8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa Dalam

advertisement
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Massa
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sudah merupakan komunikasi massa
seperti membaca Koran, menonton televisi, mendengarkan radio sudah
merupakan komunikasi massa karena ada proses komunikasi masyarakat melalui
media seperti Koran, majalah, televisi, radio, dll
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bittner, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah orang (Mass communication is messages
communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi
tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus mengunakan media
massa5
Ahli komunikasi massa lainnya Joseph A Devito merumuskan definisi
komunikasi masa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang massa serta
tentang media yang digunakannya. Devito mengemukakan definisinya dalam dua
item yakni yang pertama adalah komunikasi massa adalah komunikasi yang
ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua,
5
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004 hal 3
8
9
komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar
yang audio atau visual. 6
Rahkmat merangkum definisi-definisi komunikasi tersebut menjadi
“komunikasi massa di artikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah khalayak yang tersebar heterogen dan anonim melalui media cetak atau
elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. 7
Dari berbagai definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan
para ahli komunikasi massa, tidak ada perbedaan yang mencolok dan anyak
definisi yang ada terdapat benang merahnya dari definisi tentang komunikasi
massa bahwa komunikasi massa adalah proses komunikasi yang ditujukan kepada
masyarakat yang bersifat heterogen dan anonim melalui media massa sepeti
Koran, majalah, radio televisi, dll
2.1.1
Karakteristik komunikasi massa
Karakteristik Komunikasi massa antara lain :
1. Komunikator bersifat melembaga.
Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan
orang-orang. Artinya gabungan antara berbagai macam unsur dan bekerja satu
sama lain dalam sebuah lembaga. Didalam komunikasi massa, komunikator
6
7
Ibid hal 5-6
Ibid hal 6
10
adalah lembaga media massa itu sendiri. Itu artinya, komunikatornya bukan orang
per orang8.
Menurut pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan
komunikatornya bergerak dalam oganisas yang kompleks9.
Komunikator pada komuikasi massa, misalkan wartawan surat kabar atau penyiar
televisi karena media yang dpergunakan adalah suatu lembaga dalam menyebar
luaskan pesan kounikasinya bertindak atas nama lembaga.
2. Komunikan bersifat anonim dan heterogen.
Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen, artinya pengguna media
itu beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial, tingkat ekonomi, latar
belakang budaya, punya agama atau kepercayaan yang tidak sama pula. Selain itu
dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim)
karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka.
3. Pesan bersifat umum.
Pesan-pesan dalam komunikasi massa itu tidak ditujukan kepada satu orang atau
satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesan itu ditujukan
kepada khalayak yang plural. Oleh karena itu pesan-pesan yang dikemukakan
tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini memilki arti pesan itu memang tidak
disengaja untuk golongan tertentu. Kita bisa melihat televisi misalnya, karena
televisi itu ditujukan dan untuk dinikmati orang banyak, maka pesannya harus
8
9
Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT Rosdakarya, Bandung, 1990 hal 22-23
Op.cit hal 7
11
bersifat umum. Misalnya dalam pemlihan kata-katanya sebisa mungkin memakai
kata-kata populer, bukan kata-kata ilmiah sebab kata-kata ilmiah itu hanya
ditujukan untuk kelompok tertentu.
4. Komunikasinya berlangsung satu arah.
Dalam media cetak seperti koran , komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita tidak
bisa langsung memberikan respons kepada komunikatornya ( media massa ayng
bersangkutan ), Kalupun bisa sifatnya tertunda.10 Karena komunikasi massa itu
melalui media massa , maka komunikator dan komunikannya tidak dapat
melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan dan
komunikanpun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat
melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpribadi.
Dengan demikian komunikasi massa itu bersifat satu arah.
5. Menimbulkan keserempakan.
Dalam komunikasi massa itu ada keserempakan dalam proses penyebaran pesanpesannya. Serempak disini berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut
hampir bersamaan. Effendi (1981), mengartikan keserempakan media massa itu
ialah kontak denagn sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari
komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan
terpisah11.
10
11
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, PT Raja Gafindo : 2007. Hal 26-27
Ibid hal 9
12
6. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Menurut Mulyana (2000:99) Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa
komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi
menunjukan muatan isi komunikasi yaitu apa yang dikatakan sedangkan dimensi
hubungan
menunjukan
bagaimana
cara
mengatakannya,
yang
juga
mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu 12.
Sementara Rahmat (2003) meyebutkan sebagai proporsi unsur isi dan unsur
hubungan13.
Berbeda dengan komunikasi antar personal yang lebih mengutamakan unsur
hubungan karena antar pelaku komunikasi saling kenal berbeda dengan
komunikasi massa dimana komunikanya heterogen dan anonim maka komunikasi
lebih menekankan pada isi pesan ketimbang hubungan.
7. Stimulasi Alat terbatas
Ciri Komunikasi massa lainnya adalah Stimulasi alat indra yang terbatas, karena
pada komunikasi massa komunikator bergantung pada jenis media massa contoh
pada koran dan majalah, pembaca hanya bisa melihat dan membaca saja
sedangkan pada radio hanya mendengarkan dan pada televisi kita bisa mendengar
sekaligus bisa melihat. Sedangkan pada komunikasi antar personal bisa bertatap
muka langsung dengan mempergunkan seluruh alat indra.
12
13
Ibid
ibid
13
8. Umpan Balik Tertunda (Delayed)
Umpan balik atau yang sering disebut feedback merupakan komunikasi efektif
karena kita bsa mengetaui respon langsung dari komunikan terhadap pesan yang
kita sampaikan, namun pada komunikasi massa umpan balik bersifat delayed atau
tertunda karena komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera
mengetahui bagaimanareaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikan
Tanggapan khalayak bisa diterima lewat telepon, email atau surat pembaca.
Proses penyampaian feedback lewat telepon, email, sura pembaca itu
mengambarkan feedback komunikasi massa bersifat indirect. Sedangkan waktu
yang dibutuhkan untuk menggunakan telepon, menulis surat pembaca, mengirim
email itu menunjukan feedback massa bersifat tertunda14
Komunikasi adalah bentuk komunikasi yang mengutamakan saluran (media)
dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara misal, berjumlah
banyak, sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Selain itu pesan yang
disampaikan cenderung terbuka dan mencapai khalayak dengan serentak.
