Modul Sosiologi Komunikasi [TM11]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
SOSIOLOGI
KOMUNIKASI
Media massa dan proses
sosialisasi
Fakultas
Program Studi
Online
Komunikasi
Hubungan
Masyarakat
10
Abstract
Modul ini membahas peran media
massa dalam proses sosialisasi
Kode MK
DisusunOleh
85005
Frenia Triasiholan A.D.S.Nababan, MSi
Kompetensi
1. Memahami Pengertian
Sosialisasi
2. Memahami peran Media Massa
dalam proses sosialisasi
Pembahasan
I.
Sosialisasi
A. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau
nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok
atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori
mengenai peranan (role theory) karena dalam proses sosialisasi diajarkan peranperan yang harus dijalankan oleh individu.
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer
(dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat).Sosialisasi primer
sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, melalui mana ia
menjadi anggota masyarakat, dalam tahap ini proses sosialisasi primer
membentuk kepribadian anak kedalam dunia umum dan keluargalah yang
berperan sebagai agen sosialisasi.
Sosialisasi
sekunder,
didefinisikan
sebagai
proses
berikutnya
yang
memperkenalkan individu yang telah disosialisasikan ke dalam sektor baru dunia
objektif masyarkat; dalam tahap ini proses sosialisasi mengarah pada
terwujudnya sikap profesionalisme; dan dalam hal ini menjadi agen sosialisasi
adalah lembaga pendidikan, peer group, lembaga pekerjaan, lingkungan yang
lebih luas dari keluarga.
B. Tipe Sosialisasi
Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda.
contoh, standar “ apakah seseorang itu baik atau tidak' di sekolah dengan di
kelompok sepermainan tentu berbeda. Di sekolah, misalnya, seseorang disebut
baik apabila nilai ulangannya di atas tujuh atau tidak pernah terlambat masuk
sekolah. Sementara di kelompok sepermainan, seseorang disebut baik apabila
solider dengan teman atau saling membantu. Perbedaan standar dan nilai pun
tidak terlepas dari tipe sosialisasi yang ada. Ada dua tipe sosialisasi. Kedua tipe
sosialisasi tersebut adalah sebagai berikut:
2016
2
Sosiologi Komunikasi
Frenia Triasiholan A.D.S.Nababan, MSi
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Formal
Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang
menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di
sekolah dan pendidikan militer.

Informal
Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang
bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota
klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.
Perlu dicatat, bahwa aktivitas melaksanakan sosialisasi itu tidak selalu, dan
tidak selamanya, dilakukan secara sadar dan sengaja. Di samping usaha
pendidikan, pengajaran, indoktrinasi, pemberian petunjuk-petunjuk, dan nasihatnasihat, dan lain lain kegiatan melaksanakan sosialisasi yang formal lainnya,
banyak sekali kita jumpai aktivitas-aktivitas sosialisasi yang dilaksanakan tanpa
disadari oleh person yang mengerjakan itu
C. Agen Sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan
sosialisasi. Ada empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok
bermain, media massa, dan lembaga pendidikan sekolah. Pesan-pesan yang
disampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan satu sama
lain. Misalnya : apa yang diajarkan keluarga tentang minuman beralkohol akan
berbeda dengan apa yang diyakini di kelompok bermain.

Keluarga
Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu,
saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal
secara bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat
yang menganut sistem kekerabatan diperluas (extended family), agen
sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja
terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan
bibi di samping anggota keluarga inti. Pada masyarakat perkotaan yang
telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orang yang
berada di luar anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala
terdapat agen sosialisasi yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya,
misalnya pengasuh bayi (baby sitter).
2016
3
Sosiologi Komunikasi
Frenia Triasiholan A.D.S.Nababan, MSi
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Lembaga Pendidikan Sekolah ( institusi pendidikan)
Lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis,
dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan
mengenai
kemandirian
(independence),
prestasi
(achievement),
universalisme, dan kekhasan (specificity). Di lingkungan rumah seorang
anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan
berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus
dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.
Proses sosialisasi dalam keluarga dapat dilakukan baik secara formal
maupun informal. Proses sosialisasi formal dikerjakan melalui proses
pendidikan dan pengajaran, sedangkan proses sosialisasi informal
dikerjakan lewat proses interaksi yang dilakukan secara tidak sengaja.
Antara proses sosialisasi formal dengan proses sosialisasi informal sering
kali menimbulkan jarak karena apa yang dipelajari secara formal
bertentangan dengan yang dilihatnya. Misalnya : Memukul tidak baik,
namun anggota keluarga mencontohkan. Situasi yang demikian sering
menimbulkan konflik didalam batin anak.

