I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Berdasarkan Konvensi

advertisement
I. PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Berdasarkan Konvensi Hukum Laut PBB, United Nation Convention on
Law of the Sea, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan
luas laut seluas 5,8 juta km2 yang terdiri dari laut teritorial dengan luas 0,8 juta
km2, laut nusantara 2,3 juta km2 dan zona ekonomi eksklusif 2,7 juta km2.
Disamping itu Indonesia memiliki pulau sebanyak 17.480 pulau dan garis pantai
sepanjang 95.181 km (Dewan Kelautan Indonesia, 2008). Wilayah pesisir yang
luas menjadikan Indonesia memiliki banyak potensi sumberdaya untuk
dikembangkan.
Dilihat dari letak geografisnya, lahan pesisir merupakan wilayah yang
memiliki potensi ekonomi strategis. Potensi ekonomi ini terlihat dari berbagai
bentuk pemanfaatan sumberdaya seperti untuk usaha budidaya dan penangkapan
ikan,
pertanian,
perindustrian,
pemukiman,
pelabuhan,
pariwisata,
dan
pertambangan. Hal ini menggambarkan bahwa peranan sumberdaya tersebut
sangat besar dalam menunjang perekonomian nasional.
Melalui pengelolaan yang efektif dan efisien diharapkan pemanfaatan
sumberdaya pesisir dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia,
dengan memberikan nilai pemanfaatan yang maksimal, mengingat tidak kurang
60% dari penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir 1. Secara keseluruhan hal
ini merupakan tekanan dan beban yang harus dipikul lingkungan pesisir. Dengan
memperhatikan
1
fenomena
tersebut
maka
pemanfaatan
dan
pengelolaan
http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/08_Salam%20Trg_PERUBAHAN%20GARIS%20PANTAI
%20DI%20WILAYAH%20PESISIR.PDF [diakses 29 September 2011]
2
sumberdaya pesisir secara berkelanjutan adalah merupakan suatu kebutuhan
(Savitri dan Khazali, 1999).
Salah satu wilayah pesisir yang memiliki potensi perikanan adalah Pesisir
Utara Jawa Barat. Pesisir Utara Jawa Barat memiliki karakteristik laut tenang,
arealnya sebagian besar berlumpur serta banyak sungai besar yang bermuara di
daerah ini menjadikan wilayah ini memiliki kekayaan sumberdaya perikanan yang
beragam. Panjang garis pantai utara wilayah Jawa Barat adalah kurang lebih
365.059 km yang membentang dari Kabupaten Bekasi sampai Kabupaten
Cirebon. Panjang pantai pada setiap kabupaten/kota dapat dilihat dari Tabel 1
berikut.
Tabel 1. Panjang Garis Pantai Jawa Barat
Nama Kabupaten/Kota
Indramayu
Karawang
Cirebon
Subang
Kabupaten Bekasi
Kota Cirebon
Panjang garis pantai (km)
118,29
76,00
68,09
52,04
46,63
4,00
Sumber : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2007
Ikan merupakan salah satu komoditas yang memiliki peranan penting
dalam kehidupan manusia, terutama dari kemampuannya mensuplai kandungan
protein yang cukup tinggi. Di beberapa negara berkembang seperti Indonesia,
Filipina, dan Malaysia, produksi perikanan merupakan sumber penghasilan bagi
negara berupa devisa ekspor. Secara khusus sektor perikanan juga turut
berkontribusi meningkatkan pendapatan daerah serta penyedia lapangan kerja,
karena turunan proses pengolahannya yang membutuhkan sumberdaya manusia
lebih banyak, oleh karena itu perikanan merupakan salah satu aktivitas yang
memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan suatu bangsa (Fauzi, 2006).
3
Perikanan Jawa Barat saat ini sangat bertumpu pada produksi perikanan di
wilayah pesisir bagian utara. Berdasarkan profil daerah Jawa Barat, tercatat bahwa
produksi perikanan Jawa Barat di wilayah pesisir bagian utara mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Perikanan laut pesisir Jawa Barat khususnya
Kabupaten Cirebon telah memberi kesempatan pekerjaan untuk 67.257
pembudidaya ikan serta 551 pembudidaya kerang hijau2. Jika mereka dianggap
sebagai kepala keluarga, maka hampir 67.808 rumah tangga bergerak di sektor
perikanan budidaya dan menjadi bagian penting dari perekonomian Kabupaten
Cirebon. Oleh karena itu jelas bahwa untuk daerah pedesaan, perikanan budidaya
mempunyai peran yang sangat penting bagi penyediaan kesempatan kerja.
