Modul ke: Sosiologi Penyimpangan sosial dan Kontrol Sosial Fakultas Psikologi www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi Setiawati Intan Savitri,S.P., M.Si. BAGAIMANA PENDAPAT ANDA? DISKUSI KELOMPOK • Temukan satu penyimpangan Sosial: Definisikan Perilaku penyimpangannya • Diskusikan : • A. Bagaimana cara mengontrol atau mencegahnya Æ Kontrol secara preventif (sebelum terjadi) Æ Kontrol secara kuratif (sesudah terjadi) • B. Siapa saja yang berperan untuk mengontrol perilaku menyimpang, bagaimana caranya. PENGERTIAN 1. Pengertian Perilaku menyimpang • Menyimpang Menurut Robert MZ Lawang penyimpangan merupakan tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak berwenang untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang tersebut • Van der Zanden berpendapat bahwa penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi PENGERTIAN • Bruce J. Cohen, penyimpangan sosial sebagai perbuatan yang mengabaikan norma dan terjadi jika seseorang atau kelompok tidak mematuhi patokan baku dalam masyarakat (dalam buku Sosiologi : Suatu Pengantar, Terjemahan) PENGERTIAN Teori Pergaulan Berbeda (teori differential association), oleh Edwin H.Sutherland E. H. Sutherland mengemukakan bahwa Penyimpangan bersumber pada pergaulan Sosial. Seseorang yang memilih pergaulan sosial tertentu yang berbeda dengan norma/nilai orang kebanyakan. PENGERTIAN Teori Labelling (pemberian julukan), oleh Edwin M. Lemert E. M. Lemert mengemukakan bahwa seseorang telah melakukan penyimpangan pada tahap primer,Æ Diberi label. Misalnya seorang yang baru mencuri pertama kali lalu masyarakat menjulukinya sebagai pencuri, meskipun ia sudah tidak lagi mencuri, akibatnya karena selalu dijuluki pencuri, maka ia pun terus melakukan penyimpangannya Æ Muncul stigma Teori Fungsi, oleh Emile Durkheim Emile Durkheim mengemukakan bahwa tercapainya kesadaran moral dari Semua anggota masyarakat karena faktor keturunan, perbedaan lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. Ia menegaskan bahwa kejahatan itu akan selalu ada, sebab orang yang berwatak jahat pun akan selalu ada. Menurut Emile Durkheim kejahatan diperlukan agar moralitas dan hukum dapat berkembang secara normal. KATEGORI PENYIMPANGAN KATEGORI Penyimpangan Sosial a. Penyimpangan primer b. Penyimpangan sekunder c. Penyimpangan kelompok d. Penyimpangan individu: Penyimpangan Primer dan Sekunder • Penyimpangan Primer: – Sementara – Baru muncul – Hanya sebagian kecil dalam hidupnya – Masyarakat masih menolerir : bolos, tidak mengerjakan tugas, terlambat • Penyimpangan Sekunder : • -Sudah dikenal sbg pelaku penyimpangan • -Sudah berkali-kali menyimpang • -Masyarakat sudah tidak menolerir : pencurian, perampokan, narkoba, Penyimpangan kelompok : merupakan penyimpangan yang dilakukan secara kolektif dengan cara melakukan kegiatan yang menyimpang dari norma masyarakat yang berlaku: Misalnya komplotan perampok. d. Penyimpangan individu: Penyimpangan individu merupakan bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang dengan melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai norma-norma yang telah mapan Dan nyata-nyata menolak norma tersebut. Misalnya pencurian yang dilakukan seorang diri. SIFAT PENYIMPANGAN SOSIAL • Positif : sesuatu yang ‘terlihat’ menyimpang tetapi memiliki dampak positif Æ • Negatif : pencurian, penyalah• gunaan narkoba, tawuran, Kontrol Sosial • Social control refers generally to societal and political mechanisms or processes that regulate individual and group behavior, leading to conformity and compliance to the rules of a given society, state, or social group, Many mechanisms of social control are cross-cultural, if only in the control mechanisms used to prevent the establishment of chaos or anomie Some theorists, such as Émile Durkheim, refer to this form of control as regulation. • Sociologists identify two basic forms of social controls: The means to enforce social control can be either formal or informal. Sociologist Edward A. Ross argued that belief systems exert a greater control on human behavior than laws imposed by government, no matter what form the beliefs take. Kontrol Sosial Informal vs Formal • • • • • • • • • • Informal 1. Perasaan malu 2. Olok-olokan orang lain 3. Kritik 4. Tidak diterima oleh sekitar 5. Diasingkan Formal 1. Aturan 2. Hukum/Undang-undang 3. Agama (keyakinan yang diformalkan) Modul ke: Sosiologi KELOMPOK DAN ORGANISASI SOSIAL Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Setiawati Intan Savitri,S.P., M.Si. KELOMPOK DAN ORGANISASI SOSIAL Template Modul SOSIALISASI & KELOMPOK SOSIAL • Sosialisasi adalah proses yang membantu individu belajar untuk menyesuaikan diri dengan kelompoknya agar dapat berfungsi ,berperan dalam mencapai tujuan kelompok. • Kelompok Sosial atau Social Group adalah himpunan/kesatuan manusia yang hidup bersama dan saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan. • Interaksi sosial + Sosialisasi = Kelompok Sosial • Naluri manusia untuk hidup bersama dengan orang lain: Gregariousness APA PERBEDAANNYA? PENGELOMPOKAN MANUSIA • 1. 2. • 1. 