9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Guru 1. Pengertian Guru

advertisement
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Guru
1. Pengertian Guru
Proses pembelajaran tidak akan bisa lepas dari peran seorang guru.
Usman (2010: 5) menjelaskan bahwa guru merupakan jabatan atau profesi
yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pendapat lain dikemukakan
oleh Asmani (2014: 17) menyatakan bahwa guru adalah figur inspirator dan
motivator murid dalam mengukir masa depannya. Jika guru mampu menjadi
sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu akan menjadi
kekuatan anak didik dalam mengejar cita-citanya di masa depan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa guru adalah teladan, inspirator, dan motivator siswa yang dalam
menjalankan tugasnya memerlukan keahlian khusus. Guru yang berperan
sebagai teladan, inspirator dan motivator bagi peserta didiktentunya menjadi
bagian penting yang tidak dapat tergantikan dalam proses pembelajaran. Saud
(2010: 32) menyatakan:
Guru memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk
watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang
diinginkan, sehingga peran guru sulit digantikan oleh orang lain.
Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranana guru dalam masyarakat
Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan
dalam proses pembelajaran berkembang pesat. Hal ini disebabkan karena
ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih khusus bagi proses
pembelajaran, yang diperankan oleh guru yang tidak dapat digantikan
oleh teknologi.
9
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
10
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan ahli, dapat disimpulkan
bahwa guru mempunyai peranan yang tidak dapat digantikan oleh teknologi.
Guru sebagai teladan, inspirator dan motivator dengan keahlian khusu yang
dimiliki tidak dapat disamakan atau digantikan dengan teknologi yang
semakin berkembang dalam proses pembelajaran. Teknologi yang semakin
berkembang dapat digunakan sebagai media guru dalam menyampaikan
pembelajaran sebagai upaya guru dalam membentuk watak siswa melalui
pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan.
2. Tugas dan Fungsi Guru
Peran guru di sekolah tidak terbatas pada pelaksanaan proses
pembelajaran, namun guru juga berperan dalam semua kegiatan sekolah.
Guru sebagai aktor dominan dalam pembelajaran mempunyai tugas dan
fungsi yang harus dijalankan. Sukadi (2009: 17) menyebutkan:
Tugas guru merupakan suatu proses mendidik, mengajar dan melatih
siswa. Mendidik berarti meneruskan dan mngembangkan nilai-nilai
hidup (afektif). Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi (kognitif). Melatih berarti mengembangkan
keterampilan para siswa (psikomotor).
Kesimpulannya, guru bertugas untuk mendidik, mengajar dan melatih
siswa agar mampu mengembangkan aspek-aspek dalam diri siswa yaitu aspek
afektif, kognitif dan psikomotor. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dapat dikatakan berhasil apabila guru mampu melaksanakan ketiga tugas
tersebut dalam kegiatan belajar mengajar.
Guru bukan hanya bertugas untuk mengembangkan aspek-aspek yang
ada dalam diri siswa, namun guru juga menjalankan tugas dan fungsi lainnya.
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
11
Usman (2010: 9-12) peran guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai
berikut:
a. Guru sebagai Demonstrator
Guru berperan sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru
hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan
diajarkan serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan
kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena akan sangat
menentukan hasil belajar yang dicapai siswa.
b. Guru sebagai Pengelola Kelas
Berperan sebagai pengelola kelas (learning manager), guru
hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta
merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.
Lingkungan yang baik yaitu yang bersifat menantang dan merangsang
siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan mencapai
tujuan. Tujuan umun pengelolaan kelas adalah menyediakan dan
menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar
dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Tujuan khususnya adalah
mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat
belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja
dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang
diharapkan.
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
12
c. Guru sebagai Mediator dan Fasilitator
Peran guru sebagai mediator, guru hendaknya memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan
karena
media
pendidikan
merupakan
alat
komunikasi
untuk
mengefektifkan proses belajar mengajar. Guru tidak cukup hanya
memiliki pengetahuan tentang media pendidikan, tetapi juga harus
memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan
media itu dengan baik.
Guru sebagai fasilitator hendaknya mampu mengusahakan
sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan
dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks,
majalah, ataupun surat kabar.
d. Guru sebagai Evaluator
Penilaian atau evaluasi berguna agar guru dapat mengetahui
keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran,
serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Guru sebagai penilai
hasil belajar siswa, guru hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar
yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. Informasi yang
diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan balik (feed back)
terhadap proses belajar mengajar.
Lickona (2013: 150) menyatakan:
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola kelas, guru juga
berfungsi sebagai pembimbing moral, mengajarkan kepada siswa
mengapa menyela adalah perbuatan yang tidak sopan, menyerobot
antrian adalah perbuatan yang tidak adil, mengejek orang itu tidak
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
13
baik, dan meminjam barang orang lain tanpa ijin adalah perbuatan
yang tidak menghormati dan seterusnya.
