IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak

advertisement
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Kadar Asam Urat
Darah Itik Cihateup Fase Grower
Hasil pengamatan kadar asam urat darah itik Cihateup fase grower yang
diberi minyak buah makasar disajikan pada Tabel 5 dan 6.
Tabel 5. Rataan Kadar Asam Urat Darah Itik Cihateup Fase Grower
Ulangan
1
2
3
4
5
6
Perlakuan
K
BJA
BJB
BJC
....................................mg/dL.......................................
3,94
3,42
3,15
2,84
4,17
2,93
3,26
2,57
4,81
3,54
3,26
2,35
4,73
3,63
3,59
3,02
4,48
3,57
3,31
2,57
3,92
3,22
3,12
2,67
4,34±0,39
3,38±0,29
3,28±0,17
2,67±0,23
Berdasarkan hasil analisis varians polinomial orthogonal (Lampiran 2)
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar
asam urat darah itik Cihateup fase grower. Perbedaan rata-rata kadar asam urat
darah itik Cihateup antar perlakuan dilakukan uji contrast orthogonal (Lampiran
3). Pengaruh perbedaan antar perlakuan dapat dilihat pada Tabel 6.
27
Tabel 6. Signifikansi Kadar Asam Urat Darah Itik Cihateup Fase Grower
Perlakuan
Rata-rata (mg/dL)
Signifikansi*)
K
4,34
a
BJA
3,38
b
BJB
3,28
b
BJC
2,67
b
Keterangan : K
: Kontrol
BJA : Minyak Buah Makasar 100 µL
BJB : Minyak Buah Maksar 150 µL
BJC : Minyak Buah Makasar 200 µL
*) Huruf yang berbeda (a,b,c) pada kolom signifikansi
menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01).
Hasil analisis lanjut contrast orthogonal menunjukkan bahwa rataan kadar
asam urat darah itik Cihateup yang diberi minyak buah makasar, berbeda sangat
nyata (P<0,01) lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa pemberian.
Tabel 6 menyajikan rataan kadar asam urat itik Cihateup, rata-rata kadar
asam urat perlakuan BJC yaitu 2,67 mg/dL, berbeda nyata lebih rendah (P<0,01)
dibandingkan dengan K (tanpa pemberian minyak buah makasar) yaitu 4,34
mg/dL. Meskipun kelompok itik yang diberi level minyak buah makasar 100
sampai 150 µL per tiga hari menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,01)
terhadap rata-rata kadar asam urat dengan kelompok itik tanpa pemberian minyak
buah makasar. Berdasarkan hasil penyelitian ini, tampak bahwa pemberian level
minyak buah makasar sebesar 200 µL adalah level yang efektif untuk menurunkan
kadar asam urat darah.
Kadar asam urat plasma darah pada itik yang mengalami stres (minim air
dan panas) merupakan indikasi yang baik terhadap peningkatan stres oksidatif.
Stres panas menimbulakn sekresi CRF (Corticotropine Releasing Factor) oleh
hipotalamus
untuk
merangsang
pengeluaran
ACTH
(Adenocorticotropic
Hormone).
ACTH merangsang sekresi glukokortikoid sebagai indikator
28
terjadinya proses glukoneogenesis.
Glukoneogenesis merupakan proses
pembentukan glukosa dari senyawa non karbohidrat seperti asam lemak dan asam
amino dan terjadi di dalam hati (Kegley dan Spears, 1995).
Peningkatan glukoneogenesis menyebabkan meningkatnya laju perombakan
asam-asam amino yang termasuk kedalam kelompok basa purin, seperti lisin,
metionin, triptofan dan fenilalanin, untuk terlibat dalam siklus Krebs menjadi
energi.
Hasil peneitian Dean dkk. (2006) menunjukkan bahwa enzim
Hipoxantine-Guanine Phosphoribosyl Transferase (HGPRT) merupakan salah
satu enzim yang berperan dalam reaksi pemanfaatan basa purin menjadi
nukleotida, enzim ini berperan dalam mengubah purin menjadi nukleotida purin
agar dapat digunakan kembali sebagai penyusun DNA dan RNA. Apabila enzim
ini mengalami defisiensi, maka purin dalam tubuh dapat meningkat karena purin
yang tidak dimetabolisme oleh enzim HGPRT menyebabklan purin tersebut akan
dimetabolisme oleh enzim xantine oxidoreduktase (XOR) menjadi asam urat.
Terkait penurunan kadar asam urat darah itik Cihateup dengan level
pemberian level minyak buah makasar sebesar 200 µL per tiga hari, dapat
dijelaskan bahwa buah makasar mengandung asam lemak esensial, dimana asam
lemak yang paling banyak terkandung adalah asam linoleat. Pemberian asam
lemak esensial sebagai antistres telah dilaporkan mekanisme fisiologiknya, antara
lain bahwa asam lemak linoleat dapat bertindak sebagai antioksidan (Jiang dkk.,
2014), dan menurunkan radikal bebas (Long dkk., 2011). Penurunan radikal
bebas menghambat Hipoxia Inducble Factor (HIF), sehingga terjadi peningkatan
enzim piruvat dehidrogenase yang merubah asam piruvat menjadi acetil co-A.
Acetil co-A merupakan prekursor utama dalam siklus Kreb.
