ANALISA PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA CAMPURAN DENGAN REKSADANA SAHAM DRS. Nimrod Limbong, MBA (STIE SURYA NUSANTARA, PEMATANGSIANTAR) ABSTRAK Artikel ini berjudul “Analisa Perbandingan antara Kinerja Reksadana Campuran dan Reksadana Saham” berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh by Nimrod Limbong Tujuan studi ini adalah untuk menganalisa kinerja antara reksa dana saham dan reksa dana camputan. Namun demikian, kinerja reksadana campuran sebagaimana diungkapkan sebelumnya menggunakan indeks harga saham gabungan (IHSG) masih diragukan keakuratannya. Methodology yang digunakan dalam study ini adalah aplikasi penelitian kuantitatif dengan menggunakan model pengukuran kinerja portofolio oleh sharpe yan dipadukan dengan pendekatan model Treynors guna mengungkapkan kinerja yang sebenarnya bagi kepentingan investor. Simpulan dari hasil studi ini adalah bahwa kinerja reksadana saham ternyata lebih baik dari pada kinerja reksadana campuran, karena kinerja reksadana campuran sebagaimana diukur sebelumnya dengan ISHG masih diragukan. Kata kunci : mutual fund, sharpe’s and treynor’s methods, performance. PENDAHULUAN Krisis ekonomi Indonesia tahun 1998 telah banyak merugikan investor, khususnya dalam industri keuangan. Kondisi ini memicu investor untuk melakukan evaluasi kebijakannya dalam melakukan investasi. Salah satu peluang yang cukup prospektif dalam melakukan investasi adalah investasi dipasar uang dan pasar modal. Beberapa instrumen investasi, yang ada dipasar modal adalah saham dan obligasi. Reksadana merupakan salah satu alternative investasi, khususnya investor yang tidak memiliki modal besar. Berdasarkan undang-undang pasar modal no.8 tahun 1995, pasal 1 ayat (27), reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal, untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi yang telah mendapat izin dari badan pengawas pasar modal (Bapenpam) (Septiani 2003). Kinerja reksadana sangat menarik perhatian dari praktis dan akademis. Hampir 50% rumah tangga di amerika serikat menginvestasikan uangnya dalam bentuk reksadana dengan total investasi lebih dari 5 trilyun dolar (bollen and busse 2001). Investor individu yang menginginkan likuiditas, diversifikasi portofolio dan pakar investasi dengan biaya rendah, akan memilih reksadana sebagai instrumen investasinya. (Vikram etal. 2000). Nilai aktiva berish (NAB) reksadana adalah besarnya aktiva reksadana dikurangi kewajiban yang harus dipenuhi (Achsien 2000). Menurut jenisnya, reksadana yang ditawarkan di pasar modal Indonesia dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu: 1) reksadana pasar uang, 2) reksadana pendapatan tetap, 3) reksadana saham dan 4) reksadana campuran (pratomo dan nugraha 2002). Keempat jenis reksadana tersebut memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan tujuan investasinya. Reksadana saham dan reksadana campuran memiliki tingkat resiko, berturut-turut tinggi dan agak tinggi. Agar investasinya prospektif, adalah penting bagi investor untuk mengetahui kinerja reksadana, khususnya kinerja reksadana yang memiliki resiko tinggi tersebut. Berdasarkan uraian diatas, perumusan masalah penelitian ini adalah: “apakah terdapat perbedaan kinerja antara reksadana saham