Pembinaan Pendidikan Kewarganegaraan dan Kepribadian

advertisement
BAB III
PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)
A. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA SK/KD
MODEL INTEGRASI PENGEMBANGAN ASPEK DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)
SD/MI KELAS IV
STANDAR
KOMPETENSI
1. Memahami
sistem
pemerintahan
desa dan
kecamatan.
KOMPETENSI DASAR
1.1. Mengenal
lembaga-lembaga
dalam susunan
pemerintahan
desa dan
pemerintahan
kecamatan.
1.2. Menggambarkan
struktur organisasi
pemerintahan
desa dan
kecamatan.
KLS/
SMT
IV/1
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
DIMENSI DAN INDIKATOR
NILAI ACUAN
1 Politik:
a. Membuat kebijakan
didasarkan pada
kepentingan
umum/bersama (adil,
berani)
b, Melaksanakan kebijakan
didasari pada sikap
menjunjung tinggi
kebenaran (jujur, berani)
c Melaksanakan
pengawasan kebijakan
secara tidak tebang pilih
(adil, berani)
KEBERSAMAAN Hal bersama seperti
rasa persaudaraan/kekeluargaan,
senasib sepenanggungan, dan merasa
menjadi satu kesatuan(integritas).
2. Sosiologi:
a. Menepati janji (tanggung
KOMITMEN: perjanjian, keterikatan
untuk melakukan sesuatu (yang telah
disepakati), kontrak.
KONSEKUEN: sesuai dengan apa
yang dikatakan/diperbuat, berwatak
teguh, tidak menyimpang dari apa
yang sudah diputuskan
BIJAKSANA: selalu menggunakan
akal budinya (pengalaman dan
pengetahuannya), arif, tajam pikiran,
pandai dan hati-hati (cermat, teliti,
MODEL INTEGRASI
Desa merupakan gabungan dari beberapa
dusun.
Pemerintahan desa terdiri atas Kepala Desa
dan Badan Pemerintahan Desa (BPD)
Desa dipimpin oleh Kepala Desa, sedangkan
Kelurahan dipimpin oleh Lurah. Kelurahan
merupakan gabungan dari beberapa RW.
Pemerintahan Kelurahan terdiri atas Lurah dan
Dewan Kelurahan.
Pemilihan Kepala Desa
Dalam pemilihan Kepala Desa , calon Kepala
Desa disyaratkan harus merupakan penduduk
desa yang bersangkutan yang memenuhi
syarat untuk menjadi kepala desa. Sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Kepala Desa dipilih secara langsung oleh
17
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
KLS/
SMT
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
DIMENSI DAN INDIKATOR
jawab)
b. Tidak diskriminatif dalam
memberikan layanan
(adil)
c. Tidak nepotisme (adil,
mandiri)
d. Tidak kolusi (jujur,
mandiri)
3. Ekonomi:
a. Melakukan persaingan
secara sehat (tanggung
jawab, jujur, kerja keras)
b. tidak menyuap (jujur)
c. tidak boros dalam
menggunakan sumber
daya (sederhana,
tanggung jawab)
d. tidak melakukan
penyimpangan alokasi
dan distribusi (jujur,
peduli, tanggung jawab)
4. Hukum:
a. tidak melakukan
penggelapan dana,
pajak, barang, dan
sebagainya (jujur,
tanggung jawab)
b. tidak melakukan
pemalsuan dokumen,
surat, tanda tangan, dan
sebagainya (jujur,
NILAI ACUAN
dsb.)
IKHLAS: bersih hati, tulus hati.
RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.),
tekun, sungguh-sungguh bekerja,
selalu berusaha giat, terus menerus.
SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak
(tetap pendirian, tetap memegang
keadilan).
TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya
(kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,
dipersalahkan, diperkarakan, dsb.
Misalnya berani dan siap menerima
resiko, amanah, tidak mengelak, dan
berbuat yang terbaik), hak fungsi
menerima pembebanan sebagai akibat
si kap pihak sendiri atau pi hak lain,
melaksanakan dan menyelesaikan
tugas dengan sungguh-sungguh.
DISIPLIN: tata tertib, ketaatan
(kepatuhan) pada peraturan, tepat
waktu, tertib, dan konsisten.
JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus,
dapat diper caya, berkata dan bertin
dak benar, mengungkap kan sesuatu
sesuai dengan kenyataan (tidak
berbohong), dan punya niat yang lurus
terhadap setiap tindakan.
MODEL INTEGRASI
penduduk dari desa yang bersangkutan yang
telah memenuhi syarat sebagai pemilih.
Di dalam memilih kepala desa ini.para pemilih
seyogyanya memperhatikan kemampuan calon
yang dipilih, serta keberpihakannya kepada
rakyat atau warga desa. Jangan hendaknya
memiilih kepala desa didasarkan pada imingiming uang (politik uang). Jika ini yang terjadi,
maka bisa jadi kepala desa yang terpilih karena
menggunakan politik uang, maka kemungkinan
besar beliau akan memikirkan untuk
kepentingannya sendiri, tidak memikirkan
kepentingan masyarakat secara umum.
Jika Kepala Desa dipilih berdasarkan atas
kemampuan dan tidak menggunakan politik
uang, maka dia pasti akan memikirkan
kemajuan desa dan warganya beserta
kesejahteraan warganya, ( jujur, tanggung
jawab). Ia pun akan bekerja secara ikhlas demi
kemajuan desa dan warga desanya(ikhlas). Dia
pasti akan memenuhi janji-janjinya ketika
kampanye (komitmen, konsekuen, kerja keras,
kebersamaan).
Selain itu Kepala Desa yang dipilih karena
kemampuannya, di dalam menjalankan
tugasnya tentu akan bekerja secara disiplin,
jujur. Dia juga akan berlaku secara adil, serta
berani mengambil resiko demi kepentingan
desa dan warga desanya.. Sudah barang tentu
kepala desa yang dipilih dengan cara tersebut
pasti akan mempedulikan kemajuan desa dan
warga desanya.(peduli).
18
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
KLS/
SMT
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
DIMENSI DAN INDIKATOR
tanggung jawab)
c. tidak melakukan
pencurian dana, barang,
waktu, ukuran yang
merugikan pihak lain,
dan sebagainya (jujur,
tanggung jawab, disiplin)
d. tidak melakukan
penipuan terhadap pihak
lain (jujur)
e. tidak melakukan
persekongkolan dalam
membuat
putusan(tanggung jawab)
f. tidak melakukan
perusakan terhadap
barang / fasilitas milik
negara (tanggung jawab,
peduli)
g. tidak memberikan atau
menerima gratifikasi
(jujur, sederhana)
h. tidak menyalahi/ m
elanggar aturan (disiplin,
tanggung jawab).
2. Memahami
sistem
pemerintahan
kabupaten,kot
a, provinsi
2.1. Mengenal
lembaga-lembaga
dalam susunan
pemerintahan
pemerintahan
kabupaten, kota,
1 Politik:
a. Membuat kebijakan
didasarkan pada
kepentingan
umum/bersama (adil,
berani)
NILAI ACUAN
MODEL INTEGRASI
KERJA KERAS: kegiatan melakukan
sesuatu dengan sungguh-sungguh,
pantang menyerah/ulet dan semangat
dalam berusaha.
ADIL : sama berat, tidak berat sebelah,
tidak memihak /tidak pilih kasih, berpi
hak/berpegang kepada kebenaran,
sepatutnya, tidak sewenang-wenang,
seimbang, netral, objektif dan
proporsional.
BERANI: mempunyai hati yang
mantap dan rasa percaya diri yang
besar dalam menghadapi bahaya,
kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar,
kecut) dan pantang mundur.
PEDULI: mengindahkan,
memperhatikan (empati),
menghiraukan, menolong, toleran,
setia kawan, membela, memahami,
menghargai dan memperlakukan
orang lain sebaik-baiknya
KESETARAAN: kesejajaran, sama
tingkatan/kedudukan, sebanding,
sepadan, seimbang.
KEBERSAMAAN Hal bersama seperti
rasa persaudaraan/kekeluargaan,
senasib sepenanggungan, dan merasa
1. Pemerintahan kabupaten/kota
Pemerintahan Kabupaten/kota merupakan
gabungan dari beberapa kecamatan yang ada
di sekitarnya.
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota terdiri
atas Bupati/Walikota dan DPRD.
19
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
provinsi.
2.2. Mengambarkan
strutur organisasi
kabupaten, kota,
dan provinsi.
KLS/
SMT
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
DIMENSI DAN INDIKATOR
b, Melaksanakan kebijakan
didasarkan pada sikap
menjunjung tinggi
kebenaran (jujur, berani)
c Melaksanakan
pengawasan kebijakan
secara tidak tebang pilih
(adil, berani)
2. Sosiologi:
a. Menepati janji (tanggung
jawab)
b. Tidak diskriminatif dalam
memberikan layanan
(adil)
c. Tidak nepotisme (adil,
mandiri)
d. Tidak kolusi (jujur,
mandiri)
3. Ekonomi:
a. Melakukan persaingan
secara sehat (tanggung
jawab, jujur, kerja keras)
b. tidak menyuap (jujur)
c. tidak boros dalam
menggunakan sumber
daya (sederhana,
tanggung jawab)
d. tidak melakukan
penyimpangan alokasi
dan distribusi (jujur,
peduli, tanggung jawab)
NILAI ACUAN
menjadi satu kesatuan(integritas).
KOMITMEN: perjanjian, keterikatan
untuk melakukan sesuatu (yang telah
disepakati), kontrak.
KONSEKUEN: sesuai dengan apa
yang dikatakan/diperbuat, berwatak
teguh, tidak menyimpang dari apa
yang sudah diputuskan
KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan
HEMAT: berhati-hati dalam
membelanjakan uang, tidak boros,
cermat.
BIJAKSANA: selalu menggunakan
akal budinya (pengalaman dan
pengetahuannya), arif, tajam pikiran,
pandai dan hati-hati (cermat, teliti,
dsb.)
IKHLAS: bersih hati, tulus hati.
BERBAGI: membagi sesuatu bersama,
membagi diri, saling memberi
pengalaman.
RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.),
tekun, sungguh-sungguh bekerja,
selalu berusaha giat, terus menerus.
SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak
(tetap pendirian, tetap memegang
keadilan).
MODEL INTEGRASI
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dipimpin oleh
seorang bupati. Pemerintah Kota (Pemkot)
dipimpin oleh seorang walikota.
Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota ,
juga pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati dipilih
secara langsung oleh rakyat. Dalam memilih
calon pasangan ini hendaknya pemilih
memperhatikan betul kemampuan pasangan
calon yang bersangkutan, serta bagaimana
tingkat kepedulian calon terhadap kemajuan
daerahnya maupun tingkat kesejahteraan
rakyatnya. Calon hendaknya tidak
menggunakan uang sebagai iming-iming
kepada pemilih agar memilih dirinya (politik
uang).
Sementara DPRD anggota-anggotanya dipilih
secara langsung oleh rakyat .Dalam Pemilu
anggota-anggota DPRD ini cukup rawan
dengan praktik politik uang. Calon bisa saja
memberi sejumlah uang kepada calon pemilih,
agar nantinya memilih dirinya. (aspek politik).