Untuk memahami proses komunikasi massa perlu dilakukan pemahaman dengan
bentuk analisis makro dan analisis mikro, walaupun pada akhirnya memiliki hasil
yang sama dengan alasan khalayak menggunakan media.
14
Ibid hal 12
14
2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa
Komunikasi massa memiliki fungsi bagi khalayak. Menurut Dominick (2001)
terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage
(keterkaitan) transmission of values (penyebaran nilai) dan entertainment
(hiburan)15. Sedangkan menurut Effendy fungsi komunikasi secara umum
adalah16:
1. Fungsi Informasi
Media massa merupakan sumber informasi bagi masyarakat, berbagai informasi
dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan
kepentingan.
Khalayak media massa berlanggana surat kabar majalah, mendengarkan siaran
radio dan siaran televisi karena mereka ingin mendapatkan informasi tentang
peristiwa yang telah terjadi dimuka bumi ini.
2. Fungsi Pendidikan
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya karena media massa
banyak menyajikan hal-hal yang bersifat mendidik. Salah satu cara mendidik yang
dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan
yang berlaku dalam masyarakat.
15
16
Ibid hal 14
Ibid hal 18
15
3. Fungsi mempengaruhi
Media massa dapat mempengaruhi masyarakat dengan artikel-artikel dalam surat
kabar, iklan-iklan pada televisi . Khalayak terpengaruh pada pesan-pesan dalam
tulisan tersebut sehingga khalayak tanpa sadar terpengaruh oleh pesan-pesan
tulisan tersebut sehingga khalayak melakukan tindakan yang sesuai dengan
keinginan media massa
2.2 Film
Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan
informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang
mempunyai jangkauan yang sangat luas, mengingat sifatnya yang terbuka,
cakupan pemirsanya yang tidak mengenal usia dan meliputi seluruh lapisan
mesyarakat mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.
Film merupakan salah satu bentuk dari komunikasi massa dimana film
sebagai pesan yang disampaikan kepada khalayak sedangkan perusahaan produksi
sebagai komunikator dan bioskop sebagai media atau channel.
Luas jangkauan siaran dan cakupan pemirsanya bukan saja menjadikan
film sebagai media alat untuk mempengaruhi (to influence) terhadap
perkembangan
pengetahuan
dan
tingkat
penyerapan
pesan-pesan
yang
disampaikan melalui media ini jauh lebih intensif jika dibandingkan dengan media
16
komunikasi lain. Film dapat dikatakan sebagai suatu penemuan teknologi modern
paling spektakuler yang melahirkan berbagai kemungkinan.
2.2.1
Definisi Film
Pertama, dalam pengertian kimia fisik dan teknik, film berarti selaput
halus. Pengertian ini dapat dicontohkan, misalnya pada selaput tipis cat atau
padalapisan
tipis
yang
biasa
dipakai
untuk
melindungi
benda-benda
sepertidokumen (laminasi). Dalam fotografi dan sinematografi film berarti
bahanyang dipakai untuk segala sesuatu yang berkaitan dengan foto. Kedua, film
juga mempunyai pengertian paling umum, yaitu untuk menamakan serangkaian
gambar yang diambil dari obyek yang bergerak. Gambar obyek itu
memperlihatkan suatu serial gerakan atau momen yang berlangsung secara terusmenerus, kemudian diproyeksikan ke dalam sebuah layar dengan memutarnya
dalam kecepatan tertentu sehingga menghasilkan sebuah gambar hidup.
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana
frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga
pada layar terlihat gambar itu hidup. Film itu bergerak dengan cepat dan
bergantian sehingga memberikan visual yang kontinyu.
Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan salah-satu media
komunikasi massa audiovisual yang dibuat berdasarkan asas sinematografi yang
direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil
penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses
kimiawi, proses elektronik, atau proseslainnya, dengan atau tanpa suara, yang
17
dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik,
elektronik, dan sistem lainnya.
Film adalah gambar bergerak yang direkam melalui pita video yang
menghasilkan gambar sebagai sarana hiburan dan sebagai komunikasi massa
untuk menyampaikan pesan terhadap khalayak.
Film umumnya dibangun dengan banyak tanda. Tanda-tanda itu termasuk
berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik dalam upaya mencapai efek
yang diharapkan. Paling penting dalam film adalah gambar dan suara.17
Film adalah rangkaian gambar yang bergerak membentuk suatu cerita atau
juga biasa disebut movie atau video. Film secara kolektif sering disebut “Sinema”.
Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk popular dari hiburan, dan juga bisnis,
yang diperankan oleh tokoh-tokoh sesuai karakter direkam dari benda/lensa
(kamera) atau animasi18.
Untuk meningkatkan kesan dan dampak dari film, suatu film diiringi suara
yang dapat berupa dialog atau musik sehingga dialog atau musik merupakan alat
bantu penguat ekspresi, di samping suara musik, warna yang mempertinggi
tingkat nilai kenyataan pada film sehingga unsur sungguh-sungguh terjadi sedang
dialami oleh khalayak pada saat film diputar makin terpenuhi.
Film juga dimasukkan ke dalam kelompok komunikasi massa. Selain
mengandung aspek hiburan, juga memuat pesan edukatif. Namun aspek sosial
17
18
Alex Sobur. Semiotika Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya. Bandung : 2009. Hal 128
Panca Javalasta, 5 hari Mahir Bikin Film, Muntaz Media, 2011. hal 1
18
kontrolnya tidak sekuat pada surat kabar atau majalah sertatelevisi yang memang
menyiarkan berita berdasarkan fakta yang terjadi. Fakta di dalam film ditampilkan
secara abstrak, di mana tema cerita bertitik tolak dari fenomena yang terjadi di
tengah masyarakat. Bahkan dalam film, cerita dibuat secara imajinatif. Film
sebagai alat komunikasi massa baru dimulai pada 1901, ketika Ferdinand Zecca
membuat film“The Story of Crime” di Perancis dan Edward S. Porter membuat
film “The Life of An American Fireman” tahun 1992.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa film pada dasarnya
merupakan serangkaian gambar yang diambil dari obyek bergerak, yang
kemudian menghasilkan serial peristiwa-peristiwa secara kontinyu dan berfungsi
sebagai media komunikasi, media hiburan, pendidikan dan penerangan serta
diiringi dengan unsur ekspresi penguat seperti musik, dialog dan juga warna
sehingga mampu membuat film itu menjadi serealistis mungkin. Tema cerita
dalam film biasa berangkat dari fenomena sosial dan budaya yang terjadi di
tengah masyarakat Jepang dan jenis film yang peneliti angkat adalah film drama.
