Tanah masam dan masalahnya

advertisement
Tanah masam dan masalahnya
10.1. Potensi tanah masam
10.2. Penyebab dan masalah kemasaman tanah
10.3. Hubungan tanaman /reaksi tanah
10.4. Cara-cara pengendalian tanah masam
Tanah masam
• Tanah masam adalah : Tanah yang reaksi
tanahnya masam, ber pH rendah (<6)
• Tanah masam merupakan tanah yang
telah mengalami pelapukan dan hancuran
iklim serta mengalami pencucian yang
intensif.
• Umumnya terdapat pada daerah tropis
basah
Jenis tanah masam
• FAO-LPT
SOIL TAXONOMY
•
•
•
•
•
ULTISOLS
OXISOL
PODZOLIK
~
LATOSOL
~
ALLUVIAL
PODZOL
ORGANOSOL ~
HISTOSOL
10.1. Potensi tanah masam
• Kemasaman tanah merupakan masalah utama
yang sering ditemui pada tanah-tanah di wilayah
beriklim tropika basah
• Tanah masam tersebut mempunyai potensi
besar untuk pengembangan pertanian
mengingat luasnya daerah yang ditempati oleh
tanah tersebut
Osi:
• Perlu usaha pengendalian kemasaman tanah
sebelum tanah tersebut digunakan untuk usaha
pertanian
TAbel 10.1 Sebaran tanah bereaksi masam di berbagai
pulau di Indonesia (PPT,1981)
Pulau
Jenis Tanah
1)
Alluvial*
Latosol
Pozol
Podzolik
Organosol
2)
Inceptisol Oxisol
Ultisol
Histosol
x Juta ha
2,550
2,775
-0,325
0,025
Jawa/
Madura
5,682
6,018
1,031
14,695
8,175
Sumatera
5,744
4,468
4,581
10,947
6,523
Kalimantan
1,562
2,649
-1,308
0,240
Sulawesi
0,312
0,563
---Nusa
Tenggara
0,488
0,331
-2,406
0,525
Maluku
2,575
0,356
-8,706
10,875
Irian Jaya
Jumlah
18,913
17,163
5,612
38,437
27,063
1)
Menurut sistim klasifikasi LPT
2)
Menurut sistim klasifikasi Soil Taxonomy
* termasuk yang tidak bereaksi masam
Tabel 10.2 Sebaran Tanah Podzolik di tiap propinsi
di Sumatera (Nurhajati Hakim,1982)
PROPINSI
Luas (juta ha) PROPINSI
Luas (juta ha)
Aceh
Sumatera
Utara
Sumatera
Barat
Riau
1,550
2,664
Jambi
Sumatera Selatan
1,369
2,975
0,900
Bengkulu
0,233
3,744
Lampung
1,244
Tabel 10.3 Sebaran tanah masam pada berbagai benua
(The world food problem In Setijono,1982)
Benua
Latosol
Podzolik
x juta ha
Afrika
Asia
Australia
Amerika Utara
Amerika Selatan
417,15
101,25
12,15
16,20
514,35
8,10
36,45
4,05
76,95
4,05
• Secara umum bisa dikatakan tanah
Latosol dan Alluvial sudah habis
dimanfaatkan untuk usaha pertanian.
Yang tersisa adalah tanah Podzolik
(~Ultisols) serta tanah Organosol (~Histosols)
• Penggunaan tanah Organosol jauh lebih
rumit dibandingkan tanah Podzolik
• 10.2.
