LAPORAN KEMAJUAN (70%) PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM) PELATIHAN APLIKASI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI GURU-GURU SD SINDANGGALIH KOTA TASIKMALAYA Ketua Tim Anggota : Dr. Iis Lisnawati, M.Pd./ 0002066102 : 1. Yuyun Yuniawati, M.Pd./ 0014125401 2. Titin Kusmini, M.Pd./ 0028075301 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA JULI 2017 RINGKASAN Model pembelajaran merupakan salah satu komponen yang menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Bahkan di antara komponen-komponen pembelajaran model pembelajaranlah yang harus menjadi prioritas karena di dalam modellah semua komponen pembelajaran lain menjadi fungsional. Selain itu, komponen-komponen lain seperti Standar Kompetensi, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, peserta didik, tempat, sarana dan sarana pembelajaransudah ditentukan oleh pihak yang berwenang. Dengan demikian, salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalitas guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran adalah guru harus piawai dalam memilih dan mengaplikasikan model pembelajaran. SD Sindanggalih merupakan salah satu SD di Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya yang beralamat di Jalan Noenoeng Tisnasaputra di Kota Tasikmalaya. SD ini berlokasi kira-kira 5 km dari kampus Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Jumlah tenaga pengajar di SD tersebut yang bersatus sebagai PNS sebanyak 23 orangdan honorer 7 orang. Berdasarkan survei diketahui bahwa para guru kurang memahami model pembelajaran sehingga mereka belum atau bahkan tidak pernah menggunakan model pembelajaran yang disarankan kurikulum. Oleh karena itu, kepala sekolah dan guru bersama dengan pelaksana ITGbM memandang perlu untuk mengadakan kegiatan P2M-ITGbM yang melibatkan para guru di SD Sindanggalih, Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, berupa kegiatan pelatihan aplikasi model pembelajaran bahasa Indonesia. Metode yang akan digunakan dalam kegiatan tersebut adalah bimbingan bertahap. Artinya, para guru dibimbing dan diarahkan untuk memilih model pembelajaran, menyusun langkah-langkah penggunaan model pembelajaran, dan menyusun RPP dengan mengintegrasikan langkah-langkah model pembelajaran dalam RPP. Hasil pelatihan menjadikan para guru lebih memahami model-model pembelajaran Bahasa Indonesia, mampu menganalisis Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, karakteristik materi pembelajaran untuk memilih model pembelajaran, mampu menyusun langkah-langkah pembelajaran berdasarkan model pembelajaran, dan menyusun RPP dengan mengintegrasikan model pembelajaran dalam kegiatan inti. PRAKATA Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt. berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan laporan Program Iptek bagi Masyarakat yang berjudul “PelatihanAplikasi Model-Model Pembelajaran dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia”. Pelatihan ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalitas guru dalam proses belajar mengajar. Melalui pelatihan ini diharapkan pula hasil pembelajaran pun meningkat karena pada hakikatnya hasil pembelajaran ditentukan oleh proses pembelajaran. Pada kesempatan ini, tidak lupa pula kami menyampaikan terima kasih kepada Rektor Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Ketua LPPM, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan seluruh pihak atas bantuan moril maupun materiil sehingga pengabdian kepada masyarakat ini dapat dilaksanakan. Semoga amal baik Bapak, Ibu, dan Saudara mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah swt. Kami menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami nantikan. Kami berharap semoga pengabdian kepada masyarakat ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin. Tasikmalaya, Juli 2017 Penulis, DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN RINGKASAN .............................................................................................. iii PRAKATA ................................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................. v DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... vii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi........................................................................... 1 1.2 Permasalah Mitra ..................................................................... 3 BAB 2 SOLUSI DAN TARGET LUARAN ............................................... 3 BAB 3 METODE PELAKSANAAN ........................................................ 5 BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 4.1 Kinerja LPPM dalam PPM......................................................... 6 4.2 Kepakaran Tim ......................................................................... 11 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 12 BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ......................................... 14 BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 15 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 16 LAMPIRAN DAFTAR TABEL 1. Tabel 1 Kinerja LPPM dalam Satu Tahun Terakhir ............................... 6 2. Tabel 2 Jenis Kepakaran Tim Pelaksana ................................................ 11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran1 Materi Pelatihan Lampiran2 Daftar Hadir Pelatihan Aplikasi Model-Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Lampiran3 Hasil Pelatihan Lampiran4 Surat Perjanjian KerjaSama Lampiran5 Dokumen Kegiatan Pelatihan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi SD Sindanggalih merupakan salah satu SD di Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya yang beralamat di Jalan Noenoeng Tisnasaputra di Kota Tasikmalaya. SD ini berlokasi kira-kira 5 km dari kampus Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Jumlah tenaga pengajar di SD tersebut yang bersatus sebagai PNS sebanyak 23 orang dan honorer 7 orang. Sekalipun lokasi SD tersebut berada di Kota Tasikmalaya, pemahaman yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, khususnya penggunaan, model, metode, teknik pembelajaran masih kurang. Hal ini diketahui melalui survei yang dilakukan sebelum pelatihan. Para guru di SD Sindanggalih masih mengalami kesulitan dalam menggunakan model pembelajaran sekalipun mereka memperoleh imbauan untuk menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum, baik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) yang masih berlaku ataupun Kurikulum 2013yang akan berlaku, yaitu model pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik. Peserta didiklah yang harus aktif, kreatif, dan produktif di bawah bimbingan guru. Kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan model pembelajaran adalah dalam hal (1) memilih model yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran dan karakteristik peserta didik, (2) menyusun langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan, (3) mengintegrasikan langkah-langkah pembelajaran dalam dalam Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP), dan (4) menggunakan model pembelajaran dalam pembelajaran. Mempertimbangkan jumlah guru yang banyak dengan pemahaman yang masih kurang dalam memahami dan menggunakan model pembelajaran, kepala sekolah dan guru bersama dengan pelaksana ITGbM memandang perlu untuk mengadakan kegiatan P2M-ITGbM yang melibatkan para guru di SD Sindanggalih, Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, 1 berupa kegiatan pelatihan penerapan model pembelajaran. Bahkan pihak sekolah berharap kegiatan ini dilaksanakan segera karena mereka sangat memerlukan hal tersebut untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 1.2 Permasalahan Mitra Berdasarkan hasil analisis situasi dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang dihadapi mitra, yaitu sebagai berikut. 1) Pemahaman guru tentang model pembelajaran masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan kekurangmampuan mereka ketika mengungkapkan model pembelajaran yang mereka gunakan dalam pembelajaran. Mereka belum banyak mengenal model pembelajaran yang diasumsikan selaras dengan tuntutan KTSP ataupun Kurikulum 2013 2) guru kurang mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran dan karakteristik peserta didik. 3) guru kurang mampu menyusun langkah-langkah pembelajaran berdasarkan model yang digunakan. 4) guru kurang mampu mengintegrasikan langkah-langkah pembelajaran yang sudah disusun dalam RPP. BAB 2 SOLUSI DAN TARGET LUARAN 2.1 Solusi yang Ditawarkan Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh mitra seperti diu uraian terdahulu, solusi yang dapat ditawarkan adalah sebagai berikut. 1) Membina guru di SD Sindanggalih Kota Tasikmalaya yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan dalam penggunaan model-model pembelajaran. 2) Memberikan pemahaman kepada pembelajaran yang selaras dengan guru-guru tentang model-model KTSP dan Kurikulum 2013 serta aplikasinya dengan cara bimbingan bertahap meliputi (a) memberikan arahan dan pemahaman terhadap konsep model pembelajaran, (b) membimbing menganalisis Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi pembelajaran, karakteristik peserta didik sebagai pertimbangan dalam pemilihan dan penentuan model pembelajaran, (c) membimbing dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran selaras dengan model yang digunakan, dan (d) membimbing pengintegrasian model pembelajaran dalam RPP. 2.2 Target Luaran Berdasarkan solusi yang ditawarkan diharapkan menghasilkan luaran sebagai berikut. 1) Meningkatkan pemahaman guru dan kepedulian guru tentang model pembelajaran. 2) Guru mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan karakteristik peserta didik. 3) Guru mampu menyusun langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan model yang telah dipilih 4) Guru mampu mengintegrasikan langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun dalam RPP. Capaian kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut. 1) Publikasi Ilmiah di jurnal/prosiding berupa draf 2) Peningkatan pemahaman dan keterampilan guru terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dan penerapannya. 3) Buku ajar berupa modul model pembelajaran Bahasa Indonesia. model BAB 3 METODE PELAKSANAAN Metode yang digunakan dalam Pengabdian Pada Masyarakat ini berupa bimbingan bertahap yang terdiri atas tahap persiapan, tahap pelaksanaan (metode penyuluhan dan pelatihan), tahap evaluasi. 