2. Menurut Cara Terjadinya: MEKANIS ORGANISATORIS/FUNGSIONALIS Menurut Sikapnya Terhadap Kebudayaan Lain: ETHNOCENTRIS: evaluasi thd nilai, sikap, produk dan perilaku kelompok lain berdasar nilai, sikap, produk dan perilakunya sendiri XENOCENTRIS: Preferensi terhadap produk, nilai, sikap dan perilaku KELOMPOK SOSIAL Kelompok sosial tidak sama dengan himpunan manusia Syarat himpunan manusia menjadi sebuah kelompok sosial: 1. Setiap anggota kelompok menyadari bahwa dia adalah anggota kelompok ybs 2. Ada hubungan timbal balik antar anggota kelompok 3. Ada persamaan antar anggota kelompok yang dapat menjadi faktor pemersatu/pengikat, misalnya ideologi 4. Berstruktur, berkaidah, dan memiliki pola perilaku Social experiences exchange penting dalam sebuah kelompok sosial TEORI KELOMPOK KELOMPOK BERATURAN KELOMPOK TAK BERATURAN Kerumunan/Crowds a) Berartikulasi dengan struktur sosial (formal audiences-punya pusat perhatian dan persamaan tujuan tetapi tidak direncanakan dan planned expressive group-pusat perhatian tidak penting tetapi bertemu dengan terencana) b) Bersifat sementara (inconvenient aggregations-kurang menyenangkan, kehadiran orang lain menghalangi yang lain, mis. Antri, panic crowds-kondisi panik dan spectator crowdskerumunan orang ingin melihat sesuatu) c) Berlawanan dengan norma hukum/Lawless Crowd (acting mobs-ada tujuan tertentu dan immoral crowd-bertentangan dengan norma masyarakat) 2. Publik (bukan kesatuan, interaksi tidak langsung) SMALL GROUP Adalah kelompok yang secara teoritis tdd min. 2 orang, saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu dan menganggap hubungan itu penting baginya. Small Group penting dipelajari karena: 1. Berpengaruh pada masyarakat luas 2. Bertemunya kepentingan sosial dengan kepentingan individu 3. Penggerak masyarakat 4. Miniatur masyarakat KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL Kelompok sosial bisa diklasifikasikan menurut: 1. Struktur sosial 2. Karakteristik individu 3. In-group dan out-group 4. Primary dan secondary group 5. Gemeinschaft dan Gesselschaft 6. Formal group dan Informal group 7. Membership group dan reference group 1. Struktur sosial Dapat didasarkan kepada: 1. Wilayah: a) Tipe umum: community/masyarakat setempat b) Tipe khusus: suku, kota, desa 2. Kepentingan yang sama tanpa organisasi tetap: a) Tipe umum: kelas, misalnya kasta b) Tipe umum: kelompok etnis/ras, misalnya kelompok dengan warna kulit sama 3. Kepentingan yang sama dengan organisasi/asosiasi: a) Tipe umum: primary group, misalnya klub, keluarga b) Tipe umum: Big association, misalnya negara, perkumpulan atas dasar ekonomi 2. Karakteristik individu • Pengelompokan atas dasar: 1. Kekerabatan 2. Usia 3. Jenis kelamin 4. Pekerjaan 5. Kedudukan • Tidak selalu bersifat sukarela 3. In-group dan out-group • In group = kami, ada simpati, perasaan dekat sesama anggota kelompok • Out group= mereka, ada antipati, antagonisme • Dasar Ethnocentrisme, menganggap kelompoknya yang terbaik • Stereothypen yaitu mengejek pihak lain 4. Primary dan secondary group KARAKTERISTIK PRIMARY GROUP SECONDARY GROUP KONDISI FISIK Dekat secara fisik, telah lama berhubungan dan mendalam Kurang akrab, hubungan didasari kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu SIFAT HUBUNGAN •Kesamaan tujuan dari anggota- •Namun terdapat kritik anggotanya (bukan bahwa primary group adalah syarat mutlak membentuk kelompok untuk terbentuknya secondary mencapai tujuan), baik group. seimbang maupun bila salah •Merupakan kejengkelan satu pihak berkorban demi Charles Horton Cooley kepentingan yang lain tentang individualistis •Tidak dapat mengganti masyarakat modern anggota dan inklusif (menyangkut segalanya) KELOMPOK KONKRIT Contoh: keluarga, RT. Walaupun tidak ada primary group yang sempurna Contoh: hubungan jual beli, SG dan PG tidak mungkin dipisahkan dengan jelas 5. Gemeinschaft dan Gesellschaft • Menurut Ferdinand Tonnies, ikatan sebuah kelompok sosial dapat berupa: 1.Gemeinschaft 2.Gesellschaft 3.Burgerliche gesellschaft/mixed Gemeinschaft • • • • 1. 2. 3. Merupakan bentuk kehidupan bersama dimana anggota2nya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta berlangsung kekal. Didasari Wesenwille/kemauan karena kodrat Sifat hubungannya: intimate, private, exclusive Tipe Gemeinschaft: Gemeinschaft by BLOOD Gemeinschaft by PLACE Gemeinschaft by MIND Gesellschaft • Merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang relatif singkat. • Didasari Kurwille/kemauan karena akal • Terdapat pada hubungan dengan ikatan perjanjian atau timbal balik Burgerliche gesellschaft/mixed • Campuran gesselschft dan gemeinschaft • Misalnya sebuah badan hukum yang anggota-anggotanya memiliki ikatan kekerabatan 6. Formal group dan Informal group • Formal group: dengan aturan yang diciptakan anggotanya untuk mengatur hubungan antar anggotanya. Disebut juga dengan Association. • Informal group: tidak memiliki struktur dan organisasi yang pasti. Contohnya Clique/klik, yaitu kelompok kecil informal dengan hubungan timbal balik yang sifatnya eksklusif. 7. Membership group dan reference group • Dari Robert K. Merton • Membership Group: kelompok sosial dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut, sehingga ada yang disebut nominal group-member, yaitu anggota yang masih berinteraksi dan peripheral group-member yaitu anggota yang tidak lagi berinteraksi sehingga tidak ada kekuasaan kelompok atasnya. • Peripheral group member dapat membentuk sub-group • Non membership/bukan anggota, kemungkinan: tidak memenuhi syarat atau tidak ada kemauan menjadi anggota atau sifat kelompok tertutup/tidak ingin menambah anggota • Reference group adalah seseorang yang tidak termasuk dalam sebuah kelompok sosial tertentu tetapi mengidentifikasikan dirinya sebagai anggota kelompok sosial tsb • Contoh membership group dan reference group anggota DPR, sebagai anggota DPR (MG) dan mantan anggota partai tertentu (RG) DINAMIKA KELOMPOK Dinamika Kelompok adalah perubahan2 struktur kelompok sosial. Struktur Kelompok Sosial adalah pengaturan diri dari kelompok dalam pencapaian tujuan. Yang dapat menyebabkan perubahan struktur kelompok sosial: konflik, kompetisi antar anggota, tindakan2/gerak/perilaku kolektif. 