Nippon Indosari Corpindo, Tbk

advertisement
Equity Valuation
6 Mei 2013
Nippon Indosari Corpindo, Tbk
Target Harga
Terendah
8.200
Laporan Utama
Tertinggi
8.900
Roti
Kinerja Saham
IHSG
5.500
5.000
4.500
4.000
3.500
3.000
2.500
2.000
1.500
1.000
500
0
Apr-12
ROTI
9.000
8.000
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
IHSG
1.000
ROTI
Bisnis
Sederhana
Menjanjikan
dengan
Prospek
sangat
0
Jun-12
Aug-12
Oct-12
Dec-12
Feb-13
Sumber: Bloomberg
Informasi Saham
Rp
Kode saham
Rp
ROTI
PBRX
Harga Saham per 3 Mei 2013
8.050
440
Harga Saham Tertinggi 52 Minggu Terakhir
7.950
520
Harga Saham Terendah 52 Minggu Terakhir
5.700
375
Kapitalisasi Pasar Tertinggi 52 Minggu (Miliar)
8.048
1.593
Kapitalisasi Pasar Terendah 52 Minggu (miliar)
3.670
1.149
Market Value Added & Market Risk
7,000
1
0.9
0.8
5,000
0.7
4,000
0.6
0.5
3,000
0.4
2,000
0.3
Market Risk
MVA
6,000
0.2
1,000
0.1
-
0
2011
MVA
2012
Market Risk
Pemegang Saham
(%)
Bonlight Investment Ltd. (BIL)
31,50
Treasure East Investments Ltd. (TEI)
31,50
Shikishima Baking Co., Ltd (SBC)
Sojitz Corporation
Publik (masing-masing dibawah 5%
kepemilikan)
8,50
4,25
24,25
Kontak:
Equity & Index Valuation Division
Phone: (6221) 7278 2380
[email protected]
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
dokumen ini”
www.pefindo.com
Didirikan pada tahun 1995, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)
adalah pemain terkemuka dalam industri roti di Indonesia saat ini.
Perusahaan mulai beroperasi dengan sebuah pabrik di Jababeka,
Cikarang, dengan dua lini produksi - satu untuk roti tawar dan satu lagi
untuk roti manis. Untuk meningkatkan penjualan ke depan, ROTI secara
bertahap meningkatkan kapasitas produksinya. Per akhir 2012, ROTI
memiliki 8 pabrik dan 24 lini produksi yang tersebar di Cikarang,
Cibitung, Pasuruan, Semarang dan Medan, termasuk pabrik baru di
Palembang dan Makassar. Dengan pabrik-pabrik tersebut, kapasitas
produksi ROTI saat ini sekitar 3 juta potong per hari untuk 11 varian roti
tawar, 26 varian roti manis dan 3 varian kue. Untuk mendistribusikan
produknya, ROTI memiliki beberapa titik penjualan yang terdiri dari
minimarket, supermarket, agen, toko kecil, serta institusi. Meskipun
memiliki banyak pesaing dalam bisnis ini, namun, berkat cakupan
distribusi yang luas dan inovasi yang kuat, ROTI mampu
mempertahankan kinerja yang sangat baik.
Halaman 1 dari 15
Nippon Indosari Corpindo, Tbk
PARAMETER INVESTASI
Memiliki Pangsa Pasar Terbesar, ROTI Mendominasi Pasar Roti
Produksi Masal di Indonesia
ROTI merupakan produsen roti terbesar di Indonesia dalam kategori
produksi masal dengan 8 pabrik, 24 lini produksi dan total kapasitas
terpasang lebih dari 3 juta potong roti per hari. Di bawah merek Sari
Roti, ROTI mendominasi industri ini yang pangsa pasarnya diperkirakan
mencapai 90%. Per Januari 2013, ROTI memiliki sekitar 38 ribu titik
penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia. Kami percaya kesuksesan
ROTI di industri ini dikarenakan promosi yang berkelanjutan sehingga
membentuk mind share konsumen dan ditambah dengan ekspansi yang
kuat dalam membangun pabrik untuk menjaga ketersediaan roti di pasar.
Dengan percepatan bisnis yang baik, ROTI dapat merasakan kinerja yang
memuaskan, di mana kami percaya hal itu akan terus berlanjut di tahuntahun mendatang, didorong oleh meningkatnya pendapatan per kapita
dan masih rendahnya konsumsi roti di Indonesia.
Marjin Laba yang Tinggi Melalui Industri Ritel
Umumnya marjin laba bersih di bisnis ritel berkisar antara 2%-5%. Akan
tetapi, ROTI yang sebagian besar cakupan distribusinya melalui industri
ritel mampu mencatat marjin laba superior. Selama 2012, marjin laba
bersih ROTI mencapai 12,5%, mengungguli rata-rata industri yang hanya
9%. Meskipun dengan adanya penerbitan obligasi di tahun ini, kami
perkirakan marjin laba bersih akan tetap di atas 10%.
Ekspansi Agresif untuk Menangkap Pertumbuhan Kuat
Di 2012, ROTI telah menambahkan dua fasilitas di Palembang dan
Makassar, masing-masing dengan dua lini produksi, satu roti manis dan
roti tawar. Untuk tahun ini, ROTI menyiapkan sekitar Rp360 miliar untuk
membangun pabrik baru di Purwakarta dan Cikande, dan Samarinda atau
daerah potensial lainnya, serta lini produksi baru di pabrik yang ada.
Sumber dana untuk belanja modal (capex) dari kas internal dan
penerbitan obligasi sebesar Rp1 triliun, di mana Rp500 miliar akan
direalisasikan tahun ini dan Rp500 miliar tahun depan. Jika penerbitan
obligasi terealisasi, kami perkirakan leverage ROTI (DER) tetap terjaga
atau sekitar 1,1x tahun ini.
