LAPORAN KEMAJUAN (70%) PENGABDIAN

advertisement
LAPORAN KEMAJUAN (70%)
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)
PELATIHAN
APLIKASI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
BAGI GURU-GURU SD SINDANGGALIH KOTA TASIKMALAYA
Ketua Tim
Anggota
: Dr. Iis Lisnawati, M.Pd./ 0002066102
: 1. Yuyun Yuniawati, M.Pd./ 0014125401
2. Titin Kusmini, M.Pd./ 0028075301
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA
JULI 2017
RINGKASAN
Model pembelajaran merupakan salah satu komponen yang menentukan
keberhasilan dalam pembelajaran. Bahkan di antara komponen-komponen
pembelajaran model pembelajaranlah yang harus menjadi prioritas karena di
dalam modellah semua komponen pembelajaran lain menjadi fungsional. Selain
itu, komponen-komponen lain seperti Standar Kompetensi, Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar, peserta didik, tempat, sarana dan sarana pembelajaransudah
ditentukan oleh pihak yang berwenang. Dengan demikian, salah satu upaya untuk
meningkatkan profesionalitas guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses
dan hasil pembelajaran adalah guru harus piawai dalam memilih dan
mengaplikasikan model pembelajaran.
SD Sindanggalih merupakan salah satu SD di Kelurahan Kahuripan,
Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya yang beralamat di Jalan Noenoeng
Tisnasaputra di Kota Tasikmalaya. SD ini berlokasi kira-kira 5 km dari kampus
Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Jumlah tenaga pengajar di SD tersebut yang
bersatus sebagai PNS sebanyak 23 orangdan honorer 7 orang. Berdasarkan survei
diketahui bahwa para guru kurang memahami model pembelajaran sehingga
mereka belum atau bahkan tidak pernah menggunakan model pembelajaran yang
disarankan kurikulum. Oleh karena itu, kepala sekolah dan guru bersama dengan
pelaksana ITGbM memandang perlu untuk mengadakan kegiatan P2M-ITGbM
yang melibatkan para guru di SD Sindanggalih, Kelurahan Kahuripan, Kecamatan
Tawang, Kota Tasikmalaya, berupa kegiatan pelatihan aplikasi model
pembelajaran bahasa Indonesia.
Metode yang akan digunakan dalam kegiatan tersebut adalah bimbingan
bertahap. Artinya, para guru dibimbing dan diarahkan untuk memilih model
pembelajaran, menyusun langkah-langkah penggunaan model pembelajaran, dan
menyusun RPP dengan mengintegrasikan langkah-langkah model pembelajaran
dalam RPP.
Hasil pelatihan menjadikan para guru lebih memahami model-model
pembelajaran Bahasa Indonesia, mampu menganalisis Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar, karakteristik materi pembelajaran untuk memilih model
pembelajaran, mampu menyusun langkah-langkah pembelajaran berdasarkan
model pembelajaran, dan menyusun RPP dengan mengintegrasikan model
pembelajaran dalam kegiatan inti.
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt. berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan laporan Program
Iptek
bagi
Masyarakat
yang
berjudul
“PelatihanAplikasi
Model-Model
Pembelajaran dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia”.
Pelatihan ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
profesionalitas guru dalam proses belajar mengajar. Melalui pelatihan ini
diharapkan pula hasil pembelajaran pun meningkat karena pada hakikatnya hasil
pembelajaran ditentukan oleh proses pembelajaran.
Pada kesempatan ini, tidak lupa pula kami menyampaikan terima kasih
kepada Rektor Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Ketua LPPM, Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia,
dan seluruh pihak atas bantuan moril maupun materiil sehingga
pengabdian kepada masyarakat ini dapat dilaksanakan. Semoga amal baik Bapak,
Ibu, dan Saudara mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah swt.
Kami menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat kami nantikan.
Kami berharap semoga pengabdian kepada masyarakat ini bermanfaat bagi
semua pihak. Amin.
Tasikmalaya, Juli 2017
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
RINGKASAN ..............................................................................................
iii
PRAKATA ...................................................................................................
iv
DAFTAR ISI .................................................................................................
v
DAFTAR TABEL .........................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi...........................................................................
1
1.2 Permasalah Mitra .....................................................................
3
BAB 2 SOLUSI DAN TARGET LUARAN ...............................................
3
BAB 3 METODE PELAKSANAAN ........................................................
5
BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
4.1 Kinerja LPPM dalam PPM.........................................................
6
4.2 Kepakaran Tim .........................................................................
11
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................
12
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA .........................................
14
BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN ..............................................................
15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
16
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1.
Tabel 1 Kinerja LPPM dalam Satu Tahun Terakhir ...............................
6
2.
Tabel 2 Jenis Kepakaran Tim Pelaksana ................................................
11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1 Materi Pelatihan
Lampiran2 Daftar Hadir Pelatihan Aplikasi Model-Model Pembelajaran Bahasa
Indonesia
Lampiran3 Hasil Pelatihan
Lampiran4 Surat Perjanjian KerjaSama
Lampiran5 Dokumen Kegiatan Pelatihan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
SD Sindanggalih merupakan salah satu SD di Kelurahan Kahuripan,
Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya yang beralamat di Jalan Noenoeng
Tisnasaputra di Kota Tasikmalaya. SD ini berlokasi kira-kira 5 km dari kampus
Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Jumlah tenaga pengajar di SD tersebut yang
bersatus sebagai PNS sebanyak 23 orang dan honorer 7 orang.
Sekalipun lokasi SD tersebut berada di Kota Tasikmalaya, pemahaman
yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, khususnya penggunaan, model,
metode, teknik pembelajaran masih kurang. Hal ini diketahui melalui survei yang
dilakukan sebelum pelatihan. Para guru di SD Sindanggalih masih mengalami
kesulitan
dalam
menggunakan
model
pembelajaran
sekalipun
mereka
memperoleh imbauan untuk menggunakan model pembelajaran yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum, baik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP)
yang masih berlaku ataupun Kurikulum 2013yang akan berlaku, yaitu model
pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik. Peserta didiklah yang harus
aktif, kreatif, dan produktif di bawah bimbingan guru.
Kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan model pembelajaran
adalah dalam hal (1) memilih model yang sesuai dengan karakteristik materi
pembelajaran dan karakteristik peserta didik, (2) menyusun langkah-langkah
pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran
yang digunakan, (3)
mengintegrasikan langkah-langkah pembelajaran dalam dalam Rencana Pelaksaan
Pembelajaran (RPP), dan (4) menggunakan model pembelajaran dalam
pembelajaran.
Mempertimbangkan jumlah guru yang banyak dengan pemahaman yang
masih kurang dalam memahami dan menggunakan model pembelajaran, kepala
sekolah dan guru bersama dengan pelaksana ITGbM memandang perlu untuk
mengadakan kegiatan P2M-ITGbM yang melibatkan para guru di SD
Sindanggalih, Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya,
1
berupa kegiatan pelatihan penerapan model pembelajaran. Bahkan pihak sekolah
berharap kegiatan ini dilaksanakan segera karena mereka sangat memerlukan hal
tersebut untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
1.2 Permasalahan Mitra
Berdasarkan
hasil
analisis
situasi
dapat
diidentifikasi
beberapa
permasalahan yang dihadapi mitra, yaitu sebagai berikut.
1) Pemahaman guru tentang model pembelajaran masih rendah. Hal ini
ditunjukkan dengan kekurangmampuan mereka ketika mengungkapkan
model pembelajaran yang mereka gunakan dalam pembelajaran. Mereka
belum banyak mengenal model pembelajaran yang diasumsikan selaras
dengan tuntutan KTSP ataupun Kurikulum 2013
2) guru kurang
mampu memilih
model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik materi pembelajaran dan karakteristik peserta didik.
3) guru kurang mampu menyusun langkah-langkah pembelajaran berdasarkan
model yang digunakan.
4) guru kurang mampu mengintegrasikan langkah-langkah pembelajaran yang
sudah disusun dalam RPP.
BAB 2
SOLUSI DAN TARGET LUARAN
2.1 Solusi yang Ditawarkan
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh mitra seperti diu uraian
terdahulu, solusi yang dapat ditawarkan adalah sebagai berikut.
1) Membina guru di SD Sindanggalih Kota Tasikmalaya yang diharapkan dapat
mengatasi permasalahan dalam penggunaan model-model pembelajaran.
2) Memberikan
pemahaman
kepada
pembelajaran yang selaras dengan
guru-guru
tentang
model-model
KTSP dan Kurikulum 2013 serta
aplikasinya dengan cara bimbingan bertahap meliputi
(a)
memberikan
arahan dan pemahaman terhadap konsep model pembelajaran, (b)
membimbing menganalisis Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi
pembelajaran, karakteristik peserta didik sebagai pertimbangan dalam
pemilihan dan penentuan model pembelajaran, (c) membimbing dalam
menyusun langkah-langkah pembelajaran selaras dengan model yang
digunakan, dan (d) membimbing pengintegrasian model pembelajaran dalam
RPP.
2.2 Target Luaran
Berdasarkan solusi yang ditawarkan diharapkan menghasilkan luaran
sebagai berikut.
1) Meningkatkan pemahaman guru dan kepedulian guru tentang model
pembelajaran.
2) Guru mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran dan karakteristik peserta didik.
3) Guru mampu menyusun langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan model
yang telah dipilih
4) Guru mampu mengintegrasikan langkah-langkah pembelajaran yang telah
disusun dalam RPP.
Capaian kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut.
1) Publikasi Ilmiah di jurnal/prosiding berupa draf
2) Peningkatan
pemahaman
dan
keterampilan
guru
terhadap
pembelajaran Bahasa Indonesia dan penerapannya.
3) Buku ajar berupa modul model pembelajaran Bahasa Indonesia.
model
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Metode yang digunakan dalam Pengabdian Pada Masyarakat ini berupa
bimbingan bertahap yang terdiri atas tahap persiapan, tahap pelaksanaan (metode
penyuluhan dan pelatihan), tahap evaluasi.
1) Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan pelaksanaan kegiatan
adalah sebagai berikut.
a)
Mengadakan koordinasi dengan mitra terkait,
dalam hal ini Kepala SD
Negeri Sindanggalih Kota Tasikmalaya yang akan menjadi tempat kegiatan.
b) Melakukan survei lapangan mengenai pemahaman guru mengenai modelmodel pembelajaran
c)
Melakukan
kajian
tentang pemahaman guru mengenai model-model
pembelajaran
2) Tahap Pelaksanaan
Pelatihan dilaksanakan dalam dua tahap kegiatan, yaitu
a)
Pemahaman konsep model-model pembelajaran
b) Aplikasi atau penerapan model-model pembelajaran
(1) Memilih model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
materi dan karakteristik peserta didik
(2) Menyusun langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah
model pembelajaran yang digunakan .
(3) Menyusun RPP dengan
mengintegrasikan model-model pembelajaran
dalam kegiatan inti pembelajaran
3) Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan setiap akhir kegiatan pada setiap tahap kegiatan
untuk membahas keterlaksanaan pelatihan, kendala yang dihadapi, serta antisipasi
atau solusi yang ditawarkan. Evaluasi akhir dilakukan setelah kegiatan dilakukan
secara tuntas untuk membahas tindak lanjut dari kegiatan yang telah dilakukan.
BAB 4
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
4.1 Kinerja LPPM dalam PPM
Lembaga penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) sebagai
bagian integral dari Universitas Siliwangi berkewajiban dalam menjalankan,
meningkatkan dan mengembangkan kualitas tri dharma perguruan tinggi bidang
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kualitas program penelitian dan
pengabdian pada masyarakat yang telah dicapai LPPM Universitas Siliwangi pada
satu tahun terakhir mengalami peningkatan dari segi kuantitas judul penelitian dan
pengabdian pada masyarakat. Dalam bidang pengembangan sumber daya peneliti
dan pengabdian pada masyarakat, LPPM Universitas Siliwangi telah mengelola
59 judul pengabdian pada masyarakat yang dibiayai Universitas Siliwangi. Untuk
lebih jelasnya mengenai kinerja LPPM Universitas Siliwangi dalam satu tahun
terakhir dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1
Kinerja LPPM dalam Satu Tahun Terakhir
No
.
