Isi Screening

advertisement
Laporan Praktikum
Mikrobiologi
Nama
NIM
Kelas/kelompok
PJP
Asisten
: Diana Agustini Raharja
: J3L112168
: C P1/1
: M. Arif Mulya, S. Pi.
: 1. Yuriska Sekar Rani
2. Lia Suliani
3. Ramdhani
PENYIAPAN MEDIA DAN SCREENING BAKTERI
PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA
PROGAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Pendahuluan
Menurut Singleton (2006), mikrobiologi merupakan suatu cabang ilmu
yang mempelajari tentang mikroorganisme dan interaksinya dengan organisme
lain serta lingkungannya. Bakteri merupakan mikroorganisme yang berasal dari
bahasa Yunani bakterion yang berarti tongkat atau batang. Morfologi bakteri
terbagi atas 3 macam, yaitu pertama bentuk basil yang seperti tongkat pendek
agak silindris, bentuk coccus yang memiliki bentuk seperti bola-bola kecil, dan
bentuk lainnya adalah spiral (Adam 1992).
Menurut Hardioetomo (1983), media merupakan tempat mikroorganisme
dapat tumbuh dan di dalamnya terdapat nutrisi makanan untuk menunjang
pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Media dikelompokkan menjadi dua, yaitu
media biasa dan media khusus. Nutrisi dari suatu mikroorganisme cukup beragam,
namun kebutuhannya akan nutrisi pada dasarnya sama, yaitu air, sumber energi,
zat hara seperti karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, dan mineral
serta faktor tumbuh yaitu berupa asam amino, pigmen, atau nukleusida. Media
umumnya berfungsi untuk mengisolasi mikroba, memperbanyak mikroba,
mengidentifikasi sifat fisiologi yang dimiliki, serta untuk menghitung jumlah
koloni mikroorganisme yang terbentuk.
Mikroorganisme dapat dijumpai di manapun, seperti dalam tanah, udara,
air, bahan pangan, limbah, dan permukaan tubuh. Setiap area dari lingkungan
tidak terlepas dari kehadiran mikroba. Oleh karena itu, sebelum mendapatkan
mikroba murni yang ditujukan untuk mempelajari ciri-ciri mikroba tersebut perlu
dilakukannya screening bakteri untuk mendapatkan koloni-koloni mikroba yang
masih dalam populasi campuran sebagai tahap awal dalam proses kultivasi dan
perincian kultural dari mikroorganisme. Mikroorganisme akan memperlihatkan
pertumbuhan yang berbeda pada media yang berbeda. Perbedaan ini dinamakan
karakteristik kultural. Kultural yang menjadi dasar untuk memisahkan
mikroorganisme ke dalam berbagai kelompok taksonomi.
Tujuan
Praktikum dilakukan bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan medium,
cara pengembangbiakan bakteri, serta untuk mengidentifikasi morfologi dan
kultural bakteri.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan yaitu gelas ukur, Erlenmeyer, timbangan, sudip,
batang pengaduk, magnetik stirrer, perbakar spirtus, autoklaf, tabung, dan pipet
Mohr. Bahan yang digunakan ialah alkohol 70%, aluminium foil, akuades, kapas
untuk sumbat, medium Lactose Broth, dan media Nutrient Agar.
Prosedur Kerja
Percobaan pertama dilakukan dengan cara pembuatan medium terlebih
dahulu. Dibaca petunjuk untuk melarutkan jumlah medium yang harus dilarutkan.
Medium Nutrient Agar merupakan medium padat dengan komposisi 28 g/1000
mL. Medium Lactose Broth merupakan medium cair dengan komposisi 13 g/
1000 mL. Medium Nutrient Agar digunakan sebanyak 12 mL/cawan dan Lactose
Broth sebanyak 5 mL/tabung. Medium Nutrient Agar yang akan dibuat sebesar
3,0240 g dalam 108 mL air akuades sedangkan yang ditimbang sebesar 3, 0400 g.
