau orientasi kepribadian pada manusia.
1. Tipe realistik .
Menyukai pekerjaan yang sifatnya konkret, yang melibatkan
kegiatan sistematis, seperti mengoperasikan mesin, peralatan.
Tipe seperti ini tidak hanya membutuhkan keterampilan,
komunikasi, atau hubungan dengan orang lain, tetapi dia memiliki
fisik yang kuat. Bidang karier yang cocok, yaitu perburuhan,
pertanian, barber shop, dan konstruski.
2. Tipe
intelektual/investigative .
konseptual,
menganalis,
sosial yang
penelitian,
Menyukai hal-hal yang teoritis dan
cenderung pemikir daripada pelaku tindakan, senang
dan memahami sesuatu. Biasanya menghindari hubungan
akrab. Tipe ini cocok bekerja di laboratorium
seperti peneliti, ilmuwan, ahli matematika.
3.Tipe
sosial.
Sena
ng membantu atau bekerja dengan orang lain. Dia menyenangi
kegiatan yang melibatkan kemampuan berkomunikasi dan ketrampilan
berhubungan dengan orang lain, tetapi umumnya kurang dalam
kemampuan mekanikal dan sains. Pekerjaan yang sesuai, yaitu
guru/pengajar, konselor, pekerja sosial, guide, dan bartender.
4. Tipe
konvensional.
Menyukai
pekerjaan yang terstruktur atau jelas urutannya, mengolah data
dengan aturan tertentu. Pekerjaan yang sesuai, yaitu
sekretaris, teller, filing, serta akuntan.
5. Tipe
usaha/enterprising.
Cenderung
mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan
menggunakannya untuk memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan,
dan mempromosikan produk atau gagasan. Tipe ini sesuai bekerja
sebagai sales,politikus, manajer, pengacara atau agensi iklan.
6. Tipe
artistik .
Cenderung ingin mengekspresikan dirinya, tidak
menyukai struktur atau aturan, lebih menyukai tugas-tugas yang
memungkinkan dia mengekspresikan diri. Karier yang sesuai, yaitu
sebagai musisi, seniman, dekorator, penari, dan penulis.
Perawat secara empiris cenderung didasarkan pada kepribadian
tipe sosial, hal ini terutama dipengaruhi tokoh keperawatan
dunia sejak zamannya Florence Nightingale. Tidak seperti perawat
Indonesia, Florence tidak mengalami mahalnya tarip dasar
listrik, tingginya harga BBM tanpa subsidi, mahalnya pendidikan
anak berkualitas, ia juga tidak berdesakan dalam bis kota
sebelum berangkat tugas. Florence betul-betul altruism yang
berorientasi sosial dan kemanusiaan belaka, karena mobil pribadi
dan istana ayahnya di Inggris yang mewah cukup untuk menghidupi
ia sampai generasi ke tujuh. Doktrin keperawatan bahwa kita
harus bersipat Altruism semata (hanya berorinetasi kemanusiaan)
terus-menerus diajarkan di Akper dan STIKes, karena Florence
dianggap contoh tuladan dalam sejarah Keperawatan, hal ini telah
menyebabkan banyaknya perawat kurang cerdas secra finansial dan
kurang dihargai.
Menurut ketua PPNI Jabar dalam sebuah audiensi dengan asisten
gubernur Jawa Barat, karena dilandasi semangat kemanusiaan saja,
perawat banyak yang digaji di bawah UMR. Banyaknya waktu
dihabiskan untuk menolong klien yang sakit, di pihak lain
perawat meninggalkan anaknya yang sakit akibat kurang gizi dan
kekebalannya lemah, ada yang terkena TBC kelenjar atau terkena
DHF. Di Indonesia perawat digaji rendah per bulan Sementara di
Amerika perawat sudah digaji tinggi dengan hitungan per jam.
Gambar
X.
Perjuangan Florence dalam menumbuhkan jiwa altruism bagi
perawat menjadi salah satu faktor pendukung kurang cerdasnya
finansial perawat dan klien
Berdasarkan konsep King yang dilengkapi dengan konsep John L
Holland, saat ini dibutuhkan perawat yang memiliki
kepribadian Tipe usaha/enterprising. Perawat tipe ini cenderung
mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan
menggunakannya untuk memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan,
dan mempromosikan produk atau gagasan. Dengan perawat tipe ini
ia akan lebih mandiri secara finansial, klien akan sehat dan
terpenuhi kebutuhan dasarnya.
Untuk melengkapi pengertian keperawatan, maka yang paling
esensial dan paling awal dikemukakan oleh ICN (International
Confrencce of Nursing) Sebagai berikut,
Nursing :The uniqe function of the nurse is to assit the
individual, sick or well, in the performance of those activities
contributing to health or its recovery (or the peaceful death)
that he would perform unaided if he had the necessary strength,
will or knowledge.( Fundamentals of nursing 1983 :5). Another
factor that has increased the demand and needed for nursing
services is the greater the fimansial support provided through
health insurance programe ( Fundamentals of nursing 1983 :18).
Dari definsi di atas dikemukakan bahwa aspek ekonomi serta
dukungan finansial akan mempengaruhi tuntutan dalam
dunia keperawatan, terutama yang menyangkut asuransi pelayanan
kesehatan. Masalah finansial ini patut digaris bawahi karena
dalam paradigma sehat di Indonesia yang mengarah pada pencegahan
agar orang sehat tidak menjadi sakit, justeru telah menyebabkan
makin tingginya anggaran bidang kesehatan. Di samping hal
tersebut saat ini program Askeskin yaitu sebuah asuransi untuk
keluarga miskin dan masyarakat tidak mampu setiap tahun terus
meningkat. Sebagai ilustrasi penulis menyampaikan pengalaman
selama 10 tahun, bahwa lebih dari 90% pasien-pasien gangguan
jiwa yang dirawat di RSJ menggunakan askeskin atau subsidi dana
pemerintah. Ke depan pengertian UU Kes no. 23 yang memfokuskan
ciri sehat klien harus produktif secara sosial dan ekonomi patut
terus dikembangkan guna mencetak klien yang mandiri secara
ekonomi.
Gambar
X.
Hampir seluruhnya klien gangguan jiwa di Rumah sakit Jiwa
akibat sosial ekonomi
PENGERTIAN ENTREPRENEUR
Entrepreneur sebuah kata yang berasal dari bahasa Perancis yang
bermakna seseorang yang melakukan dan mengoperasikan
kegiatan enterprise (perdagangan) atau venture (bisnis) yang
dihubungkan dengan pengambilan resiko. Dalam konteks yang lebih
luas entrepreneur disinonimkan dengan ―founder‖.
Secara umum entrepreneur selalu dikaitkan dengan bisnis, namun
sebenarnya tidak selalu demikian. Seorang entrepreneur adalah
pembuka cakrawala baru atau membentuk pelayanan jasa/produk
dalam market baru, baik itu bersifat profit ataupun non profit.
Prof W.Long menyebutkan istilah dari bahasa jerman―unternehmer‖,
dan ―unternehmergeist‖ yang memiliki pengertian semangat untuk
gagasan baru yang menguntungkan (spirit of entrepreneurship).
(1).
Referensi lainnya menyebutkan bahwa kata ―entrepreneur‖ berasal
dari bahasa Perancis ―entreprendre‖ yang berarti memulai,
mengambil inisiatif dan tindakan sejenis. Artinya dalam konteks
dunia usaha, itu berarti memulai sebuah usaha atau bisnis. Kamus
Webster kemudian mendefinisikannya sebagai seseorang yang
mengorganisasi, mengelola, dan mengambil risiko dari suatu
bisnis atau perusahaan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, entrepreneur diartikan sebabagai orang yang pandai
atau berbakat dalam membuat produk baru, menentukan cara
produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,
memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
Definisi entrepreneur ini terus berkembang dengan bermacam
penekanan sejalan dengan peradaban manusia. Richard Cantillon,
misalnya, mendefinisikanentrepreneur sebagai orang yang
mempekerjakan diri sendiri. Mereka adalah orang-orang yang
membeli sesuatu pada harga tertentu dan menjualnya pada harga
tak tentu di masa depan. Entrepreneur di sini identik dengan
mereka yang menanggung ketidakpastian (uncertainty) atau
risiko. (Bisnis Indonesia, 9 Oktober 2003)
Menurut Rhenald Kasali entrepreneur adalah seseorang yang
menyukai perubahan, melakukan temuan-temuan yang membedakan
dirinya dengan orang lain, menciptakan nilai tambah, memberikan
manfaat bagi dirinya dan orang lain, karyanya dibangun
berkelanjutan (bukan ledakan sesaat) dan dilembagakan agar kelak
dapat bekerja efektif di tangan orang lain (dalam Paulus
Winarto, 2005).
Seorang entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau
membentuk pelayanan jasa/produk dalam market baru. Dalam ranah
kehidupan sehari-hari dan dalam bahasa yang sederhana
entrepreneur dapat dikenali dengan contoh seorang yang mengubah
sesuatu yang tidak berguna, sampah, rongsokan menjadi sesuatu
yang berharga atau mendatangkan manfaat. Dalam hal ini seseorang
itu mempunyai kemampuan berpikir yang kreatif dengan daya kreasi
dan membuat sesuatu yang baru dengan cakap melihat suatu peluang
serta berani mengambil risiko atas tindakannya. Ketika seorang
perawat mengambil suatu langkah di tengah orang-orang lain
saling berlomba memperebutkan kesempatan kerja yang sangat
sempit, ia justru berpikir melakukan suatu usaha yang dapat
menghasilkan secara ekonomi dan memberi peluang kerja bagi
sesamanya, ia dapat dikatakan sebagai seorang entrepreneur.
Definisi terkini mengenai seorang entrepereneur adalah: Orang
yang membentuk ulang atau mevolusir pola produksi dengan
memanfaatkan suatu penemuan atau, sebuah kemungkinan teknologis
yang belum pernah dicoba untuk rnenghasilkan suatu komoditi baru
atau memproduksi suatu bentuk lama dengan cara baru. Beberapa
ahli menjelaskan seorang entrepereneur dengan cara mengajukan
beberapa pertanyaan berikut, kemudian dari cara menjawabnya kita
bisa melihat apakah ia seorang entrepereneur atau seperti
perawat kebanyakan, pertanyaan adalah sebagai berikut:
1.
Apakah Anda mendambakan keamanan saat orang banyak
berkerumun?
2.
Apakah Anda bertindak berdasar konsensus dan komite?
3.
Apakah Anda mau memberi pengorbanan?
4.
Apakah Anda merasa nyaman bekerja 6 atau 7 hari, 60-80
jam seminggu?
5.
Apakah Anda mudah dikacaukan saat mengerjakan proyek
khusus?
6.
Apakah Anda siap untuk melakukan lebih dari yang
dilakukan pesaing Anda?
7.
Dapatkah Anda membuat keputusan penting?
8.
Dapatkah Anda mengendalikan diri saat mereka di sekitar
Anda tak lagi mampu?
Who Are the Entrepreneurs?
Despite dreams, wishful thinking, and even plans, few people
actually take the step of trying to start a company. Why is
this? Is there a special breed of man which is particularly
inclined to become an entrepreneur? Are there special
characteristics or conditions which stimulate entrepreneurial
activities? The basic questions we are asking here are classic
one- Are entrepreneurs born or are they made? If they can be
made, what are the ingredients? I have reached the conclusions
that, given a degree of ambition and ability not uncommon to
many individuals, certain kinds of experiences and situational
conditions rather than personality or egoare the major
determinants of whether or not an individual becomes an
entrepreneur.
Seorang entrepreneur adalah seseorang yang memiliki
kemampuan untuk menciptakan, mencari, dan memanfaatkan peluang
dalam menuju apa yang diinginkan sesuai dengan yang diidealkan.
Perbedaan seorang wiraswastawan dengan seorang Entrepreneur
adalah Entrepreneur cenderung bermain dengan resiko dan
tantangan. Artinya. Entrepreneur lebih bermain dengan cara
memanfaatkan peluang-peluang tersebut. Sedangkan wiraswastawan
lebih cenderung kepada seseorang yang memanfaatkan modal yang
dimilikinya untuk membuka suatu usaha tertentu. Seorang
Entrepreneur bisa jadi merupakan wiraswastawan, namun
wiraswastawan belum tentu Entrepreneur. Wirausahawan mungkin
adalah seorang manajer yang mengelola suatu perusahaan yang
bukan miliknya. Namun Entrepreneur adalah seseorang yang
memiliki sebuah usaha sendiri.
Kecenderungan yang terjadi pada
mahasiswamahasiswa yang duduk di perguruan tinggi sekarang adalah
kebanyakan dari mereka lebih
menginginkan
pekerjaan yang
mapan setelah menyelesaikan pendidikannya. Mereka tidak mau
mengawali kehidupan setelah lulus dari perguruan tinggi dengan
memulai sebagai Entrepreneur. Kesuksesan seseorang mereka lihat
dari ukuran seberapa makmur kehidupan orang tersebut, berapa
besar gaji yang diperolehnya, apakah ia sudah memiliki mobil
mewah atau rumah yang indah. Padahal, sukses tidaknya seorang
Entrepreneur bukan dilihat dari sudut pandang kemakmuran dan
kesejahteraan seseorang saja, namun lebih dinilai dari usaha apa
yang telah diperbuat dalam pekerjaannya, baik itu dengan memulai
suatu usaha sendiri atau lewat pekerjaan yang digelutinya.
Pendidikan kewirusahaan yang diberikan di perguruan
tinggi sekarang ini cenderung kepada bagaimana memulai suatu
usaha dan mengelola usaha tersebut dengan baik. Padahal mengacu
kepada definisi Entrepreneur yang diberikan sebelumnya,
Entrepreneur bukan berarti harus memiliki suatu usaha.
Entrepreneur secara umum adalah orang-orang yang mampu
menjawab tantangan-tantangan dan memanfaatkan peluang-peluang
yang ada. Sehingga yang menjadi pertanyaan adalah keberadaan
kurikulum pendidikan mengenai Entrepreneur ini. Apakah memang
seharusnya mengajarkan bagaimana memulai usaha atau bagaimana
menjawab tantangan dan memanfaatkan peluang usaha ? Kalau yang
diberikan adalah bagaimana memulai suatu usaha, maka kurikulum
yang ada telah menjawab pertanyaan tersebut. Tetapi kalau yang
diberikan adalah bagaimana menjawab tantangan dan memanfaatkan
peluang usaha, maka akan timbul pertanyaan lain yang lebih sulit
dijawab. Apakah seorang entrepreneur itu dibentuk atau
dilahirkan.
Beberapa pakar mengatakan secara umum, jiwa dan
kepribadian seseorang itu paling tidak dipengaruhi oleh. dua
hal, yaitu bakat dan lingkungan. Mengingat besarnya proporsi
kedua faktor yang cukup membingungkan yaitu 50%:50%, maka
agaknya hal ini perlu dikaji lebih lanjut. Apalagi dikaitkan
dengan dimasukkannya pendidikan Entrepreneur di dalam kurikulum
perguruan tinggi sekarang.
Memang akhir-akhir ini sudah banyak pelatihanpelatihan yang diadakan baik oleh pemerintah maupun pihak swasta
mengenai Entrepreneur. Bahkan di Amerika Serikat sendiri, yang
banyak melahirkan ahli-ahli dalam bidang bisnis dan
Entrepreneur, sudah banyak kursus-kursus yang memberikan
pengetahuan mengenai Entrepreneur. Salah satunya di sekolah
bisnis terkenal Harvard Business School. Salah satu pengajar
kreativitas dan kewirausahaan di sekolah tersebut, John Kao,
menganggap pendidikan Entrepreneur ini cukup penting, mengingat
kembali pada besarnya lingkungan yang antara lain adalah
pendidikan mempengaruhi bentuk kepribadian seseorang sebesar
5O%. Dari institusi pendidikan juga telah banyak lahir konsepkonsep mengenai bagaimana menjadi wirausahawan yang baik.
Para ahli merasa masih ada satu hal yang diperlukan
bagi seseorang untuk menjadi Entrepreneur yang sukses, yaitu
motivasi dan disiplin diri. Motivasi dan disiplin diri
mendapatkan proporsi yang besar untuk membentuk seseorang
menjadi Entrepreneur sejati, selain faktor bakat dan faktor
lingkungan. Artinya, belum tentu seseorang yang memiliki bakat
Entrepreneur dapat menjadi seorang wirausahawan sejati.
Seseorang yang telah banyak mengikuti kursus-kursus, pelatihanpelatihan maupun kuliah yang membahas mengenai cara mengelola
suatu bisnis atau apapun, tetap memerlukan motivasi dan disiplin
diri dalam menjalankan usahanya. Motivasi dan disiplin diri
merupakan faktor penting, selain faktor bakat dan lingkungan,
dalam membentuk seseorang menjadi wirausahawan sejati.
Faktor lingkungan ternyata paling penting yang masih
dapat dibagi kedalam dua hal, yaitu pengalaman dan
pendidikan. Keduanya sama-sama memberikan kontribusi yang besar
dalam pembentukan jiwa Entrepreneur. Dengan memiliki banyak
pengalaman dan mengikuti banyak pelatihan maupun kursus yang
sifatnya pendidikan, maka seseorang barulah lengkap dapat menuju
jalur kesuksesan untuk menjadi seorang wirausahawan sejati.
Prediksi awal menyebutkan bahwa populasi dunia mencapai enam
miliar di akhir 1999 dan pada tahun 2020, angkanya melonjak
menjadi delapan miliar, Apakah pemerintah bisa menyediakan
pekerjaan untuk sedemikian banyak orang? Faktanya, ‘privatisasi‘
menjadi begitu populer pada dekade lalu, menunjukkan bahwa
mereka ‖angkat tangan‖ dari tugas menciptakan pekerjaan yang
mengerikan itu. Banyaknya lulusan SMA dan perguruan tinggi telah
menambah deretan pengangguran yang angkanya mendekati 4 juta
orang.
