BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang memiliki dominasi tunggal pada sistem internasional saat ini serta menjadi Negara super power, dikatakan super power karena tidak bisa ditampikkan bahwa Amerika Serikat memiliki pengaruh yang besar terhadap keamanan dunia saat ini. Hal itu dapat dilihat dari berbagai konflik antar Negara yang terjadi khususnya di Timur Tengah dan belahan dunia lainnya banyak melibatkan Amerika Serikat di dalamnya baik dalam usaha untuk menghentikan konflik yang terjadi atau bahkan menciptakan konflik. Amerika Serikat juga memiliki andil besar dalam menciptakan keseimbangan kekuatan kawasan dalam hal kekuatan militer dimana hal itu di wujudkan dengan tingginya persenjatan yang berasal dari Amerika Serikat yang menjadi andalan Negara ± Negara di dunia saat ini. Sebuah Negara dapat di katakan sebagai Negara super power apabila memiliki kapasitas untuk menciptakan dominasi kekuatan dan mempengaruhi daerah manapun di dunia, dan terkadang, lebih dari satu area di bumi ini dalam satu waktu, dan sangat berpeluang untuk meraih status hegemoni global.1 Melihat fakta yang terjadi setelah Perang Dingin yang di tandai dengan runtuhnya Uni Soviet yang menjadi tandingan Amerika Serikat dalam perlombaan senjata sudah tidak ada lagi, hal itu mengukuhkan dominasi Amerika Serikat dalam politik 1 Standford Journal of International Relations: China an Emerging Superpower? By Lyman Miller http://www.stanford.edu/group/sjir/6.1.03_miller.html Diakses tanggal 11 Desember 2012 1 Internasional saat ini. Super Poweritas sebuah Negara dapat di ukur dari 4 aspek yaitu kapabilitas militer, ekonomi, politik dan budaya.2 Melihat kapabilitas militer Amerika Serikat sebagai Negara pemenang Perang Dunia maupun Perang Dingin tidak dapat di ragukan, dengan kapabilitas militer yang didukung dengan persenjataan yang canggih serta teruji di berbagai peperangan membuat persenjataan asal Amerika Serikat banyak dilirik oleh Negara ± Negara di dunia sebagai persenjataan utama untuk mendukung kekuatan militer mereka. Selama 10 tahun terakhir Amerika Serikat mendominasi pendapatan Negara ± 1HJDUD³SHQJHNVSRU´Venjata di dunia, dimana nilai ekspor dan kontrak pengadaan senjata oleh Amerika menjadi yang terbesar di antara Negara ± Negara produsen senjata lain seperti Rusia, Inggris, China dan lainnya. Data dari tahun 1994 sampai 2010 memperlihatkan dominasi Amerika Serikat dalam penjualan senjata dengan nilai terendah pada tahun 1995 yaitu $5.600.000.000 dan tertinggi pada tahun 2008 dengan nilai $36.717.000.000 serta pada tahun 2010 sebesar $ 21.255.000.000 kontrak 3 jauh melampaui Negara ± Negara lain seperti Rusia yang hanya mendapat $15.000.000.0004 pada tahun 2009 sebagai nilai kontrak tertingginya dan Inggris hanya mendapat kontrak senilai $9.651.000.000 5 pada tahun 2007 sebagai nilai kontrak tertingginya. 2 Ibid., Grimmett, R. F., CRS Report for Congress, Conventional Arms Transfers to Developing Nations, 2003-2010, 22 Sep. 2011 URL http://www.fas.org/asmp/resources/govtdocs.htm#crs dapat dilihat di http://www.sipri.org/research/armaments/transfers/measuring/financial_values/gov_exp.xls Diakses tanggal 11 Desember 2012 4 Nikolskii, A., Rosoboronexport, 'Vietnam helps to record', Vedomosti, 29 Jan dapat dilihat di http://www.sipri.org/research/armaments/transfers/measuring/financial_values/gov_exp.xls Diakses tanggal 11 Desember 2012 5 UK Ministry of Defence, Defence Analytical Services Agency, 'UK Defence Statistics 2011' http://www.dasa.mod.uk dapat dilihat di 3 2 Kemudaian Amerika Serikat kembali mendominasi penjualan persenjataan pada tahun 2011 sebagai tahun dengan pendapatan tertinggi dalam sejarah kontrak penualan persenjataan Amerika Serikat yakni menembus angka 66,3 miliar dolar atau 77% dari nilai penjualan seluruh dunia. Sedangkan Rusia hanya 4,8 miliar dolar atau 5,6% dari nilai penjualan global.6 Dalam aspek ekonomi Amerika Serikat adalah Negara yang memiliki sistem ekonomi yang kuat dan menjadi rujukan bagi model ekonomi di dunia saat ini, Amerika Serikat juga di katakan sebagai Negara dengan perekonomian terbesar di seluruh dunia juga di tandai dengan mata uang mereka di jadikan acuan nilai tukar uang lainnya di dunia, nilai tukar mata uang dolar AS yang tinggi terhadap mata uang lain di seluruh dunia juga menguatkan perekonomian Amerika Serikat.7 Selain itu kebudayaan Amerika yang menjadi trend globalisasi saat ini tidak dapat di pandang sebelah mata dan turut menjadi salah satu penyumbang pendapatan AS baik secara finansial maupun citra yang tidak kalah penting dalam politik internasional. Dengan menggabungkan semua aspek itu serta di dukung dengan kemajuan teknologi yang dimiliki Amerika serikat mampu untuk memenuhi kebutuhannya akan pertahanan Negara yang kuat dengan menciptakan http://www.sipri.org/research/armaments/transfers/measuring/financial_values/gov_exp.xls Diakses tanggal 11 Desember 2012 6 Congressional Research Service, Conventional Arms Transfers to Developing Nations, 20042011 http://www.fas.org/sgp/crs/weapons/R42678.pdf Diunduh 15 Maret 2013 7 Perekonomian Amerika Dan Pengaruhnya Terhadap Dunia http://financeroll.co.id/uncategorized/52599/perekonomian-amerika Diakses tanggal 11 Desember 2012 3 persenjataan yang canggih, dimana senjata itu menjadi pemasukan bagi perekonomian Amerika Serikat ketika