Jika hal ini terjadi, maka sulitlah untuk
memperoleh anggota dewan yang benar-benar
memperhatikan dan peduli kepada masa
pemilihnya. Jika ini terjadi, hubungan antara
pemilih dengan yang dipilih akan berakhir
setelah usai pemilu.
2. Pemerintahan Provinsi
Dalam pemerintahan provinsi terdapat dua
lembaga pemerintahan, yaitu kepala daerah
(gubernur) dan Dewan Perwakilan Rakyat
20
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
KLS/
SMT
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
DIMENSI DAN INDIKATOR
4. Hukum:
a. tidak melakukan
penggelapan dana,
pajak, barang, dan
sebagainya (jujur,
tanggung jawab)
b. tidak melakukan
pemalsuan dokumen,
surat, tanda tangan, dan
sebagainya (jujur,
tanggung jawab)
c. tidak melakukan
pencurian dana, barang,
waktu, ukuran yang
merugikan pihak lain,
dan sebagainya (jujur,
tanggung jawab, disiplin)
d. tidak melakukan
penipuan terhadap pihak
lain (jujur)
e. tidak melakukan
persekongkolan dalam
membuat
putusan(tanggung jawab)
f. tidak melakukan
perusakan terhadap
barang / fasilitas milik
negara (tanggung jawab,
peduli)
g. tidak memberikan atau
menerima gratifikasi
NILAI ACUAN
TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya
(kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,
dipersalahkan, diperkarakan, dsb.
Misalnya berani dan siap menerima
resiko, amanah, tidak mengelak, dan
berbuat yang terbaik), hak fungsi
menerima pembe banan sebagai
akibat si kap pihak sendiri atau pi hak
lain, melaksanakan dan
menyelesaikan tugas dengan
sungguh-sungguh.
DISIPLIN: tata tertib, ketaatan
(kepatuhan) pada peraturan, tepat
waktu, tertib, dan konsisten.
JUJUR: lurus hati, tidak cu rang, tulus,
dapat diper caya, berkata dan bertin
dak benar, mengungkap kan sesuatu
sesuai dengan kenyataan (tidak
berbohong), dan punya niat yang lurus
terhadap setiap tindakan.
SEDERHANA: bersahaja, sikap dan
perilaku yang ti dak berlebihan, tidak
ba nyak seluk-beluknya, tidak banyak
pernik, lugas, apa adanya, hemat,
sesuai ke butuhan, dan rendah hati.
KERJA KERAS: kegiatan melakukan
sesuatu de ngan sungguh-sungguh,
pantang menyerah/ulet dan semangat
MODEL INTEGRASI
Daerah(DPRD).
a. Gubernur
Pemerintah provinsi dipimpin oleh seorang
gubernur.
Pasangan Calon Gubernur
dan Wakil Gubernur dipilih secara langsung
oleh rakyat. Dalam memilih calon pasangan ini
hendaknya pemilih memperhatikan betul
kemampuan pasangan calon yang
bersangkutan, serta bagaimana tingkat
kepedulian calon terhadap kemajuan
daerahnya maupun tingkat kesejahteraan
rakyatnya. Calon hendaknya tidak
menggunakan uang sebagai iming-iming
kepada pemilih agar memilih dirinya (politik
uang)
b. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Dewan Perwakilan Daerah merupakan
lembaga perwakilan rakyat daerah yang
berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan
yang mempunyai fungsi, pengawasan, legalitas
anggaran, pada pemerintahan daerah.
Sementara DPRD anggota-anggotanya dipilih
secara langsung oleh rakyat. Dalam Pemilu
anggota DPRD ini cukup rawan dengan praktik
politik uang. Calon bisa saja memberi sejumlah
uang kepada calon pemilih, agar nantinya
memilih dirinya. (aspek politik). Jika hal ini
terjadi, maka sulitlah untuk memperoleh
anggota dewan yang benar-benar
memperhatikan dan peduli pada masa
21
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
KLS/
SMT
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
DIMENSI DAN INDIKATOR
(jujur, sederhana)
h. tidak menyalahi/ m
elanggar aturan (disiplin,
tanggung jawab).
NILAI ACUAN
dalam berusaha.
MANDIRI: dalam keadaan dapat
berdiri sendiri, tidak bergantung
dengan orang lain, percaya pada
kemam puan diri sendiri, mampu
mengatur dirinya sendiri, dan
mengambil inisiatif.
MODEL INTEGRASI
pemilihnya. Jika ini terjadi, hubungan antara
pemilih dengan yang dipilih akan berakhir
setelah usai pemilu.
ADIL : sama berat, tidak berat sebelah,
tidak memi hak /tidak pilih kasih, berpi
hak/berpegang kepada kebenaran,
sepatutnya, tidak sewenang-wenang,
seimbang, netral, objektif dan
proporsional.
BERANI: mempunyai hati yang
mantap dan rasa percaya diri yang
besar dalam menghadapi bahaya,
kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar,
kecut) dan pantang mundur.
PEDULI: mengindahkan,
memperhatikan (empati),
menghiraukan, menolong, toleran,
setia kawan, mem bela, memahami,
mengha gai dan memperlakukan
orang lain sebaik-baiknya
3. Mengenal
system
pemerintahan
tingkat pusat
3.1 Mengenal
lembaga-lembaga
Negara dalam
susunan
pemerintahan
IV/2
1 Politik:
a. Membuat kebijakan
didasarkan pada
kepentingan
umum/bersama (adil,
KESETARAAN: kesejajaran, sama
tingkatan/kedudukan, sebanding,
sepadan, seimbang.
KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti
Sistem pemerintahan di Indonesia mengenal
adanya berbagai lembaga negara. Salah satu
lembaga negara yang ada di Indonesia adalah
presiden. Presiden sebagai kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan di Indonesia.
22
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
tingkat pusat,
seperti MPR,
DPR, Presiden,
MA, MK, dan BPK
dll.
KLS/
SMT
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
DIMENSI DAN INDIKATOR
berani)
b, Melaksanakan kebijakan
didasari pada sikap
menjunjung tinggi
kebenaran (jujur, berani)
c Melaksanakan
pengawasan kebijakan
secara tidak tebang pilih
(adil, berani)
2. Sosiologi:
a. Menepati janji (tanggung
jawab)
b. Tidak diskriminatif dalam
memberikan layanan
(adil)
c. Tidak nepotisme (adil,
mandiri)
d. Tidak kolusi (jujur,
mandiri)
3. Ekonomi:
a. Melakukan persaingan
secara sehat (tanggung
jawab, jujur, kerja keras)
b. tidak menyuap (jujur)
c. tidak boros dalam
menggunakan sumber
daya (sederhana,
tanggung jawab)
d. tidak melakukan
penyimpangan alokasi
NILAI ACUAN
MODEL INTEGRASI
rasa persaudaraan/kekeluargaan,
senasib sepenanggungan, dan merasa
menjadi satu kesatuan (integritas),
Sejak reformasi, presiden di negara kita dipilih
langsung oleh rakyat. Seorang presiden
bertanggung jawab penuh kepada rakyat. Oleh
KOMITMEN: Perjanjian, keterikatan
karena itu,meskipun presiden dipilih langsung
untuk melakukan sesuatu (yang telah
oleh rakyat, dalam membuat kebijakan harus
P
disepakati), kontrak.
didasarkan pada kepentingan umum/bersama
e
bukan mengutamakan kepentingan partai,
KONSEKUEN: Sesuai dengan apa
n
ambisi pribadi atau kelompok tertentu. (dimensi
yang dikatakan/diperbuat,
y
politik)
menyimpang dari apa yang sudah
u
diputuskan berwatak teguh, tidak
s Setiap negara mempunyai bentuk dan sistem
u pemerintahan sendiri-sendiri. Ada yang
HEMAT: berhati-hati dalam
n berbentuk kerajaan dan ada pula yang
membelanjakan uang, tidak boros,
, berbentuk republik. Negara Indonesia adalah
cermat.
negara kesatuan yang berbentuk republik.
BIJAKSANA: selalu menggunakan
Artinya, kedaulatan ada di tangan rakyat dan
akal budinya (pengalaman dan
dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar.
T
pengetahuannya), arif, tajam pikiran, i
Sedangkan sistem pemerintahan suatu negara
pandai dan hati-hati (cermat, teliti,
m disesuaikan dengan kondisi negara masingdsb.)
masing.
Untuk
menyelenggarakannya,
P dibentuklah lembaga negara di Indonesia.
IKHLAS:bersih hati, tulus hati.
K
TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib n Lembaga negara itu dalam membuat
kebijakan/aturan tidak boleh deskriminasi,
menanggung segala sesuatunya
(kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, S harus adil dan dapat menjangkau seluruh
aspek kehidupan. (dimensi hukum dan
dipersalahkan, diperkarakan, dsb.
D sosiologi)
Misalnya berani dan siap menerima
resiko, amanah, tidak mengelak, dan
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
berbuat yang terbaik), hak fungsi
adalah lembaga Negara dalam sistem
menerima pembebanan sebagai akibat ketatanegaraan Republik Indonesia yang terdiri
sikap pihak sendiri atau pihak lain,
atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan
melaksanakan dan menyelesaikan
anggota Dewan Perwakilan Daerah. Dewan
23
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
KLS/
SMT
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
DIMENSI DAN INDIKATOR
dan distribusi (jujur,
peduli, tanggung jawab)
4. Hukum:
a. tidak melakukan
penggelapan dana,
pajak, barang, dan
sebagainya (jujur,
tanggung jawab)
b. tidak melakukan
pemalsuan dokumen,
surat, tanda tangan, dan
sebagainya (jujur,
tanggung jawab)
c. tidak melakukan
pencurian dana, barang,
waktu, ukuran yang
merugikan pihak lain,
dan sebagainya (jujur,
tanggung jawab, disiplin)
d. tidak melakukan
penipuan terhadap pihak
lain (jujur)
e. tidak melakukan
persekongkolan dalam
membuat
putusan(tanggung jawab)
f. tidak melakukan
perusakan terhadap
barang / fasilitas milik
negara (tanggung jawab,
peduli)
NILAI ACUAN
tugas dengan sungguh-sungguh.
JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus,
dapat dipercaya, berkata dan bertindak
benar, mengungkapkan sesuatu
sesuai dengan kenyataan (tidak
berbohong), dan punya niat yang
lurus terhadap setiap tindakan.
ADIL : sama berat, tidak berat sebelah,
tidak memihak /tidak pilih kasih,
berpihak/berpegang kepada
kebenaran, sepatutnya, tidak
sewenang-wenang, seimbang, netral,
objektif dan proporsional.
BERANI: mempunyai hati yang
mantap dan rasa percaya diri yang
besar dalam menghadapi bahaya,
kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar,
kecut) dan pantang mundur.
MODEL INTEGRASI
Perwakilan Rakyat (DPR) adalah lembaga
negara dalam sistem ketatanegaraan Republik
Indonesia
yang
merupakan
lembaga
perwakilan rakyat dan memegang kekuasaan
membentuk undang-undang.
DPR memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan
pengawasan. Oleh karena begitu banyak tugas
dan fungsi DPR, maka dalam menjalankan
tugasnya DPR harus disiplin, jujur, dan
tanggung jawab, sehingga kebijakan yang
dibuat benar-benar membawa kemakmuran
rakyat. DPR terdiri atas anggota partai politik
peserta pemilihan umum yang dipilih
berdasarkan hasil pemilihan umum.
