unit 4 rencana tindak lanjut pakem

advertisement
PRAKTIK YANG BAIK
DI SEKOLAH DASAR/
MADRASAH IBTIDAIYAH
(SD/MI)
Pebruari 2013
Modul Pelatihan
Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United
States Agency for International Development (USAID). Isi dari materi pembelajaran ini
merupakan tanggung jawab konsorsium Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, and
Opprtunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students (PRIORITAS) dan
tidak mencerminkan pandangan USAID atau pemerintah Amerika Serikat.
Pengantar
Pengantar Modul
Daftar Isi
Kata Pengantar
Jadwal Pelatihan (contoh)
vii
X
Unit 1
Apa dan Mengapa PAKEM
3
Unit 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
31
Unit 3
Mempraktikkan PAKEM
61
Unit 4
Rencana Tindak Lanjut PAKEM
83
Unit 5
Pelaksanaan Kegiatan KKG
95
Unit 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
115
Unit 7
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
141
Unit 8
A. Manfaat, Jenis dan Cara Mendorong Peran Serta Masyarakat
B. Kreativitas Menghimpun Berbagai Sumber Daya dan Dana
C. Transparansi dan Akuntabilitas Publik
171
187
203
Unit 9
A. Rencana Kerja Sekolah
B. Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah
217
249
Unit 10 Rencana Tindak Lanjut (Manajemen Sekolah)
271
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
v
Pengantar
Pengantar Modul
Kata Pengantar
Program Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers,
Administrators and Students (PRIORITAS) yang didanai oleh USAID bekerja sama dengan
Pemerintah Indonesia untuk mendukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta
Kementerian Agama dalam meningkatkan akses pendidikan dasar yang bermutu. Untuk
mencapai tujuan tersebut, PRIORITAS mengembangkan dan melaksanakan program
pengembangan kapasitas yang terdiri dari pelatihan, pendampingan, kegiatan kelompok kerja
di tingkat sekolah maupun gugus. Sasaran program pengembangan kapasitas ini adalah guru
dan dosen Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), kepala sekolah, komite
sekolah, serta pengawas dan staf Dinas Pendidikan terkait di kabupaten terpilih di tujuh
propinsi mitra PRIORITAS, yaitu: Aceh, Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Pelatihan bagi dosen dilaksanakan melalui kerja sama
dengan sejumlah LPTK terpilih untuk pengembangan peran LPTK sebagai penyedia layanan
untuk pendidikan dalam jabatan.
Modul yang digunakan merupakan pemaketan ulang dari modul-modul yang telah
dikembangkan oleh program bantuan seperti USAID Decentralized Basic Education (DBE) dan
Managing Basic Education (MBE) serta UNICEF’s Creating Learning Communities for Children
(CLCC) dan Mainstreaming Good Practices in Basic Education (MGPBE). Modul Praktik yang
Baik untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah ini merupakan modul pertama yang
mengenalkan konsep dan prinsip Manajemen Berbasis Sekolah yang memayungi tiga
komponen besar yakni: manajemen sekolah, peran serta masyarakat, dan pembelajaran aktif
yang di tingkat sekolah dasar lebih dikenal dengan PAKEM dan di sekolah menengah pertama
dikenal dengan istilah Pembelajaran Kontekstual. Berikut adalah gambaran singkat tentang
masing-masing unit:
Unit 1: Apa dan Mengapa Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Unit
ini membahas prinsip-prinsip dalam PAKEM dan bagaimana mengembangkan pembelajaran
yang mengandung prinsip tersebut. Pengetahuan dan pengalaman peserta juga diperkaya
dengan diskusi serta tayangan video tentang pelaksanaan pembelajaran aktif dalam berbagai
mata pelajaran di beberapa sekolah.
Unit 2: Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif. Unit ini secara praktis membahas
bagaimana penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar, pengelolaan siswa, dan pengelolaan
perabot. Banyak dampak positif yang dapat diperoleh dengan menciptakan lingkungan belajar
ini, misalnya, pencapaian tujuan pembelajaran menjadi lebih mudah, iklim belajar lebih
kondusif.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
vii
Pengantar
Pengantar Modul
Unit 3: Mempraktikkan PAKEM. Unit ini akan memfasilitasi guru agar bisa membuat
persiapan mengajar dengan menerapkan
PAKEM yang mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah dan kemampuan bekerja sama. Peserta membuat rencana pengembangan
pelajaran, mensimulasikan, memperbaiki, dan mempraktikannya di sekolah.
Unit 4: Rencana Tindak Lanjut (RTL) PAKEM. Pelatihan akan sangat bermanfaat apabila
ditindaklanjuti dengan langkah nyata penerapan gagasan yang diperoleh dalam pelatihan. Guru
akan membuat RTL terkait pembelajaran, tentang rencana spesifik yang akan mereka lakukan.
RTL ini nantinya akan digabungkan dengan RTL manajemen di sekolah masing-masing setelah
pelatihan selesai untuk menghasilkan SATU RTL sekolah.
Unit 5: Pelaksanaan Kegiatan KKG. Kegiatan KKG adalah kegiatan yang sangat penting untuk
meningkatkan profesionalisme guru. Kegiatan KKG harus benar-benar merupakan kegiatan
praktis yang dibutuhkan oleh guru. Unit ini memberikan dan menggali beberapa kegiatan yang
dimaksud. Unit ini dapat diberikan pada ToT nasional dan provinsi, namun pada pelatihan
sekolah, unit ini dapat dilaksanakan secara terpisah pada kesempatan lain jika waktu tidak
memungkinkan.
Unit 6: Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). Unit ini
memperkenalkan PAKEM (apa, mengapa, dan bagaimana) bagi komite sekolah dan
menekankan pentingnya PAKEM kepada segenap peserta pelatihan terutama Kepala Sekolah,
Komite Sekolah, dan pengawas. Tujuannya adalah untuk mendorong mereka memikirkan
bagaimana caranya mendukung pelaksanaan PAKEM untuk meningkatan mutu pendidikan.
Unit 7: Manajemen Berbasis Sekolah. Unit ini mengeksplorasi pemahaman dan ciri-ciri
manajemen berbasis sekolah melalui pengalaman peserta dan tayangan video tentang
implementasi MBS yang baik di beberapa sekolah.
Unit 8 terdiri dari 3 sub-unit tentang berbagai aspek dari peran serta masyarakat. Unit 8A
membahas manfaat, jenis-jenis, dan cara mendorong peran serta masyarakat. Fasilitator
memberikan contoh beberapa kegiatan yang dilakukan oleh komite sekolah dan orang tua
untuk mendukung manajemen dan pembelajaran di sekolah. Unit 8B mengeksplorasi
kreativitas dan mengembangkan pola pikir yang berbeda dalam menghimpun sumber daya dan
dana. Pada Unit 8C, peserta diajak berdiskusi tentang pentingnya manajemen berprinsip
Keterbukaan dan Akuntabilitas serta cara melaksanakannya.
Unit 9 terdiri dari 2 sub-unit : Unit 9A Rencana Kerja Sekolah membahas pentingnya sebuah
rencana kerja sekolah yang disusun berdasarkan hasil dari evaluasi diri sekolah. Proses
penyusunan meliputi perumusan tantangan, tujuan dan akhirnya rencana program sekolah
selama empat tahun. Unit 9B Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS) mengajak peserta untuk mengidentifikasi program yang menunjang
viii
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
Pengantar
Pengantar Modul
peningkatan mutu pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam satu tahun. Selain itu,
peserta akan mengidentifikasi sumber dana untuk membiayai program/kegiatan dalam satu
tahun serta menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
Unit 10: Rencana Tindak Lanjut (Manajemen Sekolah). Unit ini mendorong peserta untuk
membuat rencana tindak lanjut yang akan dilakukan dalam jangka tiga bulan yang akan datang.
Peserta merencanakan apa yang mereka perlu lakukan di sekolah setelah pelatihan selesai
dengan menerapkan keterampilan dan konsep yang diperoleh dari unit sebelumnya selama
pelatihan. RTL ini akan dibawa ke sekolah setelah pelatihan selesai untuk dikonsolidasi
dengan RTL pembelajaran dari guru sehingga menghasilkan satu RTL sekolah yang
komprehensif.
Pendekatan pembelajaran aktif dan interaktif yang digunakan dalam modul ini tidak hanya
untuk memotivasi peserta dalam pelatihan, namun juga untuk menyediakan contoh metode
yang dapat digunakan oleh guru di dalam kelas. Fasilitator memberikan model tentang
pelaksanaan pembelajaran aktif, pengelolaan peserta, dan menciptakan suasana dalam
pelatihan yang diharapkan dapat dicontoh oleh peserta ketika mereka melatih dan mengajar
di kelas di sekolah mereka.
Pengembangan Sekolah secara Menyeluruh : Yang dimaksudkan dengan pengembangan
sekolah secara menyeluruh adalah suatu pendekatan di mana semua warga sekolah, termasuk
guru, kepala sekolah, komite sekolah, masyarakat, dan siswa terlibat dalam pengembangan.
Aspek yang ditangani juga mencakup manajemen, partisipasi masyarakat, serta pembelajaran.
Melalui modul ini, segenap praktisi pendidikan diajak dan didorong untuk berinovasi dan
mencari solusi untuk masalah yang dihadapi baik di kelas maupun di sekolah terkait
peningkatan mutu pendidikan.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
ix
Pengantar
Pengantar Modul
JADWAL PELATIHAN (contoh)
Jadwal di bawah ini adalah (1) untuk pelatihan sekolah dan (2) untuk pelatihan fasilitator.
Waktu akan ditambah satu hari untuk Pelatihan fasilitator yang panduannya terpisah dari
modul ini.
Jadwal Pelatihan Sekolah – PAKEM
Waktu
Unit/Topik
Keterangan
Hari 1
08.00-08.45
45’
Pembukaan dan penjelasan tentang Program
PRIORITAS
08.45-10.30
105’
Unit 1: Apa dan Mengapa PAKEM
10.30-10.45
15’
Istirahat
10.45-12.00
75’
Unit 1: Apa dan Mengapa PAKEM
12.00-13.00
60’
Ishoma
13.00-15.00
120’
Unit 2: Menciptakan Lingkungan Belajar Yang Efektif
15.00-16.00
60’
Unit 3: Persiapan Praktik PAKEM (Memilih Topik
Pembelajaran)
Waktu dapat
disesuaikan dengan
kebutuhan
Hari 2
08.00-12.00
240’
Unit 3: Persiapan Praktik PAKEM
12.00-13.00
60’
13.00-16.00
180’
Unit 3: Persiapan Praktik PAKEM (termasuk Logistik
Praktik di Sekolah)
Hari 3
07.00-10.30
210’
Unit 3: Praktik PAKEM di sekolah
10.30 -11.00
30’
Istirahat
11.00 – 12.00
60’
Unit 3: Praktik PAKEM (Diskusi + Refleksi)
12.00 -13.00
60’
Istirahat
13.00 – 14.00
60’
Unit 3: Praktik PAKEM (Kunjung Karya + Penguatan)
14.00 – 15.00
60’
Unit 4: Rencana Tindak Lanjut (RTL) PAKEM
15.00 – 15.30
30’
Penutup
Ishoma
Pelatihan Unit 5 Pelaksanaan Kegiatan KKG: Tidak lama setelah pelatihan PAKEM dan
MBS tingkat sekolah, peserta akan berkumpul lagi untuk mendapat pelatihan Unit 5:
Pelaksanaan Kegiatan KKG yang berlangsung tiga (3) jam.
x
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
Pengantar
Pengantar Modul
Jadwal Pelatihan Sekolah – Manajemen Berbasis Sekolah
Waktu
Unit/Topik
Keterangan
Hari 1
08.00-08.45
45’
Pembukaan dan Penjelasan Program PRIORITAS
08.45-10.15
90’
10.15-10.30
15’
10.30–11.00
30’
Unit 6: Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAKEM)
Istirahat
Unit 6: Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAKEM)
11.00-12.00
60’
Unit 7: Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
12.00-13.00
60’
Ishoma
13.00-15.00
120’
Unit 7: Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
15.00-16.00
60’
Unit 8A: Manfaat, Jenis-Jenis, dan Cara Mendorong
Peran Serta Masyarakat
15 menit
kelonggaran untuk
mengantisipati
acara yang mulai
terlambat
Hari 2
08.00-09.00
60’
Unit 8A: Manfaat, Jenis-Jenis, dan Cara Mendorong
Peran Serta Masyarakat
Unit 8B: Kreativitas Menghimpun Berbagai Sumber
Daya dan Dana
Istirahat
Unit 8C: Transparansi dan Akuntabilitas Publik
Ishoma
Unit 9A: Rencana Kerja Sekolah (RKS)
Hari 3
09.00-10.30
90’
10.30-10.45
10.45-12.15
12.15-13.15
13.15-16.00
15’
90’
60
165’
08.00-09.15
75’
Unit 9A: Rencana Kerja Sekolah (RKS)
09.15-10.15
60’
Unit 9B: Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
10.15-10.30
10.30-12.00
15’
90’
12.00-13.00
13.00-14.30
60’
90’
14.30-15.30
60’
Istirahat
Unit 9B: Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
Istirahat
Unit 9B: Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
Unit 10: Rencana Tindak Lanjut (RTL) Manajemen
Sekolah
15.30-16.00
Penutup
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
xi
Pengantar
Pengantar Modul
Jadwal Pelatihan ToT Nasional dan ToT Provinsi
Pembelajaran Aktif + Manajemen Berbasis Sekolah
(Catatan: semua Fasilitator Provinsi dan Daerah akan menghadiri pelatihan 7 hari yang
meliputi PAKEM dan Manajemen Sekolah, serta pelatihan fasilitator dan pendampingan.)
Waktu
Unit/Topik
Keterangan
Hari 1
08.00-08.45
45’
Pembukaan dan Penjelasan tentang Program
PRIORITAS
08.45-10.30
105’
Unit 1: Apa dan Mengapa PAKEM
10.30-10.45
15’
Istirahat
10.45 - 12.00
75’
Unit 1: Apa dan Mengapa PAKEM
12.00-13.00
60’
Ishoma
13.00-15.00
120’
Unit 2: Menciptakan Lingkungan Belajar Yang Efektif
15.00-16.00
60’
Unit 3: Persiapan Praktik PAKEM (Memilih Topik
Pembelajaran)
Hari 2
08.00-12.00
240’
Unit 3: Persiapan Praktik PAKEM
12.00-13.00
60’
13.00-16.00
180’
Ishoma
Unit 3: Persiapan Praktik PAKEM (termasuk Logistik
Praktik di Sekolah)
Hari 3
07.00-10.30
210’
Unit 3: Praktik PAKEM di sekolah
10.30 -11.00
30’
Istirahat
11.00 – 12.00
60’
Unit 3: Praktik PAKEM (Diskusi + Refleksi)
12.00 -13.00
60’
Istirahat
13.00 – 14.00
60’
Unit 3: Praktik PAKEM (Kunjung Karya + Penguatan)
14.00 – 17.00
180’
Unit 5: Pelaksanaan Kegiatan KKG
Hari 4
xii
08.30-10.30
120’
10.30-10.45
15’
Unit 6: Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif. dan
Menyenangkan (PAKEM)
Istirahat
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
Unit 4 RTL akan
digabung dengan
RTL pada hari 6.
Karena hari ini
berakhir terlambat,
hari ke-4 mulai
agak lambat.
Pengantar
Pengantar Modul
Waktu
Unit/Topik
10.45-12.00
75’
Unit 7: Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
12.00-13.00
60’
Ishoma
13.00-14.45
105’
Unit 7: Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
14.45-15.00
15’
Istirahat
15.00-16.00
60’
Unit 8A: Manfaat, Jenis-Jenis, dan Cara Mendorong
Peran Serta Masyarakat
Keterangan
Hari 5
08.00-08.45
45’
Unit 8A: Manfaat, Jenis-Jenis dan Cara Mendorong
Peran Serta Masyarakat
Unit 8B: Kreativitas Menghimpun Berbagai Sumber
Daya dan Dana
Istirahat
Unit 8C: Transparansi dan Akuntabilitas Publik
Ishoma
Unit 9A: Rencana Kerja Sekolah (RKS)
Hari 6
08.45-10.15
90’
10.15-10.30
10.30-12.00
12.00-13.00
13.00-16.00
15’
90’
60
180’
08.00-09.00
60’
Unit 9A: Rencana Kerja Sekolah (RKS)
09.00-10.30
90’
Unit 9B: Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
10.30-10.45
10.45-12.00
15’
75’
12.00-13.00
13.00-14.15
60’
75’
14.15-15.15
60’
15.15-16.00
45’
Istirahat
Unit 9B: Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
Istirahat
Unit 9B: Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
Unit 10: Rencana Tindak Lanjut (RTL) PAKEM +
Manajemen Sekolah
Tanya Jawab tentang PAKEM dan Manajemen dari
pelatihan selama 6 hari dan Penutup
Hari 7
08.00-10.00
120’
Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Baik dan
Pendampingan
10.00-10.15
15’
Istirahat
10.15-12.15
120’
Pendampingan
12.15-13.15
60’
Istirahat
13.15-15.15
120’
Pendampingan
15.15-16.00
45’
Evaluasi dan Penutup
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
xiii
Pengantar
Pengantar Modul
BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR
xiv
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
Pengantar
Pengantar Modul
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
xv
Pengantar
xvi
Pengantar Modul
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
Pengantar
Pengantar Modul
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
xvii
UNIT 1
APA DAN MENGAPA PAKEM?
UNIT 1
Apa dan Mengapa PAKEM
UNIT 1
APA DAN MENGAPA PAKEM
Waktu: 3 Jam
A. PENGANTAR
Pembelajaran merupakan salah satu unsur
penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan
oleh suatu sistem pendidikan. Pembe-ajaran
ibarat jantung dari proses pendidikan.
Pembelajaran
yang
baik
cenderung
menghasilkan lulusan dengan hasil belajar yang
baik pula. Demikian pula sebaliknya.
Hasil belajar pendidikan di Indonesia masih
dipandang kurang baik. Sebagian besar siswa
belum mampu menggapai potensi ideal/
optimal yang dimilikinya. Oleh karena itu,
perlu ada perubahan proses pembelajaran dari
selama ini.
Contoh ruang kelas yang menunjukkan
ciri-ciri Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan.
kebiasaan yang sudah berlangsung
Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh pelosok
tanah air adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat
dengan PAKEM. Disebut demikian karena pembelajaran ini dirancang agar
mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap
menyenangkan. Hal ini sejalan dengan amanat Permendiknas No 41 Tahun 2007
“Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.
Unit ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang apa, mengapa, dan
bagaimana pelaksanaan PAKEM, serta prosedur atau langkah-langkah pelatihan yang
bisa dilakukan. Dengan membaca dan mengikuti proses-proses pelatihan yang telah
dirancang dalam Unit ini, para peserta pelatihan diharapkan dapat mengenal apa,
mengapa, dan bagaimana PAKEM tersebut, dan pada akhirnya diharapkan dapat
menerapkan di kelasnya masing-masing.
Calon Siswa
Proses
Pembelajaran
Lulusan
PAKEM
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
3
UNIT 1
Apa dan Mengapa PAKEM
B. TUJUAN
Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mampu:
1. mengenali karakteristik utama PAKEM
2. memberi contoh kegiatan PAKEM
3. memahami pentingnya PAKEM bagi peningkatan kualitas siswa
C. BAHAN DAN ALAT
1.
2.
3.
4.
5.
Tayangan Unit 1
Video PAKEM (9 menit)
Lembar Kerja Format 1.1
Lembaran Contoh Proses Pembelajaran PAKEM
ATK: spidol (besar dan kecil), kertas plano
D. LANGKAH KEGIATAN
20’
20’
40’
Pengantar
Penayangan
Video
Diskusi kelompok
tentang “Hal-hal
yang baru dalam
pemodelan”
1
2
3
20’
40’
40’
Berbagi hasil
diskusi kelompok
Diskusi kelompok
tentang unsurunsur PAKEM
5
4
Penguatan tentang
PAKEM
6
1. Pengantar (20 menit)
 Fasilitator memberikan pengantar singkat tentang latar belakang, tujuan, dan
rencana kegiatan sesi ini.
 Fasilitator menanyakan pada peserta apa yang mereka ketahui tentang PAKEM.
Setiap peserta diminta menuliskan jawabannya pada selembar kertas tanpa
berdiskusi.
 Fasilitator mengumpulkan jawaban peserta untuk dipajangkan.
4
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 1
Apa dan Mengapa PAKEM
2. Penayangan Video Pembelajaran (20 menit)
Fasilitator memberi informasi kepada peserta bahwa mereka akan melihat
tayangan pembelajaran. Peserta dikelompokkan ke dalam kelompok mata
pelajaran dengan 4 – 6 orang per kelompok. Peserta mendapat format
pengamatan dan diminta untuk membacanya serta mengingatkan bahwa mereka
boleh mengisinya saat penayangan berlangsung atau setelahnya.
Menonton tayangan selain dimaksudkan agar peserta dapat melihat dengan jelas
bagaimana PAKEM dilaksanakan, mereka juga diharapkan dapat membedakan
antara pengalaman pembelajaran yang mengandung unsur-unsur PAKEM dengan
yang tanpa PAKEM.
Peserta diharapkan mengamati dengan
berlangsung dalam tayangan/pemodelan.
kritis
proses
pembelajaran
yang
3. Diskusi Kelompok tentang Tayangan/Model Pembelajaran (40 menit)
Fasilitator meminta setiap peserta mengisi format pengamatan tayangan/
pemodelan PAKEM seperti contoh di bawah ini:
FORMAT PENGAMATAN TAYANGAN/PEMODELAN PAKEM
No
Komponen pembelajaran
Hal baru yang berbeda dengan
kebiasaan pembelajaran selama ini
1
Kegiatan siswa
a. ……..
b. ……..
2
Kegiatan guru
a. ……..
b. ……..
3
Interaksi antar siswa
a. ……..
b. ……..
4
Interaksi siswa dengan guru
a. ……..
b. ……..
5
Bentuk tugas yang dikerjakan
siswa
a. ……..
b. ……..
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
5
UNIT 1
No
Apa dan Mengapa PAKEM
Komponen pembelajaran
Hal baru yang berbeda dengan
kebiasaan pembelajaran selama ini
a. ……..
b. ……..
6
Sumber belajar yang digunakan
7
Pemberian kesempatan yang sama a. ……..
b. ……..
antara siswa laki-laki dan
perempuan
8
Bentuk motivasi yang diberikan
guru kepada siswa
a. ……..
b. ……..
9
Aspek karakter yang
dikembangkan (kemandirian,
disiplin, tanggung-jawab , kerjasama, kepercayaan diri)
a. ……..
b. ……..
10
Lainnya
Fasilitator memperhatikan kegiatan berikut setelah format pengamatan selesai diisi.
a.
Kelompok mendiskusikan ‘”Hal-hal baru yang ditemukan dalam PAKEM”
ditinjau dari beberapa hal, antara lain: kegiatan anak dan bentuk layanan yang
diberikan guru (kegiatan guru), jenis atau bentuk penugasan yang dikerjakan
siswa, interaksi antar siswa dan interaksi antara siswa dengan guru, sumber
belajar yang digunakan, dan lain sebagainya.
b. Fasilitator, ketika membantu diskusi dalam kelompok-kelompok, dapat
memberikan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk mengarahkan diskusi yang
kurang lancar. Pertanyaan tidak perlu diberikan semua. Contoh–contoh
pertanyaan pengarah tersebut adalah sebagai berikut:
1) Apa sajakah kegiatan yang dilakukan siswa? Apakah siswa hanya
mendengarkan guru? Apakah siswa hanya mencatat tulisan di papan tulis pada
buku catatan mereka? Apakah siswa hanya membaca dan menjawab
pertanyaan di buku paket? Kegiatan apa sajakah yang mereka lakukan? dll.
2) Apa yang dilakukan guru? Apakah guru hanya berceramah? Apakah guru duduk
di kursinya menunggu siswa selesai mengerjakan tugas? Apakah guru menulis
di papan tulis? Apakah guru masuk ke dalam kelompok-kelompok dan
memberikan umpan balik? dll.
3) Bagaimanakah interaksi/hubungan yang terjadi antar siswa? Apakah ada kerja
6
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 1
Apa dan Mengapa PAKEM
sama antar siswa? Apakah mereka saling bertanya jawab? Apakah mereka
saling bertukar pendapat? Apakah mereka hanya berhubungan dengan satu
orang? dll.
4) Bagaimanakah interaksi antara siswa dengan guru? Apakah siswa mendapat
kesempatan memberikan pendapat dan guru mendengarkannya? Apakah guru
selalu berbicara pada seluruh kelas? Apakah guru berkomunikasi dengan siswa
secara individual? Apakah guru berkomunikasi dengan kelompok? dll.
5) Bagaimana bentuk tugas yang dikerjakan siswa? Apakah guru meminta siswa
menjawab pertanyaan yang hanya memiliki 1 jawaban benar? Apakah siswa
melakukan percobaan? Apakah siswa diberi kesempatan untuk menemukan
jawaban sendiri? Apakah pertanyaan/tugas guru membuat siswa berpikir aktif?
dll.
6) Sumber belajar apa yang digunakan? Apakah guru menggunakan sumbersumber belajar selain buku paket, seperti buku bacaan, koran, nara sumber
(misalnya, petani, bekas pejuang revolusi, siswa, dll), sawah, kebun, dll? Apakah
sumber belajar mudah diperoleh?
7) Adakah hal lain lagi yang berbeda dengan kebiasaan pembelajaran yang sehari hari kita lakukan?
Hasil diskusi dituliskan di kertas plano yang kemudian disalingtukarkan untuk
diberi komentar oleh kelompok lain.
4. Berbagi Pendapat dan Diskusi Kelompok tentang Unsur-unsur
PAKEM (40 menit)
Fasilitator menginformasikan topik diskusi selanjutnya. Tiap kelompok diberi
nama sesuai dengan kata-kata dalam singkatan PAKEM, yaitu AKTIF, KREATIF,
EFEKTIF dan MENYENANGKAN. Jika jumlah kelompok banyak, nama tersebut
bisa diulang dengan ditambah penomoran, misalnya: AKTIF 1, AKTIF 2, KREATIF
1, KREATIF 2, dst.
Tiap kelompok kemudian mendiskusikan satu unsur PAKEM dari pemodelan tadi
yang sesuai dengan nama kelompoknya selama 15 menit. Kelompok Aktif, misalnya,
mendiskusikan proses pembelajaran yang mencerminkan masing-masing aspek dari
PAKEM sesuai dengan nama kelompoknya (tayangkan 2 contoh proses pembelajaran
untuk masing-masing2 aspek PAKEM).
Setelah 15 menit, fasilitator menayangkan tayangan yang memuat tabel lengkap
tentang proses pembelajaran. Fasilitator menanggapi pertanyaan klarifikasi jika ada.
Kemudian, fasilitator meminta tiap kelompok untuk mencari contoh kegiatan untuk
masing-masing proses dalam tayangan (20 menit).
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
7
UNIT 1
Apa dan Mengapa PAKEM
5. Kunjung Karya/Berbagi Hasil Diskusi (40 menit)
a. Salah seorang dari setiap kelompok mengunjungi kelompok lain dan mem
aparkan hasil kerja kelompoknya. Anggota kelompok yang dikunjungi boleh
bertanya dan menyampaikan pendapatnya.
b. Kegiatan ini dapat dilakukan untuk kunjungan ke dua atau tiga kelompok.
Anggota kelompok yang menjadi ‘duta’ boleh dilakukan bergantiandengan
anggota yang lain.
Fasilitator mengamati dengan seksama proses diskusi kelompok supaya bisa
memberikan masukan. Setelah mengerjakan tugas tersebut, kelompok kemudian
diminta menjawab pertanyaan: Bila kegiatan-kegiatan tersebut terjadi dalam
pembelajaran, kemampuan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) apa sajakah yang
berkembang pada diri siswa? (Tayangkan tayang Kurikulum 2013).
6. Penguatan tentang PAKEM (20 menit)
Fasilitator menayangkan pernyataan-pernyataan “Apa yang saya dengar ….” dan
diagram “Tingkat Keterlibatan Siswa …” (Lihat slide – Diagram Segitiga) dan
memberikan penjelasan, misal untuk tayangan pernyataan dan diagram dijelaskan
bahwa “Semakin siswa terlibat dalam belajar, semakin mereka menguasai materi
8
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 1
Apa dan Mengapa PAKEM
pelajaran”.
Untuk diagram dapat diberikan penjelasan tambahan (jika perlu), misal, “Bila kita
membuat rencana pembelajaran, kita berpikir dari arah bawah diagram tersebut,
yaitu dengan mengajukan pertanyaan pada diri sendiri – Kegiatan nyata apa
sajakah yang harus dialami siswa untuk menguasai kemampuan dalam materi yang
akan dipelajari siswa?” dan BUKAN berpikir dari arah atas diagram, yaitu “Apa
yang harus didengarkan siswa?”
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
9
UNIT 1
Apa dan Mengapa PAKEM
E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA
APA ITU PAKEM?
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif berpikir, bertanya,
mempertanyakan, mengemukakan gagasan, bereksperimen, mempraktikkan konsep
yang dipelajari, dan berkreasi. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si
pembelajar dalam membangun pengetahuannya; bukan proses pasif yang hanya
menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir aktif, maka pembelajaran
tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
Suatu konsep (misalnya demokrasi, kerjasama, fotosintesa, penjumlahan, dan
kebersihan) yang dijelaskan melalui ceramah sebenarnya sangat sulit dipahami siswa
karena konsep tersebut disampaikan secara abstrak. Hal yang abstrak sulit dipahami
karena tingkat berfikir anak-anak yang cenderung kongkrit atau mencari bentuk
nyata. Jika dalam mengajar guru menggunakan media seperti gambar, film,
peragaan, dan sebagainya maka konsep yang dipelajari menjadi lebih kongkrit (nyata)
dan lebih mudah dipahami anak.
Namun, yang paling bisa membuat konsep menjadi kongkrit adalah ketika anak terlibat
dalam pengalaman langsung dan aktif menemukan sendiri dari pengalaman tersebut
suatu konsep yang menjadi tujuan pembelajaran. Misalnya, anak-anak menemukan
sendiri makna dari penjumlahan setelah mereka terlibat dalam kegiatan jumlah
menjumlah menggunakan benda nyata (kacang merah, batu-batuan, penjepit kertas
misalnya). Contoh lain, siswa memahami konsep demokrasi setelah mereka terlibat
aktif dalam penerapan prinsip-prinsip demokrasi dan musyawarah dalam kegiatan
pemilihan ketua kelas yang dirancang serius oleh guru. Pengalaman nyata dan proses
penerapan tersebut memberikan cara bagi mereka untuk membangun pemahaman
sendiri secara aktif tentang konsep penjumlahan dan demokrasi.
Di bawah ini adalah bagan dari Edgar Dale (1946) yang menunjukkan macam media atau
kegiatan yang bisa dipakai untuk mengajarkan suatu konsep dan hubungannya dengan
tingkat kekongkritan konsep yang bisa tersampaikan. Pembelajaran yang bergantung
hanya pada verbal saja (ceramah, membaca) mengandung tingkat keabstrakan paling
tinggi, sedangkan pengalaman langsung yang membuat siswa aktif menemukan dan
menerapkan suatu konsep memiliki tingkat kekongkritan yang paling tinggi.
10
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 1
Apa dan Mengapa PAKEM
Pesan dari bagan Edgar Dale tersebut diperkuat oleh kata-kata Confucius, orang
bijak dari Timur, sebagai berikut:
a. Yang saya dengar, saya lupa
b. Yang saya lihat, saya ingat
c. Yang saya kerjakan, saya pahami
Melv in L. Silberman penulis “101 Cara Belajar Aktif” mendukung juga keaktifan siswa
untuk memberikan hasil belajar yang maksimal dengan mengatakan:
d. Yang saya dengar, saya lupa
e. Yang saya dengar dan lihat, saya ingat
f. Yang saya dengar, lihat, tanyakan, atau diskusikan, saya mulai pahami
g. Yang saya dengar, lihat, dan diskusikan, serta lakukan, saya memperoleh pengetahuan
dan keterampilan
h. Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang
kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
11
UNIT 1
Apa dan Mengapa PAKEM
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa yang bisa mengoptimalkan
potensi diri siswa. Karena dalam PAKEM siswa banyak bekerja dan berbuat maka
terdapat banyak kesempatan bagi siswa untuk menghasilkan produk belajar. Produk
itu bisa berupa karya seni, jalan keluar terhadap suatu permasalahan, grafik, diagram,
tabel, puisi, karangan, pantun, lagu, tarian, model tiga dimensi, dan lain - lain. Dengan
demikian, daya imajinasi dan daya cipta/kreasi siswa bisa berkembang dengan
optimal.
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang jauh dari rasa bosan dan takut
sehingga siswa dapat memusatkan perhatiannya secara penuh pada pembelajaran
sehingga waktu curah perhatiannya pada pembelajaran tinggi. Menurut hasil penelitian,
tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif
dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif. Proses
pembelajaran yang efektif menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran
yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak
efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Secara garis besar, PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
i. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
j. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan
semangat belajar siswa dan membantu siswa membangun pengetahuan dan
pemahaman. Cara-cara tersebut diantaranya adalah menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok
bagi siswa.
k. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih
menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.
l. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara
belajar kelompok.
m. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu
masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.
n. Peran guru lebih sebagai fasilitator daripada penceramah, artinya guru mendesain
kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Selama kegiatan
pembelajaran, guru tidak lagi hanya berdiri di depan kelas tetapi berkeliling memantau
kegiatan siswa dan membantu siswa dalam proses belajar.
12
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 1
APA YANG
PAKEM?
Apa dan Mengapa PAKEM
HARUS
DIPERHATIKAN
DALAM
MELAKSANAKAN
1. Memahami sifat dasar anak
Pada dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu dan suka berimajinasi. Anak desa,
anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan
Indonesia — selama mereka normal — terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua
sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis
dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita
olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut.
Suasana pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil
karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang
mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran
yang subur bagi rasa ingin tahu dan imajinasi tersebut.
2. Mengenal perbedaan setiap anak
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki
kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Efektif dan
Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin
dalam kegiatan pembelajaran. Karena itu semua anak dalam kelas tidak harus
selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan bisa berbeda sesuai dengan
kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat
dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan
mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya ketika dia mendapat
kesulitan sehingga anak tersebut bisa belajar secara optimal
3. Memahami anak sebagai makhluk sosial
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami cenderung melibatkan anak lain
dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar.
Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan
atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas
dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan
mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu
juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menghadapi masalah sehingga pada
dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Keterampilan pemecahan
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
13
UNIT 1
Apa dan Mengapa PAKEM
masalah memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk
menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah.
Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan
imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru
adalah mengembangkannya, antara lain dengan sesering mungkin memberikan
tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan
kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan katakata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban yang betul hanya
satu).
5. Mengembangkan
menyenangkan
ruang
kelas
sebagai
lingkungan
belajar
yang
Ruang kelas yang menyenangkan merupakan unsur tak terpisahkan dari PAKEM.
Dalam kelas yang menerapkan PAKEM, anak-anak banyak belajar melalui bekerja
dan berbuat sehingga banyak menghasilkan produk. Hasil pekerjaan siswa
tersebut sebaiknya dipajangkan untuk membuat kelas menjadi hidup dan menarik.
Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan bisa memotivasi siswa untuk bekerja
lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat
berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat
berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya.
Guru perlu memastikan bahwa setiap siswa mempunyai karyanya yang
dipajangkan. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa dan
ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan
rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya
untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi
juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan
menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan
dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan
lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati
(dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis
(membuat dugaan), mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat
gambar/diagram.
14
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 1
Apa dan Mengapa PAKEM
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian
umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara
guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada
kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara
santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan
siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru yang berkaitan
dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada
hanya sekedar angka (nilai).
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk
bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta
siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya
dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya,
mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan
tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya
perasaan tidak takut. Banyak siswa merasa takut ditertawakan, takut
disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya
menciptakan suasana kelas di mana guru tidak marah kepada siswa dan siswa
tidak menertawakan siswa lain jika mereka memberi jawaban yang tidak benar.
Siswa harus didorong untuk mencoba, dan berbuat kesalahan adalah bagian
penting dari belajar. Guru juga tidak menyepelekan siswa. Pada dasarnya guru
harus berusaha menghilangkan penyebab rasa takut, baik yang datang dari guru
itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat
bertentangan dengan PAKEM.
Bagaimana Pelaksanaan PAKEM?
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Pada saat yang sama, gambaran tersebut
menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan
tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh KBM dan kegiatan guru.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
15
UNIT 1
Apa dan Mengapa PAKEM
Kegiatan Guru
Kegiatan Belajar Mengajar
1. Guru merancang dan mengelola KBM
yang mendorong siswa untuk
berperan dan berpikir aktif dalam
pembelajaran.
Guru melaksanakan berbagai KBM seperti:
• Percobaan
• Diskusi kelompok
• Memecahkan masalah
• Mencari informasi
• Menulis laporan/cerita/puisi
• Berkunjung keluar kelas
• Bermain peran
2. Guru menggunakan alat bantu dan
sumber belajar yang beragam.
Sesuai mata pelajaran, guru dapat menggunakan:
• Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri
• Gambar
• Studi kasus
• Narasumber
• Lingkungan
3. Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan
keterampilan.
Siswa:
• Melakukan percobaan, pengamatan, atau
wawancara
• Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya
sendiri
• Menarik kesimpulan
• Memecahkan masalah atau mencari rumus sendiri
• Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata
sendiri
4. Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan
gagasannya sendiri secara lisan atau
tulisan.
Melalui:
• Diskusi
• Lebih banyak pertanyaan terbuka
• Hasil karya yang merupakan pemikiran anak
sendiri
5. Guru menyesuaikan bahan dan
kegiatan belajar dengan kemampuan
siswa.
•
•
•
16
6. Guru mengaitkan KBM dengan
pengalaman siswa sehari-hari.
•
7. Guru menilai KBM dan kemajuan
belajar siswa secara terus menerus.
•
•
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
•
Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan
(untuk kegiatan tertentu)
Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan
kelompok tersebut
Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan
Siswa menceritakan atau memanfaatkan
pengalamannya sendiri
Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam
kegiatan sehari-hari
Guru memantau kerja siswa
Guru memberikan umpan balik
UNIT 1
Apa dan Mengapa PAKEM
PERAN KOMITE SEKOLAH, ORANGTUA, DAN MASYARAKAT
Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 044/
U/2002 Komite Sekolah berperan sebagai:
1. Pemberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di
satuan pendidikan.
2. Pendukung (baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga) dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
3. Pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran
pendidikan di satuan pendidikan.
4. Mediator antara sekolah dengan pemerintah dan masyarakat di satuan pendidikan.
Peran tersebut selanjutnya diwujudkan dalam bentuk fungsi nyata dalam penyelenggaraan
persekolahan terutama dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Fungsi nyata Komite
Sekolah dalam pengembangan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Membantu sekolah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (sesuai
dengan UU Sisdiknas No. 20/2003 Pasal 36 Ayat 2).
2. Mendorong tumbuhnya perhatian dan dukungan masyarakat terhadap penyelenggaraan pembelajaran yang bermutu.
3. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia usaha/ dunia
industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pembelajaran yang
bermutu.
4. Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna
mendukung peningkatan mutu pembelajaran.
5. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pembelajaran
yang bermutu.
6. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan,
dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.
Dukungan bagi pelaksanaan PAKEM tidak hanya datang dari Komite Sekolah saja tetapi
juga dari masyarakat dan orangtua siswa. Pasal 9 UU Sisdiknas No. 20/2003 menyatakan
bahwa masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam
penyelenggaraan pendidikan. Masyarakat dapat terlibat dalam memberikan bantuan dana,
pembuatan gedung, ruang kelas, pagar, dan sebagainya. Masyarakat juga sebetulnya dapat
terlibat dalam bidang Teknis Edukatif, seperti dalam proses belajar mengajar,
menyediakan diri menjadi tenaga pengajar, membicarakan pelaksanaan kurikulum,
memantau kemajuan belajar, dan sebagainya.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
17
UNIT 1
Apa dan Mengapa PAKEM
Orangtua juga harus berperan serta dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaan
PAKEM orangtua dapat berperan:
1. Menjadi mitra anak dalam belajar di rumah.
2. Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan PAKEM.
3. Menciptakan situasi belajar yang kondusif bagi pengembangan kreativitas anak,
misalnya dengan banyak memberikan pertanyaan, mengecek hasil karya anak, dan
mendorong kreativitas anak.
18
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 1
Apa dan Mengapa PAKEM
F. LEMBAR KERJA
Format 1.1: Pengamatan Pemodelan PAKEM
Komponen pembelajaran
Hal baru yang berbeda dengan
kebiasaan pembelajaran selama ini
1. Kegiatan siswa
a. ………..
b. ………..
2. Kegiatan guru
a. ………..
b. ………..
3. Interaksi antar siswa
a. ………..
b. ………..
4. Interaksi siswa dengan guru
a. ………..
b. ………..
5. Bentuk tugas yang dikerjakan siswa
a. ………..
b. ………..
6. Sumber belajar yang digunakan
a. ………..
b. ………..
7. Pemberian kesempatan yang sama
a. ………..
b. ………..
antara siswa laki-laki dan
perempuan.
8. Bentuk motivasi yang diberikan guru a. ………..
kepada siswa
9. Aspek karakter yang dikembangkan
(kemandirian, disiplin, tanggung
jawab, kerjasama, keberanian)
b. ……......
a. …….......
b. ……......
10. Lainnya
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
19
UNIT 1
Apa dan Mengapa PAKEM
Lembaran: Contoh Proses Pembelajaran PAKEM
Aspek PAKEM
Contoh Proses Pembelajaran
Aktif
•
•
•
•
•
melakukan diskusi
membuat pernyataan
melakukan simulasi (bermain peran)
mengukur
melakukan pengamatan
Kreatif
•
•
•
•
•
mendesain model sendiri
menghasilkan karya yang berbeda
menyelasaikan masalah
membuat pertanyaan
kegiatan pembelajaran ditujukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran
pemilihan media, strategi, pengelolaan kelas dan sumber
sesuai dengan kebutuhan siswa dan atau tujuan
pembelajaran
siswa mempunyai kesempatan untuk menunjukkan
pemahaman
menyelesaikan tugas dalam kelompok
mengunakan permainan untuk pemahman dan penguatan
konsep
melakukan kegiatan bermakna bagi siswa
menggunakna lingkungan sebagai sumber belajar
Efektif
•
•
Menyenangkan
•
•
•
•
20
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 1
Apa dan Mengapa PAKEM
G. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
21
UNIT 1
22
Apa dan Mengapa PAKEM
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 1
Apa dan Mengapa PAKEM
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
23
UNIT 1
24
Apa dan Mengapa PAKEM
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 1
Apa dan Mengapa PAKEM
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
25
UNIT 1
26
Apa dan Mengapa PAKEM
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 1
Apa dan Mengapa PAKEM
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
27
UNIT 1
28
Apa dan Mengapa PAKEM
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 2
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN
BELAJAR YANG EFEKTIF
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
UNIT 2
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BELAJAR
YANG EFEKTIF
Waktu: 2 Jam
A. PENGANTAR
Lingkungan belajar sangat berperan dalam
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Lingkungan tersebut dapat meningkatkan
keaktifan dan efektivitas belajar anak. Itulah
sebabnya, lingkungan belajar perlu ditata.
Menata lingkungan belajar di kelas erat
kaitannya dengan keadaan fisik kelas (suhu,
cahaya, kebersihan, sirkulasi udara, pengaturan
Lingkungan belajar yang menarik akan
ruangan, dsb), pengelolaan dan pemanfaatan
membuat pembelajaran menarik.
sumber belajar, sudut baca/perpustakaan kelas.
Pada kegiatan ini, pembahasan akan dipusatkan pada masalah pemanfaatan berbagai
sumber belajar termasuk sudut baca, pengelolaan siswa, pengelolaan perabot kelas
dan pemajangan hasil karya anak.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mampu:
1. memanfaatkan beragam sumber belajar yang tersedia di dalam dan sekitar sekolah
serta sudut baca
2. menyusun alternatif pengaturan tempat duduk siswa disertai dengan alasannya
(pertimbangan kekuatan dan kelemahannya)
3. mengidentifikasi berbagai jenis kegiatan yang dapat dilakukan pada setiap jenis
pengelolaan siswa beserta kelebihan dan kelemahannya
4. membuat pajangan karya siswa yang baik dan mengidentifikasi pemanfaatannya
sebagai sumber belajar
C. BAHAN DAN ALAT
1.
2.
3.
4.
5.
Tayangan unit
Fotokopi tayangan 6-9
Lembar Kerja 2.1 - 2.5
ATK : Kertas HVS warna, kertas plano, spidol, post it, lem, benang, dan gunting.
Hasil karya siswa
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
31
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
D. LANGKAH KEGIATAN
30’
10’
Kelompok 1
Pengantar
1
30’
Diskusi Kelompok
sesuai Topik
2
Pembahasan berbagai
pemanfaatan sumber belajar
yang tersedia di dalam dan
sekitar sekolah serta sudut
baca
Kelompok 2
Pembahasan Penyusunan
Alternatif Pengaturan
Tempat Duduk Siswa dan
Alasannya
45’
Kunjung
Karya
4
Kelompok 3
Pembahasan Pengelolaan
Siswa dan Jenis Kegiatannya
3
5’
Kelompok 4
Pembahasan Tentang
Pajangan
Penguatan
5
3
3
1. Pengantar (10 menit)
Fasilitator mengajukan pertanyaan kepada setiap peserta: Apa yang membuat
lingkungan belajar efektif? dan menerima jawaban dari peserta. Fasilitator
menekankan jawaban peserta akan pentingnya lingkungan belajar yang dapat
menarik minat dan menunjang anak dalam pembelajaran. Aspek lingkungan
tersebut sangat beragam, tetapi dalam unit ini dibatasi pada empat hal, yaitu:
• Keragaman sumber belajar dan sudut baca serta pemanfaatannya
• Pengaturan tempat duduk siswa
• Pengelolaan siswa
• Pajangan karya siswa
32
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
2. Diskusi Kelompok (30 menit)
Fasilitator membagi setiap meja menjadi dua kelompok (setiap kelompok terdiri
dari 4-5 orang).
Fasilitator menyiapkan 4 topik yang akan dibahas. Setiap topik dimasukkan ke
dalam amplop dengan diberi tanda warna berbeda, misalnya:
Topik
Topik
Topik
Topik
1
2
3
4
- merah
– putih
– hijau
– kuning
Setiap kelompok diberi satu topik untuk dibahas.
a. Topik 1: Sumber Belajar dan Sudut Baca
1) Apa saja yang biasa mereka pakai sebagai sumber belajar di kelas selama ini?
2) Apa pendapat mereka tentang sumber belajar yang dipakai pada kegiatan
pemodelan PAKEM?
3) Apakah mereka sudah
memperhatikan kesehatan dan keselamatan
peserta didik saat memilih dan menggunakan sumber belajar tersebut?
(misal: jika menggunakan benda-benda tajam, hewan atau tumbuhan yang
membahayakan, kebersihan alat dan bahan, menghindari bahan-bahan yang
membahayakan) Mengapa hal tersebut penting untuk dilakukan?
4) Apakah ada sudut baca di kelas? Bagaimana pemanfaatannya?
b. Topik 2: Pengaturan Tempat Duduk Siswa
1) Bagaimana model pengaturan tempat duduk siswa yang selama ini lazim
dilakukan? Apakah hal itu efektif?
2) Hal-hal apa yang perlu dipertimbangkan dalam merancang model
pengaturan tempat duduk?
3) Bagaimana model pengaturan tempat duduk yang dapat membuat interaksi
antar siswa dan guru berlangsung secara efektif?
4) Model pengaturan tempat duduk bagaimana yang dapat dipenuhi oleh
sekolah?
c. Topik 3: Pengelolaan Siswa
1) Apa saja bentuk pengelolaan siswa yang mereka lihat selama kegiatan
pemodelan PAKEM?
2) Mengapa guru (fasilitator) menggunakan beragam pengelolaan siswa?
3) Apakah guru (fasilitator) sudah memperhatikan kesetaraan gender? Dalam
bentuk apa? Apakah guru sudah memberikan kesempatan yang sama kepada
anak laki-laki dan perempuan?
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
33
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
4) Apakah guru sudah memperhatikan proses pembelajaran yang ramah
anak? Apa buktinya? Misal: tidak meremehkan, tidak terjadi saling
mengejek antar teman.
d.
Topik 4: Pajangan Karya Siswa
1)
2)
3)
4)
Apa yang sebaiknya guru lakukan dengan karya siswa?
Apa tujuan memajangkan hasil karya siswa?
Karya siswa apa saja yang bisa dipajangkan?
Apa yang harus diperhatikan dalam memajangkan karya siswa?
 Fasilitator harus memastikan bahwa semua peserta terlibat secara aktif
dalam diskusi kelompok. Hasil diskusi kelompok ditulis pada kertas plano.
 Fasilitator meminta beberapa kelompok peserta untuk menyampaikan hasil
diskusinya dan meminta kelompok lain untuk menambahkan hal-hal yang
dianggap perlu. Selanjutnya, fasilitator memberi penegasan/penguatan
(usahakan keempat topik diplenokan).
3. Kegiatan Aplikasi (30 menit)
Fasilitator kembali meminta peserta bekerja dalam kelompok mereka masing masing untuk mengaplikasikan/mendesain lingkungan belajar yang efektif.
a. Kelompok Sumber Belajar dan Sudut Baca
 Peserta dalam kelompok ini mengerjakan Lembar Kerja 2.1 dan 2.2.
 Secara kelompok peserta mengidentifikasi sumber belajar yang dapat
ditemukan di dalam dan luar kelas.
 Peserta secara berpasangan (sesuai mapel) mengidentifikasi cara
memanfaatkan sumber belajar tersebut di dalam mapelnya. Diskusi kelompok
juga terkait dengan sudut baca (LK 2.2)
 Hasil diskusi setiap pasangan didiskusikan kembali dalam kelompok. Hasil
akhir ditulis pada kertas plano.
b. Kelompok Pengaturan Tempat Duduk Siswa
 Peserta dalam kelompok ini mengerjakan lembar kerja 2.3. Peserta
mendiskusikan desain susunan tempat duduk yang ideal dengan memikirkan
alasan-alasannya terlebih dahulu.
 Selanjutnya, mereka menggunting kertas berwarna untuk digunakan sebagai
perabot yang menggambarkan kondisi kelas.
 Setelah yakin dengan desain idealnya, barulah para peserta dapat
menempelkan kertas berwarna tersebut di atas kertas patron kelas yang
diberikan. Jumlah desain yang dibuat minimal 4 model.
34
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
 Keempat model itu ditempel di kertas plano. Mereka harus menuliskan
keterangan untuk setiap bentuk yang digunakan, misalnya: persegi merah
mewakili meja siswa, dst. Kelompok juga harus menyebutkan alasan
(kelebihan dan kelemahan) untuk setiap desain susunan tempat duduk.
c. Kelompok Pengelolaan Siswa