di jual kepada Negara lainnya. Sebagai Negara major power dalam politik internasional saat ini tentu saja amerika serikat memiliki kriteria Negara yang dapat mereka sokong baik secara militer maupun menjual senjata kepada Negara tersebut. Amerika Serikat merupakan Negara yang konsern dalam penegakkan HAM dan demokrasi. $PHULND6HULNDWGLMXOXNL³3ROLVL'XQLD´NDUHQDDQJNDWDQEHUVHQMDWDPHUHNDNHUDS melakukan intervensi maupun peperangan untuk Negara yang mereka anggap bersalah telah melanggar HAM. Serta memberikan berbagai macam sanksi seperti embargo militer penuh mulai dari komponen persenjataan utama, suku cadang, hingga menghentikan pelatihan militer. Kerjasama Amerika Serikat dan Indonesia telah terjadi sejak lama, sejak paska kemerdekaan Indonesia kerjasama kedua Negara melewati dinamika pasang surut. Berbgai macam bentuk kerjasama telah dilakukan meliputi bantuan ekonomi, pendidikan, hingga kerjasama militer. Pada masa tersebut situasi politik internasional dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat terfokus pada Perang Dingin, dimana tema masa itu ialah kerjasama militer untuk tetap mempertahankan pengaruh agar tidak tersaingi Soviet. Hubungan kedua Negara terjalin erat dalam berbagai bidang khususnya dalam hal bantuan militer pada masa pemerintahan presiden Carter, meski di liputi isu tentang pelanggaran HAM yang menjadi tema utama politik luar negeri Amerika Serikat pada waktu itu namun hubungan kedua Negara tetap berjalan baik. 4 Paska Perang Dingin Kebijakan Amerika Serikat terhadap Indonesia secara drastis berubah, dibawah kepemimpinan Presiden Clinton Amerika banyak melakukan tekanan terhadap Indonesia. Hal itu tidak dapat dilepaskan dari tuduhan pelanggaran HAM yang banyak dilakukan oleh Tentara Indonesia pada waktu itu. Puncaknya ialah tahun 1999 ketika Amerika Serikat dibawah kepemimpinan Clinton memberikan sanksi embargo militer kepada Indonesia. Sanksi embargo mengakibatkan Amerika Serikat menghentikan segala bentuk kerja sama militer dengan Indonesia termasuk menghentkan program kerja sama pembinaan perwira militer Indonesia, tidak sampai disitu penjualan suku cadang alutsista pun di hentikan. Dalam masa embargo militer penuh oleh Amerika Serikat, pemenuhan kebutuhan alutsista TNI mengalami kendala seperti peremajaan alustsista yang bersifat strategis seperti pesawat ± pesawat temput dan angkut TNI menjadi tidak maksimal. Hal itu membuat Indonesia harus membeli sparepart dari Negara lain. Sebagai salah satu solusi Indonesia mengandalkan Rusia sebagai produsen alternatif dalam melakukan pengadaan persenjataan yang bersifat penting seperti pesawat tempur dan kendaraan lapis baja. Serta mulai melakukan kerjasama pertahanan dengan China yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian Alutsista dalam negeri melalui alih teknologi. Masa embargo tersebut adalah masa yang cukup menyulitkan bagi militer Indonesia khususnya TNI AU, dimana Alutsista yang ada banyak berasal dari Amerika Serikat seperti pesawat angkut Hercules yang menjadi alutsista penting 5 di milter Indonesia menjadi tidak layak terbang karena tidak mendapat pasokan suku cadang dari Lockheed Martin yang berbasis di Amerika Serikat. Selain itu banyak Alutsista lain yang juga terkena dampak seperti F-16 A/B yang menjadi tulang punggung fighter TNI AU juga tidak maksimal penggunaannya dikarenakan kesulitan dalam peremajaan, karena suku cadang F16 Fighting Falcon juga tertahan di AS dan Korea Selatan.8 Selain tidak mendapat pasokan suku cadang, alutsista yang sudah mengalami proses peremajaan juga tertahan di beberapa Negara seperti satu pesawat F-5 Tiger di Amerika Serikat dan suku cadangnya ada yang tertinggal di Malaysia, Singapura, Belgia. 9 Walaupun pesaawat Hawk 109 dan Hawk 209 buatan Inggris namun tetap saja pesawat ini terkena imbas embargo Amerika Serikat karena ada komponen yang digunakan buatan AS. Selain itu suku cadang Hawk 109/209 juga sempat tertahan di Inggris dan mesin serta suku cadang A4 Sky Hawk pernah tertahan di Selandia Baru. Tak pelak Akibat embargo AS saat itu, tingkat kesiapan pesawat-pesawat tempur TNI AU hanya mencapai 35 persen dari seluruh kekuatan yang ada.10 Kebijakan embargo penuh Amerika Serikat terhadap Indonesia secara perlahan dan sedikit demi sediki dihapuskan pada pemerintahan Bush. Kemudaian puncaknya ialah pada pemerintahan Obama. Pada pemerintahan Obama kebijakan pemerintah AS berubah drastis dengan memberikan berbagai macam tawaran Alustsista bagi Tentara Nasional Indonesia baik melalui skema hibah maupun penjualan komersial. 8 AS Diminta Percepat Pengiriman Suku Cadang Pesawat Tempur TNI AU http://www.antaranews.com/berita/1136466590/as-diminta-percepat-pengiriman-suku-cadangpesawat-tempur-tni-au diakses 22 April 2013 9 Ibid 10 Ibid 6 Pada akhir tahun 2011 Amerika menawarkan 24 unit pesawat tempur F-16 melalui skema hibah yang di tawarkan Amerika dimana skema hibah ini disertai dengan upgrade atau peningkatan kemampuan pesawat melalui skema FMS (Foreign Military Sales)11 dengan mengganti berbagai komponen dalam pesawat dan akan tiba di Indonesia pada tahun 2014. 