Penolong dan Mereka yang Menerima Pertolongan

advertisement
Sampai pada bagian ini dalam menggambarkan tingkah
laku proporsional, kita telah menekankan pada pentingnya
situasi (misalnya, jumlah bystander), kognisi (misalnya,
atribusi mengenai tanggung jawab korban), dan motivasi
(misalnya integrasi moral).
• EMOSI
POSITIF DAN TINGKAH LAKU
PROSOSIAL. Kebanyakan anak tampaknya percaya
bahwa lebih baik meminta sesuatu dari orang tua
ketika mereka sedang berada pada suasana hati
yang baik daripada ketika suasana hati mereka
tidak baik.
• EMOSI NEGATIF DAN TINGKAH LAKU
PROSOSIAL. Kepercayaan umum mengatakan
bahwa seseorang yang berada dalam suasana hati
negatif lebih kurang mungkin untuk menolong.
Konsekuensi bagi korban
Keadaan
emosi
positif
dari
bystander
Respon afektif dan kognitif yang kompleks pada distres
emosional orang lain.
Ada 2 komponen:
1.Afektif
merasakan
2.Kognitif
memahami
merasa simpatik
mengambil perspektif
Tiga tipe pengambilan perspektif:
1.Membayangkan orang lain
2.Membayangkan self
3.Melibatkan fantasi – merasa empati pada karakter fiktif
Meningkatkan perkembangan empati :
1. Orang tua
2. Peran dari sekolah
3. Media
Penghambat utama perkembangan empati adalah
penggunaan rasa marah oleh orang tua sebagai cara
utama untuk mengontrol anak-anaknya.
Faktor Kepribadian yang Berhubungan dengan Prilaku
Prososial :
1.Kebutuhan akan kebutuhan (need for approval)
2.Kepercayaan interpersonal (interpersonal trust)
3.Machiavellianism
Kepribadian altruistik : suatu kombinasi variabel
disposisional yang berhubungan dengan tingkah laku
prososial.
Faktor disposisional yang menyusun kepribadian altruistik:
1.Empati
2.Mempercayai dunia yang adil
3.Tanggung jawab sosial
4.Locus of control internal
5.Egosentrisme rendah
 Hipotesis
empati-altruisme menyatakan bahwa, karena empati, kita
menolong mereka yang membutuhkan hanya karena perasaan menjadi
enak ketika melakukannya.
 model mengurangi keadaan negatif menyatakan bahwa orang menolong
orang lain untuk meringankan dan membuat ketidaknyamanan
emosionalnya sendiri berkurang.
 Hipotesis kesenangan empatik mendasarkan aktivitas pada perasaan
positif dari pencapaian yang muncul ketika penolong mengetahui bahwa
ia mampu memberi pengaruh menguntungkan pada orang yang
membutuhkan.
 Model determinisme genetis melacak perilaku sosial ke dampak umum
dari seleksi alam. Perilaku prososial meningkatkan kemungkinan gen
seseorang diwariskan pada generasi berikutnya. Akibatnya, tindakan
prososial tersebut menjadi bagian dari warisan biologis kita.
Penjelasan teoritis untuk tingkah laku
prososial
Hipotesis empati-altruisme
Model Mengurangi Keadaan Negatif
Hipotesis Kesenangan Empatik
Model Determinisme Genetis
Motivasi untuk Menolong
Alasan Mengapa
pertolongan terjadi
DENI SURYA SAPUTRA
PRIMA AYU LESTARI
DWI WIDYA NINGRUM
(2007-71-030)
(2007-71-048)
(2007-71-062)
Download