Peserta dalam kelompok ini bekerja menggunakan lembar kerja 2.4.
Peserta mengerjakan secara berpasangan terlebih dahulu jenis-jenis kegiatan
yang dapat dilakukan pada setiap jenis pengelolaan siswa beserta kelebihan
dan kelemahannya masing-masing.
Hasil diskusi setiap pasangan didiskusikan kembali dalam kelompok danhasil
akhirnya ditulis pada kertas plano.
d. Kelompok Pajangan Karya Siswa
‘


Peserta dalam kelompok ini bekerja menggunakan lembar kerja 2.5.
Dengan menggunakan karya siswa yang telah disiapkan, kelompok ini
mengidentifikasi karya yang dapat dan yang tidak dapat dipajang disertai
alasan, apa yang harus diperhatikan dalam memajangkan karya siswa (lihat
panduan memajangkan karya siswa) serta membuat pajangan dinding maupun
pajangan meja.
e. Kunjung Karya (45 menit)
i. Kunjungan Tahap I (20 menit)
 Fasilitator meminta peserta meletakkan karya kelompoknya di atas meja
kelompok mereka masing-masing (kecuali kelompok pajangan karya siswa
yang melekatkan karya siswa di dinding atau meja pajangan)
 Fasilitator meminta separuh peserta dalam setiap kelompok berdiri,
sedangkan separuh yang lainnya tetap duduk.
 Peserta yang duduk diminta tetap tinggal di kelompoknya untuk
memberi/menerima komentar/tanggapan terkait dengan karya kelompok
mereka, sedangkan peserta yang berdiri diminta berkunjung atau
berkeliling searah jarum jam ke kelompok topik lain dalam kelompok
besar yang sama (mis. sesama kelompok merah, dll), untuk melihat,
bertanya serta memberikan komentar tentang hasil kerja rekannya.
 Baik peserta yang tinggal maupun yang berkeliling harus menyiapkan
kertas catatan (post it). Peserta yang menjaga karya mencatat
saran/masukan yang bermakna dari kelompok pengunjung, sedangkan
peserta pengunjung mencatat hal yang menarik dan bermakna dari
kelompok yang dikunjungi.
 Fasilitator memberi aba-aba kapan para anggota kelompok mulai
berkeliling dan kapan selesai melihat hasil karya dari kelompok satu ke
kelompok lainnya (misalnya dengan meniup peluit) (usahakan setiap
kunjungan 5 menit)
 Setiap peserta kembali ke kelompoknya masing-masing.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
35
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
ii. Kunjungan Tahap II (25 menit)





Fasilitator meminta peserta yang telah berkunjung tetap dikelompoknya
untuk memberi/menerima komentar/tanggapan terkait dengan karya
kelompok mereka, sedangkan peserta yang tadinya berjaga di kelompok
melakukan kunjungan ke kelompok warna yang lain.
Kunjungan kelompok warna dilakukan searah jarum jam (setiap kelompok
warna hanya berkunjung ke satu kelompok warna yang lain). Dalam
kelompok warna yang dikunjungi, setiap kelompok berkeliling di setiap
kelompok topik.
Fasilitator tetap memberi aba-aba kapan para anggota kelompok mulai
berkeliling dan kapan selesai melihat hasil karya suatu kelompok.
Setiap peserta kembali ke kelompoknya masing-masing untuk
mendiskusikan masukan atau temuan yang diperoleh.
Sebagai penguatan fasilitator membagikan bahan bacaan tambahan.
f. Kegiatan Akhir: Penguatan (5 menit)
Di akhir sesi, fasilitator menyampaikan bahwa lingkungan belajar yang efektif
bukan hanya terletak pada fisik kelas saja, namun juga terletak pada pengelolaan
kegiatan pembelajaran.
36
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
E. BAHAN BACAAN 1 UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Lingkungan belajar di sekolah dan kelas terdiri atas lingkungan fisik dan non fisik yang
dapat mempengaruhi pembelajaran. Pembelajaran dapat ditingkatkan dan didukung jika
lingkungannya dikelola secara efektif. Pertimbangan penting dalam mengelola lingkungan
fisik pembelajaran dan menciptakan lingkungan belajar yang efektif adalah fleksibilitas
dan kemudahan akses.
Dari segi fleksibilitas, meja, kursi, dan perabot lain hendaknya diatur secara luwes
sesuai dengan kegiatan belajar yang dipilih. Misalnya, ketika kegiatan belajar memakai
kerja kelompok maka meja dan kursi perlu diatur sedemikian rupa sehingga guru
maupun siswa dapat bergerak dalam ruangan dengan aman dan efisien, tanpa terhalang
oleh kursi dan meja. Tikar dapat digunakan untuk kegiatan permainan.
Dari segi kemudahan akses, berbagai sumber daya pembelajaran yang praktis (misalnya
buku-buku, peta, bola dunia, alat peraga IPA dan matematika, dan lain-lain) hendaknya
disimpan dengan baik dan tersedia serta mudah diakses oleh guru dan siswa.
Sumber daya pembelajaran lain yang berupa tulisan/gambar atau pajangan hasil kerja anak
yang merupakan lingkungan belajar visual juga perlu diatur. Pajangan hasil karya anak
dapat menjadi contoh yang baik bagi anak lainnya dan dapat mendorong anak untuk
belajar. Perlu diingat bahwa pemajangan terutama ditujukan pada anak supaya anak bisa
mendapatkan manfaat. Karena itu tingkat keterbacaan pajangan harus dilihat dari sudut
pandang anak (misalnya apakah posisi pajangan tidak terlalu tinggi untuk anak-anak).
Label-label di jendela, kursi dan benda lainnya di ruang kelas membantu menambah kosa
kata dari benda yang dapat dilihat anak. Label dapat ditulis dalam bahasa Indonesia,
bahasa daerah, atau bahasa asing yang dipelajari untuk membantu anak beradaptasi
dengan lingkungan belajarnya yang baru.
Gambar dan poster dapat menuntun dan mendukung berbagai kegiatan pembelajaran.
Gambar atau poster dapat berisi petunjuk melaksanakan tugas, demonstrasi tentang
prosedur, contoh-contoh yang ditawarkan atau pesan yang mengingatkan anak untuk
menjadi pelajar yang efektif.
Selain lingkungan fisik seperti di atas, lingkungan belajar juga berupa lingkungan non fisik,
yang terwujud dalam interaksi dan hubungan dikelas dan sekolah.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
37
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Interaksi dan Hubungan
Mutu interaksi dan hubungan antara guru dan siswa ikut berperan dalam menciptakan
kondisi belajar yang efektif. Guna mendukung kondisi belajar yang efektif, interaksi dan
hubungan yang ada haruslah bersifat:
•
•
•
Jelas dan singkat
Positif dan suportif
Adil dan tidak bias/ timpang
Instruksi atau peragaan yang diberikan oleh guru harus jelas dan ringkas. Ini berarti
berbicara dengan suara yang jelas, menggunakan bahasa yang dapat dipahami anak, dan
menyesuaikan dengan lamanya daya konsentrasi anak.
Interaksi dan hubungan yang bersifat positif dan suportif akan mengarahkan anak pada
perilaku yang lebih baik, meningkatkan rasa percaya dirinya, serta menunjang
peningkatan prestasinya. Penggunaan ancaman, kata-kata yang merendahkan, atau tindak
kekerasan terhadap anak adalah pelanggaran terhadap hak anak dan merupakan tindak
kriminal menurut hukum yang berlaku di Indonesia.
Guru juga harus bertindak adil dan tidak bias, memperlakukan semua anak dengan sama,
tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, kemampuan, latar belakang keluarga maupun
agama.
Selain berinteraksi dengan cara yang baik dengan siswa, guru perlu menciptakan interaksi
dan hubungan antar anak yang sehat karena interaksi dan hubungan antar anak juga
membantu menciptakan kondisi belajar yang efektif.
Anak-anak akan meniru perilaku gurunya. Jika guru memperlakukan anak dengan hormat
dan tanpa kekerasan, anak-anak juga akan memperlakukan satu sama lainnya dengan cara
yang sama.
Melalui kegiatan kelompok, anak belajar untuk menghormati pendapat setiap orang,
menunggu giliran dan menolong satu sama lain.
38
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Cara Mengelola Siswa Klasikal
Strategi ini biasanya dipakai pada saat guru ingin semua siswa mendapatkan informasi
yang sama, misalnya: pada saat awal pelajaran ketika siswa dan guru bersama– sama
berdiskusi atau guru menjelaskan apa yang akan dilakukan sebelum kegiatan inti dimulai
atau waktu menutup pelajaran dengan membimbing siswa mengingat apa saja yang telah
mereka pelajari.
Kegiatan Kelompok
Kegiatan ini sangat baik dipakai pada saat guru ingin:
•
•
•
•
•
•
siswa saling belajar dari temannya
membangun kemampuan berkomunikasi
membangun keterampilan bersosialisasi
membangun sikap inklusif (menghargai perbedaan di antara sesama teman)
membangun keterampilan bekerja dalam tim
membangun keterampilan kepemimpinan
Kegiatan Individu
Strategi ini dapat digunakan pada saat guru ingin melihat potensi atau masalah belajar
setiap siswa dalam belajar. Kegiatan ini dapat pula dipakai untuk menghasilkan tugas–
tugas yang diperlukan untuk pelajaran tertentu, misalnya mengarang, membuat refleksi,
menceritakan kembali, membuat soal cerita (matematika), melakukan penelitian, dan
lain-lain.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
39
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
BAHAN BACAAN 2 UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA
Contoh Jawaban Lembar Kerja 2.1 tentang Sumber Belajar
Sumber Belajar
Mata Pelajaran
Kegiatan
Pohon Mangga
IPA
Mengamati, menggambar,
mendeskripsikan fungsi bagian-bagian
pohon
Matematika
Menggunakan batang pohon mangga
untuk mengidentifikasi jenis-jenis
sudut
Pedagang
(Narasumber)
Batu-batuan
Bahasa Indonesia
Mengamati dan mendeskripsikan
pohon mangga, dsb.
Bahasa Indonesia
Menyusun daftar pertanyaan,
melakukan dan melaporkan hasil
wawancara
IPS
Wawancara tentang profesi pedagang
IPA
Meneliti bentuk batuan untuk
mengetahui dampak erosi
Bahasa Indonesia
Sepeda
Dll.
40
Mengamati bentuk batuan untuk
mendapatkan ide dalam menulis teks
deskripsi
IPS
Mengamati jenis-jenis batuan untuk
menentukan asal batu
Matematika
Mengidentifikasi bangun datar dan
bangun ruang
IPS
Mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan
yang berhubungan dengan sepeda
Bahasa Indonesia
Mengamati sepeda dan belajar
menggunakan bahasa persuasif dengan
bermain peran mengiklankan sepeda
secara lisan
......
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
......
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Contoh Jawaban Lembar Kerja 2.2 tentang Sudut Baca/Perpustakaan Kelas
Sudut Baca
1. Lokasi
g. Alat dan bahan yang diperlukan
h. Buku-buku yang akan disediakan
Penjelasan Rencana
Sudut baca diletakkan di pojok sebelah
kanan kelas, mudah dijangkau siswa.
Buku bacaan sesuai usia dan minat siswa,
karya tulis siswa, rak atau meja dengan
ukuran disesuaikan dengan jangkauan anak.
Buku cerita sebanyak jumlah siswa, buku
sumber belajar, majalah yang disesuaikan
dengan usia dan minat siswa.
Wali murid, Komite Sekolah, guru kelas,
i. Pihak yang mengadakan perabot serta Kepala Sekolah.
mekanisme pengadaan
j. Pemanfaatan dalam pembelajaran
k. Pengembangan dan pemanfaatan yang
berkelanjutan
Siswa mencari informasi dari buku sumber
yang ada di sudt baca, guru mengajak siswa
untuk memilih buku cerita yang akan
dibacakan oleh guru.
Pemanfaatan buku cerita dalam kegiatan
membaca rutin (setiap pagi atau setelah
istirahat)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
41
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Contoh Jawaban Lembar Kerja 2.3 tentang Pengelolaan Siswa
Jenis Pengelolaan
Jenis Kegiatan



Klasikal






Kelompok
Perorangan
42
Apersepsi (awal) pembelajaran, mendengarkan
instruksi guru
Diskusi kelas secara pleno
Pelaporan hasil kerja anak, siswa seluruh kelas
mendengarkan
Manarik simpulan pada akhir pembelajaran
Mendengarkan penjelasan guru
Menonton tayangan video

Diskusi dan pemecahan masalah
Melakukan percobaan
Mengamati sesuatu, mendiskusikan, dan mencatat hasil
pengamatan
Mengumpulkan, mendiskusikan, dan mengelola
data/benda
Membuat model