Berdasarkan
pendapat
yang
telah
dikemukakan
ahli,
dapat
disimpulkan bahwa guru memegang empat peranan dalam kegiatan
pembelajaran. Pertama, guru sebagai demonstrator, dimana guru harus
mampu menguasai materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada
siswa. Kedua, guru sebagai pengelola kelas, dimana guru harus bisa
mengelola dan menggunakan semua fasilitas yang ada di kelas untuk kegiatan
pembelajaran. Ketiga, guru sebagai mediator dan fasilitator, dimana guru
sebagai
mediator
harus
mempunyai
pemahaman
dan
pengetahuan
menggunakan alat penunjang pembelajaran, sedangkan sebagai fasilitator
guru mampu menyiapkan sumber belajar yang menunjang pembelajaran.
Keempat, guru sebagai evaluator, dimana guru mampu mengikuti
perkembangan peserta didik. Guru sebagai pengelola kelas juga harus mampu
mengajarkan dan membimbing moral siswa. Guru dalam mengajarkan dan
melakukan bimbingan moral harus dilakukan dengan sikap yang baik dan
guru harus mampu menjadi teladan bagi siswa. Guru yang baik dan
berkarakter akan mampu membentuk siswa yang berkarakter.
Penanaman sikap dan karakter merupakan tugas dari semua komponen
sekolah. Zuriah (2008: 105-108) menjelaskan mengenai tugas dan peran guru
dalam mendukung pelaksanaan pendidikan budi pekerti di sekolah, yaitu:
a. Guru harus menjadi model, sekaligus menjadi mentor bagi siswa dalam
mewujudkan nilai-nilai moral pada kehiduan di sekolah.
b. Masyarakat sekolah merupakan masyarakat yang bermoral, dimana
sekolah bukan hanya meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
namun juga mengembangkan nilai-nilai moral.
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
14
c. Praktikkan disiplin moral. Moral adalah sesuatu yang restrictive, artinya
bukan sekedar deskripsi mengenai sesuatu yang baik, namun sesuatu
yang mengarahkan kelakuan dan pikiran seseorang untuk berbuat baik.
d. Menciptakan situasi yang demokratis di ruang kelasyang dilakukan
secara inkuiri dan penghayatan yang intensif terhadap nilai-nilai moral,
bukan dilakukan secara indoktrinasi.
e. Mewujudkan nilai-nilai melalui kurikulum. Pelajaran moral bukan hanya
diberikan kepada siswa melalui mata pelajaran khusus, namun harus
terkandung dalam semua mata pelajaran.
f. Budaya bekerjasama (cooperative learning). Bekerjasama mungkin dapat
dikembangkan guru apabila siswa tidak diarahkan kepada sikap egoisme
dalam proses belajar.
g. Tugas pendidik adalah menumbuhkan kesadaran berkarya. Kesadaran
berkarya menuntut siswa untuk menghargai arti keterampilan dalam
kebudayaan.
h. Mengembangkan refleksi moral. Refleksi moral dapat dilaksanakan
melalui pendidikan budi pekerti atau pendidikan moral.
i. Mengajarkan resolusi konflik.
Pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mengajarkan
pendidikan moral, guru harus melakukannya dengan sikap yang baik dan
menjadi teladan bagi siswa. Guru harus mampu menjadi teladan dan mentor,
mampu
menerapkan
disiplin
moral,
mampu
menciptakan
suasana
pembelajaran yang demokratis, menerapkan pendidikan moral dalam setiap
mata pelajaran, mampu membentuk kerjasama antar siswa, mampu
menumbuhkan kesadaran berkarya siswa, mampu mengembangkan refleksi
moral dan mengajarkan resolusi konflik, selain itu sekolah juga harus mampu
membentuk iklim yang baik dalam pembentukan moral siswa.
Kerjasama
yang
baik
antar
komponen
di
sekolah
akan
memaksimalkan upaya dalam membentuk karakter siswa, namun juga
diperlukan sikap-sikap yang berasal dari dalam diri guru. Ma’mur
(Kusumaningrum, 2014: 193-194) menyebutkan bahwa peran utama guru
dalam pendidikan karakter adalah sebagai berikut:
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
15
a. Keteladanan merupakan faktor mutlak yang harus dimiliki guru.
b. Inspirator. Guru akan menjadi sosok inspirator bagi siswanya apabila
mampu membangkitkan semangat untuk maju dan menggerakkan segala
potensi yang dimiliki untuk meraih potensi spektakuler bagi diri dan
masyarakat.
c. Motivator. guru sebagai motivator harus mampu membangkitkan
semangat, etos kerja dan potensi yang luar biasa dari dalam diri siswa.
d. Dinamisator. Guru bukan hanya harus mampu membangkitkan semangat
siswa namun juga harus mampu mendorong siswa untuk mencapai tujuan
dengan kecepatan, kecerdasan dan kearifan yang tinggi.
e. Evaluator. Guru harus mampu mengevaluasi metode pembelajaran yang
digunakan dalam membentuk karakter siswa.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas utama
guru dalam melaksanakan pendidikan karakter dapat dilakukan dengan
menjadi teladan, inspirator, motivator, dinamisator dan evaluator. Peran guru
bukan hanya dilakukan dalam pembelajaran saja namun juga dalam kegiatankegiatan sekolah, sehingga karakter siswa dapat dibentuk secara maksimal.
