BAB III Analisis

advertisement
BAB III
Analisis
Bab ini memuat analisis yang dilakukan dalam penulisan Tugas Akhir, berupa
analisis terhadap rancangan pemrosesan, yang dibagi menjadi bagian Preprosesor,
Algoritma Genetika, dan bagian Postprosesor.
3.1 Rancangan Pemrosesan
Proses umum yang dilakukan perangkat lunak adalah menerima masukan berupa
melodi dan akor dalam format MusicXML dan batas nilai yang ingin dicapai,
membuat aransemen berdasarkan masukan dalam format kromosom dengan algoritma
genetika, menghasilkan keluaran aransemen dalam format MusicXML. Proses dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu Preprosesor, Algoritma Genetika, dan Postprosesor.
Gambar III.1 Rancangan Pemrosesan
Gambar III.1 menampilkan rancangan pemrosesan di dalam perangkat lunak.
Perangkat lunak menerima masukan berupa melodi dan akor dalam format
MusicXML dan batas nilai yang ingin dicapai. Akor masukan yang akan diproses
terbatas hanya pada jenis akor yang terdapat pada Tabel II-2.
Bagian Preprosesor melakukan pendefinisian parameter-parameter penilaian dalam
fungsi fitness yang akan digunakan untuk mengevaluasi kromosom. Setiap parameter
menyimpan informasi dari setiap satuan ketukan terkecil menurut batasan, yaitu
sebesar seperenambelas ketukan. Pendefinisian parameter fungsi fitness meliputi
III-1
penilaian berdasarkan teori melodi berupa kromosom_melodi, berisi melodi masukan
dan berdasarkan teori harmoni berupa kromosom_harmoni, berisi nada-nada harmoni
sesuai dengan akor masukan.
Setelah parameter untuk fungsi fitness terdefinisi, dilakukan proses Algoritma
Genetika. Proses yang dilakukan mencakup inisialisasi populasi, evaluasi kromosom
dalam populasi menggunakan fungsi fitness dan pembentukan populasi generasi
selanjutnya menggunakan operator genetika, hingga mendapat kromosom yang
memiliki nilai fungsi fitness di atas batas nilai masukan.
Kromosom yang dihasilkan dari algoritma genetika merupakan solusi yang dianggap
baik berdasarkan penilaian menggunakan fungsi fitness. Oleh bagian Postprosesor,
seluruh kromosom di dalam kromosom_hasil diubah dari format kromosom menjadi
format MusicXML. Hasil dari proses pengubahan format ini disimpan dalam
dokumen file_keluaran yang akan menjadi keluaran dari perangkat lunak.
3.2 Algoritma Genetika
3.2.1 Fungsi Fitness
Pseudocode dari fungsi fitness tertera pada Lampiran C.
3.2.1.1 Penilaian Berdasarkan Teori Melodi
Teori melodi berkaitan dengan nada-nada utama yang menjadi karakteristik dari
sebuah lagu. Hasil aransemen harus mempertahankan melodi dari lagu, karena
perubahan melodi akan menyebabkan perubahan karakteristik lagu tersebut. Oleh
karena itu, penilaian berdasarkan teori melodi dilakukan dengan melihat apakah
melodi lagu tetap dipertahankan dalam hasil aransemen.
Cara melihat melodi lagu dalam hasil aransemen adalah dengan mencocokkan
keberadaan nada melodi dan sambungannya di hasil aransemen. Jika nada-nada dalam
melodi dimainkan juga dalam hasil aransemen dengan kesesuaian bar, ketukan dan
sambungan, maka hasil aransemen itu dapat dikatakan baik menurut teori melodi.
Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa semakin banyak nada di aransemen yang
bersesuaian dengan nada dan sambungan di melodi masukan akan menghasilkan
aransemen yang semakin baik.
III-2
Selain kesesuaian nada, hal lain yang harus diperhatikan adalah kesesuaian oktaf dari
nada. Secara umum, hasil aransemen akan semakin baik jika nada-nada melodi
dimainkan sesuai pada oktafnya. Namun tidak tertutup kemungkinan ada nada-nada
yang dimainkan di oktaf lebih tinggi atau lebih rendah dapat menghasilkan aransemen
yang juga baik.
Berdasarkan aspek tersebut, nilai fungsi fitness untuk suatu aransemen akan semakin
tinggi jika semakin banyak jumlah nada di oktaf yang bersesuaian dengan melodi
masukan.