Tugas dan wewenang DPR antara lain:
a. Membentuk undang-undang yang dibahas
bersama
presiden
untuk
mendapat
persetujuan bersama. Dalam membuat
undang-undang harus memperhatikan
kepentingan umum, tidak boleh mengikuti
ambisi priadi. (dimensi politik)
b. Memilih anggota Badan Pemeriksa
Keuangan
dengan
memerhatikan
pertimbangan DPD. Ketika memilih, DPR
harus benar-benar selektif, artinya memilih
orang yang mempunyai kemampuan yang
tinggi, jujur, sesuai bidangnya, tidak boleh
KKN. (dimensi ekonomi, hukum, sosiologi)
c. Memberikan persetujuan kepada presiden
atas pengangkatan dan pemberhentian
anggota Komisi Yudisial. Artinya, orang
24
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
KLS/
SMT
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
DIMENSI DAN INDIKATOR
NILAI ACUAN
g. tidak memberikan atau
menerima gratifikasi
(jujur, sederhana)
h. tidak menyalahi/
melanggar aturan
(disiplin, tanggung
jawab).
4. Menunjukkan
sikap terhadap
globalisasi di
lingkungannya
4.1 Memberikan
contoh sederhana
pengaruh
globalisasi di
lingkungannya.
IV/2
1 Politik:
a. Membuat kebijakan
didasarkan pada
kepentingan
umum/bersama (adil,
berani)
b, Melaksanakan kebijakan
didasari pada sikap
menjunjung tinggi
kebenaran (jujur, berani)
c Melaksanakan
pengawasan kebijakan
secara tidak tebang pilih
(adil, berani)
2. Sosiologi:
a. Menepati janji (tanggung
jawab)
b. Tidak diskriminatif dalam
memberikan layanan
MODEL INTEGRASI
yang diusulkan harus professional, dan
ketika melanggar jangan segan-segan untuk
memberhentikan.
d. Memberikan pertimbangan kepada presiden
untuk
mengangkat
duta,
menerima
penempatan duta negara lain, dan
memberikan
pertimbangan
dalam
pemberian amnesti dan abolisi.
Dalam memberi pertimbangan DPR harus
benar-benar jujur, sportif, adil, tanggung
jawab,dan berani sehingga tidak merugikan
kepentingan umum
KESETARAAN: kesejajaran, sama
tingkatan/kedudukan, sebanding,
sepadan, seimbang.
KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti
rasa persaudaraan/kekeluargaan,
senasib sepenanggungan, dan merasa
menjadi satu kesatuan (integritas),
KOMITMEN:Perjanjian, keterikatan
untuk melakukan sesuatu (yang telah
disepakati), kontrak.
KONSEKUEN: Sesuai dengan apa
yang dikatakan/diperbuat, berwatak
teguh, tidak menyimpang dari apa
yang sudah diputuskan
KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan
HEMAT: berhati-hati dalam
membelanjakan uang, tidak boros,
Arti globalisasi secara umum adalah suatu
proses sosial, proses sejarah, atau proses
alamiah yang akan membawa seluruh bangsa
dan negara di dunia makin terikat satu sama
lain.
Proses globalisasi akan membuat dunia
menjadi seragam. Proses globalisasi juga akan
menghapus identitas dan jati diri. Kebudayaan
lokal atau daerah
akan tersisih oleh kekuatan budaya besar atau
kekuatan budaya global.
Oleh karena itu, kita sebagai bangsa Indonesia
harus
waspada
menyikapi
datangnya
globalisasi. Jangan sampai kita terkikis oleh
arus globalisasi, yang pada akhirnya akan
menghilangkan rasa kebersamaan. Misalnya,
hilangnya rasa saling menolong antar teman
(individualis),
menggunakan
HP
tanpa
25
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
KLS/
SMT
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
DIMENSI DAN INDIKATOR
(adil)
c. Tidak nepotisme (adil,
mandiri)
d. Tidak kolusi (jujur,
mandiri)
3. Ekonomi:
a. Melakukan persaingan
secara sehat (tanggung
jawab, jujur, kerja keras)
b. tidak menyuap (jujur)
c. tidak boros dalam
menggunakan sumber
daya (sederhana,
tanggung jawab)
d. tidak melakukan
penyimpangan alokasi
dan distribusi (jujur,
peduli, tanggung jawab)
4. Hukum:
a. tidak melakukan
penggelapan dana,
pajak, barang, dan
sebagainya (jujur,
tanggung jawab)
b. tidak melakukan
pemalsuan dokumen,
surat, tanda tangan, dan
sebagainya (jujur,
tanggung jawab)
c. tidak melakukan
pencurian dana, barang,
NILAI ACUAN
MODEL INTEGRASI
cermat.
perhitungan sehingga boros, dan sebagainya.
BIJAKSANA: selalu menggunakan
akal budinya (pengalaman dan
pengetahuannya), arif, tajam pikiran,
pandai dan hati-hati (cermat, teliti,
dsb.)
Ciri
yang
menandakan
semakin
berkembangnya globalisasi di dunia adanya
sikap saling ketergantungan antara satu negara
dengan negara lain terutama di bidang
ekonomi, para penentu kebijakan di negeri ini
harus hati-hati jangan sampai terjerumus
globalisasi ekonomi. Karena hal itu akan
mematikan ekonomi kerakyatan, misalnya
pasar tradisional, pengrajin, pengusaha kecil,
dan para pedagang kecil di ligkungan
masyarakat. (dimensi ekonomi).
IKHLAS:bersih hati, tulus hati.
BERBAGI: membagi sesuatu bersama,
membagi diri, saling memberi
pengalaman.
SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak
(tetap pendirian, tetap memegang
keadilan).
TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya
(kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,
dipersalahkan, diperkarakan, dsb.
Misalnya berani dan siap menerima
resiko, amanah, tidak mengelak, dan
berbuat yang terbaik), hak fungsi
menerima pembebanan sebagai akibat
sikap pihak sendiri atau pihak lain,
melaksanakan dan menyelesaikan
tugas dengan sungguh-sungguh.
DISIPLIN: tata tertib, ketaatan
(kepatuhan) pada peraturan, tepat
waktu, tertib, dan konsisten.
JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus,
Globalisasi juga dapat meningkatnya masalah
bersama, misalnya pada bidang lingkungan
hidup,
meningkatnya
interaksi
kultural
(kebudayaan) melalui perkembangan media
massa (terutama televisi, film, musik, berita,
dan olahraga internasional, pakaian, dan
makanan). Jika generasi muda kita tidak
berhati-hati menyikapi kultur yang masuk maka
kita akan kehilangan jati dri sebagai bangsa
Indonesia (dimensi sosial).
Contoh lain pengaruh buruk dari adanya
globalisasi adalah: Gaya hidup bebas, narkoba,
dan kekerasan menjadi mudah masuk dalam
kehidupan masyarakat Indonesia; masyarakat
cenderung
mementingkan
diri
sendiri;
banyaknya barang yang dijual, maka
masyarakat menjadi konsumtif, dan dapat
menghilangkan gaya hidup sederhana. Pada
26
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
KLS/
SMT
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
DIMENSI DAN INDIKATOR
d.
e.
f.
g.
h.
4.2 Mengidentifikasi
jenis budaya
Indonesia yang
pernah
ditampilkan dalam
misi kebudayaan
internasional.
IV/2
waktu, ukuran yang
merugikan pihak lain,
dan sebagainya (jujur,
tanggung jawab, disiplin)
tidak melakukan
penipuan terhadap pihak
lain (jujur)
tidak melakukan
persekongkolan dalam
membuat putusan
(tanggung jawab)
tidak melakukan
perusakan terhadap
barang / fasilitas milik
negara (tanggung jawab,
peduli)
tidak memberikan atau
menerima gratifikasi
(jujur, sederhana)
tidak menyalahi/
melanggar aturan
(disiplin, tanggung
jawab).
1 Politik:
a. Membuat kebijakan
didasarkan pada
kepentingan
umum/bersama (adil,
berani)
b, Melaksanakan kebijakan
didasari pada sikap
NILAI ACUAN
dapat dipercaya, berkata dan bertindak
benar, mengungkapkan sesuatu
sesuai dengan kenyataan (tidak
berbohong), dan punya niat yang
lurus terhadap setiap tindakan.
ADIL: sama berat, tidak berat sebelah,
tidak memihak /tidak pilih kasih,
berpihak/berpegang kepada
kebenaran, sepatutnya, tidak
sewenang-wenang, seimbang, netral,
objektif dan proporsional.
MODEL INTEGRASI
hal gaya hidup sederhana merupakan warisan
leluhur kita.
Sikap antisipatif yang harus dibentengi adalah
jangan sampai mengikuti gaya hidup seperti
contoh tersebut. (dimensi sosiologi). Untuk
dapat menghindari sikap hidup seperti itu kita
harus bertekat dengan sungguh-sungguh. (nilai
kerja keras)
BERANI: mempunyai hati yang
mantap dan rasa percaya diri yang
besar dalam menghadapi bahaya,
kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar,
kecut) dan pantang mundur.
KESETARAAN: kesejajaran, sama
tingkatan/kedudukan, sebanding,
sepadan, seimbang.
KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti
rasa persaudaraan/kekeluargaan,
senasib sepenanggungan, dan merasa
menjadi satu kesatuan (integritas),
Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam,
namun pada dasarnya terbentuk dan
dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya
seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan
India, dan kebudayaan Arab.
Kebudayaan India terutama masuk dari
penyebaran agama Hindu dan Buddha di
27
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
KLS/
SMT
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
DIMENSI DAN INDIKATOR
menjunjung tinggi
kebenaran (jujur, berani)
c Melaksanakan
pengawasan kebijakan
secara tidak tebang pilih
(adil, berani)
2. Sosiologi:
a. Menepati janji (tanggung
jawab)
b. Tidak diskriminatif dalam
memberikan layanan
(adil)
c. Tidak nepotisme (adil,
mandiri)
d. Tidak kolusi (jujur,
mandiri)
3. Ekonomi:
a. Melakukan persaingan
secara sehat (tanggung
jawab, jujur, kerja keras)
b. tidak menyuap (jujur)
c. tidak boros dalam
menggunakan sumber
daya (sederhana,
tanggung jawab)
d. tidak melakukan
penyimpangan alokasi
dan distribusi (jujur,
peduli, tanggung jawab)
4. Hukum:
NILAI ACUAN
KOMITMEN:Perjanjian, keterikatan
untuk melakukan sesuatu (yang telah
disepakati), kontrak.
KONSEKUEN: Sesuai dengan apa
yang dikatakan/diperbuat, berwatak
teguh, tidak menyimpang dari apa
yang sudah diputuskan
KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan
HEMAT: berhati-hati dalam
membelanjakan uang, tidak boros,
cermat.
BIJAKSANA: selalu menggunakan
akal budinya (pengalaman dan
pengetahuannya), arif, tajam pikiran,
pandai dan hati-hati (cermat, teliti,
dsb.)
IKHLAS:bersih hati, tulus hati.
MODEL INTEGRASI
Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk.
Budaya merupakan warisan dari nenek moyang
kita, oleh karena itu dengan penuh tanggung
jawab, dengan komitmen yang tinggi, dan rasa
kebersamaan, kita mempunyai kewajiban untuk
tetap menjunjung tinggi dan melestarikannya.
