Equity Valuation 6 Mei 2013 Nippon Indosari Corpindo, Tbk Target Harga Terendah 8.200 Laporan Utama Tertinggi 8.900 Roti Kinerja Saham IHSG 5.500 5.000 4.500 4.000 3.500 3.000 2.500 2.000 1.500 1.000 500 0 Apr-12 ROTI 9.000 8.000 7.000 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 IHSG 1.000 ROTI Bisnis Sederhana Menjanjikan dengan Prospek sangat 0 Jun-12 Aug-12 Oct-12 Dec-12 Feb-13 Sumber: Bloomberg Informasi Saham Rp Kode saham Rp ROTI PBRX Harga Saham per 3 Mei 2013 8.050 440 Harga Saham Tertinggi 52 Minggu Terakhir 7.950 520 Harga Saham Terendah 52 Minggu Terakhir 5.700 375 Kapitalisasi Pasar Tertinggi 52 Minggu (Miliar) 8.048 1.593 Kapitalisasi Pasar Terendah 52 Minggu (miliar) 3.670 1.149 Market Value Added & Market Risk 7,000 1 0.9 0.8 5,000 0.7 4,000 0.6 0.5 3,000 0.4 2,000 0.3 Market Risk MVA 6,000 0.2 1,000 0.1 - 0 2011 MVA 2012 Market Risk Pemegang Saham (%) Bonlight Investment Ltd. (BIL) 31,50 Treasure East Investments Ltd. (TEI) 31,50 Shikishima Baking Co., Ltd (SBC) Sojitz Corporation Publik (masing-masing dibawah 5% kepemilikan) 8,50 4,25 24,25 Kontak: Equity & Index Valuation Division Phone: (6221) 7278 2380 [email protected] “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com Didirikan pada tahun 1995, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) adalah pemain terkemuka dalam industri roti di Indonesia saat ini. Perusahaan mulai beroperasi dengan sebuah pabrik di Jababeka, Cikarang, dengan dua lini produksi - satu untuk roti tawar dan satu lagi untuk roti manis. Untuk meningkatkan penjualan ke depan, ROTI secara bertahap meningkatkan kapasitas produksinya. Per akhir 2012, ROTI memiliki 8 pabrik dan 24 lini produksi yang tersebar di Cikarang, Cibitung, Pasuruan, Semarang dan Medan, termasuk pabrik baru di Palembang dan Makassar. Dengan pabrik-pabrik tersebut, kapasitas produksi ROTI saat ini sekitar 3 juta potong per hari untuk 11 varian roti tawar, 26 varian roti manis dan 3 varian kue. Untuk mendistribusikan produknya, ROTI memiliki beberapa titik penjualan yang terdiri dari minimarket, supermarket, agen, toko kecil, serta institusi. Meskipun memiliki banyak pesaing dalam bisnis ini, namun, berkat cakupan distribusi yang luas dan inovasi yang kuat, ROTI mampu mempertahankan kinerja yang sangat baik. Halaman 1 dari 15 Nippon Indosari Corpindo, Tbk PARAMETER INVESTASI Memiliki Pangsa Pasar Terbesar, ROTI Mendominasi Pasar Roti Produksi Masal di Indonesia ROTI merupakan produsen roti terbesar di Indonesia dalam kategori produksi masal dengan 8 pabrik, 24 lini produksi dan total kapasitas terpasang lebih dari 3 juta potong roti per hari. Di bawah merek Sari Roti, ROTI mendominasi industri ini yang pangsa pasarnya diperkirakan mencapai 90%. Per Januari 2013, ROTI memiliki sekitar 38 ribu titik penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia. Kami percaya kesuksesan ROTI di industri ini dikarenakan promosi yang berkelanjutan sehingga membentuk mind share konsumen dan ditambah dengan ekspansi yang kuat dalam membangun pabrik untuk menjaga ketersediaan roti di pasar. Dengan percepatan bisnis yang baik, ROTI dapat merasakan kinerja yang memuaskan, di mana kami percaya hal itu akan terus berlanjut di tahuntahun mendatang, didorong oleh meningkatnya pendapatan per kapita dan masih rendahnya konsumsi roti di Indonesia. Marjin Laba yang Tinggi Melalui Industri Ritel Umumnya marjin laba bersih di bisnis ritel berkisar antara 2%-5%. Akan tetapi, ROTI yang sebagian besar cakupan distribusinya melalui industri ritel mampu mencatat marjin laba superior. Selama 2012, marjin laba bersih ROTI mencapai 12,5%, mengungguli rata-rata industri yang hanya 9%. Meskipun dengan adanya penerbitan obligasi di tahun ini, kami perkirakan marjin laba bersih akan tetap di atas 10%. Ekspansi Agresif untuk Menangkap Pertumbuhan Kuat Di 2012, ROTI telah menambahkan dua fasilitas di Palembang dan Makassar, masing-masing dengan dua lini produksi, satu roti manis dan roti tawar. Untuk tahun ini, ROTI menyiapkan sekitar Rp360 miliar untuk membangun pabrik baru di Purwakarta dan Cikande, dan Samarinda atau daerah potensial lainnya, serta lini produksi baru di pabrik yang ada. Sumber dana untuk belanja modal (capex) dari kas internal dan penerbitan obligasi sebesar Rp1 triliun, di mana Rp500 miliar akan direalisasikan tahun ini dan Rp500 miliar tahun depan. Jika penerbitan obligasi terealisasi, kami perkirakan leverage ROTI (DER) tetap terjaga atau sekitar 1,1x tahun ini. Prospek Usaha Tidak diragukan lagi bahwa ROTI memiliki outlook yang prospektif