Bagaimana dengan populasi perawat di Indonesia ?.Menurut ketua
PPNI Jabar sediktnya 10.000 perawat D-III baru, lulus tiap tahun
memperebutkan lowongan kerja di rumah sakit, dengan penyerapan
kurang dari 50%. Fakta lainnya, berbagai Bank, institusi
pendidikan dan perusahaan kesehatan yang melakukan merger,
akuisisi, dan restrukturisasi dalam sektor swasta lebih sering
membuahkan PHK masal. Lalu siapa yang mendapat beban menciptakan
lapangan kerja? beban itu harus dipikul individu-nya sendiri.
Setiap orang, menciptakan sendiri pekerjaannya! Setiap orang,
siap atau tidak, kondisi mendorongnya menjadi Entrepreneur. Mau
pilih yang mana: segera menyiapkan mental dan
keteramplanEntrepreneur atau, saatnya nanti, terpaksa serabutan,
mencoba-coba menjadi Entrepreneur setelah ‖tersisih‖ dari posisi
‖pegawai negeri‖! dan ironisnya lebih dari setengahnya lulusan
perawat menginginkan menjadi pegawai negeri atau pegawai tetap
sebagai motivasi awal masuk keperawatan.
Entrepreneur, yang tidak dikenali seperempat abad lalu, saat
ini diajarkan sebagai mata kuliah di universitas di seluruh
dunia. Di Amerika Serikat saja, ratusan perguruan tinggi
mengajarkan itu. Apakah ini benar-benar fenomena baru? Tidak
persis demikian. Kita sebenarnya dilahirkan sebagai
entreperneur. Keberanian, kreativitas, dan inisiatif semuanya
adalah sifat yang dimiliki seseorang sejak lahir. Itu alami,
melekat dalam diri Anda! Tinggal masalahnya, buatlah kemampuan
itu muncul dan bekerja optimal! .Kita sebagai perawat sudah
pernah memenangkan persaingan yang paling akbar di jagat raya
ini yaitu 700 juta sel sperma yang bersaing membuahi ovum.
Kitalah pemenangnya. Lalu berkembang menjadi bayi, bayi manapun
di dunia ini, sebelum mereka dibanjiri nilai-nilai dan peraturan
masyarakat, tanpa perlu ikut seminar tentang ‖berjalan‖, ia
belajar berjalan sampai bisa. Setiap kali si bayi yang belajar
berjalan, ia tersandung dan terjatuh kemudian bangkit lagi. Bayi
itu pun belajar berbicara tanpa perlu mengikuti kurus
bahasa. Sayangnya, semua kelebihan itu hilang ketika ia memasuki
institusi yang kita sebut sekolah.
Pertanyaan kami adalah adakah institusi di dunia ini, tempat
kita bisa mempelajari cara menjalankan bisnis kita sendiri?,
Saya yakin Anda mulai menyebut beberapa kursus atau jurusan
bisnis dengan nama-nama tetentu yang ditawarkan oleh universitas
atau sebuah lembaga kursus. Terus terang, itu semua
tidak mengajarkan Anda bagaimana menjalankan bisnis untuk diri
Anda sendiri. Mereka hanya mengajarkan Anda bagaimana
menjalankan bisnis untuk orang lain! Kalau Anda mengikuti kursus
akuntansi, yang diajarkan
adalah bagaimana Anda menghitung
uang orang lain.
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah Anda yakini dapat
menciptakan pekerjaan untuk orang banyak.Mengapa harus orang
lain? Mengapa harus mereka, bukan Anda sendiri? Bukankah mereka
yang sukses, sudah tak punya masalah lagi dalam menciptakan
lapangan kerja, karena mereka sudah di sana, sementara Anda,
mungkin masih mencari terus bisnis apa yang pas anda jalankan
sendiri.
Pertanyaan terakhir adalah, apakah seorang entrepreneur bisa
berkuasa?, seperti yang disampaikan valentino Dinsi (2004) dalam
bukunya ‘Jangan mau seumur Hidup Jadi orang Gajian‖, bahwa
selama 1000 tahun manusia terus mengalami pergeseran kekuasaan
sebagai berikut :
Tahun 1000
Kekuasaan berada di tangan kaum
rohaniwan yang secara kebetulan adalah
beberapa orang yang mampu membaca dan
menulis
Tahun 1455
Penemuan mesin cetak yang memungkinkan
pengetahuan lebih bisa disebarkan
kepada lebih banyak orang. Dengan
demikian kekuasaan bergeser dari agama
ke politik
Tahun 1555
Politisi mulai lebih berkuasa dan untuk
mempertahankan kekuasaan itu, birokrasi
dibuat
Tahun 1970
Penemuan microchip memungkinkan
informasi lebih tersebar kepada keompok
orang yang lebih besar. Kekuasaan
bergeser perlahan dari politik ke
ekonomi
Tahun 1995
Ekonomi sekarang begitu penting
sehingga menjadi sebab jatuhnya banyak
pimpinan politik (mis.Presiden Soeharto
dariIndonesia, Perdana Menteri Chavalit
Yongchaiyudh dariThailand) selama masa
yang sangat singkat
Tahun 2020
Keseimbangan kekuasaan bergeser
perlahan dari birokrasi menjadi
kewirausahaan. (Bill Gates dipilih
sebagai orang paling berkuasa di
Inggris)
Telah diramalkan bahwa selama 25 tahun, birokrat akan
bersikap defensive, mencari cara untuk mempertahankan status
keamanan yang sudah ada dari standar hidup mereka, sedangkan
individu yang berjiwa Entrepreneur akan bersikap ofensif,
mencari cara memperbesar kesempatan mereka, kemampuan mereka dan
kualitas hidup mereka yang meningkat. ―Karena perkembangan
dinamis bakat Entrepereneur, Amerika Serikat mampu mewujudkan
lebih dari 15 juta pekerjaan dalam tempo 7 tahun.‖
2. PENGERTIAN NURSEPRENEURS
Dalam fundamental of Nursing, Taylor, Lilis dan leMone
(1997:11), membahastentang expanded career Roles and function of
Nurses, meliputi ; clinical Nurse specialist, Nurse
practitioner, Nurse anesthetist, Nurse midwife, Nurse educator,
Nurse administrator, Nurse researcher, Nurse entrepreneur. Nurse
entrepreneur is a nurse , usually with an advanve degree, who
may manage a clinic or helath related business, conduct
research, provide education or serve aas an adviser or
consultant to institutions, political agencies or business. (3).
Secara konseptual Nursepreneur termasuk dalam pengembangan karir
dari peran dan fungsi perawat. pengembngan karir tersebut dapat
menjadi pengelola klinik atau sarana kesehatan lainnya. Misalnya
manager spa, manager fisioterapi, manager Nursing Center,
manager Balai kesehatan swasta, pemilik massage dan refleksi,
meskipun dalam pelaksanaan teknisnya banyak melibatkan profesi
lain sebagai pelaksana, dalam hal ini perawat dapat bertindak
sebagai pemilik modal, penggagas ide, pemilik saham,
atau owner yang akan menggaji karyawannya. Hal seperti ini sudah
mulai ada di Indonesia, misalnya Saat pembubaran Konas jiwa,
Penulis peranh berkunjung ke klinik perawat yang mengelola kolam
renang, balai kesehatan sekaligus pemancingan di daerah Soreang.
Di Bali perawat memiliki balai Keperawatan yang dipadukan dengan
fisioterapi.
Selain peran tersebut perawat juga dapat melakukan penelitianpenelitian, sebagai contoh adanya tim riset yang meneliti
perawatan luka, cara ganti balutan efektif, kompres modern,
terapi modalitas, tehnik relaksasi dsb. Masalah penelitian
direkomendasikan dari Rumah sakit atau intistusi kesehatan yang
membutuhkan solusi. Misalnya kenapa kunjungan ke RS tertentu
sangat rendah, maka perawat manajemen akan melakukan riset yang
didanai rumah sakit yang bersangkutan, termasuk riset kepuasan
klien.
Disamping peran-peran di atas perawat dapat juga bergerak dalam
bidang pendidikan atau menyediakan pelatihan-pelatihan atau
sebagai konsultan. Misalnya pelatihan baby siter, pelatihan
perawat lansia, perawat anak di rumah atau perawat yang akan
mendampingi klien saat ibadah haji.
Nursepreneur adalah rangkaian dari dua kata kata
yaitu ―nurse‘ dan―entrepreneur‖. Nurse artinya seorang perawat,
sedangkan Entrepreneur sendiri memiliki berbagai pengertian dan
sifat, salah satunya yang disampaikan oleh John G. Burch dalam
http:wikipedia.org/wiki/Entrepreneur., Entreprenuer memiliki
sifat :
Berhasrat mencapai prestasi
Seorang Pekerja keras
Ingin bekerja untuk dirinya
Mencapai kualitas
Berorientasi kepada Reward dan Kesempurnaan
Optimis
Berorganisasi
Berorientasi kepada keuntungan
Seseorang yang berprofesi apapun, asal mampu menerapkan 8 aspek
sifat entrepreneur dalam kehidupan sehari-harinya, maka dapat
dikategorikan sebagai entrepreneur, termasuk seorang perawat.
Dengan jiwa Entrepreneur masalah sehari-hari yang dihadapi
perawat di ruangan akan menjadi uang. Karena perawat yang
berjiwa entreperneur memilki ciri berorientasi pada keuntungan.
Sebagai contoh masalah menumpuknya botol infus
bekas, abocate yang tak terpakai, sisa makanan pasien, cucian
keluarga perawat, penunggu pasien, terpisahnya orang tua yang
sakit dengan anak.
Nursepreneur merupakan istilah baru dalam mempopulerkan
entrepreneurship yang dikaitkan dengan perawat atau dunia
keperawatan. Seiring dengan gencarnya program gerakan nasional
kewirausahaan pada masyarakat luas, kalangan kampus adalah salah
satu sasarannya. Para calon intelektual yang tengah dalam studi
pada berbagai bidang ilmu berusaha dikenalkan pada dunia
wirausaha. Hal ini merupakan langkah usaha membekali wawasan dan
pengetahuan dasar kepada mereka agar kelak setelah meninggalkan
kampus tidak selalu berorientasi pada keinginan untuk menjadi
pegawai atau karyawan, tapi justru menjadi pencipta lapangan
pekerjaan. Di beberapa kampus yangconcern dalam program ini
bahkan sampai membentuk satu wadah resmi pusat pelatihan dan
riset bisnis yang tidak hanya ditujukan pada mahasiswa saja tapi
untuk masyarakat luas. Khusus untuk para mahasiswa ilmu
keperawatan, maka istilah nursepreneur dipakai untuk mengenalkan
dan memberi pengetahuan dasar tentang kewirausahaan. Hal ini
diupayakan sebagai sebuah upaya lompatan pola berpikir
menanggulangi pengangguran melalui dunia pendidikan. Lebih jauh
lagi memang ditujukan agar dapat membentuk jiwa-jiwa wirausaha
baru yang dapat berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat, di
samping memiliki soft skill dan keterampilan yang kompeten dalam
bidang profesi keperawatan sesuai dengan disiplin studi yang
dijalani.
Disamping hal tersebut ada fenomena menarik seperti apa-apa yang
dilakukan oleh perawat yang tergabung dalam asosiasi perawat
Indonesia yang bekerja di malaysia, Saudi Arabia, Qatar dan
Kuwait. Mereka mencoba berorganisasi sebagai ciri Nursepreneur
dan memiliki keberanian untuk hijrah dengan Berorientasi kepada
keuntungan berupa besarnya gajih yang diperoleh, gaji tersebut
selanjutnya dijadikan aset yang akan menjadi mesin uang.
Secara konseptual Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut :
1.
Pengerahan Diri: Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh
merasa nyaman bekerja untuk diri sendiri.
2.
Pengasuhan Diri: Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide
Anda saat tak seorang pun memilikinya.
3.
Orientasi pada Tindakan : Hasrat menyala untuk
memujudkan, mengaktualisasikan dan mengubah ide-ide Anda menjadi
kenyataan.
4.
Energi Tingkat Tinggi : Mampu bekerja dalam waktu lama
secara emosional, mental dan fisik.
5.
Toleransi atas Ketidakmenentuan : Secara psikologis mampu
menghadapi resiko
Gambar 1.
Perawat Indonesia yang tergabung dalam
Indonesian national Nurse association in Kuwait (INA-K)
mengikuti pameran international. Sebuah alternatif dan solusi
kreatif
bagi perawat untuk membidik pasar luar negeri
Gambar X.
Demonstrasi besar-besaran Perawat di depan gedung DPR-RI
menuntut disyahkannya UU Praktek Keperawatan
Akar masalahnya adalah penghargaan dan kesejahteraan profesi
perawat
Gambar X.
Beberapa logo asosiasi bisnis dan entrepreneur dalam bidang
keperawatan
di luar negeri yang menandai bangkitnya para pengusaha.
Sementara perawat di Indonesia masih sibuk dengan definisi apa
itu perawat professional.
Entrepeneur bagi perawat sebetulnya bisa dipelajari sambil
melakukannya (learning by doing), namun harus diingat bahwa
wawasan tentang jenis usaha yang akan dipilih tetap sangat
diperlukan karena jika tanpa hal itu sama dengan menyelam ke
dasar laut tanpa tabung gas. Agar konsep Entrepeneur dapat
dipahami lebih jauh dalam kaitannya dengan konsep nursepreneur,
akan dicakup lima ciri entrepeneur unggulan (Paulus Winarto,
2005):
1. Berani mengambil
risiko.
Perawat berani memulai
sesuatu yang serba tidak pasti dan penuh risiko. Tentu tidak
semua risiko diambil melainkan risiko yang telah diperhitungkan
dengan cermat (calculated risk).
2. Menyukai
tantangan.
Segala
sesuatu dilihat sebagi tantangan, bukan masalah. Perubahan yang
terus terjadi dan jaman yang terus berubah menjadi motivasi
kemajuan bukan menciutkan nyali seorang perawat entrepreneur
unggulan. Dengan demikian, ia akan terus memacu dirinya untuk
maju, mengatasi segala hambatan.
3. Punya daya tahan yang
tinggi.
Seorang entreprenur harus banyak
akal, kretaif dan tidak mudah putus asa. Ia harus selalu mampu
bangkit dari kegagalan serta tekun.
4. Punya visi jauh ke depan
Segala yang dilakukan perawat punya tujuan jangka panjang meski
dimulai dengan langkah yang amat kecil. Ia punya target untuk
jangka waktu tertentu. Bagaimana tahun berikutnya, 5 tahun lagi,
10 tahun lagi, dan seterusnya. Usahanya bukan letupan-letupan
sesaat dan bukan pula karena latah (ikut–ikutan).
5. Selalu berusaha memberikan yang
terbaik.
Perawat entrepreneur akan mengerahkan semua
potensi yang dimilikinya. Jika itu dirasa kurang, maka ia akan
merekrut orang-orang yang lebih berkompeten agar dapat
memberikan yang terbaik kepada pelanggannya.
Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi
dan keberanian untuk mengambil risiko serta siap bekerja keras
mencapai tujuan dengan optimis. Inilah yang membuat entreprenur
selalu tampil dengan gagasan–gagasan baru yang segar, melawan
arus pemikiran orang banyak atau kreatif. Bahkan terkadang dicap
gila pada awal kemunculannya karena bertentangan dengan
kebiasaan umum. Tapi, bukankah perahu dapat berlayar dan layang-
layang hanya dapat terbang tinggi jika ia mampu melawan arah
arus angin? Tampaknya, begitu pula caranya jika kita ingin
menjadi nursepreneur unggulan. (Paulus Winarto, 2005)
MEMAHAMI KATA ―ENTREPRENUER‖ DALAM KEPERAWATAN
Dalam sebuah weblog karya Nurmartono, salah seorang tokoh
keperawatan menyampaikan sebuah testimoni yaitu Danielle D.
Shapiro, RN, BSN, CMSRN, Legal Nurses Chairman – Shapiro Medical
Legal Consulting Las Vegas, NV. Belaiu mengemukakan:
‖ Saya sangat senang masuk dalam Nurse Entrepreneur Network
(NEN) sebuah kelompok ―Nursepreneurs.‖. Dia menyatakan
kepuasaannya setelah menyelesaikan sebuah teleclass ―Get Clients
Now !‖ sebuah kelas program yang dibuat oleh NEN untuk
meningkatkan minat perawat di Amerika dalam bidang
kewirausahaan. Dengan rata-rata gaji pokok U$ 20 – U$ 40/hour
(sekitar Rp. 180.000-Rp. 360.000,-/jam) untuk seorang RN di
Amerika Serikat, dengan keahlian dan gelar Danielle, apa mungkin
masih kurang untuknya. Sehingga ada pertanyaan yang lantas
bergulir; Bagaimana mungkin dengan income sedemikian Danielle
masih melakukan aktifitas tersebut ?.Entrepreneur dapat
merupakan proses aktualisasai diri dimana unsur keberanian dan
kecerdasan seseorang diuji dalam dunia nyata. Kesiapan
menanggung resiko dan kesiapan untuk kaya dengan cepat serta
latihan membangun jaringan akan memberikan kepuasan tersendiri.
Kata enterpreneur dalam keperawatan mengandung pengertian
suatu soft skill yang dimilki perawat sehingga ia mampu merubah
tantangan dan hambatan menjadi keuntungan.
Perawat adalah sebuah profesi bidang kesehatan yang saat ini
memiliki peran terdepan dalam memberikan tatanan pelayanan
kesehatan di Indonesia. Namun tak bisa dipungkiri juga bahwa
kesejahteraan seorang perawat penting sekali, agar pelayanan
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dapat berhasil
optimal. Di lain pihak perkembangan profesi lain di luar bidang
keperawatan semakin maju semisal kedokteran, kesehatan
masyarakat/public health, dsb. karena mereka terus melakukan
transformasi dan lebih cepat memodifikasi makna sebuah ―profesi‖
itu sendiri.