dan reksadana campuran “ Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan kinerja reksadana saham dan reksadana campuran. METODA Reksadana adalah portofolio aset keuangan yang terdiversifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan investasi yang terbuka, yang menjual saham kepada masyarakat dengan harga penawaran dan penarikannya pada harga nilai aktiva bersihnya (manurung 2003). Sharpe memberikan sinyal kepada investor terhadap kesukaran-kesukaran yang di hadapi investor terhadap market timing (Richard and Dahlquist 2001). Berinvestasi pada reksadana memberikan manfaat tidak hanya bagi investor individu namun juga bagi investor institusi seperti bank, dana pensiun, perusahaan asuransi, maupun lembaga yang memiliki dana investasi yang ingin melakukan diservikasi portofolio investasinya dengan mudah melalui reksadana. Beberapa manfaat yang diberikan oleh reksadana antara lain: 1) manajemen investasi professional, 2) diservikasi portofolio dan 3) bebas pajak (Pratomo dan nungraha 2002). Selain manfaat tersebut, terdapat manfaat lain reksadana (bodie etal. 2006) yaitu: 1) melaksanakan pengumpulan, penyimpanan dan penyebaran informasi yang berkaitan dengan investasi yang dilakukannya secara tertib dan cermat dan 2) biaya transaksi yang harus dikeluarkan oleh investor menjadi lebih rendah, karena reksadana bertransaksi dalam jumlah besar sehingga dapat menghemat dalam bayaran (fee) dan komisi transaksi. Selain memiliki manfaat, investasi pada reksadana mengandung resiko investasi antara lain: 1) risiko berkurangnya nilai unit penyertaan, 2) risiko wanprestasi (default risk) dan (3) risiko likuiditas (pratomo dan nugraha 2002). Setiap jenis reksadana yaitu reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran dan reksadana saham memiliki karakteristik yang unik sesuai dengan tujuan investasinya yang meliputi tingkat pengembalian, tingkat risiko, jangka waktu investasi dan instrument investasinya (permana 2006). Pengukurang kinerja pengelolaan reksadana tercermin dari perubahan nilai aset bersih per unitnya (NAB/ unit) naik turunnya NAB per unit penyertaan menjadi indikator untung ruginya pemodal (Husnan 2001). NAB diperoleh dengan menggunakan rumus: NAB = !"#$% !"#$%& !"#$%& !"#$%& !"#$ !"#"$%# Semakin tinggi NAB berarti terdapat capital gain, apabila NAB turun terdapat capital loss. Kinerja reksadana dapat diukur dengan data runtut waktu (time series data) dari portofolio reksadana (Kothari and Warner 20002). Portofolio optimal reksadana saham, terwujud bila dana dikelola secara aktif (pastor and stambaugh 2000). Perubahan dari kebijakan harga dari reksadana dapat memengaruhi kinerja reksadana (Greene and Hodges 2001). Tidak ada bukti bahwa kinerja reksadana yang dikelola oleh bank, lebih rendah dari kinerja reksadana yang dikelola oleh non bank (Frye 2001). Kontruksi portofolio dari investor akan mencapai optimum dengan mengkombinasikan the risk-free asset, the benchmark dan reksadana (Arun 2000). Peluang bahwa portofolio investasi saham dapat memeroleh tingkat pengembalian (return) rerate lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pengembalian pasar, dapat dihitung melalui performance index (Stutzer 2000). Penelitian ini menggunakan metode analisa