1) Tahap Persiapan Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut. a) Mengadakan koordinasi dengan mitra terkait, dalam hal ini Kepala SD Negeri Sindanggalih Kota Tasikmalaya yang akan menjadi tempat kegiatan. b) Melakukan survei lapangan mengenai pemahaman guru mengenai modelmodel pembelajaran c) Melakukan kajian tentang pemahaman guru mengenai model-model pembelajaran 2) Tahap Pelaksanaan Pelatihan dilaksanakan dalam dua tahap kegiatan, yaitu a) Pemahaman konsep model-model pembelajaran b) Aplikasi atau penerapan model-model pembelajaran (1) Memilih model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan karakteristik peserta didik (2) Menyusun langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran yang digunakan . (3) Menyusun RPP dengan mengintegrasikan model-model pembelajaran dalam kegiatan inti pembelajaran 3) Evaluasi Evaluasi dilaksanakan setiap akhir kegiatan pada setiap tahap kegiatan untuk membahas keterlaksanaan pelatihan, kendala yang dihadapi, serta antisipasi atau solusi yang ditawarkan. Evaluasi akhir dilakukan setelah kegiatan dilakukan secara tuntas untuk membahas tindak lanjut dari kegiatan yang telah dilakukan. BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 4.1 Kinerja LPPM dalam PPM Lembaga penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) sebagai bagian integral dari Universitas Siliwangi berkewajiban dalam menjalankan, meningkatkan dan mengembangkan kualitas tri dharma perguruan tinggi bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kualitas program penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang telah dicapai LPPM Universitas Siliwangi pada satu tahun terakhir mengalami peningkatan dari segi kuantitas judul penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Dalam bidang pengembangan sumber daya peneliti dan pengabdian pada masyarakat, LPPM Universitas Siliwangi telah mengelola 59 judul pengabdian pada masyarakat yang dibiayai Universitas Siliwangi. Untuk lebih jelasnya mengenai kinerja LPPM Universitas Siliwangi dalam satu tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1 Kinerja LPPM dalam Satu Tahun Terakhir No . 1 2 3 4 5 Kinerja ITGbM Pemanfaatan Limbah Pertanian untuk Pembuatan '' Biskuit'' Pakan Kambing. ITGbM Binaan Sekolah Dasar BerPhbs ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) ITGbM Whorkshop Perancangan dan Aplikasi Alat Peraga Matematika Sekolah Dasar ITGbM Pelatihan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) Cilik Dalam Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue ITGbM E-Learning Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Guru- Guru di Lingkungan Kemenag Kabupaten Tasikmalaya. Kepakaran Tim Pengusul Pertanian Dedi Darusman, Ir., Msc. Kesehatan Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes. Pendidikan Ipah Muzdalipah, M.Pd. Kesehatan Dr. Asep Suryana Abdurrahmat, S.Pd., M.Kes. Pendidikan Yusup Supriyono, S.Pd., M.Pd 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 ITGbM Pelatihan Pengelolaan Manajemen untuk Sekolah Sepak Bola Kota Tasikmalaya. ITGbM Terampil Menggunakan Geometer's Sketchpad ITGbM Workshop Penelitian Tindakan Sekolah Bagi Pengawas Sekolah Dasar di Kabupaten Tasikmalaya ITGbM Program Pengenalan Dan Sosialisasi Penerapan Teknologi Olah Sampah Organik Rumah Tangga (OSAMA) di Kampung Jati Kabupaten Ciamis ITGbM Pengembangan Budi Daya Lebah Madu Dengan Penguatan Kelembagaan Koperasi di Desa Citakarya Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran ITGbM Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Melalui Budidaya Lebah Madu Dengan Stup/ Boks 2 Tingkat Pada KUB Pengahasil Madu Murni Alami( PMMA) di Desa Cintaratu dan Desa Cintakarya Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. ITGbM untuk Pengrajin Gula Kelapa di Desa Pakemitan Yang Menghadapi Kendala Daya Simpan Kelapa Cetak ITGbM Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Peningkatan Karier Guru- Guru Sekolah Dasar Kota Tasikmalaya ITGbM Konpensator Daya Reaktif Pada Industri Kelom Geulis ITGbM Penguatan Program Pemberdayaan Masyarakat Pertanian Melalui Pengolahan dan Penataan Manajemen Usaha Tani Terpadu. ITGbM Pelatihan Pembuatan dan Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Melalui Pendekatan Saintifik ITGbM. Metode Penentuan Kebutuhan Air Tanaman dan Jenis Tanaman untuk Ketahanan Pangan Pendidikan Dr. H. Iis Marwan, M.Pd. Pendidikan Eva Mulyani, M.Pd. Pendidikan Dr. Ebih AR.Arhasy, Drs, M.Pd. Kesehatan Dr. Purwati Kuswarini, M.Si. Ekonomi Dr. Ade Komaludin, SE., M.Sc. Ekonomi Dr. Hj. Iis Surgawati, Dra., M.Si Pertanian dan Ekonomi Edvin Priatna, ST., M.T Pendidikan Drs. A.A. Gde Somatanaya, M.Pd Teknik Asep Andang, MT. Pertanian dan ekonomi Hj. Rina Nuryati, Ir., MP. Teknik dan Pendidikan Asep Kurnia Hidayat, MT Pertanian Yusep Ramdani, ST., MT dan Kebutuhan Gizi Masyarakat 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 ITGbMAplikasi Bataton Sebagai Pasangan Dinding Pada Industri Pembuatan Batako. ITGbM Implementasi E- Commerce Sebagai Katalog Produk Unggulan Kerajinan Tangan Khas Rajapola. (Studi Kasus ; UKM Resik dan Katresna Rajapola Tasikmalaya) ITGbM Diversitivikasi Produk Olahan Salak Cineam Pada Pengrajin Salak di Desa Raja Datu dan Desa Cineam Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya. ITGbM Implementasi Penjualan Online untuk Pengelolaan Pemesanan Produk Payung Gelis Studi Kasus Ukm Prima dan Karya Utama Tasikmalaya. ITGbM pada Pengrajin Bunga Hias ITGbM Usaha Tani Mendong Berkelanjutan di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. ITGbM Pengolahan Makanan Berbasis Sayur Daun Chaya Kepada Kelompok Tani Suka Tani Kelurahan Mulyasari Kecamatan Taman Sari dan Persatuan Isteri Siliwangi. ITGbM Pendidikan dan Pelatihan Pemberdayaan Perempuan Bagi Kader Posyandu Melati dan Posyadu Beringin di Desa Pamalayan Kabupaten Ciamis Teknik Andi Nur Rachman, M.T Ekonomi Hj. Noneng Masitoh, Ir., MM Ekonomi Hj. Noneng Masitoh, Ir., MM Ekonomi Acep Irham Gufroni, M.Eng. Pertanian dn Ekonomi Yaya Sunarya, M.Sc. Pertanian dan ekomoni Suyudi, SP., MP. Pertanian Tini Sudartini , Ir., MP. Sosial Politik Fitriyani Yuliawati, S,IP., M.Si. Kesehatan ITGbM Manajemen Lastik ITGbM Revitalisasi Unsur Kebudayaan Pada Masyarakat Kampung Naga Desa Neglasari IPS Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya ITGbM Pengelolaan Usaha Konveksi Ekonomi Rumahan (Home Convection Industry) ITGbM Pelatihan Penelitian Tindakan Pendidikan Kelas Lilik Hidayanti, SKM., M.si. Dr. H. Nandang Hendriawan, M.Pd. H. Mumu, Drs. M.Pd. Prof. Dr. H. Dedi Heryadi, M.Pd. 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 ITGbM Pelatihan Pemandu Wisata Profesional di Objek Wisata Green Canyon Batukaras Kec. Cijulang Kabupaten Pangandaran ITGbM Pelatihan Pengunaan AlatAlat dan Bahan Laboratorium IPA Bagi Guru IPA Di Lingkungan SMP/MTS Se-Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya ITGbM Pembuatan Proposal Pengajuan Kredit Bank Pada Pelaku UMKM di Kecamtan Cibeureum Kota Tasikmalaya. ITGbM Memenuhi Akan Air Bersih Dikawasan Karst Desa Mekarwangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya ITGbM Pengembangan Budidaya Lebah Madu Dengan Penguatan Permodalan di Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. ITGbM Pengembangan Jaringan Pasar Produk Lembah Madu Berbasis IT di Desa Cintaratu Kecamtan Aparigi Kabupaten Pangandaran ITGbM Pengembangan Sektor Pariwisata Alam Jogjogan di Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran ITGbM Pendampingan Penguatan Daya Saing UMKM di Kecamatan Manonjaya dan Kecamtan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya IbP Pendampingan Tutor PAUD Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Metode BCCT ( Beyound Centre And Circle Time) Berbasisi Pesantren di Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. ITGbM Melaksanakan Kegiatan Outbound Kepada Anak Berkebetulan Khusus yang Bersekolah di SLBABC Argasari Lestari Kota Tasikmalaya. Pendidikan Dr. Soni Tantan Tandiana, M.Pd. Pendidikan Drs. Suharsono, M.Pd. Ekonomi Euis Rosidah, SE., M.Ak. Kesehatan Syarip Barnas, Drs., M.Pd. Ekonomi Gusti Tia Ardiani, SE., MM Ekonomi Dr. Apip Supriadi, SE., M.Si. Ekonomi Dr. H. Asep Yusup Hanapia, SE., MP Ekonomi Elis Listiana, SE., M.M. Pendidikan H. Syaefuddin, Drs., M. Si. Pendidikan H. Budi Indrawan, M.Pd. 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 ITGbM Sistem Microsiak Sebagai Solusi Pemutakhiran Data Peristiwa Penduduk di Kelurahan Sukamanah Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya ITGbM Perlindungan Diri Terhadap Zat Kimia Dalam Proses Pemurnian Emas Pada Penambangan Emas Skala Kecil di Cineam Kabupaten Tasikmalaya ITGbM Semiloka: Paradigma Baru Dalam Penelitian Pendidikan ITGbM Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Melalui Kelompok Masyarakat Sadar Lingkungan (Masdarling) ITGbM Pelatihan Pembuatan ProdukProduk Multimedia Untuk Panti Sosial Asuhan Anak Yatim Piatu (Studi Kasus Panti Asuhan Hifdhul Mursalin Tasikmalaya) ITGbM Pembuatan Aplikasi Serta Pelatihan Penggunaan Aplikasi Pengolahan Data Kependudukan Bagi Ketua- Ketua RT di Lingkungan Kelurahan Sukarindik Kecamatan Bungur Sari Kota Tasikmalaya. ITGbM Workshop Pengembangan Bahan Ajar dan Rencana Pembelajaran Pada Pendidikan Vokasi ITGbM Pengembangan Usaha dengan Peningkatan Aspek Produk dan Manajemen Bagi Pelaku Usaha Keripik Pisang Desa Bojonggedang Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis IbP Model Wirausaha Muda Berbasis Kearifan dan Sumber Daya Lokal : Pengolahan Jagung Krispi di Tangan Para Santri IbP Penerapan Model Vertikultural Sayuran Organik pada Pesanteren Thoriqul Jannah, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya. IbP Pelatihan Majemen Keuangan Di Pondok Pesantren Al Qur' An Teknik Vevi Apiati, M.Pd. Kesehatan Yuldan Faturahman, SKM., M.Kes Pendidikan Dede Pertamana, M.Pd. Kesehatan Rian Ari Gustaman, S.KM., M.Kes. Teknik Muhammad Adi Khairul Anshary, S.T., MT Teknik Reza El Akbar, S.SI, S.SI., M.T Pendidikan Rahmat, M. Hum Ekonomi Prof. Dr. H. Kartawan , SE., M.P Ekonomi Yusep Rafiqi, S. Ag., M.M. Pertanian H. Amir Amilin, Ir., M.P. Manajemen Imam Pirman Hidayat, SE., Cijantung Ciamis 51 52 53 54 55 56 57 58 59 M.SI., Ak., CA. IbP Beton Bertulang Bambu di Pesantren IbP Penerangan Sarana Umum ( PSU) Berbasis Tenaga Surya IbP Membangumn Bisnis Online Dari Pesantren At- Tajdid Singaparna IbP. Grafik Imt Sebagai Alat Ukur Status Gizi Mandiri Pesantren IbP Pendidikan Politik dan Wawasan Kebangsaan Bagi Pelajar dan Santri di Pesantren IbP Pengenalan dan Penyuluhan Penggunaan Zat Warna Sintetis Pada Makanan Bagi Santri Di Pesantren ArRisalah Cijantung Ciamis IbPPelatihan Model Pemberdayaan Masyarakat Berbasisi Pesantren dan Koprasi Pondok Pesantren IbP Bina Santri Sehat Pelatihan Penulisan Penelitian Tindakan Kelas Teknik Empung, Ir., MT. Teknik Ir. Nundang Busaeri, MT. Ekonomi Ati Sadiah, M.Pd. Kesehatan Ai Sri Kosnayani, S.Pd Ilmu Politik Akhmad Satori, S.IP., M.Si. Kehatan dan Pendidikan Drs. Edi Hernawan, M.Pd. Ekonomi Kesehatan Pendidikan Biki Zulkifikri Rahmat, S.Sos.I., M.E.Sy. Sri Maywati, SKM., M.Kes. Titin Kusmini, M.Pd. 4.2 Kepakaran Tim Tim pelaksana secara teknis kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berasal dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Siliwangi. Tabel 3 menunjukkan jenis kepakaran tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat. Tabel 3 Jenis Kepakaran Tim Pelaksana No Nama Pelaksana 1. Dr. Iis Lisnawati, M.Pd. 2. Yuyun Yuniawati, M.Pd. 3. Titin Kusmini, M.Pd. Kepakaran Pendidikan Indonesia Pendidikan Indonesia Pendidikan Indonesia Bahasa dan Sastra Bahasa dan Sastra Bahasa dan Sastra BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah Tim melaksanakan kegiatan ini maka hasil akhir yang dicapai adalah. 