2.2.2
Jenis Film
Film dalam batasan sinematografi sepanjang sejarahnya memberikan
keluasan tema bila dilihat dari isi dan sasaran tujuannya. Jenis-jenis film antara
lain:
19
1.
Film Dokumenter
Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya
Lumiere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat
sekitar tahun 1890-an19.
Film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi,
pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu Intinya film
documenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin.
Meskipun terkadang film dokumenter dipakai untuk kepentingan suatu
golongan atau beberapa oknum tertentu
Sekarang film dokumenter sudah menjadi sebuah trend tersendiri dalam
perfilman dan juga distasiun televisi ditayangkan dokumenter dan diikut sertakan
dalam festival film seperti eagle award yang diadakan di Metro TV.
2) Film Cerita Pendek
Film cerita pendek atau yang lebih sering disebuat film pendek merupakan
film yang berdurasi kurang dari 60 menit. Film pendek sering diadakan di festival
film di IKJ. Para sineas sering memproduksi film pendek sebagai batu loncatan
agar dapat masuk ke industri perfilman.
19
Ibid hal 2-4
20
3) Film Panjang
Film panjang adalah cerita fiksi ang berdurasi lebih dari 60 menit.
Umumnya berkisar antara 90-100 menit. Film yang diputar dibioskop umumnya
masuk dalam kelompok ini. Beberapa film juga bahkan berdurasi lebih dari 120
menit, misalnya Dance With Wolves bahkan film India bisa mencapai 180
menit.20
Lepas dari tiga jenis film di atas, di bawah ini penulis akan menguraikan
secara detail bebagai jenis film, diantaranya:
a) Film Instruktif
Film instruktif dibuat dengan isi berupa pengarahan yangberkaitan dengan
sebuah pekerjaan atau tugas. Bentuk film bisaberupa animasi, boneka atau
film yang diperankan oleh aktor atau aktris.
b) Film Penerangan
Film penerangan merupakan film yang memberi kejelasansuatu hal,
misalnya film yang mengisahkan pentingnya programkeluarga berencana
atau film pembangunan lainnya. Biasanya filmini diperankan oleh para
pemain dengan imbuhan dialog yangberisi penjelasan. Atau dapat juga
filmnya ditampilkan dalambentuk gambar-gambar dengan tambahan
keterangan berupa narasi(cerita) yang dibacakan.
20
Ibid
21
c) Film Gambar (Animasi)
Film gambar atau animasi dibuat dari gambar-gambartangan (ilustrasi).
Gambar ini dibuat satu-persatu denganmemperhatikan kesinambungan
gerak sehingga ketika diputarrangkaian gerak dalam gambar itu muncul
sebagai satu gerakandalam film. Film animasi yang popular adalah filmfilm WaltDisney, seperti Donal Duck, dan Sleeping Beauty.
d) Film Boneka
Film boneka biasanya ditampilkan dengan pemain berupaboneka. Kadangkadang beberapa boneka dimainkan oleh seorang“dalang” sekaligus di atas
panggung. Panggung dapat bercitra realistis (suatu kenyataan) bisa pula
fantasi (khayalan). Peloporfilm boneka adalah Emile Cole. Contoh
tayangan film ini misalnyafilm seri TVRI si Unyil dan produk Muppet
show. Atau ada juga ekarang acara wayang kulit dan wayang golek yang
disiarkan olehsalah satu stasiun suasta setiap sabtu malam.
e) Film Iklan (TV Commersial)
Film iklan merupakan film yang mempropagandakan produk-produk
tertentu. Ditawarkan produk benda atau jasa. Film iklan semua dimainkan
oleh bintang-bintang ternama untuk menarik minat penontonnya sehingga
diharapkan dapat menaikkan omset produk itu.
22
f) Program Televisi (TV Programme)
Program ini diproduksi untuk komsumsi masyarakat televisi. Secara
umum, program televisi dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan non
cerita. Jenis cerita terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok fiksi dan
kelompok non fiksi.Kelompok fiksi memproduksi film serial (tv series),
film televisi/FTV (popular lewat saluran televisi SCTV) dan film cerita
pendek.
g) Video Klip (Music Video)
Video klip adalah sarana bagi produser musik untuk memasarkan
produknya lewat medium Televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat
saluran MTV tahun 1981. DiIndonesia, video klip ini kemudian
berkembang
sebagai
bisnis
yang
menggiurkan
seiring
dengan
pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran
dan industri tersendiri. Beberapa rumah produksi mantap memilih video
klip menjadibisnis utama (core bisnis) mereka. Di Indonesia, tak kurang
dari 60 video klip diproduksi tiap tahunnya.
h) Film Cerita Pendek (Short Films)
Durasi film cerita pendek biasanya dibawah 60 menit. Dibanyak Negara
seperti Jerman, Australia, Kanada dan Amerika Serikat, film cerita pendek
dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang atau
kelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis
film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau
23
orang/kelompok yang menyukai dunia film dan juga yang memang
mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil
produksi ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran Televisi.
i) Film Cerita Panjang (Feature-Length Films)
Film cerita panjang adalah film yang berisi kisah manusia (roman) yang
dari awal sampai akhir merupakan suatu keutuhan cerita dan dapat
memberikan kepuasan emosi kepada penontonnya. Film cerita dapat
diputar di gedung bioskop atau dibuat untuk acara televisi. Sebuah film
cerita biasanya dimainkan oleh sejumlah pemeran (aktor atau aktris)
dengan dukungan pemain lain. Film cerita dapat berupa satu film dengan
satu masa putar, dengan durasi dari 60 menit dan lazimnya berdurasi 90100 menit. Bahkan ada juga yang berdurasi hingga 180 menit, seperti
halnya film-film produksi India.
j) Film Dokumenter (Film Jurnal)
Film jurnal biasanya dibuat untuk mendukung sebuah cerita. Film ini juga
bisa diartikan sebagai film dokumenter. Dokumenter adalah sebutan yang
diberikan untuk film pertama karya Lumeire bersaudara yang berkisah
tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an.
Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat
untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak
24
pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan
propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.21
2.3
Representasi
Istilah representasi merupakan penggambaran (perwakilan) kelompok-
kelompok dan institusi social. Penggambaran itu tidak hanya berkenan dengan
tampilan fisik (appreance) dan deskripsi, melainkan juga terkait dengan makna
atau nilai dibalik tampilan fisik, tampilan fisik representasi adalah sebuah jubah
yang menyembunyikan bentuk makna sesungguhnya yang ada dibaliknya. 22
Representasi itu sendiri merujuk bagaimana seseorang, satu kelompok,
gagasan atau pendapat tertentu ditampilkan dalam pemberitaan, penggambaran
yang tampil bisa jadi adalah penggambaran yang buruk dan cenderung
memarjinalkan seseorang atau kelompok tertentu.23
Chris Barker menyebutkan bahwa representasi adalah tentang bagaimana
dunia dikonstruksikan dan disajikan kepada kita dan oleh kita. Sedangkan
representasi kultural adalah makna yang memiliki sifat material, mereka tertanam
dalam bunyi-bunyi, tulisan-tulisan, benda-benda, gambar-gambar, buku- buku,
majalah-majalah dan program-program.24
21
Ibid hal 5
Grame Burton, Membincangkan Televisi, Jalasutra, Yogyakarta dan Bandung, 2007, hal :41
23
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar teks Media, LKIS Pelangi Aksara, Yogyakarta, 2001,
hal:114
24
Chris Barker, Cultural Studies Teori dan Praktek, Bentang, Yogyakarta, 2005, hal :10
22
25
Representasi yang berkaitan dengan produksi simbolik yaitu pembuatan
tanda-tanda dalam kode-kode dimana kita menciptakan makna-makna dengan
mempelajari representasi. 25
Dari beberapa teori diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa representasi
adalah suatu pengambaran makna yang berupa bunyi-bunyi, gambar-gambar,
foto-foto dan sebagainya yang dikonstruksikan kepada kita dan oleh kita.
2.4.
Budaya
Kata kebudayaan berasal dari buth dalam bahasa Sansekerta yang berarti
akal, kemudian menjadi budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk) sehingga
kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia.
Dalam bahasa inggris, kebudayaan adalah culture, berasal dari kata culere
(bahasa Yunani) yang berarti mengerjakan tanah. Dengan mengerjakan tanah,
manusia mulai hidup sebagai penghasil makanan (food producing). Hal ini berarti
manusia berbudi daya.
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia
adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat yakni alam dan
zaman (kodrat dan masyarakat yang merupakan bukti kejayaan hidup dan
penghidupan guna mencapai keselamatan dan kebahagian yang pada lahir bersifat
tertib dan damai26.
25
26
Ibid
Supartono, Ilmu Budaya Dasar, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004 hal 31
26
Sementara
menurut
Malinowski
menyebutkan
kebudayaan
pada
prinsipnya berdasarkan atas berbagai sistem kebutuhan manusia. Tiap tingkat
kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang khas27.
Budaya (culture) adalah produksi dan sirkulasi dari rasa, makna, dan
kesadaran. Ranah makna yang menyatukan ranah produksi (ekonomi) dan
hubungan sosial (politik). Dengan kata lain, budaya adalah ranah reproduksi
bukan atas benda – benda (material) tetapi atas hidup28
Budaya merupakan hasil dari olah pikiran manusia sehingga budaya
disetiap daerah dan Negara berbeda-beda karena beberapa faktor yang
mempengaruhi seperti lingkungan, faktor induk bangsa,dll.
Kebudayaan
merupakan
pengalaman
manusia,
simbol
dalam
menginterpretasikan makna, seperangkat pengetahuan yang disampaikan secara
turun temurun dan berlangsung di dalam kehidupan masyarakatnya sejalan dengan
perkembangan zaman. Hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan merupakan
sekumpulan sikap, nilai, keyakinan, dan perilaku yang dimiliki bersama oleh
sekelompok orang, yang di komunikasikan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui bahasa atau melalui media komunikasi.
Sekumpulan perilaku ini mengalami proses sosialisasi yang sama dan
mempunyai enkulturalisasi dengan cara-cara yang mirip. Dengan kata lain, setiap
27
28
Ibid hal 31
John Hatrley, Communication, Cultural, and Media Studies Konsep Kunci, JALASUTRA
27
orang sebagai manusia yang berkebudayaan diatur oleh norma-norma yang
berlaku dalam masyarakatnya (Gerrtz, 1973)29.
2.4.1
Budaya Nokanfu
Kebudayaan Jepang merupakan hasil penyebaran peradaban Cina. 30
Mungkin budaya Jepang dahulu sangat berbeda dengan budaya saat ini. Orang
Jepang dahulu, yaitu orang Jepang yang saya kelompokkan pada orang-orang
yang masih memegang kuat tradisi yang berlaku pada masanya, seperti
perandalam struktur yang diterimanya melalui pendidikan di sekolah, di rumah
dan di lingkungan masyarakatnya ketika masa kecilnya. Perilaku yang telah
tertanam merupakan totalitas dari sesuatu yang dipelajarinya dan menjadi
kebudayaannya.
Orang Jepang dikenal sebagai orang yang sangat mempertahankan nilainilai yang menjadi kebudayaan masyarakatnya. Sampai sebelum Perang Dunia II,
sistem ie merupakan sistem yang paling penting yang dianut oleh masyarakat
Jepang. Dalam sistem ie, semua anggota keluarga harus tunduk pada kepala
keluarga. Kepala keluarga merupakan pemegang kekuasaan terbesar yang tidak
dapat dibantah. Dibawah sistem ie pula, wanita menempati posisi yang amat
rendah bila dibandingkan dengan posisi laki laki31.
