plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERAN PEN
NDIDIKAN
N AGAMA
A KATOLIK (PAK) D
DALAM
GKATKAN
N PERKEM
MBANGAN
N IMAN SIISWA KEL
LAS VIII SMP
MENING
KA
ATOLIK SANTO
S
PA
AULUS JAK
KARTA
SKRIP
PSI
Diaajukan Untuuk Memenu
uhi Salah Saatu Syarat
Memperoleh Gelar Saarjana Pendiidikan
Progrram Studi Ilmu Pendiddikan Kekhu
ususan Penddidikan Agaama Katolik
k
Oleh:
Marria Yosephina Kerong
NIM: 101124054
PR
ROGRAM STUDI ILM
MU PENDIDIKAN
KEKHU
USUSAN PENDIDIKA
AN AGAM
MA KATOL
LIK
JURUSA
AN ILMU PENDIDIK
KAN
FAKULT
TAS KEGU
URUAN DA
AN ILMU PENDIDIK
KAN
UNIVERS
SITAS SAN
NATA DHA
ARMA
Y
YOGYAKA
ARTA
2015
5
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk Para Suster SPC Distrik Indonesia, para Suster
Komunitas Jogjakarta dan Jakarta, kedua orang tuaku, saudara-saudariku, temantemanku, sahabat, kenalan yang dengan cara mereka masing-masing telah
membantu dan mendukung saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini
indah pada waktunya.
iv PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah
dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”.
(Flp 4:6)
v PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul PERAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK)
DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN SISWA KELAS
VIII SMP KATOLIK SANTO PAULUS JAKARTA. Pendidikan merupakan
salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sehingga penulis
merasa penting untuk mendalaminya. Keprihatinan besar yang penulis lihat
kebanyakan orang tua yang berada di perkotaan sangat sibuk dengan pekerjaannya
sehingga pendidikan agama yang seharusnya lebih banyak didapat oleh anak
dalam keluarga sangat kurang. Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan agama
Katolik di sekolah adalah suatu usaha yang dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik
untuk memperteguh iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan ajaran Gereja Katolik, dengan tetap memperhatikan penghormatan
terhadap agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam
masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah untuk mendapatkan gambaran
bagaimana peran Pendidikan Agama Katolik terhadap perkembangan iman siswa
baik dari segi pelaksanaannya, caranya maupun sarananya dapat membantu
peserta didik untuk semakin berkembang dalam iman. Serta menemukan nilainilai Kristiani dalam hidup sehari-hari. Di samping itu studi pustaka juga
diperlukan untuk memperoleh pemikiran-pemikiran untuk direfleksikan, sehingga
diperoleh gagasan-gagasan yang dapat dipergunakan sebagai sumbangan
pelaksanaan pendidikan agama Katolik di sekolah. Oleh karena itu penulis
menyebarkan kuesioner yang berhubungan dengan judul skripsi kepada siswasiswi kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta.
Pembahasan skripsi ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan agama
Katolik di SMP Santo Paulus Jakarta sudah cukup baik. Untuk lebih
meningkatkan pelaksanaan PAK di sekolah maka penulis mengusulkan kegiatan
going and seeing agar dapat memperkaya peserta didik dalam
memperkembangkan iman mereka sehingga mereka dapat bertindak sesuai
dengan ajaran yang telah mereka dapatkan baik di sekolah khususnya pelajaran
agama maupun dalam keluarga. Melalui kegiatan yang ditawarkan ini, peserta
didik diharapkan semakin cerdas mengolah dan menggali pengalaman imannya
sehingga menggerakkan mereka untuk semakin peka pada sesama yang menderita
dan semakin mencintai Yesus Kristus melalui sesama. Dengan demikian mereka
dapat tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang bertanggungjawab serta dewasa dalam
iman.
viii PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
This thesis titledTHE ROLE OF CATHOLIC RELIGIOUS
EDUCATION IN ENHANCING THE DEVELOPMENT OF FAITH OF
GRADE VIII STUDENTS OF SAINT PAUL CATHOLIC JUNIOR HIGH
SCHOOL JAKARTA. Education is one crucial aspect in human’s life, which
makes the writer feels the importance of comprehending it. The writer notices a
great concern on parents who live in urban area, who are so busy with their work,
which leads the lack of religious education on children in the family, while they
should get more than what they get. Therefore, Catholic religion education at
school is a well-planned and continuous effort to develop the students’ ability to
confirm their faith and virtue to God based on Catholic’s Church tuition, and still
concerns on respect to other religion in the context of religious community
harmony in our society for national union.
The main problem in this thesis is to figure out the role of Catholic
Religion Education on the improvement of the students’ faith, on the application,
way it takes, and the equipment needed, that can assist the students to grow in
their faith. Moreover, they might find Christian values in daily life.Besides,
literary study is also required in order to find thoughts to be reflected to gain ideas
as assistance to the application on Catholic Religion Education at school.
Therefore, the writer distributed questioner related to the title of the thesis to VIII
grade students of SMP Katolik Santo Paulus Jakarta.
The discussion of the thesis shows that the implementation of Catholic
religion education in SMP Santo Paulus Jakarta is done well. In order to realize
the implementation of Catholic religion Education at school, the writer suggests
“going and seeing program” for a model of guidance to assist the students of VIII
grade in improving their faith so that they can act as the tuition they get related to
religion subject, both at school and home. From this program, the students are
expected to be smarter in managing and gaining their experience of faith to
motivate them to be more sensitive to others who are suffering and to love Jesus
more through other people. It will lead them to grow as responsible persons and
mature on their faith.
ix PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa karena berkat dan kasihNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PERAN PENDIDIKAN
AGAMA KATOLIK (PAK) DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN
IMAN SISWA KELAS VIII SMP KATOLIK SANTO PAULUS JAKARTA
dapat diselesaikan. Penulisan ini dilatarbelakangi oleh keinginan penulis untuk
mempelajari lebih dalam peran pendidikan agama Katolik yang terjadi di sekolah
demi meningkatkan perkembangan iman siswa. Selain itu skripsi ini disusun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Drs. FX. Heryatno, Wono Wulung. SJ, M. Ed, selaku dosen pembimbing
utama yang telah meluangkan waktu, tenaga, membimbing, memberikan
pengarahan serta motivasi kepada penulis dalam menyusun skripsi dari awal
hingga akhir penulisan.
2. Drs. L. Bambang Hendarto Y.M.Hum, selaku dosen pembimbing akademis
yang telah bersedia memberikan perhatian dan motivasi kepada penulis selama
berproses di kampus IPPAK.
x PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3. Bapak Yoseph Kristianto, SFK. M.Pd, selaku dosen penguji ke III yang selalu
membimbing,
memberikan
semangat
dan
meluangkan
waktu
serta
memberikan masukan berkaitan dengan skripsi ini.
4. Segenap Staf Sekretariat dan perpustakaan, dosen, dan karyawan Prodi
IPPAK, yang telah memberikan dukungan dan membantu penulis selama studi
sampai terselesainya penulisan skripsi ini.
5. Sr. Delfina, SPC selaku ketua yayasan SMP Katolik Santo Paulus Jakarta yang
telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
6. Bapak Stevanus Sukimin, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Katolik Santo
Paulus Jakarta, dan Bapak Bonefasius selaku guru PAK yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
7. Siswa-siswi kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta yang telah bersedia
membantu penulis dalam penelitian dengan mengisi kuesioner.
8. Teman-teman seangkatan 2010 yang selalu memotivasi dan memberikan
dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Suster-suster SPC yang dengan cinta,
perhatian dan doanya mendukung
penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan dukungan sampai selesainya penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman,
dalam penyususanan skripsi ini, sehingga skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua
xi PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................. vii
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 6
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 7
D. Manfaat Penulisan .................................................................................... 7
E. Metode Penulisan ..................................................................................... 7
F. Sistematika Penulisan .............................................................................. 8
BAB II. PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DALAM MENINGKATKAN
PERKEMBANGAN IMAN SISWA PADA UMUMNYA ................ 10
A. Pendidikan Agama Katolik (PAK)......................................................... 11
1. Pengertian PAK Secara Umum ......................................................... 11
2. Tujuan PAK ....................................................................................... 14
a. Demi Terwujudnya Nilai-nilai Kerajaan Allah ............................ 14
b. Untuk Menghidupi Iman Kristiani ............................................... 15
c. Untuk Kebebasan Manusia ............................................................ 17
xiii PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3. Ruang Lingkup PAK ........................................................................... 19
4. Pelaku Pendidikan ............................................................................... 20
a. Guru ............................................................................................. 20
b. Tenaga Kependidikan .................................................................. 24
c. Peserta Didik................................................................................ 28
5. Kurikulum PAK ................................................................................... 29
B. Perkembangan Iman Siswa .................................................................... 30
1. Pengertian Perkembangan Iman ....................................................... 30
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Iman ................ 32
3. Tahap-tahap Perkembangan Iman .................................................... 33
4. Ruang Lingkup Perkembangan Iman ............................................... 36
a. Keluarga ..................................................................................... 36
b. Sekolah ....................................................................................... 37
c. Gereja ......................................................................................... 38
C. Sumbangan PAK Dalam Meningkatkan Perkembangan Iman
Siswa SMP Pada Umumnya .................................................................. 39
BAB III. GAMBARAN PELAKSANAAN PAK DI SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN SISWA
KELAS VIII SMP KATOLIK SANTO PAULUS JAKARTA......... 44
A. Gambaran Umum SMP Katolik Santo Paulus Jakarta ........................... 44
1. Sejarah Berdiri Sekolah Santo Paulus Jakarta ................................... 44
2. Visi Misi Sekolah .............................................................................. 47
3. Situasi Siswa-siswi SMP Katolik Santo Paulus Jakarta .................... 48
B. Gambaran Pelaksanaan PAK di Sekolah dan Kegiatan
Yang Mendukung Perkembangan Iman Siswa ...................................... 49
1. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah ....... 49
2. Pelaksanaan PAK di Sekolah ............................................................ 53
C. Penelitian Pelaksanaan PAK bagi Siswa-siswi Kelas VIII .................... 54
1. Metodologi Penelitian........................................................................ 54
a. Latar Belakang Penelitian ............................................................ 54
b. Tujuan Penelitian ......................................................................... 55
xiv PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
c. Jenis Penelitian ............................................................................ 56
d. Instrument Penelitian ................................................................... 56
e. Responden Penelitian .................................................................. 56
f. Tempat Penelitian ........................................................................ 57
g. Variabel Penelitian ...................................................................... 58
2. Laporan Hasil Penelitian dengan Kuesioner ..................................... 58
a. Pelaksanaan PAK di Sekolah ...................................................... 60
b. Pengaruh PAK terhadap Perkembangan Iman siswa .................. 62
c. Faktor Pendukung dan Penghambat Perkembangan Iman .......... 64
3. Laporan Hasil Penelitian dengan Wawancara .................................. 66
4. Pembahasan Hasil Wawancara dengan Guru PAK ........................... 67
a. Pelaksanaan PAK di Sekolah ...................................................... 68
b. Pengaruh PAK terhadap Perkembangan Iman Siswa .................. 69
c. Faktor Penghambat Perkembangan Iman Siswa ......................... 69
d. Faktor Pendukung Perkembangan Iman Siswa ........................... 70
5. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 71
6. Kesimpulan Hasil Penelitian ............................................................. 74
BAB IV. USAHA MENINGKATKAN KUALITAS PELAKSANAAN
PAK DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN
IMAN SISWA KELAS VIII SMP KATOLIK
SANTO PAULUS JAKARTA .......................................................... 76
A. Dasar untuk Meningkatkan Kualitas PAK bagi Siswa .......................... 77
B. Upaya Meningkatkan Pelaksanaan PAK di Sekolah ............................. 78
1. Pendekatan PAK yang Bersifat Dialogis-Partisipatif ........................ 78
2. Memperkaya Proses Pembelajaran PAK dengan Kegiatan
Going and Seeing(Pergi dan Melihat) ............................................... 79
C. Usulan Kegiatan Going and Seeing ....................................................... 80
1.
Latar Belakang Kegiatan Going and Seeing ................................... 80
2. Tujuan Kegiatan Menbantu Peserta Didik Secara Utuh .................. 81
3. Alasan Pemilihan Tempat dan Waktu Pelaksanaan ......................... 83
D. Manfaat Going and Seeing ..................................................................... 84
E. Rekoleksi Sebagai Pemaknaan Kegiatan Going and Seeing.................. 85
xv PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
F. Contoh Persiapan Rekoleksi .................................................................. 88
BAB V. PENUTUP............................................................................................ 96
A. Kesimpulan ............................................................................................ 96
B. Saran....................................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
LAMPIRAN ...........................................................................................................
Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian ....................................................................... (1)
Lampiran 2 : Surat Bukti Penelitian di Sekolah ................................................. (2)
Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian..................................................................... (3)
Lampiran 4 : Panduan Pertanyaan Wawancara dengan Guru PAK ................... (5)
Lampiran 5: Transkrip Hasil Wawancara dengan Guru PAK ........................... (6)
Lampiran 6 : Panduan Pelaksanaan dan Pertanyaan Going and Seeing ............ (7)
Lampiran 7 : Contoh Jawaban Siswa ................................................................. (8)
Lampiran 8 : Lagu-lagu Rekoleksi................................................................... (12)
xvi PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
A. Singkatan Dokumen-Dokumen Resmi Gereja
GE
: Gravissimum Educationis. Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Kristen
yang dikeluarkan pada tanggal 28 Oktober 1965.
LG
: Lumen Gentium. Konstitusi Dogmatis tentang Gereja yang dikeluarkan
pada tanggal 21 November 1964.
KWI : Konfrensi Waligereja Indonesia
B. Singkatan Lain
PAK
: Pendidikan Agama Katolik
IPA
: Ilmu Pengetahuan Alam
IPS
: Ilmu Pengetahuan Sosial
SMP
: Sekolah Pendidikan Menegah Pertama
Dll
: Dan lain-lain
SPC
: Suster-suster Santo Paulus dari Chartres
LCD
: Liquid Crystal Display
RAPBS
: Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah.
OSIS
: Organisasi Siswa Sekolah
UKS
: Usaha Kesehatan Sekolah
STTB
: Surat Tanda Tamat Belajar
Humas
: Hubungan Masyarakat
HUT RI
: Hari Ulang Tahun Republik Indonesia
xvii PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Pada dasarnya, pendidikan merupakan bekal manusia untuk bertumbuh
dan berkembang menjadi lebih baik. Kehidupan manusia dalam dunia pendidikan
mempunyai latar belakang yang berbeda-beda baik dari segi ekonomi, sosial
budaya, dan segi kehidupan lainnya. Perbedaan inilah yang dapat berpengaruh
pada pendidikan seseorang. Pendidikan pada dasarnya mengangkat derajat
manusia ke martabat yang lebih luhur. Menurut pandangan tersebut, manusia yang
bermartabat luhur mampu menentukan nasibnya sendiri dan dengan kekuatannya
sendiri mampu mengembangkan diri dan mencapai kepenuhan eksistensinya
menjadi manusia paripurna. Proses pemanusiawian manusia memang sering kali
mendapat ranah yang berkembang di dalam pendidikan.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak dipengaruhi pada proses belajar yang dialami oleh siswa
sebagai anak didik (Slamento, 2003:1). Pemahaman dasar manusia sebagai subyek
membedakan manusia dengan makhluk lainnya, seperti hewan dan tumbuhan.
Dengan dibekali akal budi, manusia mampu berpikir, dan mampu berkomunikasi
dengan sesamanya. Kemampuan akal budi manusia melahirkan pendidikan yang
semakin memampukan manusia untuk sadar mengenai dirinya, mengenal
lingkungannya, mengenal sesamanya, dan Tuhan yang menciptakannya.Dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2 demikian Pendidikan Agama Katolik, dapat memperkembangkan jati diri atau inti
hidup peserta didik (Heryatno, 2008: 14). Dari sinilah, Pendidikan Agama Katolik
(selanjutnya disingkat PAK) menjadi proses yang terus menerus diusahakan,
karena melibatkan unsur manusia sebagai subyek yang peduli pada hal-hal yang di
luar dirinya, termasuk beriman pada Tuhan.
Agama juga memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat
manusia. Agama menjadi petunjuk dalam mewujudkan suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat. Pendidikan Agama Katolik (PAK) memiliki
peran yang amat penting dalam kehidupan umat beriman.Menyadari peran agama
amat penting bagi kehidupan umat beriman maka penghayatan agama dalam
kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keharusan, yang ditempuh melalui
pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Pemerintah Republik Indonesia juga menegaskan visi pendidikan menyeluruh
(komprehensif) menyangkut diri peserta didik, yakni mengembangkan kecerdasan
hidup dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. UU Republik Indonesia tahun
2005bagian
a)
menegaskan
bahwa
tujuan
pendidikan
adalah
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif,
mandiri
dan
menjadi
warga
Negara
yang
demokratis
serta
bertanggungjawab.
Rumusan paham pendidikan di atas memuat dua tujuan yaitu pengembangan
kemampuan
peserta
didik
dan
yang
tidak
kalah
pentingnya
adalah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3 mengembangkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan yang
terakhir inilah yang menegaskan peran PAK menjadi penting dalam kurikulum
pendidikan suatu Negara. Mengapa? Karena PAK memiliki tempat strategis
mengembangkan potensi insan peserta didik sebagai citra Allah dalam
keberadaannya di keluarga, sekolah, dan masyarakat dan menjadikannya semakin
menjadi manusia beriman, taqwa, berakhlak mulia.
Melihat situasi yang terjadi di lapangan, Gereja bangkit dan menyerukan
kepada segenap anggota Gereja agar dapat menolong kaum muda untuk mencapai
masa depannya. Seruan Gereja pertama-tama ditujukan kepada keluarga, sekolah
dan masyarakat. Karena dari sinilah seorang pribadi manusia mulai tumbuh dan
berkembang. Sebab PAK merupakan bagian dari bagian pelayanan pastoral
Gereja yang membuat peserta didik di sekolah sadar akan segala realitas, agar
dapat sampai kepada Tuhan sebagai tujuan akhir hidupnya. Konsili Vatikan II
dalam Gravissimum Educationis (GE) artikel 8 menandaskan bahwa PAK di
sekolah dijiwai oleh semangat kebebasan Injili dan cinta kasih, dan membantu
kaum muda supaya dalam mengembangkan kepribadian mereka sekaligus
berkembang sebagai ciptaan baru. Pengajaran PAK mengarahkan seluruh
kebudayaan manusia akhirnya kepada pewartaan keselamatan, sehingga
pengetahuan yang secara berangsur-angsur diperoleh peserta didik tentang dunia,
kehidupan manusia disinari oleh terang iman.
Salah satu seruan yang dikumandangkan oleh Gereja adalah Pendidikan
Agama Katolik (PAK) yang dilaksanakan di sekolah. Peran serta Gereja untuk
ambil bagian dalam membantu generasi muda agar mampu menghayati dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4 mengamalkan imannya dalam hidup sehari-hari khususnya di lingkungan sekolah
merupakan suatu bukti nyata bahwa Gereja peduli dan peka pada situasi dan
keadaan yang terjadi dalam dunia dewasa ini.
PAK merupakan satu aspek yang sangat penting dalam seluruh kehidupan
menggereja. Dengan demikian sangatlah penting jika sejak dini anak-anak sudah
diajarkan tentang PAK agar dapat mengerti dan memahami nilai-nilai Kristiani.
Tentunya PAK itu sendiri membutuhkan sebuah proses dan waktu yang cukup
lama agar dapat membantu anak untuk tumbuh dan berkembang baik dalam iman
maupun dalam kepribadian mereka.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kurangnya pendidikan agama dalam keluarga
sangat berpengaruh terhadap tingkah laku anak mengingat keluarga adalah
pendidik yang pertama dan utama di mana anak menemukan nilai-nilai iman yang
baik dari orang tua maupun anggota keluarga. Lingkungan tempat tinggal yang
kurang kondusif juga amat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
kepribadian anak itu sendiri. Selain itu juga lingkungan pendidikan yang kurang
nyaman dan pendidik yang kurang peka pada kehidupan dan situasi peserta didik
juga akan mempengaruhi perkembangan iman siswa. Oleh karena itu peran PAK
sangat penting bagi anak usia sekolah. Misalnya di lingkungan sekolah, anak
diajarkan untuk bersikap jujur dan terbuka dalam menghadapi masalah atau
tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Kristiani. Melalui PAK anak
diharapkan bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang kuat dan tangguh
dalam menghadapi kegagalan ataupun keberhasilan. PAK juga merupakan salah
satu usaha untuk memampukan peserta didik menjalani proses pemahaman,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5 pergumulan dan penghayatan iman dalam konteks hidup nyatanya. Dengan
demikian proses ini mengandung unsur pemahaman iman, pergumulan iman,
penghayatan iman dan hidup nyata. Proses PAK ini diharapkan semakin
memperteguh dan mendewasakan iman peserta didik.
Gereja memandang bahwa sekolah-sekolah Katolik merupakan tempat yang
tepat untuk mendidik dan membina kaum remaja agar mereka dapat bertumbuh
dan berkembang menjadi pribadi yang utuh dan berkepribadian yang luhur. Gereja
melalui lembaga pendidikan Katolik melihat bahwa para siswa tidak hanya
diajarkan menjadi seorang pribadi yang cerdas tetapi mereka juga dididik untuk
menjadi pribadi yang sungguh beriman.
SMP Santo Paulus Jakarta adalah salah satu lembaga pendidikan yang
menekankan pentingnya PAK di sekolah di samping mata pelajaran yang lain. Hal
ini sangat penting bagi lembaga pendidikan dalam mempersiapkan peserta didik
yang sungguh-sungguh beriman, mengingat bahwa kesibukan orang tua yang
bekerja sebagai pengusaha, pebisnis dan yang bekerja di kantoran sehingga
pendampingan iman anak kurang diperhatikan.
Maka melalui PAK di sekolah yang merupakan salah satu bentuk katekese,
anak diharapkan bisa memperoleh pengetahuan tentang agama serta dasar-dasar
iman yang kuat. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa pendidik yang
utama dan pertama adalah keluarga. Keluarga merupakan Gereja mini yang dapat
mendidik anak untuk menemukan nilai-nilai Kristiani dan iman yang kuat
sehingga nantinya iman itu dapat mereka wujudkan dalam hidup sehari-hari.
Pendidikan anak dalam keluarga merupakan tanggungjawab orang tua dan tidak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6 dapat digantikan oleh siapapun juga misalnya nilai-nilai cinta kasih, perhatian,
tolong menolong yang diteladankan oleh orang tua dialami dan juga yang
dirasakan oleh anak akan mempengaruhinya dalam pergaulan dengan orang lain
baik di sekolah maupun di masyarakat. Nilai-nilai ini juga akan mempengaruhi
kedewasaan iman anak.
Dalam kenyataannya, karena kesibukannya maka orang tua mempercayakan
anak pada pihak sekolah. Walaupun demikian, pendidikan anak tidak dibiarkan
begitu saja tetapi perlu adanya kerjasama antara orang tua dan sekolah sehingga
iman anak semakin tumbuh dan berkembang.
SMP Santo Paulus Jakarta mengusahakan pendidikan yang bersifat utuh, dan
berkesinambungan demi memperkembangkan seluruh aspek hidup manusia
terutama yang berhubungan dengan nilai-nilai kemanusiaan serta mewujudkan
prinsip dasar pendidikan bukan hanya mempersiapkan peserta didik untuk
mendapatkan pekerjaan melainkan untuk memperkembangkan kehidupan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mendalami
judul skripsi yakni “PERAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK)
DALAMMENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN SISWA KELAS
VIII SMP KATOLIK SANTO PAULUS JAKARTA”
B. Rumusan Masalah
1. Apa peran PAK di sekolah bagi perkembangan iman siswa SMP pada
umumnya?
2. Sejauh mana PAK di sekolah telah berhasil meningkatkan iman siswa kelas
VIII SMP Katolik Santo Paulus?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7 3. Usaha apa yang dilakukan oleh guru PAK dalam meningkatkan iman siswa?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sumbangan PAK dalam meningkatkan iman siswa SMP
pada umumnya.
2. Mengetahui sejauh mana PAK diSMP Katolik Santo Paulus Jakartamampu
meningkatkan iman siswa dalam hidup sehari-hari.