1
2
3
4
5
Kinerja
ITGbM Pemanfaatan Limbah
Pertanian untuk Pembuatan '' Biskuit''
Pakan Kambing.
ITGbM Binaan Sekolah Dasar BerPhbs ( Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat)
ITGbM Whorkshop Perancangan dan
Aplikasi Alat Peraga Matematika
Sekolah Dasar
ITGbM Pelatihan Juru Pemantau
Jentik (Jumantik) Cilik Dalam
Pemberantasan Penyakit Demam
Berdarah Dengue
ITGbM E-Learning Pembelajaran
Bahasa Inggris untuk Guru- Guru di
Lingkungan Kemenag Kabupaten
Tasikmalaya.
Kepakaran
Tim Pengusul
Pertanian
Dedi Darusman,
Ir., Msc.
Kesehatan
Dian Saraswati,
S.Pd., M.Kes.
Pendidikan
Ipah Muzdalipah,
M.Pd.
Kesehatan
Dr. Asep Suryana
Abdurrahmat,
S.Pd., M.Kes.
Pendidikan
Yusup Supriyono,
S.Pd., M.Pd
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
ITGbM Pelatihan Pengelolaan
Manajemen untuk Sekolah Sepak Bola
Kota Tasikmalaya.
ITGbM Terampil Menggunakan
Geometer's Sketchpad
ITGbM Workshop Penelitian
Tindakan Sekolah Bagi Pengawas
Sekolah Dasar di Kabupaten
Tasikmalaya
ITGbM Program Pengenalan Dan
Sosialisasi Penerapan Teknologi Olah
Sampah Organik Rumah Tangga
(OSAMA) di Kampung Jati
Kabupaten Ciamis
ITGbM Pengembangan Budi Daya
Lebah Madu Dengan Penguatan
Kelembagaan Koperasi di Desa
Citakarya Kecamatan Parigi
Kabupaten Pangandaran
ITGbM Pemberdayaan Ekonomi
Rakyat Melalui Budidaya Lebah Madu
Dengan Stup/ Boks 2 Tingkat Pada
KUB Pengahasil Madu Murni Alami(
PMMA) di Desa Cintaratu dan Desa
Cintakarya Kecamatan Parigi
Kabupaten Pangandaran.
ITGbM untuk Pengrajin Gula Kelapa
di Desa Pakemitan Yang Menghadapi
Kendala Daya Simpan Kelapa Cetak
ITGbM Pelatihan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) Bagi Peningkatan Karier
Guru- Guru Sekolah Dasar Kota
Tasikmalaya
ITGbM Konpensator Daya Reaktif
Pada Industri Kelom Geulis
ITGbM Penguatan Program
Pemberdayaan Masyarakat Pertanian
Melalui Pengolahan dan Penataan
Manajemen Usaha Tani Terpadu.
ITGbM Pelatihan Pembuatan dan
Penggunaan Media Pembelajaran
Berbasis Komputer Melalui
Pendekatan Saintifik
ITGbM. Metode Penentuan
Kebutuhan Air Tanaman dan Jenis
Tanaman untuk Ketahanan Pangan
Pendidikan
Dr. H. Iis Marwan,
M.Pd.
Pendidikan
Eva Mulyani,
M.Pd.
Pendidikan
Dr. Ebih
AR.Arhasy, Drs,
M.Pd.
Kesehatan
Dr. Purwati
Kuswarini, M.Si.
Ekonomi
Dr. Ade
Komaludin, SE.,
M.Sc.
Ekonomi
Dr. Hj. Iis
Surgawati, Dra.,
M.Si
Pertanian dan
Ekonomi
Edvin Priatna, ST.,
M.T
Pendidikan
Drs. A.A. Gde
Somatanaya, M.Pd
Teknik
Asep Andang, MT.
Pertanian dan
ekonomi
Hj. Rina Nuryati,
Ir., MP.
Teknik dan
Pendidikan
Asep Kurnia
Hidayat, MT
Pertanian
Yusep Ramdani,
ST., MT
dan Kebutuhan Gizi Masyarakat
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
ITGbMAplikasi Bataton Sebagai
Pasangan Dinding Pada Industri
Pembuatan Batako.
ITGbM Implementasi E- Commerce
Sebagai Katalog Produk Unggulan
Kerajinan Tangan Khas Rajapola.
(Studi Kasus ; UKM Resik dan
Katresna Rajapola Tasikmalaya)
ITGbM Diversitivikasi Produk Olahan
Salak Cineam Pada Pengrajin Salak di
Desa Raja Datu dan Desa Cineam
Kecamatan Cineam Kabupaten
Tasikmalaya.
ITGbM Implementasi Penjualan
Online untuk Pengelolaan Pemesanan
Produk Payung Gelis Studi Kasus
Ukm Prima dan Karya Utama
Tasikmalaya.
ITGbM pada Pengrajin Bunga Hias
ITGbM Usaha Tani Mendong
Berkelanjutan di Kecamatan
Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.
ITGbM Pengolahan Makanan Berbasis
Sayur Daun Chaya Kepada Kelompok
Tani Suka Tani Kelurahan Mulyasari
Kecamatan Taman Sari dan Persatuan
Isteri Siliwangi.
ITGbM Pendidikan dan Pelatihan
Pemberdayaan Perempuan Bagi Kader
Posyandu Melati dan Posyadu
Beringin di Desa Pamalayan
Kabupaten Ciamis
Teknik
Andi Nur
Rachman, M.T
Ekonomi
Hj. Noneng
Masitoh, Ir., MM
Ekonomi
Hj. Noneng
Masitoh, Ir., MM
Ekonomi
Acep Irham
Gufroni, M.Eng.
Pertanian dn
Ekonomi
Yaya Sunarya,
M.Sc.
Pertanian dan
ekomoni
Suyudi, SP., MP.
Pertanian
Tini Sudartini , Ir.,
MP.
Sosial Politik
Fitriyani
Yuliawati, S,IP.,
M.Si.
Kesehatan
ITGbM Manajemen Lastik
ITGbM Revitalisasi Unsur
Kebudayaan Pada Masyarakat
Kampung Naga Desa Neglasari
IPS
Kecamatan Salawu Kabupaten
Tasikmalaya
ITGbM Pengelolaan Usaha Konveksi
Ekonomi
Rumahan (Home Convection Industry)
ITGbM Pelatihan Penelitian Tindakan Pendidikan
Kelas
Lilik Hidayanti,
SKM., M.si.
Dr. H. Nandang
Hendriawan,
M.Pd.
H. Mumu, Drs.
M.Pd.
Prof. Dr. H. Dedi
Heryadi, M.Pd.
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
ITGbM Pelatihan Pemandu Wisata
Profesional di Objek Wisata Green
Canyon Batukaras Kec. Cijulang
Kabupaten Pangandaran
ITGbM Pelatihan Pengunaan AlatAlat dan Bahan Laboratorium IPA
Bagi Guru IPA Di Lingkungan
SMP/MTS Se-Kecamatan Cikatomas
Kabupaten Tasikmalaya
ITGbM Pembuatan Proposal
Pengajuan Kredit Bank Pada Pelaku
UMKM di Kecamtan Cibeureum Kota
Tasikmalaya.
ITGbM Memenuhi Akan Air Bersih
Dikawasan Karst Desa Mekarwangi
Kecamatan Pancatengah Kabupaten
Tasikmalaya
ITGbM Pengembangan Budidaya
Lebah Madu Dengan Penguatan
Permodalan di Desa Cintaratu
Kecamatan Parigi Kabupaten
Pangandaran.
ITGbM Pengembangan Jaringan Pasar
Produk Lembah Madu Berbasis IT di
Desa Cintaratu Kecamtan Aparigi
Kabupaten Pangandaran
ITGbM Pengembangan Sektor
Pariwisata Alam Jogjogan di Desa
Cintaratu Kecamatan Parigi
Kabupaten Pangandaran
ITGbM Pendampingan Penguatan
Daya Saing UMKM di Kecamatan
Manonjaya dan Kecamtan Jatiwaras
Kabupaten Tasikmalaya
IbP Pendampingan Tutor PAUD
Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Melalui Metode BCCT (
Beyound Centre And Circle Time)
Berbasisi Pesantren di Kecamatan
Tawang Kota Tasikmalaya.
ITGbM Melaksanakan Kegiatan
Outbound Kepada Anak Berkebetulan
Khusus yang Bersekolah di SLBABC Argasari Lestari Kota
Tasikmalaya.
Pendidikan
Dr. Soni Tantan
Tandiana, M.Pd.
Pendidikan
Drs. Suharsono,
M.Pd.
Ekonomi
Euis Rosidah, SE.,
M.Ak.
Kesehatan
Syarip Barnas,
Drs., M.Pd.
Ekonomi
Gusti Tia Ardiani,
SE., MM
Ekonomi
Dr. Apip Supriadi,
SE., M.Si.
Ekonomi
Dr. H. Asep Yusup
Hanapia, SE., MP
Ekonomi
Elis Listiana, SE.,
M.M.
Pendidikan
H. Syaefuddin,
Drs., M. Si.
Pendidikan
H. Budi Indrawan,
M.Pd.
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
ITGbM Sistem Microsiak Sebagai
Solusi Pemutakhiran Data Peristiwa
Penduduk di Kelurahan Sukamanah
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya
ITGbM Perlindungan Diri Terhadap
Zat Kimia Dalam Proses Pemurnian
Emas Pada Penambangan Emas Skala
Kecil di Cineam Kabupaten
Tasikmalaya
ITGbM Semiloka: Paradigma Baru
Dalam Penelitian Pendidikan
ITGbM Pemberdayaan Kesehatan
Masyarakat Melalui Kelompok
Masyarakat Sadar Lingkungan
(Masdarling)
ITGbM Pelatihan Pembuatan ProdukProduk Multimedia Untuk Panti Sosial
Asuhan Anak Yatim Piatu (Studi
Kasus Panti Asuhan Hifdhul Mursalin
Tasikmalaya)
ITGbM Pembuatan Aplikasi Serta
Pelatihan Penggunaan Aplikasi
Pengolahan Data Kependudukan Bagi
Ketua- Ketua RT di Lingkungan
Kelurahan Sukarindik Kecamatan
Bungur Sari Kota Tasikmalaya.
ITGbM Workshop Pengembangan
Bahan Ajar dan Rencana
Pembelajaran Pada Pendidikan
Vokasi
ITGbM Pengembangan Usaha dengan
Peningkatan Aspek Produk dan
Manajemen Bagi Pelaku Usaha
Keripik Pisang Desa Bojonggedang
Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis
IbP Model Wirausaha Muda Berbasis
Kearifan dan Sumber Daya Lokal :
Pengolahan Jagung Krispi di Tangan
Para Santri
IbP Penerapan Model Vertikultural
Sayuran Organik pada Pesanteren
Thoriqul Jannah, Kelurahan
Karanganyar, Kecamatan Kawalu,
Kota Tasikmalaya.
IbP Pelatihan Majemen Keuangan Di
Pondok Pesantren Al Qur' An
Teknik
Vevi Apiati, M.Pd.
Kesehatan
Yuldan
Faturahman,
SKM., M.Kes
Pendidikan
Dede Pertamana,
M.Pd.
Kesehatan
Rian Ari
Gustaman, S.KM.,
M.Kes.
Teknik
Muhammad Adi
Khairul Anshary,
S.T., MT
Teknik
Reza El Akbar,
S.SI, S.SI., M.T
Pendidikan
Rahmat, M. Hum
Ekonomi
Prof. Dr. H.
Kartawan , SE.,
M.P
Ekonomi
Yusep Rafiqi, S.
Ag., M.M.
Pertanian
H. Amir Amilin,
Ir., M.P.
Manajemen
Imam Pirman
Hidayat, SE.,
Cijantung Ciamis
51
52
53
54
55
56
57
58
59
M.SI., Ak., CA.
IbP Beton Bertulang Bambu di
Pesantren
IbP Penerangan Sarana Umum ( PSU)
Berbasis Tenaga Surya
IbP Membangumn Bisnis Online Dari
Pesantren At- Tajdid Singaparna
IbP. Grafik Imt Sebagai Alat Ukur
Status Gizi Mandiri Pesantren
IbP Pendidikan Politik dan Wawasan
Kebangsaan Bagi Pelajar dan Santri di
Pesantren
IbP Pengenalan dan Penyuluhan
Penggunaan Zat Warna Sintetis Pada
Makanan Bagi Santri Di Pesantren ArRisalah Cijantung Ciamis
IbPPelatihan Model Pemberdayaan
Masyarakat Berbasisi Pesantren dan
Koprasi Pondok Pesantren
IbP Bina Santri Sehat
Pelatihan Penulisan Penelitian
Tindakan Kelas
Teknik
Empung, Ir., MT.