Globalisasi memengaruhi hampir semua bidang
yang ada di masyarakat, termasuk di antaranya
bidang sosial budaya. Kebudayaan dapat
diartikan sebagai nilai-nilai yang dianut oleh
masyarakat. Nilai-nilai berkaitan dengan apa
yang terdapat dalam alam pikiran. Tingkah laku
seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang
ada dalam alam pikiran orang yang
bersangkutan. Sebagai salah satu hasil
pemikiran dan penemuan seseorang adalah
kesenian yang merupakan bagian dari
kebudayaan.
SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak
(tetap pendirian, tetap memegang
keadilan).
Oleh karena itu, sebagai generasi muda kita
harus berhati-hati dan waspada dalam
menyikapi globalisasi jangan sampai kita
hanyut oleh pengaruh-pengaruh globalisasi.
Kita harus mempunyai tanggung jawab yang
tinggi, sportif, tidak bergaya hidup mewah
(sederhana).
TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya
(kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,
dipersalahkan, diperkarakan, dsb.
Misalnya berani dan siap menerima
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya
nilai-nilai dan budaya tertentu ke seluruh dunia.
Awal mula dari persebaran budaya dunia ini
dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah
Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini.
BERBAGI: membagi sesuatu bersama,
membagi diri, saling memberi
pengalaman.
28
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
KLS/
SMT
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
DIMENSI DAN INDIKATOR
a. tidak melakukan
penggelapan dana,
pajak, barang, dan
sebagainya (jujur,
tanggung jawab)
b. tidak melakukan
pemalsuan dokumen,
surat, tanda tangan, dan
sebagainya (jujur,
tanggung jawab)
c. tidak melakukan
pencurian dana, barang,
waktu, ukuran yang
merugikan pihak lain,
dan sebagainya (jujur,
tanggung jawab, disiplin)
d. tidak melakukan
penipuan terhadap pihak
lain (jujur)
e. tidak melakukan
persekongkolan dalam
membuat
putusan(tanggung jawab)
f. tidak melakukan
perusakan terhadap
barang / fasilitas milik
negara (tanggung jawab,
peduli)
g. tidak memberikan atau
menerima gratifikasi
(jujur, sederhana)
h. tidak menyalahi/
NILAI ACUAN
resiko, amanah, tidak mengelak, dan
berbuat yang terbaik), hak fungsi
menerima pembebanan sebagai akibat
sikap pihak sendiri atau pihak lain,
melaksanakan dan menyelesaikan
tugas dengan sungguh-sungguh.
DISIPLIN: tata tertib, ketaatan
(kepatuhan) pada peraturan, tepat
waktu, tertib, dan konsisten.
JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus,
dapat dipercaya, berkata dan bertindak
benar, mengungkapkan sesuatu
sesuai dengan kenyataan (tidak
berbohong), dan punya niat yang
lurus terhadap setiap tindakan.
ADIL : sama berat, tidak berat sebelah,
tidak memihak /tidak pilih kasih,
berpihak/berpegang kepada
kebenaran, sepatutnya, tidak
sewenang-wenang, seimbang, netral,
objektif dan proporsional.
BERANI: mempunyai hati yang
mantap dan rasa percaya diri yang
besar dalam menghadapi bahaya,
kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar,
kecut) dan pantang mundur.
MODEL INTEGRASI
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan
terjadi pada awal abad ke-20 dengan
berkembangnya
teknologi
komunikasi.
Perubahan tersebut menjadikan komunikasi
antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini
menyebabkan
semakin
cepatnya
perkembangan globalisasi kebudayaan.
Sebagai suatu bangsa kita juga harus
berhubungan dengan bangsa lain yang memiliki
budaya yang berbeda. Dengan adanya kerja
sama antara negara-negara di dunia maka
tidak menutup kemungkinan budaya asing akan
masuk ke bangsa Indonesia. Namun, tidak
semua budaya asing dapat masuk ke
Indonesia, karena masuknya budaya asing
harus melewati penyaringan yang ketat.
Penyaringan budaya asing yang masuk ke
Indonesia adalah dengan didasarkan pada cirri
khas kepribadian bangsa yaitu Pancasila. Jika
budaya itu sesuai dengan budaya bangsa kita,
silakan diterima. Namun, jika budaya itu tidak
sesuai dengan budaya kita jangan diterima.
(dimensi sosiologi)
29
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
KLS/
SMT
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
DIMENSI DAN INDIKATOR
NILAI ACUAN
MODEL INTEGRASI
melanggar aturan
(disiplin, tanggung
jawab).
4.3 Menentukan sikap
terhadap
pengaruh
globalisasi yang
terjadi di
lingkungannya
IV/2
1 Politik:
a. Membuat kebijakan
didasarkan pada
kepentingan
umum/bersama (adil,
berani)
b, Melaksanakan kebijakan
didasari pada sikap
menjunjung tinggi
kebenaran (jujur, berani)
c Melaksanakan
pengawasan kebijakan
secara tidak tebang pilih
(adil, berani)
2. Sosiologi:
a. Menepati janji (tanggung
jawab)
b. Tidak diskriminatif dalam
memberikan layanan
(adil)
c. Tidak nepotisme (adil,
mandiri)
d. Tidak kolusi (jujur,
mandiri)
3. Ekonomi:
a. Melakukan persaingan
KESETARAAN: kesejajaran, sama
tingkatan/kedudukan, sebanding,
sepadan, seimbang.
KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti
rasa persaudaraan/kekeluargaan,
senasib sepenanggungan, dan merasa
menjadi satu kesatuan (integritas),
KOMITMEN:Perjanjian, keterikatan
untuk melakukan sesuatu (yang telah
disepakati), kontrak.
KONSEKUEN: Sesuai dengan apa
yang dikatakan/diperbuat, berwatak
teguh, tidak menyimpang dari apa
yang sudah diputuskan
KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan
HEMAT: berhati-hati dalam
membelanjakan uang, tidak boros,
cermat.
BIJAKSANA: selalu menggunakan
akal budinya (pengalaman dan
pengetahuannya), arif, tajam pikiran,
pandai dan hati-hati (cermat, teliti,
dsb.)
IKHLAS:bersih hati, tulus hati.
Globalisasi berkembang sangat cepat dan
sudah melanda keseluruh dunia. Globalisasi
sangat memengaruhi tingkah laku kehidupan
masyarakat. Kita tidak bisa menolak pengaruh
globalisasi dalam kehidupan masyarakat di
Indonesia. Apabila bangsa Indonesia menolak,
maka bangsa Indonesia akan semakin
tertinggal dalam pergaulan antarbangsa di
dunia dan menjadi bangsa yang terbelakang.
Namun, kita juga tidak boleh menerima segala
hal yang berasal dari luar sebagai sesuatu yang
baik bagi bangsa Indonesia. Kita harus bisa
lebih selektif dan kritis terhadap pengaruh
budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Pengaruh yang masuk akibat globalisasi ada
yang berpengaruh positif, tetapi ada pula yang
berpengaruh negatif.
Pengaruh globalisasi yang positif berarti telah
disaring oleh Pancasila, sehingga dapat kita
terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan pengaruh yang positif juga dapat
membawa kemajuan suatu bangsa. Sedangkan
pengaruh negatif dari globalisasi berarti tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa, sehingga
tidak perlu kita terapkan melainkan harus kita
hindarkan, karena dapat merusak bahkan
membawa pengaruh yang lebih buruk bagi
30
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
KLS/
SMT
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
DIMENSI DAN INDIKATOR
NILAI ACUAN
MODEL INTEGRASI
secara sehat (tanggung
jawab, jujur, kerja keras)
b. tidak menyuap (jujur)
c. tidak boros dalam
menggunakan sumber
daya (sederhana,
tanggung jawab)
d. tidak melakukan
penyimpangan alokasi
dan distribusi (jujur,
peduli, tanggung jawab)
BERBAGI: membagi sesuatu bersama, perkembangan bangsa.
membagi diri, saling memberi
Meskipun globalisasi terus berjalan kita tidak
pengalaman.
harus selalu mengikuti.
SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak Untuk dapat menyikapi globalisasi yang terus
(tetap pendirian, tetap memegang
berkembang dengan pesat adalah dengan
keadilan).
membentengi diri kita yaitu dengan agama.
4. Hukum:
a. tidak melakukan
penggelapan dana,
pajak, barang, dan
sebagainya (jujur,
tanggung jawab)
b. tidak melakukan
pemalsuan dokumen,
surat, tanda tangan, dan
sebagainya (jujur,
tanggung jawab)
c. tidak melakukan
pencurian dana, barang,
waktu, ukuran yang
merugikan pihak lain,
dan sebagainya (jujur,
tanggung jawab, disiplin)
d. tidak melakukan
penipuan terhadap pihak
lain (jujur)
Contoh budaya asing yang harus kita tolak
antara lain gaya hidup berhura-hura
(hedonistik) sikap atheis (tidak mengakui
Tuhan), berpakaian yang sangat terbuka,
individualistik, mabuk-mabukan, dan berjudi.
Sebaliknya, terhadap budaya asing yang positif
kita harus mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya, sikap etos
kerja yang tinggi, menghargai waktu, dan
menepati janji.
TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya
(kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,
dipersalahkan, diperkarakan, dsb.
Misalnya berani dan siap menerima
resiko, amanah, tidak mengelak, dan
berbuat yang terbaik), hak fungsi
menerima pembebanan sebagai akibat
sikap pihak sendiri atau pihak lain,
melaksanakan dan menyelesaikan
tugas dengan sungguh-sungguh.
DISIPLIN: tata tertib, ketaatan
(kepatuhan) pada peraturan, tepat
waktu, tertib, dan konsisten.
JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus,
dapat dipercaya, berkata dan bertindak
benar, mengungkapkan sesuatu
sesuai dengan kenyataan (tidak
berbohong), dan punya niat yang
lurus terhadap setiap tindakan.
ADIL : sama berat, tidak berat sebelah,
tidak memihak /tidak pilih kasih,
berpihak/berpegang kepada
Dengan agama kita dapat mengendalikan diri
kita dari segala pengaruh.
Dengan hal-hal tersebut diharapkan kita dapat
menyikapi dampak negatif dari globalisasi.
Sebagai anggota masyarakat mau tidak mau
tidak akan mengalami dampak dari globalisasi.
Dampak yang kita alami dapat berupa dampak
positif dapat pula bersifat negatif. Kuncinya
terletak bagaimana kita menyikapi, apakah kita
punya prinsip dalam hidup atau kita akan
hanyut mengikuti arus globalisasi. Yang bagus
adalah kita tetap mempunyai jati diri sebagai
bangsa. (dimensi sosial)
31
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
KLS/
SMT
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
DIMENSI DAN INDIKATOR
e. tidak melakukan
persekongkolan dalam
membuat
putusan(tanggung jawab)
f. tidak melakukan
perusakan terhadap
barang / fasilitas milik
negara (tanggung jawab,
peduli)
g. tidak memberikan atau
menerima gratifikasi
(jujur, sederhana)
h. tidak menyalahi/
melanggar aturan
(disiplin, tanggung
jawab).
