1 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU

advertisement
1
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU DENGAN
MENGGUNAKAN PELURU MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR
Supyan 1)
Iis Marwan 2)
1)
2)
SDN Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya : [email protected]
Program studi PJKR FKIP Universitas Siliwangi : [email protected].
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar tolak peluru
dengan menggunakan peluru modifikasi pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri
Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2013/2014.
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (class
action research) dilakukan dalam dua siklus. Penelitian ini di observasi oleh teman
sejawat sebagai mitra penelitian sehingga pelaksanaan refleksi dapat dilakukan dengan
lancar. Instrumen penelitian berupa observasi dan tes tolak peluru.
Hasil penelitian menunjukan terjadinya peningkatan hasil belajar tolak peluru
dari siklus ke I hingga siklus ke II dan ketuntasan hasil belajar dapat terlaksana yakni 85
% rata – rata siswa telah tuntas hasil belajarnya
Kepada semua pihak yang memiliki perhatian terhadap peningkatan hasil belajar
tolak peluru agar dapat menggunakan peluru modifikasi sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan hasil belajar tolak peluru di sekolah dasar.
Kata Kunci : Pembelajaran, Metode Bagian, Tolak Peluru
2
EFFORTS TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES SHOT PUT WITH
MODIFIED BULLET CLASS V IN PRIMARY SCHOOL
Supyan 1)
Iis Marwan 2)
1) Elementary School Argasari 1 District Cihideung Tasikmalaya City: [email protected]
2) lecturer Program Studies PJKR FKIP Siliwangi University: [email protected].
ABSTRACT
The purpose of this research is to improve learning outcomes by using bullets
shot put modifications in class V Elementary School District Argasari 1 Cihideung
District Tasikmalaya City Academic Year 2013/2014.
This research method using action research methods class (class action research)
is done in two cycles. This study on observations by peers as research partners so that
the implementation of reflection can be carried out smoothly. Research instrument in
the form of observations and tests shot put.
The results showed an increase in learning outcomes shot put from cycle to cycle
to the I to II and mastery of learning outcomes that can be implemented 85% average average students have completed their study results
To all those who have attention to improving learning outcomes in order to use
the shot put bullets modification as a way to improve learning outcomes shot put in
elemtanery school.
Keywords: Learning, Methods Section, Shot Put
3
PENDAHULUAN
Tolak peluru adalah salah satu nomor atletik dan mulai diajarkan pada siswa
sekolah dasar. Sesuai dengan namanya, maka peluru tidak dilempar tetapi ditolak atau
didorong yaitu berupa dorongan dari bahu yang kuat disertai dengan gerak
merentangkan lengan, pergelangan tangan dan jari-jari yang terarah dengan tujuan agar
didapat jarak tolakan yang maksimal.
Pada tolak peluru lutut, pinggang, bahu, siku, pergelangan tanga dan sendi jarijari tangan, semua harus digunakan untuk menggunakan kekuatan paling besar pada
peluru. Siswa sering melewatkan gerakan sendi awal seperti gerakan lutut dan pinggang
atau gagal menyelesaikan suatu gerakan secara penuh dengan tidak menggunakan
pergelangan tangan dan jari-jari tangan. Kecepatan siswa pada saat menolak peluru atau
kecepatan peluru pada saat lepas, adalah faktor yang terpenting. Lebih besar kecepatan
berarti lebih jauh jarak yang dicapai. Tahanan udara atau angin juga dapat
mempengaruhi jarak yang ditempuh atau jarak capai peluru oleh siswa.
Dalam kurikulum Penjasorkes Sekolah Dasar tahun 2013 untuk kelas V semester
genap proses pembelajaran atletik pada nomor tolak peluru tercantum dalam
Kompetensi Dasar : (1).
Mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar ke dalam
permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya.
