perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Konsep Dalam penelitian kali ini, peneliti akan menggunakan tiga konsep untuk mengetahui dan memahami pola hubungan interkasi yang terjalin dalam Komunitas BackpackerSolo. Ketiga konsep tersebut adalah modal sosial,Backpacker, dan komunitas. 1. Modal Sosial Modal sosial pertama kali dikemukakan oleh sosiolog perancis yaitu Pierre Bourdieu. Menurut Bourdieu, modal sosial adalah jumlah sumber daya, aktual atau maya, yang berkumpul pada seorang individu atau kelompok karena memiliki jaringan tahan lama berupa hubungan timbal balik perkenalan dan pengakuan yang sedikit banyak terinstitusionalisasikan (Bourdieu dan Wacquant, dalam Field, 2010:23) atau bisa disederhanakan sebagai penggabungan dari sumber-sumber potensial yang berkaitan dengan pemilikan atas suatu jaringan kerjasama yang saling menguntungkan dan terinstitusionalisasikan. Sedangkan modal sosial menurut James Coleman, merepresentasikan sumber daya karena hal ini melibatkan harapan akan resiprositas, dan melampaui individu mana pun sehingga melibatkan jaringan yang lebih luas yang hubungan-hubungannya diatur oleh tingginya tingkat kepercayaan nilai-nilai bersama. Bagi coleman, commitdan to user 10 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id konsep modal sosial adalah sarana untuk menjelaskan bagaimana orang berusaha bekerja sama. Coleman juga melihat modal sosial sebagai “bagian yang terpisahkan dari barang umum yang diciptakan dan mungkin saja memberikan manfaat tidak saja bagi mereka yang berupaya mewujudkannya , namun juga yang menjadi bagian dari struktur” (dalam Field, 2010:38). Definisi lain dari modal sosial berasal dari Francis Fukuyama. Fukuyama menekankan bahwa modal sosial memiliki dimensi yang lebih luas, yaitu segala sesuatu yang membuat masyarakat bersekutu untuk mencapai tujuan bersama atas dasar kebersamaan dan di dalamnya diikat oleh nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh dan dipatuhi (Hasbullah, 2010:8). Menurut Fukuyama hal tersebut merupakan kunci sukses dalam pembangunan di segala bidang kehidupan, terutama bidang ekonomi dan kestabilan demokrasi. Dalam masyarakat yang telah terbiasa bergotong royong dan bekerjasama dalam sebuah organisasi atau kelompok akan lebih mudah merasakan kemajuan dan mampu memberikan kontribusi penting bagi negaranya. Selain dari ketiga tokoh ditas, definisi modal sosial selanjutnya berasal dari Robert Putnam.Bagi Putnam modal sosial adalah bagian dari kehidupan sosial, jaringan sosial dan kepercayaan yang mendorong partisipan bertindak bersama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan tujuan bersama (Field, 2010:51).Gagasan inti dari teori modal sosial commit to user adalah bahwa jaringan sosial memiliki nilai kontak sosial memengaruhi 11 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id produktivitas individu dan kelompok. Hal tersebut sama artinya dengan hubungan antar individu, jaringan sosial. Norma resiprositas dan keterpercayaan akan tumbuh dari hubungan hubungan tersebut. Putnam menggunakan konsep modal sosial untuk lebih banyak menerangkan perbedaan-perbedaan dalam keterlibatan yang dilakukan warga. “dalam hal ini modal sosial merujuk pada bagian organisasi sosial, seperti kepercayaan, norma, dan jaringan, yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan terkoordinasi.” Bagi Putnam modal sosial adalah bagian dari kehidupan sosial, jaringan sosial dan kepercayaan yang mendorong partisipan bertindak bersama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan tujuan bersama. (Field, 2010:49). Hasbullah juga menyimpulkan bahwa terdapat enam unsur pokok modal sosial yaitu: 1. Partisipasi dalam suatu jaringan Salah satu kunci keberhasilan membangun modal sosial terletak pada kemampuan sekelompok orang dalam sebuah perkumpulan dalam melibatkan diri dalam suatu jaringan hubungan sosial. Kemampuan anggota masyarakat dalam untuk selalu meyatukan diri dalam suatu pola hungungan yang sinergis akan berpengaruh dalam menentukan kuat atau tidaknya modal sosial suatu kelompok. 2. Resiprocity atau pertukaran commit to user 12 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dalam modal sosial senantiasa diwarnai oleh kecenderungan saling bertukar kebaikan antar individu dalam suatu kelompok itu sendiri atau pertukaran antar kelompok. Suatu kelompok masyarakat yang memiliki bobot resiprositas atau pertukaran yang cukup tinggi akan melahirkan masyarakat yang memiliki modal sosial yang kuat 3. Trust Berbagai tindakan kolektif yang didasari atas rasa saling mempercayai yang tinggi akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai bentuk dan dimensi terutama dalam konteks membangun kemajuan bersama dan tentu saja memperkuat modal sosial. 