IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Flavonoid

advertisement
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Pengaruh Pemberian Flavonoid Terhadap Kerusakan Kapsula
Bowman dan Kerusakan Glomerulus
Berdasarkan hasil penelitian, rataan kerusakan kapsula Bowman dan
kerusakan glomerulus ginjal itik yang diberi flavonoid, ditampilkan pada Tabel 4,
sebagai berikut :
Tabel 4. Rata-rata Kerusakan Kapsula Bowman dan Kerusakan
Glomerulus Ginjal Itik Cihateup (Jumlah sel per 10x Lapang
Pandang)
Perlakuan
P1
P2
Rata-rata Kerusakan
Kapsula Bowman Ginjal
a
51,23 ± 5,11
b
30,33 ± 4,42
Rata-rata Kerusakan
Glomerulus Ginjal
a
25,30 ± 3,35
b
15,60 ± 3,30
Keterangan : Abjad yang berbeda (a,b) pada kolom yang sama menunjukkan hasil
berbeda yang nyata dengan P<0,05
P1 = Itik Cihateup tanpa pemberian flavonoid
P2 = Itik Cihateup dengan pemberian flavonoid
Hasil analisis statistik dengan menggunakan Uji T tidak berpasangan.
Didapatkan hasil Fhit> Ftabel, hal ini berarti hasil berbeda nyata (P<0,05) antara
kerusakan sel ginjal kelompok itik tanpa pemberian flavonoid dengan itik dengan
pemberian flavonoid.
Berdasarkan hasil analisis yang tertera dalam Tabel 4 dapat dilihat bahwa
rata-rata kerusakan kapsula Bowman ginjal kelompok itik tanpa pemberian
23
flavonoid berbeda nyata lebih tinggi yaitu sebesar 51,23 ± 5,11 dibanding kelompok
itik dengan pemberian flavonoid yaitu sebesar 30,33 ± 4,42 hasil tersebut tertera
dalam Ilustrasi 2. Berdasarkan hasil analisis yang tertera dalam Tabel 4 dapat
dilihat bahwa rata-rata kerusakan glomerulus ginjal kelompok itik tanpa pemberian
flavonoid berbeda nyata lebih tinggi yaitu sebesar 25,30 ± 3,35 dibanding kelompok
itik dengan pemberian flavonoid yaitu sebesar 15,60 ± 3,30, hasil tersebut tertera
dalam Ilustrasi 3.
Kerusakan Kapsula bowman Ginjal
(Jumlah sel per 10x Lapang Pandang)
Kerusakan Kapsula Bowman Ginjal
60
50
40
30
51,23
20
30,33
10
0
P1
P2
Perlakuan
Ilustrasi 3. Jumlah Rata-rata Kerusakan Kapsula Bowman Ginjal Itik
24
Kerusakan Glomerulus Ginjal
(Jumlah sel per 10x Lapang Pandang)
Kerusakan Glomerulus Ginjal
30
25
20
15
25,3
10
15,6
5
0
P1
P2
Perlakuan
Ilustrasi 4. Jumlah Rata-rata Kerusakan Glomerulus Ginjal Itik
Kondisi lingkungan mikro kandang yang bertemperatur lebih tinggi
dibandingkan habitat asli itik Cihateup, serta sistem pemeliharaan minim air (tanpa
kolam berenang) menjadi masalah penting bagi produktivitas ternak itik Cihateup.
Lingkungan mikro maupun sistem pemeliharaan, kedua-duannya menjadi pemicu
stres pada itik Cihateup.
Kerusakan jaringan ginjal dapat dipicu oleh stres (Kelly dkk., 2001). Dalam
kondisi stres panas terjadi peningkatan oksidasi asam lemak rantai ganda panjang
menjadi asam lemak rantai pendek. Oksidasi asam lemak ini juga terjadi pada
membran-membran sel, sehingga memicu peningkatan apoptosis (kematian sel) (Li
dkk., 2002).
Selain apoptosis, pengaturan panas tubuh, peningkatan maupun
penurunan metabolisme dalam kondisi stres menyebabkan fungsi ginjal (terutama
glomerulus dan kapsula Bowman) dalam melakukan ultrafiltrasi salah satu nutrien
25
menjadi meningkat. Peningkatan fungsi ini secara terus menerus memicu nekrosis
(juga kematian sel yang disebabkan oleh faktor lingkungan) (Clarkson dkk., 2006).
Kerusakan sel yang berujung pada kematian sel seperti diuraikan tersebut
diatas menjadi penyebab terdapatnya perbedaan kerusakan sel pada kedua
kelompok itik tersebut (Tabel 4, Ilustrasi 2, dan Ilustrasi 3). Tampak bahwa
kerusakan sel kapsula Bowman dan glomerulus terutama terjadi lebih tinggi
(P<0,05) pada kelompok itik tanpa pemberian flavonoid yaitu masing-masing
sebesar 51,23 ± 5,11 dan 25,30 ± 3,35 (Tabel 4).
Pada Tabel 4, Ilustrasi 2, dan Ilustrasi 3 menunjukkan bahwa kerusakan selsel glomerulus dan kapsula Bowman pada kelompok yang diberi flavonoid tampak
lebih rendah. Hasil ini mengindikasikan bahwa flavonoid mampu mencegah atau
mengurangi kematian sel baik secara apoptosis maupun nekrosis. Efek flavonoid
telah dipublikasikan oleh beberapa-beberapa peneliti sebelumnya. Mushawwir dan
Latipudin (2013) mengemukakan peningkatan imunitas dengan pemberian
flavonoid pada ternak ayam. Peningkatan imunitas antara lain ditandai dengan
peningkatan produksi atau ekspresi gen interleukin-1 (IL-1). Imunitas juga terkait
dengan aktifitas makrofaga oleh sel-sel darah putih, peningkatan makrofaga
meningkatkan produksi interleukin-1 (Zaharoff dkk., 2007; Li dkk., 2009).
