8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa Dalam kehidupan sehari-hari manusia sudah merupakan komunikasi massa seperti membaca Koran, menonton televisi, mendengarkan radio sudah merupakan komunikasi massa karena ada proses komunikasi masyarakat melalui media seperti Koran, majalah, televisi, radio, dll Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang (Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus mengunakan media massa5 Ahli komunikasi massa lainnya Joseph A Devito merumuskan definisi komunikasi masa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang massa serta tentang media yang digunakannya. Devito mengemukakan definisinya dalam dua item yakni yang pertama adalah komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, 5 Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004 hal 3 8 9 komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual. 6 Rahkmat merangkum definisi-definisi komunikasi tersebut menjadi “komunikasi massa di artikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. 7 Dari berbagai definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi massa, tidak ada perbedaan yang mencolok dan anyak definisi yang ada terdapat benang merahnya dari definisi tentang komunikasi massa bahwa komunikasi massa adalah proses komunikasi yang ditujukan kepada masyarakat yang bersifat heterogen dan anonim melalui media massa sepeti Koran, majalah, radio televisi, dll 2.1.1 Karakteristik komunikasi massa Karakteristik Komunikasi massa antara lain : 1. Komunikator bersifat melembaga. Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-orang. Artinya gabungan antara berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Didalam komunikasi massa, komunikator 6 7 Ibid hal 5-6 Ibid hal 6 10 adalah lembaga media massa itu sendiri. Itu artinya, komunikatornya bukan orang per orang8. Menurut pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam oganisas yang kompleks9. Komunikator pada komuikasi massa, misalkan wartawan surat kabar atau penyiar televisi karena media yang dpergunakan adalah suatu lembaga dalam menyebar luaskan pesan kounikasinya bertindak atas nama lembaga. 2. Komunikan bersifat anonim dan heterogen. Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen, artinya pengguna media itu beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial, tingkat ekonomi, latar belakang budaya, punya agama atau kepercayaan yang tidak sama pula. Selain itu dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim) karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. 3. Pesan bersifat umum. Pesan-pesan dalam komunikasi massa itu tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesan itu ditujukan kepada khalayak yang plural. Oleh karena itu pesan-pesan yang dikemukakan tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini memilki arti pesan itu memang tidak disengaja untuk golongan tertentu. Kita bisa melihat televisi misalnya, karena televisi itu ditujukan dan untuk dinikmati orang banyak, maka pesannya harus 8 9 Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT Rosdakarya, Bandung, 1990 hal 22-23 Op.cit hal 7 11 bersifat umum. Misalnya dalam pemlihan kata-katanya sebisa mungkin memakai kata-kata populer, bukan kata-kata ilmiah sebab kata-kata ilmiah itu hanya ditujukan untuk kelompok tertentu. 4. Komunikasinya berlangsung satu arah. Dalam media cetak seperti koran , komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita tidak bisa langsung memberikan respons kepada komunikatornya ( media massa ayng bersangkutan ), Kalupun bisa sifatnya tertunda.10 Karena komunikasi massa itu melalui media massa , maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan dan komunikanpun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpribadi. Dengan demikian komunikasi massa itu bersifat satu arah. 5. Menimbulkan keserempakan. Dalam komunikasi massa itu ada keserempakan dalam proses penyebaran pesanpesannya. Serempak disini berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. Effendi (1981), mengartikan keserempakan media massa itu ialah kontak denagn sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah11. 10 11 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, PT Raja Gafindo : 2007. Hal 26-27 Ibid hal 9 12 6. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Menurut Mulyana (2000:99) Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi menunjukan muatan isi komunikasi yaitu apa yang dikatakan sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu 12. Sementara Rahmat (2003) meyebutkan sebagai proporsi unsur isi dan unsur hubungan13. Berbeda dengan komunikasi antar personal yang lebih mengutamakan unsur hubungan karena antar pelaku komunikasi saling kenal berbeda dengan komunikasi massa dimana komunikanya heterogen dan anonim maka komunikasi lebih menekankan pada isi pesan ketimbang hubungan. 7. Stimulasi Alat terbatas Ciri Komunikasi massa lainnya adalah Stimulasi alat indra yang terbatas, karena pada komunikasi massa komunikator bergantung pada jenis media massa contoh pada koran dan majalah, pembaca hanya bisa melihat dan membaca saja sedangkan pada radio hanya mendengarkan dan pada televisi kita bisa mendengar sekaligus bisa melihat. Sedangkan pada komunikasi antar personal bisa bertatap muka langsung dengan mempergunkan seluruh alat indra. 