di tahun-tahun mendatang. Potensi konsumen yang besar yang tersebar dari kelas bawah sampai menengah di mana memiliki populasi yang besar, konsumsi roti yang relatif rendah di dalam negeri dibandingkan dengan negara-negara lain, kemampuan yang kuat untuk meningkatkan produksi, kondisi leverage terjaga serta merek yang menarik merupakan faktor-faktor di balik prospek cerah tersebut. Untuk memperluas cakupan distribusinya, ROTI berencana membangun 3 pabrik baru pada tahun ini dan terus meningkatkan lini produksi di pabrik yang sudah ada. Melihat semua kondisi di atas dan ditambah dengan citra merek ROTI yang kuat, kami percaya ROTI akan mampu mencatat kinerja yang memuaskan. Tahun ini, kami memperkirakan pendapatan ROTI akan tumbuh sebesar 44% YoY atau mencapai Rp1.716 miliar dan pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) 38% di periode 2012 - 2016. Tabel 1: Ringkasan Kinerja “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com 6 Mei 2013 2010 2011 2013P 2014P Penjualan [Rp miliar] Laba sebelum pajak [Rp miliar] Laba bersih [Rp miliar] EPS [Rp]* Pertumbuhan EPS [%] 612 813 1.191 2012 1.716 2.392 135 155 200 257 322 100 99 75 116 115 16 149 147 29 192 190 29 241 238 25 P/E [x] PBV [x] 26,9 29,0 46,8 42,3* 33,8* 0,5 6,2 8,1 7,4* 5,7* Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing *Berdasarkan harga saham ROTI per 3 Mei 2013 – Rp8.050 / saham Halaman 2 dari 15 Nippon Indosari Corpindo, Tbk GROWTH VALUE MAP Growth-Value Map memberikan gambaran akan ekspektasi pasar untuk perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI. Metrik Current Performance (“CP”), sumbu horisontal, adalah bagian dari nilai pasar saham saat ini yang dapat dihubungkan dengan nilai perpetuitas dari kinerja profitabilitas perusahaan. Metrik Growth Expectations (“GE”), sumbu vertikal, merupakan perbedaan antara nilai pasar saham saat ini dengan nilai current performance. Kedua metrik tersebut dinormalisasikan dengan nilai buku perusahaan. Growth-Value Map membagi perusahaan-perusahaan ke dalam empat klaster, yaitu: Excellent value managers (“Q-1”) Pasar memiliki ekspektasi terhadap perusahaan-perusahaan di Q-1 melebih benchmark mereka dalam hal profitabilitas dan pertumbuhan. Expectation builders (“Q-2”) Pasar memiliki ekspektasi yang relatif rendah terhadap profitabilitas perusahaan-perusahaan di Q-2 dalam jangka pendek, tetapi memiliki ekspektasi pertumbuhan yang melebihi benchmark. Traditionalists (“Q-3”) Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap perusahaan-perusahaan di Q-3, walaupun mereka profitabilitas yang baik dalam jangka pendek. pertumbuhan menunjukkan Asset-loaded value managers (“Q-4”) Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan-perusahaan di Q-4. Gambar 1: Growth Value Map ROTI (Industri Barang Konsumsi) Q-2 Growth Expectations 8 Q-1 ROTI 6 MYOR 4 ICBP 2 INDF 0 Q-3 Q-4 -2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Current Performance (CP) Sumber: Bloomberg, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Berdasarkan laporan keuangan dan data pasar, ROTI diklasifikasikan dalam klaster Excellent Value Managers. Pasar memiliki ekspektasi laba dan pertumbuhan ROTI melebihi benchmark. Melalui ekspansi agresif dengan membangun pabrik-pabrik baru dan memperluas cakupan distribusi, kami percaya ROTI akan mampu menjaga kinerja serta posisinya di klaster ini. “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com 6 Mei 2013 Halaman 3 dari 15 Nippon Indosari Corpindo, Tbk INFORMASI BISNIS Sekilas tentang ROTI Kegiatan usaha utama Perusahaan adalah untuk memproduksi dan mendistribusikan berbagai jenis roti. Dari hanya dua lini produksi di Cikarang 17 tahun yang lalu, ROTI kini telah berubah menjadi produsen roti terbesar di Indonesia. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada bulan Juni 2010 ini didukung oleh perusahaan terkenal Jepang yang bergerak di industri yang sama, yaitu Shikishima Baking dan Sojitz Corporation. Gambar 2: Milestone ROTI 1995-1996 Pendirian PT Nippon Indosari Corpindo dan mulai produksi perdana 2005 2008 2010 2011 2012 Perusahaan membuka pabrik kedua di Pasuruan, Jawa Timur Perusahaan membuka pabrik ketiga di Cikarang, Jawa Barat Perusahaan menjadi perusahaan terbuka dengan kode emiten ROTI Perusahaan membangun tiga pabrik di Semarang (Jawa Tengah), Medan (Sumatera Utara) dan Cibitung (Jawa Barat) Perusahaan membangun dua pabrik baru di Palembang (Sumatera Selatan), Makassar (Sulawesi Selatan) Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Dalam hal distribusi, ROTI mampu