Penyebab dan masalah masalah kemasaman tanah
Penyebab kemasaman tanah
1. Curah hujan yang tinggi
Curah hujan yang tinggi ditambah lagi
dengan temperatur yang tinggi menyebabkan
terjadinya pelapukan yang intensif, proses
mineralisasi berjalan sangat intensif. Air yang
berlebih menyebabkan pencucian hasil-hasil
mineralisasi terutama kation-kation basa (Ca,
Mg, K, Na) yang mengakibatkan pada
kompleks jerapan tanah dipenuhi oleh ion H+
dan Al+++
http://www.brookie.org/site/pp.asp?c=liKVL3POLvF&b=1656595
HUJAN ASAM
kuliah kestan :kemasaman dan
pengapuran Kelas C
http://www.maine.gov/dep/air/acidrain/images/ARAIN1.jpg
Acid mine drainage
kuliah kestan :kemasaman dan
pengapuran Kelas C
PEMBENTUKAN
TANAH MASAM
“Tanah baru
terbentuk
(muda) ”
Waktu
“Tanah matang”
(Tua)
Al3+ larut dari mineral
Ca2+, Mg2+, K+ tercuci dari tanah
Mineral liat dengan kation
Ca2+, Mg2+, K+
Mineral liat dengan
kation
Ca2+, Mg2+, K+ dan
Al 3+, H+ dapat
dipertukarkan
• * Kation Hidrogen and Aluminum
merupakan sumber kemasan dalam tanah
• * Hidrogen dapat dipertukarkan (H-dd)
merupakan sumber utama ion H+ pada pH
>6 Dibawah pH 6 Aluminum (Al)
merupakan sumber utama H+ sebagai
akibat lepasnya Al dari mineral liat. Al
menjadi lebih larut pada pH rendah
• Al3+ + H2O ----> Al(OH)++ + H+
• Al(OH)++ + H2O ---> Al(OH) 2+ + H+
• Al(OH)2+ + H2O ---> Al(OH)3 + H+
Kelarutan Al(OH)3 amorphous
• Al(OH)3 + H+
 Al(OH)2+ + H2O
• Al(OH)2+ + H+
 Al(OH)++ + H2O
• Al(OH)++ + H+
 Al+++ + H2O
• Keseimbangan reaksi ini menciptakan
daya sanggah pada tanah terhadap
perubahan pH (buffering capacity)
Penyebab kemasaman tanah ljt..
2. Bahan Induk tanah yang masam
Bahan induk yang berasal dari batuan induk
masam (SiO2 >65%) akan membebaskan Al
yang banyak karena mineral silikat selalu
mengandung Al
3. Asam organik sebagai hasil pelapukan
bahan organik
4. Penggunaan pupuk N terutama : (NH4)SO4,
NH4NO3, Anhydrous ammonia, Urea
5. Erosi tanah: kehilangan kation basa karena
run off (aliran permukaan)
Pemasaman tanah oleh pupuk N
Penggunaan pupuk N
(NH4)SO4 + 4O2 2HNO3 + H2SO4 +
2H2O
Terbentuk
Asam nitat (HNO3)
+ dan asam sulfat (H2SO4 )
Pemasaman tanah oleh pupuk N
ljt…
1. Nitrifikasi: Ammonium menjadi Nitrat
(oksidasi NH4+)
NH4+ + 2 O2 ---> NO3- + H2O + 2 H+
2. Dekomposisi bahan organik :
R-COOH---> R-COO- + H+
respirasi:
CO2 + H2O ----> H2CO3 = H+ + HCO3kuliah kestan :kemasaman dan
pengapuran
• Reaksi Tanah (masam atau basa)
ditunjukkan dari hasil pengukuran
pH tanah
Apa yang dimaksud dengan pH?