3. Kepribadian dan Karakter yang Harus Dimiliki Guru
Kepribadian diperlukan seseorang sebagai bentuk dari karakter yang
dimiliki. Mu’in (2011: 349-350) menyatakan bahwa kepribadian adalah
hubungan antara materi tubuh dan jiwa seseorang yang perkembangannya
dibentuk oleh pengalaman dan kondisi alam bawah sadar yang terbentuk
sejak awal pertumbuhan manusia, terutama akibat peristiwa-peristiwa
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
16
psikologis yang penting dalam pertumbuhan dirinya. Kepribadian harus
melekat dalam diri guru karena guru diharapkan akan menjadi kaum yag
mengarahkan kepribadian orang bahkan lingkungan. Guru perlu memiliki
kepribadian yang kuat dan kukuh agar guru mampu menciptakan peran yang
juga berfungsi membentuk kepribadian siswa-siswanya.
Kepribadian yang kuat dan kukuh yang dimiliki guru dapat
ditunjukkan melalui sikap dan perilaku guru dalam bertindak. Abd, Rachman
Shaleh dan Soependri Suriadinata (Mu’in, 2010: 350) menjelaskan mengenai
ciri kepribadian yang harus dimiliki guru, antara lain:
a. Guru harus bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang dicerminkan
melalui sikap, sifat dan segala amalannya.
b. Guru harus suka bergaul, terutama bergaul dengan siswa-siswanya.
c. Guru adalah orang yang penuh minat, penuh perhatian, mencintai
profesinya dan pekerjaannya, dan berusaha untuk meningkatkan dan
mengembangkan profesinya agar kemampuan mengajarnya menjadi
lebih baik.
d. Guru adalah orang yang suka belajar secara terus menerus. Guru selain
sebagai orang yang mengajarkan pengetahuan juga harus menjadi orang
yang terdidik karena ilmu yang ada di dunia tidak akan pernah habis
untuk dipelajari.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa guru
sebagai seorang pendidik harus mempunyai kepribadian yang kuat dan
kukuh. Ciri-ciri kepribadian yang harus dimiliki guru yaitu guru harus
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
17
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, suka bergaul terutama dengan
siswa-siswanya, mempunyai minat, perhatian dan mencintai profesinya serta
selalu berusaha menjadi lebih baik, selain itu guru juga seorang yang belajar
secara terus menerus.
4. Kompetensi Guru
Guru merupakan tenaga pengajar harus memiliki keahlian khusus,
selain itu juga guru harus mempunyai kompetensi dibidang keguruan.
Undang-Undang republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen Bab IV Pasal 10 ayat (1) menyebutkan bahwa Kompetensi guru
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan.
Kompetensi diperlukan guru agar dapat menjalankan tugasnya dengan
baik. Pudjosumedi (2013: 79-97) menyebutkan bahwa guru sebagai agen
pembelajaran diharapkan memiliki empat kompetensi guru, yaitu:
a. Kompetensi Pedagogik, pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran siswa. Kompetensi pedagogik merupakan
kompetensi khas yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan
akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil belajar siswanya.
b. Kompetensi
Kepribadian,
penerapan
disiplin
yang
baik
dalam
pembelajaran akan menghasilkan sikap mental, watak dan kepribadian
siswa yang kuat. Pribadi guru adalah hal yang sangat penting. Esensi
kompetensi kepribadian guru semuanya bermuara ke dalam intern guru.
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
18
c. Kompetensi sosial, merupakan salah satu jenis kompetensi yang harus
dimiliki oleh anak-anak dan kepemilikan kompetensi ini menjadi hal yang
penting.
Kemampuan
sosial
meliputi
kemampuan
guru
dalam
berkomunikasi, bekerja sama, bergaul, simpatik, dan mempunyai jiwa
yang menyenangkan.
d. Kompetensi Profesional, merupakan kemampuan seorang guru dalam
menguasai materi keilmuan, penguasaan kurikulum dan silabus sekolah,
metode khusus pembelajaran bidang studi serta pengembangan wawasan
etika dan pengembangan profesi.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan
bahwa guru harus memiliki empat kompetensi keguruan. Pertama,
kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kedua kompetensi kepribadian,
dimana guru harus mempunyai sikap yang baik agar dapat menjadi teladan
bagi siswa. Ketiga kompetensi sosial, kemampuan guru dalam bersosialisasi
dengan siswa dan masyarakat. Keempat kompetensi profesional, kemampuan
guru dalam menguasai materi pembelajaran dan memahami kode etik profesi
guru.
