1 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU DENGAN MENGGUNAKAN PELURU MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Supyan 1) Iis Marwan 2) 1) 2) SDN Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya : [email protected] Program studi PJKR FKIP Universitas Siliwangi : [email protected]. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar tolak peluru dengan menggunakan peluru modifikasi pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2013/2014. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (class action research) dilakukan dalam dua siklus. Penelitian ini di observasi oleh teman sejawat sebagai mitra penelitian sehingga pelaksanaan refleksi dapat dilakukan dengan lancar. Instrumen penelitian berupa observasi dan tes tolak peluru. Hasil penelitian menunjukan terjadinya peningkatan hasil belajar tolak peluru dari siklus ke I hingga siklus ke II dan ketuntasan hasil belajar dapat terlaksana yakni 85 % rata – rata siswa telah tuntas hasil belajarnya Kepada semua pihak yang memiliki perhatian terhadap peningkatan hasil belajar tolak peluru agar dapat menggunakan peluru modifikasi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar tolak peluru di sekolah dasar. Kata Kunci : Pembelajaran, Metode Bagian, Tolak Peluru 2 EFFORTS TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES SHOT PUT WITH MODIFIED BULLET CLASS V IN PRIMARY SCHOOL Supyan 1) Iis Marwan 2) 1) Elementary School Argasari 1 District Cihideung Tasikmalaya City: [email protected] 2) lecturer Program Studies PJKR FKIP Siliwangi University: [email protected]. ABSTRACT The purpose of this research is to improve learning outcomes by using bullets shot put modifications in class V Elementary School District Argasari 1 Cihideung District Tasikmalaya City Academic Year 2013/2014. This research method using action research methods class (class action research) is done in two cycles. This study on observations by peers as research partners so that the implementation of reflection can be carried out smoothly. Research instrument in the form of observations and tests shot put. The results showed an increase in learning outcomes shot put from cycle to cycle to the I to II and mastery of learning outcomes that can be implemented 85% average average students have completed their study results To all those who have attention to improving learning outcomes in order to use the shot put bullets modification as a way to improve learning outcomes shot put in elemtanery school. Keywords: Learning, Methods Section, Shot Put 3 PENDAHULUAN Tolak peluru adalah salah satu nomor atletik dan mulai diajarkan pada siswa sekolah dasar. Sesuai dengan namanya, maka peluru tidak dilempar tetapi ditolak atau didorong yaitu berupa dorongan dari bahu yang kuat disertai dengan gerak merentangkan lengan, pergelangan tangan dan jari-jari yang terarah dengan tujuan agar didapat jarak tolakan yang maksimal. Pada tolak peluru lutut, pinggang, bahu, siku, pergelangan tanga dan sendi jarijari tangan, semua harus digunakan untuk menggunakan kekuatan paling besar pada peluru. Siswa sering melewatkan gerakan sendi awal seperti gerakan lutut dan pinggang atau gagal menyelesaikan suatu gerakan secara penuh dengan tidak menggunakan pergelangan tangan dan jari-jari tangan. Kecepatan siswa pada saat menolak peluru atau kecepatan peluru pada saat lepas, adalah faktor yang terpenting. Lebih besar kecepatan berarti lebih jauh jarak yang dicapai. Tahanan udara atau angin juga dapat mempengaruhi jarak yang ditempuh atau jarak capai peluru oleh siswa. Dalam kurikulum Penjasorkes Sekolah Dasar tahun 2013 untuk kelas V semester genap proses pembelajaran atletik pada nomor tolak peluru tercantum dalam Kompetensi Dasar : (1). Mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam proses pembelajaran tolak peluru pada siswa kelas V SDN Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya di mana penulis mengabdi sebagai guru penjasorkes didapat hasil belajar tolak peluru tidak sesuai dengan harapan. Hasil survei yang telah dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa hasil belajar tolak peluru masih tergolong rendah. Hasil ini dapat dilihat dari hasil tes tolak peluru nilai rata-rata kelas V masih rendah yang hanya mencapai angka 65 (Standar ketuntasan belajar minimal untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di SDN Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya adalah 80). Model-model pembelajaran diciptakan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, lima diantaranya yaitu: (1) Kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian tujuan belajar. (2) Karakteristik mata pelajaran. (3) Kemampuan guru. (4) Fasilitas/media pembelajaran masih sangat terbatas. (5) Kemampuan siswa. 