•pH dapat dilihat sebagai suatu singkatan
(power) konsentrasi ion hidrogen dalam
larutan
•pH = - [log (H+)] dalam larutan
•kw = pH + pOH
•kw = 14
•14 = pH + pOH
•pH = 14 - pOH
• Pada pH netral (pH =7) jumlah ion H+ =
OHPerlu diingat:
pada pH 6 terdapat 10x lebih banyak ion
H+ dibandingkan dengan pada pH 7
dan terdapat 100x ion H+ pada pH 5
pH tanah
• pH dalam larutan
– Rx Masam
– Rx Basa
– Rx Netral
jika pH < 7
jika pH > 7
jika pH = 7
– Dalam tanah pH netral tidak pada pH 7, tetapi
berada pada range pH 6.5 and 7.2
Rentang pH tanah
Tanah Mineral 3.5
Acidity
3
Extreme pH
for acid peat
sphagnum
4
5
10
Alkalinity
6
7
8
9
10
Arid region
Common
for humid
region mineral soils
Extreme range in pH for most mineral soils
11
Alkali
Mineral
soils
KEMASAMAN TANAH
• Dicerminkan oleh kurangnya kation basa tetapi
berlebih ion H+
• Pentingnya diketahui pH tanah:
–
–
–
–
–
–
–
Ketersediaan hara
Keracunan ion logam tertentu
Aktivitas mikobia
Mempengaruhi % kejenuhan basa (KB)
Efisiensi pemupukan
Mempengaruhi pertumbuhan tanaman
Mempengaruhi lingkungan
KAPASITAS TUKAR KATION (KTK)
•
KTK – merupakan
kemampuan tanah untuk
memegang (menjerap)
unsur hara dan berfungsi
mencegah tercucinya hara
tersebut sebelum dapat
dimanfaatkan oleh tanaman
•
Kation bermuatan “+ =
Ca++, Mg++, K+, NH4+,
•
Makin tinggi KTK suatu
tanah dapat dikatakan
mekin tinggi tingkat
kesuburan tanahnya
kuliah kestan :kemasaman dan
pengapuran Kelas C
PERTUKARAN KATION
• Pertukaran kation terjadi antara kation
yang terjerap pada permukaan koloid
yang bermuatan negatif (-) seperti
koloid liat dan koloid organik (humus)
dengan kation yang ada dalam larutan
H+
soil
+ Ca++
Ca++ + 2H+
H+
Koloid
Larutan tanah
Koloid
Larutan tanah
Increase in surface area by
mechanical weathering
PROSEDUR ANALISIS
KAPASITAS TUKAR KATION (KTK)
kuliah kestan :kemasaman dan
pengapuran Kelas C
KTK DIPENGARUHI oleh:
1) Kekuatan adsorpsi kation :
Al+3 > Ca2+ > Mg2+ > K+ =NH4+ > Na+ >H+
Terikat kuat ------------------> mudah lepas
2) Konsentrasi relatif kation dalam larutan tanah:
jika ion tertentu banyak ditemukan dalam larutan
maka dia juga akan lebih banyak ditemukan pada
permukaan koloid (soil exchange sites )
kuliah kestan :kemasaman dan
pengapuran Kelas C
KAPASITAS TUKAR KATION (KTK)
1) Jumlah kation yang dapat diadsorpsi pada
permukaan koloid tanah per 100 gram tanah
atau
2) Jumlah total kation yang dapat dijerap dan
dipertukarkan oleh suatu tanah
* KTK diekspresikan dengan satuan
milliequivalents (meq) per 100 g berat kering
tanah
Berat Equivalent = berat molekul atau atom (g)
valensi atau muatan
kuliah kestan :kemasaman dan
pengapuran Kelas C
Milliequivalent (meq)
1 meq dari KTK memiliki 6.02 x 10 20 tempat
jerapan
meq kation-kation
Element Na+ K+ Ca++ Mg++
Valensi
1
1
2
2
Berat Eq. 23/1=23 39/1=39 40/2=20 24/2 = 12
Berat meq.