memasarkan dan mendistribusikan produkproduknya sampai 200km ke 300 km dari pabriknya. ROTI memiliki tiga jaringan distribusi yang terdiri dari jaringan modern, tradisional dan institusional. Distribusinya meluas ke sekitar 11 ribu minimarket dan supermarket, 9 ribu agen dan toko kecil serta 56 institusi selama 2012. Saat ini, jaringan modern (melalui Alfamart dan Indomaret) memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan ROTI. Ke depan, ROTI berencana untuk mengembangkan jaringan tradisional karena jaringan ini tidak menanggung retur penjualan dan memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar. Gambar 3: Jaringan Distribusi ROTI Minimarts (55%) ROTI Modern Channel (68%) Supermarkets (13%) Traditional Channel (30%) Tricycles (21%) Institutionals (2%) P&D (9%) Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com 6 Mei 2013 Gambaran Positif Ekonomi Indonesia Indonesia diharapkan dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi rata-rata tahunan sekitar 6%, terutama dengan pembangunan infrastruktur yang intensif oleh pemerintah dan meningkatnya realisasi investasi di dalam negeri, meskipun ekspor melemah akibat kondisi ekonomi global. Dengan perkembangan ekonomi yang baik tersebut, Indonesia mengalami pertumbuhan penduduk kelas menengah, dengan pendapatan per kapita meningkat menjadi lebih dari Halaman 4 dari 15 Nippon Indosari Corpindo, Tbk USD3.500 per tahun. Kami percaya bahwa banyak industri yang menargetkan pasar domestik akan menikmati kondisi yang menguntungkan tersebut. Gambar 4: PDB dan Realisasi Investasi di Indonesia PDB Indonesia –Kumulatif Quarter Realisasi Investasi di Indonesia 100 Rp triliun 2,500 30 90 25 80 2,000 1,500 1,000 20 60 50 15 40 10 30 20 500 USD miliar Rp triliun 70 5 10 0 0 2008 4Q12 3Q12 2Q12 1Q12 4Q11 3Q11 2Q11 1Q11 4Q10 3Q10 2Q10 1Q10 4Q09 3Q09 2Q09 1Q09 4Q08 3Q08 2Q08 1Q08 - 2009 2010 PMDN (Rp triliun) 2011 2012 PMA (USD miliar) Sumber: Biro Pusat Statistik, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Ruang yang Luas untuk Menikmati Pertumbuhan Kuat Kami percaya industri makanan dan minuman, khususnya roti, memiliki prospek yang cerah di tahun-tahun mendatang. Peningkatan pendapatan per kapita sebagai hasil dari kondisi ekonomi yang kuat, besarnya tingkat populasi serta pertumbuhan pasar modern akan mendorong permintaan. Industri makanan dan minuman ini diperkirakan dapat mencapai Rp760 triliun, atau mewakili pertumbuhan sebesar 9% YoY pada tahun 2013. Untuk pasar roti sendiri, mencapai IDR7,3 triliun pada 2012, atau tumbuh sebesar 46% YoY. Pertumbuhan ini sama dengan pertumbuhan pendapatan ROTI selama periode tersebut. Sementara itu, pasar modern, sebagai penggerak utama pertumbuhan ROTI, diharapkan dapat mempertahankan pertumbuhan seperti dalam lima tahun terakhir yaitu 10% YoY - 15% YoY per tahun. Selama 2012, titik penjualan ROTI sebanyak 38 ribu, naik signifikan dari 2010 yang hanya 12 ribu. Sejalan dengan penetrasi industri ritel ke bagian timur Indonesia dalam waktu dekat ini, dimana memiliki potensi yang bagus, kami percaya ROTI akan mampu mempertahankan kinerja yang sangat baik. Gambar 5: Pasar Industri Makanan dan Minuman di Indonesia dan Titik Penjualan ROTI dalam Rp triliun Pasar Industri Makanan dan Minuman Titik Penjualan ROTI 800 40.000 700 35.000 600 30.000 500 25.000 14.676 20.000 400 300 19.639 591 643 700 760 3.070 667 2.470 583 15.000 200 10.000 2.200 471 100 5.000 9.482 11.897 2010 2011 14.563 0 0 2010 2011 2012 Industri Makanan dan Minuman 2013P Minimarket Supermarket Agen 2012 Toko kecil Institusi Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Selain faktor-faktor yang disebutkan di atas, rendahnya tingkat konsumsi roti di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain menciptakan banyak ruang untuk tumbuh. Konsumsi roti per kapita Indonesia pada 2010 hanya 1,7kg per tahun. Hal ini jauh lebih rendah dari Malaysia sebesar 5,9kg dan Singapura 14,7kg. Di 2012, kami memperkirakan konsumsi roti di Indonesia mencapai 2,1kg per kapita per tahun. Dengan demikian, kami percaya terdapat peluang yang besar bagi ROTI untuk memperluas penjualan. “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com 6 Mei 2013 Halaman 5 dari 15 Nippon Indosari Corpindo, Tbk Tabel 2: Konsumsi Roti berdasarkan Unit (kg per tahun) 2007 2008 2009 2010 2011* 2012* Singapore 14,4 14,5 14,6 14,7 14,8 14,9 Hong Kong, China 12,3 12,4 12,7 13,1 13,5 13,9 Japan 9,9 9,9 9,9 9,9 9,9 10,0 Malaysia 5,9 5,9 5,9 5,9 5,9 6,0 Vietnam 3,5 3,8 4,0 4,2 4,4 4,6 South Korea 3,9 4,0 4,1 4,1 4,2 4,3 Thailand 