Prospek Usaha
Tidak diragukan lagi bahwa ROTI memiliki outlook yang prospektif di
tahun-tahun mendatang. Potensi konsumen yang besar yang tersebar
dari kelas bawah sampai menengah di mana memiliki populasi yang
besar, konsumsi roti yang relatif rendah di dalam negeri dibandingkan
dengan negara-negara lain, kemampuan yang kuat untuk meningkatkan
produksi, kondisi leverage terjaga serta merek yang menarik merupakan
faktor-faktor di balik prospek cerah tersebut. Untuk memperluas cakupan
distribusinya, ROTI berencana membangun 3 pabrik baru pada tahun ini
dan terus meningkatkan lini produksi di pabrik yang sudah ada. Melihat
semua kondisi di atas dan ditambah dengan citra merek ROTI yang kuat,
kami percaya ROTI akan mampu mencatat kinerja yang memuaskan.
Tahun ini, kami memperkirakan pendapatan ROTI akan tumbuh sebesar
44% YoY atau mencapai Rp1.716 miliar dan pada tingkat pertumbuhan
tahunan gabungan (CAGR) 38% di periode 2012 - 2016.
Tabel 1: Ringkasan Kinerja
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian tak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
6 Mei 2013
2010
2011
2013P
2014P
Penjualan [Rp miliar]
Laba sebelum pajak
[Rp miliar]
Laba bersih [Rp miliar]
EPS [Rp]*
Pertumbuhan EPS [%]
612
813
1.191
2012
1.716
2.392
135
155
200
257
322
100
99
75
116
115
16
149
147
29
192
190
29
241
238
25
P/E [x]
PBV [x]
26,9
29,0
46,8
42,3*
33,8*
0,5
6,2
8,1
7,4*
5,7*
Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
*Berdasarkan harga saham ROTI per 3 Mei 2013 – Rp8.050 / saham
Halaman 2 dari 15
Nippon Indosari Corpindo, Tbk
GROWTH VALUE MAP
Growth-Value Map memberikan gambaran akan ekspektasi pasar untuk
perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI. Metrik Current Performance
(“CP”), sumbu horisontal, adalah bagian dari nilai pasar saham saat ini
yang dapat dihubungkan dengan nilai perpetuitas dari kinerja profitabilitas
perusahaan. Metrik Growth Expectations (“GE”), sumbu vertikal,
merupakan perbedaan antara nilai pasar saham saat ini dengan nilai
current performance. Kedua metrik tersebut dinormalisasikan dengan nilai
buku perusahaan.
Growth-Value Map membagi perusahaan-perusahaan ke dalam empat
klaster, yaitu:
Excellent value managers (“Q-1”)
Pasar memiliki ekspektasi terhadap perusahaan-perusahaan di Q-1
melebih benchmark mereka dalam hal profitabilitas dan pertumbuhan.
Expectation builders (“Q-2”)
Pasar memiliki ekspektasi yang relatif rendah terhadap profitabilitas
perusahaan-perusahaan di Q-2 dalam jangka pendek, tetapi memiliki
ekspektasi pertumbuhan yang melebihi benchmark.
Traditionalists (“Q-3”)
Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap
perusahaan-perusahaan di Q-3, walaupun mereka
profitabilitas yang baik dalam jangka pendek.
pertumbuhan
menunjukkan
Asset-loaded value managers (“Q-4”)
Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap profitabilitas dan
pertumbuhan perusahaan-perusahaan di Q-4.
Gambar 1: Growth Value Map ROTI (Industri Barang
Konsumsi)
Q-2
Growth Expectations
8
Q-1
ROTI
6
MYOR
4
ICBP
2
INDF
0
Q-3
Q-4
-2
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Current Performance (CP)
Sumber: Bloomberg, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Berdasarkan laporan keuangan dan data pasar, ROTI diklasifikasikan dalam
klaster Excellent Value Managers. Pasar memiliki ekspektasi laba dan
pertumbuhan ROTI melebihi benchmark. Melalui ekspansi agresif dengan
membangun pabrik-pabrik baru dan memperluas cakupan distribusi, kami
percaya ROTI akan mampu menjaga kinerja serta posisinya di klaster ini.
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian tak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
6 Mei 2013
Halaman 3 dari 15
Nippon Indosari Corpindo, Tbk
INFORMASI BISNIS
Sekilas tentang ROTI
Kegiatan usaha utama Perusahaan adalah untuk memproduksi dan
mendistribusikan berbagai jenis roti. Dari hanya dua lini produksi di Cikarang 17
tahun yang lalu, ROTI kini telah berubah menjadi produsen roti terbesar di
Indonesia. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada bulan
Juni 2010 ini didukung oleh perusahaan terkenal Jepang yang bergerak di
industri yang sama, yaitu Shikishima Baking dan Sojitz Corporation.
Gambar 2: Milestone ROTI
1995-1996
Pendirian PT
Nippon
Indosari
Corpindo dan
mulai produksi
perdana
2005
2008
2010
2011
2012
Perusahaan
membuka
pabrik kedua di
Pasuruan, Jawa
Timur
Perusahaan
membuka
pabrik ketiga di
Cikarang, Jawa
Barat
Perusahaan
menjadi
perusahaan
terbuka
dengan kode
emiten ROTI
Perusahaan
membangun
tiga pabrik di
Semarang
(Jawa Tengah),
Medan
(Sumatera
Utara) dan
Cibitung (Jawa
Barat)
Perusahaan
membangun dua
pabrik baru di
Palembang
(Sumatera
Selatan), Makassar
(Sulawesi Selatan)
Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Dalam hal distribusi, ROTI mampu memasarkan dan mendistribusikan produkproduknya sampai 200km ke 300 km dari pabriknya. ROTI memiliki tiga jaringan
distribusi yang terdiri dari jaringan modern, tradisional dan institusional.