Masyarakat tradisional Jepang adalah masyarakat agraris yang di dalam
kehidupan masyarakatnya, mereka mempunyai kesadaran yang tinggi akan rasa
29
Op.cit hal 31
Christomy & Untung Yuwono, Semiotika Budaya, Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan
Budaya Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, 2004
31
Fukutake, The Japanese Social Structure, University of Tokyo press, Tokyo,1989 hal 89
30
28
kekeluargaan. sebagai sebuah sistem mengatur kehidupan para anggota yang
menjadi kerabat, baik dalam bidang ekonomi maupun sosial. Kehidupan keluarga
dengan system pada masyarakat agraris di Jepang sudah ada sejak zaman Nara
(abad ke-7) dan terus berlangsung sampai pada zaman Edo, masa pemerintahan
rezim Tokugawa (1600-1868).32
Banyaknya kebudayaan yang ada di Jepang yang merupakan potret dari
bangsa Jepang itu sendiri. Salah satu kebudayaan Jepang yang menarik adalah
tentang proses tentang ritual kematian.
Dalam kepercayaan masyarakat Jepang kematian adalah keadaan tercemar
atau sesuatu yang dianggap kotor. Dengan diadakanya serangkaian upacaraupacara kematian dan ritual untuk meningkatkan status roh agar menjadi suci dan
stabil dan roh tersebut menjadi pelindung bagi keluarga yang ditinggalkan.
Bukan hanya kematian saja yang dianggap sebagai sesuatu yang kotor,
pekerjaan mengurusi jenazah seperti memandikan, merias jenazah hingga
mengantarkan jenazah pun dianggap kotor oleh masyarakat Jepang bahkan lebih
hina dari penggali kubur karena pengurus jenazah memegang dan menyentuh
mayat langsung.
A.
Nokanfu
Kata nokanfu tidak biasa digunakan di Jepang. Kata nokan ditujukan
kepada kegiatan manaruh badan kedalam peti mati dan imbuhan “fu” ditujukan
32
Ibid hal 90
29
pada seorang pria dewasa atau pria yang sedang bekerja, dengan demikian kata
nokanfu diartikan sebagai pembuat peti mati.33
Tugas dari Nokanfu adalah untuk membaringkan jenasah dalam peti mati
dengan damai. Jenasah harus terlihat baik dan layak dihadapan keluarga yang
sedang berduka, pekerjaan tersebut harus membersihkan, memakaikan pakaian
dan menyiapkan jenasah agar terlihat baik di hadapan keluarga agar disebut layak
“ beristirahat dalam damai”.34
Memiliki pekerjaan sebagai seorang pengurus jenasah atau kremator
dianggap sebagai pekerjaan yang tidak layak karena konsep kuno Jepang kegare
(kotor) yang dihubungkan dengan kematian dan secara siapa saja yang
berhubungan dengan bangkai hewan atau mayat manusia adalah dari kasta paling
rendah-tidak tersentuh. Selama ribuan tahun, pekerjaan yang dilakukan oleh
mereka, tidak ada kelas sosial lainnya yang mau mengambil pekerjaan itu
termasuk pekerjaa-pekerjaan yang berhubungan dengan mayat.35
Untuk menyelediki prasangka permasalahan terhadap pekerjaan ini di
level yang lebih dalam, harus mengerti lebih dalam bagaimana konsep lama dari
kegare (pengotoran) berasal dari ideologi yang disebut shoku shiso (secara
harfiah, ide-ide mengenai hal yang kotor) yang dibuat pada masa Jepang abad
pertengahan.
33
Okuyama, Yoshiko, Journal of Religion & Film, University of Nebraska Omaha, Nebraska,
2013 hal 5
34
Ibid hal 6
35
Miyata, Noboru. Reikon to Tabi no Fokuroa (Folklore of Souls and Journey): Miyata Noboru
Series 7, Yoshikawa Kobunkan, Jepang, 2006 hal 7
30
Di Jepang antara kematian dan sesuatu hal yang kotor berasal dari shokue
shiso merupakan ideologi dari agama Shinto yang dibuat pada jaman Heian. 36
Engishiki atau buku konstitusi yang dirangkum oleh aristokrat-aristrokat Heian
menjelaskan contoh spesifik dari kegare pada bagian Shoku no Jo atau artikel
tentang hal yang kotor. Istilah Shoku (menyentuh) dan e (kotor), dimana e adalah
tulisan china yang sama dengan tulisan kanji e untuk kegare, bacaan Jepang. Salah
satu contoh dari menyentuh “kotoran” adalah menyantap makanan diruang yang
sama dimana mayat tergeletak ketika menghadiri rumah duka, karena
pembusukan mayat tersebut dianggap sebagai sumber kegare.37
Kata baru kegare merupakan pengembangan kata dari bentuk kunonya
yang terdiri dari ke (energi, sumber kehidupan) dan karu (pergi).38 Pada jaman
tersebut permulaan kematian ditentukan ketika kaki dan tangan seseorang mulai
berubah warna dan tubuhnya membusuk. Kondisi ini diperkirakan merupakan
akibat sumber kehidupan seseorang pergi dari tubuhnya.
B.
