pendidikan karakter melalui pembelajaran bahasa indonesia

advertisement
Jurnal Edudikara, Vol 2 (2); p.113-124, Juni 2017
ISSN 2541-0261
PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DENGAN MATERI MEMBACA NOVEL
SASTRA
Farida Nugrahani
Universitas Veteran Bangun Nusantara
Jl. S. Humardani No. 1 Jombor Sukoharjo, Ponsel: 081226229733
E-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk (1) mengembangkan bahan ajar bahasa Indonesia dengan
materi membaca novel sastra untuk pendidikan karakter yang valid, praktis, dan efektif melalui uji coba
di lapangan. (2) mendeskripsikan nilai karakter yang terdapat dalam bahan ajar tersebut dan keberhasilan
implementasinya dalam pembelajaran di sekolah, Penelitian ini dilakukan melalui empat tahap, mengikuti
model Plomp (1997), yaitu:(1) pengkajian awal, (2) perancangan, (3) realisasi (konstruksi), dan (4)
validasi/revisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) bahan ajar yang dikembangkan bersifat valid,
praktis, dan efektif untuk diterapkan di lapangan; (2) Terdapat nilai karakter religius, kejujuran, dan
kedisiplinan dalam bahan ajar yang dikembangkan, yang implementasinya dapat dipantau melalui 6
indikator dari 11 rumusan indikator dalam Character Education Patnership (2003). Pada akhirnya, hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap program pendidikan karakter di
sekolah, khususnya dalam memberikan alternaif bahan ajar bahasa Indonesia yang praktis, efektif, dan
diminati siswa.
Kata Kunci: bahan ajar membaca, novel sastra, pendidikan karakter.
Abstract
This development research aims to (1) develop bahasa Indonesian’s teaching materials with literature
novel reading material for character education that is valid, practical and effective through field trials.
(2) describes the value of the characters contained in the teaching materials and the success of their
implementation in school learning. This research is conducted through four stages, following the Plomp
(1997) model: (1) preliminary assessment, (2) design, (3) realization (construction), and (4) validation /
revision. The result of the research shows that (1) the developed teaching materials are valid, practical,
and effective to be applied in the field; (2) There are religious character, honesty, and discipline values in
developed teaching materials, which implementation can be monitored through 6 indicators of 11
indicators formulation in Character Education Patnership (2003). In the end, the results of this study are
expected to contribute to the character education programs in schools, especially in providing
alternative, practical, effective, and interesting instructional materials for Indonesian students.
Keywords: reading material, literature novel, character education.
113
Jurnal Edudikara, Vol 2 (2); p.113-124, Juni 2017
ISSN 2541-0261
disampaikan oleh Kementerian Pendidikan
PENDAHULUAN
Salah satu amanat Undang-undang
Nasional
(2010).
Dalam
panduan
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
pendidikan karakter dan budaya bangsa,
1945
pemerintah
yang diterbitkan Kementerian Pendidikan
nasional
Nasional terdapat delapan belas pilar nilai-
mencerdaskan kehidupan
nilai karakter yang perlu ditanamkan kepada
bangsa dan terbentuknya akhlak mulia serta
peserta didik. Nilai-nilai karakter yang
adanya
takwa
dirumuskan dalam delapan belas pilar itu
kepada Tuhan Yang
tidak dibelajarkan secara terpisah dari
Maha Esa. Implikasinya adalah etercapainya
semua mata pelajaran, tetapi secara terpadu
kecerdasan
melalui berbagai mata pelajaran.
adalah
agar
menyelenggarakan
yang dapat
pendidikan
peningkatan
manusia Indonesia
spiritual
iman
intelektual,
pada
Tercapainya
emosional,
masyarakat
kecerdasan
dan
dan
Indonesia.
tersebut
Wacana
pelaksanaan
pendidikan
dapat
karakter melalui berbagai mata pelajaran itu,
diterjemahkan secara operasional melalui
telah segera ditindaklanjuti dengan langkah
proses pendidikan dan pembelajaran yang
konkret, dari semua pihak yang terkait
memadai
untuk
langsung dengan dunia pendidikan. Hal itu
kepribadian
manusia
mengembangkan
Indonesia
yang
terbukti dari dikeluarkannya buku panduan
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
pendidikan
karakter
di
sekolah
oleh
bertakwa serta berakhlak mulia.