Distribusinya meluas ke sekitar 11 ribu minimarket dan supermarket, 9 ribu agen
dan toko kecil serta 56 institusi selama 2012. Saat ini, jaringan modern (melalui
Alfamart dan Indomaret) memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan
ROTI. Ke depan, ROTI berencana untuk mengembangkan jaringan tradisional
karena jaringan ini tidak menanggung retur penjualan dan memiliki potensi
pertumbuhan yang sangat besar.
Gambar 3: Jaringan Distribusi ROTI
Minimarts
(55%)
ROTI
Modern
Channel
(68%)
Supermarkets
(13%)
Traditional
Channel
(30%)
Tricycles
(21%)
Institutionals
(2%)
P&D (9%)
Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian tak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
6 Mei 2013
Gambaran Positif Ekonomi Indonesia
Indonesia diharapkan dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi rata-rata
tahunan sekitar 6%, terutama dengan pembangunan infrastruktur yang intensif
oleh pemerintah dan meningkatnya realisasi investasi di dalam negeri, meskipun
ekspor melemah akibat kondisi ekonomi global. Dengan perkembangan ekonomi
yang baik tersebut, Indonesia mengalami pertumbuhan penduduk kelas
menengah, dengan pendapatan per kapita meningkat menjadi lebih dari
Halaman 4 dari 15
Nippon Indosari Corpindo, Tbk
USD3.500 per tahun. Kami percaya bahwa banyak industri yang menargetkan
pasar domestik akan menikmati kondisi yang menguntungkan tersebut.
Gambar 4: PDB dan Realisasi Investasi di Indonesia
PDB Indonesia –Kumulatif Quarter
Realisasi Investasi di Indonesia
100
Rp triliun
2,500
30
90
25
80
2,000
1,500
1,000
20
60
50
15
40
10
30
20
500
USD miliar
Rp triliun
70
5
10
0
0
2008
4Q12
3Q12
2Q12
1Q12
4Q11
3Q11
2Q11
1Q11
4Q10
3Q10
2Q10
1Q10
4Q09
3Q09
2Q09
1Q09
4Q08
3Q08
2Q08
1Q08
-
2009
2010
PMDN (Rp triliun)
2011
2012
PMA (USD miliar)
Sumber: Biro Pusat Statistik, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Ruang yang Luas untuk Menikmati Pertumbuhan Kuat
Kami percaya industri makanan dan minuman, khususnya roti, memiliki prospek
yang cerah di tahun-tahun mendatang. Peningkatan pendapatan per kapita
sebagai hasil dari kondisi ekonomi yang kuat, besarnya tingkat populasi serta
pertumbuhan pasar modern akan mendorong permintaan. Industri makanan dan
minuman ini diperkirakan dapat mencapai Rp760 triliun, atau mewakili
pertumbuhan sebesar 9% YoY pada tahun 2013. Untuk pasar roti sendiri,
mencapai IDR7,3 triliun pada 2012, atau tumbuh sebesar 46% YoY. Pertumbuhan
ini sama dengan pertumbuhan pendapatan ROTI selama periode tersebut.
Sementara itu, pasar modern, sebagai penggerak utama pertumbuhan ROTI,
diharapkan dapat mempertahankan pertumbuhan seperti dalam lima tahun
terakhir yaitu 10% YoY - 15% YoY per tahun. Selama 2012, titik penjualan ROTI
sebanyak 38 ribu, naik signifikan dari 2010 yang hanya 12 ribu. Sejalan dengan
penetrasi industri ritel ke bagian timur Indonesia dalam waktu dekat ini, dimana
memiliki potensi yang bagus, kami percaya ROTI akan mampu mempertahankan
kinerja yang sangat baik.
Gambar 5: Pasar Industri Makanan dan Minuman di Indonesia dan Titik Penjualan
ROTI
dalam Rp triliun
Pasar Industri Makanan dan Minuman
Titik Penjualan ROTI
800
40.000
700
35.000
600
30.000
500
25.000
14.676
20.000
400
300
19.639
591
643
700
760
3.070
667
2.470
583
15.000
200
10.000
2.200
471
100
5.000
9.482
11.897
2010
2011
14.563
0
0
2010
2011
2012
Industri Makanan dan Minuman
2013P
Minimarket
Supermarket
Agen
2012
Toko kecil
Institusi
Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Selain faktor-faktor yang disebutkan di atas, rendahnya tingkat konsumsi roti di
Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain menciptakan banyak ruang
untuk tumbuh. Konsumsi roti per kapita Indonesia pada 2010 hanya 1,7kg per
tahun. Hal ini jauh lebih rendah dari Malaysia sebesar 5,9kg dan Singapura
14,7kg. Di 2012, kami memperkirakan konsumsi roti di Indonesia mencapai
2,1kg per kapita per tahun. Dengan demikian, kami percaya terdapat peluang
yang besar bagi ROTI untuk memperluas penjualan.