Sedangkan Lactose Broth yang akan dibuat sebesar 0,5850 g dalam 45 mL air
akuades sedangkan yang ditimbang sebesar 0, 6000 g. Medium Nutrient Agar
yang telah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, sedangkan
Lactose Broth ke dalam gelas piala. Sejumlah air suling dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer dan gelas piala yang sudah berisi medium yang telah ditimbang.
Medium perlu dididihkan beberapa menit untuk agar larut sempurna dengan
menggunakan magnetik stirrer. Medium-medium yang telah dihomogenkan
ditempatkan pada wadah yang diinginkan. Medium Nutrient Agar tetap di
Erlenmeyer dan disumbat dengan kapas sedangkan Lactose Broth disimpan dalam
tabung yang tertutup. Medium disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121°C,
tekanan 1 atm, dan waktu selama 15 menit.
Percobaan kedua adalah penumbuhan bakteri. Pertama-tama, tangan dicuci
dahulu dan tempat yang akan digunakan untuk meletakkan medium yang telah
disterilkan dengan autoklaf dibersihkan dengan alkohol. Medium-medium ini
kemudian diletakkan pada beberapa tempat atau sampel uji selama 2 sampai 3
menit, setelah itu disimpan dalam inkubator pada suhu 27 °C. Ketika pertumbuhan
bakteri berada pada fase statis, morfologi bakteri diidentifikasi.
Data dan Hasil Pengamatan
Berikut ini data dan hasil pengamatan yang dilakukan pada screening
bakteri.
Tabel 1 Hasil morfologi bakteri pada udara lab. CB Mikro
Cawan 1
Cawan 2
Warna
Putih
Kuning (++) Kuning
Kuning (+) Kuning
(+)
(++)
Ukuran
Besar
Kecil
Smer
Smer
Noktah
Bentuk
Irreguler Sirkular
Smer
Smer
Sirkular
Elevasi
Raised
Conue
Smer
Smer
Conveks
Permukaan Kasar
Mengkilap
Halus
Halus
Mengkilap
Margins
Undulate Erose
Smer
Smer
Erose
Jumlah
3
4
Menyebar Menyebar
2
Gambar 1 Bakteri yang terdapat di udara lab. CB Mikro pada cawan 1 (A) dan
cawan 2 (B)
Tabel 2 Hasil morfologi bakteri pada rambut
Cawan 1
Warna
Putih
Kuning
Ukuran
Besar
Kecil
-
Kuning
Besar
Cawan 2
Putih
Kecil
Lanjutan tabel 2 Hasil morfologi bakteri pada rambut
Cawan 1
Bentuk
Punctiform Punctiform
Elevasi
Flat
Flat
Permukaan Kasar
Kasar
Margins
Entire
Entire
Jumlah
3
1
-
Cawan 2
Punctiform Punctiform
Flat
Flat
Kasar
Kasar
Entire
Entire
1
1
Gambar 2 Bakteri yang terdapat di rambut pada cawan 1 (A) dan cawan 2 (B)
Tabel 3 Hasil morfologi bakteri pada napas
Cawan 1
Warna
Putih
Ukuran
Kecil
Bentuk
Punctiform
Elevasi
Konveks
Permukaan Halus
Margins
Entire
Jumlah
1
-
-
Cawan 2
Putih
Kecil
Spindle
Umbonate
Kasar
Undulate
1
-
Gambar 3 Bakteri yang terdapat di napas pada cawan 1 (A) dan cawan 2 (B)
Tabel 4 Hasil morfologi bakteri pada WC
Cawan 1
Warna
Kuning
Putih
Ukuran
Besar
Sedang
Bentuk
Circular dan Circular
punctiform
dan
punctiform
Elevasi
Konveks
Konveks
Permukaan Halus
Halus
Margins
Entire
Entire
Jumlah
21