023 .039
kuliah kestan :kemasaman dan
pengapuran Kelas C
.02
.012
KTK EFFEKTIF
• Merupakan jumlah kation basa (Ca, Mg, K,
daan Na-dd) ditambah denga H dan Al-dd
• = ∑ meq( Ca + Mg + K + Na + H + Al-dd)
kuliah kestan :kemasaman dan
pengapuran Kelas C
Kejenuhan Basa (%)
• Merupakan persentase (%) kation-kation
basa yang dapat dipertukarkan terhadap
KTK total tanah
• Kej (%) basa :
∑ meq (Ca + Mg + K + Na-dd) X 100%
KTK TOTAL
kuliah kestan :kemasaman dan
pengapuran Kelas C
Kejenuhan Aluminum (%)
• Merupakan persentase (%) kation
Aluminium (Al-dd) yang dapat
dipertukarkan terhadap KTK effektif tanah
• Kej (%) Al :
∑ meq (Al-dd) X 100%
KTK efektif
kuliah kestan :kemasaman dan
pengapuran Kelas C
Kembali ke masalah pH
Kemasaman aktif – disebabkan oleh
aktivitas ion H+ dalam larutan tanah
Kemasaman potensial – dicerminkan
oleh ion H+ and Al3+ yang dapat
dipertukarkan oleh kation lain yang
bermuatan positif
HHHH
H
Mg
Ca
H H H Na
H+
H+
Ca++ H+
Mg++
H+
Ca++ H+
soil
Kemasaman potensial
H+
Kemasaman aktif – Larutan tanah
kuliah kestan :kemasaman dan
pengapuran Kelas C
Daya sanggah tanah
(Buffering capacity)
– “Kemampuan terhadap perubahan pH tanah ”
– Berhubungan langsung dengan KTK tanah (makin
besar KTK biasanya daya sanggah tanah juga lebih
besar)
– Contoh: Tanah dengan daya sanggah tinggi tanah
organik (Organosol/ Histosol), tanah mineral dengan
tipe liat 2:1clay.
– Tanah dengan daya sanggah rendah tanah mineral
dengan berbahan organik rendah dan memiliki liat
dengan tipe 1:1.
kuliah kestan :kemasaman dan
pengapuran Kelas C
pH vs. KTK dan kejenuhan basa
• Naiknya pH cendrung menaikan KTK, hal ini hanya
terjadi pada tanah dengan muatan tergantung pH (pH
dependant charges) (Kaolinit, bahan organik, oksida
Al/Fe)
• Proses pencucian yang terjadi secara alami dan
pegambilan hara oleh tanaman akan menurunkan pH
tanah. Mengapa bisa?
– Bila kation-kation basa tercuci dan diambil oleh
tanaman dan tidak diganti maka berkuranglah
jumlah kation basa yang terdapat pada
permukaan jerapan (koloid) dan kedudukannya
digantikan oleh ion H+
kuliah kestan :kemasaman dan
pengapuran Kelas C
pH vs. ion solubility
kuliah kestan :kemasaman dan
pengapuran Kelas C
• 10.3. Hubungan tanaman / reak
si tanah
HUBUNGAN TANAMAN DENGAN pH
Tanah masam – pH< 5.0
1. Ca dan Mg-dd rendah
2. Tinggi kelarutan Fe, Al, dan Mn
3. Ketersediaan N dan P rendah
pH dan ketersediaan hara
• Jika pH tanah menaik dari masam menjadi
pH 6.5
– Unsur hara makro (N,P,K) meningkat
kelarutannya
– Unsur hara (Ca, Mg, S) juga meningkat
kelarutannya
– Unsur mikro (kecuali Molybdenum) menurun
kelarutannya
– Al menurun ketersediaannya (sangat penting)
pH mempengaruhi kehidupan
mikroorganisme
• Bakteria dan aktinomicete berkurang pada pH
rendah
• Nitrifikasi terjadi pada pH 6.0 s.d 9.0, optimum pH
7
• Denitrifikasi (kehilangan N) mulai terjadi pada pH