12 Tidak sampai disitu pemerintah Amerika kembali menawarkan tambahan 10 unit pesawat serupa.13 General Dynamic F-16 Fighting Falcon menjadi pilihan pemerintah Amerika Serikat karena pada tahun 2008 Indonesia pernah berminat untuk membeli pesawat jenis ini. Sampai saat ini F-16 masih menjadi senjata andalan berbagai Negara sebagai kekuatan pemukul dalam pertahanan udaranya tak terkecuali Indonesia. Pesawat ini banyak diminati karena telah terbukti dalam berbagai pertempuran sehingga mendapat predikat battle proven yang menjadi acuan Negara ± Negara dalam memilih persenjataan untuk angkatan bersenjatanya. Melihat dinamika yang terjadi dalam hubungan kerjasama militer Indonesia dengan Amerika Serikat terjadi perubahan kebijakan yang signifikan yang di berlakukan Amerika Serikat terhadap Indonesia, dimana kebijakan embargo yang di tetapkan secara drastis berubah. Kemitraan komprehensif yang diterapkan presiden Obama terhadap Indonesia memberi andil dalam membaiknya hubungan bilateral kedua negara. Ketika pada November 2010 kedua Negara 11 DPR Setujui Indonesia Terima Hibah 24 Pesawat F-16 dari AS http://news.detik.com/read/2011/10/25/190933/1752481/10/dpr-setujui-indonesia-terima-hibah24-pesawat-f-16-dari-as Diakses tanggal 11 Desember 2012 12 Indonesia ± Regeneration and Upgrade of F-16C/D Block 25 Aircraft http://www.dsca.mil/PressReleases/36-b/2011/Indonesia_11-48.pdf Diunduh tanggal 11 Desember 2012 13 AS Kembali Tawarkan Hibah 10 Pesawat Tempur F16 kepada Indonesia http://news.detik.com/read/2012/08/23/111039/1996836/10/as-kembali-tawarkan-hibah-10pesawat-tempur-f16-kepada-indonesia Diakses tanggal 11 Desember 2012 7 menyepakati kemitraan komperhensif yang merupakan kesepakatan kerja sama jangka panjang secara menyeluruh antara Amerika Serikat dan Indonesia.14 Kebijakan Pemerintah AS dalam pemberian hibah pesawat tempur F-16 yang diumumkan di Bali pada bulan November tahun 2011 tersebut tidak terlepas dari makin baiknya hubungan bilateral kedua negera melalui kemitraan komperhensif tersebut. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas maka, dapat dirumuskan sebuah permasalahan yang akan menjadi pembahasan dalam skripsi ini, yaitu: Mengapa Amerika Serikat memberikan hibah alutsista berupa pesawat tempur F-16 kepada Indonesia pada tahun 2011? C. Kerangka Teori Kerangka Teori bertujuan untuk membantu penulis untuk menentukan tujuan dan arah penulisan serta memilih teori dan konsep untuk menyusun hipotesa. Untuk dapat menjawab permasalahan yang ada akan digunakan Teori Pengambilan Kebijakan Politik Luar Negeri William D. Coplin dan konsep Kepentingan nasional yang akan berfungsi untuk membantu menjabarkan penjelasan tentang konsepsi kepentingan nasional . 1. Politik Luar Negeri Untuk mencapai kepentingan nasional sebuah negara harus melakukan interaksi dengan Negara lain melalui berbagai kebijakan yang di tuangkan dalam 14 United States-Indonesia Comprehensive Partnership http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2011/07/169001.htm Diakses tanggal 11 Desember 2012 8 politik luar negerinya, menurut Jack C. Plano dan Roy Olton Politik luar negeri merupakan strategi atau rencana tindakan yang dibuat oleh para pembuat keputusan Negara dalam menghadapi Negara lain atau unit politik internasional lainnya, dan dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional yang spesifik yang dituangkan dalam terminologi kepentingan nasional.15 Konsep mengenai Politik Luar Negeri yang di berikan pakar lainnya antara lain, Miriam Budiarjo yang mendefinisikan Politik Luar Negeri sebagai ³.HELMDNDQSROLF\DGDODKVXDWXNXPSXODQ\DQJGLDPELOLOHKVHRUDQJSHODNXDWDu kelompok dalam usaha memiliki tujuan, kebijaksanaan itu mempunyai kekuasaan XQWXNPHODNVDQDNDQQ\D´16 Sedangkan Mappa Nasrun memberikan konsep Politik Luar negeri sebagai berikut: ³.HELMDNVDQDDQ OXDU QHJHUL VXDWX QHJDUD SDGD hakekatnya merupakan refleksi dari keadaan dan perkembangan dalam negerinya, juga keadaan dan perkembangan menjadi faktor sistem yang politik turut internasional menentukan dapat perilaku kebijaksanaan luar negeri. Jadi, kebijaksanaan luar negeri pada pokoknya dipengaruhi oleh faktor-faktor LQWHUQDOGDQHNVWHUQDO´17 Melihat pendapat para pakar di atas dapat disimpulkan bahwa politik luar negeri merupakan kebijakan yang dilakukan suatu negera terhadap Negara lain, 15 Jack C. Plano dan Roy Olton. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Bandung: Abardin. Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, 1995, hal 12. 17 Mappa Nasrun, Indonesian Relations With The South Pacific Countries: Problem and Prospect, Desertasi, Unhas: 1990, hal. 98. Dalam Soft Power dalam Politik luar Negeri Indonesia, F.X. Wawolangi, FISIP UI,2010 http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/132946-T%2027791Politik%20luar-Tinjauan%20literatur.pdf Diunduh tanggal 21 November 2012 16 9 dimana kebijakan tersebut memiliki tujuan yaitu kepentingan dari Negara tersebut dengan melihat situasi internal (dalam negeri) dan atau eksterrnal (luar negeri). Konsep diatas diperkuat oleh Willian D. Coplin, dimana menurut Willian D. Coplin dalam membuat kebijakan politik luar negeri para pengambil keputusan tidak bertindak tanpa pertimbangan. Tetapi sebaliknya, kebijakan politik luar negeri tersebut dipandang sebagai akibat dari tiga hal yang mempengaruhi para pengambil kebijakan dalam mengambil kebijakan politik dalam negeri, yaitu kondisi politik dalam negeri, kemampuan ekonomi dan militer dan yang terakhir adalah konteks internasional.18 Jika digambarkan maka hasilnya adalah sebagai berikut : Gambar 