5. Keteladanan Guru
Guru diharapkan mampu menjadi sosok yang dapat dijadikan teladan
untuk membentuk karakter dan pengetahuan peserta didik. Asmani (2013: 77)
menyebutkan bahwa seorang guru tidak cukup hanya sekedar transfer of
knowladge (memindahkan ilmu pengetahuan) dari sisi luarnya saja, tapi juga
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
19
transfer of value (memindahkan nilai) dari sisi dalamnya. Perpaduan dalam
dan luar inilah yang akan mengokohkan bangunan pengetahuan, moral dan
kepribadian murid dalam menyongsong masa depan.
Keteladanan tidak hanya ditunjukkan melalui perbuatan namun juga
harus dipraktekkan oleh guru. Asmani (2013: 79) menyebutkan bahwa
keteladanan seorang guru harus ditunjukkan melalui perkataan, perilaku dan
perbuatan bukan hanya sekedar diucapkan saja tanpa dipraktikan.
Keteladanan adalah suatu yang dipraktikkan, diamalkan bukan hanya
dikhutbahkan, diperjuangkan, diwujudkan dan dibuktikan. Keteladanan
adalah perilaku yang mencerminkan pelaksanaan nilai, norma, dan aturan
yang ada dalam agama, adat istiadat dan aturan negara.
Berdasarkan pendapat
ahli,
dapat
ditarik kesimpulan
bahwa
keteladanan adalah perilaku yang harus dipraktikkan sesuai dengan nilai,
norma dan aturan yang berlaku dalam agama, adat istiadat dan aturan negara.
Guru sebagai sosok teladan harus mampu memberi contoh kepada siswa
sesuai dengan nilai, norma, dan aturan yang berlaku sehingga dapat menjadi
sumber inspirasi bagi siswa agar menjadi pribadi yang lebih baik.
6. Kewajiban Guru
Guru adalah orang yang bertugas untuk menyampaikan ilmu. Ilmu
yang disampaikan kepada siswa seperti api yang akan menerangi jalan siswa
menuju masa depan. Al-Ghazali (2011: 123-129) menyebutkan bahwa guru
harus menjalankan kewajiban:
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
20
a. Seorang guru harus memperlihatkan kebaikan, simpati, dan bahkan
empati kepada para siswanya, serta memperlakukan mereka laksana
anaknya sendiri. Guru menyampaikan ilmu kepada siswa bukan hanya
untuk kepentingan dunia semata, namun juga untuk kepentungan akhirat
siswanya.
b. Seorang guru harus mengikuti teladan dan contoh dari akhlak Rasulullah
SAW. Seorang guru dalam menjalankan tugasnya tidak boleh
mengharapkan imbalan berupa materi selain mengharap kedekatan
kepada Allah SWT.
c. Seorang guru tidak boleh menyembunyikan nasihat atau ajaran yang
diberikan kepada siswa-siswanya. Guru bukan hanya mengajarkan ilmu
dunia, namun juga harus memberi nasihat kepada siswa mengenai ilmuilmu akhirat.
d. Guru berusaha mencegah siswa dari memiliki watak serta perilaku yang
jahat dengan penuh kehati-hatian, atau melalui cara-cara yang halus
seperti sindiran.
e. Guru tidak boleh merendahkan ilmu lain di depan siswa-siswanya.
f. Guru harus mengajar siswa hingga mencapai batas kemampuan
pemahaman siswanya.
g. Guru harus mengajarkan kepada siswa yang berkemampuan terbatas
hanya
sesuatu
yang
jelas,
lugas
dan
sesuai
dengan
tingkat
pemahamannya yang terbatas.
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
21
B. Hakikat Disiplin
1. Pengertian Disiplin
Para ahli telah banyak mengemukakan mengenai disiplin. Wijaya
(2014: 97) menyebutkan bahwa disiplin berasal dari bahasa Inggris discipline
yang berakar dari kata discipli yang berarti siswa, pengikut, penganut, atau
seseorang yang menerima pengajaran dan menyebarkan ajaran tersebut.
Disiplin yang berasal dari kata discipline berarti peraturan yang harus diikuti,
bidang ilmu yang dipelajari, ajaran, hukum atau etika, norma dan cara
bertingkah laku. Pengertian disiplin secara umun adalah tindakan individu
untuk melaksanakan serta menaati peraturan, tata tertib dan norma yang
berlaku di lembaga tertentu.
Berdasarkan pendapat yang disampaikan para ahli, dapat disimpulkan
bahwa disiplin adalah tindakan individu untuk mematuhi segala ketentuan
dan peraturan yang mengandung nilai dan norma yang berlaku pada suatu
lembaga. Disiplin yang tumbuh dalam diri individu akan mengarahkan
individu tersebut untuk bertingkah laku sesuai dengan norma dan etika yang
berlaku dalam lingkungan masyarakat.
Disiplin bukan hanya kesadaran untuk melaksanakan peraturan,
namun juga harus diiringi dengan pengontrolan dari dalam diri tanpa paksaan.