Dalam proses pembelajaran tolak peluru pada siswa kelas V SDN Argasari 1
Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya
di mana penulis mengabdi sebagai guru
penjasorkes didapat hasil belajar tolak peluru tidak sesuai dengan harapan. Hasil survei
yang telah dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa hasil belajar tolak peluru masih
tergolong rendah.
Hasil ini dapat dilihat dari hasil tes tolak peluru nilai rata-rata kelas V masih
rendah yang hanya mencapai angka 65 (Standar ketuntasan belajar minimal untuk mata
pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di SDN Argasari 1 Kecamatan
Cihideung Kota Tasikmalaya adalah 80).
Model-model pembelajaran diciptakan dengan mempertimbangkan beberapa
faktor, lima diantaranya yaitu: (1) Kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian
tujuan belajar. (2) Karakteristik mata pelajaran. (3) Kemampuan guru. (4)
Fasilitas/media pembelajaran masih sangat terbatas. (5) Kemampuan siswa.
4
Untuk mengajarkan tolak peluru, dapat dilakukan dengan berbagai cara atau
metode. Salah satunya menerapkan peluru modifikasi. Dalam proses pembelajaran
tolak peluru dengan cara setiap fase diajarkan bagian demi bagian sampai tuntas,
sehingga siswa dapat memahami teknik yang harus dikuasainya.
Dalam penelitian ini dipilih topik permasalahan upaya peningkatan hasil belajar
tolak peluru dengan menggunakan peluru modifikasi pada siswa kelas V SDN Argasari
1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya dalam bentuk penelitian tindakan kelas.
Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah pembelajaran menggunakan
peluru modifikasi dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya O’Brein pada
siswa kelas V SDN Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ?
Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran penjasorkes di SDN Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya
yang ditunjukkan dengan meningkatnya prosentase siswa yang berpartisipasi aktif
dalam kegiatan belajar mengajar tolak peluru.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Class Action
Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama untuk peneliti dan
decision maker tentang variabel yang dimanipulasikan dan dapat digunakan untuk
melakukan perbaikan.
Suharsimi (2010) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Salah satu ciri penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) adalah
cyclic atau adanya langkah-langkah yang terukur dan terencana dalam sebuah siklus.
Sehingga rancangan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus. Model
siklus dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, (1992). Setiap siklus melalui fasefase: Planning (Perencanaan), Acting (Tindakan), Observing (Pengamatan), dan
Reflecting (Refleksi). Hal yang sama dikemukakan oleh Suharsimi (2010) bahwa dalam
penelitian tindakan kelas desain panel terdiri dari langkah-langkah yaitu perencanaan
atau planning tindakan atau acting, pengamatan atau observing dan refleksi atau
reflecting.
5
Desain penelitian tindakan kelas, digunakan oleh peneliti adalah model siklus
meliputi yaitu:
1. Rencana adalah tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan
mutu atau perbaikan perilaku dan sikap sebagai solusi.
2. Tindakan apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan,
peningkatan atau perbaikan yang diinginkan.
3. Observasi adalah mengamati atau hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan
atau dikenakan terhadap siswa.
4. Refleksi adalah peneliti mengkaji, melihat dan memperhitungkan atas hasil refleksi
ini peneliti bersama-sama guru dapat melalakukan revisi perbaikan terhadap
rencana awal (Soedarsono, 2001).
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SDN Argasari 1
Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya
pada semester ganjil Tahun Pelajaran
2013/2014. Kelas ini tergolong kelompok siswa dengan prestasi sedang bahkan
cenderung rendah, sebuah kelas yang terdiri dari kombinasi antara siswa dengan dengan
prestasi belajar yang rendah dan siswa dengan prestasi belajar cukup tinggi. Kondisi
tersebut turut berakibat pada munculnya kesenjangan partisipasi dan prestasi dalam
kegiatan pembelajaran, khususnya mata pelajaran penjasorkes tolak peluru gaya
O’Brein.
