BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penelitian 1.3

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penelitian
1.3 Keutamaan Penelitian
BAB II
DAFTAR PUSTAKA
2.1. Pengenalan Ekosistem Terumbu Karang
Terumbu karang adalah struktur di dasar laut berupa deposit kalsium karbonat di laut yang
dihasilkan terutama oleh hewan karang. Terumbu karang terutama disusun oleh karangkarang jenis anthozoa dari klas Scleractinia (Nybakken, 1992). Struktur bangunan batuan
kapur (CaCO3) tersebut cukup kuat, sehingga koloni karang mampu menahan gaya
gelombang air laut. Asosiasi organisme-organisme yang dominan hidup disini disamping
scleractinian coral adalah alga yang juga mengandung kapur (Dawes,1981).
Gambar 1. Polip Karang
Ada dua tipe karang, yaitu karang yang membentuk bangunan kapur (hermatypic
coral) dan yang tidak dapat membentuk bangunan karang (ahermatypic coral). Karena
dapat membentuk bangunan karang hermatypic coral sering dikenal pula sebagai reefbuilding coral seperti pada jenis Scleractinia. Kemampuan hermatypic coral membentuk
bangunan kapur tidak lepas dari proses hidup binatang ini. Binatang karang ini dalam
hidupnya bersimbiose dengan sejenis alga berfotosintesis (zooxanthellae) yang hidup di
jaringan-jaringan polyp karang tersebut. Hasil samping dari aktivitas fotosintesis ini adalah
endapan kapur kalsium karbonat (CaCO3) yang membentuk struktur dan bangunan yang
khas. Ciri ini yang digunakan untuk menentukan jenis dan spesies binatang karang.
(Romimohtarto dan Juwana, 2001)
Berdasarkan proses pembentukannya, terumbu karang dibagi dalam 3 (tiga) jenis
yaitu :
1. Terumbu karang cincin (Atol), biasanya terdapat di pulau-pulau kecil yang terpisah
jauh dari daratan. Pembentukan karang tipe ini memerlukan waktu beratus-ratus
tahun. Contoh terumbu karang cincin dapat ditemui di Takabonerate, Sulawesi
Selatan.
2. Terumbu karang penghalang (Barrier reefs), Terumbu karang penghalang yang
terbesar terdapat di Australia yang dikenal dengan The Great Barrier Reef.
3. Terumbu karang tepi (Fringing reefs) merupakan jenis yang paling banyak
ditemukan di perairan Indonesia. Terumbu karang ini berada di pesisir pantai yang
jaraknya mencapai 100 meter ke arah laut.
Gambar 2. Tiga tipe terumbu karang dan proses evolusi geologinya
Terumbu karang (coral reef) merupakan masyarakat organism yang hidup di dasar
perairan dan berupa bentukan batuan kapur (CaCO3) yang cukup kuat menahan gaya
gelombang laut. Sedangkang organism-organisme yang dominan hidup disini adalah
binatang karang yang memiliki kerangka kapur, algae yang banyak diantaranya juga
mengandung kapur (Dawes, 1981).
Terumbu terbentuk dari endapan massif terutama kalsium karbonat yang dihasilkan
oleh hewan karang (filum Cnidaria, kelas Anthozoa, bangsa Scleractina), alga berkapur
dan organism-organisme lain yang mengeluarkan kalsium karbonat (Nybakken, 1992).
Pembentukan karang merupakan proses yang lama dan kompleks. Berkaitan dengan
pembentukan terumbu karang terbagai atas dua kelompok yaitu karang yang membentuk
terumbu atau disebut hermatypic coral dan karang yang tidak dapat membentuk terumbu
atau ahermatypic coral. Kelompok hermatypic coral dalam prosesnya bersembiosis dengan
zooxentellae dan membutuhkan sinar matahari untuk membentuk bangunan dari kapur
yang dikenal dengan reef building corals, sedangkan kelompok kedua tidak dapat
membentuk bangunan kapur sehingga dikenal dengan non-reef building corals yang secara
normal hidupnya tidak tergantung pada sinar matahari (Veron, 1986).
BAB III
METODE PENELITIAN
KORAL
HERMATYPIC
ZOOXENTELLA
DENSITY CELL
MORFOLOGI CELL
ANALISA DATA
BAB IV
PEMBIAYAAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Download