3.2.1.2 Penilaian Berdasarkan Teori Harmoni
Teori harmoni berkaitan dengan nada-nada yang harmonis jika dimainkan bersamaan.
Akor merupakan bentuk perpaduan nada harmonis terhadap melodi dalam suatu
waktu. Salah satu cara untuk mengetahui nada yang harmonis di satu waktu adalah
dengan melihat apakah nada tersebut tercakup dalam nada di akor yang sedang
berlaku. Jika seluruh nada kecuali nada melodi dalam hasil aransemen bersesuaian
dengan nada yang tercakup dalam akor yang sedang berlaku, maka dapat dikatakan
hasil aransemen tersebut baik menurut teori harmoni.
Selain bersesuaian dengan nada akor, penilaian juga dilakukan terhadap nada terendah
di setiap satuan waktu. Teori harmoni menjelaskan bahwa nada terendah atau nada
bass akan semakin baik jika berupa nada inversi pertama (nada third) atau nada
inversi kedua (nada fifth) dari akor yang sedang berlaku.
Berdasarkan penjelasan di atas, fungsi fitness dapat menilai untuk teori harmoni
dengan melihat kesesuaian antara nada-nada di aransemen selain nada melodi, dengan
akor yang sedang berlaku. Nilai fungsi fitness untuk teori harmoni akan semakin
tinggi jika semakin banyak nada yang bersesuaian dengan akor, dan akan berkurang
jika terdapat nada yang tidak bersesuaian dengan akor. Nilai fungsi fitness juga akan
bertambah jika nada terendah adalah nada inversi pertama atau nada inversi kedua.
3.2.1.3 Penilaian Berdasarkan Teori Instrumentasi (Piano)
Teori instrumentasi berkaitan dengan kesesuaian hasil aransemen jika dimainkan di
suatu instrumen berdasarkan karakteristik dari instrumen tersebut. Sesuai dengan
batasan yang diberikan, maka instrumen yang akan dianalisis adalah piano.
III-3
Berikut ini adalah karakteristik dari piano yang akan mempengaruhi baik buruknya
hasil aransemen jika dimainkan di piano.
1. Nada untuk tangan kanan lebih tinggi dari nada untuk tangan kiri.
Piano dimainkan dengan dua tangan. Dengan begitu, partitur untuk piano terdiri
dari dua paranada. Paranada atas memuat nada untuk dimainkan tangan kanan,
paranada bawah memuat nada untuk dimainkan tangan kiri. Nada-nada yang
dimainkan tangan kanan biasanya lebih tinggi daripada nada-nada yang dimainkan
tangan kiri. Berdasarkan karakteristik tersebut, maka hasil aransemen akan dinilai
baik jika semakin banyak jumlah nada untuk tangan kanan yang lebih tinggi dari
nada untuk tangan kiri.
2. Jumlah maksimal nada yang dapat dimainkan satu waktu adalah sepuluh nada.
Setiap jari normalnya hanya memainkan satu nada dalam satu waktu, sehingga
setiap tangan maksimal memainkan lima nada. Oleh karena itu, dalam satu waktu
maksimal ada sepuluh nada yang dapat dimainkan. Hasil aransemen akan
dikatakan baik jika dalam setiap waktu jumlah nada yang dimainkan tidak lebih
dari sepuluh.
3. Jangkauan maksimal nada yang dimainkan satu tangan dalam satu waktu adalah
satu oktaf
Jangkauan nada yang dimainkan satu tangan dibatasi oleh lebar tangan manusia.
Jika terdapat jangkauan nada yang lebih dari lebar tangan manusia, maka nada
tersebut akan sulit dimainkan. Oleh karena itu, hasil aransemen akan dikatakan
baik jika seluruh nada yang dimainkan dalam satu waktu tidak lebih dari satu
oktaf.
4. Nada melodi dimainkan sebagai nada tertinggi
Nada melodi harus menjadi nada yang dominan dalam sebuah lagu. Biasanya
nada melodi dimainkan lebih keras daripada nada lain di satu waktu. Berkaitan
dengan batasan bahwa perangkat lunak tidak menangani dinamika, maka untuk
membuat nada melodi tetap dominan dapat dilakukan dengan cara memainkan
nada melodi sebagai nada tertinggi dalam satu waktu.