12 13 Ibid ibid 13 8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) Umpan balik atau yang sering disebut feedback merupakan komunikasi efektif karena kita bsa mengetaui respon langsung dari komunikan terhadap pesan yang kita sampaikan, namun pada komunikasi massa umpan balik bersifat delayed atau tertunda karena komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimanareaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikan Tanggapan khalayak bisa diterima lewat telepon, email atau surat pembaca. Proses penyampaian feedback lewat telepon, email, sura pembaca itu mengambarkan feedback komunikasi massa bersifat indirect. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan telepon, menulis surat pembaca, mengirim email itu menunjukan feedback massa bersifat tertunda14 Komunikasi adalah bentuk komunikasi yang mengutamakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara misal, berjumlah banyak, sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Selain itu pesan yang disampaikan cenderung terbuka dan mencapai khalayak dengan serentak. Untuk memahami proses komunikasi massa perlu dilakukan pemahaman dengan bentuk analisis makro dan analisis mikro, walaupun pada akhirnya memiliki hasil yang sama dengan alasan khalayak menggunakan media. 14 Ibid hal 12 14 2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki fungsi bagi khalayak. Menurut Dominick (2001) terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan) transmission of values (penyebaran nilai) dan entertainment (hiburan)15. Sedangkan menurut Effendy fungsi komunikasi secara umum adalah16: 1. Fungsi Informasi Media massa merupakan sumber informasi bagi masyarakat, berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingan. Khalayak media massa berlanggana surat kabar majalah, mendengarkan siaran radio dan siaran televisi karena mereka ingin mendapatkan informasi tentang peristiwa yang telah terjadi dimuka bumi ini. 2. Fungsi Pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang bersifat mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat. 15 16 Ibid hal 14 Ibid hal 18 15 3. Fungsi mempengaruhi Media massa dapat mempengaruhi masyarakat dengan artikel-artikel dalam surat kabar, iklan-iklan pada televisi . Khalayak terpengaruh pada pesan-pesan dalam tulisan tersebut sehingga khalayak tanpa sadar terpengaruh oleh pesan-pesan tulisan tersebut sehingga khalayak melakukan tindakan yang sesuai dengan keinginan media massa 2.2 Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan yang sangat luas, mengingat sifatnya yang terbuka, cakupan pemirsanya yang tidak mengenal usia dan meliputi seluruh lapisan mesyarakat mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Film merupakan salah satu bentuk dari komunikasi massa dimana film sebagai pesan yang disampaikan kepada khalayak sedangkan perusahaan produksi sebagai komunikator dan bioskop sebagai media atau channel. Luas jangkauan siaran dan cakupan pemirsanya bukan saja menjadikan film sebagai media alat untuk mempengaruhi (to influence) terhadap perkembangan pengetahuan dan tingkat penyerapan pesan-pesan yang disampaikan melalui media ini jauh lebih intensif jika dibandingkan dengan media 16 komunikasi lain. Film dapat dikatakan sebagai suatu penemuan teknologi modern paling spektakuler yang melahirkan berbagai kemungkinan. 2.2.1 Definisi Film Pertama, dalam pengertian kimia fisik dan teknik, film berarti selaput halus. Pengertian ini dapat dicontohkan, misalnya pada selaput tipis cat atau padalapisan tipis yang biasa dipakai untuk melindungi benda-benda sepertidokumen (laminasi). Dalam fotografi dan sinematografi film berarti bahanyang dipakai untuk segala sesuatu yang berkaitan dengan foto. Kedua, film juga mempunyai pengertian paling umum, yaitu untuk menamakan serangkaian gambar yang diambil dari obyek yang bergerak. Gambar obyek itu memperlihatkan suatu serial gerakan atau momen yang berlangsung secara terusmenerus, kemudian diproyeksikan ke dalam sebuah layar dengan memutarnya dalam kecepatan tertentu sehingga menghasilkan sebuah gambar hidup. Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film itu bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinyu. Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan salah-satu media komunikasi massa audiovisual yang dibuat berdasarkan asas sinematografi yang direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proseslainnya, dengan atau tanpa suara, yang 17 dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan sistem lainnya. Film adalah gambar bergerak yang direkam melalui pita video yang menghasilkan gambar sebagai sarana hiburan dan sebagai komunikasi massa untuk menyampaikan pesan terhadap khalayak. Film umumnya dibangun dengan banyak tanda. Tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik dalam upaya mencapai efek yang diharapkan. Paling penting dalam film adalah gambar dan suara.17 Film adalah rangkaian gambar yang bergerak membentuk suatu cerita atau juga biasa disebut movie atau video. Film secara kolektif sering disebut “Sinema”. Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk popular dari hiburan, dan juga bisnis, yang diperankan oleh tokoh-tokoh sesuai karakter direkam dari benda/lensa (kamera) atau animasi18. Untuk meningkatkan kesan dan dampak dari film, suatu film diiringi suara yang dapat berupa dialog atau musik sehingga dialog atau musik merupakan alat bantu penguat ekspresi, di samping suara musik, warna yang mempertinggi tingkat nilai kenyataan pada film sehingga unsur sungguh-sungguh terjadi sedang dialami oleh khalayak pada saat film diputar makin terpenuhi. Film juga dimasukkan ke dalam kelompok komunikasi massa. Selain mengandung aspek hiburan, juga memuat pesan edukatif. Namun aspek sosial 17 18 Alex Sobur. Semiotika Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya. Bandung : 2009. Hal 128 Panca Javalasta, 5 hari Mahir Bikin Film, Muntaz Media, 2011. hal 1 18 kontrolnya tidak sekuat pada surat kabar atau majalah sertatelevisi yang memang menyiarkan berita berdasarkan fakta yang terjadi. Fakta di dalam film ditampilkan secara abstrak, di mana tema cerita bertitik tolak dari fenomena yang terjadi di tengah masyarakat. Bahkan dalam film, cerita dibuat secara imajinatif. Film sebagai alat komunikasi massa baru dimulai pada 1901, ketika Ferdinand Zecca membuat film“The Story of Crime” di Perancis dan Edward S. Porter membuat film “The Life of An American Fireman” tahun 1992. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa film pada dasarnya merupakan serangkaian gambar yang diambil dari obyek bergerak, yang kemudian menghasilkan serial peristiwa-peristiwa secara kontinyu dan berfungsi sebagai media komunikasi, media hiburan, pendidikan dan penerangan serta diiringi dengan unsur ekspresi penguat seperti musik, dialog dan juga warna sehingga mampu membuat film itu menjadi serealistis mungkin. Tema cerita dalam film biasa berangkat dari fenomena sosial dan budaya yang terjadi di tengah masyarakat Jepang dan jenis film yang peneliti angkat adalah film drama. 2.2.2 Jenis Film Film dalam batasan sinematografi sepanjang sejarahnya memberikan keluasan tema bila dilihat dari isi dan sasaran tujuannya. Jenis-jenis film antara lain: 19 1. Film Dokumenter Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumiere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an19. Film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu Intinya film documenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin. Meskipun terkadang film dokumenter dipakai untuk kepentingan suatu golongan atau beberapa oknum tertentu Sekarang film dokumenter sudah menjadi sebuah trend tersendiri dalam perfilman dan juga distasiun televisi ditayangkan dokumenter dan diikut sertakan dalam festival film seperti eagle award yang diadakan di Metro TV. 2) Film Cerita Pendek Film cerita pendek atau yang lebih sering disebuat film pendek merupakan film yang berdurasi kurang dari 60 menit. Film pendek sering diadakan di festival film di IKJ. Para sineas sering memproduksi film pendek sebagai batu loncatan agar dapat masuk ke industri perfilman. 19 Ibid hal 2-4 20 3) Film Panjang Film panjang adalah cerita fiksi ang berdurasi lebih dari 60 menit. Umumnya berkisar antara 90-100 menit. Film yang diputar dibioskop umumnya masuk dalam kelompok ini. Beberapa film juga bahkan berdurasi lebih dari 120 menit, misalnya Dance With Wolves bahkan film India bisa mencapai 180 menit.20 Lepas dari tiga jenis film di atas, di bawah ini penulis akan menguraikan secara detail bebagai jenis film, diantaranya: a) Film Instruktif Film instruktif dibuat dengan isi berupa pengarahan yangberkaitan dengan sebuah pekerjaan atau tugas. Bentuk film bisaberupa animasi, boneka atau film yang diperankan oleh aktor atau aktris. b) Film Penerangan Film penerangan merupakan film yang memberi kejelasansuatu hal, misalnya film yang mengisahkan pentingnya programkeluarga berencana atau film pembangunan lainnya. Biasanya filmini diperankan oleh para pemain dengan imbuhan dialog yangberisi penjelasan. Atau dapat juga filmnya ditampilkan dalambentuk gambar-gambar dengan tambahan keterangan berupa narasi(cerita) yang dibacakan. 20 Ibid 21 c) Film Gambar (Animasi) Film gambar atau animasi dibuat dari gambar-gambartangan (ilustrasi). Gambar ini dibuat satu-persatu denganmemperhatikan kesinambungan gerak sehingga ketika diputarrangkaian gerak dalam gambar itu muncul sebagai satu gerakandalam film. Film animasi yang popular adalah filmfilm WaltDisney, seperti Donal Duck, dan Sleeping Beauty. d) Film Boneka Film boneka biasanya ditampilkan dengan pemain berupaboneka. Kadangkadang beberapa boneka dimainkan oleh seorang“dalang” sekaligus di atas panggung. Panggung dapat bercitra realistis (suatu kenyataan) bisa pula fantasi (khayalan). Peloporfilm boneka adalah Emile Cole. Contoh tayangan film ini misalnyafilm seri TVRI si Unyil dan produk Muppet show. Atau ada juga ekarang acara wayang kulit dan wayang golek yang disiarkan olehsalah satu stasiun suasta setiap sabtu malam. e) Film Iklan (TV Commersial) Film iklan merupakan film yang mempropagandakan produk-produk tertentu. Ditawarkan produk benda atau jasa. Film iklan semua dimainkan oleh bintang-bintang ternama untuk menarik minat penontonnya sehingga diharapkan dapat menaikkan omset produk itu. 22 f) Program Televisi (TV Programme) Program ini diproduksi untuk komsumsi masyarakat televisi. Secara umum, program televisi dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan non cerita. Jenis cerita terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok fiksi dan kelompok non fiksi.Kelompok fiksi memproduksi film serial (tv series), film televisi/FTV (popular lewat saluran televisi SCTV) dan film cerita pendek. g) Video Klip (Music Video) Video klip adalah sarana bagi produser musik untuk memasarkan produknya lewat medium Televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran MTV tahun 