Teknik
Ir. Nundang
Busaeri, MT.
Ekonomi
Ati Sadiah, M.Pd.
Kesehatan
Ai Sri Kosnayani,
S.Pd
Ilmu Politik
Akhmad Satori,
S.IP., M.Si.
Kehatan dan
Pendidikan
Drs. Edi
Hernawan, M.Pd.
Ekonomi
Kesehatan
Pendidikan
Biki Zulkifikri
Rahmat, S.Sos.I.,
M.E.Sy.
Sri Maywati,
SKM., M.Kes.
Titin Kusmini,
M.Pd.
4.2 Kepakaran Tim
Tim pelaksana secara teknis kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini
berasal dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Siliwangi. Tabel 3 menunjukkan jenis
kepakaran tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat.
Tabel 3
Jenis Kepakaran Tim Pelaksana
No
Nama Pelaksana
1.
Dr. Iis Lisnawati, M.Pd.
2.
Yuyun Yuniawati, M.Pd.
3.
Titin Kusmini, M.Pd.
Kepakaran
Pendidikan
Indonesia
Pendidikan
Indonesia
Pendidikan
Indonesia
Bahasa
dan
Sastra
Bahasa
dan
Sastra
Bahasa
dan
Sastra
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah Tim melaksanakan kegiatan ini maka hasil akhir yang dicapai
adalah.
1.
Para guru di SD Sindanggalih Kota Tasikmalaya mampu memahami modelmodel pembelajaran Bahasa Indonesia.
2.
Para guru di SD Sindanggalih Kota Tasikmalaya mampu memilih model
pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan Standar Kompetensi (KTSP)
Kompetensi Inti (Kurikulum 2013), Kompetensi Dasar, dan materi
pembelajaran.
3.
Para guru di SD Sindanggalih Kota Tasikmalaya mampu menyusun langkahlangkah pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran
yang digunakan.
4.
Para guru di SD Sindanggalih Kota Tasikmalaya mampu menyusun RPP
dengan mengintegrasikan model pembelajaran yang dipilih.
Keterpahaman model pembelajaran oleh guru sangat penting karena dalam
penggunaan model pembelajaran semua komponen
dari sistem pembelajaran
(tujuan pembelajaran, guru, peserta didik, media pembelajaran, dsb.) terlibat.
Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran pada hakikatnya adalah
mengimplementasikan kurikulum. Dalam hubungan ini Sanjaya (2011: 60)
mengemukakan bahwastrategi/model adalah komponen yang juga mempunyai
fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat
ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen
lain, tanpa diimplementasikan melalui strategi/model yang tepat, maka
komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses
pencapaian tujuan.
Hal ini pun sejalan dengan tuntutan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah bahwa Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
12
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Tuntutan di atas dapat direalisasikan melalui penggunaan model
pembelajaran. Dengan demikian, pentingnya pemahaman model pembelajaran
Bahasa Indonesia serta aplikasinya sangat diperlukan.
Pemahaman model pembelajaran Bahasa Indonesia oleh guru dilakukan
melalui penyajian modul yang harus terlebih dahulu dibaca oleh guru. Selanjutnya
dilakukan diskusi antara guru dengan guru dan diskusi antara instruktur dengan
guru sampai diperoleh persepsi yang sama.
Aplikasi model pembelajaran
Bahasa Indonesia dilakukan melalui
kegiatan
1) Pelatihan menganalisis Standar Kompetensi (KTSP) Kompetensi Inti
(Kurikulum 2013), Kompetensi Dasar, dan karakteristik materi pembelajaran.
2) Pelatihan memilih model pembelajaran yang sesuai dengan sesuai dengan
Standar
Kompetensi
(KTSP),
Kompetensi
Inti
(Kurikulum
2013),
Kompetensi Dasar, dan karakteristik materi pembelajaran.
3) Pelatihan menyusun langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran yang dipilih.
4) Pelatihan menyusun RPP dengan mengintegrasikan
langkah-langkah
pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih pada kegiatan
inti.
Melalui RPP yang disusun guru dapat diketahui bahwa para guru SD
Sindanggalih telah memahami dan dapat mengaplikasikan model pembelajaran
Bahasa Indonesia.
BAB 6
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Rencana kegiatan lanjutan dari kegiatan yang telah dilakukan dalam
pengabdian ini adalah sebagai berikut.
1) Melengkapi dan menyempurnakan dokumen untuk kesempurnaan pelaporan
utuh secara keseluruhan.
2) Menyusun bahan ajar yang berkaitan dengan mata kuliah Perencanaan
Pembelajaran Bahasa Indonesia
3) Melakukan diseminasi hasil pengabdian melalui keikutsertaan dalam seminar
atau menulis pada jurnal.
BAB 7
SIMPULAN DAN SARAN
7.1. Simpulan
Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu kebarhasilan
pembelajaran. Meskipun demikian, pemahaman, pemilihan, dan pengaplikasan
model pembelajaran masih dirasakan sulit oleh guru, khususnya oleh para guru di
SD Sindanggalih Kota Tasikmalaya.
Solusi atas permasalahan ini dapat dilakukan melalui kegiatan memahami
konsep model-model pembelajaran, berlatih menganalisis Standar Kompetensi
(KTSP) Kompetensi Inti (Kurikulum 2013), Kompetensi Dasar, dan karakteristik
materi pembelajaran; memilih model pembelajaran; menyusun langkah-langkah
pembelajaran berdasarkan model yang digunakan, dan menyusun RPP dengan
mengintegrasikan model pembelajaran dalam kegiatan inti.
7.2 Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, maka tim pelaksana menyarankan hal-hal
berikut.
1.
Dalam rangka meningkatkan kualitas profesi guru yang akan menentukan
kualitas proses dan hasil pembelajaran dan
pendidikan, peningkatkan
pemahaman tentang model pembelajaran serta aplikasinya bagi para guru
hendaknya selalu diperhatikan
2.
Kepiawaian guru dalam memilih model pembelajaran dan aplikasinya
hendaknya diikuti dengan penelitian penggunaan model-model pembelajaran
sehingga manfaat teoretis dan manfaat praktis serta keefektifan penggunaan
model pembelajaran betul-betul teruji.
3.
Pelatihan ini hanya sampai pada pengintegrasian model pembelajaran dalam
RPP.
Agar
model
pembelajaran
ini
betul-betul
fungsional
untuk
meningkatkan profesionalitas guru, pelatihan selanjutnya hendaknya berupa
pengaplikasian model pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran atau
proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Intan. 2016. Arah & Kebijakan Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi: Kurikulum dan Sistem Pembelajaran LPTK. Konvensi
Nasional Pendidikan (KONASPI) ke-VIII, ALPTKNI.
Badan Standar Nasional Pendidkan. 2010. Paradigma Pendidikan Nasional Abad
XXI. Jakarta: BSNP.
Iskandarwassid & Sunendar, D. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
Program Pascasarjana UPI dan PT Remaja Rosdakarya.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.
Lampiran 1 Materi Pelatihan
MATERI PELATIHAN
APLIKASI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Ketua Tim : Dr. Iis Lisnawati, M.Pd./ 0002066102
Anggota
: 1. Yuyun Yuniawati, M.Pd./ 0014125401
2. Titin Kusmini, M.Pd./ 0028075301
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA
2017
KONSEP MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Pertemuan Ke-1
A. Tujuan yang Harus Dicapai
Setelah mengikuti pelatihan
model-model pembelajaran diharapkan
peserta dapat
1) memahami konsep sistem pembelajaran
2) Memahami konsep strategi, model, metode, teknik pembelajaran
3) memahami jenis-jenis model pembelajaran
B. Materi Pelatihan
Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ataupuan Kurikulum
2013 dengan pendekatan sainstifiknya (observing, questioning,
associating,
experimenting, dan net working) menunjukkan bahwa kurikulum tersebut
menuntut peran guru dalam pembelajaran bukan sebagai penyampai pengetahuan,
melainkan
sebagai
inisiator,
motivator,
fasilitator
untuk
memotivasi,
membimbing, mengarahkan siswa sehingga siswa aktif, kreatif, dan produktif.
Dengan kata lain, pembelajaran yang diharapkan adalah pembelajaran yang
berbasis aktivitas siswa. Hal ini secara eksplisit dinyatakan dalam
Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dan ditegaskan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 bahwa
proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
memotivasi
peserta
didik
untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian
proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan.
Untuk dapat merealisasikan tuntutan kurikulum tadi guru hendaknya
mampu memilih dan menggunakan strategi, model, pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran yang tepat sehingga siswa bukan hanya memiliki
pengetahuan, melainkan juga memiliki keterampilan dan sikap (sikap spiritual dan
sikap sosial) yang sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan. Keterampilan yang
harus dimiliki siswa berdasarkan Kurikulum 2013 adalah keterampilan yang
dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dan peluang pada Abad ke-21 seperti
yang terlihat pada gambar 1. Artinya, siswa bukan hanya memiliki hard skill,
melainkan juga memiliki soft skill.
Gambar 1
Pembelajaran pada Abad ke-21
1. Pembelajaran sebagai Sebuah Sistem
Pembelajaran adalah sebuah sistem. Artinya, keberhasilan pembelajaran
bergantung pada komponen-komponen
sistem pembelajaran.
Menurut
Iskandarwassid dan Sunendar (2008: 1) komponen-komponen pembelajaran
meliputi pengajar, tujuan pengajaran, peserta didik, materi pelajaran, metode
pengajaran, media pengajaran, dan faktor administrasi serta biaya yang
memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar secara optimal.
Berkaitan dengan pengajar, dalam hal ini guru, guru merupakan faktor
yang paling menentukan keberhasilan pembelajaran pengajarlah yang menentukan
komponen pembelajaran lainnya. Sebagaimana dikemukakan Iskandarwassid dan
Sunendar (2008: 159) bahwa sebagai perencana pengajaran pengajar bertugas
merencanakan kegiatan pembelajaran seperti merumuskan tujuan, memilih bahan,
memilih metode, menetapkan evaluasi, dan sebagainya. Dalam hubungan ini
Sanjaya (2011: 63) berpendapat bahwa
dalam proses pembelajaran guru
memegang peranan yang sangat penting. Guru adalah komponen yang sangat
menentukan dalam implementasi suatu pembelajaran. Bahkan secara lebih jauh
guru adalah penentu keberhasilan pendidikan. Sebagaimana dikemukakan
Ahmad, (2016: 3) bahwa guru merupakan faktor kunci keberhasilan pendidikan.
Secara lebih terperinci peran penting yang diemban oleh guru dinyatakan
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, Pasal 1, Ayat 1 bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan
martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran yang berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikanlam pendidikan nasional (UURI Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 4). Selain itu, kedudukan guru sebagai
tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (UURI Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 dan UURI Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 6).
Uraian di atas menyatakan bahwa guru harus mampu membelajarkan
siswa. Siswa sebagai orang yang belajar merupakan subjek dalam proses
pembelajaran (Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 11). Faktor guru dan siswa
merupakan faktor yang sangat menentukan dalam interaksi pembelajaran
(Sanjaya, 2011: 55). Menurut Syah (2005: 132) secara global faktor-faktor yang
memengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
1) faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani
dan rohani siswa
2) faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa
3) faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Siswa dikatakan berhasil apabila ia dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang penting dalam
pembelajaran. Sebagaimana diisyaratkan Sanjaya (2011: 64) bahwa tujuan yang
jelas dapat membantu guru dalam menentukan materi pelajaran, metode, atau
strategi pembelajaran, alat, media, dan sumber belajar, serta dalam menentukan
dan merancang alat evaluasi untuk melihat keberhasilan siswa.
Tujuan
pembelajaran
hendaknya
berorientasi
pada
pencapaian
pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan kompetensi dasar dan standar
kompetensi yang harus dicapai (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan materi pembelajaran.