NILAI ACUAN
MODEL INTEGRASI
kebenaran, sepatutnya, tidak
sewenang-wenang, seimbang, netral,
objektif dan proporsional.
BERANI: mempunyai hati yang
mantap dan rasa percaya diri yang
besar dalam menghadapi bahaya,
kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar,
kecut) dan pantang mundur.
32
B. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA SILABUS
CONTOH INTEGRASI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA SILABUS
SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran
:
Kelas
:
Semester
:
SD Indonesia
Pendidikan Kewarganegaraan
IV (empat)
I (satu)
Standar Kompetensi: Memahami Sistem Pemerintahan Desa dan Pemerintah Kecamatan
KOMPETENSI
DASAR
1.1. Mengenal
lembagalembaga dalam
susunan
pemerintahan
desa dan
pemerintahan
kecamatan.
INDIKATOR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Mengidentifikasi lembaga
Pemerintahan Desa/
Kelurahan dan
kecamatan.
2. Menjelaskan perbedaan
Pemerintahan Desa dan
kelurahan.
3. Menjelaskan perbedaan
tugas dan wewenang
Pemerintahan Desa/
kelurahan dan
kecamatan.
4. Menjelaskan tata cara
pemilihan Kepala Desa.
5. Mengidentifikasi praktikpraktik negatif di dalam
pemilihan Kepala Desa
(politik uang/sogok/beli
1. Lembaga-lembaga
Pemerintahan
Desa/Kelurahan dan
Pemerintahan
Kecamatan
2. Perbedaan
Pemerintahan Desa dan
Kelurahan.
3. Tugas dan wewenang
Pemerintahan Desa dan
Kelurahan.
4. Tata cara Pemilihan
Kepala Desa.
5. Contoh-contoh praktikpraktik negatif dalam
pemilihan kepala desa.
(Misalnya politik uang /
sogok/ beli suara).
1. Mencatat dan merangkum
arti Pemerintahan
Desa/Kelurahan dan
Kecamatan.
2. Mengkaji dari berbagai
sumber mengenai
lembaga- lembaga dalam
susunan pemerintahan
desa.
3. Mengkaji dari berbagai
sumber mengenai
lembaga-lembaga dalam
susunan pemerintahan
kelurahan
4. Mengkaji dari berbagai
sumber mengenai tata cara
pemilihan Kepala Desa.
5. Berdiskusi mengenai apa
PENILAIAN
1. Penilaian
Proses.
ALOKASI
WAKTU
161.
JP @
35 menit
Non tes
Sikap dalam
bentuk skala
sikap
2. Penilaian
Hasil
Tes tertulis
bentuk
uraian.
2.
SUMBER/ BAHAN/ ALAT
1. Najib Sulhan, 2008,
Mari Belajar
Pendidikan
Kewarganegaraan
Untuk SD/MI Kelas
IV, Jakarta,
Departemen
Pendidikan Nasional.
2. Prayogo Bestari, Ati
Sumiati, 2008,
Menjadi Warga
Negara yang Baik,
Pendidikan
Kewarganegaraan
SD/MI Kelas IV,
Jakarta, Departemen
Pedidikan Nasional.
33
suara.
6. Menunjukkan contoh
sikap komitmen,
konsekuen, tanggung
jawab, adil, disiplin, dan
jujur dalam menjalankan
pemerintahan desa.
6.Contoh sikap komitmen,
konsekuen, tanggung jawab,
adil, disiplin, dan jujur dalam
menjalankan pemerintahan
desa.
yang akan terjadi jika
pemilihan kepala Desa
terjadi politik uang.
6. Berdiskusi bagaimana
seharusnya Pemerintah
Desa menjalankan
fungsinya (komitmen,
konsekuen, tanggung
jawab, adil, disiplin, jujur)
3.
3.Berbagai kasus dari
Koran, majalah, buku
Standar Kompetensi: 2.Memahami Sistem Pemerintahan Kabupaten, Kota, Provinsi
KOMPETENSI
DASAR
2.1 Mengenal
lembagalembaga dalam
susunan
pemerintahan
Kabupaten,
Kota, Provinsi
INDIKATOR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Menyebutkan nama
Kecamatan yang ada di
tempat tinggal peserta
didik
2. Menyebut nama
bupati/wali kota
setempat.
3. Menyebutkan fungsi dari
lembaga Legislatif,
Eksekutif di
Kabupaten/Kota
4. Menyebutkan fungsi
lembaga Legislatif dan
Eksekutif di Provinsi.
5. Menjelaskan tatacara
pemilihan Bupati/Wabup,
Walikota/Wawali, dan
gubernur/wagub.
6. Mengidentifikasi kasus-
1. Nama-nama kecamatan
yang ada di tempat
tinggal peserta didik.
2. Nama bupai/walikota
setempat.
3. Fungsi lembaga legislatif
dan eksekutif
Kabupaten/Kota, dan
Propinsi.
4. Fungsi lembaga ekskutif
dan legislatif di
kabupaten/provinsi.
5. Tatacara pemilihan
Bupati/Wabub,
Walikota/Wagub.
6. Kasus-kasus yang
mungkin muncul di
dalam pemilihan
Bupati/Wabup,
1. Mencatat dan menyebutkan
nama-nama kecamatan di
tempat tinggal pesert a didik.
2. Mencatat dan menyebutkan
nama bupati/walikota
setempat.
3. Mengkaji dari berbagai
sumber mengenai lembagalembaga dalam susunan
pemerintahan Kabupaten,
Kota,
4. Mengkaji dari berbagai
sumber mengenai lembagalembaga dalam susunan
pemerintahan Provinsi
5. Mengkaji dari berbagai
sumber mengenai pemilihan
Bupati dan Wabup, Walikota
dan Wakil Walikota,
PENILAIAN
1. Penilaian
Proses
Non tes
skala sikap
2. Penilaian
Hasil
Tes bentuk
uraian.
ALOKASI
WAKTU
16 JP @
35 menit
SUMBER/ BAHAN/ ALAT
1. Najib Sulhan, 2008, Mari
Belajar Pendidikan
Kewarga-negaraan
Untuk SD/MI Kelas IV,
Departemen Pendidikan
Nasional
2. Prayogo Bestari, Ati
Sumiati, 2008,
Menjadi Warga
Negara yang Baik,
Pendidikan
Kewarganegaraan
SD/MI Kelas IV,
Jakarta, Departemen
Pedidikan Nasional.
3. Berbagai kasus dari
Koran, majalah, buku
34
KOMPETENSI
DASAR
INDIKATOR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
kasus negatif yang
mungkin muncul di dalam
pemilihan Bupati/Wabup,
Walikota/Wawali,
Gubernur/ Wagub
(mis politik uang, sogok,
beli suara
7. Menunjukkan contoh
sikap jujur, tanggung
jawab, komitmen, adil,
dan disiplin dalam
menjalankan
pemerintahan.
Walikota/Wawali,
Gubernur/Wagub.
7. Contoh sikap jujur dalam
menjalankan roda
pemerintahan.
Gubernur dan Wakil
Gubernur.
6. Berdiskusi mengenai apa
yang akan terjadi jika
pemilihan Bupati/Wabup,
Walikota/Wawali, dan
Gubernur/Wagub terjadi
politik uang/sogok/beli suara
7. Berdiskusi bagaimana
seharusnya Pemerintah
Kabupaten, Kota, Provinsi
menjalankan
fungsinya(komitmen,
konsekuen, tanggungjawab,
adil, disiplin, jujur)
PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
SUMBER/ BAHAN/ ALAT
.
35
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Alokasi Waktu
:
:
:
:
Standar Kompetensi
: 3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat
Kompetensi Dasar
3.1 Mengenal
lembagalembaga Negara
dalam susunan
Pemerintahan
tingkat pusat,
seperti, MPR,
DPR. Presiden,
MA , MK dan
BPK, dll.
Sekolah Dasar
Pendidikan Kewarganegaraan
IV/II
4 x 35 menit
Indikator
1. Meneyebutkan
lembaga-lembaga
negara tingkat pusat.
2. Menjelaskan tentang
wewenang ,tugas dan
tanggung jawab
lembaga
pemerintahan pusat.
3. Menunjukkan contoh
sikap jujur dan
tanggung jawab yang
harus dimiliki oleh
pejabat tingkat pusat.
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
1. Lembaga
pemerintahan tingkat
pusat.
2. Wewenang ,tugas
dan tanggung jawab
lembaga
pemerintahan pusat.
3. Contoh sikap jujur dan
tanggung jawab yang
harus dimiliki oleh
pejabat tingkat pusat.
1. Mencari dari berbagai
sumber tentang
lembaga-lembaga
negara tingkat pusat.
2. Mengidentifikasi dan
mendiskusikan
wewenang tugas dan
tanggung jawab
lembaga pemerintah
pusat.
3. Mendiskusikan contoh
sikap jujur dan tanggung
jawab yang harus
dimiliki oleh pejabat
tingkat pusat.
Penilaian
Alokasi
Waktu
1. Penilaian
Proses
4 JP @
35 menit
Sikap
dalam
bentuk
skala sikap.
2. Penilaian
hasil
a. Tes
bentuk
Pilihan
Ganda.
b. Tes
bentuk
uraian
Sumber/Bahan/Alat
1. Najib Sulhan, 2008,
Mari Belajar
Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
SD/MI Kelas IV,
Departemen
Pendidikan Nasional
2. Prayogo Bestari, Ati
Sumiati, 2008,
Menjadi Warga
Negara yang Baik,
Pendidikan
Kewarganegaraan
SD/MI Kelas IV,
Jakarta,
Departemen
Pedidikan Nasional.
3. UU No. 10 Tahun
2008.
4. Berbagai kasus dari
Koran, majalah, buku
36
Standar Kompetensi
: 4. Menunjukan sikap terhadap Globalisasi di lingkungannya
Kompetensi
Dasar
Indikator
4.1 Memberikan
contoh
sederhana
pengaruh
Globalisasi di
lingkungannya
1. Menjelaskan
pengertian
globalisasi
2. Menjelaskan
pengaruh
globalisasi di
lingkungan sekitar.
3. Menyebutkan
pengaruh positif dan
negatif akibat
globalisasi di
masyarakat.
4. Menunjukkan
contoh sikap
percaya diri dan
mandiri dalam
menghadapi
globalisasi.
Materi pembelajaran
1. Pengertian globalisasi
2. Pengaruh globalisasi di
lingkungan sekitar.
3. Pengaruh positif dan
negatif akibat globalisasi di
masyarakat.
4. Contoh sikap percaya diri
dan mandiri dalam
menyikapi globalisasi.
Kegiatan Pembelajaran
1. Menggali informasi
tentang pengertian
globalisasi dari berbagai
sumber.(dari buku,
internet, dll)
2. Mendiskusikan
pengaruh globalisasi di
lingkungan sekitar.
3. Mendiskusikan
pengaruh positif dan
negatif globalisasi di
masyarakat.
4. Mendiskusikan contoh
sikap percaya diri dan
mandiri dalam menyikapi
globalisasi.
Penilaian
1. Penilaian
Proses
Sikap
dalam
bentuk
skala sikap.
2. Penilaian
hasil
a. Tes
bentuk
Pilihan
Ganda.
b. Tes
bentuk
uraian
.