Stevenson (Yaumi, 2014: 92) menyatakan bahwa secara sederhana disiplin
adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan yang berlaku. Disiplin adalah pengontrolan diri
untuk mendorong dan mengarahkan seluruh daya dan upaya dalam
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
22
menghasilkan sesuatu tanpa ada yang menyuruh untuk melakukan. Mustari
(2014: 35) menyebutkan bahwa disiplin adalah tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Kesimpulan disiplin dari pengertian yang telah dikemukanan oleh para
ahli adalah tindakan untuk berperilaku tertib dan patuh untuk melaksanakan
suatu ketentuan dan peraturan yang berlaku dengan didasarkan pada
kesadaran diri tanpa adanya paksaan dari pihak lain. Seseorang yang disiplin
akan senantiasa melaksanakan ketentuan dan peraturan yang berlaku
walaupun tanpa adanya pengawasan.
2. Tujuan Disiplin
Disiplin sangat penting dalam perkembangan masyarakat sehingga
dapat membentuk sikap dan perilaku masyarakat yang baik sesuai dengan
nilai dan norma yang berlaku di lingkungan masyarakat. Wijaya (2014: 98)
menyebutkan ada empat tujuan disiplin, yaitu:
a.
Mengetahui dan menyadari tentang hak milik orang lain.
b. Mengerti larangan dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban.
c. Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk.
d. Mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam
hukuman.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh ahli, dapat disimpulkan
bahwa tujuan disiplin adalah agar siswa mengetahui dan menyadari hak serta
milik
orang
lain,
mengetahui
larangan
dan
segera
melaksanakan
kewajibannya, mengetahui tingkah laku yang baik dan buruk untuk
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
23
dilaksanakan, serta mampu mengendalikan keinginnya dalam melaksanakan
berbagai kegiatan tanpa takut adanya ancaman berupa hukuman.
3. Manfaat Disiplin
Perilaku hidup disiplin dilaksanakan agar dapat menciptakan suasana
yang nyaman dan tentram karena ketentuan dan peraturan yang dibuat dapat
dilaksanakan dengan baik. Suasana yang nyaman dan tentram dalam
masyarakat ini merupakan impian dari semua anggota masyarakat. Unaradjan
(2003: 17) menyatakan bahwa manfaat disiplin yaitu:
a. Bagi diri sendiri
Disiplin diri sendiri dapat memungkinkan orang mencapai
keberhasilan usaha. Pengendalian diri dari berbagai kecenderungan yang
dapat menghambat kelancaran usaha atau pengaturan waktu sangat
penting. Keinginan untuk mencapai keberhasilan dalam karya mendorong
seseorang untuk berdisiplin diri.
b. Bagi orang lain
Hakikat manusia sebagai makhluk individu dan sosial membuat
disiplin diri juga berfungsi ganda. Disiplin selain berguna untuk orang
yang bersangkutan, juga berguna untuk orang lain. Disiplin diri berguna
bagi setiap individu maupun masyarakat dimana ia menjadi anggotanya.
Menurut Rycman (Unaradjan, 2013: 19) setiap individu yang
mampu mengontrol dan mengekang diri akan dihargai dalam masyarakat.
Kebutuhan akan penghargaan ini merupakan salah satu kebutuhan
psikologis manusia yang penting.
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
24
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh ahli, dapat disimpulkan
bahwa disiplin bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain. Disiplin bagi
diri sendiri bermanfaat agar seseorang dapat mencapai keberhasilan karena
mampu mengontrol diri. Manfaat disiplin bagi orang lain yaitu disiplin dapat
bermanfaat bagi individu dan masyarakat. Kemampuan pengendalian diri
individu akan menjadikan individu dihargai di masyarakat.
4. Ciri-ciri Orang yang Disiplin
Sikap yang dimiliki oleh seseorang bukan merupakan sebuah bakat
melainkan pembentukan dari pembiasaan-pembiasaan yang dilaksanakan
setiap hari. Wijaya (2014: 100) menjelaskan beberapa ciri khusus yang dapat
menunjukkan sikap disiplin antara lain:
a. Ketaatan dan kepatuhan. Kita harus menaati peraturan, norma, dan etika
yang berlaku dalam masyarakat, sekolah, rumah, maupun di mana saja.
Siswa taat masuk pada jam sekolah, mengikuti pelajaran secara teratur,
mengerjakan pekerjaan rumah dan tugas lainnya yang diberikan oleh guru
serta memberi salam pada guru dan belaku sopan melalui kata-kata
maupun perbuatan.
b. Loyal terhadap norma dan aturan. Orang yang ingin mananamkan aturan
disiplin dalam dirinya adalah orang yang setia dalam menjalankan norma
dan aturan yang berlaku di sekolah, rumah, dan masyarakat. Siswa
manaati peraturan sekolah seperti tidak pulang sebelum pelajaran selesai,
tidak berkata kotor, dan tidak berkelahi.
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
25
c. Mampu membedakan tindakan yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Siswa memahami tindakan yang sesuai dan tidak sesuai dengan aturan.