5 Faktor utama dinamika kelompok: 1. Anggota dan pemimpin kelompok 2. Interaksi antar manusia dalam melakukan tugas 3. Interaksi dalam struktur kelompok 4. Tujuan kelompok 5. Tujuan pribadi dari anggota2 kelompok Kestabilan struktur kelompok berbeda2 berhubungan dengan pencapaian tujuan dari kelompok dan tujuan pribadi anggota2nya. • Yang dapat membantu kestabilan struktur kelompok sosial: 1. Kerjasama dalam pencapaian tujuan 2. Kontak dengan kelompok lain yang bermusuhan 3. Persaingan dengan kelompok lain Definisi Stratifikasi Sosial Menurut para Ahli • Robert M.Z Lawang: Penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial, dalam lapiranlapisan yang hierarkis • Horton & Hunt: Sistem perbedaan status yang berlaku dalam masyarakat • Piritim A. Sorokin, pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat Proses Stratifikasi • Berlangsung dengan sendirinya: kepandaian, umur, keturunan,harta, dll • Berlangsung dengan sengaja untuk tujuan bersama: organisasi, negara, kerajaan, parpol dll SIFAT STRATIFIKASI SOS Stratifikasi Sosial Terbuka (Open Social Stratification) Kemungkinan untuk berpindah lapisan atau strata sosial Stratifikasi Sosial Tertutup (Close Social Stratification) Tidak terdapat kemungkinan untuk melakukan perpindahan lapisan atau strata sosial : misalnya di India Æ Sistem Kasta Stratifikasi Sosial Campuran (Mix Social Stratification) Kemungkinan untuk berpindah lapisan atau strata sosial dalam batas tertentu Stratifikasi tertutup Stratifikasi terbuka 40 Stratifikasi Campuran 41 DASAR LAPISAN MASYARAKAT 1. Ukuran kekayaan (Ekonomi) 2. Ukuran kekuasaan 3. Ukuran kehormatan 4. Ukuran ilmu pengetahuan 42 UNSUR LAPISAN STATUS MASYARAKAT PERANAN Kedudukan (STATUS) Tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial yang mempengaruhi hak dan kewajibannya dalam kelompok sosialnya tersebut 43 KEDUDUKAN MELEKAT HAK DAN KEWAJIBAN TERTENTU ISTRI AGUS SBY ANISA POHAN KEDUDUKAN ARTIS MENANTU SBY WARGA NEGARA RI SUAMI ANI YUDHOYONO SBY KEDUDUKAN PRESIDEN RI BESAN AULIA POHAN WARGA NEGARA RI DEWAN PEMBINA PD 44 MACAM KEDUDUKAN 1. Ascribed Status. Kedudukan yang diraih dengan sendirinya sejak lahir tanpa pengorbanan. 2. Achieved Status. Kedudukan yang diraih melalui usaha-usaha atau pengobanan. Kedudukan ini lebih terbuka bagi individu-individu dalam masyarakat. 45 DAMPAK KEDUDUKAN 1. Timbulnya serangkaian hak dan kewajiban yang melekat pada kedudukan tertentu. Sebagai seorang suami melekat hak dan kewajiban sesuai dgn UU Perkawinan. Sebagai seorang dosen melekat hak dan kewajiban PNS. 1. Status conflict 2. Status symbol 46 SUAMI ANI YUDHOYONO SBY KEDUDUKAN PRESIDEN RI BESAN AULIA POHAN WARGA NEGARA RI DEWAN PEMBINA PD STATUS CONFLICT Pertentangan antara beberapa kedudukan yang dimiliki oleh seseorang. 47 Status Symbol Visualisasi atau penampakan dari luar yang memberikan simbol-simbol tentang kedudukan yang dimiliki oleh seseorang. Cara berpakaian, hobi, tempat tinggal, pergaulan dsb. Pekerjaan Tempat nongkrong Lokasi Rumah Merk Pakaian Dokter Starbucks Cafe Bukit Darmo Golf Gianni Versace Satpam Warung Bu Madun Rumah Susun Alisan Jl. Ijen MALANG Manly Anggota DPR Hugos cafe 48 PERANAN (ROLE) Aspek dinamis dari status atau kedudukan sebagai akibat pelaksanaan hak dan kewajiban yang melekat pada kedudukannya. Kedudukan Posisi Peranan Tugas DOSEN Mengajar 49 Peranan mencakup : 1. Peranan meliputi norma2 yang dihubungkan dengan posisi seseorang dalam masyarakat 2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat 3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat 50 Konsep peranan dalam masyarakat 1. Peranan tertentu harus dijalankan apabila struktur masy. hendak dipertahankan kelangsungannya 2. Peranan hendaknya diletakkan pada individu yang mampu melaksanakannya 3. Terkadang terdapat individu yang tdk dapat menjalankan peranannya dalam masy. 4. Walupun semua individu dapat menajlankan peranannya dgn baik, namun belum tentu masy. memberikan peluang yang seimbang 51 Modul ke: Sosiologi KELAS DAN STRATA SOSIAL (STRATIFIKASI SOSIAL) Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Setiawati Intan Savitri,S.P., M.Si. STRATIFIKASI SOSIAL I Template Modul LAPISAN YANG SENGAJA DISUSUN Dalam organisasi formal dilakukan pelapisan yang sengaja. PerusahaanÆManajer puncak, menengah, bawah, staf dll. Perg Tinggi Æ Asisten ahli, lektor, lektor kepala, guru besar MENGAPA? 54 APA YANG ANDA LIHAT PADA GAMBAR? BAGAIMANA KELOMPOK/KELAS INI TERBENTUK? APAKAH KELOMPOK GAMBAR KANAN BISA MELAKUKAN MOBILISASI VERTIKAL MENJADI KELOMPOK SEBELAH KIRI? YA/TIDAK JELASKAN BAGAIMANA KELOMPOK GAMBAR KANAN BISA MELAKUKAN MOBILISAI VERTIKA MENJADI KELOMPOK SEBELAH KIRI? 1. Perbedaan kemampuan individu 2. Perbedaan yang menyangkut kesukaran untuk melakukan jenis-jenis pekerjaan 3. Perbedaan kepentingan masing-masing pekerjaan 4. Keinginan pada kedudukan formal sebagai alat sosial atau organisasi 5. Kebutuhan akan perlindungan bagi seseorang 56 MOBILITAS SOSIAL Mobilitas sosial atau gerak sosial (social mobility) adalah suatu gerak dalam struktur sosial (social structure). Struktur sosial adalah pola-pola tertentu yang mangatur organisasi suatu kelompok sosial MOBILITAS HORIZONTAL MOBILITAS VERTIKAL 57 MOBILITAS HORIZONTAL Peralihan individu atau obyek sosial lainnya dari suat kelompok sosial ke kelompok sosial lain yang sederajat MOBILITAS VERTIKAL Pepindahan individu atau obyek sosial dari suatu kedudukan sosial & kedudukan lainnya yang tidak sederajat 58 Gerak Sosial Vertikal Gerak sosial naik (social climbing) 1. Masuknya individu yang memepunyai kedudukan lebih rendah dalam kedudukan yang lebih tinggi 2. Pembentukan kelompok baru yang ditempatkan pada posisi lebih tinggi Gerak sosial turun (social sinking) 1. Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah 2. Turunnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok sbg kesatuan 59 Prinsip Umum Gerak Sosial Vertikal 1. Hampir tidak ada sistem lapisan yang mutlak tertutup 2. Betapapun terbukanya sistem lapisan dalam masyarakat tidak mungkin gerak sosial yang vertikal dilakukan dengan sebebas-bebasnya 60 MOBILITAS SOSIAL VERTIKAL SOCIAL ELEVATOR Social elevator adalah lembaga yang menjadi saluran atau perantara terjadinya gerak sosial vertikal Sekolah (lembaga pendidikan), lembaga ekonomi dll. 61 Penerapan STRATIFIKASI SOSIAL dalam bidang ekonomi : Konsep pemasaran Æ Segmentasi Pasar Berdasarkan ekonomi Æ Kelas bawah,menengah, menengah atas, atas. Anda bisa membedakan antara : Sogo, Matahari, Ramayana, Aqua, Club, Total 62 Modul ke: Sosiologi INSTITUSI SOSIAL Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Setiawati Intan Savitri,S.P., M.Si. Buatlah Tulisan Pendek • Apakah yang akan terjadi, jika di dunia ini tidak ada institusi bernama: KELUARGA? Pengertian Institusi Sosial • Horton dan Hunt, Robert MZ Lawang, 1986 mengatakan bahwa institusi sosial adalah suatu sistem hubungan sosial terorganisasi, yang memperlihatkan nilai-nilai dan prosedur-prosedur bersama, dan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu dari masyarakat. Pengertian • Leopold von Wiese dan Howard Becker melihat institusi sosial atau lembaga kemasyarakatan dari sudut fungsinya. Menurut mereka lembaga kemasyarakatan merupakan suatu jaringan proses-proses hubungan antara manusia dan antara kelompok manusia yang berfungsi untuk memelihara hubunganhubungan tersebut serta pola-polanya, sesuai dengan kepentingan-kepentingan manusia dan kelompoknya. Pengertian • Sumner mengartikan lembaga kemasyarakatan sebagai perbuatan, cita-cita, sikap dan perlengkapan kebudayaan, bersifat kekal serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan masyarakat. Urgensinya adalah agar ada keteraturan dan integrasi dalam masyarakat. Bagaimana Institusi Sosial Terbentuk • Menurut Peter L. Berger (Lawang,1986) mengemukakan bahwa setiap tindakan manusia tunduk pada apa yang disebutnya dengan habitualisasi atau pembiasaan. • Pembiasaan artinya suatu perbuatan dilakukan berulangulang kali. Perbuatan itu dilakukan secara berulang karena dianggap bernilai. Bila perbuatan itu terus menerus dilakukan, maka perbuatan itu akan memiliki pola, prosedurnya sendiri. • Berger juga menyebut tipifikasi. Tipifikasi biasanya terjadi paling kurang antara dua orang yang berinteraksi di mana keduanya saling memberi bentuk atau nilai dengan cara yang sama. Tipifikasi seperti inilah yang disebut dengan institusi sosial. Fungsi Umum Lembaga Kemasyarakatan – Sebagai pedoman bagi masyarakat bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat, terutama menyangkut kebutuhankebutuhan; – Menjaga keutuhan masyarakat – Merupakan pedoman sistem pengendalian sosial Ciri Institusi Sosial • Menurut Gillin dan Gillin (Soekanto, 2006;184) ada enam ciri umum lembaga kemasyarakatan yakni: – Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitasaktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. Institusi sosial terdiri dari adat istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayaan lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung tergabung dalam satu unit yang fungsional. Ciri Institusi Sosial – Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri dari semua institusi sosial. Akan membutuhkan waktu yang lama suatu tindakan berkembang menjadi institusi sosial. Bila sudah menjadi sebuah institusi sosial, orang akan cenderung mempertahankannya dengan norma-norma tertentu, karena institusi itu dianggap bermanfaat. Ciri Institusi Sosial – Institusi sosial mempunya satu atau beberapa tujuan tertentu – Institusi sosial memiliki alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan. – Setiap institusi memiliki simbol atau lambang tertentu, yang merupakan ciri khas dari institusi tersebut. – Setiap institusi sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis. Klasifikasi Institusi Sosial • Menurut Gillin dan Gillin (Soekanto, 2006; 186), lembaga sosial dapat diklasifikasi dalam empat tipe. – Crescive institution dan enacted institution. Crescive institution merupakan lembaga-lembaga primer yang tumbuh dari adat istiadat seperti lembaga perkawinan, agama dan lain sebagainya. Sedangkan enacted institution adalah lembaga yang sengaja dibentuk seperti lembaga pendidikan, perdagangan dan lain sebagainya. Klasifikasi – Basic institution dan subsidiary institution. Basic institution merupakan dianggap sebagai lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat seperti keluarga, pendidikan, negara dan seterusnya. Sedangkan subsidiary institution dianggap kurang penting seperti kegiatan rekreasi dan lain sebagainya. Klasifikasi – Approved institution dan unsanctioned institution. Approved institution merupakan lembaga-lembaga