Writing on the Wall

advertisement
Morality, Altruism, and Aggresion
Fangnania T Rumthe
69080081
Overview Perkembangan Moral
• Setiap masyarakat memiliki sistem peraturan
tentang perilaku baik dan buruk
• Ortu mengontrol perilaku anak melalui faktor
eksternal misalnya kondisi tidak nyaman atau
hukuman
• Ketika anak bertumbuh, mereka mulai mengatur
perilaku mereka melalui tindakan standart yang
sudah di internalisasikan
• Internalisasi adalah memasukkan ide dan
keyakinan pada konsep sendiri
• Internalisasi adalah proses dasar yang penting
dalam perkembangan moral
Overview Perkembangan Moral
• Ada 3 aspek dasar moral yaitu :
– Kognitif :
• Komponennya adalah pengetahuan tentang peraturan-peraturan
etis dan penilaian tindakan yang baik dan buruk
– Perilaku (Behavioral)
• Komponen perilaku merujuk kepada perilaku nyata orang-orang
dalam situasi yang menyebabkan adanya pertimbangan etis
– Emosi
• Komponen Emosi fokus pada perasaan orang tentang situasi dan
perilaku yang melibatkan keputusan etis dan moral
• Teori-teori yang mendasari ke-3 aspek dasar di atas al :
– Teori Kognitif  investigasi pada penilaian moral
– Teori Belajar  mempelajari perilaku etis
– Teori Psikoanalitis  Menguji kompenen afektif moral
Teori Kognitif Perkembangan Moral
• Piaget dan Kohlberg setuju bahwa perkembangan moral
merupakan aspek penting perkembangan kognitif
Premoral Stage
Usia 5 th
Moral Realism
Usia 6 – 10 th
Show little concern Anak mulai mengembangkan
for rules or
perhatian dan penghargaan
awareness of rules thd peraturan otoritas. Mis dari
ortu
Moral absolutism
‘not to be questioned’
2 yg berkontribusi : egocentris
dan immature way of thinking
Morality of reciprocity
Or Autonomous
Usia 11 th keatas
Menyimpang dari
peraturan pasti akan
terima akibatnya disebut
Immanent Justice
Social rules can be
questioned and changed
• Menurut Piaget, moral yang mature adalah memahami dan
menerima peraturan sosial, kesetaraan dan hubungan antar manusia
Teori Kognitif Perkembangan Moral
• Evaluasi Theori Piaget
• Pada Western Countries, di temukan regular age
trends pada perkembangan moral tahap 2 – 3
• Namun pada budaya lain menjadi tidak konsisten
• Piaget tidak mempertimabangkan kemampuan
kognitif anak
• Piaget selalu menggabungkan hasil tindakan
dengan maksud (intention)
• Padahal anak usia SD menggunakan intention
sebagai dasar penilaian
• Banyak faktor yang harus di pertimbangkan untuk
memahami moral reasoning bukan hanya
maksud dan konsekuensi saja.
Teori Kognitif Perkembangan Moral
• Lawrence Kohlberg
Preconventional
Conventional
Post Conventional
Perilaku anak berdasar
pada keinginan
menghindari hukuman
dan memperoleh
penghargaan
Perilaku anak di desain
untuk meminta
persetujuan org lain
dan menjaga
hubungan baik
Penilaian anak mulai
rasional, bertindak di
kontrol oleh kode etik
yang sudah
terinternalisasi relatif
tdk bergantung pada
persetujuan org lain
Obedience
And
punishment
orientation
Naïve
hedonistic n
instrumental
orientation
Good boy
morality
STAGE 1
STAGE 2
STAGE 3
Authority
and
morality that
maintain
social order
STAGE 4
Morality of
contract,
individual
rights and
democratic
accept law
Morality of
individual
principle
and
conscience
STAGE 5
STAGE 6
Teori Kognitif Perkembangan Moral
• Perkembangan Moral pada perempuan
• Carol Giligan berpendapat bahwa Kohlberg gagal
menyatakan kemungkinan adanya perbedaan orientasi
(gender-based differences) moral antara pria dan wanita
• Perempuan memiliki penilaian moral pada stage 3,
yaitu orang biasanya termotivasi untuk menjaga
hubungan baik dan persetujuan orang lain
• Menurut Giligan: perempuan cenderung peduli dan
menggunakan pendekatan interpersonal ketika menghadapi
dilema moral sedangkan laki-laki lebih menekankan nilai-nilai
pribadi spt hak individu dan prinsip keadilan.
