INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR Oleh ANNISAA SOEYONO G 34102057 file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (1 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 Judul Sidaguri Nama NIM : Induksi Pembentukan Senyawa Sekunder Tanaman (Sida rhombifolia Linn) Melalui Perlakuan Cekaman Air : Annisaa Soeyono : G 34102057 Program Studi : Biologi Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II Dr. Ir. Hamim, M. Si NIP 131878946 Dr. Dra. Dyah Iswantini, M. Agr, S. C NIP 131956706 Mengetahui, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Dr. Drh. Hasim DEA file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (2 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR NIP 131578806 Tanggal Lulus : ABSTRAK ANNISAA SOEYONO. Induksi Pembentukan Senyawa Sekunder Tanaman Sidaguri (Sida rhombifolia Linn) melalui Perlakuan Cekaman Air. Dibimbing oleh HAMIM dan DYAH ISWANTINI. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh cekaman kekeringan terhadap pembentukan senyawa sekunder tanaman sidaguri. Sample yang digunakan meliputi 40 tanaman yang berumur 4 bulan dengan 4 perlakuan, yaitu tanaman control, cekaman 2 minggu, cekaman 3 minggu, dan cekaman 4 minggu. Pengujian senyawa sekunder meliputi uji kualitatif dan uji kuantitatif. Perlakuan cekaman kekeringan menyebabkan penurunan laju pertumbuahan, meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang, dan jumlah daun. Pada saat panen, terbukti cekaman kekeringan menyebabkan rendahnya bobot kering tanaman. Senyawa sekunder yang diperoleh dari uji kualitatif antara lain flavanoid, quinon, tannin, alkaloid, saponin, terpenoid, dan steroid. Kandungan alkaloid dan tannin lebih besar daripada kandungan steroid dan flavanoid. Hasil dari uji kualitatif menunjukan bahwa cekaman kekeringan dapat meningkatkan senyawa sekunder, khususnya tanin. Kadar total fenol daun tanaman kontrol, cekaman 2 minggu, dan cekaman 3 minggu berturut-turut 2%, 3.3%, dan 8.67 %. Kadar total fenol cenderung meningkat dengan bertambahnya cekaman kekeringan, tetapi ini tidak berlaku pada cekaman 4 minggu. Total fenol tanaman yang mengalami cekaman 4 minggu menyusut secara signifikan. Hal ini dimungkinkan karena tanaman sudah mencapai batas dimana cekaman tersebut sangat berat. ABSTRAC ANNISAA SOEYONO. Induction of secondary metabolite in Sidaguri (Sida rhombifolia Linn) by drought treatment. Supervised by HAMIM and DYAH ISWANTINI The purpose of this research was to discover the influence of drought on accumulation of secondary metabolites in sidaguri plant. The samples that were used consist of 40 plants of four months old. The plants were treated with 4 treatments i.e. watered every day (control), 2 weeks drought, 3 weeks drought, and 4 weeks drought. Secondary metabolite content was analyzed quantitative and qualitatively. Drought stress significantly reduced plant growth indicated by decrease of plant height, the number of branches, and leaves. The secondary metabolite resulted from qualitative test, were flavanoid, alkaloid, tannins, quinnon, saponin, terpenoid, and steroid. file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (3 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR Concentration of alkaloid and tannin was higher than concentration of steroid and flavonoid in the Sidaguri plant. Phenol concentration of control, 2 weeks, and 3 weeks drought plant were 2%, 3.3%, and 8.67 % respectively. Phenol concentration increased until 3 weeks drought, but this decreased after weeks drought. Total phenol of plant that was experienced 4 weeks drought decreased significantly. This is probably because the plant has encountered severe stressed. PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Karya ilmiah yang berjudul Induksi Pembentukan Senyawa Sekunder Tanaman Sidaguri melalui Perlakuan Cekaman Air ini dilaksanakan sejak bulan September 2007 sampai dengan Januari 2008 di Runah kaca Departemen Biologi dan Laboratorium Kimia Fisik Departemen Kimia Dramaga IPB. Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Bapak Dr, Ir, Hamim, M.Si dan Ibu Dr. Dra. Dyah Iswantini, M. Agr selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran serta bimbingan kepada penulis selama pelaksanaan penelitian ini. Penulis juga menghaturkan ucapan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Nisa Rachmaniah selaku Dosen Penguji atas koreksi dan sarannya dan (Almh) Ibu Ir. Theresia Prawitasari selaku dosen pembimbing pertama atas bimbingan selama awal penelitian ini. Di samping itu, terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Nunu, Ibu Nunung, Pak Djoni, Mba Yenny yang telah turut memberikan bantuan dan informasi. Ungkapan terima kasih penulis ucapkan juga kepada Mala, Nira, Awi, Eki, Yusi, Isma, serta rekan-rekan Biologi 39 yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi, dan bantuannya selama penelitian ini. Penghargaan dan terma kasih tertinggi penulis persembahkan untuk Bapak, Ibu, adik-adiku dan seluruh keluarga atas dukungan doa dan kasih sayangnya selama ini Semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca Bogor, September 2008 Annisaa Soeyono file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (4 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 21 Oktober 1984 di Bogor dan merupakan anak sulung dari 4 bersaudara dari pasangan Ir. Soeyono Karwondi dan Dr. Drh. Gunanti, MS. Tahun 1991 penulis masuk bangku SD di SDN Pengadilan 5 Bogor kemudian pada tahun 1997-1999 penulis memiliki kesempatan untuk sekolah di SMP Negeri 4 Bogor. Penulis lulus dari SMP Negeri 4 Bogor pada tahun 1999 dan melanjutkan sekolah di SMA Negeri 7 Bogor yang lulus pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa IPB lewat jalur USMI di Program Studi Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Tahun 2007, penulis mengikuti kegiatan Praktek Lapang di PT Phytochemindo Reksa. Pada Tahun 2004-2005 penulis pernah menjabat sebagai Bendahara dari Organisasi Kemahasiswaan PAMABI. file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (5 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ………………………………………………...