yang diterima masyarakat, sedangkan unsanction institution lembaga yang tidak diterima masyarakat – General institution dan restricted institution. General institution merupakan institusi yang penyebarannya sangat luas seperti agama Islam, Protestan, Katolik, Hindu dan Budha dan lain sebagainya sedangkan restricted institution penyebarannya sangat terbatas. Klasifikasi • Operative institution dan regulative institution. Operative institution berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, sedangkan regulative institution bertujuan untukmengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga tersebut seperti lembaga-lembaga hukum. PERANAN INSTITUSI SOSIAL • Institusi sosial dalam masyarakat sangat berperan untuk melihat kesimpang siuran yang terjadi di masyarakat, ketidak adilan, kemiskinan, dll. Dan mungkin dalam pemahaman kita sedangkan adanya lembaga sosial masih banyak masyarakat yang merasa ketidakadilan dalam hidup dalam dekapan pemerintah yang condong pada kaum elit semata apalagi tidak ada lembaga sosial yang menampung aspirasi masyarakat bawah. Salah satu contoh lembaga sosial yaitu Lembaga Bantuan Hukum, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dll. Perkembangan Institusi • Terbentuknya institusi sosial bermula dari kebutuhan masyarakat akan keteraturan kehidupan bersama. Sebagaimana diungkapkan oleh Soerjono Soekanto institusi sosial tumbuh karena manusia dalam hidupnya memerlukan keteraturan.Untuk mendapatkan keteraturan hidup bersama dirumuskan norma-norma dalam masyarakat sebagai panduan bertingkah laku. • Mula-mula sejumlah norma tersebut terbentuk secara tidak disengaja. Namun, lama-kelamaan norma tersebut dibuat secara sadar. Syarat Norma Terlembagakan • Menurut H.M. Johnson suatu norma terlembagakan (institutionalized) apabila memenuhi tiga syarat sebagai berikut : • Sebagian besar anggota masyarakat atau sistem sosial menerima norma tersebut. • Norma tersebut menjiwai seluruh warga dalam sistem sosial tersebut. • Norma tersebut mempunyai sanksi yang mengikat setiap anggota masyarakat. Empat Tahap Proses Pelembagaan • • • • pertama cara (usage) yang menunjuk pada suatu perbuatan. Kedua, kemudian cara bertingkah laku berlanjut dilakukan sehingga menjadi suatu kebiasaan (folkways), yaitu perbuatan yang selalu diulang dalam setiap usaha mencapai tujuan tertentu. Ketiga, apabila kebiasaan itu kemudian diterima sebagai patokan atau norma pengatur kelakuan bertindak, maka di dalamnya sudah terdapat unsur pengawasan dan jika terjadi penyimpangan, pelakunya akan dikenakan sanksi. Keempat, tata kelakuan yang semakin kuat mencerminkan kekuatan pola kelakuan masyarakat yang mengikat para anggotanya. Tata kelakuan semacam ini disebut adat istiadat (custom). Bagi anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat, maka ia akan mendapat sanksi yang lebih keras. Macam-Macam Institusi • • • • 1. Institusi Agama 2. Institusi Ekonomi 3. Institusi Pendidikan 4. Institusi Politik Modul ke: Sosiologi PERUBAHAN SOSIAL I Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Setiawati Intan Savitri,S.P., M.Si. PENGERTIAN • Perubahan sosial menurut Selo Soemardjan adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Menurut Kingsley Davis, Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. TEORI PERUBAHAN SOSIAL • a. Teori Siklus Teori siklus melihat perubahan merupakan sesuatu yang berulang – ulang, tidak dapat direncanakan atau diarahkan ke titik tertentu. Tidak ada proses perubahan masyarakat secara bertahap sehingga batas antara pola hidup primitif, tradisional dan modern tidak jelas Menurut beberapa ahli: Oswald Spengler, Jerman (1880 –1936) : setiap peradaban besar mengalami proses kelahiran, pertumbuhan dan keruntuhan Pitirim Sorokin: semua peradaban besar berada dalam siklus tiga sistem kebudayaan (kebudayaan ideasional, idealistis dan sensasi) yang berputar tanpa akhir. Arnold Toynbee: sejarah peradaban adalah rangkaian siklus kemunduran dan pertumbuhan, namun setiap peradaban memiliki kemampuan meminjam kebudayaan lain dan belajar dari kesalahan untuk mencapai peradaban yang lebih tinggi Ibnu Kaldun: perubahan masyarakat diwarnai dengan pertumbuhan dan penaklukan kebudayaan. Hal ini akibat konflik antara orang menetap dan orang nomaden TEORI PERUBAHAN SOSIAL • Teori Linier atau Teori Perkembangan Perubahan sosial budaya bersifat linier atau berkembang menuju titik tertentu, dapat direncanakan atau diarahkan Beberapa tokoh sosiologi mengemukakan tentang teori linier yaitu: • Emile Durkheim: Masyarakat berkembang dari solidaritas mekanik ke solidaritas organic Max Weber : Masyarakat berubah secara linier dari masyarakat yang diliputi oleh pemikiran mistik dan penuh tahayul menuju masyarakat yang rasional Herbert Spencer : mengembangkan teori Darwin, bahwa orang – orang yang cakap yang akan memenangkan perjuangan hidup Ketiga tokoh diatas menggambarkan bahwa setiap masyarakat berkembang melaui tahapan yang pasti TEORI PERUBAHAN SOSIAL • Teori evolusi Perubahan sosial budaya berlangsung sangat lambat dalam jangka waktu lama. Perubahan sosial budaya dari masyarakat primitif, tardisional dan bersahaja menuju masyarakat modern yang kompleks dan maju secara bertahap Comte mengemukakan perkembangan masyarakat mengikuti perkembangan cara berfikir masyarakat tersebut yaitu tahap teologi (khayalan), tahap metafisis (abstraksi) dan tahap ilmiah (positif) Sedangkan Lenski berpendapat bahwa masyarakat berubah dari pra industri, industri dan pasca