Kemdiknas (2010) yang di dalamnya selain
Dilihat dari sisi pembelajaran, bahwa
mengandung unsur nilai-nilai pendidikan
membaca adalah kegiatan pembelajaran
sebanyak delapan belas butir, juga terdapat
yang harus secara aktif melibatkan peserta
petunjuk
didik pada kegiatan menyerap informasi
dalam berbagai mata pelajaran, termasuk
dari teks yang dibaca. Pada prinsipnya,
bahasa Indonesia.
teknis
pengimplementasiannya
setiap proses pembelajaran itu bertujuan
Dalam standar isi yang dikembangkan
untuk menggali potensi yang ada dalam
oleh BSNP (Permendiknas No. 22 Th. 2006),
peserta didik, membantu menemukan dan
terdapat standar kompetensi mata pelajaran
memecahkan masalahnya, serta membantu
Bahasa Indonesia yang merupakan kualifikasi
untuk
dalam
kemampuan minimal peserta didik dalam
memecahkan masalah tersebut. Untuk itu,
penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan
dalam
diperlukan
sikap positif terhadap bahasa dan sastra
kegiatan yang menantang dan memberi nilai
Indonesia. Standar ini merupakan dasar bagi
serta makna bagi kehidupan (Bellanca,
peserta
2011). Hal itu sejalan dengan program
merespons situasi lokal, regional, nasional,
pendidikan
dan global. Standar kompetensi dalam mata
dapat
proses
berpikir
positif
pembelajaran
karakter
sebagaimana
yang
didik
untuk
memahami
dan
114
Jurnal Edudikara, Vol 2 (2); p.113-124, Juni 2017
ISSN 2541-0261
pelajaran Bahasa Indonesia, adalah sebagai
pembelajaran membaca dengan materi novel
berikut.
dapat
sastra yang di dalamnya mengandung nilai-
mengembangkan potensinya sesuai dengan
nilai karakter. Nilai-nilai karakter tersebut,
kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta
merupakan bagian dari pilar karakter yang
dapat menumbuhkan penghargaan terhadap
ditetapkan oleh kementerian pendidikan,
hasil karya kesastraan dan hasil intelektual
sehingga penting untuk ditanamkan kepada
bangsa
dapat
seluruh peserta didik. Oleh karena itu, pada
kepada
artikel ini akan dipaparkan masalah tersebut.
pengembangan kompetensi bahasa peserta
Dalam UU RI No.14 Tahun 2005 Bab
(1)
Peserta
sendiri.
(2)
memusatkan
didik
didik
Pendidik
perhatian
dengan
menyediakan
berbagai
II, Pasal 6,
dijelaskan bahwa kedudukan
kegiatan berbahasa, bersastra, dan sumber
guru sebagai tenaga profesional bertugas
belajar. (3) Pendidik lebih mandiri dan
untuk melaksanakan sistem pendidikan
leluasa dalam
nasional dan mewujudkan tujuan
menentukan
bahan
ajar
kebahasaan dan kesastraan sesuai kondisi
berkembangnya
lingkungan
kemampuan
menjadi manusia beriman, berakhlak mulia,
peserta didik. Dari standar tersebut, terbuka
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta
kesempatan bagi mata pelajaran Bahasa
menjadi warga negara yang demokratis dan
Indonesia untuk mensukseskan program
bertanggung jawab. Dengan memperhatikan
pendidikan karakter tersebut.
UU
sekolah
dan
Sementara itu, kondisi faktual di
tersebut,
potensi
maka
peserta
bagi
tugas
guru
didik
untuk
menyelenggarakan pendidikan karakter pada
lapangan dewasa ini menunjukkan adanya
semua
peningkatan pada perilaku yang kurang
keharusan. Masalahnya, masih banyak guru
terpuji. Sesungguhnya hal itu merupakan
yang belum profesional dalam menjalankan
cerminan dari kehidupan masyarakat yang
tugasnya.
tidak berkarakter kuat, dan bukan penciri
ditemukan dalam penelitian dari Direktorat
bagi bangsa yang maju dan beradap.
Tenaga Kependidikan Depdiknas, bahwa
Fenomena-fenomena
disadari
pelajaran
Setidaknya,
adalah
hal
ini
sebuah
pernah
empiris
itu
perlu
61,96% guru tidak menguasai materi yang
oleh
para
guru
pada
diajarkan. Selain itu, dari berbagai penelitian
termasuk
para
guru
mata
yang
benar
umumnya,
mata
terdahulu
juga
diketahui
bahwa
pelajaran Bahasa Indonesia. Wujud dari
penyebab utama kegagalan pembelajaran
kesadaran itu adalah dikembangkannya
pada umumnya adalah karena gurunya tidak
berbagai
strategi
berkompeten, siswanya kurang berminat,
kualitas
pendidikan
untuk
meningkatkan
karakter
melalui
pembelajaran bahasa Indonesia (Suryaman,
2010).
