bimbingan kelompok berbasis tata nilai budaya lampung untuk

advertisement
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 162-171
BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS TATA NILAI BUDAYA
LAMPUNG UNTUK MENINGKATKAN TINGKAH
LAKU PROSOSIAL SISWA
Nita Fitria
Bimbingan dan Konseling, STKIP Muhammadiyah Pringsewu
email: [email protected]
Abstract
Prosocial behavior is a concern which is described by the willingness to
help others, empathy and generosity. To develop this attitude, it
needsguidance and counseling service with a strong social values and
culture. This study aims to know the effectiveness of group guidance based
on Lampung cultural values to increase the prosocial behavior. These
samples included 15 that randomized from 76 students. The research method
that writer used is the pre-experimental designs. Based on the data analysis
of prosocial behavior scores before of the students following group guidance
based on Lampung value cultural services in 1929, then after following the
service the scores increased to 2631. So this means that Null Hypothesis
(Ho) is rejected and Alternative Hypothesis (Ha) is accepted. It can be
included that the group guidance model based on Lampung cultural values
is effective to improve the student prosocial behavior.
Keyword : group guidance, prosocial behavior, cultural values
1. PENDAHULUAN
Sebagai seorang mahluk sosial
dimana individu merupakan satu
komponen
yang
saling
ketergantungan dan membutuhkan,
ia dituntut tidak hanya sebatas
pembentukan interaksi lisan, lebih
dari itu di dalam hubungan sosial
individu
dituntut
kepedulian
mempunyai
sosial
menumbuhkan
rasa
untuk
saling
membutuhkan antar sesama. Untuk
itulah
diperlukan
pembelajaran
yang
sebuah
dapat
menumbuhkan tingkah laku moral
positif, tingkah laku yang lebih dari
sekedar tingkah laku moral tetapi
juga bertujuan memberi manfaat bagi
orang lain, para ahli menyebutnya
tingkah laku prososial. Semua agama
besar
di
dunia
mengajarkannya,
meskipun dari segi kultur ternyata
masing-masing
berbeda
dalam
penerapannya (La’luatul Chizanah,
2011).
Dalam
dunia
psikologi
tingkah laku peduli terhadap sesama
dikenal
dengan
tingkah
laku
prososial. Prososial diartikan sebagai
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
162
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 162-171
suatu tindakan heroik dengan tujuan
ialah
untuk menolong orang lain (Passer
lingkungan rumah dan sekolah.
dan Smith, 2004).
lingkungan,
terutama
Dalam konteks sekolah Guru
Penanaman
sikap
prososial
BK
memegang
posisi
penting
pembimbing
yang
perlu dilakukan sedini mungkin.
sebagai
dimulai dari lingkungan keluarga
mengarahkan
yang merupakan kelompok sosial
pengembangan diri yang optimal.
pertama dalam kehidupan seorang
Melalui
anak, di
konseling,
mana
ia
belajar
dan
siswa
layanan
menuju
bimbingan
guru
BK
dan
dapat
menyatakan diri sebagai manusia
memberikan
sosial di dalam hubungan interaksi
positif
dengan kelompoknya. Pengalaman
peserta didik dalam memenuhi tugas-
interaksi sosial di dalam keluarga
tugas perkembangan dengan optimal
turut
laku
salah satu upaya konselor untuk
sosialnya terhadap orang lain. selain
meningkatkan tingkah lakuprososial
lingkungan
dikalangan siswa adalah dengan
menentukan
tingkah
keluarga,
lingkungan
yang dapat
sekolah juga termasuk memegang
memberikan
peranan penting. Sekolah tidak hanya
kelompok.
berperan
mengembangkan
pengaruh-pengaruh
memfasilitasi
layanan
bimbingan
Bimbingan kelompok sebagai
kemampuan akademik juga berperan
layanan
membimbing
mampu
peserta didik perlu memperhatikan
bertingkah laku sosial dengan baik.
tugas-tugas perkembangan individu
Sekolah
karena
anak
agar
mempunyai
yang
diberikan
perkembangan
kepada
individu
fungsi sebagai lingkungan sosial bagi
dibentuk untuk menyesuaikan diri
anak didik
pengaruh
dengan standar-standar budaya dan
perkembangan
segala hal yang ideal di dalamnya.
kepribadian anak dalam pemenuhan
Hurlock (2001) menyatakan bahwa
kebutuhan sosialnya. Seperti yang
perkembangan
dikemukakan
olehbudaya.
besar
mempunyai
terhadap
oleh
Singgih
D.