III-4
3.2.2 Kromosom
Algoritma genetika akan memproses satu frase melodi masukan yang dapat dibagibagi dalam satuan ketukan terkecil sesuai dengan batasan perangkat lunak, yaitu
sebesar seperenambelas ketukan. Jumlah ketukan seperenambelas dalam satu frase
melodi adalah sebanyak Nketukan. Satu frase aransemen merupakan sebuah
kemungkinan solusi yang memiliki sejumlah Nketukan ketukan seperenambelas sebagai
parameternya. Dengan demikian, satu frase aransemen dapat direpresentasikan
sebagai satu kromosom, dan satu ketukan seperenambelas dapat direpresentasikan
sebagai satu gen.
3.2.2.1 Representasi Gen
Setiap gen memuat informasi mengenai nada-nada yang dimainkan di ketukan
seperenambelas tersebut. Informasi yang harus dimiliki adalah sebagai berikut:
1. nada_kanan : Nada apa saja yang dimainkan oleh tangan kanan. Nada-nada ini
digambarkan dalam partitur piano di garis paranada atas.
2. nada_kiri : Nada apa saja yang dimainkan oleh tangan kiri. Nada-nada ini
digambarkan dalam partitur piano di garis paranada bawah.
3. sambungan_kanan : Apakah nada yang dimainkan oleh tangan kanan merupakan
sambungan dari ketukan seperenambelas sebelumnya. Informasi ini diperlukan
untuk nada di paranada atas yang memiliki ketukan lebih dari seperenambelas.
4. sambungan_kiri : Apakah nada yang dimainkan oleh tangan kiri merupakan
sambungan dari ketukan seperenambelas sebelumnya. Informasi ini diperlukan
untuk nada di paranada bawah yang memiliki ketukan lebih dari seperenambelas.
Informasi dalam satu gen berada di dalam jangkauan nada yang ditentukan. Secara
keseluruhan jumlah nada pada alat musik piano adalah sebanyak delapan puluh
delapan nada yang dibagi menjadi delapan oktaf. Dalam perangkat lunak yang akan
dikembangkan, jangkauan nada dibatasi hanya sebanyak empat oktaf (empat puluh
delapan nada), yaitu dari nada C di oktaf ke-2 hingga nada B di oktaf ke-5.
Dalam merepresentasikan informasi yang mencakup empat oktaf nada, digunakan
rangkaian bit berjumlah empat puluh delapan bit. Masing-masing bit mewakili satu
III-5
nada. Bit paling kanan merepresentasikan nada tertinggi, dan bit paling kiri
merepresentasikan nada terendah. Gambar III.2 menggambarkan posisi nada dan
nomor representasi bitnya.
Gambar III.2 Jangkauan Nada dan Representasinya
Gambar III.3 menggambarkan contoh representasi nada_kanan dan nada_kiri, yaitu
nada-nada yang dimainkan dari sebuah partitur. Bit bernilai 1 jika nada dimainkan,
dan bit bernilai 0 jika nada tidak dimainkan. Rangkaian bit di atas merepresentasikan
nada_kanan, yaitu nada yang dimainkan tangan kanan. Rangkaian bit di bawah
merepresentasikan nada_kiri, yaitu nada yang dimainkan tangan kiri.
Gambar III.3 Contoh Representasi Informasi Nada yang Dimainkan
Contoh partitur tersebut memiliki nilai rangkaian bit untuk nada_kanan dan nada_kiri
sebagai berikut.
nada_kanan
= 000000000000 000000000000 100000000000 000000000000
nada_kiri
= 000000000000 100000000000 000000000000 000000000000
Dalam partitur terdapat not-not yang memiliki nilai ketukan lebih dari
seperenambelas. Untuk itu, diperlukan suatu tanda yang menyambungkan not saat ini
dengan not sebelumnya karena nada_kanan dan nada_kiri dalam suatu gen hanya
dapat menampung nada apa saja yang dimainkan dalam satu ketukan seperenambelas.
III-6
Informasi mengenai sambungan dari ketukan seperenambelas sebelumnya disimpan
dalam sambungan_kanan dan sambungan kiri. Bit bernilai 1 jika not tersambung
dengan not sebelumnya, dan bit bernilai 0 jika not tidak tersambung dengan not
sebelumnya.
Untuk menjelaskan representasi sambungan_kanan dan sambungan_kiri, Gambar III.4
adalah contoh partitur dengan nilai not seperdelapan.