1981. DiIndonesia, video klip ini kemudian berkembang sebagai bisnis yang menggiurkan seiring dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan industri tersendiri. Beberapa rumah produksi mantap memilih video klip menjadibisnis utama (core bisnis) mereka. Di Indonesia, tak kurang dari 60 video klip diproduksi tiap tahunnya. h) Film Cerita Pendek (Short Films) Durasi film cerita pendek biasanya dibawah 60 menit. Dibanyak Negara seperti Jerman, Australia, Kanada dan Amerika Serikat, film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang atau kelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau 23 orang/kelompok yang menyukai dunia film dan juga yang memang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran Televisi. i) Film Cerita Panjang (Feature-Length Films) Film cerita panjang adalah film yang berisi kisah manusia (roman) yang dari awal sampai akhir merupakan suatu keutuhan cerita dan dapat memberikan kepuasan emosi kepada penontonnya. Film cerita dapat diputar di gedung bioskop atau dibuat untuk acara televisi. Sebuah film cerita biasanya dimainkan oleh sejumlah pemeran (aktor atau aktris) dengan dukungan pemain lain. Film cerita dapat berupa satu film dengan satu masa putar, dengan durasi dari 60 menit dan lazimnya berdurasi 90100 menit. Bahkan ada juga yang berdurasi hingga 180 menit, seperti halnya film-film produksi India. j) Film Dokumenter (Film Jurnal) Film jurnal biasanya dibuat untuk mendukung sebuah cerita. Film ini juga bisa diartikan sebagai film dokumenter. Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumeire bersaudara yang berkisah tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an. Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak 24 pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.21 2.3 Representasi Istilah representasi merupakan penggambaran (perwakilan) kelompok- kelompok dan institusi social. Penggambaran itu tidak hanya berkenan dengan tampilan fisik (appreance) dan deskripsi, melainkan juga terkait dengan makna atau nilai dibalik tampilan fisik, tampilan fisik representasi adalah sebuah jubah yang menyembunyikan bentuk makna sesungguhnya yang ada dibaliknya. 22 Representasi itu sendiri merujuk bagaimana seseorang, satu kelompok, gagasan atau pendapat tertentu ditampilkan dalam pemberitaan, penggambaran yang tampil bisa jadi adalah penggambaran yang buruk dan cenderung memarjinalkan seseorang atau kelompok tertentu.23 Chris Barker menyebutkan bahwa representasi adalah tentang bagaimana dunia dikonstruksikan dan disajikan kepada kita dan oleh kita. Sedangkan representasi kultural adalah makna yang memiliki sifat material, mereka tertanam dalam bunyi-bunyi, tulisan-tulisan, benda-benda, gambar-gambar, buku- buku, majalah-majalah dan program-program.24 21 Ibid hal 5 Grame Burton, Membincangkan Televisi, Jalasutra, Yogyakarta dan Bandung, 2007, hal :41 23 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar teks Media, LKIS Pelangi Aksara, Yogyakarta, 2001, hal:114 24 Chris Barker, Cultural Studies Teori dan Praktek, Bentang, Yogyakarta, 2005, hal :10 22 25 Representasi yang berkaitan dengan produksi simbolik yaitu pembuatan tanda-tanda dalam kode-kode dimana kita menciptakan makna-makna dengan mempelajari representasi. 25 Dari beberapa teori diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa representasi adalah suatu pengambaran makna yang berupa bunyi-bunyi, gambar-gambar, foto-foto dan sebagainya yang dikonstruksikan kepada kita dan oleh kita. 2.4. Budaya Kata kebudayaan berasal dari buth dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal, kemudian menjadi budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk) sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Dalam bahasa inggris, kebudayaan adalah culture, berasal dari kata culere (bahasa Yunani) yang berarti mengerjakan tanah. Dengan mengerjakan tanah, manusia mulai hidup sebagai penghasil makanan (food producing). Hal ini berarti manusia berbudi daya. Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat yang merupakan bukti kejayaan hidup dan penghidupan guna mencapai keselamatan dan kebahagian yang pada lahir bersifat tertib dan damai26. 25 26 Ibid Supartono, Ilmu Budaya Dasar, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004 hal 31 26 Sementara menurut Malinowski menyebutkan kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai sistem kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang khas27. Budaya (culture) adalah produksi dan sirkulasi dari rasa, makna, dan kesadaran. Ranah makna yang menyatukan ranah produksi (ekonomi) dan hubungan sosial (politik). Dengan kata lain, budaya adalah ranah reproduksi bukan atas benda – benda (material) tetapi atas hidup28 Budaya merupakan hasil dari olah pikiran manusia sehingga budaya disetiap daerah dan Negara berbeda-beda karena beberapa faktor yang mempengaruhi seperti lingkungan, faktor induk bangsa,dll. Kebudayaan merupakan pengalaman manusia, simbol dalam menginterpretasikan makna, seperangkat pengetahuan yang disampaikan secara turun temurun dan berlangsung di dalam kehidupan masyarakatnya sejalan dengan perkembangan zaman. Hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan merupakan sekumpulan sikap, nilai, keyakinan, dan perilaku yang dimiliki bersama oleh sekelompok orang, yang di komunikasikan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui bahasa atau melalui media komunikasi. Sekumpulan perilaku ini mengalami proses sosialisasi yang sama dan mempunyai enkulturalisasi dengan cara-cara yang mirip. Dengan kata lain, setiap 27 28 Ibid hal 31 John Hatrley, Communication, Cultural, and Media Studies Konsep Kunci, JALASUTRA 27 orang sebagai manusia yang berkebudayaan diatur oleh norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya (Gerrtz, 1973)29. 