Gerak Peluru atau Gerak Proyektil Gerak peluru termasuk dalam gerak dua dimensi, sehingga dalam hal ini kita menggunakan koordinat x dan y di mana sumbu koordinat tersebut saling tegak lurus, sumbu x berada pada arah horizontal dan sumbu y pada arah vertikal. Benda-benda yang melakukan gerak peluru dipengaruhi oleh beberapa faktor: Bergerak karena ada gaya yang diberikan. Seperti pada Gerak Jatuh Bebas, benda-benda yang melakukan gerak peluru dipengaruhi oleh gravitasi, yang berarah ke bawah (pusat bumi) dengan besar g = 9,8 m/s. Hambatan atau gesekan udara. Setelah benda tersebut ditendang, dilempar, ditembakkan atau dengan kata lain benda tersebut diberikan kecepatan awal hingga bergerak, maka selanjutnya gerakannya bergantung pada gravitasi dan gesekan alias hambatan udara. Gerak peluru merupakan suatu jenis gerakan benda yang pada awalnya diberi kecepatan awal lalu menempuh lintasan yang arahnya sepenuhnya dipengaruhi oleh gravitasi. • Gerak peluru termasuk dalam pokok bahasan kinematika (ilmu fisika yang membahas tentang gerak benda tanpa mempersoalkan penyebabnya), maka pada pembahasan ini, Gaya sebagai penyebab gerakan benda diabaikan, demikian juga gaya gesekan udara yang menghambat gerak benda. Selama benda bergerak, ada beberapa hal yang dapat kita catat: -Benda mendapat percepatan gravitasi dalam arah vertikal -Benda tidak mengalami percepatan dalam arah horizontal Dengan keadaan seperti itu, maka gerak benda dapat diperlakukan sebagai dua macam gerak terpisah, yaitu:GLB dala marah horizontal dan GLBB dalam arah vertikal. Dengan demikian untuk menjelaskan komponen gerak dalam arah horizontal, kita dapat langsung menggunakan persamaan GLB, dan pada arah vertikal kita menggunakan persamaan GLBB, persamaan-persamaannya, yaitu: Laju awal benda: Dalam arah horizontal : vxo = vo cos o Dalam arah vertikal : vyo = vo sin o Laju benda setiap saat: Dalam arah horizontal : vx = vxo (GLB) Dalam arah vertikal : vy = vyo-gt (GLBB) Posisi benda setiap saat: Dalam arah horizontal : x = xo + vxo t Dalam arah vertikal : y = yo + vyo t – ½ gt2 Sudut Elevasi Nilai sudut elevasi dapat berubah-ubah. Karena terdapat sudut yang dibentuk, maka kita harus memasukan sudut dalam perhitungan kecepatan awal. Mari kita turunkan persamaan kecepatan awal untuk gerak horisontal (vxo) dan vertikal (vyo) dengan bantuan rumus Sinus, Cosinus dan Tangen. Dipahami dulu persamaan sinus, cosinus dan tangen. 1. Ketinggian maksimum. (rumus tulis di papan tulis,,, hahahhahaha) 2. Jangkauan dan jangkauan maksimum. T= 2.tm Oleh karena gerak dalam arah horizontal merupakan GLB, maka jangkauan peluru adalah (rumus juga tulis di papan tulis) maka jangkauan peluru adalah (tulis rumus di papan tulis) Nilai sudut elevasi 0 dapat berubah-ubah. Perbedaan nilai 0 akan menentukan nilai R,maka Rmaks adalah Rmaks = (tulis rumus juga di papan tulis) (a) Namun perlu diingat bahwa persamaan (a) hanya berlaku bila ketinggian tempat peluru di luncurkan dan tempat peluru mendarat adalah sama dan juga berlaku bila gesekan udara di abaikan. Seorang atlet lompat jauh bertolak dari papan tumpuan dengan sudut 25o terhadap horizontal dan kecepatan 10 m/s. Diketahui: cos 25o = 0,91, sin 25o = 0,42, dan g= 10 m/s a. Berapa jauh atlet itu melompat? b. berapakah ketinggian maksimum atlet? Jawab: Diketahui: cos 25o= 0,91 sin 25o = 0,42 g= 10 m/s vo = 10 m/s 2. Sebuah peluru ditembakkan secara horisontal dengan kecepatan awal 200 m/s. Jika pistol berada 5 meter di atas tanah, berapa lama peluru berada di udara ? (anggap saja g = 10 m/s2) Diketahui : Vo = 200 m/s ho = 5 m g = 10 m/s² Ditanyakan : Lama peluru berada di udara ? Jawab : Misal lama peluru di udara = t, maka : Vxo = 200 m/s Vyo = 0 m/s ht = ho – (vyo t + ½gt²) 0 = 5 – (0t + 5t²) 0 = 5 – 5t² 5t² = 5 t=1 Thank’s for attention