3. Membantu guru PAK agar semakin kreatif dan terampil dalam membina
siswa sehingga meningkatkan imannya menuju kedewasaan dalam Kristus.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi sekolah: memberi sumbangan pemikiran tentang pentingnya Pendidikan
Agama Katolik demi meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII dan
memberikan kesempatan kepada guru PAK dalam mengembangkan potensi
sesuai dengan profesinya.
2. Bagi siswa agar mereka dapat memahami betapa pentingnya PAK
dalamperkembangan iman mereka.
3. Bagi penulis: menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pentingnya
Pendidikan Agama Katolik dalam meningkatkan perkembangan iman siswa
sehingga dapat menemukan cara maupun metode yang tepat sehubungan
dengan Pendidikan Agama Katolik.
E. Metode Penulisan
Penulis menggunakan metode deskriptif analisis dalam penulisan skripsi ini.
Metode deskriptif analisis yaitu menggambarkan apa yang penulis dapatkan
berdasarkan studi pustaka dan penelitian di lapangan dan penyebaran kuesioner.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8 Untuk mengetahui permasalahan yang ada sehingga ditemukan pemecahan yang
tepat sehubungan dengan peran Pendidikan Agama Katolik dalam meningkatkan
perkembangan iman siswa kelas VII SMP Santo Paulus Jakarta.
F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika ini penulis menyampaikan pokok-pokok gagasan skripsi:
Bab I merupakan pendahuluan. Pada bagian ini penulis menguraikan
mengenai latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama membahas tentang
PAK di sekolah yang meliputi: pengertian, tujuan, ruang lingkup, pelaku
pendidikan, dan kurikulum PAK. Bagian kedua membahas tentang perkembangan
iman yang meliputi: pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi, tahap-tahap,
dan ruang lingkup perkembangan iman. Bagian ketiga membahas tentang
sumbangan PAK dalam meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII SMP
Katolik Santo Paulus Jakarta.
Bab III menguraikan gambaran umum tentang SMP Katolik Santo Paulus
Jakarta. Pada bab ini penulis akan membahas tentang sejarah singkat SMP Katolik
Santo Paulus Jakarta, visi-misi, situasi siswa-siswi. Pokok yang kedua penulis
akan membahas mengenai: gambaran pelaksanaan PAK di sekolah serta kegiatankegiatan yang mendukung perkembangan iman siswa. Sedangkan pada bagian
akhir, penulis menguraikan tentang penelitian mengenai pelaksanaan PAK bagi
siswa-siswi kelas VIII di SMP Santo Paulus Jakarta dan hasil penelitian serta
pembahasannya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9 Dalam Bab IV, penulis akan memaparkan kegiatan going and
seeingsebagai bentuk pembinaan iman siswa kelas VIII SMP Santo Paulus
Jakarta. Dan pada Bab V yang adalah penutup dari penulisan skripsi ini, penulis
akan membuat kesimpulan dan memberikan saran terkait dengan pelaksanaan
PAK dan pendampingan yang berkelanjutan bagi siswa-siswi SMP Santo Paulus
Jakarta tentang pentingnya PAK dalam meningkatkan perkembangan iman
mereka.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK) DALAM MENINGKATKAN
PERKEMBANGAN IMAN SISWA
Berdasarkan latar belakang penulisan, rumusan penulisan dan tujuan
penulisan yang telah diuraikan pada bab pertama, maka pada bab kedua penulis
akan menguraikan teori tentang Pendidikan Agama Katolik dalam meningkatkan
perkembangan iman siswa, agar siswa semakin tumbuh dan berkembang dalam
iman.
Pada bab IIini penulis akan membagipembahasan menjadi tiga bagian:
bagian pertama membahas tentang PAK di sekolah yang meliputi: pengertian,
tujuan, ruang lingkup,kurikulum dan pelaku pendidikan. Bagian kedua membahas
tentang
perkembangan
iman
yang
meliputi:
pengertian
perkembangan
iman,faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan iman, tahap-tahap
perkembangan imandan ruang lingkup perkembangan iman. Bagian ketiga
membahas tentang sumbangan PAK dalam meningkatkan perkembangan iman
siswa SMP pada umumnya.
Secara keseluruhan bab ini akan menguraikan tentang Pendidikan Agama
Katolik dalam meningkatkan perkembangan iman siswa SMP pada umunnya.
Dengan perkembangan zaman yang begitu pesat maka Pendidikan Agama Katolik
sangat penting bagi para siswa. PAK sangat penting bagi peserta didik karena
dapat membantu peserta didik untuk mencapai kedewasaan iman dalam segala
aspeknya. Oleh karena itu, PAK sangat penting bagi peserta didik bukan sematamata memenuhi tuntutan formal kurikuler yang melulu mengutamakan segi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11 kognitif melainkan demi mencapai kepenuhan dalam Kristus lewat pengalaman
hidup sehari-hari.
A.Pendidikan Agama Katolik (PAK)
1. Pengertian Pendidikan Agama Katolik Secara Umum
Heryatno (2008: 23) berpendapat bahwa Pendidikan Agama Katolik
merupakan proses pendidikan dalam iman yang diselenggarakan oleh Gereja,
sekolah, keluarga, dan kelompok jemaat lainnya untuk membantu naradidik agar
semakin beriman kepada Tuhan Yesus Kristus sehingga nilai-nilai Kerajaan Allah
sungguh terwujud di tengah-tengah hidup mereka. Pendidikan Agama Katolik
juga dipahami sebagai komunikasi penghayatan atau pengalaman iman.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa Pendidikan Agama
Katolik adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan dalam mengembangkan peserta didik untuk memperteguh
imannya kepada Tuhan Yesus Kristus sesuai dengan ajaran Gereja Katolik dengan
tetap memperhatikan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam kehidupan di tengah
keluarga, sekolah, masyarakat, dan di manapun saja mereka berada. Oleh karena
itu, antara Gereja, sekolah, keluarga dan kelompok jemaat lainnya perlu
bekerjasama demi terwujudnya pendidikan yang baik bagi peserta didik.
PAK di sekolah merupakan salah satu bentuk pendidikan iman dan suatu
usaha untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional. Heryatno (2008:
16) menegaskan kembali pandangan Mangunwijaya tentang hakikat dasar PAK
sebagai komunikasi iman, bukan pengajaran agama. Ia membedakan antara
beragama atau punya agama (having religion) dengan beriman (being religius).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12 Agama berkaitan dengan hukum, peraturan, ritus, kebiasaan, lambang-lambang
luar, dan segi-segi sosiologis. Agama merupakan jalan dan sarana menuju
kepenuhan dan kesejahteraan hidup, jalan manusia menuju kesatuan dengan
Tuhan.
Pendidikan Agama Katolik di sekolah adalah salah satu bidang studi yang
mempunyai kedudukan yang sama dengan bidang studi lainnya seperti Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Sejarah, Matematika, IPS dan lain-lain. Berhubung
memiliki kedudukan yang sama dengan bidang studi yang lain, maka PAK di
sekolah terikat pada kurikulum dan waktu yang tersedia serta patuh pada aturan
main sekolah. Dengan demikian Pendidikan Agama Katolik tidak hanya berhenti
pada agama yakni hal-hal lahiriah melainkan PAK dapat menghantar peserta didik
sampai pada iman dan taqwa terhadap Tuhan serta penuh persaudaraan dengan
semua orang.
Dapiyanta (2008: 1) menyatakan bahwa PAK secara operasional ialah
komunikasi iman antara guru-murid dan antar murid melalui proses berdasar
pendekatan tertentu dengan bantuan materi, metode, dan media, yang bertitik
tolak dari keadaan awal tertentu menuju tujuan tertentu. Artinya komunikasi iman
yang terjadi bukan hanya satu arah melainkan dua arah yang saling berhubungan
erat dan terlaksana lewat media, metode serta materi yang disampaikan.
Heryatno (2008: 14) menyatakan bahwa PAK berusaha membantu peserta
didik memperkembangkan jiwa dan interioritas hidup mereka. Artinya bahwa
pendidikan tidak hanya menyebar informasi saja melainkan memberi ilham dan
inspirasi hidup kepada para peserta didik. Inspirasi yang dapat diberikan kepada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13 peserta didik antara lain bagaimana mereka menghadapi kenyataan hidup di masa
sekarang dan menjawab tantangan di masa depan, sehingga mereka dapat
menemukan makna hidup yang dihadapi sehari-hari. PAK disekolah merupakan
salah satu usaha untuk memampukan siswa berinteraksi (berkomunikasi),
memahami, menggumuli dan menghayati iman, sehinggaiman siswa semakin
diperteguh. Oleh karena itu, PAK di sekolah harus sungguh disadari sebagai salah
satu bagian dari tugas pastoral Gereja terhadap peserta didik yang bertujuan agar
peserta didik mampu menggumuli hidup dari segi pandang Katolik dan dengan
demikian berkembang menjadi manusia paripurna (manusia beriman).
Kristianto (2005: 9) menyatakan bahwa sebagai pendidikan iman, PAK di
sekolah hendaknya dapat membantu siswa agar iman mereka menjadi pusat
kepribadiannya,
serta
dapat
membantu
proses
kepribadiannya.
Proses
perkembangan imannya secara harmonis memiliki tiga aspek yaitu pengetahuan,
perayaan dan penghayatannya. Artinya bahwa proses PAK hendaknya mampu
menciptakan
situasi,
lingkungan,
iklim
serta
kemungkinan-kemungkinan
sedemikian rupa, agar iman sungguh-sungguh menjadi landasan sekaligus
peneguhan semua aspek kehidupan orang yang bersangkutan. Sedangkan
pembinaan iman mengarah pada upaya pembentukan atau pengembangan nilainilai kehidupan sosial seperti rasa kebangsaan, keadilan, kedamaian, gotongroyong, kerjasama yang secara menyeluruh dilaksanakan secara bersama-sama.
Heryatno (2008: 75) mengutip pandangan Miller yang mengatakan bahwa di
dalam konteks PAK, perkembangan iman tidak hanya mencakup dimensi personal
melainkan juga merupakan interaksi antara individu dengan peristiwa hidup yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14 bersifat komunal (dimensi eklesial yang komunal). Di samping itu, perkembangan
iman juga terjadi karena rahmat Allah. Maka dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Agama Katolik di sekolah bertujuan untuk menanamkan pengetahuan
agama dan dorongan iman sehingga peserta didik menjadi warga negara yang baik
dalam semangat iman Katolik.
2. Tujuan Pendidikan Agama Katolik
Groome (2010: 48) menyatakan bahwa tujuan PAK adalah “Berbagi cerita
dan visi kita” yaitu demi mewujudkan nilai-nilai
Kerajaan Allah, untuk
menghidupi iman Kristiani dan untuk kebebasan manusia. Menurut Groome
tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah untuk memampukan peserta didik
sebagai orang-orang Kristen untuk hidup sesuai dengan iman Kristen. Apa yang
sebenarnya diharapkan dari orang Kristen dan bagaimana gaya hidup yang
dipromosikan telah mengambil ekspresi-ekspresi yang berbeda pada waktu yang
berbeda.
a. Demi Terwujudnya Nilai-nilai Kerajaan Allah
Kerajaan Allah adalah rencana Allah bagi ciptaan. Kerajaan Allah adalah
tema dan tujuan utama dalam pemberitaan dan kehidupan Yesus Kristus. Oleh
karena itu kegiatan pendidikan dimaksudkan untuk mengantar orang-orang ke
arah iman Kristiani, tujuan utama pendidikan yang demikian adalah Kerajaan
Allah di dalam Yesus Kristus sendiri. Kerajaan Allah memiliki konotasi yang unik
bagi setiap individu (Groome 2010: 69).
Kerajaan Allah sebagai metapurpose yaitu untuk memperjuangkan
terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam diri Yesus Kristus. Yesus Kristus
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15 di dalam sabda karya dan seluruh hidup-Nya mempunyai keprihatinan pokok
mewartakan serta mewujudkan Kerajaan Allah. Terwujudnya Kerajaan Allah
merupakan visi dasar atau arah utama seluruh kegiatan pendidikan di dalam PAK.
Pendidikan dalam iman menuntut proses pendidikan yang membentuk dan
memberdayakan seluruh dimensi hidup peserta didik sebagai mitra Yesus Kristus
di dalam memperjuangkan terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di tengahtengah komunitas sekolah mereka (Heryatno, 2008: 26-27).
Kerajaan Allah adalah sebuah simbol yang menggambarkan kehadiran
Allah yang aktif yang berkuasa di atas, di dalam, dan di akhir sejarah. Hal ini
demikian karena kedaulatan Allah sebagai pencipta dan penopang di atas segala
sesuatu. Kesempurnaan visi Allah bagi ciptaan akan terealisasikan hanya diakhir
sejarah, tetapi pada waktu bersamaan Allah aktif di tengah-tengah sejarah demi
mewujudkan kesempurnaan pemerintahan Allah. Kerajaan Allah di tengah-tengah
hidup manusia menjadi tolak ukur dari segala pendidikan iman. Proses.
Pendidikan iman sungguh berhasil kalau nilai-nilai Kerajaan Allah sungguh
dialami secara nyata oleh semua manusia (Groome, 2010: 72).
b. Untuk Menghidupi Iman Kristiani
Komunikasi
Kristiani
merupakan
salah
satu
usaha
untuk
memperkembangkan iman Kristiani yang hidup. Hal ini menjadi tujuan yang
harus dicapai dari kegiatan pendidikan Kristiani sepanjang zaman dan para
pendidik dapat diharapkan membangkitkan iman
para peserta didik. Iman
merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah secara cuma-cuma. Roh Kudus
yang memberikan pertumbuhan iman. Ini tidak meniadakan atau membuat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16 berlebih-lebihan perhatian atau anugerah dan tanggung jawab pendidikan dan
komunitas Katolik (Groome, 2010: 80).
Pendidikan iman dalam sekolah merupakan proses pendewasaan iman yang
diharapkan membantu memperkembangkan iman peserta didik secara seimbang
yang meliputi kegiatan meyakini (believing) yaitu merefleksikan keyakinan dan
keputusan iman. Iman yang secara umum diwariskan dalam ekspresi komunitas
lewat tradisi iman agama (Kitab Suci, syahadat, doktrin dan dogma), namun
anggota komunitas
berharap mengetahui tentang kayakinan personalnya dan
memilih untuk memeluk kepercayaan dan nilai-nilai yang ditawarkan oleh tradisi
tersebut. Tindakan mempercayai (trusting). Dalam konteks pendidikan, guru PAK
memiliki tugas untuk mengasuh (to nurture) perkembangan peserta didik dalam
iman Kristiani sebagai agent-subject-in relationship.
Groome mengajukan tiga alasan: pertama membantu perkembangan spiritual
peserta didik menjadi lebih mendalam (dalam hal cinta) dan percaya pada Tuhan.
Hal ini mensyaratkan peserta didik sebagai pendoa, bersifat personal dan
komunal, verbal dan kontemplatif. Alasan kedua dimensi relasional iman Kristani
meminta pendidikan yang membentuk peserta didik dalam identitas sebagai
anggota komunitas Kristiani (dalam hal ini Gereja) dan membaharui hidup secara
baik. Alasan ketiga kita mengajar peserta didik pada kebaikan cinta yang dalam
dan kekal serta pada keadilan dalam umat manusia (Groome, 1991: 20).
Kegiatan iman yang ketiga yaitu menjalankan kehendak Allah (doing God’s
will). Injil Matius menyatakan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah tidak
cukup hanya mengetahui dan menyatakan Allah hanyalah sebagai Allah, namun
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17 kita harus juga melakukan kehendak Allah (lih. Mat 7: 21). Pandangan ini mau
menegaskan bahwa perlunya tindakan nyata agar peserta didik sampai pada tujuan
inti pendidikan yaitu Kerajaan Allah.
c.
Untuk Kebebasan Manusia
Dasar kebebasan manusia adalah jati dirinya sendiri yang diciptakan oleh
Allah menurut kehendak-Nya yang bebas. Manusia diciptakan oleh Allah menurut
gambar dan rupa Allah sendiri. Ini berarti manusia memiliki martabat hidup yang
mulia. Ia juga memiliki peran, tugas hidup yang sangat penting yaitu membangun
dunia supaya menjadi lebih baik. Manusia memiliki potensi atau peluang untuk
sungguh-sungguh menjadi bebas (Heryatno, 2008: 36). Oleh karena itu bebas
kepada Allah membuat kita bebas kepada diri kita sendiri dan dengan jalan
tersebut kita pun bebas untuk berbuat baik kepada sesama. Manusia bebas kalau
bersatu dengan Allah. Manusia dapat bersatu dengan Allah karena rahmat-Nya
yang berkarya di dalamnya dan karena Allah yang mendatangi manusia
mengundang dan memampukan manusia dapat tinggal di dalam-Nya. Karena itu
proses pendidikan agama Kristiani perlu diusahakan sedemikian rupa sehingga
mendorong terwujudnya kebebasan utuh dalam arti tiga mantra yaitu kebebasan
dalam roh, kebebasan jiwa dan kebebasan yang bersifat sosial-politik.
Iman Kristiani yang matang dan dewasa menjadi salah satu tujuan mendasar
dari pendidikan iman. Iman yang dewasa dapat diwujud nyatakan melalui
pertobatan integral yang terus menerus diperbaharui. Pertobatan personal yang
bersifat integral tidak dapat dipisahkan dari transformasi hidup masyarakat. Tiga
teori PAK yaitu demi terwujudnya Kerajaan Allah, untuk menghidupi iman
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18 Kristiani dan demi kebebasan perlu disatukan dan diwujudkan secara bersamasama karena saling berkaitan sehingga tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya.
KWI (2011: 10) menyatakan bahwa pada dasarnyaPendidikan Agama Katolik
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang
semakin beriman. Membangun hidup beriman Kristiani berarti membangun
kesetiaan pada InjilYesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni
Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan:
situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan dan
kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian lingkungan hidup, yang
dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai agama dan kepercayaan.
Dapiyanta (2008: 23) menyatakan bahwa tujuan PAK di sekolah dirumuskan
secara luas dan sempit. Secara luas tujuan PAK ialah memperluas pengatahuan,
memperteguh pergulatan iman (internalisasi), dan memperkaya penghayatan
iman. Sedangkan secara sempit PAK bertujuan membantu peserta didik
menggumuli hidupnya dari sudut pandang Kristen. Dengan begitu peserta didik
memperkembangkan pengetahuan dan penghayatan iman menuju kepenuhan di
dalam Kristus.
Kristianto (2005: 9) menyatakan bahwa PAK di sekolah perlu diarahkan
untuk membantu peserta didik mengetahui prinsip-prinsip kebenaran iman,
mencapai dan memiliki kebenaran iman itu sebagai hal yang baik, serta menata
sikap dan tingkah lakunya sesuai kebenaran yang diimani dan dianggap baik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19 Dengan demikian tujuan PAK sangat khas dan tidak dimiliki oleh bidang
studi yang lain. Oleh karena itu, jika hal ini dilakukan secara konsisten maka
akhirnya baik guru PAK maupun pihak sekolah tidak akan menuntut nilai yang
dilakukan secara formal dan menentukan kenaikan atau kelulusan seorang siswa.
PAK akan selalu merupakan proses seumur hidup. Dalam prosesnya PAK tidak
akan pernah bisa diuji selama orang atau siswa yang bersangkutan masih hidup
sehingga sebenarnya PAK tidak perlu dinilai dengan angka.
3. Ruang Lingkup PAK
Dapiyanta (2008: 5) menyatakan bahwa ruang lingkup PAK di sekolah tidak
terlepas dari bahan katekese. Sebagaimana hakikat katekese ialah pelayanan sabda
(wahyu) oleh Gereja yang ditanggapi manusia dengan iman yang keduanya nyata
dan menyatu dalam diri Kristus, demi keselamatan seluruh ciptaan, maka bahan
katekese ialah wahyu dan iman dalam lingkup Gereja Katolik yang berpusat pada
Kristus.
Dapiyanta (2008: 15) menegaskan kembali pandangan Jacobs, tentang proses
Pendidikan Agama Katolik, di mana bahan menjadi salah satu faktor penting
dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. Bahan dijadikan sarana
bagi guru untuk mencapai tujuan dalam proses pembelajaran. Bahan pembelajaran
hendaknya sesuai dengan kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan. Pendidikan
Agama Katolik di sekolah memerlukan pola komunikasi tertentu yang sesuai
dengan situasi peserta dan harapan Pendidikan Agama Katolik. Agar peserta didik
memahami diri sendiri, sesama dan lingkungan untuk mencari dan membangun
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20 hidup yang berarti dan mendalam seperti yang diwartakan oleh Yesus Kristus dan
diwujudkan serta diwartakan terus menerus oleh umat beriman Katolik.
Dengan demikian maka, Pendidikan Agama Katolik di sekolah
lebih
merupakan salah satu usaha untuk memampukan peserta didik menjalani proses
pemahaman, pergumulan, dan penghayatan iman dalam hidup sehari-hari dan
berkembang terus dalam kehidupan nyata. Proses ini diharapkan semakin
memperteguh dan mendewasakan iman peserta didik.
4. Pelaku pendidikan
a. Guru
UU No. 14 Tahun 2005, pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik. Sedangkan Mintoro
Sufiyanta (2010:57) menyatakan bahwapendidik adalah jabatan atau profesi yang
membutuhkan keahlian khusus. Di dalam pendidikan, guru mempunyai tiga tugas
pokok yang bisa dilaksanakan yaitu : pertama, tugas profesional yaitu tugas yang
berhubungan dengan profesinya yang meliputi tugas untuk mendidik, mengajar,
dan tugas untuk melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilainilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
serta teknologi sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan.Kedua,
tugas kemasyarakatan yaitu tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara
yang berfungsi sebagai pencipta masa depan dan penggerak kemampuan.
Keberadaan guru menjadi faktor penentu yang tidak dapat digantikan oleh
komponen mana pun dalam kehidupan bangsa sejak dahulu. Ketiga,tugas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21 manusiawi yaitu tugas sebagai seorang manusia. Guru harus bisa menjadikan
dirinya sebagai orang tua kedua bagi murid. Guru harus bisa menarik simpatik
dari peserta didik melalui teladan hidup dan mampunyai relasi yang harmonis
sebagai “bapa-anak” sehingga ia menjadi idola bagi peserta didik. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa tugas seorang pendidik
atau guru adalah mengantar keluar dengan selamat peserta didik dari berbagai
rintangan menuju padang rumput yang hijau. Sama seperti gembala guru
dipanggil untuk menggembalakan peserta didik, mengenal pribadi dan karakter
masing-masing serta membantu mereka dalam mengembangkan diri.
Groome (2010: 389) menyatakan bahwa pendidik memiliki tugas yang
khusus dalam komunitas Kristiani. Artinya pendidik agama Kristiani harus
mampu menghadirkan pribadi Yesus Kristus ketika melayani peserta didik.
Groome menekankan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik
yaitu pertama jabatan mengajar adalah sebuah bentuk pelayanan yang dilakukan
atas nama Yesus Kristus. Kedua jelas dari Gereja mula-mula jabatan pengajar
adalah menjadi pelayan firman. Maka dapat dikatakan bahwa jabatan pengajar
memiliki kesamaan dengan para pelayan firman atau pemberita-pemberita Injil
Tuhan.
Mintoro Sufiyanta (2010: 218) menyatakan bahwa guru yang profesional
harus secara efektif memberikan perhatian pada peserta didik sehingga peserta
didik merasa dekat dengannya. Lebih lanjut dikatakan bahwa guru yang penuh
perhatian pada peserta didik akan lebih memberikan peneguhan dan dorongan
semangat seperti kesabaran, kepercayaan, kejujuran dan keberanian; juga
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22 mendengarkan dengan empati, memahami, mengenal masing-masing peserta didik
secara individu, hangat, penyemangat dan yang paling penting adalah mencintai
pribadi peserta didik.
Miller dalam Heryatno (2008: 86) menguraikan bahwa guru harus
memiliki visi ke depan bagi perkembangan setiap peserta didiknya. Visi yang
dimaksudkan adalah agar peserta didik dapat mencapai tahap perkembangan
kognitif, emosi, moral dan iman. Oleh karena itu, guru harus menjadi sahabat dan
pendamping bagi perkembangan pribadi peserta didik sehingga visi di atas dapat
tercapai. Miller juga menegaskan bahwa PAK sungguh-sungguh perlu
menekankan interaksi dan komunikasi yang fasilitatif dan kondusif bagi peserta
didik supaya secara terus-menerus berkembang ke tahap berikutnya. Komunikasi
sangat penting dalam tingkat perkembangan kognitif, emosi, moral, iman peserta
didik.