dipengaruhi
Namun,
pada
Gunarsa dan Gunarsa (2004) bahwa
pelaksanaannya
faktor pembentuk kepribadian anak
kelompok cenderung mengabaikan
bimbingan
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
163
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 162-171
nilai-nilai budaya. Penulis berasumsi,
membangkitkan
tingkah laku prososial adalah hal
persaudaraan.
yang tidak terlepas dari aspek sosial
lokal tersebut terdapat dalam suatu
dan budaya dalam berkelompok.
tata nilai budaya Lampung yang
Sehingga solusinya adalah dengan
selama ini terabaikan.
mengangkat suatu tema yang kaya
akan nilai-nilai sosial dan budaya.
kembali
Nilai-nilai
rasa
budaya
Tata nilai budaya Lampung
terdiri dari lima komponen yaitu:
Tingkah laku prososial adalah
pi’il pesenggiri artinya rasa harga
salah satu bentuk keterampilan sosial
diri, bejuluk beadok berarti bertata
yang dapat dikembangkan dengan
krama, nengah nyampur bermakna
layanan
tata pergaulan bermasyarakat, nemui
dimana
bimbingan
hubungan
kelompok
sosial
dapat
nyimah adalah terbuka tangan dan
dibangun melalui layanan tersebut.
ramah tamah dan sakai sembayan
Tingkah
laku
prososial
dalam
artinya gotong royong. Bila individu
konteks
sosial
adalah
perilaku
dapat mengimplikasikan nilai-nilai
menolong, altruisme, serta memiliki
kearifan lokal dari tata nilai budaya
sikap
Lampung
anti-kekerasan
menghindari
konflik.
dan
tersebut
ke
dalam
Sehingga
kehidupannya maka diyakini dapat
tingkah laku prososial wajib untuk
membangkitkan rasa sosial antar
dikembangkan oleh guru BK di
individu dalam suatu kelompok.
sekolah. Prososial merupakan bidang
Maka terkait dengan model
bimbingan sosial yang tidak terlepas
bimbingan kelompok dalam rangka
dari unsur sosial budaya sehingga
meningkatkan tingkah laku prososial
layanan
siswa, penulis akan mengajukan
inovasi
diberikan
yang
memerlukan
memuat
nilai-nilai
suatu model bimbingan kelompok
tertentu terkait unsur sosial budaya
yang sudah dirancang oleh penulis
masyarakat
dengan
setempat.
Nilai-nilai
memasukkan
nilai-nilai
yang dimaksud adalah nilai-nilai
kearifan lokal masyarakat Lampung.
kearifan
Penulis berasumsi bahwa dengan
lokal
yang
kaya
akan
semangat kekeluargaan, kekerabatan,
memasukkan
tolong
dalam sistem tata nilai budaya
menolong
dapat
nilai-nilai
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
budaya
164
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 162-171
Lampung,
siswa
akan
lebih
memahami peran-perannya sebagai
Hibua
Hal
ini
dibuktikan
dengan
di
masyarakat
Halmahera Utara.
mahluk sosial harus memiliki sikap
kepedulian sosial terhadap sesama.
Lamo
Dalam penelitian ini, tujuan
yang ingin dicapai oleh penulis
adalah
untuk
mengetahui
penelitian Nita Fitria (2013) yang
karakteristik tingkah laku prososial
dimuat dalam jurnal volume 2 No.2
siswa
November
meningkatkan tingkah laku prososial
“Model
2013
dengan
Bimbingan
judul
Kelompok
SMPN
melalui
3
Pugungdan
layanan
bimbingan
Berbasis Falsafah Hidup masyarakat
kelompok berbasis tata nilai budaya
Lampung
Lampung.
untuk
Mengurangi
Prasangka Sosial Siswa”. Penelitian
ini menghasilkan model bimbingan
kelompok
yang
diinternalisasi
dengan nilai-nilai kearifan lokal yang
terkandung dalam falsafah hidup
masyarakat
Lampung.
Model
tersebut efektif digunakan dalam
bimbingan
kelompok
untuk
mengatasi masalah prasangka sosial.
Demikian
pula
penelitian
yang
dilakukan oleh Jerizal Petrus (2012)
tentang model bimbingan kelompok
berbasis nilai-nilai
budaya lokal
untuk
meningkatkan
sosial
siswa.
menunjukkan
mengalami
Hasil
bahwa
kecerdasan
penelitian
siswa
perkembangan
kecerdasan sosial yang signifikan
setelah mengikuti layanan bimbingan
2. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian adalah pre-experimental
designs dengan desain one group
pre-test
and
post-test
design.