19
-
Cawan 2
Kuning
Putih
Besar
Sedang
Circular
Circular dan
dan
punctiform
punctiform
Konveks
Konveks
Halus
Halus
Entire
Entire
14
12
Gambar 4 Bakteri yang terdapat di WC pada cawan 1 (A) dan cawan 2 (B)
Tabel 5 Hasil morfologi bakteri pada kloset
Cawan 1
Warna
Kuning
Ukuran
Kecil
Bentuk
Bulat
Elevasi
Convex
Permukaan Halus
Margins
Entire
Jumlah
4
-
Cawan 2
-
Kuning
Kecil
Bulat
Convex
Halus
Entire
2
-
Gambar 5 Bakteri yang terdapat di kloset pada cawan 1 (A) dan cawan 2 (B)
Tabel 6 Hasil morfologi bakteri pada kolam IPAL
Cawan 1
Warna
Putih
Kuning
Ukuran
Besar
Kecil
Bentuk
Filamentous Circular
Elevasi
Flat
Raised
Halus
Halus
Permukaan
mengkilap
mengkilap
Margins
Undulate
Entire
Jumlah
4
8
-
Cawan 2
Putih
Kuning
Besar
Kecil
Filamentous Circular
Convex
Convex
Halus
Halus
mengkilap
mengkilap
Undulate
Entire
1
1
Gambar 6 Bakteri yang terdapat di kolam IPAL pada cawan 1 (A) dan cawan 2
(B)
Tabel 7 Hasil morfologi bakteri pada kantin dalam
Cawan 1
Warna
Jingga
Kuning
Hitam
Ukuran
Besar
Sedang
Besar
Bentuk
Sirkular
Sirkular
Rizoid
Elevasi
Umbonate Umbonate Umbonate
Permukaan Halus
Halus
Berambut
mengkilap
Margins
Entire
Rata
Filamentous
Jumlah
1
3
1
Cawan 2
Jingga
Kuning
Sedang
Sedang
Sirkular
Sirkular
Unbonate
Umbonate
Halus
Halus
mengkilap
Entire
Rata
1
1
Gambar 7 Bakteri yang terdapat di kantin dalam pada cawan 1 (A) dan cawan 2
(B)
Tabel 8 Hasil morfologi bakteri pada kantin pintu 4
Cawan 1
Warna
Hitam
Kuning
Ukuran
Besar
Sedang
Bentuk
Sirkular
Sirkular
Elevasi
Raised
Raised
Permukaan Berambut
Halus
Margins
Gerigi
Rata
Jumlah
1
1
-
Cawan 2
Kuning
Kuning
Sedang
Sedang
Sirkular
Sirkular
Raised
Raised
Halus
Halus
Rata
Rata
1
1
Gambar 8 Bakteri yang terdapat di kantin pintu 4 pada cawan 1 (A) dan cawan 2
(B)
Tabel 9 Hasil morfologi bakteri pada lorong CB
Cawan 1
Warna
Kuning
Putih
Hitam
(+++)
Ukuran
Besar
Kecil
Kecil
Bentuk
Punctiform Sirkular
Sirkular
Elevasi
Convex
Convex
Convex
Permukaan Mengkilap
Mengkilap Mengkilap
Margins Entire
Undulate
Entire
Jumlah
12
10
1
Cawan 2
Kuning
Coklat
(++)
Besar (+)
Besar (++)
Sirkular
Sirkular
Convex
Convex
Mengkilap Mengkilap
Entire
Undulate
7
10
Gambar 9 Bakteri yang terdapat di lorong CB pada cawan 1 (A) dan cawan 2 (B)
Tabel 10 Hasil morfologi bakteri pada rak sepatu CB Mikro
Cawan 1
Cawan 2
Warna
Kuning
Putih
Coklat
Coklat
Putih
Ukuran
Kecil
Besar
Sedang
Besar
Kecil
Bentuk
Filamen
Sirkular Sirkular Sirkular Sirkular
Elevasi
Konveks
Flat
Raised
Flat
Flat
Permukaan Berambut
Halus
Halus
Halus
Halus
Margins Filamentous Entire
Entire
Entire
Entire
Jumlah
5
9
6
4
9
Kuning
sedang
Sirkular
Flat
Halus
Entire
3
Gambar 10 Bakteri yang terdapat di rak sepatu CB Mikro pada cawan 1 (A) dan
cawan 2 (B)
Perhitungan pembuatan medium Nutrient Agar dan Lactose Broth yaitu
sebagai berikut.