4. Norma Sosial Pengertian norma itu sendiri adalah sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat pada suatu entitas sosial tertentu. Norma-norma tersebut mengandung sangsi sosial yang dapat mencegah seorang individu melakukansesuatu yang menyimpang dari kebiasaan yang berlaku di masyarakat. 5. Nilai-nilai Nilai adalah suatu ide yang telah turun temurun dianggap benar dan penting oleh anggota kelompok masyarakat.Nilai senantiasa berperan penting dalam kehidupan manusia. 6. Tindakan yang proaktif Adanya keinginan yang kuat dari anggota kelompok untuk tidak saja berpartisipasi tetapi senantiasa mencari jalan bagi keterlibatan mereka commit to user dalam suatu kegiatan masyarakat. Mereka melibatkan diri dan mencari 13 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kesempatan – kesempatan yang dapat memperkaya, tidak saja dari sisi material tapi juga kekayaan hubungan- hubungan sosial, dan menguntungkan kelompok, tanpa merugikan orang lain secara bersama – sama. (Hasbullah, 2010:9) Lebih lanjut, Hasbullah menyebutkan inti dari keseluruhan pemikiran modal sosial yang dikemukakan oleh beberapa tokoh diatas bahwa konsep modal sosial memberikan penekanan pada kebersamaan masyarakat atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam memperbaiki kualitas kehidupan dan selalu melakukan perubahan dan penyesuaian secara terus menerus. Dalam proses perubahan tersebut, kelompok masyarakat terikat dengan aturan dan norma sebagai acuan bersikap (Hasbullah, 2010:8) Modal sosial menjadi perekat bagi setiap individu, dalam bentuk norma, kepercayaan dan jaring kerja, sehingga terjadi kerjasama yang saling menguntungkan, untuk mencapai tujuan bersama. Modal sosial juga dipahami sebagai pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki bersama oleh komunitas, serta pola hubungan yang memungkinkan sekelompok individu melakukan satu kegiatan yang produktif. 2. Backpacker Backpacker bermula pada sekitar tahun 1970-an. Pada awalnya para pelaku Backpacker ini adalah kaum hippies yang melakukan perjalanan jauh untuk mencari Tuhan dan jati diri mereka dalam interaksi mereka selama perjalanan dengan orang-orang yang ada disekeliling commit to user 14 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mereka. Dikarenakan perjalanan jauh yang mereka tempuh (bahkan sampai melintasi benua) dan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Oleh karena itu, para kaum hippies tersebut tinggal di penginapan yang murah dan menggunakan alat transportasi yang murah juga. Menurut Pearce (dalam Marwkward, 2008:27), seorang backpacker memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) A preference for budget accommodations (pemilihan dalam akomodasi yang murah) b) Sosial interactions with other travellers (Interaksi sosial dengan travellers lain) c) Independence and flexibility in their plans (Independen dan fleksibilitas dalam rencana perjalanan) d) Preference for longer rather than brief holidays (Durasi waktu perjalanan wisata lebih lama dari wisatawan konvensional) e) Emphasis on holidays that are informal and participatory (Ketertarikan pada kegiatan yang informal) Backpacker biasanya menggunakan anggaran yang minim dalam melakukan setiap perjalan.Para Backpacker biasanya memiliki rencana perjalanan yang fleksibel. Mereka mencari pengalaman dengan mengikuti cara hidup penduduk local, berinteraksi dengan penduduk local, dan para commit to user 15 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Backpacker lebih cenderung menyukai tinggal satu rumah (homestay) dengan penduduk local agar lebih mengenal budaya setempat. Kegiatan rekreasi para Backpacker berpusat pada kegiatan alam, budaya, atau petualangan. Memperhitugkan anggaran, mencari rute-rute perjalanan baru, dan tempat tujuan yang belum banyak di explore orang juga menjadi focus para Backpacker Backpacker sendiri mempunyai ciri yang menonjol diantara para wisatawan.Para Backpacker lebih menyukai menggunkan ransel dalam melakukan perjalanan.Ukuran ransel yang digunakan pun bervariasi, antara 20 liter sampai dengan 80 liter.Selain