Ada sebuah harapan baru tentang profesi perawat di Indonesia,
yang dapat dikembangkan dalam upaya alternatif solusi
―pengangguran terdidik‖ perawat Indonesia. Saat ini upaya
penempatan perawat di luar negeri menjadi altenatif utamanya,
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan perawat. Namun ada yang
sedikit terlupakan dan justru telah banyak dilakukan profesi
lain yakni sebuah kata ―entrepreneur‖, yang diterapkan secara
nyata. Thema ini pernah diangkat dalam salah satu seminar.
Seminar nasional bertajuk ―Nursing Entreprenueurship Membangun
Jiwa Entrepreneur Perawat‖ yang dilaksanakan oleh Forum
mahasiswa keperawatan Jabar-Banten bekerja sama dengan Rifa
Corporation di Bandung. Dengan nara sumber prof. Eli Nurachmah
dan pakar bisnis lain. Hal ini dapat menjadi stimulus munculnya
budaya pemikiran entreprenur. Ilmu Entrepreneur sendiri bersipat
netral dan dapat menjiwai berbagai disiplin ilmu. Entrepreneur
lebih bersipatsoft skill yang merupakan kemampuan seseorang
dalam mengelola hambatan dan tantangan menjadi peluang yang
menguntungkan, baik secara finansial maupun untuk marketing
profesi itu sendiri. Soft skill berupa kemampuan wirausaha
menjadi hal yang sangat penting bagi perawat masa depan dalam
tatanan era global yang berfokus pada keunggulan. Singapura,
Jepang dan Taiwan merupakan negera kecil yang miskin sumber daya
alam tetapi penduduknya 50% memiliki jiwa entrepeneur yang
tinggi sehinga tumbuh menjadi macan-macan Asia dalam
perekonomian.
Sebagian besar kita telah mengenal di luar negeri nama seperti
Bill Gates (Microsoft Founder), Oprah Winfrey (entertainment),
Martha Steward (media, dan kerajinan rumah), dsb. Atau di
Indonesia nama-nama seperti Martha Tilaar, Tantowi Yahya, dsbnya. Mereka adalah sebagian kecil saja dari para entrepreneur.
Fenomena entrepreneur muncul berbarengan dengan diterapkannya
pasar bebas dalam bidang keperawatan dan kesehatan. Fenomena
lain yang mencuat misalnya alih profesi dokter menjadi perawat
di Filipina. Sekitar 6.000 dokter di Filipina sedang belajar
menjadi perawat agar mereka bisa dapat pekerjaan bergaji tinggi
di luar negeri, Jumlah tersebut merupakan peningkatan dari 2.000
dokter yang belajar menjadi perawat tahun lalu, kata Menkes
Francisco Duque. Eksodus dokter dan perawat tersebut telah
menciptakan suatu ―situasi yang mengancam‖ bagi sistem perawatan
kesehatan di filipina sendiri dan suatu satuan tugas telah
dibentuk untuk meneliti dampaknya, Filipina membentuk tim
penyusun rancangan undang-undang yang akan mewajibkan para
dokter untuk berpraktik di Filipina selama paling tidak tiga
sampai empat tahun sebelum mereka bisa bekerja di luar negeri.
Suatu studi Universitas Filipina menemukan bahwa antara tahun
2000 hingga 2003, lebih dari 50.000 perawat Filipina pergi ke
luar negeri untuk bekerja, katanya.
Seorang dokter yang bekerja di suatu rumah sakit pemerintah di
Filipina hanya berpenghasilan sekitar 25.000 peso (446 dolar AS)
sebulan. Seorang dokter dapat berpenghasilan sekitar 8.000 dolar
bila bekerja sebagai perawat di luar negeri.
Bahkan para pengacara, akuntan, dan insinyur mendaftarkan diri
untuk dilatih sebagai perawat. Para perawat Filipina dibutuhkan
di Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah, dan bahkan negara yang
dekat dengan negara tersebut, yakni Singapura, dan Jepang.
Para pejabat kesehatan telah memperingatkan bahwa negara
tersebut menghadapi kekurangan tenaga medis bila para tenaga
profesionalnya di bidang kesehatan terus mencari pekerjaan di
luar negeri
Kiat Menjadi Nursepreneur
Seorang perawat dapat menjadi nurse entrepreneur atau
menjadi nurse intrapreneur. Seorang perawat nurse
entrepreneur adalah seorang perawat yang menjalankan wirausahanya sendiri atau dengan beberapa teman dalam bisnis
keperawatan. Sebaliknya seorang perawat intrapreneur adalah
seorang perawat yang menjalankan ―bisnis‖ dalam divisi atau
bagian dari satu perusahaan yang telah ada. Menjadi seorang
intrapreneur lebih aman, mendapatkan karir, dan dapat melangkah
menjadi entrepreneur. Tentu saja ini berbeda dengan apa yang
umumnya perawat lakukan, dan bukan bekerja di RS yang tentu saja
yang secara alamiah bukan tempat ―berbisnis‖. (1)
Ketrampilan dan karakter perawat yang diperlukan berbeda sekali,
mesti memiliki semangat wirausaha, memulai sendiri, bertanggung
jawab secara keuangan, mencoba hal baru, dan berani. Anda
sebagai perawat juga dituntut memiliki jiwa sales, customer
services, budgeting, forecasting dan manajemen.
Secara mudahnya lebih baik menjadi perawat intrapreneur dulu,
sambil bekerja dalam satu institusi bisnis atau sambil bekerja
sebagai perawat, namun memiliki usaha sampingan di bidang
wirausaha. Setelah kita yakin siap, maka bisa langsung terjun
dalam entrepreneurship untuk mengurus bisnis sendiri.
MENJADI EMPLOYER KEMUDIAN INVESTOR
Menurut Robert Kiyosaki tingkatan terendah dalam bekerja menurut
penghasilannya adalah Employer (pekerja), tingkatan kedua adalah
owner (pemilk) dan tingkatan ketiga adalah investor (pemilik
modal). Jawaban menarik yang disampaikan oleh para perawat yang
bekerja di Kuwait kalau ditanyakan apakah ingin bekerja sebagai
perawat kembali di Indonesia nanti (saat resign)?. Sebagaian
besar mereka menjawab ‖tidak‖. Sehingga banyak dari mereka yang
telah merintis berbagai jenis usaha bisa berhubungan dengan
dunia keperawatan/kesehatan atau bahkan tidak sama sekali.
Banyak teman perawat yang selalu setiap annual leave (cuti
tahunan) mulai merintis bidang usaha baru, yang dikelola
keluarga/teman, atau membuat kontrakan, transportasi, buka toko
obat, bisnis fotocopy, makanan, property, wartel/warnet, usaha
komputer, service hp, bengkel, dsb.
Mereka memiliki keyakinan bahwa dalam bidang pekerjaan apapun,
yang namanyaincome harian, mingguan, bulanan, tahunan dan
―dadakan‖, serta income antar negara (income di LN dan di
Indonesia ) semuanya penting terpenuhi. (4). Bekerja di LN bisa
menjadi langkah awal menjadi pebisnis dan investor. Perawat di
luar negeri rata-rata mencapai gaji 10 x lipat perawat di
Indonesia. Sebelum menjadi pengusaha kita memang perlu modal
finansial dan modal karakter. Untuk mencari modal finansial kita
boleh menjadi karyawan dulu (employer). Setelah gaji kita
ditabungkan maka kita mulai punya modal finansial yang akan kita
rubah menjadi mesin pencetak uang (aset). Kemudian hasilnya
dapat diinvestasikan oleh perawat yang akan menjadipasif income.
MAMPU BERPIKIR UNTUNG (THINK BENEFIT) DAN MERUBAH PARADIGMA
BERPIKIR (CHANGE THINKING PARADIGM)
Saat seorang mahassiwa perawat cerdas berjalan-jalan di sebuah
kampung, ia berhadapan dengan pohon bambu yang rindang. Pohon
bambu itu berada di sebelah rumah neneknya. Setiap hari neneknya
harus membersihkan halaman dekat pohon bambu itu. Yang membuat
kesal mahassiwa tersebut adalah kotornya halaman rumah nenek
tersebut akibat jatuhnya daun-daun bambu yang kering. Karena ia
adalah seorang mahasiswa cumlaude yang cerdas, maka muncul
idenya untuk membabat habis pohon bambu itu, agar neneknya tidak
repot lagi membersihkan halaman tiap hari.
Gambar 4.
Apakah yang terpikir oleh mahasiswa keperawatan
saat melihat pohon bambu masalah atau peluang?
Pikiran mahasiswa cerdas di atas adalah pikiran orang
kebanyakan.Biasanya dilandasi sikap praktis dan efisien. Ingin
cepat mneyelesaikan masalah dan memberi kesan sangat peduli pada
orang lain. Pikiran tersebut menghinggapi sebagin bangsa besar
kita. Pikiran empati semu seperti itu bukan termasuk ciri
entrepreneur. Banyak orang pintar tetapi Indonesia kering
wirausahawan (entrepreneur). Padahal para wirausahawan inilah
yang menjadi fasilitator bagi kemajuan ekonomi sebuah negara.
Menurut chairman kelompok usaha Ciputra, Indonesia membutuhkan
setidaknya 2% penduduknya agar mampu berpikir sebagai wirausaha
untuk menopang kemajuan ekonomi. Padahal saat ini hanya terdapat
sekitar 0,8% penduduk Indonesia yang menjadi wirausahawan.
Entrepreneurship pada dasarnya adalah upaya menciptakan nilai
tambah, dengan menangkap peluang bisnis dan mengelola sumber
daya untuk mewujudkannya. Seorang entreperenur mampu melihat
masalah menjadi peluang. Selain menyelesaikan masalah ia juga
mampu menghasilkan uang dari masalahnya.
Kini mahsiswa perawat yang berjiwa entreprenur datang. Ia
menghadapi masalah yang sama. Sebongkah pohon bambu yang
mengotori halaman. Muncul ide kretaifnya yang dilandasi
kemampuan berpikir untung (think benefit).
bongkahan pohon bambu yang terpikr adalah :
Maka saat melihat
1.
Ekspor tusuk gigi dengan ukiran kecil dan warna-warni
2.
Tusuk sate ramah lingkungan
3.
Angklung mang ujo versi rock
4.
Calung millenium
5.
Kentongan rumah makan kampung daun
6.
Tirai bambu mahassiwa terndy
7.
Meubel bambu bergaya gothic
8.
Kerajinan bebek dari akr bambu
Apakah kita melihat perbedaan saat seorang mahassiwa perawat
enterperenur mengahadapi masalah dengan, seorang mahassiwa
cumlaude menghadapi masalah?. Perbedaannya adalah kemampuan
berfikir untung dan kebiasaan berfikir lain dari yang biasanya.
Itulah yang menyebabkan seorang penggagas sering ditertawakan.
Dulu pemilki ide jalan layan ditertawakan. Pemilki ide remote
control dianggap gila, pemilki ide air teh dalam kemasan
dianggap aneh dan berbicara di tengah hutan dengan lawan bicara
di tengah kota adalah pekerjaan mustahil.
Perawat sering berhadapan dengan berbagai masalah saat bekerja
misalnya macet saat mau dinas ke Rumah sakit, mencuci baju putih
yang gampang kotor, sampah medis yang berserakan, sulitnya
meninggalkan anak saat dinas, jauhnya kantin saat makan siang,
tidak keburu masak di rumah, mahalnya biaya berkomunkasi dengan
suami. Seorang perawat yang berjiwa entrepreneur akan mulai
berpikir beda dan berpikir untung. Tahap selanjtnya mungkin
muncul gagasan-gagasan segar dan ide-ide kreatif misalnya
perawat menciptakan CD rekaman English for nurse saat
macet,laundry for nursing staf, Re-use machine for waste
medical, katering siap antar bagi perawat atau penitipan bayi
bagi perawat. Ide-ide tersebut harus dibiasakan muncul. Seberapa
jeleknya ide itu atau seberapa sepelenya ide itu tetap harus
dimunculkan. Di luar negeri justru ide sepele itulah yang
menghasilkan royalti jutaan, misalnya ide tentang alat penjepit
kuping anjing jenis tertentu, yang telinganya menjuntai saat
makan dan tercelup pada makanan.
Gambar 5.
Apakah yang terpikir oleh mahasiswa keperawatan
saat melihat tumpukan sampah medis di rumah sakit?
Menurut valentino Dinsi, Jika kita ingin mencetak calon
entrepereneur yang tangguh dan memilki ide kreatif 1% saja dari
penduduk Indonesia, maka jumlahnya sudah di atas 2 juta orang.
Kalau seluruh perawat di Jawa Barat saja ada sekitar 20.000
orang maka ada sekitar 200 orang perawat yang memiliki jiwa
entreperenuer dengan langkah awal keberanian untuk berpikir
untung serta mampu melihat masalah menjadi peluang. Tetapi
apakah kebiasaan berpikir untung terlahir karena seseorang
berkesempatan untuk bersekolah tinggi?. Ternyata bersekolah
tinggi-tinggi, membuat pribadi pembelajar memperoleh
pengetahuan. Tapi belum tentu mereka memiliki ide.
Napoleon Hill pemah berkata,‖Pikiran adalah benda‖. Tapi pikiran
biasa tidak akan sanggup membawa kita kemana-mana. Setiap orang
punya pikiran, tapi hanya sedikit yang punya ide. Ide, adalah
pikiran yang punya arah atau tujuan. Menurut Valentiono Dinsi
menganggap pengetahuan berharga bisa saja pandangan itu keliru.
Pengetahuan itu statis, idelah yang berguna. Banyak orang dalam
masyarakat kita hanya memikirkan penumpukan pengetahuan sehingga
kita mendorong anak-anak kita mengejar pemilikan lembaran
ijazah. Einstein pemah bilang,‖Pengetahuan yang tidak diterapkan
itu tidak berguna. Hanya ide yang bisa mengubah dunia.‖ Apa
gunanya menjadi perpustakaan atau ensiklopedi berjalan?. Mugkin
cukup inspiratif bagi Anda, menyimak sidang penghinaan terhadap
Henri Ford, pendiri Ford Motor. Koran pemah
menyebutnya ignoramus (orang bodoh). Kasus itu dibawa ke
pengadilan. Untuk membuktikan bahwa ia memang orang bodoh dan
tak berpendidikan, pembelanya menanyakan pertanyaan seperti ini
:
1.
‖Siapa presiden kesembilan belas Amerika?‖
2.
‖Berapa mil jarak matahari ke bumi?‖
3.
‖Apa yang dikatakan dalam Prinsip Archimedes?‖
4.
‖Berapa akar pangkat dua dari 1?‖
Seperti kebanyakan dari apa-apa yang dipelajari mahasiswa kita.
Pertanyaan itu berkisar dari sejarah sampai fisika dan
matematika agar kita mengingatnya setiap mau ujian. Bila kita
tidak mampu menjawabnya itu akan membuktikan bahwa ia tidak
punya pengetahuan dan memang bodoh!. Henry Ford bosan menghadapi
semua pertanyaan itu. Ia sontak berdiri, menghadap hakim.
‖Ya Tuhan, mengapa saya harus menyia-nyiakan waktu menjawab
pertanyaan bodoh ini bila dengan hanya memencet tombol, saya
bisa memanggil ahli sejarah terbaik untuk menjawab pertanyaan
dan dengan tombol lain saya bisa memanggil ahli fisika terbaik
untuk menjawab dan ahli matematika terbaik untuk menghitung
semua soal….‖
Semua yang ada di ruang sidang, terdiam. Baru saja mereka
mendengarkan kata-kata dari seorang terpelajar dan bijaksana.
Tak perlu dikatakan, Henry Ford memenangkan perkara!.
Demikianlah perbedaan antara pergi ke sekolah dan menjadi
terpelajar. Banyak orang menganggap orangtua dan kakek kita
tidak terpelajar karena tidak pemah bersekolah. Ini menyedihkan!
Beberapa anak bahkan merasa malu akan orangtuanya karena punya
orangtuanya petani padi, penjual rokok, penjual koran atau
pedagang kaki lima. Apakah kita bisa menanamkan seorang lulusan
universitas tapi malu akan orang tuanya sebagai orang
terpelajar?. Yang menarik, dari semua hal yang berubah dalam 50
tahun terakhir, pendidikanlah yang berubah belakangan. Sangat
menarik untuk dicatat bahwa seorang ilmuan yang mempelajari
hidup dan pemikiran Socrates mendapat PhD untuk itu. Tapi
Socrates sendiri tidak punya ijazah sama sekali.
Pendidikan kita sering melahirkan orang-orang tidak kreatif dan
berpikiran linier. Bila jawabannya tidak sesaui keinginan dosen
maka dianggap salahg. Pendidikan tidak merangsang untuk
menghasilkan ide-ide baru karena, sebelum kita bisa menghasilkan
ide, pikiran kita harus bebas. Pendidikan harus membebaskan
pikiran kita dan bukan menguncinya. Tujuan pendidikan adalah
menggantikan pikiran yang kosong dengan pikiran yang terbuka.