4 Untuk mengajarkan tolak peluru, dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode. Salah satunya menerapkan peluru modifikasi. Dalam proses pembelajaran tolak peluru dengan cara setiap fase diajarkan bagian demi bagian sampai tuntas, sehingga siswa dapat memahami teknik yang harus dikuasainya. Dalam penelitian ini dipilih topik permasalahan upaya peningkatan hasil belajar tolak peluru dengan menggunakan peluru modifikasi pada siswa kelas V SDN Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya dalam bentuk penelitian tindakan kelas. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah pembelajaran menggunakan peluru modifikasi dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya O’Brein pada siswa kelas V SDN Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ? Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran penjasorkes di SDN Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya yang ditunjukkan dengan meningkatnya prosentase siswa yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar tolak peluru. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama untuk peneliti dan decision maker tentang variabel yang dimanipulasikan dan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan. Suharsimi (2010) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Salah satu ciri penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) adalah cyclic atau adanya langkah-langkah yang terukur dan terencana dalam sebuah siklus. Sehingga rancangan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus. Model siklus dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, (1992). Setiap siklus melalui fasefase: Planning (Perencanaan), Acting (Tindakan), Observing (Pengamatan), dan Reflecting (Refleksi). Hal yang sama dikemukakan oleh Suharsimi (2010) bahwa dalam penelitian tindakan kelas desain panel terdiri dari langkah-langkah yaitu perencanaan atau planning tindakan atau acting, pengamatan atau observing dan refleksi atau reflecting. 5 Desain penelitian tindakan kelas, digunakan oleh peneliti adalah model siklus meliputi yaitu: 1. Rencana adalah tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan mutu atau perbaikan perilaku dan sikap sebagai solusi. 2. Tindakan apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perbaikan yang diinginkan. 3. Observasi adalah mengamati atau hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan atau dikenakan terhadap siswa. 4. Refleksi adalah peneliti mengkaji, melihat dan memperhitungkan atas hasil refleksi ini peneliti bersama-sama guru dapat melalakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal (Soedarsono, 2001). Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SDN Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014. Kelas ini tergolong kelompok siswa dengan prestasi sedang bahkan cenderung rendah, sebuah kelas yang terdiri dari kombinasi antara siswa dengan dengan prestasi belajar yang rendah dan siswa dengan prestasi belajar cukup tinggi. Kondisi tersebut turut berakibat pada munculnya kesenjangan partisipasi dan prestasi dalam kegiatan pembelajaran, khususnya mata pelajaran penjasorkes tolak peluru gaya O’Brein. Sumber data penelitian ini diperoleh dari hasil unjuk kerja keterampilan dasar tolak peluru gaya O’Brein yang dilakukan pada kegiatan pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 yang termasuk dalam aspek penilaian psikomotor. Selain itu sumber data juga diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap kegiatan pembelajaran teknik tolak peluru gaya O’Brein dengan melihat hasil dari aspek kognitif dan afektif. Sesuai dengan data yang ingin diperoleh dan teknik yang digunakan, maka alat pengumpul