Menulis laporan
Mengerjakan soal latihan
Baca dalam hati
Mengarang

Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Contoh Jawaban Lembar Kerja tentang Pajangan Karya Siswa
1. Mengapa di kelas yang menerapkan PAKEM biasanya dijumpai pajangan?
Dengan desain PAKEM, siswa menghasilkan karya individu yang berbeda dari tugas yang
diberikan oleh guru. Hasil siswa yang bervariasi dan kreatif inilah yang kiranya pantas
dipajang. Sering juga kita jumpai hasil karya yang ditulis dengan kata-kata sendiri,
Dengan demikian, pajangan hasil pembelajaran siswa yang seperti ini merupakan salah
satu indikator penerapan PAKEM yang benar.
2. Apa manfaat pajangan?
•
•
•
•
Membuat kelas lebih menarik
Anak mudah mendapat gagasan dari apa yang dipajangkan
Yang dipajangkan adalah contoh yang baik untuk diikuti atau ditiru oleh anak
lainnya
Pajangan memotivasi anak yang pekerjaannya dipajangkan dan juga memotivasi
anak yang lain untuk mengerjakan hal yang sama.
3. Apa saja yang harus dipajang?
•
•
•
•
Tulisan anak seperti cerita, karangan, puisi, laporan, buku yang dibuat oleh anak,
model, grafik, gambar, dan hasil kerajinan atau kesenian
Hasil pembelajaran anak yang menunjukkan ada unsur kreativitas dan menarik
untuk dilihat dan dibaca sebaiknya dipajangkan
Contoh-contoh hasil kerja anak yang baik untuk dipajangkan
Hasil kerja anak yang lambat perlu dipajangkan untuk memotivasi mereka
Selain itu, apa saja yang bisa dipajang?
•
•
•
Gambar, diagram, dan benda-benda yang relevan dengan kegiatan yang sedang
dibahas di kelas
Buku untuk anak yang harus dibaca dan dilihat
Bahan, sumber belajar, dan peralatan yang sedang digunakan untuk kegiatan belajar
4. Apa yang seharusnya tidak dipajang?
•
•
•
Latihan rutin
Hasil kerja yang kurang benar atau tidak bagus untuk contoh, misalnya tidak rapih
atau tidak dikerjakan dengan hati-hati
Hasil kerja yang ada nilainya.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
43
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
5. Bagaimana cara memajangkan hasil kerja anak?
•
•
•
•
Mudah dibaca oleh anak (tidak terlalu tinggi)
Pekerjaan setiap anak hendaknya dipajangkan satu persatu dengan demikian dapat
dibaca dengan mudah. Pajangan sebaiknya tidak bercampur dengan yang lain atau
dalam satu bendel.
Yang dipajangkan hendaknya dalam keadaan bersih, rapih, dan menarik
Benda yang dipajangkan dapat ditempel di dinding, digantung di langit-langit ruangan,
atau diatur di atas meja pamer
6. Kriteria apa yang digunakan untuk memajangkan hasil kerja anak?
•
•
•
•
•
Apakah menarik bagi yang lain untuk dibaca?
Apakah contoh yang baik?
Apakah mengundang/menggoda orang untuk memperhatikannya?
Apakah hasilkarya dapat memotivasi si anak?
Apakah setiap anak punya kesempatan hasil karyanya dipajangkan?
7. Berapa lama/kali pajangan harus diganti?
•
•
Kalau pajangan telah menjadi kotor
Tidak sesuai dengan tema/topik pembelajaran
Catatan: Tempat pajangan tidak perlu dikhususkan (diberi label) untuk mata pelajaran
tertentu. Di bawah ini ada beberapa contoh pajangan , mungkin bisa sebagai inspirasi bagi
fasilitator atau guru yang akan menata pajangan peserta didik.
Hal – hal yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan pajangan
•
•
•
•
•
•
•
44
Pajangan yang baik memiliki judul yang singkat, jelas dan menarik pembaca untuk melihat
lebih lanjut.
Pajangan perlu secara rutin diperhatikan, misalnya guru segera membenahi pajangan
apabila ada salah satu karya siswa yang jatuh atau miring karena penguatnya (steples atau
paku payung) terlepas.
Apabila papan pajangan sudah longgar, guru dan pihak sekolah segera memperbaikinya
karena akan sangat berbahaya apabila lepas.
Pajangan perlu diganti sesuai dengan topik materi atau tema yang sedang dibahas.
Kerapian pajangan sangat penting karena siswa akan melihat dan mencontohnya.
Tinggi pajangan disesuaikan dengan siswa.
Guru selalu menghormati karya siswa sehingga tidak sembarangan menggunting torehan
mereka.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
•
Membaca buku, melakukan kunjungan ke sekolah lain akan membantu guru dalam
memperoleh ide dalam melakukan pemajangan.
•
Pajangan yang digantung di atap harus disesuaikan dengan tinggi siswa. Terlalu pendek
pajangan akan memancing siswa untuk iseng menariknya atau mengganggu ruang gerak
mereka.
Apabila harus menggantung karya siswa, maka penggantungan setiap karya siswa
dilakukan dengan rapi dan tidak menumpuk.
•
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
45
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
BEBERAPA CONTOH PAJANGAN
Penempelan cukup rapi, karya siswa yang beragam bentuknya membuat pajangan terlihat menark. Judul
yang cukup besar di tengah memberi kesan ‘memadukan’ karya siswa di kiri kanan serta di atas dan
bawahnya.
Siswa kelas 3 membuat kartu ucapan kasih sayang
kepadaibu mereka. Hasil pekerjaan mereka dipajang
dengan meletakkannya di atas meja. Karya sejenis ini
memang lebih baik tidak ditempel. Buku cerita yang
berkaitan dengan Ibu diletakkan diantara kartu-kartu.
46
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
Pertanyaan yang ditulis guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk berfikir lebih
lanjut dengan mencari jawaban sendiri.
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Siswa kelas 1 mendeskripsikan binatang pilihannya di atas gambar. Guru mengelompokkan hasil karya siswa
dengan melingkarinya. Lingkaran dibuat dari Koran bekas yang diberi warna (pewarna makanan). Di setiap
lingkaran ditulisi judul yang sesuai. ‘Dunia Binatang’ yang seharusnya merupakan judul besar sebaiknya
diletakkan di atas lingkaran-lingkaran yang ada. Tulisan judul menggunakan huruf yang sesuai di kelas awal.
Guru menempelkan karya siswa berupa surat (kelas 6). Pertanyaan yang ditulis diharapkan dapat
menambah rasa ingin tahu siswa tentang jenis-jenis surat. Contoh surat resmi akan membantu
pemahaman anak setelah membaca pajangan ini.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
47
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
F. Lembar Kerja 2.1: Pemanfaatan Sumber Belajar dan Sudut Baca
Pada umumnya sumber belajar saat ini terbatas pada guru dan buku paket. Padahal
banyak sumber belajar lain, baik di dalam maupun di luar kelas, misalnya: benda nyata,
poster, serta lingkungan alam dan sosial. Sebutkanlah berbagai sumber belajar dan
bagaimana memanfaatkannya untuk berbagai mata pelajaran pada lembar kerja yang
disediakan. Salah satu contoh telah diisi.
Di Dalam Kelas
Sumber
belajar
Mata
Pelajaran
Kegiatan
Sumber
Belajar
Mata
Pelajaran
Pohon
Mangga
IPA
Mengamati,
menggambar,
mendeskripsikan
fungsi bagianbagian pohon
mangga
Matematika
Mencari jenisjenis sudut pada
batang-batang
pohon mangga
Bahasa
Indonesia
Mengamati dan
mendeskripsikan
pohon mangga
dsb.
dst
dst
48
Di Luar Kelas
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
Kegiatan
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Lembar kerja 2.2: Pembuatan atau Optimalisasi Sudut Baca/
Perpustakaan kelas
Sudut Baca
Penjelasan Rencana
1. Lokasi
2. Alat dan bahan yang diperlukan
3. Buku-buku yang akan disediakan
4. Pihak yang mengadakan perabot sert
mekanisme pengadaan
5. Pemanfaatan dalam pembelajaran
6. Pengembangan dan pemanfaatan yang
berkelanjutan
Lain
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
49
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Lembar Kerja 2.3: Pengaturan Tempat Duduk Siswa
Pengaturan tempat duduk: Saat ini sebagian besar ruang kelas teratur secara klasikal.
Anak duduk berbaris dan lebih banyak mendengarkan guru. Dalam pelaksanaan PAKEM,
pengaturan tempat duduk siswa lebih bervariasi sehingga mereka lebih mudah berinteraksi
dengan guru maupun sesama siswa.
Susunlah desain alternatif pengaturan tempat duduk siswa yang menunjang pengelolaan
kegiatan siswa yang bervariasi (minimal 4 desain) disertai kekuatan dan kelemahannya.
Petunjuk: kelas diasumsikan 8x7 m, siswa 32 orang, meja 16, setiap meja untuk 2 anak
50
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Lembar Kerja 2.4 Pengelolaan Siswa
Pengelolaan Siswa: Pengelolaan atau pengaturan siswa yang sering dilakukan adalah
bentuk klasikal di mana semua siswa dalam satu kelas diperlakukan sebagai satu kelompok
besar dan diberi tugas yang sama semua dan komunikasi sering satu arah, yaitu dari guru
ke semua siswa (misalnya: ceramah). Dalam pembelajaran PAKEM, pegelolaan kegiatan
siswa lebih bervariasi, yaitu bisa menggunakan kerja kelompok, kerja perorangan,
berpasangan dan klasikal.
Identifikasi jenis-jenis kegiatan yang cocok dikerjakan dalam setiap jenis pengelolaan
tersebut (klasikal, kelompok, berpasangan, dan individual) disertai dengan analisis
kekuatan dan kelemahan.
Jenis Pengelolaan
Jenis kegiatan
Kekuatan
Kelemahan
Klasikal
Guru memandang siswa dalam satu
kelas sebagai satu kesatuan kelompok
besar. Karena itu, seluruh siswa
mengerjakan hal yang sama bersamasama dan perhatian guru adalah pada
kinerja kelompok besar tersebut.
Kelompok
Guru membagi kelompok besar kelas
ke dalam kelompok-kelompok yang
lebih kecil. Siswa bekerja sama dalam
kelompok. Perhatian guru pada kinerja
kelompok dan bagaimana siswa
berinteraksi dalam kelompok.
Berpasangan
Siswa bekerja berpasangan. Ini
memberikan kesempatan untuk
meningkatkan keaktifan tiap siswa.
Perorangan
Anak mengerjakan tugas sendiri.
Perhatian guru pada kinerja individual
tiap anak.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
51
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Lembar Kerja 2.5: Pajangan Karya Siswa
•
•
•
•
52
Apa yang sebaiknya guru lakukan dengan hasil kerja siswa?
Apa tujuan memajangkan hasil karya siswa?
Karya siswa apa saja yang bisa dipajangkan?
Apa yang harus diperhatikan dalam memajang karya siswa?
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
G. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
53
UNIT 2
54
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
55
UNIT 2
56
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 2
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
57
UNIT 2
58
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 3
MEMPRAKTIKKAN PAKEM
UNIT 3
Mempraktikkan PAKEM
UNIT 3
MEMPRAKTIKKAN PAKEM
Waktu: 12 Jam
A. PENGANTAR
Setelah peserta memahami pengertian dan
memperoleh gambaran tentang PAKEM di
Unit 1, peserta diminta menunjukkan
pemahaman itu melalui pembuatan persiapan
PAKEM dan melaksanakannya baik dalam
bentuk mengajar teman (simulasi) maupun
siswa (praktik mengajar). Ini perlu dilakukan
agar penghayatan tentang PAKEM menjadi
Siswa menunjukkan keaktifan belajar dan
lebih baik. Peserta juga perlu memperoleh
pengalaman menangani hambatan yang guru memfasilitasinya.
dihadapi dalam melaksanakan PAKEM. Dengan demikian, sebagai calon fasilitator,
mereka lebih siap untuk menyajikan PAKEM kepada peserta pelatihan selanjutnya di
daerah.
Dalam Unit 3 ini peserta dibagi dalam kelompok mata pelajaran. Contoh-contoh
pembelajaran PAKEM untuk masing-masing mata pelajaran terdapat pada lampiran
tersendiri (bisa dipakai contoh-contoh pembelajaran dalam buku seri Asyik Belajar
dengan PAKEM atau sumber lain). Contoh tersebut dapat digunakan dalam
perencanaan PAKEM.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mampu:
1. membuat persiapan pembelajaran yang menerapkan PAKEM
2. melakukan simulasi PAKEM
3. melakukan praktik mengajar dengan siswa dalam situasi kelas sesungguhnya
C. BAHAN DAN ALAT
1.
2.
3.
4.
5.
Tayangan unit
Buku Asyik Belajar dengan PAKEM atau buku referensi lain
Handycam / alat perekam kegiatan
Bahan-bahan untuk pembelajaran (tergantung kegiatan yang dipilih)
ATK: kertas plano, spidol, lem, gunting, kertas HVS
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
61
UNIT 3
Mempraktikkan PAKEM
D. LANGKAH KEGIATAN
30’
30’+60’
120’
60’
Membaca dan
memilih topik
pembelajaran
Menyusun
Skenario
Pembelajaran +
penjelasan
skenario
Pengembangan
RPP
Simulasi
Persiapan
Mengajar di
Kelompok
MAPEL
1
2
3
4
60’
180’
90’
30’
Diskusi dan
Refleksi
kelompok
Praktik mengajar
di Sekolah
Penyempurnaan
persiapan
mengajar
Diskusi
kelompok
MAPEL
8
7
6
5
40’
10’
Kunjung Karya
Hasil Praktik
Penguatan
9
10
1. Membaca dan memilih topik pembelajaran (30 menit)
Fasilitator membagi peserta menjadi dua kelompok besar:
a. Kelompok kelas awal. Kelompok ini dibagi menjadi 3 kelompok kecil yaitu kelas I,
II dan III,.
b. Kelompok mata pelajaran (MAPEL) Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS.
Peserta menentukan kelas berapa yang akan dipraktikkan.
c. Kelompok beranggotakan 4-5 orang.
d. Kepala Sekolah atau pengawas dapat bergabung di salah satu kelompok yang kecil
dan menjadi bagian dari tim.
62
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 3
Mempraktikkan PAKEM
Berikut ini adalah langkah-langkah pemilihan topik dan pengembangan skenario
pembelajaran:
1. Fasilitator dapat menentukan apakah semua kelompok MAPEL menggunakan tema
yang sama atau masing-masing kelompok MAPEL/Kelas Awal menentukan tema
yang disepakati. Tema dipilih dari kurikulum yang berlaku.
2. Masing-masing kelompok (kelas 1, 2, 3, 4, 5, 6) mengidentifikasi 1-2 kompetensi
dasar (KD) yang sesuai dengan tema yang dipilih.
3. Kelompok kelas yang sama mengadakan curah pendapat tentang kemungkinan
kegiatan-kegiatan terkait KD yang dipilih.
4. Peserta secara berpasangan memilih satu kegiatan dari daftar ide di nomor 3
untuk dikembangkan dalam RPP. Fasilitator dapat memastikan bahwa peserta
memilih kegiatan yang bervariasi.
Catatan: Buku ASYIK BELAJAR DENGAN PAKEM dapat digunakan sebagai sumber
dalam pemilihan kegiatan pembelajaran.
2. Menyusun dan Penjelasan Skenario Pembelajaran (90 menit)
Beberapa peserta menjelaskan skenario pembelajaran yang telah disusun. Peserta
mendiskusikan hasil penjelasan tersebut dengan berfokus pada ciri-ciri PAKEM.
3. Kerja Kelompok: Membuat Persiapan Praktik PAKEM (120 menit)
Dalam kelompok kecil yang sama, peserta mengembangkan kerangka pembelajaran menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Fasilitator mendampingi dan memberikan umpan balik.
Fasilitator memberitahu peserta untuk menyiapkan juga alat bantu belajar/
mengajar, lembar kerja, dan bahan ajar, seperti bahan bacaan jika diperlukan.
4. Simulasi Persiapan Mengajar di Kelompok MAPEL/Kelas Awal (60
menit)
Peserta melaksanakan simulasi di kelompok besar MAPEL/Kelas Awal masingmasing. Salah satu peserta menjadi guru di depan peserta lain. Beberapa anggota
kelompok mendapat giliran untuk mensimulasikan RPP. Peserta yang tidak
menjadi guru pada simulasi akan berperan sebagai siswa.
Fasilitator ikut mengamati simulasi dan memberi umpan balik.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
63
UNIT 3
Mempraktikkan PAKEM
5. Diskusi Kelompok: Masukan dari hasil simulasi (30 menit)
Fasilitator memimpin diskusi di masing-masing kelompok MAPEL membahas
sejauh mana pembelajaran dalam simulasi memenuhi karakteristik PAKEM dan
membahas cara-cara meningkatkan pembelajaran yang mencerminkan prinsipprinsip PAKEM.
Peserta yang melakukan simulasi mengungkapkan keberhasilan dan hambatan yang
dirasakannya selama simulasi. Peserta lain memberikan komentar terutama dari
segi sejauh mana PEMBELAJARAN dalam simulasi memenuhi karakteristik
PAKEM, dan alternatif mengatasi hambatan yang dirasakan oleh simulator serta
cara-cara memperbaiki RPP.
(Setiap peserta hendaknya mencatat komentar untuk bahan pertimbangan dalam
menyempurnakan persiapan, lembar kerja, dan sebagainya).
6. Penyempurnaan Persiapan PAKEM (90 menit)
Peserta kembali ke kelompok kecil
semula untuk bekerja dalam kelompok
masing-masing memperbaiki persiapan,
lembar kerja, dan bahan belajar lain yang
dirancangnya
dengan
mempertimbangkan komentar dan masukan pada
diskusi sebelumnya. Hasil perbaikan ini
akan digunakan dalam praktik mengajar
dengan siswa sesungguhnya. Semua
peserta harus ikut membuat persiapan
dan siap pula untuk mempraktikkannya.
Memaksimalkan diskusi dan kerjasama dalam
meperbaiki persiapan mengajar merupakan
bagian penting sebelum praktik mengajar.
Fasilitator hendaknya mengingatkan agar tiap kelompok benar-benar siap dengan
persiapan, lembar kerja dan sebagainya yang telah diperbaiki sehingga setelah
kegiatan ini peserta berkonsentrasi pada pelaksanaan praktik mengajar, tidak lagi
pada masalah persiapan.
Fasilitator juga menjelaskan logistik terkait praktik sekolah kepada semua
peserta.
64
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 3
Mempraktikkan PAKEM
7. Praktik dan Diskusi di Sekolah (180 menit)
a. Mengajar di kelas (70 – 140 menit)
Sebelum pelaksanaan, fasilitator memastikan bahwa guru kelas yang
sesungguhnya mengikuti proses kegiatan dengan tetap berada di dalam kelasnya
untuk mengamati.
Setiap praktikan memiliki kesempatan untuk mengajar dan mengamati.
Untuk pengamatan di kelas, Fasilitator dapat meminta pengamat untuk
berfokus pada 1) kegiatan siswa, 2) kegiatan guru dan 3) interaksi antara siswa dan
guru.
Fasilitator mengingatkan peserta agar setelah berpraktik mereka membawa
hasil kerja siswa untuk bahan kajian di tempat pelatihan, dan meminta komentar
siswa tentang unjuk kerja peserta yang menjadi guru praktikan.
b. Diskusi di Sekolah setelah Praktik (40 menit)
Diskusi pasca praktik dilakukan dua kali, yaitu di sekolah dan di tempat
pelatihan. Diskusi di sekolah bertujuan melibatkan guru-guru di sekolah yang
ikut mengamati supaya terjadi efek pembelajaran dan sosialisasi pada guru-guru
yang tidak mengikuti pelatihan.
Fasilitator memimpin
diskusi refleksi membahas seberapa jauh
pelaksanaan pembelajaran memenuhi karakteristik PAKEM. Peserta yang
mengajar diberikan kesempatan untuk berbagi tentang pengalaman praktik
mengajar mereka. Kemudian, fasilitator memimpin refleksi dengan menanyakan
pertanyaan terkait ketiga aspek yang diamati (1. kegiatan siswa, 2. kegiatan guru dan
3. interaksi antara siswa dan guru). Fasilitator juga mendorong guru-guru sekolah
untuk memberikan komentar dan umpan balik.
8. Diskusi dan Refleksi Kelompok (60 menit)
a. Diskusi dan Refleksi Kelompok: Proses Mengajar (30 menit)
Peserta dalam kelompok mengkaji sejauh mana RPP terlaksana dengan baik
dan memberikan masukan untuk perbaikan.
b. Diskusi kelompok: Umpan Balik Hasil Kerja Siswa (30 menit)
Fasilitator meminta kelompok untuk beralih topik diskusi ke pekerjaan anak.
Fasilitator meminta peserta memperhatikan kualitas hasil kerja anak. Peserta
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
65
UNIT 3
Mempraktikkan PAKEM
mendiskusikan poin-poin berikut:

Apakah hasil kerja siswa mencerminkan kreativitas siswa,

Apakah setiap produk siswa menunjukkan keterampilan akademis yang
berbeda.

Apakah seluruh tugas seragam atau berbeda untuk masing-masing
kelompok.

Apakah hasil kerja siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.
9. Kunjung Karya Hasil Praktik Mengajar (40 menit)
Fasilitator meminta peserta memajangkan (di dinding) RPP pembelajaran dan
hasil karya anak yang dihasilkan dalam praktik pembelajaran PAKEM di sekolah.
Setelah itu fasilitator meminta peserta berkeliling mengamati pekerjaan kelompok
lain.
Peserta berkeliling mengamati pekerjaan kelompok lain dan mencatat hal-hal
berikut:
 Bagaimana RPP peserta lain berbeda dengan RPPnya
 Bagaimana guru menghasilkan karya siswa yang berkualitas
 Pembelajaran apa yang diperoleh setelah melihat hal yang berbeda
 Hal apa yang akan segera diterapkan di kelasnya
10. Penguatan (10 menit)
Peserta dari masing-masing mata pelajaran saling berkunjung untuk
mendapatkan ide dari pajangan mata pelajaran lain.
Fasilitator memberi penguatan berikut:
66

Mencoba PAKEM terus menerus di sekolah akan membantu
meningkatkan kepercayaan diri

Perlu waktu, praktik, kesabaran serta komitmen yang tinggi untuk
menjadi guru yang lebih terampil dalam mengajar
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 3
Mempraktikkan PAKEM
E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA:
Contoh Jaringan Tema, Kompetensi Dasar, dan Kegiatan Kelas I
KD Matematika:
KD Bahasa Indonesia:
5.1 Membandingkan berat benda (ringan,
berat).
5.1 Mengulang deskripsi tentang benda-benda
di sekitar
Kegiatan: Siswa menebak berat benda
berdasarkan ringan/berat dan
membuktikannya dengan timbangan non
baku. Mengurutkan benda dari yang paling
ringan ke yang paling berat atau sebaliknya
8.1 Menulis kalimat sederhana yang didiktekan
guru dengan huruf tegak bersambung
Kegiatan: Siswa memilih benda yang ada di kelas
dan mendeskripsikannya berdasarkan bentuk, bau,
warna, bunyi, halus/kasar permukaan
Tema:
Benda (Binatang dan
Tanaman sekitarku).
KD IPA:
KD IPS
4.1 Membedakan Gerak benda yang
mudah bergerak dan sulit bergerak
melalui percobaan.
2.2 Menjelaskan lingkungan rumah sehat dan
perilaku dalam menjaga kebersihan rumah
Kegiatan: Siswa menebak benda-benda
yang mudah bergerak (dilihat dari
bentuknya) dan membuktikannya dengan
melakukan percobaan sederhana (dengan
menggelindingkannya)
Kegiatan: Siswa menyebutkan bagian rumah
beserta benda yang ada di dalamnya (meja, kursi,
piring, rak buku, jendela, dll) serta menyebutkan
bagaimana menjaga kebersihan dan kerapiannya.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
67
UNIT 3
Mempraktikkan PAKEM
Contoh Jaringan Tema, Kompetensi Dasar, dan Kegiatan Kelas II
KD Matematika:
KD Bahasa Indonesia:
3.1 Melakukan perkalian bilangan yang
hasilnya bilangan dua angka.
7.2 Menyebutkan isi teks agak panjang (20-25
kalimat) yang dibaca dalam hati.
Kegiatan : Siswa mencari jawaban dari
beberapa gambar situasi (mis. berapa
jumlah kaki dari 7 orang yang sedang
senam pagi?) Siswa menuliskan kalimat
matematikanya lewat penjumlahan
berulang dan perkalian. Siswa membuat 1
soal sendiri dan meminta teman di
sebelahnya untuk jawab.
Kegiatan: Siswa menceritakan isi teks tentang
bagaimana hidup sehat dan bersih dengan katakatanya sendiri kepada teman di sebelahnya dan
dilanjutkan dengan kegiatan menuliskannya di
kertas HVS/buku
Tema:
Hidup Sehat dan Bersih
KD IPA:
KD IPS:
4.2. Mendeskripsikan kegunaan panas
dan cahaya matahari dalam kehidupan
sehari-hari.
2.2 Menceritakan pengalamannya dalam
melaksanakan peran dalam anggota keluarga
Kegiatan: menyiram lapangan (dengan
sedikit air), menjemur tissu basah/koran
dan benda lainnya . Siswa menyimpulkan
bagaimana benda-benda tersebut bisa
kering. Kegiatan kemudian dihubungkan
dengan kesehatan dan kebersihan.
68
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
Kegiatan: Siswa menuliskan kegiatannya bagaimana
ia menjaga kesehatan diri dan kebersihan kamar,
rumah dan lingkungan rumahnya (halaman rumah)
UNIT 3
Mempraktikkan PAKEM
Contoh Jaringan Tema, Kompetensi Dasar, dan Kegiatan Kelas III
KD Matematika:
KD Bahasa Indonesia:
5.2 Menghitung luas persegi dan persegi
panjang
5.1 Memberikan tanggapan sederhana
tentang cerita pengalaman teman yang
didengarnya
Kegiatan : Siswa menebak benda (dalam
kelas) dengan luas paling besar/kecil,
melakukan urutan luas (besar ke kecil), lalu
membuktikannya dengan menggunakan ubin
dari kertas origami (lipat). Dengan metode
pengubinan, siswa mencari luas benda dan
mengambil kesimpulan cara mencari luas
Kegiatan: Siswa menulis : seandainya aku
menjadi ….(disesuaikan dengan jenis pekerjaan
nara sumber) setelah mendengar pemaparan
nara sumber
Tema:
Menjaga Kelestarian
Lingkungan
KD IPA:
KD IPS:
6. 4 Mengidentifikasi cara manusia dalam
memelihara dan melestarikan alam di
lingkungan sekitar.
2.1 Mengenal jenis-jenis pekerjaan.
Kegiatan: Siswa melihat contoh lingkungan
yang rusak (banjir, tumpukan sampah) dan
mengidentifikasi mengapa lingkungan bisa
rusak. Kemudian siswa diajak mencari solusi
bagaimana menjaga/melestarikan alam di
lingkungan mereka.
Kegiatan: Siswa mewawancarai nara sumber
tentang pekerjaan (apa, di mana), manfaat bagi
masyarakat, , mengapa memilih jenis pekerjaan,
dsb. Siswa mencatat hal-hal penting dan
menuangkannya ke dalam catatan (tabel, peta
pikiran, dsb)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
69
UNIT 3
Mempraktikkan PAKEM
Contoh Jaringan Tema, Kompetensi Dasar, dan Kegiatan Kelas IV
KD Matematika:
3.2 Menentukan hubungan antar satuan
waktu, antar satuan panjang, dan antar
satuan berat.
Kegiatan:
Mengukur tinggi dan berat badan dikaitkan
dengan berat badan ideal. Sebelum mengukur,
siswa memperkirakan terlebih dahulu tinggi
dan berat badan mereka.
KD Bahasa Indonesia:
8.1 Menyusun karangan tentang berbagai topik
sederhana dengan memperhatikan penggunaan
ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.)
Kegiatan:
• Mengamati gambar tubuh manusia dan cara
merawatnya.
• Mengidentifikasi hal-hal penting dlm gambar
• Membaca sejumlah informasi dr buku atau
internet
• Berdiskusi tentang gambar dan hasil membaca
• Menyusun karangan (perhatikan ejaan)
• Mengedit ejaan karangan teman
• Mempresentasikan karya terbaik
Tema:
Tubuh Manusia dan
Kesehatan
KD IPA:
1.1. Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka
tubuh manusia dengan fungsinya
1.2 Menerapkan cara memelihara kesehatan kerangka
tubuh
Kegiatan:
• Siswa mengidentifikasi rangka tubuh manusia melalui pengamatan
• Siswa menggambar berbagai tulang dan rangka penyusun tubuh manusia
• Siswa mencari dan menemukan informasi mengenai upaya menjaga
kesehatan kerangka tubuh
• Siswa menerapkan cara duduk yang benar sebagai salah satu cara
memelihara kesehatan kerangka tubuh
1.3 Mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indera
dengan fungsinya
1.4 Menerapkan cara memelihara kesehatan panca indera
Kegiatan:
• Siswa mengidentifikasi struktur panca indera dan menjelaskan
fungsinya (melalui pengamatan dan membaca literatur)
• Siswa mencari dan menemukan informasi mengenai upaya menjaga
kesehatan panca indera (dari nara sumber dan referensi)
• Siswa menerapkan cara membaca yang benar untuk menjaga
kesehatan mata
70
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
KD IPS:
2.1 Mengenal perkembangan
teknologi produksi,
komunikasi, dan transportasi
serta pengalaman
menggunakannya
Kegiatan:
• Mengidentifikasi jenis-jenis
teknologi produksi yang
berkenaan dengan kesehatan
tubuh manusia
• Mengidentifikasi berbagai
cara menanggulangi dampak
negative dari perkembangan
teknologi komunikasi.
• Menjelaskan perbedaan alat
transportasi darat, laut dan
udara dari sisi tata cara
penggunaan, kelengkapan
penumpang saat
menggendarai, peraturan dan
keamanan.
UNIT 3
Mempraktikkan PAKEM
Contoh Jaringan Tema, Kompetensi Dasar, dan Kegiatan Kelas V
KD Matematika:
KD Bahasa Indonesia:
5.4 Menggunakan pecahan dalam
masalah perbandingan dan skala
5.1 Memberikan tanggapan sederhana
tentang cerita pengalaman teman yang
didengarnya
Kegiatan:
Mengukur panjang berbagai bagian tubuh dan
membandingkannya. Misal panjang jengkal,
hasta, lengan, kaki, telapak kaki, tinggi muka,
dan lingkar perut; dan menggambar tubuhnya
sendiri berdasarkan perbandingan ukuran
bagian tubuh tadi.
Kegiatan: Siswa menulis : seandainya aku
menjadi ….(disesuaikan dengan jenis pekerjaan
nara sumber) setelah mendengar pemaparan
nara sumber
Tema:
Tubuh Manusia dan
Kesehatan
KD IPA:
KD IPS:
7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan
kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya
7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air
1.5. Mengenal jenis-jenis
usaha dan kegiatan ekonomi
di Indonesia
Kegiatan:
Kegiatan:
• Siswa membuat diagram daur air
Mengidentifikasi dan membedakan
jenis-jenis usaha dan kegiatan
ekonomi di masyarakat Indonesia
yang berhubungan dengan
kesehatan
• Siswa membuktikan bahwa kegiatan manusia
mempengaruhi kualitas air
• Siswa mengidentifikasi faktor penyebab kelangkaan air
tawar, misalnya karena pencemaran air, menurunnya
curah hujan, dan menurunnya penyerapan air ke dalam
tanah
• Siswa menyadari bahwa air tawar jumlahnya terbatas
• Siswa membuat poster penghematan air
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
71
UNIT 3
Mempraktikkan PAKEM
Contoh Jaringan Tema, Kompetensi Dasar, dan Kegiatan Kelas VI
KD Matematika:
KD Bahasa Indonesia:
6.3 Menentukan posisi titik dalam
sistem koordinat Kartesius
7.1 Menyajikan data ke bentuk tabel,
diagram gambar, batang, lingkaran
6.1. Berpidato atau presentasi untuk
berbagai keperluan (acara perpisahan,
perayaan ulang tahun, dll.) dengan lafal,
intonasi, dan sikap yang tepat
7.4 Menafsirkan hasil pengolahan data
Kegiatan:
Kegiatan:
• Menonton video dokter sedang berpresentasi
tentang penanggulangan banjir
Siswa mengukur berat dan tinggi badannya
dan 9 temannya, menyajikannya dalam tabel
dan koordinat Kartesius; kemudian menuliskan
tafsirannya.
• Mencermati bagian penting video tersebut
• Membaca buku/informasi tentang berpresentasi
yang baik dan efektif
•
Mengambil kartu tema dan merancang
butir yang akan dipresentasikan dalam
program sosialisasi kesehatan tubuh
Tema:
• Mendiskusikan rancangan presentasi
Tubuh Manusia dan
dalam kelompok
Kesehatan
• Praktik presentasi dalam kelompok
secara bergantian dan dinilai teman
KD IPA:
6.1 Mengidentifikasi faktor-faktor
yang menentukan pemilihan
benda/bahan untuk tujuan tertentu
(karet, logam, kayu, plastik) dalam
kehidupan sehari-hari
Kegiatan:
• Siswa mengidentifikasi pemanfaatan
karet, logam, kayu, dan plastik dalam
kehidupan sehari-hari
• Siswa praktik melakukan 3 R (Reuse,
Reduce, Recycle) sebagai upaya
mengurangi pencemaran lingkungan.
•
Siswa mengkreasi barang bekas
menjadi barang yang bermanfaat.
F. LEMBAR KERJA : tidak ada
72
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
• Memilih presenter terbaik
KD •IPS:Presenter terbaik melakukan secara
2.2 Mengenal
kelas. cara-cara menghadapi
bencana alam
Kegiatan:
• Mengidentifikasi berbagai macam bencana
alam di Indonesia
•
Mengklasifikasi dampak positif dan negatif
bencana alam bagi kesehatan
•
Menjelaskan cara menanggulangi berbagai
macam bencana alam
UNIT 3
Mempraktikkan PAKEM
G. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
73
UNIT 3
74
Mempraktikkan PAKEM
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 3
Mempraktikkan PAKEM
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
75
UNIT 3
76
Mempraktikkan PAKEM
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 3
Mempraktikkan PAKEM
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
77
UNIT 3
78
Mempraktikkan PAKEM
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 3
Mempraktikkan PAKEM
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
79
UNIT 3
80
Mempraktikkan PAKEM
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 4
RENCANA TINDAK LANJUT
PAKEM
UNIT 4
Rencana Tindak Lanjut
UNIT 4
RENCANA TINDAK LANJUT PAKEM
Waktu: 1 Jam
A. PENGANTAR
Keberhasilan suatu pelatihan guru pada
hakikatnya ditunjukkan dengan sejauhmana dampak pelatihan tersebut terhadap suasana
pembelajaran di kelas. Setinggi apa pun hasil pasca
-test peserta dalam suatu pelatihan (bila ada) akan
kurang bermakna bila tidak menimbulkan
perubahan di kelas/ sekolah. Oleh karena itu,
penerapan hasil pelatihan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran sehari-hari perlu dijamin
baik oleh guru itu sendiri maupun oleh manaRencana tindak lanjut merupakan
salah satu upaya menjamin
jemen sekolah. Salah satu upaya untuk menjamin
diterapkannya hasil pelatihan.
penerapan tersebut adalah RENCANA TINDAK
LANJUT dari guru yang bersangkutan dan manajemen sekolah secara keseluruhan.
Rencana tindak lanjut merupakan awal ‘komitmen’ guru dan sekolah dalam menerapkan
apa yang diperoleh dalam pelatihan. Rencana tersebut perlu ditulis sehingga memudahkan
yang bersangkutan maupun pihak lain untuk melaksanakannya dan memantau
ketercapaiannya.
Rencana perlu dibuat praktis, dalam jangkauan kemampuan si pembuatnya dan daya
dukung sekolahnya. Jumlah kegiatan lebih baik sedikit tetapi dilaksanakan daripada
banyak tetapi tidak dilaksanakan. Rencana yang terlalu ‘muluk’ hanya akan tinggal sebagai
rencana, tidak menimbulkan perubahan di sekolah. Akibatnya, pelatihan yang telah
dilaksanakan hanya akan merupakan suatu ‘pemborosan’ dana, tenaga dan waktu.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mampu menyusun kegiatan yang akan
dilakukan oleh individu peserta (guru) sebagai penerapan dari apa yang diperoleh dari
pelatihan.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
83
UNIT 4
Rencana Tindak Lanjut
C. ALAT DAN BAHAN
1. Tayangan unit
2. Format 4.1: Rencana Tindak Lanjut - Individu
3. ATK: kertas plano, spidol, pulpen, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting
D. LANGKAH KEGIATAN
10’
5’
Pengantar:
Menyampaikan tujuan dan
butir-butir
Berbagi
pengalaman:
pendahuluan
Urun pengalaman
tentang
perolehan dari
pelatihan dan
rencana tindakan
1
2
20’
Menyusun RTL
Individu:
Menulis rencana
individu
3
20’
5’
Tanya jawab
tentang PAKEM
dan
Penguatan
pelaksanaannya
5
4
1. Pengantar (5 menit)
Fasilitator menyampaikan tujuan dari unit ini yakni tindak lanjut dari pelatihan.
Peserta diharapkan untuk menyusun kegiatan yang akan dilakukan pada 3 bulan ke
depan.
2. Berbagi Pengalaman (10 menit)
Fasilitator meminta peserta untuk mengungkapkan pengetahuan atau kemampuan
apa saja yang telah diperoleh setelah mengalami pelatihan ini.
84
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 4
Rencana Tindak Lanjut
Fasilitator meminta peserta untuk mengemukakan rencana apa yang akan dilakukan
berkaitan dengan mengajar setelah memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari
pelatihan selama beberapa hari ini.
3. Menyusun Rencana Tindak Lanjut - Individu (20 menit)
Fasilitator mengajak peserta untuk menyusun rencana tindak lanjut yang terdiri dari
2 fokus topik materi yang mereka telah dapatkan selama pelatihan, misalnya:
•
•
•
pengelompokan siswa
memberi kesempatan kepada siswa untuk berkreasi
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
a. Individu: Peserta merumuskan kegiatan yang akan ia lakukan sebagai individu guru
(Gunakan Format 4.1: Rencana Tindak Lanjut – Individu).
b. Kelompok berdasarkan kelas atau manajemen: Peserta mengemukakan/ membacakan rencananya dan saling memberikan masukan.
Individual: Peserta memperbaiki rencananya setelah mendapat komentar/masukan
dari temannya.
4. Penguatan (5 menit)
Catatan: Setelah pelatihan PAKEM dan manajemen, sekolah akan mengadakan
pertemuan di sekolah masing-masing untuk menggabungkan RTL pembelajaran dari
guru dengan RTL manajemen sehingga menghasilkan SATU RTL sekolah yang
diketahui oleh semua pihak. RTL sekolah ini merupakan tagihan pertama pada
pertemuan KKG/KKKS.
Fasilitator memberi penguatan hal-hal berikut:
 Kepala Sekolah bertanggung jawab untuk menindaklanjuti RTL yang telah
disusun oleh guru.
 Pelatihan tidak akan ada manfaatnya apabila tidak ditindaklanjuti dengan
pelaksanaan hasil-hasil pelatihan di sekolah masing-masing.
 Terapkanlah DI SEKOLAH apa yang telah diperoleh dari pelatihan.
 Mulailah dari APA YANG SAUDARA MAMPU, bukan dari APA YANG
SAUDARA INGINKAN.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
85
UNIT 4
Rencana Tindak Lanjut
5. Tanya jawab tentang PAKEM dan pelaksanaannya (20 menit)
Ini merupakan akhir dari pelatihan PAKEM selama tiga hari. Fasilitator memberi
kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas tentang
PAKEM atau pelaksaannya selama tiga hari ini. Sebaiknya semua fasilitator berkumpul
di depan untuk menjawab pertanyaan yang terkait dengan bidang masing-masing.
E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA : tidak ada
86
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 4
Rencana Tindak Lanjut
F. LEMBAR KERJA
Format 4.1
Rencana Tindak Lanjut – PAKEM
Nama :………………………… Sekolah:………………………..
No
Kegiatan
Bulan: ……………………
1
2
3
4
Bulan: ……………………
1
2
3
4
Bulan: ……………………
1
2
3
4
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
87
UNIT 4
Rencana Tindak Lanjut
G. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR
88
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 4
Rencana Tindak Lanjut
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
89
UNIT 4
90
Rencana Tindak Lanjut
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 4
Rencana Tindak Lanjut
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
91
UNIT 4
92
Rencana Tindak Lanjut
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 5
PELAKSANAAN KEGIATAN
KKG
UNIT 5
Pelaksanaan Kegiatan KKG
PELAKSANAAN KEGIATAN KKG
Waktu: 3 jam
A. PENGANTAR
Banyak upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Salah satu kegiatan
yang dilakukan adalah melalui sistem
pembinaan profesional, pembentukan gugus
sekolah dan pembinaan profesional di
masing-masing sekolah. Pada setiap gugus
SD/MI dibentuk Kelompok Kegiatan Kepala
Sekolah (KKKS) dan Kelompok Kerja Guru
(KKG). Walaupun gugus sekolah sudah
dibentuk dan kegiatan kelompok kerja guru
melalui KKG telah berjalan, namun pelaksanaan kegiatan ini sering kurang memadai
sebagai forum untuk meningkatkan mutu
pembelajaran di sekolah.
Dalam sesi ini peserta diajak memahami dan
menggali cara mengelola dan mengaktifkan
KKG
pada
setiap
gugus
sekolah,
menyiapkan program yang terfokus pada
peningkatan mutu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan membahas pelaksanaannya.
Forum KKG untuk meningkatkan mutu
pembelajaran di sekolah
Pada kegiatan ini juga peserta pelatihan akan mengkaji/membahas contoh pemodelan
kegiatan KKG yang terfokus pada persiapan dan pelaksanaan mengajar berdasarkan
topik atau pokok bahasan yang ada sesuai dengan kurikulum.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mampu:
1. memahami fungsi dan manfaat KKG dalam pengembangan kemampuan
profesional guru
2. menyusun dan melaksanakan program KKG yang sesuai dengan kebutuhan para
guru dalam pengembangan kemampuan profesionalnya
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
95
UNIT 5
Pelaksanaan Kegiatan KKG
C. BAHAN DAN ALAT
1. Tayangan unit
2. Hasil Evaluasi Diri Guru saat praktik di sekolah (dari Unit 3)
3. Bahan simulasi pembelajaran sesuai dengan topik/materi yang direncanakan
4. Lembar Kerja Format 5.1
5. ATK: kertas plano, spidol
D. LANGKAH KEGIATAN
10’
Pengantar
40’
Persiapan
Simulasi
Pertemuan
80’
Simulasi
KKG
KKG
1
2
3
20’
30’
Refleksi
Hasil
Penyusunan
Program
Simulasi
Lanjutan KKG
4
5
1. Pengantar dari Fasilitator (10 menit)
Fasilitator memulai sesi dengan menjelaskan bahwa pada setiap gugus sekolah
yang terdiri dari antara 6-10 sekolah telah terbentuk Kelompok Kerja Guru, yaitu
KKG, yang belum termanfaatkan dan terberdayakan secara optimal sebagai forum
“oleh, dari, dan untuk guru”. Bahkan masih ada sekolah yang belum
memanfaatkannya sama sekali.
Sebenarnya kegiatan KKG dapat membantu guru memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi dalam pembelajaran, meningkatkan pemahaman dalam mata
pelajaran/bidang studi, saling bertukar gagasan tentang strategi dan teknik
mengajar yang efektif dan masalah lain yang berhubungan dengan peningkatan
kualitas pengajaran di dalam kelas.
Tujuan sesi ini adalah supaya para peserta mengetahui lebih jelas tentang
pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan gugus (KKG) dan dapat melaksanakan
kegiatan KKG yang terfokus kepada peningkatan kualitas Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM).
96
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 5
Pelaksanaan Kegiatan KKG
2. Persiapan Simulasi Pertemuan KKG (40 menit)
Peserta dikelompokkan berdasarkan guru kelas per mata pelajaran untuk
melaksanakan kegiatan evaluasi diri di pertemuan KKG.
Fasilitator mengingatkan kembali praktik PAKEM yang baru saja dialami (Unit 3).
Fasilitator menanyakan tentang kesitimewaan dan hal–hal yang perlu ditingkatkan
untuk menambah keberhasilan mengembangkan PAKEM.
Fasilitator membimbing kelompok mengidentifikasi permasalahan yang mereka
temukan selama praktik mengajar dan menuliskannya di kertas plano.
Kelompok diminta memilih satu permasalahan yang akan dibahas dalam kegiatan
simulasi KKG. Permasalahan lainnya dimasukkan ke dalam Format 5.1 dan diurutkan
menurut skala prioritas.
Catatan: Sebagai suatu model yang dianggap contoh, fasilitator dan peserta harus
mempersiapkan bahan/materi, alat peraga yang dibutuhkkan, metode/strategi yang
akan digunakan sehingga model pembelajaran tersebut bisa dilaksanakan sebaikbaiknya, dan para peserta memperoleh manfaat optimal atas penampilan model
tersebut.
Untuk kegiatan simulasi ini, sebaiknya fasilitator menawarkan kepada para peserta
untuk menjadi pemandu/fasilitator kegiatan KKG. Apabila di dalam kegiatan
dibutuhkan seorang nara sumber, maka salah seorang peserta dapat berperan
sebagai nara sumber yang dibutuhkan, misalnya dari salah seorang guru atau
pengawas mata pelajaran untuk ikut melakukan kegiatan simulasi pembelajaran. Ini
dimaksudkan agar para peserta memiliki gambaran yang lebih nyata tentang forum
KKG sehingga pemahaman mereka bisa lebih dalam.
3. Kegiatan Simulasi Pertemuan KKG (80 menit)
Tahap ini merupakan kegiatan penyajian simulasi pertemuan KKG yang
disesuaikan dengan skenario yang telah disiapkan.
Peserta diajak untuk bersungguh-sungguh menjalankan peran yang telah
ditetapkan, baik sebagai pemandu pertemuan, nara sumber atau pun peserta
forum KKG sehingga kegiatan simulasi mencerminkan pertemuan yang efektif dan
dapat dijadikan sebagai contoh.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
97
UNIT 5
Pelaksanaan Kegiatan KKG
4. Diskusi dan Refleksi Hasil KKG (20 menit)
Setelah simulasi kegiatan KKG selesai, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan
refleksi tentang simulasi dalam kelompok mata pelajaran dulu (5-10 menit), lalu
dalam pleno dan selanjutnya dilakukan pengambilan kesimpulan dari keseluruhan
isi sesi tentang contoh model simulasi pelaksanaan KKG.
Pertanyaan untuk diskusi
•
•
•
Hal-hal baru apa yang Bapak/Ibu temukan di dalam kegiatan yang baru
saja dilakukan?
Bagaimana forum KKG di gugus/daerah Bapak/Ibu dapat dimanfaatkan?
Apa yang
perlu
dilakukan
untuk
menggiatkan forum KKG di
gugus/daerah Anda?
5. Program Lanjutan KKG (30 menit)
Program lanjutan ini mengarah pada penyusunan dan pembahasan program KKG
tentang rencana kerja, jadwal dan kegiatan lain yang akan dilakukan KKG dalam
tiga bulan mendatang. Lalu format masing-masing kelompok dipajangkan dan
kelompok mengadakan kunjung karya. Sesi ditutup dengan komentar dan umpan
balik atas apa yang diperoleh peserta dari kunjung karya.
Contoh Format Rencana Kerja KKG
Gugus :
Kelas :
Hari/
Tanggal
98
Kecamatan:
Mata Pelajaran:
Jenis/Topik
Kegiatan
Alat &
Bahan
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
Nara
Sumber
Produk
Tempat
Penangung
Jawab
UNIT 5
Pelaksanaan Kegiatan KKG
E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA
PETUNJUK OPERASIONAL PELAKSANAAN KKG
Pembinaan Profesional Guru melalui Gugus dan Sekolah
Semua sekolah, termasuk SD/MI telah dikelompokkan menjadi gugus yang terdiri atas
rata-rata 6-–10 sekolah. Sistem gugus tersebut dianggap sangat penting dalam pembinaan
profesional guru. Biasanya suatu gugus sekolah terdiri atas satu sekolah sebagai Sekolah
Inti, dan 6--10 Sekolah Imbas di sekitarnya. Pada beberapa SD Inti terdapat Pusat
Kegiatan Guru (PKG), sebagai tempat pelaksanaan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan
Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS).
KKG sendiri adalah wadah berkumpulnya para guru dalam satu gugus sekolah untuk
memecahkan masalah, menguji coba dan mengembangkan ide-ide baru untuk peningkatan mutu KBM, serta meningkatkan profesionalisme guru. Sedangkan rapat sekolah
adalah pertemuan kelompok guru dari satu sekolah, yang secara berkala berkumpul di
sekolahnya dipimpin oleh Kepala Sekolah (KS) untuk memecahkan masalah mereka
sendiri. Beberapa sekolah menyebut kegiatan ini dengan nama KKG Tingkat Sekolah.
Diharapkan bahwa KKG pada gugus sekolah, sebagai tempat pembinaan profesional
guru, dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan semangat untuk maju bersama.
Penjelasan di atas sejalan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional
Guru Dan Angka Kreditnya. Dalam peraturan tersebut tercantum bahwa sistem
pembinaan profesi guru dilakukan melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB). Secara berjenjang PKB dilakukan dari tingkat pusat sampai dengan di tingkat
sekolah.
Supaya sistem gugus sekolah dapat mencapai tujuannya dengan sebaik-baiknya perlu
dipikirkan secara lebih rinci hal-hal berikut:




Tujuan yang ingin dicapai dan manfaat-manfaat yang diharapkan
Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan gugus, baik orang maupun lembaga
Peran masing-masing dalam kegiatan tersebut
Jenis kegiatan yang akan dilakukan
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
99
UNIT 5
Pelaksanaan Kegiatan KKG
Pengelolaan Kegiatan KKG
Peserta
Semua guru kelas atau guru mata pelajaran di sekolah
binaan
Tempat
Di PKG atau di ruangan kelas di salah satu sekolah
dalam gugus
Frekuensi
Rata-rata 1-2 kali pertemuan setiap bulan
Waktu
Biasanya setelah jam sekolah, tapi mungkin juga
dilakukan selama waktu belajar jika tersedia guru
pengganti
Fasilitator
Guru Pemandu Mata Pelajaran dibantu oleh Pengawas,
Kepala Sekolah, Fasilitator Daerah, atau nara sumber
lain
Fokus pelatihan
Peningkatan mutu pembelajaran
Penyelenggaraan Kegiatan
Dalam kelompok kecil, partisipatif dan praktis. Materi
yang dibahas mencakup masalah-masalah yang
dihadapi di sekolah
Pertemuan KKG biasanya berlangsung sekali hingga dua kali dalam satu bulan pada
siang hari setelah selesai jam sekolah, atau mulai pagi pada hari yang telah disepakati
bersama sebagai hari pertemuan KKG.
Beberapa pola kegiatan telah dilaksanakan di tempat yang berbeda sesuai dengan
kondisi setempat. Pertemuan tersebut diorganisasikan dan dipimpin oleh pemandu/
fasilitator yang telah mengikuti pelatihan. Pertemuan sebaiknya lebih menekankan
pada unsur praktik dan harus interaktif.
Berikut adalah beberapa contoh bentuk kegiatan pertemuan KKG, yaitu:
1. Masing-masing guru kelas bertemu pada hari yang berbeda. Pertemuan
berlangsung di PKG atau ruangan lainnya.
100
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 5
Pelaksanaan Kegiatan KKG
2. Untuk kegiatan KKG, beberapa atau semua kelas bertemu pada hari yang sama.
Setelah pertemuan singkat dengan semua kelompok, guru-guru dibagi menjadi
kelompok kelas dan melaksanakan kegiatan di ruang yang berbeda. Untuk maksud
tersebut dipergunakan beberapa ruang kelas setelah anak- anak selesai belajar.
Penggunaan ruang kelas menyajikan latar belakang yang realistik untuk kegiatan
yang berjalan.
Seringkali guru-guru dari kelas I, II, dan III digabung menjadi satu kelompok karena
banyak guru yang merangkap kelas. Alternatif lain sangat dimungkinkan untuk
disesuaikan dengan kondisi setempat.
Tujuan pertemuan KKG
Pertemuan gugus sekolah melalui forum KKG merupakan mekanisme pendukung
utama bagi para guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam
KBM. Forum tersebut memberikan kesempatan bagi guru untuk:
• Berbagi pengetahuan dan keterampilan dengan sesama guru atau kepala sekolah dalam
rangka melengkapi dan memperdalam apa yang telah diterima dalam pelatihan di
tingkat kabupaten/kecamatan
• Mengujicobakan suatu gagasan baru tentang teknik mengajar atau alat peraga sebelum
dilaksanakan di kelas
• Mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi di kelas dan menerima saran-saran dari
pemandu dan guru-guru lainnya
Kegiatan yang dilaksanakan dalam pertemuan KKG
Pada umumnya kegiatan KKG membahas masalah-masalah KBM, misalnya: persiapan
mengajar, termasuk membuat langkah-langkah kegiatan, membuat dan mengujicobakan
alat bantu belajar, serta mengajar sesama guru (peer teaching).
Kegiatan KKG hendaknya bervariasi dan diupayakan melibatkan peserta secara aktif.
Contoh-contoh kegiatan antara lain :
Mengujicobakan kegiatan baru (contohnya, percobaan IPA atau permainan bahasa)
Membuat dan mencobakan alat bantu mengajar
Mengajar sesama guru (peer teaching) diikuti dengan diskusi
Menyaksikan tayangan video tentang guru yang sedang mengajar dan memberi umpan
balik konstruktif
• Mengunjungi sekolah-sekolah dengan tujuan tertentu dan membahas hasil kunjungan
•
•
•
•
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
101
UNIT 5
Pelaksanaan Kegiatan KKG
Mengevaluasi hasil pekerjaan siswa
Mengkaji buku teks dan mendiskusikan cara penggunaannya
Mencoba teknik baru
Memecahkan masalah yang dihadapi terutama yang berkaitan dengan dampak
pembelajaran
Dalam pertemuan tersebut juga harus ada kesempatan bagi para peserta untuk
menyampaikan masalah-masalah yang relevan untuk didiskusikan dalam kelompok.
•
•
•
•
Dalam kegiatan KKG ini selain pemandu mata pelajaran, fasilitator daerah ataupun guru
dapat berperan sebagai fasilitator untuk suatu kegiatan tertentu. Hendaknya forum KKG
ini dilihat sebagai forum di mana semua peserta berbagi pengalaman dan belajar
bersama-sama. Namun demikian untuk gugus yang belum begitu aktif, mungkin
diperlukan beberapa pendorong yang dapat menggiatkan forum KKG sebelum peserta
merasa nyaman dengan lingkungan yang baru ini.
Pengawas hendaknya hadir setidaknya satu kali sebulan dalam pertemuan mingguan.
Hal tersebut dimaksudkan agar pengawas bisa melihat langsung kegiatan nyata apa yang
sedang dilaksanakan pada KKG dan ia dapat memberikan bantuan dan saran-saran yang
bermanfaat bagi para peserta.
Guru Pemandu Mata Pelajaran (untuk SD/MI)
Untuk menunjang kemajuan pelaksanaan KBM perlu ada guru di masing-masing gugus
yang mempunyai keahlian melatih dan membantu rekan-rekan guru lainnya. Untuk hal ini,
sistem guru pemandu mata pelajaran telah dikembangkan. Pemandu mata pelajaran
adalaguru di masing-masing gugus yang telah dilatih dalam kegiatan belajar mengajar,
mahir dalam pengelolaan pengajaran, serta memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
dapat disebarkan ke rekan-rekan guru lain di gugusnya. Penyebaran tersebut dapat
berlangsung melalui kegiatan KKG maupun kegiatan langsung di sekolah dan kelas.
Biasanya, di masing-masing gugus dipilih seorang pemandu yang bertanggung jawab untuk
setiap mata pelajaran.
Untuk tingkat sekolah dasar, masing-masing gugus dianjurkan untuk memilih guru
pemandu khusus untuk kelas awal karena pada umumnya pemandu yang telah terpilih
berasal dari kelas tinggi (IV, V, atau VI) yang pola pengajarannya berbeda dengan kelas
awal yang tematik.
Pemandu dapat dipilih dari guru dengan kriteria sbb:
102
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 5
Pelaksanaan Kegiatan KKG
Pemandu harus memiliki pengalaman mengajar minimal 3 tahun
Memiliki kemampuan dan dedikasi yang tinggi serta berhasil sebagai guru
Mampu mempelajari dan menerapkan pendekatan dan metodologi baru
Mampu melatih guru lain, serta mengkomunikasikan gagasan, dan temuan-temuan
baru kepada Kepala Sekolah dan Pengawas.
Untuk melaksanakan tugasnya, pemandu hendaknya:
 dilatih sebagai ahli dalam salah satu mata pelajaran
 mengetahui kebutuhan rekan-rekan guru
 bersama rekan-rekan guru, kepala sekolah, dan pengawas merencanakan program
KKG
 mendorong guru lain untuk mengambil peran yang lebih aktif, misalnya sebagai
•
•
•
•
Guru
Hendaknya guru tidak hanya ikut hadir dalam kegiatan KKG, tetapi aktif terlibat
dalam kegiatan tersebut, misalnya: mengemukakan pendapat tentang suatu masalah,
mengemukakan ide pembuatan alat bantu belajar, dan aktif dalam uji coba atau
simulasi kegiatan belajar mengajar. Dia juga harus menerapkan hasil KKG di
sekolahnya dan memberi umpan balik terhadap keberhasilan penerapan di sekolah.
Tugas guru antara lain adalah:
•
•
•
•
•
•
memberi masukan untuk perencanaan kegiatan KKG
menghadiri kegiatan KKG
menfasilitasi kegiatan tertentu
menyumbangkan pikiran dan pemecahan masalah yang diangkat di KKG
konsisten dalam menerapkan hasil-hasil KKG di kelas/sekolah masing-masing
memberikan umpan balik kepada guru pemandu mata pelajaran dan kepala sekolah
atau pengawas TK/SD tentang penerapan hasil KKG dan penataran
Peran Kepala Sekolah
Kepala sekolah seharusnya sangat tahu tentang kebutuhan sekolahnya dan sebaiknya
ikut aktif terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan gugus. Kepala sekolah
yang sering ikut serta dan menunjukkan minat terhadap kegiatan KKG akan lebih
memberi semangat kepada gurunya. Dia juga hendaknya membantu dan memonitor
guru dalam penerapan hasil kegiatan KKG di kelas. Tugasnya antara lain adalah:
• melaksanakan konsultasi dengan guru pemandu mata pelajaran mengenai pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar di sekolahnya sebagai masukan untuk perencanaan kegiatan
gugus
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
103
UNIT 5
Pelaksanaan Kegiatan KKG
• menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan KKG dan KKKS
• memonitor pelaksanaan tindak lanjut kegiatan KKG di sekolah yang dipimpinnya
• memberikan umpan balik tentang penerapan hasil penataran guru.
Peran Pengawas
Pengawas dapat mengunjungi semua sekolah di satu gugus secara teratur untuk
mengetahui keadaan dan kebutuhan setiap sekolah dan guru. Oleh karena itu,
pengawas berperan sebagai pembantu dalam penyusunan dan pelaksanaan program
gugus dan memberi semangat kepada guru untuk ikut serta dalam kegiatan gugus
serta menerapkan hasil kegiatan gugus di kelasnya masing-masing. Tugas pengawas
antara lain adalah:
• memonitor kegiatan masing-masing sekolah dan kelas
• membantu para pemandu dalam perencanaan dan persiapan kegiatan KKG sesuai
kebutuhan guru
• menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan KKG dan KKKS
• memonitor pelaksanaan tindak lanjut dan dampak hasil KKG dan penataran di
sekolah-sekolah
• membantu guru dalam masalah kegiatan belajar mengajar
• memberikan umpan balik kepada guru dan kepala sekolah tentang hasil supervisi dan
mendorong mereka untuk meningkatkan kinerja
Pertemuan KKKS
Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) yang terdiri atas kepala-kepala sekolah
dari semua sekolah dalam satu gugus mengadakan pertemuan setiap bulan
untuk mengkaji kegiatan gugus dan memberikan masukan serta rekomendasi untuk
KKG dan kegiatan gugus lainnya. Pertemuan tersebut harus dihadiri oleh pengawas
dan bertujuan antara lain untuk menunjang kegiatan KKG.
Peran Fasilitator Kabupaten
Untuk membantu guru meningkatkan kemampuan profesionalnya, telah direkrut
fasilitator daerah dan propinsi (LPMP). Mereka adalah para guru, kepala sekolah,
pengawas, ataupun staf lain yang dianggap berpotensi dalam mengembangkan konsep
pembelajaran seperti PAKEM, MBS dan PSM. Salah satu tugasnya adalah membantu
guru dalam mengajar di kelas masing-masing, ataupun membantu menjadi nara
sumber dalam kegiatan KKG.
104
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 5
Pelaksanaan Kegiatan KKG
Bagaimana cara melaksanakan kegiatan KKG
Berikut adalah saran tentang mekanisme pelaksanaan pertemuan KKG, dengan
pertimbangan tujuan pertemuan adalah untuk meningkatkan mutu kegiatan mengajar:
• Sebelum setiap pertemuan para peserta akan memilih satu topik dari GBPP (Garisgaris Besar Program Pengajaran) untuk dikembangkan. Topik tersebut dapat
diterapkan pada minggu berikutnya di kelas masing-masing peserta.
• Dalam pertemuan KKG, para peserta akan menyiapkan dan mengujicobakan skenario
pembelajaran dan media yang dibutuhkan untuk topik yang dipilih.
• Pada pertemuan berikutnya para peserta akan membahas penerapan hasil KKG.
Contoh kegiatan KKG pada Pertemuan Awal
10 menit
1. PENGANTAR DARI
FASILITATOR
- Penjelasan tentang kondisi saat ini dan
kondisi yang ingin dicapai, dan tentang
pengelolaan KKG
80 menit
2. PERSIAPAN DAN
SIMULASI
PERTEMUAN
KKG
- Persiapan simulasi mencakup perencanaan
skenario bersama, pembuatan alat peraga,
dan sebagainya (40’)
- Pelaksanaan Simulasi (40’)
20 menit
3. DISKUSI DAN
REFLEKSI HASIL
KKG
- Pembahasan kelebihan dan kekurangan
- Diskusi dan saran perbaikan
- Perkiraan kesulitan yang mungkin dihadapi
dalam pelaksanaan di kelas dan cara
mengatasinya
30 menit
4. PROGRAM
LANJUTAN KKG
- Penyusunan jadwal
- Perencanaan topik yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya
- Pembahasan rencana kerja
Catatan
a. Sebaiknya suasana pertemuan KKG informal dan tidak seremonial.
b. Kalau kepala sekolah atau pengawas hadir, sebaiknya mereka ikut aktif terlibat
dalam kegiatan KKG sebagai peserta.
c. Dalam ujicoba dan simulasi mengajar, para peserta KKG harus mencoba sendiri
semua kegiatan siswa, termasuk kerja praktik, menulis hasil karya, dsb.
d. Pemandu harus memperhatikan waktu supaya semua kegiatan dapat dilaksanakan.
e. Pemandu harus berperan sebagai fasilitator dan mendorong para peserta untuk
mengungkapkan dan mengembangkan ide-idenya sendiri.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
105
UNIT 5
Pelaksanaan Kegiatan KKG
f.
Hasil KKG harus diterapkan di kelas masing-masing peserta dan dilaporkan pada
pertemuan berikutnya.
g. Sebaiknya beberapa hasil karya anak dibawa ke KKG untuk didiskusikan dan
dibandingkan.
Tahapan kegiatan di atas hanya sekedar contoh dan bisa diubah sesuai kebutuhan.
106
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 5
Pelaksanaan Kegiatan KKG
F. LEMBAR KERJA
Format 4.1: Rencana Kerja KKG
Tanggal/
Hari
Jenis/Topik
kegiatan
Alat &
Bahan
Nara
Sumber
Produk
Tempat
Penanggung
Jawab
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
107
UNIT 5
Pelaksanaan Kegiatan KKG
G. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR
108
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 5
Pelaksanaan Kegiatan KKG
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
109
UNIT 5
110
Pelaksanaan Kegiatan KKG
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 5
Pelaksanaan Kegiatan KKG
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
111
UNIT 5
112
Pelaksanaan Kegiatan KKG
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 6
PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF,
EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN
(PAKEM)
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
UNIT 6
PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN
MENYENANGKAN (PAKEM)
Waktu: 2 Jam
A. PENGANTAR
Pembelajaran merupakan salah satu
unsur penentu baik tidaknya lulusan
yang dihasilkan oleh suatu sistem
pendidikan. Pembelajaran ibarat jantung
dari proses pendidikan. Pembelajaran
yang baik cenderung menghasilkan
lulusan dengan hasil belajar yang baik
pula, demikian pula sebaliknya.
Hasil belajar pendidikan di Indonesia
masih dipandang kurang baik. Sebagian
besar siswa belum mampu menggapai
potensi ideal/optimal yang dimilikinya.
Oleh karena itu, perlu ada perubahan
proses pembelajaran dari kebiasaan yang
sudah berlangsung selama ini.
PAKEM membutuhkan media dan sumber belajar yang
efektif. Peran Serta Masyarakat dapat diarahkan untu.k
membantu pengadaan alat dan bahan untuk PAKEM
Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh pelosok
tanah air adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat
dengan PAKEM. Disebut demikian karena pembelajaran ini dirancang agar
mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap
menyenangkan. Hal ini sejalan dengan amanat Permendiknas No 41 Tahun 2007:
“Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.”
Penyajian Unit PAKEM dalam pelatihan MBS bagi sekolah dan segenap pemangku
kepentingan sekolah dimaksudkan untuk:
1. memberikan gambaran tentang apa, mengapa, dan bagaimana pelaksanaan PAKEM
kepada peserta pelatihan terutama Kepala Sekolah dan Komite Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
115
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
2. mendorong semua pemangku kepentingan sekolah untuk memberikan dukungan
terhadap pelaksanaan PAKEM di sekolah
3. meningkatkan manajemen sekolah yang mengutamakan perbaikan proses
belajar mengajar
B. TUJUAN
Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mampu:
1. mengenali karakteristik utama PAKEM
2. memahami pentingnya PAKEM bagi peningkatan kualitas siswa
3. meningkatkan peran serta semua pemangku kepentingan sekolah untuk mendukung
PAKEM
C. BAHAN DAN ALAT
1. Tayangan Unit 6
2. Video tentang PAKEM
3. Alternatif video: Skenario pemodelan PAKEM (dan bahan yang dibutuhkan: botol
aqua kosong dan pensil sejumlah kelompok, benang bangunan atau benang lain)
4. Lembar Kerja Format 6.1
5. ATK: spidol (besar dan kecil), kertas manila atau kertas plano, kertas putih
116
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
D. LANGKAH KEGIATAN
15’
15’
35’
Pengantar singkat
Penayangan video
PAKEM
Berbagi pengalaman
PAKEM dari peserta
guru
1
2
3
40’
15’
Diskusi peran
pemangku
kepentingan dalam
PAKEM
5
Penguatan
PAKEM
4
1. Pengantar (15 menit)
Fasilitator memberikan pengantar singkat tentang rencana kegiatan dan
kompetensi yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan. Fasilitator menanyakan
pada peserta apa yang mereka ketahui tentang PAKEM. Setiap peserta diminta
menuliskan jawabannya pada selembar kertas tanpa berdiskusi. Kemudian,
fasilitator mengumpulkan jawaban peserta untuk dipajangkan.
2. Penayangan Video Pembelajaran (15 menit)
Fasilitator memberi informasi kepada peserta bahwa mereka akan melihat
tayangan pembelajaran. Peserta diharapkan dapat membedakan antara
pengalaman pembelajaran yang mengandung unsur-unsur PAKEM dengan yang
tanpa PAKEM. Peserta diharapkan mengamati dengan kritis proses pembelajaran
yang berlangsung dalam tayangan.
3. Berbagi Pengalaman PAKEM dari Peserta Guru (35 menit)
Untuk memperkaya perspektif dan pemahaman tentang PAKEM, Fasilitator
meminta 2 peserta guru untuk berbagi pengalaman mereka dalam melaksanakan
pembelajaran (PAKEM). Peserta dapat berbicara tentang hal berikut: perbedaan
pembelajaran PAKEM dengan pendekatan lama, reaksi siswa terhadap
pelaksanaan PAKEM, tantangan serta dukungan yang diharapkan dari pihak
manajemen sekolah agar pelaksanaan dapat berjalan lancar. Guru (nara sumber)
dapat juga memperlihatkan karya siswa yang dihasilkan dari kelas atau alat peraga
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
117
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
yang digunakan. Waktu untuk masing-masing guru adalah 10 menit dan 5 menit
untuk tanya jawab.
Catatan: Sebelumnya, fasilitator perlu mengidentifikasi 2 peserta guru yang akan
diminta untuk berbagi pengalaman PAKEM. Guru dapat membawa hasil karya
siswa untuk diperlihatkan, demikian juga dengan alat peraga yang murah dan
menarik.
4. Penguatan (15 menit)
a. Fasilitator menanyakan kepada peserta: Hal penting apa yang ditemui dari
PAKEM?
b. Tantangan apa yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaannya?
Fasilitator menanggapi komentar dan jawaban peserta serta memberi
penegasan bahwa PAKEM memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan kecapakan akademis, sosial dan emosional.
5. Diskusi Peran Pengawas, Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah,
Masyarakat, dan Orangtua dalam PAKEM (40 menit)
Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa pada bagian ini peserta akan
mendiskusikan peran Pengawas, Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah,
masyarakat , dan orangtua siswa dalam penerapan PAKEM di sekolah. Peserta
dikelompokkan menurut kelompok sekolah. Setiap sekolah merumuskan bentukbentuk peran Pengawas, Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah , dan orangtua
serta masyarakat untuk meningkatkan PAKEM di sekolah masing-masing. Hasil
diskusi dapat dituliskan dalam lembar kerja Format 6.1.
Format 6.1: Peran Pemangku Kepentingan Sekolah dalam PAKEM
Peran pemangku kepentingan sekolah dalam menunjang PAKEM
Pengawas
118
Membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan memberikan motivasi dan penguatan
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
Peran pemangku kepentingan sekolah dalam menunjang PAKEM
Kepala Sekolah
Membantu guru dengan memberikan ide-ide pembelajaran dan
mendorong guru melakukan inovasi dalam pembelajaran
Guru
Melaksanakan dan mencoba ide atau strategi pembelajaran yang
mendorong siswa berpikir aktif, kreatif dan kritis
Komite Sekolah
Memberikan tenaga, waktu, dan pemikiran dalam mendukung
pelaksanan PAKEM di sekolah
Masyarakat
Menjadi narasumber
Orangtua
Menjadi mitra anak belajar di rumah
Hasil diskusi kemudian dipresentasikan oleh beberapa kelompok dan kelompok
lain memberikan tambahan. Hasil diskusi setelah dipresentasikan dipajangkan.
Semua peserta ditugaskan untuk melihat hasil diskusi semua kelompok. Peserta
diharapkan untuk memberikan saran dan masukan terhadap hasil kerja kelompok.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
119
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA
APA ITU PAKEM?
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif berpikir, bertanya,
mempertanyakan, mengemukakan gagasan, bereksperimen, mempraktikkan konsep
yang dipelajari, dan berkreasi. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si
pembelajar dalam membangun pengetahuannya; bukan proses pasif yang hanya
menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir aktif, maka pembelajaran
tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
Suatu konsep (misalnya demokrasi, kerjasama, fotosintesa, penjumlahan, dan
kebersihan) yang dijelaskan melalui ceramah sebenarnya sangat sulit dipahami siswa
karena konsep tersebut disampaikan secara abstrak. Hal yang abstrak sulit dipahami
karena tingkat berfikir anak-anak yang cenderung kongkrit atau mencari bentuk
nyata. Jika dalam mengajar guru menggunakan media seperti gambar, film,
peragaan, dan sebagainya maka konsep yang dipelajari menjadi lebih kongkrit (nyata)
dan lebih mudah dipahami anak.
Namun, yang paling bisa membuat konsep menjadi kongkrit adalah ketika anak
terlibat dalam pengalaman langsung dan aktif menemukan sendiri dari pengalaman
tersebut suatu konsep yang menjadi tujuan pembelajaran. Misalnya, anak-anak
menemukan sendiri makna dari penjumlahan setelah mereka terlibat dalam kegiatan
jumlah menjumlah menggunakan benda nyata (kacang merah, batu-batuan, atau
penjepit kertas misalnya). Contoh lain, siswa memahami konsep demokrasi setelah
mereka terlibat aktif dalam penerapan prinsip-prinsip demokrasi dan musyawarah
dalam kegiatan pemilihan ketua kelas yang dirancang serius oleh guru. Pengalaman
nyata dan proses penerapan tersebut memberikan cara bagi mereka untuk
membangun pemahaman sendiri secara aktif tentang konsep penjumlahan dan
demokrasi.
Di bawah ini adalah bagan dari Edgar Dale (1946) yang menunjukkan macam media atau
kegiatan yang bisa dipakai untuk mengajarkan suatu konsep dan hubungannya dengan
tingkat kekongkritan konsep yang bisa tersampaikan. Pembelajaran yang bergantung
hanya pada verbal saja (ceramah, membaca) mengandung tingkat keabstrakan paling
tinggi dan pengalaman langsung yang membuat siswa aktif menemukan dan menerapkan
suatu konsep memiliki tingkat kekongkritan yang paling tinggi.
120
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
Pesan dari bagan Edgar Dale tersebut diperkuat oleh kata-kata Confucius, orang
bijak dari Timur, sebagai berikut:
• Yang saya dengar, saya lupa
• Yang saya lihat, saya ingat
• Yang saya kerjakan, saya pahami
Melv in L. Silberman penulis “101 Cara Belajar Aktif” mendukung juga keaktifan
siswa untuk memberikan hasil belajar yang maksimal dengan mengatakan:
• Yang saya dengar, saya lupa
• Yang saya dengar dan lihat, saya ingat
• Yang saya dengar, lihat, tanyakan, atau diskusikan, saya mulai pahami
• Yang saya dengar, lihat, dan diskusikan, serta lakukan , saya memperoleh pengetahuan
dan keterampilan
• Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
121
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang
kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa yang bisa mengoptimalkan
potensi diri siswa. Karena dalam PAKEM siswa banyak bekerja dan berbuat maka
terdapat banyak kesempatan bagi siswa untuk menghasilkan produk belajar. Produk
itu bisa berupa karya seni, jalan keluar terhadap suatu permasalahan, grafik, diagram,
tabel, puisi, karangan, pantun, lagu, tarian, model tiga dimensi, dan lain - lain.
Dengan demikian, daya imajinasi dan daya cipta/kreasi siswa bisa berkembang
dengan optimal.
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang jauh dari rasa bosan dan takut
sehingga siswa dapat memusatkan perhatiannya secara penuh pada pembelajaran
sehingga waktu curah perhatiannya pada pembelajaran tinggi. Menurut hasil
penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar.
Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak
efektif. Proses pembelajaran yang efektif menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa
setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah
tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan
menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti
bermain biasa.
Secara garis besar, PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
• Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
• Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan
semangat belajar siswa dan membantu siswa membangun pengetahuan dan
pemahaman. Cara-cara tersebut diantaranya adalah menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok
bagi siswa.
• Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih
menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.
• Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara
belajar kelompok.
• Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu
masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.
122
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
• Peran guru lebih sebagai fasilitator daripada penceramah, artinya guru mendesain
kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Selama kegiatan
pembelajaran, guru tidak lagi hanya berdiri di depan kelas tetapi berkeliling memantau
kegiatan siswa dan membantu siswa dalam proses belajar.
APA YANG
PAKEM?
HARUS DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN
1. Memahami sifat dasar anak
Pada dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu dan suka berimajinasi. Anak desa,
anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan
Indonesia — selama mereka normal — terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua
sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis
dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita
olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut.
Suasana pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil
karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang
mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan
pembelajaran yang subur bagi rasa ingin tahu dan imajinasi tersebut.
2. Mengenal perbedaan setiap anak
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki
kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Efektif, dan
Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin
dalam kegiatan pembelajaran. Karena itu semua anak dalam kelas tidak harus
selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan bisa berbeda sesuai dengan
kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat
dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan
mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya ketika dia mendapat
kesulitan sehingga anak tersebut bisa belajar secara optimal
3. Memahami anak sebagai makhluk sosial
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami cenderung melibatkan anak lain
dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar.
Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan
atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas
dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan
mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu
juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
123
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menghadapi masalah sehingga pada
dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Keterampilan pemecahan
masalah memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk
menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah.
Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan
imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas
guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sesering mungkin
memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang
dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang
dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban
yang betul hanya satu).
5. Mengembangkan
menyenangkan
ruang
kelas
sebagai
lingkungan
belajar
yang
Ruang kelas yang menyenangkan merupakan unsur tak terpisahkan dari PAKEM.
Dalam kelas yang menerapkan PAKEM, anak-anak banyak belajar melalui bekerja
dan berbuat sehingga banyak menghasilkan produk. Hasil pekerjaan siswa
tersebut sebaiknya dipajangkan untuk membuat kelas menjadi hidup dan menarik.
Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan bisa memotivasi siswa untuk bekerja
lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat
berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat
berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya.
Guru perlu memastikan bahwa setiap siswa mempunyai karyanya yang
dipajangkan. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa dan
ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan
rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya
untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar,
tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai
sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar
dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari
lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu.
Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti
mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan,
berhipotesis (membuat dugaan), mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan
membuat gambar/diagram.
124
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian
umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara
guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada
kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara
santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan
siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru yang berkaitan
dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada
hanya sekedar angka (nilai).
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan
sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok
serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang
sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik.
Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan
gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental
adalah tumbuhnya perasaan tidak takut. Banyak siswa merasa takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu,
guru hendaknya menciptakan suasana kelas di mana guru tidak marah kepada
siswa dan siswa tidak menertawakan siswa lain jika mereka memberi jawaban
yang tidak benar. Siswa harus didorong untuk mencoba, karena berbuat
kesalahan adalah bagian penting dari belajar. Guru juga tidak menyepelekan
siswa. Pada dasarnya guru harus berusaha menghilangkan penyebab rasa takut,
baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya
rasa takut sangat bertentangan dengan PAKEM.
Bagaimana Pelaksanaan PAKEM?
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Pada saat yang sama, gambaran tersebut
menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan
tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh KBM dan kegiatan guru.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
125
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
Kegiatan Guru
Kegiatan Belajar Mengajar
1. Guru merancang dan mengelola KBM
yang mendorong siswa untuk
berperan dan berpikir aktif dalam
pembelajaran.
Guru melaksanakan berbagai KBM seperti:
• Percobaan
• Diskusi kelompok
• Memecahkan masalah
• Mencari informasi
• Menulis laporan/cerita/puisi
• Berkunjung keluar kelas
• Bermain peran
2. Guru menggunakan alat bantu dan
sumber belajar yang beragam.
Sesuai matapelajaran, guru dapat menggunakan:
• Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri
• Gambar
• Studi kasus
• Narasumber
• Lingkungan
3. Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan
keterampilan.
Siswa:
• Melakukan percobaan, pengamatan, atau
wawancara
• Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya
sendiri
• Menarik kesimpulan
• Memecahkan masalah atau mencari rumus sendiri
• Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata
sendiri
4. Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan
gagasannya sendiri secara lisan atau
tulisan.
Melalui:
• Diskusi
• Lebih banyak pertanyaan terbuka
• Hasil karya yang merupakan pemikiran anak
sendiri
5. Guru menyesuaikan bahan dan
kegiatan belajar dengan kemampuan
siswa.
•
•
•
126
6. Guru mengaitkan KBM dengan
pengalaman siswa sehari-hari.
•
7. Guru menilai KBM dan kemajuan
belajar siswa secara terus menerus.
•
•
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
•
Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan
(untuk kegiatan tertentu)
Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan
kelompok tersebut
Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan
Siswa menceritakan atau memanfaatkan
pengalamannya sendiri
Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam
kegiatan sehari-hari
Guru memantau kerja siswa
Guru memberikan umpan balik
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
PERAN KOMITE SEKOLAH, ORANGTUA, DAN MASYARAKAT
Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 044/
U/2002 Komite Sekolah berperan sebagai:
1. Pemberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di
satuan pendidikan.
2. Pendukung (baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga) dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
3. Pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran
pendidikan di satuan pendidikan.
4. Mediator antara sekolah dengan pemerintah dan masyarakat di satuan pendidikan.
Peran tersebut selanjutnya diwujudkan dalam bentuk fungsi nyata dalam penyelenggaraan
persekolahan terutama dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Fungsi nyata Komite
Sekolah dalam pengembangan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Membantu sekolah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (sesuai
dengan UU Sisdiknas No. 20/2003 Pasal 36 Ayat 2).
2. Mendorong tumbuhnya perhatian dan dukungan masyarakat terhadap penyelenggaraan pembelajaran yang bermutu.
3. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia usaha/ dunia
industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pembelajaran yang
bermutu.
4. Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna
mendukung peningkatan mutu pembelajaran.
5. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan
pembelajaran yang bermutu.
6. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan,
dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.
Dukungan bagi pelaksanaan PAKEM tidak hanya datang dari Komite Sekolah saja tetapi
juga dari masyarakat dan orangtua siswa. Pasal 9 UU Sisdiknas No. 20/2003 menyatakan
bahwa masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam
penyelenggaraan pendidikan. Masyarakat dapat terlibat dalam memberikan bantuan dana,
pembuatan gedung, ruang kelas, pagar, dan sebagainya. Masyarakat juga sebetulnya dapat
terlibat dalam bidang Teknis Edukatif, seperti dalam proses belajar mengajar,
menyediakan diri menjadi tenaga pengajar, membicarakan pelaksanaan kurikulum,
memantau kemajuan belajar, dan sebagainya.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
127
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
Orangtua juga harus berperan serta dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaan
PAKEM orangtua dapat berperan:
1. Menjadi mitra anak dalam belajar di rumah.
2. Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan PAKEM.
3. Menciptakan situasi belajar yang kondusif bagi pengembangan kreativitas anak,
misalnya dengan banyak memberikan pertanyaan, mengecek hasil karya anak, dan
mendorong kreativitas anak.
128
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
F. LEMBAR KERJA
Format 6.1: Peran Pemangku Kepentingan dalam PAKEM
Peran pemangku kepentingan sekolah dalam menunjang PAKEM
Pengawas
Membantu guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan memberikan motivasi
dan penguatan.
Kepala Sekolah
Membantu guru dengan memberikan ide-ide
pembelajaran dan mendorong guru melakukan
inovasi dalam pembelajaran
Guru
Komite Sekolah
Masyarakat
Orangtua
Menjadi mitra anak belajar di rumah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
129
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
G. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR
130
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
131
UNIT 6
132
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
133
UNIT 6
134
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
H. BAHAN TAMBAHAN UNTUK FASILITATOR
SKENARIO PEMODELAN
Pelajaran
:
Kelas/Semester :
Waktu
:
IPS
III / 1
2 x 35’
Standar kompetensi:
Memahami lingkungan dan melaksanakan kerja sama di sekitar rumah dan
sekolah.
Kompetensi Dasar:
Melakukan kerja sama di lingkungan rumah, sekolah, dan kelurahan/desa.
Indikator:
•
Siswa dapat menjelaskan sikap-sikap kerja sama yang baik.
•
Siswa dapat menunjukkan perilaku kerja sama dalam kegiatan
kerjasama di kelas.
Sumber:
Buku Paket IPS Terpadu untuk Sekolah Dasar kelas III Bab Kerja Sama.
Alat dan Bahan:
1. Pensil, sejumlah kelompok.
2. Botol air (plastik), sejumlah kelompok.
3. Benang bangunan (jika ada, atau benang lain).
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
135
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
Tahap-tahap kegiatan
Kegiatan
136
Waktu
Persiapan
• Siapkan pensil dan botol aqua sebanyak jumlah kelompok
• Ikatlah tiap pensil dengan 5 helai benang sepanjang 1 meter
• Ikatkan ujung tiap benang pada pensil dan usahakan sisa
benang masih cukup panjang
Sebelum
kegiatan
Kegiatan awal
• Dengan dibimbing guru, kelas berdiskusi tentang bentuk
kerja sama di sekolah yang selama ini mereka lakukan (seperti
membersihkan kelas, merapikan peralatan belajar, dll)
• Guru menulis jawaban siswa di papan tulis
• Kemudian guru memberitahukan pada siswa bahwa pada
hari ini mereka akan diberi tugas yang membutuhkan kerja
sama dalam penyelesaiannya
10 menit
Kegiatan Inti
Pertama
• Bagilah siswa (peserta) ke dalam beberapa kelompok.
Setiap kelompok terdiri atas 4 – 5 orang. Setiap kelompok
memilih seorang ketua
• Guru membagikan botol dan pensil yang telah diikat benang
pada masing-masing kelompok
• Mintalah tiap anggota kelompok memegang benang,
menariknya sehingga benang menegang. Kemudian mintalah
kelompok untuk mencoba memasukkan pensil ke dalam botol
secepat mungkin. Ketua kelompok mengarahkan anggotanya
untuk bekerjasama
• Kelompok yang berhasil memasukkan pensil harus
segera meneriakkan bersama-sama ‘SELESAI’. Yang belum
selesai harus tetap berusaha memasukkan pensil ke dalam
botol.
20 menit
Kedua
• Setelah kelompok berhasil memasukkan pensil mintalah
kelompok berdiskusi tentang proses kerja sama dalam
kelompoknya serta mengapa kelompok mereka berhasil atau
tidak berhasil. Hasil diskusi dituliskan pada kertas plano.
Guru memberikan pertanyaan pembimbing sebagai berikut:
a. Apa tujuan kelompok kalian melakukan kegiatan tadi?
b. Bagaimana kalau ada anggota yang memiliki tujuan yang
berbeda?
c. Bagaimanakah sikap tiap anggota ketika bekerja sama
supaya pensil cepat masuk?
d. Strategi apa yang digunakan untuk mencapai tujuan?
30
menit
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
Sumber /
Alat/Bahan
pensil,
benang,
botol aqua
pensil,
benang,
botol aqua
UNIT 6
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
Ketiga
• Hasil diskusi dipresentasikan untuk menghasilkan
kesimpulan bersama kelas tentang apa saja yang harus
dilakukan supaya kerja sama bisa berlangsung dengan
baik
Keempat
• Setiap siswa diminta untuk menuliskan hal-hal penting apa
yang telah mereka pelajari dari kegiatan tadi, bagaimana
perasaan mereka ketika melakukan kegiatan tadi, dan sikapsikap apa yang dapat mereka gunakan apabila mereka
bekerjasama dengan teman
Kegiatan akhir
•
•
Penerapan: Guru meminta kelompok memikirkan masalahmasalah di kelas dan di sekolah yang mungkin sedang
dihadapi bersama-sama, misalnya: di dalam kelas tidak ada
bacaan, di dalam kelas kotor, kelas yang selalu gaduh dsb.
Guru menyatakan bahwa minggu depan mereka akan
berdiskusi tentang masalah- masalah tersebut dan mencari
jalan keluar bersama
Guru meminta siswa untuk membaca buku paket Bab
Kerja sama di rumah sebagai bahan diskusi dalam pertemuan
berikutnya
10
menit
Asesmen
• Produk (tulisan anak tentang sikap-sikap dalam bekerjasama)
• Pengamatan terhadap perilaku anak pada saat melakukan kerja sama di kelas.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
137
UNIT 6
138
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 7
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
140
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
UNIT 7
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Waktu: 3 Jam
A. PENGANTAR
Pasal 51 UU Sistem Pendidikan Nasional
No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa
“Pengelolaan satuan pendidikan anak usia
dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah/madrasah”.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan konsep pengelolaan sekolah yang
ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di era desentralisasi pendidikan.
Pertemuan rutin kepala sekolah, guru, dan
Pada pembahasan tentang MBS ini, fasilikomite sekolah di SDN Maron Wetan 1
tator mendorong peserta untuk menggali
dalam membahas program sekolah.
dan menemukan pengertian dan ciri-ciri
MBS melalui diskusi, pameran, observasi materi audio visual, dan memformulasikan
simpulan tentang MBS dari serangkaian kegiatan di atas. Setelah memahami
keunggulan MBS diharapkan sekolah menerapkan MBS.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mampu:
1. mengidentifikasi ciri-ciri sekolah yang berhasil menerapkan MBS
2. mengidentifikasi ciri-ciri manajemen berbasis sekolah
3. meningkatkan pemahaman tentang peran kepala sekolah, guru, dan komite sekolah
dalam penerapan MBS
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
141
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
C. BAHAN DAN ALAT
1. Tayangan unit
2. Video Unit 7: MBS (12 menit)
3. Bahan cetak tentang Manajemen Berbasis Sekolah dalam Gambar
4. Bahan cetak (potongan) tentang pola lama dan baru dalam pelaksanaan MBS
5. ATK: kertas plano dan spidol berbagai warna
D. LANGKAH KEGIATAN
10’
60’
40’
Diskusi Kelompok
tentang MBS
Melengkapi
Pemahaman MBS
1
2
3
5’
45’
20’
Penguatan
Peran Unsur-Unsur
Sekolah dalam MBS
Berbagi Hasil
6
5
4
Pengantar Singkat
Fasilitator tentang MBS
1. Pengantar (10 menit)
Fasilitator menyampaikan pengantar tentang aktivitas yang akan dilakukan dan
memberikan sedikit penjelasan tentang MBS. Fasilitator juga menjelaskan dasar
hukum penerapan MBS, yaitu UU No 20/2003 Sistem Pendidikan Nasional
No. 20/2003 Pasal 51 dan PP Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
2. Diskusi kelompok tentang MBS (60 menit)
Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok yang terdiri atas 5-10 orang yang
bervariasi profesi dan asal sekolah.
Tugas 1 (10 menit): Peserta, sesuai peran mereka mendiskusikan apa yang
dimaksud dengan manajemen berbasis sekolah dan memberi contoh-contoh
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
142
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
pengalaman kegiatan MBS di sekolah. Hasil diskusi ditulis pada kertas plano.
Tugas 2 (20 menit): Fasilitator meminta beberapa kelompok untuk menyampaikan
hasil diskusi kelompok secara pleno dan meminta kelompok lain untuk menanggapi
atau memberi masukan.
Tugas 3 (30 menit): Fasilitator membagikan potongan kertas yang bertuliskan
kegiatan – kegiatan atau pendekatan pola manajemen lama dan baru kepada setiap
kelompok. Peserta diminta untuk mengelompokkan potongan kertas tersebut
berdasarkan pola manajemen lama dan baru/MBS. Pengelompokkan dilakukan di atas
kertas plano yang dibagi menjadi dua (seperti contoh di bawah).
Fasilitator memberi penjelasan tentang pergeseran pola.
Peserta diminta untuk memberikan tanda (*) di sebelah kanan setiap potongan kertas
yang menunjukkan kegiatan/pendekatan yang dilakukan selama ini di sekolah.
Pola lama
Pola Baru
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
143
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
PERGESERAN POLA MANAJEMEN
Pola Lama
Berubah ke
Pola MBS
Sentralistik
Desentralisasi
(Semua hal ditentukan di pusat)
(Daerah diberi wewenang untuk beberapa hal)
Subordinasi
Otonomi
(Pihak yang lebih rendah, seperti kabupaten,
sekolah, guru, hanya mengikuti perintah dari atas)
(Pihak yang lebih rendah, seperti sekolah dan
guru, mempunyai kewenangan untuk
memutuskan sesuai tupoksinya)
Pengambilan keputusan terpusat
Pengambilan keputusan partisipatif
(Keputusan diambil oleh pimpinan, seperti Bupati,
kepala sekolah)
(Keputusan dilakukan berdasarkan hasil
konsultasi semua pemangku kepentingan di
dalam institusi)
Pendekatan birokratik
Pendekatan profesional
(Peran utama Kepala Sekolah dan guru, yang pada
umumnya adalah PNS adalah sebagai ‘perpanjangan
tangan pemerintah’; tanggungjawab utama mereka
cenderung pada pemenuhan fungsi administratif)
(Kepala Sekolah dan Guru adalah orang-orang
professional; tugas utama mereka adalah
meningkatkan mutu pendidikan, dengan
demikian mereka juga bertanggungjawab
kepada siswa dan orang tua siswa)
Pengorganisasian yang hirarkis
Pengorganisasian yang setara
(Pengambilan keputusan top-down (dari atas ke
bawah). Guru cenderung pasif dan hanya mengikuti
perintah dan menjalankan keputusan)
(Pengambilan keputusan partisipatif. Guru dan
pemangku kepentingan. Komite Sekolah
adalah bagian dari tim)
Mengarahkan
Memfasilitasi
(Pimpinan memerintah atau memberi arahan
kepada bawahannya)
(Pimpinan membantu timnya untuk
mewujudkan tujuan bersama)
Dikontrol dan diatur
(Patuh dan menuruti perintah dari atas)
Motivasi diri dan saling
mempengaruhi
(Berbagi, saling membelajarkan, berinisiatif)
Informasi ada pada yang berwenang
Informasi terbagi
(Kita tak memiliki informasi yang dibutuhkan untuk
mengambil keputusan)
(Informasi yang dibutuhkan terbuka dan ada
pada semua pihak)
Menghindari risiko
Mengelola risiko
(Tidak suka berubah karena takut salah)
(Percaya diri untuk mencoba pendekatan baru
dan siap mencari cara untuk menghadapi
masalah yang timbul)
Menggunakan dana sesuai
anggaran sampai habis
Menggunakan dana sesuai
kebutuhan dan seefisien mungkin
(Penganggaran didasarkan pada apa yang
perlu dilakukan oleh sekolah untuk
memperbaiki proses belajar mengajar:
RKAS)
(Proses penganggaran didasarkan pada
uang yang tersedia: RAPBS)
Sebagai penguatan, Fasilitator dapat mengacu pada informasi tentang MBS di bagian
bacaan E dan menayangkan Pergeseran Pola Manajemen dalam MBS seperti yang
terdapat pada tabel di atas.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
144
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
3. Melengkapi Pemahaman tentang MBS (40 menit)
Fasilitator menugaskan kepada peserta pelatihan untuk melengkapi pemahamannya
tentang MBS dengan menyaksikan tayangan atau membaca bahan cetakan yang
berkaitan erat dengan MBS.
Peserta melihat tayangan atau membaca bahan cetakan yang digunakan untuk
melengkapi pemahaman tentang MBS seperti yang telah diperoleh dari kunjung karya.
Peserta menuliskan hasil pengamatan terhadap ciri-ciri MBS pada selembar kertas.
Peserta melakukan refleksi hasil pengamatan tentang MBS dan melakukan evaluasi
diri dengan mempelajari ciri-ciri manakah yang sudah dilaksanakan di sekolah dan ciriciri manakah yang belum dilaksanakan di sekolah. Setiap peserta menuliskan hasil
pengamatannya terkait manajemen sekolah, pembelajaran, dan peran serta
masyarakat.
Fasilitator mengajak peserta untuk berbagi hasil di kelompoknya.
4. Berbagi Hasil (20 menit)
Fasilitator menempelkan satu set (3 lembar) kertas plano di dinding. Kertas
pertama bertuliskan MANAJEMEN, kedua bertuliskan PEMBELAJARAN, dan ketiga
PSM. Setiap kelompok diminta untuk memilih butir-butir yang dianggap paling
menarik untuk diketahui bersama dan menuliskannya pada masing–masing topik pada
kertas plano yang telah ditempel tersebut.
Fasilitator memilih satu topik yang dianggap cukup menarik untuk dibahas bersama.
5. Diskusi kelompok tentang peran Pengawas, Kepala Sekolah, Guru,
dan Komite Sekolah (45 menit)
Peserta dikelompokkan berdasarkan kelompok Kepala Sekolah, Pengawas,
Komite Sekolah, dan Guru untuk mendiskusikan peran mereka dalam
pelaksanaan MBS dan harapan terhadap dukungan dari masing-masing unsur
(terhadap peran mereka) agar pelaksanaan MBS dapat berjalan dengan baik.
Setiap kelompok menuliskan hasil diskusi pada kertas plano yang disediakan.
Fasilitator meminta setiap kelompok menempelkan kertas plano di dinding.
Dengan dipimpin fasilitator, setiap kelompok melakukan kunjung karya.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
145
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
6. Penguatan (5 menit)
Fasilitator memberikan penguatan tentang MBS:

Keberhasilan MBS membutuhkan keterlibatan aktif dari seluruh pihak sekolah:
Kepala Sekolah, guru, Komite Sekolah, orang tua, Pengawas, dan masyarakat.

Transparansi dan akuntabilitas merupakan kunci keberhasilan manajemen sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan.

Kepemimpinan Kepala Sekolah menentukan keberhasilan MBS.

Program MBS berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
146
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA
1. Pengantar
Usaha peningkatan mutu pendidikan di tingkat pendidikan dasar telah banyak
dilakukan, tetapi hasilnya belum begitu menggembirakan. Berbagai studi dan
pengamatan langsung di lapangan menunjukkan bahwa paling sedikit ada tiga faktor
yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan secara merata.
a. Pertama, kebijakan penyelenggaraan pendidikan nasional yang berorientasi
pada keluaran atau hasil pendidikan terlalu memusatkan pada masukan dan
kurang memperhatikan proses pendidikan.
b. Kedua, penyelengaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik. Hal ini
menyebabkan tingginya ketergantungan kepada keputusan birokrasi dan
seringkali kebijakan pusat terlalu umum dan kurang menyentuh atau kurang
sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah setempat. Di samping itu segala
sesuatu yang terlalu diatur menyebabkan penyelenggara sekolah kehilangan
kemandirian, insiatif, dan kreativitas. Hal tersebut menyebabkan usaha dan
daya untuk mengembangkan atau meningkatkan mutu layanan dan keluaran
pendidikan menjadi kurang termotivasi.
c.
Ketiga, peran serta masyarakat terutama orang tua siswa dalam penyelenggaraan
pendidikan selama ini hanya terbatas pada dukungan dana. Padahal peran serta
mereka sangat penting di dalam proses pendidikan antara lain dalam pengambilan
keputusan, pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas.
Atas dasar pertimbangan tersebut, perlu dilakukan orientasi kembali tentang
penyelenggaraan pendidikan melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
2. Faktor Pendorong Perlunya Desentralisasi Pendidikan
Saat ini sedang berlangsung perubahan paradigma manajemen pemerintahan1.
Beberapa perubahan tersebut antara lain:
a.
Dari orientasi manajemen yang diatur oleh negara ke orientasi pasar. Aspirasi
masyarakat menjadi pertimbangan pertama dalam mengolah dan menetapkan
kebijaksanaan untuk mengatasi persoalan yang timbul.
b. Dari orientasi manajemen pemerintahan yang otoritarian ke demokrasi.
Pendekatan kekuasaan bergeser ke sistem yang mengutamakan peranan rakyat.
1
Miftah Thoha. “Desentralisasi Pendidikan”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 017, Tahun Ke-5, Juni 1999
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
147
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
Kedaulatan rakyat menjadi pertimbangan utama dalam tatanan yang demokratis.
c.
Dari sentralisasi kekuasaan ke desentralisasi kewenangan. Kekuasaan tidak lagi
terpusat di satu tangan melainkan dibagi ke beberapa pusat kekuasaan secara
seimbang.
d. Sistem pemerintahan yang jelas batas dan aturannya seakan-akan menjadi negara
yang sudah tidak jelas lagi batasnya akibat pengaruh dari tata-aturan global.
Keadaan ini membawa akibat tata-aturan yang hanya menekankan tata-aturan
nasional saja dan kurang menguntungkan dalam percaturan global.
Fenomena ini berpengaruh terhadap dunia pendidikan sehingga desentralisasi
pendidikan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Tentu saja desentralisasi
pendidikan bukan berkonotasi negatif, yaitu untuk mengurangi wewenang atau
intervensi pejabat atau unit pusat melainkan lebih berwawasan keunggulan.
Kebijakan umum yang ditetapkan oleh pusat sering tidak efektif karena kurang
mempertimbangkan keragaman dan kekhasan daerah. Di samping itu membawa
dampak ketergantungan sistem pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat (lokal), menghambat
kreativitas, dan menciptakan budaya menunggu petunjuk dari atas. Dengan
demikian desentralisasi pendidikan bertujuan untuk memberdayakan unit bawah
dan atau masyarakat dalam menangani persoalan pendidikan di lapangan. Banyak
persoalan pendidikan yang sepatutnya bisa diputuskan dan dilaksanakan oleh unit
tataran di bawah atau masyarakat. Hal ini sejalan dengan apa yang terjadi di
banyak negara lain. Faktor-faktor pendorong penerapan desentralisasi 2 terinci
sebagai berikut:
•
Tuntutan orangtua, kelompok masyarakat, para legislator, pebisnis, dan perhimpunan guru untuk turut serta mengontrol sekolah dan menilai kualitas
pendidikan.
•
Anggapan bahwa struktur pendidikan yang terpusat tidak dapat bekerja
dengan baik dalam meningkatkan partisipasi siswa bersekolah.
•
Ketidakmampuan birokrasi yang ada untuk merespon secara efektif
kebutuhan sekolah setempat dan masyarakat yang beragam.
Penampilan kinerja sekolah dinilai tidak memenuhi tuntutan baru dari
masyarakat.
•
•
Tumbuhnya persaingan dalam memperoleh bantuan dan pendanaan.
Desentralisasi pendidikan mencakup tiga hal, yaitu:
2
NCREL, 1995, Decentralization: Why, How, and Toward What Ends? NCREL’s Policy Briefs, report 1, 1993 dalam Nuril
Huda “Desentralisasi Pendidikan: Pelaksanaan dan Permasalahannya”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 017,
Tahun Ke-5, Juni 1999
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
148
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
a. Manajemen berbasis lokasi
b. Pendelegasian wewenang
c. Inovasi kurikulum
Pada dasarnya manajemen berbasis lokasi dilaksanakan dengan meletakkan semua
urusan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Pengurangan administrasi pusat
adalah konsekuensi dari yang pertama dengan diikuti pendelegasian wewenang
dan urusan pada sekolah. Inovasi kurikulum menekankan pada pembaharuan
kurikulum sebesar-besarnya untuk meningkatkan kualitas dan persamaan hak bagi
semua peserta didik. Kurikulum disesuaikan benar dengan kebutuhan peserta
didik di daerah dan sekolah. Hal ini sesuai dengan UU No. 20/2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 38 ayat 2 yang menyatakan bahwa ”Kurikulum
pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh
setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah
koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan Propinsi untuk pendidikan
menengah”. Keputusan Mendiknas Nomor 22/2006 tentang Standar Isi dan
Keputusan Mendiknas Nomor 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
menjadi dasar pengembangan kurikulum sekolah yang disebut Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) .
Dalam pengembangan kurikulum, daerah diberi keleluasaan untuk mengembangkan silabus yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan daerah.
Pada umumnya program pendidikan yang tercermin dalam silabus sangat erat
kaitannya dengan program-program pembangunan daerah. Sebagai contoh, suatu
daerah yang menetapkan untuk mengembangkan ekonomi daerahnya melalui
bidang pertanian, implikasinya silabus IPA akan diperkaya dengan materimateri biologi pertanian dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pertanian.
Manajemen berbasis lokasi yang merujuk ke sekolah, akan meningkatkan otonomi
sekolah dan memberikan kesempatan kepada tenaga sekolah, orang tua, siswa,
dan anggota masyarakat dalam pembuatan keputusan.
Berdasarkan hasil-hasil kajian yang dilakukan di Amerika Serikat, Site Based
Management merupakan strategi penting untuk meningkatkan kualitas pembuatan
keputusan-keputusan pendidikan dalam anggaran, personalia, kurikulum, dan
penilaian. Studi yang dilakukan di El Savador, Meksiko, Nepal, dan Pakistan
menunjukkan pemberian otonomi pada sekolah telah meningkatkan motivasi dan
kehadiran guru. Tetapi desentralisasi pengelolaan guru tidak secara otomatis
meningkatkan efesiensi operasional. Jika pengelola di tingkat daerah tidak
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
149
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
memberikan dukungannya, pengelolaan semakin tidak efektif. Oleh karena itu,
beberapa negara telah kembali ke sistem sentralisasi dalam hal pengelolaan
ketenagaan, misalnya Kolombia, Meksiko, Nigeria, dan Zimbabwe 3.
Misi desentralisasi pendidikan adalah meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan, meningkatkan pendayagunaan potensi daerah,
terciptanya infrastruktur kelembagaan yang menunjang terselenggaranya sistem
pendidikan yang relevan dengan tuntutan jaman, antara lain terserapnya konsep
globalisasi, humanisasi, dan demokrasi dalam pendidikan. Penerapan
demokratisasi dilakukan dengan mengikutsertakan unsur-unsur pemerintah
setempat, masyarakat, dan orang tua dalam hubungan kemitraan dan
menumbuhkan dukungan positif bagi pendidikan. Kurikulum dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan lingkungan. Hal ini tercermin dengan adanya kurikulum lokal.
Kurikulum juga harus mengembangkan kebudayaan daerah dalam rangka
mengembangkan kebudayaan nasional.
Proses belajar mengajar menekankan terjadinya proses pembelajaran yang
menumbuhkan kesadaran lingkungan yaitu memanfaatkan lingkungan baik fisik
maupun sosial sebagai media dan sumber belajar, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan alat pemersatu bangsa 4.
3. Konsep Dasar MBS
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada hakikatnya adalah penyerasian sumber
daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua
pemangku kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses
pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah
atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
4. Karakteristik MBS
Apabila manajemen berbasis lokasi lebih difokuskan pada tingkat sekolah, maka
MBS akan menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap
terhadap kebutuhan masyarakat di mana sekolah itu berada. Ciri-ciri MBS bisa
dilihat dari sudut sejauh mana sekolah tersebut dapat mengoptimalkan kinerja
3
Gaynor, Cathy (1998) Decentralization of Education: Teacher Management. Washington, DC, World Bank dalam Nuril
Huda “Desentralisasi Pendidikan: Pelaksanaan dan Permasalahannya”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 017,
Tahun Ke-5, Juni 1999.
4
Donoseputro, M (1997) Pelaksanaan Otonomi Daerah Dalam Upaya Pencapaian Tujuan Pendidikan: Mencerdaskan
Kehidupan Bangsa dan Alat Pemersatu Bangsa, Suara Guru 4: 3-6.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
150
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
organisasi sekolah, pengelolaan sumber daya manusia (SDM), proses belajarmengajar dan sumber daya sebagaimana digambarkan dalam tabel berikut:
Ciri-ciri sekolah yang melaksanakan MBS
Organisasi Sekolah
Proses Belajar
Mengajar
Sumber Daya
Manusia
Sumber Daya dan
Administrasi
 Menyediakan
manajemen/
organisasi/
kepemimpinan
transformasional *
dalam mencapai
tujuan sekolah
 Meningkatkan
kualitas belajar
siswa
 Memberdayakan
staf dan
menempatkan
personel yang dapat
melayani keperluan
siswa
 Mengidentifikasi
sumber daya yang
diperlukan dan
mengalokasikan
sumber daya tsb.
sesuai dengan
kebutuhan
 Menyusun rencana
sekolah dan
merumuskan
kebijakan untuk
sekolahnya sendiri
 Mengembangkan
kurikulum yang
cocok dan tanggap
terhadap
kebutuhan siswa
dan masyarakat
 Memiliki staf dengan
wawasan MBS
 Mengelola dana
sekolah secara efektif
dan efisien
 Mengelola kegiatan
operasional sekolah
 Menyelenggarakan
pembelajaran yang
efektif
 Menyediakan
kegiatan untuk
pengembangan
profesi pada semua
staf
 Menyediakan
dukungan
administratif
 Menjamin adanya
komunikasi yang
efektif antara
sekolah dan
masyarakat
 Menyediakan
program
pengembangan
yang diperlukan
siswa
 Menjamin
kesejahteraan staf
dan siswa
 Mengelola dan
memelihara gedung
dan sarana
 Menggerakkan
partisipasi
masyarakat
 Berperan serta
dalam memotivasi
siswa
 Menyelenggarakan
forum /diskusi
untuk membahas
kemajuan kinerja
sekolah
 Menjamin
terpeliharanya
sekolah yang
bertanggung jawab
kepada masyarakat
dan pemerintah
Dikutip dari Focus on School: The Future Organization of Education Service for Student, Department of
Education, Queensland, Australia*)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
151
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
Pada dasarnya kepemimpinan transformasional mempunyai tiga komponen yang
harus dimilikinya, yaitu:
a. Memiliki karisma yang didalamnya termuat perasaan cinta antara Kepala
Sekolah (KS) dan staf secara timbal-balik sehingga memberikan rasa aman,
percaya diri, dan saling percaya dalam bekerja.
b. Memiliki kepekaan individual yang memberikan perhatian kepada setiap
staf berdasarkan minat dan kemampuan staf untuk pengembangan profesionalnya.
c. Memiliki kemampuan dalam memberikan simulasi intelektual kepada staf.
Kepala sekolah mampu mempengaruhi staf untuk berfikir dan
mengembangkan atau mencari berbagai alternatif baru.
Secara ringkas perubahan pola manajemen pendidikan lama (konvensional) ke
pola baru (MBS) dapat digambarkan sebagai berikut:
PERGESERAN POLA MANAJEMEN
Pola Lama
Pola MBS
Sentralistik (semua ditentukan
oleh pusat)
Desentralisasi (Sebagian
kewenangan diberikan ke
daerah)
Subordinasi
Otonomi
Pengambilan keputusan terpusat
Pengambilan keputusan
partisipatif
Pendekatan birokratif
Pendekatan profesional
Pengorganisasian yang hirarkis
Pengorganisasian yang setara
Mengarahkan
Memfasilitasi
Dikontrol dan diatur
Motivasi diri dan saling
mempengaruhi
Informasi ada pada yang
berwenang
Informasi terbagi
Menghindari risiko
Mengelola risiko
Menggunakan dana sesuai
anggaran sampai habis
Menggunakan dana sesuai
kebutuhan dan seefisien
mungkin
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
152
Berubah ke
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
MBS yang akan dikembangkan merupakan bentuk alternatif pengelolaan sekolah
dalam program desentralisasi bidang pendidikan, yang ditandai dengan adanya
otonomi luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat yang tinggi namun masih
dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. MBS harus menghasilkan
peningkatan proses belajar mengajar sehingga hasil belajar pun meningkat.
Sekolah yang menerapkan prinsip-prinsip MBS adalah sekolah yang harus lebih
bertanggung jawab, kreatif dalam bertindak, dan mempunyai wewenang serta
dapat dituntut pertanggungjawabannya (seperti berikut) oleh pemangku
kepentingan:
a. Menyusun dan melaksanakan program sekolah yang
mengutamakan
kepentingan proses belajar mengajar (pelaksanaan kurikulum), bukan
kepentingan administratif saja
b. Menerapkan prinsip efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya
sekolah (anggaran, personil, dan fasilitas)
c. Mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan
kondisi lingkungan sekolah walau berbeda dari pola umum atau kebiasaan
d. Menjamin terpeliharanya fasilitas dan sumber daya yang ada di sekolah dan
bertanggung jawab kepada masyarakat
e. Meningkatkan profesionalisme personil sekolah
f. Meningkatnya kemandirian sekolah di segala bidang
g. Adanya keterlibatan semua unsur terkait dalam perencanaan program sekolah
(misal: Kepala Sekolah, guru, Komite Sekolah, tokoh masyarakat, dll)
h. Adanya keterbukaan dalam pengelolaan anggaran pendidikan sekolah
Diharapkan dengan menerapkan manajemen pola MBS, sekolah lebih berdaya
dalam beberapa hal berikut:
a. Menyadari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi sekolah tersebut
b. Mengetahui sumberdaya yang dimiliki dan masukan pendidikan yang akan
dikembangkan
c. Mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk kemajuan lembaganya
d. Bertanggungjawab terhadap orang tua, masyarakat, lembaga terkait, dan
pemerintah dalam penyelenggaraan sekolah
e. Persaingan sehat dengan sekolah lain dalam usaha-usaha kreatif-inovatif untuk
meningkatkan layanan dan mutu pendidikan
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
153
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
f. Meningkatkan peran serta Komite Sekolah, masyarakat, dunia usaha dan dunia
industri (DUDI) untuk mendukung kinerja sekolah.
Sekolah yang baik mempunyai karakteristik berikut:
 Pelibatan seluruh komponen sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Komsek,
Pengawas)
 Peran Kepala Sekolah sangat menentukan
 Program sekolah berfokus pada peningkatan proses belajar mengajar untuk
mencapai mutu lulusan
 Transparansi dan akuntabilitas adalah kunci keberhasilan manajemen sekolah
dalam peningkatan mutu pembelajaran
5. Peran Kepala Sekolah, Guru, dan Komite Sekolah dalam Penerapan
MBS
Kepala Sekolah adalah aktor kunci dalam penerapan MBS. Perannya sangat
menentukan dalam berhasil tidaknya penerapan MBS, sebab Kepala Sekolah adalah
pihak yang memimpin pelaksanaan program sekolah. Namun demikian, guru dan
komite sekolah juga memiliki peran yang sentral supaya sekolah berhasil menerapkan
MBS. Faktor yang paling berperan dalam keberhasilan penerapan MBS adalah kerja
sama antara ketiga pihak tersebut.
TUPOKSI KEPALA SEKOLAH (SD/MI)
Konsepnya adalah EMASLIM (Edukator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader,
Inovator, Motivator)
A. Sebagai Edukator
1. membimbing guru
2. membimbing karyawan
3. membimbing siswa
4. membimbing staf
B. Sebagai Manager
1. menyusun program
2. menyusun personal dalam organisasi sekolah
3. menggerakkan staf, guru, dan karyawan
4. mengoptimalkan sumber daya sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
154
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
C. Sebagai Administrator
1. mengelola administrasi KBM dan Bimbingan dan Konseling (BK)
2. mengelola administrasi kesiswaan
3. mengelola administrasi ketenagaan
4. mengelola administrasi keuangan
5. mengelola administrasi sarana prasarana
D. Sebagai Supervisor
1. menyusun program supervisi
2. melaksanakan program supervisi
3. menggunakan hasil supervisi
E. Sebagai Leader
1. memiliki kepribadian yang kuat
2. memahami kondisi anak buah yang baik
3. memiliki Visi dan memahami Misi sekolah
4. memiliki kemampuan mengambil keputusan
5. memiliki kemampuan berkomunikasi
F. Sebagai Inovator
1. memiliki kemampuan mencari dan menemukan gagasan baru untuk
pembaharuan sekolah
2. memiliki kemampuan melakukan pembaharuan di sekolah
G. Sebagai Motivator
1. memiliki kemampuan mengatur lingkungan kerja (Fisik)
2. memiliki kemampuan mengatur suasana kerja (Non-fisik)
3. memiliki kemampuan menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman
TUPOKSI GURU
A. Membuat perencanaan:
1. Membuat program tahunan, semester
2. Membuat pemetaan materi
3. Menyusun silabus, RPP
4. Membuat program penilaian beserta instrumennya
5. Membuat program bimbingan
6. Menentukan KKM mata pelajaran
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
155
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
B. Melaksanakan KBM:
1. Melaksanakan pembelajaran berdasar RPP dengan pendekatan PAKEM
2. Mengelola kelas berdasar aktivitas belajar
3. Memberikan tugas pengembangan hasil belajar
4. Mengatur ruang belajar yang menyenangkan
C. Melaksanakan bimbingan:
1. Memberikan bimbingan dalam proses belajar
2. Memberikan bimbingan permasalahan siswa
3. Melakukan pendampingan sesama guru
D. Melakukan penilaian:
1. Melakukan penilaian dalam proses belajar
2. Melakukan penilaian portofolio, proyek, tes beserta instrumennya
3. Memberikan latihan uji kompetensi
E. Melakukan analisis:
1. Menganalisis hasil penilaian
2. Menentukan kelompok siswa yang perlu remedial dan pengayaan berdasar
KKM indikator dan KD
F. Melakukan remedial dan pengayaan:
1. Membuat soal-soal remedi dan pengayaan
2. Melakukan remedi dan pengayaan berdasarkan hasil analisis kelompok siswa.
PERAN DAN FUNGSI KOMITE SEKOLAH
A. Komite Sekolah berperan sebagai:
1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan
kebijakan pendidikan di satuan pendidikan
2. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran
maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan
3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan
4. Mediator antara sekolah dengan pemerintah (mediating agency) dan
masyarakat di satuan pendidikan
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
156
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
B. Komite Sekolah berfungsi sebagai berikut:
1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu
2. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia
usaha/dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu
3. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan
pendidikan yang diajukan oleh masyarakat
4. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan
pendidikan mengenai:
a. kebijakan dan program pendidikan
b. Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS)
c. kriteria kinerja satuan pendidikan
d. kriteria tenaga kependidikan
e. kriteria fasilitas pendidikan dan
f. hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan
5. Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna
mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan
6. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidikan
7. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan,
penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan
program,
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
157
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
DALAM GAMBAR
MENGAPA MBS?
Tujuan utama Manjemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah peningkatan mutu pendidikan.
Dengan adanya MBS sekolah dan masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah dari
atas. Mereka dapat mengembangkan suatu visi pendidikan yang sesuai dengan keadaan
setempat dan melaksanakan visi tersebut secara mandiri.
APA ITU MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)?
•
Dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) alokasi dana kepada
sekolah menjadi lebih besar dan sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan sesuai
kebutuhan sekolah sendiri.
•
Sekolah lebih bertanggung jawab terhadap perawatan, kebersihan, dan
penggunaan fasilitas sekolah, termasuk pengadaan buku dan bahan belajar. Hal
tersebut pada akhirnya akan meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung di kelas.
•
Sekolah membuat perencanaan sendiri dan mengambil inisiatif sendiri untuk
meningkatkan mutu pendidikan dengan melibatkan masyarakat sekitarnya dalam
proses tersebut.
•
Kepala sekolah dan guru dapat bekerja lebih profesional dalam memberikan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak di sekolahnya.
•
MBS merupakan salah satu komponen sekolah dalam rangka meningkatkan mutu
pembelajaran seperti yang terlihat dalam diagram di bawah ini. Komponen yang
lain adalah Peran Serta Masyarakat dan peningkatan mutu kegiatan belajar dan
mengajar melalui PAKEM di SD/MI dan Pembelajaran Kontekstual di SMP/MTs.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
158
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
KONDISI SAAT INI
MANAJEMEN SEKOLAH

Manajemen sekolah cenderung pasif dan belum melibatkan semua pihak terkait
termasuk masyarakat.

Keuangan sekolah sering kurang transparan.
PERAN SERTA MASYARAKAT
 Peran Serta Masyakat terbatas, sebagian besar pada pengumpulan dana untuk sekolah.