2,2 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 India 2,0 2,1 2,1 2,2 2,3 2,4 Philippines 2,2 2,2 2,1 2,1 2,2 2,3 Indonesia 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 Taiwan 1,5 1,5 1,6 1,6 1,7 1,8 China 0,9 0,9 1,0 1,1 1,2 1,3 Sumber: Euromonitor, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing *Estimasi Pefindo Tabel 3: Konsumsi Roti berdasarkan Penjualan (USD per tahun) 2007 2008 2009 2010 2011* 2012* Japan 25,9 32,5 34,7 34,3 34,3 34,5 Singapore 26,2 30,4 29,9 31,1 33,3 35,2 Hong Kong, China 21,4 23,2 24,7 25,2 25,7 26,2 South Korea 18,1 16,0 14,3 16,5 18,7 20,2 Malaysia 6,8 7,2 6,9 7,1 7,3 7,5 Thailand 3,2 3,5 3,5 3,9 4,3 4,7 Vietnam 2,9 3,4 3,7 3,8 3,9 4,0 Philippines 3,0 3,3 3,2 3,4 3,6 3,8 China 1,1 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 Indonesia 1,1 1,2 1,2 1,5 1,8 2,1 Taiwan 1,3 1,5 1,4 1,5 1,6 1,7 India 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 Sumber: Euromonitor, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing *Estimasi Pefindo Membangun Pabrik Lebih Banyak sebagai Mesin Pertumbuhan Mengingat potensi pertumbuhan yang kuat dari pasar tradisional dan modern, ROTI bermaksud untuk memperluas kapasitasnya dengan cepat dengan membuka tiga pabrik baru setiap bentuk tahun dari 2011 sampai beberapa tahun ke depan. Setiap pabrik diharapkan memiliki 2 lini produksi, dimana 144.000 potong per hari untuk roti manis dan 72.000 potong per hari untuk roti tawar. Pada tahun 2012, ROTI membuka 2 pabrik baru di Palembang (Sumatera Selatan) dan Makassar (Sulawesi Selatan) serta menambahkan lini produksi di masing-masing tiga pabrik yang ada di Pasuruan, Semarang dan Medan, sehingga total pabrik menjadi 8 dengan 24 lini produksi. Tahun ini, ROTI akan menambah 3 pabrik baru yang berlokasi di Purwakarta, Cikande dan Samarinda atau daerah potensial lainnya, masing-masing dengan 2 lini produksi dengan total investasi Rp360 miliar. Kapasitas tambahan ini diperkirakan meningkat sekitar 30% YoY di tahun ini. Tambahan pabrik akan membuat produk ROTI, yang memiliki umur selama empat hari, lebih dekat ke titik penjualan mereka. Table 4: Profil Kapasitas Produksi 2009 Jenis Roti “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com 6 Mei 2013 Lini Kapasitas 2010 Lini Kapasitas 2011 Lini Kapasitas 2012 Lini Kapasitas Roti Tawar 4 260.640 5 332.640 8 620.640 10 833.578 Roti Manis 5 936.000 6 1.368.000 9 2.142.000 24 2.876.909 Total 9 1.196.640 11 1.700.640 17 2.762.640 24 3.710.487 Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Halaman 6 dari 15 Nippon Indosari Corpindo, Tbk Gambar 6: Wilayah Distribusi ROTI Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Memperoleh Banyak Penghargaan Membuktikan Kemampuan ROTI Selama 2012, ROTI berhasil mencatat prestasi membanggakan seperti ditunjukkan oleh banyak penghargaan yang diterima. ROTI mendapat penghargaan sebagai Best of the Best Company oleh Forbes Indonesia. Penghargaan ini diberikan kepada 10 perusahaan terbesar di Indonesia dan 40 perusahaan publik terbaik kecil dan menengah di Indonesia. Selain itu, ROTI juga menerima penghargaan berikut ini: • Investor Award "Best Listed Company 2012" untuk kategori perusahaan terbuka terbaik dalam Makanan dan Minuman dari Majalah Investor. • ICSA 2012 dari Frontier Consulting Group dan Majalah SWA untuk kategori “The Best in Achieving Total Customer Satisfaction ". • Top Brand 2012 dan Top Brand for Kids dari Frontier Consulting Group dan Majalah Marketing. “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com 6 Mei 2013 Halaman 7 dari 15 Nippon Indosari Corpindo, Tbk KEUANGAN Kinerja Mengesankan di 2012, Mengalahkan Pertumbuhan Industri Ratarata ROTI membukukan kinerja yang mengesankan di tahun 2012 dengan lonjakan penjualan sebesar 46,4% YoY atau mencapai tingkat tertinggi dibandingkan sebelumnya yaitu Rp1,19 triliun. Hal yang membuat hasil ini terlihat sangat baik adalah karena pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi daripada rata-rata pertumbuhan perusahaan sejenis yang hanya 11% selama periode tersebut. Pertumbuhan pendapatan ROTI yang kuat terutama disebabkan kenaikan volume penjualan, serta kenaikan harga jual. Peningkatan beban promosi, yang naik sebesar 85% YoY atau sekitar Rp94 miliar, juga mendorong kinerja penjualan ROTI. Selain itu, kami melihat bahwa di sisi lini bawah masih dalam kondisi yang solid dengan pertumbuhan 28,7% YoY, meskipun biaya promosi melonjak dan menyebabkan marjin laba operasi dan laba bersih lebih rendah menjadi 12,5%. Tapi tetap saja, marjin laba bersih