data yang digunakan sebagai berikut : a. Quesioner; b. Panduan wawancara; c. Rubrik unjuk kerja; d. Lembar Observasi; e. Rubrik tugas; f. Catatan siswa. Selain dalam bentuk tersebut digunakan instrumen tes baku untuk mengukur keterampilan tolak peluru gaya O’Brein yang dikembangkan Depdiknas (2003). Setelah merumuskan cara pemecahan masalah, kegiatan tahap perencanaan ini menyiapkan rencana pembelajaran meliputi: pembuatan Silabus Mata Pelajaran 6 Penjasorkes tolak peluru gaya O’Brein, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tolak peluru gaya O’Brein dan Sistem Penilaian Teknik Tolak peluru gaya O’Brein. Validasi dan reliabilitas instrumen/data digunakan practically validity/reability, artinya sepanjang peneliti dan guru mitra memutuskan bahwa istrumen layak digunakan maka instrumen/data tersebut dapat dinyatakan valid dan reliabel. Untuk meningkatkan validasi digunakan pula strategi berikut, yakni: 1. Face validity, setiap anggota saling menilai/memutuskan validitas suatu instrument/data dalam proses kolaborasi. 2. Triangulation, menggunakan berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian/ Skematik Triangulation. Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini yakni: (1). Identifikasi data, (2). Melihat pola-pola, dan (3) Membuat interpretasi. PEMBAHASAN 1. Deskripsi Hasil Penelitian pada Pra Siklus Hasil belajar teknik dasar tolak peluru siswa kelas V SDN Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 pra siklus diperoleh skor rerata sebesar 248,28 cm hal ini menandakan bahwa ketuntasan belajar siswa masih dibawah KKM (sebesar 275 cm pa dan 250 cm pi dengan skor rata-rata 275 cm). 2. Deskripsi Data Hasil Penelitian pada Siklus 1 a. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan dilakukan dengan menyiapkan berbagai macam keperluan proses pembelajaran keterampilan teknik tolak peluru dengan menyiapkan silabus, RPP, media pembelajaran, alat dan instrumen evaluasi serta berbagai format pedoman observasi. b. Pelaksanaan Tindakan Selama siklus ke – 1 kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana dimana peneliti maupun siswa maupun observer hadir 100%, keadaan cuaca mendukung (tidak terganggu hujan) sehingga proses pembelajaran dapat dikatakan maksimal. 7 c. Observasi Tindakan Pengamatan (observasi) tindakan dilakukan oleh observer (Kepala Sekolah). Observer mengamati pelaksaan pembelajaran yang dimulai dari penilaian persiapan pembelajaran (silabus dan RPP), pelaksanaan pembelajaran (mengobservasi peneliti maupun siswa) selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan latihan, penugasan yang telah dibuat, langkah pelaksanaan sebagai lembar observasi. Guru mengamati aktivitas siswa pada saat proses belajar-mengajar dan saat siswa menyelesaikan latihan. Adapun hal yang yang perlu diamati adalah aktivitas positif siswa yang meliputi: Kehadiran Siswa; Siswa yang aktif mengerjakan tugas gerak; Siswa yang rajin mengerjakan berdiskusi; Siswa yang aktif bertanya; dan Siswa yang cepat mengerjakan tugas gerak. Hasil observasi dan tes hasil belajar keterampilan teknik tolak peluru siswa kelas V SDN Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 pada siklus I diperoleh skor rerata sebesar 272,14 cm hal ini menandakan bahwa ketuntasan belajar siswa masih dibawah KKM (sebesar 270 cm pa dan 250 cm pi dengan skor rata-rata 275 cm). d. Refleksi Hasil Tindakan Hasil refleksi pada siklus I menjadi bahan untuk memperbaiki kinerja pada siklus berikutnya. 1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasai mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. 2) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa. 3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I yang dilakukan oleh peneliti bersama observer diperoleh hasil bahwa tes hasil belajar keterampilan teknik dasar tolak peluru siswa kelas V SDN Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 pada siklus I diperoleh skor rerata sebesar 272,14 cm hal ini menandakan bahwa ketuntasan belajar siswa masih dibawah KKM (sebesar 75), sehingga perlu 8 dilakukan penyempurnaan dari berbagai tahapan, karena itu direkomendasikan perlu ditindaklanjuti dengan melaksanakan siklus 2. 3. Deskripsi Data Hasil Penelitian pada Siklus 2 a. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan dilakukan dengan menyiapkan berbagai macam keperluan proses pembelajaran keterampilan tolak peluru dengan menyiapkan silabus, RPP, media pembelajaran, alat dan instrumen evaluasi serta berbagai format pedoman observasi. Hasil perbaikan dari siklus I yang dirasakan masih ada kekurangan dan kelemahan. b. Pelaksanaan Tindakan Selama siklus ke – 2 kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana dimana peneliti maupun siswa maupun observer hadir 100%, keadaan cuaca mendukung (tidak terganggu hujan) sehingga proses pembelajaran dapat dikatakan maksimal. c. Observasi Tindakan Pengamatan (observasi) tindakan dilakukan oleh observer (Kepala Sekolah). Observer mengamati pelaksaan pembelajaran yang dimulai dari penilaian persiapan pembelajaran (silabus dan RPP), pelaksanaan pembelajaran (mengobservasi peneliti maupun siswa) selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, penugasan yang telah dibuat, langkah pelaksanaan sebagai lembar observasi. Guru mengamati aktivitas siswa pada saat proses belajarmengajar dan saat siswa menyelesaikan latihan. Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan. Hasil observasi dan tes hasil belajar tolak peluru siswa kelas V SDN Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 pada siklus 2 diperoleh skor rerata sebesar 293,30 cm hal ini menandakan bahwa ketuntasan belajar siswa sudah diatas KKM (sebesar 275 cm pa dan 250 cm pi dengan skor rata-rata 275 cm). 9 4. Refleksi Hasil Tindakan Hasil refleksi pada siklus I menjadi bahan untuk memperbaiki kinerja pada siklus berikutnya. 1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. 2) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa. 3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 2 yang dilakukan oleh peneliti bersama observer diperoleh hasil bahwa tes hasil belajar tolak peluru siswa kelas V SDN Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 pada siklus 2 diperoleh skor rerata sebesar 293,30 cm hal ini menandakan bahwa ketuntasan belajar siswa sudah di atas KKM (sebesar 275 cm pa dan 250 cm pi dengan skor ratarata 275 cm dan skor KKM sudah di atas 75), sehingga direkomendasikan sudah tidak perlu melaksanakan siklus 3. Analisis Data Hasil Penelitian Berdasarkan skor tes keterampilan tolak peluru maka dapat di deskripsikan dalam bentuk Diagram 1 dibawah ini. 80 70 60 50 40 30 20 10 0 KKM Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Tolak Peluru Diagram1. Keterampilan Tolak Peluru Hasil Observasi aktivitas siswa dari siklus ke siklus dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini 10 Tabel 1 Data Aktivitas Siswa yang Relevan dengan Pembelajaran Ketercapaian No 1. 2 3 Indikator Siklus I Aspek Psikomotor Keterampilan siswa dalam melakukan teknik tolak peluru Aspek Kognitif Kemampuan siswa mengetahui dan memahami teknik tolak peluru. Aspek Afektif Interaksi siswa dalam mengikuti tolak peluru secara berkelompok Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran tolak peluru Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran tolak peluru (menyelesaikan tugas mandiri atau tugas kelompok ) Kemampuan siswa dalam pembelajaran tolak peluru dengan peraturan yang dimodifikasi. Rata-rata Afektif Jumlah rata-rata Siklus II Jml % Jml % 23 64% 32 89% 24 67% 31 86% 25 69% 33 92% 23 64% 32 89% 24 67% 29 81% 23 64% 29 81% 66% 65,7% 85,75% 86,92% Berdasarkan Tabel 1 tersebut, terlihat bahwa aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan pembelajaran tolak peluru pada siklus 2 mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus1 yaitu sebesar 21,22%, maka dapat digambarkan data siswa yang relevan dengan aktivitas pembelajaran sebagaimana dalam Diagram 2 berikut ini: 100 80 60 Siklus I 40 Siklus 2 20 0 Afektif Psikomotor Kognitif Diagram 2. Aktivitas Pembelajaran 11 Selanjutnya data aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran terlihat pada Tabel 2. Tabel 2 Data Aktivitas Siswa yang Kurang Relevan dengan Pembelajaran Ketercapaian No 1. 2. 