Nutrient Agar: 28 g/1 L
Nutrient Agar yang diperlukan: 12 mL/cawan
Akan dibuat sebanyak 108 mL, maka gram Nutrient Agar secara teoritis:
Gram Nutrient Agar yang ditimbang: 2,0400 g
Lactose Broth: 13 g/1 L
Lactose Broth yang diperlukan: 5 mL/tabung
Akan dibuat sebanyak 45 mL, maka gram Lactose Broth secara teoritis:
Gram Lactose Broth yang ditimbang: 0,6000 g.
Pembahasan
Media merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme. Bakteri yang akan ditanam sebelumnya harus diperhatikan
faktor nutrisi dan faktor lingkungannya. Persyaratan nutrisi mikroorganisne sangat
beragam, namun sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan dasar yang sama,
yaitu meliputi air, karbon, energi, dan mineral. Faktor lingkungan yang
memengaruhi pertumbuhan bakteri di antaranya yaitu dapat berupa suhu,
kelembapan, cahaya, dan pH.
Berdasarkan komposisi kimiawinya, dikenal medium sintetik dan medium
nonsintetik atau kompleks. Komposisi kimiawi medium sintetik diketahui dengan
pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang kemurniannya tinggi dan
ditentukan dengan tepat. Maka medium semacam ini dapat diulangi
pembuatannya kapan saja dan akan diperoleh hasil yang sama. Komposisi
kimiawi untuk medium nonsintetik tidak diketahu dengan pasti, seperti bahanbahan yang terdapat dalam kaldu nutrient, yaitu ekstrak daging dan pepton. Pada
percobaan ini medium Nutrient Agar dan Lactose Broth merupakan medium
nonsintetik.
Berdasarkan fungsinya, medium terdiri atas medium umum, selektif, dan
differensial. Medium yang dapat digunakan untuk menunjang pertumbuhan
sebagian besar bakteri, sehingga di sebut juga medium serbaguna atau umum
seperti Nutrient Agar dan Potato Dextrose Agar. Sedangkan medium yang
mengandung zat-zat kimia tertentu yang dapat menghambat pertumbuhan satu
kelompok bakteri atau lebih tanpa menghambat pertumbuhan organisme yang
diinginkan di sebut medium selektif, contohnya TCBS dan Lactose Broth.
Medium differensial merupakan medium yang mengandung zat-zat kimia tertentu
yang memungkinkan pengamat untuk membedakan berbagai tipe bakteri,
contohnya EMBA.
Konsistensi medium dapat dibuat bermacam-macam bergantung kepada
keperluannya. Medium cair seperti kaldu nutrien atau kaldu glukosa dapat
digunakan untuk berbagai keperluan seperti pembiakan organisme dalam jumlah
besar, penelahaan fermentasi dan berbagai macam uji. Bila diinginkan medium
padat, dapat ditambahkan bahan pemadat ke dalam medium kaldu. Medium padat
biasanya digunakan untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni dan
mengisolasi biakan murni. Sedangkan medium dengan konsistensi pertengahan di
sebut juga medium setengah padat, biasanya untuk menguji motilitas bakteri dan
mengandung agar-agar dalam jumlah yang kecil. Pada percobaan medium
Nutrient Agar merupakan medium padat sedangkan Lactose Broth merupakan
medium cair.
Medium Nutrient Agar yang digunakan pada dalam praktikum berguna
untuk menumbuhkan mikroorganisme yang kurang memerlukan perhatian lebih
atau kurang rewel. Medium ini dapat diperkaya dengan darah atau cairan biologis
lainnya. Komposisi yang terdapat pada Nutrient Agar, yaitu jaringan peptik hewan
5 g/L, NaCl 5 g/L, ekstrak sapi 1,5 g/L, ekstrak ragi 1,5 g/L, dan agar 15 g/L.
Medium Nutrient Agar perlu disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu
121 °C dengan tekanan 1 atm selama 15 menit. Medium ini memiliki pH 7,4±0,2
pada suhu 25 °C.