Salah satu di antaranya adalah
dan
fasilitas
pembelajarannya
sangat
terbatas (Nugrahani, 2014).
Dari penelitian yang pernah dilakukan
115
Jurnal Edudikara, Vol 2 (2); p.113-124, Juni 2017
sebelumnya,
tentang
”Model
Inovatif
ISSN 2541-0261
(LPPM
Univet,
2014),
maka
melalui
pembelajaran sastra dengan memanfaatkan
penelitian ini dikembangkan bahan ajar
film sebagai media yang berkontribusi
Bahasa
terhadap pendidikan karakter” (Nugrahani,
terhadap
2016), diketahui bahwa pendidikan karakter
mendukung
sangat penting dilakukan melalui semua
menyukseskan
mata pelajaran, dengan bahan ajar yang
melalui
diminati siswa. Di sisi lain, perlu disadari
dikembangkan
bahwa fakta di lapangan menunjukkan
peningkatan mutu pembelajaran Bahasa
rendahnya karakter generasi muda pada
Indonesia di sekolah sekaligus terbentuknya
khususnya dan bangsa Indonesia pada
karakter yang baik pada peserta didik.
umumnya. Oleh sebab itu, maka dipandang
Indonesia
yang
pendidikan
upaya
berkontribusi
karakter
untuk
universitas
dalam
programnya.
penerapan
bahan
ini
Selain itu,
ajar
diharapkan
yang
terjadi
Pada kesempatan sebelumnya, penulis
perlu untuk dilakukan upaya perbaikan
pernah
pelaksanaan pendidikan karakter melalui
Penguatan
mata pelajaran di sekolah, utamanya untuk
penelitian dengan judul “Pengembangan
membentuk karakter generasi muda penerus
Model Inovatif Pembelajaran Sastra melalui
bangsa. Mengingat pendidikan karakter di
Pemanfaatan Film sebagai Media yang
sekolah belum berjalan efektif. Hal itu
Berkontribusi terhadap Pendidikan Karakter
tampak dari banyaknya pelanggaran tata
di SMA Kabupaten Sukoharjo” (Nugrahani,
krama kehidupan, seperti: tawuran, kebut-
2016).
kebutan,
keras,
menemukan bahwa pembelajaran sastra
menyontek, membolos, dan tindakan kurang
dengan media film, dapat digunakan sebagai
terpuji lainnya. Dalam konteks ini, mata
sarana pendidikan karakter yang efektif di
pelajaran
sekolah.
minum-minuman
Bahasa
Indonesia
memiliki
didanai
oleh
Risbang,
Penelitian
DRPM
untuk
yang
Berdasarkan
Ditjen
melakukan
relevan
penelitian
itu
itulah,
peluang yang besar dan sangat strategis
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
untuk melaksanakan pendidikan karakter
lebih lanjut yang lebih terfokus pada
tersebut.
pendidikan karakter. Mengingat kondisi
Sesuai dengan Renstra dan Roadmap
karakter generasi muda Indonesia saat ini
Riset Unggulan Bidang Ilmu Kependidikan
sangat
tahun
penanganan dengan lebih intensif.
2014-2018
yang
ditetapkan
memprihatinkan
dan
perlu
Universitas Veteran Bangun Nusantara
Penelitian relevan lainnya berjudul
Sukoharjo, dengan tema payung unggulan
“Pendidikan Karakter Berbasis Brain Based
pertama yaitu pendidikan karakter bangsa,
Education” (Hasan, 2016). Dalam penelitian
butir 6, tentang pengembangan perangkat
tersebut ditemukan bahwa metode Brain
implementasi pendidikan karakter bangsa
Based
Education
ini
penting,
karena
116
Jurnal Edudikara, Vol 2 (2); p.113-124, Juni 2017
pengembangan
sumber
daya
manusia
ISSN 2541-0261
pemahaman
tentang
nilai,
penanaman
merupakan titik sentral bagi terbentuknya
melalui pembiasaan, dan pengulangan, serta
karakter sumber daya manusia. Untuk itu,
pembudayaan agar tercermin dalam sikap
direkomendasikan agar pemerintah memberi
dan
perhatian
karakter
khusus
pada
masalah
pembentukan karakter bangsa.
perilaku
sehari-hari.