Materi pembelajaran merupakan inti pembelajaran (Sanjaya, 2011: 60) karena
materi pembelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pengajaran
(Fathurrohman dan Sutikno, 2009: 12). Materi pembelajaran yang tidak relevan
dengan tujuan pembelajaran bisa menyebabkan tujuan yang telah ditetapkan tidak
tercapai.
Penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
akan lebih efektif jika menggunakan media pembelajaran. Fathurrohman dan
Sutikno (2011, hlm. 24) berpendapat bahwa peranan media pembelajaran tidak
akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan esensi tujuan
pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan
pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, media bukan lagi
menjadi alat bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian
tujuan secara efektif dan efisien.
Tercapai atau tidaknya tujuan dapat diketahui melalui evaluasi. Menurut
Sanjaya (2011: 32 ) evaluasi memegang peranan penting dalam pembelajaran
karena melalui evaluasi guru dapat menentukan apakah siswa yang diajarnya
sudah memiliki kompetensi yang telah ditetapkan sehingga mereka layak
diberikan program pembelajaran baru; atau malah sebaliknya siswa belum
mencapai standar minimal sehingga mereka perlu diberi program remedial.
Pernyataan di atas mengisyaratkan bahwa evaluasi harus selalu relevan
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Namun, menurut Sanjaya
(2011: 32) “Kelemahan yang sering terjadi sehubungan dengan pelaksanaan
evaluasi selama ini adalah guru dalam menentukan keberhasilan siswa terbatas
pada hasil tes secara tertulis akibatnya sasaran pembelajaran hanya terbatas pada
kemampuan siswa untuk mengisi soal-soal yang biasa keluar dalam tes”.
Semua komponen yang telah dibicarakan, baik guru, siswa, meteri
pembelajaran,
meda
pembelajaran,
ataupun
evaluasi
pembelajaran
bisa
direalisasikan melalui strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik dalam
pembelajaran. Sebagaimana dikemukakan
Sanjaya (2011: 60) bahwa strategi
adalah komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan.
Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini.
Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa diimplementasikan
melalui strategi yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan
memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa strategi, model, metode, dan
teknik pembelajaran merupakan faktor yang harus mendapat perhatian khusus dari
guru karena di dalam penggunaan strategi pembelajaran semua komponen sistem
pembelajaran terlibat. Sagala (2010: 56) berpendapat
bahwa strategi
pembelajaran adalah pemilihan umum atas berbagai jenis latihan tertentu didesain
menjadi kegiatan pendidik dan pengalaman belajar peserta didik dalam bentuk
kegiatan belajar mengajar dengan mengintegrasikan urutan kegiatan, materi
pelajaran, penggunaan secara tepat peralatan dan waktu yang digunakan dalam
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dan kompetensi yang telah
ditetapkan.
Kurikulum pun, baik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ataupun
Kurikulum 2013 secara eksplisit menuntut guru untuk menggunakan strategi,
model, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang mampu memotivasi
siswa aktif, kreatif, dan produktif sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dan ditegaskan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 bahwa
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
memotivasi
peserta
didik
untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian
proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, prinsip
pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut
1) dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu
2) dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar;
3) dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
4) dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
5) dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6) dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7) dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
9) dan keterampilan mental (softskills);
10) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
11) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut
wuri handayani)
12) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
13) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa
saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
14) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
15) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
2. Hakikat Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran
a. Pendekatan Pembelajaran
Dalam ranah pendidikan, khususnya pembelajaran dikenal istilah strategi,
model, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Keenam
istilah ini
dimaknai dan digunakan secara variatif dan kadang-kadang bertumpang tindih,
karena dimaknai sebagai konsep yang sama ataupun berbeda. Terlebih dahulu
akan dijelaskan mengenai pendekatan, metode, dan teknik.
Pendekatan adalah seperangkat asumsi yang berkaitan dengan hakikat
bahasa, hakikat belajar, hakikat mengajar, hakikat ilmu yang sedang dipelajari.
Secara lebih khusus Anthony (Burhan, 1982: 5) mengemukakan bahwa
pendekatan (approach) diartikan sebagai seperangkat asumsi yang saling
berhubungan mengenai hakikat bahasa dan hakikat pengajaran dan belajar bahasa.
Suatu pendekatan bersifat aksiomatik. Pendekatan menggambarkan hakikat bahan
pelajaran yang akan diajarkan. Pendekatan menyatakan pendirian (point of view),
filsafat, keyakinan yang dianut seseorang namun tidak selalu perlu dibuktikan
kebenarannya.
Salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa adalah pendekatan
aural-oral. Asumsi tentang bahasa menurut pendekatan aural oral adalah sebagai
berikut.
1) Bahasa hanya ada pada manusia, aural-oral, dan artinya dikemukakan melalui
lambang-lambang
2) Setiap bahasa mempunyai struktur sendiri atau tidak ada dua bahasa yang
mempunyai struktur persis sama.
3) Struktur suatu bahasa dapat diketahui dan digambarkan sistematis, walaupun
gambaran itu dapat berbeda-beda pada berbagai taraf dan untuk berbagai
tujuan.
Asumsi tentang pengajaran dan proses belajar bahasa menurut pendekatan
aural-oral adalah sebagai berikut.
1) Aspek aural-oral dari bahasa (menyimak dan berbicara) harus diajarkan
sebelum aspek membaca dan menulis. Memahami bahasa lisan lebih berhasil
diajarkan sebelum bercakap-cakap. Bahasa lisan (mendengar) merupakan
langkah pertama bagi kemampuan berbicara.
2) Membaca dan menulis diajarkan setelah mendengar dan berbicara. Membaca
diajarkan sebelum menulis karena lambang yang ditulis dikuasai melalui
kegiatan membaca.
3) Pemakaian bahasa lainnya harus diajarkan menurut urutan resepsi-produksi
4) Bahasa adalah kebiasaan. Kebiasaan diperoleh melalui pengulangan. Oleh
karena itu bahasa diajarkan melalui repetisi.
Pendekatan dalam sistem pembelajaran dapat dipandang sebagai way of
beginning something ‘cara memulai sesuatu‟. Berdasarkan pengertian ini,
pendekatan pembelajaran berfungsi sebagai panduan dasar tentang mengajarkan
sesuatu dan bagaimana sesuatu itu mudah dipelajari lebih mudah. Pendekatan
pembelajaran akan menjadi pedoman bagi proses pembelajaran sekaligus akan
melahirkan sejumlah tahapan belajar mengajar yang semestinya dilakukan agar
pembelajaran dapat mencapai tujuan yang dikehendaki (Abidin, 2014: 110).
Komalasari (2010: 54) dan Rusman (2011: 132) berpendapat pendekatan
adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa ciri khas pendekatan
pembelajaran adalah sebagai berikut.
1) Pendekatan bersifat aksiomatis
2) Lahir dari sejumlah asumsi, teori, ataupun prinsip tertentu.
3) Pendekatan melahirkan sejumlah metode pembelajaran
4) Memberikan pedoman terhadap metode pembelajaran, khususnya proses
pembelajaran.
Pendekatan yang dikenal dalam pembelajaran bahasa adalah pendekatan
aural-oral, pendekatan audio lingual, pendekatan kontrastif, pendekatan berbasis
konten, pendekatan berbasis tugas,
pendekatan komunikatif, dan sebagainya.
Dalam pembelajaran umum dikenal beberapa pendekatan. Komalasari (211: 55)
mempertentangkan dua jenis pendekatan. Pendekatan pertama adalah pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach) yang dilawankan dengan pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau berpusat pada guru (teacher centered approach). Pendekatan kedua adalah
pendekatan
kontekstual
yang
dilawankan
dengan
pendekatan
konvensional/tradisional.
Suyono dan Hariyanto (2015: 56) mengemukakan jenis pendekatan yang
digunakan dalam Kurikulum 1984, yaitu pendekatan 4 pilar pendidikan,
pendekatan konsep, pendekatan keterampilan proses, dan pendekatan CBSA; dan
pendekatan yang digunakan dalam KTSP, yaitu pendekatan konstruktivisme,
pendekatan kontekstual, dan khusus untuk pembelajaran sains digalakkan
pendekatan salingtemas (sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat)
Kurikulum 2013 menjadikan pendekatan sainstifik sebagai pendekatan
yang digunakan dalam setiap pembelajaran. Menurut
Kosasih (2014: 72)
pendekatan sainstifik merupakan pendekatan di dalam kegiatan pembelajaran
yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa. Pengalaman belajar
yang mereka peroleh tidak bersifat indoktrinisasi, hafalan, dan sejnisnya.
Pengalaman belajar, baik itu
berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap
mereka peroleh berdasarkan kesadaran dan kepentingan mereka sendiri.
Materi yang mereka pelajari berbasis fakta atau fenomena tertentu, sesuai
dengan yang sedang dikembangkan guru. Fakta atau fenomena itu mereka amati,
mereka pertanyakan, mereka cari jawabannya sendiri dari berbagai sumber yang
relevan, dan bermuara pada sebuah jawaban yang dapat dipertanggunjawabkan
secara keilmuan.
Karakteristik pembelajaran berbasis pendekatan sainstifik adalah sebagai
berikut.
a.
Materi pembelajaran dipahami dengan standar logika yang sesuai taraf
kedewasaannya. Mereka menerimanya tidak dengan dogmatis, tetapi
memungkinkan mereka mengkritisi, mengetahui prosedur pemerolehannya,
bahkan kelemahan-kelamahannya.
b.
Interaksi pembelajaran berlangsung secara terbuka dan objektif. Siswa
memiliki kesempatan seluas-luasnya untuk mengemukakan pemikiran,
perasaan, sikap, dan pengalamannya. Namun mereka tetap memperhatikan
sikap ilmiah dan tanggung jawab.
c.
Siswa didorong untuk selalu berpikir analitis dan kritis.; tepat dalam
memahami, mengidentifikasi, memecahkan masalah, serta mengaplikasikan
materi-materi pembelajaran.
Permendikbud No. 81 A tahun 2013 lampiran IV menyatakan bahwa
proses pembelajaran dengan pendekatan sainstifik terdiri atas 5 pengalaman
belajar pokok, yaitu mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi,
mengomunikasikan. Kelima pengalaman belajar pokok tersebut
dan
dapat dirinci
dalam berbagai kegiatan belajar sebagai mana tercantum pada tabel berikut.
Tabel 1
Pengalaman Belajar dan Kompetensi Siswa menurut Kurikulum 2013
Pengalaman
Belajar
Mengamati
Menanya
Menalar
Mengasosiasikan
Kegiatan Belajar
 membaca sumber tertulis
 mendengarkan informasi
lisan
 melihat gambar
 menonton tayangan
 menyaksikan fenomena
alam
mengajukan pertanyaan
tentang hal-hal yang tidak
dipahami dari sesuatu yang
diamatinya. Pertanyaanpertanyaan itu bisa bersifat
faktuai ataupun problematis
 Mengumpulkan
sejumlah informasi atau
fakta-fakta dalam rangka
menjawab pertanyaan
permasalahan yang
diajukan siswa
sebelumnya. Caranya
dengan membaca
sejumlah referensi,
melakukan wawancara,
melakukan pengematan
lapangan, ataupun
kegiatan penelitian di
laboratorium
 Mengolah infrormasi
ataupun fakta-fakta yang
telah dikumpulkan
menjadi sebuah rumusan
kesimpulan sesuai
dengan maslah yang
diajukan pada langkah
sebelumnya3
Menerapkan
(mengembangkan,
memperdalam) pemahaman
atas suatu persoalan kepada
Kompetensi yang
Dikembangkan
melatih kesungguhan dalam
mencari informasi,
menemukan fakta, ataupun
suatu persoalan
Mengembangakan
rasa
ingin tahu dan sikap kritis
Mengembangkan sikap
teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang
lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan
kemampuan,
mengumpulkan informasi,
melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar, dan
belajar sepanjang hayat.