• Akan tetapi penemuan terakhir menyebutkan hanya
terdapat sedikit bukti tentang adanya Gender Bias dalam Moral
Reasoning antara Laki-laki dan perempuan
Teori Kognitif Perkembangan Moral
• Evaluasi Teori Kohlberg
• Ternyata ada banyak dukungan empiris pada teori
Kohlberg
• Terbukti pada sebuah penelitian selama 20 th bahwa
partisipant melalui semua stages yang di kemukakan
Kohlberg
• Pola dominan dari Moral Reasoning pada orang
dewasa adalah CONVENTIONAL level II, Stage 3 atau 4
• Akan tetapi fokus Kohlberg pada hak dan kewajiban
individu mengabaikan perkembangan moral budaya
lain
• Penilaian moral orang berbeda tergantung
pertanyaan yang di ajukan, cerita yang di ajukan
Kohlberg di anggap terlalu menyederhanakan dilema
alami yang di hadapi ketika mengambil keputusan.
Penilaian Moral vs Peraturan Sosial
• Social convention rules : peraturan dasar sosial tentang
tindakan sehari-hari
•
•
•
•
Cheating
Lying
Stealing
Memukul
•
•
•
•
Table Manners
Kinds of dress
Modes of greeting
Memanggil guru dengan
nama depan
• Memasuki kamar mandi
wanita
• Anak dari Grade 2 – College secara konsisten melihat
penindasan moral lebih buruk dari penindasan sosial
• Isu moral itu fix, absolut dan berbeda tergantung budaya
namun peraturan sosial bersifat relatif
• Membedakan antara Moral dan Peraturan sosial
berimplikasi pada aspek lain dari perkembangan moral
yaitu perkembangan toleransi
Sisi Perilaku Perkembangan Moral
• Self – Regulation and Delay Gratification
• Salah satu tujuan sosialisasi anak adalah anak mampu
mengontrol perilaku mereka tanpa adanya peringatan
pendampingan orang dewasa
Fase Control
Sangat bergantung
pada ortu untuk
mengingatkan ttg
perilaku yang baik
Fase Self-Control
Anak mampu
menuruti harapan
ortu ketika ortu tidak
ada
Usia 12 – 18 bulan
anak mulai
berinisiatif,
menjaga, mengatur
atau berhenti
bertindak pada
perintah ortu
Berkembangnya
cara berpikir dan
mengingat peraturan
yg pernah di ajarkan
secara rutin
Fase Self-regulation
Anak mampu
menggunakan strategi
dan rencana untuk
mengarahkan perilaku
dan delay gratification
Anak yang self-regulator
memiliki strong sense of
Moral-self
Mereka internalisasi nilainilai dan peraturan ortu
Melakukan usaha
conscious utk mengontrol
perilaku mereka
Evolusi Perilaku Prososial dan Altruistik
• Perilaku Prososial : Perilaku yang di rancang untuk
menolong atau menguntungkan orang lain. Mis : sharing
dan bekerja sama dengan orang lain, menolong, simpati,
menghibur di masa susah, menolong masyarakat,
bangsa bahkan dunia.