melalui
Pendidikan
Bahasa
Indonesia,
sebagaimana halnya mata pelajaran lain,
Sementara itu, kondisi di lapangan
perlu adanya penentuan prioritas pada nilai-
menunjukkan bahwa pendidikan karakter
nilai karakternya. Hal itu dimaksudkan agar
belum
dari
guru terfokus pada sejumlah nilai sehingga
didik,
lebih mudah pemantauan, pengawasan, dan
berdisiplin,
penilaiannya (Nurgiantoro, 2013). Adapun
beretika, dan bekerja keras sehingga tidak siap
nilai karakter yang diprioritaskan di sekolah
dalam menghadapi kehidupan, dan mudah
pada
terpengaruh oleh budaya negatif. Oleh karena
kejujuran,
itu, dengan memperhatikan rekomendasi dari
kepedulian.
penelitian yang relevan sebelumnya, bahwa
dari Kemendiknas (2010).
berjalan
lemahnya
kepribadian
semangatnya
pendidikan
efektif,
untuk
terbukti
peserta
belajar,
karakter
adalah
disiplin,
nilai
religius,
kebangsaan,
dan
Daftar nilai tersebut diambil
penting
Banyak pengertian tentang karakter
diperhatikan, dan perlu dilaksanakan di
yang dikemukakan para tokoh pendidikan,
sekolah serta diperkuat oleh kondisi faktual di
namun dalam dokumen resmi Kemendiknas,
lapangan dewasa ini, maka penulis tertarik
(2010) pengertian karakter adalah watak,
untuk
tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang
melakukan
sangat
umumnya
penelitian
ini,
yaitu
pendidikan karakter melalui pembelajaran
yang
bahasa Indonesia dengan materi membaca
berbagai
novel. Membaca termasuk satu di antara
diyakini dan digunakan sebagai landasan
catur
berbahasa
untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan
lainnya, yaitu berbicara, membaca dan
bertindak. Selanjutnya dirumuskan 18 nilai
menulis. Membaca adalah keterampilan
karakter sebagai panduan dalam pendidikan
berbahasa yang mengacu pada kemampuan
karakter di sekolah, meliputi: (1) religius;
dalam menyerap informasi. Pembelajaran
(2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja
membaca dapat diintegrasikan dengan sastra,
keras, (6) kreatif, (7) mandiri,
karena dengan membaca karya sastra dapat
demokratif,
dipelajari berbagai nilai karakter melalui
semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air,
cara berpikir para tokohnya.
(12)
tunggal
Membentuk
mudah,
karena
keterampilan
karakter
tentu
memerlukan
tidak
proses
terbentuk
dari
kebajikan
(9)
rasa
menghargai
hasil internalisasi
(virtues)
ingin
yang
(8)
tahu, (10)
prestasi,
(13)
bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai,
(15)
gemar
membaca,
(16)
peduli
117
Jurnal Edudikara, Vol 2 (2); p.113-124, Juni 2017
ISSN 2541-0261
lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18)
siswa dalam menemukan karakternya; (10)
tanggung jawab. Nilai tersebut disarankan
Pendidikan karakter yang dilaksanakan
untuk disampaikan melalui semua mata
melibatkan keluarga dan masyarakat dalam
pelajaran agar hasilnya lebih maksimal,
upaya pembentukan karakter siswa; dan
mengingat
(11) Pendidikan karakter yang dilaksanakan
pendidikan
karakter
tidak
mungkin dilaksanakan secara parsial dan
memberikan
memerlukan keterlibatan semua komponen.
untuk menampilkan karakter yang baik.
Merujuk
Education
pada
rumusan
Partnership
Character
(2003),
bahwa
Melalui
kesempatan
berbagai
kepada
indikator
karakternya
diukur keberhasilannya. Adapun indikator
pendidikan
yang dapat digunakan untuk mengukur
(Samsuri dan Marzuki, 2016).