… DAFTAR GAMBAR ……………………………………………... .. DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... PENDAHULUAN Latar Belakang ……………………………………………… Tujuan ……………………………………………………… 2 Waktu dan Tempat …………………………………………. 2 BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat .......................................................................... Metode Penelitian ..................................................................... Persiapan Media Tanam ................................................ Penyiraman dan Perlakuan Cekaman Kekeringan ........ 3 Pengamatan ................................................................... Ekstraksi ......................................................................... Uji Kualitatif .................................................................. Uji Total Fenol ............................................................... Pemanenan ..................................................................... Analisis Data .................................................................. HASIL Laju Pertumbuhan ...................................................................... Uji Fitokimia secara Kualitatif ................................................... Uji Total Fenol secara Kuantitatif .............................................. PEMBAHASAN Halaman viii viii viii 1 1 2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 6 6 8 file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (6 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR Pertumbuhan Tanaman terhadap Perlakuan Cekaman .............. 8 Pengaruh Perlakuan Cekaman terhadap Kandungan Metabolit Sekunder .................................................................................... 9 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan .................................................................................... 9 Saran .......................................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. LAMPIRAN ........................................................................................... 9 10 12 DAFTAR TABEL 1 2 Kandungan kualitatif tanaman sidaguri sebelum dan setelah perlakuan cekaman......................................................... Pengaruh cekaman air terhadap kandungan fenol tanaman sidaguri........................................................................ 7 7 DAFTAR GAMBAR 1 2 Pengaruh cekaman air terhadap laju pertumbuhan tanaman sidaguri ....................................................................... Pengaruh cekaman air terhadap produktivitas dan panjang akar tanaman sidaguri........................................................................ 5 6 DAFTAR LAMPIRAN 1 Data Klimatologi (BMG,2007) ……………………………..... file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (7 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM 13 INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR 2 3 6 7 Hasil Analisis Tanah ………………………………………...... 13 Kriteria Penilaian Sifat-sifat Tanah ………………………........ 14 4 Rataan Laju Pertumbuhan Tanaman Sidaguri ……………........ 15 5 Rataan Produktivitas Tanaman Sidaguri ..................................... 17 Klasifikasi Tanaman Sidaguri........... …………………………... 18 Keadaan Tanaman selama Penelitian............................................. 19 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan tropika basah yang kaya akan spesies flora penghasil obat tradisional. Sebagai negara yang dikenal dengan megabiodiversity, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati flora dan fauna. Dari 28.000 jenis tumbuhan yang ditemukan, kurang lebih 7.000 jenis diantaranya berupa tumbuhan obat (Kassahara & Hemm 1986). Tumbuhan obat adalah kelompok tumbuhan yang umumnya digunakan sebagai bahan obat di samping sebagai sumber untuk bahan baku obat. Pemanfaatan lain dari tumbuhan obat ialah sebagai bumbu masak, makanan, minumam, kosmetik, dan parfum (Wahid 1993). Pemanfaatan tumbuhan obat dengan tujuan pencegahan dan pengobatan penyakit telah dikenal di Indonesia sejak zaman nenek moyang sampai sekarang, tetapi penggunaanya masih banyak dilakukan berdasarkan pada dugaan dan pengalaman yang diwariskan secara turun-temurun dan belum dibuktikan secara ilmiah. Tumbuhan obat yang digunakan biasanya dalam bentuk simplisia yang berupa akar, daun, buah, dan biji. Salah satu tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat ialah Sidaguri (Sida rhombifolia Linn). file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (8 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR Sidaguri termasuk tumbuhan perdu liar dengan tinggi sekitar 0,2-2 m, batangnya agak liat dan