1.1 Proses Pengambilan Kebijakan Politik Luar Negeri Sumber : William D. Coplin dan Marsedes MarEXQ³Pengantar 3ROLWLN,QWHUQDVLRQDO´Bandung, 2003, hal. 30 18 Willian D Coplin dan Marsedes Marbun.2003.Pengantar Politik Internasional. Bandung: Sinar Baru. 10 Coplin menekankan bahwa yang menjadi pusat perhatian adalah orangorang yang memegang peran dalam pengambilan kebijakan politik luar negeri, yaitu orang-orang yang memiliki tanggungjawab resmi dan pengaruh dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang menyangkut keterlibatan negaranya dalam hubungan dengan aktor lain. Pengambil kebijakan luar negeri sebenarnya lebih merupakan sebuah proses yang melibatkan banyak pertimbangan dan sangat kompleks. Selain itu politik luar negeri kebanyakan hanya menyangkut pernyataan ± pernyataan umum serta rencana ± rencana yang bersifat contingency (menjaga kemungkinan).19 Setelah menjabarkan tentang politik luar negeri, penting untuk dijabarkan pula mengenai Security Cooperation yang menjadi payung kerja sama pertahanan Amerika Serikat dengan Negara lain dan merupakan produk kebijakan luar negeri pemerintah Amerika Serikat. Kebijakan pemberian hibah peralatan militer melalui skema Excess Defense Article (EDA) atau penjualan persenjataan lain melalui skema Foreign Military Sales (FMS) kepada Negara lain merupakan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Karena EDA dan FMS pada prinsipnya termasuk dalam Security Assistance Programs yang berada dalam payung besar Security Cooperation (SC) yang merupakan bagian dari portofolio kerjasama global yang dijalin oleh Amerka Serikat dengan berbagai negara di dunia, khususnya pasca era Perang Dingin dan berada dalam kendali sekaligus pengawasan Departemen Luar Negeri Amerika Serkat (US Department of State/DOS) sebagai bagian dari hubungan 19 William D. Coplin, Op. Cit. hal. 33 11 internasional Amerika Serikat. 20 Selanjutnya EDA dan FMS diberikan kepada Negara lain melalui Departemen Pertahanan Amerika Serika atau US Departement of Defense (DoD) sebagai Security Cooperation Programs yang merupakan bagian dari Security Cooperation (SC). Security Cooperation (SC) dalam DOD Policy and Responsibilities Relating to Security Cooperation memiliki definisi sebagai berikut: ³Activities undertaken by Department of Defense to encourage and enable international partners to work with the United States to achieve strategic objectives. It includes all DOD interactions with foreign defense and security establishments, including all DOD-administered security assistance programs, that: build defense and security relationships that promote specific US security interests, including all international armaments cooperation activities and security cooperation activities; develop allied and friendly military capabilities for self-defense and multinational operations; and provide US forces with peacetime and contingency access to a host nation´21 Deifinisi diatas menjelaskan bahwa EDA dan FMS juga merupakan salah satu bentuk kebijakan luar negeri Amerika Serikat karena diadakan untuk menjalin kerjasama dengan Negara lain yang bertujuan untuk mendukung tercapainya kepentingan Amerika Serikat. Apabila berkaca pada teori dan konsep di atas dalam menganalisa kasus pemberian hibah F-16 kepada Indonesia ini, dapat disimpulkan kebijakan hibah tersebut diberikan karena adanya pengaruh faktor berikut ini: 20 Mayor Tek Jon Keneddy Ginting, MMgtStud, qtc. Lebih jauh tentang Foreign Military Sales (FMS): Cukup baikkah untuk Indonesia? (Bagian 1) http://lembagakeris.net/2012/08/lebih-jauhtentang-foreign-military-sales-fms-cukup-baikkah-untuk-indonesia-bagian-1-2/ Diakses 19 Maret 2013 21 Defense Security Cooperation Agency, Security Cooperation Overview and Relationships http://www.dsca.osd.mil/samm/ESAMM/C01/1.htm Diakses 24 April 2013 12 a. Kondisi Politik Dalam Negeri Menurut Coplin, kondisi politik dalam negeri suatu negara merupakan salah satu variabel penentu dalam pembuatan kebijakan politik luar negeri, karena terdapat aktor-aktor politik dalam negeri yang mempengaruhi pengambil keputusan dalam merumuskan kebijakan politik luar negeri. Menurut Coplin salah satu aktor tersebut adalah birokrasi atau yang di sebut sebagai bureaucratic influencers. Kelompok birokrasi sangat berpengaruh dalam pembuatan kebijakan politik karena mereka mempunyai akses langsung kepada pengambil keputusan. Para pengambil keputusan sangat bergantung kepada birokrasi dalam hal informasi-informasi yang penting bagi pembuatan kebijakan serta dalam hal bantuan untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Dengan kata lain kelompok birokrasi sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan politik luar negeri karena kelompok ini menyalurkan informasi kepada pengambil keputusan dan kemudian melaksanakan kebijakan yang dikeluarkan oleh pengambil keputusan itu. Coplin menerangkan bahwa kelompok berpengaruh seperti birokrasi pada sebuah sistem pemerintahan di pengaruhi oleh konteks internasional yang ada, dimana isu yang terjadi pada konteks internasional memperngaruhi usulan yang akan di berikan kepada pembuat kebijakan luar negeri dalam hal ini pemerintah. Beberapa isu dalam konteks internasional yang dimaksud seperti keamanan nasional, kepentingan ekonomi, bidang isu khusus yang berkaitan dengan kepentingan ideologis dan historis, dan masalah ± masalah prosedural ± bagaimana mengupayakan tujuan politik luar negeri. 