Potensi perikanan Kabupaten Cirebon yang cukup besar tidak dihasilkan
oleh semua kecamatan. Kecamatan Losari merupakan daerah potensial untuk
usaha budidaya tambak. Hal ini dikarenakan Kecamatan Losari memiliki lahan
seluas 2.500 hektar yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan budidaya tambak3.
Potensi perikanan budidaya tambak Kabupaten Cirebon terlihat baik dari
keanekaragaman komoditas perikanan maupun jumlah produksinya. Hal ini
didukung oleh data produksi ikan tambak yang dirinci menurut jenis ikan, sebagai
berikut :
2
http://www.pelita.or.id/baca.php?id=53042 [diakses 25 Maret 2011]
3
http://www.anatarajawabarat.com/media.php?module=detailberita&id=4755 [diakses 25 Maret 2011]
4
Tabel 2. Produksi Ikan Tambak Kabupaten Cirebon menurut jenis ikan
tahun 2003 - 2007 (dalam Ton)
Jenis Ikan
Mujair
Bandeng
Belanak
Udang Windu
Udang Vanane
Udang Api-Api
Kerang Darah
Lainnya
Rumput Laut
Total
2003
323,2
1.280,2
115,2
971,9
567,1
3.257,6
2004
262,0
1.095,3
352,9
466,5
53,7
3.322,0
2005
379,5
1.314,2
132,7
1.032,0
443,2
55,3
3.356,9
2006
285,7
1.289,2
132,7
1.032,0
416,0
100,0
52,3
74,2
3.382,1
2007
207,1
1.301,9
260,2
1.142,6
400,0
320,9
400,0
60,0
90,0
4.182,9
Sumber : BPS Kabupaten Cirebon (2008)
Produksi ikan tambak yang cukup besar dapat memenuhi supply konsumsi
ikan masyarakat yang terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk. Berdasarkan data tabel diatas, produksi ikan bandeng merupakan yang
terbesar diantara komoditas budidaya lainnya. Hal ini disebabkan karena ikan
bandeng relatif tahan terhadap berbagai jenis penyakit yang biasanya menyerang
hewan air, teknologi budidayanya juga relatif mudah untuk dilakukan. Keadaan
tersebut membuat sektor usaha budidaya ikan bandeng menjadi potensial untuk
dikembangkan.
Aktivitas perekonomian sektor perikanan di kawasan Pesisir Losari, di
dominasi oleh kegiatan budidaya ikan bandeng yang juga merupakan komoditas
utama Desa Ambulu. Aktivitas budidaya budidaya ikan bandeng ini telah menjadi
mata pencaharian sebagian besar masyarakat Desa Ambulu. Sebagai sektor yang
dijadikan sebagai mata pencaharian oleh masyarakat, maka peluang penyerapan
tenaga kerja untuk mempermudah proses produksi menjadi sangat besar.
Aktivitas budidaya ikan bandeng dapat menimbulkan transaksi ekonomi,
salah satunya dapat dilihat dari pengeluaran yang dikeluarkan petani tambak
selama melakukan aktivitas budidaya. Transaksi tersebut dapat memberikan
5
dampak baik secara langsung, tidak langsung, maupun lanjutan terhadap
masyarakat sekitar yang memiliki usaha di daerah pertambakan tersebut.
Transaksi tersebut juga dapat memberikan dampak pengganda bagi sektor
perekonomian yang lain. Besarnya tingkat aktivitas ekonomi di sektor budidaya
ikan bandeng akan meningkatkan pengaruh aktivitas budidaya tersebut terhadap
perekonomian lokal. Dampak ekonomi kegiatan budidaya ikan bandeng yang
cukup besar ini, didukung oleh kualitas lingkungan pesisir itu sendiri. Oleh karena
itu rencana pengelolaan dan pengembangan kawasan pesisir perlu dilakukan.
1.2
Perumusan Masalah
Wilayah Kabupaten Cirebon sebagian terletak di Pesisir Utara Laut Jawa
Barat, dan sebagian lainnya berada di daerah perbukitan. Pemanfaatan wilayah
pesisir utara ditujukan untuk aktivitas perikanan tangkap dan budidaya.