Anda akan memperhatikan bahwa sulit sekali ide muncul bila
pikiran terlalu kaku dan terkontrol atau terkondisi. Perhatikan
bahwa salah satu penemu terbesar sepanjang masa, Thomas Alfa
Edison, hanya bersekolah selama tiga bulan. Henry Ford
bersekolah sebentar. Mungkin spesialis terlalu terbenam dalam
pikiran mereka, sehingga mereka tidak bisa keluar untuk
memecahkan masalah. Anda pernah dengar, bukan, tentang Lembah
Silikon (Silicon Valley). Itu desa kecil di California. Bukan
kebetulan kalau di sini lahir banyak ide. Miliuner yang
dihasilkan lembah ini setiap bulan, mengejutkan. Setiap lima
hari, sebuah perusahaan go public di Lembah Silokon! . Tahun
1980-an, ‖mesin uang‖ mereka, sektor manufaktur. tahun 1990-an,
pebisnis jasa, merupakan gelombang kedua pencetak uang. Pada
milenium baru ini, penghasil uang terbesar, adalah kelompok yang
bekerja berdasarkan ide. Telah lahir 20 multimiliuner yang
berusia di bawah 40 tahun pada 1 September 1999. Ini berarti
sudah waktunya kita mengubah ide yang dapat membantu kita
mendapatkan uang tunai, penjualan atau bisnis, dalam kehidupan
sehari-hari.Bila Anda merenungkan lebih lanjut, bahwa ternyata
setiap masalah yang belum terselesaikan adalah karena kita belum
memikirkan ide untuk mecahkannya.
Kadang-kadang dalam pencarian kita untuk suatu pemecahan kita
tidak boleh hanya bertahan pada cara pikir lama. Masalahnya
sejak sekolah kita terkondisikan demikian, kita hanya punya
jawaban yang salah atau benar. Hidup tidak semuanya hitam atau
putih. Kadang bisa juga berwama abu-abu bahkan seperti pelangi.
Cobalah beberapa ide atau metode yang mungkin. Beberapa mungkin
kedengaran gila, tapi mungkin juga berhasil.
Pembaca, ide itu mahal. Sering nilainya unlimited. Kalau pun
terpaksa harus muncul sebuah angka nominal tertentu untuk harga
sebuah ide, lebih karena kepentingan praktis, transaksi atas itu
harus berlangsung. Sejatinya, ide sendiri, susah diukur
nilainya. Ia bergerak, memberi pengaruh terhadap banyak hal,
menciptakan banyak situasi-situasi baru.
Kewirausahaan, adalah ―jagad ide‖ yang akan mati saat ide sudah
hilang tergantikan dengan rutinitas mekanistik. Rutinitas itu,
sering terjadi sebagai dampak psiklogi dunia formal. Ya,
tegasnya: pendidikan formal. Korban-korbannya begitu banyak.
Mereka bersekolah, tapi kebingungan dalam menyusun kemauannya
sendiri. Berbondong-bondong, mengekori sebuah tujuan tertentu,
membuat sebuah peluang kerja, menjadi kian sempit lantaran
persaingan amat ketat.
Padahal, segudang fakta menunjukkan, mereka yang ―lepas dari
belenggu persekolahan dan penjara pengetahuan‖, malah melihat
peluang dan membangunkan jiwa kewirausahaan dalam dirinya.
Lihat saja, Primagama, bimbingan belajar milik Purdi
Chandra, drop out dari Universitas terkemuka, Gajah Mada, kini
menjadi satu-satunya bimbingan belajar yang masuk Museum Rekor
Indonesia (MURI) memiliki 297 cabang tersebar di 122 kota di
Indonesia dengan 107.334 siswa dengan penghasilan tahunan
berkisar 300 miliar (data tahun 2003).
Ya, sudah dikatakan bahwa abad ke-20 adalah abad di mana gelar
akademi dari universitas sangat peting, tapi tidak lagi di abad
21. Kecenderungan ini sudah dimulai di AS, Jepang, dan kemudian
di seluruh dunia. Banyak yang drop out dan mulai! Bila Anda
punya gelar, itu bagus, tapi jangan jadikan itu sebagai
halangan. Jangan biarkan ijazah Anda menentukan jumlah yang bisa
Anda dapatkan atau apa yang bisa anda lakukan.
PERAWAT SIBUK TETAPI TETAP MISKIN
Ada profesi yang bekerja keras dalam menjemput rejeki tetapi
tetap saja miskin. Ada juga perawat yang jabatannya di ruangan
biasa saja tetapi sudah naik haji tiga kali, ke rumah sakit naik
mobil mewah, shodaqoh rajin dan tidak pernah bertengkar di
kantor gara-gara honor yang kecil. Adakalanya seorang sahabat
saya perawat yang menduduki posisi terhormat seperti kepala
ruangan merasa pusing bila ditanya masalah penghasilan dan
ketentraman hatinya. Saat perawat ditanya berapa tabungan anda
di Bank?, berapa deposito anda?, kapan anda ke tanah suci?,
seberapa banyak aset yang anda miliki? apakah anda sering
menunggu gaji bulanan?, Apakah sering terjadi konflik di tempat
kerja gara-gara honor yang tidak sesuai?, apakah hati anda
tidak tenang menghadapi masa depan?. Apakah otak mulai panas
saat harga-harga melambung tinggi?. Marilah kita simak sebuah
hadits Qudsi. Hadits Qudsi adalah hadits khusus yang memiliki
kedudukan penting. Saking pentingnya Hadits Qudsi biasanya
diwahyukan Allah langsung pada nabi tanpa melalui malaikat
jibril.
Hai anak Adam luangkan waktu untuk beribadah kepadaKu niscaya
Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkan kamu
dari kemelaratan (kemiskinan). Kalau tidak aku penuhi tanganmu
dengan kesibukan kerja dan Aku tidak menghindarkan kamu dari
kemelaratan. (HR Attirmidzi dan Ibnu Maajah)(1)
Pernahkan kita mendengar seorang perawat yang pergi pagi sekali
dinas ke rumah sakit, puskesmas atau dinas kesehatan ?. Mereka
pergi sebelum anak-anak bangun dan tidak sempat sarapan pagi.
Sholat berjamaah shubuh ketinggalan, mandi terburu-buru.
Kemudian berjam-jam macet di jalan. Naik motor ugal-ugalan
dengan dalih menjemput rejeki. Sesampainya di tempat kerja
keringat bercucuran, melakukan operan. Kemudian melakukan
rutinitas sebagai perawat. Ganti balutan, memberi obat,
penyuluhan, melakukan tugas administrasi, rapat, seminar,
presentasi, memberi kuliah atau harus kuliah, membaca,
berdiskusi, bergelut dengan kemacetan lagi dan pulang ke rumah
dalam keadaan lelah. Anak-anak sudah tertidur pulas. Diantara
anaknya ada yang terkena TBC kelenjar karena kurang mendapatkan
gizi. Anaknya tidak cukup makan meskipun laporan pembantu selalu
menyampaikan makan banyak dan habis. Perawat terlalu banyak
memberikan penyuluhan makanan bergizi pada pasien. Perawat lupa
membeli makanan bergizi untuk keluarganya karena cicilan rumah
dan motor baru lebih penting.
Esoknya bergelut lagi dengan kemacetan sambil menghitung hari
kapan tiba saatnya tanggal gajian, tanggal yang dinantinantikan. Otakpun berputar pengeluaran apa saja yang harus
segera dibereskan seperti kontrakan, gas, rekening listrik, SPP
anak, cicilan motor, cicilan mobil, perabotan rumah tangga
arisan, telepon, PDAM dan setelah dikalkulasi, pas tanggal lima
belas pas gaji habis semua sudah masuk pada posnya masingmasing. Esoknya mulai antri dengan kemacetan lagi dan kita makin
sibuk tetapi pendapatan tidak bertambah naik. Hal ini persis
seperti apa yang disindir Allah dalam Hadits Qudsinya: ….‖Aku
penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak
menghindarkan kamu dari kemelaratan..‖. Tidak seperti peribahasa
yang sering kita dengar di bangku sekolah ‖Semakin kamu kerja
keras maka semakin sukses‖. Peribahasa itu bukan hadits Qudsi
yang dijamin kebenarannya oleh Allah dan cocok untuk segala
zaman. Peribahasa itu telah meracuni pikiran kita dan meracuni
pikiran sebagian besar perawat Indonesia, seharusnya kita tetap
meluangkan waktu untuk bermunajat kepada Allah yang menguasi
seluruh rejeki mahlukNya di muka bumi ini.
Perawat sering lupa bahwa hari ini Allah menjamin rejeki
milyaran ikan-ikan di lautan dan cacing-cacing tanah. Allah
menjamin rejeki ulat-ulat pohon. Hari ini Alah menjamin ribuan
rejeki kupu-kupu dan jutaan burung-burung di angkasa. Hari ini
dan seterusnya Allah menjamin rejeki perawat-perawat di Rumah
sakit, puskesmas, dinas kesehatan, Akper, Stikes dan instansi
swasta lainnya. Esok hari dan seterusnya Allah akan menjamin
oksigen, kelembaban, suhu tubuh, temperatur lingkungan, sinar
matahari, peristaltik usus, garavitasi bumi, cahaya, gerak,
kedipan mata dan sesuap nasi sesuai dengan volume lambung yang
telah diciptakan Allah. Singkatnya rejeki apapun bentuknya sudah
selesai direncanakan Allah semenjak kita berada dalam kandungan.
Rejeki tersebut bukan semata-mata hasil kerja keras. Bila kita
kerja keras tetapi tidak meluangkan waktu untuk bermunajat, maka
dada kita akan melarat (mental miskin). Ciri mental miskin itu
adalah kita menyangka kurang kerja keras. Sehingga makin banting
tulang semakin kurang. Akhirnya miskin betulan. Dalam artian
hati selalu gelisah, merasa cemas dengan masa depan, waswas,
banyak utang, merasa tidak cukup, gangguan tidur dan di lain
pihak kalau melihat besarnya penghasilan dengan keinginan dan
kebutuhan selalu tidak seimbang.
Perawat kaya selalu meluangkan waktunya untuk bermunajat kepada
Allah. Misalnya saat datang ke ruangan ia mengambil air wudlu
dan meluangkan waktu sholat dluha. Setelah seminar membaca buku
ilmu keperawatan meluangkan waktu untuk membaca hadits nabi dan
berdzikir, Setelah selesai rapat dengan pimpinan ia mengadakan
meeting dan teleconfrence dengan Allah di Mushola. Efek dari
sholat dluha membuat ia lebih fress dan santai. Sholat berjamaah
membuat pembuluh darah menjadi Vasokontriksi kembali dan
pemusatan energi ke dalam organ visceral. Munculnya rasa nyaman,
rileks dan segar. Hal ini merupakan bentuk refreshing dan
istirahat bagi tubuh dari kesibukan kerja yang membuat melarat
sperti yang diungkapkan hadits nabi:…. Kalau tidak aku penuhi
tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak menghindarkan kamu
dari kemelaratan…. .. Bila kita rajin bermunajat Allah akan
mengilhamkan kepada jiwa kita sehingga dalam bekerja kita tidak
saja bekerja keras, tetapi kerja cerdas serta kerja ikhlas.
Sebagai illustrasi tukang becak setiap hari kerja keras, tukang
gali batu setiap hari kerja keras, nelayan setiap hari bekerja
keras, perawat setiap hari kerja keras mendorong blankar,
mengangkat pasien, menjaga kebersihan lingkungan, memandikan,
mengganti balutan, tetapi sudahkah mereka kerja cerdas dan kerja
ikhlas?. Apakah dengan kerja keras kita semakin kaya materi dan
kaya hati?. Pentingnya mengolah ketiga aspek bagi perawat supaya
ketiga-tiganya bekerja. Contoh uraian berikut bagaimana seorang
perawat memadukan ketiga aspek tersebut untuk menggapai
kesejahteraaan dunia dan berlimpahnya kekayaan.
Fisik
Kerja keras
(Physical) (hard worker)
Otak
Kerja cerdas
(brain)
(intelligent)
Hati
Kerja ikhlas
(mind)
manajemen waktu, bangun subuh, olahraga, sarapan, makanan bergizi, tidak
merokok, tidak minum alkohol,
disiplin diri dsb.
kuliah, belajar, kursus, baca buku,
membuka wawsan baru, pelatihan,
seminar, diskusi, sharing,
mempelajari metode baru, eksperimen
dsb.
meluangkan waktu untuk bermunajat,
sholat dluha, Tahajud, berdo‘a,
(Transedental) sholat sunat, shodaqoh, majlis
taklim, kajian agama, dsb.
PERAWAT KAYA JAUH DARI AGAMA?
Pernahkah anda mengunjungi sebuah pasar yang kumuh, bau dan
kotor?, ojeg berderet, becak melawan arus, pedagang sayuran di
bahu jalan, angkot ngetem bikin macet, lingkungan becek, pejalan
kaki berpacu mengejar waktu, pedagang asongan berbondongbondong, pengemis di pinggir trotoar, polisi terpaksa harus
bersembunyi sekali-sekali keluar untuk menangkap mangsa.
Pernahkah anda mengunjungi sebuah terminal yang semerawut?,
calo-calo gentayangan, tukang dagang bertebaran di mana saja,
bau pesing, WC kotor, gelandangan bergeletakan, polusi berbaur
dengan terik matahari diiringi suara pengamen jalanan dan
petugas parkir tak berseragam.
Pernahkah anda mengunjungi stasion kereta yang masih primitif?,
WC yang becek, tempat duduk berantakan, informasi tidak jelas,
kereta datang dan pergi terlambat. Tidak jelas mana copet mana
petugas. Tidak jelas mana pedagang asongan mana pramugari
kereta, bahkan tidak jelas mana ruang tunggu mana tempat sampah.
Pernahkah anda makan di restoran siap saji made in Amerika?.
Meskipun konsumennya sebagian besar orang Islam, restoran
tersebut beberapa waktu yang lalu harus ditutup paksa karena
dianggap milik kafirun dan mendanai pembantaian umat Islam oleh
Yahudi di berbagai negara. Gedung yang megah, tata warna yang
indah dan bau harum yang mengundang selera adalah ciri khas
restoran tersebut. Prinsip kepuasan pelanggan dan total quality
control mewarnai setiap penyajiannya. WC nya terkadang lebih
indah dibanding ruang utama perawat. Dengan Sigma Kepuasan
semenjak masuk, pintu kaca terbuka secara otomatis atau minimal
dibukakan oleh pelayan yang cakep atau cantik. Menginjak lantai
sangat bersih licin dan wangi. Memesan makanan dilayani dengan
petugas berseragam yang cantik dan murah senyum. Meja makan
dengan tata warna yang sudah dirancang untuk meningkatkan selera
makan. Semua didesain sesuai dengan hasil riset dengan
pendekatan psikologi konsumen.
Pernahkah anda mengunjungi sebuah STIKes yang jorok? Puskesmas
lembab dan bocor serta rumah sakit yang kumuh?. Pernahkah anda
mengunjungi sebuah Rumah Sakit dimana saat datang dijaga satpam
yang berwajah bengis, parkir sulit, masuk gerbang dengan pagar
usang, lantai ubin tua dan bau Lysol. Sampah medis berserakan,
bekas slang infus di pojok-pojok, dimana-mana terdapat plastik
transfusi, abocat, kapas alkohol dan bekas balutan, tikus
berseliweran, kucingpun tidak berselera mengejarnya karena
tikusnya besar sekali. Warna dinding sudah kusam, suara blankar
berisik karena rodanya sudah longgar. Mahasiswa berseliweran,
Ko-Ass, dokter, keluarga pasien, Analis, dokter gigi, bidan dan
satpam semua bergerak dalam lorong yang sama. Pasien belum bisa
istirahat karena suasananya riuh seperti pasar malam.
Sebagai pemeluk agama pilihan Tuhan saya sering bertanya dalam
forum seminar. Benarkah kita kita tidak boleh kaya?, Bagaimana
kalau kita memilki uang banyak sehingga bisa membuat Airport
yang canggih, terminal yang bersih, pasar yang rapih dan rumah
sakit yang nyaman?. sedangkan Allah itu bersih dan mencintai
kebersihan, Allah itu indah mencintai keindahan, Allah itu maha
pengatur dan mencintai keteraturan. Agama ini sudah dirancang
oleh Allah dengan sempurna. Agama ini pasti memberikan petunjuk
bagi kita agar menciptakan Syorga di dunia. Agama ini sangat
lengkap dan pasti mampu membuat dunia ini indah meskipun tetap
bersikap juhud. Dengan agama ini bukan saja kita akan berjaya di
akherat tetapi kita juga bisa sejahtera di dunia.
Ironisnya terminal primitif, pasar tradisional, rumah sakit
kumuh banyak terdapat di negara yang mayoritas perawatnya
beragama Islam. Ada satu hadits nabi yang kita lupa bahwa
semuanya membutuhkan uang bukan hanya semangat membaja. Dalam
beberapa seminar saya sudah menyampaikan bahwa menurut Sayidina
Ali RA. pendidikan yang berkualitas itu modalnya hanya dua yaitu
dosen/guru yang berkulitas dan yang keduanya adalah uang. Apakah
ada sarana parasaran atau sistem yang tidak membutuhkan uang?.
Mari kita simak Hadits berikut :
Pada akhir zaman kelak manusia harus menyediakan harta untuk
menegakkan urusan agama dan urusan dunianya (HR
Athabrani)(1:190)
Perawat kaya (cerdas secara finansial) saat ini sangat
dibutuhkan. Ia akan membangun agamanya dan berdawah dengan media
canggih. Ia akan membangun pusat-pusat layanan kesehatan
masyarakat. Ia akan membuat sekolah-sekolah berkualitas bertaraf
International sehingga benar-benar menjadi Rahmatan Lil Alamin.
MAMPU MENEMUKAN PELUANG WIRA USAHA DALAM BIDANG
KEPERAWATAN (SEARCH FOR BUSINESS CHANCE)
Kemampuan mencari dan menemukan peluang usaha perlu dilatih
terus-menerus pada diri perawat. Kemampuan ini perlu diasah.
Terutama bagi perawat-perawat yang sudah bosan miskin. Pada
tingkat pemula biasanya hanya ide spontan yang belum tentu bisa
dilaksanakan. Kebiasaan menyampaikan ide-ide spontan tersebut
mungkin saja mendapat cemooh atau bahan tertawaan orang lain.