22 Selain birokrasi seperti 22 Ibid, hal. 95 13 departemen pertahanan dan luar negeri, Coplin juga menyebut unsur lain sebagai aktor yang mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negaara yakni partisan influence atau partisan yang mempengaruhi. Dalam kaitannya dengan hibah yang diberikan Amerika Serikat oleh Indonesia ialah Departemen Pertahanan AS yang merupakan sebuah unsur yang penting dalam pembuatan kebijakan dalam sistem politik Amerika Serikat sudah mewanti ± wanti melalui menteri pertahanan Leon Panetta bahwa AS menghadapi ancaman dari meningkatnya pengaruh China, seperti yang dikutip oleh Daily News & Analysis sebagai berikut: "AS menghadapi ancaman dari meningkatnya pengaruh China dan India. AS menyadari hal ini dan mencoba untuk memastikan bahwa AS memiliki perlindungan yang cukup kuat untuk menanggapi ancaman ini,"23 Kategori ancaman yang dimaksud dapat disimpulkan sebagai ancaman perebutan pengaruh, ekonomi dan keaman wilayah. Sehingga Amerika Serikat memfokuskan kerja sama kemitraan komperhensif dan memusatkan perhatiannya pada Negara ± Negara di Asia seperti Australia dan Indonesia.24 b. Kondisi Ekonomi dan Militer Tidak hanya pada berdampaknya beralihnya penggunaan tenaga manusia ke mesin revolusi industri juga membuat perubahan pada kemampuan Negara untuk menciptakan peralatan militer yang kuat untuk mendukung angaktan bersenjatanya melalui alat ± alat industri yang canggih. Negara yang secara militer 23 AS Waspadai Meningkatnya Pengaruh China & India http://international.okezone.com/read/2012/01/06/414/552940/as-waspadai-meningkatnyapengaruh-china-india diakses tanggal 11 Desember 2012 24 China & India Dianggap sebagai Ancaman Utama AS http://international.okezone.com/read/2011/11/18/413/531082/china-india-dianggap-sebagaiancaman-utama-as Diakses tanggal 11 Desember 2012 14 mapan adalah Negara yang indusrtinya maju dan apabila kita berbicara tentang militer tentu saja kita harus berbicara tentang perekonomian Negara karena ada kaitannya dengan anggaran pertahanan. Kondisi ekonomi dan militer merupakan hal yang mempengaruhi pembuatan kebijakan luar negeri. Kondisi ekonomi dan kemampuan militer adalah hal yang tidak dapat di pisahkan berdasarkan yang di jelaskan Coplin bahwasanya pada umumnya, makin tinggi GNP-nya (pendaptan nasional suatu Negara) makin tinggi pula kemampuannya untuk menciptakan kekuatan militer, terutama untuk jangka panjang.25 Kemampuan ekonomi yang besar yang diwujudkan dengan besarnya anggaran militer suatu negara sangat berpengaruh terhadap kekuatannya. Dan apabila hal sebaliknya terjadi dimana sebuah Negara pemasok utama persenjataan mengalami kesulitan ekonomi tentu akan berdampak pada melemahnya daya beli Negara kepada industri pertahanan oleh karena itu harus ada kebijakan memaksimalkan penjualan ke luar Negara yang perekonomiannya stabil. Amerika Serikat merupakan salah satu negara pemasok perlengkapan militer. negara pemasok persenjataan biasanya menjual bahkan kadang ± kadang memberikan perlengkapan militer dan senjata kepada negara ± negara yang tidak memiliki fondasi industri untuk memproduksi sendiri. Pemasok itu memperoleh kontrol tertentu atas Negara pembeli.26 Kondisi ekonomi Amerika Serikat pada pemerintahan Presiden Obama tidak dapat dilepaskan dari pemerintahan sebelumnya dan krisis global yang terjadi, sebelum menjabat sebagai presiden Amerika Serikat Obama telah di warisi 25 26 Willian D. Coplin, Op. Cit. hal. 126 Ibid, hal. 127 15 kondisi perekonomian yang tidak baik dari masa kepemimpinan presiden Bush yang pada tahun 2008 sempat mengatakan bahwa perekonomian Amerika Serkat dalam bahaya apabila kongres tidak menyetujui kebijkan bailout kepada perusahaan ± perusahaan besar Amerika yang mempengaruhi perekonomian di Amerika Serikat. Kebijakan Amerika Serikat yang sangat militeristis pada pemerintahan presiden Bush juga menambah kesulitan dimana pembiayaan yang dikeluarakan oleh Amerika Serikat untuk membiayai tentaranya berperang di Afghanistan dan Irak. Peperangan yang melibatkan pasukan Amerika Serikat teresbut turut menjadi penyebab anjloknya perekonomian Amerika Serikat dimana pembiayaan perang tersebut dibiayai dari hutang.27 Ditengah perampingan angkatan bersenjata dengan memotong anggaran pertahanan yang dilakukan oleh presiden Obama memberi dampak yang negatif pada perusahaan kontraktor persenjataan seperti Lockheed martin yang berencana melakukan PHK besar ± besaran.28 Hal itu menuntut pemerintah Amerika Serikat harus mampu menjalin kerjasama yang baik Negara lain untuk memaksimalkan pasar industri pertahanannya. 27 Riset ini juga mengungkapkan bahwa hampir seluruh biaya perang yang dikeluarkan Amerika berasal dari utang. Hingga kini, Amerika telah membayar bunga hutang sebesar 185 miliar Dolar untuk biaya perang, dan 1 triliun Dolar lainnya harus dibayar hingga tahun 2020. Penelitian dan riset ini dilakukan oleh Catherine Lutz yang merupakan profesor antropologi dari Brown University bersama bersama Timnya. http://www.seputarforex.com/analisa/fundamental/forex.php?id=102131&title=menimbang_dolar _pasca_stimulus_moneter_the_fed Diakses tanggal 11 Desember 2012 28 At White House Request, Lockheed Martin Drops Plan to Issue Layoff Notices http://abcnews.go.com/blogs/politics/2012/10/at-white-house-request-lockheed-martin-drops-planto-issue-layoff-notices/ Diakses tanggal 11 Desember 2012 16 Walaupun dalam keadaan gangguan ekonomi, kapabilitas militer Amerika Serikat masih menjadi kekuatan yang dominan didunia,29 perampingan angkatan bersenjata yang di berlakukan presiden Obama tidak memperngaruhi kapabilitas kekuatan Amerika secara signifikan. c. Konteks Internasional Konteks internasional yang dimaksud Coplin disini ialah produk tindakan politik luar negeri seluruh Negara pada masa lampau, sekarang, dan masa mendatang yang mungkin atau yang akan di antisipasi. 