5.5, pada pH < 5.5 denitrifikasi berjalan dengan
cepat
• Fiksasi Nitrogen oleh Rhyzobium (symbiosis
legume-bakteria) optimum pada pH of 6.0 s.d 6.5
• Dekomposisi bahan organik: optimum pada pH
7.0
pH effisiensi pemupukan
• Pada pH rendah: oksida Al/Fe bereaksi dengan
phosphorus (P) and molybdenum membentuk P
dan Mo tidak tersedia
• Pada pH tinggi: Ca dan Mg berada dalam
jumlah banyak cendrung bereaksi dengan P
dan hara mikro lainnya dan tidak tersedia
• Catatan: Setiap tanaman/tumbuhan memiliki pH
optimum bagi pertumbuhannya
• Beberapa tanaman butuh reaksi tanah
yang masam :
– Azaleas
– Blueberries
– Coffee
– Cranberry
– Kudzu
– Pineapple
– Rhododendron, Teh
• Tanaman yang tidak toleran
kemasaman:
– Alfalfa
– Barley
– Beans
– Cotton
– Soybean
– Sugar beet
– Sunflower
• KERACUNAN ALUMINIUM (Al)
Al3+ + H20  Al(OH)2+ + H+
K = 10-5 untuk persamaan ini
maka,
log[Al(OH)2+]/[Al3+] = -5 + pH
• Aluminum dalam bentuk Al3+ meracun bagi
tanaman
• Mn dan Fe juga dapat menjadi toksik (meracun)
HASIL PENELITIAN VLAMIS (1953)
Pengaruh kelarutan Alterhadap
pertumbuhan Hordeum vulgare
PERLAKUAN
pH
Al
Mn
(ppm)
BOBOT KERING (mg/pot)
AKAR
BATANG
TOTAL
Eks. Tanah (ET)
4.2
1.8
16
32
107
139
ET + Kapur (Ca)
5.8
0.8
7
152
201
353
ET+Ca+H2SO4
(As)
4.2
0.3
7
125
190
315
ET+Ca+Al+Al2SO4
4.2
1.8
8
39
137
176
ET+Ca+Al+MnSO4
4.2
0.3
10
125
216
341
10.4. Cara-cara pengendalian
tanah masam
• Menurunkan kemasaman berarti menaikkan
pH
• Menggunakan: Bahan kapur
• Liat-H + CaCO3  Liat-Ca + H2CO3
• Bahan kapur yang dapat dipakai:
– Kapur kalsit (CaCO3)
– Kapur hidroksida Ca(OH)2
– Kapur bakar (CaO)
– Dolomit (CaCO3MgCO3)
Estimated lime requirement, starting at pH 4.5
REAKSI KAPUR
• Pengapuran dengan kalsit (CaCO3)
CaCO3 + H2O + 2CO2
Ca +2HCO3
Liat/HUMUS]-H+ + 2HCO3
Liat/HUMUS]-Ca + H2O + 2CO2 (gas)
Liat/HUMUS]-Al3+ + 2HCO3
Liat/HUMUS]-Ca + Al(OH)3 solid + 2CO2 (gas)
• Produk:
–
–
–
–
Netralisasi H+ dan membentuk H2O
Netralisasi Al dengan membentuk Al(OH)3
Menghasilkan gas CO2
Catatan penting: AIR DIBUTUHKAN DALAM
REAKSI!
BAHAN KAPUR
• BATUAN KAPUR:
– Kalsit (CaCO3)
– Dolomit (CaMgCO3)
– Abu (oksida Ca, K dan Mg)
Jenis bahan kapur yang digunakan sangat tergantung
pada ketersediaan bahan, harga dan jenis tanah.
Dolomit dapat digunakan jika tanah juga kekurangan
Mg.
Ukuran (kehalusan) bahan kapur (kasar vs. halus)
menentukan kecepatan reaksi. Kapur halus akan
bereaksi cepat dibandingkan yang berukuran kasar
BAHAN KAPUR
•
•
•
•
•
CaCO3 (Kalsit)
CaMg(CO3)2 Dolomit
CaO: kapur oksida
Bahan lain: Kulit kerang, sisa bahan
semen,
Gypsum tidak bisa dijadikan bahan
pengapuran karena dapat menurunkan
pH tanah
Pengapuran akan menaikkan pH
• Karakter bahan kapur
– harga
– Kemurnian
– Kecepatan reaksi (halus vs kasar)
– Kemudahan dibawa dan digunakan
• Kebutuhan kapur