Tetapi berbahagialah kalau kita sudah dicemooh atau
ditertawakan, karena biasanya kita akan mentertawakan dia pada
saat dia pinjam uang pada kita atau menyatakan diri ingin
bergabung. Setidaknya bila kita terbiasa mengemukakan ide akan
melatih kreativitas otak kita. Ciri orang kreatif secara verbal
menurut Guilford diantaranya adalah word fluency, originality
and ideational fluency.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan perawat dalam
menemukan peluang usaha atau bisnis dalam bidang keperawatan.
Hal ini bisa dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
- Langkah pertama : dimana biasanya perawat berkumpul?. Misalnya
di Rumah sakit, Puskesmas, Klinik, Stikes, Akper, Panti, Tempat
seminar, tempat pelatihan, Sanggar
- Langkah kedua : apa yang biasanya dibutuhkan mereka?. Misalnya
makanan, pakaian, angkutan, pulsa, referensi, buku, jaringan
internet, mesin cuci, laptop, printer, alat tulis, kado, buahbuahan dsb.
- Langkah ketiga : dengan siapa mereka berhubungan setiap
hari?. Misalnya dokter, perawat lain, masyarakat, pasien,
korban, keluarga, kelompok khusus, pemerintah.
- Langkah ke lima : barang dan jasa apa yang dibutuhkan dan bisa
kita jual bagi mereka ? Misalnya makanan, pakaian, angkutan,
pulsa, referensi, buku, jaringan internet, mesin cuci, laptop,
printer, alat tulis, kado, buah-buahan dsb.
- Langkah ke enam : Jasa apa yang bisa kita tawarkan kepada
mereka ? mencucui, memasak, mengajar, mendengar, mendorong,
membersihkan, menghubungkan.
- Langkah lanjutan : inovasi apa dari produk yang dihasilkan
orang lain yang bisa kita rubah atau kita sempurnakan, misalnya
dalam hal ini saya ingin memberikan contoh norak agar anda
terbiasa dengan ide yang dinggap buruk. Idenya adalah Motor dan
laptop menjadi molap, bicaralah dengan pabrik Honda untuk
membuat Molap, kita bisa membuat motor yang ada laptopnya di
tengah jok, sehingga orang yang dibonceng bisa duduk sambil
ngetik atau carilah ide yang lebih gila dari itu. Bisanya dari
10 ide gila ada satu ide yang normal.
- Langkah terakhir mulai mencari nama perusahaan yang hoki kalau
bisa dengan sholat istikharah, dengan demikian meskipun
perusahaan kita bangkrut di dunia, tetapi kita akan tetap kaya
di akherat karena banyanya niat baik dan pahala sholat sunat
sesuai dengan niat kita menjadi entreperenur yaitu Rich until
hereafter (kaya sampai akherat). Selanjutnya buatlah kartu nama
perusahaan kita agar mudah berhubungan dengan orang lain.
Tuliskan nama kita dan jabatan kita sebagai presiden direktur
merangkap karyawan dan komisaris pemegang saham. Biasakanlah
untuk siap menghadapi kegagalan makin banyak akan makin bijak
menghadapi masa depan. Tidak usah terlalu serius, bukankah dunia
ini hanya main-main saja?
Tingginya jumlah institusi perawat di indonesia memungkinkan
terbukanya peluang usaha atau bisnis di bidang ;
Buku-buku keperawatan
CD-CD perkuliahan
Rumah kontrakan
Asrama perawat
Catering perawat
E Book Askep
Out let pakaian dan atribut rumah sakit
Instrumen Alat kesehatan
Jaringan penyedia perawat ke luar negeri
Toko aksesories keperawatan
Sablon dan percetakan buku-buku keperawatan
Restoran diet milik perawat bagi klien diabet, stroke, kanker,
asma
Explore Bandung for terminall illness (mobil wisata bagi pasien
yang mau meninggal)
Home care
Pelatihan babysitter
Nursing laundry
Pelatihan helper gerontik
Jasa statistic for Nursing research
Distributor beras bagi dosen keperawatan
Internet
Rental latop
Rental infocus
Hotel pelatihan perawat
Wisma perawat
Pom bensin milik perawat
Aqua galon Sehat
Pabrik Abocath
Pabrik kateter
Pabrik obat
Pabrik penyediaan kapas steril
Kerjasama dengan ITB dalam pembuatan phantom
Kerjasama dengan ITB dalam membuat instrument bedah
Pabrik bethadin
Komentar pertama yang akan kita dapati pada saat kita mengajukan
ide bisnis tersebut adalah, ―ah itu tidak mungkin‖,
―itu kan sudah ada‖, ‗sulit untuk memulainya‘. ‗hal tersebut
mana bisa laku‖ Manusia-manusia seperti itu telah membatasi
dirinya dan otaknya dari sumber-sumber rezeki yang telah
disediakan Allah yang maha Luas rahmatNya, Maha kaya, maha
kreatif. Dulu ide air putih dimasukan ke dalam botol banyak
ditertawakan orang. Sekarang hampir semua orang menggunakan
produk tersebut dan ingin meniru keberhasilan Aqua, termasuk
orang-orang yang pernah mencemooh. Jadilah kita pecundangpecundang kalah yang tak pernah gagal karena tak pernah mau
memulai suatu kebaikan. Ketakutan terhadap kegagalan telah
melahirkan manusia-manusia kalah yang terkumpul di seluruh
wilayah Indonesia. Akhirnya manusia-manusia kreatif yang kaya
ide telah menjadi milyuner di Singapura, Jepang, Taiwan,
Amerika, Jerman dsb.
Siapa penemu angka nol?, siapa penemu tusuk gigi?, siapa penemu
peniti?, siapa penemu kaos kaki?, siapa penemu kancing baju?,
siapa penemu pentil?, siapa penemu atom heckter?, mereka adalah
para penghayal yang pada awalnya ditertawakan dan dicemoohkan.
Karena idenya yang sepele dan dianggap tak berharga. Siap
penghayal yang tidak mungkin hayalannya itu untuk dilakukan
tetapi paling diminati oleh anak-anak dan menghasilkan milyaran
rupiah?.Dialah Doraemon. Maka oleh karena itu hanya ada dua
pilihan untuk para penghayal dan penggagas ide baru yaitu kaya
atau kaya orang gila.
4. MEMILKI KEMAMPUAN UNTUK BERANI MENCOBA WIRAUSAHA TERKAIT
KEPERAWATAN ATAU KESEHATAN (SENSE OF TRIAL IN NURSING BUSINESS)
SEGERALAH BERTINDAK
―Jangan menunda hingga esok apa yang dapat Anda kerjakan hari
ini.‖
(Benjamin Franklin)
Diawal buku ini kami telah menyampaikan sebuah slogan yang wajib
dijalankan setiap calon wirausaha : Praktek! Praktek!
Praktek! Inilah sesuatu yang para pemimpin dalam semua bidang
sepakat. Setiap pekerjaan besar – entah itu menjalankann
perusahaan, penjualan tingkat tinggi, dalam sains atau
pemerintahan – memerlukan orang yang berfikir untuk
bertindak. Para eksekutif utama yang mencari tokoh kunci,
menuntut jawaban terhadap perrtanyaan :‖Apakah ia akan
melaksanakan pekerjaan tersebut?‖ ―Apakah ia akan
menuntaskannya?‖ ―Apakah ia orang yang berinisiatif?‖ ―Dapatkah
ia memberikan hasil, atau apakah ia hanya pandai omong?‖
Semua pertanyaan ini mempunyai satu tujuan : Mencari
tahu apakah orang tersebut adalah orang yang suka bertindak
?.Gagasan yang bagus saja tidak cukup. Gagasan sederhana yang
dilaksanakan dan dikembangkan, adalah seratus persen lebih baik
daripada gagasan hebat yang mati karena tidak ditindaklanjuti.
Tidak ada yang datang dengan hanya memikirkannya.
Ingatlah. Semuanya yang kita miliki di dunia ini,
dari satelit hingga pencakar langit hingga makanan bayi,
hanyalah suatu ide yang dilaksanakan.
5. BERANI UNTUK GAGAL (DARE TO FAILED)
Sejak ibu mengandung bayi yang dicinatainya, ia gagal menahan
sakit, tetapi tetap diterusakan karena sakit tersebut suatu saat
akan hilang. Saat mau melahirkan gagal untuk mendapatkan
pembukaan lengkap secara cepat, tetapi tetap bertahan karena
mungkin lambat laun akan lengkap, atau dokter akan
memberinya pitosin drip, atau mungkin bila darurat akan
dilakukan sectio caesaria. Saat anak telah lahir gagal bernafas
dengan spontan tetapi tetap saja bayi itu berjuang untuk hidup
karena bidan segera membersihkannya. Menjelang ia neonatus gagal
mendapat bilirubin normal sehingga bayi kekuningan, tetapi bayi
tenang saja karena ada sinar matahari yang bisa mengatasinya.
Menjelang satu tahun ia gagal berbicara tetapi terus saja
mengoceh karena sutau saat ia akan bisa menirukan suara
bapaknya. Saat belajar jalan dia gagal dan terjatuh terusterusan tetapi tetap saja belajar karena hidup memang harus
terus belajar. Tidak pernah frustasi dan menganggap dirinya
tidak berbakat untuk berjalan. Sampai bayi dewasa ia terus
menerus didera kegagalan agar dia sempurna sebagai manusia. Bayi
itu adalah kita. Kitalah calon wirausahawan sukses.
Guru saya Valentiono Dinsi pernah menyampaikan bahwa calon
wirausahawan harus siap gagal. Terutama untuk memahami makna
kegagalan. Tanpa faham filosofi itu, jangan berpikir mau
mengambil jalan menjadi wirausaha. Alasannya, ada yang sukses
dalam usahanya, ada yang belum berhasil. Pengusaha mengetahui
bahwa ‖kegagalan‖ bukan akhir permainan dan tidak boleh takut
mengalaminya. Ia menyadari dengan keberanian.
Resiko adalah suatu konsekuensi kehidupan. Menghadapi risiko,
adalah gabungan kerja keras, kecerdikan, kehati-hatian,
kecermatan membaca peluang dan kesiapan menghadapi kegagalan
maupun keberhasilan. Happy ending sebuah ikhtiar adalah
keberhasilan. Ini dicapai, tentu setelah melewati keberhasilan
demi keberhasilan kecil, seperti keberhasilan menyingkirkan
kesulitan dan bahaya. Proses ini dibangun dari kesungguhan
melahirkan segenap potensi diri seorang wirausahawan. Dengan
begitu, ia mengubah ―kekalahan menjadi kemenangan‖, sebuah
proses yang kecil peluang pencapaiannya tanpa kesiapan mental
menghadapi kegagalan. Kalau Anda termasuk yang tidak siap gagal,
lebih baik jangan meniti jalan ini. Bahkan, mengimpikannya saja,
jangan!
Kegagalan adalah bagian dari kehidupan. Seperti illustarasi di
atas semenjak dalam kandungan sampai menjelang lansia kita
berjalan dengan kegagalan yang berulang. Setiap kegagalan adalah
pelajaran yang mendorong pengusaha untuk mencoba pendekatan baru
yang belum pemah dicoba sebelumnya. Bagi pengusaha sejati,
―Berani Gagal‖ berarti ―Berani Belajar‖. Dengan gagal dan dengan
belajar, pengusaha bertumbuh menjadi orang yang lebih baik dan
belajar bagaimana menciptakan kekayaan sejati. Walaupun
pengusaha kehilangan kekayaan materi yang telah mereka peroleh,
mereka tahu bagaimana menciptakan semua kekayaan itu lagi.
Pelajarannya tidak pemah hilang. Sebaliknya, mereka yang tidak
pemah mengalami perjalanan yang sulit dan menemukan kekayaan
dengan mudah, tidak akan tahu bagaimana menciptakan kekayaan
ketika mereka kehilangan. Dengan kata lain, mereka yang tidak
gagal tak akan tahu kekayaan sejati.
Kini jamannya menulis kurikulum vitae dengan rentetan kegagalan.
Semakin banyak gagal semakin tinggi jam terbangnya dan semakin
besar pengalamannya. Gemerlap materi, pada komunitas bahkan
kehidupan sosial yang serba benda (materialistis), lebih banyak
memperoleh penilaian tinggi. Sebaliknya, siapa pun mengalami
kegagalan, sudah mendapat stempel sosial sebagai manusia yang
kehilangan harga. The looser dunia usaha, sering menjadi figur
yang menghadapi titik balik sikap sosial terhadapnya. Dulu, saat
masih jaya, ia banyak rekan dan kolega, setelah gagal dalam
usahanya, hampir semua rekan dan kolega yang dulu mendukungnya,
menebar senyum ramahnya, bahkan mengajak bermitra, hilang sudah!
Akibat cara pandang seperti ini, banyak wirausahawan yang
traumatik terhadap kegagalan. Ini, ―awal kematian‖ benih-benih
kewirausahaan. Semua pihak harus mengubah sikapnya:
doronglah masyarakat menjadi pihak yang turut membangun
keberanian banyak orang untuk respek terhadap ikhtiar orang
meraih keberhasilan dalam bisnis. Gagal atau keberhasilan, bukan
menjadi satu-satunya alasan menghargai atau meremehkan
wirausahawan. Tentu, sembari tetap mentransfer sikap-sikap arif,
bahwa dalam setiap kegagalan selalu ada pelajaran berharga.
Seorang bijak berkata,‖sukses hanyalah pijakan terakhir dari
tangga kegagalan.‖
Allah SWT menyampaikan dengan mengulang dua ayat tentang peluang
keberhasilan sesudah kegagalan. Dalam untaian ayat yang indah
Allah menyampaikan ‖…Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan…setelah kesulitan ada kemudahan…..‖.
Billy P.S. Lim, motivator kelas dunia yang berbasis di Malaysia,
pernah menanyakan kepada peserta trainingnya tentang satu
masalah menarik. ‖Mengapa orang akan tenggelam apabila jatuh ke
dalam air?‖Ternyata berbagai komentar diberikan oleh peserta
seminar. Tetapi yang paling sering ialah ‖Dia tenggelam karena
ia tak dapat berenang.‖ Yang hadir heran, karena Lim menyalahkan
jawaban itu. Yang hadir mengira, Lim bercanda. Untuk menyakinkan
mereka, Lim memberi contoh kejadian orang tenggelam di air
sedalam tiga inci. Akhirnya, ia memberitahu jawabannya,
yang akan ia berikan kepada Anda sekarang. Kami kutip pendapat
Lim: ‖Orang tenggelam karena dia menetap disitu dan tidak
menggerakkan dirinya ke tempat lain.‖ dengan demikian kata
kuncinya adalah bergerak, berubah, mencari ide lain dan mencoba
cara baru. Berarti berapa kali orang jatuh tak jadi masalah,
yang penting kemampuannya untuk bangkit kembali setiap kali
jatuh.
Valentino mengemukakan bahwa Janganlah kita mengukur seseorang
dengan menghitung berapa kali dia jatuh, ukurlah ia dengan
beberapa kali dia sanggup bangkit kembali. Seseorang yang mampu
bangkit kembali setelah jatuh, tidak akan putus asa.
Menyedihkan, mendengar bahwa banyak orang seperti mereka,
setelah sekali dua kali gagal, memilih untuk menetap di situ dan
akhirnya mati sebagai orang yang sebenar-benarnya gagal,
tersungkur, dan tidak bangkit lagi.
Dalam hal ini kulitas diri sendiri menjadi hal yang sangat
penting dan menentukan. Tidak ada apapun di dunia ini yang bisa
menggantikannya. Sebagain besar oarng mengatakan bahwa kegagalan
wirausaha karena tidak bakat, tetapi banyak sekali orang
berbakat yang tidak sukses. Sebagian lagi menyatakan bahwa orang
harus jenius. Jenius yang tidak sukses sudah malahan akan
menjadi bahan olok-olokan. Yang terakhir beranggapan bahwa
kesuksesan seorang pengusaha terlerak pada latar belakng
pendidikan. Tetapi dunia ini penuh dengan orang terpelajar dan
bergelar sarjana. Ternyata hanya kemauan dan ketabahan saja yang
paling ampuh. Ketabahan adalah kemampuan bangkit kembali untuk
kesekian kalinya setelah terjatuh. Dalam benturan antara sungai
dan batu, air sungai senantiasa menang bukan dengan kekuatan
tapi dengan ketabahan. Seberapa jauh Anda jatuh tidak menjadi
masalah, tetapi yang penting seberapa sering Anda bangkit
kembali.
Apabila Anda dapat terus mencoba setelah tiga kegagalan, Anda
dapat mempertimbangkan diri untuk menjadi pemimpin dalam
pekerjaan Anda sekarang. Jika Anda terus mencoba setelah
mengalami belasan kegagalan, ini berarti benih kejeniusan sedang
tumbuh dalam diri Anda. Seperti Thomas Alfa Edison, saat
ditanya, bagaimana ia bisa bertahan setelah ribuan kali gagal?
Penemu bola lampu dan pendiri perusahaan kelas dunia, General
Electric ini menjawab, ‖Saya tidak gagal, tetapi menemukan 9994
cara yang salah dan hanya satu cara yang berhasil. Saya pasti
akan sukses karena telah kehabisan percobaan yang gagal.‖
Allah SWT maha penyabar menypakan bumi ini milyaran tahun agar
betul-betul siap dihuni manusia. Tiga ratus lima puluh tahun
dengan tabah bambu runcing menghadapi jet tempur dan meriam
penjajah sebelum lahirnya Indonesia. Charles Goodyear yang
tekun, membuahkan ban yang memungkinkan kendaraaan melaju
kencang. Tabahnya Wright and wright membuahkan pesawat terbang
yang bisa digunakan kita ke tanah suci. Bethoven, mengisi dunia
dengan musik inspiratif, John Milton membuahkan karya puisi
indah yang menyejukkan hati, perempuan tuna netra yang tegar
Helen Keller, memberikan harapan kepada semua orang cacat dengan
ditemukannya braile, ketabahan Abraham Lincoln membuatnya
terpilih menjadi presiden. Thomas Alfa Edison, memberi kita bola
lampu listrik hingga teranglah dunia di malam gulita. Kesuksesan
sebenarnya tergantung pada kekuatan untuk bertahan. Kurang tabah
merupakan salah satu alasan orang gagal dalam bisnis, politik,
dan karirnya.
