(paha dengan kulit) itik Alabio dan itik Cihateup

advertisement
lanjutan
Penelitian pendukung :
 Febriana (2006) : Pemberian 1% daun beluntas kering dalam pakan
kepada itik jantan muda dapat menurunkan bau amis dibandingkan
dengan yang tanpa daun beluntas.
 Randa (2007) : Penggunakan antioksidan sintetis vitamin C dan E
pada itik jantan muda Cihateup dan Alabio menunjukkan bahwa yang
diberi vitamin E dan C menghasilkan daging yang bau amisnya
kurang dibanding dengan yang tidak diberi antioksidan.
 Keberhasilan penggunaan antioksidan daun beluntas dalam
mengurangi bau anyir pada daging itik tidak diikuti dengan konversi
pakan yang baik. Pemberian 1% beluntas dalam pakan itik jantan
muda, konversi pakannya sekitar 4.17 dibandingkan dengan tanpa
daun beluntas kontrol 3.42 , (Gunawan 2005).
Lanjutan
 Penurunan
dosis
daun
beluntas 1% menjadi 0.5%
adalah untuk memperbaiki
konversi pakan.
 Penambahan vitamin C dan
vitamin E untuk menambah
berkurangnya
antioksidan
berasal dari beluntas akibat
penurunan
penggunaannya
dalam pakan.
Tujuan Kegiatan
Mengetahui efektivitas beluntas, kombinasi
beluntas
dengan vitamin E dan kombinasi
beluntas dengan vitamin C sebagai sumber
antioksidan terhadap:
1. Karakteristik sensori yang meliputi intensitas
off-odor daging (paha dengan kulit) itik dan
tingkat kesukaan panelis terhadap off-odor
daging (paha dengan kulit) itik Alabio dan itik
Cihateup.
2. Kadar asam lemak dan TBARS daging (dada
dan paha dengan kulit) itik Alabio dan itik
Cihateup.
3. Performa itik yang meliputi: bobot badan,
pertambahan bobot badan, konsumsi pakan,
konversi pakan, mortalitas, bobot karkas dan
lemak abdomen itik Alabio dan itik Cihateup.
Keluaran
Tahun berjalan
Diperoleh cara/metode yang efektif
dalam menurunkan off-odor pada daging
itik, sehingga diperoleh daging itik yang
intensitas baunya kurang tajam dan
konversi pakannya baik.
Jangka panjang
1. Suatu teknologi yang mudah dan efektif
untuk diterapkan oleh masyarakat
dalam mengurangi off-odor daging itik.
2. Meningkatkan konsumsi daging itik
lokal dalam rangka pengembangan
Sumber Daya Genetik/SDG potensi
daerah.
3. Bahan penyuluhan untuk diaplikasikan
ke masyarakat.
PROSEDUR KERJA
Penelitian selama 10 bulan(persiapan sampai pembuatan
laporan). Penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu Produksi
Ternak Unggas, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi
Peternakan, Fapet-IPB.
 Penyiapkan petak-petak kandang sebanyak 24 unit, tempat
pakan, tempat minum, dan indukan.
 Pengadaan pakan penelitian (pakan kontrol (K) pakan yang
diberi beluntas 0.5% (KB), pakan yang diberi beluntas
0.5%+vitamin C 250 mg/kg (KBC), pakan yang diberi
beluntas 0.5%+vitamin E 400 IU/kg (KBE).
 Pengadaan ternak (dod itik Cihateup dan Alabio berjenis
kelamin jantan).
 Pemeliharaan ternak (1 hari-10 minggu).
 Pemotongan ternak (umur 10 minggu).
 Analisis kimia (asam lemak dan TBAR)
 Analisis sensori
 Analisis data
Download