Peserta didikmasuk sekolah pada pukul 07.00 pagi, kecuali terjadi
peristiwa tertentu yang tidak terencana.
d. Mampu mengendalikan diri. Siswa harus mengendalikan kemarahan,
keinginan diri yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang ada dalam
agama maupun budaya masyarakat. Ketika melihat teman lain
mencontek, siswa mampu mengendalikan diri untuk tidak mencontek.
e. Terus melatih dan membiasakan diri mengikuti aturan, norma serta tata
tertib. Guru hanya membentuk diri peserta didiksebagai pribadi yang
disiplin dengan melatih diri untuk melakukan kegiatan yang baik setiap
saat, kapan saja dan dimana saja. Siswa harus melakukan hal itu secara
konsisten atau terus menerus. Siswa harus datang tepat waktu serta
menyeimbangkan waktu untuk belajar dan bermain.
Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat ahli tersebut bahwa
ciri-ciri orang disiplin dapat dilihat dari lima aspek. Pertama, patuh terhadap
norma yang berlaku di lingkungan manapun. Kedua, selalu menjalankan
norma dan aturan yang dianutnya. Ketiga, mampu memahami dan
membedakan tindakan yang boleh dan tidak boleh untuk dilakukan. Keempat,
mampu mengendalikan diri dalam berbagai situasi. Kelima, selalu berupaya
melatih diri untuk melaksanakan norma dan aturan yang berlaku.
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
26
5. Macam-macam Disiplin
Disiplin diperlukan agar dapat membentuk pribadi yang lebih baik.
Asmani (2013: 94-96) menyebutkan macam-macam disiplin yaitu:
a. Disiplin waktu. Waktu dapat dijadikan sebagai parameter utama
kedisiplinan. Disiplin waktu menjadi sorotan utama bagi seorang guru.
Guru yang masuk sekolah sebelum bel masuk berbunyi dapat dikatakan
sebagai guru yang disiplin. Guru yang datang tepat pada saat bel berbunyi
dapat dikatakan sebagai guru yang kurang disiplin dan guru yang datang
setelah bel berbunyi dianggap sebagai guru yang tidak disiplin.
b. Disiplin menegakkan aturan. Disiplin menegakkan aturan sangat
berpengaruh terhadap kewibawaan seorang guru. Model pemberian sanksi
yang diskriminatif oleh guru harus ditinggalkan. Keadilan harus
ditegakkan karena keadilan akan mengantarkan kehidupan ke arah
kemajuan, kebahagiaan, dan kedamaian.
c. Disiplin sikap. Disiplin mengotrol perbuatan diri sendiri menjadi starting
point untuk menata perilaku orang lain. Misalnya disiplin untuk tidak
marah, tergesa-gesa dan gegabah dalam bertindak.
d. Disiplin dalam beribadah. Menjalankan ibadah bagi seorang guru adalah
hal yang penting. Guru yang menyepelekan masalah agama maka siswa
akan meniru bahkan lebih dari itu, tidak menganggap agama sebagai hal
yang penting. Kedisiplinan guru dalam menjalankan agama akan
berpengaruh terhadap pengalaman siswa terhadap agamanya.
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
27
Kesimpulan yang dapat peneliti ambil bahwa kedisiplinan dibagi
menjadi empat macam, yaitu disiplin waktu, disiplin menegakkan aturan,
disiplin sikap dan disiplin dalam beribadah. Guru harus mampu menunjukkan
kepada siswa mengenai nilai-nilai kedisiplinan yang dimiliki sehingga siswa
dapat mengambil contoh dari guru tersebut.
Disiplin bukan hanya diterapkan dalam diri seseorang, namun juga
diterapkan pada keadaan dan wilayah yang mempunyai peraturan. Wijaya
(2014: 99-100) menyebutkan bahwa ada lima macam disiplin dalam
kehidupan, yaitu:
a. Disiplin pribadi, yaitu pengarahan pribadi pada setiap tujuan yang
diinginkan melalui latihan dan peningkatan kemampuan. Disiplin diri
juga merupakan perintah yang datang dari hati nurani disertai kerelaan
untuk melakukan disiplin.
b. Disiplin sosial, yaitu suatu perwujudan disiplin pribadi yang berkembang
melalui kewajiban pribadi dalam diri individu. Disiplin sosial berawal
dari tingkat kemampuan dan kemauan mengendalikan diri, mengamalkan
nilai, ketentuan, peraturan, serta tata tertib yang berlaku di sekolah,
masyarakat dan negara.
c. Disiplin nasional, yaitu kemampuan dan kemauan mengendalikan diri
agar dapat mematuhi semua ketentuan yang telah ditetapkan negara.
d. Disiplin ilmu, yaitu mematuhi semua ketentuan yang ditentukan sebagai
seorang ilmuan. Seorang ilmuan sejati tidak akan melakukan perbuatan
yang bertolak belakang dari pengetahuannya.
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
28
e. Disiplin tugas, yaitu mematuhi semua ketentuan yang telah ditentukan
oleh atasan atau kepala sekolah.