Menurut Heryatno (2008: 113-117) sikap dasar dan semangat para guru harus
diwujudkan di dalam tugasnya yaitu:
a. Meneguhkan pribadi dan jati diri
Para guru diharapkan menghormati harkat dan martabat para peserta didik
yang mulia, menghargai segala talenta dan keunikan serta memahami kemampuan
mereka sebagai titik tolak dari seluruh kegiatan pendidikan mereka. Guru juga
membantu para peserta didik yang lemah dan bermasalah agar mereka memiliki
peluang dan kesempatan yang sama dengan teman-teman lainnya, agar mereka
pun dapat berkembang menjadi lebih baik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23 b. Tahap yakin dan penuh harap
Sebagai pendidik, guru harus memiliki harapan dan keyakinan bahwa semua
peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat-bakat yang mereka terima
dari Tuhan. Guru juga harus yakin bahwa semua peserta didik dapat sampai pada
kelimpahan dan kepenuhan hidup karena kebaikan dan kemurahan hati Tuhan.
c. Mengasihi
Sikap yang tidak kalah penting dari para guru adalah mengasihi peserta didik.
Beriman, berharap, dan mengasihi hidup para peserta didik itulah yang menjadi
sikap, tekad, dan kesadaran yang wajib diwujudkan dalam melaksanakan tugas
panggilan mereka sebagai pendidik. Dengan kasih yang bersedia berkorban
seperti Yesus dari para pendidik sungguh dapat mengubah sikap dan perilaku
peserta didik sekaligus memberikan hasil yang baik dan menyenangkan.
d. Menghormati peserta didik sebagai subjek
Peserta didik adalah subjek pendidikan. Oleh karena itu, guru harus
memperlakukan dan menghormati peserta didik sebagai subjek pendidikan.
Dengan memperlakukan peserta didik sebagai subjek/pelaku utama, dalam proses
pembelajaran guru mewujudkan relasi antara pendidik dan peserta didik bukan
relasi subjek dengan objek melainkan subjek dengan subjek. Di dalam relasi
tersebut yang diharapkan oleh para peserta didik bukan semata-mata isi mata
pelajaran tetapi inspirasi dan teladan hidup. Dengan memperlakukan peserta didik
sebagai subjek, para guru akan memberdayakan mereka sebagai pelaku
pendidikan yang aktif, kreatif, dan realistis. Para guru harus mampu menciptakan
suasana yang kondusif yaitu suasanan akrab, saling menerima, dan menghargai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24 serta suasana kebersamaan yang sungguh menghormati inspirasi, aspirasi, dan
gagasan peserta didik. Dengan suasana ini diharapkan bahwa pendidik dapat
memperkembangkan kepribadian peserta didik secara utuh. Yang dimaksud
perkembangan kepribadian yang utuh adalah bukan hanya intelektual tetapi juga
perasaan, emosi, hati dan perilaku mereka. Hal ini perlu diusahakan agar
pendidikan menjadi proses perkembangan diri mereka secara utuh dan seimbang.
e. Menghormati kebebasan, hak dan tanggungjawab
Kebebasan terwujud jika pendidik menghormati hidup peserta didik sebagai
pribadi dan mendorong mereka untuk bersikap serta bertindak berdasar hati
nuraninya. Dengan menghormati kebebasan dan semua hak peserta didik, para
guru diharapkan menyelenggarakan proses pendidikan yang bersifat sungguh
membebaskan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu hal penting yang
dituntut dari seorang pendidik adalah mengasihi para peserta didik. Dengan
mengasihi peserta didik, seorang pendidik dapat mengantar mereka kepada
kebenaran yang telah Allah letakkan pada inti hidup mereka dan membantu
mereka menjadi orang-orang yang bebas. Dengan demikian, mereka dapat
mengambil bagian di dalam perjuangan mewujudkan kehadiran nilai-nilai
Kerajaan Allah di tengah-tengah kehidupan mereka.
b. Tenaga kependidikan
UU NO. 20 tahun 2003 pasal 140 ayat 3 menyatakan bahwa tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan yang meliputi: pertama, kepala
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25 sekolah adalah orang yang bertanggungjawab terhadap seluruh proses belajar
mengajar di sebuah sekolah. Ia adalah orang yang paling bertanggung jawab
terhadap aplikasi prinsip-prinsip administrasi pendidikan yang inovatif. Selain itu,
ia juga adalah seorang guru yang mendapat tugas tambahan sebagai pemimpin,
pendidik, administrator, supervisor, innovator, motivator dan edukator. Tugas
kepala sekolah antara lain: memberikan bimbingan kepada seluruh warga sekolah
khususnya kepada guru dalam memperbaiki mutu proses belajar mengajar,
memberikan bimbingan kepada guru dalam memperbaiki mutu proses belajar
mengajar, sebagai edukator, kepala sekolah bertugas melaksanakan proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien. Sebagai manager, kepala sekolah bertugas
menyusun
perencanaan,
mengarahkan
dan
mengkoordinasikan
kegiatan,
melaksanakan pengawasan dan mengevaluasi kegiatan, menentukan kebijakan,
mengadakan rapat, mengambil keputusan, mengatur proses belajar mengajar,
mengatur administrasi Ketatausahaan, siswa, ketenangan, sarana dan prasarana,
keuangan / RAPBS, mengatur Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan
mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait. Sebagai
administrator,
kepala
sekolah
bertugas
menyelenggarakan
administrasi:
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, kurikulum, kesiswaan,
ketatausahaan, ketenagaan, kantor, keuangan, perpustakaan, laboratorium, ruang
keterampilan/kesenian, Bimbingan Konseling, UKS, OSIS, serbaguna, media,
gudang. Sebagai supervisor, kepala sekolah bertugas melakukan supervisi
mengenai proses belajar mengajar, kegiatan bimbingan dan konseling, kegiatan
ekstrakurikuler, kegiatan ketatausahaan, kegiatan kerjasama dengan masyarakat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26 dan instansi terkait, sarana dan prasarana, kegiatan OSIS. Sebagai seorang
pemimpin, kepala sekolah adalah orang yang dapat dipercaya, jujur dan
bertanggung jawab, harus memahami kondisi guru, karyawan dan siswa, memiliki
visi dan memahami misi sekolah, mengambil keputusan intern dan ekstern
sekolah, membuat, mencari dan memilih gagasan baru, dalam rangka melakukan
peran dan fungsinya. Sebagai innovator, kepala sekolah harus memiliki strategi
yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari
gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada
seluruh tenaga kependidikan sekolah, dan mengembangkan model-model
pembelajaran yang inofatif. Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari
cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif dan keteladanan,
sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk
memberikan motivasi tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik,
pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan
penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar
(PSB) menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman. Dalam melaksanakan
tugasnya, kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada wakil kepala sekolah.
Kedua, Wakil kepala sekolah bertugas menyusun program kerja, melakukan
perencanaan ketenagaan, pengorganisasian, mewakili kepala sekolah dalam segala
sesuatu yang berkaitan dengan masalah pendidikan. Ketiga, bagian kurikulum dan
pengajaran bertugas menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan, menyusun
pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran, mengatur penyusunan progam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27 pembelajaran
mengajar,
program-program
satuan
pembelajaran,
dan
persiapan
penjabaran dan penyesuaian kurikulum, mengatur pelaksanaan
kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler, mengatur pelaksanaan program penilaian,
kriteria kenaikan kelas, kriteria kelulusan dan laporan kemajuan belajar siswa,
serta pembagian rapor dan STTB, mengatur pelaksanaan program perbaikan dan
pengayaan, mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, mengatur
mutasi siswa, melakukan supervisi administrasi dan akademis, dan menyusun
laporan. Keempat, bagian kesiswaan bertugas menyusun program terkait dengan
pembinaan kesiswaan, melaksanakan arahan dan bimbingan serta pengendalian
kegiatan kesiswaan. Kelima, bagian sarana dan prasarana bertugas sebagai
pengelola perawatan dan perbaikan sarana dan prasarana sekolah, menyusun
program pengadaan sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar
mengajar. keenam, humas sekolah bertugas mengatur dan menyelenggarakan
hubungan sekolah dengan dewan sekolah atau komite sekolah dan juga dengan
orangtua/wali murid serta menjalin hubungan dengan lembaga/instansi terkait
dalam rangka pengembangan sekolah. Ketuju, Tata Usaha bertugas menyusun
program kerja tata usaha sekolah, melakukan pengelolaan dan pengarsipan suratsurat masuk, menyusun administrasi sekolah meliputi kurikulum, kesiswaan dan
kepegawaian. Kedelapan, Perpustakaan: sebagai penyusun program kerja
perpustakaan sekolah, menyusun dan melaksanakan perencanaan pengadaan
bahan pustaka.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28 c. Peserta Didik
Groome (2010: 386-388) mengatakan bahwa peserta didik dipanggil sebagai
pembuat sejarah (cerita) dan mampu menjadi para pembuat sejarah (visi). Kita
dibentuk oleh sejarah, tetapi kita juga dapat membentuk sejarah. Kita dapat
membuat pilihan-pilihan dan bertindak atas dunia untuk mempengaruhi masa
depan. Sebagai peserta didik kita juga dapat membuat pilihan-pilihan dan
bertindak di dalam kehidupan kita (dunia) untuk mempengaruhi masa depan.
Dalam konteks pembentukan iman Kristiani ini berarti bahwa para peserta didik
dapat mencapai kesadaran Kristiani yang menyebabkan mereka terlibat di dunia
untuk menghadirkan Kerajaan Allah yang telah ada dan mempersiapkan bahan
bagi kesempurnaan yang terakhir yang merupakan tanggung jawab bersama baik
dari pendidik maupun dari peserta didik. Kita tidak dapat membangun Kerajaan
Allah oleh diri kita sendiri. Kerajaan Allah adalah anugerah dari Allah sendiri.
Memperlakukan para peserta didik sebagai subjek dan para pembuat sejarah dapat
juga menuntut perubahan besar dalam kesadaran bagi sebagian besar kita para
pendidik. PAK untuk dan oleh Gereja yang utuh menuju kedewasaan iman
Kristiani.
Lebih lanjut Groome (2010: 33) mengatakan bahwa peserta didik harus
diperlakukan sebagai subjek-subjek bukan dari kemurahan hati kita atau jasa
mereka, melainkan karena seluruh manusia diciptakan menurut gambar dan rupa
Allah (bdk. Kej 1:26-27). Mereka memiliki hak untuk menyampaikan iman
mereka dan mengungkapkan iman itu dalam hidup sehari-hari. Peserta didik sama
seperti diri kita yang dipanggil untuk menjadi para pembuat sejarah dan mampu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29 menjadi para pembuat sejarah. Artinya kita dibentuk oleh sejarah, tetapi kita
jugadapat membuat sejarah. Dalam konteks iman Kristen, peserta didik harus
terlibat dalam dunia untuk menghadirkan Kerajaan Allah yang penuh dengan
kedamaian, sukacita, dan cinta kasih.
5. Kurikulum Pendidikan Agama Katolik
Papo (1990:66) menyatakan kurikulum PAK adalah keseluruhan bidang
studi agama Katolik, kegiatan-kegiatan dan segala sesuatu yang berpengaruh
terhadap pribadi beriman kaum muda pelajar Katolik sesuai dengan tujuan PAK.
Lebih lanjut Papo menyatakan bahwa pertama setiap kurikulum PAK harus
mengarah pada tujuan PAK, yakni pembentukan kepribadian iman Katolik yang
sanggup menghayati iman, memberikan kesaksian Kristiani dan sanggup
menggumuli hidup berdasarkan visi Kristiani, keduakurikulum PAK tidak hanya
terdiri dari materi pelajaran agama tetapi juga kegiatan-kegiatan lain yang bersifat
agama maupun sosial tetapi mengarah pada tercapainya tujuan pelajaran agama
dan segala kegiatan yang turut berpengaruh pada perkembangan iman peserta
didik, dan ketiga dalam kurikulum PAK kekhasan dan kekhususan PAK harus
dipelihara. Kekhususan yang dimaksud adalah:
a. Kurikulum
PAK
memperkembangkan
iman
Katolik
yang
semakin
mempribadi dan berbuah dalam tingkah laku dan kesaksian hidup.
b. Kurikulum PAK membantu peserta didik atau kaum muda pelajar untuk peka
terhadap komunikasi diri Allah dan mampu menggumuli kenyataan hidup
berdasarkan terang firman Tuhan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30 c. Kurikulum PAK mengarah pada usaha mendapatkan pandangan hidup baru
yang bersifat Kristiani, tentang dunia, manusia dan tugas-tugas sosial.
Dengan demikian kurikulum PAK selalu mengarah pada usaha untuk
semakin mengembangkan iman peserta didik yang mampu menggumuli peristiwa
hidup yang dialami setiap hari dalam terang kasih Allah sehingga terwujudlah
Kerajaan Allah di dunia yang penuh dengan cinta kasih, keadilan dan damai.
B. Perkembangan Iman
1. Pengertian Perkembangan Iman
Heryatno (2008: 80) menegaskan kembali pandangan Fowler yang
menyatakan bahwa iman sebagai poros kehidupan yang memuat visi dan nilai
hidup yang menggerakkan seseorang untuk menanggapi realitas yang transenden.
Artinya dengan beriman, seseorang menyerahkan diri secara utuh kepada-Nya
melalui pertobatan hati yang jujur dan berusaha semakin mengenal Dia yang
menjadi tumpuan kepercayaannya.
Groome (2010: 80) menyatakan bahwa iman adalah pemberian diri Allah
dan Roh Kudus yang memberi pertumbuhan. Dalam lingkungan sekolah
pendidikan iman tidak terlepas dari pendidikan agama itu sendiri dimana warga
sekolah harus membagikan iman yang hidup dan membuat tradisi iman yang ada
di lingkungan sekolah mudah didapat. Para peserta didik yang baru harus
jugadiperkenalkan pada tradisi iman yang ada di lingkungan sekolah dan para
anggota yang lama mendukung perjalanan iman mereka ke arah iman yang
dewasa dan terus menerus lebih beriman. Dengan demikian dapat dikatakan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31 bahwa iman adalah pemberian dari Allah dan sebagai orang beriman manusia
menanggapinya dengan percaya dan mengamalkan imannya dalam hidup seharihari.
Groome (2010: 81) menegaskan bahwa ada tiga unsur iman antara lain
keyakinan (believing), Kepercayaan (trusting), dan tindakan (doing God’s will).
Pertama, keyakinan (believing), di mana diyakini bahwa iman adalah tindakan
Allah yang rahmat-Nya menyentuh kedalaman hati sanubari manusia dan
menjadikan hidup manusia semakin terarah pada Allah dan sesamanya.
Pendidikan iman membantu peserta didik untuk semakin peka pada rahmat dan
kehadiran Allah serta aktif menanggapi kebutuhan hidup sesamanya. Kedua,
kepercayaan (trusting), iman Kristiani dipahami sebagai undangan untuk menjalin
relasi dari hati ke hati, manusia dengan Allah-Nya dan antara manusia itu sendiri.
Iman berarti membuka hati (mempercayakan diri) pada Tuhan yang dipercayai.
Ketiga, tindakan (doing God’s will). Iman menuntut perwujudan konkret dari
umat beriman di dalam hidupnya sehari-hari di tengah-tengah masyarakat sebagai
saksi-saksi cinta kasih-Nya. Perwujudan iman ini dipahami sebagai tanggapan
terhadap rahmat dan kehendak-Nya.
Dengan demikian penyerahan diri secara total dipahami sebagai tanggapan
manusia untuk ambil bagian dalam memperjuangkan terwujudnya nilai-nilai
Kerajaan Allah. Tindakan konkret menjadi salah satu unsur penting di
dalamproses pendewasaan iman yang menjadi tujuan formal perkembangan iman
seumur hidup.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32 Heryatno (2008: 37) menyatakan iman yang matang dan dewasa yang
dihayati dalam kebebasan menjadi salah satu tujuan dasar dari perkembangan
iman. Iman yang dewasa dapat diwujudnyatakan melalui pertobatan integral yang
terus menerus, sehingga orientasi PAK yaitu demi Kerajaan Allah, demi
kedewasaan iman, dan demi kebebasan iman dapat disatukan dan dijalani secara
bersama-sama.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Iman
Heryatno (2008: 80) menegaskan kembali pandangan Fowler yang melihat
iman sebagai pusat kehidupan. Iman sebagi pusat kehidupan manusia memuat visi
dan nilai hidup yang menggerakkan seseorang untuk menanggapi realitas yang
transenden tentang perkembangan iman individu yang dipengaruhi oleh faktorfaktor, antara lain:
a. Perkembangan kognitif
Aspek logika merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan iman
peserta didik. Aspek logika dapat diartikan sebagai pola khas gaya penalaran dan
pertimbangan yang dimiliki setiap peserta didik pada setiap tahap kognitifnya.
Semakin berkembang segi kognitifnya, pemahaman religius peserta didik juga
semakin berkembang misalnya pemahamannya tentang Allah yang penuh belas
kasih.
b. Pengalaman hidup
Pengalaman hidup merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan iman
di mana manusia pada hakikatnya memusatkan perhatian pada dinamika, proses,
pembentukan, perubahan dan kemajuan dalam hidup. Melalui pengalaman dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33 relasinya dengan lingkungan terdekat peserta didik memperoleh pengetahuan
tentang Tuhan dan iman.
c. Relasi
Relasi dapat mencakup, relasi dengan orang tua di dalam keluarga, melibatkan
diri dalam lingkungan sosial, relasi antar teman di sekolah, maupun relasi dengan
Tuhan. Dengan memiliki keterbukaan dalam menjalin relasi dengan Tuhan dan
sesama maka peserta didik makin banyak pengalaman yang dimiliki, untuk
dimengerti, dan dialami.
d. Budaya
Clifford Geertz (1992: 55)menyatakan bahwa kebudayaan bukan hanya
sebagai kompleks-kompleks pola-pola tingkah laku konkret, misalnya adat
istiadat, kebiasaan, tradisi tetapi juga sebagai seperangkat mekanisme-mekanisme
kontrol, yaitu rencana-rencana, resep, aturan, intruksi untuk mengatur tingkah
laku manusia. Manusia dan budaya memiliki kaitan yang sangat erat karena tanpa
manusia, tentu saja tidak ada kebudayaan dan sebaliknya tidak ada budaya berarti
tidak ada manusia. Oleh karena itu budaya memiliki dampak terhadap
perkembangan pribadi manusia karena budaya juga sangat berpengaruh terhadap
perkembangan iman peserta didik. Identitas budaya dapat berinteraksi dengan
identitas spiritual peserta didik untuk menciptakan pengalaman-pengalamannya,
sehingga dapat membantupeserta didik dalam proses pencarian makna hidup
menuju pada tahap perkembangan iman yang matang.
3. Tahap-tahap Perkembangan Iman
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34 Heryatno (2008: 80) mengutip pandangan James Fowler tentang tahap-tahap
perkembangan iman di dalam dunia pendidikan. Iman adalah perjalanan seseorang
mengenali jati dirinya di dalam realitas historis atau sejarah hidupnya, di dalam
relasi dengan lingkungan, sesama, dan Tuhan. Fowler melihat iman sebagai proses
kehidupan yang memuat visi dan nilai hidup yang menggerakkan seseorang untuk
menanggapi realitas yang transenden. Iman merupakan relasi seseorang dengan
hakikat yang terakhir. Fowler memahami iman sebagai kesatuan dari tiga elemen
yaitu: kognitif (knowing/bealiving), emosi (trusting/feeling), dan moral/tindakan
(doing). Ada enam tahap perkembangan iman menurut Fowler, yang meliputi
tahap:
a. Iman intuitif-projektif (usia 2-6/7 tahun)
Fowler menyebutkan bahwa pada tahap ini anak mulai berbicara,
menyebutkan kata demi kata dan tingkat kognitifnya bersifat egosentris, cepat
berubah-ubah, suka berfantasi, imaginatif, dan Allah digambarkan berada dimanamana dan jumlahnya banyak.
b. Imanmitis-literal(usia 7-12 tahun)
Pada tahap ini anak mulai berpikir dan memasuki usia sekolah sehingga
pemikirannya semakin berkembang. Ia dapat menghafal semua cerita dengan
detail. Dengan bercerita ia menyatakan pengalaman sendiri. Ia bercerita dengan
baik namun belum bisa menarik kesimpulan dari cerita tersebut.
c. Iman Sintesis-konvensional (usia 13-21)
Setelah mampu berpikir abstrak, remaja mulai membentuk ideologi (sistem
kepercayaan) dan komitmen terhadap ideal-ideal tertentu. Di masa ini mereka
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35 mulai mencari identitas diri dan menjalin hubungan pribadi dengan Tuhan.
Namun identitas mereka belum benar-benar terbentuk, sehingga mereka juga
masih melihat orang lain (biasanya teman sebaya) untuk panduan moral. Iman
mereka tidak dapat dipertanyakan dan sesuai dengan standar masyarakat. Tahap
ini pada umumnya terdapat pada pengikut agama yang terorganisasi, sekitar 50
persen orang dewasa mungkin tidak akan melewati tahap ini.
d. Iman individual-reflektif (21-35, awal dewasa)
Mereka yang bisa mencapai tahap ini mulai memeriksa iman mereka
dengan kritis dan memikirkan ulang kepercayaan mereka, terlepas dari otoritas
eksternal dan norma kelompok. Pada tahap ini masalah orang muda umumnya
terkait dengan pasangan hidup, sehingga perpindahan ke tahap ini bisa dipicu oleh
perceraian, kematian seorang teman, atau peristiwa-peristiwa lainnya yang
menimbulkan stres.
e. Iman konjungtif (30 tahun ke atas)
Pada usia paruh baya, orang jadi semakin menyadari batas-batas akalnya.
Mereka memahami adanya paradoks dan kontradiksi dalam hidup, dan sering
menghadapi konflik antara memenuhi kebutuhan untuk diri sendiri dengan
berkorban untuk orang lain. Ketika mulai mengantisipasi kematian, mereka dapat
mencapai pemahaman dan penerimaan lebih dalam, yang diintegrasikan dengan
iman yang mereka miliki sebelumnya.
f. Iman universal (usia 60-65 tahun ke atas)
Pada tahap ini terakhir yang jarang dapat dicapai ini, terdapat para
pemimpin moral dan spiritual, seperti Mahatma Gandhi, Martin Luther King, dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36 Bunda Teresa, yang visi dan komitmennya terhadap kemanusiaan menyentuh
begitu banyak orang. Mereka digerakkan oleh keinginan untuk “berpartisipasi
dalam sebuah kekuatan yang menyatukan dan mengubah dunia”, namun tetap
rendah hati, sederhana, dan manusiawi. Karena sering mengancam kekuasaan,
mereka kerap menjadi martir dan meski mencintai kehidupan, mereka tidak terikat
padanya.
4. Ruang Lingkup Perkembangan Iman
a. Keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam pengembangan
iman anak. Dalam keluarga, anak mendapatkan pewartaan iman awal dan
mengembangkan panggilan rohani mereka.
Lumen Gentium art 11 menyatakan bahwa:
Dalam Gereja-keluarga hendaknya orang tua dengan perkataan
maupun teladan menjadi pewarta iman pertama bagi anak-anak
mereka; orang tua wajib memelihara panggilan mereka masing-masing
secara istimewa panggilan rohani (GE art 11).
Bahkan dalam Gereja-keluarga bukan hanya orangtua yang bertugas
mewartakan Injil kepada anaknya, tetapi orangtua pun mendapat pewartaan dari
anak mereka. Dengan demikian, ada pewartaan timbal balik dalam keluarga. Anak
pun dilibatkan dalam pewartaan dalam keluarga. Dalam keluarga anak belajar
untuk ikut ambil bagian dalam kehidupan doa bersama, dan bahkan mendapat
kesempatan untuk memimpin doa keluarga, dalam keluarga anak dapat terlibat
dalam upaya mendalami iman bersama, ketika anak mulai bertanya soal iman
kepada orangtua mereka. Dalam keluarga, anak belajar terlibat dalam pelayanan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37 kasih bagi anggota-anggota keluarga yang lain, siap menolong bila ada anggota
keluarga yang membutuhkan pertolongan. Dengan begitu, anak mulai terlibat
dalam Gereja-Keluarga yang melambangkan kasih Allah kepada Gereja-Nya.