Mengembangkan
kemampuan bernalar secara
sistematis dan logis
persoalan lain yang sejenis
atau yang berbeda
Mengomunikasikan Menyampaikan hasil
kegiatan belajar kepada
orang lain secara jelas dan
komunikatif, baik lisan,
maupun tulisan
Mengembangkan sikap
jujur, percaya diri,
bertanggung jawab, dan
toleran dalam
menyampaikan pendapat
kepada orang lain dengan
memperhatikan pula
kajlasan, kelogisan, dan
keruntutan sistematikanya
(Kosasih, 2014: 72-73)
Kelima pengalaman belajar tersebut dilakukan untuk mencapai kompetensi
pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam aspek pengetahuan
siswa mengetahui, memahami materi pembelajaran. Aspek ini bekaitan dengan
Kompetensi
Inti
3
(KI-3).
Dalam
aspek
keterampilan
siswa
dapat
mengomunikasikan, memproduksi atau mencipta. Aspek ini berkaitan dengan
Kompetensi Inti 4 (KI-4). Dalam aspek sikap siswa memiliki sikap tertentu
sebagai dampak penyerta dari pengalaman belajar yang telah dilakukannya.
Aspek ini berkitan dengan Kompetensi Inti 1, sikap spiritual (KI-1) dan sikap
Kompetensi Inti 2, sikap sosial (KI-2).
b. Metode
Metode menurut Anthony (Burhan, 1982: 7) dan Richards dan Rogers
(Abidin, 2001: 110) adalah rencana penyajian bahan ajar secara menyeluruh yang
tersusun rapi. Tidak ada bagian-bagian yang kontradiksi dan semua didasarkan
pada pendekatan yang telah ditetapkan. Pendekatan bersifat aksiomatik sedangkan
metode bersifat prosedural. Dari satu pendekatan dapat menjadi beberapa metode.
Saliwangi
(1988: 45) mengemukakan bahwa metode adalah cara-cara
mengajar yang telah disusun berdasarkan prinsip-prinsip dan sistem tertentu.
Sedangkan hakekat metode tidak lain daripada persoalan pemilihan bahan yang
akan diajarkan, pengurutan bahan, penentuan cara penyajian, dan cara
mengevaluasinya.
Ciri khas metode menurut Richard dan Rogers (Abidin, 2014: 111 ) adalah
sebagai berikut.
1) Metode
bersifat
prosedural,
yakni
menggambarkan
langkah-langkah
menyeluruh tentang proses pembelajaran
2) Metode diturunkan dari pendekatan tertentu.
3) Tidak dapat diamati hanya melihat dari guru mengajar atau menyampaikan
materi
4) Ditujukan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara luas
5) Dalam satu proses pembelajaran, hanya terdapat satu metode
6) Implementasi metode di dalam kelas dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai teknik pembelajaran
Karakteristik metode di atas menunjukkan bahwa metode bukanlah cara
guru menyampaikan pembelajaran karena metode berisi langkah-langkah berupa
aktivitas-aktivitas siswa selama pembelajaran.
Metode diturunkan dari pendekatan tertentu. Misalnya dari pendekatan
aural-oral lahir metode mim-mem (mimic-memorize ‘meniru-mengingat‟) dan
metode latihan pola-pola (pattern practice). Metode yang lain dalam
pembelajaran bahasa adalah metode alamiah, metode terjemahan, metode
langsung metode tata bahasa, metode unit, metode pembatasan bahasa, etode
linguistk, metode struktural analitic sintetik (sas), metode bibahasa.
b. Teknik Pembelajaran
Teknik menurut Anthony (Burhan, 1982: 8) adalah recana yang digunakan
untuk menyelesaikan pencapaian tujuan langsung.
Saliwangi (1988: 56) berpendapat bahwa teknik merupakan implementasi
dari berbagai pendekatan atau metode tertentu dalam proses belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang sudah dirancang sebelumnya.
Dalam pembelajaran teknik yang digunakan bermacam-macam bergantung
tujuan pembelajaran dan karakteristik materi untuk mencapai tujuan tadi. Oleh
karena itu, menurut Abidin (2014: 112) teknik adalah berbagai cara yang secara
langsung diterapkan oleh guru untuk menyampaikan materi kepada siswanya
selama proses pembelajaran terjadi di dalam kelas yang dilakukan guru ketika
melangsungkan proses pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran
berkenaan langsung dengan implementasi kegiatan belajar mengajar. Teknik ini
mengacu pada cara guru melaksanakan belajar mengajar mengajar, baik di dalam
maupun di luar kelas. Dalam satu kali pembelajaran guru dapat menggunakan
berbagai jenis teknik pembelajaran. Oleh karena itu, teknik pembelajaran bersifat
implementasional, individual, dan situasional.
Berdasarkan pendapat tadi dapat dinyatakan bahwa kerakteristik teknik
pembelajaran adalah sebagai berikut.
1) Hanya ditujukan pada satu tahapan pembelajaran, yakni tahap inti
pembelajaran
2) Hanya ditujukan pada satu tahapan pembelajaran, yakni pada tahap inti
pembelajaran.
3) Jenis teknik yang digunakan guru di dalam kelas dapat langsung diamati
misalnya guru sedang ceramah (teknik ceramah), anak-anak sedang
mengerjakan tugas (teknik penugasan), siswa sedang berdiskuasi (Teknik
diskusi)
4) Dalam satu kali proses pembelajaran dapat digunakan beragam teknik
pembelajaran (multiteknik)
5) Tujuan pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus
tertentu (Richards dan Rogers dalam Abidin, 2014: 113).
d. Model dan Strategi Pembelajaran
Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa hubungan antara
pendekatan, metode, dan
teknik bersifat hierarkis. Oleh karena itu, dalam
pembelajaran ketiga komponen ini selalu digunakan secara bersama-sama dalem
wujud model pembelajaran. Sebagaimana dinyatakan Abidin (2014: 109) bahwa
dalam model sebuah pembelajaran pastilah terkandung pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model merupakan
wadah bagi pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Model pembelajaran menurut Joyce, dkk. (2011: 4) adalah rencana atau
pola yang digunakan dalam melaksanakan kurikulum, menyusun materi
pengajaran dan memberi arah pembelajaran di kelas ataupun di tempat lainnya.
Joyce & Weil
mengelompokkan model-model pembelajaran menjadi
empat, yaitu (1) information-processing models „model pemprosesan informasi‟,
(2) personal models „model pribadi‟, (3) social interaction models „model
interaksi sosial‟, (4) behavioral models „model perilaku‟.
Setiap model memiliki unsur-unsur sebagai berikut
1) orientation to the model „orientasi model‟
2) the model of teaching ‘model pengajaran‟
a) syntax ‘urutan kegiatan‟
b) social system ‘sistem sosial‟
c) principal of reaction ‘prinsip reaksi‟
d) support system ‘sistem pendukung‟.
3) application ‘penerapan‟
4) instructional and nurturant effect „dampak instruksional dan dampak penyerta‟
Secara terperinci Rusman (2011: 136) mengemukakan bahwa ciri model
pembelajaran adalah sebagai berikut.
1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar
Misalnya model penelitian kelompok disusun
dan para ahli tertentu.
oleh Herbert Thelen dan
berdasarkan teori John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi
dalam kelompok secara demokratis.
2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berpikir
induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.
3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelas.
Misalnya model sinektik dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam
pelajaran mengarang.
4) Memiliki
bagian-bagian
model,
pembelajaran (syntax), (2) adanya
(4) sistem pendukung.
yaitu
(1)
urutan
langkah-langkah
prinsip-prinsip reaksi, (3) sistem sosial,
5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak
tersebut meliputi (1) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat
diukur dan (2) dampak pengiring , hasil belajar jangka panjang.
6) Membuat persiapan mengajar (desain intruksional) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.
Menurut Wahab (2011: 23) model adalah preskripsi strategi mengajar
yang disiapkan
untuk mencapai tujuan khusus pengajaran. Pendapat ini
mengisyaratkan bahwa model merupakan strategi yang sudah dibakukan. Dengan
kata lain, model merupakan bagian dari strategi.
Secara terperinci Dick, Carey, dan Carey (2009: 167-179) menyatakan
bahwa strategi meliputi hal-hal berikut
1) sistem penyampaian (relevan dengan metodologi umum pembelajaran);
2) urutan dan pengelompokan bahan pembelajaran;
3) komponen pembelajaran pada strategi instruksional;
a) aktivitas prapembelajaran,
b) presentasi informasi,
c) partisipasi siswa,
d) pengujian, dan
e) tindak lanjut; dan
4) pengelompokan siswa
Dengan demikian, jelaslah bahwa model merupkan bagian dari strategi.
Hubungan strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik melalui gambar
sebagai berikut.
Teknik
Metode
Pendekatan
Model
Strategi
Gambar 1
Hubungan Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran
Secara etimologi strategi berasal dari kata Yunani kuno strategia yang
berarti keahlian dalam seni perang.
Ketika strategi digunakan dalam
pembelajaran strategi diartikan sebagai taktik yang digunakan guru agar dapat
melaksanakan pembelajaran secara tepat sasaran. Dengan kata lain, strategi
belajar mengajar merupakan usaha guru untuk mencipatakan kondisi konndusif
bagi siswa belajar (Abidin , 2014: 120).
Strategi ada dua macam (Oxford, 1990 16-21; Abidin, 2014: 120), yaitu
direct strategy ‘strategi langsung‟ dan indirect strategy „strategi tidak langsung‟.
Kedua strategi ini dilakukan secara bersamaan sehingga pembelajaran
berlangsung secara interaktif.
Strategi langsung adalah strategi yang langsung berhubungan dengan
penguasaan bahasa dalam berbagai tugas dan situasi. Strategi langsung terdiri atas
strategi memori untuk mengingat dan mengambil informasi baru (misalnya
menggunakan kata baru, mengelompokkan kategori kata); strategi kognitif untuk
memahami dan memproduksi bahasa (misalnya meggunakan berbagai sumber,
mencatat); dan strategi kompensasi untuk tetap menggunakan bahasa meskipun
ada kesenjangan pengetahuan (misalnya beralih ke bahasa ibu, menggunakan
mimik atau gestur, menggunakan sinonim).
Strategi tidak langsung adalah strategi yang tidak langsung berhubungan
dengan bahasa yang dipelajari, tetapi secara umum mengatur kegiatan belajar.
Strategi tidak langsung terdiri atas strategi metakognitif untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengoordinasikan, dan mengevaluasi proses pembelajaran
(misalnya mengorganisasikan isi pembicaraan, memonitor sendiri, mengevaluasi
sendiri); strategi afektif untuk mengatur emosi agar dapat melaksanakan tugas
dengan positif (misalnya melakukan relaksasi, menggunakan musik, membuat
pernyataan positif, menghargai diri sendiri); dan strategi sosial untuk belajar
dengan orang lain (misalnya bertanya untuk klarifikasi atau verifikasi, bertanya
untuk koreksi, bekerja sama dengan teman).
3. Model-model Pembelajaran Bahasa Indonesia
Model pembelajaran yang disarankan Kurikulum 2013 adalah model
pembelajaran penemuan (discovery learning), model pembelajaran berbasis
(problem based learning) masalah, dan model pembelajarn berbasis proyek
(project based learning).
Model pembelajaran penemuan mengarahkan siswa untuk menemukan
sesuatu melalui proses pembelajaran yang dialaminya untuk mencapai
Kompetensi Dasar yang sudah ditentukan. Siswa dilatih supaya terbiasa seperti
ilmuwan. Siswa diharapkan aktif menemukan sendiri teori melalui penelitiannya.
Langkah-langkah model pembelajaran penemuan adalah sebagai berikut.
1) merumuskan masalah
2) membuat jawaban sementara (hipotesis0
3) mengumpulkan data
4) merumuskan simpulan (generalization)
5) mengomunikasikan
Model pembelajaran
berbasis masalah mengarahkan siswa pada
penyelesaian masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan Kompetensi dasar
yang harus dicapai. Oleh karena itu, siswa harus memiliki pengetahuan yang
mendalam dengan menggunakan berbagai sumber sehingga mampu berpendapat
secara rasional tentang konsep, peristiwa, atau keadaan sampai menyelesaikan
masalah.
Langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai
berikut.
1) mengamati atau mengorientasikan siswa pada masalah
2) menanya, memunculkan permasalahan
3) menalar, mengumpulkan data
4) mengasosiasi, merumuskan jawaban
5) mengomunikasikan
Model pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai tujuannya. Pembelajaran berbasis proyek
memfokuskan pada aktivitas siswa berupa kegiatan pengumpulan informasi dan
pemanfaatannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan
siswa yang berkaitan dengan Kompetensi Dasar yang harus dicapai.