adalah sebagai berikut. (1) Pendidikan
yang
yang
di
Dengan
baik
selama
sekolah dapat
memperhatikan
proses
dipantau
berbagai
mampu
kendala dalam pendidikan karakter di
mempromosikan nilai-nilai etis sebagai
sekolah, yang umumnya berkaitan dengan
dasar karakter; (2) Mengartikan karakter
kesulitan guru dalam merancang bahan ajar
secara utuh, termasuk pemikiran, perasaan
yang
dan perilaku; (3) Pendidikan karakter yang
media
dilaksanakan
pendekatan
pembelajaran, dan mengukur ketercapaian
komprehensif dan proaktif; (4) Pendidikan
karakter dalam pembelajaran, maka peneliti
karakter yang dilaksanakan menanamkan
melakukan penelitian tentang pendidikan
rasa
masyarakat
karakter ini dengan tujuan untuk menjawab
sekolah; (5) Pendidikan karakter yang
masalah berikut. (1) Bagaimana validitas,
dilaksanakan memberikan peluang kepada
efektivitas, dan kepraktisan bahan ajar
siswa untuk melakukan tindakan moral; (6)
untuk
Pendidikan karakter yang dilaksanakan
dikembangkan dalam penelitian ini? (2)
didukung oleh kurikulum akademik yang
Bagaimana
mendorong
pengembangan
dilaksanakan melalui penerapan bahan ajar
siswa;
Pendidikan
menggunakan
kepedulian
(7)
dilaksanakan
dilaksanakan
itulah
perkembangan siswa untuk menemukan
keefektifan pendidikan karakter ini perlu
karakter
siswa
terhadap
mendorong
kepribadian
karakter
memuat
untuk
karakter,
memanfaatkan
membantu
pendidikan
sefektivitas
karakter
pendidikan
karakter
yang
yang
yang
yang dikembangkan? Untuk menjawab
pengembangan
pertanyaan tersebut, berikut ini diuraikan
motivasi siswa; (8) Pendidikan karakter
hasil
yang dilaksanakan melibatkan semua pihak
penelitian
untuk memandu perkembangan kepribadian
memberikan informasi ilmiah baru dan
siswa;
bermakna penting bagi program pendidikan
(9)
Pendidikan
karakter
yang
dilaksanakan memberikan dukungan kepada
dan
karakter
temuan
ini
penelitianya.
diharapkan
Hasil
mampu
dan semua pihak yang peduli
118
Jurnal Edudikara, Vol 2 (2); p.113-124, Juni 2017
ISSN 2541-0261
terhadapnya serta memberikan inspirasi
empat
tahap
tersebut.
Prototipe
yang
kepada para guru untuk lebih kreatif dalam
diperoleh,
diberi
nama
mengembangkan bahan ajar yang diminati
prototipe 1, 2, 3, dan selanjutnya yang
oleh para peserta didiknya.
merupakan kesinambungan. Prototipe yang
masing-masing
lebih kemudian merupakan perbaikan dari
sebelumnya,
METODE PENELITIAN
Secara umum penelitian ini bertujuan
untuk
model
menemukan
inovatif
pendidikan karakter melalui pembelajaran
hingga
diperoleh
prototipe
final, yaitu model pembelajaran membaca
untuk pendidikan karakter yang bersifat
valid, praktis, dan efektif.
membaca dengan materi. Secara khusus
Untuk
tujuan penelitian ini sebagai berikut. (1)
diupayakan
Mengembangkan bahan ajar membaca yang
tentang penilaian para pakar dan praktisi di
valid, praktis, dan efektif dan mendukung
lapangan
terbentuknya karakter pada peserta didik.
dikembangkan.
(2) Mendeskripsikan nilai-nilai karakter
menguji kepraktisan model.
yang terdapat dalam bahan ajar tersebut, dan
model juga dilihat dari hasil belajar siswa
implementasinya di sekolah.
dan capaian karakternya setelah proses
Penelitian ini termasuk jenis penelitian
melakukan
untuk
validasi
model,
mengumpulkan
terhadap
bahan
ajar
Demikian
data
yang
pula
untuk
Kepraktisan
pembelajaran. Selanjutnya, untuk menguji
pengembangan. Objek yang dikembangkan
keefektifan
adalah
bahasa
terhadap aktifitas siswa dan guru selama
karakter.
proses pembelajaran berlangsung. Observasi
bahasa
dilakukan terhadap respon siswa dalam
Indonesia dengan materi membaca novel
pembelajaran, dan karakter yang terbentuk
sastra untuk pendidikan karakter. Model
melalui pembelajaran. Masing-masing data
penelitiannya
yang
perangkat
pembelajaran
Indonesia
dalam
pendidikan
Fokusnya
adalah
bahan
mengikuti
ajar
Plomp
(1997),
model,
terkumpul
untuk
observasi
uji
kefektifan,
awal, perancangan, realisasi/konstruksi dan
dianalis
menggunakan
tes, evaluasi, serta revisi. Tes, evaluasi, dan
dengan
mengkonsultasikan
revisi dilakukan sampai diperoleh prototipe
dengan kategori yang ditetapkan. Dinyatakan
yang memenuhi persyaratan valid, praktis
valid jika nilai rata-rata validator pakar dan
dan efektif. Selanjutnya, prototipe yang telah
praktisi (V) mencapai kriteria 5 < V < 4,5.
dikembangkan
diujicobakan
Selanjutnya
Keseluruhan
tahapan
mulai
kepraktisan
kevalidan,
dengan empat tahapan, yaitu pengkajian
di sekolah.