ROTI melebihi rata-rata industri nya yang hanya 9%. Dari total pendapatan ROTI, roti manis berkontribusi 72% di 2012 dikarenakan roti manis memiliki kapasitas produksi lebih besar dan lebih bervariasi dibandingkan roti tawar. Gambar 7: Pertumbuhan Pendapatan ROTI vs Perusahaan Sejenis dan Penjualan Berdasarkan Produk Pertumbuhan Pendapatan ROTI vs Perusahaan Sejenis 50% Penjualan Berdasarkan Produk 1.000.000 46% 45% 800.000 33% 30% 20% 26% 21% 19% 15% 700.000 dalam Rp juta 35% 25% 862.222 900.000 40% 573.705 600.000 500.000 400.000 471.367 394.231 271.389 300.000 10% 11% 200.000 5% 100.000 0% 2010 2011 ROTI 357.592 20.767 5.040 3.692 0 2012 2010 Roti Manis Rata-rata Perusahaan Sejenis 2011 Roti Tawar 2012 Lainnya Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Lonjakan Penjualan Dibarengi oleh Retur Penjualan Lebih Rendah Selain peningkatan volume penjualan, ROTI juga berhasil mencetak tingkat retur penjualan yang lebih baik di bawah 13% (seperti yang ditargetkan pada tahun 2012). Tingkat retur turun menjadi 12,7% di 2012 dari 15,8% pada tahun 2011. Kami percaya bahwa estimasi permintaan yang lebih baik di setiap toko ditambah dengan optimalisasi potensi perdagangan umum (tidak termasuk jaringan modern) merupakan faktor kunci penurunan retur penjualan yang signifikan. Ke depan, ROTI bertujuan untuk terus mengurangi tingkat retur di bawah 10% selama dua tahun ke depan, sekaligus tetap mengejar pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi melalui ekspansi agresif. Untuk memenuhi tingkat retur satu digit, ROTI berencana untuk meningkatkan penjualan di perdagangan umum, di mana memiliki profitabilitas lebih tinggi. Dari 2010 hingga 2012, titik penjualan di perdagangan umum mengalami pertumbuhan 218% per tahun. Gambar 8: pertumbuhan Penjualan ROTI vs Tingkat Retur Penjualan 50,00% 46,41% 45,00% 44,09% 40,00% 32,86% 35,00% 30,00% 26,69% 25,99% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 15,87% 10,35% 12,77% 12,12% 9,67% 5,00% 0,00% 2009 “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com 6 Mei 2013 2010 Pertumbuhan Penjualan 2011 2012 2013P Tingkat Retur Penjualan Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Halaman 8 dari 15 Nippon Indosari Corpindo, Tbk Strategi yang Tepat Membuat Marjin Laba Kotor Stabil Di sisi biaya, bahan baku merupakan bagian terbesar dari beban pokok penjualan, atau sekitar 75% dari total biaya produksi. Di dalam bahan baku, komponen terbesar adalah tepung terigu, yang menyumbang sekitar 40% dari total biaya. Mengingat bahwa harga tepung berfluktuasi, ROTI harus lebih hatihati dalam mengelola pembelian tepung terigu. Meskipun terdapat kenaikan harga selama tahun 2012, ROTI berhasil membukukan marjin laba kotor stabil yaitu 46%, jauh di atas rata-rata perusahaan sejenis yaitu 27%, terutama karena manajemen bahan baku yang cerdas. Gambar 9: Marjin Laba Kotor ROTI 50,00% 45,00% 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% 45,71% 46,65% 47,21% 25,83% 27,66% 2009 2010 Marjin Laba Kotor ROTI 46,72% 23,76% 23,81% 2011 2012 Marjin Laba Kotor Rata-rata Perusahaan Sejenis Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Capex yang Agresif untuk Rencana Ekspansi Dalam beberapa tahun terakhir, ROTI secara agresif mengeluarkan modal untuk mengembangkan usaha, terutama untuk membangun pabrik serta meningkatkan lini produksi. Pada akhir tahun lalu, ROTI menambahkan dua pabrik di Palembang dan Makassar, masing-masing dengan dua lini produksi - satu untuk roti manis dan satu lagi untuk roti tawar. ROTI juga menambahkan lini produksi baru untuk pabrik mereka di Pasuruan, Semarang dan Medan. Tambahan lini produksi meningkatkan kapasitas sebesar 41% tahun lalu. Tahun ini, ROTI menyiapkan sekitar Rp360 miliar untuk membangun pabrik baru di Purwakarta, Cikande dan Samarinda atau daerah potensial lainnya. Kapasitas tambahan ini diharapkan dapat meningkatkan total kapasitas produksi setidaknya 30%. Untuk mendanai rencana ekspansi ini, ROTI memperoleh fasilitas pinjaman dari BCA sebesar Rp220 miliar pada tahun lalu, untuk pembangunan pabrik baru. Tahun ini, ROTI berencana menerbitkan obligasi untuk memenuhi tujuan membangun tiga pabrik baru setiap tahun. Perusahaan diperkirakan akan menerbitkan obligasi Rp1 triliun, di mana Rp500 miliar akan direalisasikan tahun ini dan Rp500 miliar tahun depan. Meskipun terdapat tambahan utang, kami melihat leverage ROTI tetap berada dalam kondisi terjaga, seperti kami perkirakan DER ROTI akan menjadi 1.1x. Gambar 10: Capex dan DER ROTI Capex ROTI DER ROTI 450.000 388.632 400.000 