lelaki yang terkadang amat membahayakan, para politisi juga tidak segan-segan berdusta dan menipu dengan berbagai janji-janji yang menggiurkan agar dicintai oleh para pemilih dan pengikut mereka. Demikianlah diantara fenomena manusia sekarang sebagai upaya untuk dicintai dan banyak kita temukan bahwa semakin Tinggalkan Kecintaan Konkret Menuju Kecintaan Abstrak Oleh Rofiatuddurroh, S.Ag (Penyuluh Agama Islam Kec. Mojoanyar Kab. Mojokerto) Cinta, satu kata seluruh manusia di dunia pasti merasakannya. Mereka saling berjuang untuk mendapatkannya yang pada akhirnya manusia banyak yang menderita, penderitaan tersebut diakibatkan kehausan mereka untuk dicintai oleh orang lain. Para pemuda akhirnya terjerumus ke dalam pergaulan bebas karena mereka ingin dicintai dan diterima oleh kawan-kawan sebayanya. Para anak berontak kepada orang tuanya dan pergi meninggalkannya untuk mencari sebuah kasih sayang atau perhatian orang lain jadi jangan kaget kalau di jalanan kita menemukan anak-anak yang mengekspresikan diri dengan berbagai model yang tidak layak sebagai penerus bangsa, begitu pula para wanita mengikuti berbagai eksperimen dengan berbagai cara entah dengan kosmetik-kosmetik yang harganya mahal, dengan berbagai obat-obatan, menguruskan tubuhnya dengan menahan nafsu makan dan melaparkan diri dan melakukan puasa khusus dijalankan untuk memperoleh kecintaan 22 MPA 297 / Juni 2011 keras manusia berusaha untuk dicintai, semakin sering pula mereka gagal dan dikecewakan, hal ini disebabkan kecintaan makhluk itu bersifat sangat sementara atau temporer, walaupun mereka memperoleh cinta tersebut itu hanyalah sesaat. Seperti seorang da’i popular yang muncul kepermukaan dan memperoleh cinta dari jutaan umat, namun pada suatu hari sedikit demi sedikit ia ditinggalkan oleh umatnya, begitu pula halnya dengan para artis mereka berusaha untuk mendapatkan cinta fansnya. Mereka mengatur tingkah laku dan penampilan agar sesuai dengan selera pasar, tetapi pada akhirnya, merekapun kecewa karena para fans mereka beralih ke artis lain yang dianggapnya sesuai dengan selera mereka. Dalam ilmu tasawuf hal-hal diatas tersebut merupakan kecintaan yang sifatnya konkrit (lahiriyah) yaitu sifatnya hanya sementara dan terbatas, bila ini dibiarkan kita bisa terjebak, terlena serta mudah diperbudak oleh syaitan, untuk itulah perlu kira- nya kita meluruskan kecintaan kita yang sebenarnya, yang tidak mengecewakan/tanpa pamrih tapi menguntungkan, tanpa imbalan tapi bisa melindungi, tanpa pengorbanan tapi bisa membahagiakan lahir maupun batin. Kepada siapakah yang sebenarnya kecintaan kita berikan dan kita kejar? Yaitu kepada Allah Swt. Bagaimanakah cara kita untuk bisa mencintai Allah dengan tulus dan sesungguhnya, menurut Al Ghazali, “Bohonglah orang yang mengaku mencintai Allah, tetapi ia tidak mencintai RasulNya, bohonglah orang yang mengaku mencintai RasulNya tetapi ia tidak mencintai kaum fakir miskin, dan bohonglah orang yang mengaku mencintai surga, tetapi ia tidak mau menaati Allah.” Inilah hakekat kecintaan yang bersifat abstrak, sebagaimana dalam surat Ali Imron ayat 31 yang berbunyi: Artinya: “Katakanlah jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu, Allah maha pengampun dan penyayang.” Jelaslah bahwa Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kita, bila kita mencintai Allah, untuk itulah kita sebagai makhlukNya perlu mengetahui apakah kita ini sudah termasuk orang yang sudah mencintaiNya apa belum untuk itu patut kiranya kita mengetahui ciri-ciri mencintai Allah dan Rasulnya, sebagaimana di bawah ini: 1. Selalu ingat Orang yang mabuk cinta biasanya selalu ingat atau tak pernah lupa dengan yang dicintainya, seperti seorang kekasih yang sedang jatuh cinta dia akan selalu ingat dan ingat dengan orang yang dicintainya, mau makan, mau tidur, mau mandi dan mau apa... saja selalu dan selalu ingat sama kekasihnya. Begitu pula dengan kita bila kita ingin menjadi salah satu orang yang dicintai Allah maka salah satunya kita harus selalu mengingatNya dengan berdzikir, sebagaimana firman Allah yang berbunyi: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman berdzikirlah dengan menyebut nama Allah zi’kir yang sebanyak- Menurut Al Ghazali, “Bohonglah orang yang mengaku mencintai Allah, tetapi ia tidak mencintai RasulNya, bohonglah orang yang mengaku mencintai RasulNya tetapi ia tidak mencintai kaum fakir miskin, dan bohonglah orang yang mengaku mencintai surga, tetapi ia tidak mau menaati Allah.” merindukanNya dan bagaimana perjumpaan kita denganNya, yaitu pada saat kita sholat kalau kita betul-betul merindukannya kita akan melakukan sholat dengan ikhlas dan khusuk. Sehingga terjalinlah suatu komunikasi menyatu dan erat antar kita dengan Allah. Dan pastinya sholat dan doadoa kita akan dikabulkan. banyaknya. Dan bertasbihiah kepadaNya di waktu pagi dan petang.” Bila seorang muslim yang cinta Allah dan Rasulnya selalu ingat kepadanya, Insya Allah Dia tidak akan menyimpang dari jalan yang telah diti- 3. Cemburu Cinta selalu terkait dengan cemburu, orang yang bercinta biasanya punya rasa cemburu, akan cemburu bila yang di cintainya di ganggu maka ia akan selalu melakukan pembelaan. Bila seorang muslim cinta kepada Allah dia akan melakukan pembelaan bila agama Allah di ganggu seperti kecemburuan orang-orang yang tidak suka kepada kemajuan Islam umatnya semakin terbukti. karena itu mutlak bagi setiap muslim untuk berjuang membela Islam dan saling tolong menolong bersama umat Islam dalam menghalau kebencian mereka. Sebagaimana firman Allah tipkan Allah. yang berbunyi: 2. Rindu Dengan cinta orang bisa rindu dengan orang yang dicintainya dengan rindu seseorang ingin berjumpa dan perjumpaan orang yang rindu adalah pertemuan yang sangat mesra. Begitu pula kita dengan Allah, bila kita mencintainya pasti kita akan Artinya: “Mereka tidak hentihentinya memerangi kamu sampai mereka dapat mengembalikan kamu dari agama (kepada kekafiran) seandainya mereka sanggup.”z MPA 297 / Juni 2011 23