Langkah-langkah model pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai
berikut.
1) penentuan proyek
2) perencanaan langkah-langkah penyelesaian proyek
3) penyusunan jadwal pelaksanaan proyek
4) penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru
5) penyampaian hasil kegiatan presentasi/publikasi hasil proyek
6) evaluasi proses dan hasil proyek
Model-model pembelajaran tadi bukanlah model pembelajaran yang
mutlak digunakan guru dalam mengimplemantasikan Kurikulum 2013.. Guru
disarankan berkreasi menggunakan juga model-model lain yang betul-betul sesuai
dengan karakteristik materi dan kebutuhan siswa serta relevan dengan pendekatan
sainstifik.
Berdiati (2010) menawarkan beberapa model pembelajaran bahasa untuk
setiap keterampilan berbahasa. Model-model tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2
Model Pembelajaran Bahasa
Keterampilan
Berbahasa
Model Pembelajaran Bahasa
Model The Power of Two
Model Snowball Throwing
Model Inside and Outside Circle
Model Questions Studen Have
Menyimak
Model Bertuka Pasangan
Model A B C Games
Model Pesan Berantai
Model True or False
Model Model Diskusi Tiga Kelas
Model Team Quiz
Mod el Topical Review
Model Artikulasi
Model Time Token
Model Everyone is a Teacher Here
Model Physical Self Assesment
Model Role Playing
Model Demonstrasi
Berbicara
Model Talking Stick
Model Problem Solving
Model Pont Counterpoint
Model Kalimat Kunci
Model Role Model/figur-figur peran
Model Active Debate
Model “Jika saya Menjadi”
Model Make a Match
Model Jigsaw
Model STAD
Model Think Pair and Share
Model Tiga Besar
Membaca
Model Cooperative Skript
Model Index Card Match
Model Numbered Head Together
Model Card Sort
Model Two Stay Two Stray
Model In The News
Model Leaning Start With a Question
Model Group to Group
Model Galeri/Pameran
Model Complete Sentence
Model Kunjung Karya
Model Tulis Berantai
Model Bola berputar
Modell Concept Sentence
Model Think Talk Write
Menulis
Model Writing Picture
Model Imajinasi/khayalan
Model Window Shoping
Model Parafrase
Model Melanjutkan Cerita
Model Go to Your Post
Model Student Created Case Studies
C. Simpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi, model, pendekatan
strategi, metode, dan teknik pembelajaran merupakan hal yang harus diperhatikan
guru dalam kegiatan belajar mengajar.
Hubungan antara strategi, model, pendekatan strategi, metode, dan teknik
pembelajaran bersifat sistemik dan sistematik.
Model pembelajaran yang disarankan Kurilukum 2013 adalah model
pembelajaran yang membangun aktivitas, kreativitas, dan produktivitas siswa
sehingga siswa tidak verbalisme.
D. Evaluasi
Setelah membahas materi diklat di atas kerjakan latihan berikut!
1. Mengapa pembelajaran dikatakan sebuah sistem?
2. Mengapa strategi, model, pendekatan strategi, metode, dan teknik pembel
ajaran harus menjadi perhatian guru?
3. Jelaskan perbedaan strategi, model, pendekatan strategi, metode, dan teknik
pembelajaran!
4. Jelaskan model pembelajaran yang disarankan Kurikulum 2013 beserta
langkah-langkahnya!
5. Jelaskan 3 model pembelajaran lain yang dianggap relevan dengan pendekatan
sainstifik beserta langkah-langkahnya!
DAFTAR PUSTAKA
Berdiati, Ika. 2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis PAKEM.
Bandung: Sega Arsy
Burhan, Yazir. 1982. “Pendekatan, Metode, dan Teknik dalam Pengajaran
Bahasa. Kertas Kerja” dalam Seminar Metode Pengajaran Bahasa
Indonesia di SMTA Jawa Barat. FKSS IKIP Bandung 30 Januari 1982.
Dick, W., Carey, J.O. & Carey, L. (2009). The Systematic Design of Instruction.
Third Edition. USA: Harper Collins Publisher.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Program Pascasarjana UPI dan PT Remaja Rosdakarya.
Joyce, B. dkk. 2011. Models of Teaching. Boston: Allyn & Bacon.
Kosasi, E. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran an: Implementasi Kurikulum
2013. Bandung: Yrama Widya.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65
Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah .
Rusman, 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Oxford, R.L. (1990a).
Language Learning Strategies: What Every Teacher
Should Know. New York: Newbury House Publishers.
Sagala, H.S. (2010). Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Kependidikan.
Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Saliwangi, Basenang. 1988. Pengantar Strategi Belajar-Mengajar.
Malang:
STKIP Malang.
Suyono dan Hariyanto. (2015). Implementasi Belajar dan Pembelajar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.
Wahab, A.A. 2011. Model-model Pembelajaran IPS. Bandung: Rosda Karya.
PEMILIHAN MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Pertemuan Ke-2 da Ke3
A. Tujuan yang Harus Dicapai
Setelah mengikuti pelatihan
model-model pembelajaran diharapkan
peserta dapat
1) Menentukan model yang tepat sesuai dengan Kompetensi Inti, Kompetensi
Dasar yang harus dicapai, Karakteristik Materi, dan Karakteristik siswa.
2) Merancang
langkah-langkah
model
yang
telah
ditentukan
dalam
pembelajaran
B. Materi Pelatihan
Model pembelajaran merupakan salah satu komponen yang menentukan
keberhasilan dalam pembelajaran. Bahkan di antara komponen-komponen
pembelajaran model pembelajaranlah yang harus menjadi prioritas karena di
dalam modellah semua komponen pembelajaran lain menjadi fungsional. Selain
itu, komponen-komponen lain sudah ditentukan oleh pihak yang berwenang
seperti Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, siswa, tempat dan sarana
pembelajaran.
1.
Kriteria Pemilihan Model Pembelajaran
Yang menentukan model pembelajaran adalah guru. Oleh karena itu guru
harus memiliki keterampilan menentukan model pembelajaran yang akan
digunakannya. Model yang dipilih hendaknya model yang betul-betul
dapat
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dengan kata lain guru
adalah desainer pembelajaran. Dalam hubungan ini Berdiati
mengemukakan
seorang guru adalah juga seorang desainer
(2010: 1)
yang bertugas
mendesain/merancang pembelajaran sehingga yang disajikan efektif dan terterima
oleh pembelajaran. Guru diharapkan mampu merancang, me-manage dan memaintenance
efisien.
apa yang distandarkan menjadi pembelajaran yang efektif dan
Melalui model pembelajaran diharapkan guru dapat menciptakan proses
pembelajaran yang kondusif yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa
sehinggga siswa aktif, kreatif, dan produktif. Sebagaimana dikemukakan Berdiati
(2010: 1) bahwa guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna
dan pada akhirnya dapat menumbuhkan motivasi pada pembelajar.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah pun menyatakan bahwa
proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
memotivasi
peserta
didik
untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Pemotivasian terhadap siswa dalam pembelajaran dimaksudkan bahwa
pembelajaran diarahkan
untuk
mendorong siswa untuk mencari tahu bukan
diberi tahu. Artinya, siswa diarahkan untuk aktif dan konstruktif. Siswa
mengonstruksi konsep dan
pengetahuan melalui pengalaman, penelitian,
penyelidikan, pengamatan, eksperimen, observasinya sendiri.
Belajar bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah belajar bekomunikasi.
Oleh karena itu, pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan kompetensi
siswa dalam hal berkomunikasi dan berkolaborasi, dan berkooperasi. Dengan
demikian, model pembelajaran yang dipilih pun harus model yang memberi
kesempatan demikian kepada siswa.
Pembelajaran yang komunikatif, kolaboratif, dan kooperatif menekankan
adanya saling ketergantungan positif sehingga potensi setiap siswa didayagunakan
dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dipelajari. Pembelajaran
kooperatif bukanlah pembelajaran yang memunculkan sosok individu tertentu
melainkan memunculkan keberhasilan kelompok atau partisipasi aktif setiap
individu dalam kelompok.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran
membantu siswa memberdayakan dan menggali potensinya untuk mengonstruksi
dan mengaplikasikan konsep yang telah dikuasainya. Sebagaimana dikemukakan
Huda (2015: 14) bahwa model menekankan bagaimana membantu siswa belajar
mengkonsruksi pengetahuan – belajar bagaimana cara belajar.
2. Struktur Model Pembelajaran
Struktur model pembelajaran yang dikembangkan oleh Joyce dan Weil
(2011) meliputi sintak, sistem sosial, tugas/peran guru, dan pengaruh model.
a) Sintak (tahap-tahap) model pembelajaran merupakan deskripsi implementasi
model di lapangan. Ia merupakan rangkaian sistematis aktivitas-aktivitas dalam
model tersebut. Setiap model memiliki tahap yang berbeda.
b) Sistem sosial mendeskripsikan peran dan relasi antara guru dan siswa. Dalam
beberapa model guru sangat berperan dominan. Dalam sebagian model,
aktivitas ini lebih dipusatkan pada siswa.
c) Tugas/peran
guru
mendeskripsikan
bagaimana
seorang
guru
harus
memandang dan merespons yang dilakukan siswanya. Prinsip-prinsip ini
merefleksikan aturan-aturan dalam memilih model dan menyesuaikan respons
instruksional dengan yang dilakukan siswa.
d) Sistem pendukung mendeskripsikan kondisi-kondisi yang mendukung yang
seharusnya diciptakan atau dimiliki oleh guru dalam menerapkan model
tertentu. „Dukungan‟ di sini merujuk pada prasyarat-prasyarat tambahan di luar
keterampilan, kapasitas-kapasitas manusia pada umumnya dan fasilitas-fasilitas
teknis pada khususnya. Dukungan ini berupa buku, film, perangkat
laboratorium materi-materi rujukan, dan sebagainya.
e) Dampak merujuk pada efek-efek yang ditimbulkan oleh setiap model. Dampak
ini terbagi menjadi dua, yaitu dampak instruksional dan dampak pengiring.
Dampak instruksional merupakan dampak langsung dari model tertentu yang
disebabkan oleh pengetahuan atau keterampilan yang menjadi dasar
pelaksanaannya. Dampak pengiring merupakan dampak tidak langsung dalam
pengajaran tertentu.
2. Aplikasi Model Pembelajaran
Dalam menentukan model pembelajaran ada beberapa langkah yang harus
dilakukan yaitu sebagai berikut.
1) Tentukan kompetensi dasar yang akan dicapai!
2) Analisis karakteristik materi pembelajaran!
3) Tentukan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi
pembelajaran dan karakteristik siswa!
Standar Kompetensi/
Kompetensi Dasar
Kelas/Semester: IV/II
Karakteristik Materi
Pembelajaran
Materi:
1. Kaidah pantun
mengungkapkan pikiran,
a. Terdiri atas 4 baris
perasaan, dan informasi
b. Sajak ab-ab
secara tertulis dalam
c. Jumlah suku kata
bentuk karangan,
setiap baris 8-12
pengumumam, dan
baris
pantun anak
d. Terdiri atas
sampiran dan isi
membuat pantun anak
2. Menulis pantun
yang menarik dengan
berbagai tema
Karakteristik
(persahabatan,
Materi
terdiri atas
ketekunan, kepatuhan)
sejumlah bagian
sesuai dengan ciri-ciri
pantun.
Alternatif Model
Pembelajaran
1. Model Think, Pair, and
Share (memerlukan
materi yang dapat
menuntun anak
melakukan kegiatan
think, pair, share)
2. Model Jigsaw
(memerlukan sejumlah
materi yang sesuai
dengan jumlah siswa)
2. Model Number Head
Together
(memerlukan sejumlah
materi yang sesuai
dengan jumlah siswa)
Contoh pengaplikasikan model pembelajaran
Standar
Kompetensi/
Kompetensi Dasar
Kelas/Semester:
IV/II
mengungkapkan
pikiran, perasaan,
dan informasi secara
tertulis dalam bentuk
Langkah-langkah
Model Pembelajaran
Langkah-langkah dalam
Perencanaan Pembelajaran
Model Think, Pair, Share
1. Siswa ditempatkan
1. Siswa berkelompok. Setiap
dalam kelompokkelompok terdiri atas 4 orang
kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari
4 anggota/siswa
karangan,
pengumumam, dan
pantun anak
membuat pantun
anak yang menarik
dengan berbagai
tema (persahabatan,
ketekunan,
kepatuhan) sesuai
dengan ciri-ciri
pantun.