Sumber data penelitian ini diperoleh dari hasil unjuk kerja keterampilan dasar
tolak peluru gaya O’Brein yang dilakukan pada kegiatan pra siklus, siklus 1 dan siklus 2
yang termasuk dalam aspek penilaian psikomotor.
Selain itu sumber data juga
diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap kegiatan
pembelajaran teknik tolak peluru gaya O’Brein dengan melihat hasil dari aspek kognitif
dan afektif.
Sesuai dengan data yang ingin diperoleh dan teknik yang digunakan, maka alat
pengumpul data yang digunakan sebagai berikut : a. Quesioner; b. Panduan wawancara;
c. Rubrik unjuk kerja; d. Lembar Observasi; e. Rubrik tugas; f. Catatan siswa. Selain
dalam bentuk tersebut digunakan instrumen tes baku untuk mengukur keterampilan
tolak peluru gaya O’Brein yang dikembangkan Depdiknas (2003).
Setelah merumuskan cara pemecahan masalah, kegiatan tahap perencanaan ini
menyiapkan rencana pembelajaran meliputi: pembuatan Silabus Mata Pelajaran
6
Penjasorkes tolak peluru gaya O’Brein, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tolak peluru gaya O’Brein dan Sistem Penilaian Teknik Tolak peluru gaya O’Brein.
Validasi dan reliabilitas instrumen/data digunakan practically validity/reability,
artinya sepanjang peneliti dan guru mitra memutuskan bahwa istrumen layak digunakan
maka instrumen/data tersebut dapat dinyatakan valid dan reliabel. Untuk meningkatkan
validasi digunakan pula strategi berikut, yakni:
1. Face validity, setiap anggota saling menilai/memutuskan validitas suatu
instrument/data dalam proses kolaborasi.
2. Triangulation, menggunakan berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas
penilaian/ Skematik Triangulation.
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini yakni: (1). Identifikasi data,
(2). Melihat pola-pola, dan (3) Membuat interpretasi.
PEMBAHASAN
1. Deskripsi Hasil Penelitian pada Pra Siklus
Hasil belajar teknik dasar tolak peluru siswa kelas V SDN Argasari 1
Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 pra siklus diperoleh
skor rerata sebesar 248,28 cm hal ini menandakan bahwa ketuntasan belajar siswa
masih dibawah KKM (sebesar 275 cm pa dan 250 cm pi dengan skor rata-rata 275 cm).
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian pada Siklus 1
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan dilakukan dengan menyiapkan berbagai macam keperluan
proses pembelajaran keterampilan teknik tolak peluru dengan menyiapkan silabus, RPP,
media pembelajaran, alat dan instrumen evaluasi serta berbagai format pedoman
observasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Selama siklus ke – 1 kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan
rencana dimana peneliti maupun siswa maupun observer hadir 100%, keadaan cuaca
mendukung (tidak terganggu hujan) sehingga proses pembelajaran dapat dikatakan
maksimal.
7
c. Observasi Tindakan
Pengamatan (observasi) tindakan dilakukan oleh observer (Kepala Sekolah).
Observer mengamati pelaksaan pembelajaran yang dimulai dari penilaian persiapan
pembelajaran (silabus dan RPP), pelaksanaan pembelajaran (mengobservasi peneliti
maupun siswa) selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Observasi dilakukan dengan menggunakan latihan, penugasan yang telah dibuat,
langkah pelaksanaan sebagai lembar observasi. Guru mengamati aktivitas siswa pada
saat proses belajar-mengajar dan saat siswa menyelesaikan latihan.
Adapun hal yang yang perlu diamati adalah aktivitas positif siswa yang meliputi:
Kehadiran Siswa; Siswa yang aktif mengerjakan tugas gerak; Siswa yang rajin
mengerjakan berdiskusi; Siswa yang aktif bertanya; dan Siswa yang cepat mengerjakan
tugas gerak.