30 Karena politik luar negeri kebanyakan hanya menyangkut pernyataan ± pernyataan umum serta rencana ± rencana yang bersifat contingency (menjaga kemungkinan). 31 Pengkajian tentang perilaku suatu negara juga difokuskan pada konteks internasional yang mempengaruhinya. Sifat sistem internasional dalam hubungan antar negara dan kondisikondisi dalam sistem itu menentukan bagaimana suatu negara akan membuat sebuah kebijakan. Kaitannya dengan kebijakan hibah yang diberikan Amerika Serikat terhadap Indonesia pada bagian ini ialah Amerika menghawatirkan tumbuhnya pengaruh China di Asia melalui kerjasama pertahanan. Amerika yang telah lama menancapkan pengaruhnya di Indonesia merasa tumbuhnya pengaruh China di Asia dan Indonesia merupakan hal yang perlu diantisipasi. Hal itu merupakan salah satu cara untuk mempertegas kehadiran Amerika Serikat di Asia pasifik khususnya Asia Tenggara. Hal tersebut dilakukan melalui strategi pivot to Asia dengan menyeimbangkan kembali perhatian 29 The Ten Largest Military Powers In The World http://247wallst.com/2011/04/14/the-tenlargest-military-powers-in-the-world/3/ Diakses tanggal 11 Desember 2012 30 Willian D Coplin, Op, Cit. hal. 30 31 Ibid. hal. 33 17 Amerika ke Asia pasifik yang di terapkan pemerintahan Obama. Mengingat Amerika Serikat telah lama menaruh fokus mereka di Timur Tengah. Selain itu Indonesia merupakan wilayah yang bertahan dari krisis global yang terjadi dan posisi Indonesia yang sangat strategis secara geostrategis, geoekonomi, dan geopolitik di Asia Pasifik menjadikan Indonesia Negara yang penting bagi Amerika Serikat untuk mewujudkan berbagai kepentingannya di kawasan ini. Kebangkitan China di kawasan Asia Pasifik dalam hal Industri dan kapabilitas militer membuat pihak Amerika Serikat menilainya sebagai sebuah ancaman yang harus diantisipasi pemerintah Amerika Serikat. Kekhawatiran terhadap tumbuhnya pengaruh China melalui industri dan militer juga di sampaikan oleh pejabat militer senior Amerika Serikat seperti Wakil Laksamana Jack Dorset yang mengatakan bahwa ³'2' FHUWDLQO\ ZRXOG QRW KDYH H[SHFWHG >WKH Chinese] to be as far along as they are today in WHFKQRORJ\´ Dan dia mengatakan bahwa Pentagon harus memperbaiki intelijennya tentang militer China. 32 Selain Wakil Laksamana Jack Dorset, Komandan Komando Pasifik Angkatan Laut Amerika Serikat Laksamana Robert F. Willard mengatakan ³,Q WKH SDVW GHFDGH RU VR &KLQD KDV H[FHHGHG most of our intelligence estimates of their military FDSDELOLW\ DQG FDSDFLW\ HYHU\ \HDU 7KH\¶YH grown at an unprecedented rate in those FDSDELOLWLHV $QG WKH\¶YH GHYHORSHG VRPH asymmetric capabilities that are concerning to the region, some anti-DFFHVVFDSDELOLWLHVDQGVRRQ´33 32 Thomas G. Mahnken, With Dan Blumenthal, Thomas Donnelly, Michael Mazza, Gary J. Schmitt, And Andrew Shearer, Asia In The Balance Transforming Us Military Strategy In Asia, American Enterprise Institute 2012 http://www.aei.org/files/2012/05/31/-asia-in-the-balancetransforming-us-military-strategy-in-asia_134736206767.pdf Diunduh 1 Januari 2013 33 Ibid 18 Kerjasama China dengan Indonesia sebenarnya sudah terbangun dan sekaligus menjadi puncaknya pada tahun 2005 dimana kedua Negara menyepakati kemitraan strategis yang salah satu poitnya adalah adaya kerjasama pertahanan antar kedua negara. Pada waktu yang sama Amerika Serikat dibawah presiden Bush melakukan normalisasi hubungan kerjasama militer dengan Indonesia yang telah di embargo oleh pemerintahan sebelumnya.34 Hal itu tentunya dapat mengganggu dominasi Alutsista buatan Amerika Serikat yang masih menjadi kekuatan penting bagi Tentara Nasional Indonesia. Kerja sama China dan Indonesia diwujudkan dalam pengembangan Rudal C705.35 Wujud kerja sama dibidang rudal tersebut ialah adanya produksi bersama dan alih teknologi rudal C-705 setelah Indonesia membeli rudal tersebut agar Indonesia dapat secara mandiri memenuhi kebutuhan alutsistanya tanpa tergantung dengan Negara lain.36 Tidak sampai disitu, pesawat tempur buatan China pernah ditawarkan kepada Indonesia sehingga hal ini dinilai dapat mengganggu pasar alutsista Amerika Serikat yang sudah terbagi dengan Rusia. Indonesia sebagai Negara bebas aktif yang pasar Alutsistanya terbuka untuk Negara mana saja beberapa kali membeli persenjataan yang bersifat lethal weapons dari China dan Rusia, serta mendapat tawaran dari Negara lain di luar Amerika Serikat dalam pengadaan pesawat tempur, seperti Inggris yang dikabarkan menawarkan pesawat 34 U.S., China Court Indonesia with Arms and Military Ties http://www.worldpoliticsreview.com/articles/6282/u-s-china-court-indonesia-with-arms-andmilitary-ties Diakses 6 Januari 2013 35 ToT Missile C-705 vs Konflik Laut Cina Selatan : Indonesian Perfective