1. Para guru di SD Sindanggalih Kota Tasikmalaya mampu memahami modelmodel pembelajaran Bahasa Indonesia. 2. Para guru di SD Sindanggalih Kota Tasikmalaya mampu memilih model pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan Standar Kompetensi (KTSP) Kompetensi Inti (Kurikulum 2013), Kompetensi Dasar, dan materi pembelajaran. 3. Para guru di SD Sindanggalih Kota Tasikmalaya mampu menyusun langkahlangkah pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran yang digunakan. 4. Para guru di SD Sindanggalih Kota Tasikmalaya mampu menyusun RPP dengan mengintegrasikan model pembelajaran yang dipilih. Keterpahaman model pembelajaran oleh guru sangat penting karena dalam penggunaan model pembelajaran semua komponen dari sistem pembelajaran (tujuan pembelajaran, guru, peserta didik, media pembelajaran, dsb.) terlibat. Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran pada hakikatnya adalah mengimplementasikan kurikulum. Dalam hubungan ini Sanjaya (2011: 60) mengemukakan bahwastrategi/model adalah komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa diimplementasikan melalui strategi/model yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Hal ini pun sejalan dengan tuntutan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang 12 cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Tuntutan di atas dapat direalisasikan melalui penggunaan model pembelajaran. Dengan demikian, pentingnya pemahaman model pembelajaran Bahasa Indonesia serta aplikasinya sangat diperlukan. Pemahaman model pembelajaran Bahasa Indonesia oleh guru dilakukan melalui penyajian modul yang harus terlebih dahulu dibaca oleh guru. Selanjutnya dilakukan diskusi antara guru dengan guru dan diskusi antara instruktur dengan guru sampai diperoleh persepsi yang sama. Aplikasi model pembelajaran Bahasa Indonesia dilakukan melalui kegiatan 1) Pelatihan menganalisis Standar Kompetensi (KTSP) Kompetensi Inti (Kurikulum 2013), Kompetensi Dasar, dan karakteristik materi pembelajaran. 2) Pelatihan memilih model pembelajaran yang sesuai dengan sesuai dengan Standar Kompetensi (KTSP), Kompetensi Inti (Kurikulum 2013), Kompetensi Dasar, dan karakteristik materi pembelajaran. 3) Pelatihan menyusun langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih. 4) Pelatihan menyusun RPP dengan mengintegrasikan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih pada kegiatan inti. Melalui RPP yang disusun guru dapat diketahui bahwa para guru SD Sindanggalih telah memahami dan dapat mengaplikasikan model pembelajaran Bahasa Indonesia. BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA Rencana kegiatan lanjutan dari kegiatan yang telah dilakukan dalam pengabdian ini adalah sebagai berikut. 1) Melengkapi dan menyempurnakan dokumen untuk kesempurnaan pelaporan utuh secara keseluruhan. 2) Menyusun bahan ajar yang berkaitan dengan mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia 3) Melakukan diseminasi hasil pengabdian melalui keikutsertaan dalam seminar atau menulis pada jurnal. BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu kebarhasilan pembelajaran. Meskipun demikian, pemahaman, pemilihan, dan pengaplikasan model pembelajaran masih dirasakan sulit oleh guru, khususnya oleh para guru di SD Sindanggalih Kota Tasikmalaya. Solusi atas permasalahan ini dapat dilakukan melalui kegiatan memahami konsep model-model pembelajaran, berlatih menganalisis Standar Kompetensi (KTSP) Kompetensi Inti (Kurikulum 2013), Kompetensi Dasar, dan karakteristik materi pembelajaran; memilih model pembelajaran; menyusun langkah-langkah pembelajaran berdasarkan model yang digunakan, dan menyusun RPP dengan mengintegrasikan model pembelajaran dalam kegiatan inti. 7.2 Saran Sejalan dengan simpulan di atas, maka tim pelaksana menyarankan hal-hal berikut. 1. Dalam rangka meningkatkan kualitas profesi guru yang akan menentukan kualitas proses dan hasil pembelajaran dan pendidikan, peningkatkan pemahaman tentang model pembelajaran serta aplikasinya bagi para guru hendaknya selalu diperhatikan 2. Kepiawaian guru dalam memilih model pembelajaran dan aplikasinya hendaknya diikuti dengan penelitian penggunaan model-model pembelajaran sehingga manfaat teoretis dan manfaat praktis serta keefektifan penggunaan model pembelajaran betul-betul teruji. 3. Pelatihan ini hanya sampai pada pengintegrasian model pembelajaran dalam RPP. Agar model pembelajaran ini betul-betul fungsional untuk meningkatkan profesionalitas guru, pelatihan selanjutnya hendaknya berupa pengaplikasian model pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran atau proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Intan. 2016. Arah & Kebijakan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi: Kurikulum dan Sistem Pembelajaran LPTK. Konvensi Nasional Pendidikan (KONASPI) ke-VIII, ALPTKNI. Badan Standar Nasional Pendidkan. 2010. Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI. Jakarta: BSNP. Iskandarwassid & Sunendar, D. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Program Pascasarjana UPI dan PT Remaja Rosdakarya. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Lampiran 1 Materi Pelatihan MATERI PELATIHAN APLIKASI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Ketua Tim : Dr. Iis Lisnawati, M.Pd./ 0002066102 Anggota : 1. Yuyun Yuniawati, M.Pd./ 0014125401 2. Titin Kusmini, M.Pd./ 0028075301 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2017 KONSEP MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Pertemuan Ke-1 A. Tujuan yang Harus Dicapai Setelah mengikuti pelatihan model-model pembelajaran diharapkan peserta dapat 1) memahami konsep sistem pembelajaran 2) Memahami konsep strategi, model, metode, teknik pembelajaran 3) memahami jenis-jenis model pembelajaran B. Materi Pelatihan Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ataupuan Kurikulum 2013 dengan pendekatan sainstifiknya (observing, questioning, associating, experimenting, dan net working) menunjukkan bahwa kurikulum tersebut menuntut peran guru dalam pembelajaran bukan sebagai penyampai pengetahuan, melainkan sebagai inisiator, motivator, fasilitator untuk memotivasi, membimbing, mengarahkan siswa sehingga siswa aktif, kreatif, dan produktif. Dengan kata lain, pembelajaran yang diharapkan adalah pembelajaran yang berbasis aktivitas siswa. Hal ini secara eksplisit dinyatakan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dan ditegaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Untuk dapat merealisasikan tuntutan kurikulum tadi guru hendaknya mampu memilih dan menggunakan strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang tepat sehingga siswa bukan hanya memiliki pengetahuan, melainkan juga memiliki keterampilan dan sikap (sikap spiritual dan sikap sosial) yang sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan. Keterampilan yang harus dimiliki siswa berdasarkan Kurikulum 2013 adalah keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dan peluang pada Abad ke-21 seperti yang terlihat pada gambar 1. Artinya, siswa bukan hanya memiliki hard skill, melainkan juga memiliki soft skill. Gambar 1 Pembelajaran pada Abad ke-21 1. Pembelajaran sebagai Sebuah Sistem Pembelajaran adalah sebuah sistem. Artinya, keberhasilan pembelajaran bergantung pada komponen-komponen sistem pembelajaran. Menurut Iskandarwassid dan Sunendar (2008: 1) komponen-komponen pembelajaran meliputi pengajar, tujuan pengajaran, peserta didik, materi pelajaran, metode pengajaran, media pengajaran, dan faktor administrasi serta biaya yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar secara optimal. Berkaitan dengan pengajar, dalam hal ini guru, guru merupakan faktor yang paling menentukan keberhasilan pembelajaran pengajarlah yang menentukan komponen pembelajaran lainnya. Sebagaimana dikemukakan Iskandarwassid dan Sunendar (2008: 159) bahwa sebagai perencana pengajaran pengajar bertugas merencanakan kegiatan pembelajaran seperti merumuskan tujuan, memilih bahan, memilih metode, menetapkan evaluasi, dan sebagainya. Dalam hubungan ini Sanjaya (2011: 63) berpendapat bahwa dalam proses pembelajaran guru memegang peranan yang sangat penting. Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu pembelajaran. Bahkan secara lebih jauh guru adalah penentu keberhasilan pendidikan. Sebagaimana dikemukakan Ahmad, (2016: 3) bahwa guru merupakan faktor kunci keberhasilan pendidikan. Secara lebih terperinci peran penting yang diemban oleh guru dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 1, Ayat 1 bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikanlam pendidikan nasional (UURI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 4). Selain itu, kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (UURI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 dan UURI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 6). Uraian di atas menyatakan bahwa guru harus mampu membelajarkan siswa. Siswa sebagai orang yang belajar merupakan subjek dalam proses pembelajaran (Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 11). Faktor guru dan siswa merupakan faktor yang sangat menentukan dalam interaksi pembelajaran (Sanjaya, 2011: 55). Menurut Syah (2005: 132) secara global faktor-faktor yang memengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu 1) faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa 2) faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa 3) faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Siswa dikatakan berhasil apabila ia dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang penting dalam pembelajaran. Sebagaimana diisyaratkan Sanjaya (2011: 64) bahwa tujuan yang jelas dapat membantu guru dalam menentukan materi pelajaran, metode, atau strategi pembelajaran, alat, media, dan sumber belajar, serta dalam menentukan dan merancang alat evaluasi untuk melihat keberhasilan siswa. Tujuan pembelajaran hendaknya berorientasi pada pencapaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014). Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan materi pembelajaran. Materi pembelajaran merupakan inti pembelajaran (Sanjaya, 2011: 60) karena materi pembelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pengajaran (Fathurrohman dan Sutikno, 2009: 12). Materi pembelajaran yang tidak relevan dengan tujuan pembelajaran bisa menyebabkan tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai. Penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran akan lebih efektif jika menggunakan media pembelajaran. Fathurrohman dan Sutikno (2011, hlm. 24) berpendapat bahwa peranan media pembelajaran tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan esensi tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, media bukan lagi menjadi alat bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Tercapai atau tidaknya tujuan dapat diketahui melalui evaluasi. Menurut Sanjaya (2011: 32 ) evaluasi memegang peranan penting dalam pembelajaran karena melalui evaluasi guru dapat menentukan apakah siswa yang diajarnya sudah memiliki kompetensi yang telah ditetapkan sehingga mereka layak diberikan program pembelajaran baru; atau malah sebaliknya siswa belum mencapai standar minimal sehingga mereka perlu diberi program remedial. Pernyataan di atas mengisyaratkan bahwa evaluasi harus selalu relevan dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Namun, menurut Sanjaya (2011: 32) “Kelemahan yang sering terjadi sehubungan dengan pelaksanaan evaluasi selama ini adalah guru dalam menentukan keberhasilan siswa terbatas pada hasil tes secara tertulis akibatnya sasaran pembelajaran hanya terbatas pada kemampuan siswa untuk mengisi soal-soal yang biasa keluar dalam tes”. Semua komponen yang telah dibicarakan, baik guru, siswa, meteri pembelajaran, meda pembelajaran, ataupun evaluasi pembelajaran bisa direalisasikan melalui strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik dalam pembelajaran. Sebagaimana dikemukakan Sanjaya (2011: 60) bahwa strategi adalah komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa diimplementasikan melalui strategi yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa strategi, model, metode, dan teknik pembelajaran merupakan faktor yang harus mendapat perhatian khusus dari guru karena di dalam penggunaan strategi pembelajaran semua komponen sistem pembelajaran terlibat. Sagala (2010: 56) berpendapat bahwa strategi pembelajaran adalah pemilihan umum atas berbagai jenis latihan tertentu didesain menjadi kegiatan pendidik dan pengalaman belajar peserta didik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar dengan mengintegrasikan urutan kegiatan, materi pelajaran, penggunaan secara tepat peralatan dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dan kompetensi yang telah ditetapkan. Kurikulum pun, baik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ataupun Kurikulum 2013 secara eksplisit menuntut guru untuk menggunakan strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang mampu memotivasi siswa aktif, kreatif, dan produktif sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dan ditegaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 bahwa Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, prinsip pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut 1) dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu 2) dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; 3) dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; 4) dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; 5) dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; 6) dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; 7) dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; 8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) 9) dan keterampilan mental (softskills); 10) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; 11) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani) 12) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; 13) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. 14) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan 15) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. 2. Hakikat Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran a. Pendekatan Pembelajaran Dalam ranah pendidikan, khususnya pembelajaran dikenal istilah strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Keenam istilah ini dimaknai dan digunakan secara variatif dan kadang-kadang bertumpang tindih, karena dimaknai sebagai konsep yang sama ataupun berbeda. Terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pendekatan, metode, dan teknik. Pendekatan adalah seperangkat asumsi yang berkaitan dengan hakikat bahasa, hakikat belajar, hakikat mengajar, hakikat ilmu yang sedang dipelajari. Secara lebih khusus Anthony (Burhan, 1982: 5) mengemukakan bahwa pendekatan (approach) diartikan sebagai seperangkat asumsi yang saling berhubungan mengenai hakikat bahasa dan hakikat pengajaran dan belajar bahasa. Suatu pendekatan bersifat aksiomatik. Pendekatan menggambarkan hakikat bahan pelajaran yang akan diajarkan. Pendekatan menyatakan pendirian (point of view), filsafat, keyakinan yang dianut seseorang namun tidak selalu perlu dibuktikan kebenarannya. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa adalah pendekatan aural-oral. Asumsi tentang bahasa menurut pendekatan aural oral adalah sebagai berikut. 1) Bahasa hanya ada pada manusia, aural-oral, dan artinya dikemukakan melalui lambang-lambang 2) Setiap bahasa mempunyai struktur sendiri atau tidak ada dua bahasa yang mempunyai struktur persis sama. 3) Struktur suatu bahasa dapat diketahui dan digambarkan sistematis, walaupun gambaran itu dapat berbeda-beda pada berbagai taraf dan untuk berbagai tujuan. Asumsi tentang pengajaran dan proses belajar bahasa menurut pendekatan aural-oral adalah sebagai berikut. 1) Aspek aural-oral dari bahasa (menyimak dan berbicara) harus diajarkan sebelum aspek membaca dan menulis. Memahami bahasa lisan lebih berhasil diajarkan sebelum bercakap-cakap. Bahasa lisan (mendengar) merupakan langkah pertama bagi kemampuan berbicara. 2) Membaca dan menulis diajarkan setelah mendengar dan berbicara. Membaca diajarkan sebelum menulis karena lambang yang ditulis dikuasai melalui kegiatan membaca. 3) Pemakaian bahasa lainnya harus diajarkan menurut urutan resepsi-produksi 4) Bahasa adalah kebiasaan. Kebiasaan diperoleh melalui pengulangan. Oleh karena itu bahasa diajarkan melalui repetisi. Pendekatan dalam sistem pembelajaran dapat dipandang sebagai way of beginning something ‘cara memulai sesuatu‟. Berdasarkan pengertian ini, pendekatan pembelajaran berfungsi sebagai panduan dasar tentang mengajarkan sesuatu dan bagaimana sesuatu itu mudah dipelajari lebih mudah. Pendekatan pembelajaran akan menjadi pedoman bagi proses pembelajaran sekaligus akan melahirkan sejumlah tahapan belajar mengajar yang semestinya dilakukan agar pembelajaran dapat mencapai tujuan yang dikehendaki (Abidin, 2014: 110). Komalasari (2010: 54) dan Rusman (2011: 132) berpendapat pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa ciri khas pendekatan pembelajaran adalah sebagai berikut. 1) Pendekatan bersifat aksiomatis 2) Lahir dari sejumlah asumsi, teori, ataupun prinsip tertentu. 3) Pendekatan melahirkan sejumlah metode pembelajaran 4) Memberikan pedoman terhadap metode pembelajaran, khususnya proses pembelajaran. Pendekatan yang dikenal dalam pembelajaran bahasa adalah pendekatan aural-oral, pendekatan audio lingual, pendekatan kontrastif, pendekatan berbasis konten, pendekatan berbasis tugas, pendekatan komunikatif, dan sebagainya. Dalam pembelajaran umum dikenal beberapa pendekatan. Komalasari (211: 55) mempertentangkan dua jenis pendekatan. Pendekatan pertama adalah pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) yang dilawankan dengan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach). Pendekatan kedua adalah pendekatan kontekstual yang dilawankan dengan pendekatan konvensional/tradisional. Suyono dan Hariyanto (2015: 56) mengemukakan jenis pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 1984, yaitu pendekatan 4 pilar pendidikan, pendekatan konsep, pendekatan keterampilan proses, dan pendekatan CBSA; dan pendekatan yang digunakan dalam KTSP, yaitu pendekatan konstruktivisme, pendekatan kontekstual, dan khusus untuk pembelajaran sains digalakkan pendekatan salingtemas (sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) Kurikulum 2013 menjadikan pendekatan sainstifik sebagai pendekatan yang digunakan dalam setiap pembelajaran. Menurut Kosasih (2014: 72) pendekatan sainstifik merupakan pendekatan di dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa. Pengalaman belajar yang mereka peroleh tidak bersifat indoktrinisasi, hafalan, dan sejnisnya. Pengalaman belajar, baik itu berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka peroleh berdasarkan kesadaran dan kepentingan mereka sendiri. Materi yang mereka pelajari berbasis fakta atau fenomena tertentu, sesuai dengan yang sedang dikembangkan guru. Fakta atau fenomena itu mereka amati, mereka pertanyakan, mereka cari jawabannya sendiri dari berbagai sumber yang relevan, dan bermuara pada sebuah jawaban yang dapat dipertanggunjawabkan secara keilmuan. Karakteristik pembelajaran berbasis pendekatan sainstifik adalah sebagai berikut. a. Materi pembelajaran dipahami dengan standar logika yang sesuai taraf kedewasaannya. Mereka menerimanya tidak dengan dogmatis, tetapi memungkinkan mereka mengkritisi, mengetahui prosedur pemerolehannya, bahkan kelemahan-kelamahannya. b. Interaksi pembelajaran berlangsung secara terbuka dan objektif. Siswa memiliki kesempatan seluas-luasnya untuk mengemukakan pemikiran, perasaan, sikap, dan pengalamannya. Namun mereka tetap memperhatikan sikap ilmiah dan tanggung jawab. c. Siswa didorong untuk selalu berpikir analitis dan kritis.; tepat dalam memahami, mengidentifikasi, memecahkan masalah, serta mengaplikasikan materi-materi pembelajaran. Permendikbud No. 81 A tahun 2013 lampiran IV menyatakan bahwa proses pembelajaran dengan pendekatan sainstifik terdiri atas 5 pengalaman belajar pokok, yaitu mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi, mengomunikasikan. Kelima pengalaman belajar pokok tersebut dan dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagai mana tercantum pada tabel berikut. Tabel 1 Pengalaman Belajar dan Kompetensi Siswa menurut Kurikulum 2013 Pengalaman Belajar Mengamati Menanya Menalar Mengasosiasikan Kegiatan Belajar membaca sumber tertulis mendengarkan informasi lisan melihat gambar menonton tayangan menyaksikan fenomena alam mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak dipahami dari sesuatu yang diamatinya. Pertanyaanpertanyaan itu bisa bersifat faktuai ataupun problematis Mengumpulkan sejumlah informasi atau fakta-fakta dalam rangka menjawab pertanyaan permasalahan yang diajukan siswa sebelumnya. Caranya dengan membaca sejumlah referensi, melakukan wawancara, melakukan pengematan lapangan, ataupun kegiatan penelitian di laboratorium Mengolah infrormasi ataupun fakta-fakta yang telah dikumpulkan menjadi sebuah rumusan kesimpulan sesuai dengan maslah yang diajukan pada langkah sebelumnya3 Menerapkan (mengembangkan, memperdalam) pemahaman atas suatu persoalan kepada Kompetensi yang Dikembangkan melatih kesungguhan dalam mencari informasi, menemukan fakta, ataupun suatu persoalan Mengembangakan rasa ingin tahu dan sikap kritis Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan, mengumpulkan informasi, melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar, dan belajar sepanjang hayat. Mengembangkan kemampuan bernalar secara sistematis