2.4.1 Budaya Nokanfu Kebudayaan Jepang merupakan hasil penyebaran peradaban Cina. 30 Mungkin budaya Jepang dahulu sangat berbeda dengan budaya saat ini. Orang Jepang dahulu, yaitu orang Jepang yang saya kelompokkan pada orang-orang yang masih memegang kuat tradisi yang berlaku pada masanya, seperti perandalam struktur yang diterimanya melalui pendidikan di sekolah, di rumah dan di lingkungan masyarakatnya ketika masa kecilnya. Perilaku yang telah tertanam merupakan totalitas dari sesuatu yang dipelajarinya dan menjadi kebudayaannya. Orang Jepang dikenal sebagai orang yang sangat mempertahankan nilainilai yang menjadi kebudayaan masyarakatnya. Sampai sebelum Perang Dunia II, sistem ie merupakan sistem yang paling penting yang dianut oleh masyarakat Jepang. Dalam sistem ie, semua anggota keluarga harus tunduk pada kepala keluarga. Kepala keluarga merupakan pemegang kekuasaan terbesar yang tidak dapat dibantah. Dibawah sistem ie pula, wanita menempati posisi yang amat rendah bila dibandingkan dengan posisi laki laki31. Masyarakat tradisional Jepang adalah masyarakat agraris yang di dalam kehidupan masyarakatnya, mereka mempunyai kesadaran yang tinggi akan rasa 29 Op.cit hal 31 Christomy & Untung Yuwono, Semiotika Budaya, Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, 2004 31 Fukutake, The Japanese Social Structure, University of Tokyo press, Tokyo,1989 hal 89 30 28 kekeluargaan. sebagai sebuah sistem mengatur kehidupan para anggota yang menjadi kerabat, baik dalam bidang ekonomi maupun sosial. Kehidupan keluarga dengan system pada masyarakat agraris di Jepang sudah ada sejak zaman Nara (abad ke-7) dan terus berlangsung sampai pada zaman Edo, masa pemerintahan rezim Tokugawa (1600-1868).32 Banyaknya kebudayaan yang ada di Jepang yang merupakan potret dari bangsa Jepang itu sendiri. Salah satu kebudayaan Jepang yang menarik adalah tentang proses tentang ritual kematian. Dalam kepercayaan masyarakat Jepang kematian adalah keadaan tercemar atau sesuatu yang dianggap kotor. Dengan diadakanya serangkaian upacaraupacara kematian dan ritual untuk meningkatkan status roh agar menjadi suci dan stabil dan roh tersebut menjadi pelindung bagi keluarga yang ditinggalkan. Bukan hanya kematian saja yang dianggap sebagai sesuatu yang kotor, pekerjaan mengurusi jenazah seperti memandikan, merias jenazah hingga mengantarkan jenazah pun dianggap kotor oleh masyarakat Jepang bahkan lebih hina dari penggali kubur karena pengurus jenazah memegang dan menyentuh mayat langsung. A. Nokanfu Kata nokanfu tidak biasa digunakan di Jepang. Kata nokan ditujukan kepada kegiatan manaruh badan kedalam peti mati dan imbuhan “fu” ditujukan 32 Ibid hal 90 29 pada seorang pria dewasa atau pria yang sedang bekerja, dengan demikian kata nokanfu diartikan sebagai pembuat peti mati.33 Tugas dari Nokanfu adalah untuk membaringkan jenasah dalam peti mati dengan damai. Jenasah harus terlihat baik dan layak dihadapan keluarga yang sedang berduka, pekerjaan tersebut harus membersihkan, memakaikan pakaian dan menyiapkan jenasah agar terlihat baik di hadapan keluarga agar disebut layak “ beristirahat dalam damai”.34 Memiliki pekerjaan sebagai seorang pengurus jenasah atau kremator dianggap sebagai pekerjaan yang tidak layak karena konsep kuno Jepang kegare (kotor) yang dihubungkan dengan kematian dan secara siapa saja yang berhubungan dengan bangkai hewan atau mayat manusia adalah dari kasta paling rendah-tidak tersentuh. Selama ribuan tahun, pekerjaan yang dilakukan oleh mereka, tidak ada kelas sosial lainnya yang mau mengambil pekerjaan itu termasuk pekerjaa-pekerjaan yang berhubungan dengan mayat.35 Untuk menyelediki prasangka permasalahan terhadap pekerjaan ini di level yang lebih dalam, harus mengerti lebih dalam bagaimana konsep lama dari kegare (pengotoran) berasal dari ideologi yang disebut shoku shiso (secara harfiah, ide-ide mengenai hal yang kotor) yang dibuat pada masa Jepang abad pertengahan. 33 Okuyama, Yoshiko, Journal of Religion & Film, University of Nebraska Omaha, Nebraska, 2013 hal 5 34 Ibid hal 6 35 Miyata, Noboru. Reikon to Tabi no Fokuroa (Folklore of Souls and Journey): Miyata Noboru Series 7, Yoshikawa Kobunkan, Jepang, 2006 hal 7 30 Di Jepang antara kematian dan sesuatu hal yang kotor berasal dari shokue shiso merupakan ideologi dari agama Shinto yang dibuat pada jaman Heian. 