D5 HIV - Akademik Ciamik 2010

advertisement
HIV/AIDs
Tri Karyadi
Erza Nurtiandari
Fajar Faisal Putra
Nirtya Perwitasari
Agustina Lestari
Putri Senna Rahayu
Aulia Abdillah Ramadhan
Puteri Melati
Cesar
What is HIV/AIDs
 HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel sel
sistem kekebalan tubuh manusia dan menghancurkan
atau mengganggu fungsinya.
 Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan
sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan
mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.
HIV/AIDs as a communicable
disease
singkatan dari ‘acquired immunodeficiency syndrome’ dan menggambarkan berbagai
gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV
telah ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya
berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang
menjadi AIDS.
 AIDS diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) sebagai berikut:
 Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai
AIDS.
 Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi saluran
pernafasan bagian atas yang tak sembuh- sembuh)
 Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih
dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru-paru), atau
 Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis pada saluran tenggorokan
(oesophagus), saluran pernafasan (trachea), batang saluran paru-paru (bronchi) atau
paru-paru dan Sarkoma Kaposi). Penyakit HIV digunakan sebagai indikator AIDS.
there any distortion in public perception left
uncorrected? Risk to people living with HIV/AIDs and to
society











-“Pendidikan seks mengarah ke hubungan seksual”
-“Wanita yang membawa kondom memiliki moral yang rendah”
-“AIDs adalah hukuman dari Tuhan”
-“Jika dia menderita AIDs pasti pernah melakukan sesuatu yang buruk”
Beberapa mitos terhadap AIDs yang masih bertahan hingga sekarang:
-“kamu dapat tertular AIDs dari dudukan toilet”
-“ODHA harus diisolasi”
-“AIDs menular dari gigitan serangga”
-‘kamu tidak akan tertular AIDs pada hubungan seksual pertama kali”
-“Jika wanita menderita pertama kali, pasti dia tidak jujur”
-“Kamu dapat sembuh dari AIDs jika berhubungan seksual dengan
virgin”
 -“penting untuk tidak bersentuhan dengan ODHA”
risk of stigmatization and discrimination against
people living with HIV/AIDs and VCT participant
 – ODHA bisa menjadi sangat dikucilkan
 - ODHA dianggap berbahaya dalam berbagai hal
 - Dalam pengobatannya, jika ODHA dikucilkan, maka
sangat sulit penangannya.
doctor’s role in amending distorterd
public perception on HIV/AIDs
 Dari segi komunikasi
 koordinasi dan pemberdayaan profesi
 pendidikan dan pelatihan
 kebijakan dan advokasi, dengan melakukan
advokasi intern organisasi di badan PB IDI dan
perhimpunan Spesialis dan Seminat.
3 examples of professional conduct that are very
important in managing patient with HIV/AIDs
 Justice
perlakuan sama terhadap ODHA dengan pasienpasien lainnya
 Respect
respek terhadap pasien adalah prioritas utama ketidak
berhadapan dengan ODHA. Sehingga anamnesa yang
dilakukan tidak tersendat. Pasien percaya dan yakin
untuk menceritakan segala hal kepada praktisi klinis.
 Beneficient
berlaku sesuai dengan kepentingan pasien yang
memberikan keuntungan positif terhadap pasien.
Terimakasih
Download