http://analisismiliter.com/artikel/part/37/ToT_Missile_C705_vs_Konflik_Laut_Cina_Selatan_Indonesian_Perfective Diakses tanggal 11 Desember 2012 36 RI-China mantapkan mekanisme alih teknologi rudal http://www.antaranews.com/berita/305465/ri-china-mantapkan-mekanisme-alih-teknologi-rudal Diakses tanggal 11 Desember 2012 19 EurofighterThypoon melalui departemen pertahanannya ke Indonesia pada tahun 2011.37 Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa tujuan dari politik luar negeri adalah untuk mencapai tujuan nasional yang dituangkan dala terminologi kepentingan nasional. Konsep ini dipergunakan untuk membantu penulis dalam menjelaskan kepentingan yang ingin di gapai oleh Amerika Serikat melalui kebijakan luar negerinya dalam kasus hibah alutsista berupa pesawat tempur F-16 ini. Lebih jelasnya merupakan apa yang ingin dituju suatu Negara dalam hubungan internasional, Menurut Morgenthau tujuan negara dalam politik LQWHUQDVLRQDO DGDODK PHQFDSDL ³NHSHQWLQJDQ QDVLRQDO´ yang berbeda dengan NHSHQWLQJDQ\DQJ³VXE-QDVLRQDO´GDQ³VXSUD-QDVLRQDO´38 Morgenthau beranggapan bahwa negarawan ± negarawan yang paling EHUKDVLO GDODP VHMDUDK DGDODK PHUHND \DQJ EHUXVDKD PHPHOLKDUD ³NHSHQWLQJDQ QDVLRQDO´ \DQJ GLGHILQLVLNDQ VHEDJDL ³SHnggunaan kekuasaan secara bijaksana untuk menjaga berbagai kepentingan yang dianggap paling vital bagi kelestarian negara-EDQJVD´39 Lebih jauh menurut Morgenthau kepentingan nasional dari setiap negara adalah mengejar kekuasaan. Kekuasaan yang dimaksud adalah apa saja yang dapat membentuk dan mempertahankan pengendalian suatu negara atas negara 37 Inggris Tawarkan Typhoon ke Indonesia http://nasional.kompas.com/read/2011/08/18/2316054/Inggris.Tawarkan.Typhoon.ke.Indonesia Diakses tanggal 11 Desember 2012 38 Hans J. Morgenthau, Politic Among Nations, GDODP0RFKWDU0DV¶RHGIlmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, Jakarta: LP3ES, 1990, hal. 18 39 Ibid. 20 lain. Hubungan kekuasaan atau pengendalian ini dapat diciptakan melalui teknikteknik paksaan ataupun kerjasama.40 Kepentingan nasional suatu negara adalah merupakan dasar untuk mengukur keberhasilan politik luar negerinya dan tujuan politik luar negeri untuk mewujudkan cita ± cita nasional serta memenuhi kebutuhan utama suatu negara. Mengacu pada roy olton dan jack plano menjelaskan bahwa tujuan politik luar negeri setiap negara pasti berbeda satu sama lain, tetapi pada umumnya berkisar pada beberapa hal, seperti ;41 1. Pertahanan diri (self-preservation), adalah kepentingan nasional yang tujuannya untuk mempertahankan diri agar negara yang memiliki power besar tidak melakukan atau merebut hegemoni kekuasaan yang nantinya dapat menimbulkan perpecahan, untuk mempertahankan diri tersebut negara yang bersangkutan melakukan kerjasama bilateral ataupun dalam wadah organisasi internasional. Konsep pertahanan diri (self-preservation) ini mengalami perkembangan, sebab pertahanan diri bukan hanya didasarkan pada landasan pertahanan terhadap geografis negara tetapi berkiatan dengan kekuasaan hegemoni suatu negara kepada negara lain, sehingga menggunakan kekuatan-kekuatan dalam negeri untuk mempertahankan hegemoni kekuasaannya tersebut. 2. Kemerdekaan (independence), adalah kepentingan nasional yang tujuannya untuk mendapatkan kekuatan dengan melakukan kerjasama 40 41 Ibid, hal. 140 Jack C. Plano dan Roy Olton. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Bandung: Abardin. 21 dengan negara lain dengan tujuan agar negara tersebut tidak dijajah atau tunduk kepada negara lainnnya. 3. Integritas territorial (territorial integrity), adalah kepentingan nasional yang tujuannya mendapatkan kebutuhan terhadap suatu wilayah yang dinilai strategis dan menguntungkan. 4. Keamanan militer (military security), adalah kepentingan nasional yang tujuannya untuk menjaga negaranya dari kekuatan militer negara lain atau sebagai antisipasi dari gangguan militer negara lainnya; dan 5. Kemakmuran ekonomi (economic wellbeing), adalah kepentingan nasional yang tujuannya untuk memperoleh cadangan devisa negara lain, misalnya minyak dan gas. Kepentingan nasional tersebut bertujuan untuk kesejahteraan ekonomi dalam negeri. Setelah melihat paparan pada pembuatan kebijakan luar negeri William D. Coplin dan kebijakan luar negeri yang di terapkan Amerika Serikat dapat disimpulkan dari kelima konsepsi tentang kepentingan nasional di atas ada dua kepentingan nasional Amerika Serikat yang ingin dipertahankan dalam hibah F-16 kepada Indonesia ini, yaitu: a. Pertahanan diri (self-preservation) Mengaitkan hibah pesawat tempur F-16 oleh Amerika kepada Indonesia dengan konsepsi kepentingan nasional yang telah di jabarkan oleh Roy Olton dan Jack Plano diatas maka kepentingan nasional Amerika ialah ingin mempertahankan pengaruh yang telah di bangunnya. Amerika telah puluhan tahun menancapkan pengaruhnya kepada Indonesia dengan menjadi pemasok 22 persenjataan utama yang canggih dan menjadi pilihan utama negara ± Negara didunia termasuk Indonesia dalam pertahanan negaranya agar tidak di rebut Negara lain seperti China. Tindakan hibah yang dilakukan dapat diartikan sebagai sebuah upaya untuk mempertahanakan dominasi Amerika Serikat dalam politik internasional diwilayah Asia Tenggara dimana Amerika Serikat memiliki banyak sekali kepentingan diwilayah ini mulai dari, ekonomi, perang terhadap terorisme sampai keterlibatannya