bercabang-cabang dengan daun berbentuk bulat memanjang yang letaknya berseling. Umumnya dapat ditemukan di tempat-tempat yang terkena sinar matahari cerah (Heyne 1987). Bunganya tunggal berbentuk bulat telur dan berwarna kuning, yang berada di ketiak daun (Dharma 1985). Buah sidaguri berbentuk batu dan berwarna hijau jika tua, sedangkan bijinya berbentuk bulat, berwarna hitam dan berukuran kecil. Akarnya tunggang dengan warna putih kotor dan kuat. Menurut Depkes RI tahun 1995, kandungan kimia yang terdapat pada marga Sida, antara lain alkaloid, leukoantosianidin, flavanoid, tanin, steroid, dan triterpenoid. Khasiat sidaguri dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit berhubungan dengan kandungan senyawa kimia yang dimilikinya, antara lain alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino, minyak atsiri, steroid, dan zat efedrine (Wijayakusuma et al 1994). Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan cara mengkonsumsi seluruh bagian tanaman, antara lain nyeri pada pinggang, punggung, bahu, tangan maupun kaki ( Wijayakusuma et al 1994), antiinflamasi dan hepatoprotektif, mengatasi radang lambung, mencret, disentri, inflamasi, iritasi, bisul, dan borok (Wijayakusuma et al 1994). Sidaguri dapat juga digunakan untuk mengobati berbagai macam peradangan dan iritasi pada sistem pernafasan dan sistem urin (Bushell 1998). Berdasarkan penelitian, sidaguri juga dapat digunakan sebagai obat anti gout. Bahan aktif sidaguri dapat menghambat kerja enzim xantin oksidase yang berperan penting dalam menghasilkan asam urat (Iswantini 2004). Senyawa sekunder merupakan bahan alam yang dihasilkan dari metabolit primer seperti fotosintesis dan respirasi. Beberapa jenis senyawa sekunder tanaman antara lain alkaloid, terpenoid, flavanoid, hormon pertumbuhan, lignin, dan kutikula (Vickery & Vickery 1981). Senyawa sekunder, meskipun tidak penting bagi kelangsungan hidup suatu tanaman, sering berperan dalam kelangsungan hidup suatu spesies sebagai pertahanan untuk berkompetisi dengan spesies lain dan lingkungannya (Manitto 1981). Senyawa sekunder tersebut dibentuk, terutama melalui jalur asetat mevalonat dan asam sikhimat dengan glukosa 6 fosfat sebagai prekusor utamanya (Vickery & Vickery 1981). Produk utama penyimpanan pada tanaman ialah sukrosa dan pati (Salissbury & Ross 1992). Beberapa penelitian menyebutkan bahwa faktor-faktor seperti iklim, edaphic, zat polutan buatan, dan kompetisi dengan makhluk hidup lain, dapat mempengaruhi pembentukan senyawa sekunder (Harborne 1988). Kondisi kekeringan menyebabkan laju fotosintesis dan pergerakan hormon pertumbuhan menurun, seiring dengan semakin rendahnya potensial air (Harjadi & Yahya 1988). Hal ini menyebabkan tanaman mulai menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa bebas yang akan digunakan sebagai cadangan energi dan pembentukan senyawa sekunder. Volume dan kecepatan aliran sukrosa pada floem menurun, tetapi konsentrasinya semakin meningkat ketika ditranspor ke daun (Harjadi & Yahya 1988). Gupta (2005) melaporkan bahwa kekeringan menyebabkan tanaman lebih banyak memproduksi senyawa sekunder pada daun untuk mempertahankan diri, kemudian di transpor melalui floem ke jaringan tanaman. Belum diketahui apakah hal yang demikian itu berlaku pada tanaman secara umum, termasuk sidaguri. Distribusi setiap senyawa sekunder pada tanaman berbeda-beda, bergantung pada jenis senyawa, jenis tanaman, dan faktor lingkungan (Harborne 1988). Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cekaman air terhadap pertumbuhan dan perkembangan serta kandungan senyawa sekunder pada tanaman sidaguri. Hipotesis yang diajukan ialah bahwa cekaman air dapat meningkatkan kandungan senyawa sekunder tanaman sidaguri. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2007 sampai dengan Januari 2008 di Rumah file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (9 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR Plastik Departemen Biologi dan Laboratorium Kimia Analitik Departemen Kimia IPB Dramaga. BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Tanaman sidaguri yang berumur 4 bulan, media tanah dan sekam, pupuk kandang dan NPK, alkohol 70%, sapranin, gliserin, reagen folin-ciocalteau 50%, Na2CO3 5%, etanol 70% dan 95%, air bebas ion, CHCl 2 N, NH4OH, H2SO4 2M, H2SO4 pekat, Pereaksi Dragendorf, Pereaksi Wagner,Pereaksi Mayer, eter, asam asetat anhidrat, HCl pekat, amil alkohol, FeCL310%, dan NaOH 1N. Polybag ukuran Besar, penggaris, timbangan, mikroskop okuler, gelas objek dan cover, botol film, gabus, silet, alat tulis, kertas label, termometer, rotavor, oven, dan spektromotometer. Metode Penelitian Persiapan Media Tanam Tanaman yang akan digunakan ialah tanaman yang sudah berumur 4 bulan di lapangan dan berkualitas baik. Sebelum dipindahkan ke dalam polibag yang berukuran 5 kg, tanaman dipangkas terlebih dahulu yang bertujuan mengurangi laju penguapan. Media tanam yang digunakan ialah campuran tanah, sekam, dan pupuk kandang dengan perbandingan 4:2:1. Tanah untuk penanaman ialah tanah yang diambil dari Kebun Percobaan Cikabayan Biofarmaka, Bogor. Tanah disaring, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. Setelah cukup kering, contoh tanah diambil untuk dianalisis sifat-sifat fisik dan kimianya di Laboratorium Analisis Tanah, Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB, Dramaga. Sifat fisik yang dianalisis meliputi