36 Engishiki atau buku konstitusi yang dirangkum oleh aristokrat-aristrokat Heian menjelaskan contoh spesifik dari kegare pada bagian Shoku no Jo atau artikel tentang hal yang kotor. Istilah Shoku (menyentuh) dan e (kotor), dimana e adalah tulisan china yang sama dengan tulisan kanji e untuk kegare, bacaan Jepang. Salah satu contoh dari menyentuh “kotoran” adalah menyantap makanan diruang yang sama dimana mayat tergeletak ketika menghadiri rumah duka, karena pembusukan mayat tersebut dianggap sebagai sumber kegare.37 Kata baru kegare merupakan pengembangan kata dari bentuk kunonya yang terdiri dari ke (energi, sumber kehidupan) dan karu (pergi).38 Pada jaman tersebut permulaan kematian ditentukan ketika kaki dan tangan seseorang mulai berubah warna dan tubuhnya membusuk. Kondisi ini diperkirakan merupakan akibat sumber kehidupan seseorang pergi dari tubuhnya. B. Ritual Kematian di Jepang Ritual yang berhubungan dengan kematian di Jepang biasanya dilakukan oleh seorang pendeta Buddha. Ada upacara sekuler, dan ada ritual Shinto untuk keluarga eksklusif Shinto, tetapi sejauh ini pengaturan yang paling umum adalah untuk Buddhisme. Tubuh disiapkan, dengan bantuan dari kerabat dekat, dan mengenakan pakaian putih, karena pada saat kelahiran dan pernikahan, tetapi 36 Ibid Ibid 38 Ibid 37 31 diikat dengan cara yang berlawanan dari biasanya. Banyak aktivitas yang berhubungan dengan kematian, pemakaman dan kenangan.39 Keahlian doktrinal dalam tradisi beberapa demikian diperlukan untuk studi banding dari dokumen-dokumen primer. Dalam beberapa dekade terakhir, bagaimanapun, penelitian sekunder, terutama yang dari fuji Masao, telah menyusun data tentang instruksi untuk kinerja pemakaman di semua tradisi Buddist di Jepang.40 Struktur ritual kematian Buddha Jepang adalah: a) Bantal Sutra (Makura-gyo) b) Membangunkan (Tsuya) c) Pemakaman yang tepat d) Pentahbisan orang mati (Fukai) e) Memimpin almarhum ke dunia lain (indo) f) Keberangkatan dari peti mati g) Kremasi dan mengumpulkan sisa-sisa h) Pemasangan sisa-sisa di kuburan i) Ritual Kenangan Ososhiki atau upacara kematian yang umumnya dilakukan menurut agama Budha dimulai ketika orang yang akan meninggal ini, menerima matsugo no mizu 39 Joy Hendry, Understanding Japanese Society, Routledge, New York, 1991 hal 130-131 I Stone & Mariko Namba, Death and the After Death In Japanese, University of Hawaii Press, Hawai, 2008 hal 260-261 40 32 yaitu air terakhir yang diberikan oleh anggota keluarga dan saudara dekatnya dengan cara membasahi bibir jenasah dengan kuas basah. Setelah orang itu meninggal, maka jenasahnya akan dibersihkan dengan yukan yaitu air hangat atau dengan alkohol oleh istri atau keluarganya. Mereka kemudian akan memakaikan jenazah dengan pakaian putih yang disebut kyokatabira atau pakaian yang disenangi oleh mendiang ketika ia masih hidup.41 Baju yang dikenakan akan dipakaikan terbalik dan dilipat ke arah kiri dan bukan ke kanan seperti biasanya. Selanjutnya jenazah itu akan dibaringkan dengan kepala menghadap ke arah utara tanpa disangga oleh bantal dan ditutupi oleh selembar kain putih. Sebilah pisau yang dipercaya dapat menghalau roh jahat, diletakan di dada jenazah tsb menurut cara Budha. Sedangkan menurut cara Shinto, pisau tsb akan diletakan di kepala jenazah. Di sekeliling jenazah itu akan dipasang kain dinding penutup dan di luarnya akan diletakan sebuah meja kecil dengan sebuah jambangan, tempat lilin dan shoko (hio) yang akan dinyalakan terus menerus. Kadangkala semangkok air dan semangkok nasi juga diletakan di atas meja tsb. Seorang pendeta Budha akan dipanggil untuk membacakan sutra dan memberikan kaimyo atau nama bagi mendiang. Berita duka cita akan ditulis di atas sehelai kertas berbingkai hitam dan dipasang di depan pintu selama kichu atau masa berkabung yang berlangsung kira-kira antara 7 sampai 49 hari. Setelah penyucian jenazah dan pembacaa sutra, pada hari yang sama atau keesokan harinya, jenazah dimasukan dalam peti, dan bersamaan dengan itu disediakan tsudabukuro yaitu kantong yang berisi 41 http://dc189.4shared.com/doc/TyFyQc7z/preview.html, Masyarakat Jepang Dalam Hubungannya Dengan Lingkaran Hidup Manusia, Diakses pada 12 Desember 2012 33 rokumonsen atau enam keping uang sebagai simbol bekal perjalanan mendiang menuju alam baka, dan juga berbagai kebutuhan lainnya. Barang-barang pribadi mendiang diletakan di dalam peti, dan peti itu diletakan dalam keadaan tertutup dan tidak dipaku sampai saat akan meninggalkan rumah untuk dikremasi. Kepercayaan masyarakat Jepang bersifat shomin shinko. Shomin shinko menyangkut kepercayaan dunia suci dan dunia sekuler. Jika Shinto bersifat sekuler dimana hanya memberikan pedoman kehidupan duniawi dan tidak mengajarkan adanya kehidupan sesudah kematian, maka Budha mengajarkan tentang Nirvana dan Umarekawaru (reinkarnasi). Karena itu upacara kematian di Jepang dilaksanakan berdasarkan ajaran Budha.42 Adapun rangkaian prosesinya adalah sebagai berikut: 1. Matsugo-no-mizu Yaitu mengusapkan air ke bibir jenasah dengan menggunakan jari atau sumpit. Tujuannya untuk membuat bibir jenasah tetap lembab. 2. Kamidana-fuji Yaitu menempelkan kertas putih di pintu untuk menjaga keluarga dari kejahatan gaib. 3. Makura-kazari 42 http://annisaprihandari.blogspot.com. Prosesi Pemakaman di Jepang, diakses pada 12 Desember 2012 34 Menghias altar dengan menutupinya dengan alas meja berwarna putih atau silver, bunga, dupa, lilin yang menyala, semangkok nasi, dan air seperti yang dilakukan pada altar Budha umumnya. 4. Kakejiku Menggantungkan lukisan Budha atau dewa selama masa berduka di satu sisi ruangan. Ruangan ini disebutkan merupakan batas jiwa orang yang meninggal antara dunia nyata dan dunia spiritual. 5. Kitamakura Seperti ajaran bagaimana Budha memasuki Nirvana, kepala jenasah harus dihadapkan ke utara. Tapi jika dengan suatu alasan tidak dapat dihadaplan ke utara, maka boleh dihadapkan ke barat. 6. Sakasagoto Pelaksana pemakaman melalui sikap berlawanan dengan orang-orang dari kehidupan sehari-hari, misalnya, menambahkan air panas untuk mencuci tubuh almarhum dan menempatkan layar terbalik di samping sisa-sisa. Konsep ini berkaitan dengan kemunduran dalam waktu dan pembalikan posisi di dunia postmortem. 