dalam Rp juta 350.000 (x) 1,20 1,07 1,00 300.000 0,81 0,80 222.958 250.000 200.000 0,60 160.477 150.000 0,39 0,40 0,25 100.000 50.000 0,20 19.143 0 - 2009 “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com 6 Mei 2013 2010 2011 2012 Capex ROTI 2009 2010 2011 2012 DER ROTI Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Halaman 9 dari 15 Nippon Indosari Corpindo, Tbk Kondisi Neraca yang Baik Kami yakin bahwa ROTI tidak memiliki kesulitan dalam membiayai rencana ekspansinya mengingat kondisi keuangannya yang sehat. Kami mencatat bahwa ROTI mampu mencetak siklus konversi kas lebih cepat di 2012. Dengan demikian, ROTI memiliki dana lebih dari cukup untuk memenuhi kewajiban pembayarannya. Juga, neraca ROTI yang baik membuat ROA dan ROE terlihat bagus yaitu masing-masing 4% dan 6% di 2012, sekali lagi mengalahkan ratarata perusahaan sejenis yaitu 3% dan 5%. Gambar 11: ROA & ROE ROTI vs Rata-rata Perusahaan Sejenis 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% 2010 ROA ROTI ROE ROTI 2011 ROA Rata-rata 2012 ROE Rata-rata Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Selain itu, selama beberapa tahun terakhir, aset ROTI secara signifikan meningkat terutama disebabkan oleh pembangunan pabrik baru. Asetnya tumbuh pada CAGR 51% di periode 2009 sampai 2012. ROTI juga mampu mempertahankan leverage pada kondisi stabil. Kami memperkirakan di tahuntahun mendatang aset ROTI masih akan tumbuh kokoh sejalan dengan rencana ekspansi nya. Gambar 12: Aset, Kewajiban dan Ekuitas ROTI 2000 1.835 1800 dalam Rp miliar 1600 1400 1.205 1200 976 1000 759 800 568 600 400 200 179 168 546 455 347 113 859 667 538 213 0 2009 2010 Aset 2011 Kewajiban 2012 2013P Ekuitas Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com 6 Mei 2013 Halaman 10 dari 15 Nippon Indosari Corpindo, Tbk ANALISIS SWOT Tabel 5: Analisis SWOT Kekuatan Kelemahan Mempunyai pengalaman hampir 20 tahun di industri ini. Pemain dominan di industri roti untuk segmen produksi masal. Dilengkapi oleh mesin berteknologi tinggi. Mempunyai cakupan distribusi yang luas di seluruh Indonesia. Didukung oleh perusahaan Jepang sebagai pemegang saham, di mana mempunyai kemampuan yang memadai di industri roti. Kondisi keuangan yang baik seperti ditunjukkan oleh kinerja penjualan kuat dan leverage yang relatif rendah. Kemampuan yang telah terbukti, seperti ditunjukkan oleh banyaknya penghargaan yang diraih. Ketergantungan yang tinggi pada dua outlet distribusi modern, Alfamaret dan Indomaret. Peluang Ancaman Peningkatan pendapatan per kapita, populasi yang besar serta konsumsi roti rendah di Indonesia yang berarti terdapat ruang yang luas bagi industri roti untuk tumbuh. Potensi pasar di bagian timur Indonesia yang belum sepenuhnya digarap. Kapasitas produksi yang besar untuk memenuhi permintaan. Meningkatnya upah buruh dan listrik dapat mempengaruhi profitabilitas. Masuknya Yamazaki Baking dapat mempengaruhi pasar ROTI di segmen produksi masal. Table 6: Ringkasan Kinerja ROTI dan Perusahaan Sejenis per Desember 2012 Penjualan [Rp, miliar] Laba Kotor [Rp, miliar] Laba Operasi [Rp, miliar] Laba Bersih [Rp, miliar] Total Aset [Rp, miliar] Total Kewajiban [Rp, miliar] Total Ekuitas [Rp, miliar] ROTI MYOR INDF ICBP 1.191 10.511 50.059 21.575 556 2.346 13.566 5.779 199 1.156 6.871 2.842 149 744 4.779 2.282 1.205 8.302 59.324 17.753 538 5.235 25.182 5.767 667 3.067 34.143 11.987 Pertumbuhan YoY Penjualan [%] 46,4 11,2 10,4 11,4 Laba Kotor [%] 46,6 41,5 7,8 14,8 Laba Bersih [%] 28,6 54,0 -2,3 10,4 Marjin Laba Kotor [%] 46,7 22,3 27,1 26,8 Marjin Laba Operasi [%] 16,7 11,0 13,7 13,2 Marjin Laba Bersih [%] 12,5 7,1 9,5 10,6 ROA [%] 12,4 9,0 8,1 12,9 ROE [%] 22,4 24,3 14,0 19,0 0,8 1,7 0,7 0,5 Profitabilitas Leverage “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com 6 Mei 2013 DER [%] Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, PT Mayora Indah Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Halaman 11 dari 15 Nippon Indosari Corpindo, Tbk TARGET HARGA VALUASI Metodologi Kami mengaplikasikan metode discounted cash flow (DCF) sebagai metode penilaian utama dengan pertimbangan bahwa pertumbuhan pendapatan adalah merupakan faktor yang sangat mempengaruhi nilai (value driver) ROTI jika dibandingkan dengan pertumbuhan asset. Selanjutnya, kami juga mengaplikasikan Guideline Company Method (GCM) sebagai metode pembanding lainnya. Penilaian ini berdasarkan pada nilai 100% saham ROTI per 3 Mei 2013, menggunakan laporan keuangan ROTI per 31 Desember 2012 sebagai dasar dilakukannya analisa fundamental. Estimasi