Interleukin-1 mampu menstimulasi ekspresi gen Heat Shock Protein (HSP).
Semakin tinggi keadaan interleukin-1 diikuti dengan peningkatan kadar HSP.
Diketahui
bahwa
HSP
mampu
mencegah
kematian
sel
dengan
cara
mempertahankan formasi protein-protein sel (Kelly, dkk., 2001). Lebih spesifik Li,
dkk.
(2002), mengemukakan bahwa HSP menurunkan aktifitas Apoptosis-
Activating-Factor (APAF).
Berdasarkan peran flavonoid ini yang mampu
mencegah kematian sel menjadi alasan utama kerusakan sel-sel kapsula Bowman
26
dan glomerulus lebih rendah (P<0,05) pada kelompok itik dengan pemberian
flavonoid yaitu masing-masing sebesar 30,33 ± 4,42 dan 15,60 ± 3,30 (Tabel 4).
4.2
Pengaruh Pemberian Flavonoid Terhadap Berat Ginjal
Berdasarkan hasil penelitian, rataan berat ginjal itik yang diberi flavonoid,
ditampilkan pada Tabel 5, sebagai berikut :
Tabel 5. Rata-rata Berat Ginjal Itik Cihateup
Perlakuan
P1
P2
Rata-rata Berat Ginjal
(mg)
6,39 ± 0,59
7,61 ± 0,54
Signifikansi
a
b
Keterangan : Abjad yang berbeda (a,b) pada kolom signifikansi menunjukkan
hasil berbeda yang nyata dengan P < 0,05
P1 = Itik Cihateup tanpa pemberian flavonoid
P2 = Itik Cihateup dengan pemberian flavonoid
Hasil analisis statistik dengan menggunakan Uji T tidak berpasangan, dan
didapatkan hasil Fhit> Ftabel, hal ini berarti hasil berbeda nyata (P<0,05) antara berat
ginjal kelompok yang tanpa pemberian flavonoid dengan kelompok yang diberi
flavonoid. Berdasarkan hasil analisis yang tertera dalam Tabel 5 dapat dilihat
bahwa rata-rata berat ginjal kelompok itik tanpa pemberian flavonoid berbeda nyata
lebih rendah yaitu sebesar 6,39 ± 0,59 dibanding kelompok itik dengan pemberian
flavonoid yaitu sebesar 7,61 ± 0,54, hasil tersebut tertera dalam Ilustrasi 4.
27
Berat Ginjal (mg)
Berat Ginjal
7,8
7,6
7,4
7,2
7
6,8
6,6
6,4
6,2
6
5,8
5,6
7,61
6,39
P1
P2
P1
P2
Ilustrasi 5. Jumlah Rata-rata Berat Ginjal Itik
Pada Tabel 5 dan Ilustrasi 4 menunjukkan bahwa berat ginjal pada
kelompok itik
tanpa pemberian flavonoid tampak lebih rendah.
Hasil ini
mengindikasikan bahwa flavonoid mampu mencegah atau mengurangi kematian sel
dengan baik, dengan ditandai dengan berat ginjal yang lebih rendah berarti
kerusakan sel terjadi lebih tinggi pada kelompok itik tanpa pemberian flavonoid.
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, flavonoid mencegah kerusakan sel
yang dapat mengakibatkan turunnya berat ginjal. Kerusakan sel yang berdampak
terhadap kematian sel, baik apoptosis maupun dengan nekrosis (Clarkson dkk.,
2006).
Kematian sel glomerulus dan kapsula Bowman pada hakikatnya
menghilangkan makro dan mikro nutrien yang terdapat dalam sel-sel tersebut,
melalui mekanisme fagositosis indostatik oleh sel-sel yang normal. Fagositosis selsel yang rusak atau mati menyebabkan hilangnya sebagian biomolekul, sehingga
masa sel menjadi lebih kecil atau menurun. Berdasarkan proses fisiologik ini,
28
berdampak terhadap masa atau berat ginjal secara keseluruhan (Tabel 5 dan Ilustrasi
4).
Berat ginjal yang lebih tinggi (7,61 ± 0,54) pada kelompok itik yang diberi
flavonoid (Ilustrasi 4) menunjukkan bahwa flavonoid mampu mencegah kematian
sel-sel ginjal secara berlebihan akibat stres. Hasil penelitian yang dikemukakan Li
dkk. (2002) bahwa flavonoid mampu meningkatkan gen HSP. Gen HSP mampu
mencegah kematian sel akibat stres dengan cara melipat kembali protein-protein
yang rusak sesuai formasi awalnya. Kelebihan flavonoid yang lain adalah mampu
bertindak sebagai antioksidan, sehingga senyawa-senyawa radikal yang meningkat
kadarnya dalam keadaan ternak stres, dapat dicegah dengan cara membentuk ikatan
stabil antara flavonoid dengan senyawa-senyawa radikal (Pinho dkk., 2005; Prieto
dkk., 2008).
Diketahui bahwa senyawa-senyawa radikal dapat meningkatkan oksidasi
asam lemak yang terdapat pada membran sel. Oksidasi ini berdampak terhadap
meningkatnya nekrosis atau kematian sel. Berdasarkan fakta-fakta ini, menjadi
alasan utama tidak terjadinya penurunan masa ginjal sebagaimana pada kelompok
yang tidak diberi flavonoid.
Download