Lingkungan Kerja
Setelah seorang individu melewati masa kanak-kanak dan masa
remaja, kemudian meninggalkan dunia kelompok permainannya, individu
memasuki dunia baru, yaitu didalam lingkungan kerja. Pada umumnya
individu yang ada didalamnya sudah memasuki masa hampir dewasa
bahkan sebagian besar adalah mereka sudah dewasa, maka sistem nilai
dan norma lebih jelas dan tegas.Di dalam lingkungan kerja inilah individu
saling saling berinteraksi dan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan
nilai dan norma yang berlaku didalamnya.
Seseorang yang bekerja dilingkungan birokrasi biasanya akan
memiliki gaya hidup dan perilaku berbeda dengan orang lain yang bekerja
di perusahaan swasta. Seseorang yang bekerja dan bergaul dengan
teman-temannya ditempat kerja seperti dunia LSM, besar kemungkinan
juga akan berbeda perilaku dan gaya hidupnya dengan orang lain yang
berprofesi di dunia kemiliteran, begitu pula gaya hidup seseorang yang
bekerja di dunia pendidikan berbeda dengan yang bekerja di dunia media.
Mengapa hal itu dapat terjadi? Salah satu teori yang menerangkan hal
2016
4
Sosiologi Komunikasi
Frenia Triasiholan A.D.S.Nababan, MSi
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tersebut adalah teori sosialisasi dan asimilasi organisasi (Organizational
Socialization and Assimilation), yang menjelaskan sebagai berikut :
Organizational membership is a significant part of modern life.
Individuals affiliate with organizations for social connection, religious
worship,philanthropic involvement, and most certainly, to earn a living.
When individuals join an organization, they typically receive some
measure of training or orientation which socializes them to the
organization. Organizational socialization is the process by which
newcomers learn how to fulfill their roles, are introduced to others, and
become familiar with the policies and norms of the organization.
Organizations socialize new members to enhance their effectiveness
and to maintain the organization’s culture and operations. A desired
outcome of socialization is newcomers’ assimilation to the
organization. When members assimilate, they become familiar with
the culture and assume their roles as participating members of the
organization ( Littlejohn ed : 722).
[...Keanggotaan dalam organisasi adalah bagian penting dari
kehidupan modern. Individu berafiliasi dengan organisasi untuk
koneksi sosial, ibadah, keterlibatan filantropi, dan pasti, untuk mencari
nafkah. Ketika individu bergabung dengan organisasi, mereka
biasanya
menerima
beberapa
pelatihan
atau
orientasi
yang
mensosialisasikan mereka terhadap organisasi. Sosialisasi organisasi
adalah proses dimana pendatang baru belajar bagaimana untuk
memenuhi peran mereka, diperkenalkan kepada orang lain, dan
menjadi akrab dengan kebijakan dan norma-norma organisasi.
Organisasi merberikan sosialisasi kepada anggota baru untuk
meningkatkan efektivitas dan mempertahankan budaya organisasi
dan bagaimana organisasi berjalan. Sebuah hasil yang diinginkan dari
sosialisasi adalah terjadinya asimilasi pendatang baru kedalam
organisasi. Ketika anggota telah mengalami proses asimilasi, mereka
menjadi akrab dengan budaya organisasi dan menganggap mereka
akan berpartisipasi untuk memenuhi peran mereka sebagai anggota
organisasi...]

Kelompok Bermain
Didalam kelompok bermain individu mempelajari norma nilai, cultural,
peran dan semua persyaratan lainya yang dibutuhkan individu untuk
memungkinkan
partisipasinya
yang
effektif
didalam
kelompok
permainannya. Singkatnya, kelompok bermain ikut menentukan dalam
2016
5
Sosiologi Komunikasi
Frenia Triasiholan A.D.S.Nababan, MSi
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku
kelompoknya.
Kelompok bermain atau peer group diyakini berpengaruh dalam
membentuk pola perilaku; tekanan kelompok bermain dapat membuat
seseorang melakukan sesuatu yang tidak diajarkan di dalam keluarga.
Misalnya :menonton pornografi.

Media Massa
Masyarakat modern dewasa ini tidak dapat dilepaskan dari Media
Massa. Dalam kehidupan masyarakat modern, komunikasi merupakan
suatu kebutuhan yang sangat penting terutama untuk menerima dan
menyampaikan informasi dari satu pihak ke pihak lain.
Kelompok media massa terbagi menjadi 3 bagian yaitu media cetak (
surat kabar, majalah, tabloid), media audio visual (radio, televisi, video,
film, iklan), dan media internet. Besarnya pengaruh media sangat
tergantung pada kualitas, isi pesan dan frekuensi pesan yang
disampaikan.
Akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi dalam waktu
yang
sangat
singkat,
informasi-informasi
tentang
peristiwa-
peristiwa,pesan, pendapat, berita, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya
dengan mudah diterima oleh masyarakat, sehingga media massa, surat
kabar, TV, film, radio, majalah, dan lainnya mempunyai peranan penting
dalam proses tranformasi nilai-nilai dan norma-norma baru kepada
masyarakat, disamping itu media massa juga menstransformasikan
simbol-simbol atau lambang tertentu dalam suatu konteks emosional
Media massa merupakan media sosialisasi yang kuat dalam
membentuk keyakinan-keyakinan baru atau mempertahankan keyakinan
yang ada. Bahkan proses sosialisasi melalui media massa ruang
lingkupnya lebih luas dari media sosialisasi yang lainnya. Iklan –iklan
yang ditayangkan media massa, misalnya disinyalir telah menyebabkan
terjadinya perubahan pola konsumsi, bahkan bahkan gaya hidup warga
masyarakat, misalnya : konsep bahwa perempuan cantik adalah
perempuan yang memiliki kulith yang putih dan berambut panjang.
Meskipun demikian, penelitian-penelitian komunikasi seperti yang
telah kita bahas pada bab sebelumnya, memperlihatkan bahwa media
bukan satu-satunya agen yang mampu merubah sikap dan perilaku
2016
6
Sosiologi Komunikasi
Frenia Triasiholan A.D.S.Nababan, MSi
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
seseorang, dibutuhkan faktor-faktor lain agar perilaku seseorang
terbentuk akibat dari pengaruh efek media.
II.
Media Massa sebagai Agen Sosialisasi
Pada bahasan sebelumnya kita telah mempelajari bebeberapa teori yang
menjelaskan efek media dan bagaimana seorang individu belajar dari media dan
lingkungan sekitarnya. Dalam hal media sebagai agen sosialisasi, maka media
dianggap dapat memberikan pengaruh besar untuk menanamkan nilai, sikap dan
perilaku seseorang, hal ini kemudian berkaitan dengan efek media terhadap individu.
Untuk membantu kita mengingat kembali, terdapat 4 tahapan fase penelitian
media sesuai dengan perkembangan sejarahnya yaitu All Powerful Media, Theory of
powerful media put to the test,Powerful media rediscovered, Negotiated media
Influence (lihat modul 10). Selain pendekatan berdasarkan sejarah, Perse (dalam
Mcquail 2005) juga menyarankan bagaimana melakukan penelitian efek media
berdasarkan pendekatan alternative yang ia namai “the four alternative model of
media effects”, yaitu:
 Direct effects
 Conditional Effects ( bervariasi berdasarkan faktor sosial dan psikologis)
 Cumulative Effects ( bertingkat dan jangka panjang)
 Cognitive-transactional
Penelitian tentang efek media telah menjadi salah satu penelitian yang sangat
penting sehingga beberapa subareas khusus penelitian ini telah dikembangkan,
masing-masing dilengkapi dengan teori-teori dan metode untuk topik masing-masing.
Diantaranya adalah studi efek media tentang kejahatan, kekerasan, dan agresi; efek
media sebagai agen pendidikan, edutainment (hiburan yang memiliki unsur
pendidikan atau fungsi untuk itu); pornografi; persuasi; stereotip media dan
sosialisasi; difusi agenda politik, media dan pendekatan rasa takut; dan dampak dari
teknologi media baru.
Pada tingkatan yang lebih umum, bidang penlitian terkait dengan efek media
juga mengalami pemisahan bertahap antara efek media itu sendiri dan analisis
2016
7
Sosiologi Komunikasi
Frenia Triasiholan A.D.S.Nababan, MSi
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
penonton. Hal ini kemungkinan besar adalah hasil dari banyaknya pengaruh media
yang terdiri dari berbagai faktor mislanya komposisi penonton, pola perilaku
menonton dan media yang digunakan. Penelitian oleh Jack M. McLeod dan Byron
Reeves mengungkapkan bahwa tidak ada jawaban sederhana untuk pertanyaan
apakah media mempengaruhi orang-orang; jawabannya tergantung pada jenis efek
di level mana yang hendak diteliti.
Analisis penelitian Jack M Mcleod dan Byron Reeves mengklasifikasi beberapa
efek seperti : pada level mikro-makro, isi pesan yang spesifik vs yang umum,
perubahan sikap vs perilaku vs pemikiran, dan efek yang stabil vs efek yang
berubah-ubah. Klasifikasi ini membuat konseptualisasi dari efek media lebih canggih
daripada sebelumnya. Seperti yang dikemukan berikut :
“Media effects research has been of such importance that several specialized
subareas of research have developed, each armed with theories and
methods for their respective topics. Among them are studies on effects of
media on crime, violence, and aggression; media education, edutainment
(entertainment that has an educational element or function to it);
pornography; persuasion; media stereotypes and socialization; political
agenda diffusion;media and fear appeals; and the impact of new media
technologies. On a more general level, the field of media effects also
experienced a gradual separation of audience analysis and effects research.