Gambar III.4 Contoh Partitur dengan Nilai Not Seperdelapan
Not seperdelapan dalam partitur tersebut dapat diubah menjadi dua not
seperenambelas yang diberi tie. Kedua partitur tersebut akan menghasilkan hasil yang
sama jika dimainkan. Gambar III.5 adalah partitur hasil ubahan.
Gambar III.5 Partitur dengan Ubahan Nilai Not
Informasi untuk sambungan not di partitur atas disimpan dalam sambungan_kanan.
Bit ke-25 untuk ketukan seperenambelas kedua akan bernilai 1 karena not ke-25
merupakan sambungan dari ketukan seperenambelas sebelumnya. Informasi untuk
sambungan not di partitur bawah disimpan dalam sambungan_kiri. Bit ke-13 untuk
ketukan seperenambelas kedua akan bernilai 1 karena not ke-13 merupakan
sambungan dari ketukan seperenambelas sebelumnya.
Dengan demikian, untuk contoh partitur di atas di ketukan seperenambelas kedua,
nilai sambungan_kanan dan sambungan_kiri adalah sebagai berikut.
sambungan_kanan = 000000000000 000000000000 100000000000 000000000000
sambungan_kiri
= 000000000000 100000000000 000000000000 000000000000
III-7
Secara keseluruhan, representasi gen merupakan rangkaian dari nilai bit keempat
informasi. Berikut ini adalah rumusan untuk gen, yaitu satu ketukan seperenambelas.
gen = [inf1 inf 2 inf 3 inf4]
inf i = informasi ke-i
Sebagai contoh, di bawah ini adalah representasi gen untuk ketukan seperenambelas
kedua berdasarkan partitur di Gambar III.4.
nada_kanan
= 000000000000 000000000000 100000000000 000000000000
nada_kiri
= 000000000000 100000000000 000000000000 000000000000
sambungan_kanan = 000000000000 000000000000 100000000000 000000000000
sambungan_kiri
= 000000000000 100000000000 000000000000 000000000000
3.2.2.2 Keseluruhan Kromosom
Kromosom merupakan gabungan dari keseluruhan gen dengan setiap gen
merepresentasikan setiap satu ketukan seperenambelas hingga membentuk satu frase
aransemen. Berikut ini adalah rumusan untuk kromosom.
kromosom
= [p1 p2 p3…….. pNketukan]
pi
= gen ke-i
Nketukan
= jumlah ketukan seperenambelas dalam satu frase masukan.
Nketukan didapat dari perhitungan N16 yaitu jumlah ketukan seperenambelas di satu bar
(yaitu birama dibagi dengan seperenambelas) dikali dengan Nbar yaitu jumlah bar
dalam satu frase. Contohnya, satu frase masukan memiliki birama 2/4 sebanyak 4 bar.
Dengan demikian,
Nketukan = N16 * Nbar
= ((2/4) / (1/16)) * 4
= 32
3.2.3 Metode Inisialisasi Populasi
Teori harmoni dan teori melodi dapat dijadikan dasar dalam mendefinisikan metode
insialisasi populasi yang telah mengarah ke solusi optimal. Dengan begitu, kromosom
di populasi awal telah memenuhi teori melodi dan teori harmoni.
III-8
Berikut ini adalah beberapa cara dalam membuat kromosom di populasi awal yang
telah mengarah ke solusi optimal berdasarkan teori melodi dan teori harmoni.
1. Mengisi paranada atas dengan melodi, terutama untuk oktaf yang tinggi. Hal ini
didasari oleh nada melodi yang biasanya dimainkan oleh tangan kanan dan di
nada yang tertinggi.
2. Mengisi paranada bawah dengan nada harmoni yang sedang berlaku. Jumlah dan
nada yang diisi dapat dipilih secara acak selama masih memenuhi akor.
3. Mengisi setiap ketukan dengan nada melodi dan nada harmoni. Oktaf dan
paranada dapat dipilih secara acak di ketukan yang bersesuaian.
3.2.4 Operator Genetika
Jenis operator genetika yang digunakan dalam kasus ini adalah persilangan dan
mutasi. Terdapat satu jenis operasi persilangan dan tujuh jenis operasi mutasi yang
diharapkan dapat memperluas variasi kromosom di populasi generasi selanjutnya.
Contoh operasi genetika dijelaskan dalam Lampiran D.