Alokasi
Waktu
4 JP @ 35
menit
Sumber/Bahan/
Alat
1. Najib Sulhan,
2008, Mari
Belajar
Pendidikan
Kewarganegaraan
Untuk SD/MI
Kelas IV,
Departemen
Pendidikan
Nasional
2. Prayogo
Bestari, Ati
Sumiati,
2008,
Menjadi
Warga
Negara yang
Baik,
Pendidikan
Kewarganega
raan SD/MI
Kelas IV,
Jakarta,
Departemen
Pedidikan
Nasional.
3. UU No. 10
Tahun 2008.
37
Kompetensi
Dasar
Indikator
4.2 Mengidentifi- 1. Menjelaskan
kasi jenis
bermacam-macam
budaya
budaya daerah
Indonesia
Indonesia.
yang pernah
ditampilkan 2. Menjelaskan budaya
dalam misi
daerah yang
kebudayaan
ditampilkan dalam
Internasional.
misi kebudayaan
internasional.
3. Menunjukkan contoh
sikap percaya diri
terhadap kebudayaan
Indonesia dalam
kancah internasional.
Materi pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
1. Contoh bermacam-macam
budaya Indonesia.
2. Contoh budaya Indonesia
yang pernah ditampilkan
dalam misi internasional.
3. Contoh sikap percaya diri
dalam mengakui budaya
Indonesia dalam kancah
internasional.
1. Menggali informasi
tentang budaya daerah
Indonesia dari berbagai
sumber.(dari buku,
internet, dll)
2. Mengidentifikasi dan
mendiskusikan contoh
budaya Indonesia yang
pernah ditampilkan dalam
misi internasioanl.
3. Mengidentifikasi dan
mendiskusikan tentang
contoh sikap percaya diri
dalam mengakui budaya
Indonesia dalam kancah
internasional.
Penilaian
1. Penilaian
Proses
Sikap
dalam
bentuk
skala sikap
2. Penilaian
Hasil
Tes bentuk
Pilihan
Ganda.
Tes bentuk
uraian
Pemberian
Tugas
Alokasi
Waktu
4 JP @ 35
menit
Sumber/Bahan/
Alat
4. Berbagai
kasus dari
Koran,
majalah, buku
1. Najib Sulhan,
2008, Mari
Belajar
Pendidikan
Kewarganegaraan
Untuk SD/MI
Kelas IV,
Departemen
Pendidikan
Nasional
2. Prayogo
Bestari, Ati
Sumiati,
2008,
Menjadi
Warga
Negara yang
Baik,
Pendidikan
Kewarganega
raan SD/MI
Kelas IV,
Jakarta,
Departemen
Pedidikan
38
Kompetensi
Dasar
Indikator
Materi pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber/Bahan/
Alat
Nasional.
3. UUD 1945
4. UU No. 32
Tahun 2004
tentang
Pemerintah
Daerah
Jakarta, 18 Juli 2011
Penyusun,
Tim PKn SD
39
C. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)
CONTOH 1
INTEGRASI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI PADA RPP
SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)
Satuan Pendidikan
: SD Indonesia
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/ Semester
: IV/ I
Jumlah Pertemuan
: 1 X (2 X 35 menit)
I. Standar Kompetensi : 1. Memahami sistem Pemerintahan Desa dan Pemerintah
Kecamatan
II. Kompetensi Dasar
: 1.1
Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan
desa dan pemerintahan kecamatan.
III. Indikator Pencapaian Kompetensi:
1. Menyebutkan perangkat desa.
2. Menguraikan tata cara pemilihan kepala desa.
3. Menunjukkan kerawanan yang ada di dalam pemilihan kepala desa.
4. Menceritakan salah satu contoh kerawanan yang mungkin terjadi dalam pemilihan
kepala desa.
5. Menunjukkan ciri-ciri kepala desa yang baik.
6. Menunjukkan contoh sikap jujur dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa.
IV. Tujuan Pembelajaran:
Melalui kegiatan pembelajaran dengan ekspositori, eksplorasi, elaborasi dan konformasi,
peserta didik dapat:
1. Menyebutkan perangkat desa.
2. Menguraikan tata cara pemilihan kepala desa.
3. Menunjukkan kerawanan yang ada di dalam pemilihan kepala desa.
4. Menunjukkan ciri-ciri kepala desa yang baik.
5. Menyimulasikan pemilihan kepala desa di dalam kelas.
6. Menerapkan sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari.
40
V. Materi Ajar:
1.
Perangkat desa
2.
Tata cara pemilihan kepala desa
3.
Kerawanan pemilihan kepala desa.
4.
Ciri-ciri kepala desa yang baik.
5.
Contoh nilai-nilai dalam pemilihan kepala desa.
6.
Contoh sikap jujur dalam pemilihan kepala desa serta dalam kehidupan sehari-hari.
Integrasi Pendidikan Antikorupsi pada Materi Ajar:
Penyebutan desa di Indonesia pada setiap daerah berbeda-beda.
Ada yang
menyebutnya "Nagari", seperti di Sumatera Barat, "Gampong"di Nanggroe Aceh Darussalam,
"Lembang" di Sulawesi Selatan,"Kampung" di Kalimantan Selatan dan Papua, dan "Negeri" di
Maluku. Di Jawa sebutan yang digunakan adalah Desa. Namun, ciri khas suatu desa tidak
hilang.
Siapakah yang menjalankan pemerintahan di desa? Desa merupakan bagian dari
sebuah kecamatan. Salah satu lembaga yang ada di dalam pemerintahan desa adalah
Kepala Desa (Lurah).
Setiap desa dipimpin oleh seorang kepala desa. Kepala desa dipilih langsung oleh
penduduk di desa tersebut. Syarat dan tata cara pemilihannya diatur oleh peraturan daerah
yang berpedoman pada peraturan pemerintah. Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang
desa ini adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.72 tahun 2005.
Kepala desa bukanlah seorang pegawai negeri sipil. Masa jabatan kepala desa adalah
enam tahun. Ia dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Sesudah
itu ia tidak boleh lagi mengikuti pemilihan calon kepala desa.
Di dalam pemilihan calon kepala desa ini dapat timbul kerawanan, terutama kerawanan
dalam bentuk politik uang (aspek politik). Jika ini yang terjadi, maka calon yang banyak
uangnyalah yang jadi, dan ini belum tentu mempunyai kemampuan untuk memimpin. Dan
ketika sudah jadi, karena sudah banyak mengeluarkan uang, maka kemungkinan di dalam
menjalankan tugasnya sebagai kepala desa tidak mendahulukan kepentingan rakyat, tetapi
bisa jadi memikirkan kepentingannya sendiri, misalnya dalam
bentuk usaha bagaimana
caranya agar segera mengembalikan modal yang telah dikeluarkan, akhirnya bertindak tidak
jujur, tidak adil, tidak peduli.
41
Bisa jadi, kepala desa yang dipilih dengan menggunakan politik uang tersebut, setelah
jadi nantinya akan membuat kebijakan yang akan menguntungkan dirinya sendiri, misalnya
dengan cara menaikkan tarif harga tanah yang ada di wilayah desanya sehingga biaya untuk
jual beli tanah tersebut menjadi tinggi, dan ini bisa masuk ke kantong pribadi kepala desa.
Usaha menguntungkan diri sendiri juga bisa dalam bentuk pembuatan peraturan desa.
Karena peraturan desa dibentuk atas dasar persetujuan Badan Permusyawaratan Desa,
maka kepala desa dapat saja melakukan kolusi dengan anggota-anggota BPD, yang dan
kolusi ini dapat menghasilkan peraturan desa yang menguntungkan kepala desa.
Untuk itulah, mestinya para penduduk yang telah memiliki hak pilihnya, di dalam
menentukan pilihannya benar-benar mempertimbangkan kemampuan calon, serta kepedulian
calon di dalam memperjuangkan nasib para penduduk desanya.
VI. Alokasi waktu: 2 X 35 menit.
VII. Metode Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran aktif dengan menggunakan metode:
1. Tanya jawab
2. Diskusi
3. Simulasi
4. Penugasan
5. Pengamatan
VIII. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Kegiatan
A. Pendahuluan
(10 Menit)
Aktivitas Peserta didik/Guru
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam
2. Guru mengamati kebersihan dan ketertiban kelas serta melakukan
pengecekan kehadiran peserta didik, kegiatan piket dan kebersihan kelas.
Guru menanyakan siapa yang tidak melaksanakan piket hari ini? Mengapa?
dst.
3. Guru menyampaikan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
4. Apersepsi: Guru menanyakan materi pembelajaran minggu yang lalu, yang
terkait dengan materi pembelajaran minggu ini.
B. Inti
(50 Menit)
1. Eksplorasi
a. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok.
b. Masing-masing kelompok diminta berdiskusi untuk menemukan hal-hal
42
Tahap Kegiatan
Aktivitas Peserta didik/Guru
yang terkait dengan pemilihan kepala desa, termasuk hal-hal yang ada
kaitannya dengan korupsi. Selain itu peserta didik juga mensimulasikan
tentang pemilihan kepala desa.
c. kelas diminta untuk mensimulasikan cara-cara pemilihan kepala desa.
2. Elaborasi dan Konfirmasi
a. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya, dan kelompok
lain menanggapi.
b. Guru mengklarifikasi apabila timbul permasalahan dan melakukan
pelurusan
c. Guru memberikan penjelasan dengan penegasan nilai- nilai Antikorupsi
yang ada di dalam proses pemilihan kepala desa, proses penyusunan
peraturan desa.
d. Guru bersama peserta didik membuat rangkuman.
C. Penutup
1. Guru menyimpulkan kembali tentang inti pembelajaran dengan
mengintegrasikan nilai-nilai Antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Evaluasi: Tanya jawab secara lisan
3. Refleksi: Bertanya tentang kekurangan pembelajaran hari ini.
4. Tindak lanjut: Menyuruh peserta didik mempelajari pendidikan antikorupsi.
5. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam
(10 Menit)
IX. Penilaian
1. Penilaian Proses
a. Format Penilaian Diskusi
Petunjuk: Diskusikan soal/materi dalam kompetensi dasar 1 secara kelompok
dengan temanmu, selanjutnya buatlah laporan secara tertulis!
INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF ”DISKUSI KELOMPOK”
Indikator Perilaku yang dinilai
No
1
Nama
peserta
didik
Sulastri
Tang
Jawab
Kerja
sama
Kedisiplinan
dalam
diskusi
4
4
3
Kesopanan
Menghargai
pendapat
teman
Kejujura
n
3
3
3
Jumlah
Skor
20
Keterangan:
Indikator 1
Sangat bertanggung jawab
Bertanggung jawab
Kurang bertangg jawab
Tidak bertanggung jawab
skor 4
skor 3
skor 2
skor 1
43
Indikator 2 Selalu bekerja sama
Bekerjsama
Kurang bekerja sama
Tidak mau bekerjsama
skor 4
skor 3
skor 2
skor 1
Indikator 3 Sangat disiplin dlm diskusi
Disiplin dalam berdiskusi
Kurang disiplin dalam berdiskusi
Tidak disiplin dlm bekerja sama
skor 4
skor 3
skor 2
skor 1, dst.