industri TEORI PERUBAHAN SOSIAL • Teori Revolusi Perubahan sosial menurut teori revolusi adalah perubahan sosial budaya berlangsung secara drastic atau cepat yang mengarah pada sendi utama kehidupan masyarakat (termasuk kembaga kemasyarakatan) Karl Marx berpendapat bahwa masyarakat berkembang secara linier dan bersifat revolusioner, dari yang bercorak feodal lalu berubah revolusioner menjadi masyarakat kapitalis kemudian berubah menjadi masyarakat sosialis – komunis yang merupakan puncak perkembangan masyarakat Suatu revolusi dapat berlangsung dengan didahului suatu pemberontakan (revolt rebellion). Adapun syarat revolusi adalah : 1. Ada keinginan umum mengadakan suatu perubahan 2. adanya kelompok yang dianggap mampu memimpin masyarakat 3. pemimpin harus mampu manampung keinginan masyarakat 4. pemimpin menunjukkan suatu tujuan yang konkret dan dapat dilihat masyarakat 5. adanya momentum untuk revolusi BENTUK-BENTUK PERUBAHAN • 1. Perubahan secara cepat dan lambat Secara cepat dinamakan revolusi, misal, Proklamasi kemerdekaan RI, Revolusi Industri di Inggris, Revolusi Sosial di Prancis, Revolusi Amerika Secara lambat disebut evolusi, misal perubahan semangat kegotongroyongan yang mulai luntur, perubahan pola hidup dari masyarakat nomaden kemudian menetap • 2. Perubahan yang direncanakan dan tidak direncanakan Perubahan yang direncanakan merupakan bentuk perubahan yang diproses melalui program atau rencana tertentu agar menghasilkan suatu perubahan tertentu pula, misal Program NKKBS, Wajar ( wajib belajar 9 tahun). Perubahan yang direncanakan ke arah kemajuan (progress) dapat disebut pembangunan. Adapaun perubahan yang tidak direncanakan umumnya terjadi karena diluar kehendak masyarakat, misal perang, bencana alam. Biasanya mengarah ke kemunduran (regress) • Perubahan yang berpengaruh luas dan tidak berpengaruh luas Perubahan berpengaruh luas adalah perubahan yang mendasar sehingga dampaknya mempengaruhi segala sendi kehidupan, kadang mengubah struktur masyarakat. Misal proses industrialisasi pada masyarakat agraris, masuknya listrik ke daerah terisolir Perubahan tidak berpengaruh luas hanya terbatas pada lingkungan tertentu saja, tidak mengubah struktur masyarakat. Misal, perubahan mode pakaian kalangan remaja POLA –POLA PERUBAHAN BUDAYA • Perubahan komulatif, yaitu gangguan keseimbangan yang berulang-ulang sehingga menghasilkan perubahan-perubahan baru, baik yang bersifat progress maupun regress, misal adanya penemuan baru, atau bencana alam yang terus menerus b. Berubahan bergelombang, yaitu gangguan keseimbangan dalam masyarakat yang selalu timbul kembali, tetapi selau terjadi keseimbangan, misal perubahan model pakaian, pergantian sistem politik dan pendidikan, gerak konjungtur dalam proses ekonomi c. Gangguan keseimbangan yang hanya sekali terjadi, misalnya, terjadinya gerakan reformasi yang telah menggantikan pemerintahan orde baru menjadi orde reformasi PROSES PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA • 1. Faktor Penyebab Internal dan Eksternal Perubahan Sosial Perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat dapat terjadi melalui proses akumulasi.. Menurut Soerjono Soekanto factor internal tersebut adalah: 1. bertambah atau berkurangnya penduduk 2. penemuan – penemuan baru (inovasi) baik discovery maupun invention hal ini karena: a) kesadaran individu- individu akan kekurangan dalam kebudayaannya b) kualitas ahli- ahli dalam suatu kebudayaan c) perangsang bagi aktivitas – aktivitas penciptaan dalam masyarakat Pengaruh dari penemuan baru tersebut dapat bersifat memancar, menjalar maupun beberapa penemuan baru mengakibatkan satu jenis perubahan. 3. Konflik dalam masyarakat 4. Terjadi pemberontakan atau revolusi FAKTOR INTERNAL PERUB. SOSIAL • 1. Perpecahan dari masyarakat tersebut 2. Individu yang kreatif yang memiliki inisiatif baru 3. Munculnya kelompok sosial yang inovatif dan kreatif 4. Pemimpin yang progresif Faktor Eksternal • sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik, misal gempa bumi, bencana alam 2. peperangan 3. Pengaruh kebudayaan lain, yaitu melalui difusi, akulturasi dan asimilasi. Adapun yang termasuk proses akulturasi adalah; - Subtitusi yaitu unsur kebudayaan lama diganti dengan unsur kebudayaan baru yang lebih berdaya guna - Sinkretisme, yaitu unsur budaya lama bercampur dengan budaya baru sehingga membentuk sistem baru - Adisi, yaitu adanya unsur budaya baru yang ditambahkan kepada unsur lama yang masih berlaku - Dekulturisasi, yaitu adanya unsur budaya lama yang hilang - Originasi, yaitu masuknya unsur – unsur budaya yang sama sekali baru sehingga membawa perubahan yang sangat besar Faktor Pendorong Perubahan Sos • Kontak dengan kebudayaan lain - difusi intra masyarakat - difusi antar masyarakat 2. Sistem pendidikan formal yang maju 3. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginanuntuk maju 4. Toleransi terhadap perbuatan yang menyimpang dan bukan merupakan delik 5. Sistem lapisan masyarakat terbuka 6. Penduduk yang heterogen 7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang –bidang kehidupan tertentu 8. Oreintasi ke masa depan 9. Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya Faktor Penghambat Perus.Sos • Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain 2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat 3. Sikap masyarakat yang sangat tradisional 4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested interest 5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan 6. Prasangka terhadap hal-hal yang baru atau asing atau sikap tertutup 7. Hambatan –hambatan yang bersifat ideologis 8. Adat atau kebiasaan 9. Nilai bahwa hidup ini pada hakekatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki Penyesuaian Masy. Thd Perubahan • Penyesuaian Masyarakat terhadap Perubahan Adanya unsur – unsur baru dalam masyarakat dapat mengakibatkan gangguan terhadap keserasian masyarakat. Apabila ketidakserasian dapat dipulihkan kembali maka keadaan tersebut dinamakan penyesuaian (adjustment). Bila sebaliknya maka dinamakan ketidaksesuaian sosial (maladjustment). Saluran – saluran perubahan sosial dan budaya (avenue or channel of change) merupakan saluransaluran yang dilalui oleh proses perubahan. Umumnya saluran tersebut adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi dan lain-lan DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL • a. Dampak Positif Dampak positif perubahan sosial adalah munculnya penyesuaian atau akomodasi. Adanya penyesuaian memungkinkan dicapainya tahap perkembangan sosial baru yang yang lebih maju dan lebih baik dari keadaan sebelumnya. Proses tersebut dapat dicapai melalui reorganisasi atau reintegrasi yaitu proses pembentukan norma – norma dan nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga – lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan Dampak Perubahan Sosial • Dampak negatif dari perubahan sosial adalah disintegrasi atau disorganisasi. Kondisi tersebut meliputi hal sebagai berikut: a. adanya disorientasi nilai dan norma. Oleh R.K. Merton disebut anomie b. munculnya konflik sosial dan horizontal c. tidak berfungsinya secara optimal berbagai pranata sosial yang ada d. terjadinya berbagai bentuk kerusakan lingkungan dan bencana pencemaran e. munculnya krisis multidimensi DISINTEGRASI • bentuk-bentuk disintegrasi sebagai dampak perubahan sosial adalah: 1) Kriminalitas 2) Pergolakan daerah dan separatisme 3) Aksi protes (demonstrasi) 4) Kenakalan remaja 5) Prostitusi Modul ke: Sosiologi GLOBALISASI DAN MODERNISASI Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Setiawati Intan Savitri,S.P., M.Si. PENGERTIAN MODERNISASI • 1. Alex Inkeles : modernisasi adalah sikap – sikap tertentu yang menandai manusia dalam setiap masyarakat modern 2. Astrid S.Susanto: modernisasi adalah proses pembangunan yang diberikan oleh perubahan demi kemajuan 3. Oghburn dan Nimkoff : modernisasi tidak sama dengan reformasi yang menekankan pada factor – factor rehabilitasi. Modernisasi bersifat preventif dan konstruktif PENGERTIAN • 4. Soerjono Soekanto : modernisasi adalah suatu bentuk perubahan sosial yang biasanya merupakan perubahan sosial yang terarah (directed change) yang didasarkan pada suatu perencanaan yang disebut sosial planning 5. J.W. Schoorl : modernisasi merupakan penggantian teknik produksi dari cara – cara tradisional ke caracara yang tertampung dalam pengertian revolusi industri. Schoorl merumuskan penerapan ilmu pengetahuan ilmiah yang ada kepada semua aktivitas merupakan factor penting dalam modernisasi PENGERTIAN • Syarat modernisasi menurut Soerjono Soekanto adalah : 1. cara berfikir yang ilmiah (scientific thinking) 2. sistem administrasi yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi 3. adanya sistem pengumpulan datayang baik dan teratur dan terpusat 4. penciptaan iklim yang favourable dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat – alat komunikasi massa 5. tingkat organisasi yang tinggi 6. sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial PENGERTIAN • pengertian Globalisasi menurut beberapa ahli adalah : 1. Selo Soemardjan : globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia. Tujuan globalisasi adalah untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama misalnya yerbentuknya PBB, OKI 2. Menurut Anthony Giddens (1989), proses peningkatan kesalingtergantungan masyarakat dunia dinamakan dengan globalisasi. Ditandai oleh kesenjangan tingkat kehidupan antara masyarakat industri dan masyarakat dunia ketiga(yang pernah dijajah Barat dan mayoritas hidup dari pertanian) MANUSIA MODERN • Alex Inkeles adalah sebagai berikut: 1. Bersikap terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru dan penemuan-penemuan baru 2. Senantiasa siap menerima perubahan 3. Mempunyai kepekaan terhadap masalah – masalah yang dihadapi di sekitarnya 4. Senantiasa mempunyai informasi yang lengkap mengenai pendiriannya 5. Lebih banyak berorientasi ke masa kini dan masa mendatang 6. Senantiasa menyadari potensi-potensi yang ada pada dirinya 7. Tidak parah pada nasib 8. Percaya pada keampuhan iptek 9. Menyadari hak-hak, kewajiban serta kehormatan orang lain Menerima vs menolak Globalisasi • mereka yang menolak biasanya adalah : 1. kelompok masyarakat yang belum mapan atau belum siap menerima perubahan 2. kelompok masyarakat tertinggal yang terasing 3. kelompok masyarakat dari kalangan generasi tua yang cenderung mencurigai globalisasi • Adapun kelompok masyarakat atau individu yang menerima globalisasi adalah 1. kelompok masyarakat yang kedudukan atau status sosialnya sudah mapan 2. kelompok masyarakat kota yang telah menikmati berbagai media komunikasi dan informasi globalisasi 3. kelompok masyarakat dari kalangan generasi muda yang memiliki kecenderungan terbuka menerima unsur-unsur perubahan dan modernisasi DAMPAK GLOBALISASI • Dampak positif modernisasi adalah 1. Tercapainya kemajuan kebudayaan bangsa 2. Meningkatnya industri yang memungkinkan masyarakat lebih sejahtera (lapangan