Penelitian dilakukan di SMPN 3
Pugung dengan subjek penelitian
berjumlah 15 orang yang dipilih
secara
random
dari
76
siswa.
Instrumen penelitian yang digunakan
adalah panduan observasi dan skala
tingkah
laku
prososial.Panduan
observasi untuk melihat perubahan
tingkah laku prososial para anggota
bimbingan kelompok berbasis tata
nilai
budaya
kegiatan
Lampung
berlangsung.
selama
Sedangkan
skala tingkah laku prososial untuk
mengukur
tingkat
tingkah
laku
kelompok berbasis nilai-nilai budaya
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
165
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 162-171
prososial siswa. Adapun kisi-kisinya
sebagai berikut:
Tabel 1
dependent
Variabel
Tingkah
laku
Prososial
:
variabel
Indikator
Berbagi (Sharing)
Kerjasama (Cooperative)
Menyumbang (Donating)
Menolong (Helping)
Kejujuran (Honesty)
Kedemawanan(Generosity)
pre-experimental
designs dengan desain one group
pre-test
and
post-test
design
dilaksanakan dalam uji lapangan
model hipotetik untuk memperoleh
gambaran tentang efektivitas model
bimbingan kelompok berbasis tata
nilai
budaya
Lampung
untuk
Meningkatkan tingkah laku prososial
siswa.
Untuk
pertama
lebih
jelasnya
digambarkan pada tabel berikut:
Tabel 2 : Rancangan Penelitian
penelitian untuk mengukur tingkah
laku
prososial
Perlakuan
Postest
X
Y2
siswa
sebelum
diberikan perlakuan. Langkah kedua
adalah
penulis
memberikan
perlakuan kepada subjek penelitian
melalui penerapan model hipotetik
yang telah disusun. Langkah ketiga
yaitu
mengukur
tingkah
laku
prososial setelah diberikan perlakuan
dengan
mengadakan
Langkah
post
keempat
test.
adalah
membandingkan hasil pre test dan
post test untuk mengetahui adanya
peningkatan tingkah laku prososial
siswa
sebelum
penerapan
dan
model
sesudah
bimbingan
kelompok berbasis tata nilai budaya
Lampung.
Untuk
Pret
est
Y1
adalah
memberikan pre-test kepadasubjek
indikator
Metode
Langkah
melihat
adanya
perbedaan tingkah laku prososial
anggota
kelompok
sebelum
dan
sesudah diberikan layanan berupa
Keterangan:
Y1 : Nilai pre-test (sebelum
diberikan perlakuan)
X
: Perlakuan berupa layanan
bimbingan kelompok berbasis
tata nilai Budaya Lampung
untuk meningkatkan tingkah
lakuprososial siswa
Y2 : Nilai Post-test (setelah
diberikan perlakuan)
model bimbingan kelompok berbasis
tata nilai budaya Lampung adalah
dengan melakukan analasis statistik.
Rumus uji beda yang digunakan
adalah statistik
nonparametris X2
one sample.
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
166
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 162-171
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perolehan skor gambaran
tingkah
laku
prososial
siswa,
sebagaimana terlihat dalam tabel
penelitian sebelumnya dengan sedikit
modifikasi materi dan tema yang
disesuaikan. Jika sebelumnya model
ini digunakan untuk mengurangi
prasangka
sosial
siswa,
pada
penelitian ini akan menggunakan
berikut:
model tersebut untuk meningkatkan
Tabel 3 : Gambaran Tingkah laku
prososial Siswa Kelas VIII
KATEGORI
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
JUMLAH
F
35
10
11
7
13
76
%
46,1
13,1
14,5
9,2
17,1
100
tingkah laku prososial siswa.
Subjek penelitian yang akan
menerima
layanan
bimbingan
kelompok berbasis tata nilai budaya
Lampung berjumlah 15 orang yang
diambil
secara
random.
Dalam
bimbingan kelompok berbasis Tata
Nilai
Budaya
Lampung
untuk
menunjukkan
meningkatkan tingkah laku prososial
bahwa perlu adanya upaya bantuan
siswa dilaksanakan sebanyak 5 kali
bagi
pertemuan,
Data
tersebut
siswa
agar
mereka
dapat
topik
yang
dibahas
mengatasi masalah dalam kehidupan
adalah topik tugas yaitu topik yang
sosial.
berkaitan
Pelaksanaan
bimbingan
kelompok
layanan
saja
tidak
dengan
tingkah
laku
prososial siswa.
masalah
Berikut diuraikan perubahan
tingkah laku prososial yang rendah.