2. Guru memberikan
tugas pada setiap
kelompok.
2. Siswa secara individu dalam
kelompok membaca,
mencermati pantun, dan
mengerjakan LKS yang
disediakan guru secara
(think)
3. Siswa dalam kelompok
berpasangan dan
mendiskusikan temuannya
(pair)
3. Kelompok
membentuk anggotaanggotanya secara
berpasangan. Setiap
pasangan
mendiskusikan hasil
pengerjaan individu
4. Kedua pasangan lalu
4. Kedua pasangan bertemu
bertemu kembali
kembali dalam kelompok
dalam kelompokawal untuk membagikan
kelompoknya masinghasil diskusinya (share)
asing untuk Share
5. Siswa, perwakilan kelompok,
hasil diskusinya
mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya dan
kelompok lain
menanggapinya (share)
6. Siswa dalam kelompok
memikirkan secara individu
pantun yang akan dibuat
(think)
7. Siswa dalam kelompok
berpasangan dan
mendiskusikan hasil
pemikirannya (pair)
8. Kedua pasangan bertemu
kembali dalam kelompok
awal untuk membagikan
hasil diskusinya dan menulis
pantun yang telah
didiskusikannya (share)
9. Siswa, perwakilan kelompok,
mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya dan
kelompok lain
menanggapinya (share)
Untuk memudahkan terealisasikannya model pembelajaran disarankan
dibuat Lembar Kerja Pesrta Didik (LKPD) yang akan memandu siswa
mengerjakan tugasnya. Contoh LKPD untuk penggunaan model di atas adalah
sebagai berikut.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Pantun dan Ciri-cirinya
Puisi
merupakan salah satu bentuk karya sastra Indonesia. Puisi ada
beberapa jenis, yaitu puisi lama, puisi baru dan puisi modern. Salah satu jenis
puisi lama adalah pantun.
Pantun memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan puisi lama lainnya. Untuk
mengetahui pantun dan ciri-cirinya, analisislah pantun berikut!
Lampu terang di dalam kelas
Kursi meja berjejer rapi
Jadi anak janganlah malas
Agar bisa berprestasi
Petunjuk
1. Bacalah pantun di atas dengan saksama!
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
A.
a. Terdiri atas berapa bariskah pantun yang kamu baca?
b. Perhatikan jumlah suku kata pada setiap baris
Baris pertama ... suku kata
........................................
c. Perhatikan bunyi pada ujung setiap baris!
1) Adakah bunyi yang sama? Adakah bunyi yang berbeda?
2) Baris manakah yang memiliki bunyi ujung baris yang sama?
3) Baris manakah yang memiliki bunyi ujung baris yang berbeda?
4) Berilah kode yang sama pada bunyi yang sama dan berilah kode yang
berbeda dengan kode yang berbeda (misalnya a dan b)!
d. Perhatikan dua baris awal dan dua baris akhir!
1) Adakah hubungan antara kedua kelompok tersebut?
2) Dalam pantun dua baris awal disebut apa? Dua baris akhir disebut apa?
e. Berdasarkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tadi, buatlah simpulan
tentang ciri-ciri pantun!
B.
a. Lengkapi pantun berikut!
......................................
......................................
jika kita disayang Tuhan
kelak akan masuk surga
b. Buatlah pantun yang sesuai dengan ciri-ciri pantun!
c. Tukarkan pantun yang kamu buat dengan pantun temanmu! Periksalah
kesesuaian pantun tersebut dengan ciri-ciri pantun!
C. Simpulan
Pemilihan model dalam pembelajaran hendaknya memberi kesempatan
kesempatan kepada siswa untuk memberdayakan dan menggali potensi siswa
sehingga siswa aktif, kreatif, dan produktif dan dapat mencapai kompetensi dasar
yang telah ditentukan.
D. Evaluasi
Setelah membahas materi diklat di atas, pilihlah salah satu model pembelajaran
sesuai dengan Kompetensi Dasar yang akan dicapai dan buatlah langkah-langkah
konkretnya dalam rancangan pembelajaran!
DAFTAR PUSTAKA
Berdiati, Ika. 2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis PAKEM.
Bandung: Sega Arsy
Joyce, B. dkk. 2011. Models of Teaching. Boston: Allyn & Bacon.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah .
Huda, Miftahul. 2015. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran:
Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isu-isu
INTEGRASI MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DALAM RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Pertemuan Ke-4
A. Tujuan yang Harus Dicapai
Setelah mengikuti pelatihan
model-model pembelajaran diharapkan
peserta dapat
1) Merancang
langkah-langkah
model
yang
telah
ditentukan
dalam
pembelajaran
2) Membuat RPP dengan mengintegrasikan model pembelajaran dalam kegiatan
initi
B. Materi Pelatihan
Dalam RPP realisasi model-model pembelajaran terletak pada kegiatan
inti. Untuk lebih jelasnya mengenai integrasi model pembelajaran dalam RPP
dapat dilihat pada contoh RPP berikut.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
: SD Negeri Sindanggalih Kota Tasikmalaya
Kelas/Semester
: IV/II
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Materi Pokok
: Menyusun pantun
Alokasi Waktu
: 2 X 40 Menit
I. Standar Kompetensi
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk
karangan, pengumumam, dan pantun anak
II. Kompetensi Dasar
membuat pantun anak yang menarik dengan berbagai tema (persahabatan,
ketekunan, kepatuhan) sesuai dengan ciri-ciri pantun.
III. Indikator
1) Membuat pantun dengan jumlah baris yang tepat
2) Membuat pantun dengan jumlah suku kata dalam setiap baris yang tepat
3) Membuat pantun dengan pola rima yang tepat
4) Membuat pantun yang mengandung sampiran dan isi
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca, mencermati, dan berdiskusi tentang pantun diharapkan
1) Peserta didik mampu membuat pantun dengan jumlah baris yang tepat
2) Peserta didik mampu membuat pantun dengan jumlah suku kata dalam
setiap baris yang tepat
3) Peserta didik mampu membuat pantun dengan pola rima yang tepat.
4) Peserta didik mampu membuat pantun yang mengandung sampiran dan isi
V. Materi Pembelajaran
1) Pengertian pantun
Pantun adalah puisi lama yang terikat oleh aturan-aturan tertentu
2) Ciri-ciri Pantun
Ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut
a) Setiap bait terdiri atas 4 baris
b) Berpola rima ab-ab
c) Larik kesatu dan kedua disebut sampiran dan larik ketiga dan
keempat disebut isi
d) Jumlah suku kata setiap baris 8-12 baris
3) Contoh pantun
Lampu terang di dalam kelas
Kursi meja berjejer rapi
Jadi anak janganlah malas
Agar bisa berprestasi
VI. Pendekatan, Metode, teknik, Model Pembelajaran
Pendekatan
: Sainstifik
Metode
: Langsung
Teknik
: Tanya Jawab, Penugasan, Diskusi
Model Pembelajaran
: Think Pair Share
VII.MediaPembelajaran
Media pembelajaran
: Teks Pantun
Alat Pembelajaran
: Laptop dan projector
VIII. SumberBelajar
1) Buku Bahasa Indonesia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Repulik Indonesia 2016 SD Kelas IV.
2) LKS Bahasa Indonesia kelas X.
IX. Langkah-Langkah Pembelajaran
Model Pembelajaran: Think Pair and Share
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan
1) Peserta didik merespons salam guru
2) Peserta didik dan guru berdoa dimimpin oleh ketua
kelas.
3) Peserta didik melaporkan ketidakhadiran
temannya.
4) Peserta didik dan guru bertanya jawab dalam
apersepsi
5) Peserta didik menyimak Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran yang
akan dicapai dalam pembelajaran.
6) Peserta didik menyimak langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran.
1) Peserta didik berkelompok. Setiap kelompok
terdiri atas 4 orang
2) Peserta didik secara individu dalam kelompok
membaca, mencermati pantun untuk mengetahui
ciri-ciri pantun dengan mengerjakan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) yang disediakan guru
(think)
3) Peserta didik dalam kelompok berpasangan (2
orang) dan berdiskusi tentang temuannya ketika
mengerjakan LKPD. (Pair)
4) Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam
kelompok awal untuk membagikan hasil diskusi
Inti
Alokasi
Waktu
10 Menit
60 Menit
Kegiatan
Penutup
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
ketika berpasangan (Share).
5) Salah seorang Peserta didik sebagai perwakilan
kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompok dan ditanggapi oleh peserta didik dari
kelompok yang lain
6) Peserta didik dalam kelompok menulis pantun
sesuai dengan ciri-ciri pantun (think)
7) Pantun yang dibuat peserta didik dipertukarkan
dengan kelompok lain secara berpasangan (share).
8) Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam
kelompok awal untuk membagikan hasil analisis
pantun yang dibuat kelompok lain (Share).
9) Salah seorang peserta didik sebagai perwakilan
kelompok dari setiap kelompok membacakan
pantun yang dibuat kelompok dan ditanggapi oleh
peserta didik dari kelompok yang lai
1. Peserta didik bersama guru
merangkum/menyimpulkan pembelajaran.
2. Peserta didik melaksanakan postes
3. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.
4. Peserta didik dan guru merencanakan tindak lanjut
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
11 1
0
M
e
n
i
t
Model Pembelajaran: Number Head Together
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan
7) Peserta didik merespon salam guru
8) Peserta didik dan guru berdoa dipimpin oleh ketua
kelas.
9) Peserta didik melaporkan ketidakhadiran
temannya.
10) Peserta didik dan guru bertanya jawab dalam
apersepsi
11) Peserta didik menyimak Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran yang
akan dicapai dalam pembelajaran.
12) Peserta didik menyimak langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran.
13)
Alokasi
Waktu
10 Menit
Kegiatan
Inti
Penutup
Deskripsi Kegiatan
10) Peserta didik berkelompok. Setiap kelompok
terdiri atas 4 orang
11) Setiap anggota dari setiap kelompok memperoleh
nomor 1 – 4.
12) Peserta didik secara individu dalam kelompok
membaca, mencermati pantun untuk mengetahui
ciri-ciri pantun dengan mengerjakan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) yang disediakan guru
13) Peserta didik dalam kelompok berdiskusi tentang
temuannya ketika mengerjakan LKPD.
14) Guru memanggil salah satu nomor. Peserta didik
yang dipanggil nomornya ke depan untuk
menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan
materi pembelajaran yang dibahasnya. Demikian
seterusnya sampai semua nomor mendapat giliran.
15) Peserta didik dan guru menyimpulkan hasil diskusi
16) Peserta didik dalam kelompok berdiskusi membuat
pantun.
17) Guru memanggil salah satu nomor. Peserta didik
yang dipanggil nomornya ke depan untuk
menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan
materi pembelajaran yang dibahasnya. Demikian
seterusnya sampai semua nomor mendapat giliran.
18) Peserta didik dan guru menyimpulkan hasil
diskusi.
5. Peserta didik bersama guru
merangkum/menyimpulkan pembelajaran.
6. Peserta didik melaksanakan postes
7. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.
8. Peserta didik dan guru merencanakan tindak lanjut
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
X. Evaluasi
1. Bentuk Tes: esai
2. Jenis Tes : tulis
3. Soal:
Buatlah sebuah pantun dengan memperhatikan
a. jumlah baris dalam bait dengan tepat
b. jumlah suku kata dalam setiap baris dengan tepat
c. pola rima yang tepat
Alokasi
Waktu
60 Menit
12 M
e
n
i
t
b. mengandung sampiran dan isi!
2. Pedoman Penilaian
No. Aspek yang
Dinilai
1.
Ketepatan jumlah
baris dalam setiap
bait
a. Tepat
b. kurang tepat
c. Tidak tepat
2.
Ketepatan jumlah
suku kata dalam
setiap baris
a. Tepat
Deskriptor
3
Jika jumlah baris dalam bait 4 baris
Jika jumlah baris dalam bait 2-3 baris
Jika jumlah baris dalam bait hanya 1 baris
d. Tidak tepat
4.