Jumlah skor maksimum seluruh indikator perilaku
= 4 X 6 = 24
Jumlah skor minimum seluruh indikator perilaku = 1 X 6 = 6
Nilai ideal = 100
Misalnya Sulastri, jumlah skor = 20, maka nilai afektif diperoleh Sulastri adalah:
20
X 100  83,33
24
Untuk memperoleh generalisasi gambaran perilaku Sandra, maka digunakan
penggolongan atau menggunakan kelas interval, misal:
90 - 100
= A (sangat baik)
80 - 89
= B (baik)
70 - 79
= C (cukup baik)
60 - 69
= D (kurang baik).
Dari hasil penilaian tersebut disimpulkan Sandra tergolong: Baik
b.
Format Penilaian Presentasi
Petunjuk: Presentasikan hasil diskusi yang telah kalian susun, kelompok lain
memperhatikan, menanggapi dan menanyakan materi yang dibahas.
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK PRESENTASI/DEMONSTRASI
Indikator Perilaku yang dinilai
No
Nama peserta
Komunikasi
didik
Rasional
Responsif
Lisan
Kerja
sama
Pengelolaan
Emosi
Menghargai
pendapat
teman
Jml
Nilai
44
Keterangan:
Indikator 1 Sangat rasional
Rasional
skor 3
Kurang rasional
skor 2
Tidak rasional
skor 1
Indikator 2 Komunikasi lisan sangat baik
Komunikasi lisan baik
skor 3
Komunikasi lisan kurang
skor 2
Komunikasi lisan kurang baik
skor 1
Indikator 3 Sangat bersemangat
Bersemangat
skor 3
Kurang bersemangat
Tidak bersemangat
skor 4
skor 4
skor 4
skor 2
skor 1, dst.
Misalnya Dinda jumlah skor = 20, maka nilai afektif diperoleh Dinda adalah:
20
X 100  83,33
24
Untuk mememperoleh generalisasi gambaran praktik Dudi, maka digunakan
pengkatagorian atau menggunakan kelas interval, misal:
90 - 100 = A (sangat baik)
80 - 89
= B (baik)
70 - 79
= C (cukup baik)
60 - 69
= D (kurang baik).
Dari hasil penilaian tersebut disimpulkan Dinda tergolong: Baik
c. Format Penilaian Sikap dalm Presentasi
Petunjuk:
a. Amatilah perilaku temanmu dengan cemat pada waktu melakukan diskusi
kelompok.
b. Berilah tanda () pada kolom yang sesuai (ya atau tidak) berdasarkan hasil
pengamatanmu!
c. Serahkan hasil pengamatan kepada ibu guru PKn mu!
45
Daftar Periksa Pengamatan Sikap Diskusi Kelompok
Mata Pelajaran: Pendidikan Kewarganegaraan
Nama peserta didik yang diamati : …………………….No. Absen: ..... kelas …
No
Muncul/ dilakukan
Perilaku / sikap
Ya
1.
Memberi kesempatan teman untuk menyampaikan pendapat
2.
Memotong pembicaraan teman lain
3.
Menyampaikan pendapat dengan jelas
4.
Mau menerima pendapat teman
5.
Mau menerima kritik dari teman
6.
Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
7.
Menyanggah pendapat teman dengan sopan
8.
Mau mengakui kalau pendapatnya salah
9.
Menerima kesepakatan hasil diskusi
10.
Memberikan argumentasi berdasarkan keilmuan dan atau realita
Tidak
.............. , .........................,
Nama dan Tanda Tangan pengamat
.........................................
Penskoran :
1. Setiap nomor apabila dijawab ”ya” mendapat nilai 10 kecuali nomor 2 dan 6.
2. Nomor 2 dan 6 apabila dijawab ”ya” mendapat nilai 0, dan apabila dijawab ”tidak”
mendapat nilai 10
3. Jumlah nilai maksimal adalah 100.
2. Penilaian Hasil
Tes tertulis bentuk uraian
1. Sebutkan apa saja yang termasuk perangkat desa!
2. Uraikan secara singkat tatacara pemilihan kepala desa!
3. Cobalah tunjukkan kerawanan yang mungkin terjadi di dalam pemilihan kepala
desa!
46
4. Jelaskan bagaimana ciri-ciri kepala desa yang baik!
5. Jelaskan nilai-nilai yang terkandung di dalam proses pemilihan kepala desa!
Pedoman Penskoran:
1. Bila jawaban tiap soal sangat sempurna diberi skor 4
2. Bila jawaban sempurna diberi skor 3
3. Bila kurang sempurna diberi skor 2
4. Bila tidak sempurna diberi skor 1
5. Skor maksimum tiap soal = 4 X 5 soal = 20
6. Skor minimum tiap soal jika dijawab= 1 X 5 = 5
7. Nilai ideal = 100
8. Nilai =
Jumlah peroleh anskor
X nilai ideal
Jumlah skor maksimum
X. Sumber Belajar:
1. Najib Sulhan, 2008, Mari Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas IV,
Departemen Pendidikan Nasional
2. Prayogo Bestari, Ati Sumiati, 2008, Menjadi Warga Negara yang Baik, Pendidikan
Kewarganegaraan SD/MI Kelas IV, Jakarta, Departemen Pedidikan Nasional.
3. Internet (situs-situs tentang contoh pengambilan keputusan bersama).
4. UUD 1945
5. UU No. 10 Tahun 2008 tentang ..................
6. Berbagai kasus dari Koran, majalah, dan buku
............................,................2011
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Guru PKn Kelas IV
_________________
_________________
47
CONTOH 2
PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SD Indonesia
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas
: IV (Empat)
Semester
: II (Dua)
Jumlah Pertemuan
: 2 X (4 X 35 menit)
I. Standar Kompetensi :
3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat
II. Kompetensi Dasar
3.1. Mengenal lembaga-lembaga Negara dalam susunan
:
Pemerintahan tingkat pusat, seperti, MPR, DPR.
Presiden, MA , MK dan BPK.
III. Indikator Pencapaian Kompetensi:
1. Mengidentifikasi lembaga-lembaga negara.
2. Mengidentifikasi organisasi pemerintah tingkat pusat.
3. Menjelaskan bentuk pemerintahan.
4. Menjelaskan sistem pemerintahan.
5. Mengidenfikasi tugas dan wewenang MPR.
6. Menjelaskan tugas dan wewenang DPR
7. Menjelaskan kewajiban dan hak Presiden.
8. Menunjukkan contoh sikap jujur, adil, dan rela berkorban dalam menjalankan roda
pemerintahan.
IV. Tujuan Pembelajaran:
Melalui kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, peserta didik dapat/mampu:
1. Menyebutkan lembaga-lembaga negara di tingkat pusat.
2. Mengidentifikasi organisasi pemerintah tingkat pusat.
3. Menjelaskan bentuk pemerintahan.
4. Menjelaskan sistem pemerintahan.
5. Mengidenfikasi tugas dan wewenang MPR.
6. Menjelaskan tugas dan wewenang DPR
7. Menjelaskan kewajiban dan hak Presiden.
48
8. Menerapkan sikap jujur, adil, dan rela berkorban dalam kehidupan sehari-hari.
V. Materi Ajar:
1. Lembaga- lembaga negara.
2. Lembaga pemerintahan tingkat pusat.
3. Bentuk pemerintahan
4. Sistem pemerintahan
5. Tugas dan wewenang MPR.
6. Tugas dan wewenang DPR.
7. Kewajiban dan hak presiden
8. Contoh sikap jujur, adil, dan rela berkorban.
Model Integrasi Pendidikan Antikorupsi pada Materi Ajar:
Sistem pemerintahan di Indonesia mengenal adanya berbagai lembaga negara.
Salah satu lembaga negara yang ada di Indonesia adalah presiden. Presiden sebagai
kepala negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan di Indonesia.
Sejak reformasi, presiden di negara kita dipilih langsung oleh rakyat. Seorang presiden
bertanggung jawab penuh kepada rakyat. Oleh karena itu, dalam membuat kebijakan
harus didasarkan pada kepentingan umum/bersama bukan mengutamakan ambisi pribadi
atau kelompok tertentu. (dimensi politik)
Setiap negara mempunyai bentuk dan sistem pemerintahan sendiri-sendiri. Ada
yang berbentuk kerajaan dan ada pula yang berbentuk republik. Negara Indonesia adalah
negara kesatuan yang berbentuk republik. Artinya, kedaulatan ada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.
Sedangkan sistem pemerintahan suatu negara disesuaikan dengan kondisi
negara masing-masing. Untuk menyelenggarakannya, dibentuklah lembaga negara di
Indonesia. Lembaga negara itu dalam membuat
kebijakan/aturan tidak boleh
deskriminasi, harus adil dan dapat menjangkau seluruh aspek kehidupan. (dimensi hukum
dan sosiologi)
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah lembaga negara dalam sistem
ketatanegaraan Republik Indonesia yang terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat
dan anggota Dewan Perwakilan Daerah. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah
lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang merupakan
lembaga perwakilan rakyat dan memegang kekuasaan membentuk undang-undang.
49
DPR memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. Oleh karena begitu
banyak tugas dan fungsi DPR, maka dalam menjalankan tugasnya DPR harus disiplin,
jujur, adil, dan tanggung jawab, sehingga kebijakan yang dibuat benar-benar membawa
kemakmuran rakyat. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang
dipilih berdasarkan hasil pemilihan Umum.
Tugas dan wewenang DPR antara lain:
1. Membentuk undang-undang yang dibahas bersama presiden untuk mendapat
persetujuan bersama. Dalam membuat undang-undang harus memperhatikan
kepentingan umum. Karena undang-undang itu sendiri akan berfungsi untuk mengatur
kehidupan masyarakat umum. (dimensi politik)
2. Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memerhatikan pertimbangan
DPD. Ketika memilih, DPR harus benar-benar selektif, artinya memilih orang yang
mempunyai kemampuan yang tinggi, jujur, ahli bidangnya, tidak boleh KKN. (dimensi
ekonomi, hukum, sosiologi)
3. Memberikan persetujuan kepada presiden atas pengangkatan dan
pemberhentian
anggota Komisi Yudisial.
4. Memberikan pertimbangan kepada presiden untuk mengangkat duta, menerima
penempatan duta negara lain, dan memberikan pertimbangan dalam pemberian
amnesti dan abolisi.
Semua yang dilakukan oleh DPR harus benar-benar jujur, sportif, adil, dan
tanggung jawab, sehingga tidak merugikan kepentingan umum
VI. Alokasi waktu
Pertemuan Pertama: 2 x 35 menit
Pertemuan Kedua:
2 x 35 menit
VII. Metode Pembelajaran
Strategi: Cooperative Learning technique, Think Paire and share
dengan metode
Pembelajaran:
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Kerja kelompok (Group Assignment/work)
50
VIII. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Tahap Kegiatan
A. Pendahuluan
(10 Menit)
B. Inti
(55 Menit)
C. Penutup
(5 Menit)
Aktivitas Peserta didik/Guru
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
2. Guru mengamati kebersihan dan ketertiban kelas serta melakukan
pengecekan kehadiran peserta didik.
3. Guru menyampaikan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran hari ini.
4. Guru mengajak peserta didik untuk mengingat kembali pelajaran yang
lalu.
1. Eksplorasi
a. Peserta didik dibagi dalam bentuk berpasang-pasangan kemudian
diminta untuk membaca dan mengamati gambar serta lembar
informasi yang disediakan oleh guru (terlampir).
b. Setiap pasangan belajar diberi tugas untuk membahas berikut ini:
1) Mengidentifikasi lembaga negara di tingkat pusat.