tingkat tingkah laku prososial siswa
Untuk
menawarkan
dari hasil penelitian dengan skor
layanan bimbingan kelompok yang
yang diperoleh pada saat pre-test dan
diinternalisasi
post-test. Adapun perolehan tingkat
cukup untuk mengatasi
itu
penulis
dengan
nilai-nilai
sosial yang kental dalam kearifan
tingkah
laku
prososial
lokal masyarakat Lampung. Model
disajikan pada Tabel 4 berikut.
siswa
yang digunakan oleh penulis untuk
meningkatkan tingkah laku prososial
telah tersedia yang dihasilkan dari
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
167
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 162-171
Tabel 4 : Perubahan Skor Tingkat
Tingkah laku prososial Siswa
No
Res
pon
den
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
JUMLAH
Pretest
98
120
112
132
179
127
155
112
156
164
95
62
144
164
109
1929
Poste Peru
st
ba
han
skor
173
166
154
177
193
143
172
153
169
230
154
170
184
189
204
2631
Berdasarkan
75
46
42
45
14
16
17
41
13
66
59
108
40
25
95
702
Tabel
Ketera
ngan
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
di
atas
menunjukkan bahwa seluruh siswa
yang mengikuti kegiatan kegiatan
bimbingan kelompok berbasis tata
nilai budaya Lampung mengalami
peningkatan perubahan skor dari
sebelum
pemberian
meningkat
setelah
layanan
pemberian
layanan, hal ini menunjukkan bahwa
layanan
bimbingan
kelompok
berbasis tata nilai budaya Lampung
efektif untuk meningkatkan tingkah
laku prososial siswa kelas VII SMP
N 3 Pugung.
Untuk
melihat
adanya
perbedaan tingkah laku prososial
anggota
kelompok
sebelum
dan
model bimbingan kelompok berbasis
tata nilai budaya Lampung adalah
dengan melakukan analasis statistik.
Rumus uji beda yang digunakan
adalah uji statistik nonparametris X2
one sample. Berikut hasil analisis
statistinya:
Tabel 5 : Analisis data
Ranks
N
postes
pretes
Negativ
e Ranks
Positive
Ranks
Ties
Total
a. postes < pretes
b. postes > pretes
c. postes = pretes
Sum of
Ranks
0a
Mea
n
Ran
k
7.40
15
.00
.00
86.00
b
0c
15
Test Statisticsb
postes - pretes
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
-7.035a
.002
Keterangan :
a. postes < pretes, artinya skor postes
yang lebih rendah dari pretes
tidak ada.
b. postes > pretes, artinya skor postes
yang lebih tinggi dari pretes
berjumlah 15 orang.
c. postes = pretes, artinya skor postes
yang sama dengan skor pretes
tidak ada.
Dari hasil perhitungan di atas
menunjukkan bahwa perolehan skor
tingkah laku prososial mengalami
sesudah diberikan layanan berupa
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
168
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 162-171
peningkatan yang signifikan, maka
kelompok berbasis tata nilai budaya
Ho ditolak dan Ha diterima, ini
Lampung merupakan suatu layanan
artinya model bimbingan kelompok
dalam bentuk dinamika kelompok
berbasis tata nilai budaya Lampung
yang diberikan kepada siswa yang
efektif untuk meningkatkan tingkah
didalamnya
laku prososial siswa.
sosial-budaya yang kental, adanya
Data awal menunjukkan bahwa
suatu
mengandung
aturan-aturan
yang
harus
hasil tingkah laku prososial seluruh
dipenuhi,
siswa kelas VII SMP N 3 Pugung
ketrampilan
tahun
hubungan sosial, dan pemecahan
ajaran
berjumlah 76
2014/2015
yang
siswa secara umum
berada pada tingkat rendah. Hasil
penelitian
menunjukkan
masalah
dapat
unsur
mengembangkan
sosial,
dalam
membangun
tingkah
laku
prososial.
bahwa
Di dalam masyarakat Lampung
keenam aspek tingkah laku prososial
pedoman beretika yang terangkum
siswa menunjukkan perubahan yang
dalam sebuah falsafah semestinya
signifikan. Dengan demikian layanan
dimiliki
bimbingan kelompok Berbasis tata
Sehingga untuk membantu siswa
nilai budaya Lampung efektif untuk
terkait
meningkatkan tingkah laku prososial
dihadapinya,
siswa. Tingkah laku prososial siswa
falsafah hidup masyarakat Lampung
berada pada tingkat pencapaian yang
dapat diinternalisasikan ke dalam
baik, karena tingkah laku prososial
layanan
pada tiap aspek dapat ditingkatkan
Bimbingan kelompok Berbasis tata
secara
nilai
signifikan.
diindikasikan
dengan
Hal
ini
berubahnya
oleh
setiap
masalah
sosial
nilai-nilai
bimbingan
budaya
dikembangkan
individu.
dalam
kelompok.