Belum terlibat dalam manajemen sekolah maupun menunjang kegiatan belajar
mengajar secara langsung.
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Lebih-kurang 60% waktu anak
dihabiskan untuk mendengarkan guru atau menonton anak
lain mengerjakan tugas di
papan tulis – jarang ada kerja
praktik
Perpustakaan teratur dengan
baik tetapi jarang
dimanfaatkan siswa, bahkan
ada buku yang dikunci di
lemari
Pengaturan meja dan kursi
selalu tradisional
c
Anak lebih banyak menyalin
tulisan dari papan tulis dan
menjawab pertanyaan yang
ditulis guru atau dari buku
paket – belum ada pertanyaan
yang mengungkapkan pikiran
siswa dengan kata-kata
sendiri.
Manajemen Berbasis Sekolah akan
Menghasilkan
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
159
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
KONDISI SESUDAH PELAKSANAAN
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Perpustakaan dimanfaatkan siswa dengan
baik,
Menggunakan
beragam media
sebagai sumber
belajar siswa di
sekolah
Rencana Pengembangan Sekolah dibuat bersamasama oleh sekolah dan masyarakat, dipajangkan
secara terbuka, dilaksanakan, dievaluasi, dan
diperbarui setiap tahun
Siswa berpartisipasi
aktif – guru membimbing dan mendampingi siswa dalam
pembelajaran
Adanya toilet tersendiri bagi
perempuan dan laki-laki.
PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT
Peningkatan peran serta masyarakat dalam hal; meningkatkan
kondisi lingkungan sekolah, mendukung pembelajaran anak
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
160
Orangtua membantu di kelas
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
PEMBELAJARAN YANG MENGAKTIFKAN
PIKIRAN SISWA
Adanya tugas-tugas yang lebih
praktis (seperti dalam IPA),
termasuk tugas yang
memanfaatkan
lingkungan sosial dan alam
Anak menggunakan lebih
banyak alat bantu belajar
Hasil kerja anak ditulis
dengan kata-kata mereka
sendiri (ini adalah hasil karya
anak kelas 1)
Guru menunjukkan fleksibilitas dalam
pengelolaan
siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
Sudut-sudut baca/perpustakaan sekolah dibuat
dan dimanfaatkan
Guru menunjukkan fleksibilitas dalam
pengelolaan siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran
Hasil kerja anak dipajangkan di kelas
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
161
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
F. LEMBAR KERJA
Sentralistik
Desentralisasi
(Semua hal ditentukan di pusat)
(Daerah diberi wewenang untuk beberapa hal)
Subordinasi
Otonomi
(Pihak yang lebih rendah, seperti kabupaten, sekolah,
guru, hanya mengikuti perintah dari atas)
(Pihak yang lebih rendah, seperti sekolah dan guru,
mempunyai kewenangan untuk memutuskan sesuai
tupoksinya)
Pengambilan keputusan terpusat
Pengambilan keputusan partisipatif
(Keputusan diambil oleh pimpinan, seperti Bupati,
kepala sekolah)
(Keputusan dilakukan berdasarkan hasil konsultasi
semua pemangku kepentingan di dalam institusi)
Pendekatan birokratik
Pendekatan profesional
(Peran utama Kepala Sekolah dan guru, yang pada
umumnya adalah PNS adalah sebagai ‘perpanjangan
tangan pemerintah’; tanggungjawab utama mereka
cenderung pada pemenuhan fungsi administratif)
(Kepala Sekolah dan Guru adalah orang-orang
professional; tugas utama mereka adalah meningkatkan
mutu pendidikan, dengan demikian mereka juga
bertanggungjawab kepada siswa dan orangtua siswa)
Pengorganisasian yang hirarkis
Pengorganisasian yang setara
(Pengambilan keputusan top-down (dari atas ke bawah).
Guru cenderung pasif dan hanya mengikuti perintah
dan menjalankan keputusan)
(Pengambilan keputusan partisipatif. Guru dan
pemangku kepentingan (komite sekolah) adalah
bagian dari tim)
Mengarahkan
Memfasilitasi
(Pimpinan memerintah atau memberi arahan kepada
bawahannya)
(Pimpinan membantu timnya untuk mewujudkan tujuan
bersama)
Dikontrol dan diatur
(Patuh dan menuruti perintah dari atas)
(Berbagi, saling membelajarkan, berinisiatif)
Informasi ada pada yang berwenang
Informasi terbagi
(Kita tak memiliki informasi yang dibutuhkan untuk
mengambil keputusan)
(Informasi yang dibutuhkan terbuka dan ada pada semua
pihak)
Menghindari risiko
Mengelola risiko
(Tidak suka berubah karena takut salah)
(Percaya diri untuk mencoba pendekatan baru dan siap
mencari cara untuk menghadapi masalah yang timbul)
Menggunakan dana sesuai anggaran
sampai habis
Menggunakan dana sesuai
kebutuhan dan seefisien mungkin
(Penganggaran didasarkan pada apa yang perlu
dilakukan oleh sekolah untuk memperbaiki proses
belajar mengajar: RKAS)
(Proses penganggaran didasarkan pada uang
yang tersedia: RAPBS)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
162
Motivasi diri dan saling
mempengaruhi
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
G. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
163
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
164
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
165
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
166
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
167
UNIT 7
Manajemen Berbasis Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
168
UNIT 8A
MANFAAT, JENIS-JENIS, DAN CARA
MENDORONG PSM
UNIT 8A
Manfaat, Jenis-Jenis, dan Cara Mendorong PSM
UNIT 8A
MANFAAT, JENIS-JENIS, DAN CARA MENDORONG PSM
Waktu: 1 Jam 45 Menit
A. PENGANTAR
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama
antara pemerintah, orang tua, dan masyarakat.
Tanpa dukungan masyarakat, pendidikan tidak
akan berhasil dengan maksimal.
UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 54 Ayat 1 menyatakan bahwa
“Peran serta masyarakat dalam pendidikan
meliputi peran serta perseorangan, kelompok,
keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan
organisasi
kemasyarakatan
dalam Pertemuan Paguyuban Kelas dengan
penyelenggaraan
dan pengendalian mutu Komite SDN Maron Wetan 1 untuk
mendengarkan berbagai masukan dari
pelayanan pendidikan.” Ayat 2 menyatakan orangtua siswa.
bahwa “Masyarakat dapat berperan serta
sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.”
Sekarang hampir semua sekolah telah mempunyai komite sekolah yang merupakan
wakil masyarakat dalam membantu sekolah. Hal itu karena masyarakat dari berbagai
lapisan sosial ekonomi sudah sadar betapa pentingnya dukungan mereka untuk
keberhasilan pembelajaran di sekolah. Sebetulnya banyak sekali jenis-jenis dukungan
masyarakat pada sekolah. Namun sampai sekarang dukungan tersebut lebih banyak
pada bidang fisik dan
materi, seperti: membantu pembangunan gedung,
merehabilitasi sekolah, memperbaiki genting, dsb. Masyarakat juga dapat membantu
dalam bidang teknis edukatif, seperti: menjadi guru bantu, guru pengganti,
mengajarkan kesenian, keterampilan, atau agama. Tetapi amat disayangkan bahwa hal
tersebut belum banyak dilakukan.
Pada dasarnya masyarakat, baik ”kaya” atau “miskin”, berpotensi membantu sekolah
yang memberikan pembelajaran pada anak-anak mereka. Tetapi hal ini bergantung
pada bagaimana cara sekolah mendekati masyarakat tersebut. Sekolah harus
mengetahui cara mendorong peran serta masyarakat (PSM) agar masyarakat mau
membantu sekolah. Sesi ini akan membicarakan ketiga aspek penting tersebut –
pentingnya PSM, jenis-jenis PSM, dan cara mendorong PSM dalam mendukung
sekolah.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
171
UNIT 8A
Manfaat, Jenis-Jenis, dan Cara Mendorong PSM
B. TUJUAN
Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mampu:
1 . mengidentifikasi manfaat peran serta masyarakat dalam membantu bidang
pendidikan
2. menginventarisasi berbagai jenis peran serta masyarakat
3. mengidentifikasi beberapa cara mendorong peran serta masyarakat
C. BAHAN DAN ALAT
1. Tayangan unit
2. Tayangan nara sumber (disiapkan sehari sebelumnya bersama fasilitator) tentang
peran serta masyarakat dan pihak-pihak yang terkait
3. Tayangan (video atau foto) tentang jenis-jenis kegiatan dari masyarakat, dan cara
mendorong peran serta masyarakat
4. Lembar Kerja Format 8.1 dan 8.2
5. ATK: kertas plano dan spidol berbagai warna
PERSIAPAN
Sebelum pelatihan fasilitator menghubungi calon nara sumber dan menginformasikan tujuan lokakarya, jumlah peserta yang akan hadir, dan latar belakang
peserta. Fasilitator dan calon nara sumber mendiskusikan hal-hal pokok yang
akan disajikan atau dibahas dalam lokakarya, misalnya:
•
•
•
Kiat-kiat bekerja sama dengan masyarakat dalam memajukan pendidikan
Jenis-jenis PSM
Kiat-kiat mendorong peran serta masyarakat
Nara sumber dapat berasal dari tokoh masyarakat yang banyak membantu sekolah, tetapi jika tidak ada dapat menghadirkan kepala sekolah yang sekolahnya
maju karena PSM.
Fasilitator dapat membantu nara sumber membuat tayangan yang menarik dan
jelas.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
172
UNIT 8A
Manfaat, Jenis-Jenis, dan Cara Mendorong PSM
D. LANGKAH KEGIATAN
10’
35’
30’
Pengantar
Presentasi Nara
Sumber
Diskusi kelompok
tentang:
• Pentingnya PSM
• Unsur masyarakat dan
jenis bantuan
• Cara mendorong PSM
1
2
3
5’
25’
Penutup
Presentasi dan Diskusi
Pleno hasil kelompok
5
4
1. Pengantar (10 menit)
Fasilitator menanyakan apa yang diketahui peserta tentang PSM. Setiap
gagasan yang muncul ditulis di papan tulis. Setelah tanggapan peserta dianggap
cukup (sekitar 5-6 gagasan atau lebih), fasilitator mempertegas pengertian PSM.
2. Presentasi Narasumber dan Tayangan Video (35 menit)
Fasilitator menyampaikan bahwa dalam sesi ini akan ada tayangan dari nara
sumber. Fasilitator memandu proses penyajian nara sumber dan dilanjutkan
dengan diskusi atau tanya jawab. Presentasi tayangan dari nara sumber perlu
disiapkan oleh fasilitator sehari sebelum presentasi. Presentasi nara sumber
sebaiknya dilengkapi dengan foto-foto.
Nara sumber menyampaikan peran PSM di sekolah. Nara sumber sebaiknya
berasal dari masyarakat, misalnya orang tua siswa, tokoh masyarakat, atau
tokoh agama. Jika tidak ada, dapat diganti dengan kepala sekolah yang
sekolahnya telah maju karena peran serta masyarakat.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
173
UNIT 8A
Manfaat, Jenis-Jenis, dan Cara Mendorong PSM
Peserta menyimak paparan nara sumber, membuat catatan hal-hal yang
penting, dan mencatat pertanyaan terhadap hal-hal yang kurang dipahami.
Selain nara sumber, untuk memberikan gambaran yang lebih luas tentang jenis
kegiatan PSM, fasilitator dapat menayangkan video atau foto contoh-contoh
kegiatan peran serta masyarakat di sekolah yang telah dilakukan.
Catatan: Untuk pelatihan kabupaten/kota nara sumber dapat berasal dari
kabupaten/kota lain atau dari kabupaten/kota sendiri.
3. Diskusi kelompok (30 menit)
Setelah mendapat kejelasan pengertian tentang PSM dan belajar mengenai PSM
dari nara sumber, peserta diminta membentuk kelompok-kelompok (setiap
kelompok terdiri dari 5-10 anggota yang berasal dari berbagai unsur). Topik
yang didiskusikan oleh setiap kelompok adalah: (1) Pentingnya PSM (ditulis di
kertas plano), (2) Unsur masyarakat mana yang potensial dapat membantu dan
apa jenis bantuannya (mengisi Format 8.1) serta (3) Bagaimana menggerakkan
masyarakat agar mau membantu (mengisi Format 8.2).
Format 8.1: Peran Serta Instansi dan Pihak-pihak yang Terkait
Unsur Masyarakat
1. Orangtua
siswa
Jenis-jenis Peran Serta
Ketenagaan
Pemikiran
Membantu
guru
Pengembangan
sekolah
2. Paguyuban
kelas
3. Karang Taruna
4. Tokoh
Masyarakat
5. Tokoh Agama
6. Anggota PKK
7. Organisasi
Profesi
8. Kelompok
9. Kesenian
10. Masyarakat
Bisnis
11. Desa
12. Dll
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
174
Keahlian
Barang
Narasumber,
Pelatih, dsb
Koran bekas,
Bambu, dsb.
Seba gai
sumber belajar
Dana
Lain-lain
UNIT 8A
Manfaat, Jenis-Jenis, dan Cara Mendorong PSM
Format 8.2: Cara Menggerakkan/Mendorong PSM
Cara Mendorong
Kekuatan
Kelemahan
1. Orangtua/perwakilan kelas dilibatkan
dalam pertemuan rutin
2. Komite Sekolah mengikuti
MUSRENBANG Desa
Peserta menentukan cara mendorong PSM
mempertimbangkan kekuatan dan kelemahannya.
mana
yang
dipilih
setelah
Catatan: Diskusi kelompok dilaksanakan secara bebas. Fasilitator harus berkeliling untuk melihat perkembangan diskusi, memberikan saran jika diminta, dan
mengarahkan kembali diskusi jika sudah terlalu jauh menyimpang. Fasilitator
hendaknya TIDAK mendominasi pembicaraan, memaksakan, dan mengemukakan
gagasannya, serta tidak meremehkan gagasan peserta.
4. Diskusi Pleno (25 menit)
Setelah diskusi kelompok selesai, diadakan diskusi pleno yang membahas dua topik
yang ditugaskan.
Fasilitator meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lain menanggapi.
Pada akhir kegiatan, fasilitator menegaskan hasil-hasil diskusi pleno, kemudian
meminta semua hasil kelompok dipajangkan dan meminta kelompok lain saling
melihat.
5. Penutup (5 menit)
Fasilitator memberi penegasan bahwa PSM memberi manfaat terhadap peningkatan
kualitas pendidikan sekolah. Meningkatnya kepedulian dan partisipasi terhadap
pengembangan sekolah akan semakin meningkatkan rasa memiliki.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
175
UNIT 8A
Manfaat, Jenis-Jenis, dan Cara Mendorong PSM
E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA
Butir-Butir Penting tentang Perlunya Peran Serta Masyarakat (PSM)
1. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama keluarga, masyarakat, dan Negara.
2. Keluarga bertanggung jawab untuk mendidik moralitas/agama, menyekolahkan
anaknya serta membiayai keperluan pendidikan anaknya.
3. Anak berada di sekolah antara 6-9 jam saja, selebihnya berada di luar sekolah
(rumah dan lingkungannya). Dengan demikian, tugas keluarga amat penting
untuk menjaga dan mendidik anak.
4. Anak perempuan perlu mendapat kesempatan belajar yang sama dengan anak
laki-laki.
5. Masyarakat berhak dan berkewajiban untuk mendapatkan dan mendukung
pendidikan yang baik.
6. Pemerintah berkewajiban membuat gedung sekolah, menyediakan tenaga/
guru, melakukan standarisasi kurikulum, menjamin kualitas buku paket, alat
peraga, dan sebagainya. Karena kemampuan pemerintah terbatas, maka peran
serta masyarakat akan sangat diperlukan.
7. Kemampuan pemerintah terbatas sehingga mungkin tidak mampu untuk
mengetahui secara rinci nuansa perbedaan pada masyarakat yang berpengaruh
pada bidang pendidikan. Jadi masyarakat berkewajiban membantu
penyelenggaraan pendidikan karena tahu apa yang dibutuhkan masyarakat
setempat.
8. Masyarakat dapat terlibat dalam memberikan bantuan dana, pembuatan
gedung, ruang kelas, pagar, dan sebagainya.
9. Sekolah bertanggung jawab kepada pemerintah dan juga kepada masyarakat
sekitarnya.
10. Bantuan teknis edukatif juga sangat mungkin diberikan, seperti: menyediakan
diri menjadi tenaga pengajar, membantu anak berkesulitan membaca,
menentukan dan memilih guru baru yang mempunyai kualifikasi, serta
membicarakan pelaksanaan kurikulum dan kemajuan belajar.
11. Dalam konsep MBS, peran serta masyarakat memang amat luas, tapi karena
berbagai sebab, pelaksanaannya masih terbatas pada hal-hal berikut:
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
176
UNIT 8A
Manfaat, Jenis-Jenis, dan Cara Mendorong PSM
a. Keterlibatan
masyarakat
(orang tua siswa, anggota
Komite Sekolah, Tokoh
Masyarakat,
dsb)
hanya
dalam bentuk dukungan dana
atau sumbangan non-dana
berupa waktu, tenaga, dan
material.
b. Saat ini, PSM sudah dapat
dianggap baik jika dapat
masuk
dalam
bidang
pengelolaan
sekolah, Masyarakat membantu memperbaiki gedung sekolah.
misalnya: ikut merencanakan
kegiatan sekolah dan kemungkinan pendanaannya.
c. Masyarakat juga dimungkinkan ikut memikirkan penambahan guru yang tidak
ada atau kurang, dan bahkan menjadi “guru” pengganti, misalnya guru Agama,
Kesenian, dan Pramuka sampai pada mengganti guru mata pelajaran lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, Komite Sekolah dan Tokoh Masyarakat benarbenar merupakan mitra sejajar Kepala Sekolah dan para guru. Sayang hal
tersebut belum menjadi bagian di sekolah- sekolah kita.
Jenis-jenis PSM
Ada bermacam-macam tingkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan. Peran serta tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 7 tingkatan, yang dimulai
dari tingkat terendah ke tingkat yang lebih tinggi. Tingkatan tersebut terinci sebagai
berikut:
1. Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia. Jenis
PSM ini adalah jenis yang paling umum. Masyarakat hanya memanfaatkan jasa
sekolah dengan memasukkan anak ke sekolah.
2. Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan
tenaga. Pada PSM jenis ini, masyarakat berpartisipasi dalam perawatan dan
pembangunan fisik sekolah dengan menyumbangkan dana, barang, dan/ atau
waktu dan tenaga.
3. Peran serta secara pasif. Artinya, menyetujui dan menerima apa yang
diputuskan oleh pihak sekolah (komite sekolah), misalnya komite sekolah
memutuskan agar orangtua membayar iuran bagi anaknya yang bersekolah dan
orangtua menerima keputusan tersebut dengan mematuhinya.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
177
UNIT 8A
Manfaat, Jenis-Jenis, dan Cara Mendorong PSM
4. Peran serta melalui konsultasi. Orangtua datang ke sekolah untuk
berkonsultasi tentang masalah pembelajaran yang dialami anaknya.
5. Peran serta dalam pelayanan. Orangtua/masyarakat terlibat dalam kegiatan
sekolah, misalnya orangtua ikut membantu sekolah ketika ada studi tur, kegiatan
pramuka, kegiatan keagamaan, dsb.
6. Peran serta sebagai pelaksana kegiatan yang didelegasikan/
dilimpahkan. Misalnya, sekolah meminta orang tua/masyarakat untuk
memberikan penyuluhan pentingnya pendidikan, masalah gender, gizi, dsb. Dapat
juga berpartisipasi dalam mencatat anak usia sekolah di lingkungannya agar
sekolah siap menampungnya, menjadi nara sumber, guru bantu, dsb.
7. Peran serta dalam pengambilan keputusan. Orang tua/masyarakat
terlibat dalam pembahasan masalah pendidikan (baik akademis maupun non
akademis) dan ikut dalam proses pengambilan keputusan dalam rencana
pengembangan sekolah. Dalam hal ini, peran serta masyarakat melalui Komite
Sekolah termasuk dalam hal pengawasan pengelolaan keuangan sekolah.
Pada pelatihan ini, ditekankan agar sekolah meningkatkan PSM sampai pada tingkat
yang tertinggi (Tingkat ke-7), yaitu terlibat dalam pembahasan dan pengambilan
keputusan dalam pengembangan sekolah. Meningkatnya kepedulian dan partisipasi
terhadap pengembangan sekolah akan semakin meningkatkan rasa memiliki. Selain
itu, hubungan antara sekolah dan masyarakat semakin dekat dan sekolah menjadi
bagian tak terpisahkan dari masyarakat.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
178
UNIT 8A
Manfaat, Jenis-Jenis, dan Cara Mendorong PSM
F. LEMBAR KERJA
Format 8.1: Peran Serta Instansi dan Pihak-pihak yang Terkait
Unsur
Masyarakat
Jenis-jenis Peran Serta
Ketenagaan
Pemikiran
Keahlian
Barang
Dana
Lainlain
1. Orangtua siswa
2. Paguyuban kelas
3. Karang Taruna
4. Tokoh
Masyarakat
5. Tokoh Agama
6. Anggota PKK
7. Organisasi
Profesi
8. Kelompok
Kesenian
9. Masyarakat
Bisnis
10. Desa
11. Dll
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
179
UNIT 8A
Manfaat, Jenis-Jenis, dan Cara Mendorong PSM
Format 8.2: Cara Menggerakkan/mendorong PSM
Cara Mendorong
1.
Orang tua /perwakilan
kelas dilibatkan dalam
pertemuan rutin.
2.
Komite Sekolah mengikuti
MUSRENBANG Desa
Kekuatan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. .
11.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
180
Kelemahan
Keterangan
UNIT 8A
Manfaat, Jenis-Jenis, dan Cara Mendorong PSM
G. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
181
UNIT 8A
Manfaat, Jenis-Jenis, dan Cara Mendorong PSM
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
182
UNIT 8A
Manfaat, Jenis-Jenis, dan Cara Mendorong PSM
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
183
UNIT 8A
Manfaat, Jenis-Jenis, dan Cara Mendorong PSM
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
184
UNIT 8B
KREATIVITAS MENGHIMPUN
BERBAGAI SUMBER DAYA DAN
DANA
UNIT 8B
Kreativitas Menghimpun Berbagai Sumber Daya dan Dana
UNIT 8B
KREATIVITAS MENGHIMPUN BERBAGAI
SUMBER DAYA DAN DANA
Waktu: 1 Jam 30 menit
A. PENGANTAR
Sumber daya dan dana merupakan
masukan penting yang diperlukan untuk
berlangsungnya proses pendidikan di
sekolah. Tanpa sumber daya dan dana
yang memadai, proses pendidikan di
sekolah tidak akan berlangsung secara
optimal, dan akibatnya tujuan sekolah
tidak akan tercapai.
Sekolah harus memiliki kemampuan
menghimpun berbagai sumber daya
maupun dana. Menghimpun berbagai
Peran serta masyarakat dengan bergotong royong
sumber daya dan dana memerlukan menghimpun dana dan membangun gedung
kreativitas, namun karena terbelenggu sekolah.
dengan kebiasaan yang rutin kreativitas
terhenti atau tidak muncul. Kegiatan berikut diharapkan dapat memicu peserta untuk
menjadi kreatif, khususnya dalam menggali berbagai sumber daya dan dana bagi
peningkatan mutu sekolah.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mampu:
1. mengembangkan pola pikir yang berbeda dari kebiasaan dan menemukan banyak cara
untuk mendapatkan sesuatu
2. mencari daya dan dana untuk sekolah secara lebih kreatif
3. memanfaatkan berbagai sumber yang ada untuk menghimpun daya dan dana
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
187
UNIT 8B
Kreativitas Menghimpun Berbagai Sumber Daya dan Dana
C. BAHAN DAN ALAT
1. Tayangan unit
2. Lembar Kerja Format 8.3 dan 8.4
3. ATK: penjepit kertas, kertas plano dan spidol
D. LANGKAH KEGIATAN
10’
30’
20’
Pengantar dari
fasilitator
Kerja kelompok
Laporan kelompok
dan diskusi pleno
1
2
3
40’
30’
Diskusi peran
pemangkukepen
tingan dalam
PAKEM
Menyusun
Rencana Kerja
5
4
1. Pengantar (10 menit)
a. Fasilitator menjelaskan bahwa:
 Pertemuan ini akan membahas kreativitas menghimpun berbagai sumber
daya dan dana