dan logis persoalan lain yang sejenis atau yang berbeda Mengomunikasikan Menyampaikan hasil kegiatan belajar kepada orang lain secara jelas dan komunikatif, baik lisan, maupun tulisan Mengembangkan sikap jujur, percaya diri, bertanggung jawab, dan toleran dalam menyampaikan pendapat kepada orang lain dengan memperhatikan pula kajlasan, kelogisan, dan keruntutan sistematikanya (Kosasih, 2014: 72-73) Kelima pengalaman belajar tersebut dilakukan untuk mencapai kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam aspek pengetahuan siswa mengetahui, memahami materi pembelajaran. Aspek ini bekaitan dengan Kompetensi Inti 3 (KI-3). Dalam aspek keterampilan siswa dapat mengomunikasikan, memproduksi atau mencipta. Aspek ini berkaitan dengan Kompetensi Inti 4 (KI-4). Dalam aspek sikap siswa memiliki sikap tertentu sebagai dampak penyerta dari pengalaman belajar yang telah dilakukannya. Aspek ini berkitan dengan Kompetensi Inti 1, sikap spiritual (KI-1) dan sikap Kompetensi Inti 2, sikap sosial (KI-2). b. Metode Metode menurut Anthony (Burhan, 1982: 7) dan Richards dan Rogers (Abidin, 2001: 110) adalah rencana penyajian bahan ajar secara menyeluruh yang tersusun rapi. Tidak ada bagian-bagian yang kontradiksi dan semua didasarkan pada pendekatan yang telah ditetapkan. Pendekatan bersifat aksiomatik sedangkan metode bersifat prosedural. Dari satu pendekatan dapat menjadi beberapa metode. Saliwangi (1988: 45) mengemukakan bahwa metode adalah cara-cara mengajar yang telah disusun berdasarkan prinsip-prinsip dan sistem tertentu. Sedangkan hakekat metode tidak lain daripada persoalan pemilihan bahan yang akan diajarkan, pengurutan bahan, penentuan cara penyajian, dan cara mengevaluasinya. Ciri khas metode menurut Richard dan Rogers (Abidin, 2014: 111 ) adalah sebagai berikut. 1) Metode bersifat prosedural, yakni menggambarkan langkah-langkah menyeluruh tentang proses pembelajaran 2) Metode diturunkan dari pendekatan tertentu. 3) Tidak dapat diamati hanya melihat dari guru mengajar atau menyampaikan materi 4) Ditujukan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara luas 5) Dalam satu proses pembelajaran, hanya terdapat satu metode 6) Implementasi metode di dalam kelas dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik pembelajaran Karakteristik metode di atas menunjukkan bahwa metode bukanlah cara guru menyampaikan pembelajaran karena metode berisi langkah-langkah berupa aktivitas-aktivitas siswa selama pembelajaran. Metode diturunkan dari pendekatan tertentu. Misalnya dari pendekatan aural-oral lahir metode mim-mem (mimic-memorize ‘meniru-mengingat‟) dan metode latihan pola-pola (pattern practice). Metode yang lain dalam pembelajaran bahasa adalah metode alamiah, metode terjemahan, metode langsung metode tata bahasa, metode unit, metode pembatasan bahasa, etode linguistk, metode struktural analitic sintetik (sas), metode bibahasa. b. Teknik Pembelajaran Teknik menurut Anthony (Burhan, 1982: 8) adalah recana yang digunakan untuk menyelesaikan pencapaian tujuan langsung. Saliwangi (1988: 56) berpendapat bahwa teknik merupakan implementasi dari berbagai pendekatan atau metode tertentu dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang sudah dirancang sebelumnya. Dalam pembelajaran teknik yang digunakan bermacam-macam bergantung tujuan pembelajaran dan karakteristik materi untuk mencapai tujuan tadi. Oleh karena itu, menurut Abidin (2014: 112) teknik adalah berbagai cara yang secara langsung diterapkan oleh guru untuk menyampaikan materi kepada siswanya selama proses pembelajaran terjadi di dalam kelas yang dilakukan guru ketika melangsungkan proses pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran berkenaan langsung dengan implementasi kegiatan belajar mengajar. Teknik ini mengacu pada cara guru melaksanakan belajar mengajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas. Dalam satu kali pembelajaran guru dapat menggunakan berbagai jenis teknik pembelajaran. Oleh karena itu, teknik pembelajaran bersifat implementasional, individual, dan situasional. Berdasarkan pendapat tadi dapat dinyatakan bahwa kerakteristik teknik pembelajaran adalah sebagai berikut. 1) Hanya ditujukan pada satu tahapan pembelajaran, yakni tahap inti pembelajaran 2) Hanya ditujukan pada satu tahapan pembelajaran, yakni pada tahap inti pembelajaran. 3) Jenis teknik yang digunakan guru di dalam kelas dapat langsung diamati misalnya guru sedang ceramah (teknik ceramah), anak-anak sedang mengerjakan tugas (teknik penugasan), siswa sedang berdiskuasi (Teknik diskusi) 4) Dalam satu kali proses pembelajaran dapat digunakan beragam teknik pembelajaran (multiteknik) 5) Tujuan pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus tertentu (Richards dan Rogers dalam Abidin, 2014: 113). d. Model dan Strategi Pembelajaran Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa hubungan antara pendekatan, metode, dan teknik bersifat hierarkis. Oleh karena itu, dalam pembelajaran ketiga komponen ini selalu digunakan secara bersama-sama dalem wujud model pembelajaran. Sebagaimana dinyatakan Abidin (2014: 109) bahwa dalam model sebuah pembelajaran pastilah terkandung pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model merupakan wadah bagi pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran menurut Joyce, dkk. (2011: 4) adalah rencana atau pola yang digunakan dalam melaksanakan kurikulum, menyusun materi pengajaran dan memberi arah pembelajaran di kelas ataupun di tempat lainnya. Joyce & Weil mengelompokkan model-model pembelajaran menjadi empat, yaitu (1) information-processing models „model pemprosesan informasi‟, (2) personal models „model pribadi‟, (3) social interaction models „model interaksi sosial‟, (4) behavioral models „model perilaku‟. Setiap model memiliki unsur-unsur sebagai berikut 1) orientation to the model „orientasi model‟ 2) the model of teaching ‘model pengajaran‟ a) syntax ‘urutan kegiatan‟ b) social system ‘sistem sosial‟ c) principal of reaction ‘prinsip reaksi‟ d) support system ‘sistem pendukung‟. 3) application ‘penerapan‟ 4) instructional and nurturant effect „dampak instruksional dan dampak penyerta‟ Secara terperinci Rusman (2011: 136) mengemukakan bahwa ciri model pembelajaran adalah sebagai berikut. 1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar Misalnya model penelitian kelompok disusun dan para ahli tertentu. oleh Herbert Thelen dan berdasarkan teori John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis. 2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif. 3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelas. Misalnya model sinektik dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang. 4) Memiliki bagian-bagian model, pembelajaran (syntax), (2) adanya (4) sistem pendukung. yaitu (1) urutan langkah-langkah prinsip-prinsip reaksi, (3) sistem sosial, 5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi (1) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur dan (2) dampak pengiring , hasil belajar jangka panjang. 6) Membuat persiapan mengajar (desain intruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya. Menurut Wahab (2011: 23) model adalah preskripsi strategi mengajar yang disiapkan untuk mencapai tujuan khusus pengajaran. Pendapat ini mengisyaratkan bahwa model merupakan strategi yang sudah dibakukan. Dengan kata lain, model merupakan bagian dari strategi. Secara terperinci Dick, Carey, dan Carey (2009: 167-179) menyatakan bahwa strategi meliputi hal-hal berikut 1) sistem penyampaian (relevan dengan metodologi umum pembelajaran); 2) urutan dan pengelompokan bahan pembelajaran; 3) komponen pembelajaran pada strategi instruksional; a) aktivitas prapembelajaran, b) presentasi informasi, c) partisipasi siswa, d) pengujian, dan e) tindak lanjut; dan 4) pengelompokan siswa Dengan demikian, jelaslah bahwa model merupkan bagian dari strategi. Hubungan strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik melalui gambar sebagai berikut. Teknik Metode Pendekatan Model Strategi Gambar 1 Hubungan Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Secara etimologi strategi berasal dari kata Yunani kuno strategia yang berarti keahlian dalam seni perang. Ketika strategi digunakan dalam pembelajaran strategi diartikan sebagai taktik yang digunakan guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara tepat sasaran. Dengan kata lain, strategi belajar mengajar merupakan usaha guru untuk mencipatakan kondisi konndusif bagi siswa belajar (Abidin , 2014: 120). Strategi ada dua macam (Oxford, 1990 16-21; Abidin, 2014: 120), yaitu direct strategy ‘strategi langsung‟ dan indirect strategy „strategi tidak langsung‟. Kedua strategi ini dilakukan secara bersamaan sehingga pembelajaran berlangsung secara interaktif. Strategi langsung adalah strategi yang langsung berhubungan dengan penguasaan bahasa dalam berbagai tugas dan situasi. Strategi langsung terdiri atas strategi memori untuk mengingat dan mengambil informasi baru (misalnya menggunakan kata baru, mengelompokkan kategori kata); strategi kognitif untuk memahami dan memproduksi bahasa (misalnya meggunakan berbagai sumber, mencatat); dan strategi kompensasi untuk tetap menggunakan bahasa meskipun ada kesenjangan pengetahuan (misalnya beralih ke bahasa ibu, menggunakan mimik atau gestur, menggunakan sinonim). Strategi tidak langsung adalah strategi yang tidak langsung berhubungan dengan bahasa yang dipelajari, tetapi secara umum mengatur kegiatan belajar. Strategi tidak langsung terdiri atas strategi metakognitif untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengoordinasikan, dan mengevaluasi proses pembelajaran (misalnya mengorganisasikan isi pembicaraan, memonitor sendiri, mengevaluasi sendiri); strategi afektif untuk mengatur emosi agar dapat melaksanakan tugas dengan positif (misalnya melakukan relaksasi, menggunakan musik, membuat pernyataan positif, menghargai diri sendiri); dan strategi sosial untuk belajar dengan orang lain (misalnya bertanya untuk klarifikasi atau verifikasi, bertanya untuk koreksi, bekerja sama dengan teman). 3. Model-model Pembelajaran Bahasa Indonesia Model pembelajaran yang disarankan Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran penemuan (discovery learning), model pembelajaran berbasis (problem based learning) masalah, dan model pembelajarn berbasis proyek (project based learning). Model pembelajaran penemuan mengarahkan siswa untuk menemukan sesuatu melalui proses pembelajaran yang dialaminya untuk mencapai Kompetensi Dasar yang sudah ditentukan. Siswa dilatih supaya terbiasa seperti ilmuwan. Siswa diharapkan aktif menemukan sendiri teori melalui penelitiannya. Langkah-langkah model pembelajaran penemuan adalah sebagai berikut. 