kadar air tanah pada keadaan kapasitas lapang dan titik layu permanen, sedangkan sifat kimianya yang dianalisis meliputi kandungan hara dan pH tanah sebagaimana terlampir pada Lampiran 1. Berdasarkan analisis sifat fisik dan kimia tanah, menurut Hardjowigeno (1995), tanah yang diambil dari Kebun Percobaan Cikabayan, Bogor tersebut memenuhi kebutuhan media tanam Sidaguri. Setelah dipindahkan, polybag diletakan dalam rumah plastik. Untuk masa adaptasi, tanaman tetap diberikan air dua kali untuk setiap harinya selama 1 minggu, yakni pada pukul 8-9 pagi dan pukul 3-4 sore sebelum mendapatkan perlakuan. Penyiraman dan Perlakuan Cekaman Kekeringan Perlakuan kekeringan diberikan dengan cara mengurangi jumlah air penyiraman menjadi seperempat dari tanaman kontrol ( 1/4 dari kapasitas lapang), yang diberikan setiap hari antara jam 8-9 pagi. Waktu pemberian air bergantung pada tingkatan perlakuan kekeringan. Setiap perlakuan diulang sebanyak 10 kali, sehingga terdapat 40 unit perlakuan. Pengamatan Parameter yang diamati antara lain laju pertumbuhan dan kandungan senyawa sekunder. Pengamatan dilakukan setelah tanaman mendapat perlakuan cekaman, bergantung pada tingkatan perlakuan kekeringan. Kandungan senyawa sekunder diukur sebelum tanaman diberi perlakuan, sesudah diberi perlakuan, dan sesudah tanaman dikembalikan pada keadaan sebelum cekaman. Ekstraksi Sampel sidaguri yang digunakan ialah bagian batang dan daun. Untuk batang, diambil kira-kira 15 cm dari permukaan tanah. Untuk daun, diambil dari bagian tajuk tanaman. Sampel sidaguri dibersihkan, dirajang, dan dikeringkan dengan oven sampai kadar air tinggal 10% pada suhu 95° C. Setelah kering, sampel dihancurkan dengan menggunakan blender hingga berbentuk serbuk. Kemudian sampel diekstraksi file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (10 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR dengan pelarut etanol 70%. Kemudian di maserasi dalam lemari es selama 24 jam atau hingga bening. Selanjutnya, disaring dan diuapkan pelarutnya dengan rotary evaporator vakum, sehingga diperoleh ekstrak kental etanol. Ekstrak etanol ini akan digunakan untuk uji kualitatif dan uji kuantitatif. Uji Kualitatif Uji Alkaloid Sebanyak 1 gram serbuk sidaguri dilarutkan dengan 10 ml kloroform dan beberapa tetes NH4OH kemudian disaring ke dalam tanung reaksi tertutup. Ekstrak kloroform dalam tabung reaksi dikocok dengan 10 tetes H2SO4 2 M dan lapisan asamnya dipisahkan ke dalam tabung reaksi yang lain. Lapisan asa ini diteteskan pada lempeng tetes dan ditambahkan pereaksi Mayer, Wagner, Dragendorf yang akan menimbulkan endapan warna berturut-turut putih, cokelat, dan merah jingga (Fransworth 1966). Uji Tanin Sebanyak 1 gram ekstrak kasar ditambahkan dengan 100 ml air, kemudian dididihkan selama 5 menit dan disaring. 10 ml filtrat diambil dan ditambahkan larutan FeCl3 1%. Jika terbentuk warna hijau kehitaman atau biru, menunjukan adanya tanin (Fransworth 1966). Uji Steroid dan Triterpenoid Sebanyak 2 gram serbuk sidaguri dilarutkan dengan 25 ml etanol panas (50°C) kemudian disaring ke dalam pinggan porselin dan diuapkan sampai kering. Residu ditambah eter dan dipindahkan ke dalam lempeng tetes lalu ditambahkan 3 tetes anhidrida asam asetat dan 1 tetes H2SO4 pekat (Uji Lieberman-Buchard). Warna merah atau ungu menunjukan adanya triterpenoid dan warna hijau biru menunjukkan adanya steroid (Harborne 1987). Persiapan pengujian Flavanoid dan Saponin Sebanyak 1 gram ekstrak kasar ditambahkan air secukupnya sampai zat terendam semua, dan dipanaskan pada penangas air selama 5 menit. Setelah dingin, kemudian disaring dan filtratnya digunakan untuk pengujian. Uji Flavanoid Sebanyak 10 ml filtrat ditambahkan 0,5 gram serbuk magnesium 2 ml alkohol klorhidat (campuran HCI 37% dan etanol 95% dengan volume yang sama), dan 20 ml amil alkohol kemudian dikocok dengan kuat. Terbentuknya warna merah, kuning, dan jingga pada lapisan amil alkohol menunjukan adanya flavanoid (Harborne 1987). Uji Saponin Sebanyak 10 ml filtrat dikocok kuat dalam tabung reaksi yang tertutup selama 10 detik hingga terbentuk busa. Adanya saponin ditunjukan dengan timbulnya busa setinggi 1 cm yang stabil selama 10-15 menit (Depkes RI 1995). Uji Total Fenol Sebanyak 5 mg ekstrak kering dilarutkan dalam 2 ml etanol 95%, kemudian ditambahkan 5 ml aquades dan 0,5 ml reagen folin-ciocalteau 50% (v/v), lalu didiamkan 5 menit. Setelah itu ditambahkan 1 ml Na2CO3 5% (b/v), lalu dihomogenisasi dan diinkubasi dalam gelap selama 1 jam. Kemudian dihomogenisasi kembali dan diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 725 nm. Pemanenan Pemanenan dilakukan untuk mengetahui respon tanaman, dari sisi bobot basah maupun bobot kering daun dan batang terhadap cekaman kekeringan. Tanaman dipanen setelah tanaman berumur 9 bulan, yakni ketika file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (11 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR tanaman sudah mengalami recovery setelah perlakuan cekaman. Analisis Data Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan sidik ragam Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 10 ulangan. Untuk mengetahui pengaruh nyata dari perlakuan cekaman, maka digunakan uji F pada α = 5%. Bila terdapat pengaruh nyata dari perlakuan terhadap peubah yang diamati maka setiap taraf perlakuan dibandingkan dengan menggunakan uji lanjut DMRT dengan taraf