Secara sederhana, kegagalan adalah situasi tak terduga yang
menuntut transformasi dalam sesuatu kompensasi yang positif.
Sejarah mencatat bahwa Amerika Serikat merupakan hasil dari
kegagalan total. Karena Columbus sebenarnya ingin mencari jalan
ke Asia. Kegagalan, jangan biarkan sebagai sesuatu yang final.
Entrepreneur sejati, memandang kegagalan sebagai awal, batu
loncatan untukmemperbaharui kinerja bisnis mereka di masa
mendatang. Pemimpin tidak menghabiskan waktunya memikirkan
kegagalan.
Saat gagal menimpa, kendati lelah dan kecewa berat, jangan
matikan energi kreatif Anda. Tetaplah berpikir kreatif.
Sempurnakan produk yang ada, atau hasilkan produk baru atau
usaha baru yang mungkin belum terpikirkan. Jangan terpaku pada
karier dan keterampilan yang dimiliki, yang terlalu lama
bersandar pada lingkungan di mana kita dibesarkan atau selama
ini bergulat. Kadang kala apabila seseorang gagal setelah
berusaha dengan tabah dan mengerahkan sepenuh tenaga untuk
sekian lama, mungkin tiba saatnya ia mengkaji kembali bidang
yang digeluti dan menilai apakah ia mampu untuk mendapatkan apa
yang dinginkannya di bidang tersebut.
Banyak cara untuk mencapai tujuan hidup. Sebagian lebih cepat
atau lebih lambat daripada yang lain. Sebagian kurang berisiko
tetapi lebih lambat daripada yang lain.
Saran kami, janganlah terlalu kaku mengatakan bahwa Anda tidak
bisa berubah. Kami sendiri, kerap berubah seiring dengan
perkembangan in put dan stimulasi kondisi di sekitar kami. Tanpa
itu, bagaimana mungkin kami menyusun sebuah buku, memberi
pencerahan bagi banyak orang?
Kadang kala dalam kehidupan kita terpaksa menekuni bidang usaha
yang berlainan dan kita mesti menyesuaikan segala keterampilan
dan bakat yang tidak kita peroleh dari bidang-bidang usaha di
masa lalu. Lalu? Salurkan kekuatan itu di bidang usaha yang
baru. Mungkin, kita dipaksa mempelajari keterampilan baru,
sebagai konsekuensi menghadapi tantangan serba-baru itu.
Pernahkah Anda bertanya bagaimana orang Jepang bangkit kembali
dari kehancuran PD II untuk menjadi pengusaha ekonomi yang
unggul saat ini? Dulu, produk Jepang sempat dinilai murahan,
tidak berkualitas, dan stigma jelek lainnya. Tapi sekarang,
sulit bagi kita untuk hidup tanpa barang-barang buatan Jepang di
dalam rumah kita. Ini tidak hanya berlaku di Negara kita saja,
tetapi bahkan di seluruh dunia.
Orang-orang Jepang tidak menciptakan mobil. Tidak juga kamera,
kulkas, televisi, AC, mesin cuci, penghisap debu, film atau
system perangkat audio berkualitas tinggi. Mereka tidak
menciptakan banyak benda. padahal yang mereka lakukan ‖hanyalah‖
meniru. Hakikat :peniruan ala Jepang‖, sarat pesan penting bagi
calon entrepeneur. Di sana ada proses penyempumaan tanpa kenal
lelah, sampai akhirnya ‖tiruannya‖ lebih baik dari aslinya!
Mereka menggunakan ‖kreativitas‖ untuk menyempumakan barang yang
sudah ada. Tak ada yang membantah, Jepang meraih suksesnya.
Kultur entrepreneurship tumbuh subur di sana, menyebar menguasai
dunia.
Jika Anda menyadari bahwa Anda tidak berhasil mencapai tujuan
Anda pada suatu pekerjaan di mana Anda telah dilatih untuk
melakukannya, latihlah atau lengkapi diri Anda dengan pekerjaan
yang memberi peluang meraih yang lebih baik di masa depan.
Janganlah gantungkan diri Anda pada satu keterampilan saja.
Sebagai manusia, Tuhan memberi kita kemampuan untuk mempelajari
keterampilan baru dan menerjuni bidang usaha lain. Jangan
‖hidup-mati‖ Anda gantungkan pada satu bidang saja. Orang lain
bisa sukses. Anda tentu juga bisa. hanya saja, ada yang lekas
tercapai, ada yang masih berliku.
Tengok kiri-kanan Anda. Produk Cina, membanjiri negeri ini.
Bayangkan, seperti apa sepuluh atau duapuluh tahun yang akan
datang? Akankah ini kita terima sebagai ‖keharusan ekonomi‖?
Tidakkah Anda mulai berpikir hal yang sebaliknya? Anda bisa!
‖BERANI‖, MODAL AWAL ENTREPRENEUR
Kami yakin, kalau entrepreneur berani memiliki visi, maka akan
lebih dapat menciptakan kekuatan positif di dalam pikirannya.
Sehingga nantinya akan lebih mampu meningkatkan kemampuan kerja
dan kualitas hidup kita. Karena ini saya sangat yakin dengan
ungkapan berikut ini: ―Hati-hatilah dengan angan-anganmu, karena
angan-anganmu itu akan menjadi kenyataan‖
Presiden RI pertama, Ir. Soekamo, pernah bilang, ―Gantungkan
cita-citamu setinggi langit.‖ Visi itu memang bisa mensugesti
orang. Dan, semua langkah kita akan kita arahkan kesana. Apalagi
entrepreneur ini biasanya seorang pemimpi. Maka mimpi tentang
perusahaan, mimpi tentang masa depan, tentu akan dapat
mempengaruhi para pengikut yang dipimpinnya.
Anda ―juru penerang‖, mengusir gelapnya pikiran orang lain yang
Anda pimpin. Ini prinsip kepemimpinan. Wirausahawan yang
memiliki visi, adalah penerangan bagi para bawahannya, anggota
―tim sukses‖nya dalam bisnis. Wirausahawan dengan visi besar,
merangsang terbangunnya atmosfir bisnis penuh kreativitas dan
inovasi.
Bahkan orang meyakini, jiwa wirausahawan itu, dekat sekali
dengan dunia pengkhayal. Apa susahnya, berkhayal? Berkhayal
adalah aktivitas yang ―murah‖. Bagaimaan tidak, karena berkhayal
tidak memerlukan fasilitas khusus, apalagi ongkos. Sekarang
juga, Anda pun bisa berkhayal. Tentu saja, khayalan seorang
wirausahawan, bukan sembarang berkhayal. Bahkan, di zaman susah,
dengan tumpukan persoalan hidup yang harus dipikul, bisa membuat
orang pun tidak berani berhkayal. Anda akan tercenung, kalau
kami katakan, ―Berkhayal pun, perlu keberanian!‖
Mengapa? Khayalan yang memicu keberhasilan, atau minimal,
keberanian berbuat dan berkreativitas, dihambat pandangan lama
yang cuku berurat-akar dalam benak kita, bahwa orang sukses
harus ditopang pendidikan dan gelar formal. Sebetulnya,
keyakinan ini bisa dipatahkan dengan mudah. Misalnya, hadirkan
saja, beberapa nama orang sukses yang lulus SMA pun, tidak.
Sejumlah wirausahawan, memulai dari khayalan. Dan ia mulai
kembangkan khayalannya, dari nol sampai akhirnya terwujud.
Bill Gates mengimpikan, personal computer akan tersedia di rumah
setiap orang. Untuk merealisasikan mimpinya, ia drop out dari
studinya, memilih menekuni Microsoft-nya. Ia berhasil. Kini, ia
salah satu orang terkaya dunia.
Michael Dell, punya impian menakjubkan: mengalahkan perusahaan
komputer raksasa IBM. Ia juga berhasil menjadi orang pertama
yang memasarkan komputer pribadi dengan strategi direct
marketing. Usahanya yang dirintis tahun 1984 berhasil,
penjualan Dell Computer laris manis. Bahkan Dell dalam usia 34
tahun berhasil menjadi salah satu orang terkaya di Amerika
Serikat.
Contoh lainnya, Jeff Bezos. Mimpinya, menjadi pengusaha sukses
di dunia e-commerce, perdagangan melalui intemet. Meski baru
tahun 1995, yaitu di saat usianya 30 tahun, ia nyemplung ke
dunia maya, mendirikan Amazon. com. Situs itu melejit menjadi
situs paling banyak dikunjungi orang, untuk mendapatkan
informasi atau membeli buku-buku bermutu dari seluruh dunia.
Mimpinya terwujud. Ia pun tercatat sebagai miliarder di negeri
Paman Sam itu.
Perawat Berani Mencoba
Bisnis modern akan berhenti berputar kalau sikap berani mencoba
itu lenyap. Memang, banyak orang yang gagal dalam usahanya,
putus asa tanpa, tak berani mencoba lagi. Ini bukan bukan saja
merugikan aspek materi atau finansial saja, tapi juga aspek
psikologis. karena itu, sekalipun krisis, tetaplah
menjadi
entrepreneur dengan semangat kewirausahaan tinggi.
Sesungguhnya tidak ada yang gagal dalam berbisnis, yang ada
hanya karena ia berhenti mencoba, berhenti berusaha. Berani
mencoba, lebih tekun dan ulet, kegagalan takkan pernah ada.
Beranilah mencoba. Sebab, tidak satu pun di dunia ini, termasuk
di dalam dunia entrepreneur yang dapat menggantikan keberanian
mencoba dengan bakat bisnis. Sebagus apa pun bakat seseorang,
tidak akan sukses tanpa mulai mencoba. Bagaimana dengan
kejeniusan seseorang? Juga tidak. Kejeniusan terpendam, sama
saja dengan omong-kosong. Pendidikan terbaik? Juga bukan
jaminan. Dunia ini sudah penuh dengan pengangguran berijazah
sarjana. Dan ternyata, sekali lagi, keberanian mencoba dan
mencoba itulah penentu kesuksesan bisnis kita.
Perawat Berani Merantau
Ingat tragedi Sampit? Semua bersedih, karena sebagian pengusaha
sukses etnis Madura, ikut hengkang dari Sampit, Kalimantan
Tengah. Kami bukan menyoal tragedinya, tetapi dari aspek
kewirausahaan. Madura dan Kalimantan, jelas bukan seperti antar
rumah di sebuah kampung. Ini dua pulau yang berbeda dan
berjauhan. Tapi, berapa banyak orang Madura yang masih kelahiran
Madura, lalu merantau ke Sampit. Banyak, bahkan banyak sekali
dan kemudian anak-turunnya lahir di Kalimantan.
Sebagian dari mereka, sukses, meskipun awalnya dari nol. Kami
hanya mau mengatakan, mereka ―dari bukan apa-apa‖, merantau,
lalu sukses. Etnis lainnya yang fenomenal, orang Jawa
asal Tegal. Ibukota saja, mereka taklukkan. Kalau mau
menghitung jumlah warung ―beridentitas daerah‖ paling banyak
yang mana, jawabannya: Warung Tegal. Di sektor makanan
rakyat, ada penjaja bakso keliling. Banyak di antara mereka,
mengusung identitas daerah. Seperti bakso Malang , bakmi
Wonogori, Pecel Lamongan, atau rumah makan Padang.
Yang lebih fenomenal, dan ini juga lebih global, perantau Cina
pun yang sukses di negeri yang mereka datangi. Bukankah Anda
yang sering bepergian lintas daerah, pernah mendengar,
transmigran petani Jawa atau bali, banyak yang sukses sebagai
transmigran di Sumatera, atau Sulawesi? Sukses dalam usaha, juga
disokong sebuah keberanian: merantau.
Merantau, punya makna sosial tersendiri. Ia berarti ―jauh dari
keluarga‖ yang memicu terbangunnya jiwa kemandirian. Tak
bergantung pada keluarga, berarti mulai melangkah menjadi
dewasa. Di rantau, apalagi di lingkungan yang tak tahu siapa
kita sebelumnya, Anda bisa menjadi pribadi yang baru.
Kebaruan ini, sarat tantangan. Merantau, menyadarkan kita apa
kelebihan dan kekurangan kita karena kita dihadapkan pada
kenyataan-kenyataan baru. Merantau, membuat seseorang relatif
tangguh, karena diterjunkan dalam situasi serba baru.
Perantau, umumnya segan minta tolong. Di situlah, kemauan
menjadi lebih termotivasi. Perantau, rata-rata enggan berutang
budi. Justru, karena ia orang baru, seorang perantau cenderung
menanam jasa untuk banyak orang. ―Investasi sosial‖ ini, pada
saatnya berbuah kebaikan. Siapa sangka, banyak orang yang
menyukai kepribadian kita, bernagsur-angsur, menjadi pendukung
setia langkah kita menganyam kesuksesan. Jadi? Cobalah merantau,
temukan jatidiri Anda yang tangguh, kreatif, dan cerdik
menangkap peluang
Perawat berani gagal
PERNYATAAN John. F. Kennedy ini ada benarnya. salah satu dari
kami, membuktikannya. Gagal total, itu karier bisnis , Purdi
E.Chandra dalam bukunya ―Menjadi Entrepreneur Sukses‖ bertutur :
―Akhir 1981, merasa tak puas dengan pola kuliah yang membosankan
saya meninggalkan kampus. Saat itu saya pikir, gagal meraih
gelar sarjana, tapi bukan berarti gagal mengejar cita-citanya.
Tahun 1982, saya kemudian mulai merintis bisnis bimbingan tes
Primagama, yang belakangan berubah menjadi Lembaga Bimbingan
Belajar Primagama. Bisnis tersebut saya jalankan dengan jatuh
bangun. Pada awalnya, sepi peminat, cuma dua orang! Saat ini,
wow, peminatnya membludak, sampai-sampai Primagama membuka
cabang di ratusan kota, dan menjadi lembaga bimbingan belajar
terbesar di Indonesia‖.
Dalam kehidupan sosial, memang kegagalan itu adalah sebuah kata
yang tidak begitu enak untuk didengar. Kegagalan bukan sesuatu
yang disukai, dan suatu kejadian yang setiap orang tidak
menginginkannya. Kita tidak bisa memungkiri diri kita, yang
nyata-nyata masih lebih suka melihat orang yang sukses daripada
melihat orang yang gagal, bahkan tidak menyukai orang yang
gagal.
Maka, bila Anda seorang entrepreneur yang menemui kegagalan
dalam usaha, jangan harap orang akan memuji Anda; orang di
sekitar anda maupun relasi Anda akan memahami mengapa Anda
gagal; Anda tidak disalahkan; semua sahabat masih tetap berada
di sekeliling Anda; Anda akan mendapat dukungan moral
dari teman yang lain; Ada orang yang akan meminjami uang
sebagai bantuan sementara; Apalagi ini: bank akan memberikan
pinjaman selanjutnya! No way!
Mengapa gambaran seorang entrepreneur yang gagal, kami gambarkan
begitu buruknya? Itulah masyarakat kita. Kita cenderung memuji
yang sukses dan menang, dan mudah menghujat yang kalah dan
gagal. Sebaiknya, setiap kita mulai mengubah budaya itu, beri
kesempatan kedua bagi setiap orang.
Menurut pengalaman kami, apabila orang gagal, tidak ada gunanya
murung dan memikirkan kegagalannya. Tetapi perlu mencari
penyebabnya. Kegagalan seharusnya membuat enerpreneur sejati
tertantang untuk menemukan kekuatan-kekuatan baru agar bisa
meraih kesuksesan kembali. Tentu, kasus kegagalan dalam bisnis
maupun dunia kerja, saat krisis ekonomi kian, memang banyak.
Ribuan orang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan
kehilangan mata pencahariannya. Sungguh ironis, seperti halnya
kita, suka atau tidak suka, setiap manusia pasti akan mengalami
berbagai masalah, bahkan mungkin penderitaan.
Seorang entrepreneur, harus berani menghadapi kegagalan, dan
memetik hikmahnya. Mungkin saja kegagalan itu datang untuk
memuliakan hati kita, membersihkan pikiran kita dari keangkuhan
dan kepicikan, memperluas wawasan kita, serta untuk lebih
mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Untuk mengajarkan kita
menjadi gagah tatkala lengah. Menjadi berani ketika kita takut.
ltu sebabnya, kita bisa sepakat pada pendapat Richard Gere,
aktor terkemuka Hollywood,‖Kegagalan itu penting bagi karier
siapapun.‖
Mengapa? Banyak orang membuat kesalahan yang sama, dengan
menganggap kegagalan sebagai musuh kesuksesan. Sebaliknya. kita
seharusnya menganggap kegagalan itu dapat mendatangkan hasil.
Ingat, kita harus yakin akan menemukan kesuksesan di penghujung
kegagalan. tapi mengapa seseorang gagal dalam bisnis. Ada
beberapa sebab umum.
Pertama, kita ini sering menilai kemampuan diri kita terlalu
rendah. Kedua, setiap bertindak, kita sering terpengaruh oleh
mitos yang muncul di masyarakat sekitar kita. Ketiga, biasanya
kita terlalu ―melankolis‖ dan suka memvonis diri terlebih
dahulu, bahwa kita ini dilahirkan dengan nasib
buruk. Keempat, kita cenderung masih memiliki sikap, tidak mau
tahu dari mana kita harus memulai kembali suatu usaha. Dengan
mengetahui sebab kegagalan itu, tentunya akan membuat kita yakin
untuk bisa mengatasinya. Buat kita mengalami sembilan dari
sepuluh hal yang kita lakukan menemui kegagalan, maka sebaiknya
kita bekerja sepuluh kali lebih giat. Dengan memiliki sikap dan
pemikiran semacam itu, maka akan tetap menjadikan kita sebagai
sosok entrepreneur yang selalu optimis akan masa depan. Maka,
sebaiknya janganlah kita suka mengukur seorang entrepreneur
dengan menghitung berapa kali dia jatuh. Tapi ukurlah, berapa
kali ia bangkit kembali.