deskriptif yaitu analisa secara sistematik, aktual dan akurat dari obyek penelitian. Obyek penelitian ini adalah reksadana Schroder dana istimewa sebagai representatif reksadana saham dan reksadana anggrek sebagai representatif dari reksadana campuran. Variable dalam penelitian ini adalah nilai aktiva bersih dan kinerja reksadana. Kinerja reksadana diukur dengan tingkat pngembalian (Ri), variance (s2) dan standar deviasi (s). tingkat pengembalian (Ri) adalah harga unit penyertaan atau saham ditambah dengan pembayaran dividen (jika ada) dikurangi harga unit penyertaan atau saham pada waktu dibeli. Variance (s2) adalah kuadrat penyimpangan setiap tingkat pengembalian terhadap penyimpangan rerata pengembalian dalam periode tertentu. Standar deviasi (s) merupakan risiko reksadana yang tercermin pada akar variance reksadana yaitu setiap tingkat pengembalian terhadap penyimpangan rerata pengembalian dalam periode tertentu. Periode waktu penelitian adalah Januari 2012 sampai dengan Desember 2012. Pengukuran kinerja reksadana yang meliputi penilaian efisiensi dan efektifitas reksadana menggunakan metode sharpe dan metode treynor. Data yang dikumpulkan meliputi data indeks harga saham gabungan (IHSG) pada periode penelitian dan NAB pada periode penelitian dan perode penelitian sebelumnya (Januari-Desember 2010). IHSG merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham dipasar modal. Umumnya semua IHSG diberbagai Negara menggunakan metode rerata tertimbang termasuk dibursa efek Indonesia (BEI). Sumber data adalah biro riset badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan dan website bursa efek Indonesia. Data yang dikumpulkan menggunakan perhitungan sebagai berikut : Menghitung NAB βππ΄π΅ % = ππ΄π΅! − ππ΄π΅!!! ππ΄π΅!!! Analisis Portofolio Metode Sharpe (Jones 2004) Tingkat pengembalian !"#! !!"#!!! π π = !"#!!! Dalam hal ini: NABt = NAB Pada akhir periode NABt-1 = NAB pada awal periode Tingkat pengembalian rerata π π = ! !!! !" ! Dalam hal ini: Ri = Tingkat pengembalian reksadana N = jumlah bulan Varians (mencerminkan tingkat risiko) ! ! !!! π π − π π€ ππ ! = π Dalam hal ini: Ri = tingkat pengembalian reksadana Rf = tingkat pengembalian bebas risiko ππ = standar deviasi portofolio Standar Deviasi π! ππ = Metode pengukuran Sharpe π π − π π ππ Dalam hal ini: Ri = tingkat pengembalian reksadana Rf = tingkat pengembalian bebas risiko ππ = standar deviasi portofolio π ππ΄π = Metode Treynor Menghitung parameter pasar, yaitu tingkat pengembalian dan risiko dari pasar, dalam hal ini Bursa Efek Indonesia (BEI) π π = πΌπ»ππΊ! − πΌπ»ππΊ!!! πΌπ»ππΊ!!! Dalam hal ini: IHSGt = IHSG pada akhir periode IHSGt = IHSG awal periode π π ! !!! π π π Dalam hal ini: Rm = tingkat pengembalian pasar N = Jumlah bulan Kovarian pasar πΆππ£ π π, π π = ! !!! π π − π π€ π π − π π π Dalam hal ini: Ri = tingkat pengembalian pasar π π€ = tingkat pengembalian rerata reksadana Rm = tingkat pengembalian pasar π π= tingkat pengembalian rerata pasar N = Jumlah bulan Beta portofolio π½π = πΆππ (π π, π π) π !π Dalam hal ini: π !