kesalahan 5%. HASIL Laju Pertumbuhan Hasil analisis tanah (Lampiran 1) menunjukkan bahwa kandungan unsur N total rendah, yakni 0,11% dan untuk P tersedia rendah yakni 3,1 ppm. Kandungan unsur K, Ca, Mg, dan Na juga tergolong rendah, yakni 0,08 ; 5,02 ; 2,64 ; 0,12 (me/100g). Tanah yang digunakan tergolong Asam, yakni memiliki pH 5,50. dengan kandungan partikel pasir 10,89%, debu 20.86%, dan liat 68.25 %. Berdasarkan tekstur di atas, tanah termasuk kategori tanah Liat (Pusat Penelitian Tanah 1983). Kondisi lapangan secara umum (di Dermaga), cukup baik untuk pertumbuhan tanaman obat sidaguri (Widiana 2004). Suhu harian berkisar 22-32°C, dengan rata-rata kelembaban 80,9% dan curah hujan 20 mm. Penelitian dilaksanakan di rumah plastik, dengan fluktuasi suhu antara 27-29°C. Keadaan tanaman yang mendapatkan cekaman kekeringan berbeda dengan tanaman kontrol, yaitu warna daun yang berubah menjadi merah tua hingga kuning keemasan, bentuk daun menjadi mengkerut dan kering, warna batang menjadi kecoklatan dan mengering. Cekaman kekeringan selama 2 minggu menyebabkan penurunan tinggi tanaman, jika dibandingkan dengan tanaman kontrol (Gambar 1). Penurunan tinggi tanaman merata antar tanaman. Adapun fluktuasi yang terjadi pada penurunan pertumbuhan tanaman berkaitan dengan fluktuasi cuaca yang terjadi selama percobaan. Suhu ruangan di rumah plastik pada umumnya selalu lebih tinggi antara 3-5°C. Hal ini juga dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan tanaman yang drastis. file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (12 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (13 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR Gambar 1 Pengaruh cekaman air terhadap laju pertumbuhan tanaman sidaguri. file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (14 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR Gambar 2 Pengaruh cekaman kekeringan terhadap produktivitas dan panjang akar sidaguri. Ket : Data recovery dihitung 1 minggu setelah cekaman tanaman Cekaman kekeringan juga menyebabkan tidak bertambahnya jumlah cabang dan daun, bahkan berkurang karena beberapa cabang mengering. Hal ini disebabkan karena tanaman cenderung mengurangi laju fotosintesis dan transpirasi, sebagai respon terhadap cekaman yang terjadi (Gambar 1). Berdasarkan nilai rata-rata, perlakuan cekaman air menyebabkan terjadinya penurunan bobot kering tanaman. Semua tanaman mengalami penurunan pertumbuhan jumlah daun, jumlah batang, dan panjang akar akibat cekaman air (Gambar 3). Penurunan juga terjadi pada pertumbuhan panjang akar. Pertumbuhan panjang akar tanaman yang mendapat perlakuan cekaman menurun secara signifikan jika dibandingkan tanaman kontrol, yakni sebesar 30%. Uji Fitokimia secara Kualitatif Pengujian fitokimia dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa tertinggi yang terkandung dalam sidaguri. Uji yang dilakukan meliputi uji alkaloid, flavanoid, saponin, tanin, dan steroid/triterpenoid. Penapisan senyawa metabolit ini menggunakan bagian tanaman sidaguri yang sudah dikeringkan dan ekstrak kasar, yakni bagian daun dan batang. Pengujian ini dilakukan pada tanaman sidaguri yang belum mendapatkan perlakuan. Berdasarkan uji kualitatif, daun dan batang sidaguri mengandung bahan aktif alkaloid, flavanoid, quinon, terpenoid, steroid, tanin dan saponin (Tabel 1). Kandungan bahan aktif daun dan batang sidaguri pada dasarnya sama, yang membedakan hanya pada konsentrasinya. Kadar bahan aktif pada batang lebih tinggi konsentrasinya jika dibandingkan pada daun untuk sampel segar yang sudah dikeringkan. Bahan aktif yang terdeteksi dalam jumlah yang relatif tinggi meliputi steroid, tanin, dan saponin (Tabel 1) Metode ekstraksi untuk menarik senyawa kimiawi tanaman sidaguri yang digunakan ialah maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 75%. Hasil analisis fiokimia dari ekstrak kasar menunjukan bahwa kandungan alkaloid dan tanin semakin terlihat jelas dengan perlakuan cekaman 4 minggu (Tabel 2). Senyawa kimia yang terkandung pada daun dan batang juga hampir sama jika dibandingkan dengan sampel segar, yang membedakan hanya pada konsentrasinya saja. Tabel 1 Kandungan kualitatif tanaman Ssidaguri sebelum dan setelah cekaman air Senyawa Kontrol 4 Minggu Keterangan : Tidak terdeteksi file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (15 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR Alkaloid Flavanoid Quinon Terpenoid Steroid Tanin Saponin Daun * * * ** * * Batang * * * * ** ** ** Daun *** * * * * *** * Batang **** * * ** ** *** * * ** *** **** : : : : Positif Lemah Positif Positif kuat Positif sangat kuat Uji Total Fenol secara Kuantitatif Perlakuan cekaman kekeringan memberikan pengaruh yang nyata terhadap total fenol daun dan batang. Berdasarkan data yang diperoleh, total fenol daun dan batang meningkat untuk setiap perlakuan, yakni sebesar 50% dari total fenol awal. Ketika tanaman memasuki masa recovery, total fenol mengalami sedikit penurunan, sebelum kemudian naik kembali (Tabel 2) Tabel 2 Pengaruh cekaman air terhadap kandungan fenol tanaman sidaguri Sebelum Recovery (%) Perlakuan Daun Batang A 2 1.45 B 3.3 3.05 C 8.67 7.65 D 2.36 2.27 Setelah Recovery (%) Daun Batang 2.52 2.17 3.07 2.46 3.47 2.25 4.1 2.3 Keterangan : A : Kontrol B : Cekaman 2 Minggu C : Cekaman 3 Minggu D : Cekaman 4 Minggu PEMBAHASAN Pertumbuhan Tanaman terhadap Perlakuan Cekaman Cekaman