3.2.4.1 Persilangan (crossover)
Jenis operasi persilangan yang akan digunakan dalam kasus ini adalah uniform
crossover, yaitu jika kromosom baru dibentuk dari bit-bit kromosom lama dengan
aturan posisi acak. Aturan letak ketukan yang dipersilangkan ditentukan secara acak
untuk masing-masing paranada. Jenis ini dipilih untuk memperluas variasi kromosom
dalam satu populasi sehingga diharapkan dapat memperkecil kemungkinan hasil
aransemen bersifat deterministik.
3.2.4.2 Mutasi
3.2.4.2.1 Operasi Mutasi 0
Operator mutasi 0 melakukan mutasi di bit-bit yang dipilih secara acak. Pemilihan
oktaf, paranada dan nada dilakukan secara acak, sehingga setiap melakukan mutasi 0,
posisi bit yang dimutasi tidak sama. Pemilihan jumlah ketukan dan letak ketukan juga
dilakukan secara acak. Komponen yang dimutasikan juga dipilih secara acak, yaitu
nilai nada atau sambungan nada.
III-9
3.2.4.2.2 Operasi Mutasi I
Operator mutasi I mengubah satu nilai nada harmoni selama akor berlaku. Jika di
kromosom sebelumnya nada tersebut dimainkan maka di kromosom hasil nada
tersebut tidak dimainkan, begitu juga sebaliknya. Nada ubahan dan letak oktafnya
dipilih secara acak dari nada harmoni pada kromosom_harmoni. Nada tersebut dapat
ditujukan baik untuk paranada atas atau bawah yang juga dipilih secara acak.
3.2.4.2.3 Operasi Mutasi II
Operator mutasi II memiliki proses yang sama dengan operasi mutasi I, yaitu
mengubah satu nilai nada di ketukan tertentu. Perbedaan di antara kedua operasi
terletak pada nada ubahan yang diambil. Untuk operasi mutasi II, nada ubahan dan
letak oktafnya dipilih secara acak tidak berdasarkan kromosom_harmoni. Oleh karena
itu, nada ubahan dapat berupa nada harmoni ataupun juga nada yang tidak harmoni.
Nada ubahan juga ditujukan baik untuk paranada atas atau bawah yang dipilih secara
acak. Jumlah ketukan dan letak ketukan yang dimutasi juga dipilih secara acak.
3.2.4.2.4 Operasi Mutasi III
Operator mutasi III mengubah nilai sambungan satu nada atau lebih di ketukanketukan tertentu. Jika di kromosom sebelumnya nada di suatu ketukan tersambung
dari ketukan sebelumnya, maka di kromosom hasil nada di ketukan tersebut
dimainkan tidak tersambung dari ketukan sebelumnya, begitu juga sebaliknya. Nada,
oktaf dan paranada yang akan diubah dipilih secara acak, sedangkan ketukan-ketukan
dipilih secara dengan pola mn atau mn+1, dimana
m adalah 2, 4, 8 atau 16
n adalah bilangan cacah (0, 1, 2, .....)
3.2.4.2.5 Operasi Mutasi IV
Operator mutasi IV memiliki proses yang sama dengan operasi mutasi III, yaitu
mengubah nilai sambungan satu nada atau lebih di ketukan-ketukan tertentu.
Perbedaannya terletak pada cara pemilihan ketukan yang akan dimutasi. Untuk
operasi mutasi IV, ketukan-ketukan yang akan diubah dipilih secara acak, begitu juga
nada, oktaf dan paranadanya.
III-10
3.2.4.2.6 Operasi Mutasi V
Operator mutasi V mengubah seluruh nilai nada dan sambungan di suatu ketukan,
oktaf dan paranada menjadi 0. Letak ketukan yang akan dimutasi dipilih secara acak,
begitu juga dengan oktaf dan paranada.
3.2.4.2.7 Operasi Mutasi VI
Operator mutasi VI memiliki proses yang sama dengan operasi mutasi V, yaitu
mengubah nilai nada dan sambungan di suatu ketukan menjadi 0. Ketentuan
tambahannya adalah untuk paranada atas, oktaf yang dimutasikan adalah oktaf ke-2
dan oktaf ke-3, sedangkan untuk paranada bawah, oktaf yang dimutasikan adalah
oktaf ke-4 dan oktaf ke-5. Letak ketukan yang akan dimutasi dipilih secara acak.
3.2.5 Seleksi Natural
Seleksi natural merupakan sifat penting yang harus dimiliki algoritma genetika dalam
mencapai solusi optimal. Proses ideal dalam algoritma genetika adalah terbentuknya
kromosom-kromosom di populasi baru yang lebih baik dari populasi sebelumnya.