π = varians dari pasar πΆππ (π π, π π) = kovarians Metode pengukuran Treynor π πππΏ = π π − π π π½π Dalam hal ini: Ri = tingkat pengembalian reksadana Rf = tingkat pengembalian bebas risiko π½π = beta portofolio HASIL DAN PEMBAHASAN Proses penilaian kinerja reksadana. Dilakukan pengukuran kinerja dari setiap portofolio investasi dengan memadukan unsur return maupun risiko. Acuan pertama adalah pengukuran risiko dengan asumsi tingkat risiko terisolasi tanpa memerhatikan pengaruh pasar. Dalam hal ini, yang diukur adalah tingkat variasi atau standar deviasi dari pertumbuhan NAB setiap reksadana. Selain itu digunakan acuan lain yang terdiri dari characteristic line serta excess return, dengan beta sebagai parameter risiko. Persamaan beta dimodifikasi dengan rumus: π½= πΆππ£(π π − π π , π π − π π) πππ9 π π, π π Nilai beta yang diperoleh diklasifikasikan dengan menggunakan kriteria seperti disajikan pada tabel 1 berikut ini, guna melihat volatilitas aset investasinya terhadap return pasar (IHSG). Tabel 1. Pengelompokan risiko Sistematis Portofolio Rentang Tingkat Gambaran Valatilitas Beta Risiko Harga Saham Aktiva Portofolio 0,5-0,7 Rendah Harga saham aktiva bergerak kurang lebih 50% dsri pergerakan IHSG 0,7-0,9 Menengah 0,9-1,3 Tinggi Harga Saham aktiva bergerak kurang lebih 80% dari pergerakan IHSGHarga saham aktiva bergerak langsung searah dengan tingkat pergerakan IHSG Sumber: Bursa Efek Indonesia Parameter pasar (IHSG). Parameter pasar terdiri dari tingkat pengembalian pasar dan tingkat risiko pasar. Tingkat pengembalian pasar (Rm), disajikan pada tabel 2, dihitung dengan rumus: π π = πΌπ»ππΊ! − πΌπ»ππΊ!!! πΌπ»ππΊ!!! Tabel 2. Parameter Pasar (HSHG) Tahun 2012 Bulan Rm Januari 0.01011 Februari 0.03604 Maret -0.08988 April -0.06975 Mei -0.06068 Juni -0.03896 Juli -0.01898 Agustus -0.06013 September -0.15394 Oktober -0.31422 November -0.01207 Desember 0.09171 (πΉπ − πΉπ)π 0.00321 0.00771 0.00808 0.00486 0.00368 0.00152 0.00036 0.00362 0.02370 0.09873 0.00015 0.00841 Berdasarkan tingkat pengembalian pasar dapat dihitung varians, yang mencerminkan tingkat risiko pasar, dan standar deviasinya seperti tersaji pada tabel 3. Tabel 3. Perhitungan varians dan standar deviasi parameter pasar Total Rm Rerata Rm -0.56949 -0.04745 Total(πΉπ − πΉπ)π π! 0.16082 0.0134 π 0.1158 Parameter Reksadana. Perhitungan return (pengembalian) reksadanna Anggrek, disajikan pada tabel 4, dihitung dengan rumus: π π = ππ΄π΅! − ππ΄π΅!!! ππ΄π΅!!! Tabel 4. Pengukuran tingkat pengembalian (return) Bulan Ri Januari 0.01211 Februari 0.02381 Maret -0.07705 April -0.03343 Mei 0.03421 (πΉπ − πΉ")π 0.00105 0.00057 0.00594 0.00112 0.00117 Juni -0.01185 0.00014 Juli -0.06306 0.00398 Agustus -0.06208 0.00385 September -0.14654 0.02147 Oktober -0.16414 0.02694 November -0.03401 0.00116 Desember 0.00816 0.00007 Berdasarkan nilai pengembalian seperti disajikan pada table 4, dapat dihitung varians (π2) dan standar deviasinya (π), disajikan pada tabel 5. Tabel 5. Perhitungan varians dan standar deviasi reksadana anggrek Total -0.52598 0.04143 Total(π π − π π)! Rm Rerata Rm -0.04383 π! 0.00345 π 0.05875 Perhitungan pengukuran beta reksadana anggrek disajikan pada tabel 6. Tabel 6. Pengukuran beta reksadana anggrek tahun 2012 Bulan Ri Rm πΉπ − πΉ" (πΉπ − πΉπ) (πΉπ − πΉπ)π Januari 0.01211 0.01011 0.00316 0.00021 Februari 0.02381 0.03604 0.00771 0.00028 Maret -0.07705 -0.08988 0.00808 -0.00073 April -0.03343 -0.06975 0.00486 -0.00034 