di konflik laut China Selatan. Kedekatan China dengan Indonesia dikhwawatirkan dapat mengurangi mitra strategisnya dikawasan ini serta ASEAN. Hibah pesawat tempur yang merupakan implementasi dari kemitraan komprehensif Amerika Serikat dan Indonesia ini merupakan Sphere of Influence yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap Indonesia. Indonesia telah lama didominasi Amerika Serikat dalam bidang pertahanan dan keamanan sehingga Amerika Serikat harXV PHQHJDVNDQ NHPEDOL EDKZD ,QGRQHVLD DGDODK ³PLWUDQ\D´ sejak dulu agar tidak dapat ditumbuhi oleh pengaruh China yang memiliki persaingan dengan Amerika Serikat. b. Kemakmuran ekonomi (economic wellbeing) Paska krisis global yang melanda dunia tak terkecuali Amerika yang menyiasatinya dengan memotong anggaran pertahanan yang memberikan dampak pada perusahaan ± perusahaan persenjataannya seperti Loockheed Martin yang mendapatkan pendapatan terbanyak dari belanja keamanan pemerintah Amerika Serikat. 23 Oleh karena itu mereka harus tetap melakukan kegiatan produksi agar tetap menjadi perusahaan yang sehat dengan mendapatkan proyek. Skema hibah yang di tawarkan pemerintah Amerika Serikat ini secara tidak langsung dapat memberikan pemasukan kepada perusahaan Alutsista karena dengan adanya biaya upgrade melalui skema FMS dapat menyerap keuntungan bagi perusahaan ± perusahaan yang terlibat dalam proyek tersebut. Kerja sama yang dalam bidang pertahanan ini dapat dilihat sebagai usaha Amerika Serikat untuk mempertahankan dominasinya dalam pasar persenjataan di kawasan Asia Pasifik, khususnya Indonesia. Dengan memberikan hibah yang dalam pelaksanaannya memiliki konsekuensi terhadap Negara penerima dan dapat menciptakan ketergantungan bagi Negara penerimanya. Pesawat tempur F-16 dinilai tepat untuk dihibahkan untuk Indonesia karena sebelumnya pada tahun 2008 Indonesia telah berminat untuk membeli pesawat ini namun batal karena Indonesia tidak mampu secara finansial untuk membelinya. 42 Pesawat ini sendiri masih menjadi senjata andalan Negara ± Negara dengan persenjataan canggih seperti Amerika Serikat dan NATO serta pernah terlibat dalam berbagai misi pertempuran sehingga pesawat ini mendapat predikat battle proven yang menjadi salah satu kriteria Negara ± Negara di dunia dalam memilih persenjataan untuk angakatan bersenjatanya. Adanya perampingan anggaran pertahanan membuat pemerintah Amerika Serikat harus mampu untuk melakukan kerjasama dengan Negara lain dengan tujuan untuk memberikan pasar alternatif untuk perusahaan persenjataannya ditengah turunnya daya beli dari Amerika Serikat sendiri. 42 RI Batal Beli F-16 AS http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=23331 Diakses tanggal 11 Desember 2012 24 D. Hipotesa Setelah melihat uraian latar belakang dan rumusan masalah serta kerangka konseptual di atas maka dapat di ambil hipotesa: Amerika Serikat memberikan hibah alutsista berupa pesawat tempur F-16 kepada Indonesia pada tahun 2011karena: 1. Mengantisipasi tumbuhnya pengaruh China melalui Kerjasama Pertahanan dengan Indonesia. 2. Membantu industri pertahanan yang terkena dampak pemotongan anggaran pertahanan. E. Jangkauan Penelitian Untuk mempermudah penulisan, penulis akan membatasi ruang lingkup kajian agar penulis tidak menyimpang dari tema atau tujuan yang diinginkan. Fokus utama dari penulisan ini adalah membahas Apa Kepentingan Amerika Serikat dalam hibah pesawat temput F-16 terhadap Indonesia tahun 2011. Namun demikian tidak menutup kemungkinan apabila penulis akan menjelaskan diluar batasan tersebut. Menengok kembali peristiwa ± peristiwa sebelumnya untuk memperkuat dan dapat dijadikan data pendukung penulisan, dengan catatan diperhatikan relevansinya. F. Metode Penelitian Penulisan ini akan menggunakan tekhnik pengumpulan data melalui study kepustakaan (library research), berdasarkan data-data sekunder baik dari buku, majalah, jurnal, artikel, surat kabar, internet, maupum bentuk-bentuk tulisan lainnya yang relevan dengan objek penulisan. 25 G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembahasan, tulisan ini akan dibagi menjadi 5 bab. Adapun sistematika penulisan dari skripsi yang penulis angkat adalah: BAB I : Pendahuluan, yang berisi alasan pemilihan judul, tujuan penelitian, latar belakang masalah, pokok permasalahan, landasan teori, hipotesa, jangkauan penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : Hubungan Bilateral Antara Amerika Serikat dan Indonesia Sebelum pemerintahan Presiden Barack Obama. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai dinamika perkembangan hubungan bilateral Amerika Serikat dan Indonesia dari Pemerintahan Jimmy Carter sampai George W. Bush mencakup kebijakan kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Indonesia. BAB III : Hubungan Bilateral Amerika Serikat dan Indonesia di era kepemimpinan Barack Obama. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai kerja sama pertahanan Amerika Serika dan Indonesia pada pemerintahan Presiden Obama dimana pada masa inilah terjadinya kebijakan hibah pesawat F-16 yang diberikan Amerika Serikat kepada Indonesia. BAB IV : Kepentingan Amerika Serikat dalam hibah pesawat tempur F16 kepada Indonesia tahun 2012. 26 Bab ini akan menjelaskan tentang kepentingan Amerika Serikat dalam pemberian hibah pesawat tempur F-16 kepada Indonesia. BAB V : Kesimpulan. 27