Lampung
ini
yang
yang
merupakan
tingkah laku prososial siswa, dari
alternatif solusi untuk meningkatkan
kategori
tingkah
rendah
menjadi
tinggi
laku
prososial
siswa.
setelah diberikan layanan layanan
Layanan ini diwarnai dengan nilai-
bimbingan kelompok berbasis tata
nilai yang kaya dengan sosialisme
nilai budaya Lampung. Selain itu,
dan budayaisme yang disesuaikan
pada
dengan topik-topik yang berkaitan
prinsipnya
bimbingan
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
169
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 162-171
dengan
masalah
tingkah
laku
4. KESIMPULAN
prososial siswa yang berada di fase
Berdasarkan hasil penelitian dan
perkembangan remaja awal. Seperti
pembahasan yang telah diuraikan di
yang pernah dikutip oleh Aronson,
depan
Wilson dan Akert (dalam Judith dan
menyimpulkan
Linda, 2009) menyatakan tingkah
keseluruhan tingkah laku prososial pada
laku prososial adalah bagaimana
siswa-siswa SMPN 3 Pugung masih
individu bisa bermanfaat terhadap
tergolong rendah. Berdasarkan hasil
orang lain. Hal ini meliputi secara
analisis
luas
tingkah laku prososial pada 15 siswa
dari
tingkah
laku
seperti
maka
data
penulis
bahwa
skor
dapat
secara
setiap
membantu, berbagi dan kerjasama
yang
(Batson, dalam Judith dan Linda:
bimbingan kelompok berbasis tata
2009).
nilai budaya Lampung, tingkah laku
Siswa yang dikatakan berhasil
mendapatkan
aspek
prososial
siswa
layanan
mengalami
dalam tingkah laku prososial, proses
peningkatan yang signifikan dimana
terjadinya perilaku tersebut tidak
skor keseluruhan sebelum mengikuti
muncul secara tiba-tiba, melainkan
layanan mencapai 1929 kemudian
dari
skor
proses
pembelajaran
dari
setelah
mengikuti
layanan
lingkungan sosialnya yang dijadikan
meningkat menjadi 2631. Maka ini
model baik itu dari lingkungan
berarti Ho ditolak dan Ha diterima
keluarga,
ataupun
yaitu model bimbingan kelompok
masyarakat. Karena tingkah laku
berbasis tata nilai budaya Lampung
prososial
efektif untuk meningkatkan tingkah
sekolah,
yang dimiliki individu
dihasilkan
melalui
pengamatan
interaksi
sehari-hari
dan
mereka
dengan orang disekelilingnya dalam
dunia nyata, bukan secara sepihak
memuaskan satu dorongan tanpa
mempedulikan
yang lainnya.
dorongan-dorongan
laku prososial siswa.
5. DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa, S.D dan Gunarsa, Y.S.
2004. Psikologi Praktis: Anak.
Remaja.
dan
Keluarga.
Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia.
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
170
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 162-171
Hurlock, E.B. 2001.
Perkembangan.
Erlangga
Psikologi
Jakarta:
La’luatul Chizanah. 2011). Ikhlas =
Prososial? (Studi Komparasi
Berdasar Caps). Lembaga
Penelitian
Pengembangan
Psikologi
dan
Keislaman
(LP3K). Jurnal Psikologi Islam
(JPI) Vol 8 No. 2, Januari
2011, 145-164.
Jerizal Petrus. 2012. “Model
Bimbingan Kelompok Berbasis
Nilai-Nilai
Budaya Lokal
Untuk
Meningkatkan
Kecerdasan Sosial Siswa”.
Tesis. Semarang: Program
Pascasarjana UNNES.
Judith I. M. De Groot dan Linda
Steg. (2009). Morality and
Prosocial Behavior: The Role
of Awareness, Responsibility,
and Norms in the Norm
Activation Model.The Journal
of Social Psychology, 149(4),
425–449.
Nita
Fitria.
(2013).
Model
Bimbingan Kelompok Berbasis
Falsafah Hidup Masyarakat
Lampung untuk Mengurangi
Prasangka
Sosial.
Jurnal
Bimbingan dan Konseling.
Volume 2 No.2 : 71-78.
Passer, M. W. & Smith, R. E. (2004)
Psychology The Science of
Mind and Behavior (Sec. Ed.).
NY: MG Hill
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
171
Download