ransel, demi menunjang kenyamanan dalam beraktifitas mereka lebih suka menggunakan kaos, celana kargo yang nyaman, dan sandal gunung.Ciri khas tersebut dapat dengan mudah kita kenali di tiap-tiap destinasi wisata baik yang sepi maupun ramai. commit to user 16 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 1.. Anatomy of a Backpacker atau ciri khas seorang Backpacker Backpackeryang digambarkan melalui ilustrasi diatas Faktor Faktor-faktor yang membedakan Backpacker dengan para wisatawan konvensional adalah penggunaan transportasi umum sebagai sarana perjalanan, penginapan umum kelas mela melati atau rumah rumah-rumah penduduk (homestay homestay),, lama perjalanan, penggunaan ransel, dan tempat tujuan uan wisata.Hal wisata. utama yang membedakan Backpacker dengan wisatawan biasa adalah nilai edukasi dalam perjalanan yang dilakukan (Gustiayu, 2012:25).. Karena mereka melakukan semuanya secara mandiri, seorang Backpacker diwajibkan untuk mencari informasi dan riset secara berbulan-bulan bulan yang artinya lebih lama dari waktu mendalam dan bahkan berbulan perjalanannya. Hal utama yang harus dipahami adalah tentang objek wisata, tempat menginap, aspek budaya, bahasa, serta kondisi sosial tempat-tempat tempat yang akan dikunjungi oleh para Backpacker Backpacker. commit to user 17 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3. Komunitas Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latincommunitasyang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak".Komunitas mengacu pada kesatuan hidup sosial yang ditandai dengan interaksi sosial yang lebih jelas dikenali dan disadari oleh anggota-anggotanya.Ciri yang paling penting dalam komunitas adalah bahwa interaksi antar anggota berlangsung dalam intensitas dan frekuensi yang tinggi, saling mengenal, saling menolong, dan bekerjasama (Bagja Waluya, 2012:52). Satu konsep umum tentang komunitas adalah harmonis, mempunyai satu keselarasan minat dan aspirasi, dan terikat oleh nilai-nilai dan tujuan yang sama. Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagai lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individuindividu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Soerjono Soekanto juga mengatakan bahwa community dapat di terjemahkan sebagai “masyarakat setempat”, istilah lain menunjukkan commit to user 18 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pada warga-warga sebuah kota, suku, atau suatu bangsa. Apabila anggotaanggota suatu kelompok baik itu kelompok besar ataupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga mereka merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, maka kelompok tadi dapat disebut masyarakat setempat. Intinya mereka menjalin hubungan sosial (sosial relationship), dan dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat (community) adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial yang tertentu.Dasar-dasar dari masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan masyarakat setempat B. Penelitian Terdahulu yang Menjadi Acuan Penelitian mengenai Backpacker di Indonesia sendiri masih sangat jarang penulis temui berbeda dengan di luar negeri. Kebanyakan literature yang penulis temukan masih menggunakan bahasa Inggris, begitu juga dengan jurnal-jurnal yang penulis gunakan. Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan penulis adalah skripsi yang dilakukan oleh Devi Putri Maritha (Fakultas Ekonomi, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Sebelas Maret) yang berjudul Profil Pola pengeluaran Wisatawan Asing ala Backpacker di Yogyakarta (2010). Penelitian tersebut meneliti tentang pola pengeluaran para Backpacker yang ada di Yogyakarta pada tahun 2009. Penelitian tersbut menghasilkan bahwa para Backpacker tersebut lebih banyak mengeluarkan uang untuk biaya tinggal di akomodasi murah (91,5%), lalu untuk makan di restoran lokal (63%). commit to user 19 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Penelitian lain yang digunakan adalah penelitian yang berjudul Peran Pimpinan Komunitas Dalam Menggerakan Modal Sosial – Studi Komunitas Kali Code Gondolayu Yogyakarta, yang dilakukan oleh Farida Hanum dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 ini mengungkapkan bahwa sebelum era kepemimpinan Romo Mangun masyarakat Kali Code masih dianggap sebagai penghuni liar. Tetapi setelah kepemimpinan Romo Mangun yang menggerakan modal sosial yang berupa