Perawat Berani Sukses
SUKSES adalah proses. Ia dicapai dengan pengorbanan. Salah
satunya, tidak cengeng dengan kegagalan. Sukses, pikirkanlah
sebagai keseharian Anda. Keyakinan bisa sukses, selalu dibangun
setiap saat. Karena itulah, jangan biarkan Anda kehilangan
motivasi untuk sukses, dan terus membangun keyakinan itu dalam
sanubari.
Buanglah semua alasan, Anda gagal karena kelemahan dari diri
Anda. Kurang cerdas, kurang fit, sudah terlalu tua, dan segudang
―rasa kurang‖, bukanlah alasan Anda gagal. Sukses memerlukan
keberanian tanpa henti, mempelajari kemunduran bisnis.
Hadapkan setiap problem dengan perjalanan sukses wirausahawan
lain yang serupa usahanya dengan Anda. Bahkan, Anda simak mereka
yang gagal, dan temukan jawabannya mengapa dia gagal. Kesiapan
pribadi seorang wirausahawan menghadapi perubahan, juga
dipermantap. Jangan mudah dikejutkan perubahan.
Pelajarilah kesuksesan orang lain, himpun semua ―sebab-sebab
sukses‖ itu, temukan kelebihan-kelebihan itu,
dan mulai mencoba menyusun apa kelebihan Anda, apa kebaruan
yang bisa ditelurkan dari proses membandingkan dengan usaha
orang lain.
Seorang wirausahawan, adalah yang selalu ―melek‖ dan ―buka
telinga‖ terhadap setiap peluang. Sukses wirausahawan, bukan
sekadar ―rezeki dari langit‖, tapi juga kejelian
membaca/menangkap peluang. Dan ini memerlukan stamina usaha yang
tinggi. Jangan ketakutan lebih dulu, seakan-akan wirausahawan
itu orang yang tidak pernah beristirahat. Tidak! Secara fisik,
istirahat perlu, tapi sebagai wirausahawan, pikiran ―tetap
jalan‖ dalam arti, keseharian kita dibiasakan terus memikirkan,
kebaikan-kebaikan apa yang bisa dibangun berdasarkan peluang
yang kita hadapi setiap saat.
Tidak ada orang yang bisa mendapatkan kenikmatan dari hidup yang
terus merangkak-rangkak, kehidupan yang setengah-setengah.
Sukses berarti hanya hal yang mengagumkan dan positif. Sukses
berarti kesejahteraan pribadi: rumah bagus, keamanan di bidang
keuangan dan kesempatan maju yang maksimal, serta berguna bagi
masyarakat. Sukses juga berarti memperoleh kehormatan,
kepemimpinan, dan disegani. Dengan demikian sukses berarti self
respect, merasa terhormat, terus-menerus merasa bahagia, dan
merasakan kepuasan dari kehidupannya. Itu artinya, kita berhasil
berbuat lebih banyak hal yang bermanfaat. Dengan kata lain,
sukses berarti menang. Namun sayangnya, diera globalisasi
seperti sekarang ini, tidak semua entrepreneur berani
menyebutkan, bahwa dirinya telah mencapai kesuksesan.
Menurut kami, sebagai wirausahawan, jangan segan Anda nyatakan:
hari ini saya sukses. Dengan begitu, rasa percaya diri itu pun
terbangun. Kepercayaan diri yang besar itu, membangkitkan
semangat untuk meraih kesuksesan. Dan kesuksesan itu, juga
berarti perlu dibagi kepada sesama pebisnis. Betapapun sibuknya
wirausahawan yang sukses, dalam dirinya ada jiwa sosial saat
diminta membantu wirausahawan lain yang belum sesukses dirinya.
Yakinlah, dalam jiwa seorang wirausahawan sukses, ada keyakinan:
Allah itu kekuatanNya besar yang mendorong umatnya, termasuk
para wirausahawan, untuk tidak egois. Karena pribadi yang senang
melihat orang lain ―gagal melulu‖, sejatinya sedang menanti
gelombang kegagalan menerpanya. Jadi, beranilah berpikir sukses!
Perawat berani
Berbeda
Mengapa orang menertawakan kita? Atau lebih enteng dari itu,
mengapa orang meremehkan kita? Karena kita berbeda. Tapi, apa
salahnya jika kita berbeda? Kenyataaannya, menjadi berbeda sudah
terjadi sejak kita lahir. Setiap individu di dunia ini berbeda.
Tak ada seorangpun yang 100 % sama dengan lainnya.Sidik jari
kita cukup membuktikan fakta ini – tak ada dua sidik jari yang
sama di dunia. Setiap orang dari kita berbeda – UNIK. Dan
keunikan kita memisahkan kita satu dengan lainnya.
Bila kita benar-benar ingin berhasil dalam hidup ini,
munculkanlah bakat ini dari dalam diri, biarkan ia bersinar
begitu terang. Orisinalitas gagasan, di mana Anda menampakkan
―sesuatu yang baru dan terang‖, akan membuat keberbedaan itu,
memberi nilai lebih bagi pribadi Anda.
Lebih baik kita berani berbeda. Dan, perbedaan kita dari yang
lain, adalah wujud ketekunan kita menjadi LEBIH BAIK. Seorang
diri, menjadi lebih baik, di antara banyak orang yang berpikiran
nyaris sama tentang suatu hal, lalu keberbedaan Anda, diterima
banyak orang dan diterima dunia. Luar biasa, bukan.Mari, gunakan
energi Anda menghasilkan perbedaan yang bertenaga. Perbedaan
yang bernilai.
6. PERAWAT MEMBANGUN JARINGAN (BUILDING NETWORKING)
Jaringan dan berhubungan dengan jaringan selalu merupakan
fondasi kuat untuk membangun bisnis. Karena kita hidup di zaman
pekerja berpengetahuan yang dioperasikan di bawah paradigma yang
diarahkan oleh mutu tinggi dan hubungan baik, dasar tersebut
sangat penting untuk keberhasilan.
Dengan database berlimpah, digabung keuntungan praktis yang
disediakan internet, diperoleh akses untuk berhubungan ataupun
untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Sebelum era internet, belum
pernah ada jalan semudah ini. Saat ini, dengan sentuhan jari,
pengetahuan yang dipilih beserta detailnya dapat dikirimkan dan
diterima. Tidak mengherankan inisiatif bisnis wirausaha dapat
bergerak dengan cepat dan mudah tumbuh dengan baik dan kuat.
Terlalu banyak organisasi yang memiliki unit yang menyimpan
banyak hal untuk mereka sendiri dan cemas unit tetangga mencuri
ide-ide mereka. Kurangnya hubungan dalam organisasi adalah
alasan utama mengapa organisasi tersebut kehilangan kesempatan.
Saat kekuatan semua sumber daya dibawakan bersama-sama, tercapai
keberhasilan yang lebih besar. Sekali Anda melakukan kontak,
pelihara mereka. Mereka adalah sumber daya wirausaha.
Ada cerita dari sebuah sudut Jakarta, puluhan tahun silam.
Saat itu, sudah masyhur, bahwa perputaran uang terbesar di
Indonesia terletak antara Glodok dan Jembatan Tiga. Konon di
daerah Jembatan Tiga, ada kedai mie yang dikenal sebagai mie
Toko Tiga. Di situ sering menjadi tempat mangkal para tauke.
Bila ada yang ingin melakukan bisnis dan butuh uang, tak jarang
mereka hanya mengambil secarik kertas bekas pembungkus rokok,
menulis sedikit catatan diatasnya serta sejumlah angka dan
menandatanganinya. Dengan bekal kertas bekas rokok tersebut si
pembawa dapat melakukan peminjaman uang ke jaringan mereka di
Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri. Tapi jangan coba-coba
mengingkari kepercayaan apalagi menipu. Sekali jalan ditutup tak
kan terbuka lagi seumur hidup bahkan hingga tujuh turunan.
Teman Adalah Asset
Jaringan usaha atau organisasi nirlaba sering dipahami dan
diterjemahkan secara sederhana. Orang selalu setuju pada
ungkapan ―teman adalah aset‖. Apakah membangun jejaring
sesederhana seperti menjalin pertemanan? Jejaring yang perlu
dibangun antara satu organisasi dengan organisasi yang lain
sering tidak sama. Karena, karakteristik dan kebutuhannya
berbeda. Maka perlu diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas,
dengan pihak-pihak mana saja kita perlu membangun jejaring. Bagi
dunia usaha, yang perlu dijalin hubungannya antara lain lembaga
konsumen, pemerintah (departemen terkait), militer, organisasi
keagamaan, LSM, rekanan usaha, institusi penunjang (lembaga
keuangan, lembaga pasar modal yang sudah go public) dan para
tokoh informal masyarakat. Perlu digaris bawahi, membangun
jejaring dalam konteks ini sama sekali berbeda dari korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN), yang umumnya lebih bersifat hit
and run serta jangka pendek.
Selain itu, yang tidak kalah penting diperhatikan dan dijalin
hubungannya dengan baik adalah mereka yang tergolong intemal
concered group, seperti para pemegang saham, karyawan serta
manajemen madya atau penyelia. Dalam konteks inilah membangun
jejaring semakin relevan, apalagi information technology telah
berkembang sedemikian pesat, sehingga perbedaan geografis nyaris
bukan hambatan lagi.
Jejaring memang perlu dibangun dengan sadar, sistematis,
komprehensif dan terencana baik. Untuk itu, perlu dibentuk
departemen (PR), yang fokus menangani secara profesional.
Program membangun jejaring melibatkan seluruh jajaran
perusahaan. Pelaksana programnya bisa meliputi satpam hingga
direktur utama, tergantung pada bentuk kegiatan dan tujuan yang
ingin dicapai. Dalam konteks ini, semua anggota organisasi pada
dasarnya petugas PR perusahaan.
Jejaring yang dibangun dengan baik menjadi aset perusahaan, dan
dirasakan manfaatnya baik dalam proses kehidupan sehari-hari
perusahaan maupun pada saat terjadi kasus. Malahan, kalau
jejaring sudah terbangun dengan luas dan solid kita bangga dan
rendah hati boleh mengatakan: ―Ini jejaringku‖. Benar, manusia
perlu pergaulan yang luas, sebab manusia seperti diungkapan
Aristoteles adalah zoon politicon.
Kami punya seorang kawan, Amie Primarni namanya. Dia direktur
sebuah usaha rumah busana, Rizqita, di Depok, Jawa Barat. Suatu
ketika, setelah perbincangan bisnis usai di ruang pertemuan,
kami ke tempat parkir. Ternyata, sopir mobil Bu Amie, saat pamit
makan, tak kunjung muncul. Setengah jam-an kami menunggu sang
pengemudi. Bukan menunggu percuma di parkiran. Kebetulan, ia
sedang memerlukan beberapa karyawati baru. Sambil menunggu, ia
berbincang dengan beberapa petugas Satpam. Ia iseng bertanya,
apa tidak punya saudara atau kenalan wanita yang sedang mencari
pekerjaan? Satpam yang disapanya bilang,‖Oh, Ada.‖ Dalam tempo
beberapa menit, ia sudah kembali dengan dua buah amplop besar,
lamaran kerja. Lalu, dari seorang Satpam lainnya, Amie mendpat
dua amplop lamaran lagi.
Ia tersenyum puas. ‖Saya perlu beberapa pilihan,meski pun
peluangnya tak banyak. Saya punya ruko baru di sini. Bayangkan,
kalau pekerja saya adalah kenalan atau saudara Satpam di sini,
mereka akan mewujudkan terima kasihnya dengan cara-cara yang
kita tak bisa bayangkan. Minimal, toko saya akan dibantu
diawasi. Saya punya kenalan yang tak punya interest buruk,
karena saudara bekerja di toko saya.‖
Begitulah, pembaca, Amie memanfaatkan sedikit waktu untuk
meluaskan jejaringnya, di sekitar tempat usahanya. Buat kami, ia
entrepreneur dengan kecerdasan sosial, bukan hanya kecerdasan
ekonomi.
Membangun Jejaring
Persahabatan merupakan unsur penting dalam hidup kita,
sebagaimana hubungan profesional menjadi pusat keberhasilan
kita. Karena itu, membangun jejaring menjadi keahlian yang
sangat bermanfaat.
Ungkapan ―Yang penting bukan apa yang Anda tahu, tapi siapa yang
Anda kenal‖ tidak sepenuhnya benar, tapi hanya separuh benar.
Kenyataannya, dalam mengembangkan karier dan bisnis atau
menuntun ke arah cita-cita, yang penting adalah siapa yang
kenal Anda!
Bakat, keahlian, pengalaman dan kepandaian semata tidaklah cukup
untuk mencetak keberhasilan. Justru, hubungan dan kontak dengan
orang lainlah yang akan mendorong Anda menuju sukses. Sukses
bersifat relatif, karena Anda tahu apa yang Anda inginkan, apa
nilai yang Anda anut, serta apa yang Anda mau lakukan.
Anda pasti akrab dengan komputer. Internet, juga bukan lagi
sesuatu yang asing. Semua menyadari, internet memberi akses
informasi instan, dari yang serius seperti peta investasi lintas
bangsa, kebijakan politik, isu-isu kemanusiaan terkini sampai
sekadar resep dan anekdot. Bagi wirausahawan, informasi harus
bisa ia jadikan ―peluru‖ dalam pertempuran bisnis. Jadikanlah
informasi sebagai kekuatan saat ia dipertukarkan. Salah satu
cara memperkuat basis informasi, membangun jejaring.
Apakah jejaring itu? Dalam konteks ini, yang kami maksud adalah,
proses dua arah yang benar di mana berbagai sumberdaya dibagikan
dan diterima. Di dalam proses ini, ada semangat saling berbagi
informasi. Ya: informasi! Kalau Anda termasuk tipe pembangun
jejaring yang baik, maka Anda akan bahagia saat Anda dapat
memberi kepada mitra-mitra Anda, stakeholder jejaring, seluruh
elemen yang terlibat dalam ―proses saling berbagi informasi‖
ini.
Sepintas, ―berbagi informasi‖ serasa sesuatu yang mudah. Perlu
energi lebih, kalau pertukaran informasi dilekati kepentingan
memperkuat performance bisnis. Menerapkan pertukaran informasi
dan membangun ―jejaring yang efektif‖ untuk menguatkan sebuah
usaha, tidaklah segampang menjelaskannya. Bagaimana agar sukses
membangun jejaring? Saran kami, jadilah pribadi yang menjunjung
tinggi cara, proses serta tujuan dibangunnya sebuah
jejaring. Jangan mengabaikan pentingnya ikhtiar mengembangkan
dan memperhalus kemampuan melakukan tindak lanjut. Anda mungkin
punya banyak informasi menarik dan potensial melancarkan bisnis
Anda, tapi semuanya tidak menjadi apa-apa tanpa tindak
lanjut. Sebagai wirausahawan yang berhasrat memperkuat usaha
melalui jejaring, fokus tindakan Anda: menyadarkan, bahwa mitra
jejaring Anda punya informasi bernilai. Pastikan, Anda temukan
argumentasi yang tepat, apa informasi itu, dan bagaimana ia bisa
bernilai bagi Anda.
Kembangkan Kontak-kontak Anda
Jika Anda menemukan seseorang yang mampu memberikan inspirasi
kepada Anda mintalah bantuan kepadanya
Seorang entrepreneur sukses harus selalu membangun kontak bisnis
dan sosial. Dalam hal ini, itikad baik merupakan modal dasar
yang tidak bisa dibeli tetapi harus dimiliki. Bahkan ada
beberapa perusahaan yang sama sekali menjauhkan diri dari media
massa. Saya kira sikap seperti ini tidak bijaksana karena saya
tidak percaya dengan pepatah lama yang mengatakan bahwa bentuk
publikasi apapun tidak jelek sebab hubungan-hubungan yang baik
akan dapat membawa suatu perubahan penting.
Keberuntungan pastilah sesuatu yang berada pada tempat dan waktu
yang tepat. Mungkin saja, ciri paling umum yang dapat ditemukan
pada orang-orang beruntung adalah bahwa mereka memanfaatkan
kesempatan yang mereka dapatkan. Keberuntungan bukan sesuatu
yang harus Anda tunggu sambil santai, tetapi harus diraih.
Napoleon pemah berkata:Jangan jendral-jenderal brilian, tetapi
berilah saya jendaral—jenderal yang memiliki keberuntungan.‖
7. MEMPRAKTEKAN PRINSIP-PRINSIP MARKETING (MARKETING PRINCIPLE)
8. MAHASISWA KEPERAWATAN MAMPU MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP
KEPUASAN KONSUMEN ATAU USER (CONSUMER & USER SATISFACTION)
9. MENUMBUHKAN PERAWAT KREATIF
berani tanpil beda,kenap tidak ?, bukankah perawat dilahirkan
dalam keadaan berbeda ?, berani beda itu berarti perawat
memiliki jiwa entrepreneur
KUTIPAN di atas, sangat mungkin, mengundang senyum meremehkan.
Masa, berbeda saja, sampai menjadi ciri jiwa enterpreneur.
Kalimat itu terasa berlebihan. Pembaca, entrepreneur sendiri
adalah dunia yang unik. Itu sebabnya, mengapa entrepreneur atau
wirausahawan dituntut untuk selalu kreatif setiap saat. Dengan
kreativitasnya, tak mustahil akan terbukti bahwa ía betul-betul
memiliki citra kemandirian yang memukau banyak orang. Karenanya,
ia pantas dikagumi, dan selanjutnya diikuti.