Nilai Kami menggunakan Cost of Capital sebesar 8,6% dan Cost of Equity sebesar 9,7 % berdasarkan asumsi-asumsi sebagai berikut: Tabel 7: Asumsi 5,6 6,5 0,6 9,7 25,0 Risk free rate [%]* Equity Risk premium [%]* Beta [x]* Cost of Equity [%] Marginal tax rate [%] Interest Bearing Debt to Equity Ratio [x] WACC [%] 0,4 8,6 Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Catatan: * Per tanggal 3 Mei 2013 Estimasi target harga referensi saham untuk 12 bulan berdasarkan posisi penilaian pada tanggal 3 Mei 2013 adalah sebagai berikut: Dengan menggunakan metode DCF dengan asumsi tingkat diskonto 8,6%, adalah sebesar Rp9.080 – Rp10.070 per saham. Dengan menggunakan metode GCM (PBV 7,25X dan P/E 32,11X) adalah sebesar Rp6.100 – Rp6.150 per saham. Untuk mendapatkan nilai yang mewakili kedua indikasi nilai tersebut dilakukan rekonsiliasi dengan dilakukan pembobotan terhadap kedua metode tersebut sebesar 70% untuk DCF dan 30% untuk GCM. Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka Estimasi Target Harga referensi saham ROTI untuk 12 bulan adalah Rp8.200 – Rp8.900 per lembar saham. Tabel 8: Metode DCF Konservatif PV of Free Cash Flows [Rp Miliar] PV Terminal Value [Rp Miliar] Cash and Cash Equivalent [Rp Miliar] Net Debt [Rp Miliar] Total Equity Value [Rp Miliar] Number of Share [juta saham] Fair Value per Share [Rp] 519 8.938 38 (303) 9.192 1.012 9.080 Moderat 546 9.408 38 (303) 9.689 1.012 9.580 Agresif 574 9.878 38 (303) 10.187 1.012 10.070 Sumber: Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com 6 Mei 2013 Halaman 12 dari 15 Nippon Indosari Corpindo, Tbk Tabel 9: Perbandingan GCM ROTI MYOR INDF ICBP P/E, [x] 47,20 29,79 20,08 31,35 P/BV, [x] 12,23 8,07 2,89 5,77 Rata-rata Penilaian, 3 Mei 2013 32,11 7,25 Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Tabel 10: Ringkasan Penilaian dengan Metode GCM Multiples (x) P/BV P/E Est, EPS (Rp) 7,25 32,11 Est, BV/Share (Rp) 190 Value (Rp) 850 - 6.150 6.100 Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Tabel 11: Rekonsiliasi Nilai Wajar Nilai Wajar per Saham [Rp] DCF GCM Average 10.070 6.150 8.900 Batas Bawah 9.080 6.100 8.200 Bobot 70% 30% Batas Atas Sumber: Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com 6 Mei 2013 Halaman 13 dari 15 Nippon Indosari Corpindo, Tbk Tabel 12: Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Laporan Laba Rugi [dalam Rp Miliar] 2010 2011 Penjualan 612 813 (323) 289 Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Gambar 13: P/E dan P/BV Historis 2013P 2014P 1.191 1.716 2.392 (P/E) 50.0 (434) (634) (944) (1.340) 45.0 8.0 379 556 771 1.051 40.0 7.0 2012 P/E (P/BV) 9.0 P/BV 35.0 Beban Operasi (153) (226) (357) (500) (669) Laba Operasi 136 153 199 271 382 Pendapatan [Beban] lain-lain (1) 2 0 (15) (60) Laba Sebelum Pajak 135 155 200 257 322 15.0 35 39 51 64 80 10.0 2.0 100 116 149 192 241 5.0 1.0 Pajak Laba Bersih 6.0 30.0 5.0 25.0 4.0 20.0 Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing 3.0 0.0 0.0 2010 2011 2012 Tabel 13: Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Neraca [dalam Rp Miliar] 2010 2011 2012 2013P 2014P Gambar 14: ROA, ROE dan Total Asset Turnover Historis (ROA&ROE) Aset (TAT) 1.10 25.00 Aset Lancar Kas dan Setara Kas 1.08 121 48 38 231 361 Piutang Usaha 76 104 137 188 295 Persediaan 10 16 23 39 92 7 22 23 33 46 Aset lain-lain Total Aset Lancar 213 190 220 491 794 Aset Tetap 346 546 894 1.213 1.533 9 23 91 130 256 568 759 1.205 1.835 2.583 Aset lainnya Total Aset 20.00 1.06 1.04 15.00 1.02 10.00 1.00 0.98 5.00 0.96 0.00 Kewajiban 0.94 2010 Hutang Usaha 2011 ROA Pinjaman Jk. Pendek 27 66 79 101 143 Biaya Akrual 13 10 17 26 36 Kewajiban lain-lain 52 72 99 132 132 Kewajiban jangka panjang - 33 297 648 1.074 Kewajiban jangka panjang lainnya 20 31 46 69 97 Total Kewajiban 113 213 538 976 Total Ekuitas 455 546 667 859 2012 ROE TAT Tabel 14: Rasio Penting Rasio 2010 2011 2012 2013P 2014P Penjualan 26,0 32,9 46,4 44,1 39,4 Laba Operasi 53,6 13,0 30,1 35,9 40,9 EBITDA 44,3 13,6 36,5 30,0 32,5 Laba Bersih 74,7 16,2 28,7 29,0 25,4 Marjin Laba Kotor 47,2 46,6 46,7 45,0 43,2 Marjin Laba Operasi 22,2 18,8 16,7 15,8 15,8 Marjin EBITDA 25,3 21,6 20,2 18,2 18,8 Marjin Laba Bersih 16,3 14,3 12,5 11,2 10,3 ROA 17,6 15,3 12,4 10,5 10,8 ROE 21,9 21,2 22,4 22,4 23,1 Pertumbuhan [%] Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing 1.483 1.100 Profitabilitas [%] Solvabilitas [X] Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas 5,2 4,3 1,2 1,2 1,2 Rasio KewajibanTerhadap Aset 0,8 0,8 0,5 0,5 0,5 Rasio Lancar 1,0 1,2 1,4 1,5 1,4 Rasio Cepat 