Ritual Kematian di Jepang
Ritual yang berhubungan dengan kematian di Jepang biasanya dilakukan
oleh seorang pendeta Buddha. Ada upacara sekuler, dan ada ritual Shinto untuk
keluarga eksklusif Shinto, tetapi sejauh ini pengaturan yang paling umum adalah
untuk Buddhisme. Tubuh disiapkan, dengan bantuan dari kerabat dekat, dan
mengenakan pakaian putih, karena pada saat kelahiran dan pernikahan, tetapi
36
Ibid
Ibid
38
Ibid
37
31
diikat dengan cara yang berlawanan dari biasanya. Banyak aktivitas yang
berhubungan dengan kematian, pemakaman dan kenangan.39
Keahlian doktrinal dalam tradisi beberapa demikian diperlukan untuk studi
banding dari dokumen-dokumen primer. Dalam beberapa dekade terakhir,
bagaimanapun, penelitian sekunder, terutama yang dari fuji Masao, telah
menyusun data tentang instruksi untuk kinerja pemakaman di semua tradisi
Buddist di Jepang.40 Struktur ritual kematian Buddha Jepang adalah:
a) Bantal Sutra (Makura-gyo)
b) Membangunkan (Tsuya)
c) Pemakaman yang tepat
d) Pentahbisan orang mati (Fukai)
e) Memimpin almarhum ke dunia lain (indo)
f) Keberangkatan dari peti mati
g) Kremasi dan mengumpulkan sisa-sisa
h) Pemasangan sisa-sisa di kuburan
i) Ritual Kenangan
Ososhiki atau upacara kematian yang umumnya dilakukan menurut agama
Budha dimulai ketika orang yang akan meninggal ini, menerima matsugo no mizu
39
Joy Hendry, Understanding Japanese Society, Routledge, New York, 1991 hal 130-131
I Stone & Mariko Namba, Death and the After Death In Japanese, University of Hawaii Press,
Hawai, 2008 hal 260-261
40
32
yaitu air terakhir yang diberikan oleh anggota keluarga dan saudara dekatnya
dengan cara membasahi bibir jenasah dengan kuas basah. Setelah orang itu
meninggal, maka jenasahnya akan dibersihkan dengan yukan yaitu air hangat atau
dengan alkohol oleh istri atau keluarganya. Mereka kemudian akan memakaikan
jenazah dengan pakaian putih yang disebut kyokatabira atau pakaian yang
disenangi oleh mendiang ketika ia masih hidup.41 Baju yang dikenakan akan
dipakaikan terbalik dan dilipat ke arah kiri dan bukan ke kanan seperti biasanya.
Selanjutnya jenazah itu akan dibaringkan dengan kepala menghadap ke arah utara
tanpa disangga oleh bantal dan ditutupi oleh selembar kain putih. Sebilah pisau
yang dipercaya dapat menghalau roh jahat, diletakan di dada jenazah tsb menurut
cara Budha. Sedangkan menurut cara Shinto, pisau tsb akan diletakan di kepala
jenazah. Di sekeliling jenazah itu akan dipasang kain dinding penutup dan di
luarnya akan diletakan sebuah meja kecil dengan sebuah jambangan, tempat lilin
dan shoko (hio) yang akan dinyalakan terus menerus. Kadangkala semangkok air
dan semangkok nasi juga diletakan di atas meja tsb. Seorang pendeta Budha akan
dipanggil untuk membacakan sutra dan memberikan kaimyo atau nama bagi
mendiang.
Berita duka cita akan ditulis di atas sehelai kertas berbingkai hitam dan
dipasang di depan pintu selama kichu atau masa berkabung yang berlangsung
kira-kira antara 7 sampai 49 hari. Setelah penyucian jenazah dan pembacaa sutra,
pada hari yang sama atau keesokan harinya, jenazah dimasukan dalam peti, dan
bersamaan dengan itu disediakan tsudabukuro yaitu kantong yang berisi
41
http://dc189.4shared.com/doc/TyFyQc7z/preview.html, Masyarakat Jepang Dalam
Hubungannya Dengan Lingkaran Hidup Manusia, Diakses pada 12 Desember 2012
33
rokumonsen atau enam keping uang sebagai simbol bekal perjalanan mendiang
menuju alam baka, dan juga berbagai kebutuhan lainnya. Barang-barang pribadi
mendiang diletakan di dalam peti, dan peti itu diletakan dalam keadaan tertutup
dan tidak dipaku sampai saat akan meninggalkan rumah untuk dikremasi.
Kepercayaan masyarakat Jepang bersifat shomin shinko. Shomin shinko
menyangkut kepercayaan dunia suci dan dunia sekuler. Jika Shinto bersifat
sekuler dimana hanya memberikan pedoman kehidupan duniawi dan tidak
mengajarkan adanya kehidupan sesudah kematian, maka Budha mengajarkan
tentang Nirvana dan Umarekawaru (reinkarnasi). Karena itu upacara kematian di
Jepang dilaksanakan berdasarkan ajaran Budha.42
Adapun rangkaian prosesinya adalah sebagai berikut:
1. Matsugo-no-mizu
Yaitu mengusapkan air ke bibir jenasah dengan menggunakan jari atau
sumpit. Tujuannya untuk membuat bibir jenasah tetap lembab.
2. Kamidana-fuji
Yaitu menempelkan kertas putih di pintu untuk menjaga keluarga dari
kejahatan gaib.
3. Makura-kazari
42
http://annisaprihandari.blogspot.com. Prosesi Pemakaman di Jepang, diakses pada 12 Desember
2012
34
Menghias altar dengan menutupinya dengan alas meja berwarna putih atau
silver, bunga, dupa, lilin yang menyala, semangkok nasi, dan air seperti
yang dilakukan pada altar Budha umumnya.
4. Kakejiku
Menggantungkan lukisan Budha atau dewa selama masa berduka di satu
sisi ruangan. Ruangan ini disebutkan merupakan batas jiwa orang yang
meninggal antara dunia nyata dan dunia spiritual.
5. Kitamakura
Seperti ajaran bagaimana Budha memasuki Nirvana, kepala jenasah harus
dihadapkan ke utara. Tapi jika dengan suatu alasan tidak dapat dihadaplan
ke utara, maka boleh dihadapkan ke barat.
6. Sakasagoto
Pelaksana pemakaman melalui sikap berlawanan dengan orang-orang dari
kehidupan sehari-hari, misalnya, menambahkan air panas untuk mencuci
tubuh almarhum dan menempatkan layar terbalik di samping sisa-sisa.
Konsep ini berkaitan dengan kemunduran dalam waktu dan pembalikan
posisi di dunia postmortem.
7. Shinishozoku
Jenasah dikenakan baju terakhir berupa kimono untuk perempuan, dan
hakama atau setelan jas untuk laki-laki. Didalam kantung baju tersebut
35
diletakkan
6
koin
yang
digunakan
untuk
menyeberangi
tiga
sungai(sanzui).