3. Indikator Siklus I Tidak memperhatikan penjelasan guru Mengobrol dengan teman Mengerjakan tugas lain Rata – rata Jml 23 22 21 Siklus II % 64% 61% 58% 61% Jml % 11 31% 12 33% 14 39% 34,3% Berdasarkan Tabel 2 di atas terlihat bahwa aktivitas siswa yang kurang relevan dengan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami penurunan dibandingkan dengan siklus 1 yaitu sebesar 26,7%, maka dapat dibuat digram ketercapaian aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran dalam Diagram 3 sebagai berikut : 70 60 50 40 30 20 10 0 Tdk Memperhatikan Mengobrol Mengerjakan tgs lain Rata - rata Siklus 1 Siklus 2 Diagram 3. Ketercapaian Aktivitas Siswa Data pemahaman siswa tentang teknik tolak peluru dan ketuntasan belajar dari siklus 1 ke siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3 Data Pemahaman Siswa Tentang Teknik Tolak Peluru dan Ketuntasan Belajar Siswa No Aspek yang diamati 1. Nilai Rata-rata teknik tolak peluru 2. 3. Ketercapaian Siklus I Siklus II 272,28 293,30% Siswa yang telah tuntas 62% 83% Siswa yang belum tuntas 38% 17% 12 Berdasarkan Tabel 3 di atas nilai rata-rata pemahaman siswa tentang teknik tolak peluru mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, begitu juga prosentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 21 %, diagramkan pemahaman siswa tentang teknik tolak peluru dan ketuntasan belajar siswa sebagaimana pada Diagram 4 di bawah ini 300 250 200 Rata-rata Tolak Peluru 150 Telah Tuntas 100 Belum Tuntas 50 0 Siklus 1 Siklus 2 Diagram 4. Teknik Tolak Peluru dan Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa temuan hasil penelitian tindakan kelas ini yaitu: Skor rerata kemampuan siswa peluru siswa kelas V SDN Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 dalam melakukan teknik tolak peluru dengan metode pembelajaran bagian (part method) mengalami peningkatan dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada pra siklus diperoleh skor rata-rata 248,28 cm dan pada siklus pertama keterampilan siswa melakukan teknik tolak peluru meningkat 272,148 cm pada siklus kedua menjadi 293,30 cm mengalami kenaikan sebesar 21,17 %. Skor rerata pengetahuan siswa terhadap indikator pemahaman teknik tolak peluru aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada siklus pertama rerata skor 67 % sedangkan pada siklus kedua sebesar 86 %, sehingga mengalami kenaikan sebesar 19 %. Skor rerata aktivitas belajar tolak peluru dengan menggunakan metode bagian (part method) dan peraturan yang dimodifikasi, pada siklus pertama sebesar 64 % dan pada siklus kedua pada siklus kedua 81 %, tergolong baik, demikian juga tentang penuntasan belajar pada siklus pertama 62 % dan pada siklus kedua menjadi 83 %. 13 Siklus pertama siswa melakukan proses pembelajaan tolak peluru dengan menggunakan peluru modifikasi. Selanjutnya siswa melakukan teknik dasar tolak peluru dengan peraturan yang dimodifikasi dan menggunakan peluru dari bahan karet. Dari hasil penelitian tindakan kelas tersebut, didapat hasil bahwa belajar tolak peluru pada siswa sekolah dasar tidak lepas dari konsep dan teori belajar. Seperti menurut Singer (1980) adalah perubahan perilaku yang relatif tetap yang disebabkan praktek atau pengalaman yang lampau dalam suatu situasi tertentu. Menurut Bigge (1982) bahwa, belajar sebagai suatu perubahan yang bertahan lama dalam kehidupan individu dan tidak dilahirkan atau didahului oleh warisan keturunan. Selanjutnya Winkel (1996) menerangkan belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant. Hasil dari belajar tolak peluru tersebut diperjelas oleh Djamarah (1999) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar tolak peluru adalah belajar dari pengalaman gerak, sehingga terbentuk keterampilan gerak yang relative permanen. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikapnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Kiram (2000) mengemukakan bahwa, belajar melalui gerak, berkaitan dengan aktifitas guru dan peserta didik dalam upaya memberikan pengalaman belajar pada peserta didik, baik yang berkaitan dengan aspek kognitif, maupun afektif dan emosional. Gagne dan Briggs (1979) mengemukakan bahwa, belajar motorik adalah sebagai perubahan tingkah laku atau perubahan kecakapan yang mampu bertahan dalam jangka waktu tertentu dan bukan berasal dari proses pertumbuhan. Schmidt (1991) mengemukakan bahwa, belajar motorik adalah suatu proses perbaikan kemampuankemampuan koordinasi motorik, melalui optimalisasi faktor-faktor persyaratan luar dan dalam yang bertujuan untuk mendapatkan keterampilan, kemampuan dan tingkah laku tertentu. 