Hasil observasi dan tes hasil belajar keterampilan teknik tolak peluru siswa
kelas V SDN Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran
2013/2014 pada siklus I diperoleh skor rerata sebesar 272,14 cm hal ini menandakan
bahwa ketuntasan belajar siswa masih dibawah KKM (sebesar 270 cm pa dan 250 cm pi
dengan skor rata-rata 275 cm).
d. Refleksi Hasil Tindakan
Hasil refleksi pada siklus I menjadi bahan untuk memperbaiki kinerja pada
siklus berikutnya.
1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasai mutu, jumlah
dan waktu dari setiap macam tindakan.
2) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang skenario pembelajaran
dan lembar kerja siswa.
3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada
siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I yang dilakukan oleh peneliti bersama
observer diperoleh hasil bahwa tes hasil belajar keterampilan teknik dasar tolak peluru
siswa kelas V SDN Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran
2013/2014 pada siklus I diperoleh skor rerata sebesar 272,14 cm hal ini menandakan
bahwa ketuntasan belajar siswa masih dibawah KKM (sebesar 75), sehingga perlu
8
dilakukan penyempurnaan dari berbagai tahapan, karena itu direkomendasikan perlu
ditindaklanjuti dengan melaksanakan siklus 2.
3. Deskripsi Data Hasil Penelitian pada Siklus 2
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan dilakukan dengan menyiapkan berbagai macam keperluan
proses pembelajaran keterampilan tolak peluru dengan menyiapkan silabus, RPP, media
pembelajaran, alat dan instrumen evaluasi serta berbagai format pedoman observasi.
Hasil perbaikan dari siklus I yang dirasakan masih ada kekurangan dan kelemahan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Selama siklus ke – 2 kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan
rencana dimana peneliti maupun siswa maupun observer hadir 100%, keadaan cuaca
mendukung (tidak terganggu hujan) sehingga proses pembelajaran dapat dikatakan
maksimal.
c. Observasi Tindakan
Pengamatan (observasi) tindakan dilakukan oleh observer (Kepala Sekolah).
Observer mengamati pelaksaan pembelajaran yang dimulai dari penilaian persiapan
pembelajaran (silabus dan RPP), pelaksanaan pembelajaran (mengobservasi peneliti
maupun siswa) selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung, penugasan yang telah dibuat, langkah pelaksanaan
sebagai lembar observasi. Guru mengamati aktivitas siswa pada saat proses belajarmengajar dan saat siswa menyelesaikan latihan.
Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat
semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.
Hasil observasi dan tes hasil belajar tolak peluru siswa kelas V SDN Argasari
1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 pada siklus 2
diperoleh skor rerata sebesar 293,30 cm hal ini menandakan bahwa ketuntasan belajar
siswa sudah diatas KKM (sebesar 275 cm pa dan 250 cm pi dengan skor rata-rata 275
cm).
9
4. Refleksi Hasil Tindakan
Hasil refleksi pada siklus I menjadi bahan untuk memperbaiki kinerja pada
siklus berikutnya.
1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah
dan waktu dari setiap macam tindakan.
2) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang skenario pembelajaran
dan lembar kerja siswa.
3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada
siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 2 yang dilakukan oleh peneliti bersama
observer diperoleh hasil bahwa tes hasil belajar tolak peluru siswa kelas V SDN
Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 pada
siklus 2 diperoleh skor rerata sebesar 293,30 cm hal ini menandakan bahwa ketuntasan
belajar siswa sudah di atas KKM (sebesar 275 cm pa dan 250 cm pi dengan skor ratarata 275 cm dan skor KKM sudah di atas 75), sehingga direkomendasikan sudah tidak
perlu melaksanakan siklus 3.
Analisis Data Hasil Penelitian
Berdasarkan skor tes keterampilan tolak peluru maka dapat di deskripsikan
dalam bentuk Diagram 1 dibawah ini.
