siaran pers

advertisement
SIARAN PERS
Pusat Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I RidwanRais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
HPP Gula Kristal Putih Dinaikkan Menjadi Rp 8.500/kg
Jakarta, 8 Agustus 2014 – Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi, hari ini (8/8) memberlakukan
penetapan Harga Patokan Petani (HPP) Gula Kristal Putih (GKP) sebesar Rp 8.500/kg. Penetapan
HPP tersebut dituangkan melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 45/M-DAG/PER/8/2014
tanggal 7 Agustus 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 25/MDAG/PER/5/2014 tentang Penetapan Harga Patokan Petani Gula Kristal Putih Tahun 2014. Melalui
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 25/M-DAG/PER/5/2014 sebelumnya, HPP ditetapkan
sebesar Rp 8.250/kg.
Mendag Lutfi menjelaskan bahwa kenaikan besaran HPP GKP ini dalam rangka meningkatkan
insentif kepada Petani agar lebih bersemangat untuk menanam tebu. Dengan demikian,
kesejahteraan dan pendapatan petani dapat lebih meningkat, dan pada akhirnya akan
meningkatkan produktivitas gula petani.
“Namun demikian HPP bukan satu-satunya instrumen yang dapat mendukung kesejahteraan
petani gula, peningkatan rendemen dan revitalisasi pabrik gula menjadi hal yang tidak kalah
penting dalam meningkatkan produktivitas guna mendukung kemajuan industri gula dalam negeri
dan kesejahteraan petani,” tegas Mendag.
Selain menetapkan peningkatan HPP GKP, Kemendag melalui surat Menteri Perdagangan Nomor
915/M-DAG/SD/8/2014 tanggal 8 Agustus 2014 telah menginstruksikan kepada 11
Importir/Produsen Gula Kristal Rafinasi (GKR) yang telah mendapatkan Surat Persetujuan Impor
(SPI) dengan total sejumlah 502,3 ribu ton hanya diperbolehkan menyalurkan secara langsung GKR
kepada industri makanan dan minuman dan tidak menggunakan jasa distributor. SPI sejumlah
502,3 ribu ton tersebut merupakan sisa alokasi impor raw sugar tahun 2014.
”Diharapkan instruksi ini dapat ditaati sehingga penyaluran GKR sesuai peruntukannya yaitu untuk
kebutuhan industri makanan minuman dan tidak merembes ke pasar konsumsi,” tegas Mendag.
Selain surat instruksi Menteri Perdagangan tersebut, menurut Direktur Jenderal Perdagangan
Dalam Negeri, Srie Agustina, telah diimbau pula kepada para distributor agar sisa stok GKR yang
masih berada di bawah penguasaan para distributor tidak dijual ke pasar konsumsi dan hanya
disalurkan kepada industri pengguna. Hal ini untuk mendukung perdagangan/peredaran gula
dalam negeri agar tetap kondusif.
”Adapun besaran HPP yang meningkat dari Rp 8.250/kg menjadi Rp 8.500/kg, tetap didasarkan
kepada tingkat rendemen 8,07%, namun dengan meningkatkan keuntungan petani dari Rp 358/kg
menjadi Rp 608/kg, sebagai kompensasi biaya karena capaian rendemen yang masih rendah,”
tambah Srie.
Berdasarkan Data Kementerian Pertanian, realisasi produksi gula pada Juli 2014 tercatat sebesar
996,2 ribu ton dengan tingkat rendemen rata-rata 7,39%, dan tingkat terendah diperoleh oleh PG
Takalar sebesar 4,15% dan tertinggi dicapai oleh PG Gula Putih Mataram (Sugar Group) sebesar
8,45%.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Ani Mulyati
Kepala Pusat Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
.
Robert James Bintaryo
Direktur Bahan Pokok dan Barang Strategis
Ditjen Perdagangan Dalam Negeri
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3858210/021-3858214
Email: [email protected]
Download