Secara garis besar, proses seleksi natural diilustrasikan dalam Gambar III.6.
Gambar III.6 Proses Seleksi Natural
Proses seleksi natural dapat dilakukan dengan melakukan operasi genetika terhadap
kromosom di populasi lama. Untuk kasus ini, operasi persilangan dilakukan terhadap
populasi lama dan hasilnya disimpan dalam populasi hasil. Setelah itu, operasi mutasi
III-11
dilakukan terhadap populasi lama dan populasi hasil. Kemudian dilakukan evaluasi
terhadap populasi lama dan populasi hasil, dan dipilih sejumlah NPopulasi kromosom
terbaik dari kedua populasi untuk menjadi populasi generasi selanjutnya.
3.3 Preprosesor
Preprosesor dilakukan sebelum algoritma genetika. Proses ini bertujuan untuk
mengambil informasi penting dari file masukan yang akan diperlukan dalam proses
algoritma genetika. Proses-proses yang dilakukan dalam Preprosesor adalah membaca
file dengan format MusicXML, memilah-milah informasi apa saja yang perlu diambil,
dan kemudian menyimpan informasi tersebut dalam bentuk yang sesuai dengan
proses algoritma genetika.
Informasi utama yang perlu diambil adalah nada-nada melodi dalam frase masukan
yang disimpan dalam kromosom_melodi, dan nada-nada akor, nada inversi pertama
dan nada inversi kedua yang disimpan dalam kromosom_harmoni. Kedua hasil
tersebut digunakan dalam algoritma genetika untuk mencari solusi optimal.
3.3.1 Informasi Melodi
Informasi nada-nada melodi dari file masukan dalam format MusicXML akan diubah
menjadi format kromosom, yaitu kromosom_melodi. Informasi yang perlu diambil
untuk membuat kromosom_melodi adalah sebagai berikut.
1. Nada-nada apa saja yang dimainkan di satu waktu, letak oktaf dan paranada dari
masing-masing nada
2. Berapa ketukan seperenambelas nada-nada tersebut dimainkan, di ketukan ke
berapa nada-nada dimulai dan di ketukan ke berapa nada-nada selesai dimainkan
Nada melodi yang didapat dari file masukan disusun berdasarkan letak dan jumlah
ketukan seperenambelas. Nada tersebut disimpan dalam kromosom untuk nada_kanan
dan sambungan_kanan., yaitu nada pada paranada atas yang dimainkan oleh tangan
kanan karena pada umumnya nada melodi dimainkan oleh tangan kanan.
III-12
3.3.2 Informasi Harmoni
Informasi nada-nada harmoni sesuai akor dari file masukan dalam format MusicXML
akan diubah menjadi format kromosom, yaitu kromosom_harmoni. Informasi yang
perlu diambil untuk membuat kromosom_harmoni adalah sebagai berikut.
1. Akor apa yang berlaku di satu waktu, mencakup akar dan jenis dari akor
2. Nada akar, inversi pertama dan inversi kedua dari akor
3. Berapa ketukan seperenambelas akor tersebut berlaku, di ketukan ke berapa nadanada dimulai dan di ketukan ke berapa akor selesai dimainkan
Nada harmoni dapat didefinisikan berdasarkan akar dan jenis dari akor yang berlaku,
mencakup seluruh nada yang memenuhi akor tersebut di keempat oktaf. Seluruh nada
akor, inversi pertama dan inversi kedua disusun berdasarkan letak dan jumlah ketukan
seperenambelas dan disimpan dalam kromosom untuk nada_kanan dan nada_kiri.
3.4 Postprosesor
Postprosesor akan mengubah informasi-informasi hasil aransemen dalam format
kromosom menjadi format MusicXML. Informasi yang akan dicatat berdasarkan
format kromosom adalah sebagai berikut.
1. Nada-nada yang dimainkan dalam satu bar sesuai dengan urutan ketukan
2. Letak oktaf dan paranada dari masing-masing nada
Selain informasi tersebut, terdapat informasi tambahan yang ditulis ke file keluaran.
Berikut ini adalah informasi yang termasuk.
1. Daftar instrumen dalam partitur. Sesuai batasan, daftar instrumen yang akan
digunakan hanya piano yang terdiri dari dua paranada
2. Birama yang digunakan dalam aransemen.
3. Kunci dari masing-masing paranada.
4. Tempo dari lagu
5. Tangga nada dasar lagu.
III-13
Download