Dalam keluarga pula, anak belajar ikut mendengar dan didengarkan pendapatnya,
ikut menampilkan Gereja yang melibatkan dan mengembangkan.
Keluarga merupakan lingkungan yang memberikan pengaruh terhadap
berbagai aspek perkembangan anak. Keluarga disebut sebagai pendidikan yang
pertama dan utama, serta merupakan peletak fondasi dari karakter dan pendidikan
setelahnya. Proses pendidikan bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih
banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam
pergaulan dalam lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan. Keluarga
memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan iman anak.
b. Sekolah
Noor Freswinda (1993:36) menyatakan subyek yang terpenting dalam
lingkup sekolah adalah guru dan murid. Hubungan guru dan murid, antara murid
dan murid, antara guru dan guru, aturan dan tatatertib yang dibuat dijiwai
semangat Kristiani akan membantu murid dan guru untuk mengembangkan
imannya.
Mengingat bahwa tugas orang tua dalam perkembangan iman anak amatlah
berat maka, dibutuhkan lembaga lain agar dapat membantu mengembangkan iman
anak secara maksimal, dalam hal ini adalah sekolah. Lembaga sekolah membantu
orang tua dalam mengembangkan kemampuan intelektual, afeksi dan ketrampilan
dengan sistem kerja yang terprogram.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38 Sekolah menyiapkan anak agar mempunyai bekal yang memadai dimasa
mendatang. Sekolah adalah partner orang tua dalam mendidik anak. Secara
khusus dalam sekolah Katolik pada hakekatnya membantu dan melengkapi tugas
dan peran utama orang tua dalam mendampingi, membimbing anak-anak, baik
dalam bidang intelektual, iman, maupun moral. Jadi sekolah mempunyai
tanggungjawab besar bagi perkembangan iman anak.
Dalam buku ajaran pedoman Gereja tentang pendidikan Katolik dikatakan:
…sekolah harus mendorong murid melatih pikirannya melalui
pemahaman yang dinamis guna mendapatkan kejelasan dan kekayaan
akal. Sekolah harus mendorong murid mengupas arti pengalamanpengalamannya dan kebenaran dari pengalaman itu. Tiap sekolah yang
melalaikan kewajiban itu dan yang hanya menyampaikan kesimpulankesimpulan yang terjadi, sekolah tersebut menghambat perkembangan
pribadi murid-muridnya (Sewaka. 1992: art 27).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
PAK adalah pelajaran yang
bertujuan agar peserta didik mampu menggumuli pengalaman hidupnya dan
mampu menjadi manusia yang beriman. Pewartaan iman Kristiani menjadi
pendorong pentingnya pelajaran agama di sekolah sebagai tempat pendidikan
iman peserta didik agar memiliki dan hidup berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan
yang luhur.
c. Gereja
Adisusanto (2000: 1) menyatakan bahwa tugas Gereja sebagai pendidik
iman terealisasi melalui katekese. Katekese menjadi sarana pendidikan iman.
Katekese merupakan salah satu bentuk pewartaan Gereja, yang bertujuan
membantu orang beriman agar iman mereka makin mendalam dan agar mereka
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39 makin terlibat dalam hidup menggereja dan masyarakat, baik sebagai pribadi
maupun sebagai kelompok.
Anak perlu tumbuh dalam iman. Gereja bertugas mendampingi anak agar
langkah demi langkah makin mendalami misteri keselamatan, merayakannya
dalam liturgi serta menghayatinya dalam hidup sehari-hari, sampai menjadi
anggota Tubuh Kristus yang dewasa.
Hal ini ditegaskan dalam Gravissimum Educationis art 2 yaitu:
…….. supaya mereka yang telah dibaptis langkah demi langkah makin
mendalami misteri keselamatan, dan dari hari ke hari makin menyadari
kurnia iman yang telah mereka terima; supaya mereka belajar bersujud
kepada Allah Bapa dalam Roh dan kebenaran (Yoh 4:23), terutama
dalam perayaan Liturgi; supaya mereka dibina untuk menghayati hidup
mereka sebagai manusia baru dalam kebenaran dan kekudusan yang
sejati (Ef 4:22-24) supaya dengan demikan mereka mencapai
kedewasaan penuh, serta tingkat pertumbuhanyang sesuai dengan
kepenuhan Kristus (Ef 4:13) dan ikut serta mengusahakan pertumbuhan
Tubuh Mistik (GE art 2).
Maka dapat dijelaskan bahwa melalui pendampingan, anak dituntun untuk
berkembang dalam iman sehingga menjadi anggota Gereja yang terlibat bagi
pengembangan Tubuh Kristus.
C. Sumbangan PAKDalam Meningkatkan Perkembangan Iman Siswa SMP
Pada Umumnya
Salman Habeahan (2007: 44) menyatakan bahwa pendidikan agama
merupakan sarana utama dimana nilai-nilai agama diperkenalkan, baik kepada
peserta didik maupun kepada masyarakat. Pendidikan agama juga menciptakan
iklim, suasana kongkrit dalam hidup, untuk mengalami atau menghayati nilai-nilai
tertentu seperti cinta kasih, keadilan dan kejujuran. Lebih lanjut ia mengatakan
pendidikan pertama dan utama dimulai dari keluarga di mana anak pertama kali
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40 mengalami hal itu melalui kesaksian dari kedua orang tua, sanak saudara, baru
kemudian di sekolah dan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa melalui keteladanan
dalam sikap, perilaku, dan kebiasaan yang terjadi sehari-hari maka iman anak
semakin berkembang.
Maka sumbangan PAK dalam meningkat perkembangan iman peserta didik
dapat terwujud dalam berbagai hal misalnya bila peserta didik diperkenalkan
untuk selalu mencintai sesama, berbelarasa dengan yang menderita dan membaca
Kitab Suci karena dari teks Kitab Suci ditemukan cerita tentang karya-karya
Yesus, cerita orang kudus. Keteladanan dari orang tua di rumah, guru di sekolah
dan masyarakat tempat peserta didik berada juga sangat berpengaruh terhadap
perkembangan iman mereka. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru (Luk 6:27-36)
Yesus mengajarkan para murid-Nya
untuk mengasihi musuh, maka dengan
sendirinya anak dapat belajar dari ajaran Yesus untuk mengasihi sesama tanpa
membeda-beadakan. Kitab Suci Perjanjian Lama (Kej 1:1-10) mengisahkan
tentang kisah penciptaan. Allah menciptakan segala sesuatu baik adanya maka
anak juga diharapkan dalam hidup sehari-hari selalu menjaga dan memelihara
alam ciptaan ini dengan baik. Sebagai contoh, anak diajarkan untuk selalu
memelihara dan merawat tanaman dan berbuat baik kepada orang lain. Dengan
kata lain diharapkan agar apa yang didapat di kelas khususnya dalam pelajaran
Agama dapat diterapkan dalam kehidupan peserta didik baik di lingkungan
sekolah, masyarakat maupun dalam keluarga.
Melalui PAK iman peserta didik makin berkembang dan mendorong
peserta didik untuk semakin bersyukur atas karunia yang telah diberikan oleh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41 Tuhan. PAK juga dapat menyemangati peserta didik untuk terus belajar
mengembangkan diri menjadi pribadi yang siap dan bertanggungjawab
menghadapi segala macam tantangan. Demikian pula dalam pergaulan sehari-hari
peserta didik dihadapkan pada situasi dunia yang serba memprihatinkan di mana
banyak orang yang belum mendapat perhatian seperti mereka yang hidup dalam
penderitaan, miskin, melarat dan dijauhkan dari masyarakat. Situasi seperti ini
akan mengajak peserta didik untuk melakukan tindakan belarasa dengan mereka
yang
menderita.
Bentuknya
pun
bermacam-macam
melalui
kunjungan,
mendoakan mereka dan hadir di tengah mereka, serta terlibat dalam kegiatan
mereka. Dengan hadir dan melihat maka dengan sendirinya hati mereka tergerak
untuk melakukan tindakan demi membantu mereka yang menderita.
Salman Habeahan (2007: 129) menyatakan pendidikan agama secara
integral melibatkan segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Seorang guru berbicara
kepada peserta didik bukan hanya kepada nalar (transfer of knowledge) tetapi juga
dengan perasaan (afektif) dan kehendak (voluntas) seluruh totalitas pribadi
manusia. Dengan itu, peserta didik bukan saja mengerti, memahami ajaran agama
melainkan imannya semakin berkembang. Perkembangan iman yang dimaksud
misalnya dengan menanamkan nilai cinta kasih, maka peserta didik dengan
sendirinya mewujudkan nilai itu dengan mengasihi orang tua dan sesama.
Heryatno, (2000: 21) menyatakan bahwa PAK di sekolah merupakan
sebuah proses pendidikan dalam iman atau proses pendidikan untuk membantu
peserta didik agar semakin beriman. PAK tidak sekedar menyampaikan
pengetahuan iman Katolik, melainkan membantu dan membimbing peserta didik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42 agar mampu menghayati iman artinya peserta didik mampu memahami,
merefleksikan dan menerapkan pengetahuan imannya dalam hidup nyata seharihari.
PAK mendorong peserta didik untuk semakin menghayati imannya dalam
hidup sehari-hari misalnya membantu teman yang dalam kesulitan, mengunjungi
teman yang sakit serta memelihara alam ciptaan dengan melakukan penghijauan.
Iman perlu dikembangkan dengan berbagai usaha, karena iman yang kuat akan
membuat peserta didik tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Perjuangan untuk
pengembangan iman sangat ditekankan oleh Santo Paulus dalam (Flp1: 27-30) Ia
menegaskan cita-cita yang harus diupayakan bagi orang beriman dalam
memperjuangkan imannya.
PAK mampu menyemangati keyakinan dalam diri peserta didik bahwa
dirinya dianugerahi oleh Allah berbagai talenta. Talenta itu bagaikan sebuah
benih, yangmasihdapat bertumbuh dan berkembang. Menyadari hal itu, orangtua
hendaknya membantu anak-anak, agar memahami diri sebagai insan yang
berpotensi, karena telah dianugerahi berbagai talenta oleh Sang Pencipta sendiri.
Perkembangan iman mengantar setiap anak semakin dekat dengan Allah.
Kedekatan anak dengan Sang Pencipta (Tuhan) dapat dipacu bila anak dibantu
secara bertahap untuk lebih dahulu menghargai dan mencintai ciptaan-Nya,
yaknialam semesta beserta isinya, terutama makhluk hidup, dengan manusia
sebagai puncaknya. Sumbangan PAK dalam perkembangan iman peserta didik
dapat dilakukan dengan berbagai macam cara di sekolah dengan mengikut
sertakan peserta didik secara aktif dalam ibadat seperti latihan koor, membacakan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43 bacaan waktu doa bersama, membuat doa, menghargai kebebasan dan keyakinan
masing-masing pribadi, jujur serta peka akan situasi yang sedang terjadi di sekitar
mereka.
Dengan demikian PAK membimbing peserta didik menuju dan
menemukan kebijaksanaan dalam menghadapi kenyataan dan pergulatan hidup
sehari-hari. Melalui PAK di sekolah diharapkan peserta didik dibantu untuk
semakin berkembang dalam iman, semakin mengenal dan mencintai Yesus
Kristus serta bersedia mewujudkan kepedulian dalam penghayatan hidup seharihari. Jika anak dibesarkan dengan perlakuan baik, ia belajar bertindak adil. Jika
anak dibesarkan dengan kasih sayang, ia belajar menemukan cinta kasih dalam
kehidupan.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa PAK di sekolah harus bersifat
kontekstual dan secara serius bertolak dari kenyataan hidup beriman peserta didik
dan menanggapi kebutuhan mereka baik dimasa sekarang maupun masa yang
akan datang. Dengan demikian, PAK di sekolah dapat memberikan sumbangan
positif bagi pengembangan dan pendewasaan iman peserta didik baik menyangkut
segi kognitif, sikap maupun tindakan mereka.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
GAMBARAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN SISWA KELAS
VIII SMP KATOLIK SANTO PAULUS JAKARTA
Berdasarkan kajian pustaka yang telah penulis uraikan pada bab II, maka
pada bab III ini, penulis akan membahas tentang gambaran pelaksanaan
Pendidikan Agama Katolik dalam meningkatkan perkembangan iman siswa kelas
VIII yang terjadi di SMPKatolik Santo Paulus Jakarta. Adapun bagian-bagian
yang akan penulis jelaskan antara lain : pertama, sejarah berdirinya sekolah, visimisi, situasi siswa-siswi kelas VIII.
Pada bagian kedua penulis akan menguraikan gambaran pelaksanaan PAK di
sekolah serta kegiatan-kegiatan yang mendukung perkembangan iman siswa.
Sedangkan pada bagian ketiga akan diuraikan tentang penelitian pelaksananan
PAK di sekolah. Dan pada bagian selanjutnya penulis akan memaparkan tentang
persiapan, laporan, pembahasan dan kesimpulan dari hasil penelitian.
A. Gambaran Umum SMP Katolik Katolik Paulus Jakarta
1. Sejarah berdirinya Sekolah Santo Paulus Jakarta
Berdasarkan data yang penulis peroleh dari buku kenangan HUT 17 sekolah
Santo Paulus dan profil Yayasan pendidikan Suaka Insan bahwa: Sekolah Katolik
Santo Paulus lahir berkat kerjasama yang baik antara Keuskupan Agung Jakarta
dengan Suster-suster Santo Paulus dari Chartres. Sekolah ini didirikan oleh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45 Yayasan Suaka Insan SPC milik Kongregasi Suster-Suster Santo Paulus dari
Chartres dengan maksud untuk berperan serta dalam usaha memajukan
pendidikan
Katolik
pada
khususnya
dan
pendidikan
nasional
pada
umumnya.Sekolah Santo Paulus Jakarta didirikan pada tanggal 19 Januari 1986.
Sr. Monique, SPC yang adalah pemimpin umum kongregasi SPC pada saat
kunjungan ke Indonesia, beliau mempunyai kesempatan bertemu dengan Mgr.
Leo Soekoto, SJ,uskup Jakarta. Beliau menawarkan kepada para suster SPC untuk
membuka karya pendidikan di Jakarta Utara tepatnya di daerah Sunter Podomoro.
Kebetulan pada waktu itu Keuskupan Agung Jakarta mendapat hibaan tanah dari
PT. Agung Podomoro. Tanah itu pernah ditawarkan kepada beberapa yayasan dan
kongregasi untuk dibangun sarana pendidikan, tetapi mereka menolaknya. Alasan
dari penolakan mereka adalah karena airnya asin dan tanahnya berawa.
Daerah Sunter pada masa itu menjadi lokasi pembuangan mayat karena masih
banyak hutan rawa dan lahan kosong. Bapak uskup menghibahkan tanah itu
kepada yayasan Santo Leo Jakarta, namun mereka tidak sanggup mendirikan
sekolah. Memungut apa yang ditinggalkan orang, para Suster SPC dengan senang
hati menerima tawaran Mgr. Leo untuk mengembangkan lahan ini menjadi sarana
pendidikan. Pengembangan lahan ini dilakukan oleh para Suster SPC hingga
peletakkan batu pertama untuk membangun gedung sekolah St. Paulus Sunter,
yakni gedung TK, SD, dan SMP di Sunter Agung Podomoro.
Sekolah ini dibangun di atas sebidang tanah seluas 5.900 m2 di kawasan real
estate PT. Agung Podomoro, Jalan Danau Agung 13, Blok E Sunter Agung
Jakarta Utara.Gedung sekolah berlantai dua terdiri dari 18 ruangan kelas, satu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46 ruangan laboratorium, satu ruangan perpustakaan, satu ruangan bimbingan dan
penyuluhan, tiga ruangan gurudan kantor kepala sekolah, satu ruangan tata usaha,
kamar- kamar kecil ( WC ), satu ruang prakarya dan Aula serba guna.
Pada tahun 1987/1988 SMP Santo Paulus mulai menerima siswa baru. Siswa
baru yang masuk pada saat itu berjumlah 45 orang. Dari tahun ke tahun jumlah
siswa terus bertambah sehingga pada tahun 1992 mulai dibuka kelas paralel.Pada
waktu itu, siswa yang diterima di kelas I berjumlah 90 orang. Mengingat minat
masyarakat cukup tinggi untuk belajar di sekolah Santo Paulus, maka pada tahun
2005 pihak yayasan menambah gedung baru khusus untuk SMP. Pada tahun yang
sama pihak sekolah membuka kelas paralel baru yaitu menjadi 3 kelas. Gedung
baru mulai digunakan tahun pelajaran 2007/2008. Sampai sekarang jumlah ruang
kelas SMP adalah 9 kelas dengan tiga kelas paralel di masing-masing tingkat.
Rata-rata jumlah siswa per tingkat 96 orang. Sebelum ada gedung baru, SMP
menggunakan sebagian ruangan lantai 2 gedung SD Santo Paulus untuk
melaksanakan proses belajar mengajar.
SMP Santo Paulus dikelola oleh yayasan Suaka Insan. Yayasan ini milik
kongregasi Suster-suster Santo Paulus dari Chartres atau yang lebih dikenal
dengan
sebutan suster-suster SPC yang mengelola di bidang pendidikan,
kesehatan dan pastoral. SMP Santo Paulus dalam mengembangkan karya
pendidikan selalu berpijak pada semangat Yesus yang diwarnai oleh spiritualitas
pendiri dan semangat Santo Paulus sebagai pelindung sekolah. Semangat Santo
Paulus yang selalu ditanamkan kepada siswa-siswi maupun warga sekolah adalah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47 keberaniannya yang pantang mundur, semangatnya dalam mewartakan sabda
Tuhan, kasihnya dan kepeduliannya pada sesama.
2. Visi, Misi SMP Santo Paulus Jakarta
Visi sekolah yaitu“mewujudkan generasi muda yang beriman, berkarakter
Paulinian dan cerdas dalam bidang intelektual, sosial, emosional dan spiritual
serta tanggap terhadap perkembangan IPTEK”.
Melalui visi sekolah tersebut di atas,
berupayauntuk membentuk setiappeserta
dapat dikatakan bahwa sekolah
didik
menjadi pribadi yang utuh,
berwawasan luas, berkompeten secara intelektual, dan mampu untuk selalu
berkembang. Selain itu, sekolah berusaha agar dapat membentuk peserta didik
yang memiliki tekad dan berbela rasa untuk berbuat adil dalam pelayanan dengan
berpedoman pada teladan Yesus Kristus, serta memiliki hati nurani, kemauan
yang besar, dan kepedulian berdasarkan kasih kepada sesama, berani, disiplin,
cinta kasih, siap sedia dan sederhana.
Misi sekolah yaitu “mendidik, mengajar dan melatih generasi muda guna
mewujudkan pribadi yang beriman, berkarakter Paulinian dan cerdas”.
Dengan demikian, melalui visi dan misi di atas, sekolah berupaya mendidik
dan membentuk setiap peserta didik secara utuh demi terwujudnya kecerdasan dan
memiliki kemampuan serta berkepribadian yang dewasa. Oleh karena itu, peran
pendidik dalam hal ini sangat penting dalam mendidik karakter peserta didik.
Selain itu, perlu adanya kerjasama antara pihak yayasan dan pihak sekolah
khususnya para guru untuk mewujudkan visi dan misi tersebut di atas.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48 3. Situasi Siswa-siswi SMP Katolik Santo Paulus Jakarta
SMP Katolik Santo Paulus, memiliki visi terwujudnya sekolah yang
menumbuhkembangkan anak didik dalam berbagai bidang kecerdasan dengan
landasan keutamaan: hormat terhadap martabat manusia, kasih terhadap Tuhan,
sesama, diri sendiri dan lingkungan. Dalam mengelola pendidikan, anak-anak dari
keluarga miskin bisa mendapatkan pendidikan yang memadai dan bertumbuh
menjadi anak yang cerdas di bidangnya.
Berdasarkan data yang penulis peroleh dari hasil wawancara dengan guru
agama dan beberapa guru di SMP, disampaikan bahwa para siswa yang
bersekolah di SMP Santo Paulus merupakan peserta didik yang berasal dari SD
Santo Paulus dan sekolah-sekolah swasta di sekitarnya. Adapun jumlah murid
yang berasal dari SD Santo Paulus adalah 70%, sedangkan 30% dari sekolahsekolah swasta sekitar dan ada satu dua orang berasal dari luar daerah yang orang
tuanya pindah ke Jakarta dan berdomisili di daerah Sunter. Peserta didik yang
berada di SMP Santo Pulus ini berasal dari berbagai latar belakang ekonomi. Ada
murid yang berasal dari keluarga ekonomi lemah, menengah maupun atas. Lebih
dari 80% siswa keturunan Tionghoa dengan latar belakang pekerjaan orang tua
bervariasi tetapi mayoritas adalah pedagang dan pengusaha.
Penulis juga memperoleh data dari bagian tata usaha SMP Katolik Santo
Paulus jakarta bahwa agama dan kepercayaan siswa-siswi juga bervariasi, siswa
yang beragama Katolik 53 siswa, beragama Protestan 22 siswa, beragama Budha
22 siswa. Meski peserta didik di sekolah ini berbeda namun mereka tetap
mengikuti peraturan yang telah dibuat dan disepakati bersama oleh pihaksekolah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49 dan orang tua. Namun ada juga kegiatan-kegiatan keagamaan yang dapat
dilakukan sesuai dengan keyakinan mereka sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
B. Gambaran Pelaksanaan PAK Di Sekolah dan Kegiatan Yang Mendukung
Perkembangan Iman Siswa Kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus
Jakarta
1. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah
Pendidikan Agama Katolik diperuntukkan bagi para murid yang menganut
agama Katolik. Tujuan Pendidikan Agama Katolik bagi para murid adalah untuk
peningkatan potensi spritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti yang luhur, dan moral sebagai
perwujudan dari pendidikan agama, yangdiimplementasikan dalam kehidupan
nyata di tengah-tengah masyarakat, bangsa, dan negara (Komisi Kateketik KWI,
2001:6).
Tujuan Mata Pelajaran PAK di SMP Santo Paulus Jakarta yakni agar
peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang semakin
beriman. Membangun hidup beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada
InjilYesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah.
Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan: situasi dan
perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan,
persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian lingkungan hidup, yang dirindukan oleh
setiap orang dari pelbagai agama dan kepercayaan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50 Kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMP Katolik Santo Paulus Jakarta
diadakan lima hari dalam seminggu, dari Senin hingga Jumat. Sebelum proses
KBM berlangsung diawali dengan renungan dan doa pagi. KBM umumnya
dimulai pukul 07.00 pada hariSenin – Jumat dan berakhir pada pukul 13.00.
Kegiatan pembinaan iman bagi siswa kelas VII dan VIII yang beragama Katolik
merupakan kegiatan yang diwajibkan oleh sekolah.
SMP Santo Paulus Jakarta selain menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar dalam rangka menumbuh kembangkan kecerdasan juga mewujudkan
visinya, maka diadakan pembinaan iman. Kegiatan ini bertujuan agar peserta
didik semakin mengenal imannya sehingga apa yang mereka terima dan yang
dipelajari terus berkembang menjadi suatu nilai iman yang mereka hidupi.
Selain pelajaran Agama Katolik ada juga etika Paulinian dengan tujuan agar
siswa-siswi memiliki nilai-nilai hidup yang dimiliki oleh Santo Paulus. Nilai-nilai
tersebut antara lain kerja keras, keberanian yang tenang, penyangkalan diri, kuat
dalam iman, semangat misioner, tabah dan mampu bertahan dalam penderitaan,
mengasihi dan mengampuni.
Kurikulum ini direalisasikan dalam praktek kehidupan sehari-hari di
lingkungan sekolah kepada setiap peserta didik dengan menekankan martabat
setiap pribadi untuk saling menghormati, berpikir secara positif serta membangun
suasana persaudaraan dan kesetiakawanan diantara warga sekolah. Dengan
demikian,
sekolah menekankan bahwa setiap peserta
didik memiliki sikap
peduli terhadap kebersamaan, dalam hal ini adalah kerukunan antar sesama.