Berdasarkan pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa ada lima macam
disiplin. Pertama, disiplin diri yaitu pengerahan dari hati nurani untuk
melaksanakan disiplin. Kedua, disiplin sosial yaitu kemampuan dan kemauan
untuk melakasanakan ketentuan, peraturan, serta tata tertib yang berlaku.
Ketiga, disiplin nasional yaitu kemampuan dan kemauan untuk mamatuhi
peraturan suatu negara. Keempat, disiplin ilmu yaitu mematuhi semua
ketentuan yang telah ditentukan. Kelima, disiplin tugas yaitu mematuhi
semua ketentuan yang telah ditetapkan oleh atasan.
6. Indikator Disiplin
Pembuatan skala sikap mengenai disiplin tentunya memerlukan
adanya suatu indikator. Hasan, dkk (2010: 26) menyebutkan mengenai
indikator keberhasilan disiplin di sekolah dan kelas yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.1. Indikator Keberhasilan Disiplin di Sekolah dan Kelas
Nilai
Disiplin
Indikator Sekolah
Indikator Kelas
 Memiliki catatan kehadiran  Membiasakan hadir tepat
waktu
 Memberi
penghargaan
terhadap warga sekolah  Membiasakan mematuhi
yang didiplin
aturan
 Memiliki tata tertib sekolah
 Membiasakan
warga
sekolah untuk berdisiplin
 Menegakkan aturan dengan
memberikan sanksi secara
adil bagi pelanggar tata
tertib sekolah
Keberhasilan disiplin bukan hanya ditentukan dari indikator sekolah
dan kelas, namun juga dilihat dari keterkaitan nilai dan indikator disiplin di
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
29
tingkat kelas. Hasan, dkk (2010: 33) juga menjelaskan mengenai indikatorindikator disiplin untuk kelas 4, 5, dan 6 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2. Keterkaitan Nilai dan Indikator Disiplin untuk Sekolah Dasar
Indikator
Kelas 4-6
Disiplin  Menyelesaikan tugas pada waktunya
 Saling menjaga dengan teman agar semua tugas-tugas kelas
terlaksana dengan baik
 Selalu mengajak teman menjaga ketertiban kelas
 Mengingatkan teman yang melanggar peraturan dengan
kata-kata yang sopan dan tidak menyinggung
 Berpakaian sopan dan rapi
 Mematuhi aturan sekolah
Indikator kedisiplinan siswa dapat dicapai dengan tata tertib sekolah.
Nilai
SD Negeri 2 Karanggondang mempunyai peraturan yang mengatur perilaku
siswa di sekolah yang disebut dengan tata tertib siswa. Tata tertib siswa di SD
Negeri 2 Karanggondang adalah sebagai berikut:
a. Siswa wajib datang 5 menit sebelum pelajaran dimulai.
b. Siswa berpakaian seragam sekolah:
c. Sebelum dan sesudah KBM diawali dan diakhiri penghormatan kepada
guru dan doa.
d. Keluar dan masuk kelas pada saat KBM berlangsung secara tertib, teratur
dan meminta ijin kepada wali kelas.
e. Semua siswa wajib menjaga kebersihan kelas, halaman dan merawat
buku serta alat-alat pelajaran lainnya.
f. Pada saat istirahat, semua siswa berada di luar kelas.
g. Siswa wajib mengikuti upacara bendera dan senam kesegaran jasmani.
h. Regu piket bertanggungjawab atas kebersihan dan keamanan kelas.
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
30
7. Perencanaan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Pembentukan
disiplin
siswa
tentunya
memerlukan
adanya
perencanaan. Hasan, dkk (2010: 14) menyebutkan bahwa perencanaan dan
pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh kepala
sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor) secara bersama-sama sebagai
salah satu komunitas pendidik dan diterapkan ke dalam kurikulum.
Pengembangan dan pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter
bangsa dalam program pengembangan diri dilakukan melalui pengintegrasian
ke dalam kegiatan sehari-hari sekolah (Hasan, 2010: 15-17).
a. Kegiatan rutin sekolah merupakan kegiatan yang dilakukan siswa secara
terus menerus dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatan rutin yang
dilakukan di sekolah seperti berbaris sebelum masuk kelas, berdoa
sebelum dan setelah pembelajaran, mengucapkan salam apabila bertemu
dengan kepala sekolah, guru atau teman, mengikuti upacara bendera hari
Senin, dan lain-lain.
b. Kegiatan spontan merupakan kegiatan yang dilakukan secara spontan
pada saat itu juga, kegiatan spontan dilakukan guru saat menemui
perilaku siswa yang baik maupun kurang baik. Memberi pujian dan
penghargaan terhadap siswa yang berbuat baik merupakan salah satu
kegiatan spontan guru, selain itu juga guru dapat melakukan koreksi atau
teguran apabila siswa melakukan perilaku negatif agar siswa tidak
mengualangi perilaku tersebut.
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
31
c. Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru serta tenaga pendidik lain
dalam memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik
sehingga diharapkan menjadi panutan bagi siswa untuk mencontohnya.