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian tak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
6 Mei 2013
Halaman 5 dari 15
Nippon Indosari Corpindo, Tbk
Tabel 2: Konsumsi Roti berdasarkan Unit (kg per tahun)
2007
2008
2009
2010
2011*
2012*
Singapore
14,4
14,5
14,6
14,7
14,8
14,9
Hong Kong, China
12,3
12,4
12,7
13,1
13,5
13,9
Japan
9,9
9,9
9,9
9,9
9,9
10,0
Malaysia
5,9
5,9
5,9
5,9
5,9
6,0
Vietnam
3,5
3,8
4,0
4,2
4,4
4,6
South Korea
3,9
4,0
4,1
4,1
4,2
4,3
Thailand
2,2
2,2
2,3
2,4
2,5
2,6
India
2,0
2,1
2,1
2,2
2,3
2,4
Philippines
2,2
2,2
2,1
2,1
2,2
2,3
Indonesia
1,4
1,5
1,6
1,7
1,8
1,9
Taiwan
1,5
1,5
1,6
1,6
1,7
1,8
China
0,9
0,9
1,0
1,1
1,2
1,3
Sumber: Euromonitor, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
*Estimasi Pefindo
Tabel 3: Konsumsi Roti berdasarkan Penjualan (USD per tahun)
2007
2008
2009
2010
2011*
2012*
Japan
25,9
32,5
34,7
34,3
34,3
34,5
Singapore
26,2
30,4
29,9
31,1
33,3
35,2
Hong Kong, China
21,4
23,2
24,7
25,2
25,7
26,2
South Korea
18,1
16,0
14,3
16,5
18,7
20,2
Malaysia
6,8
7,2
6,9
7,1
7,3
7,5
Thailand
3,2
3,5
3,5
3,9
4,3
4,7
Vietnam
2,9
3,4
3,7
3,8
3,9
4,0
Philippines
3,0
3,3
3,2
3,4
3,6
3,8
China
1,1
1,3
1,4
1,5
1,6
1,7
Indonesia
1,1
1,2
1,2
1,5
1,8
2,1
Taiwan
1,3
1,5
1,4
1,5
1,6
1,7
India
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
Sumber: Euromonitor, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
*Estimasi Pefindo
Membangun Pabrik Lebih Banyak sebagai Mesin Pertumbuhan
Mengingat potensi pertumbuhan yang kuat dari pasar tradisional dan modern,
ROTI bermaksud untuk memperluas kapasitasnya dengan cepat dengan
membuka tiga pabrik baru setiap bentuk tahun dari 2011 sampai beberapa tahun
ke depan. Setiap pabrik diharapkan memiliki 2 lini produksi, dimana 144.000
potong per hari untuk roti manis dan 72.000 potong per hari untuk roti tawar.
Pada tahun 2012, ROTI membuka 2 pabrik baru di Palembang (Sumatera
Selatan) dan Makassar (Sulawesi Selatan) serta menambahkan lini produksi di
masing-masing tiga pabrik yang ada di Pasuruan, Semarang dan Medan,
sehingga total pabrik menjadi 8 dengan 24 lini produksi. Tahun ini, ROTI akan
menambah 3 pabrik baru yang berlokasi di Purwakarta, Cikande dan Samarinda
atau daerah potensial lainnya, masing-masing dengan 2 lini produksi dengan
total investasi Rp360 miliar. Kapasitas tambahan ini diperkirakan meningkat
sekitar 30% YoY di tahun ini. Tambahan pabrik akan membuat produk ROTI,
yang memiliki umur selama empat hari, lebih dekat ke titik penjualan mereka.
Table 4: Profil Kapasitas Produksi
2009
Jenis Roti
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian tak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
6 Mei 2013
Lini
Kapasitas
2010
Lini
Kapasitas
2011
Lini
Kapasitas
2012
Lini
Kapasitas
Roti Tawar
4
260.640
5
332.640
8
620.640
10
833.578
Roti Manis
5
936.000
6
1.368.000
9
2.142.000
24
2.876.909
Total
9
1.196.640
11
1.700.640
17
2.762.640
24
3.710.487
Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Halaman 6 dari 15
Nippon Indosari Corpindo, Tbk
Gambar 6: Wilayah Distribusi ROTI
Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Memperoleh Banyak Penghargaan Membuktikan Kemampuan ROTI
Selama 2012, ROTI berhasil mencatat prestasi membanggakan seperti
ditunjukkan oleh banyak penghargaan yang diterima. ROTI mendapat
penghargaan sebagai Best of the Best Company oleh Forbes Indonesia.
Penghargaan ini diberikan kepada 10 perusahaan terbesar di Indonesia dan 40
perusahaan publik terbaik kecil dan menengah di Indonesia. Selain itu, ROTI juga
menerima penghargaan berikut ini:
• Investor Award "Best Listed Company 2012" untuk kategori perusahaan
terbuka terbaik dalam Makanan dan Minuman dari Majalah Investor.
• ICSA 2012 dari Frontier Consulting Group dan Majalah SWA untuk kategori
“The Best in Achieving Total Customer Satisfaction ".
• Top Brand 2012 dan Top Brand for Kids dari Frontier Consulting Group dan
Majalah Marketing.
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian tak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
6 Mei 2013
Halaman 7 dari 15
Nippon Indosari Corpindo, Tbk
KEUANGAN
Kinerja Mengesankan di 2012, Mengalahkan Pertumbuhan Industri Ratarata
ROTI membukukan kinerja yang mengesankan di tahun 2012 dengan lonjakan
penjualan sebesar 46,4% YoY atau mencapai tingkat tertinggi dibandingkan
sebelumnya yaitu Rp1,19 triliun. Hal yang membuat hasil ini terlihat sangat baik
adalah karena pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi daripada rata-rata
pertumbuhan perusahaan sejenis yang hanya 11% selama periode tersebut.
Pertumbuhan pendapatan ROTI yang kuat terutama disebabkan kenaikan volume
penjualan, serta kenaikan harga jual. Peningkatan beban promosi, yang naik
sebesar 85% YoY atau sekitar Rp94 miliar, juga mendorong kinerja penjualan
ROTI. Selain itu, kami melihat bahwa di sisi lini bawah masih dalam kondisi yang
solid dengan pertumbuhan 28,7% YoY, meskipun biaya promosi melonjak dan
menyebabkan marjin laba operasi dan laba bersih lebih rendah menjadi 12,5%.