Medium Lactose Broth yang digunakan berguna untuk menumbuhkan
bakteri Salmonella dan bakteri koliform dari produk susu, air, dan obat-obatan
pada farmasi. Komposisi yang terkandung di antaranya gelatin 5 g/L, ekstrak sapi
3 g/L. dan laktosa 5 g/L. Pada prinsipnya gelatin dan ekstrak sapi menyediakan
sumber karbon dan nitrogen sebagai syarat umum pertumbuhan bakteri. Laktosa
merupakan sumber karbohidrat. Fermentasi dari laktosa terjadi dengan
terbentuknya gas. Medium ini perlu disterilkan dengan menggunakan autoklaf
pada suhu 121 °C pada tekanan 1 atm selama 15 menit. Medium Lactose Broth
memiliki pH 6.9±0,2 pada suhu 25 °C.
Pembuatan media untuk pertumbuhan bakteri diperlukan suatu kondisi
yang steril, agar pada saat pembuatan media tidak ada bakteri yang tidak
diinginkan ikut berkembang biak juga. Dalam pembuatan medium sebaiknya
digunakan air distilasi atau akuades. Air sadah pada umumnya mengandung kadar
ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton
dan ekstrak daging, air dengan kualitas semacam ini dapat menyebabkan
terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fostat.
Medium yang dibuat sebaiknya dihomogenkan dengan menggunakan
magnetik stirrer untuk mengaduknya. Penggunaan panas adalah untuk
mempercepat proses homogenisasi. Medium yang telah dihomogenisasi harus
segera ditutup dengan aluminium foil. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada uap air
yang masuk. Jika uap air masuk, maka media tidak lagi steril. Faktor yang dapat
menyebabkan terdapatnya mikroorganisme pada media adalah udara, temperatur,
dan kelembapan yang ada di lingkungan sekitar praktikum. Agar diperoleh
mikroorganisme yang diinginkan maka tidak diperbolehkan untuk berbicara di
dekat medium yang terbuka agar bakteri dari mulut tidak menempel pada medium.
Pertumbuhan bakteri dapat berlangsung dalam 1x2 jam atau 2x24 jam
bergantung pada jumlah bakteri yang tumbuh serta tingkat kematangan bakteri
untuk dipanen. Pertumbuhan bakteri pada wadah berupa cawan petri dapat
memudahkan pengamatan jumlah bakteri dalam jumlah yang banyak dan dapat
terlihat jelas morfologinya. Sehingga tidak hanya penampang luarnya saja yang
terlihat.
Pada screening bakteri menggunakan medium agar-agar. Dari koloni
terpisah akan dapat diamati warna, ukuran, bentuk, elevasi, permukaan, tepi atau
margins, dan jumlahnya. Ukuran dapat berupa noktah, kecil, sedang, dan besar.
Bentuk terdiri atas tiga jenis, yaitu sirkular dengan tepi periferal, irregular dengan
tepi periferal, serta rizoid dan menyebar. Terdapat 5 tepi luar koloni, di antaranya
entire yang tegas dan rata, lobate yang berlekuk, undulate yang bergelombang,
serrate yang berbentuk geligi, serta filamen seperti benang dengan tepi tidak rata.
Untuk elevasi dapat berupa rata, raised yang berarti agak tinggi, konveks atau
cembung, serta umbonate yang agak tinggi dengan puncak konveks.
Screening bakteri yang dilakukan pada sampel udara di lab. CB-Mikro
menghasilkan bakteri yang dominan berupa bakteri berwarna kuning. Bakteri ini
sulit diidentifikasi morfologinya, karena ia tidak dapat membentuk koloni
sehingga menyebar di medium.
Simpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa setiap
tempat atau sampel terdapat bakteri baik dalam jumlah koloni yang banyak
maupun dalam jumlah koloni yang sedikit, terutama kondisi udara di lab. CBMikro didominasi oleh suatu bakteri yang menyebar tidak membentuk koloni.
Daftar Pustaka
Adam Syamsunir. 1992. Dasar-Dasar Mikrobiologi dan Parasitologi untuk
Perawatan. Jakarta: Kedokteran EGC.
Hardioetomo, Ratna Siri. 1983. Mikrobiologi dalam Praktek. Bogor: IPB Press.
Singleton Paul. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology Third
Edition. Inggris: John Wiley & Son Inc.
Download