29
Peningkatan acetil co-A, sebaliknya akan menurunkan penggunaan asamasam amino glukogenik (sebagian asam amino ini termasuk kedalam asam amino
basa purin) dalam proses pembentukan energi melalui jalur asetoasetil co-A.
Lima asam amino yang masuk melalui asetoasetil co-A adalah fenilalanin, tirosin,
leusin, lisin dan triptofan (Lehninger, 1982). Proses pembentukan energi melalui
jalur glikolisis akan kembali aktif dan menurunkan proses glukoneogenesis di
dalam hati. Berdasarkan fakta ini maka produk konversi asam amino basa purin
menjadi asam urat juga menurun.
4.2 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Kadar Urea
Darah Itik Cihateup Fase Grower
Hasil pengamatan kadar urea darah itik Cihateup fase grower yang diberi
minyak buah makasar di sajikan pada Tabel 7 dan 8.
Tabel 7. Rataan Kadar Urea Darah Itik Cihateup Fase Grower
Ulangan
1
2
3
4
5
6
Rata-rata
Perlakuan
K
BJA
BJB
BJC
....................................mg/dL.......................................
32,84
49,46
64,35
67,03
37,85
30,97
62,83
68,28
39,46
55,46
60,36
67,54
35,08
68,39
69,78
67,25
36,94
51,12
66,79
64,28
37,38
61,57
64,78
68,27
36,59±2,32
52,83±12,79
64,82±3,24
67,11±1,48
Berdasarkan hasil analisis varians polinomial orthogonal (Lampiran 3)
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar urat
darah itik Cihateup fase grower.
Perbedaan rata-rata kadar urea darah itik
30
Cihateup antar perlakuan dilakukan uji contrast orthogonal (Lampiran 4).
Pengaruh perbedaan antar perlakuan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Signifikansi Kadar Urea Darah Itik Cihateup Fase Grower
Perlakuan
BJC
BJB
BJA
K
Keterangan
Rata-rata (mg/dL)
Signifikansi*)
67,11
a
64,82
b
52,83
c
36,59
c
: *) Huruf yang berbeda (a,b,c) pada kolom signifikansi
menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01).
Hasil analisis lanjut contrast orthogonal menunjukkan bahwa rataan kadar
urea darah itik Cihateup perlakuan yang diberi minyak buah makasar berbeda
sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa pemberian.
Perlakuan BJC berbeda nyata (P<0,01) dengan perlakuan BJA, tetapi tidak
berbeda nyata (P<0,01) dengan perlakuan BJB.
Tabel 8 menyajikan rataan kadar urea itik Cihateup terendah yaitu perlakuan
K sebesar 36,59 mg/dL dan tertinggi yaitu perlakuan BJC sebesar 67,11 mg/dL.
Pemberian minyak buah makasar pada itik dapat meningkatkan kadar urea
darah sebagai akibat adanya kandungan asam linoleat (C 18:2, n‐6) sebagai
komponen biomembran yang penting dalam pengaktifan sistem enzim intraseluler
(Sardesai, 1992). Asam linoleat dapat meningkatkan sintesis hormon tiroid dan
hormon insulin.
mitokondria.
Hormon tiroid memberikan efek yang besar di dalam
Hormon ini dapat menstimulasi inisial step pada proses
glukoneogenesis (Muller and Seitz, 1981;Berdanier, 1983) dengan cara
meningkatkan aktivitas dari pergerakan bolak-balik malat-aspartat (Berdanier dan
Shubeck, 1981). Hormon tiroid juga dapat meningkatkan aktifitas translokasi dari
31
adenin nukleotida, dimana membawa ATP keluar dari bagian dalam mitokondria
saat pertukaraan ke ADP yang digunakan untuk sintesis.
Reseptor insulin adalah tirosin kinase yang berfungsi mentransfer gugus
fosfat dari ATP ke residu tirosin pada target protein intraseluler. Pengikatan
insulin untuk subunit alpha menyebabkan subunit beta memfosforilasi sendiri
(autofosforilasi), sehingga mengaktifkan aktivitas katalitik dari reseptor. Reseptor
diaktifkan kemudian memfosforilasi sejumlah protein intraseluler, sehingga
menghasilkan respon biologis.
Asam linoleat di dalam tubuh akan diiubah
menjadi γ-linolenat acid (GLA), dihomo γ-linolenat acid (DGLA) dan Asam
Amino (AA). Christiansen dkk. (2007) mengemukakan bahwa DGLA diubah
menjadi prostaglandin tipe-1 (PGE1), di mana memiliki fungsi membantu sekresi
insulin dari kelenjar pankreas dan juga membantu kerja insulin. Fungsi hormon
insulin diantaranya yaitu mendorong trasportasi aktif asam-asam amino dari darah
ke otot dan jaringan lain, merangsang perangkat membuat protein dalam sel serta
meningkatkan kecepatan penggabungan asam amino. Peningkatan sintesis protein
mengakibatkan terjadinya transaminasi yang akan menghasilkan NH3 dan
meningkatkan kadar urea darah.
Hasil penelitian terdahulu antara lain oleh
Donsbough dkk. (2010) melaporkan bahwa terdapat korelasi yang positif
peningkatan hormon
pertumbuhan seperti
insulin
dan tiroksin
metabolisme protein, laju transaminasi serta peningkatan level urea darah.
dengan
Download