2
1
3
jika jumlah suku kata dalam semua baris 8-12
suku kata
jika jumlah suku kata dalam 2-3 baris 8-12
suku kata
Jika jumlah suku kata dalam 1 baris 8-12 suku
kata
b. Kurang tepat
3.
Skor
Ketepatan rima
a. Tepat
b. Kurang tepat
e. Tidak tepat
Kehadiaran
sampitan dan isi
a. Tepat
b. Kurang tepat
c. Tidak tepat
Jika rima pantun a b a b
jika rima pantun a a a a
jika rima pantun tidak menentu
2
1
3
2
1
3
jika ada sampiran dan isi
Jika ada sampiran saja atau isi saja
Jika tidak jelas sampiran dan isinya saja
2
1
Instrumen Penilaian Proses
Perilaku yang Diamati pada Proses Pembelajaran
No
Nama
Peserta didik
Partisipasi
1
1
2
3
dst.
2
3
Keaktifan
1
2
3
Tanggung
Kerja
Jawab
sama
1 2 3 1 2 3
Komunikasi
1 2 3
Keterangan :
3 = Baik
2 = Cukup
1= Kurang
3 = jika siswa menyimak penjelasan guru atau siswa lainnya, bertanya atau
menjawab, dan mengemukakan pendapat
2 = jika siswa menyimak penjelasan guru atau siswa lainnya, bertanya atau
menjawab, tetapi tidak mengemukakan pendapat
1 = jika siswa menyimak penjelasan guru atau siswa lainnya, tetapi tidak
bertanya atau menjawab, dan mengemukakan pendapat
Diketahui
Kepala Sekolah,
Tasikmalaya, ................2017
Guru Kelas,
.............................................
................................................
C. Simpulan
Dalam
menyusun
RPP,
langkah-langkah
model
pembelajaran
diintegrasikan dalam kegiatan inti. Langkah-langkah model pembelajaran harus
disusun sedemikian rupa sehingga betul-betul menggambarkan langkah-langkah
di dalam model pembelajaran.
D. Evaluasi
Setelah membahas materi diklat di atas dan langkah-langkah pembelajaran telah
dibuat,
susunlah
mengintegrasikan
Rencana
Pelaksanaan
langkah-langkah
model
Pembelajaran
pembelajaran
(RPP)
dengan
sesuai
dengan
Kompetensi Dasar yang akan dicapai!
DAFTAR PUSTAKA
Berdiati, Ika. 2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis PAKEM.
Bandung: Sega Arsy
Joyce, B. dkk. 2011. Models of Teaching. Boston: Allyn & Bacon.
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Silabus Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia. Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah .
Huda, Miftahul. 2015. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran:
Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isu-isu
Lampiran 2: Surat Pernyataan Kerja Sama
Lampiran 3 Daftar Hadir Peserta Pelatihan
Lampiran 4: Hasil Pelatihan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
: SD Negeri Sindanggalih Kota Tasikmalaya
Kelas/Semester
: V/II
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Materi Pokok
: Membandingkan isi dua teks
Alokasi Waktu
: 3 X 35 Menit
I. Standar Kompetensi
Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca
cerita anak
II. Kompetensi Dasar
7.3 membandingkan isi dua teks yang dibaca dengan membaca sekilas
III. Indikator Pencapaian Hasil
1) Menjelaskan pokok-pokok isi dalam teks pertama
2) Menjelaskan pokok-pokok isi dalam teks kedua
3) Menjelaskan persamaan isi dari kedua teks.
4) Menjelaskan perebadaan isi dari kedua teks.
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca, mencermati, dan berdiskusi tentang
isi teks yang
dibacanya diharapkan
1) Menjelaskan pokok-pokok isi dari teks pertama
2) Menjelaskan pokok-pokok isi dari teks kedua.
3) Menjelaskan persamaan isi dari kedua teks yang dibacanya..
4) Menjelaskan perbedaan isi dari kedua teks yang dibacanya..
V. Materi Pembelajaran
1.
Teks yang berjudul “Mengenal Kuda:“Kuda Poni”
2.
Pokok-pokok isi teks “Mengenal Kuda”
a) Kuda adalah hewan mamalia berkuku satu
b) Bentuk badan kuda
c) Fungsi kuda
d) Jenis kuda dan perbedaan fisiknya
e) Sifat kuda
3) Pokok-pokok isi teks “Kuda Poni”
a) Ukuran badan kuda poni
b) karakter/sifat kuda poni
c) jenis kuda poni dan perbedaan fungsinya bagi manusia
d) kendala manusia memiliki kuda poni
4) Persamaan dan isi kedua teks
a) Teks ke-1 dan ke-2 sama-sama berisi tentang kuda yang termasuk kelas
mamalia berkuku satu
c) Teks ke-1 dan ke-2 sama-sama berisi tentang tubuh kuda
b) Teks ke-1 dan ke-2 sama-sama berisi tentang manfaat kuda
d) Teks ke-1 dan ke-2 sama-sama ber
isi tentang sifat kuda
5) Perbedaan isi kedua teks
a) Teks ke-1 berisi tentang kuda yang umum, sedangkan teks ke-2 berisi
kuda khusus (salah satu jenis dari kuda umum)
b) Teks ke-1 berisi tentang bentuk bagian tubuh kuda, sedangkan teks ke2 berisi tentang ukuran tubuh kuda
c) Teks ke-1 berisi tentang jenis kuda dan perbeaannya dari segi fisik
dari setiap jenis kuda, sedangkan teks ke-2 berisi tentang jenis kuda
poni dan perbedaan fungsi setiap jenis kuda poni bagi manusia
d) Teks ke-1 berisi tentang makanan kuda, sedangkan sedangkan teks
ke-2 tidak berisi tentang makanan kuda poni
VI. Pendekatan, Metode, teknik, Model Pembelajaran
Pendekatan
: Kontekstual
Metode
: Langsung
Teknik
: Tanya Jawab, Penugasan, Diskusi
Model Pembelajaran
: Jigsaw
VII. MediaPembelajaran
Media pembelajaran
: Teks
Alat Pembelajaran
: Laptop dan projector
VIII. SumberBelajar
1) Bahasa Indonesia
Membuatku Cerdas Jilid V untuk Kelas V SD.
Depdiknas. 2008
2) Buku Sasebi untuk Sekolah Dasar Kelas V Jilid V
3) Buku Latihan Peserta didik “Cemerlang” Kelas V Semester II
IX. Langkah-Langkah Pembelajaran
Model Pembelajaran: Jigsaw
Kegiatan
Pendahuluan
Inti
Deskripsi Kegiatan
1)
2)
Peserta didik menjawab salam guru
Peserta didik dan guru berdoa dimimpin oleh
ketua kelas.
3) Guru mengabsen peserta didik
4) Peserta didik dan guru bertanya jawab dalam
apersepsi
5) Peserta didikmenyimak Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran yang
akan dicapai dalam pembelajaran.
6) Peserta didik menyimak langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran.
1) Peserta didik berkelompok. Setiap kelompok
terdiri atas 4 orang sesuai dengan jumlah bagian
teks yang akan dianalisis (Setiap teks dibagi
menjadi dua bagian).
2) Peserta didik dalam kelompok menerima tugas
dari guru secara individu (Peserta didik pertama
Alokasi
Waktu
10
Menit
80
Menit
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
3)
4)
5)
6)
7)
1)
Penutup
2)
3)
4)
Alokasi
Waktu
mendapat mendapat bagian teks pertama, peserta
didik kedua mendapat bagian teks kedua, dan
seterusnya).
Peserta didik secara individu menentukan pokokpokok isi teks .
Peserta didik yang mendapat tugas yang sama
membentuk kelompok baru menjadi kelompok
ahli dan berdiskusi tentang temuannya.
Setelah berdikusi di kelompok ahli, peserta didik
kembali ke kelompok asal dan berdiskusi tentang
temuan di kelompok ahli.
Peserta didik dalam kelompok merumuskan
pokok-pokok isi teks yang dibacanya.
Peserta didik dalam kelompokua teks.
Peserta didik bersama guru
merangkum/menyimpulkan pembelajaran.
Peserta didik melaksanakan postes
Peserta didik dan guru melakukan refleksi.
Peserta didik dan guru merencanakan tindak
lanjut pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
15
menit
X. Evaluasi
1. Bentuk Tes: esai
2. Jenis Tes: tulis
3. Soal
:
Bacalah kedua wacana berikut
1) Kemukakan pokok-pokok isi pada teks kesatu!
2) Kemukakan pokok-pokok isi pada teks kedua!
3) Jelskan persamaan isi kedua teks tersebut!
4) Jelaskan perbedaan isi kedua teks tersebut!
4. Pedoman Penilaian Hasil Pembelajaran
Komponen yang Dinilai
No.
Nama
Isi Teks 1 Isi Teks 2 Persamaan Perbedaan
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 2 3
Penjelasan Rubrik Penilaian Hasil Pembelajaran
a. Ketepatan mengemukakan pokok-pokok isi teks kesatu
3= jika peserta didik dapat mengemukakan 80%-100% pokok-pokok isi teks
2= jika peserta didik dapat mengemukakan 60%-79% pokok-pokok isi teks
1= jika peserta didik dapatmengemukakan pokok-pokok isi berita di bawah
60%
b.Ketepatan mengemukakan pokok-pokok isi teks kesatu
3= jika peserta didik dapat mengemukakan 80%-100% pokok-pokok isi teks
2= jika peserta didik dapat mengemukakan 60%-79% pokok-pokok isi teks
1= jika peserta didik dapat mengemukakan pokok-pokok isi berita di bawah
60%
c. Ketepatan mengemukakan persamaan isi teks kesatu dan teks kedua
3= jika peserta didik dapat mengemukakan 80%-100% persamaan isi teks
kesatu dan kedua
2= jika peserta didik dapat mengemukakan 60%-79% persamaan isi teks
kesatu dan kedua
1= jika peserta didik dapat mengemukakan persamaan isi teks kesatu dan
kedua di bawah 60%
5. Pedoman Penilaian Proses Pembelajaran
No.
Nama
Perilaku yang Diamati
Tanggung
Kerja sama
Keaktifan
Jawab
1
2
3
1
2
3
1
2
3
dst.
Keterangan :
3 = Baik
2 = Cukup
1= Kurang
Penjelasan Rubrik Penilaian Proses Pembelajaran
a. Keaktifan\
3=
2=
Jika peserta didik menyimak penjelasan guru atau peserta didik lainnya,
bertanya atau menjawab, dan mengemukakan pendapat
jika peserta didik menyimak penjelasan guru atau peserta didik lainnya,
bertanya atau menjawab, tetapi tidak mengemukakan pendapat
1=
jika peserta didik menyimak penjelasan guru atau peserta didik lainnya,
tetapi tidak bertanya atau menjawab, dan mengemukakan pendapat
b. Tanggung jawab
3= Jika peserta didik mengerjakan 80%-100% tugas yang diberikan guru
2= jika peserta didik mengerjakan 60%-79% tugas yang diberikan guru.
1= jika peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan guru di bawah 60%
c. Kerja sama
3= jika peserta didik mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama
2= jika peserta didik mengerjakan tugas kelompok kadang-kadang secara
berkelompok, kadang-kadang secara individu.
1 = Jika peserta didik tidak mengerjakan tugas secara bersama-sama.
Diketahui
Kepala Sekolah,
Tasikmalaya, ................2017
Guru Kelas,
Hj. Popi Anggraeni, S.Pd.
NIP 196010091982012022
Asiah Jakaria, S.Pd.
NIP 196108101982042013
Lampiran 5: Dokumen Kegiatan Pelatihan
DOKUMEN AKTIVITAS TIM DAN PESERTA PELATIHAN
APLIKASI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Pertemuan Ke-1
Peserta Pelatihan
Menyimak Materi Model Pembelajaran yang Disampaikan oleh Tim
Pertemuan Ke-2 dan Ke-3
Peserta Pelatihan
Menganalisis KI, KD, Materi Pembelajaran
dan Memilih Model Pembelajaran
Pertemuan Ke-4
Peserta Pelatihan
Mengembangkan RPP dengan Mengintegrasikan Model Pembelajaran
dalam Kegiatan Inti
Berfoto Bersama: Peserta Pelatihan Model Pembelajaran dan Tim
pada Akhir Pelatihan
Download