Kecamatan Losari merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Cirebon yang
sebagian wilayahnya berada di sepanjang garis pantai. Hal ini membuat sebagian
besar masyarakatnya melakukan aktivitas ekonomi di sektor perikanan. Perikanan
disini salah satunya adalah perikanan budidaya ikan bandeng. Pemanfaatan
wilayah pesisir Losari sebagai kawasan perikanan budidaya ikan bandeng hanya
dilakukan oleh beberapa desa saja, salah satu yang mendominasi adalah Desa
Ambulu. Hal ini dikarenakan hampir sebagian besar wilayah desanya berada di
sekitar pantai, dengan struktur tanah yang cocok untuk dijadikan lahan usaha
tambak.
Potensi Desa Ambulu untuk usaha budidaya ikan bandeng ternyata belum
diiringi oleh peningkatan pembangunan prasarana dan sarana serta teknologi
budidaya yang mendukung. Nilai pemanfaatan sumberdaya pesisir memiliki
6
keterkaitan dengan nilai produktivitas budidaya ikan bandeng. Oleh sebab itu
semakin optimal pemanfaatan sumberdaya pesisir untuk usaha budidaya ikan
bandeng, maka akan semakin besar nilai kontribusinya terhadap usaha tersebut,
serta semakin tinggi dampak ekonomi yang ditimbulkan.
Aktivitas budidaya ikan bandeng di Desa Ambulu secara langsung
maupun tidak langsung memberikan dampak terhadap masyarakat sekitar, salah
satunya adalah dampak ekonomi. Dampak ekonomi dapat tercipta dari
pengeluaran petani tambak selama melakukan aktivitas budidaya. Pengeluaran
petani tambak dapat menimbulkan transaksi ekonomi bagi sektor-sektor penyedia
barang dan jasa. Adanya transaksi tersebut menimbulkan dampak pengganda bagi
sektor ekonomi lainnya. Dampak pengganda tersebut berupa terbukanya peluang
usaha untuk sektor-sektor lainnya, seperti dengan adanya aktivitas budidaya ikan
bandeng, dapat membuka peluang untuk membuka usaha penyedia jaring, warung
makan, penyedia bahan-bahan keperluan budidaya seperti benih dan pakan, serta
usaha transportasi pengangkutan hasil panen tambak.
Berdasarkan uraian masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1) Bagaimana karakteristik petani tambak ikan bandeng, unit usaha, dan tenaga
kerja lokal di Desa Ambulu?
2) Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi hasil produksi ikan bandeng di
Desa Ambulu?
3) Berapa nilai ekonomi pemanfaatan sumberdaya pesisir untuk kegiatan
budidaya ikan bandeng di Desa Ambulu?
7
4) Bagaimana dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh aktivitas budidaya ikan
bandeng Desa Ambulu?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi karakteristik petani tambak ikan bandeng, unit usaha, dan
tenaga kerja lokal di Desa Ambulu.
2) Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi ikan bandeng di
Desa Ambulu.
3) Mengestimasi nilai ekonomi pemanfaatan sumberdaya pesisir untuk kegiatan
budidaya ikan bandeng di Desa Ambulu.
4) Menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan budidaya ikan
bandeng di Desa Ambulu.
1.4
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat kepada:
1) Pemda Kabupaten Cirebon dan stakeholder terkait lainnya yang berperan
dalam pengelolaan dan pengembangan sektor perikanan khususnya perikanan
budidaya dan dalam melakukan perbaikan prasarana dan sarana penunjang
kegiatan budidaya ikan bandeng.
2) Pelaku usaha budidaya ikan bandeng untuk memperoleh gambaran mengenai
prospek usaha yang mereka jalani, sehingga peningkatan hasil produktivitas
tambak ikan bandeng dapat lebih mudah dilakukan.
8
3) Akademisi sebagai bahan tambahan dan rujukan untuk penelitian-penelitian
selanjutnya.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian
Wilayah penelitian ini adalah Desa Ambulu, Kecamatan Losari,
Kabupaten Cirebon. Responden dalam penelitian ini adalah para petani tambak,
pemilik unit usaha dan tenaga kerja lokal.
Penelitian
ini
dilakukan
untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi hasil produksi ikan bandeng. Faktor-faktor tersebut dijadikan
sebagai informasi untuk meningkatkan produktivitas budidaya ikan bandeng.
Nilai dan dampak ekonomi dianlisis dari aktivitas pemanfaatan
sumberdaya pesisir untuk kegiatan budidaya ikan bandeng yang dinyatakan dalam
rupiah selama satu tahun. Dampak ekonomi yang diteliti dilihat dari pengeluaran
petani tambak selama proses budidaya ikan bandeng berlangsung.
Download