Guru harus mampu memberikan contoh yang baik, seperti berpakaian
rapi, datang tepat waktu, bekerja keras, berkata sopan, menjaga
kebersihan dan lain-lain.
d. Pengondisian dapat dilaksanakan agar pendidikan budaya dan karaketr
bangsa dapat berjalan dengan baik.
Kesimpulan dari pendapat di atas adalah bahwa dalam menanamkan
pendidikan karakter terhadap siswa diperlukan perencanaan dan pelaksanaan
dari semua pihak sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, dan tenaga
kependidikan. Penanaman pendidikan karakter ini dapat dilakukan dengan
melaksanakan program pengembangan diri yang diintegrasikan dengan
kegiatan sehari-hari di sekolah, seperti kegiatan rutin, kegiatan spontan,
keteladanan dan pengondisian sekolah.
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Habok dan Nagy (2016) yang berjudul
“In-Service Teachers’ Perception of Project-Based Learning” yang dilakukan di
sekolah dasar dan sekolah kejuruan menyatakan bahwa guru sebagai pusat
dalam pembelajaran berperan sebagai fasilitator yang menyampaikan informasi
dan sebagai seorang motivator. Guru cenderung kurang aktif dalam kegiatan
evaluasi melainkan siswa yang aktif dalam kegiatan evaluasi yang dilakukan.
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
32
Guru menerapkan jenis evaluasi lisan dalam melaksanakan kegiatan evaluasi
pembelajaran. Perbedaan antara penelitian yang telah dilakukan oleh Habok dan
Nagy dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terdapat pada fokus
penelitian. Habok dan Nagy memfokuskan penelitian pada peran guru dalam
penggunaan metode project based learning sedangkan penelitian yang akan
dilakukan memfokuskan pada peran guru untuk membentuk kedisiplinan peserta
didik.
Penelitian lain dilakukan oleh Kusumaningrum (2014) yang berjudul
“Peran Guru dalam Membentuk Karakter Kepemimpinan pada Siswa di SMA Al
Hikmah Surabaya” menyatakan bahwa guru berperan dalam pembentukan
karakter siswa melalui cara pemberian contoh yang baik serta motivasi kepada
peserta didik. Kendala yang dialami guru dalam membentuk karakter
kepemimpinan siswa berasal dari faktor keluarga dan faktor lingkungan peserta
didik. Upaya guru dalam membentuk karakter kepemimpinan dilakukan dengan
melakukan pendekatan kepada peserta didik, memberikan motivasi, dan
memberikan teguran kepada siswa yang mempunyai rasa kesadaran diri yang
rendah. Fokus penelitian yang dilakukan oleh Kusumaningrum adalah karakter
kepemimpinan peserta didik, sedangkan fokus penelitian yang akan peneliti
lakukan adalah karakter disiplin peserta didik.
D. Kerangka Pikir
Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran
di sekolah. Guru bertugas untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
33
siswa agar tujuan pembelajaran yang telah dibuat dapat tercapai, selain itu juga
guru bertugas dalam pembentukan karakter peserta didik. Pembentukan karakter
dalam diri siswa memerlukan peran aktif dari semua pihak, baik pihak sekolah
maupun masyarakat.
Pembentukan karakter siswa harus dilakukan dengan dukungan penuh
dari semua pihak sekolah baik kepala sekolah, guru dan tenaga pendidik lainnya.
Dukungan ini akan memberikan ruang yang lebih luas dalam pembentukan
karakter disiplin siswa di sekolah. Karakter bukan hanya perlu dibentuk dalam
diri siswa namun juga perlu dikembangkan. Pembentukan dan pengembangan
karakter siswa dapat dilakukan melalui program pengembangan diri. Program
pengembangan diri diintegrasikan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
di skeolah berupa kegiatan rutin maupun kegiatan yang bersifat spontan.
Guru di sekolah bukan hanya bertindak sebagai pengajar, namun juga
harus mampu mendidik siswa sehingga mempunyai karakter yang baik.
Pembentukan karakter oleh guru tidak lepas dari tugas dan perannya di sekolah.
Program pengembangan diri sebagai salah satu cara membentuk karakter siswa
juga dapat diterapkan guru dalam menjalankan tugas dan perannya. Guru sebagai
pengelola kelas dapat membuat kegiatan rutin di kelas sebagai upaya
pembentukan disiplin siswa, selain itu juga guru dapat melakukan tindakan
spontan seperti teguran dan pujian terhadap perilaku yang dilakukan siswa.
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
34
Peran Guru dalam Menjaga Kedisiplinan Siswa
Dilaksanakan melalui:
Peran Guru dalam
Pengembangan dan Pelaksanaan
Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa
a. Kegiatan rutin
b. Kegiatan spontan
c. Keteladanan
d. Pengondisian
Terwujudnya Kedisiplinan Siswa di Sekolah
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
Peran Guru Dalam Perencanaan…, Elisa Rachmawati, FKIP UMP, 2017
Download