8. Kichu-fuda
Pada hari berduka, keluarga menggantungkan lentera kertas di luar rumah
untuk memberitahukan bahwa ada orang yang meninggal di rumah
tersebut.
9. Mofuku
Dahulunya, pakaian berduka yang dikenakan oleh keluarga berwarna
putih. Namun sekarang, dengan adanya pengaruh asing, orang-orang yang
berduka menggenakan pakaian serba hitam.
10. Juzu
Yaitu menggunakan juzu atau rosary dengan 108 biji rosary yang
menggambarkan 108 kejahatan setan.
11. Ihai
Umumnya, orang Jepang percaya bahwa roh tidak berada dalam
kehidupan sehari-hari, namun mereka datang ketika dipanggil. Dan Ihai ini
merupakan meja kecil yang diletakkan di altar sebagai tempat
persemayaman roh orang yang meninggal.
36
12. Shoko
Yaitu membakar dupa untuk orang yang telah meninggal, yang merupakan
ajaran Budha.
13. Koden
Koden telah berasal dari kembali uang untuk dupa. Saat ini sistem ini telah
didirikan untuk tujuan memberikan persembahan kepada deseased dan
mengurangi
beban
keuangan
keluarga
berdasarkan
konsep
ritus
pemakaman sebagai urusan yang berkaitan dengan seluruh masyarakat.
14. Omote-gaki
Yaitu memberikan reward kepada pendeta atas pelayanannya dalam
upacara kematian.
15. Tsuya : Wake
Pada saat jenasah di kremasi, keluarga orang yang meninggal tetap terjaga
semalaman, tujuan adalah untuk menjaga agar api pembakaran tidak
diganggu oleh roh jahat. Untuk menghabiskan waktu, maka disediakan
makanan dan minuman.
16. Kokorozuke
Memberikan tips untuk tetangga atau orang-orang yang telah membantu
selama upacara.
37
17. Kotsuage
Yaitu mengumpulkan tulang dari tubuh yang sudah dibakar dengan
menggunakan sumpit dan dimasukkan ke dalam guci. Tulang yang diambil
adalah tulang kaki, tulang lengan, iga, tulang belakang, gigi, dan
tengkorak.
18. Kiyome-shio
Merupakan penyucian bagi orang yang kembali dari krematorium sebelum
memasuki rumah untuk membuat roh jahat pergi dari tubuh orang tersebut.
19. Koden-gaeshi
Yaitu mengirimkan para pelayat sebuah hadiah yang harganya lebih
kurang setengah dari harga hadiah yang telah mereka berikan. Ini
dilakukan antara hari ketujuh sampai hari ketiga puluh lima.
20. Kiake
Berdasarkan ajaran Budha, arwah orang yang telah meninggal akan tetap
berada di dunia nyata hingga 49 hari setelah kematiannya. Karena itu
diadakan upacara peringatan kematian pada hari ke 35 dan hari ke 49.
21. Kaimyo/Homyo
Yaitu mengganti nama orang yang telah meninggal dengan nama Budha.
Nama tersebut mewakili simbol-simbol dalam keyakinan Budha.
38
22. Otoki
Yaitu menyajikan makanan bagi pendeta yang telah membantu dalam
prosesi kematian.
2.5.
Semiotik
Secara epitomologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani, semeion,
yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas
dasar konvensi social yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili
sesuatu yang atas dasar konvensi social yang terbangun sebelumnya, dapat
dianggap mewakili sesuatu yang lain dan dalam batas-batas tertentu.43
Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
sederatan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda.
Van Zoest, mengartikan semiotik sebagai ilmu tanda dan segala yang
berhubungan dengannya: cara berfungsinya, hubungan dengan kata lain,
pengiriman dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakan. 44
Kajian mengenai tanda dan cara-cara tanda tersebut bekerja disebut
semiotik atau semiologi45. Semiotika memiliki tiga wilayah kajian, yaitu :
1. Tanda itu sendiri. Wilayah ini meliputi kajian mengenai berbagai jenis
tanda yang berbeda, cara-cara berbeda dari tanda-tnda didalam
menghasilkan makna, dan cara tanda-tanda tersebut berhubungan dengan
43
Alex Sobur, Analisis Teks Media;Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik
dan Analisi Framing. Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2001, Hal: 95
44
Ibid. Hal: 95-96
45
John Fiske, Cultural and Communication Studies, Jala Sutra, Yogjakarta, 2004 hal 60
39
orang yang menggunakannya. Tanda adalah konstruksi manusia dan hanya
bias dipahami di dalam kerangka penggunaan/konteks orang-orang yang
menempatkan tanda-tanda tersebut.
2. Kode-kode atau system dimana tanda-tanda diorganisasi. Kajian ini
melingkupi bagaimana beragam kode telah dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat atau budaya, atau untuk mengeksploitasi
saluran-saluran komunikasi yang tersedia bagi pengiriman kode-kode
tersebut.
3. Budaya tempat dimana kode-kode dan tanda-tanda beroperasi. Hal ini
pada gilirannya bergantung pada penggunaan dari kode-kode dan tandatanda untuk eksistensi dan bentuknya sendiri.
Jadi fokusnya semiotik adalah teks. Model proses linier member perhatian
kepada teks tidak lebih seperti tahapan-tahapan yang lain di dalam proses
komunikasi: memang beberapa di antara model-model tersebut melewatinya
begitu saja, hampir tanpa komentar apapun. Hal tersebut adalah salah satu
perbedaan mendasar dari pendekatan proses dan pendekatan semiotik.
2.6
Semiotika Charles Sanders Pierce
Peirce (1931-58) serta Ogden dan Richard (1923) sampai pada model-
model yang sangat mirip tentang bagaimana tanda memunculkan makna.