Mei 0.03421 0.06068 0.00368 0.00022 Juni -0.01185 -0.03896 0.00152 -0.00006 Juli -0.06306 -0.01898 0.00036 -0.00001 Agustus -0.06208 -0.06013 0.00362 -0.00022 September -0.14654 -0.15394 0.02370 -0.00365 Oktober -0.16414 -0.31422 0.09873 -0.03102 November -0.03401 0.01207 0.00015 0.00000 Desember 0.00816 .09171 0.00841 0.00077 Total Rm Rerata -0.56949 -0.04745 π½ diperoleh dengan rumus: π½= πΆππ£(ππ, ππ) = πππ(ππ) ! !!! πΆπ (Rm) 0.01340 πΆ 0.11577 Cov (Ri,Rm) 0.00549 π· 0.40936 π π − π π€ π π − π π π = 0.40936 (π π − π π) Perhitungan return (pengembalian) reksadana Schroder Dana Istimewa, disajikan pada tabel 7. Tabel 7.Hasil pengukuran return reksadana Schroder dana istimewa Tahun 2012 Bulan Januari Rm -001037 (Rm – πΉπ)π 0.00216 Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 0.04054 -0.07874 -0.04456 0.03096 -0.01824 -0.00467 -0.09889 -0.00576 -0.21154 -0.03642 0.03743 0.00164 0.00620 0.00199 0.00096 0.00034 0.00002 0.00978 0.00003 0.04475 0.00015 0.00841 Berdasarkan tingkat pengembalian (return), dapat dihitung varians (π ! ) dan standar deviasinya (π), disajikan pada tabel 8. Tabel 8. Perhitungan varians dan standar deviasi reksadana istimewa total _ Ri -0.3901 Total (Rm-π π)! Rerata Ri -0.0325 π! π Pengukuran beta reksadana Schroder dana istimewa disajikan pada tabel 9. 0.0547 0.0046 0.0675 Sharpe portofolio performance measure. Pengukuran kinerja portofolio metode sharpe berdasarkan rumus : π ππ΄π = πΉπ!πΉπ π Tabel 9. Hasil pengukuran beta reksadana Schroder dana istimewa tahun 2012. _ _ _ π (Ri-Ri)(Rm-Rm) Bulan Ri Rm (Rm –πΉπ) Januari 0.01037 0.01011 0.00121 0.0011 Februari 0.04054 0.03604 0.00771 0.0015 Maret -0.07874 -0.08988 0.00808 0.0071 April -0.04456 -0.06975 0.00486 0.0031 Mei 0.03096 0.06068 0.00368 0.0019 Juni -0.01842 -0.03896 0.00152 0.0007 Juli -0.00467 -0.01898 0.00036 0.0001 Agustus -0.09889 -0.06013 0.00362 0.0059 September -0.00576 -0.15394 0.02370 0.0009 Oktober -0.21154 -0.31422 0.09873 0.0665 November -0.03642 0.01207 0.00015 0.0004 Desember 0.03743 .09171 0.00841 0.0034 Total Rm -0.5695 Rerata -0.0475 πΌ ! (Rm) 0.1608 πΌ 0.0134 Hasil pengukurankinerja kedua reksadana denga metode sharpe disajikan pada tabel 10. Cov (Rm,Rf) 0.0715 π½ 0.6172 Tampak pada tabel 10, bahwa indeks sharpe reksadana Schroder dana istimewa (-1,843). Lebih besar dari indeks sharpe reksadana anggrek (-2,310). Tingkat pengembalian reksadana Schroder dana istimewa (-0,0325) lebih besar dari pada tingkat pengembalian reksadana anggrek (-0,04383). π½diperoleh dengan rumus : π½= No 1 2 !"#(!"!!") !"#(!") ! !!! = !"!!" (!"!!") (!"!!") = 0.6172 Tabel 10. Pengukuran kinerja kedua reksadana dengan metode sharpe tahun 2012 Reksadana Ri Rf Indeks Klasifikasi π Anggrek 0.0919 0.05875 -2.310 poor 0.04383 Schroder dana -0.0325 0.0919 0.0675 -1.843 poor istimewa Kinerja reksadana schroder dana istimewa dan reksadana anggrek masih di bawah kinerja rerata pasar (karena nilai π parameter pasar (0,1158) lebih besar dari nilai π parameter kedua reksadana). Namun kinerja reksadaa Schroder dana istimewa lebih dari pada kinerja reksadana anggrek karena nilai π reksadana Schroder dana istimewa (0,0675) lebih besar dari pada nilai π reksadana anggrek (0,05875). Tabel 11. Hasil pengukuran kinerja kedua reksadana dengan metode treynor tahun 2012. No 1 2 Reksadana Anggrek Schroder istimewa dana Ri 0.04383 -0.0325 Rf 0.0919 π 0.40936 Indeks -0.3316 Klasifikasi poor 0.0919 0.6172 -0.2016 poor Treynor portfolio performance measure. Hasil pengukuran indeks treynor pada kedua reksadana dengan menggunakan rumus : π πππΏ = !"