80
70
60
50
40
30
20
10
0
KKM
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Tolak Peluru
Diagram1. Keterampilan Tolak Peluru
Hasil Observasi aktivitas siswa dari siklus ke siklus dapat dilihat pada Tabel 1
berikut ini
10
Tabel 1
Data Aktivitas Siswa yang Relevan dengan Pembelajaran
Ketercapaian
No
1.
2
3
Indikator
Siklus I
Aspek Psikomotor
Keterampilan siswa dalam melakukan
teknik tolak peluru
Aspek Kognitif
Kemampuan siswa mengetahui dan
memahami teknik tolak peluru.
Aspek Afektif
Interaksi siswa dalam mengikuti tolak
peluru secara berkelompok
Hubungan siswa dengan guru selama
kegiatan pembelajaran tolak peluru
Motivasi dan kegairahan dalam
mengikuti pembelajaran tolak peluru
(menyelesaikan tugas mandiri atau
tugas kelompok )
Kemampuan siswa dalam
pembelajaran tolak peluru dengan
peraturan yang dimodifikasi.
Rata-rata Afektif
Jumlah rata-rata
Siklus II
Jml
%
Jml
%
23
64%
32
89%
24
67%
31
86%
25
69%
33
92%
23
64%
32
89%
24
67%
29
81%
23
64%
29
81%
66%
65,7%
85,75%
86,92%
Berdasarkan Tabel 1 tersebut, terlihat bahwa aktivitas siswa yang relevan
dengan kegiatan pembelajaran tolak peluru pada siklus 2 mengalami peningkatan
dibandingkan dengan siklus1 yaitu sebesar 21,22%, maka dapat digambarkan data siswa
yang relevan dengan aktivitas pembelajaran sebagaimana dalam Diagram 2 berikut ini:
100
80
60
Siklus I
40
Siklus 2
20
0
Afektif
Psikomotor
Kognitif
Diagram 2. Aktivitas Pembelajaran
11
Selanjutnya data aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran
terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Data Aktivitas Siswa yang Kurang Relevan dengan Pembelajaran
Ketercapaian
No
1.
2.
3.
Indikator
Siklus I
Tidak memperhatikan penjelasan guru
Mengobrol dengan teman
Mengerjakan tugas lain
Rata – rata
Jml
23
22
21
Siklus II
%
64%
61%
58%
61%
Jml
%
11
31%
12
33%
14
39%
34,3%
Berdasarkan Tabel 2 di atas terlihat bahwa aktivitas siswa yang kurang relevan
dengan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami penurunan dibandingkan
dengan siklus 1 yaitu sebesar 26,7%, maka dapat dibuat digram ketercapaian aktivitas
siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran dalam Diagram 3 sebagai berikut :
70
60
50
40
30
20
10
0
Tdk Memperhatikan
Mengobrol
Mengerjakan tgs lain
Rata - rata
Siklus 1
Siklus 2
Diagram 3. Ketercapaian Aktivitas Siswa
Data pemahaman siswa tentang teknik tolak peluru dan ketuntasan belajar dari
siklus 1 ke siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut.
Tabel 3
Data Pemahaman Siswa Tentang Teknik Tolak Peluru dan
Ketuntasan Belajar Siswa
No
Aspek yang diamati
1.
Nilai Rata-rata teknik tolak peluru
2.
3.