– Tergantung pada pH, KTK dan daya sangga
tanah
HAL-HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN
– pH awal tanah
– Bahan kapur dan tingkat kehalusannya
– Bahan kapur yang tersedia
– Jenis tanah (sandy, clayey, loamy, organic)
dan KTK
– Tanaman yang akan ditanam
– Kedalaman olah
– Kelembaban tanah
SYARAT BAHAN KAPUR YANG
DIGUNAKAN
•
•
•
•
•
•
Kandungan CaO ≥ 47%
Kadar air < 5%
Al2O3 + Fe2O3 < 3%
SiO2 < 3%
Kehalusan: 10 mesh
DEPTAN : 100 % lolos 40 mesh dan max
50% lolos 60 mesh
• Mesh = lobang per inch
PENENTUAN KEBUTUHAN
KAPUR
• Perlu memperhatikan :
1. Jenis Tanaman dan pola Tanam
2. Reaksi Tanah (pH dan Al-dd tanah)
• Biasanya digunakan kriteria :
a. pH harus < 5.0
b. Kej. Al > 50%
PEDOMAN PENENTUAN JUMLAH
KAPUR
1. Kedele (untuk mencapai pH 6,0)
Diberikan 2,0 x Al-dd
2. Untuk Jagung ( untuk mencapai pH 5.5)
Kapur diberikan 1,5 x Al-dd
3. Untuk padi gogo (mencapai pH 5.2)
Kapur diberikan 1,0 x Al-dd
JUMLAH KAPUR YANG
DIBUTUHKAN
• Dasar perhitungan :
• 1 me Al
˜ 1 me Ca ˜ 1 me H
• 1 me Ca = BA Ca
Valensi (2)
= 40 = 20 mg/ 100 g tanah
2
• Jika Al-dd dalam tanah 1 me maka Ca
dibutuhkan juga setara 1 me, artinya ada
sebanyak 1 x 20 mg Ca = 20 mg Ca untuk 100 g
tanah
JUMLAH KAPUR YANG
DIBUTUHKAN Ljt….
• Jika Al-dd dalam tanah 1 me maka Ca
dibutuhkan juga setara 1 me, artinya ada
sebanyak 1 x 20 mg Ca = 20 mg Ca untuk 100 g
tanah atau jika diberikan dalam bentuk CaCO3
(kapur Kalsit) adalah sebanyak:
• BM CaCO3/ BM Ca x 20 mg = 100/40 x 20 mg
= 50 mg CaCO3
• BA Ca = 40, C=12, O =16
• = 50 mg CaCO3 untuk setiap 100 g tanah
• = 500 mg CaCO3 untuk setiap 1 kg
JUMLAH KAPUR YANG
DIBUTUHKAN Ljt….
• Jika tanah yang mau dikapur adalah
seluas 1 ha maka kita harus mencari berat
tanah 1 ha
• Volume tanah per ha ditentukan oleh
kedalaman olah tanah apakah 20 cm atau
30 cm
JUMLAH KAPUR YANG
DIBUTUHKAN Ljt….
• Jika kedalam olah tanah 20 cm maka
volume tanah dan berat tanah per Ha
dapat ditentukan:
• Vol tanah = 0,2 x 100 x 100 m3
•
= 2 x 1000 m3
•
= 2 x 106 dm3
• Jika BJ (berat jenis) atau BV (berat per vol
tanah) adalah 1 maka :
• Berat tanah = 2 x 106 kg
JUMLAH KAPUR YANG
DIBUTUHKAN Ljt….
• Berdasarkan perhitungan :
– 1 me Al ˜ 1 me Ca ˜ 1 me H
– Berat tanah per ha jika kedalaman olah 20 cm
adalah seberat 2x106 kg maka kita dapat menghitung
jumlah kapur CaCO3 yang dibutuhkan yaitu sebanyak
•
•
•
•
•
= 2x 106 kg x 500 mg CaCO3/ kg tanah
= 2.000.000 x 500 mg CaCO3
= 2.000.000 x 0,5 g CaCO3
= 1.000.000 g CaCO3
= 1000 kg CaCO3 = 1 ton CaCO3
Tugas !!!!!!!
• Coba hitung jumlah kapur (CaCO3) yang
dibutuhkan per ha jika Al-dd tanah adalah
sebanyak 3 me/100 g tanah, kedalaman
olah 20 cm. sedangkan tanaman yang
akan ditanam adalah kedele (butuh
dikapur 2 x Al-dd)
• JUMLAH KAPUR YANG
DIGUNAKAN UNTUK
PERCOBAAN POT
KAPUR YANG DIGUNAKAN KAPUR DOLOMITIK DENGAN KADAR
CaO 30% dan MgO 18%.