Menjadi entrepreneur kreatif di saat krisis ekonomi, tentu saja
tantangan yang sangat berat. Siapa saja yang mencoba terjun
menjadi entrepreneur kreatif, ia harus bekerja 24 jam sehari, 7
hari dalam seminggu. Ini masih harus dijalankan sedikitnya untuk
kurun waktu sekitar dua tahun pertama. Sebuah babak baru yang
berat, berjuang tanpa henti dengan berbagai tekanan fisik maupun
psikis.
Bisnis modern? Apalagi! Ia boleh dikatakan, mustahil bisa eksis
dan berkembang tanpa kemampuan menciptakan sesuatu yang baru
pada setiap harinya. Berpikirlah kreatif setiap hari. Dari mana
ia datang? Dari mana saja, dari siapa saja. Interaksi sosial
Anda, menjadi stimulan munculnya ide inovatif. Memang, tak mudah
melahirkan sesuatu yang orisinal atau sama sekali baru. Bisa
saja, ia adalah kombinasi ―sentuhan baru‖ pada karya-karya yang
sudah ada. Kesan, aksentuasi disain, modifikasi, adalah bagian
dari proses kreatif.
Kreativitas: Keharusan dalam Kewirausahaan
Jangan terpaku saja melihat gemerlap perubahan! Anda, satu
di antara sekian orang yang sanggup menghadirkan hal baru!
Pikirkanlah hal ini sebagai kebiasaan. Karena Anda hidup dalam
abad kreativitas. Kreatif adalah, kunci memenangkan kompetisi.
Ada banyak konsep kreativitas. Salah satunya, mengambil
inspirasi dari dunia musik, tepatnya, musik jazz. Dalam musik
jazz, ada istilahjam session, saat pemusik tidak memainkan lagu
tertentu, tapi alat musiknya mengalunkan paduan nada tanpa
terikat lagu, bebas-mengalir saja.Jamming, menjadi inspirasi
John Kao menuangkan teorinya dalam buku yang sudah beredar dalam
bahasa Indonesia, ―Jamming: Seni dan Disiplin Kreativitas
Bisnis‖.
Kalau jamming bisa menggelitik telinga dengan alunan musik
indah, bisnis pun, amat mungkin mengambil langkah alternatif di
luar yang biasa berlaku. Hasilnya, seperti jamming dalam jazz,
tetap ―berirama dan enak didengar‖. Begitulah analogi teori Kao
dalam dunia bisnis.
Jamming dalam bisnis, adalah ikhtiar kreatif. Ada imajinasi,
totalitas berkreativitas, menyerap pendar-pendar inspirasi dari
mana-mana. Dari sana tercipta ide-ide kreatif dalam
pengembangan bisnis. Siapa ―sparing partner‖ seorang
wirausahawan dalam mengeksplotasi gagasan kreatifnya? Ia bisa
sesama wirausahawan, meskipun tak ada salahnya dengan orang lain
yang sangat berbeda dunia kerja (bukan wirausahawan).
Bekerja ―serba rutin‖, ―manut pakem‖, di level pengambilan
keputusan tertinggi, terutama sebagai pusat penyikapan terhadap
realitas bisnis, diyakini merupakan sebuah sikap berbahaya bagi
keberlangsungan usaha. Rutinitas, pakem-pakem itu, menjadi
belenggu bagi kemajuan. Namun begitu, jangan salah memaknainya.
Manajemen kreativitas, bukan ―anti aturan‖. Aturan tertentu,
harus tetap ada, tetapi keberadaannya tidak memasung
kreativitas. Ada yang ―ekstrim‖ dalam kasus pembaharuan ini.
Misalnya, produsen piranti keras komputer yang mendunia, Intell.
Intell, secara berkala selalu menghancurkan produk lama mereka
setelah memproduksi produk baru hasil kreativitas timnya.
Langkah yang serupa, meskipun ―tak sengaja‖ dialami
perusahaan Unilever. Begitu produk barunya muncul, produk lama
Unilever ―otomatis‖ dikalahkan produk barunya sendiri.
Kalau ada contoh Intell dan Unilever di bagian ini, dua dari
sekian big corporate dunia, sejatinya kreativitas tidak menjadi
monopoli korporat besar. Dalam sektor usaha kecil pun, ide
kreatif muncul dari perenungan dan perbincangan akan hal-hal
yang tak pernah terpikirkan. Justru dalam usaha kecillah,
kreativitas seharusnya lebih berkembang, karena biasanya usaha
kecil, punya sumber daya insani tak banyak. Ini poin lebih
sehingga usaha kecil relatif lebih kompak orang-orangnya,
sehingga transfer kreativitas baru bisa lekas merata. Dalam
usaha berskala kecil transfer kreativitas lebih pendek jalurnya.
Seorang inovator dalam tempo pendek ia bisa langsung mentransfer
temuan barunya kepada semua orang yang bekerja bersamanya. Bukan
mustahil, proses mentransfer temuan baru itu, sekaligus bisa
memicu tumbuhnya kreativitas.
Luwes Menyikapi Peluang
Jika Anda termasuk dalam golongan orang yang selalu ingin tahu,
kemudian dapat melihat suatu peristiwa dan pengalaman untuk
dijadikan sebuah peluang, di mana orang lain tidak melihatnya,
kemudian memiliki keberanian berpikir kreatif dan inovatif,
bersiaplah Anda untuk menjadi entrepreneur.
Banyak contoh yang dapat memberikan gambaran kepada kita, bahwa
tidak ada sesuatu yang tidak mungkin dilakukan wirausahawan.
Keluarkan semua ide atau gagasan Anda, jangan takut diremehkan
atau dihina orang. ‗Ide gila‖ yang Anda sampaikan, boleh jadi
suatu waktu akan mengundang kekaguman banyak orang. Begitu Anda
mulai menuai sukses, barulah orang akan berguman, ―Mengapa itu
tak terpikirkan oleh saya sejak dulu, ya?‖
Kalau Anda berani tampil beda, itu berarti Anda berjiwa
entrepreneur. Saya setuju pendapat yang mengatakan, keberhasilan
entrepreneur ibarat kesabaran dan ketenangan seorang aktor
akrobatik meniti tambang tipis hingga sampai ke tujuan. Ia tidak
menghabiskan waktunya dengan perasaan khawatir, tapi
konsentrasinya tertuju pada tujuannya. Tak kalah pentingnya,
jangan malu akan kesalahan yang kita buat. Seorang entrepreneur
memang tidak menyukai kesalahan, tapi ia tetap akan menerimanya
sepanjang hal itu dapat memberikan pelajaran berharga. Ia harus
mampu meloloskan diri dari situasi-situasi yang hampir mustahil
bisa diatasi. Dalam era global sekarang ini, kegiatan usaha yang
kita jalankan hampir 90% justru tidak sesuai rencana.
Karena itu, kita harus luwes dengan rencana yang telah kita
buat. Bersiaplah berpindah dari satu rencana ke rencana lainnya.
Seorang entrepreneur juga tidak boleh mudah berputus asa. Ia
harus yakin dengan kreativitasnya. Selalu ada jalan yang tidak
pernah terbayang sebelumnya.
SALAH satu tugas kita sebagai pengusaha, selain memiliki
ketrampilan interpersonal, leadership, danmanagerial, juga harus
mampu melakukan tugas kreatif. Kreativitaslah, unsur penting
eksis dan berkembangnya sebuah usaha. bagi entrepreneur, seolah
tiada hari tanpa kreativitas. Saatnya kita terus kreatif.
Apalagi, kalau di bagian sebelumnya, kerap disebut-sebut angka
luar biasa pertumbuhan kewirausahaan di Amerika Serikat, di
Indonesia sendiri, keragaman usaha maupun jumlah
wirausahawannya, belum sebanyak di Amerika Serikat ataupun di
negara lain.
Di Amerika Serikat misalnya, ada bisnis yang masih langka
dan belum memasyarakat di Indonesia, yakni bisnis menyewakan
pakaian dan perlengkapan bayi. Jadi sebenarnya banyak macam
usaha yang bisa kita kerjakan, asal kita mau kreatif. Dalam hal
apa saja, kita harus kreatif? Kreatiflah dalam beberapa hal,
antara lain, memilih jenis usaha dan memilih waktu untuk
memulainya.
Maka, jangan ragu menciptakan kondisi yang memungkinkan
setiap unsurnya bisa kreatif. Jadikan setiap sudut, setiap
suasana dalam usaha Anda, kondusif bagi munculnya ide-ide
kreatif. Kreativitas itu sendiri, memang memerlukan proses,
yakni proses kreatif. Jadi pada awalnya, untuk kreatif itu perlu
persiapan, meski secara tidak formal. Tinggal, bagaimana kita
sendiri membuat suasana kerja itu kreatif.
MANFAATKAN OTAK BUKAN PERAWAT
Perlunya orang yang mampu dan berpengalaman dalam membantu
sebuah bisnis, tidak perlu diperdebatkan lagi. Meskipun
demikian, kualifikasi akademik yang bagus, bahkan dari institusi
yang paling bergengsi, juga bukan jaminan kesuksesan di setiap
tingkatan dalam dunia korporat. Apapun perusahaannya Anda harus
memiliki keterampilan teknis atau kemampuan mempekerjakan orang
untuk itu. Ini yang saya sebut ―bekerja dengan otak orang lain.‖
Pendahulu kita, juga orangtua kita sering bilang, ―Nak, pergilah
ke sekolah (kuliah), kalau tidak, kamu bakal gagal menjalani
kehidupan. Kamu tidak bakal sukses.‖ Oke, niat baik orangtua,
kita terima. Tapi sukses, bukan hanya karena kepintaran.
Wirausahawan sejati (kebanyakan) menikmati saat ia memimpin,
menjadi pengelola usahanya sendiri. Ia memiliki orang-ornag yang
bekerja padanya. Karena urusan teknis memerlukan keahlian
teknis, sebagai bos, ia harus mendapatkan orang lain yang
menguasai ketrampilan teknis itu. Maka ia pekerjakan seseorang
yang lebih pintar daripada dirinya. Jika Anda pemilik usaha ini,
maka Anda adalah bos yang mempekerjakan tenaga ahli. begitu
usaha Anda sukses, selangkah demi selangkah mengisi jagad dunia
usaha, bahkan Anda naik terus ke jenjang prestisius dalam bisnis
yang Anda geluti, saat itu orang tak lagi peduli Anda pintar
atau tidak di sekolah. Bahkan, kampus Anda saja, orang tak lagi
hirau. Anda dulu anak siapa, ―sesulit apa‖, juga tak lagi
menjadi perbincangan.
Bicara soal memanfaatkan otak orang lain, David Ogilvy, tokoh
paling inspirasional dalam dunia iklan, pernah memberi nasihat.
Katanya,‖Pekerjakanlah orang yang lebih pintar daripada Anda.‖
Dengan mempekerjakan orang yang lebih pintar dari Anda, maka
Anda akan lebih cepat dan banyak belajar dari mereka. Banyak
orang yang lebih pintar daripada Anda pada banyak hal – menulis
pidato, membangun tim, yang dengan sadar mengajar anggota tim
baru berbagai keterampilan baru. Sama halnya dengan keuangan.
Anda dapat belajar akunting dasar dengan cepat kepada akuntan
anda.
Perusahaan yang menonjol seperti Coca-Cola, IBM, Microsoft,
memiliki orang dengan kualitas menonjol hampir di semua bidang.
Pekerjakanlah orang lain, buat mereka bekerja untuk Anda
meskipun untuk itu, Anda harus mengeluarkan banyak uang.
GAYA MANAJEMEN-nya berdasar pada akal sehat dan PERTUMBUHANNYA
berasal dari momentum alamiah dan intuisi.
Keahlian bisnis dari bangku kuliah? Oke, ia adalah serangkaian
―nilai studi‖ di atas kertas sertifikat kelulusan. Tapi, itu
bukan jaminan sang alumnus sekolah bisnis, akan mampu merintis
bisnis. Sebab, dengan gelar dan nilai cum laude sekalipun,
sebatas ―jaminan‖ penguasaan administrasi bisnis. Dan
administrator bukanlah wirausahawan. Jangan berharap, setelah
sukses studi Master of Bussiness Administration (MBA), misalnya,
sang alumnus akan mengurus sebuah industri, melibatkan
keluarganya total bekerja bersamanya – mungkin tanpa upah dulu –
sampai usahanya sukses. Ini bukan ―kelas‖ akademisi bisnis, tapi
dunianya seorang wirausahawan dengan energi juang bisnis yang
tinggi. Akademisi bisnis, memang diperlukan dalam sebuah usaha,
karena perannya berkait erat dengan langkah pembenahan sistem
manajemen dan kontrol dalam sebuah bisnis. namun begitu, sang
master administrasi bisnis, tidak bisa memulai bisnis itu
sendiri.
Jika Anda bekerja dengan orang yang sangat cemerlang dibidangnya
dan memiliki beragam bakat dan latar belakang, Anda akan
mengembangkan sebuah tim dengan kekuatan dan kelenturan yang
baik. Adalah esensial untuk mampu mengenali bakat sejati dan
mengembangkannya.
Memakai otak orang lain adalah benar-benar suatu kesenangan jika
anda suka permainan dalam tim. Bekerja dengan seorang yang tidak
Anda sukai secara aktif, di sisi lain, bisa menjadi sebuah
pengalaman yang sangat membuat stress, walaupun mereka sangat
cakap dalam pekerjaannya.
Anda tidak akan pemah menyesal bekerja dan berkembang bersama
orang-orang berbakat. Orang-orang seperti ini yang akan membuat
Anda menjadi wiraswastawan yang lebih sukses. Satu fakta
menarik, bisa diperlhatkan di sini, bagaimana figur kharismatik
di sebuah di desa tertinggal, menarik ‖orang-orang terdidik‖
untuk berbuat sesuatu didesanya. Ia, figur yang mampu bekerja
dengan otak orang lain, meskipun cuma berbekal Sekolah Rakyat
‖Ongko Loro‖ (Angka Dua). Contoh serupa itu, kami temukan di
Cijeruk, Bogor Selatan. Ada Haji Zakaria, punya tanah lumayan
luas, pendidikannya cuma SR, tapi ia bisa mengoptimalkan
lahannya sebagai contoh bagi pertanian di desanya dan desa-desa
sekitarnya, saat melibatkan mulai LSM Pertanian Organik sampai
Dinas Pertanian setempat, memperlihatkan bagaimana bertani yang
baik dan bernilai bisnis.
KETEKUNAN DAN FOKUS
Fokus
Logika ‖focusing‖, meminjam fenomena matahari. Mahakarya Tuhan
ini, sumber energi yang amat kuat, yang setiap jamnya menyinari
bumi dengan jutaan kilowatt energi. Siapa pun, bisa ‖mandi
matahari‖ berjam-jam dengan risiko yang ringan.
Bagaimana dengan laser? Seberkas sinarnya, adalah energi lemah.
Ia hanya membutuhkan beberapa kilowatt energi tetapi bisa
difokuskan menjadi sebuah pancaran cahaya yang koheren. Dari
seberkas cahaya laser, temuan ilmuwan bisa menggunakannya untuk
dari memotong baja sampai mematikan sel kanker.
Beralih pada perbincangan sebuah usaha. Anda bisa menciptakan
efek yang sama: sebuah kemampuan kuat laksana laser untuk
mendominasi sebuah pasar. Itulah yang kami maksud sebagai
‖tindakan memfokuskan‖.
Ketika sebuah usaha menjadi tidak fokus, ia akan kehilangan
kekuatannya. Usaha itu menjadi seperti matahari, menyebarkan
energinya terlalu banyak produk, di pasar yang terlalu luas.
Konsentrasi, kemampuan untuk memberikan perhatian penuh kepada
tugas yang dihadapi, dan dalam jangka panjang, berkonsentrasi
pada suatu karier, merupakan satu segi dari fokus. Tetapi bukan
hanya itu. Segi lainnya, intensitas. Intensitas melibatkan
kemampuan untuk menyalurkan sejumlah besar tenaga pada tugas
yang dihadapi. Menjalankannya sebagai kebiasaan, akan
meningkatkan karier Anda. Secara analog, fokus mempunyai
pengaruh yang sama terhadap pekerjaan seseorang, bak lensa
pembesar yang dipegang di atas sehelai kertas pada hari yang
cerah. Memegang lensa dengan sudut yang tepat, membuat sinarsinar berkonsentrasi pada satu titik, sanggup membakar kertas
itu.
Prioritas, masuk dalam gagasan fokus. Jangan segan-segan
mengubah dan menaruh yang paling penting sebagai nomor satu jika
sesuatu yang tak terduga muncul. Bekerjalah atas dasar
prioritas.
Tahukah Anda, apa rahasia
nomor satu sukses? Prioritas.
Membahas soal fokus, bisa kita mengutip pendapat Eugene Grisham
dalam Achievement Factor, bukubest seller dunia itu. Ia
bercerita tentang faktor-faktor sukses hasil wawancara bertahuntahun dengan tokoh-tokoh sukses dunia. Kesimpulan buku itu cuma
satu: ―Untuk sukses besar dalam suatu bidang, apapun bidangnya,
dibutuhkan waktu setidaknya sepuluh tahun dengan tetap berfokus
pada bidang tersebut.‖
Kami yakin benar dengan kesimpulan buku itu. Kami punya bukti,
seorang yang cukup kami kenal, sejak lulus SMA, hidup dari
berdagang dan tak pemah berpindah-pindah bidang usaha kecuali
pada produk rumah tangga yang sangat digemari kaum ibu.
Kenyataannya, tak sampai sepuluh tahun, ia sukses di bidang yang
digelutinya. Itulah kekuatan fokus.
Bak air yang menetesi sebuah batu, setetes demi setetes; hari
berganti hari, tahun berganti tahun, pada saatnya, kita akan
terkaget-kaget melihat kenyataan bahwa batu tersebut telah
menjadi cekung hanya karena tetesan air.
Download