Tapi tetap saja, marjin laba bersih ROTI melebihi rata-rata industri nya yang
hanya 9%.
Dari total pendapatan ROTI, roti manis berkontribusi 72% di 2012 dikarenakan
roti manis memiliki kapasitas produksi lebih besar dan lebih bervariasi
dibandingkan roti tawar.
Gambar 7: Pertumbuhan Pendapatan ROTI vs Perusahaan Sejenis dan
Penjualan Berdasarkan Produk
Pertumbuhan Pendapatan ROTI vs Perusahaan Sejenis
50%
Penjualan Berdasarkan Produk
1.000.000
46%
45%
800.000
33%
30%
20%
26%
21%
19%
15%
700.000
dalam Rp juta
35%
25%
862.222
900.000
40%
573.705
600.000
500.000
400.000
471.367
394.231
271.389
300.000
10%
11%
200.000
5%
100.000
0%
2010
2011
ROTI
357.592
20.767
5.040
3.692
0
2012
2010
Roti Manis
Rata-rata Perusahaan Sejenis
2011
Roti Tawar
2012
Lainnya
Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Lonjakan Penjualan Dibarengi oleh Retur Penjualan Lebih Rendah
Selain peningkatan volume penjualan, ROTI juga berhasil mencetak tingkat retur
penjualan yang lebih baik di bawah 13% (seperti yang ditargetkan pada tahun
2012). Tingkat retur turun menjadi 12,7% di 2012 dari 15,8% pada tahun 2011.
Kami percaya bahwa estimasi permintaan yang lebih baik di setiap toko ditambah
dengan optimalisasi potensi perdagangan umum (tidak termasuk jaringan
modern) merupakan faktor kunci penurunan retur penjualan yang signifikan. Ke
depan, ROTI bertujuan untuk terus mengurangi tingkat retur di bawah 10%
selama dua tahun ke depan, sekaligus tetap mengejar pertumbuhan penjualan
yang lebih tinggi melalui ekspansi agresif. Untuk memenuhi tingkat retur satu
digit, ROTI berencana untuk meningkatkan penjualan di perdagangan umum, di
mana memiliki profitabilitas lebih tinggi. Dari 2010 hingga 2012, titik penjualan di
perdagangan umum mengalami pertumbuhan 218% per tahun.
Gambar 8: pertumbuhan Penjualan ROTI vs
Tingkat Retur Penjualan
50,00%
46,41%
45,00%
44,09%
40,00%
32,86%
35,00%
30,00%
26,69%
25,99%
25,00%
20,00%
15,00%
10,00%
15,87%
10,35%
12,77%
12,12%
9,67%
5,00%
0,00%
2009
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian tak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
6 Mei 2013
2010
Pertumbuhan Penjualan
2011
2012
2013P
Tingkat Retur Penjualan
Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Halaman 8 dari 15
Nippon Indosari Corpindo, Tbk
Strategi yang Tepat Membuat Marjin Laba Kotor Stabil
Di sisi biaya, bahan baku merupakan bagian terbesar dari beban pokok
penjualan, atau sekitar 75% dari total biaya produksi. Di dalam bahan baku,
komponen terbesar adalah tepung terigu, yang menyumbang sekitar 40% dari
total biaya. Mengingat bahwa harga tepung berfluktuasi, ROTI harus lebih hatihati dalam mengelola pembelian tepung terigu. Meskipun terdapat kenaikan
harga selama tahun 2012, ROTI berhasil membukukan marjin laba kotor stabil
yaitu 46%, jauh di atas rata-rata perusahaan sejenis yaitu 27%, terutama karena
manajemen bahan baku yang cerdas.
Gambar 9: Marjin Laba Kotor ROTI
50,00%
45,00%
40,00%
35,00%
30,00%
25,00%
20,00%
15,00%
10,00%
5,00%
0,00%
45,71%
46,65%
47,21%
25,83%
27,66%
2009
2010
Marjin Laba Kotor ROTI
46,72%
23,76%
23,81%
2011
2012
Marjin Laba Kotor Rata-rata Perusahaan Sejenis
Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Capex yang Agresif untuk Rencana Ekspansi
Dalam beberapa tahun terakhir, ROTI secara agresif mengeluarkan modal untuk
mengembangkan usaha, terutama untuk membangun pabrik serta meningkatkan
lini produksi. Pada akhir tahun lalu, ROTI menambahkan dua pabrik di Palembang
dan Makassar, masing-masing dengan dua lini produksi - satu untuk roti manis
dan satu lagi untuk roti tawar. ROTI juga menambahkan lini produksi baru untuk
pabrik mereka di Pasuruan, Semarang dan Medan. Tambahan lini produksi
meningkatkan kapasitas sebesar 41% tahun lalu. Tahun ini, ROTI menyiapkan
sekitar Rp360 miliar untuk membangun pabrik baru di Purwakarta, Cikande dan
Samarinda atau daerah potensial lainnya. Kapasitas tambahan ini diharapkan
dapat meningkatkan total kapasitas produksi setidaknya 30%.
Untuk mendanai rencana ekspansi ini, ROTI memperoleh fasilitas pinjaman dari
BCA sebesar Rp220 miliar pada tahun lalu, untuk pembangunan pabrik baru.
Tahun ini, ROTI berencana menerbitkan obligasi untuk memenuhi tujuan
membangun tiga pabrik baru setiap tahun. Perusahaan diperkirakan akan
menerbitkan obligasi Rp1 triliun, di mana Rp500 miliar akan direalisasikan tahun
ini dan Rp500 miliar tahun depan. Meskipun terdapat tambahan utang, kami
melihat leverage ROTI tetap berada dalam kondisi terjaga, seperti kami
perkirakan DER ROTI akan menjadi 1.1x.