!!" !" Tampak pada tabel 11 bahwa indeks treynor reksadana Schroder dana istimewa (-0,2016) lebih besar dari reksadana anggrek (-0,3316). Kinerja reksadana Schroder dana istimewa masih di bawah rerata pasar (karena s parameter pasar lebih besar dari π parameter kedua reksadana), namun lebih baik dari pada kinerja reksadana anggrek. Tingkat risiko portofolio, nilai π½, reksadana saham (Schroder dana istimewa) sebesar 0,6172, lebih besar dari nilai π½ reksadana campuran yaitu sebesar 0,40936. Hal ini berarti bahwa harga sahm aktiva reksadana saham bergerak lebih kurang 50% dari pergerakan IHSG sedangkan harga saham aktiva reksadana campuran bergerak kurang dari 50% dari pergerakan IHSG. Hal ini konsisten dengan nilai varians (π ! ) reksadana saham (Schroder dana istimewa) lebih besar dari pada nilai varians (π ! ) reksadana campuran (Anggrek). KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, simpulan penelitian ini adalah : 1) pertumbuhan NAB reksadana Schroder dana istimewa lebih besar dari pada pertumbuhan NAB reksadana Anggrek, 2) Indeks sharpe reksadana Schroder dana istimewa lebih besar dari indeks sharpe reksadana Anggrek, 3) berdasarkan indeks treynor, kinerja reksadana Schroder dana istimewa lebih baik dari kinerja reksadana Anggrek, 4) Dilihat dari koefisian π dan π½, kedua reksadana memiki kinerja yang baik, namun Kinerja reksadana Schroder dana istimewa lebih baik dari kinerja reksadana anggrek dan 5) kinerja reksadana saham lebih baik dari kinerja reksadana campuran. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada investor untuk terlebih dahulu mempertimbangkan tingkat risiko dan tingkat pengembalian dari reksadana yang akan dipilih. DAFTAR PUSTAKA Achsien. 2000. Investasi syariah di pasar modal. Jakarta . Gramedia. Biro riset badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan. 2007. Statistik pasar modal bapepam – lembaga keuangan Bodie, et al. 2006. Investments. 6 th Ed. Irwin – Mc. Graw hill. Bollen, N. and Busse, J.A. 2001. On the Timing Ability of Mutual Fund Managers. Journal of Finance. Vol. LVI, No.3 (September) :1075 – 1094 Busse and Irwin. 2003. Bayesian Alphas and Mutual Fund persistence. AFA 2003. Washington D.C Meetings. Frye, M. B. 2001. The performance of Bank Managed Mutual Funds. The journal of Financial research. Vol. XXIV, No. 3: 419 – 442. Greene, J.T. and Hodges, C. H. 2001. The dilution impact of daily funds flow on open-end mutual funds. Journal of Financial Economics. 62 :1 – 41. Husnan. 2001. Dasar-dasar teori portofolio dan Analisis Sekuritas. 3th Ed. UPP-AMPYKPN. Jones, C. P. 2004. Invesments. 9 th Ed. John wiley dan Sons inc. New Jersey. Manurung, A. H. 2006. Memenangkan Transaksi Saham di Bursa. PT Elex Media komputindo. Pastor, L. And Stambaugh, R. F. 2000. Evaluating and Investing in Equility Mutual Funds. Working Paper Series No. 156 (May) :1 – 15. Website Bursa Efek Indonesia. 2012. Indeks harga saham Gabungan.