• Perilaku ALtruistik : Perilaku yang di motivasi secara
intrinsik ( internalisasi dari nilai-nilai, tujuan dan
penghargaan diri) dengan maksud menolong orang lain
tanpa mengharapkan pengakuan atau imbalan nyata
• Altruisme : Hal tidak mengingat diri sendiri untuk
kesejahteraan orang lain ( bertindak anonymously
bahkan mengorbankan kebutuhan dan harapan
mereka)
Evolusi Perilaku Prososial dan Altruistik
• Perubahan dalam perilaku Prososial
Anak usia 10
dan 12 bln
Mudah
menangis
ketika
merespons
kesedihan
anak lain
Usia 18 bln
Anak mulai
menawarkan
tindakan
khusus mis
pinjamkan
mainan
Usia 2 th
Grow older
Anak mulai
Terlibat dalam
memberikan
aksi sosial
kata-kata
hiburan atau
nasihat,
menolong dan
sharing
• Perilaku sosial meningkat sesuai usia dan kematangan
kognitif
• Juga meningkat ketika anak belajar mengenali tandatanda emosi seseorang dan menyadari bahwa org tsb
memerlukan pertolongan
Evolusi Perilaku Prososial dan Altruistik
• Anak yang berperilaku lebih prososial pada usia 4 akan bertindak
prososial pada usia 9 th
• Anak-anak memiliki ekspresi yang berbeda untuk menunjukkan
maksud prososial mereka seperti (contoh cerita ibu yang menangis
ketika membaca koran) :
– Anak Menghapus air mata ibunya
– Anak bertanya ‘ada apa?’
– Anak merobek koran yang menyebabkan ibunya menangis
• Perbedaan Gender bervariasi tergantung tipe perilaku prososial
• Anak perempuan biasanya lebih empati (mampu merasakan apa
yg di rasakan orang lain) di banding anak laki-laki, karena ketika
anak perempuan bertindak prososial ortu akan mengatakan ‘sudah
dari sananya’ sedangkan reaksi untuk anak laki ‘itu pengaruh
lingkungan dan sosialisasi’
Penentu Perkembangan Prososial
• Pengaruh Biologis
• Fakta bahwa bayi yang baru lahir menangis ketika
merespon tangisan bayi lain adalah bukti
kecendrungan perilaku empati
• Anak dengan William Syndrom lebih sosial, empati,
simpati dan prososial
• Struktur syaraf yang berhubungan dengan emosi
yaitu amigdala, aktif merespons cerita sedih
• Bermacam-macan faktor biologis – evolusi, genetik,
neurologis, dan temperamen- mengarahkan anak
untuk bertindak prososial. Faktor ini juga berinteraksi
dengan lingkungan.
Penentu Perkembangan Prososial
• Pengaruh Lingkungan
• Faktor lingkungan seperti keluarga, teman dan
media, mempengaruhi anak untuk bertindak
prososial
• Anak memperoleh perilaku sosial melalui
pembelajaran sosial
• Anak preschool dengan ibu yang suka menjelaskan
perasaannya menunjukkan sifat-sifat prososial
• Pengasuhan ortu yang demokratis (hangat,
mendukung, mengarahkan dan positif feedback)
berhubungan dengan perilaku prososial anak
• Film Jalan sesama, Barney, terbukti meningkatkan
perilaku prososial anak melalui belajar dan
melakukan
Prososial Reasoning
• Prososial Reasoning adalah pemikiran dan
penilaian tentang isu-isu prososial
Level 1
Preschool n
younger
elementary
Level 2
Preschool n
Elementary
school chld
Level 3
Elementary n
High School
students
Level 4
Older
Elementary
n high
school
Level 5
Small
minority of
high school
students
Hedonistic
Self-focused
Recognition of
needs of
others
Seeking others
approval n
acceptance
(a) Emphatic
Strongly
internalized
Keputusan u
melakukan
tindakan
prososial
berdsrkan
harapan reward
material
Anak peduli
pada keb org
lain sekalipun
akan berakibat
konflik dengan
keb mereka
(b) Transitional
(emphatic n
Internalized)
Perkembangan Agresi
• Perilaku Agresi : perilaku yang di tujukan untuk merugikan orang
lain dengan menyakiti atau melukai
Preschool Children
Older Children
Bertengkar dan
berkelahi karena
mainan
Perilaku agresif langsung pada kelompok
tertentu, mengkritik, mengejek, memanggil
nama.