Selain itu, peserta didik juga harus memiliki sikap cinta damai, berani
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51 memperjuangkan keadilan serta sikap saling menghormati satu sama lain. Peserta
didik juga harus menghayati nilai kedisiplinan, sehingga ia dapat tumbuh menjadi
pribadi yang disiplin dalam kehidupannya.
Sekolah memberikan kebebasan kepada para peserta didik untuk
mengembangkan minat, bakat serta kemampuan yang dimiliki yang dapat
bermanfaat bagi pengembangan diri dan kepribadian mereka. Oleh karena itu,
sekolah menyediakan fasilitas yang menunjang perkembangan peserta didik
seperti: ruang perpustakaan, lapangan basket, sepak bola, bat minton, tenis meja
dan laboratorium komputer dan IPA. Sementara bidang kerohanian bertujuan
untuk menumbuh kembangkan iman peserta didik. Karena alasan ini, maka
sekolah mengadakan Perayaan Ekaristi di sekolah sebulan sekali dan kegiatan
rekoleksi yang diadakan setahun sekali. Selain itu, peserta didik juga ikut
berpartisipasi dalam tugas koor di Gereja. Kegiatan-kegiatan kerohanian tersebut
di atas merupakan usaha dari pihak sekolah agar peserta didik terlibat aktif dalam
pelayanan sehingga bukan saja aspek pengetahuan saja yang diperoleh, melainkan
juga pengembangan iman peserta didik.
Kegiatan kerohanian lain adalah bina iman untuk kelas VII dan VIII.
Kegiatan bina imanini wajib diikuti oleh siswa yang beragama Katolik sedangkan
siswa yang beragama lain tidak diwajibkan. Kegiatan ini merupakan salah satu
usaha sekolah agar anak yang beragama Katolik semakin mengenal dan mencintai
Yesus Kristus lewat peristiwa hidup mereka sehari-hari. Kegiatan lain yang
bertujuan untuk membangun kebersamaan dan kekeluargaan antar siswa adalah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52 adanya lomba-lomba antar kelas dalam memeriahkan HUT RI dan pesta nama
sekolah.
Di samping pelajaran yang diwajibkan, juga diadakan berbagai kegiatan
ekstrakurikuler sesuai bakat dan minat siswa, seperti musik, angklung, band,
melukis, menari, menyanyi dan aksi sosial (masa adven dan pra-paskah). Pada
masa adven dan pra-paskah, peserta didik mengumpulkan dana melalui kolekte.
Tujuan daripengumpulan kolekte adalah agar para peserta didik sungguh belajar
untuk memiliki kepedulian kepada sesama yang menderita. Kolekte ini
dilaksanakan dalam berbagai kesempatan. Selain berpartisipasi mengumpulkan
kolekte pada masa adven maupun pra-paskah, para peserta didik juga
menghimpun kolekte, bila ada bencana alam, bila ada kematian dari keluarga
peserta didik atau keluarga guru dan karyawan. Kebiasaan mengumpulkan dana
juga dilakukan oleh peserta didik berdasarkan kebutuhan mereka di kelas,
misalnya ketika ada teman yang sakit, mereka berinisiatif untuk mengumpulkan
dana dengan sepengetahuan guru.
Selain itu ada juga kegiatan lain seperti piket. Maksudnya para peserta
didik SMP Katolik Santo Paulus secara bergiliran menjalankan tugas kewajiban
untuk membersihkan WC dan menyapu lingkungan sekolah. Tujuan dari kegiatan
ini antara lain : pertama,mengajak siswa untuk memiliki kepedulian terhadap
lingkungan; menjaga dan memelihara lingkungan agar tetap bersih. Kedua,
peserta didik diajak untuk memiliki kesadaran bahwa tugas menyapu atau
membersihkan WC bukan tugas yang hina tapi justru tugas mulia, karena bekerja
untuk kepentingan umum.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53 Dalam tugas-tugas tersebut di atas, peserta didik juga diajak dan diajarkan
untuk memiliki sikap solidaritas. Solidaritas berarti para peserta didik dapat
merasakan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan
para karyawan yang bekerja
sebagai pembantu pelaksana. Dari uraian di atas tampak bahwa SMP Katolik
Santo Paulus Jakarta telah berusaha memasukkan nilai-nilai iman serta kesadaran
sosial kepada peserta didik untuk peka dan tanggap pada situasi yang terjadi.
2. Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik (PAK) di Sekolah
Pelaksanaan pendidikan agama Katolik di sekolah memiliki sistem
penataan akademik yang sangat baik dan dipersiapkan dengan baik. Kegiatan
pelaksanaan PAK di sekolah berkaitan erat dengan proses belajar mengajar.
Tentunya tidak terlepas dari hubungannya dengan program tahunan, program
semester, kurikulum, silabus, kalender pendidikan dan juga rencana pengajaran
(RPP). Untuk memenuhi tujuan dari proses pelaksanaan PAK di sekolah pihak
sekolah menyiapkan tenaga-tenaga pendidik yang berkompeten dan profesional
untuk mengembangkan segi intelektual, ketrampilan berbudi pekerti dan
perkembangan iman peserta didik. Mata pelajaran PAK di sekolah mempunyai
porsi yang cukup, yakni 1x40 menit setiap minggunya. Dengan demikian, guru
PAK berusaha agar mampu menjadi seorang pendidik sekaligus sahabat bagi
setiap peserta didik dalam proses pelaksanaan PAK di sekolah. Dengan demikian,
peserta didik tidak merasa takut, tetapi menganggapnya sebagai sahabat. Karena
itu, beberapa siswa datang dan berbagi sharing pengalaman pribadi, karena
gambaran yang menonjol dari pelaksanaan PAK di sekolah ialah menciptakan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54 suasana yang dijiwai oleh semangat kebebasan dan cinta kasih Injil bagi peserta
didik. Dari semua itu, dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan PAK di sekolah
merupakan perwujudan pendidikan iman bagi peserta didik.
C. Penelitian tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik bagi Siswasiswi kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta
1. Metodologi Penelitian
Pada bagian ini penulis akan membahas latar belakang, tujuan, tempat dan
waktu penelitian, instrumen pengumpulan data, responden, tempat dan waktu
penelitian, variabel penelitian, dan metode pembahasan.
a. Latar Belakang
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.
Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat. Mengingat bahwa pendidikan pertama dan
utama adalah dalam keluarga maka sangat penting dalam keluarga ditanamkan
nilai-nilai iman Katolik kepada seluruh anggota keluarga khususnya pada anak.
Orang tua sebagai teladan pendidikan iman yang dapat dicontoh dan ditiru
oleh anak. Anak dapat mengenal Yesus Kristus melalui didikan orang tua, baik itu
dalam doa yang diajarkan dalam keluarga maupun contoh sikap orang tua dalam
kehidupan sehari-hari. Namun kendala yang dihadapi saat ini adalah kesibukan
orang tua dan kurangnya waktu bersama dalam keluarga maka pendidikan agama
kurang diperhatikan oleh orang tua.
Maka pendidikan agama Katolik di SMP Katolik Santo Paulus Jakarta
merupakan salah satu usaha untuk memampukan peserta didik menjalani proses
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55 pemahaman iman, pergumulan dan penghayatan iman dalam hidup nyatanya
sehingga semakin memperteguh dan mendewasakan iman. Dalam hal ini peran
serta guru, khususnya guru PAK sangat penting untuk menemukan hal-hal baru
yang dapat membantu anak semakin dewasa dan berkembang dalam imannya
melalui pendekatan, metode maupun pendampingan yang baik sehingga iman
anak terus berkembang. Dengan demikian PAKakan mengantar mereka pada
kebenaran yang telah Allah letakkan pada inti hidup mereka dan membantu
mereka menjadi orang-orang yang bebas, sehingga mereka dapat mengambil
bagian di dalam perjuangan mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah di tengahtengah kehidupan mereka.
Sehubungan dengan latar belakang ini maka, penulis mengadakan
penelitian untuk melihat apa yang telah terjadi berkaitan dengan peran PAK dalam
meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus
Jakarta. Maksud dari penelitian ini, untuk mengetahui sejauh mana PAK di
sekolah berperan mengembangkan iman siswa dalam hidup sehari-hari baik dalam
keluarga, sekolah maupun lingkungan sekitarnya.
b. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Memperoleh gambaran pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik dalam
meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Katolik Santo
Paulus Jakarta.
2) Mengetahui
seberapa
besar
pengaruh
PAK
dalam
meningkatkan
perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56 3) Menemukan faktor-faktor pendukung dan penghambat Pendidikan Agama
Katolik dalam meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII SMP
Katolik Santo Paulus Jakarta.
c. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, yaitu mendeskripsikan hasil
penelitian dengan penyebaran kuesioner kepada responden. Penelitian kualitatif
sendiri merupakan jenis penelitian dimana data berupa kalimat atau kata yang
dideskripsikan secara verbal. Metode ini merupakan suatu metode yang
menganalisis suatu data yang ditinjau dari dua hal yaitu kenyataan dan ketentuan
yang ada (Sugiyono, 1997: 7).
d. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam
penelitian ini berupa Kuesioner (angket) yaitu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan atau pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2009:142). Intrumen ini
bersifat tertutup, artinya jawaban untuk masing-masing pertanyaan atai pernyataan
yang ada sudah disediakan pada kolom jawaban. Responden tinggal memilih salah
satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaannya. Selain itu penulis juga
mengadakan wawancara dengan Guru PAK untuk mengkroscek jawaban angket
siswa dengan jawaban dari guru PAK.
e. Responden penelitian
Responden penelitian adalah siswa-siswi kelas VIII SMP Katolik Santo
Paulus Jakarta yang berjumlah 30 responden. Untuk menentukan responden
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57 penelitian, perlu diketahui terlebih dahulu perbedaan populasi atau sampel.
Populasi adalah tempat atau wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 80).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas VIII SMP Katolik Santo
Paulus Jakarta. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009: 81).
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono,
2009: 81). Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SMP Katolik
Santo Paulus Jakarta, siswa-siswi kelas VIII berjumlah
97 orang. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Maka responden yang akan
diteliti oleh penulis adalah siswa dan siswi kelas delapan dengan rincian masingmasing kelas diambil 10 responden yaitu 5 laki-laki dan 5 perempuan (Sugiyono,
2009: 85).
Dalam penelitian ini penulis tidak mengambil semua siswa kelas VIII SMP
Katolik Santo Paulus Jakarta untuk diteliti. Penulis hanya mengambil 30 orang
untuk diteliti yaitu kelas VIIIA 10 orang, VIIIB 10 orang, dan VIIIC 10 orang,
dari jumlah keseluruhan siswa kelas VIII yang ada.
f. Tempat dan waktu penelitian
Tempat penelitian ini adalah SMP Katolik Santo Paulus, Jln Danau Agung
13, Sunter Podomoro Jakarta Utara. Sedangkan waktu pelaksanaan pada tanggal
04 Februari 2015.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58 g. Variabel penelitian
Variabel merupakan suatu dimensi konsep yang dapat diukur yang
mempunyai nilai atau lebih (Dapiyanta, 2004: 29). Dalam penelitian ini terdapat
dua variabel yang akan diukur. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah
peranan pendidikan agama Katolik dalam meningkatkan perkembangan iman
siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. Adapun variabel yang akan
diungkapkan dalam penelitian ini adalah:
Tabel 1
Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik di sekolah
NO
Faktor-faktor yang diungkap
No. Item
Jumlah
1
Pelaksanaan pembelajaran PAK di kelas.
1,2, 3, 4, 5
5
2
Kompetensi guru.
6, 7, 8, 9, 10
5
10
Perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus
Jakarta
NO
1
Faktor-faktor yang diungkap
Pengaruh PAK terhadap perkembangan
No. Item
11, 12, 13, 14, 15
iman siswa.
2
Faktor pendukung dan penghambat
tercapainya perkembangan iman siswa
16, 17, 18, 19, 20
Jumlah
5
5
10
2. Laporan Hasil Penelitian Peran Pendidikan Agama Katolik (PAK) Dalam
Meningkatkan Perkembangan Iman Siswa Kelas VIII SMP Katolik Santo
Paulus Jakarta
Pada bagian ini akan dibahas laporan hasil penelitan yang penulis
laksanakan di SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. Jumlah siswa kelas VIII
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59 seluruhnya 97 orang yaitu kelas VIIIA 32 orang, VIIIB 31 orang dan VIIIC 30
orang. Penulis mengambil sampel dari masing-masing kelas 10 orang dengan
kriteria 5 laki-laki dan 5 perempuan dari tiap kelas sehingga responden yang mau
diteliti sebanyak 30 orang yang mewakili 97 siswa-siswi di sekolah tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 04 Februari 2015langsung diantar,
disebarkan dan ditunggui oleh peneliti sendiri sesuai dengan jumlah responden
yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian yakni siswa-siswi kelas VIII SMP
Katolik Santo Paulus Jakarta. Laporan penelitian ini disajikan sesuai urutan
variabel yang terdiri dari pelaksanaan pendidikan agama di sekolah, kompetensi
guru, pelaksanaan pembelajaran PAK di kelas, pengaruh PAK terhadap
perkembangan iman siswa dan faktor pendukung dan penghambat perkembangan
iman siswa.
Untuk mengola data serta mengetahui dan menentukan jumlah persentase
sehubungan dengan pelaksanaan pendidikan agama Katolik di sekolah maka
rumusan yang digunakan oleh penulis dalam perhitungan hasil penelitian ini
sebagai berikut Riduwan (2006:249):
A= Jumlah yang menjawab
A
X 100% = ……..
N
N= Jumlah Responden PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60 a. Pelaksanaan Pendidikan Agama di Sekolah
Tabel 2
Pelaksanaan pendidikan agama Katolik di sekolah
N=30
Jumlah
No
Pernyataan
S
SR
J
TP
1
Guru menyiapkan pembelajaran Pendidikan
24
6
0
0
80%
20%
0%
0%
18
11
1
0
Pendidikan Agama Katolik menjadi menarik.
60%
36%
3%
0%
Guru membuka dan menutup pelajaran di
18
9
3
0
60%
30%
10%
0%
Guru mampu menciptakan suasana kelas
19
9
2
0
dengan baik.
63%
30%
6%
0%
Guru menguasai materi yang diberikan
26
4
0
0
86%
13%
0%
0%
Saya senang mengikuti proses pembelajaran
11
12
7
0
pendidikan agama Katolik kerena menarik
36%
40%
23%
0%
Cara pembelajaran yang digunakan dalam
12
13
5
0
Pendidikan Agama Katolik menarik dan
40%
43%
16%
0%
7
16
7
0
23%
53%
23%
0%
Saya tetap memperhatikan pembelajaran
18
8
4
0
pendidikan agama Katolik meskipun duduk
60%
26%
13%
0%
Agama Katolik dengan baik.
2
3
Guru
mampu
merancang
pembelajaran
kelas dengan baik.
4
5
dengan baik.
6
dan mudah dimengerti.
7
bervariasi.
8
Saya senang dengan sarana dan prasarana
yang
digunakan
dalam
pembelajaran
pendidikan agama Katolik.
9
di belakang.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61 10
Dengan mengikuti pelajaran agama Katolik
saya semakin mencintai Yesus.
23
76%
6
1
0
20%
3%
0%
Hasil penelitian tentang pelaksanaan pendidikan Agama Katolik di sekolah
berdasarkan tabel 2 di atas menyatakan bahwa dari pernyataan item no 1 diperoleh
data 24 responden (80%) dan didukung 6 responden (20%) menyatakan bahwa
guru selalu menyiapkan pembelajaran PAK dengan baik. Pada pernyataan item no
2diperoleh data 18 (60%) responden menyatakan selalu, bahwa guru mampu
merancang pembelajaran agama Katolik menjadi menarik. Hanya 1 responden
(3%) menyatakan bahwa guru jarang merancang pembelajaran agama Katolik
menjadi menarik. Pada pernyataan item no 3, terdapat 18 responden (60%)
menyatakan bahwa guru selalu membuka dan menutup pelajaran di kelas dengan
baik. Hanya3 responden (10%) menyatakan guru PAK jarang membuka dan
menutup pelajaran di kelas dengan baik. Pada pernyataan item no 4 terdapat 19
responden (63%) menyatakan bahwa guru mampu menciptakan suasana kelas
dengan baik. Hanya 2 responden (6%) menyatakan guru jarang menciptakan
suasana kelas dengan baik. Pada pernyataan item no 5 sebanyak 26 responden
(86%) menyatakan bahwa guru selalu menguasai materi yang diberikan dengan
baik. Selanjutnya pada pernyataan item no 6 sebanyak 12 responden (40%)
menyatakan senang mengikuti proses pembelajaran pendidikan agama Katolik
karena mudah dan dimengerti. Selanjutnya hanya 7 responden (23%) yang
menyatakan bahwa jarang mereka mengikuti proses pembelajaran pendidikan
agama Katolik karena mudah dan dimengerti. Pada pernyataan item no 7
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62 sebanyak 13 responden (43%) menyatakan bahwa senang karena cara
pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan agama Katolik menarik dan
bervariasi. Hanya 5 responden (16%) yang menyatakan jarang bahwa cara
pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan agama Katolik menarik dan
bervariasi. Selanjutnya pada pernyataan item no 8 terdapat 16 responden (53%)
menyatakan bahwa siswa merasa senang dengan sarana dan prasarana yang
digunakan dalam pembelajaran PAK. Pada pernyataan item no 9 sebanyak
18responden (60%) menyatakan bahwa mereka selalu tetap memperhatikan
pembelajaran PAK dengan baik meskipun duduk di belakang. Hanya 4 responden
(13%) menyatakan bahwa mereka jarangmemperhatikan pembelajaran PAK
dengan baik meskipun duduk di belakang. Selanjutnya pada pernyataan item no
10 sebanyak 23 responden (76%) menyatakan bahwa dengan mengikuti
pembelajaran PAK mereka semakin mencintai Yesus. Hanya 1 responden (3%)
menyatakan jarang bahwa dengan mengikuti pembelajaran PAK mereka semakin
mencintai Yesus.
b. Pengaruh Pendidikan Agama Katolik Terhadap Perkembangan Iman
Siswa Kelas VIII
Pada bagian ini penulis akan memaparkan hasil penelitian tentang pengaruh
pendidikan agama Katolik terhadap perkembangan iman siswa kelas VIII yang
terungkap pada tabel 3 berikut ini:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63 Tabel 3
Pengaruh pendidikan agama Katolik terhadap perkembangan
iman siswa kelas VIII
N=30
Jumlah
No
Pernyataan
S
SR
J
TP
11
Saya semakin mampu mengampuni.
9
18
3
0
30%
60%
10%
0%
16
7
6
1
53%
23%
20%
3%
8
17
5
0
26%
56%
16%
0%
14
12
4
0
46%
40%
13%
0%
14
4
7
5
46%
13%
23%
16%
12 Saya semakin rajin ke gereja.
13
14
Saya semakin rajin berdoa.
Saya
peduli
terhadap
sesama
yang
mengalami musibah.
15
Saya berani membuat tanda salib di
tempat-tempat umum.
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa pada pernyataan item no 11 terdapat 18
responden (60%) menyatakan bahwa pengaruh PAK membuat mereka selalu
mengampuni. Hanya 3 responden (10%) menyatakan bahwa mereka jarang untuk
mengampuni. Pernyataan item no 12 terdapat 16 responden (53%) yang
menyatakan bahwa pengaruh PAK membuat mereka semakin rajin ke gereja.
Hanya 1 responden (3%) menyatakan tidak pernah ke gereja. Selanjutnya pada
pernyataan item no 13 sebanyak 17 responden (56%) menyatakan bahwa
pengaruh PAK membuat mereka sering rajin untuk berdoa. Hanya 5 responden
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64 (16%) menyatakan jarang untuk berdoa. Kepedulian mereka terhadap sesama
yang mengalami musibah terlihat dari pernyataan item no 14 di mana 14
responden (46%) menyatakan bahwa mereka selalu peduli terhadap sesama yang
mengalami musibah. Hanya 4 responden (13%) menyatakan bahwa jarang peduli
terhadap sesama yang mengalami musibah. Dari pernyataan item no 15 terlihat
bahwa 14 responden (46%) menyatakan selalu bahwa mereka berani membuat
tanda salib di tempat umum. Hanya 5 responden (16%) menyatakan tidak pernah
membuat tanda salib di tempat umum.
c. Faktor Pendukung dan Penghambat Perkembangan Iman Siswa
Pada bagian ini, penulis akan memaparkan faktor pendukung dan penghambat
perkembangan iman siswa berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4 berikut ini:
Tabel 4
Faktor pendukung dan penghambat perkembangan iman siswa
N=30
Jumlah
No
16
Pernyataan
Saya
mengulang
kembali
materi
yang
diberikan di sekolah.
17
Saya mencari referensi untuk mendukung
pelajaran pendidikan agama Katolik.
18
Saya berusaha mencari informasi tambahan
S
SR
J
TP
1
11
14
8
3%
36%
46%
13%
4
10
12
4
13%
33%
40%
13%
3
6
18
3
20%
60%
10%
mata pelajaran pendidikan agama Katolik di 10%
internet.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65 19
Saya belajar pendidikan agama Katolik jika
disuruh oleh guru dan orang tua.
20
Saya sibuk sendiri saat guru menjelaskan
materi di kelas.
2
25
3
0
6%
83%
10%
0%
1
1
20
8
3%
3%
66% 26%
Tabel 4 menunjukkan bahwa pernyataan item no 16 sebanyak 14 responden
(46%) menyatakan bahwa mereka jarang untuk mengulang kembali materi yang
diberikan di sekolah. Hanya 1 responden (3%) menyatakan bahwa selalu
mengulang kembali materi yang diberikan di sekolah. Pernyataan item no 17
terdapat 12responden (40%) menyatakan bahwa mereka tidak pernah mencari
referensi untuk mendukung pelajaran pendidikan agama Katolik. Hanya 4
responden (13%) menyatakan selalumencari referensi untuk mendukung pelajaran
pendidikan agama Katolik. Pada pernyataan item no 18 sebanyak 18 responden
(60%) menyatakan tidak pernah mencari informasi tambahan mata pelajaran PAK
di internet. Hanya 3 responden (10%) menyatakan selalu mencari informasi
tambahan mata pelajaran PAK di internet. Selanjutnya pada pernyataan item no
19 sebanyak 25 responden (83%) menyatakan mereka sering belajar PAK jika
disuruh oleh guru dan orang tua. Hanya 3 responden (10%) menyatakan jarang
dan 2 responden (6%) menyatakan selalubelajar PAK jika disuruh oleh guru dan
orang tua. Pernyataan item no 20 sebanyak 20 responden (66%) menyatakan
jarang sibuk sendiri saat guru menjelaskan materi di kelas. Hanya 1 responden
(3%) menyatakan selalusibuk sendiri saat guru menjelaskan materi di kelas.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66 3. Laporan Penelitian Hasil Wawancara dengan Guru PAK di SMP Katolik
Santo Paulus Jakarta
Berikut ini adalah hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan guru
PAK di SMP Katolik Santo Paulus Jakarta.
No
1.
Pertanyaan
Jawaban Guru PAK
Persiapan apa saja yang anda •
Berdoa dan mempelajari materi
lakukan sebelum mengajar?
pembelajaran PAK
•
Mempersiapkan
materi
berupa
power point, mencari sarana yang
sesuai dengan tema pelajaran yang
akan saya sampaikan
•
2.
Mempersiapkan permainan
Selama anda mengajar di sekolah •
Semakin
ini
apa
terhadap
dampak
berbelarasa
dari
PAK
teman-temannya
perkembangan
iman
berkesusahan
siswa kelas VIII?
•
yang
dengan
sedang
Aktif dalam kegiatan di sekolah
maupun di luar sekolah
•
3.
Faktor-faktor
apa
yang •
mendukung anda dalam proses
belajar mengajar PAK?
4.
Faktor-faktor
apa
saja
Sopan dan tertib
Multimedia yang ada kaitannya
dengan tema PAK
•
Pengalaman hidup sendiri
•
Situasi kongkrit yang terjadi
yang •
Selalu ada kemauan dari siswa
menjadi pendukung tercapainya
untuk terlibat aktif dalam kegiatan
perkembangan iman siswa kelas
sosial
VIII?