dapat meliputi segala sesuatu perubahan lingkungan yang mungkin akan menurunkan atau merugikan pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman (Salisbury & Ross 1992). Salah satu jenis cekaman tersebut adalah cekaman kekeringan yang berkaitan dengan ketersediaan air yang merupakan salah satu faktor pembatas bagi fungsi normal tanaman (Passarakli 2002). Suatu respon fisiologi yang cukup penting ialah kemampuan tanaman mempertahankan tekanan turgor dengan menurunkan potensial osmotik sebagai mekanisme toleransi terhadap cekaman kekeringan (Hamim et al 1996). Banyak proses fisiologi dan biokimia dalam tanaman yang sangat dipengaruhi oleh perubahan tekanan turgor. Terdapat berbagai macam strategi yang dimiliki oleh tanaman untuk dapat beradaptasi pada kondisi cekaman kekeringan (Street & Opik 1984). Tanaman dengan tipe dehydration toleran akan memiliki tingkat efisiensi penggunaan air yang tinggi, yang ditunjukan dengan rendahnya produksi berat kering dari tanaman tersebut (Taiz & Zeiger 2002). Penurunan rata-rata jumlah tinggi tanaman diduga berkaitan dengan rendahnya aktivitas fotosintesis akibat adanya penutupan stomata sebagai respon pertama dari tanaman yang tercekam kekeringan (Gambar 1). Menurut Tang et al (2002), terjadinya penurunan fiksasi CO2 karena adanya penutupan stomata berdampak terhadap rendahnya sintesis ATP sebagai produk fotokimia dari fotositem II. Cekaman kekeringan menyebabkan penekanan perkembangan tajuk tanaman daripada perkembangan akar. Hal ini menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman. Cekaman juga menyebabkan meningkatnya produksi hormon Asam Absisat (ABA). Produksi hormon absisat yang tinggi mengakibatkan mereduksinya dinding sel tanaman dan terhentinya perluasan daun, disamping penutupan stomata. Kombinasi peningkatan ABA dan penguraian dinding sel tanaman, menyebabkan peningkatan pertumbuhan file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (16 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR akar. Hal ini diduga berkaitan dengan upaya tanaman dalam mempertahankan status air dengan cara tetap mempertahankan perkembangan akarnya sehingga mampu mensuplai air dengan cukup (Hamim et al 1996). Berdasarkan hasil yang diperoleh, laju rata-rata pertumbuhan akar relatif rendah (Gambar 2). Hal ini diduga berkaitan dengan media tanam yang digunakan relatif kecil. Meskipun demikian, rambut-rambut akar dari masing-masing tanaman berkembang sangat baik. Rambut-rambut akar ini diduga berkaitan dengan upaya tanaman untuk mempertahankan status air. Menurut Lin & Wang (2002) kondisi cekaman kekeringan yang berlangsung dalam waktu cukup lama dapat berdampak dalam waktu cukup lama dapat berdampak terhadap perubahan fisiologi tanaman, dan berpengaruh terhadap metabolisme tanaman dalam pengambilan nutrisi. Agustina (2003) menyatakan bahwa unsur N dan P merupakan salah satu unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan biji. Pada kondisi cekaman kekeringan, pengambilan unsur N dan P oleh tajuk tanaman mengalami penurunan akibat rendahnya rata-rata transpirasi yang berperan dalam transpor N dan P dari akar ke tajuk tanaman (Passarakli 2002). Semua tanaman yang mendapat perlakuan cekaman kekeringan mengalami gejala defisiensi unsur hara. Gejala defisiensi unsur hara ini ditunjukan oleh kondisi daun yang berwarna kuning pucat, berukuran kecil tidak berkembang dengan ujung daun menyempit, dan memiliki bercak-bercak hijau kebiruan pada permukaan daunnya. Menurut Bennet (1993), gejala-gejala yang dimiliki oleh tanaman tersebut merupakan gejala yang timbul akibat tanaman kekurangan unsur N dan P yang dibutuhkan selama pertumbuhannya. Pengaruh Perlakuan Cekaman Air terhadap Kandungan Metabolit Sekunder Bahan-bahan metabolit sekunder seperti alkaloid, polifenol, flavanoid, golongan terpenoid, dan saponin, dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh, pemupukan, umur tanaman saat dipanen, waktu panen, dan pasca panen. Analisis fitokimia merupakan uji pendahuluan untuk mengetahui adanya senyawa-senyawa metabolit sekunder tersebut, terutama bila dilihat pada umur yang berbeda. Selain itu, ingin diketahui perbedaan kandungannya antara simplisia dan ekstrak yang dipekatkan. Berdasarkan data yang diperoleh, tanaman mengandung alkaloid dan tanin dalam jumlah yang relatif besar. Sedangkan saponin dan steroid dalam jumlah yang kecil. Hal ini disebabkan saponin umumnya bersifat larut dalam air, namun sedikit atau tidak sama sekali larut dalam pelarut etanol dan metanol pekat (Muchtadi 1989). Sama halnya dengan steroid yang mempunyai sifat nonpolar, sehingga kemungkinan telarut dalam pereaksi (Koolman & Rohm 2000). Kandungan metabolit sekunder antara simplisia dan ekstrak kasar pada dasarnya sama. Perbedaan hanya terletak pada jumlah yang dapat terdeteksi. Hal ini disebabkan karena proses ekstraksi dengan pelarut etanol telah merusak vakuola sel-sel daun yang mengandung senyawa metabolit sekunder, sehingga mempermudah melarutkanya (Harborne 1987). Kandungan alkaloid yang tinggi disebabkan karena tanaman yang mengalami kekeringan cenderung mengsekresikan asam absisat dan prolin dalam jumlah yang tinggi, sebagai akibat dari penutupan stomata (Harborne 1988). Prolin termasuk dalam derivat asam glutamat, yang merupakan prekusor utama dari biosintesis ornitin (Vickery & Vickery 1981). Ornitin adalah bahan dasar alkaloid yang banyak terdapat