2) Wewenang lembaga-lembaga negara di tingkat pusat.
3) Tugas dan tanggung jawab lembaga pemerintahan di tingkat
pusat.
4) Tunjukkan contoh perilaku yang harus dilaksanakan bagi para
pejabat yang melaksanakan tugas.
5) Tunjukkan contoh perilaku yang harus dihindari karena termasuk
perbuatan korupsi dan bertentangan dengan norma-norma dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Elaborasi
Setiap pasangan belajar selesai memecahkan dan pembahasan
permasalahan diminta untuk mencari pasangan belajar yang lain,
sehingga terbentuk kelompok kecil @ 4 orang dan ditugasi untuk saling
berbagi pendapat/curah pendapat (sharing) dari hasil pemecahan
masalah.
3. Konfirmasi
a. Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok dan kelompok lain menanggapi hasil presentasi tersebut.
b. Guru mengklarifikasi dan meluruskan jika terjadi kesalahpahaman
c. Guru mengajukan pertanyaan, “Apakah ada yang belum dipahami
peserta didik?”
d. Guru bersama peserta didik membuat rangkuman hasil belajar..
1. Guru menyimpulkan kembali materi yang telah dipelajari
2. Peserta didik diberi tugas untuk mencari sumber tentang tugas,
wewenang, dan tanggung jawab lembaga negara tingkat pusat dari
masmedia dan berbagai sumber.
3. Tindak lanjut
4. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam
51
Pertemuan Kedua
Tahap Kegiatan
A. Pendahuluan
(10 Menit)
B. Inti
(55 Menit)
C. Penutup
(5 Menit)
Aktivitas Peserta didik/Guru
1. Guru membuka pelajaran dengan salam
2. Guru mengamati kebersihan dan ketertiban kelas serta melakukan
pengecekan kehadiran peserta didik
3. Guru menyampaikan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran hari ini.
4. Guru menanyakan hasil pekerjaan yang ditugaskan minggu lalu
Elaborasi dan Konfirmasi
Berdasarkan tugas minggu lalu, maka guru:
1. Meminta supaya tugas dikumpulkan
2. Membentuk kelompok @ 4 orang dan ditugasi untuk mendiskusikan hasil
tugas minggu lalu
3. Setiap kelompok secara musyawarah menyepakati tugas dan wewenang
lembaga-lembaga negara di tingkat pusat.
4. Setiap kelompok memaparkan tugas dan wewenang satu lembaga
negara di tingkat pusat.
5. Kelompok lain diperbolehkan memberikan komentar, pertanyaan maupun
saran kepada kelompok yang tampil
6. Guru memberikan penjelasan dan pelurusan
7. Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan hasil belajar.
1. Guru menyimpulkan kembali materi yang telah dipelajari.
2. Peserta didik mengingatkan agar peserta didik belajar dengan baik untuk
menghadapi ulangan pada pertemuan selanjutnya.
3. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam
IX. Penilaian (secara lengkap dalam lampiran):
1. Penilaian Proses
Skala sikap
Perbuatan
2. Penilaian Hasil
Pilihan Ganda
Uraian
Pemberian tugas
X. Sumber Belajar:
1. Najib Sulhan, 2008, Mari Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas IV,
Departemen Pendidikan Nasional
52
2. Prayogo Bestari, Ati Sumiati, 2008, Menjadi Warga Negara yang Baik, Pendidikan
Kewarganegaraan SD/MI Kelas IV, Jakarta, Departemen Pedidikan Nasional.
3. UUD 1945
4. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
5. Gambar contoh situasi pemilihan kepala desa.
6. Lembar Informasi
............................,................2011
Mengetahui
Guru PKn Kelas VI
Kepala Sekolah
_______________
_________________
53
INSTRUMEN PENILAIAN
A. Penilaian Proses
Penilaian sikap.
Berilah tanda contreng ( ) pada indikator sikap berikut ini!
No
Pernyataan
1.
Meneladani semangat juang para pejabat negara yang melaksanakan
tugas dengan jujur dan penuh tanggung jawab.
2.
Meneladani
para
pembuat
mengedepankan kepentingan
pribadi/golongan
3.
Bangga mempunyai presiden yang mempunyai pendirian teguh, jujur,
dan bertanggung jawab.
4.
Ambisi pribadi bertentangan dengan nilai kebersamaan, oleh karena
itu perlu dicontoh demi kesuksesan pribadi.
5.
Tidak menepati waktu, termasuk bentuk tindakan korupsi waktu,
karena berakibat merugikan diri sendiri dan orang lain.
6.
Rela berkorban baik tenaga, waktu, maupun pemikiran, dalam
memberikan masukan merupakan perbuatan yang tidak perlu ditiru,
karena membiasakan orang tidak bertanggung jawab..
Indikator sikap
1
2
3
4
undang-undang
yang
selalu
umum di atas kepentingan
Pedoman Penskoran:
 Mencontreng angka 1 = sangat tidak setuju
 Mencontreng angka 2 = kurang setuju
 Mencontreng angka 3 = setuju
 Mencontreng angka 4 = sangat setuju
Skor maksimum seluruh soal sikap = 4 X 6 item = 24
Skor minimum seluruh soal sikap
= 1 X 6 = 6.
Kriteria Sikap:
86 – 100 = sangat baik.
76 – 85 = baik
66 – 7
= cukup.
≤ 65
= jelek
54
B. Penialaan Hasil
.
Tes tertulis bentuk uraian.
1. Sebutkan 5 contoh lembaga-lembaga negara di tingkat pusat!
2. Sebutkan unsur-unsur organisasi tingkat pusat!
3. Jelaskan bentukbentuk pemerintahan yang kamu kenal!
4. Jelaskan sistem pemerintahan di negara kita!
5. Uraikan tugas dan wewenang MPR!
6. Identifikasi tugas dan wewenang DPR!
7. Jelaskan kewajiban dan hak presiden!
8. Sebutkan kewenangan MA!
9. Sebutkan sikap yang harus dicontoh dari para pejabat dalam membuat dan
melaksanakan peraturan.
10. Siapakah
yang
mempunyai
legislasi
anggaran
dan
pengawasan
dalam
pemerintahan kita?
Pedoman Penskoran:
1. Bila jawaban sangat sempurna diberi skor 4
2. Bila jawaban sempurna diberi skor 3
3. Bila jawaban kurang sempurna diberi skor 2
4. Bila jawaban tidak sempurna diberi skor 1
Skor maksimum seluruh soal sikap = 4 X 10 item = 40
Skor minimum seluruh soal sikap 1 X 10 = 1l0
Nilai =
Jumlah perolehan skor
X nilai ideal
Jumlah skor maksimum
Nilai ideal = 100
55
LEMBAR INFORMASI
Gambar dan Lembar Informasi
Gedung MPR/DPR Republik Indonesia di Senayan Jakarta
Presiden RI Periode 2004 – 2009
Gedung Mahkamah Agung RI
56
Gedung Mahkamah Konstitusi RI
Lambang Badan Pemeriksa Keuangan RI
Istana Negara RI, di Jakarta
Jumlah Menteri setelah Orde Baru
Nama Kabinet Awal Masa Akhir Masa Pimpinan/ Jumlah
Kerja Presiden Personil
Reformasi Pembangunan,
21 Mei 1998 -- 26 Oktober 1999 B.J. Habibie, 37 orang
Persatuan Nasional,
26 Oktober 1999 -- 9 Agustus 2001 Abdurrahman Wahid, 36
Orang
Gotong Royong,
9 Agustus 2001-- 20 Oktober 2004, Megawati Soekarnoputri,
36 Orang
Indonesia Bersatu,
21 Oktober 2004 - Susilo Bambang Yudhoyono, 36 orang
57
BAB III
PENUTUP
Model
pengintegrasian
Pendidikan
Antikorupsi
pada
mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan wahana untuk membantu guru SD/MI, dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran di sekolah, baik di dalam maupun di luar kelas. Kedudukan guru
sebagai motivator dan fasilitator menuntut aedanya kompetensi guru dalam merencanakan
pembelajaran secara optimal dengan mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaran.
Untuk menghasilkan kegiatan pembelajaran yang baik dan benar diperlukan perencanaan
pembelajaran yang baik dan benar pula dengan mengacu pada peraturan yang telah
ditentukan dan menggunakan strategi, pendekatan dan model-model pembelajaran inovatif
dan relevan. Strategi dasar pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berupa variasi
interaksi pembelajaran di dalam kelas sebagai peletakan dasar kompetensi dan elemen
esensial terkait dengan berbagai dimensi tujuan. Dengan adanya model pengintegrasian
Pendidikan Antikorupsi pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini, diharapkan
dapat meningkatkan kualitas perencanaan, pelaksanaan, serta penilaian proses dan hasil
pembelajaran di dalam dan di luar kelas.
58
DAFTAR PUSTAKA
Allan Jhonson, 2008, (Wikipedia, ensiklopedia bebas-Sosiologi 23/02/2008),
Fajar, Arnie, 2003, Pengembangan Sikap Nasionalisme Melalui Pendekatan Sain Teknologi
Masyarakat pada SMA Negeri 8 di Kota Bandung- Jawa Barat (Tesis)
Komisi Pemberantasan Korupsi, 2006, Memahami untuk Membasmi: Buku Saku untuk
Memahami Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi.
Laila, Najmu, 2009, Pemikir Penggerak, Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Lickona, Thomas, 1991, Educating for Character How Our Schools Can Teach Respect
and Responsibility, New York: Bantam Books.
Najib Sulhan, Tahun 2008, Mari Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas IV,
Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional.
Prayogo Bestari, Ati Sumiati, 2008, Menjadi Warga Negara yang Baik, Pendidikan
Kewarganegaraan SD/MI Kelas IV, Jakarta, Departemen Pedidikan Nasional.
Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Hasil
Amandemen
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
publik.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
Republik Indonesia, Instruksi
Pemberantasan Korupsi
Presiden
(Inpres)
Nomor
5/2004
tentang
Percepatan
59
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (Lampiran)
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 24 Tahun 2006
Tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 06 Tahun 2007 tentang
Perubahan Permendiknas No. 24 Tahun 2006.
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Schumpeter, A. Joseph.,1947, Capitalism, Socialism, and Democracy. edisi ke-2, New
York : Harper.
Seno Adji, Indrianto, 2009, Korupsi Sistemik, Jakarta: Kompas.
Setiadi Widihastuti, Fajar Rahayuningsih, Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI kelas IV,
Pusat Perbukuan, Depdiknas, 2008
Soerjono Soekanto, 2008, (www.dikmenum.go.id I. 08/07/2008)
Stiglitz, Josep E.,2002, Conflicts of interest in eradicating corruption. The Jakarta Post, 6.
11 November.
Teten Masduki, 2006. Korupsi jalan terus, kenapa tanya?. Jakarta: Kompas. Hal. 6, 26
Januari.
Transparancy International (Wikipedia, ensiklopedia bebas, 2007)
Von Aleman, Ulrich, 2004. The unknown depths of political theory: the case for a
multideimensional concept of corruption. Crime, Law & Social Change (42). 25-34.
Williams, Robert, 1999, New concepts for old?. Third World Quarterly, Vol. 20. No. 3. Hal.
503-513.
60
Download