•
Menolong mereka yang sedang
berkesusahan
•
5.
Rajin berdoa
Menurut anda apakah PAK sudah Menurut
saya
PAK
adalah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67 membantu
siswa
menghayati menanamkan
imannya?
nilai-nilai
mewujudkan
Kerajaan
Kristiani,
Allah,
mendewasakan iman dan sebagai
pedoman hidup bagi saya maupun
peserta didik
6.
7.
Apakah diantara siswa sendiri •
Ya
sudah terwujud sikap solider, •
Ada juga yang harus diingatkan
belarasa, terbuka dan perhatian
untuk bersikap baik dan ramah
pada mereka yang menderita?
pada teman.
Model dan sarana apa sajakah Modelnya adalah diskusi kelompok,
yang sering anda gunakan untuk dialog, ceramah dan Tanya jawab.
mencapai tujuan pembelajaran Sarana yang sering saya gunakan
PAK?
adalah media audiovisual, permainan
dan kuis
8.
Bagaimana
siswa
Dengan aktif mengikuti kegiatan-
memperkembangkan
iman
kegiatan yang diselenggarakan oleh
mereka dalam hidup sehari-hari?
sekolah
baik
kegiatan
rohani
maupun sosial
4. Pembahasan Hasil Wawancara dengan Guru PAK
Laporan ini dimaksudkan untuk membuat perbandingan antara jawaban
responden yang terungkap dalam kuesioner dengan hasil wawacara penulis
dengan guru PAK. Penulis memilih guru PAK karena guru PAK sehari-hari
mendampingi para siswa dalam pelaksanaan pembelajaran PAK di kelas sehingga
lebih mudah bagi penulis untuk mengetahui lebih lanjut pelaksanan PAK serta
perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta di
sekolah tersebut.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68 a. Pelaksanaan PAK di Sekolah
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru PAK diketahui bahwa guru
menyadari keterbatasannya sebagai manusia maka selalu memohon bantuan
Tuhan dan penerangan Roh Kudus agar memberikan kekuatan, kemampuan dan
tuntunan dalam mewartakan ajaran dan sabda-Nya. Sehubungan dengan persiapan
pembelajaran PAK, terlebih dahulu guru mempelajari materi yang bersangkutan
secara pribadi serta segala persiapan sebelum menyampaikannya kepada siswasiswi.
Agar PAK dapat bermanfaat dalam membina iman siswa guru berusaha
dengan berbagai cara sehingga proses belajar mengajar berjalan baik dan lancar.
Artinya dalam proses pembelajaran metode pembelajaran yang digunakan juga
bervariasi seperti, informasi, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas, sharing atau
evaluasi. Selain itu sarana yang digunakan berupa LCD, Laptop, Kitab Suci serta
buku pegangan yang menjadi sumber utama juga menjadi pendukung dalam
pelaksanaan pembelajaran PAK di kelas.
Menurut pengamatan guru sebagian besar siswa sangat tertib mengukuti
pelajaran PAK. Siswa yang tertib pada umumnya membawa dampak positif dalam
hidup sehari-hari seperti jujur, sopan, taat, terlibat aktif dalam kegiatan yang
diadakan di sekolah, suka menolong atau dapat dikatakan sikap hidup siswa
menjadi teladan bagi rekan-rekannya. Tetapi ada pula yang bersikap kurang peduli
pada pelaksanaan PAK di kelas baik itu sikap mereka saat proses belajar mengajar
maupun sikap doa, namun dengan melihat teman lain yang aktif dan tertib sedikit
demi sedikit membawa perubahan dalam diri mereka.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69 b. Pengaruh PAK terhadap Perkembangan Iman
Kerjasama yang baik terlaksana antara guru dan orang tua dalam hal
pembinaan iman, serta keterlibatan siswa dalam kegiatan di paroki misalnya tugas
koor pada hari Minggu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan merupakan
nilai positif di mana iman siswa semakin berkembang. Dampak dari PAK terlihat
dari kemauan siswa untuk kerjasama, berdoa, dan monolong mereka yang terkena
musibah. Selain itu keterlibatan siswa dalam kegiatan-kegiatan lainnya khususnya
dalam pelaksanaan pembinaan iman maupun perayaan Ekaristi di sekolah yang
diadakan sebulan sekali, menjadi anggota mesdinar di gereja juga berpengaruh
pada perkembangan iman siswa untuk terlibat dalam kegiatan menggereja.
Dari penjelasan di atas jelas bahwa pengaruh PAK cukup besar bagi
perkembangan iman siswa kelas VIII. PAK dipahami siswa sebagai sarana untuk
mengenal Tuhan dan semakin dekat pada-Nya. Atau dengan kata lain mengikuti
PAK
berarti mau mengenal Tuhan dan dekat pada-Nya sehingga membuat
mereka peka terhadap sesama di sekitar mereka yang menderita dan
membutuhkan bantuan.
c. Faktor Penghambat Perkembangan Iman Siswa
Dari hasil wawancara guru menyampaikan bahwa siswa SMP Katolik Santo
Paulus sangat heterogen (bermacam ragam) sehingga ada siswa yang acuh tak
acuh dengan pelajaran PAK, kurang perhatian dan sibuk sendiri di kelas hal ini
dipengaruhi kurangnya pendampingan orang tua misalnya orang tua yang sibuk,
orang tua yang jarang ke Gereja sehingga anak pun bila ditanya apakah mereka
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70 ke gereja atau tidak jawaban yang mereka sampaikan adalah tidak ada yang
mengantar.
d. Faktor Pendukung Perkembangan iman Siswa
Sejauh itu faktor pendukungtercapainya pelaksanaan PAK yaitu dengan
bantuan dari bapak ibu guru yang 99% beragama Katolik sehingga membantu
guru PAK dalam pembinaan dan pendampingan iman siswa dan juga dari
pengurus OSIS ikut ambil bagian dalam tugas baik tugas doa, baca Kitab Suci,
dan lain-lain.
Keterlibatan para suster dalam menumbuh kembangkan iman siswa juga
cukup besar misalnya saat siswa tidak paham dengan tata cara dalam perayaan
Ekaristi atau tidak mengenal peralatan dalam ekaristi serta warna-warna liturgi
maka siswa diperkenankan ke susteran untuk melihat dan belajar. Buah dari
kegiatan ini dapat dilihat bahwa siswa semakin aktif dan terlibat dalam kegiatan
rohani yang diadakan di sekolah, peka dan peduli terhadap sesama. Misalnya di
luar kelas siswa saling bertegur sapa, keteladanan hidup satu sama lain, dan saling
mendukung, jujur, dan penuh kasih.
Sikap solider juga ditunjukkan dengan cara menyisihkan sebagian dari uang
jajannya untuk mereka yang terkena musibah atau mengumpulkan barang-barang
layak pakai demi membantu korban bencana atau yang terkena musibah. Dari
sikap, perbuatan dan tutur kata siswa terciptalah sikap saling mengampuni dan
perhatian pada teman, guru, karyawan yang sedang sakit, serta bertindak adil dan
jujur.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71 5. Pembahasan Hasil Penelitian Kuesioner dan Wawancara Pelaksanaan
Pendidikan Agama Katolik (PAK) DalamMeningkatkan Perkembangan
Iman Siswa Kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta
Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara, diketahui bahwa pelaksanaan
PAK di sekolah cukup baik. Siswa memahami bahwa PAK di sekolah
bermanfaatuntuk membantu mereka menjadi semakin berkembang dalam iman.
Kenyataan tersebut dapat dilihat dengan 80% dari responden yang menyatakan
guru menyiapkan pembelajaran PAK dengan baik tabel 2 no 1, dan 10. Hal ini
didukung juga dengan pernyataan dari guru PAK yang mempersiapkan
pembelajaran PAK dengan baik serta selalu menemukan metode dan cara belajar
yang efektif sehingga proses pembelajaran menarik dan disenangi oleh siswa.
Siswa menyatakan bahwa guru selalu merancang, menyiapkan, menguasai dan
menciptakan suasana pembelajaran PAK di kelas dengan baik. Hal ini terlihat
pada tabel 2 item no 1,2,3,4 dan 5. Dari pernyatan siswa dan juga wawancara
dengan guru PAK dapat dilihat bahwa guru menyadari keterbatasannya sebagai
manusia maka selalu memohon bantuan Tuhan dan penerangan Roh Kudus agar
memberikan kekuatan, kemampuan dan tuntunan dalam mewartakan ajaran dan
sabda-Nya. Sehubungan dengan persiapan pelajaran PAK, terlebih dahulu guru
mempelajari materi yang bersangkutan secara pribadi sebelum menyampaikannya
kepada siswa-siswi.
Siswa memahami bahwa pengaruh PAK di sekolah bermanfaat dalam
membantu mereka menjadi semakin beriman. Dapat dilihat bahwa sebanyak 53%
responden semakin rajin ke gereja, semakin rajin berdoa, peduli terhadap sesama
yang terkena musibah. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3 item no 12, 13 dan 15.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72 Pernyataan dari guru PAK juga demikian bahwa siswa semakin peka dan peduli
terhadap sesama. Misalnya di luar kelas siswa saling bertegur sapa, keteladanan
hidup satu sama lain, rajin berdoa dan saling mendukung. Sikap solider juga
ditunjukkan dengan cara menyisihkan sebagian dari uang jajannya untuk
merekayang terkena musibah atau mengumpulkan barang-barang layak pakai
demi membantu korban bencana. Dari sikap, perbuatan dan tutur kata siswa
terciptalah sikap saling mengampuni dan perhatian pada teman, guru, karyawan
yang sedang sakit, serta bertindak adil dan jujur.
Pemanfaatan sarana dan prasarana yang baik dalam pelaksanaan PAK
membuat siswa-siswi senang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2 item no 8,9 dan
10. Hal ini membantu guru untuk semakin memperkenalkan Allah kepada siswasiswi sehingga iman mereka semakin tumbuh dan berkembang. Penggunaan
sarana di kelas sangat membantu guru PAK untuk memperkenalkan tokoh-tokoh
yang ada di Kitab Suci. Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik juga membawa
dampak positif pada siswa apabila situasi dan lingkungan di sekolah mendukung
perkembangan iman siswa dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang
mendukung berkembangnya iman seperti kegiatan sosial, doa bersama, dan lainlain.
Buah-buah yang dapat dilihat dari pelaksanaan PAK demi meningkatkan
perkembangan iman siswa di sekolah, seperti saling berbagi, peduli pada mereka
yang terkena musibah, belarasa, saling mengampuni, dan semakin rajin berdoa
dapat dilihat pada tabel 3 item no 11,13 dan 14. Guru PAK juga menyatakan
demikian bahwa siswa semakin peka pada sesama yang terkena musibah dapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73 dilihat dari antusias siswa mengumpulkan dana dan barang miliknya untuk
disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan. Sarana yang disediakan dalam
pelaksanaan PAK di sekolah seperti LCD, Laptop, buku-buku, dan bacaan rohani
membantu siswa-siswi semakin mengenal dan mencintai Yesus dalam tindakan
dan perbuatan merekasehari-hari tabel 2 item no 8. Oleh karena itu lingkungan
sekolah yang aman, nyaman dan damai merupakan sumber pelayanan yang tidak
dapat digantikan. Dengan demikian pelaksanaan PAK di sekolah dapat
memberikan kekuatan untuk saling memperkaya dalam iman (Komisi pendidikan.
KWI 2008 art 62).
Berdasarkan kuesioner yang dijawab oleh siswa-siswi dan hasil wawancara
dengan guru PAK, penulis dapat mengatakan bahwa pembelajaran PAK sungguh
mendapat tempat yang baik di sekolah maupun bagi siswa-siswi kelas VIII SMP
Katolik Santo Paulus Jakarta. Iman anak didik dapat semakin berkembang karena
semua pihak dapat bekerjasama dengan baik dengan melaksanakan usaha-usaha
yang berguna bagi perkembangan iman siswa seperti mengadakan kegiatankegiatan sosial yang melibatkan semua siswa, doa bersama, rekoleksi bersama dan
lain-lain. Guru PAK bukan saja memfasilitasi anak didik dengan segala kebutuhan
yang mereka perlukan melainkan juga tindakan nyata yang menjadi teladan iman
bagi anak sehingga iman anak semakin tumbuh dan berkembang.
Guru PAK adalah seorang ”gembala” bagi anak didiknya. Seorang gembala
hendaknya mampu menciptakan suasana yang penuh persaudaraan sehingga
antara anak didik dan gembala tidak ada suatu jurang pemisah yang dapat
memisahkan ”kawanan domba dengan gembalanya”. Guru juga adalah seorang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74 fasilitator. Sebagai fasilitator, seorang guru diharapkan mampu menggerakkan
anak didiknya sehingga mereka mampu menyadari perannya sebagai umat Allah
yang membawa Kabar Gembira bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Gereja memandang bahwa sekolah-sekolah Katolik merupakan tempat yang
tepat untuk membina dan mendidik kaum remaja agar mereka dapat tumbuh dan
berkembang menjadi pribadi yang mantap. Gereja melalui sekolah Katolik
melihat bahwa para siswa tidak hanya diajarkan menjadi pribadi yang cerdas
melainkan mereka juga harus dididik untuk menjadi pribadi yang sungguh
beriman dan jujur dalam kehidupan.
6. Kesimpulan Hasil Penelitian Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik
(PAK) Dalam Meningkatkan Perkembangan Iman Siswa Kelas VIII SMP
Katolik Santo Paulus Jakarta
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan pelaksanaan
PAK di SMP Katolik Santo Paulus Jakarta cukup baik. Pelaksanaan PAK di
sekolah merupakan salah satu bentuk komunikasi atau interaksi iman yang
mengandung
unsur pengetahuan, pergumulan, dan penghayatan iman dalam
berbagai bentuk, sehingga dapat memperluas pengetahuan peserta didik
dan
membantu pergumulan mereka untuk berkembang dalam iman.
Pelaksanaan PAK bagi peserta didik kelas VIII di SMP Katolik Santo Paulus
Jakarta cukup
membawa dampak positif karena ada kerjasama, dukungan,
perhatian baik dari pihak sekolah, guru PAK dan orang tua. Pengaruh PAK
terhadap perkembangan iman peserta didik dapat semakin terwujud karena semua
pihak dapat bekerjasama dengan baik seperti
mengadakan kegiatan-kegiatan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75 sosial yang melibatkan semua siswa, doa bersama, rekoleksi bersama, kemping
rohani, dll.
Dalam usaha meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII, tentu tidak
terlepas dari hambatan-hambatan sehubungan dengan pelaksanaan PAK di
sekolah. Hambatan-hambatan yang terjadi dapat berasal dari keluarga dimana
orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga pendidikan iman anak
kurang diperhatikan dengan baik. Hal ini berdampak pada sikap mereka yang
acuh tak acuh, cuek, kurang peka, bandel, suka berontak, kasar, dll.
Oleh karena itu, dalam meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII
SMP Katolik Santo Paulus Jakarta maka, penulis mengusulkan suatu kegiatan
going and seeing serta diperkaya dalam bentuk rekoleksi. kegiatan ini akan
dibahas pada bab selanjutnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
USAHA MENINGKATKAN KUALITAS PELAKSANAAN
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DALAM PERKEMBANGAN
IMAN SISWA KELAS VIII SMP KATOLIK SANTO PAULUS
JAKARTA
Pada bab III penulis telah memaparkan hasil penelitian serta pembahasannya
tentang pelaksanaan PAK dalam perkembangan iman siswa kelas VIII SMP
Katolik Santo Paulus Jakarta. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat dilihat
bahwa pelaksanaan PAK di sekolah sudah cukup baik artinya siswa memahami
bahwa pendidikan agama Katolik penting bagi perkembangan iman mereka. PAK
juga
membantu peserta didik untuk memperkembangkan iman mereka demi
terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah.
Dalam bab IV ini, penulis memaparkan usaha meningkatkan kualitas PAK
dalam memperkembangkan iman siswa kelas VIII. Peningkatan kualitas tersebut
ditujukan bukan hanya pada peserta didik yang belajar, melainkan juga guru yang
mengajar. Tujuannya adalah agar peserta didik dan guru setelah mengikuti PAK
semakin bersikap kritis, reflektif, ekspresif dan mampu menilai serta memaknai
tindakan-tindakan masa kini di sekolah, keluarga, masyarakat dan lingkungan
tempat tinggal. Maksudnya bahwa penerapan PAK di sekolah mampu menjadikan
peserta didik merespon pembelajaran dengan menanyakan hal-hal yang dirasa
kurang jelas (sebagai contoh dari sikap kritis), mampu merenungkan dan memberi
makna tentang persoalan-persoalan yang terjadi (reflektif), dan mampu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77 mengungkapkan diri dalam bentuk tindakan sebagai wujud keterlibatan diri
(ekspresif) dalam kehidupan sehari-hari.
Maka berdasarkan uraian di atas penulis akan memaparkan pelaksanaannya
dalam tiga bagian: pertama upaya meningkatkan pelaksanaan PAK di sekolah
dalam tiga ranah: kognisi (head), afeksi (heart), dan psikomotor (hand). Tiga
unsur tersebut akan dibahas dalam penjelasan teoritis yang lebih sederhana
sehingga peserta didik dapat terlibat secara nyata dalam proses pembelajaran di
sekolah. Kedua cara atau metode untuk meningkatkan iman peserta didik sehingga
adanya suatu aksi nyata yang dilakukan oleh peserta didik sebagai wujud dari
penghayatan iman mereka. Ketiga penulis akan menjelaskan rincian usulan
program dalam bentuk rekoleksi bagi peserta didik kelas VIII SMP Katolik Santo
Paulus Jakarta sebagai upaya praktis dalam pelaksanaan PAK demi perkembangan
iman peserta didik.
A. Dasar Untuk Meningkatkan Kualitas PAK bagi Siswa-siswi Kelas VIII
SMP Katolik Santo Paulus Jakarta
Pelaku utama PAK di sekolah terletak pada dua pihak yaitu pada diri peserta
didik sebagai subjek dan pendidik sebagai pelaku dalam PAK. Hal yang kedua
adalah kegiatan PAK di sekolah sebagai upaya praktis demi memperkembangkan
iman siswa.
Groome (2010: 385) menyatakan bahwa peserta didik adalah anak-anak didik
yang belajar dan memiliki sejarah (cerita) dan visinya sendiri. Konsep mengenai
peserta didik bagi Groome dimaknai dalam dua pernyataan yaitu pertama peserta
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78 didik adalah subjek bukan objek. Artinya mereka diperlakukan sebagai manusia
bukan dari kemurahan hati kita (pendidik) melainkan karena peserta didik
diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Peserta didik dan pendidik memiliki
panggilan untuk tumbuh menjadi serupa dengan Allah. Kedua peserta didik
dipanggil untuk menjadi pembuat sejarah dan mampu menjadi para pembuat
sejarah. Untuk itu peserta didik walau pun dibentuk oleh sejarah namun mereka
dapat membuat pilihan-pilihannya sendiri dan bertindak untuk mempengaruhi
masa depan. Dalam konteks iman Kristiani peserta didik dapat semakin menjadi
Kristiani yang menyebabkan mereka terlibat di dunia demi menghadirkan
Kerajaan Allah.
Pendidik sebagai pelaku PAK dalam meningkatkan kualitas PAK juga
memiliki peran penting. Groome menyebut guru sebagai didaskaloi atau pelayanpelayan di antara berbagai jabatan. Lebih lanjut Groome menyatakan bahwa
pendidik agama Kristiani harus menghadirkan sosok pribadi Yesus Kristus ketika
melayani komunitas melalui sabda dan belaskasih-Nya. Dalam pelaksanaan PAK
di sekolah pendidik dipahami bukan melulu mentransferkan ilmu secara kognitif
akan tetapi pendidik hadir sebagai pewarta sabda Allah dan mengantarkan peserta
didik untuk sampai pada tujuan keselamatan hidup demi terwujudnya Kerajaan
Allah.
B. Upaya Meningkatkan Pelaksanaan PAK di Sekolah
1. Pendekatan PAK yang Bersifat Dialogis-Partisipatif
Model ini bisa menjadi salah satu upaya mengefektifkan pelaksanaan PAK di
sekolah. Tetapi model dialog-partisipatif saja belum cukup karena situasi yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79 dialami peserta didik dan pendidik (guru) di kelas hanya dalam percakapan tanpa
didasari pemaknaan tentang hakikat dalam pembelajaran PAK, sehingga
munculah masalah yaitu bahwa PAK jelas tidak sama dengan pelajaran-pelajaran
lainnya misalnya (IPA, IPS, dll) yang lebih mengedepankan teori dan
pembahasan.
2. Memperkaya Proses Pembelajaran PAK dengan kegiatanGoing and
Seeing (Pergi dan Melihat)
Kegiatangoing and seeing (pergi dan melihat) merupakan upaya untuk
melibatkan peran peserta didik
di dalam penataan hidup bermasyarakat.
Tujuannya agar peserta didik dapat melihat dan merasakan kehidupan orang lain
yang menderita. Selain itu metode ini bisa mengatasi kebosanan peserta didik saat
pelajaran terasa kering di dalam kelas. Going and seeing diadakan di daerah
kumuh, miskin, kolong jembatan dan terminal, pinggir sungai di tempat mereka
yang menderita tinggal dan hidup. Dengan kegiatan tersebut kemampuan afeksi
(rasa) dan psikomotorik peserta didik dapat terasah untuk memaknai hidup
bersama sebagai keluarga Allah.
Dalam going and seeing ini, kenyataan hidup yang bersifat personal publik
dapat menjadi pelajaran yang berarti bagi peserta didik. Proses melihat dan
merasakan hidup seperti ini mendorong peserta didik untuk berpikir kritis,
beriman dewasa dan sebagai mahkluk sosial memiliki kepedulian pada masalahmasalah sosial di sekitar mereka. Kegiatangoing and seeing (pergi dan melihat)
bisa menjadi pilihan yang menarik bagi peserta didik untuk menciptakan PAK
yang berciri solider dan berkeadilan sosial. Kedua upaya tersebut akan penulis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80 jabarkan secara rinci dalam matriks usulan program rekoleksi yang diadakan di
sekolah.
C. Usulan Kegiatan Going and Seeing
Usulan kegiatan pembelajaran PAK di sekolah dalam bentuk going and
seeing merupakan alternatif
upaya yang penulis usulkan sebagai salah satu
kegiatan pembinaan iman bagi siswa kelas VIII dalam proses pembelajaran PAK
di sekolah. Untuk memahami lebih lanjut tentang kegiatan tersebut penulis merasa
perlu untuk menjelaskan latar belakang, tujuan, dan materi dari kegiatan ini.
1. Latar Belakang Pemilihan Kegiatan
SMP Katolik Santo Paulus Jakarta adalah lembaga pendidikan Katolik yang
dikelola oleh Suster-suster SPC. Melalui visi dan misa yang telah dirumuskan
oleh lembaga, tergambar jelas bahwa sosok peserta didik yang ingin diwujudkan
adalah peserta didik yang berwawasan luas, bersikap kritis berkompeten secara
intelektual, memiliki tekad dan berbelarasa untuk berbuat adil, peka, memiliki
keprihatinan besar dalam pelayanan serta selalu berpedoman pada teladan Yesus
Kristus. Di sisi lain sekolah juga tidak menutup mata pada tantangan sekaligus
tuntutan zaman yang terus berkembang. Di zaman yang semakin canggih ini,
tantangan untuk mewujudkan cita-cita yang amat tinggi dan luhur tersebut
menjadi tidak mudah. Perkembangan zaman juga telah memproduksi generasi
yang berbeda.
Dalam kenyataan peserta didik kelas VIII ini memiliki latar belakang keluarga
yang serba berkecukupan dan mapan sehingga apa yang diinginkan dengan mudah
didapat tanpa ada usaha atau perjuangan. Untuk itu melalui sekolah Katolik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81 khususnya lewat pembelajaran PAK peserta didik kelas VIII diharapkan dapat
mewujudkan visi dan misi sekolah menjadi insan yang cerdas, berbelarasa,
bersikap kritis serta berpedoman pada teladan Yesus Kristus yang memiliki
keprihatinan besar pada mereka yang menderita dan berkekurangan.