pada tanaman. Alkaloid banyak disintesis di bagian tajuk, sehingga banyak terdapat pada batang. Fenol merupakan senyawa metabolit sekunder yang paling banyak terdapat dalam tanaman. Fenol disusun dari asam hidroksibenzoat dan fenilpropanoid melalui jalur asam sikhimat (Gerats & Martin 1992). Senyawa yang tergolong dalam fenol antara lain flavanoid, quinon, dan saponin (Harborne 1988). Biosintesis metabolit sekunder mempunyai enzim cabang penting yang dapat menghubungkan sejumlah file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (17 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR senyawa metabolit primer ke dalam alur metabolit sekunder dan menjadi pusat kontrol alur metabolit secara terus-menerus (Edwards & Gatehouse 1999). Senyawa fenol berasal dari fenilopropanoid, dimana enzim penting yang dapat mengkatalisis reduksi deaminatif dari fenilpropanoid menjadi phenylpropanoid transcinnamik adalah PAL (Penilalanin amonialiase). PAL merupakan enzim cabang penting bagi banyak senyawa metabolit sekunder dan telah dipelajari hingga taraf protein dan gen. Aktivitas PAL dapat menjadi pokok yang membedakan respon tanaman terhadap stres, seperti ketika fenilpropanoid akan digunakan untuk pembentukan lignin atau flavanoid, bergantung kebutuhan. Ketika tanaman mengalami cekaman kekeringan, tanaman akan memberikan respon dengan menurunkan aktivitas enzim PAL. Hal ini menyebabkan tanaman tidak mempunyai enzim yang cukup untuk melanjutkan ke jalur metabolit sekunder, sehingga tanaman hanya memproduksi senyawa tanin saja. Flavanoid dan quinon memerlukan PAL sebagai prekusor untuk reaksi pembentukannya. Hal ini menyebabkan hanya kandungan tanin saja yang tinggi, sedangkan kandungan flavanoid dan quinon relatif sedikit jumlahnya (Edwards & Gatehouse 1999). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Perlakuan cekaman kekeringan menyebabkan penurunan laju pertumbuahan, meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang, dan jumlah daun. Pada saat panen, terbukti cekaman kekeringan menyebabkan rendahnya bobot kering tanaman. Secara umum kandungan kualitatif sidaguri adalah flavanoid, quinon, tanin, alkaloid, saponin, terpenoid, dan steroid. Perlakuan cekaman kekeringan dapat meningkatkan total fenol pada tanaman, yakni Tanin. Fenol merupakan senyawa metabolit sekunder yang merupakan bahan aktif untuk pembuatan obat. Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan memperhatikan komposisi media tanam sebagai tambahan perlakuan. DAFTAR PUSTAKA Agustina EF. 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk Zeorea pertumbuhan, Produksi dan Kandungan Protein Kedelai (Glycine max (L.) Merril) [skripsi]. Bogor : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB Bennet WF. 1993. Nutrient Deficiencies & Toxicities in Crop Plants. St Paul : APS Pr BMG. 2004. Data Klimatologi. Balai Wilayah II, Stasiun Klimatologi Klas I. Bogor : Meteorologi dan Geofisika Badan Bushell J. 1998. Australian herbalMedicine Classnote. http:/www.ann.com.aul. herbs/monographs/ sida. Htm. [20 Februari 2008] Departemen Kesehatan RI. 1995. Pemanfaatan Tanaman Obat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (18 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR Dharma AP. 1985. Tanaman Obat Tradisional Indonesia. Jakarta: Grafindo Press Gerats AG, Martin C. 1992. Phenolic Metabolisme in Plants, ed Stafford HA & Ibrahim RK. Secondary Metablilsm hlm 201-210 New York: Plenum Press Gupta US. 2005. Physiology of Stressed Crops Vol III. United States of America : Science Publishers Inc Edwards R, Gatehouse JA.1999. Secondary Metabolism. Ed Lea PJ & Leegood RC. Plant Biochemical & Molecular Biology 2nd. Hlm 309-315 New York : John Wiley & San Inc Fransworth NR. 1966. Biological and Phytochemical Screening of Plants. Journal of Pharmaceutical Science 55(3): 253-264 Hahlbrock K, Scheel D. 1989. Physiology and Molecular Biology of Plants Physiology of Phenylpropanoid Metabolism. Ann Rev Plants Physiol Plant Molec Biol 40:347-369 Hamim, Jusuf M, Sopandie D. 1996. Beberapa karakteristik morfologi dan fisiologi kedelai toleran dan peka terhadap cekaman kekeringan. Hayati 1:30-34 Harborne JB. 1988. Introduction of Press Ecological Biochemistry. Edisi Harjadi SS, Yahya S. 1988. Fisiologi Stress Pertanian Bogor Heyne K. 1981. Tumbuhan Berguna Departemen Kehutanan Ketiga . London : Academic Lingkungan. PAU Bioteknologi Indonesia. Jakarta : Yayasan Institut Sarana Wana Jaya Iswantini D, Rahmawati M, Januwati M. 2004. Bioprospeksi Sidaguri dan Seledri : Formulasi Obat Gout dan Aktivitas Inhibisisnya terhadap Xantin Oksidase. Bogor : Laporan Akhir RUT X Kassahara S, Hemmi S. 1986. Medicinal Eisai Indonesia Herb Index in Indonesia. Ed ke- Koolman J, Rohm KH. 2000. Atlas Jakarta : Hipokrates Berwarna dan Teks Biokimia. Septelia Inawati, penerjemah. Lewis NG, Yamamoto E. 1988. Tannins, Significan of Conndenses Tannin. Ed York: Plenum Press Lin JS, Wang GX. 2002. Doubled CO2 2. Their Place in Plant Metabolisme, in Hemmingway RW & Karchesy could Improve the Drought Jakarta : PT Chemistry and JJ. New tolerance better in Sensitive file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (19 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR cultivars than in Tolerant cultivars Manitto P.1981. Biosintesis Produk Horwood Limited in sprinn Alami. Terjemahan Muchtadi D. 1989. Aspek Biokimia dan Antar Universitas Pangan dan Gizi Gizi, Passarakli M. 2002. Handbook of Plant Dekker and Wheat. Plant Sci 163 : 627Koensoemardiyah Dra. England: Ellis dalam Keamanan Pangan. Bogor Institut Pertanian Bogor :Pusat Crop Stress, 2nd Marcel edition. New York: Pusat Penelitian Tanah. 