Ketercapaian
Siklus I
Siklus II
272,28
293,30%
Siswa yang telah tuntas
62%
83%
Siswa yang belum tuntas
38%
17%
12
Berdasarkan Tabel 3 di atas nilai rata-rata pemahaman siswa tentang teknik
tolak peluru mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, begitu juga prosentase
siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 21
%, diagramkan pemahaman siswa tentang teknik tolak peluru dan ketuntasan belajar
siswa sebagaimana pada Diagram 4 di bawah ini
300
250
200
Rata-rata Tolak Peluru
150
Telah Tuntas
100
Belum Tuntas
50
0
Siklus 1
Siklus 2
Diagram 4. Teknik Tolak Peluru dan Ketuntasan Belajar Siswa
Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa temuan hasil penelitian tindakan kelas
ini yaitu: Skor rerata kemampuan siswa peluru siswa kelas V SDN Argasari 1
Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 dalam melakukan
teknik tolak peluru dengan metode pembelajaran bagian (part method) mengalami
peningkatan dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada pra siklus diperoleh skor
rata-rata 248,28 cm dan pada siklus pertama keterampilan siswa melakukan teknik tolak
peluru meningkat 272,148 cm
pada siklus kedua menjadi 293,30 cm mengalami
kenaikan sebesar 21,17 %. Skor rerata pengetahuan siswa terhadap indikator
pemahaman teknik tolak peluru aktivitas siswa yang kurang relevan dengan
pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada
siklus pertama rerata skor 67 % sedangkan pada siklus kedua sebesar 86 %, sehingga
mengalami kenaikan sebesar 19 %. Skor rerata aktivitas belajar tolak peluru dengan
menggunakan metode bagian (part method) dan peraturan yang dimodifikasi, pada
siklus pertama sebesar 64 % dan pada siklus kedua pada siklus kedua 81 %, tergolong
baik, demikian juga tentang penuntasan belajar pada siklus pertama 62 % dan pada
siklus kedua menjadi 83 %.
13
Siklus pertama siswa melakukan proses pembelajaan tolak peluru dengan
menggunakan peluru modifikasi. Selanjutnya siswa melakukan teknik dasar tolak peluru
dengan peraturan yang dimodifikasi dan menggunakan peluru dari bahan karet.
Dari hasil penelitian tindakan kelas tersebut, didapat hasil bahwa belajar tolak
peluru pada siswa sekolah dasar tidak lepas dari konsep dan teori belajar. Seperti
menurut Singer (1980) adalah perubahan perilaku yang relatif tetap yang disebabkan
praktek atau pengalaman yang lampau dalam suatu situasi tertentu. Menurut Bigge
(1982) bahwa, belajar sebagai suatu perubahan yang bertahan lama dalam kehidupan
individu dan tidak dilahirkan atau didahului oleh warisan keturunan. Selanjutnya
Winkel (1996) menerangkan belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang
berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Perubahan itu bersifat secara relatif konstant. Hasil dari belajar tolak peluru tersebut
diperjelas oleh Djamarah (1999) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Belajar tolak peluru adalah belajar dari pengalaman gerak, sehingga terbentuk
keterampilan gerak yang relative permanen. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi
perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikapnya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Kiram (2000) mengemukakan bahwa, belajar melalui gerak, berkaitan dengan aktifitas
guru dan peserta didik dalam upaya memberikan pengalaman belajar pada peserta didik,
baik yang berkaitan dengan aspek kognitif, maupun afektif dan emosional.
Gagne dan Briggs (1979) mengemukakan bahwa, belajar motorik adalah sebagai
perubahan tingkah laku atau perubahan kecakapan yang mampu bertahan dalam jangka
waktu tertentu dan bukan berasal dari proses pertumbuhan.
Schmidt (1991)
mengemukakan bahwa, belajar motorik adalah suatu proses perbaikan kemampuankemampuan koordinasi motorik, melalui optimalisasi faktor-faktor persyaratan luar dan
dalam yang bertujuan untuk mendapatkan keterampilan, kemampuan dan tingkah laku
tertentu.
14
Hasil pengamatan guru menunjukkan pada pembahasan siklus pertama dengan
menggunakan peluru modifikasi dari bahan karet, terlihat para siswa sangat antusias
dalam melaksanakan teknik tolak peluru. Konsep pembelajaran dengan menggunakan
peluru modifikasi dilakukan secara sistematis, menurut Singer (1980) adalah suatu cara
latihan yang bertitik tolak pada pandangan bahwa suatu latihan dapat diberikan menurut
bagian-bagiannya ,tahap-tahap latihan seharusnya dipermudah dan dibagi-bagi.
Melalui pembelajaran tolak peluru yang dimodifikasi ini terlihat hubungan siswa
dengan guru sangat signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang menakutkan
tetapi sebagai fasilitator dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep
creatif learning yaitu melalui discovery dan invention serta creativity and diversity
sangat menonjol dalam model pembelajaran ini. Dengan model pembelajaran
menggunakan peluru modifikasi guru hanya mengarahkan strategi yang efektif dan
efisien yaitu belajar bagaimana cara belajar (learning how to learn).
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas di atas prosentasi ketercapaian pada
siklus pertama mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus kedua, maka dapat
disimpulkan bahwa temuan pada penelitian adalah pembelajaran tolak peluru dengan
peluru modifikasi dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru pada siswa sekolah
dasar.
PENUTUP
Berdasarkan temuan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan
bahwa menggunakan peluru modifikasi dalam proses pembelajaran tolak peluru dapat
meningkatkan kemampuan siswa menguasai teknik tolak peluru dalam proses
pembelajaran penjasorkes siswa kelas V SDN Argasari 1 Kecamatan Cihideung Kota
Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014.
Berdasarkan temuan-temuan dan simpulan tersebut di atas, dapat disarankan
agar pembelajaran menggunakan modifikasi alat agar meningkatkan aktifitas siswa
dalam melakukan teknik tolak peluru karena itu di anjurkan agar proses pembelajaran
tolak peluru untuk anak sekolah dasar menggunakan modifikasi alat belajar. Hasil
penelitian ini dapat ditindaklanjuti oleh peneliti berikutnya terhadap siswa sekolah
lanjutan pertama atau sekolah lanjutan atas.
15
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta ,
PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi, (2010). Penelitian Tindakan Kelas,
Jakarta, Bumi Aksara.
Bigge, Morris L. (1982). Learning T heories For Teachers. New York: Harper &. Row.
Depdiknas (2003). Kurikulum dan Hasil Kompetensi Dasar Pendidikan Anak Usia 4-6
Tahun. Jakarta, Depdiknas
Djamarah, Syaiful Bahri (1999). Psikologi Belajar Jakarta, Rineka Cipta.
Gagne dan Briggs (1979). Principles of Instruktional Design. New York. Holt Rinehart
and Winston
Kemmis and Mc. Taggart, (1992). The Action Research Planner. Dekain University,
Vic.
Kiram, Yanuar, (2000). Metode Pembelajaran Keterampilan Motorik Dasar Bagi Anak
Usia Sekolah Dasar, Jakarta, Pusat Kesegaran Jasmani, Depdiknas.
Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan tahun 2004 untuk Sekolah Dasar,
Jakarta, Depdiknas.
Lutan, Rusli (1988 ). Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode,
Jakarta, Depdikbud Dirjendikti P2LPTK.
________, (2001), Mengajar Pendidikan Jasmani, Pendekatan Pendidikan Gerak di
Sekolah Dasar, Jakarta Depdiknas, Dirjen, Dikdasmen.
Lutan, Rusli dan Cholik, Toho, (1996). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, P3G,
Jakarta, Depdikbud.
Marwan, Iis (2008). ”Keterampilan Motorik: Teori dan Praktek” Diktat, PJKR-FKIP
Universitas Siliwangi Banyumas.
Singer, R.N; Dick, W.(1980). Teaching Physical Education: A System Approach.
Bostoon; Houghton Miflin Company.
Schmidt, Richard, A., (1991). Motor Learning and Performance: Human Kinetic
Application to Motor Skill and Movement Behaviors. New York: Macmillan
Publishing Co.Inc.
Sudarsono, FX., 2001. Apikasi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Pusat Antar
Universitas Untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional
Dirjen Dikti Depdiknas.
Winkel, J. Santrock (2007). Psikologi Pendidikan (Edisi Ke-Dua) Jakarta, Kencana
Prenada Media Grup.
Download