0,3 0,4 0,7 0,5 0,5 Likuiditas[X] Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com 6 Mei 2013 Halaman 14 dari 15 Nippon Indosari Corpindo, Tbk DISCLAIMER Laporan ini dibuat berdasarkan sumber-sumber yang kami anggap terpercaya dan dapat diandalkan. Namun kami tidak menjamin kelengkapan, keakuratan atau kecukupannya. Dengan demikian kami tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang diambil berdasarkan laporan ini. Adapun asumsi, opini, dan perkiraan merupakan hasil dari pertimbangan internal kami per tanggal penilaian ( cut-off date), dan kami dapat mengubah pertimbangan diatas sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kami tidak bertanggung jawab atas kekeliruan atau kelalaian yang terjadi akibat pen ggunaan laporan ini. Kinerja dimasa lalu tidak selalu dapat dijadikan acuan hasil masa depan. Laporan ini bukan merupakan rekomendasi penawaran, pembelian atau menahan suatu saham tertentu. Laporan ini mungkin tidak sesuai untuk beberapa investor. Seluruh opini dalam laporan ini telah disampaikan dengan itikad baik, namun sewaktu -waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan disajikan dengan benar per tanggal diterbitkan laporan ini. Harga, nilai, atau pendapatan dari setiap saham Perseroan y ang disajikan dalam laporan ini kemungkinan dapat lebih rendah dari harapan pemodal, dan pemodal juga mungkin mendapatkan pengembalian yang lebih rendah dari nilai investasi yang ditanamkan. Investasi didefinisikan sebagai pendapatan yang kemungkinan besar diterima dimasa depan, namun nilai dari pendapatan yang akan diterima tersebut kemungkinan besar juga akan berfluktuasi. Untuk saham Perseroan yang penyajian laporan keuangannya didenominasi dalam mata uang selain Rupiah, perubahan nilai tukar mata uang t ersebut kemungkinan dapat menurunkan nilai, harga, atau pendapatan investasi pemodal. Informasi dalam laporan ini bukan merupakan pertimbangan pajak dalam mengambil suatu keputusan investasi. Target harga saham dalam Laporan ini merupakan nilai fundament al, bukan merupakan Nilai Pasar Wajar, dan bukan merupakan harga acuan transaksi yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Laporan target harga saham yang diterbitkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing bukan merupakan rekomendasi untuk membeli, menjual, atau menahan suatu saham tertentu, dan tidak dapat dianggap sebagai nasehat investasi oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing yang behubungan dengan cakupan Jasa Pefindo kepada, atau kaitannya kepada, beberapa pihak, termasuk emiten, penasehat keuangan, pialang saham, investment banks, institusi keuangan dan perantara keuangan, dalam kaitannya menerima imbalan atau keuntungan lainnya dari pihak tersebut, Laporan ini tidak ditujukan untuk pemodal tertentu dan tidak dapat dijadikan bagian dari tujuan investasi terhadap suatu saham dan juga bukan merupakan rekomendasi investasi terhadap suatu saham tertentu atau suatu strategi investasi. Sebelum melakukan tindakan dari hasil laporan ini, pemodal disarankan untuk mempe rtimbangkan terlebih dahulu kesesuaian situasi dan kondisi dan, jika dibutuhkan, mintalah bantuan penasehat keuangan. PEFINDO memisahkan kegiatan Valuasi Saham dengan kegiatan Pemeringkatan untuk menjaga independensi dan objektivitas dari proses dan prod uk kegiatan analitis. PEFINDO telah menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi non -publik tertentu yang diterima sehubungan dengan proses analitis. Keseluruhan proses, metodologi dan database yang digunakan dalam penyusunan Lapor an Target Harga Referensi Saham ini secara keseluruhan adalah berbeda dengan proses, metodologi dan database yang digunakan PEFINDO dalam melakukan pemeringkatan. Laporan ini dibuat dan disiapkan Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing dengan tujuan untu k meningkatkan transparansi harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Laporan ini juga bebas dari pengaruh tekanan atau paksaan dari Bursa maupun Perseroan yang dinilai. Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing akan menerima imbalan sebesar Rp.20.0 00.000,- dari Bursa Efek Indonesia untuk 2 (dua) kali pelaporan per tahun. Untuk keterangan lebih lanjut, dapat mengunjungi website kami di http://www.pefindo.com Laporan ini dibuat dan disiapkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing. Di Indonesia Laporan ini dipublikasikan pada website kami dan juga pada website Bursa Efek Indonesia . “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com 6 Mei 2013 Halaman 15 dari 15