7. Shinishozoku Jenasah dikenakan baju terakhir berupa kimono untuk perempuan, dan hakama atau setelan jas untuk laki-laki. Didalam kantung baju tersebut 35 diletakkan 6 koin yang digunakan untuk menyeberangi tiga sungai(sanzui). 8. Kichu-fuda Pada hari berduka, keluarga menggantungkan lentera kertas di luar rumah untuk memberitahukan bahwa ada orang yang meninggal di rumah tersebut. 9. Mofuku Dahulunya, pakaian berduka yang dikenakan oleh keluarga berwarna putih. Namun sekarang, dengan adanya pengaruh asing, orang-orang yang berduka menggenakan pakaian serba hitam. 10. Juzu Yaitu menggunakan juzu atau rosary dengan 108 biji rosary yang menggambarkan 108 kejahatan setan. 11. Ihai Umumnya, orang Jepang percaya bahwa roh tidak berada dalam kehidupan sehari-hari, namun mereka datang ketika dipanggil. Dan Ihai ini merupakan meja kecil yang diletakkan di altar sebagai tempat persemayaman roh orang yang meninggal. 36 12. Shoko Yaitu membakar dupa untuk orang yang telah meninggal, yang merupakan ajaran Budha. 13. Koden Koden telah berasal dari kembali uang untuk dupa. Saat ini sistem ini telah didirikan untuk tujuan memberikan persembahan kepada deseased dan mengurangi beban keuangan keluarga berdasarkan konsep ritus pemakaman sebagai urusan yang berkaitan dengan seluruh masyarakat. 14. Omote-gaki Yaitu memberikan reward kepada pendeta atas pelayanannya dalam upacara kematian. 15. Tsuya : Wake Pada saat jenasah di kremasi, keluarga orang yang meninggal tetap terjaga semalaman, tujuan adalah untuk menjaga agar api pembakaran tidak diganggu oleh roh jahat. Untuk menghabiskan waktu, maka disediakan makanan dan minuman. 16. Kokorozuke Memberikan tips untuk tetangga atau orang-orang yang telah membantu selama upacara. 37 17. Kotsuage Yaitu mengumpulkan tulang dari tubuh yang sudah dibakar dengan menggunakan sumpit dan dimasukkan ke dalam guci. Tulang yang diambil adalah tulang kaki, tulang lengan, iga, tulang belakang, gigi, dan tengkorak. 18. Kiyome-shio Merupakan penyucian bagi orang yang kembali dari krematorium sebelum memasuki rumah untuk membuat roh jahat pergi dari tubuh orang tersebut. 19. Koden-gaeshi Yaitu mengirimkan para pelayat sebuah hadiah yang harganya lebih kurang setengah dari harga hadiah yang telah mereka berikan. Ini dilakukan antara hari ketujuh sampai hari ketiga puluh lima. 20. Kiake Berdasarkan ajaran Budha, arwah orang yang telah meninggal akan tetap berada di dunia nyata hingga 49 hari setelah kematiannya. Karena itu diadakan upacara peringatan kematian pada hari ke 35 dan hari ke 49. 21. Kaimyo/Homyo Yaitu mengganti nama orang yang telah meninggal dengan nama Budha. Nama tersebut mewakili simbol-simbol dalam keyakinan Budha. 38 22. Otoki Yaitu menyajikan makanan bagi pendeta yang telah membantu dalam prosesi kematian. 2.5. Semiotik Secara epitomologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani, semeion, yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi social yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang atas dasar konvensi social yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain dan dalam batas-batas tertentu.43 Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederatan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda. Van Zoest, mengartikan semiotik sebagai ilmu tanda dan segala yang berhubungan dengannya: cara berfungsinya, hubungan dengan kata lain, pengiriman dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakan. 44 Kajian mengenai tanda dan cara-cara tanda tersebut bekerja disebut semiotik atau semiologi45. Semiotika memiliki tiga wilayah kajian, yaitu : 1. Tanda itu sendiri. Wilayah ini meliputi kajian mengenai berbagai jenis tanda yang berbeda, cara-cara berbeda dari tanda-tnda didalam menghasilkan makna, dan cara tanda-tanda tersebut berhubungan dengan 43 Alex Sobur, Analisis Teks Media;Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisi Framing. Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2001, Hal: 95 44 Ibid. Hal: 95-96 45 John Fiske, Cultural and Communication Studies, Jala Sutra, Yogjakarta, 2004 hal 60 39 orang yang menggunakannya. Tanda adalah konstruksi manusia dan hanya bias dipahami di dalam kerangka penggunaan/konteks orang-orang yang menempatkan tanda-tanda tersebut. 2. Kode-kode atau system dimana tanda-tanda diorganisasi. Kajian ini melingkupi bagaimana beragam kode telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau budaya, atau untuk mengeksploitasi saluran-saluran komunikasi yang tersedia bagi pengiriman kode-kode tersebut. 3. Budaya tempat dimana kode-kode dan tanda-tanda beroperasi. Hal ini pada gilirannya bergantung pada penggunaan dari kode-kode dan tandatanda untuk eksistensi dan bentuknya sendiri. Jadi fokusnya semiotik adalah teks. Model proses linier member perhatian kepada teks tidak lebih seperti tahapan-tahapan yang lain di dalam proses komunikasi: memang beberapa di antara model-model tersebut melewatinya begitu saja, hampir tanpa komentar apapun. Hal tersebut adalah salah satu perbedaan mendasar dari pendekatan proses dan pendekatan semiotik. 