1) merumuskan masalah 2) membuat jawaban sementara (hipotesis0 3) mengumpulkan data 4) merumuskan simpulan (generalization) 5) mengomunikasikan Model pembelajaran berbasis masalah mengarahkan siswa pada penyelesaian masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan Kompetensi dasar yang harus dicapai. Oleh karena itu, siswa harus memiliki pengetahuan yang mendalam dengan menggunakan berbagai sumber sehingga mampu berpendapat secara rasional tentang konsep, peristiwa, atau keadaan sampai menyelesaikan masalah. Langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut. 1) mengamati atau mengorientasikan siswa pada masalah 2) menanya, memunculkan permasalahan 3) menalar, mengumpulkan data 4) mengasosiasi, merumuskan jawaban 5) mengomunikasikan Model pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai tujuannya. Pembelajaran berbasis proyek memfokuskan pada aktivitas siswa berupa kegiatan pengumpulan informasi dan pemanfaatannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan siswa yang berkaitan dengan Kompetensi Dasar yang harus dicapai. Langkah-langkah model pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut. 1) penentuan proyek 2) perencanaan langkah-langkah penyelesaian proyek 3) penyusunan jadwal pelaksanaan proyek 4) penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru 5) penyampaian hasil kegiatan presentasi/publikasi hasil proyek 6) evaluasi proses dan hasil proyek Model-model pembelajaran tadi bukanlah model pembelajaran yang mutlak digunakan guru dalam mengimplemantasikan Kurikulum 2013.. Guru disarankan berkreasi menggunakan juga model-model lain yang betul-betul sesuai dengan karakteristik materi dan kebutuhan siswa serta relevan dengan pendekatan sainstifik. Berdiati (2010) menawarkan beberapa model pembelajaran bahasa untuk setiap keterampilan berbahasa. Model-model tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2 Model Pembelajaran Bahasa Keterampilan Berbahasa Model Pembelajaran Bahasa Model The Power of Two Model Snowball Throwing Model Inside and Outside Circle Model Questions Studen Have Menyimak Model Bertuka Pasangan Model A B C Games Model Pesan Berantai Model True or False Model Model Diskusi Tiga Kelas Model Team Quiz Mod el Topical Review Model Artikulasi Model Time Token Model Everyone is a Teacher Here Model Physical Self Assesment Model Role Playing Model Demonstrasi Berbicara Model Talking Stick Model Problem Solving Model Pont Counterpoint Model Kalimat Kunci Model Role Model/figur-figur peran Model Active Debate Model “Jika saya Menjadi” Model Make a Match Model Jigsaw Model STAD Model Think Pair and Share Model Tiga Besar Membaca Model Cooperative Skript Model Index Card Match Model Numbered Head Together Model Card Sort Model Two Stay Two Stray Model In The News Model Leaning Start With a Question Model Group to Group Model Galeri/Pameran Model Complete Sentence Model Kunjung Karya Model Tulis Berantai Model Bola berputar Modell Concept Sentence Model Think Talk Write Menulis Model Writing Picture Model Imajinasi/khayalan Model Window Shoping Model Parafrase Model Melanjutkan Cerita Model Go to Your Post Model Student Created Case Studies C. Simpulan Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi, model, pendekatan strategi, metode, dan teknik pembelajaran merupakan hal yang harus diperhatikan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Hubungan antara strategi, model, pendekatan strategi, metode, dan teknik pembelajaran bersifat sistemik dan sistematik. Model pembelajaran yang disarankan Kurilukum 2013 adalah model pembelajaran yang membangun aktivitas, kreativitas, dan produktivitas siswa sehingga siswa tidak verbalisme. D. Evaluasi Setelah membahas materi diklat di atas kerjakan latihan berikut! 1. Mengapa pembelajaran dikatakan sebuah sistem? 2. Mengapa strategi, model, pendekatan strategi, metode, dan teknik pembel ajaran harus menjadi perhatian guru? 3. Jelaskan perbedaan strategi, model, pendekatan strategi, metode, dan teknik pembelajaran! 4. Jelaskan model pembelajaran yang disarankan Kurikulum 2013 beserta langkah-langkahnya! 5. Jelaskan 3 model pembelajaran lain yang dianggap relevan dengan pendekatan sainstifik beserta langkah-langkahnya! DAFTAR PUSTAKA Berdiati, Ika. 2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis PAKEM. Bandung: Sega Arsy Burhan, Yazir. 1982. “Pendekatan, Metode, dan Teknik dalam Pengajaran Bahasa. Kertas Kerja” dalam Seminar Metode Pengajaran Bahasa Indonesia di SMTA Jawa Barat. FKSS IKIP Bandung 30 Januari 1982. Dick, W., Carey, J.O. & Carey, L. (2009). The Systematic Design of Instruction. Third Edition. USA: Harper Collins Publisher. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Program Pascasarjana UPI dan PT Remaja Rosdakarya. Joyce, B. dkk. 2011. Models of Teaching. Boston: Allyn & Bacon. Kosasi, E. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran an: Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah . Rusman, 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Oxford, R.L. (1990a). Language Learning Strategies: What Every Teacher Should Know. New York: Newbury House Publishers. Sagala, H.S. (2010). Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Saliwangi, Basenang. 1988. Pengantar Strategi Belajar-Mengajar. Malang: STKIP Malang. Suyono dan Hariyanto. (2015). Implementasi Belajar dan Pembelajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Wahab, A.A. 2011. Model-model Pembelajaran IPS. Bandung: Rosda Karya. PEMILIHAN MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Pertemuan Ke-2 da Ke3 A. Tujuan yang Harus Dicapai Setelah mengikuti pelatihan model-model pembelajaran diharapkan peserta dapat 1) Menentukan model yang tepat sesuai dengan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar yang harus dicapai, Karakteristik Materi, dan Karakteristik siswa. 2) Merancang langkah-langkah model yang telah ditentukan dalam pembelajaran B. Materi Pelatihan Model pembelajaran merupakan salah satu komponen yang menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Bahkan di antara komponen-komponen pembelajaran model pembelajaranlah yang harus menjadi prioritas karena di dalam modellah semua komponen pembelajaran lain menjadi fungsional. Selain itu, komponen-komponen lain sudah ditentukan oleh pihak yang berwenang seperti Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, siswa, tempat dan sarana pembelajaran. 1. Kriteria Pemilihan Model Pembelajaran Yang menentukan model pembelajaran adalah guru. Oleh karena itu guru harus memiliki keterampilan menentukan model pembelajaran yang akan digunakannya. Model yang dipilih hendaknya model yang betul-betul dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dengan kata lain guru adalah desainer pembelajaran. Dalam hubungan ini Berdiati mengemukakan seorang guru adalah juga seorang desainer (2010: 1) yang bertugas mendesain/merancang pembelajaran sehingga yang disajikan efektif dan terterima oleh pembelajaran. Guru diharapkan mampu merancang, me-manage dan memaintenance efisien. apa yang distandarkan menjadi pembelajaran yang efektif dan Melalui model pembelajaran diharapkan guru dapat menciptakan proses pembelajaran yang kondusif yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa sehinggga siswa aktif, kreatif, dan produktif. Sebagaimana dikemukakan Berdiati (2010: 1) bahwa guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna dan pada akhirnya dapat menumbuhkan motivasi pada pembelajar. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah pun menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pemotivasian terhadap siswa dalam pembelajaran dimaksudkan bahwa pembelajaran diarahkan untuk mendorong siswa untuk mencari tahu bukan diberi tahu. Artinya, siswa diarahkan untuk aktif dan konstruktif. Siswa mengonstruksi konsep dan pengetahuan melalui pengalaman, penelitian, penyelidikan, pengamatan, eksperimen, observasinya sendiri. Belajar bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah belajar bekomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan kompetensi siswa dalam hal berkomunikasi dan berkolaborasi, dan berkooperasi. Dengan demikian, model pembelajaran yang dipilih pun harus model yang memberi kesempatan demikian kepada siswa. Pembelajaran yang komunikatif, kolaboratif, dan kooperatif menekankan adanya saling ketergantungan positif sehingga potensi setiap siswa didayagunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dipelajari. Pembelajaran kooperatif bukanlah pembelajaran yang memunculkan sosok individu tertentu melainkan memunculkan keberhasilan kelompok atau partisipasi aktif setiap individu dalam kelompok. Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran membantu siswa memberdayakan dan menggali potensinya untuk mengonstruksi dan mengaplikasikan konsep yang telah dikuasainya. Sebagaimana dikemukakan Huda (2015: 14) bahwa model menekankan bagaimana membantu siswa belajar mengkonsruksi pengetahuan – belajar bagaimana cara belajar. 2. Struktur Model Pembelajaran Struktur model pembelajaran yang dikembangkan oleh Joyce dan Weil (2011) meliputi sintak, sistem sosial, tugas/peran guru, dan pengaruh model. a) Sintak (tahap-tahap) model pembelajaran merupakan deskripsi implementasi model di lapangan. Ia merupakan rangkaian sistematis aktivitas-aktivitas dalam model tersebut. Setiap model memiliki tahap yang berbeda. b) Sistem sosial mendeskripsikan peran dan relasi antara guru dan siswa. Dalam beberapa model guru sangat berperan dominan. Dalam sebagian model, aktivitas ini lebih dipusatkan pada siswa. c) Tugas/peran guru mendeskripsikan bagaimana seorang guru harus memandang dan merespons yang dilakukan siswanya. Prinsip-prinsip ini merefleksikan aturan-aturan dalam memilih model dan menyesuaikan respons instruksional dengan yang dilakukan siswa. d) Sistem pendukung mendeskripsikan kondisi-kondisi yang mendukung yang seharusnya diciptakan atau dimiliki oleh guru dalam menerapkan model tertentu. „Dukungan‟ di sini merujuk pada prasyarat-prasyarat tambahan di luar keterampilan, kapasitas-kapasitas manusia pada umumnya dan fasilitas-fasilitas teknis pada khususnya. Dukungan ini berupa buku, film, perangkat laboratorium materi-materi rujukan, dan sebagainya. e) Dampak merujuk pada efek-efek yang ditimbulkan oleh setiap model. Dampak ini terbagi menjadi dua, yaitu dampak instruksional dan dampak pengiring. Dampak instruksional merupakan dampak langsung dari model tertentu yang disebabkan oleh pengetahuan atau keterampilan yang menjadi dasar pelaksanaannya. Dampak pengiring merupakan dampak tidak langsung dalam pengajaran tertentu. 2. Aplikasi Model Pembelajaran Dalam menentukan model pembelajaran ada beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut. 1) Tentukan kompetensi dasar yang akan dicapai! 2) Analisis karakteristik materi pembelajaran! 