Perubahannya dari bertengkar karena
benda menjadi bertengkar karena
karakteristik manusia
Instrumental
Agression
Hostile Aggresion
• Jenis Agresi ada 2 yaitu :
• Reactive Agression : perilaku agresif yang merespons serangan, ancaman
atau frustrasi
• Proactive Agression : menggunakan kekuatan u mendominasi org lain or
to bully atau mengancam orang lain
Perbedaan Gender dalam Agresi
• Anak laki lebih kepada konfrontasi fisik dengan frekuensi lebih
banyak
Overt Aggressors
Relational Aggressors
Memukul, menendang, meninju anak
lain
Membuat teman di benci melalui rumors
Mengatakan kata-kata kejam untuk
menghina teman
Waktu marah , tidak mengajak teman untuk
bergabung
Mengatakan untuk memukul jika tidak
mau menuruti
Mengatakan untuk tidak menyukai temannya
jika tidak menuruti kata-katanya
Mendorong
Mengabaikan teman atau tidak mau bicara
Memanggil dengan nama ejekan
Menjaga teman yang tidak disukai tetap tidak
bergabung
• Ketika mengatasi masalah anak perempuan lebih memilih strategi
penolakan verbal dan negosiasi
• Anak laki menganggap agresi fisik lebih sakit dr pada agresi hubungan
Asal Perilaku Agresi
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Peran Biologis dan Lingkungan, Media dan Peer
Ada hubungan antara Agresi dan Hormon
Kekerasan masa remaja karena tingginya hormon testosterone
Pada anak perempuan hormon yang berperan adalah estradiol yang
meningkat pada masa pubertas serta berhubungan positif dengan
ekspresi kemarahan khususnya selama berinteraksi dengan ortu
Hubungan agresi dengan neurotransmitter menunjukkan bahwa adanya
proses kimiawi yang membuat transmisi tekanan syaraf dalam sistem
syaraf pusat. Nama serotinin, mengatur keadaan dan pengaturan emosi
Temperamen juga memiliki hubungan dengan agresi
Remaja yang sangat agresif dengan resiko biologis dari ibu yang meroko
selama masa kehamilan, BBLR, temperamen yang sulit.
Ortu yang menghukum secara fisik dan tidak konsisten akan membuat
anaknya menjadi agresif dan bermusuhan
Ortu perlu menyadari hal-hal yang bedampak pada perilaku agresif anak
supaya dapat mengontrol mereka termasuk konsumsi media
Ortu perlu juga mengawasi dengan siapa anaknya berteman, dan
bagaimana pengaruh kepada anaknya
Kontrol Perilaku Agresi
• Mithos tentang CATHARSIS
• CATHARSIS adalah penghentian tekanan agresif melalui penyaluran
tindakan agresif yang nyata atau simbolis namun tidak berakibat pada
orang lain
• Strategi Modifikasi Kognitif
• Menurut pendekatan Proses Informasi, anak yang agresif di akibatkan
oleh socially unskilled : tidak terampil secara sosial untuk mengatasi
masalah interpersonal
• Metodenya :
– membuat remaja menyadari konsekuensi negatif perilaku agresi
– Melalui Modeling dan penjelasan
– Mengajarkan dan mengajak anak menggunakan alternatif perilaku
penyelesaian masalah misalnya kerja sama, bergantian,
• Melatih anak untuk berempati dan bersimpati ketika berhubungan
denga orang lain. Belajar memahami perasaan orang lain.
• Pencegahan Agresi : A Multipronged Effort
• Intervensi di lakukan melalui social problem solving, pemahaman emosi,
dan komunikasi serta mengelola tindakan ketika menghadapi kondisi
yang membuat frustasi.
THANK YOU
Download