14 Hasil pengamatan guru menunjukkan pada pembahasan siklus pertama dengan menggunakan peluru modifikasi dari bahan karet, terlihat para siswa sangat antusias dalam melaksanakan teknik tolak peluru. Konsep pembelajaran dengan menggunakan peluru modifikasi dilakukan secara sistematis, menurut Singer (1980) adalah suatu cara latihan yang bertitik tolak pada pandangan bahwa suatu latihan dapat diberikan menurut bagian-bagiannya ,tahap-tahap latihan seharusnya dipermudah dan dibagi-bagi. Melalui pembelajaran tolak peluru yang dimodifikasi ini terlihat hubungan siswa dengan guru sangat signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi sebagai fasilitator dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep creatif learning yaitu melalui discovery dan invention serta creativity and diversity sangat menonjol dalam model pembelajaran ini. Dengan model pembelajaran menggunakan peluru modifikasi guru hanya mengarahkan strategi yang efektif dan efisien yaitu belajar bagaimana cara belajar (learning how to learn). Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas di atas prosentasi ketercapaian pada siklus pertama mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus kedua, maka dapat disimpulkan bahwa temuan pada penelitian adalah pembelajaran tolak peluru dengan peluru modifikasi dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru pada siswa sekolah dasar. PENUTUP Berdasarkan temuan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa menggunakan peluru modifikasi dalam proses pembelajaran tolak peluru dapat meningkatkan kemampuan siswa menguasai teknik tolak peluru dalam proses pembelajaran penjasorkes siswa kelas V SDN Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014. Berdasarkan temuan-temuan dan simpulan tersebut di atas, dapat disarankan agar pembelajaran menggunakan modifikasi alat agar meningkatkan aktifitas siswa dalam melakukan teknik tolak peluru karena itu di anjurkan agar proses pembelajaran tolak peluru untuk anak sekolah dasar menggunakan modifikasi alat belajar. Hasil penelitian ini dapat ditindaklanjuti oleh peneliti berikutnya terhadap siswa sekolah lanjutan pertama atau sekolah lanjutan atas. 15 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta , PT. Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi, (2010). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi Aksara. Bigge, Morris L. (1982). Learning T heories For Teachers. New York: Harper &. Row. Depdiknas (2003). Kurikulum dan Hasil Kompetensi Dasar Pendidikan Anak Usia 4-6 Tahun. Jakarta, Depdiknas Djamarah, Syaiful Bahri (1999). Psikologi Belajar Jakarta, Rineka Cipta. Gagne dan Briggs (1979). Principles of Instruktional Design. New York. Holt Rinehart and Winston Kemmis and Mc. Taggart, (1992). The Action Research Planner. Dekain University, Vic. Kiram, Yanuar, (2000). Metode Pembelajaran Keterampilan Motorik Dasar Bagi Anak Usia Sekolah Dasar, Jakarta, Pusat Kesegaran Jasmani, Depdiknas. Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan tahun 2004 untuk Sekolah Dasar, Jakarta, Depdiknas. Lutan, Rusli (1988 ). Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode, Jakarta, Depdikbud Dirjendikti P2LPTK. ________, (2001), Mengajar Pendidikan Jasmani, Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar, Jakarta Depdiknas, Dirjen, Dikdasmen. Lutan, Rusli dan Cholik, Toho, (1996). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, P3G, Jakarta, Depdikbud. Marwan, Iis (2008). ”Keterampilan Motorik: Teori dan Praktek” Diktat, PJKR-FKIP Universitas Siliwangi Banyumas. Singer, R.N; Dick, W.(1980). Teaching Physical Education: A System Approach. Bostoon; Houghton Miflin Company. Schmidt, Richard, A., (1991). Motor Learning and Performance: Human Kinetic Application to Motor Skill and Movement Behaviors. New York: Macmillan Publishing Co.Inc. Sudarsono, FX., 2001. Apikasi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Dirjen Dikti Depdiknas. Winkel, J. Santrock (2007). Psikologi Pendidikan (Edisi Ke-Dua) Jakarta, Kencana Prenada Media Grup.