Tanah yang digunakan 5 kg setara berat kering mutlak dengan KKA 1,16
1. Kebutuhan Kapur :
Untuk kedele adalah 2 x Al-dd = 2 x 2,4 me Al
Untuk jagung adalah 1,5 x Al-dd = 1,5 x 2,4 me Al
Perhitungan Pemberian kapur untuk 5 kg tanah adalah sb berikut :
2. Kandungan Dolomit :
CaO = 30% (BA Ca = 40 ; O = 16)
Ca
= 40/56 x 30%
= 21,4 %
MgO = 18% (BA Mg = 24; O =16)
Mg = 24/40 x 18%
= 10,8%
3. Dalam 1 kg dolomit maka terdapat Ca da Mg :
Ca
= 21,4 / 100 x 1000 g
= 214 g Ca
= 214.000 mg Ca
me Ca = 214.000mg/20 mg (Be Ca)
= 10.700 me
Mg = 10,8 / 100 x 1000 g
= 108 g Mg
= 108.000 mg Mg
me Mg = 108.000mg/12 mg (Be Mg)
= 9.000 me
Maka dalam 1 kg Dolomit terdapat :
10.700 me Ca + 9.000 me Mg yang equivalen dengan 19.700 me Ca
Kebutuhan Kapur
Untuk Kedele
2 x Al-dd
= 2 x 2,4 me Ca/ 100 g tanah
= 4,8 me Ca/ 100 g tanah
= 48 me Ca/ 1 kg tanah
= 240 me Ca/ 5 kg tanah
= 240 me/ 19.700 me x 1000 g dolomit x kka
= 12,2 g dolomit / 5 kg tanah
Untuk Jagung
1,5 x Al-dd
= 1 x 2,4 me Ca/ 100 g tanah
= 2,4 me Ca/ 100 g tanah
= 24 me Ca/ 1 kg tanah
= 2 me Ca/ 3 kg tanah
= 72 me/ 19.700 me x 1000 g dolomit x kka
= 9,25 g dolomit / 5 kg tanah
Yang diberikan pada percobaan :
12,2 g untuk Kedele dan 9,25 g dolomit untuk Jagung
Cara pemberian kapur
• Tanah diolah sebelum dikapur
• Kapur ditabur merata dan kemudian
diaduk rata dengan menggunakan cangkul
• Diberikan sebelum musim hujan tiba
• Baru bisa ditanam setelah diinkubasi
minimal selama 2 minggu
Cara pemberian kapur ljt.
10 m
10 m
10 m
10 m
REAKSI PENETRALAN KAPUR
• Menurut Kussow (1971) bahan penting
dalam reaksi penetraln kemasaman oleh
kapur adalh ion CO3 dan OH• Jika sumber kemasaman ion H+
CaCO3 ------------------> Ca 2+
Misel
Misel
H
H
H
+
CO32-
+
Ca2+
+ CO32+
Misel
Misel
Ca
Ca
Ca
H2CO3
• Jika sumber kemasaman Al:
3 CaCO3 ------------------> 3 Ca 2+ + 3 CO323CO32- + 3 H2O ----- 3 HCO3- + 3 OH-
Misel
Misel
Al
Al
Al
+
+
OH3
Ca2+
+
Misel
Misel
Ca
Ca
Ca
Al(OH)3
POLA TANAM
• Perlu memperhatikan pola tanam tergantung
pola curah hujan daerah yang bersangkutan
(monokultur, tumpang sari dll)
• Okt Nov Des Jan Feb Mar Ap Mai Jun Jul Ag
MT I
A
B
C
JAGUNG
JAGUNG
KEDELE
MT II
KEDELE
JAGUNG
KEDELE
JAGUNG
Padi Gogo
UBI KAYU
Sept
MT II
KACANG HIJAU
COW PEA
Terima kasih
kuliah kestan :kemasaman dan
pengapuran Kelas C
Download