tenaga, semangat kebersamaan, kemandirian, dan guyub dikalangan masyarakat penghuni Kali Code. Gaya kepemimpinan Romo Mangun yang kharismatik dan memiliki wibawa dalam gaya kepemimpinannya menjadikan masyarakat Kali Code patuh kepada pemimpinnya dan mau berpartisispasi dalam membangun komunitasnya menjadi lebih baik seperti sekarang. Hasil penelitian berjudul Understanding Backpacker Motivation: A Travel Career Aproach yang dilakukan oleh Cody Paris yang diambil dari Journal of Hospitality Marketing & Management, Volume 19 April 2010. Penelitian yang dilakukan terhadap komunitas online backpacker bahwa ditemukan dua jenis motivasi pada para backpacker tersebut.Motivasi yang mendasaribackpacker untuk melakukan perjalanan adalah mencari pengalaman, biaya yang murah, dan belajar untuk mandiri menjadi faktor umum dari motivasi para backpacker.Sedangkan faktor khusus yang menjadi motivasi para backpacker adalah pengetahuan budaya lokal dan untuk relaksasi melepas kejenuhan. Penelitian berjudul “Sosial Capital and Children’s Wellbeing : a Chritical Shyntesis of The Sosial Capital Literature”, oleh Kristin M. Fergusondari commit to user 20 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id International Journal of Sosial Wellfare Volume 15, Januari 2006. Hasil dari penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa modalsosial berkorelasi atau terkait dengan kesejahteraan anak atau remaja. Seorang ibu akan merasa aman tinggal disuatu lingkungan dan merasa nyaman untuk membesarkan anak anaknya, karena menaruh rasa percaya pada lingkungan dan tetangga dan terbukti mereka memiliki kualitas hidup lebih baik, diwujudkan dengan adanya saling membantu antar anggota komunitas sehingga menimbulkan dampak positif bagi tumbuh kembang anak-anak dan remaja tersebut. Dua penelitian terdahulu tentang modal sosial yang dilakukan oleh Farida Arum dan Kristin M. Ferguson memiliki focus yang sama pada penelitian yang sedang penulis lakukan, yaitu Modal Sosial Komunitas Backpacker Solo. Paparan hasil penelitian tersebut dapat menjadi suatu temuan yang penting sekaligus menjadi pandangan bagi peneliti khususnya terhadap modal sosial dalam sebuah komunitas, karena yang menjadi sasaran peneliti juga merupakan komunitas yang tergabung dalam Komunitas Backpacker Solo. Sedangkan dua penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Devy Putri Marita dan Cody Paris tentang backpacker juga menjadi rujukan oleh penulis untuk memperkaya khasanah tentang pengertian backpacker dalam penelitian yang sedang penulis lakukan. C. Landasan Teori Dari beberapa tokoh ahli tentang modal sosial seperti Bourdieu, Coleman, Putnam, dan Fukuyama, dalam penelitian kali ini teori modal sosial yang digunakan berasal dari Robert Putnam. Menurut Putnam modal sosial menunjuk commit to user pada bagian-bagian dari organisasi sosial seperti kepercayaan, norma, dan 21 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id jaringan, yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan yang terkoordinasi (dalam Lawang, 2005:212). Gagasan inti dari teori modal sosial adalah bahwa jaringan sosial memiliki nilai kontak sosial memengaruhi produktivitas individu dan kelompok. Hal tersebut sama artinya dengan hubungan antar individu, jaringan sosial. Norma resiprositas dan keterpercayaan akan tumbuh dari hubungan hubungan tersebut. Sebagai contoh yang diberikan oleh Putnam mengenai suatu kelompok yang anggota-anggotanya memperlihatkan rasa percaya, dan percaya sekali akan satu sama lain akan mampu menyelesaikan (masalah) jauh lebih banyak dibandingkan dengan kelompok yang tidak memiliki rasa percaya dan kepercayaan… Dalam suatu komunitas petani… di mana seorang petani sudah memperoleh rumput yang sudah diikat oleh orang lain dan di mana alat-alat pertanian dipinjamkan dan diseakan secara meluas, capital sosial memungkinkan setiap petani menyelesaikan pekerjaannya dengan hanya sedikit capital fisik dlam penyediaan alat dan perlengkapan (Putnam, 1993:67 dalam Lawang, 2005:212). Contoh analogy yang diberikan oleh Putnam tersebut dapat mempermudah kita dalam memahami modal sosial. Menurut Putnam (Field, 2010:52) bentuk dasar modal sosial ada dua yaitu 1. Menjembatani (inklusif) Modal sosial ini cenderung menyatukan orang dari beragam ranah sosial.Modal sosial ini lebih baik dalam hal menghubungkan asset eksternal dan persebaran informasi.Yang kemudian mampu commit userluas. membangun