3) Tentukan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran dan karakteristik siswa! Standar Kompetensi/ Kompetensi Dasar Kelas/Semester: IV/II Karakteristik Materi Pembelajaran Materi: 1. Kaidah pantun mengungkapkan pikiran, a. Terdiri atas 4 baris perasaan, dan informasi b. Sajak ab-ab secara tertulis dalam c. Jumlah suku kata bentuk karangan, setiap baris 8-12 pengumumam, dan baris pantun anak d. Terdiri atas sampiran dan isi membuat pantun anak 2. Menulis pantun yang menarik dengan berbagai tema Karakteristik (persahabatan, Materi terdiri atas ketekunan, kepatuhan) sejumlah bagian sesuai dengan ciri-ciri pantun. Alternatif Model Pembelajaran 1. Model Think, Pair, and Share (memerlukan materi yang dapat menuntun anak melakukan kegiatan think, pair, share) 2. Model Jigsaw (memerlukan sejumlah materi yang sesuai dengan jumlah siswa) 2. Model Number Head Together (memerlukan sejumlah materi yang sesuai dengan jumlah siswa) Contoh pengaplikasikan model pembelajaran Standar Kompetensi/ Kompetensi Dasar Kelas/Semester: IV/II mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk Langkah-langkah Model Pembelajaran Langkah-langkah dalam Perencanaan Pembelajaran Model Think, Pair, Share 1. Siswa ditempatkan 1. Siswa berkelompok. Setiap dalam kelompokkelompok terdiri atas 4 orang kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 anggota/siswa karangan, pengumumam, dan pantun anak membuat pantun anak yang menarik dengan berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan) sesuai dengan ciri-ciri pantun. 2. Guru memberikan tugas pada setiap kelompok. 2. Siswa secara individu dalam kelompok membaca, mencermati pantun, dan mengerjakan LKS yang disediakan guru secara (think) 3. Siswa dalam kelompok berpasangan dan mendiskusikan temuannya (pair) 3. Kelompok membentuk anggotaanggotanya secara berpasangan. Setiap pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individu 4. Kedua pasangan lalu 4. Kedua pasangan bertemu bertemu kembali kembali dalam kelompok dalam kelompokawal untuk membagikan kelompoknya masinghasil diskusinya (share) asing untuk Share 5. Siswa, perwakilan kelompok, hasil diskusinya mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain menanggapinya (share) 6. Siswa dalam kelompok memikirkan secara individu pantun yang akan dibuat (think) 7. Siswa dalam kelompok berpasangan dan mendiskusikan hasil pemikirannya (pair) 8. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok awal untuk membagikan hasil diskusinya dan menulis pantun yang telah didiskusikannya (share) 9. Siswa, perwakilan kelompok, mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain menanggapinya (share) Untuk memudahkan terealisasikannya model pembelajaran disarankan dibuat Lembar Kerja Pesrta Didik (LKPD) yang akan memandu siswa mengerjakan tugasnya. Contoh LKPD untuk penggunaan model di atas adalah sebagai berikut. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Pantun dan Ciri-cirinya Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra Indonesia. Puisi ada beberapa jenis, yaitu puisi lama, puisi baru dan puisi modern. Salah satu jenis puisi lama adalah pantun. Pantun memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan puisi lama lainnya. Untuk mengetahui pantun dan ciri-cirinya, analisislah pantun berikut! Lampu terang di dalam kelas Kursi meja berjejer rapi Jadi anak janganlah malas Agar bisa berprestasi Petunjuk 1. Bacalah pantun di atas dengan saksama! 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! A. a. Terdiri atas berapa bariskah pantun yang kamu baca? b. Perhatikan jumlah suku kata pada setiap baris Baris pertama ... suku kata ........................................ c. Perhatikan bunyi pada ujung setiap baris! 1) Adakah bunyi yang sama? Adakah bunyi yang berbeda? 2) Baris manakah yang memiliki bunyi ujung baris yang sama? 3) Baris manakah yang memiliki bunyi ujung baris yang berbeda? 4) Berilah kode yang sama pada bunyi yang sama dan berilah kode yang berbeda dengan kode yang berbeda (misalnya a dan b)! d. Perhatikan dua baris awal dan dua baris akhir! 1) Adakah hubungan antara kedua kelompok tersebut? 2) Dalam pantun dua baris awal disebut apa? Dua baris akhir disebut apa? e. Berdasarkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tadi, buatlah simpulan tentang ciri-ciri pantun! B. a. Lengkapi pantun berikut! ...................................... ...................................... jika kita disayang Tuhan kelak akan masuk surga b. Buatlah pantun yang sesuai dengan ciri-ciri pantun! c. Tukarkan pantun yang kamu buat dengan pantun temanmu! Periksalah kesesuaian pantun tersebut dengan ciri-ciri pantun! C. Simpulan Pemilihan model dalam pembelajaran hendaknya memberi kesempatan kesempatan kepada siswa untuk memberdayakan dan menggali potensi siswa sehingga siswa aktif, kreatif, dan produktif dan dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan. D. Evaluasi Setelah membahas materi diklat di atas, pilihlah salah satu model pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar yang akan dicapai dan buatlah langkah-langkah konkretnya dalam rancangan pembelajaran! DAFTAR PUSTAKA Berdiati, Ika. 2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis PAKEM. Bandung: Sega Arsy Joyce, B. dkk. 2011. Models of Teaching. Boston: Allyn & Bacon. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah . Huda, Miftahul. 2015. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isu-isu INTEGRASI MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DALAM RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Pertemuan Ke-4 A. Tujuan yang Harus Dicapai Setelah mengikuti pelatihan model-model pembelajaran diharapkan peserta dapat 1) Merancang langkah-langkah model yang telah ditentukan dalam pembelajaran 2) Membuat RPP dengan mengintegrasikan model pembelajaran dalam kegiatan initi B. Materi Pelatihan Dalam RPP realisasi model-model pembelajaran terletak pada kegiatan inti. Untuk lebih jelasnya mengenai integrasi model pembelajaran dalam RPP dapat dilihat pada contoh RPP berikut. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SD Negeri Sindanggalih Kota Tasikmalaya Kelas/Semester : IV/II Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Materi Pokok : Menyusun pantun Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit I. Standar Kompetensi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumumam, dan pantun anak II. Kompetensi Dasar membuat pantun anak yang menarik dengan berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan) sesuai dengan ciri-ciri pantun. III. Indikator 1) Membuat pantun dengan jumlah baris yang tepat 2) Membuat pantun dengan jumlah suku kata dalam setiap baris yang tepat 3) Membuat pantun dengan pola rima yang tepat 4) Membuat pantun yang mengandung sampiran dan isi IV. Tujuan Pembelajaran Setelah membaca, mencermati, dan berdiskusi tentang pantun diharapkan 1) Peserta didik mampu membuat pantun dengan jumlah baris yang tepat 2) Peserta didik mampu membuat pantun dengan jumlah suku kata dalam setiap baris yang tepat 3) Peserta didik mampu membuat pantun dengan pola rima yang tepat. 4) Peserta didik mampu membuat pantun yang mengandung sampiran dan isi V. Materi Pembelajaran 1) Pengertian pantun Pantun adalah puisi lama yang terikat oleh aturan-aturan tertentu 2) Ciri-ciri Pantun Ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut a) Setiap bait terdiri atas 4 baris b) Berpola rima ab-ab c) Larik kesatu dan kedua disebut sampiran dan larik ketiga dan keempat disebut isi d) Jumlah suku kata setiap baris 8-12 baris 3) Contoh pantun Lampu terang di dalam kelas Kursi meja berjejer rapi Jadi anak janganlah malas Agar bisa berprestasi VI. Pendekatan, Metode, teknik, Model Pembelajaran Pendekatan : Sainstifik Metode : Langsung Teknik : Tanya Jawab, Penugasan, Diskusi Model Pembelajaran : Think Pair Share VII.MediaPembelajaran Media pembelajaran : Teks Pantun Alat Pembelajaran : Laptop dan projector VIII. SumberBelajar 1) Buku Bahasa Indonesia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Repulik Indonesia 2016 SD Kelas IV. 2) LKS Bahasa Indonesia kelas X. IX. Langkah-Langkah Pembelajaran Model Pembelajaran: Think Pair and Share Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan 1) Peserta didik merespons salam guru 2) Peserta didik dan guru berdoa dimimpin oleh ketua kelas. 3) Peserta didik melaporkan ketidakhadiran temannya. 4) Peserta didik dan guru bertanya jawab dalam apersepsi 5) Peserta didik menyimak Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran. 6) Peserta didik menyimak langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. 1) Peserta didik berkelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4 orang 2) Peserta didik secara individu dalam kelompok membaca, mencermati pantun untuk mengetahui ciri-ciri pantun dengan mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang disediakan guru (think) 3) Peserta didik dalam kelompok berpasangan (2 orang) dan berdiskusi tentang temuannya ketika mengerjakan LKPD. (Pair) 4) Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompok awal untuk membagikan hasil diskusi Inti Alokasi Waktu 10 Menit 60 Menit Kegiatan Penutup Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu ketika berpasangan (Share). 5) Salah seorang Peserta didik sebagai perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan ditanggapi oleh peserta didik dari kelompok yang lain 6) Peserta didik dalam kelompok menulis pantun sesuai dengan ciri-ciri pantun (think) 7) Pantun yang dibuat peserta didik dipertukarkan dengan kelompok lain secara berpasangan (share). 8) Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompok awal untuk membagikan hasil analisis pantun yang dibuat kelompok lain (Share). 9) Salah seorang peserta didik sebagai perwakilan kelompok dari setiap kelompok membacakan pantun yang dibuat kelompok dan ditanggapi oleh peserta didik dari kelompok yang lai 1. Peserta didik bersama guru merangkum/menyimpulkan pembelajaran. 2. Peserta didik melaksanakan postes 3. Peserta didik dan guru melakukan refleksi. 4. Peserta didik dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. 11 1 0 M e n i t Model Pembelajaran: Number Head Together Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan 7) Peserta didik merespon salam guru 8) Peserta didik dan guru berdoa dipimpin oleh ketua kelas. 9) Peserta didik melaporkan ketidakhadiran temannya. 10) Peserta didik dan guru bertanya jawab dalam apersepsi 11) Peserta didik menyimak Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran. 12) Peserta didik menyimak langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. 13) Alokasi Waktu 10 Menit Kegiatan Inti Penutup Deskripsi Kegiatan 10) Peserta didik berkelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4 orang 11) Setiap anggota dari setiap kelompok memperoleh nomor 1 – 4. 12) Peserta didik secara individu dalam kelompok membaca, mencermati pantun untuk mengetahui ciri-ciri pantun dengan mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang disediakan guru 13) Peserta didik dalam kelompok berdiskusi tentang temuannya ketika mengerjakan LKPD. 14) Guru memanggil salah satu nomor. Peserta didik yang dipanggil nomornya ke depan untuk menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang dibahasnya. Demikian seterusnya sampai semua nomor mendapat giliran. 