kerja, barang konsumsi, volume ekspor dan lain-lain) 3. Meningkatnya efesiensi dan efektifitas kerja, transportasi dan komunikasi 4. Meningkatnya sector ekonomi, pendidikan, kesehatan dan kualitas sumber daya manusia DAMPAK GLOBALISASI 5. Masuknya nilai – nilai positif (disiplin, etos kerja, pentingnya pendidikan) 6. Mempercepat proses pembangunan karena perkembangan iptek 7. Menumbuhkan dinamika terbuka dan tanggap terhadap unsur –unsur pembaruan DAMPAK GLOBALISASI • Dampak negatif modernisasi antara lain 1. Pudarnya pengetahuan tradisional 2. Pudarnya sistem kepercayaan atau religi tradisional 3. Bergesernya nilai budaya akibat kemajuan di bidang teknologi dan pengetahuan 4. Melemahnya etos kerja tradisional 5. Meningkatnya angka kriminalitas dan kenakalan remaja 6. Meningkatnya tingkat pencemaran lingkungan 7. Menimbulkan kesenjangan sosial ekonomi DAMPAK GLOBALISASI • 8. Terjadinya cultural shock, yaitu masyarakat mengalami disorientasi dan frustasi karena tidak siap menerima kenyataan perubahan akibat globalisasi 9. Terjadinya cultural lag yaitu unsur – unsur globalisasi tidak berlangsung secara serempak 10. Anomi, yaitu keadaan tanpa nilai karena nilai dan norma lama telah ditinggalkan sedang nilai dan norma baru belum terbentuk. TANTANGAN GLOBALISASI • tantangan global terhadap keberadaan jati diri yang dimiliki bangsa adalah adanya sikap, unsur atau nilai: 1. Konsumerisme 2. Westernisasi 3. Sekulerisme 4. Kekurangmandirian 5. Adanya demoralisasi, kenakalan remaja 6. Munculnya kondisi disharmonis 7. Meningkatnya sikap egois dan materialistis 8. Munculnya pola kehidupan yang kompetitif dan disorganisasi sosial 9. Kerusakan lingkungan MENCEGAH MEMUDARNYA JATI DIRI BANGSA • 1. Melakukan reorientasi budaya (culture reorientation), yaitu aktivitas menengok kembali keberadaan budaya sebagai langkah awal untuk memperkenalkan budaya sendiri kepada generasi baru yang belum memahami nama, fungsi dan asalusul suatu subkebudayaan 2. Melakukan revitalisasi budaya, yaitu upaya perombakan dan penyesuaian sedemikian rupa sehingga unsur-unsur budaya tersebut menjadi penting kembali 3. Melakukan refungsionalisasi budaya, yaitu membuat suatu budaya mengakar dan berfungsi bagi keperluan sehari-hari masyarakat 4. Mengupayakan pelembagaan budaya 5. Melakukan implementasi budaya Modul ke: Sosiologi MASALAH SOSIAL Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Setiawati Intan Savitri,S.P., M.Si. MASALAH SOSIAL Masalah Sosial • 1) Kriminalitas 2) Aksi protes (demonstrasi) 3) Kenakalan remaja 4) Prostitusi • 5) Kemiskinan Definisi • Blumer (1971) dan Thompson (1988) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan masalah sosial adalah suatu kondisi yang dirumuskan atau dinyatakan oleh suatu entitas yang berpengaruh yang mengancam nilai-nilai suatu masyarakat sehingga berdampak kepada sebagian besar anggota masyarakat dan kondisi itu diharapkan dapat diatasi melalui kegiatan bersama. Entitas tersebut dapat merupakan pembicaraan umum atau menjadi topik ulasan di media massa, seperti televisi, internet, radio dan surat kabar. Definisi • Jadi yang memutuskan bahwa sesuatu itu merupakan masalah sosial atau bukan, adalah masyarakat yang kemudian disosialisasikan melalui suatu entitas. Dan tingkat keparahan masalah sosial yang terjadi dapat diukur dengan membandingkan antara sesuatu yang ideal dengan realitas yang terjadi (Coleman dan Cresey, 1987). Penggolongan Masalah Sosial (Stark,1975) • (1) Konflik dan kesenjangan, seperti : kemiskinan, kesenjangan, konflik antar kelompok, pelecehan seksual dan masalah lingkungan. • (2) Perilaku menyimpang, seperti : kecanduan obat terlarang, gangguan mental, kejahatan, kenakalan remaja dan kekerasan pergaulan. • (3) Perkembangan manusia, seperti : masalah keluarga, usia lanjut, kependudukan (seperti urbanisasi) dan kesehatan seksual. Penyebab Masalah Sosial • Salah satu penyebab utama timbulnya masalah sosial adalah pemenuhan akan kebutuhan hidup (Etzioni, 1976). Artinya jika seorang anggota masyarakat gagal memenuhi kebutuhan hidupnya maka ia akan cenderung melakukan tindak kejahatan dan kekerasan. Dan jika hal ini berlangsung lebih masif maka akan menyebabkan dampak yang sangat merusak seperti kerusuhan sosial. Hal ini juga didukung oleh pendapatnya Merton dan Nisbet (1971) bahwa masalah sosial sebagai sesuatu yang bukan kebetulan tetapi berakar pada satu atau lebih kebutuhan masyarakat yang terabaikan. Penyebab Masalah Sosial • Ketidakmampuan seseorang dalam melakukan transmisi budaya juga dapat menyebabkan permasalahan sosial. Cohen dalam bukunya “Delinquent Boys : The Culture of the Gang” (1955) memaparkan hasil penelitiannya. Ia memperlihatkan bahwa anak-anak kelas pekerja mungkin mengalami “anomie” di sekolah lapisan menengah sehingga mereka membentuk budaya yang anti nilai-nilai menengah. Melalui asosiasi diferensial, mereka meneruskan seperangkat norma yang dibutuhkan melawan norma-norma yang sah pada saat mempertahankan status dalam ‘gang’nya Masalah Sosial: Perilaku Menyimpang • Masalah sosial tidak hanya karena kesalahan struktur yang ada di dalam masyarakat atau kegagalan sistem sosial yang berlaku namun juga dari tindakan sosial yang menyimpang atau yang dikenal sebagai “perilaku menyimpang” yaitu menyimpang dari status sosialnya (Merton & Nisbet, 1961). MENGATASI MASALAH SOSIAL • 1. Preventif – Pendidikan – Penyuluhan – Sosialisasi • 2. Kuratif -Hukuman -Pembinaan Sosial -Perubahan Terima Kasih Mochamad Heriyanto Permana, S.Sn.