identitas yangtolebih 22 perpustakaan.uns.ac.id 2. digilib.uns.ac.id Mengikat (eksklusif). Modal sosial yang mengikat cenderung mendorong identitas eksklusif dan mempertahankan homogenitas.Modal sosial ini memobilisasi solidaritas dan menjadi perekat identitas identitas spesifik dan mampu memelihara kesetiaan. Masing-masing bentuk tersebut memiliki keunggulan masing-masing, seperti modal sosial yang mengikat merupakan sesuatu yang baik untuk “menopang resiprositas spesifik dan memobilisasi solidaritas, sekaligus menjadi “semacam perekat terkuat dalam sosiologi”. Kemudian, hubungan-hubungan yang menjembatani “akan lebih baik dalam menghubungkan aset eksternal dan bagi persebaran informasi” (Putnam, 2000: 22-3 dalam Field, 2010:52). Menurut Putnam komponen modal sosial terdiri dari kepercayaan (trust), aturan aturan (norms), dan jaringan jaringan kerja (network) yang dapat memperbaiki efisiensi dalam suatu masyarakat melalui fasilitas tindakan tindakan yang terkorordinasi (Putnam, 1993:167 dalam Field, 2010:49) Modal sosial menuntun seseorang atau kelompok untuk melakukan kerjasama dalam suatu jaringan guna membangun sebuah hubungan yang didasari rasa saling percaya dan saling menguntungkan. Hubungan yang terbentuk ini guna mencapai tujuan bersama dan melakukan perubahan yang lebih baik. Seseorang atau kelompok dalam mencapai tujuan bersama dan melakukan perubahan yang lebih baik tidak terlepas dari nilai-nilai dan norma-norma, tujuannya untuk membuat kemungkinan aksi bersama dan dilakukan secara efisien serta efektif. Modal sosial ini bisa memberikan kekuatan secara moral, jika diposisikan sebagai commit to user 23 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pendukung dan modal sosial dapat dipahami oleh individu tentang norma dan nilai didalamnya. Sehingga modal sosial ini mampu membangun hubungan yang kuat dan menjadi perekat dari suatu hubungan sosial yang terjalin oleh individu atau kelompok. Modal sosial juga mampu membangun, menciptakan dan memperluas jaringan sosialnya yang ada di masyarakat. D. Kerangka Berpikir Trend global berlibur dengan gaya backpacking beberapa tahun terakhir menjadikan banyaknya bermunculan berbagai jenis komunitas backpacker. Salah satunya adalah Komunitas Backpacker Indonesia yang membawahi beberapa regional di kota-kota besar di Indonesia termasuk Komunitas Backpacker Solo. Kesamaan minat dan tujuan dalam dunia backpacking merupakan salah satu motivasi yang membentuk Komunitas Backpacker Solo. Kelompok merupakan salah satu inti dari konsep modal sosial. Kecenderungan suatu entitas sosial dengan masyarakatnya untuk membentuk perkumpulan-perkumpulan akan menentukan kuat tidaknya modal sosial mereka (Hasbullah, 2010:34). Modal sosial merupakan sumber daya yang dimiliki oleh seseorang untuk mudah diterima dalam suatu kelompok sosial. Menurut Putnam, modal sosial adalah bagian dari kehidupan sosial jaringan, norma, dan kepercayaan yang mendorong partisipan bertindak bersama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan-tujuan bersama (Field, 2011: 51). Lebih lanjut dikatakan Putman bahwa kerjasama lebih mudah terjadi di dalam suatu komunitas yang commit to user 24 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id telah mewarisi sejumlah modal sosial dalam bentuk aturan-aturan, pertukaran timbal balik dan jaringan-jaringan kesepakatan antar warga. Selanjutnya Putnam juga menyebutkan dua bentuk dasar dari modal sosial yaitu : menjembatani (atau inklusif) dan mengikat (atau eksklusif). Kedua bentuk dasar tersebut memiliki karakteristik masing masing, namun begitu tetap terdapat kesamaannya, yakni membantu menyatukan kebutuhan yang berbeda (Field, 2010 : 52). Kebutuhan mendasar yang terlihat dalam Komunita Backpacker kebanyakan adalah pemenuhan kebutuhan akan informasi, informasi tersebut berguna ketika akan melakukan kegiatan backpacking. Berdasarkan ketiga konsep modal sosial yang dikemukakan oleh Putnam, yaitu kepercayaan, norma, dan jaringan maka penulis ingin menggambarkan modal sosial yang terbentuk dalam Komunitas Backpacker Solo. Modal Sosial: 1. Kepercayaan 2. Jaringan Sosial 3. Norma 1. Kepercayaan yang terjalin dalam Komunitas Backpacker Solo 2. Jaringan sosial yang terbentuk dalam Komunitas Backpacker Solo 3. Norma yang berlaku dalam Komunitas Backpacker Solo commit userdalam Komunitas Backpacker Solo Bagan 1.Kerangka berpikir tentang Modalto Sosial 25