Keduanya mengindefikasikan hubungan segitiga antara tanda, pengguna dan
realitas external sebagai sebuah model yang diperlukan untuk mempelajari
40
makna46. Pierce yang biasa dianggap sebagai pendiri tradisi semiotic Amerika,
menjelaskan modelnya secara singkat:
Sebuah tanda adalah sesuatu bagi seseorang mewakili sesuatu didalam
beberapa hal atau kapasitas tertentu. Tanda menuju pada seseorang artinya
menciptkan di dalam benak orang tersebut tanda yang sepadan, atau mungkin juga
tanda yang lebih sempurna. Tanda yang tercipta dibenak tersebut saya namakan
interpretant (Hasil interpretasi) dari tanda yang pertama. Tanda mewakili sesuatu,
objeknya (its object) (Di dalam Zeman,1977)
Tanda
Interpretant
Objek
Tiga istilah dari Pierce dapat dibuat model seperti yang terlihat pada
gambar diatas. Panah yang berada pada dua ujung garis menekankan bahwa
masing-masing istilah hanya dapat dipahami dalam keterkaitannya dengan yang
lain. Sebuah tanda mengacu pada sesuatu diluar dirinya – objek, dan dipahami
oleh seseorang yaitu bahwa tanda memiliki efek didalam benak pengguna –
interprant (hasil interpretasi). Interprant pengguna dari tanda melainkan, seperti
yang disebut Peirce di tempat lain, ‘ efek yang cukup menentukan yaitu sebuah
46
Ibid hal 62-63
41
konsep mental yang diproduksi oleh tanda dan juga pengalaman yang dimiliki
pengguna terhadap objek.
Menurut Pierce, tanda dibentuk oleh hubungan segitiga
yaitu
Representamen yang oleh pierce disebut juga tanda (sign) berhubungan dengan
objek yang dirujuknya. Hubungan tersebut berbuah interpretant.47 Tanda atau
representament adalah bagian tanda yang merujuk pada sesuatu menurut cara atau
berdasarkan kapasistas tertentu.48 Pierce mengistilahkan representament sebagai
benda atau objek yang berfungsi sebagai tanda. Objek adalah sesuatu yang dirujuk
oleh tanda. Biasanya objek merupakan sesuatu yang lain dari tanda itu sendiri atau
objek dan tanda bisa jadi merupakan entitas yang sama.49 Ada beberapa macam
objek dalam teori semiotika yang dikemukan Pierce, yaitu:
a. Objek Representasi
(Objek sebagaimana direprentasikan oleh tanda)
b. Objek Dinamik
(Objek yang tidak bergantung pada tanda, objek inilah yang
merangsang penciptaan tanda)
Interpretant merupakan efek yang ditimbulkan dari proses penandaan atau bisa
juga interpretant adalah tanda sebagaimana diserap oleh benak kita, sebagaimana
hasil penghadapan kita dengan tanda itu sendiri.
47
Indiwan Seto Wahyu, Semiotika Komunikasi, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2011 hal 139
Ibid
49
Ibid
48
42
Menurut Pierce Interpretant dibagi menjadi tiga macam yaitu:
a. Immediate Interpretant (makna pertama) makna yang muncul
ketika kita memahami tanda secara bebas. Efek pertama atau
potensi makna sebuah tanda, sebelum adanya penafsiran. Contoh
seseorang menegadah ke langit dan memandang tepat pada bintang
yang sedang ditunjuk.
b. Dynamic Interpretant (makna dinamis) makna yang merupakan
efek langsung tanda. Efek langsung yang betul-betul dihasilkan
sebuah tanda pada penafsir, yang berbeda dari satu penafsir
lainnya(meskipun ditafsirkan oleh seorang penafsir). Contoh
seseorang melihat ke langit tanpa memfokuskan diri pada benda
tertentu, sebagaimana tanggapan langsung dari tangan yang
menunjuk ke langit.
c. Final Interpretant (makna akhir) makna yang merupakan efek tanda
yang relatif jarang secara penuh berfungsi pada setiap contoh
penggunaan. Sesuatu yang pada akhirnya diputuskan sebagai
tafsiran yang sebenarnya. Contoh langsung mengarah pada bintang
tertentu yang ditunjukan oleh jari dan menyadari bahwa jari yang
diacungkan
tersebut
selalu
berarti
bahwa
dimaksudkan sudah pasti proxima centauri.
Berikut ini tipologi tanda versi Charles Sanders Peirce
bintang
yang
43
Upaya klasifikasi yang dilakukan oleh peirce terhadap tanda memiliki kekhasan
meski tidak bisa dibilang sederhana. Peirce membedakan tipe- tipe tanda menjadi
:ikon (icon, indeks (index), dan symbol (symbol) yang berdasarkan atas relasi
diantara representamen dan objeknya.
1. Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan rupa sehingga tanda itu
mudah dikenali oleh para pemakainya. Di dalam ikon hubungan antara
representamen dan objeknya terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa
kualitas. Contohnya sebagian besar rambu lalu lintas merupakan tanda
yang ikonik karena menggambarkan bentuk yang memiliki kesamaan
dengan objek yang sebenarnya.
2. Indeks adalah tanda yang miliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial
diantara representamen dan objeknya. Didalam indeks, hubungan antara
tanda dengan objeknya bersifat kongkret, aktual dan biasanya melalui
suatu cara yang sekuensial atau kausal. Contoh jejak telapak kaki di
ataspermukaan tanah, misalnya, merupakan indeks dari seseorang atau
binatang yang telah lewat disana, ketukan pintu merupakan indeks dari
kehadiran tamu di rumah kita.
3. Symbol merupakan jenis tanda yang bersifat abriter dan konvensional
sesuai kesepakatan atau konvensi sejumlah orang atau masyarakat. Tanda
tanda kebahasaan pada umumnya adalah simbol simbol. Tak sedikit dari
lambu lalu lintas yang bersifat simbolik. Salah satu contoh adalah rambu
lalu lintas yang sangat sederhana ini.
44
Jenis
tanda
Ditandai dengan
Ikon
-
Indeks
-
Simbol
-
Persamaan
(kesamaan
Kemiripan
Hubungan
sebab akibat
Keterkaitan
Konvensi atau
Kesepakatan
sosial
Contoh
Proses kerja
Gambar, foto dan
patung
-
Asap ---api
Gejala ----penyakit
Kata –
kata
Isyarat
-
Dilihat
-
Diperkirakan
-
Dipelajari
Download