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara dengan guru PAK penulis
melihat bahwa siswa mudah memberikan sumbangan kepada mereka yang
menderita dan berkekurangan berapapun besarnya diminta dengan mudah
disumbangkan. Namun pada kenyataannya belum ada keterlibatan untuk terjun
langsung atau melihat dari dekat keadaan dan situasi yang dialami oleh mereka
yang terpinggirkan (kaum marjinal).
Bertolak dari keprihatinan ini, maka penulis mengusulkan kegiatangoing and
seeing yang dikemas dalam bentuk rekoleksi. Maksudnya bahwa setelah
mengadakan going and seeing diharapkan peserta dapat saling berbagi dan
sharing pengalaman mereka ketika berada di tengah-tengah masyarakat.
Dengan berada di tengah masyarakat khususnya mereka yang miskin, dan
terabaikan dapat menggugah hati peserta didik untuk melakukan suatu tindakan
nyata. Dalam rekoleksi ini siswa saling berbagi dan bertukar pengalaman
kemudian bersama mengambil keputusan untuk merumuskan suatu tindakan nyata
baik secara pribadi maupun bersama dalam kelompok untuk ditindaklanjuti
sebagai kesepakatan bersama.
2. Tujuan Kegiatan Membantu Siswa Secara Utuh
Tujuankegiatan ini disesuaikan dengan kebutuhan, situasi, kenyatan, serta
perkembangan peserta. Maka going and seeing adalah suatu kegiatan di mana
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82 siswa kelas VIII melihat, mengalami dan berada di tempat yang sederhana, serba
kekurangan dan menjadi bagian dari tempat tersebut. Maksud dari kegiatan ini
agar siswa terlibat dan merasakan cara hidup, suka-duka, penderitaan dan
keterasingan suatu lapisan masyarakat dan pada akhirnya berbelarasa dengan
mereka yang menderita. Dalam kegiatan ini siswa dituntut memiliki motivasi yang
sungguh kokoh, baik dan jernih agar tujuannya tercapai.
kegiatangoing and seeing yang dirancang untuk siswa kelas VIII SMP Katolik
Santo Paulus Jakarta adalah di kolong jembatan, panti asuhan, tempat pemulung,
pinggiran danau sunter, terminal, dan tempat-tempat kumuh. Program ini
bertujuan untuk membantu siswa berbelarasa dengan mereka yang menderita dan
berkekurangan. Dari segi pribadi dengan mengalami situasi nyata di lapangan atau
bertemu langsung dengan mereka yang berkekurangan dan menderita siswa
terbantu untuk semakin solider serta peka terhadap sesama. Mereka dapat
mengenal dan merasakan beban hidup secara nyata. Pengalaman ini penting
karena apa yang diterima dalam pembelajaran PAK di kelas dapat dialami
langsung oleh siswa sehingga semakin memperkembangkan iman mereka untuk
solider dengan yang menderita. Pengalaman melihat dan merasakan menjadi
langkah awal keterlibatan siswa dalam hidup bersama memperhatikan mereka
yang kecil dan menderita.
Di samping itu, kegiatan ini juga dapat memurnikan motivasi siswa, terutama
bagi mereka yang hidup berkelimpahan dan mapan. Kesulitan atau pun tantangan
yang mereka temukan dapat dijadikan bahan refleksi bersama untuk meneguhkan
iman mereka sebagai anak-anak Allah. Selain itu dengan kegiatangoing and
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83 seeing siswa kelas VIII mengetahui bagaimana penderitaan dan pergumulan orang
lain selain itu mereka juga belajar terbuka dan menyesuaikan diri dengan orang
lain.
3. Alasan Pemilihan Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penulis memilih tempat-tempat yang mudah dijangkau yaitu kolong jembatan,
tempat kumuh dan pinggir danau Sunter. Alasan pemilihan tempat ini karena letak
sekolah yang berada dekat dengan tempat-tempat tersebut dan dapat dijangkau
oleh kelompok-kelompok yang telah dibagi.
Sebelum program ini dilaksanakan penulis terlebih dahulu mengadakan
pertemuan dengan ketua yayasan, kepala sekolah dan guru PAK dalam
berkonsultasi dan menyampaikan maksud dan tujuan penulis mengadakan
program ini. Untuk melaksanakan going and seeing ini penulis memilih kelas
VIIIA dengan jumlah siswa 30 orang dibagi dalam tiga kelompok, sehingga
mudah dikontrol. Kelompok yang telah dibagi langsung menuju tempat yang telah
ditentukan sehingga mereka langsung melihat dan mengalami situasi yang ada di
tempat tersebut. Dengan melihat, mengenal dan mengalami situasi di lingkungan
tersebut peserta didik diharapkan berani dan terlibat secara langsung dalam
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh mereka seperti mengais sampah, ngamen,
memilah sampah yang bisa di daur ulang dan lain-lain. Dengan ikut terlibat dalam
kegiatan tersebut maka peserta didik dapat merasakan penderitaan yang dialami
oleh mereka, sehingga dengan melihat, merasakan dan terlibat dalam kegiatan
tersebut maka peserta didik diharapkan dapat menumbuhkan sikap belarasa pada
mereka yang terpinggirkan. Maka melalui kegiatangoing and seeing ini peserta
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84 didik berani untuk merefleksikan pengalaman perjumpaannya dengan masyarakat
yang terpinggirkan dan terabaikan. Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa waktu
pelaksanaan pada hari Sabtu. Karena pada hari tersebut sekolah libur sehingga
program tersebut dapat dilaksanakan, selain itu tidak mengganggu proses belajarmengajar di kelas.
D. Manfaat Going and Seeing Bagi Perkembangan Iman Siswa Kelas VIII
SMP Katolik Santo Paulus Jakarta
Going and seeing sebagai sebuah metode dipandang relevan oleh penulis
sebagai salah satu upaya pengembangan iman bagi siswa kelas VIII SMP Katolik
Santo Paulus karena memiliki keuntungan bagi mereka antara lain:
1. Pengalaman going and seeing meningkatkan belarasa bagi siswa dalam
bersosialitas dan menumbuhkan sikap kepedulian pada sesama yang
menderita.
2. Going and seeing sebagai pintu masuk keterlibatan siswa untuk saling berbagi.
Dengan going and seeing siswa lebih mengenal dan merasakan kesulitan
hidup yang dialami oleh mereka yang miskin sehingga tergerak hatinya untuk
membantu mereka.
3. Going and seeing yang dilaksanakan berkesinambungan akan mengkondisikan
peserta didik untuk terjun langsung ke tengah-tengah mereka yang menderita.
Untuk memasuki dunia baru atau berhadapan dengan hal baru bukanlah hal
yang mudah dan membutuhkan keberanian. Namun kesulitan harus dilihat
sebagai tantangan dan peluang untuk berkembang. Perkembangan iman harus
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
85 diupayakan secara terus-menerus. Dalam rangka perkembangan iman siswa
inilah going and seeing berfungsi sebagai pintu masuk terwujudnya Kerajaan
Allah di dunia.
4. Pengalaman yang didapat dari going and seeing dapat dijadikan titik tolak
pengembangan materi yang akan dibahas dalam pembelajaran di kelas. Hal ini
akan memudahkan guru PAK mengembangkan materi pembelajaran PAK
yang berangkat dari pengalaman siswa sendiri. Maka going and seeing juga
dapat memperkaya materi PAK.
Penulis juga menyadari bahwa pelaksanaan going and seeing ini tidak semudah
yang dibayangkan mengingat latar belakang siswa-siswi kelas VIII ini merupakan
anak-anak yang berasal dari keluarga yang mapan dan berkecukupan. Kesulitan
pasti akan dijumpai namun kesulitan pada dasarnya adalah harga yang harus
dibayar untuk mencapai sebuah nilai. Nilai yang hendak diperjuangkan di sini
adalah demi perkembangan iman siswa, yang memampukan mereka untuk
bertahan dalam kesulitan sekaligus berjuang mangatasi kesulitan tersebut. Dalam
perjuangan ini seseorang sesungguhnya tidak sendirian tetapi Roh Kudus yang
membimbing dan menghibur sehingga terciptalah Kerajaan Allah di dunia.
E. Rekoleksi Sebagai Pemaknaan KegiatanGoing and Seeing
Agar kegiatangoing and seeing sungguh-sungguh bermakna bagi peserta didik
maka penulis mengemasnya dalam bentuk rekoleksi sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan going and seeing di mana peserta didik saling berbagi pengalaman
tentang situasi dan keadaan yang dialami ketika berada di tengah-tengah mereka
yang tersingkir dan tidak mendapat perhatian dari orang lain.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
86 Penulis akan menyusun langkah-langkah rekoleksi, supaya program ini dapat
dilaksanakan dan digunakan sebagai salah satu cara atau upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan perkembangan iman peserta didik kelas VIII SMP
Katolik Santo Paulus Jakarta.
1. Tema
: Belarasa
2. Tujuan
:
¾ Agar peserta memiliki sikap peduli pada sesama yang menderita.
¾ Agar peserta menyadari betapa pentingnya hidup saling berbagi dan
memperhatikan sehingga mendorong mereka untuk solider kepada
sesama.
3. Sesi I
Tujuan
: Sharing Pengalaman Going and Seeing
:Agar peserta dapat mengungkapkan situasi dan realitasdengan
saling berbagi pengalaman yang dialami, sehingga mengusahakan
suatu tindakan nyata yang dapat dilakukan baik secara bersama
atau pun kelompok untuk ikut serta membantu mereka yang
mengalami penderitaan.
Sesi II
: Bangkit dan Bergerak
Tujuan
: Setelah melihat dan mengalami situasi mereka yang terpinggirkan
peserta didik dapat mengambil sikap serta membangun niat sebagai
wujud belarasa terhadap mereka yang menderita.
4. Waktu
: Pelaksanaan rekoleksi diadakan setelah peserta didik
melaksanakan going and seeing yaitu pada hari Sabtu kedua dari
pukul 07.00 sampai pukul 12.30 WIB.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
87 5. Peserta
: Siswa-siswi Kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta.
6. Tempat
: Aula Sekolah SMP Katolik Santo Paulus Jakarta
7. Bentuk Rekoleksi:
Adapun bentuk rekoleksi disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta.
Mengingat peserta rekoleksi adalah siswa-siswi SMP dan masih dikategorikan
usia remaja, penulis menawarkan bentuk rekoleksi yang dapat mendorong
semangat peserta yaitu dengan sharing pengalaman, gerak dan lagu, games,
sehingga peserta didik terbantu untuk memaknai setiap peristiwa yang dilihat,
dialami dan dirasakan sebagai wujud belarasa pada mereka yang menderita.
8. Metode rekoleksi
Metode yang digunakan dalam rekoleksi ini adalah metode informasi, metode
sharing pengalaman, dinamika, diskusi dan refleksi.
9. Susunan Acara:
¾ 07.00-07.30
: Tiba di sekolah/presensi
¾ 07.30.08.00
: Pengantar Umum
¾ 08.00-10.00
: Sesi I: Sharing Pengalaman Going and Seeing
¾ 10.00-10.15
: Snack
¾ 10.15-10.30
: Ice breaking
¾ 10.30-12.00
: Sesi II: “Bangkit dan Bergerak”
¾ 12.00-12.30
: Ibadat Penutup Rekoleksi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
88 F. Contoh Persiapan Rekoleksi
1. Pemikiran Dasar
Zaman sekarang ini disebut zaman global yang dicirikan oleh makin cepat
(instan), terbuka dan canggihnya teknologi sehingga membuat orang berlombalomba untuk memperoleh semua itu. Cara yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut pun bermacam-macam, sehingga tak jarang yang kita temui
saat ini orang kurang memiliki kepedulian pada sesama. Keserakahan ini
membuat orang kaya semakin kaya dan orang miskin tetap menjadi miskin.
Melihat situasi seperti ini banyak cara yang perlu dilakukan sehingga mereka yang
menderita pun dapat memperoleh kebahagiaan, maka untuk dapat sampai pada hal
ini diperlukan keterbukaan dan kerelaan untuk peka pada mereka yang terpinggir.
Sikap peduli pada yang menderita sangat diperlukan di zaman ini. Banyak cara
yang bisa dilakukan asalkan semua pihak mau bekerja sama dan peduli pada yang
menderita. Untuk sampai pada sikap ini dibutuhkan kerelaan karena tidak mudah
orang mau berbagi dan peduli. Melalui keterlibatan ini diharapkan peserta didik
sebagai makhluk sosial ambil bagian sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian
nyata terhadap permasalahan sosial demi penataan hidup bersama.
2. Tujuan Pertemuan
Mengajak peserta untuk memaknai sekaligus menindaklanjuti pengalaman
going and seeing, sehingga dari apa yang telah dilihat dan dialami bersama
peserta didik mengusahakan suatu tindakan yang dapat dilakukan baik secara
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89 bersama atau pun kelompok untuk ikut serta membantu mereka yang mengalami
penderitaan.
3. Materi: Sharing Pengalaman Going and Seeing.
4. Sumber Bahan: Pengalaman peserta didik, Ensiklopedi Orang Kudus. A.
Heuken, SJ. 2004
5. Metode : Informasi, diskusi kelompok, sharing
6. Sarana : Salib, lilin, speaker, Laptop, LCD, Spidol, kertas flap
7. Langkah-langkah :
a. Doa Pembuka
Allah Bapa yang maha kasih, terima kasih atas segala karunia penyertaan
yang Engkau berikan kepada kami sehingga pada pagi yang cerah ini kami semua
dapat berkumpul dalam keadaan yang sehat tanpa kekurangan sesuatupun. Bapa
berkatilah kami semua yang sebentar lagi akan memulai acara rekoleksi ini,
utuslah Roh Kudus-Mu untuk menyertai kami semua sehingga kami dapat saling
berbagi satu sama lain. Dan semoga pengalaman-pengalaman yang telah kami
alami bersama dapat kami sheringkan dengan keterbukaan sehingga kami saling
memperkaya satu sama lain dan semoga Roh-Mu menggerakkan hati kami untuk
peduli dan mau berbagi dengan sesama kami yang menderita. Sebab Engkaulah
Sang pemberi kehidupan yang bertahta di surga kini dan sepanjang masa. Amin.
b. Pengantar
Teman-teman yang terkasih, kita patut bersyukur karena pada pagi ini kita
dapat berkumpul bersama di tempat ini. Tentunya teman-teman sudah mengetahui
apa alasan kita berada di tempat ini. Minggu lalu setiap kelompok sudah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90 mengadakan going and seeing, tentu banyak pengalaman baik itu menyenangkan,
memprihatinkan, menakutkan dan menyedihkan tentu semua pengalaman
itu
menggugah hati kita masing-masing. Nah… hari ini kita bersama-sama akan
berbagi pengalaman itu sehingga satu sama lain saling memperkaya. Tema
rekoleksi kita kali ini adalah “Belarasa”. Semoga melalui tiap proses dalam
rekoleksi ini dapat membantu kita semua untuk memahami betapa pentingnya
sikap peduli terhadap sesama yang menderita sehingga kita dapat menemukan
cara-cara yang baik untuk meringankan beban penderitaan mereka.
c. Gerak dan Lagu “Chiken Dance”
Pendamping dan peserta bersama-sama melakukan gerakan yang disertai
musik “Chiken Dance” dengan enerjik dan bersemangat. Setelah itu bersama
bernyanyi “Di sini senang di sana senang” Sambil bernyanyi badan digerakkan,
sambil terus bernyanyi dan menari, ditambahkan permainan, yakni setiap lagu
berakhir pemandu akan menyebutkan angka dan para peserta membuat kelompok
sesuai dengan angka yang disebutkan tadi, bagi yang tidak berhasil diberi
hukuman (misalnya ketika pemandu menyebutkan kata empat maka mereka harus
berkelompok empat-empat atau lima: 2 putra dan 3 putri, dst). Yang diperintahkan
terakhir oleh pemandu dapat ditetapkan sebagai kelompok kerja selama rekoleksi.
d. Sesi I : Sharing Pengalaman Going and Seeing
1) Langkah I dan II :
Pendamping mengajak peserta untuk duduk berkelompok sesuai dengan
kelompok yang telah dibagi. Kemudian masing-masing diberi kesempatan sharing
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91 pengalaman berdasarkan pengalaman mereka berada bersama dengan mereka
yang menderita, dengan panduan pertanyaan:
¾ Bagaimana perasaan anda ketika berada bersama mereka yang
menderita dan terpinggirkan? Mengapa?
¾ Cara apa saja yang mereka lakukan untuk tetap bertahan dalam hidup
mereka?
¾ Bagaimana kesan anda tentang kehidupan mereka?
¾ Apa yang dapat anda pelajari dari pengalaman tersebut?
Setelah selesai sharing dalam kelompok kecil kemudian hasil sharing bersama
ditulis di kerta flap kemudian hasil sharing kelompok tersebut disharingkan dalam
kelompok besar.
2) Langkah III :
Pendamping menegaskan kembali hasil sharing peserta kemudian pendamping
membagi teks cerita tentang “Santa Elisabeth”.
Elisabeth Hungaria adalah putri raja Hungaria. Suaminya bernama Pengeran
Ludwig IV dari Turingia. Ia hidup dalam benteng yang penuh dengan kemewahan
namun Elisabeth tetap hidup sederhana ia tidak melupakan kaum miskin yang
serba kekurangan sehingga diam-diam Elisabeth menyisihkan makanan, uang dan
pakaian diberikan kepada mereka. Ia menolak menikmati makanan yang serba
enak dan pakaian mahal, sebab ia yakin bahwa semuanya itu adalah hasil
pemerasan para bangsawan terhadap rakyat kecil. Sikap ini tidak disukai oleh
keluarganya.
Keluarganya
menuduh
Elisabeth
memboros-boroskan
harta
kekayaan suaminya dengan membagikannya kepada gelandangan dan para
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92 pengemis. Suatu ketika ia dipergoki oleh suaminya ketika secara sembunyisembunyi menenteng bungkusan penuh roti dan pakaian. Suaminya bertanya apa
yang dibawa dalam keadaan bingung Elisabeth menjawab “mawar” yang ia bawa.
Suaminya tidak percaya kemudian membuka bungkusan tersebut dan tanpa diduga
ternyata jawaban Elisabeth benar roti dan pakaian itu telah berubah menjadi
bunga-bunga mawar yang segar. Ternyata Tuhan maha baik telah melindungi
Elisabeth, dari peristiwa itu ia semakin disayangi oleh suaminya.
Setelah suaminya meninggal ia diusir dari istana dengan membawa ketiga
anaknya, tak lama kemudian ia diminta untuk kembali ke istana atas protes orang
banyak. Beberapa lama kemudia Elisabeth meninggalkan istana dan anakanaknya. Ia masuk ordo ke tiga Santo Fransiskus. Putri raja itu menjadi miskin
dan mengabdikan hari-hari akhirnya demi kaum papa miskin dan penderita sakit.
3) Langkah IV:
a. Pendalaman Cerita:
¾ Bagaimana perasaan anda setelah mendengar kisah tentang Elisabeth
tersebut?
¾ Tindakan apa yang dilakukan oleh Elisabeth ketika ia melihat kaum papa
dan miskin yang menderita?
¾ Bagaimana anda bersikap ketika melihat mereka yang miskin dan
menderita di sekitar anda?
¾ Upaya apa saja yang akan anda lakukan demi meringankan beban mereka
yang menderita?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93 b. Rangkuman Singkat
Teman-teman yang terkasih setelah kita sharing bersama, saling bertukar
pengalaman bersama tentu kita semua saling diperkaya dengan pengalamanpengalaman tersebut. Tidak kita sadari bahwa banyak orang yang hidup dalam
penderitaan dan berkekurangan. Dari sharing bersama kita sadar bahwa kita perlu
melakukan tindakan yang berguna bukan bagi diri kita atau kelompok kita saja
melainkan kita bangkit dan bergerak mencari jalan keluar serta merumuskan suatu
kesepakatan bersama demi membantu mereka yang menderita.
Seperti halnya Santa Elisabeth meskipun ia seorang putri bangsawan hidup
dalam kelimpahan namun ia tidak pernah menggunakan kekayaannya dengan
berfoya-foya melainkan ia peka dan peduli pada mereka yang menderita. Begitu
juga kita sebagai warga negara yang baik secara khusus sebagai murid-murid
Tuhan Yesus kita diajarkan untuk mengasihi sesama, hidup saling berbagi dengan
mereka yang menderita. Banyak cara yang dapat kita lakukan. Bisa saja seperti
Santa Elisabeth atau juga cara lain yang sungguh-sungguh dapat dirasakan oleh
mereka yang membutuhkan kita.
Teman-teman yang terkasih, visi sekolah kita mengarahkan kita untuk menjadi
generasi muda yang beriman, berkarakter Paulinian, cerdas dalam bidang
intelektual, sosial, emosional dan spiritual. Artinya bahwa kita diharapkan
menjadi pribadi yang utuh, bertanggung jawab serta memiliki kepedulian pada
sesama. Hal ini serupa juga dengan seruan Gereja yang mengajak semua orang
beriman untuk bangkit dan peduli pada sesama yang hidupnya selama ini jauh dari
perhatian kita semua. Gereja yaitu kita hadir untuk orang miskin dan sederhana
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94 agar mereka juga menemukan kasih yang mungkin tidak diperoleh dari orang lain.
Inilah misi Kerajaan Allah di dunia.
4) Langkah V:
Peserta yang telah dibagi dalam kelompok kecil bersama-sama berembuk
untuk membicarakan aksi nyata yang akan dilakukan sehubungan dengan
pengalaman yang telah dialami dan disharingkan bersama dalam kelompok.
e. Sesi II : Bangkit dan Bergerak
1. Tujuan : Setelah melihat, mengalami dan berbagi pengalaman bersama
peserta
didik diharapkan mampu mengambil sikap serta
membangun niat baru sebagai wujud belarasa terhadap mereka yang
menderita.
2. Mengambil Keputusan bersama untuk Tindak lanjut dari Going and
Seeing
¾ Pada langkah ini peserta didik diajak untuk menghidupi iman Kristiani
pada konteks hidup mereka. Peserta didik yang telah dibagi dalam
kelompok mengambil keputusan-keputusan berdasarkan tema-tema dasar
yang diolah pada PAK, sebagai bentuk keprihatinannya adalah praksis
yaitu mendorong keterlibatan baru dengan jalan mengusahakan metanoia:
pertobatan pribadi dan sosial yang terus menerus.
¾ Peserta didik diberi kesempatan untuk berdiskusi untuk merumuskan
keputusan bersama yang hendak diwujudkan baik secara bersama ataupun
dalam kelompok.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95 ¾ Keputusan yang telah dibuat dikomunikasikan bersama dengan guru guna
menentukan keputusan bersama maupun kelompok misalnya mengadakan
going and seeing sekali sebulan, atau live in pada akhir pekan sekali
sebulan pada hari Sabtu dan Minggu sehingga ada perubahan baru yang
dapat mengembangkan hidup peserta didik demi terwujudnya nilai-nilai
Kerajaan Allah.
3. Penutup
¾ Selesai merumuskan keputusan bersama kemudian peserta didik diajak
untuk bernyanyi gerak dan lagu bersama.
¾ Ibadat Penutup
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Pada bagian akhir penulisan ini, penulis menguraikan kesimpulan dan saran
atas pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Penulis membahas mengenai
gagasan-gagasan pokok dari keseluruhan skripsi ini. Bagian saran, penulis
menyampaikan usaha yang diharapkan untuk mendukung pelaksanaan PAK di
sekolah dalam meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Katolik
Santo Paulus Jakarta.
A. Kesimpulan
Dari kajian teori, penelitian, dan pembahasan penulis menarik kesimpulan
bahwa PAK di sekolah membantu peserta didik agar dalam dirinya tumbuh
semangat belarasa terhadap sesama terutama mereka yang miskin, tersisih, dan
menderita. Hal ini diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik bukan
hanya di dalam lingkungan sekolah namun di dalam hidup bermasyarakat. Selain
itu suasana belajar yang kondusif juga perlu ditingkatkan agar peserta didik
mampu mengenali dan mengembangkan potensi dirinya sendiri secara optimal.
PAK di sekolah juga dipahami sebagai sarana yang mengantar peserta didik
mengenal Allah, mengajak peserta didik berbuat baik, dan mengantar mereka
sampai pada penghayatan iman yang hidup. PAK di sekolah juga membantu
peserta didik agar memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang semakin
beriman Kristiani. Artinya membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus yang
memiliki keprihatinan tunggal yakni Kerajaan Allah, membentuk watak yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
97 baik, sikap jujur, adil dan berbudi pekerti yang luhur, aktif mengikuti kegiatan
hidup menggereja, berdamai, rela berkorban demi sesama seperti Yesus Kristus.