Sebagai pemicu munculnya gagasan tentang kreativitas, peserta diminta
memecahkan masalah berikut:
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
188
UNIT 8B
Kreativitas Menghimpun Berbagai Sumber Daya dan Dana
Hubungkan kesembilan titik berikut dengan 4 garis lurus tanpa mengangkat
pena (atau permainan sejenis).
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Bila tidak ada yang mampu, fasilitator memberikan jawaban (terlampir).
b. Fasilitator bersama peserta membahas mengapa masalah di atas sukar
diselesaikan. Penyebabnya adalah karena dalam menyelesaikan masalah, pada
umumnya kita hanya berpikir pada cara penyelesaian yang biasa. Kita
terbelenggu dengan hal-hal yang rutin, tidak mau keluar dari kebiasaan. Dalam
masalah di atas, kita terpaku bahwa garis lurusnya tidak melebihi titik paling
ujung.
c. Fasilitator menunjukkan penjepit kertas dan meminta peserta menyebutkan
kegunaan dari penjepit kertas sebanyak-banyaknya. Fasilitator menuliskannya
di papan tulis.
d. Fasilitator memeriksa gagasan peserta apakah ada yang di luar kebiasaan.
e. Setelah mengalami beberapa contoh kegiatan kreatif tersebut, peserta diminta
mengemukakan pendapat tentang “Apa yang dimaksud dengan ‘kreatif’?”
f.
Fasilitator merangkum bahwa kreatif secara sederhana dapat diartikan sebagai
“Kemampuan seseorang untuk melahirkan gagasan baru atau memberikan
tambahan terhadap gagasan yang sudah ada”.
2. Kerja kelompok (30 menit)
Fasilitator memulai sesi dengan menayangkan foto-foto/ide tentang kreativitas
menghimpun berbagai sumber daya dan dana.
a. Peserta dalam kelompok 4-6 orang mendiskusikan pertanyaan berikut:
•
Apa saja cara menghimpun daya dan dana untuk memajukan pendidikan?
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
189
UNIT 8B
Kreativitas Menghimpun Berbagai Sumber Daya dan Dana
b. Hasil diskusi ditulis pada kertas plano dengan menggunakan format, misalnya
sebagai berikut:
Format 8.3: Beberapa Cara Menghimpun Daya dan Dana untuk Sekolah
No
Kegiatan
1.
Mencari donatur tetap
(individu/Dudi/CSR)
2.
Mengadakan bazar
3.
Ikut MUSRENBANG Desa
4.
Melibatkan orang tua sebagai nara sumber
5
…
Melibatkan orang tua dalam mengajar
membaca di kelas awal
….
Kekuatan
….
Kelemahan
….
3. Laporan Kelompok dan Diskusi (20 menit)
a. Kelompok, secara bergiliran, melaporkan hasil diskusinya di depan kelas.
b. Kelompok kedua dan seterusnya hanya menyebutkan apa yang belum disebut
kelompok sebelumnya (untuk menghemat waktu).
c. Tiap kelompok diminta memberikan komentar terhadap laporan kelompok
lainnya.
d. Fasilitator juga memberikan komentar jika diperlukan.
e. Fasilitator merangkum dan menambahkan.
f.
Di akhir presentasi fasilitator sekali lagi mengingatkan bahwa kreativitas
sangat diperlukan dalam menghimpun daya dan dana untuk sekolah. Kita tidak
boleh takut “keluar dari kebiasaan” asal tidak melanggar hukum dan dalam
batas kepatutan.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
190
UNIT 8B
Kreativitas Menghimpun Berbagai Sumber Daya dan Dana
4. Menyusun Rencana Kerja (30 menit)
Peserta berkelompok dalam kelompok sekolah dan memilih prioritas kegiatan yang
dianggap penting dari hasil diskusi kelompok sebelumnya. Kegiatan dikembangkan
menjadi rencana pelaksanaannya secara rinci. Misal “Mengadakan bazar”: kegiatan
apa saja yang perlu, bagaimana, kapan, dan siapa yang bertanggung jawab. Untuk
hal tersebut, format berikut dapat digunakan.
Format 8.4: Rencana Kerja Kegiatan Bazar di Sekolah Dasar
No
Kegiatan
1.
Pembentukan panitia
2.
Rapat panitia
3.
Rapat dengan Komite Sekolah
4.
Menghubungi calon peserta
…
…
Waktu
20/7/2012
Sumber/alat-bahan
yang diperlukan
Alat tulis, ruangan
Penanggung Jawab
Ketua Komite
Sekolah/ KS
Jika masih ada waktu, hasil karya salah satu kelompok dipresentasikan. Jika waktu
tidak cukup maka hasilnya cukup dipajangkan saja.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
191
UNIT 8B
Kreativitas Menghimpun Berbagai Sumber Daya dan Dana
E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA
Jawaban masalah “9 titik” (untuk fasilitator)
Mulai
1. Dalam Sejarah, penemuan alat-alat baru adalah hasil kreativitas si Penemunya yang
biasanya “keluar dari kebiasaan” – Berani tampil beda! (Umpamanya, Mesin Jahit
ditemukan karena si pencipta keluar dari kebiasaan - biasanya lubang jarum untuk
benang ada di bagian belakang jarumnya. Tapi dia membuat lubang jarum di bagian
muka jarumnya – sesuatu yang berbeda dari kebiasaan! Maka jadilah Mesin Jahit
yang kita kenal. Dan banyak contoh lainnya).
2. Kejelian dalam menemukan “calon” sumber daya dan dana potensial serta yang
diperkirakan dapat membantu sekolah amat diperlukan. Harap diingat, jangan
berpikir biasa atau konvensional saja. Gunakanlah imajinasi dan kreativitas kita!
Segala macam sumber perlu diidentifikasi, dinilai kemungkinannya, lalu
dihubungi. Jadilah orang yang aktif dan proaktif, jangan hanya reaktif. Semakin
banyak sumber dan calon donor yang dihubungi, semakin besar pula kemungkinan
mendapatkan bantuan.
3. Jangan terpaku kepada sumber-sumber donor biasa tapi cari yang lain–orang tua
siswa; orang-orang kaya di desa tsb; dunia bisnis seperti pabrik-pabrik atau
perusahaan lainnya, baik yang berada di sekitar sekolah atau tempat lain;
kedutaan-kedutaan negara sahabat (biasanya mau menyumbang buku-buku, film
dsb); penerbit-penerbit buku – biasanya ada “jatah” sumbangan sosialnya
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
192
UNIT 8B
Kreativitas Menghimpun Berbagai Sumber Daya dan Dana
termasuk buku-buku/ majalah-majalah yang tahun terbitnya sudah lama, dsb; bekas
siswa/ alumni yang “jadi orang”/sukses; Puskesmas, Rumah Sakit (untuk
memberikan penyuluhan kesehatan, penyuntikan gratis, dsb), serta badan-badan
lainnya.
4. Sekolah juga dapat membuat semacam “Majalah Sekolah”, “Warta Sekolah” atau
“Risalah Sekolah” - tentu saja jika sudah mampu dan ada kemungkinan
menjualnya. Publikasi ini sebaiknya merupakan publikasi yang dapat diedarkan
untuk dijual kepada orang tua siswa, tokoh-tokoh masyarakat, serta para alumni
sekolah tersebut yang sudah “mapan”. Tentu saja selain bertujuan
mengetengahkan berita-berita mengenai sekolah tersebut, hal ini juga untuk
memperoleh pemasukan dana atau bantuan lainnya untuk kepentingan sekolah
tersebut.
5. Dalam rangka pengelolaan sekolah secara terbuka, semua kegiatan persekolahan
dan perhitungan dananya perlu ditulis dan dipajangkan di sekolah agar dapat
diketahui oleh umum, terutama oleh masyarakat sekitarnya. Di samping
merupakan semacam pertanggungjawaban sekolah kepada publik, hal ini juga
diharapkan dapat lebih memancing kemungkinan sumbangan-sumbangan dari para
calon donor potensial.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
193
UNIT 8B
Kreativitas Menghimpun Berbagai Sumber Daya dan Dana
F. LEMBAR KERJA
Format 8.3: Beberapa Cara Menghimpun Daya dan Dana untuk Sekolah
No
Kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
194
Kekuatan
Kelemahan
UNIT 8B
Kreativitas Menghimpun Berbagai Sumber Daya dan Dana
Format 8.4: Rencana Kerja Kegiatan Bazar di Sekolah Dasar
No
Kegiatan
Waktu
Sumber/ alat-bahan
yang diperlukan
Penanggung
Jawab
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
195
UNIT 8B
Kreativitas Menghimpun Berbagai Sumber Daya dan Dana
G. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
196
UNIT 8B
Kreativitas Menghimpun Berbagai Sumber Daya dan Dana
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
197
UNIT 8B
Kreativitas Menghimpun Berbagai Sumber Daya dan Dana
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
198
UNIT 8B
Kreativitas Menghimpun Berbagai Sumber Daya dan Dana
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
199
UNIT 8B
Kreativitas Menghimpun Berbagai Sumber Daya dan Dana
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
200
UNIT 8C
TRANSPARANSI DAN
AKUNTABILITAS PUBLIK
UNIT 8C
Transparansi dan Akuntabilitas Publik
UNIT 8C
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PUBLIK
Waktu: 1 jam 30 menit
A. PENGANTAR
Tiap pekerjaan mutlak memerlukan adanya
pertanggungjawaban. Sampai sekarang banyak sekolah merasa hanya bertanggung
jawab kepada Pemerintah atau Yayasan yang
memberi uang dan kewenangan. Tidak
banyak yang merasa perlu bertanggung jawab
kepada masyarakat. Seharusnya, karena
sekolah mendidik anak (dari masyarakat),
maka sekolah harus bertanggung jawab
kepada masyarakat tentang pelaksanaan
RKT yang dipajangkan di papan pajangan
tugasnya, penggunaan dana (apa kekurangan- sekolah merupakan salah satu bentuk
nya dan bagaimana sekolah mengharap akuntabilitas sekolah.
bantuan dan dukungan masyarakat untuk mendidik anak secara bersama). Banyak
pengalaman yang menyatakan bahwa sekolah yang dikelola secara terbuka dan siap
bekerjasama, akan mengundang simpati sehingga masyarakat akan merasa senang
memberikan dukungan atau bantuan yang diperlukan sekolah dalam usaha
peningkatan layanan pendidikan untuk anak-anak mereka.
Untuk dapat mencapai hal tersebut perlu diterapkan konsep Transparansi
(Keterbukaan) dan Akuntabilitas. Hal ini sesuai dengan bunyi pasal 8 UU No.20/2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional ”Masyarakat berhak berperan serta dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan”.
Transparan/Terbuka, hal ini diperlukan dalam rangka menciptakan kepercayaan
timbal balik antar pemangku kepentingan melalui penyediaan informasi dan
menjamin kemudahan dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai 1.
Akuntabel berhubungan dengan pertanggungjawaban untuk melaporkan,
menjelaskan, dan memberi justifikasi tentang sebuah kegiatan atau keputusan kepada
pemangku kepentingan.
1
Akuntabilitas Publik, UNDP (2002)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
203
UNIT 8C
Transparansi dan Akuntabilitas Publik
B. TUJUAN
Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mampu:
1. mengetahui pentingnya manajemen berprinsip keterbukaan dan akuntabilitas
kepada pemberi amanat, termasuk masyarakat
2. memahami bahwa sekolah secara legal bertanggung jawab kepada Pemerintah
atau yayasan dan juga bertanggung jawab kepada masyarakat
3. mengetahui berbagai cara melaksanakan manajemen dengan prinsip keterbukaan
dan akuntabilitas di sekolah
C. BAHAN DAN ALAT
1. Tayangan unit
2. ‘Situasi’ untuk dibahas oleh kelompok
3. Lembar Kerja Format 8.5 dan 8.6
4. ATK: Kertas plano, spidol berwarna
5. Bahan bacaan bagi peserta
D. LANGKAH KEGIATAN
35’
45’’
Pengantar (10’)
dan Pembahasan
Situasi (35’)
Diskusi Bentukbentuk Transparansi
1
2
dan Akuntabilitas
10’
Penguatan
3
1. Pengantar (10’) dan Pembahasan Situasi (35 menit)
Fasilitator menjelaskan tujuan dan latar belakang kegiatan.
Fasilitator menggali arti Keterbukaan Publik dan Akuntabilitas Publik, lalu
dikaitkan hubungannya dengan manajemen sekolah. Berbagai jawaban dan
pengertian akan muncul. Inti jawaban perlu dituliskan di papan atau ditayangkan
agar diketahui secara pasti oleh peserta.
204
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 8C
Transparansi dan Akuntabilitas Publik
Transparan/Terbuka diperlukan dalam rangka menciptakan kepercayaan
timbal balik antar pemangku kepentingan melalui penyediaan informasi dan
menjamin kemudahan dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
Akuntabel berhubungan dengan penrtanggungjawaban untuk melaporkan,
menjelaskan dan memberi justifikasi tentang sebuah kegiatan atau keputusan
kepada pemangku kepentingan.
Fasilitator menyampaikan situasi pada Format 8.5 untuk didiskusikan di
kelompok masing-masing. Setiap kelompok mendapatkan satu situasi yang
berbeda. Setiap kelompok mendiskusikan situasi tersebut terkait dengan
TRANSPARANSI dan AKUNTABILITAS.
Seorang kepala sekolah memutuskan untuk membeli seperangkat peralatan ‘drum
band’ karena sekolah akan diikutsertakan dalam lomba drumband se Kabupaten.
Kepala Sekolah mengundang seluruh orang tua siswa pada akhir tahun pelajaran. Ia
mengumumkan penerimaan dana BOS, lengkap dengan jumlah siswa dan jumlah
dana yang diterima serta peruntukkannya.
Seorang guru senior menetapkan nilai KKM untuk mata pelajaran matematika dan
mensosialisasikannya kepada rekannya dari tingkat yang sama.
Pada akhir semester, guru membagikan rapor kepada seluruh orang tua sebagai
pemenuhan kewajiban seorang guru.
Beberapa orang tua siswa mempertanyakan keputusan sekolah yang menolak put era
puterinya sebagai siswa sekolah tersebut. Kepala Sekolah menyampaikan alasan
bahwa keputusannya sudah sesuai dengan aturan.
2. Diskusi kelompok (35 menit)
Fasilitator menyampaikan pertanyaan berikut untuk dibahas secara pleno.
a.
Bagaimana caranya masyarakat secara bebas mendapat informasi tentang
rencana, pelaksanaan kegiatan, dan penggunaan anggaran Sekolah? Berikan
beberapa alternatif dan akan lebih baik jika ada contoh nyata.
b.
Apakah sekolah hanya bertanggung jawab pada Pemerintah atau Yayasan
yang membiayai mereka? Perlukah mereka bertanggung jawab kepada
masyarakat yang telah “menyerahkan” anak-anak mereka untuk dididik?
Mengapa harus demikian?
c.
Bagaimana cara masyarakat mengetahui kualitas pembelajaran?
Bagaimana bentuk keterbukaan dan pertanggungjawaban (akuntabilitas)
sekolah kepada masyarakat?
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
205
UNIT 8C
Transparansi dan Akuntabilitas Publik
Secara pleno fasilitator bersama peserta mengisi nomor satu butir satu pada
Format 3.6 (Pelaksanaan KBM: Proses belajar mengajar) secara lengkap hingga
peserta memahaminya.
Selanjutnya fasilitator meminta peserta untuk mendiskusikan topik-topik pada
Format 8.6 di dalam kelompok.
Format 8.6: Keterbukaan dan Akuntabilitas Publik
No
Topik Diskusi
1.
Pelaksanaan KBM:
• Proses belajar mengajar
• Hasil belajar siswa, kehadiran,
putus sekolah dsb
• Kinerja guru, kualitas mengajar,
sikap guru
2.
Pengelolaan Sekolah:
• Pengembangan RKS/RKAS
3.
Keuangan:
• Penerimaan dana dari berbagai
sumber
• Penggunaan dana
4.
Lain-lain:
• Fasilitas Sekolah?
• Kepuasan orangtua/murid?
Bentuk-bentuk
Transparansi
Bentuk-bentuk
Akuntabilitas
Fasilitator meminta salah satu kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi untuk
dibahas bersama.
3. Penguatan (10 menit)
Fasilitator memberi penguatan terhadap isu-isu atau permasalahan yang muncul
di langkah sebelumnya. Misalnya, “transparansi dan akuntabilitas dalam
pembelajaran akan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada sekolah dalam
mendukung peningkatan kualitas pembelajaran.” (Untuk lebih rinci silakan lihat
bahan bacaan).
206
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 8C
Transparansi dan Akuntabilitas Publik
E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA
1. Sekolah sebagai lembaga publik perlu terbuka kepada pemangku kepentingan
(siswa, orang tua, masyarakat, dll.) sehingga perlu disampaikan informasi
mengenai perencanaan (RKS/RKT), pelaksanaan kegiatan, dan tanggung jawab
penggunaan anggaran (RKAS).
2. Tiap pekerjaan mutlak memerlukan adanya pertanggungjawaban dan
akuntabilitas. Sekolah sampai sekarang hanya merasa bertanggung jawab kepada
Pemerintah atau Yayasan yang memberi uang dan kewenangan, tetapi kurang
ada yang merasa bertanggung jawab kepada masyarakat.
3. Pada kenyataannya, sebagaian besar pembiayaan pendidikan saat ini berasal dari
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang asalnya adalah dari uang pajak. Oleh
karena itu, sekolah harus bertanggung jawab kepada masyarakat -- bagaimana
sekolah melaksanakan tugasnya, apa yang belum terlaksana, kekurangan
ataupun kelebihannya, serta bagaimana sekolah mengharapkan bantuan dan
dukungan masyarakat untuk mendidik anak secara bersama dan
berkesinambungan.
4. Di negara yang telah maju di mana MBS telah dilaksanakan dengan baik, sekolah
bertanggung jawab juga kepada masyarakat, walaupun mungkin keuangannya
sebagian besar berasal dari Pemerintah atau Yayasan. Masyarakat melalui
Komite Sekolah mempunyai kekuatan dan tidak bisa dianggap remeh oleh
Kepala Sekolah.
5. Saat ini keterbukaan dan akuntabilitas sekolah bisa dilakukan melalui berbagai
pertemuan dan rapat dengan Komite Sekolah atau perwakilan masyarakat dan
membeberkan secara terbuka semua persoalan sekolah – dari masalah guru ke
masalah keuangan sekolah – berapa yang diterima, dari siapa, digunakan untuk
apa, berapa yang sebetulnya diperlukan sekolah agar bisa beroperasi dengan
layak dan baik dsb. Makin ada keterbukaan, akan makin baik, dan
kemungkinan sekolah mendapat bantuan lagi dari masyarakat akan lebih besar.
6. Dalam program BOS, sekolah yang menerima dana BOS wajib untuk
mengumumkan rencana kegiatan dan anggaran sekolah (Formulir BOS-K1),
rencana penggunaan dana BOS tiga bulanan (Formulir BOS-03) dan laporan
penggunaan dana BOS tiga bulanan (Formulir BOS-04) dengan cara memajang di
papan pengumuman sekolah.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
207
UNIT 8C
Transparansi dan Akuntabilitas Publik
F. LEMBAR KERJA
Format 8.5: Pembahasan Situasi
1. Seorang kepala sekolah memutuskan untuk membeli seperangkat
peralatan ‘drum band’ karena sekolah akan diikutsertakan dalam
lomba drumband se Kabupaten.
2. Kepala Sekolah mengundang seluruh orang tua siswa pada akhir
tahun pelajaran. Ia mengumumkan penerimaan dana BOS, lengkap
dengan jumlah siswa dan jumlah dana yang diterima serta
peruntukkannya.
3. Seorang guru senior menetapkan nilai KKM untuk mata pelajaran
matematika dan mensosialisasikannya kepada rekannya dari tingkat
yang sama.
4. Pada akhir semester, guru membagikan rapor kepada seluruh orang
tua sebagai pemenuhan kewajiban seorang guru.
5. Beberapa orang tua siswa mempertanyakan keputusan sekolah yang
menolak putera puterinya sebagai siswa sekolah tersebut. Kepala
Sekolah menyampaikan alasan bahwa keputusannya sudah sesuai
dengan aturan.
208
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 8C
Transparansi dan Akuntabilitas Publik
Format 8.6: Transparansi dan Akuntabilitas Publik
No
Topik Diskusi
1.
Pelaksanaan KBM:
• Proses belajar mengajar
• Hasil belajar siswa, kehadiran,
putus sekolah dsb
• Kinerja guru, kualitas
mengajar, sikap guru
2.
Pengelolaan Sekolah:
• Pengembangan RKS/RKAS
3.
Keuangan:
• Penerimaan dana dari berbagai
sumber
• Penggunaan dana
4.
Bentuk-bentuk
transparansi
Bentuk-bentuk
Akuntabilitas
Lain-lain:
• Fasilitas Sekolah?
• Kepuasan orangtua/siswa?
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
209
UNIT 8C
Transparansi dan Akuntabilitas Publik
G. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR
210
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 8C
Transparansi dan Akuntabilitas Publik
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
211
UNIT 8C
212
Transparansi dan Akuntabilitas Publik
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 8C
Transparansi dan Akuntabilitas Publik
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
213
UNIT 8C
214
Transparansi dan Akuntabilitas Publik
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9A
RENCANA KERJA SEKOLAH
(RKS)
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
UNIT 9A
RENCANA KERJA SEKOLAH (RKS)
Waktu: 4 Jam
A. PENGANTAR
Sekolah sebagai suatu lembaga/institusi mempunyai
satu tujuan atau lebih. Dalam langkah mencapai
tujuan tersebut, perlu disusun rencana, tujuan dan
bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Pada
umumnya tujuan sekolah tercermin dalam bentuk visi
dan misi sekolah. Untuk mencapai visi dan misinya
sekolah menyusun perencanaan program dan
kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Kerja
Sekolah (RKS). Selain didasarkan pada visi dan misi
sekolah, penyusunan RKS terutama didasarkan pada
Evaluasi Diri Sekolah (EDS).
RKS dibuat secara partisipatif dengan
melibatkan berbagai pemangku
kepentingan
Umumnya sekolah cenderung statis dan mulai bergerak setelah masalah muncul ke
permukaan. Perencanaan dilakukan tidak hanya untuk mengatasi masalah yang sedang
dihadapi, tetapi juga untuk perencanaan ke depan dalam hal peningkatan kinerja sekolah
atau untuk mengantisipasi perubahan dan tuntutan jaman. Pada umumnya sekolah lebih
mengutamakan pengembangan fisik, padahal pengembangan non-fisik jauh lebih penting,
karena salah satu tujuan utama sekolah adalah menghasilkan anak didik yang bermutu.
Visi dan misi sekolah pada umumnya masih bersifat umum, sehingga perlu
dijabarkan/dirinci dan programnya harus sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
sekolah. Sangat sering ditemukan sekolah tidak mempunyai program yang relevan atau
tidak sesuai dengan visi-misinya.
RKS dibuat bersama secara partisipatif antara pihak sekolah (kepala sekolah dan guru)
bersama dengan pemangku kepentingan seperti komite sekolah, tokoh masyarakat, dan
pihak lain di sekitar sekolah yang peduli pendidikan. Dengan melibatkan semua pemangku
kepentingan, sekolah telah menunjukkan sikap keterbukaan dan siap bekerjasama. Hal
tersebut akan meningkatkan rasa memiliki, serta dapat mengundang simpati sehingga
masyarakat akan merasa senang memberikan dukungan atau bantuan yang diperlukan
sekolah.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
217
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
B. TUJUAN
Setelah selesai sesi ini peserta memahami proses penyusunan RKS, yang
meliputi:
1. penetapan kondisi sekolah saat ini
2. penetapan kondisi sekolah yang diharapkan
3. penyusunan program dan kegiatan
C. BAHAN DAN ALAT
1.
2.
3.
4.
Tayangan Unit
Format 9.1 dan 9.3 (Lembar Kerja)
Contoh Format 9.2 - 9.4 (pada tayangan)
ATK: kertas plano dan spidol besar
D. LANGKAH KEGIATAN
15’
30’
45’
45’
Pengantar
Manfaat
KKRKS
Menyusun
Program
Sekolah (Pleno)
Praktik
Menyusun
Program
Sekolah
(Tantangan –
Sasaran)
1
2
3
4
10’
20’
15’
Penutup
Praktik Memilih
Penanggungjawab
dan Penyusunan
Jadwal
Praktik
Merumuskan
Program
8
7
6
60’
Praktik
Menyusun
Program
Sekolah
(Penyebab
Masalah –
Kegiatan)
5
1. Pengantar RKS (15 menit)
Peserta duduk dalam kelompok sekolah. Jika meja cukup besar, bisa dipakai oleh dua
kelompok sekolah. Jika ada peserta yang bukan dari sekolah, mereka harus menyebar di
218
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
setiap meja. Kelompok sekolah ditambah peserta yang berasal bukan dari sekolah akan
tetap dipertahankan sampai sesi 9B selesai.
Fasilitator dalam pertemuan pleno/kelas menjelaskan manfaat Rencana Kerja Sekolah
(RKS), yaitu untuk membantu sekolah meningkatkan kualitas pendidikannya. Fasilitator
bisa memulai sesi dengan menanyakan kepada peserta: “Mengapa sekolah perlu
menyusun perencanaan?”
 Memberi kontribusi terhadap perkembangan kualitas belajar
berkesinambungan melalui proses perencanaan, evaluasi, dan reviu.
mengajar
yang
 Mengidentifikasi secara tepat apa yang harus dicapai.
 Memberi gambaran tentang siapa, apa, kapan dan bagaimana mencapai tujuan.
 Memberi gambaran apakah usaha yang dilakukan, biaya yang dikeluarkan serta dampak
dari perencanaan sesuai dengan peningkatan yang diharapkan.
 Membantu dalam penentuan apakah suatu kegiatan harus dilakukan.
 Membantu penentuan cara yang efektif dalam pencapaian target.
Fasilitator melanjutkan kegiatan dengan memberikan pertanyaan berikut: ‘Apa yang
paling penting dalam menghasilkan RKS yang bermanfaat?’ KEJUJURAN DATA
2. Manfaat Kelompok Kerja Penyusunan RKS (KKRKS) (30 menit)
Fasilitator menjelaskan bahwa salah satu prinsip penyusunan RKS adalah PARTISIPATIF,
artinya penyusunan RKS melibatkan seluruh komponen sekolah. Fasilitator meminta
peserta dalam kelompok meja untuk berbagi pengalaman dalam menyusun RKS, siapa saja
yang terlibat dan apa manfaat keterlibatan mereka.
Peserta kemudian diminta untuk mengumpulkan jawaban-jawaban tersebut dan dicatat di
kertas plano sesuai dengan Format 9.1.
Format 9.1: Pihak-pihak yang Menyusun RKS
No
1
Siapa Terlibat
Kepala Sekolah
Apa Manfaat Keterlibatan Mereka?
Sebagai manajer, KS menjamin keterlibatan
semua pihak dalam penyusunan program
sekolah.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
219
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
Fasilitator meminta salah satu kelompok untuk menyampaikan hasilnya di depan kelas dan
kelompok lain memberikan komentar serta tambahan.
3. Menyusun Program Sekolah (45 menit)
Fasilitator menjelaskan cara menyusun rencana sekolah dengan cara menayangkan contoh
secara bertahap. (Kolom dibahas satu persatu dengan memberikan contoh deskripsinya).
Format 9.2: Contoh Program Sekolah yang Disusun Berdasarkan EDS
Standar:
Komponen
Kondisi saat
ini
(Hasil EDS)
Acuan
Standar
Tantangan
Sasaran
Penyebab
Masalah
Program
Kegiatan
Penanggu
ng Jawab
1
Pengembangan
Kompetensi
Lulusan:
2
Kebanyakan
siswa tidak
membaca untuk
kesenangannya.
Mereka hanya
membaca
karena
kewajiban yang
diberikan oleh
guru (buku teks,
tugas dari guru)
3
Menggunakan
berbagai
jenis
membaca
untuk
memahami
wacana
4
Mengembang
kan budaya
membaca
5
Semua siswa
membaca
untuk
kesenangannya pada
akhir tahun
pelajaran
6
- Kurangnya
buku
yang
menarik
minat
siswa
7
- Pengembangan
Sarana dan
Prasarana
Sekolah
8
- Membeli bukubuku yang
menarik minat
siswa
9
Kepala
Sekolah
dibantu
Panitia
Budaya
Baca
(Kepsek,
wakil orang
tua tiap
kelas, 2
guru, wakil
siswa)
Peserta didik
dapat mencapai
target akademis
yang
diharapkan
- Guru dan
orangtua
belum
paham
pentingnya
‘budaya
membaca’
- Meningkatkan
pengelolaan
perpustakan
untuk menarik
siswa
meminjam
buku
- Pengembangan
Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
- Lokakarya
tentang
‘peningkatan
minat baca
siswa‘
- Pengembangan
Standar Proses
- Membuat sudut
baca,
- Pengembangan
Standar
Pengelolaan
- Kegiatan
membaca
buku di
sekolah setiap
hari
- Kegiatan
membaca
buku di
rumah
- Orang tua
membantu
program
membaca di
kelas
Standar: Komponen (kolom 1) adalah standar dan komponen yang diambil dari delapan
Standar Nasional Pendidikan.
Kondisi saat ini (Hasil EDS) (kolom 2) adalah kondisi sekolah yang saat ini ada. Kondisi
sekolah bisa diambil dari deskripsi EDS yang dipertajam.
220
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
Acuan standar (kolom 3) diambil dari indikator minimal komponen/sub komponen dari
Standar Nasional Pendidikan.
4. Praktik Menyusun Program Sekolah – Tantangan dan Sasaran (45 menit)
Fasilitator memberi penjelasan tentang tantangan dan sasaran.
Tantangan adalah kesenjangan antara kondisi nyata sekolah saat ini dengan acuan
standar.
Sasaran dalam RKS memegang peranan penting karena akan dijadikan sebagai acuan
dalam kegiatan dan penentuan keberhasilan program. Sasaran yang baik harus
memperhatikan komponen-komponen berikut::

Specific
: Sasaran harus jelas dan fokus

Measurable
: Sasaran dapat terukur

Achievable
: Sasaran menantang namun realistis untuk dicapai

Relevant
: Sasaran harus sesuai dengan kebutuhan dan nilai–nilai yang
dianut

Timely
: Sasaran harus memiliki batas waktu
Fasilitator mengajak peserta untuk berdiskusi tentang sasaran yang SMART, contoh:
Semua siswa membaca untuk kesenangannya pada akhir tahun pelajaran
Fasilitator meminta setiap kelompok untuk menyusun tantangan dan sasaran dari
kondisi sekolah yang diberikan (15’). Setiap kelompok mengerjakan di kertas plano.
Gunakan Format 9.3 untuk membantu kerja kelompok. (Setiap kelompok diberi
komponen yang berbeda; Jika jumlah kelompok lebih dari 5, satu komponen bisa
dikerjakan oleh lebih dari satu kelompok).
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
221
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
Format 9.3: Rencana Kerja Sekolah
Standar: Komponen
Kondisi saat ini (Hasil
EDS)
Acuan Standar
1
Pengembangan Proses
Pembelajaran:
Pembelajaran
dilaksanakan secara
PAKEM
2
Hasil kerja siswa pada
umumnya seragam
(hanya menyalin apa yang
disampaikan oleh guru)
3
Pembelajaran
dilakukan dengan
memperhatikan
prinsip-prinsip
PAKEM
Pengembangan Proses
Pembelajaran:
Pembelajaran
dilaksanakan secara
PAKEM
Hasil kerja siswa belum
dipajangkan. Ruang kelas
dan sekolah pada
umumnya polos.
Pembelajaran
dilakukan dengan
memperhatikan
prinsip-prinsip
PAKEM
Pengembangan Proses
Pembelajaran:
Pembelajaran
dilaksanakan secara
PAKEM
Siswa mengerjakan tugas
sendiri-sendiri pada
tugas untuk semua siswa
di kelas
Pembelajaran
dilakukan dengan
memperhatikan
prinsip-prinsip
PAKEM
Pengembangan Standar
Pengelolaan:
Masyarakat mengambil
bagian dalam kehidupan
sekolah
Orang tua kurang
terlibat dalam membantu
proses belajar siswa
Warga sekolah harus
dilibatkan dalam
pengelolaan akademik
dan non akademik
Pengembangan Sarana
dan Prasarana Sekolah:
Sarana Sekolah Sudah
Memadai
Toilet kotor dan
jumlahnya tidak memadai
Sekolah memiliki
program 7 K
(kebersihan,
ketertiban,
kerindangan,
keindahan, kesehatan,
kenyamanan,
keamanan)
Rasio 1:100
Tantangan
Sasaran
4
5
Rasio 1:60 untuk
toilet laki-laki dan
1:50 untuk toilet
perempuan
Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya yang ditanggapi
oleh kelompok lain (30 menit).
222
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
5. Praktik Menyusun Program Sekolah – Penyebab Masalah dan Kegiatan
(60 menit)
Fasilitator memberi penjelasan tentang penyebab masalah dan kegiatan (5 menit).
Penyebab masalah adalah kondisi-kondisi atau hambatan-hambatan yang menjadi
penghalang untuk mencapai sasaran.
Kegiatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencapai sasaran dengan cara
menghilangkan penyebab masalah.
Fasilitator meminta kelompok untuk melanjutkan hasil kerjanya dengan cara
mendiskusikan penyebab masalah dan kegiatan untuk mengatasi penyebab masalah
tersebut (25 menit). Tayangkan Format 9.4 dan minta peserta untuk menyalinnya di
kertas plano.
Untuk memudahkan, peserta diminta untuk mengisi kolom 8 (kegiatan) lebih dulu
sebelum mengisi kolom 7 (program).
Format 9.4: Analisis Penyebab Masalah - Kegiatan
Penyebab Masalah
(problem identification)
Program
Kegiatan
Penanggung jawab
6
7
8
9
Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya yang ditanggapi
oleh kelompok lain (30 menit).
6. Praktik Merumuskan Program (15 menit)
Fasilitator menjelaskan bahwa nama program sekolah didasarkan pada delapan standar
nasional pendidikan (SNP). Satu hasil EDS bisa menghasilkan beberapa program.
Peserta mengidentifikasi nama program yang cocok pada masing-masing kegiatan di
kertas plano.
7. Praktik Memilih Penanggung jawab Kegiatan dan Penyusunan Jadwal
(15 menit)
Fasilitator melakukan curah pendapat mengapa setiap kegiatan
penanggungjawabnya dan siapa saja yang bisa menjadi penanggung jawab.
perlu
ada
Peserta menentukan penanggung jawab kegiatan dan menyusun jadwal pelaksanaannya.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
223
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
Contoh Format 9.5: Merencanakan Program
Sasaran
Program
Kegiatan
Semua siswa - Pengembangan - Membeli bukumembaca
Sarana Prasarana buku yang
untuk
menarik minat
kesenangannya
siswa
pada akhir
tahun
- Meningkatkan
pelajaran.
pengelolaan
perpustakan
untuk menarik
siswa meminjam
buku
- Pengembangan - Lokakarya
Pendidik dan
tentang
Tenaga
‘peningkatan
Kependidikan
minat baca
siswa‘
- Pengem- Membuat
bangan Proses
sudut baca
Pembelajaran
- Kegiatan
membaca
buku di
sekolah
setiap hari
- Pengembangan - Kegiatan
Standar
membaca
Pengelolaan
buku di
rumah
Penanggung
Jawab
Kepala Sekolah
dibantu Panitia
Budaya Baca
(Kepsek, wakil
orang tua tiap
kelas, 2 guru,
wakil siswa)
- Orang tua
membantu
program
membaca di
kelas
Keterangan : Gj – semester ganjil
2013/14
Gj Gn
V
Jadwal
2014/15
2015/16
Gj Gn Gj Gn
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
2016/17
Gj Gn
v
V
v
v
v
V
v
v
v
v
v
v
v
Gn – semester genap
Fasilitator meminta setiap peserta untuk menyampaikan kendala yang mereka temui saat
penyusunan RKS.
Peserta melakukan kunjung karya untuk mereviu hasil karya kelompok lainnya.
7. Penutup (10 menit)
Fasilitator menyampaikan pentingnya setiap peserta untuk memahami setiap langkah dari
penyusunan RKS. Setiap langkah membutuhkan data dan pemikiran yang seksama sebelum
pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, proses diskusi menjadi hal yang sangat penting.
224
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA (SERTA
LANGKAH DAN CONTOH PENGISIAN)
Di lapangan ditemukan berbagai format penyusunan RKS/RKT. Dalam modul ini proses
dan logika penyusunan RKS/RKT lebih diutamakan. Proses dan logika yang dipelajari
dalam modul ini bisa diterapkan dalam berbagai format penyusunan RKS/RKT yang ada.
Berikut ini adalah salah satu contoh format penyusunan RKS/RKT dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdiknas, 2011, Perencanaan dan Penganggaran Sekolah
dan Madrasah)
Prinsip-prinsip Penyusunan RKS/M dan RKT
Berdasarkan buku Tesaurus Bahasa Indonesia (2006), prinsip adalah pijakan, pedoman,
atau dasar. Jadi prinsip penyusunan RKS/M dan RKT adalah dasar yang dijadikan pijakan
dalam menyusun RKS/M dan RKT. Di bawah ini adalah beberapa prinsip penyusunan
RKS/M dan RKT:
 Sistematis, seluruh program disusun secara runtut berdasarkan skala prioritas;
 Terpadu, mencakup perencanaan keseluruhan program yang akan dilaksanakan oleh
sekolah/madrasah;
 Multi-tahun, mencakup periode empat tahun;
 Multi-sumber, mengindikasikan jumlah dan sumber dana masing-masing program.
Misalnya dari BOS, APBD Kabupaten/Kota, sumbangan dari masyarakat atau sumber
dana lainnya;
 Disusun secara partisipatif oleh kepala sekolah/madrasah, komite sekolah/madrasah
dan dewan pendidik dengan melibatkan pemangku-kepentingan lainnya;
 Pelaksanaannya dimonitor dan dievaluasi oleh komite sekolah/madrasah dan
pemangku kepentingan lainnya;
 Sensitif terhadap Isu Gender;
 Tanggap dengan keadaan darurat.
Alur Penyusunan RKS/M dan RKT
Proses penyusunan RKS/M dan RKT dilakukan melalui tiga jenjang, yaitu: persiapan,
penyusunan RKS/M dan RKT, dan pengesahan RKS/M dan RKT. Alur proses penyusunan
RKS/M dan RKT tersebut dapat dilukiskan sebagai berikut:
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
225
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
PERSIAPAN:
PENYUSUNAN RKS/M dan RKT:
1. Pembentukan
Kelompok
Kerja RKS/M
dan RKT
2. Pembekalan/
Orientasi
Tim
Penyusun
RKS/M dan
RKT
1. Menentukan Kondisi Sekolah/
Madrasah Saat ini;
2. Menentukan Kondisi Sekolah/
Madrasah yang Diharapkan
3. Perumusan Program, Indikator
Kinerja, dan Kegiatan.
4. Perumusan Rencana Anggaran
Sekolah/Madrasah;
5. Perumusan Rencana Kerja Tahunan
(RKT) dan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah/Madrasah (RKASM/RAPBS-M).
PENYETUJUAN,
PENGESAHAN, DAN
SOSIALISASI RKS/M
dan RKT:
1. Penyetujuan oleh rapat
dewan pendidik; setelah
memperhatikan
pertimbangan Komite
Sekolah/Madrasah;
2. Pengesahan oleh pihak
yang berwenang;
3. Sosialisasi kepada
pemangku kepentingan.
I. Persiapan
Sebelum penyusunan RKS/M dan RKT dilakukan, Dewan Pendidik (kepala
sekolah/madrasah dan guru) bersama komite sekolah/madrasah membentuk tim
penyusun RKS/M dan RKT yang disebut tim penyusun RKS/M. Tugas utama tim
penyusun RKS/M dan RKT ini adalah menyusun RKS/M dan RKT. Pembentukan tim
penyusun ini hendaknya dilakukan melalui proses demokratis dengan mengedepankan
musyawarah mufakat.
Setelah tim penyusun RKS/M dan RKT terbentuk, tim ini sebaiknya mengikuti
pembekalan/ orientasi mengenai kebijakan-kebijakan pengembangan pendidikan dan
penyusunan RKS/M dan RKT. Kegiatan utama selama tahap pembekalan ini adalah
membantu tim penyusun RKS/M dan RKT untuk mengenal informasi pokok yang
diperlukan dalam membuat perencanaan pendidikan. Subyek yang dibahas adalah:
peraturan dan perundang-undangan mengenai pendidikan dan perlindungan anak,
kebijakan pendanaan pendidikan, kebijakan peningkatan mutu dan perluasan kesempatan
memperoleh pendidikan, prioritas pendidikan tingkat kabupaten/kota, manajemen
berbasis sekolah/madrasah (MBS/M), pendekatan, strategi dan metode pembelajaran
inovatif seperti pembelajaran aktif, pembelajaran aktif-kreatif-efektif dan menyenangkan
(PAKEM), peran serta masyarakat dalam pendidikan, dan perencanaan pendidikan di
sekolah/madrasah. Selain itu juga dibahas penyusunan RKS/M dan RKT, peran dan fungsi
masing-masing pemangku kepentingan dalam proses perencanaan. Kegiatan pembekalan
ini bisa dalam bentuk kunjungan ke sekolah/madrasah, pelatihan, atau pemberian
informasi lainnya.
a. Proses Penyusunan RKS/M dan RKT
1) Menetapkan Kondisi Sekolah/Madrasah Saat ini
Untuk menetapkan kondisi sekolah/madrasah saat ini, sekolah/madrasah perlu
melakukan kegiatan yang disebut evaluasi diri sekolah/madrasah. Sekolah
226
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
menggunakan alat evaluasi diri yang digunakan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan serta Kementerian Agama sebagai dasar untuk mengembangkan
sekolah/madrasah empat tahun mendatang dan dapat dipertanggungjawabkan
kepada publik.
Tujuan melakukan evaluasi diri adalah untuk melihat gambaran yang jelas tentang
situasi sekolah/madrasah saat ini. Karena itu, evaluasi diri sekolah/madrasah
harus diisi dengan seksama dan seobjektif mungkin. Informasi yang dihasilkan
dari evaluasi diri sekolah/madrasah berguna bagi pemangku kepentingan
sekolah/madrasah dalam menyusun RKS/M dan RKT yang didasarkan pada
kondisi nyata sekolah/madrasah.
Pelaksanaan evaluasi diri setiap tahun akan menunjukkan kinerja
sekolah/madrasah misalnya, bagian yang mengalami perbaikan atau peningkatan,
bagian yang tetap, dan bagian yang mengalami penurunan.
Sesuai dengan Panduan BOS 2012 bahwa kategori program sekolah/non
program sekolah meliputi:
a) Pengembangan Kompetensi Lulusan;
b) Pengembangan Kurikulum/KTSP;
c) Pengembangan Proses Pembelajaran;
d) Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
e) Pengembangan Sarana dan Prasarana Sekolah;
f) Pengembangan dan Implementasi Manajemen Sekolah;
g) Pengembangan dan Penggalian Sumber Dana Sekolah;
h) Pengembangan dan Implementasi Sistem Penilaian Sekolah
2) Menetapkan Kondisi Sekolah/Madrasah Yang Diharapkan.
Mengacu kepada Lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 yang menyatakan
bahwa sekolah/madrasah merumuskan dan menetapkan serta mengembangkan visi,
misi, dan tujuan sekolah/madrasah. Penjelasan tentang visi, misi, dan tujun
sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:
Visi Sekolah/Madrasah
Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan keadaan sekolah/madrasah yang
diinginkan di masa datang. Visi sekolah/madrasah dikembangkan sesuai dengan
keinginan atau cita-cita sekolah/madrasah dengan tetap berkepribadian Indonesia.
Artinya visi suatu sekolah/madrasah harus mengacu kepada kondisi lingkungan
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
227
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
sekolah/madrasah dan daerah, namun juga harus mengacu kepada Visi Dinas
Pendidikan Kabupaten/kota. Hal ini untuk menghindari terjadinya kekeliruan bahwa
sekolah/madrasah ’bebas’ menentukan visinya dan tidak terkait dengan kebijakan
pihak lain. Di samping itu, visi sekolah/madrasah juga harus mempertimbangkan
potensi yang dimiliki sekolah/madrasah dan harapan masyarakat sekolah/madrasah.
Artinya jenis dan mutu layanan pendidikan seperti apa yang diharapkan oleh orang
tua dan masyarakat sekolah/madrasah untuk mewujudkan harapan tersebut.
Dalam lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 dijelaskan bahwa visi:

dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan segenap pihak
yang berkepentingan pada masa yang akan datang;mampu memberikan inspirasi,
motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan;dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga
sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang berkepentingan selaras dengan visi
institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional;

diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala
sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan komite sekolah/madrasah;

disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan;

ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan
dan tantangan di masyarakat.
Pada perumusan visi sekolah/madrasah perlu diperhatikan rambu-rambu berikut ini:
1) Mengacu kepada landasan filosofis bangsa, UUD, dll. yang bersifat baku dan telah
menjadi pegangan hidup bangsa Indonesia;
2) Memiliki indikator pengembangan prestasi akademik dan non akademik;
3) Berkepribadian, nasionalisme, budaya nasional Indonesia;
4) Perkembangan era global;
5) Perkembangan IPTEK;
6) Dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan;
7) Sesuai konteks daerah, sekolah/madrasah, visi yayasan;
8) Belum operasional;
9) Menggambarkan harapan masa datang.
228
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
Misi Sekolah/Madrasah
Misi adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Jadi misi merupakan
penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan tindakan yang
dijadikan arahan untuk mewujudkan visi sekolah/madrasah. Dengan kata lain, misi
adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan sekolah/madrasah yang dituangkan
dalam visi dengan berbagai indikatornya. Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat
yang menunjukkan ’tindakan’ dan bukan kalimat yang menunjukkan ’keadaan’
sebagaimana pada rumusan visi.
Dalam lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 dijelaskan bahwa misi
sekolah/madrasah:
1) Memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasah sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional;
2) Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;
3) Menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;
4) Menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang
diharapkan oleh sekolah/madrasah;
5) Memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program
sekolah/madrasah;
6) Memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan
unit sekolah/madrasah yang terlibat;
7) Dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan
termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik
yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;
8) Disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan;
9) Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan
dan tantangan di masyarakat.
Tujuan Sekolah/Madrasah
Berdasarkan visi dan misi yang telah tersusun, sekolah/ madrasah merumuskan
tujuan sekolah/madrasah selama empat tahun ke depan menuju standar pelayanan
minimal (SPM) dan/atau Standar Nasional Pendidikan (SNP) atau di atasnya. Dengan
demikian, tujuan sekolah/madrasah pada dasarnya adalah langkah untuk mewujudkan
visi sekolah/madrasah yang telah dicanangkan.
Dalam lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 dijelaskan bahwa tujuan
sekolah/ madrasah:
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
229
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
1) Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah
(empat tahunan);
2) Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan
kebutuhan masyarakat;
3) Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh
sekolah/madrasah dan Pemerintah;
4) Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk
komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang
dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;
5) Disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan.
RKS/M dan RKT yang baik adalah RKS/M dan RKT yang berangkat dari visi, misi, dan
tujuan sekolah/madrasah yang telah ditetapkan dan disepakati bersama oleh seluruh
pemangku kepentingan sekolah/madrasah.
Dalam menentukan kondisi sekolah/madrasah yang diharapkankan sebaiknya
dirumuskan bersama dengan para pemangku kepentingan. Hal ini penting karena
keterlibatan secara aktif dari semua pemangku kepentingan adalah salah satu kunci
keberhasilan sebuah sekolah/madrasah. Keterlibatan mereka harus diupayakan dari
sejak awal. Jika mereka terlibat dalam menganalisis kondisi sekolah/madrasah,
merumuskan kondisi sekolah/madrasah yang diharapkan dan ikut terlibat dalam
proses pembuatan rencana kerja sekolah/madrasah, maka keterlibatan mereka dalam
pelaksanaan program-program kerja sekolah/madrasah juga akan meningkat.
Pertanyaan kunci yang harus dijawab dalam menetapkan kondisi sekolah/madrasah
yang diharapkan pemangku kepentingan adalah: Seperti apa seharusnya
sekolah/madrasah ini empat tahun mendatang? Atau apa yang dianggap penting oleh
pemangku kepentingan dan yang menjadi perhatian mereka dalam kinerja
sekolah/madrasah?
Dalam menetapkan kondisi sekolah/madrasah yang diharapkan hendaknya:
1) Dirumuskan berdasarkan hasil evaluasi diri sekolah/madrasah saat ini, bagian mana
yang akan ditingkatkan, diperbaiki atau dicapai dalam empat tahun ke depan;
2) Berorientasi pada peningkatan/perbaikan sekolah/madrasah (school improvement),
termasuk memperkuat kapasitas sekolah/madrasah dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan menyampaikan pengetahuan tersebut kepada peserta didik,
serta memperkuat kapasitas sekolah/madrasah dalam kolaborasi yang dibangun
atas dasar kepercayaan;
3) Mencakup bukan hanya harapan penyedia layanan (service provider), tetapi juga
pengguna layanan (service user);
230
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
4) Mengacu pada visi dan misi serta tujuan yang sudah dimiliki oleh sekolah/
madrasah;
5) Mengacu kepada standar pelayanan minimal (SPM 2010), dan/atau standar nasional
pendidikan (SNP) atau di atasnya (PP No. 19/2005).
3) Menyusun Program, Kegiatan, dan Indikator Kinerja
Program adalah upaya untuk mencapai sasaran. Program ini bisa dilaksanakan oleh
pihak sekolah/madrasah maupun pihak lain, misalnya dengan melibatkan komite
sekolah/madrasah atau warga masyarakat yang lebih luas. Supaya terarah, program
sebaiknya dikelompokkan sesuai dengan kategori program BOS 2010.
Sedangkan kegiatan adalah tindakan-tindakan yang akan dilakukan di dalam program.
Kegiatan perlu dirumuskan dari setiap program dengan mengacu pada indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan sehingga program dapat dicapai. Kegiatan bisa
diambil dari alternatif pemecahan yang telah ditetapkan sebelumnya. Perumusan
kegiatan dilakukan dengan cara membuat daftar kegiatan yang terkait dengan program
tersebut. Kegiatan yang baik adalah yang mengarah pada pencapaian indikator
keberhasilan yang telah dirumuskan (indikator kinerja), dan dapat diperkirakan biaya
atau anggarannya.
4) Menyusun Rencana Anggaran Jangka Menengah (4 tahunan)
Setelah program dan kegiatan dirumuskan, kegiatan selanjutnya adalah menyusun
Rencana Anggaran Jangka Menengah untuk melaksanakan program dan kegiatan
tersebut.
Dalam menyusun rencana anggaran sekolah/madrasah ini ada 3 (tiga) langkah yang
harus dilakukan:
1) Menyusun Rencana Biaya Sekolah/Madrasah
Setelah rincian program dan kegiatan dirumuskan, maka sekolah/madrasah harus
menterjemahkannya ke dalam rencana biaya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
berapa biaya yang diperlukan untuk melaksanakan program/kegiatan tersebut.
Apakah sekolah/madrasah cukup memiliki dana dan dari mana dana tersebut
diperoleh?
Berikut ini adalah cara menyusun rencana biaya sekolah/madrasah:
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
231
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
Sebelum menghitung rencana biaya, sekolah/madrasah perlu memiliki “Daftar Biaya
Satuan” yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah setempat (Bappeda; biasanya
dalam bentuk Peraturan Bupati/Walikota). Dengan daftar ini, setiap biaya kegiatan
dapat dihitung langsung dengan mengalikan jumlah satuan program dan kegiatan
tersebut dengan biaya satuan dalam “Daftar Biaya Satuan”.
Biaya Satuan dapat dihitung dengan cara:
a) Menentukan jenis satuan dan jumlah satuan standar;
b) Menghitung biaya atau harga satuan.
Misalnya untuk kegiatan pelatihan: Satuan apa yang dipakai untuk menentukan
biaya satuan? Apabila jumlah orang, maka kita harus membuat analisis harga
satuan per orang, sehingga harga satuan tersebut perlu ditentukan/dihitung
berdasarkan biaya pelatihan dengan menggunakan jumlah orang sebagai dasar.
2) Menghitung Rencana Biaya
Rencana Biaya adalah rencana kebutuhan dana yang diperlukan untuk pelaksanaan
program dan kegiatan yang telah dirumuskan serta biaya operasionalnya.
Kebutuhan dana ini dihitung tahunan untuk empat tahun ke depan. Menghitung
biaya program, yaitu mengalikan jumlah satuan dengan harga satuan. Setelah
keduanya dihitung, tambahkan untuk mendapatkan total rencana biaya yang
dibutuhkan selama empat tahun mendatang.
3) Membuat Rencana Pendanaan Sekolah/madrasah
Rencana Pendanaan adalah rencana sumber pendapatan yang sesuai dengan
kebutuhan dan urutan tingkat kepastian perolehan dana. Berikut adalah contoh
tingkat kepastian perolehan dana sekolah/madrasah:
 BOS (Bantuan Operasional Sekolah /Madrasah).
 Dana BOS sudah pasti jumlahnya, yaitu Rp 570.000,- (untuk SD/MI) dan Rp
720.000,- (untuk SMP/MTs) per peserta didik/tahun.
 Sumbangan masyarakat melalui Komite Sekolah/ Madrasah belum dapat
dipastikan.
 APBD Kabupaten/Kota, dana dari APBD berbeda-beda untuk setiap
kabupaten/kota.
 Donatur (perusahaan/industri, alumni dsb.) juga belum dapat dipastikan.
232
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
Format 9.2: Contoh Program Sekolah yang Disusun Berdasarkan EDS
Standar:
Komponen
1
Pengembangan
Kompetensi
Lulusan:
Peserta didik
dapat
mencapai
target
akademis yang
diharapkan
Kondisi saat
ini
(Hasil EDS)
2
Kebanyakan
siswa tidak
membaca
untuk
kesenangannya. Mereka
hanya
membaca
karena
kewajiban
yang
diberikan
oleh guru
(buku teks,
tugas dari
guru)
Acuan
Standar
3
Menggunakan
berbagai jenis
membaca
untuk
memahami
wacana
Tantangan
Sasaran
4
5
Mengembang- Semua siswa
kan budaya
membaca
membaca
untuk
kesenangannya pada
akhir tahun
pelajaran
Penyebab
Masalah
Program
Kegiatan
6
- Kurangnya
buku
yang
menarik
minat
siswa
7
- Pengembangan
Sarana dan
Prasarana
Sekolah
8
- Membeli bukubuku yang
menarik minat
siswa
- Guru dan
orang tua
belum
paham
pentingnya
‘budaya
membaca’
- Meningkatkan
pengelolaan
perpustakan
untuk menarik
siswa
meminjam
buku
- Pengembangan
Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
- Lokakarya
tentang
‘peningkatan
minat baca
siswa‘
- Pengembangan
Standar
Proses
- Membuat sudut
baca,
Penanggung
Jawab
9
Kepala
Sekolah
dibantu
Panitia
Budaya Baca
(Kepsek,
wakil orang
tua tiap
kelas, 2
guru, wakil
siswa)
- Kegiatan
membaca
buku di
sekolah setiap
hari
- Pengembangan
Standar
Pengelolaan
- Kegiatan
membaca
buku di
rumah
- Orang tua
membantu
program
membaca di
kelas
Pengembangan
Proses
Pembelajaran:
Pembelajaran
dilaksanakan
secara PAKEM
Hasil kerja
siswa pada
umumnya
seragam
(hanya
menyalin apa
yang
disampaikan
oleh guru)
Pembelajaran
dilakukan
dengan
memperhatik
an prinsipprinsip
PAKEM
Siswa
menghasilkan
karya
berdasarkan
kreativitasnya
sendiri
Mulai
semester 2
tahun
pelajaran
2013/14
siswa
membuat
karya yang
bervariasi
Penugasan
dari guru
tidak
memberi
peluang
munculnya
karya siswa
yang
bervariasi
- Pengembangan
Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
- Pelatihan
PAKEM
(3 hari)
Kepala
Sekolah
- Pendampingan
(Fasilitator)
- Pendampingan
pelaksanaan
PAKEM oleh
Kepala
Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
233
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
Standar:
Komponen
Kondisi saat
ini
(Hasil EDS)
Acuan
Standar
Tantangan
Sasaran
Penyebab
Masalah
Program
1
2
3
4
5
6
7
- Pengembangan
Standar
Pengelolaan
Pembelajaran
dilakukan
dengan
memperhatik
an prinsipprinsip
PAKEM
Sekolah dan
ruang kelas
menjadi
atraktif dan
proses belajar
siswa
didukung oleh
pajangan hasil
karya siswa.
Mulai
semester 2
tahun
pelajaran
2013/14
karya siswa
yang
menarik dan
bervariasi
dipajang di
kelas
Guru pada
umumnya
belum
paham
kepentingan
atau tujuan
untuk
memajangka
n hasil karya
siswa
- Pengembangan
Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
Pengembangan
Proses
Pembelajaran:
Pembelajaran
dilaksanakan
secara PAKEM
Hasil kerja
siswa belum
dipajangkan.
Ruang kelas
dan sekolah
pada
umumnya
polos.
Kegiatan
8
- Penganggaran
kebutuhan
kelas untuk
melaksanakan
PAKEM
(kertas,
spidol,
gunting, dsb.)
Penanggung
Jawab
9
- Pelatihan
PAKEM
(3 hari)
- Pendampingan
(Fasilitator)
- Pendampingan
pelaksanaan
PAKEM oleh
Kepala
Sekolah.
- Pengembangan
Standar
Pengelolaan
- Penganggaran
kebutuhan
kelas untuk
melaksanakan
PAKEM
(kertas,
spidol,
gunting, dsb.)
- Pengembangan
Standar
Proses
- Hasil kerja
siswa dipajang
di dinding
kelas.
Kepala
Sekolah
- Pajangan di
kelas
disegarkan
paling tidak
sebulan sekali
Pengembangan
Proses
Pembelajaran:
Pembelajaran
dilaksanakan
secara PAKEM
234
Siswa
mengerjakan
tugas sendirisendiri pada
tugas untuk
semua siswa
di kelas
Pembelajaran
dilakukan
dengan
memperhatik
an prinsipprinsip
PAKEM
Siswa sering
kerja dalam
kelompok,
supaya
interaksi
antara siswa
dalam
pembelajaran
ditingkatkan
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
- Mulai
semester 2
tahun
pelajaran
2013/14 ada
kegiatan
kerja
kelompok di
setiap kelas
minimal 1
kali per hari
Guru belum
paham
pendekatan
kerjakelompok
- Pengembangan
Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
- Pelatihan
PAKEM
untuk guru (3
hari)
- Pendampingan
(Fasilitator)
- Pengembangan
Standar
Pengelolaan
- Pengawasan
oleh Kepala
Sekolah
(memeriksa
RPP dan
kunjungan
kelas secara
harian)
Kepala
Sekolah
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
Standar:
Komponen
Kondisi saat
ini
(Hasil EDS)
Acuan
Standar
Tantangan
Sasaran
Penyebab
Masalah
Program
1
Pengenbangan
Standar
Pengelolaan:
2
Orang tua
kurang
terlibat dalam
membantu
proses belajar
siswa
3
Warga
sekolah harus
dilibatkan
dalam
pengelolaan
akademik dan
non
akademik.
4
Warga
sekolah
terlibat dalam
kegiatan
akademik dan
non akademik
5
Pada akhir
tahun
pelajaran
2013/14
paguyuban
kelas
terbentuk
dan aktif
6
Budaya
sekolah
belum
mendukung
keterlibatan
orang tua
siswa
7
- Pengembangan
Standar
Pengelolaan
Masyarakat
mengambil
bagian dalam
kehidupan
sekolah
Kegiatan
Penanggung
Jawab
8
- Pertemuan
awal orang
tua siswa
9
Ketua
Komite
Sekolah
- Paguyuban
kelas
- Pertemuan
perwakilan
orang tua
secara
terjadwal
- Guru
mengundang
orang tua
untuk terlibat
dalam
membantu
anak
membaca di
kelas dan di
rumah
Pengembangan
Sarana dan
Prasarana
Sekolah:
Sarana Sekolah
Sudah
Memadai
Toilet kotor
dan jumlahnya
tidak
memadai
(Rasio 1:100)
Sekolah
memiliki
program 7 K
(kebersihan,
ketertiban,
kerindangan,
keindahan,
kesehatan,
kenyamanan,
keamanan)
Rasio 1:60
untuk toilet
laki-laki dan
1:50 untuk
toilet
perempuan
Mempunyai
jumlah toilet
yang
seimbang
dengan
jumlah siswa,
berfungsi
dengan baik
dan bersih
Pada akhir
tahun
pelajaran
2016/17
sekolah
mempunyai
jumlah toilet
yang
seimbang
dengan
jumlah siswa
perempuan
dan laki-laki
secara
proporsional,
berfungsi
dengan baik
dan bersih
(1:50 untuk
toilet
perempuan
dan 1:60
untuk toilet
laki-laki)
- Jumlah
toilet tidak
cukup
- Siswa,
guru dan
orang tua
kurang
peduli
tentang
pentingnya
kebersihan
- Pengembangan
Sarana dan
Prasarana
Sekolah
- Membangun
toilet
tambahan
Kepala
Sekolah
- Memperbaiki
toilet yang
sudah ada
- Pengembangan
Kompetensi
Lulusan
-
- Pengembangan
Standar
Pengelolaan
- Meningkatkan
pemahaman
siswa tentang
pentingnya
kebersihan
- Membiasakan
siswa untuk
hidup bersih
- Mengembangkan
sistem
pemeliharaan
dan monitoring
kebersihan
toilet
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
235
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
F. LEMBAR KERJA
Format 9.1: Pihak-pihak yang Menyusun RKS
No
236
Siapa Terlibat
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
Apa Manfaat Keterlibatan Mereka?
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
Format 9.3: Rencana Kerja Sekolah (untuk difotokopi dan dipotong)
Standar:
Komponen
Pengembangan
Proses
Pembelajaran:
Pembelajaran
dilaksanakan secara
PAKEM
Kondisi saat ini
(Hasil EDS)
Hasil kerja siswa
pada umumnya
seragam (hanya
menyalin apa yang
disampaikan oleh
guru)
Acuan Standar
Tantangan
Sasaran
Pembelajaran
dilakukan dengan
memperhatikan
prinsip-prinsip
PAKEM
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Standar:
Komponen
Pengembangan
Proses
Pembelajaran:
Pembelajaran
dilaksanakan secara
PAKEM
Kondisi saat ini
(Hasil EDS)
Hasil kerja siswa
belum
dipajangkan.
Ruang kelas dan
sekolah pada
umumnya polos.
Acuan Standar
Tantangan
Sasaran
Pembelajaran
dilakukan dengan
memperhatikan
prinsip-prinsip
PAKEM
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Standar:
Komponen
Pengembangan
Proses
Pembelajaran:
Pembelajaran
dilaksanakan secara
PAKEM
Kondisi saat ini
(Hasil EDS)
Siswa
mengerjakan tugas
sendiri-sendiri
pada tugas untuk
semua siswa di
kelas
Acuan Standar
Tantangan
Sasaran
Pembelajaran
dilakukan dengan
memperhatikan
prinsip-prinsip
PAKEM
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
237
UNIT 9A
Standar:
Komponen
Pengembangan
Standar Pengelolaan:
Masyarakat
mengambil bagian
dalam kehidupan
sekolah
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
Kondisi saat ini
(Hasil EDS)
Acuan Standar
Orangtua kurang
terlibat dalam
membantu proses
belajar siswa
Warga sekolah
harus dilibatkan
dalam pengelolaan
akademik dan non
akademik
Tantangan
Sasaran
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------Standar:
Komponen
Pengembangan
Sarana dan
Prasarana Sekolah:
Sarana Sekolah
Sudah Memadai
238
Kondisi saat ini
(Hasil EDS)
Toilet kotor dan
jumlahnya tidak
memadai
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
Acuan Standar
Sekolah memiliki
program 7 K
(kebersihan,
ketertiban,
kerindangan,
keindahan,
kesehatan,
kenyamanan,
keamanan)
Tantangan
Sasaran
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
G. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
239
UNIT 9A
240
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
241
UNIT 9A
242
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
243
UNIT 9A
244
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9A
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
245
UNIT 9A
246
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9B
RENCANA KERJA TAHUNAN DAN
RENCANA KEGIATAN DAN
ANGGARAN SEKOLAH (RKT/RKAS)
UNIT 9B
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
UNIT 9B
RENCANA KERJA TAHUNAN DAN
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN
SEKOLAH (RKT/RKAS)
Waktu: 4 Jam
A. PENGANTAR
Setiap sekolah tentu memiliki program
untuk meningkatkan mutu pendidikan,
baik yang merupakan program jangka
pendek (1 tahun) maupun jangka
menengah (4 tahun) (RKS). Program
tahunan sekolah dituangkan dalam
RKT/RKAS yang dibuat oleh KKRKS.
RKT disusun berdasarkan programprogram yang ada di RKS dan hasil
RKT/RKAS dipajangkan di papan pajangan sekolah
evaluasi diri sekolah terkini. Seperti halnya
RKS, RKT/RKAS disusun berdasarkan 8
SNP dengan mengutamakan pada peningkatan mutu pembelajaran.
B. TUJUAN
Dengan melaksanakan pelatihan penyusunan RKT/RKAS secara partisipatif, para peserta
mampu:
1. mengidentifikasi program yang menunjang peningkatan mutu pembelajaran yang akan
dilaksanakan dalam satu tahun
2. mengidentifikasi sumber dana untuk membiayai program/ kegiatan-kegiatan dalam
satu tahun
3. menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
C. BAHAN DAN ALAT
1.
2.
3.
4.
Tayangan Unit
C o n t o h Format (pada tayangan)
Hasil kerja kelompok Unit 9A
ATK: kertas plano dan spidol besar
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
249
UNIT 9B
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
D. LANGKAH KEGIATAN
10’
60’
60’
Pengantar
Menyusun
RKT
Menghitung
Rencana
Anggaran
1
2
3
20
60’
30’
Menyusun RKAS
Identifikasi
Sumber
Pendanaan
5
4
Penutup
6
1. Pengantar (10 menit)
Fasilitator menjelaskan kepada peserta bahwa:
a. Setiap sekolah wajib memiliki RKS dan RKT/RKAS.
b. Fokus perhatian sekarang adalah pada program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam tahun pelajaran berikutnya. Untuk melaksanakan program tersebut maka
sekolah harus menghitung dan merinci dana yang diperlukan.
c. Pembiayaan di sekolah ada dua jenis, yaitu pendanaan untuk kegiatan rutin
(misalnya gaji guru, pembelian kapur/spidol) dan pendanaan untuk kegiatan non
rutin yang difokuskan pada peningkatan mutu pembelajaran.
2. Menetapkan Jadwal RKT sekolah (60 menit)
Fasilitator mengingatkan kembali bahwa pada sesi sebelumnya, kelompok sekolah
telah menyusun RKS dan pada kesempatan ini mereka akan melanjutkan penyusunan
program untuk satu tahun (RKT). Kemudian fasilitator menayangkan contoh pengisian
jadwal.
250
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9B
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Format 9.6: Jadwal RKT
Sasaran
Program
Kegiatan
Semua siswa - Pengem- - Membeli bukumembaca
bangan
buku yang
untuk
Sarana
menarik minat
kesenangannya Prasarana
siswa
pada akhir
- Meningkatkan
tahun
pengelolaan
pelajaran.
perpustakan
untuk menarik
siswa
meminjam
buku
- Pengem- - Lokakarya
bangan
tentang
Pendidik
‘peningkatan
dan
minat baca
Tenaga
siswa‘
Kependi
-dikan
Penanggung
Jawab
Kepala Sekolah
dibantu Panitia
Budaya Baca
(Kepsek, wakil
orang tua tiap
kelas, 2 guru,
wakil siswa)
Jadwal
2013/2014
7
8
9
10
11
12
1
2
v
3
4
5
6
v
v
v
v
v
v
v
v
dst
Dalam kelompok yang sama dengan sebelumnya, peserta diminta membuka kembali
RKS yang telah disusun (hasil unit 9A). Peserta mengambil program untuk satu tahun
dan menambahkan waktu sampai 12 bulan di dalamnya (dimulai dari bulan Juli seperti
contoh di bawah ini).
Penjadwalan perlu dilakukan dengan hati-hati dan penuh pertimbangan, disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan sekolah.
Fasilitator membahas hasil kerja salah satu kelompok dengan memberi fokus kepada
alasan penentuan waktu.
3. Rencana Anggaran Biaya (60 menit)
Fasilitator meminta peserta untuk melihat program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan (dari hasil kerja kelompok di unit 9A). Fasilitator menugaskan kepada
peserta untuk menghitung rencana anggaran untuk membiayai program dan kegiatan.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
251
UNIT 9B
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Format 9.7 Contoh Penghitungan Biaya
Program
Kegiatan
Peserta
: Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
: Lokakarya tentang Peningkatan Minat Baca Siswa
: Kepala sekolah, 11 guru, 3 orang tua siswa, 1 nara sumber
Jenis
Nara sumber/Fasilitator
Honor
Transport
ATK
Kertas Plano
Kertas HVS
Spidol Marker
LCD (sewa)
Konsumsi
Snack
Makan siang
Jumlah Total Biaya
Unit
Volume
Harga (Rp)
orang
Orang
1
1
250,000.00
100,000.00
lembar
rim
biji
buah
50
1
10
1
1,000.00
34,000.00
5,000.00
100,000.00
kardus
paket
16
16
10,000.00
15,000.00
Jumlah Biaya
(Rp)
250,000.00
100,000.00
50,000.00
34,000.00
50,000.00
100,000.00
160,000.00
240,000.00
984,000.00
Peserta mempresentasikan hasil kerjanya dan fasilitator memastikan apakah sudah
semua aspek yang perlu didanai sudah dicantumkan.
4. Identifikasi Sumber Pendanaan (30 menit)
Fasilitator menanyakan kepada peserta apa saja yang menjadi sumber pendanaan
sekolah. Fasilitator menjelaskan berbagai jenis sumber pendanaan sekolah di bawah ini.
•
Dana BOS
– bisa berasal dari (i) APBN, (ii) APBD provinsi dan (iii) APBD
kabupaten/kota (BOS Daerah)
– Dana BOS diperuntukkan untuk mendanai operasional sekolah
•
Dana Bantuan
– adalah dana yang diberikan
kabupaten/kota kepada sekolah
252
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
oleh
pemerintah
pusat,
provinsi
atau
UNIT 9B
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
– Penyalurannya bisa berupa (i) Dana Dekonsentrasi (Dekon), (ii) Dana
Tugas Pembantuan atau (iii) Dana Alokasi Khusus (DAK).
•
Dana Hibah
– adalah dana bantuan pihak lain
– bisa berasal dari perusahaan, perorangan, donor asing, desa, dll.
– Bisa juga berasal dari sumbangan guru yang sudah tersertifikasi untuk pelatihan
guru
•
Pendapatan Asli Sekolah
– adalah dana yang didapat sekolah karena usaha/kegiatan yang dilakukan oleh
sekolah
– seperti penyelenggaraan kantin sekolah, bazar, dan sebagainya
Fasilitator mengajak peserta untuk melihat contoh kegiatan yang bisa didanai dengan
uang BOS dengan menggunakan panduan BOS 2013.
Peserta, dengan menggunakan kertas plano, mengidentifikasi kegiatan-kegiatan (dari
hasil kerja kelompok sebelumnya) mana saja yang bisa didanai dengan dana BOS.
Selanjutnya peserta mendiskusikan sumber dana lain untuk kegiatan-kegiatan yang tidak
bisa didanai oleh dana BOS. Sumber dana lain bisa berupa dana dari Pendapatan Asli
Sekolah, bantuan/hibah atau dukungan dari Desa/Kelurahan.
Fasilitator memastikan peserta memahami peruntukkan masing-masing sumber dana
(lihat bahan bacaan) dengan cara menayangkan hasil pembahasan masing-masing
kegiatan dan sumber pendanaannya.
Format 9.8: Identifikasi Sumber Pendanaan
Kegiatan
Jumlah
(Rp)
Sumber Pendanaan
Dana
BOS
BOS
BOS
Tugas
Dekon
DAK
Pusat Provinsi Kab/Kot
Pemba
ntuan
Bantuan
Pendapatan
pihak
Sekolah
luar
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
253
UNIT 9B
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
5. Penyusunan RKAS (60 menit)
Fasilitator menjelaskan bahwa sekolah harus menyusun RKAS. Gunakan format
RKAS yang dipakai oleh program BOS 2013 (Formulir BOS-K1). Masukkan sisa dana
tahun lalu (jika ada). Masukkan semua rencana penerimaan sesuai kategori yang ada di
format RKAS BOS 2013. Hasil penghitungan pendanaan untuk masing-masing kegiatan
dikelompokkan sesuai program sekolah. Sedangkan rencana pengeluaran lainnya
dimasukkan ke baris-baris sesuai dengan peruntukannya. Jelaskan juga bahwa RKAS
adalah dokumen multi sumber. Artinya, semua rencana pendapatan dan pengeluaran
harus dimasukkan, tidak terbatas hanya dana yang bersumber dari BOS saja. Untuk
keperluan pengelolaan dana BOS, sekolah juga wajib membuat ringkasan RKAS yang
dananya bersumber dari dana BOS (Formulir BOS-K2).
Peserta menyusun rincian RKAS dari hasil kerja semua kelompok, sesuai dengan
format RKAS (Formulir BOS-K1 dan Formulir BOS-K2) yang ada di Panduan BOS
yang berlaku.
Masing-masing kelompok mengerjakan tugasnya di kertas plano. Hasil kerja kelompok
ditukarkan ke kelompok lain untuk ditanggapi.
Dalam membuat perkiraan anggaran, penting dipertimbangkan pengeluaranpengeluaran yang berakibat pada kewajiban membayar pajak.
254
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9B
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Format 9.9: Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
255
UNIT 9B
256
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9B
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
6. Penutup (20 menit)
Fasilitator meminta masing-masing kelompok membuat daftar hal penting yang harus
diperhatikan saat menyusun RKT/RKAS. Kemudian fasilitator meminta setiap
kelompok menyebutkan satu hal penting yang harus diperhatikan dalam menyusun
RKT/RKAS.
Fasilitator menutup sesi dengan menjelaskan bahwa hal-hal berikut adalah penting
untuk diperhatikan saat menyusun RKT/RKAS:
a. RKT/RKAS harus ditandatangani bersama antara Kepala Sekolah dan Komite
Sekolah, serta disahkan oleh Dinas Pendidikan untuk sekolah dan Kasie
Mapenda untuk madrasah.
b. RKT/RKAS adalah dokumen kerja yang digunakan sekolah untuk melaksanakan
program-program sekolah.
c. RKAS (Formulir BOS-03) harus dipajang di papan pengumuman sekolah agar
dapat dilihat oleh masyarakat luas.
d. Pengurus anggaran sekolah perlu mengalokasikan dana berdasarkan jumlah dana
yang direncanakan dan mengutamakan kebutuhan alat bahan untuk proses
belajar mengajar.
e. Dalam menerapkan kegiatan, pengelola keuangan perlu menyeimbangkan
sumber daya keuangan antara pendapatan, pengeluaran, dan volume
pembiayaan kegaiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan.
f. Pengelola keuangan juga perlu mengantisipasi jika ada kegiatan baru atau jika
pengeluaran akan menjadi lebih besar atau lebih kecil dari anggaran yang
direncanakan.
g. RKT/RKAS dapat direvisi dengan persetujuan komite sekolah.
Catatan: waktu untuk Penyusunan RKT/RKAS yang dilakukan dalam pelatihan ini
sangat singkat sehingga belum menghasilkan RKT/RKAS yang sempurna. Setiap sekolah
harus melengkapi dan menyempurnakan penyusunan RKT/RKAS di sekolah masingmasing. RKT/RKAS disusun oleh KKRKS.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
257
UNIT 9B
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA
Sumber: Kemendiknas, 2011, Perencanaan dan Penganggaran Sekolah/Madrasah
1. Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Rencana Kerja Tahunan (RKT) adalah rencana program yang akan dilakukan oleh
sekolah pada satu tahun pelajaran. RKT disusun berdasarkan jabaran RKS yang
dimutakhirkan dengan informasi yang didapatkan dari pelaksanaan EDS. Dalam
penyusunan RKT, sekolah perlu memperhatikan kegiatan-kegiatan rutin yang biasa
dilakukan oleh sekolah setiap tahunnya, yang tidak ada dalam program-program yang
tercantum dalam RKS.
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) adalah dokumen anggaran sekolah.
RKAS adalah dokumen anggaran multi sumber. Artinya RKAS memuat semua sumber
pendanaan sekolah dan rencana penggunaannya. Meskipun format RKAS yang dipakai
dalam BOS 2012 adalah sederhana, namun untuk keperluan sekolah sendiri, sekolah
harus menyusun RKAS detail yang memuat rencana belanja untuk setiap kegiatan.
Dengan adanya RKAS yang terperinci tersebut sekolah akan mudah dalam
melaksanakan pembelanjaan dan pelaporannya.
2. Merumuskan Indikator Keberhasilan Program (Kinerja)
Indikator keberhasilan adalah ukuran yang digunakan untuk menilai berhasil atau
tidaknya suatu program yang telah dilakukan. Apabila indikator keberhasilan telah
dapat dicapai, maka program dapat dikatakan berhasil; sebaliknya apabila indikator
keberhasilan belum dapat dicapai, maka program dapat dikatakan belum berhasil.
Indikator harus ditentukan agar program yang ditetapkan dapat diukur
keberhasilannya. Indikator keberhasilan setiap program bisa berkaitan dengan proses
dan dapat juga berkaitan langsung dengan hasil akhir. Indikator program yang
berkaitan dengan capaian akhir dapat mengacu pada harapan pemangku kepentingan
yang telah disusun oleh penyusun RKS/M.
Indikator keberhasilan dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif1, yang penting dapat
diukur dan dirumuskan secara spesifik, operasional, dan dalam bentuk kalimat
pernyataan. Indikator program renovasi ruang kelas misalnya, bisa dalam bentuk
jumlah ruang kelas yang direnovasi atau luas dinding dan/atau atap yang diperbaiki
(dalam meter persegi). Namun demikian, tidak selamanya indikator keberhasilan dapat
dirumuskan secara kuantitatif, misalnya untuk program pengelolaan keuangan
sekolah/madrasah. Untuk kasus ini, mungkin sekali hasil yang akan dicapai adalah
laporan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan yang berlaku
1
Indikator yang baik memenuhi kriteria SMART (specific - spesifik, measurable – dapat diukur, achievable – dapat dicapai, relevant - relevan,
and time bound – dicapai dalam batas waktu yang ditentukan) dengan mengutamakan kriteria ”achievable”.
258
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9B
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
mengenai pengeluaran dan penerimaan dana multisumber yang tercantum pada RKAS.
Jika demikian, maka indikator keberhasilannya dapat berupa: ’Dihasilkannya laporan
yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan yang berlaku mengenai
pengeluaran dan penerimaan dana multisumber (pengelolaan keuangan sekolah/
madrasah)’.
Contoh Indikator Keberhasilan Program
Kategori/Program
Indikator Kinerja
1
2
Pengembangan Proses
Pembelajaran:
Peningkatan nilai rata-rata mata
pelajaran matematika.
Dst…
Nilai rata-rata UAN mata pelajaran
matematika adalah 8 pada tahun ajaran
2013.
Dst...
3. Sumber Pendanaan Sekolah
Ada berbagai sumber pendanaan sekolah. Sumber tersebut bisa berasal dari: Dana
APBN, Dana APBD Pemerintah Provinsi, Dana APBD Pemerintah Kabupaten/Kota,
Pendapatan Asli Sekolah, Hibah pihak ketiga, dan bantuan/proyek Desa. Berikut adalah
penjelasan tentang berbagai sumber dana tersebut:
Dana BOS. Dana BOS bisa berasal dari APBN (BOS Pusat) atau dari APBD
Provinsi/Kabupaten/Kota (BOS Daerah). Dana BOS diperuntukkan membiayai
operasional sekolah.
Dana Bantuan. Adalah dana yang diberikan oleh pemerintah pusat, provinsi atau
kabupaten/kota kepada sekolah. Penyalurannya bisa berupa Dana Dekonsentrasi,
Dana Tugas Pembantuan , dan Dana Alokasi Khusus.
Dana Hibah. Adalah dana yang diberikan oleh pihak lain (perusahaan, perorangan,
donor asing, dll.).
Pendapatan Asli Sekolah. Adalah dana yang didapat sekolah karena usaha/kegiatan
yang dilakukan oleh sekolah, seperti penyelenggaraan kantin sekolah, bazar, dll.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
259
UNIT 9B
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Bantuan Desa. Desa juga bisa membantu sekolah, khususnya melalui pemanfaatan
Alokasi Dana Desa (ADD). ADD adalah dana block grant yang berasal dari Pemerintah
Kabupaten untuk dikelola oleh desa. Pemanfaatan ADD bisa untuk mendukung
pelaksanaan WAJAR 9 tahun, misalnya untuk beasiswa, pembangunan akses ke
sekolah, dll. Dana ADD tidak bisa diserahkan secara tunai kepada sekolah. Namun
desa bisa membuat program yang bermanfaat bagi sekolah.
260
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9B
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
F. LEMBAR KERJA
Format 9.9: Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
261
UNIT 9B
262
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9B
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
G. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
263
UNIT 9B
264
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9B
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
265
UNIT 9B
266
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 9B
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
267
UNIT 9B
268
Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 10
RENCANA TINDAK LANJUT
(RTL)
UNIT 10
Rencana Tindak Lanjut
UNIT 10
RENCANA TINDAK LANJUT
(Manajemen Sekolah)
Waktu: I Jam
A. PENGANTAR
Keberhasilan suatu pelatihan pada hakikatnya
ditunjukkan dengan sejauhmana dampak pelatihan
tersebut terhadap pelaksanaannya di sekolah. Dampak
positif biasanya disertai dengan perubahan-perubahan
yang terjadi dengan kegiatan inovatif dalam rencana
kegiatan program sekolah untuk meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah. Salah satu upaya untuk
menjamin penerapan kegiatan tersebut
adalah
RENCANA TINDAK LANJUT dari sekolah yang
bersangkutan serta seluruh unsur yang terdapat di
sekolah.
Menyusun RTL menjadi bagian penting
untuk mengimplementasikan hasil
pelatihan.
Rencana tindak lanjut merupakan awal ‘komitmen’ sekolah dalam menerapkan apa yang
diperoleh dalam pelatihan. Rencana tersebut perlu ditulis sehingga memudahkan yang
bersangkutan maupun pihak lain untuk melaksanakannya dan memantau ketercapaiannya.
Rencana perlu dibuat praktis dalam jangkauan kemampuan sekolah dan daya dukung
sekolahnya. Jumlah kegiatan lebih baik sedikit tetapi dilaksanakan daripada banyak tetapi tidak
dilaksanakan. Rencana yang terlalu ‘muluk’ hanya akan tinggal sebagai rencana, tidak
menimbulkan perubahan di sekolah. Akibatnya, pelatihan yang telah dilaksanakan hanya akan
merupakan suatu ‘pemborosan’ dana, tenaga dan waktu.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mampu menyusun kegiatan manajemen sekolah
yang akan dilakukan dengan melibatkan semua unsur sekolah.
C. BAHAN DAN ALAT
1. Tayangan unit
2. Format 10.1: Rencana Tindak Lanjut – Manajemen Sekolah
3. ATK: kertas plano, spidol, pulpen, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
271
UNIT 10
Rencana Tindak Lanjut
D. LANGKAH KEGIATAN
5’
10’
25’
Pengantar
Reviu Unit
Menyusun
RTL
Manajemen
Sekolah
1
2
3
5’
15’
Penguatan
Kunjung Karya
5
4
1. Pengantar (5 menit)
Fasilitator menyampaikan tujuan dari unit ini yakni tindak lanjut dari pelatihan. Peserta
diharapkan untuk menyusun kegiatan yang akan dilakukan untuk tiga bulan ke depan.
2. Mereviu Unit (10 menit)
Fasilitator meminta peserta untuk mereviu unit-unit serta prinsip-prinsip dasar dan
keterampilan yang diperoleh di dalam tiap unit terkait manajemen sekolah. Peserta
menuliskan garis besarnya pada kertas plano.
3. Menyusun Rencana Tindak Lanjut Terkait Manajemen Sekolah (25 menit)
Fasilitator mengajak peserta (dalam kelompok sekolah) untuk menyusun rencana
tindak lanjut yang realistis tentang apa yang akan dilakukan sekolah untuk meningkatkan
manajemennya. Kepala sekolah memimpin penyusunan RTL bersama komite sekolah,
pengawas, dan guru dari sekolahnya dengan menggunakan Format 10.1. Sekedar
mengingatkan, fasilitator dapat menayangkan poin-poin penting dari unit yang telah
diberikan.
Pembelajaran aktif – bagaimana masing-masing unsur dalam sekolah dapat
mendukung pelaksanaan pembelajaran yang baik
Manajemen Berbasis Sekolah – kerja sama yang baik dari segala unsur merupakan
kunci bagi keberhasilan pelaksanaan MBS; MBS dapat meningkatkan mutu
pendidikan melalui pengelolaan yang akuntabel, partisipatif, dan transparan
272
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 10
Rencana Tindak Lanjut
Peran Serta Masyarakat – merupakan bagian penting dari sekolah yang dapat
mendukung manajemen dan pembelajaran
RKS dan RKT/RKAS – Sekolah yang baik mempunyai RKS yang disusun secara
partisipatif dan yang mengemukakan peningkatan mutu dan dilaksanakan secara
transparan dan akuntabel. RKS yang baik disusun berdasarkan hasil dari evaluasi diri
sekolah yang kejujuran datanya dapat dipertanggungjawabkan
4. Kunjung Karya (15 menit)
Peserta diminta untuk melakukan kunjung karya dengan berkeliling melihat RTL dari
kelompok sekolah lain. Ketika berkeliling, peserta mencatat hal-hal yang menarik dari
sekolah lain yang dapat dilakukan di sekolah mereka.
Setelah kembali dari kunjung karya, peserta memberbaiki RTL sekolah masing-masing
dengan masukan yang baru.
5. Penguatan dan Catatan tentang RTL Sekolah (5 menit)
Fasilitator meminta masing-masing sekolah untuk segera melakukan pertemuan di
sekolah setelah pelatihan manajemen sekolah dan PAKEM untuk menggabungkan RTL
dari unit 4 dan unit 10 yang melibatkan semua unsur sekolah sehingga menghasilkan
SATU RTL sekolah. RTL ini merupakan tagihan untuk pertemuan KKG/KKKS yang
pertama.
Fasilitator memberi penguatan hal-hal berikut:
Kepala Sekolah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan
RTL yang telah disusun bersama
Pelatihan tidak akan ada manfaatnya apabila tidak ditindaklanjuti dengan
pelaksanaan hasil-hasil pelatihan di sekolah masing-masing
Terapkanlah DI SEKOLAH apa yang telah diperoleh dari pelatihan
Mulailah dari APA YANG SAUDARA MAMPU, bukan dari APA YANG
SAUDARA INGINKAN
E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTA : tidak ada
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
273
UNIT 10
Rencana Tindak Lanjut
F. BAHAN TAYANGAN UNTUK FASILITATOR
274
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 10
Rencana Tindak Lanjut
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
275
UNIT 10
276
Rencana Tindak Lanjut
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 10
Rencana Tindak Lanjut
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
277
UNIT 10
278
Rencana Tindak Lanjut
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
UNIT 10
Rencana Tindak Lanjut
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
279
UNIT 10
280
Rencana Tindak Lanjut
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD/MI
Download