Gambar 10: Capex dan DER ROTI
Capex ROTI
DER ROTI
450.000
388.632
400.000
dalam Rp juta
350.000
(x)
1,20
1,07
1,00
300.000
0,81
0,80
222.958
250.000
200.000
0,60
160.477
150.000
0,39
0,40
0,25
100.000
50.000
0,20
19.143
0
-
2009
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian tak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
6 Mei 2013
2010
2011
2012
Capex ROTI
2009
2010
2011
2012
DER ROTI
Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Halaman 9 dari 15
Nippon Indosari Corpindo, Tbk
Kondisi Neraca yang Baik
Kami yakin bahwa ROTI tidak memiliki kesulitan dalam membiayai rencana
ekspansinya mengingat kondisi keuangannya yang sehat. Kami mencatat bahwa
ROTI mampu mencetak siklus konversi kas lebih cepat di 2012. Dengan
demikian, ROTI memiliki dana lebih dari cukup untuk memenuhi kewajiban
pembayarannya. Juga, neraca ROTI yang baik membuat ROA dan ROE terlihat
bagus yaitu masing-masing 4% dan 6% di 2012, sekali lagi mengalahkan ratarata perusahaan sejenis yaitu 3% dan 5%.
Gambar 11: ROA & ROE ROTI vs Rata-rata
Perusahaan Sejenis
12%
10%
8%
6%
4%
2%
0%
2010
ROA ROTI
ROE ROTI
2011
ROA Rata-rata
2012
ROE Rata-rata
Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Selain itu, selama beberapa tahun terakhir, aset ROTI secara signifikan
meningkat terutama disebabkan oleh pembangunan pabrik baru. Asetnya tumbuh
pada CAGR 51% di periode 2009 sampai 2012. ROTI juga mampu
mempertahankan leverage pada kondisi stabil. Kami memperkirakan di tahuntahun mendatang aset ROTI masih akan tumbuh kokoh sejalan dengan rencana
ekspansi nya.
Gambar 12: Aset, Kewajiban dan Ekuitas ROTI
2000
1.835
1800
dalam Rp miliar
1600
1400
1.205
1200
976
1000
759
800
568
600
400
200
179 168
546
455
347
113
859
667
538
213
0
2009
2010
Aset
2011
Kewajiban
2012
2013P
Ekuitas
Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian tak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
6 Mei 2013
Halaman 10 dari 15
Nippon Indosari Corpindo, Tbk
ANALISIS SWOT
Tabel 5: Analisis SWOT
Kekuatan
Kelemahan
Mempunyai pengalaman hampir 20
tahun di industri ini.
Pemain dominan di industri roti untuk
segmen produksi masal.
Dilengkapi oleh mesin berteknologi
tinggi.
Mempunyai cakupan distribusi yang
luas di seluruh Indonesia.
Didukung oleh perusahaan Jepang
sebagai pemegang saham, di mana
mempunyai kemampuan yang
memadai di industri roti.
Kondisi keuangan yang baik seperti
ditunjukkan oleh kinerja penjualan
kuat dan leverage yang relatif rendah.
Kemampuan yang telah terbukti,
seperti ditunjukkan oleh banyaknya
penghargaan yang diraih.
Ketergantungan yang tinggi
pada dua outlet distribusi
modern, Alfamaret dan
Indomaret.
Peluang
Ancaman
Peningkatan pendapatan per kapita,
populasi yang besar serta konsumsi
roti rendah di Indonesia yang berarti
terdapat ruang yang luas bagi industri
roti untuk tumbuh.
Potensi pasar di bagian timur
Indonesia yang belum sepenuhnya
digarap.
Kapasitas produksi yang besar untuk
memenuhi permintaan.
Meningkatnya upah buruh dan
listrik dapat mempengaruhi
profitabilitas.
Masuknya Yamazaki Baking
dapat mempengaruhi pasar
ROTI di segmen produksi
masal.
Table 6: Ringkasan Kinerja ROTI dan Perusahaan Sejenis per Desember
2012
Penjualan [Rp, miliar]
Laba Kotor [Rp, miliar]
Laba Operasi [Rp, miliar]
Laba Bersih [Rp, miliar]
Total Aset [Rp, miliar]
Total Kewajiban [Rp, miliar]
Total Ekuitas [Rp, miliar]
ROTI
MYOR
INDF
ICBP
1.191
10.511
50.059
21.575
556
2.346
13.566
5.779
199
1.156
6.871
2.842
149
744
4.779
2.282
1.205
8.302
59.324
17.753
538
5.235
25.182
5.767
667
3.067
34.143
11.987
Pertumbuhan YoY
Penjualan [%]
46,4
11,2
10,4
11,4
Laba Kotor [%]
46,6
41,5
7,8
14,8
Laba Bersih [%]
28,6
54,0
-2,3
10,4
Marjin Laba Kotor [%]
46,7
22,3
27,1
26,8
Marjin Laba Operasi [%]
16,7
11,0
13,7
13,2
Marjin Laba Bersih [%]
12,5
7,1
9,5
10,6
ROA [%]
12,4
9,0
8,1
12,9
ROE [%]
22,4
24,3
14,0
19,0
0,8
1,7
0,7
0,5
Profitabilitas
Leverage
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian tak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
6 Mei 2013
DER [%]
Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, PT Mayora Indah Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Halaman 11 dari 15
Nippon Indosari Corpindo, Tbk
TARGET HARGA
VALUASI
Metodologi
Kami mengaplikasikan metode discounted cash flow (DCF) sebagai metode
penilaian utama dengan pertimbangan bahwa pertumbuhan pendapatan
adalah merupakan faktor yang sangat mempengaruhi nilai (value driver)
ROTI jika dibandingkan dengan pertumbuhan asset.