dan
dilakukan
dinyatakan
selanjutnya
rumus
statistik
nilai
praktis
rata2
jika
dari
memenuhi uji kelayakan dan keterlaksanaan,
pengembangan model sampai mendapatkan
yaitu jika rata-rata skor validator (L)
prototipe model yang bersifat final meliputi
mencapai kriteria 3,5 < L < 4,5. Adapun
119
Jurnal Edudikara, Vol 2 (2); p.113-124, Juni 2017
ISSN 2541-0261
kriteria keterlaksanaannya adalah jika rata-
Bahan ajar Bahasa Indonesia dengan
rata skor observer (T) memenuhi kriteria, 3,5
materi membaca novel yang dikembangkan
< T < 4,5. Sementara itu, untuk menguji
dalam penelitian ini disusun dalam sebuah
keefektifan
modul
model,
dilakukan
penilaian
dengan
terhadap aktifitas siswa dalam mengikuti
sebagaimana
pembelajaran, dengan mencari frequensi
Kurikulum 2013.
rata-rata dari hasil pengamatan observer (K).
Selain
Dinyatakan
efektif
jika
rata-rata
format
yang
format,
buku
siswa
ditetapkan
dalam
dan
kesesuaiannya
skor
dengan kurikulum, bahasa yang digunakan
observer (K) mencapai 3,5 < K < 4,5. Selain
dalam buku juga menjadi indikator penentu
itu juga dilihat dari rata-rata skor respon
apakah
siswa terhadap pembelajaran. Jika 80 % dari
Sebagaimana disampaikan oleh Fadillah,
jumlah siswa merespon positif, maka model
Syarifah dan Jamilah (2016:110), bahwa
dikatakan efektif.
dalam mengembangkan bahan ajar, bahasa
buku
itu
bagus,
atau
tidak.
merupakan faktor yang penting untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
diperhatikan. Pemilihan ragam bahasa dan
Sejalan dengan tujuan penelitianmya,
kata (diksi) itu, menentukan kualitas bahan
dikembangkan. Berikut
ini
maka hasil penelitian ini dikelompokkan
ajar
menjadi dua bagian, meliputi: (1) hasil uji
disajikan hasil validasi
coba bahan ajar dengan materi membaca
disusun berdasarkan aspek tersebut, melalui
novel sastra; (2) Nilai-nilai karakter yang
penilaian para pakar pendidikan dan praktisi
terdapat
yaitu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia,
dalam
bahan
implementasinya di sekolah.
ajar
dan
yang
bahan ajar yang
serta dilengkapi hasil observasi di lapangan.
Tabel 1. Penilaian Kualitas Bahan Ajar yang Dikembangkan
No.
1
2
3
4
Indikator
Formatnya sesuai standar.
Sistematika penulisannya bersifat baku .
Materi yang disajikan sesuai silabus mata pelajaran Bahasa
Indonesia Kurikulum 2013.
Bahasa yang digunakan bersifat baku, runtut, efektif, dan
komunikatif.
Skor Rata rata
3,66
3,52
3,60
Kategori
Valid
Valid
Valid
3,71
Valid
Tabel 2. Penilaian Kepraktisan Bahan Ajar Ditinjau dari Kelayakan
No.
1
2
3
4
Indikator
Terdapat deskripsi petunjuk belajar.
Tampilannya menarik.
Materi yang disajikan mudah dipahami.
Materi disampaikan dengan runtut sesuai silabus.
Skor Rata rata
3,60
3,45
3,62
3,50
Kategori
Layak
Cukup Layak
Layak
Layak
120
Jurnal Edudikara, Vol 2 (2); p.113-124, Juni 2017
ISSN 2541-0261
Tabel 3. Penilaian Kepraktisan Bahan Ajar ditinjau dari Keterlaksanaan
No.
1.
3.
Indikator
Bersifat praktis dan berpotensi dalam meningkatkan
hasil belajar siswa
Berpotensi dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa
Mendukung pencapaian tujuan pembelajaran
4.
Mendukung pencapaian karakter yang baik
2.
Skor Rata rata
3,78
Kategori
Sebagian Besar
Terlaksana
Sebagian Besar
Terlaksana
Sebagian Besar
Terlaksana
Sebagian Besar
Terlaksana
3,90
3.80
3.98
Tabel 4. Keefektifan Bahan Ajar
No.
1.
Indikator
Sebagian besar siswa (80%) merespon positif.
Skor Rata-Rata
3,85
Kategori
Tinggi
2.
Siswa aktif dalam proses pembelajaran.