15) Peserta didik dan guru menyimpulkan hasil diskusi 16) Peserta didik dalam kelompok berdiskusi membuat pantun. 17) Guru memanggil salah satu nomor. Peserta didik yang dipanggil nomornya ke depan untuk menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang dibahasnya. Demikian seterusnya sampai semua nomor mendapat giliran. 18) Peserta didik dan guru menyimpulkan hasil diskusi. 5. Peserta didik bersama guru merangkum/menyimpulkan pembelajaran. 6. Peserta didik melaksanakan postes 7. Peserta didik dan guru melakukan refleksi. 8. Peserta didik dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. X. Evaluasi 1. Bentuk Tes: esai 2. Jenis Tes : tulis 3. Soal: Buatlah sebuah pantun dengan memperhatikan a. jumlah baris dalam bait dengan tepat b. jumlah suku kata dalam setiap baris dengan tepat c. pola rima yang tepat Alokasi Waktu 60 Menit 12 M e n i t b. mengandung sampiran dan isi! 2. Pedoman Penilaian No. Aspek yang Dinilai 1. Ketepatan jumlah baris dalam setiap bait a. Tepat b. kurang tepat c. Tidak tepat 2. Ketepatan jumlah suku kata dalam setiap baris a. Tepat Deskriptor 3 Jika jumlah baris dalam bait 4 baris Jika jumlah baris dalam bait 2-3 baris Jika jumlah baris dalam bait hanya 1 baris d. Tidak tepat 4. 2 1 3 jika jumlah suku kata dalam semua baris 8-12 suku kata jika jumlah suku kata dalam 2-3 baris 8-12 suku kata Jika jumlah suku kata dalam 1 baris 8-12 suku kata b. Kurang tepat 3. Skor Ketepatan rima a. Tepat b. Kurang tepat e. Tidak tepat Kehadiaran sampitan dan isi a. Tepat b. Kurang tepat c. Tidak tepat Jika rima pantun a b a b jika rima pantun a a a a jika rima pantun tidak menentu 2 1 3 2 1 3 jika ada sampiran dan isi Jika ada sampiran saja atau isi saja Jika tidak jelas sampiran dan isinya saja 2 1 Instrumen Penilaian Proses Perilaku yang Diamati pada Proses Pembelajaran No Nama Peserta didik Partisipasi 1 1 2 3 dst. 2 3 Keaktifan 1 2 3 Tanggung Kerja Jawab sama 1 2 3 1 2 3 Komunikasi 1 2 3 Keterangan : 3 = Baik 2 = Cukup 1= Kurang 3 = jika siswa menyimak penjelasan guru atau siswa lainnya, bertanya atau menjawab, dan mengemukakan pendapat 2 = jika siswa menyimak penjelasan guru atau siswa lainnya, bertanya atau menjawab, tetapi tidak mengemukakan pendapat 1 = jika siswa menyimak penjelasan guru atau siswa lainnya, tetapi tidak bertanya atau menjawab, dan mengemukakan pendapat Diketahui Kepala Sekolah, Tasikmalaya, ................2017 Guru Kelas, ............................................. ................................................ C. Simpulan Dalam menyusun RPP, langkah-langkah model pembelajaran diintegrasikan dalam kegiatan inti. Langkah-langkah model pembelajaran harus disusun sedemikian rupa sehingga betul-betul menggambarkan langkah-langkah di dalam model pembelajaran. D. Evaluasi Setelah membahas materi diklat di atas dan langkah-langkah pembelajaran telah dibuat, susunlah mengintegrasikan Rencana Pelaksanaan langkah-langkah model Pembelajaran pembelajaran (RPP) dengan sesuai dengan Kompetensi Dasar yang akan dicapai! DAFTAR PUSTAKA Berdiati, Ika. 2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis PAKEM. Bandung: Sega Arsy Joyce, B. dkk. 2011. Models of Teaching. Boston: Allyn & Bacon. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah . Huda, Miftahul. 2015. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isu-isu Lampiran 2: Surat Pernyataan Kerja Sama Lampiran 3 Daftar Hadir Peserta Pelatihan Lampiran 4: Hasil Pelatihan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SD Negeri Sindanggalih Kota Tasikmalaya Kelas/Semester : V/II Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Materi Pokok : Membandingkan isi dua teks Alokasi Waktu : 3 X 35 Menit I. Standar Kompetensi Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak II. Kompetensi Dasar 7.3 membandingkan isi dua teks yang dibaca dengan membaca sekilas III. Indikator Pencapaian Hasil 1) Menjelaskan pokok-pokok isi dalam teks pertama 2) Menjelaskan pokok-pokok isi dalam teks kedua 3) Menjelaskan persamaan isi dari kedua teks. 4) Menjelaskan perebadaan isi dari kedua teks. IV. Tujuan Pembelajaran Setelah membaca, mencermati, dan berdiskusi tentang isi teks yang dibacanya diharapkan 1) Menjelaskan pokok-pokok isi dari teks pertama 2) Menjelaskan pokok-pokok isi dari teks kedua. 3) Menjelaskan persamaan isi dari kedua teks yang dibacanya.. 4) Menjelaskan perbedaan isi dari kedua teks yang dibacanya.. V. Materi Pembelajaran 1. Teks yang berjudul “Mengenal Kuda:“Kuda Poni” 2. Pokok-pokok isi teks “Mengenal Kuda” a) Kuda adalah hewan mamalia berkuku satu b) Bentuk badan kuda c) Fungsi kuda d) Jenis kuda dan perbedaan fisiknya e) Sifat kuda 3) Pokok-pokok isi teks “Kuda Poni” a) Ukuran badan kuda poni b) karakter/sifat kuda poni c) jenis kuda poni dan perbedaan fungsinya bagi manusia d) kendala manusia memiliki kuda poni 4) Persamaan dan isi kedua teks a) Teks ke-1 dan ke-2 sama-sama berisi tentang kuda yang termasuk kelas mamalia berkuku satu c) Teks ke-1 dan ke-2 sama-sama berisi tentang tubuh kuda b) Teks ke-1 dan ke-2 sama-sama berisi tentang manfaat kuda d) Teks ke-1 dan ke-2 sama-sama ber isi tentang sifat kuda 5) Perbedaan isi kedua teks a) Teks ke-1 berisi tentang kuda yang umum, sedangkan teks ke-2 berisi kuda khusus (salah satu jenis dari kuda umum) b) Teks ke-1 berisi tentang bentuk bagian tubuh kuda, sedangkan teks ke2 berisi tentang ukuran tubuh kuda c) Teks ke-1 berisi tentang jenis kuda dan perbeaannya dari segi fisik dari setiap jenis kuda, sedangkan teks ke-2 berisi tentang jenis kuda poni dan perbedaan fungsi setiap jenis kuda poni bagi manusia d) Teks ke-1 berisi tentang makanan kuda, sedangkan sedangkan teks ke-2 tidak berisi tentang makanan kuda poni VI. Pendekatan, Metode, teknik, Model Pembelajaran Pendekatan : Kontekstual Metode : Langsung Teknik : Tanya Jawab, Penugasan, Diskusi Model Pembelajaran : Jigsaw VII. MediaPembelajaran Media pembelajaran : Teks Alat Pembelajaran : Laptop dan projector VIII. SumberBelajar 1) Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Jilid V untuk Kelas V SD. Depdiknas. 2008 2) Buku Sasebi untuk Sekolah Dasar Kelas V Jilid V 3) Buku Latihan Peserta didik “Cemerlang” Kelas V Semester II IX. Langkah-Langkah Pembelajaran Model Pembelajaran: Jigsaw Kegiatan Pendahuluan Inti Deskripsi Kegiatan 1) 2) Peserta didik menjawab salam guru Peserta didik dan guru berdoa dimimpin oleh ketua kelas. 3) Guru mengabsen peserta didik 4) Peserta didik dan guru bertanya jawab dalam apersepsi 5) Peserta didikmenyimak Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran. 6) Peserta didik menyimak langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. 1) Peserta didik berkelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4 orang sesuai dengan jumlah bagian teks yang akan dianalisis (Setiap teks dibagi menjadi dua bagian). 2) Peserta didik dalam kelompok menerima tugas dari guru secara individu (Peserta didik pertama Alokasi Waktu 10 Menit 80 Menit Kegiatan Deskripsi Kegiatan 3) 4) 5) 6) 7) 1) Penutup 2) 3) 4) Alokasi Waktu mendapat mendapat bagian teks pertama, peserta didik kedua mendapat bagian teks kedua, dan seterusnya). Peserta didik secara individu menentukan pokokpokok isi teks . Peserta didik yang mendapat tugas yang sama membentuk kelompok baru menjadi kelompok ahli dan berdiskusi tentang temuannya. Setelah berdikusi di kelompok ahli, peserta didik kembali ke kelompok asal dan berdiskusi tentang temuan di kelompok ahli. Peserta didik dalam kelompok merumuskan pokok-pokok isi teks yang dibacanya. Peserta didik dalam kelompokua teks. Peserta didik bersama guru merangkum/menyimpulkan pembelajaran. Peserta didik melaksanakan postes Peserta didik dan guru melakukan refleksi. Peserta didik dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. 15 menit X. Evaluasi 1. Bentuk Tes: esai 2. Jenis Tes: tulis 3. Soal : Bacalah kedua wacana berikut 1) Kemukakan pokok-pokok isi pada teks kesatu! 2) Kemukakan pokok-pokok isi pada teks kedua! 3) Jelskan persamaan isi kedua teks tersebut! 4) Jelaskan perbedaan isi kedua teks tersebut! 4. Pedoman Penilaian Hasil Pembelajaran Komponen yang Dinilai No. Nama Isi Teks 1 Isi Teks 2 Persamaan Perbedaan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Penjelasan Rubrik Penilaian Hasil Pembelajaran a. Ketepatan mengemukakan pokok-pokok isi teks kesatu 3= jika peserta didik dapat mengemukakan 80%-100% pokok-pokok isi teks 2= jika peserta didik dapat mengemukakan 60%-79% pokok-pokok isi teks 1= jika peserta didik dapatmengemukakan pokok-pokok isi berita di bawah 60% b.Ketepatan mengemukakan pokok-pokok isi teks kesatu 3= jika peserta didik dapat mengemukakan 80%-100% pokok-pokok isi teks 2= jika peserta didik dapat mengemukakan 60%-79% pokok-pokok isi teks 1= jika peserta didik dapat mengemukakan pokok-pokok isi berita di bawah 60% c. Ketepatan mengemukakan persamaan isi teks kesatu dan teks kedua 3= jika peserta didik dapat mengemukakan 80%-100% persamaan isi teks kesatu dan kedua 2= jika peserta didik dapat mengemukakan 60%-79% persamaan isi teks kesatu dan kedua 1= jika peserta didik dapat mengemukakan persamaan isi teks kesatu dan kedua di bawah 60% 5. Pedoman Penilaian Proses Pembelajaran No. Nama Perilaku yang Diamati Tanggung Kerja sama Keaktifan Jawab 1 2 3 1 2 3 1 2 3 dst. Keterangan : 3 = Baik 2 = Cukup 1= Kurang Penjelasan Rubrik Penilaian Proses Pembelajaran a. Keaktifan\ 3= 2= Jika peserta didik menyimak penjelasan guru atau peserta didik lainnya, bertanya atau menjawab, dan mengemukakan pendapat jika peserta didik menyimak penjelasan guru atau peserta didik lainnya, bertanya atau menjawab, tetapi tidak mengemukakan pendapat 1= jika peserta didik menyimak penjelasan guru atau peserta didik lainnya, tetapi tidak bertanya atau menjawab, dan mengemukakan pendapat b. Tanggung jawab 3= Jika peserta didik mengerjakan 80%-100% tugas yang diberikan guru 2= jika peserta didik mengerjakan 60%-79% tugas yang diberikan guru. 1= jika peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan guru di bawah 60% c. Kerja sama 3= jika peserta didik mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama 2= jika peserta didik mengerjakan tugas kelompok kadang-kadang secara berkelompok, kadang-kadang secara individu. 1 = Jika peserta didik tidak mengerjakan tugas secara bersama-sama. Diketahui Kepala Sekolah, Tasikmalaya, ................2017 Guru Kelas, Hj. Popi Anggraeni, S.Pd. NIP 196010091982012022 Asiah Jakaria, S.Pd. NIP 196108101982042013 Lampiran 5: Dokumen Kegiatan Pelatihan DOKUMEN AKTIVITAS TIM DAN PESERTA PELATIHAN APLIKASI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Pertemuan Ke-1 Peserta Pelatihan Menyimak Materi Model Pembelajaran yang Disampaikan oleh Tim Pertemuan Ke-2 dan Ke-3 Peserta Pelatihan Menganalisis KI, KD, Materi Pembelajaran dan Memilih Model Pembelajaran Pertemuan Ke-4 Peserta Pelatihan Mengembangkan RPP dengan Mengintegrasikan Model Pembelajaran dalam Kegiatan Inti Berfoto Bersama: Peserta Pelatihan Model Pembelajaran dan Tim pada Akhir Pelatihan