Selanjutnya, kami juga mengaplikasikan Guideline Company Method (GCM)
sebagai metode pembanding lainnya.
Penilaian ini berdasarkan pada nilai 100% saham ROTI per 3 Mei 2013,
menggunakan laporan keuangan ROTI per 31 Desember 2012 sebagai dasar
dilakukannya analisa fundamental.
Estimasi Nilai
Kami menggunakan Cost of Capital sebesar 8,6% dan Cost of Equity sebesar
9,7 % berdasarkan asumsi-asumsi sebagai berikut:
Tabel 7: Asumsi
5,6
6,5
0,6
9,7
25,0
Risk free rate [%]*
Equity Risk premium [%]*
Beta [x]*
Cost of Equity [%]
Marginal tax rate [%]
Interest Bearing Debt to Equity
Ratio [x]
WACC [%]
0,4
8,6
Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Catatan: * Per tanggal 3 Mei 2013
Estimasi target harga referensi saham untuk 12 bulan berdasarkan posisi
penilaian pada tanggal 3 Mei 2013 adalah sebagai berikut:


Dengan menggunakan metode DCF dengan asumsi tingkat diskonto
8,6%, adalah sebesar Rp9.080 – Rp10.070 per saham.
Dengan menggunakan metode GCM (PBV 7,25X dan P/E 32,11X)
adalah sebesar Rp6.100 – Rp6.150 per saham.
Untuk mendapatkan nilai yang mewakili kedua indikasi nilai tersebut
dilakukan rekonsiliasi dengan dilakukan pembobotan terhadap kedua metode
tersebut sebesar 70% untuk DCF dan 30% untuk GCM.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka Estimasi Target Harga referensi
saham ROTI untuk 12 bulan adalah Rp8.200 – Rp8.900 per lembar saham.
Tabel 8: Metode DCF
Konservatif
PV of Free Cash Flows [Rp Miliar]
PV Terminal Value [Rp Miliar]
Cash and Cash Equivalent [Rp Miliar]
Net Debt [Rp Miliar]
Total Equity Value [Rp Miliar]
Number of Share [juta saham]
Fair Value per Share [Rp]
519
8.938
38
(303)
9.192
1.012
9.080
Moderat
546
9.408
38
(303)
9.689
1.012
9.580
Agresif
574
9.878
38
(303)
10.187
1.012
10.070
Sumber: Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian tak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
6 Mei 2013
Halaman 12 dari 15
Nippon Indosari Corpindo, Tbk
Tabel 9: Perbandingan GCM
ROTI
MYOR
INDF
ICBP
P/E, [x]
47,20
29,79
20,08
31,35
P/BV, [x]
12,23
8,07
2,89
5,77
Rata-rata
Penilaian, 3 Mei 2013
32,11
7,25
Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 10: Ringkasan Penilaian dengan Metode GCM
Multiples
(x)
P/BV
P/E
Est, EPS
(Rp)
7,25
32,11
Est, BV/Share
(Rp)
190
Value
(Rp)
850
-
6.150
6.100
Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 11: Rekonsiliasi Nilai Wajar
Nilai Wajar per Saham [Rp]
DCF
GCM
Average
10.070
6.150
8.900
Batas Bawah
9.080
6.100
8.200
Bobot
70%
30%
Batas Atas
Sumber: Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian tak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
6 Mei 2013
Halaman 13 dari 15
Nippon Indosari Corpindo, Tbk
Tabel 12: Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
Laporan Laba Rugi
[dalam Rp Miliar]
2010
2011
Penjualan
612
813
(323)
289
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
Gambar 13: P/E dan P/BV Historis
2013P
2014P
1.191
1.716
2.392
(P/E)
50.0
(434)
(634)
(944)
(1.340)
45.0
8.0
379
556
771
1.051
40.0
7.0
2012
P/E
(P/BV)
9.0
P/BV
35.0
Beban Operasi
(153)
(226)
(357)
(500)
(669)
Laba Operasi
136
153
199
271
382
Pendapatan [Beban]
lain-lain
(1)
2
0
(15)
(60)
Laba Sebelum Pajak
135
155
200
257
322
15.0
35
39
51
64
80
10.0
2.0
100
116
149
192
241
5.0
1.0
Pajak
Laba Bersih
6.0
30.0
5.0
25.0
4.0
20.0
Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
3.0
0.0
0.0
2010
2011
2012
Tabel 13: Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Neraca
[dalam Rp Miliar]
2010
2011
2012
2013P
2014P
Gambar 14: ROA, ROE dan Total Asset Turnover
Historis
(ROA&ROE)
Aset
(TAT)
1.10
25.00
Aset Lancar
Kas dan Setara Kas
1.08
121
48
38
231
361
Piutang Usaha
76
104
137
188
295
Persediaan
10
16
23
39
92
7
22
23
33
46
Aset lain-lain
Total Aset Lancar
213
190
220
491
794
Aset Tetap
346
546
894
1.213
1.533
9
23
91
130
256
568
759
1.205
1.835
2.583
Aset lainnya
Total Aset
20.00
1.06
1.04
15.00
1.02
10.00
1.00
0.98
5.00
0.96
0.00
Kewajiban
0.94
2010
Hutang Usaha
2011
ROA
Pinjaman Jk. Pendek
27
66
79
101
143
Biaya Akrual
13
10
17
26
36
Kewajiban lain-lain
52
72
99
132
132
Kewajiban jangka
panjang
-
33
297
648
1.074
Kewajiban jangka
panjang lainnya
20
31
46
69
97
Total Kewajiban
113
213
538
976
Total Ekuitas
455
546
667
859
2012
ROE
TAT
Tabel 14: Rasio Penting
Rasio
2010
2011
2012
2013P
2014P
Penjualan
26,0
32,9
46,4
44,1
39,4
Laba Operasi
53,6
13,0
30,1
35,9
40,9
EBITDA
44,3
13,6
36,5
30,0
32,5
Laba Bersih
74,7
16,2
28,7
29,0
25,4
Marjin Laba Kotor
47,2
46,6
46,7
45,0
43,2
Marjin Laba Operasi
22,2
18,8
16,7
15,8
15,8
Marjin EBITDA
25,3
21,6
20,2
18,2
18,8
Marjin Laba Bersih
16,3
14,3
12,5
11,2
10,3
ROA
17,6
15,3
12,4
10,5
10,8
ROE
21,9
21,2
22,4
22,4
23,1
Pertumbuhan [%]
Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
1.483
1.100
Profitabilitas [%]
Solvabilitas [X]
Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas
5,2
4,3
1,2
1,2
1,2
Rasio KewajibanTerhadap Aset
0,8
0,8
0,5
0,5
0,5
Rasio Lancar
1,0
1,2
1,4
1,5
1,4
Rasio Cepat
0,3
0,4
0,7
0,5
0,5
Likuiditas[X]
Sumber: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian tak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
6 Mei 2013
Halaman 14 dari 15
Nippon Indosari Corpindo, Tbk
DISCLAIMER
Laporan ini dibuat berdasarkan sumber-sumber yang kami anggap terpercaya dan dapat
diandalkan. Namun kami tidak menjamin kelengkapan, keakuratan atau kecukupannya. Dengan
demikian kami tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang diambil
berdasarkan laporan ini. Adapun asumsi, opini, dan perkiraan merupakan hasil dari
pertimbangan internal kami per tanggal penilaian ( cut-off date), dan kami dapat mengubah
pertimbangan diatas sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Kami tidak bertanggung jawab atas kekeliruan atau kelalaian yang terjadi akibat pen ggunaan
laporan ini. Kinerja dimasa lalu tidak selalu dapat dijadikan acuan hasil masa depan. Laporan
ini bukan merupakan rekomendasi penawaran, pembelian atau menahan suatu saham tertentu.
Laporan ini mungkin tidak sesuai untuk beberapa investor. Seluruh opini dalam laporan ini telah
disampaikan dengan itikad baik, namun sewaktu -waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu, dan disajikan dengan benar per tanggal diterbitkan laporan ini. Harga, nilai,
atau pendapatan dari setiap saham Perseroan y ang disajikan dalam laporan ini kemungkinan
dapat lebih rendah dari harapan pemodal, dan pemodal juga mungkin mendapatkan
pengembalian yang lebih rendah dari nilai investasi yang ditanamkan. Investasi didefinisikan
sebagai pendapatan yang kemungkinan besar diterima dimasa depan, namun nilai dari
pendapatan yang akan diterima tersebut kemungkinan besar juga akan berfluktuasi. Untuk
saham Perseroan yang penyajian laporan keuangannya didenominasi dalam mata uang selain
Rupiah, perubahan nilai tukar mata uang t ersebut kemungkinan dapat menurunkan nilai, harga,
atau pendapatan investasi pemodal. Informasi dalam laporan ini bukan merupakan
pertimbangan pajak dalam mengambil suatu keputusan investasi.
Target harga saham dalam Laporan ini merupakan nilai fundament al, bukan merupakan Nilai
Pasar Wajar, dan bukan merupakan harga acuan transaksi yang diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Laporan target harga saham yang diterbitkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing
bukan merupakan rekomendasi untuk membeli, menjual, atau menahan suatu saham tertentu,
dan tidak dapat dianggap sebagai nasehat investasi oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan
Indexing yang behubungan dengan cakupan Jasa Pefindo kepada, atau kaitannya kepada,
beberapa pihak, termasuk emiten, penasehat keuangan, pialang saham, investment banks,
institusi keuangan dan perantara keuangan, dalam kaitannya menerima imbalan atau
keuntungan lainnya dari pihak tersebut,
Laporan ini tidak ditujukan untuk pemodal tertentu dan tidak dapat dijadikan bagian dari tujuan
investasi terhadap suatu saham dan juga bukan merupakan rekomendasi investasi terhadap
suatu saham tertentu atau suatu strategi investasi. Sebelum melakukan tindakan dari hasil
laporan ini, pemodal disarankan untuk mempe rtimbangkan terlebih dahulu kesesuaian situasi
dan kondisi dan, jika dibutuhkan, mintalah bantuan penasehat keuangan.
PEFINDO memisahkan kegiatan Valuasi Saham dengan kegiatan Pemeringkatan untuk menjaga
independensi dan objektivitas dari proses dan prod uk kegiatan analitis. PEFINDO telah
menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi non -publik tertentu
yang diterima sehubungan dengan proses analitis. Keseluruhan proses, metodologi dan
database yang digunakan dalam penyusunan Lapor an Target Harga Referensi Saham ini secara
keseluruhan adalah berbeda dengan proses, metodologi dan database yang digunakan PEFINDO
dalam melakukan pemeringkatan.
Laporan ini dibuat dan disiapkan Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing dengan tujuan untu k
meningkatkan transparansi harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Laporan ini
juga bebas dari pengaruh tekanan atau paksaan dari Bursa maupun Perseroan yang dinilai.
Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing akan menerima imbalan sebesar Rp.20.0 00.000,- dari
Bursa Efek Indonesia untuk 2 (dua) kali pelaporan per tahun. Untuk keterangan lebih lanjut,
dapat mengunjungi website kami di http://www.pefindo.com
Laporan ini dibuat dan disiapkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing. Di Indonesia
Laporan ini dipublikasikan pada website kami dan juga pada website Bursa Efek Indonesia .
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian tak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
6 Mei 2013
Halaman 15 dari 15
Download