3,50
Tinggi
3.
Guru dapat menggunakan dengan baik.
3,60
Tinggi
4.
Siswa dapat mengerjakan tugas-tugas dengan baik.
3,40
Sedang
Dengan memperhatikan bahwa novel
pembelajaran Bahasa Indonesia, dengan
sastra adalah bagian dari karya seni yang
materi membaca novel di kelas, nilai-nilai
dapat berperan dalam penanaman nilai-nilai
karakter tersebut dapat ditanamkan kepada
luhur pada siswa, maka dalam penelitian ini
peserta
dikembangkan bahan ajar membaca dengan
keberhasilannya sebagai bagian dari proses
materi novel sastra. Melalui bahan ajar
pendidikan karakter di sekolah, maka dapat
membaca novel yang sudah teruji di
dilakukan melalui penilaian dengan enam
lapangan, diharapkan pembelajaran dapat
indikator,
berjalan efektif, dan menarik minat siswa.
sebagaimana
didik.
dari
yang
Untuk
mengukur
sebelas
indicator
telah
dijelaskan
Novel yang berjudul Negeri Lima
sebelumnya. Tabel berikut ini menyajikan
Menara, banyak mengandung nilai-nilai
uraian indikator keberhasilan pendidikan
karakter, Namun demikian nilai karakter
karakter
yang
bahan ajar yang dikembangkan.
menonjol
adalah
nilai
religius,
dengan
mengimplementasikan
kejujuran, dan kedislipinan. Melalui proses
121
Jurnal Edudikara, Vol 2 (2); p.113-124, Juni 2017
ISSN 2541-0261
Tabel 5. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran
Bahasa Indonesia
No.
1.
Indikator
Mampu mempromosikan nilai-nilai etis
sebagai dasar karakter.
2.
Menggunakan pendekatan komprehensif
dan proaktif;
Menanamkan rasa kepedulian terhadap
masyarakat sekolah.
3.
4.
5.
6.
Didukung kurikulum akademik yang
mendorong pengembangan kepribadian
siswa.
Mendorong pengembangan motivasi
siswa.
Memberikan dukungan kepada siswa
dalam menemukan karakternya
Dari
hasil
impementasinya
pengamatan
di
sekolah
terhadap
Implementasinya di Sekolah
Bahan ajar Bahasa Indonesia dengan
materi membaca novel sastra, mengandung
contoh nilai-nilai etis.
Guru melaksanakan pembelajaran dengan
pendekatan komprehensif dan proaktif.
Nilai karakter yang dituju dalam
pembelajaran adalah religius, kejujuran,
dan kedisiplinan.
Kurikulum sekolah mewajibkan untuk
memasukkan nilai-nilai karakter melalui
semua mata pelajaran
Bahan ajar yang disajikan di kelas,
mengandung contoh tentang peristiwa
kehidupan yang memberikan inspirasi dan
memotivasi kepada siswa untuk
berkarakter baik
Guru selalu siap membimbing, dan menjadi
contoh untuk siswanya.
KESIMPULAN DAN SARAN
tempat
Pengembangan sumber daya manusia
penelitian ini dilakukan, diketahui bahwa
merupakan titik sentral bagi perkembangan
pendidikan karakter dapat berjalan dengan
suatu bangsa. Sementara itu, bangsa yang
baik. Simpulan itu disampaikan atas dasar
besar adalah bangsa yang memiliki karakter
ketercapaian indikator yang telah ditetapkan
kuat sebagai pembeda dengan bangsa yang
sebagai tolok ukurnya. Namun demikian,
lain dalam percaturan dunia. Mengingat hal
keberhasilan pendidikan karakter juga perlu
itu, maka pembentukan karakter generasi
dibuktikan melalui capaian karakter dari
muda
masing-masing peserta didik. Untuk itu,
Indonesia
pengamatan difokuskan pada ketiga karakter
diperhatikan. Untuk itu, direkomendasikan
yang dituju yang telah ditetapkan sebelum
agar pemerintah memberi perhatian khusus
pembelajaran.
pengamatan
pada masalah pembentukan karakter bangsa
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
ini, utamanya untuk peserta didik di bangku
(80% lebih), berperilaku baik di sekolah,
sekolah.
Hasil
taat pada tata tertip dan tidak tercatat
sebagai
sumber
sangat
daya
manusia
penting
untuk
Sesuai panduan pendidikan karakter
melakukan pelanggaran nilai moral di
dan
budaya
bangsa
yang
diterbitkan
sekolah dan lingkungannya.