This is most likely the result of the multitude of influences on audience
composition and media-use behavior patterns. Research by Jack M. McLeod
and Byron Reeves revealed that there is no simple answer to the question of
whether the media affect people; the answer depends on the type of effect in
which one is interested. Their analysis classification scheme of micro- versus
macrolevel effects, content- specific versus diffuse-general effects, attitudinal
versus behavioral versus cognitive changes, and change versus stabilization
effects has made the conceptualization of media effects more sophisticated
than it was in the past” (littlejohn, 634)
Mcquail ( 2005 : 480), menjelaskan bahwa terdapat juga efek sosial budaya
dari media. Efek ini dapat terjadi karena sengaja atau tidak sengaja, dalam jangka
waktu yang dekat maupun jangka panjang (lihat modul 10). Salah satu efek sosial
budaya yang diyakini adalah media memiliki kemampuan untuk mengubah
pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang terhadap sesuatu ( media sebagai agen
sosialisasi).
Media dipercaya memiliki andil penting sebagai agen awal sosialisasi pada
anak-anak dan pada efek jangka panjang akan mempengaruhi orang dewasa,
meskipun efek jangka panjang relatif sulit untuk dibuktikan. Efek jangka panjang
media sulit dibuktikan karena lamanya proses penelitian dan banyaknya faktor sosial
2016
8
Sosiologi Komunikasi
Frenia Triasiholan A.D.S.Nababan, MSi
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
budaya yang turut mempengaruhi dan variabel lain yang mempengaruhi proses
sosialisasi di dalam keluarga (Hedinsson dalam Mcquail 2005).
Teori efek sosialisasi media memiliki dua sisi, pertama, media dapat
menguatkan dan mendukung nilai, pengetahuan, sikap dan perilaku yang diberikan
oleh agen sosialisasi lainnya ( seperti keluarga, teman bermain, dll). Kedua, media
dianggap sebagai ancaman potensial terhadap nilai-nilai yang sudah ditetapkan oleh
agen sosialisasi yang lain misalnya orangtua, pendidik, dan agen sosialisasi lainnya.
Alasan utama yang digarisbawahi dalam teori efek sosialisasi media adalah
bahwa media dapat mengajari norma dan nilai melalui simbol-simbol seperti RewardPunishment terhadap beberapa jenis perilaku yang direpresentasikan dalam media.
Pendekatan lain melihat bahwa kita selalu melalui proses belajar, dari media kita
belajar gambaran hidup dan model perilaku yang mirip dengan situasi nyata dalam
kehidupan.
Bagaimana efek media sebagai agen sosialisasi hingga kini masih banyak
diperdebatkan. Terdapat beberapa faktor seperti kontrol terhadap penggunaan
media misalnya dari orang tua, keputusan nilai yang hendak diusung oleh media itu
sendiri, dan faktor lainnya. Teori efek sosialisasi media cenderung mengkonfirmasi
peran media, dalam pandangan ini, media dianggap bebas nilai, tidak prososial tidak
juga antisocial. Namun media memang menyukai nilai-nilai yang dominan dan
populer. Kesimpulan dari beberapa formulasi menunjukkan bahwa jelas bahwa
media memiliki efek sebagai agen sosialisasi namun tidak langsung karena efek
sosialisasi tersebut tergantung dari agen sosialisasi lainnya.
2016
9
Sosiologi Komunikasi
Frenia Triasiholan A.D.S.Nababan, MSi
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DaftarPustaka
Buku :
Bungin, H.M Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Kencana Prenada Media Group : Jakarta
Liliweri, Alo. 2007. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Pustaka Pelajar : Yogyakarta
Mcquail’s , Denis.2005. Mass Communication Theory 5th edition. Sage Publication : London
Narwoko & Bagong. 2007. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Kencana : Jakarta
Soerjono Soekanto.1990. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo : Jakarta
Ebook :
Littlejohn, Stephen W dan Foss, Karen. 2009. Encyclopedia of Communication Theory. Sage
Publication : USA
Website :
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/M.ARIES/4_TEORI_BELAJAR_SOSIAL_BANDURAx.p
df
https://musa666.wordpress.com/2010/08/25/teori-teori-komunikasi/
http://digilib.uinsby.ac.id/1896/4/Bab%202.pdf
https://ikaribajuwanita.files.wordpress.com/2011/05/sosialisasi-dan-pembentukan-kepribadian.pdf
2016
10
Sosiologi Komunikasi
Frenia Triasiholan A.D.S.Nababan, MSi
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download