2.6 Semiotika Charles Sanders Pierce Peirce (1931-58) serta Ogden dan Richard (1923) sampai pada model- model yang sangat mirip tentang bagaimana tanda memunculkan makna. Keduanya mengindefikasikan hubungan segitiga antara tanda, pengguna dan realitas external sebagai sebuah model yang diperlukan untuk mempelajari 40 makna46. Pierce yang biasa dianggap sebagai pendiri tradisi semiotic Amerika, menjelaskan modelnya secara singkat: Sebuah tanda adalah sesuatu bagi seseorang mewakili sesuatu didalam beberapa hal atau kapasitas tertentu. Tanda menuju pada seseorang artinya menciptkan di dalam benak orang tersebut tanda yang sepadan, atau mungkin juga tanda yang lebih sempurna. Tanda yang tercipta dibenak tersebut saya namakan interpretant (Hasil interpretasi) dari tanda yang pertama. Tanda mewakili sesuatu, objeknya (its object) (Di dalam Zeman,1977) Tanda Interpretant Objek Tiga istilah dari Pierce dapat dibuat model seperti yang terlihat pada gambar diatas. Panah yang berada pada dua ujung garis menekankan bahwa masing-masing istilah hanya dapat dipahami dalam keterkaitannya dengan yang lain. Sebuah tanda mengacu pada sesuatu diluar dirinya – objek, dan dipahami oleh seseorang yaitu bahwa tanda memiliki efek didalam benak pengguna – interprant (hasil interpretasi). Interprant pengguna dari tanda melainkan, seperti yang disebut Peirce di tempat lain, ‘ efek yang cukup menentukan yaitu sebuah 46 Ibid hal 62-63 41 konsep mental yang diproduksi oleh tanda dan juga pengalaman yang dimiliki pengguna terhadap objek. Menurut Pierce, tanda dibentuk oleh hubungan segitiga yaitu Representamen yang oleh pierce disebut juga tanda (sign) berhubungan dengan objek yang dirujuknya. Hubungan tersebut berbuah interpretant.47 Tanda atau representament adalah bagian tanda yang merujuk pada sesuatu menurut cara atau berdasarkan kapasistas tertentu.48 Pierce mengistilahkan representament sebagai benda atau objek yang berfungsi sebagai tanda. Objek adalah sesuatu yang dirujuk oleh tanda. Biasanya objek merupakan sesuatu yang lain dari tanda itu sendiri atau objek dan tanda bisa jadi merupakan entitas yang sama.49 Ada beberapa macam objek dalam teori semiotika yang dikemukan Pierce, yaitu: a. Objek Representasi (Objek sebagaimana direprentasikan oleh tanda) b. Objek Dinamik (Objek yang tidak bergantung pada tanda, objek inilah yang merangsang penciptaan tanda) Interpretant merupakan efek yang ditimbulkan dari proses penandaan atau bisa juga interpretant adalah tanda sebagaimana diserap oleh benak kita, sebagaimana hasil penghadapan kita dengan tanda itu sendiri. 47 Indiwan Seto Wahyu, Semiotika Komunikasi, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2011 hal 139 Ibid 49 Ibid 48 42 Menurut Pierce Interpretant dibagi menjadi tiga macam yaitu: a. Immediate Interpretant (makna pertama) makna yang muncul ketika kita memahami tanda secara bebas. Efek pertama atau potensi makna sebuah tanda, sebelum adanya penafsiran. Contoh seseorang menegadah ke langit dan memandang tepat pada bintang yang sedang ditunjuk. b. Dynamic Interpretant (makna dinamis) makna yang merupakan efek langsung tanda. Efek langsung yang betul-betul dihasilkan sebuah tanda pada penafsir, yang berbeda dari satu penafsir lainnya(meskipun ditafsirkan oleh seorang penafsir). Contoh seseorang melihat ke langit tanpa memfokuskan diri pada benda tertentu, sebagaimana tanggapan langsung dari tangan yang menunjuk ke langit. c. Final Interpretant (makna akhir) makna yang merupakan efek tanda yang relatif jarang secara penuh berfungsi pada setiap contoh penggunaan. Sesuatu yang pada akhirnya diputuskan sebagai tafsiran yang sebenarnya. Contoh langsung mengarah pada bintang tertentu yang ditunjukan oleh jari dan menyadari bahwa jari yang diacungkan tersebut selalu berarti bahwa dimaksudkan sudah pasti proxima centauri. Berikut ini tipologi tanda versi Charles Sanders Peirce bintang yang 43 Upaya klasifikasi yang dilakukan oleh peirce terhadap tanda memiliki kekhasan meski tidak bisa dibilang sederhana. Peirce membedakan tipe- tipe tanda menjadi :ikon (icon, indeks (index), dan symbol (symbol) yang berdasarkan atas relasi diantara representamen dan objeknya. 1. Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan rupa sehingga tanda itu mudah dikenali oleh para pemakainya. Di dalam ikon hubungan antara representamen dan objeknya terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa kualitas. Contohnya sebagian besar rambu lalu lintas merupakan tanda yang ikonik karena menggambarkan bentuk yang memiliki kesamaan dengan objek yang sebenarnya. 2. Indeks adalah tanda yang miliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial diantara representamen dan objeknya. Didalam indeks, hubungan antara tanda dengan objeknya bersifat kongkret, aktual dan biasanya melalui suatu cara yang sekuensial atau kausal. Contoh jejak telapak kaki di ataspermukaan tanah, misalnya, merupakan indeks dari seseorang atau binatang yang telah lewat disana, ketukan pintu merupakan indeks dari kehadiran tamu di rumah kita. 3. Symbol merupakan jenis tanda yang bersifat abriter dan konvensional sesuai kesepakatan atau konvensi sejumlah orang atau masyarakat. Tanda tanda kebahasaan pada umumnya adalah simbol simbol. Tak sedikit dari lambu lalu lintas yang bersifat simbolik. Salah satu contoh adalah rambu lalu lintas yang sangat sederhana ini. 44 Jenis tanda Ditandai dengan Ikon - Indeks - Simbol - Persamaan (kesamaan Kemiripan Hubungan sebab akibat Keterkaitan Konvensi atau Kesepakatan sosial Contoh Proses kerja Gambar, foto dan patung - Asap ---api Gejala ----penyakit Kata – kata Isyarat - Dilihat - Diperkirakan - Dipelajari