PAK di sekolah dipahami sebagai proses pendidikan iman yang
berlangsung secara berkesinambungan. Dikatakan berkesinambungan karena PAK
di sekolah merupakan bentuk komunikasi atau interaksi iman terus menerus antara
guru dan peserta didik ataupun antar sesama peserta didik. Teori PAK yang baik
dapat mengantarkan peserta didik untuk sampai pada pengenalan akan Yesus
Kristus di mana sekolah berusaha menyediakan fasilitas yang memadai demi
perkembangan iman siswa seperti kegiatan-kegiatan kerohanian, aksisosial,
pembinaan iman dan lain sebagainya. Rangkaian teori yang diajarkan oleh guru
PAK dirasa kurang cukup memadai maka akan menimbulkan kejenuhan bagi
peserta didik. Oleh karena itu Thomas Groome menjelaskan bahwa perlu ada
praksis untuk menjawab persoalan yang ditimbulkan oleh uraian teoritis. Uraian
praktis yang ditawarkan Groome bukan hanya dimengerti sebagai upaya dalam
bentuk tindakan melulu akan tetapi praksis merupakan upaya penggabungan dari
penerapan teori sekaligus praktek dalam proses pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran PAK di SMP Katolik Santo
Paulus Jakarta bagi siswa kelas VIII sudah cukup baik. PAK membantu peserta
didik untuk memperkembangkan iman mereka demi terwujudnya nilai-nilai
Kerajaan Allah. Guru juga memperlakukan peserta didik sebagai subjek bukan
objek karena peserta didik adalah pelaku atau pelaksana (secitra dengan Allah) di
samping itu suasana yang menggembirakan dalam PAK sangat dibutuhkan
sehingga proses belajar mengajar tidak membosankan karena suasana yang baik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
98 dapat menjadi guru yang baik pula. PAK menekankan keterbukaan, kerjasama,
dialog, kesatuan
di dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Dalam
meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus
Jakarta, penulis mengusulkan kegiatangoing and seeing. Program ini diharapkan
dapat dijadikan sebagai pintu masuk bagi siswa agar iman mereka semakin
tumbuh dan berkembang sehingga mereka mampu menghadirkan Kerajaan Allah
di dunia.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, PAK sangat berguna bagi perkembangan
iman siswa. Dengan demikian upaya pengembangan terus diupayakan. Oleh
karena itu penulis menyampaikan saran-saran yang dapat diupayakan dalam
meningkatkan pelaksanaan PAK di sekolah sehingga iman peserta didik semakin
tumbuh dan berkembang. Adapun saran-saran itu antara lain:
Pertama, sekolah perlu menyediakan fasilitas yang lengkap dan memadai
seperti ruang doa sebagai tempat peserta didik mengenal Tuhan lebih dekat, bukubuku pegangan siswa dan buku-buku lain yang menunjang terlaksananya PAK di
sekolah.
Kedua, sekolah perlu membuat program pembinaan yang bertujuan
membentuk pertumbuhan dan perkembangan iman serta kepribadian peserta didik
seperti retret, rekolesi, going and seeing, live in di tempat-tempat yang terpencil
dan hidup bersama dengan mereka yang menderita sehingga peserta didik dapat
merasakan apa yang dialami dan dirasakan oleh mereka yang terpinggirkan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99 Ketiga, sekolah memberikan pengayaan kepada guru PAK, sehingga dapat
meningkatkan pelaksanaan pembelajaran PAK di kelas dengan lebih menarik lagi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adisusanto, FX. (2000). Katekese sebagai pendidikan Iman. Dalam seri PUSKAT
372, Yogyakarata. Lembaga pengembangan kateketik Puskat.
Adiyanti, M.S (2003). Perilaku Anak Usia Dini. Yogyakarta: Kanisius.
Dapiyanta, FX. (2008). Pendidikan agama Katolik Pada tingkat Sekolah dasar.
Yogyakarta: IPPAK
--------------- (2004). Metodologi Riset. Diktat Mata Kuliah Metodologi Riset
untuk mahasiswa semester V, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Driyarkara, N. (1980). Driyarkara Tentang Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Groome, Thomas H. (2010). Christian Religius Education. Pendidikan Agama
Kristen berbagi cerita dan visi kita (terjemahan Daniel Stefanus)
Jakarta: Gunung Mulia
Geertz Clifford. (1992). Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.
Heryatno W. W, FX. (2008). Diktat mata kuliah Pengantar Pendidikan. Agama
Katolik di Sekolah. Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarata.
---------------- (2008). Pokok-pokok Pendidikan Agama Katolik di sekolah.
Yogyakarta: IPPAK
Heuken, A. SJ. (2004). Ensiklopedi Orang Kudus. Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi
Ismartono, I. SJ. (1993) Kuliah agama Katolik di Perguruan Tinggi Umum.
Jakarta: Obor
Kristianto, Y. (1997). Teori PAK SM (manuskrip). Yogyakarta. FIPA – USD
Konsili Vatikan II (1993). Lumen Gentium (Konstitusi Dogmatis tentang Gereja
diterjemahkan oleh R. Hardawiryana, SJ). Jakarta: Obor
Lembaga Alkitab Indonesia. (2009). Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: LAI.
Mardiatmadja, B. S. (1995). Beriman dengan sadar. Yogyakarta: Kanisius.
Mintara Sufiyanta, A. SJ (2010). Sang Guru sang Peziarah. Jakarta: Obor
Nana Sudjana, dan Ibrahim, M.A, (2010). Penelitiandanpenilaianpendidikan.
Penerbit: Sinar Baru Algensindo Bandung.
Nur, Freaswinda Widayanti. (1993). Peranan Keluarga Katolik dalam Pendidikan
Iman anak usia pra sekolah melalui cerita. Yogyakarta. Puskat
Papo, Yakob. (1990) Pendidikan Hidup Beriman dalam Lingkup sekolah. Ende:
Nusa Indah.
Peringatan HUT ke 17. (2003). SMP Katolik Santo Paulus Jakarta
Profil Yayasan Pendidikan Suaka Insan. (2014). SMP Katolik Santo Paulus
Jakarta
Regula pertama Suster-suster Santo Paulus dari Chartres. (1988).
Riduwan. (2007) Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.
Salman Habeahan. (2007). Butir-butir Pendidikan Nilai memasuki abad ke 21.
Bekasi: Krista Mitra Pustaka.
Sutrisno Hadi. (2000). Statistik jilid II. Yogyakarta: ANDI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
101 Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Sewaka, A. (1992). Ajaran dan pedoman Gereja tentang pendidikan Katolik.
Jakarta: Gramedia
Slamento (2003). Belajar dan Mengejar. Bandung Yrama Widya.
Undang-undang Sisdiknas No 20 tahun 2003.
Undang-undang Republik Indonesia tentang Tenaga KependidikanNo 14 tahun
2005.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
102 Lampiran 1: Surat Izin Penelitian
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI IPPAK
Jl. Ahmad Jazuli 2, TromolPos 75, Yogyakarta
Telp. (0274) 589035, 541642 Fax. (0274) 541641
Hal
: Permohonan Izin Penelitian
Yogyakarta, 03 Februari 2015
Kepada Yth.
Kepala Sekolah SMP Santo Paulus Jakarta.
Bpk. Stevanus Sukimin. S.Pd
Dengan hormat,
Melalui surat ini saya mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama
Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma yang beridentitas:
Nama
: Maria Yosephina Kerong
NIM
: 101124054
Memohon izin untuk diperkenankan mengambil data penelitian melalui penyebaran instrumen
penelitian kepada siswa-siswi kelas VIII SMP Santo Paulus Jakarta, pada bulan Februari 2015.
Penelitian ini dibuat dalam rangka untuk menunjang penyelesaian penyusunan skripsi saya yang
berjudul :
PERANAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DALAM MENINGKATKAN
PERKEMBANGAN IMAN SISWA KELAS VIII SMP SANTO PAULUS JAKARTA.
Demikianlah permohonan izin ini saya sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya saya
mengucapkan terima kasih.
Yogyakarta,03 Februari 2015
Dosen Pembimbing,
Drs. FX. Heryatno, W.W. SJ,M.Ed
Pemohon,
Maria Yosephina Kerong
PLAGIAT
TERPUJI
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKAN
TINDAKAN
TIDAK
TERPUJI
Lampiran
2: Surat TINDAKAN
Bukti
PenelitianTIDAK
di Sekolah
SMP KATOLIK SANTO PAULUS
Jl. DanauAgung 13 Blok E 9 SunterAgungJakarta Utara
Telp.021-6459107 Fax. 021-65832512
E-mail : [email protected]
KepadaYth
Kaprodi IPPAK-USD
Drs. FX. HeryatnoWonoWulung, SJ
Di Tempat.
Dengan Hormat,
Setelah melaksanakan penelitian yang berjudul“ Peran Pendidikan Agama Katolik (PAK)
Dalam meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Santo Paulus Jakarta”, maka
saya:
Nama
: Maria Yosephina Kerong
Nim
: 101124054
Program Studi
: Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
PerguruanTinggi : Universitas Sanata Dharma
Telah melaksanakan penelitian di SMP Katolik Santo Paulus Jakarta Utara pada tanggal 04
Februari 2015, melalui penyebaran kuesioner kepada siswa-siswi kelas VIII. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan data yang lengkap mengenai Peran Pendidikan Agama Katolik
(PAK) Dalam meningkatkan perkembangan iman siswakelas VIII SMP Santo Paulus Jakarta.
Demikian surat ini saya buat. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Mengetahui
Jakarta, 06 Februari 2015
KepalaSekolah
Peneliti Mahasiswa IPPAK
Stevanus Sukimin, S.Pd
Maria YosephinaKerong
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104 Lampiran 3: Kuesiouer Penelitian
KUESIONER
PERAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK) DALAM
MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN SISWA KELAS VIII SMP
SANTO PAULUS JAKARTA
Nama
: ....................................................................
Usia
: .........................
Jenis Kelamin
: Perempuan/ Laki-laki
Petunjuk Pengerjaan :
Pilihlah satu jawaban yang tersedia didalam kolom yang sesuai dengan perasaan dan keadaan
yang anda alami dengan memberikan tanda centang ( √ ) pada setiap pernyataan dibawah ini .
S = Selalu
SR = Sering
J= Jarang
TP = TidakPernah
Contoh :
No
PERNYATAAN
Saya mengikuti semua pelajaran yang diberikan dengan baik
No
PERNYATAAN
B
PelaksanaanPendidikan Agama Katolik di sekolah
1
S
SR
J
TP
SR
J
TP
√
S
Guru menyiapkan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dengan
baik.
2
Guru mampu merancang pembelajaran Pendidikan Agama Katolik
menjadi menarik.
3
Guru membuka dan menutup pelajaran di kelas dengan baik.
4
Guru mampu menciptakan suasana kelas dengan baik.
5
Guru menguasai materi yang diberikan dengan baik.
6
Saya senang mengikuti proses pembelajaran pendidikan agama
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
105 Katolik kerena menarik dan mudah dimengerti.
7
Cara pembelajaran yang digunakan dalam Pendidikan Agama
Katolik menarik dan bervariasi.
8
Saya senang dengan sarana dan prasarana yang digunakan dalam
pembelajaran pendidikan agama Katolik.
9
Saya tetap memperhatikan pembelajaran pendidikan agama Katolik
meskipun duduk di belakang.
10
Dengan mengikuti pelajaran agama Katolik saya semakin mencintai
Yesus.
C
Pengaruh pendidikan Agama Katolik terhadap perkembangan
iman siswa kelas VIII
11
Saya semakin mampu mengampuni.
12
Saya semakin rajin ke gereja.
13
Saya semakin rajin berdoa.
14
Saya peduli terhadap sesama yang mengalami musibah.
15
Saya berani membuat tanda salib di tempat-tempat umum.
D
Faktor pendukung dan penghambat perkembangan iman siswa
16
Saya mengulang kembali materi yang diberikan di sekolah.
17
Saya mencari referensi untuk mendukung pelajaran pendidikan
agama Katolik.
18
Saya berusaha mencari informasi tambahan mata pelajaran
pendidikan agama Katolik di internet.
19
Saya belajar pendidikan agama Katolik jika disuruh oleh guru dan
orang tua.
20
Saya sibuk sendiri saat guru menjelaskan materi di kelas.
Lampiran 4: Panduan Pertanyaan Wawancara dengan Guru PAK
1.
Persiapan apa saja yang anda lakukan sebelum mengajar?
2.
Selama anda mengajar di sekolah ini apa dampak dari PAK terhadap perkembangan iman
siswa kelas VIII?
3.
Faktor-faktor apa yang mendukung anda dalam proses belajar mengajar PAK?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
106 4.
Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung tercapainya perkembangan iman siswa kelas
VIII?
5.
Menurut anda apakah PAK sudah membantu siswa menghayati imannya?
6.
Apakah diantara siswa sendiri sudah terwujud sikap solider, belarasa, terbuka dan perhatian
pada mereka yang menderita?
7.
Model dan sarana apa sajakah yang sering anda gunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran
PAK?
8.
Bagaimana siswa memperkembangkan iman mereka dalam hidup sehari-hari?
Lampiran 5: Transkrip Hasil Wawancara dengan guru PAK
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
107 1.
Persiapan apa saja yang anda lakukan sebelum mengajar?
Yang saya lakukan adalah dengan berdoa, mempersiapkan diri dan mempelajari materi
pembelajaran PAK
Mempersiapkan materi berupa power point, mencari sarana yang sesuai dengan tema
pelajaran yang akan saya sampaikan. Mempersiapkan permainan
2.
Selama anda mengajar di sekolah ini apa dampak dari PAK terhadap perkembangan iman
siswa kelas VIII?
Semakin berbelarasa dengan teman-temannya yang sedang berkesusahan
Aktif dalam kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah. Sopan dan tertib.
3.
Faktor-faktor apa yang mendukung anda dalam proses belajar mengajar PAK?
Multimedia yang ada kaitannya dengan tema PAK , pengalaman hidup sendiri. Dan
situasi kongkrit yang terjadi
4.
Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung tercapainya perkembangan iman siswa kelas
VIII?
Selalu ada kemauan dari siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan sosial
Menolong mereka yang sedang berkesusahan. Rajin berdoa
5.
Menurut anda apakah PAK sudah membantu siswa menghayati imannya?
Menurut saya PAK adalah menanamkan nilai-nilai Kristiani, mewujudkan Kerajaan
Allah, mendewasakan iman dan sebagai pedoman hidup bagi saya maupun peserta didik
6.
Apakah diantara siswa sendiri sudah terwujud sikap solider, belarasa, terbuka dan perhatian
pada mereka yang menderita?
Ya . Ada juga yang harus diingatkan untuk bersikap baik dan ramah pada teman.
7.
Model dan sarana apa sajakah yang sering anda gunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran
PAK?
Modelnya adalah diskusi kelompok, dialog, ceramah dan Tanya jawab. Sarana yang
sering saya gunakan adalah media audiovisual, permainan dan kuis
8.
Bagaimana siswa memperkembangkan iman mereka dalam hidup sehari-hari?
Dengan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah baik
kegiatan rohani maupun sosial
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
108 Lampiran 6: Panduan Pelaksanaan dan Pertanyaan Going and Seeing
a.
Panduan Pelaksanaan Kegiatan Going and Seeing
1.
Peserta adalah peserta didik kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta.
2.
Peserta hanya diperbolehkan membawa pakaian yang sesuai dengan peran di tiga tempat yang
sudah ditentukan: pemukiman kumuh dan miskin, kolong jembatan, terminal.
3.
Peserta hanya membawa alat-alat tulis yang dibutuhkan.
4.
Peserta dilarang membawa HP atau pun barang-barang elektronik lainnya.
5.
Peserta tidak diperbolehkan pulang atau pergi tanpa seijin dari guru pendamping.
6.
Diadakan pada hari Sabtu dan lamanya 2 jam, mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 09.00
WIB.
b. Panduan Pertanyaan dan Refleksi Going and Seeing
a.
Gambarkan situasi yang anda alami selama berada bersama mereka!
b.
Apa saja yang anda lakukan selama berada bersama mereka?
c.
Bagaimana cara mereka berjuang untuk mempertahankan hidup mereka?
d.
Bagaimana mereka memaknai kehidupan yang sedang mereka alami tersebut?
e.
Bagaimana kesan anda tentang kehidupan mereka?
f.
Kesulitan apa saja yang anda lihat dan rasakan di sana?
g.
Apa yang dapat anda pelajari dari pengalaman tersebut?
h.
Apa dampak going and seeing ini bagi perkembangan iman anda?
i.
Apa yang akan anda upayakan untuk meringankan beban penderitaan mereka?
j.
Tulislah sebuah refleksi atas pengalaman going and seeing anda!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
109 Lampiran 7: Contoh Jawaban Siswa
KUESIONER
PERAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK) DALAM
MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN SISWA KELAS VIII SMP
SANTO PAULUS JAKARTA
Nama
: Valdian Rudi
Usia
: 14 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan/ Laki-laki
Petunjuk Pengerjaan :
Pilihlah satu jawaban yang tersedia didalam kolom yang sesuai dengan perasaan dan keadaan
yang anda alami dengan memberikan tanda centang ( √ ) pada setiap pernyataan dibawah ini .
S = Selalu
SR = Sering
J= Jarang
TP = TidakPernah
Contoh :
No
PERNYATAAN
Saya mengikuti semua pelajaran yang diberikan dengan baik
No
PERNYATAAN
B
PelaksanaanPendidikan Agama Katolik di sekolah
1
Guru menyiapkan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dengan
S
SR
J
TP
SR
J
TP
√
S
√
baik.
2
Guru mampu merancang pembelajaran Pendidikan Agama Katolik
√
menjadi menarik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
110 3
Guru membuka dan menutup pelajaran di kelas dengan baik.
√
4
Guru mampu menciptakan suasana kelas dengan baik.
√
5
Guru menguasai materi yang diberikan dengan baik.
√
6
Saya senang mengikuti proses pembelajaran pendidikan agama
√
Katolik kerena menarik dan mudah dimengerti.
7
Cara pembelajaran yang digunakan dalam Pendidikan Agama
√
Katolik menarik dan bervariasi.
8
Saya senang dengan sarana dan prasarana yang digunakan dalam
√
pembelajaran pendidikan agama Katolik.
9
Saya tetap memperhatikan pembelajaran pendidikan agama Katolik
√
meskipun duduk di belakang.
10
Dengan mengikuti pelajaran agama Katolik saya semakin mencintai
√
Yesus.
C
Pengaruh pendidikan Agama Katolik terhadap perkembangan
iman siswa kelas VIII
11
Saya semakin mampu mengampuni.
√
12
Saya semakin rajin ke gereja.
√
13
Saya semakin rajin berdoa.
√
14
Saya peduli terhadap sesama yang mengalami musibah.
15
Saya berani membuat tanda salib di tempat-tempat umum.
D
Faktor pendukung dan penghambat perkembangan iman siswa
16
Saya mengulang kembali materi yang diberikan di sekolah.
17
Saya mencari referensi untuk mendukung pelajaran pendidikan
√
√
√
√
agama Katolik.
18
√
Saya berusaha mencari informasi tambahan mata pelajaran
pendidikan agama Katolik di internet.
19
Saya belajar pendidikan agama Katolik jika disuruh oleh guru dan
√
orang tua.
20
Saya sibuk sendiri saat guru menjelaskan materi di kelas.
√
Lampiran 7: Contoh Jawaban Siswa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
111 KUESIONER
PERAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK) DALAM
MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN SISWA KELAS VIII SMP
SANTO PAULUS JAKARTA
Nama
: William
Usia
: 14 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan/ Laki-laki
Petunjuk Pengerjaan :
Pilihlah satu jawaban yang tersedia didalam kolom yang sesuai dengan perasaan dan keadaan
yang anda alami dengan memberikan tanda centang ( √ ) pada setiap pernyataan dibawah ini .
S = Selalu
SR = Sering
J= Jarang
TP = TidakPernah
Contoh :
No
PERNYATAAN
Saya mengikuti semua pelajaran yang diberikan dengan baik
No
PERNYATAAN
B
PelaksanaanPendidikan Agama Katolik di sekolah
1
Guru menyiapkan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dengan
S
SR
J
TP
SR
J
TP
√
S
√
baik.
2
√
Guru mampu merancang pembelajaran Pendidikan Agama Katolik
menjadi menarik.
3
Guru membuka dan menutup pelajaran di kelas dengan baik.
√
4
Guru mampu menciptakan suasana kelas dengan baik.
√
5
Guru menguasai materi yang diberikan dengan baik.
√
6
Saya senang mengikuti proses pembelajaran pendidikan agama
√
Katolik kerena menarik dan mudah dimengerti.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
112 7
Cara pembelajaran yang digunakan dalam Pendidikan Agama
√
Katolik menarik dan bervariasi.
8
√
Saya senang dengan sarana dan prasarana yang digunakan dalam
pembelajaran pendidikan agama Katolik.
9
Saya tetap memperhatikan pembelajaran pendidikan agama Katolik
√
meskipun duduk di belakang.
10
√
Dengan mengikuti pelajaran agama Katolik saya semakin mencintai
Yesus.
C
Pengaruh pendidikan Agama Katolik terhadap perkembangan
iman siswa kelas VIII
11
√
Saya semakin mampu mengampuni.
12
Saya semakin rajin ke gereja.
√
13
Saya semakin rajin berdoa.
√
14
Saya peduli terhadap sesama yang mengalami musibah.
15
Saya berani membuat tanda salib di tempat-tempat umum.
D
Faktor pendukung dan penghambat perkembangan iman siswa
16
Saya mengulang kembali materi yang diberikan di sekolah.
17
Saya mencari referensi untuk mendukung pelajaran pendidikan
√
√
√
√
agama Katolik.
18
√
Saya berusaha mencari informasi tambahan mata pelajaran
pendidikan agama Katolik di internet.
19
Saya belajar pendidikan agama Katolik jika disuruh oleh guru dan
√
orang tua.
20
Saya sibuk sendiri saat guru menjelaskan materi di kelas.
√
Lampiran 8: Lagu-lagu Rekoleksi
1.
Masa Muda Masa muda sungguh senang Hidup penuh dengan cita‐cita Dengan api yang tak kunjung padam Selalu membakar dalam kalbu Reff: PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
113 Masa mudaku masa yang terindah Masa Tuhan memanggilku Masa mudaku masa yang ku kenang Kutinggalkan semua dosaku Masa muda sungguh senang Kuberikan pada‐Mu ya Tuhan Apa yang ada pada diriku Kuserahkan untuk kemuliaan‐Mu... 2.
Bila Roh Allah Ada
Bila Roh Allah ada di dalam ku
Ku kan menari sperti Daud menari
Bila Roh allah ada di dalam ku
Ku kan menari sperti Daud menari
Ku kan menari….3x
Sperti Daud menari…i…i
Ku kan menari…..3x
Sperti daud menari.
3.
Hari ini Ku Rasa Bahagia
Hari ini ku rasa bahagia
Berkumpul dengan saudara seiman
Tuhan Yesus tlah satukan kita
Tanpa memandang di antara kita
Bergandengan tangan satu dalam hati
Berjalan dalam terang kasih Tuhan
Kau saudaraku, kau sahabatku
Tiada yang dapat
Memisahkan kita..
Kau saudaraku……….
Kau sahabatku… tiada yang dapat memisahkan kita.
4.
Kerja Buat Tuhan
Tangan ku kerja buat Tuhan
Mulutku puji namanya
Kakiku…berjalan cari jiwa
Upah ku besar di surga………….
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
114 5.
Dia Panggil Nama Saya
Dengar Dia panggil nama saya.
Dengar Dia panggil namamu.
Dengar Dia panggil nama saya.
Juga Dia panggil namamu
Oh….giranglah…..(halleluya, Puji Tuhan) 2x
Yesus amat cinta pada saya oh giranglah..
Kujawab ya, ya, ya….(2x)
Kujawab ya, ya, ya…...(2x)
Kujawab ya Tuhan……
Kujawab ya Tuhan.
Kujawab ya, ya, ya………..
Download