Kementerian Pendidikan Nasional, dan
122
Jurnal Edudikara, Vol 2 (2); p.113-124, Juni 2017
sesuai pula dengan standar kompetensi
indikator
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia,
sebagaimana
maka
sebelumnya.
sesungguhnya
terbuka
luas
ISSN 2541-0261
yang
yang
telah
telah
ditetapkan,
diuraikan
di
kesempatan bagi mata pelajaran ini untuk
mensukseskan
karakter
program
di
sekolah.
pendidikan
Hal
itu
perlu
diperhatikan, mengingat nilai-nilai karakter
yang dirumuskan dalam delapan belas pilar
itu tidak untuk dibelajarkan secara terpisah
dari semua mata pelajaran, tetapi terpadu
dalam mata pelajaran di sekolah. Hal
penting yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana dapat menanamkan karakter
kepada peserta didik melalui pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan.
Untuk
keperluan
itu,
guru
perlu
menyiapkan bahan ajar dengan lebih kreatif.
Khususnya
untuk
pelajaran
Bahasa
Indonesia, bahan ajar yang dikembangkan
melalui penelitian ini dapat digunakan di
kelas, karena sudah teruji di lapangan dan
memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif.
Melalui bahan ajar dengan materi membaca
novel sastra tersebut, peserta didik dapat
memperoleh
banyak
contoh
peristiwa
kehidupan, dan perilaku manusia dengan
berbagai karakternya. Dalam konteks ini,
guru dapat berperan sebagai fasilitator bagi
siswa
untuk
menemukan
karakternya,
sekaligus guru berperan sebagai model bagi
perilaku
yang
baik
untuk
siswanya.
Selanjutnya, untuk mengetahui keberhasilan
pendidikan
karakter
yang dilaksanakan
tersebut, diperlukan pemantauan dengan
memperhatikan
ketercapaian
indikator-
DAFTAR PUSTAKA
Bellanca, James. (2011). Strategi dan Proyek
Pembelajaran Aktif untuk Melibatkan
Kecerdasan Siswa (Edisi Terjemahan).
Jakarta: Indeks.
Fadillah, Syarifah dan Jamilah (2016).
“Pengembangan Bahan Ajar Struktur
Aljabar untuk Meningkatkan Kemampuan
Pembuktian
Matematis
Mahasiswa”.
Cakrawala Pendidikan, Jurnal Ilmiah
Pendidikan XXXV (1) hlm. 106-113.
Hasan, Agus R.A. (2016). “Pendidikan Karakter
Berbasis Brain Based Education” Jurnal
Pedagogik, vol. 3, issue 2 hlm. 1-10.
Lembaga
Penelitian
dan
Pengabdian
Masyarakat. (2014). Rencana Induk
Penelitian (RIP) Universitas Veteran
Bangun Nusantara Tahun 2014 -2018.
Sukoharjo: LPPM Univet.
Nugrahani, Farida. (2014). “Laskar Pelangi
Novel By Andrea Hirata as Acreative
Industry and Educative Media (A Review
of Sociologi Literature)”. Proseding
Seminar Antarbangsa Kesusastraan Asia
Tenggara (SAKAT). Brunai Darussalam:
Dewan Bahasa dan Pustaka Berakas.
_______. (2016). “Pengembangan Model
Inovatif Pembelajaran Sastra melalui
Pemanfaatan Film sebagai Media yang
Berkontribusi
terhadap
Pendidikan
Karakter” Laporan Penelitian Produk
Terapan DRPM Kemenristek Dikti.
Nurgiyantoro, Burhan dan Efendi, Anwar.
(2013).
“Prioritas
Penentuan
Nilai
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
Sastra Remaja”. Jurnal Cakrawala
Pendidikan, November 2013, Th.XXXII,
No.3. hlm. 381-405.
Plomp, Tjeerd (1997). Educational and Training
System Design. Enschede, The
Netherlands: Univercity of Twente.
Samsuri dan Marzuki. (2016). “Pembentukan
Karakter Kewargaan Multikultural dalam
Program Kulikuler di Madrasah Aliyah seDaerah Istimewa Yogyakarta” dalam
Jurnal Cakrawala Pendidikan Februari
2016, Th XXXV, No.1 hlm. 24-32.
123
Jurnal Edudikara, Vol 2 (2); p.113-124, Juni 2017
Suryaman, Maman. (2010). “Pendidikan
Karakter melalui Pembelajaran Sastra”.
Cakrawala Pendidikan, Jurnal Ilmiah
ISSN 2541-0261
Pendidikan XXIX (Edisi Khusus Dies
Natalis UNY) hlm. 112-126.
124
Download