1983. Kriteria pertanian, IPB. Bogor Penilaian Sifat-sifat Tanah. Salissbury FB, Ross CW. 1992. Fisiologi Teknologi Bandung Tumbuhan Jilid 2. Bandung : Salissbury FB, Ross CW. 1992. Fisiologi Bandung Tumbuhan Jilid 3. Bandung : Steenis VC. 1987. Flora untuk Sekolah di Surjowinoto. Jakarta : PT Pradya Pratama Departemen Tanah, Fakultas Institut Institut Teknologi Indonesia. Cetakan ke- 4, Terjm Moeso Street HE, Opik H. 1984. The Physiology of Flowering 3rd edition. London: Edward Arnold Plants: Their Growth and Taiz L, Zeiger E. 2002. Plant Benjamin Cummings Physiology. 637 Canada: The Development, Tang AC, Kawamitsu Y, Kanechi M, Boyer JS. 2002. Pothosynthetic oxygen evolution at low water potential in leaf discs lacking an epidermis. Ann of Bot 89: 861- 870 Valkenburg JLCH van, N Bunyapraphatsara. 2001. Plant Resources of South-East Asia. No 12 (2). Medicinal and Poisonous Plants 2. Backhuys Publishers. Leiden. Vickery B, Vickery ML. 1981. Secondary Press LTD Plant Metabolism. London : The Wahid L. 1993. Medicinal and Aromatic Plants in Indonesia. Proceeding Aromatic Plants in Asia. Thailand: RAPA Publication. Food and Organization of the United Nations. Macmillan Medicinal and Agliculture Widiana N. 2004. Pengaruh Beberapa Tingkat Naungan dari Populasi Jagung terhadap Pertumbuhan dan Produk Sidagori (Sida rhombifolia L) [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, IPB file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (20 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR Wijayakusuma H, Dalimartha S, Jilid IV. Jakarta : Wirian A. 1996. Tanaman Obat di Pustaka Kartini. file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (21 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM Indonesia INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR LAMPIRAN file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (22 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR Lampiran 5 Keadaan Tanaman selama Penelitian Gambar 1 Tanaman Perlakuan Gambar 2 Bunga Sidaguri file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (23 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR Gambar 4 Akar Sidaguri Gamabar 3 Keadaan setelah perlakuan Gambar 5 Tanaman Kontrol Gambat 6 Buah Sidaguri Lampiran 4 Rataan Laju Pertumbuhan Tanaman Sidaguri Sebelum Recovery Perlakuan Tinggi (cm) Jumlah Cabang Jumlah Daun (helai) Kontrol 48±2,79cd 14,8±1,2bcd 171,6±13,60bcd 2 Minggu 43,2±2,79d 11,8±1,2ad 140±13,60ad 3 Minggu 39,2±2,79a 9,7±1,2a 113,3±13,60a 4 Minggu 35,4±2,79ab 7,4±1,2ab 88,3±13,60ab Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf abjad berbeda nyata berdasarkan uji Duncan dengan λ = 5% file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (24 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR Setelah Recovery Perlakuan Tinggi (Cm) Jumlah Cabang Jumlah Daun (helai) Kontrol 71,3±4,53cd 15±1,54cd 138±12,2 2 Minggu 62,5±4,53d 12,5±1,54 76±12,2 3 Minggu 57±4,53a 10,16±1,54a 67±12,2 4 Minggu 50,6±4,53ab 9,3±1,54a 67±12,2 Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf abjad berbeda nyata berdasarkan uji Duncan dengan λ = 5% Rataan Pertumbuhan Panjang Akar Perlakuan Cekaman Recovery Kontrol 31±2,9bcd 36,25±7,1cd 2 Minggu 23,5±2,9ad 23,75±7,1 3 Minggu 19±2,9ad 15,75±7,1a 4 Minggu 12,5±2,9abc 10,25±7,1a Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf abjad berbeda nyata berdasarkan uji Duncan dengan λ = 5% file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (25 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR Lampiran 5 Rataan Produktivitas Tanaman Sidaguri Bobot Basah Perlakuan Cekaman Recovery Panen Kontrol 70±3,85bcd 92,1±7,3cd 100,6±7,28cd 2 Minggu 56,6±3,85acd 83,3±7,3 91,23±7,28 file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (26 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR 3 Minggu 44,1±3,85ab 75,1±7,3a 82,9±7,28a 4 Minggu 36,8±3,85ab 66,6±7,3a 74,56±7,28cd Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf abjad berbeda nyata berdasarkan uji Duncan dengan λ = 5% Bobot Kering Perlakuan Cekaman Recovery Panen Kontrol 46,1±3,65cd 50±2,43bcd 50,86±8,83cd 2 Minggu 37,8±3,65d 42±2,43ad 35,1±8,83a 3 Minggu 29,63±3,65a 37,36±2,43ad 21,9±8,83a 4 Minggu 25,5±3,65ab 31,6±2,43abc 19,7±8,83a Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf abjad berbeda nyata berdasarkan uji Duncan dengan λ = 5% Bobot Pasca Panen Perlakuan Tinggi J. Cabang J. Daun Kontrol 30,3±1,32bcd 121,3±5,28bcd 87,5±4,54cd file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (27 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR 2 Minggu 80,5±4,54d 25±1,32acd 100±5,28acd 3 Minggu 72,8±4,54a 21,6±1,32abd 86,6±5,28abd 4 Minggu 68±4,54ab 17±1,32abc 68±5,28abc Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf abjad berbeda nyata berdasarkan uji Duncan dengan λ = 5% Lampiran 6 Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Klasifikasi Menurut Stennis (1987) : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledoneae : Malvales : Malvaceae : Sida Sida rhombifolia Linn file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (28 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM