PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PERAN PEN NDIDIKAN N AGAMA A KATOLIK (PAK) D DALAM GKATKAN N PERKEM MBANGAN N IMAN SIISWA KEL LAS VIII SMP MENING KA ATOLIK SANTO S PA AULUS JAK KARTA SKRIP PSI Diaajukan Untuuk Memenu uhi Salah Saatu Syarat Memperoleh Gelar Saarjana Pendiidikan Progrram Studi Ilmu Pendiddikan Kekhu ususan Penddidikan Agaama Katolik k Oleh: Marria Yosephina Kerong NIM: 101124054 PR ROGRAM STUDI ILM MU PENDIDIKAN KEKHU USUSAN PENDIDIKA AN AGAM MA KATOL LIK JURUSA AN ILMU PENDIDIK KAN FAKULT TAS KEGU URUAN DA AN ILMU PENDIDIK KAN UNIVERS SITAS SAN NATA DHA ARMA Y YOGYAKA ARTA 2015 5 i PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk Para Suster SPC Distrik Indonesia, para Suster Komunitas Jogjakarta dan Jakarta, kedua orang tuaku, saudara-saudariku, temantemanku, sahabat, kenalan yang dengan cara mereka masing-masing telah membantu dan mendukung saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini indah pada waktunya. iv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI MOTTO “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”. (Flp 4:6) v PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRAK Skripsi ini berjudul PERAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK) DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN SISWA KELAS VIII SMP KATOLIK SANTO PAULUS JAKARTA. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sehingga penulis merasa penting untuk mendalaminya. Keprihatinan besar yang penulis lihat kebanyakan orang tua yang berada di perkotaan sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga pendidikan agama yang seharusnya lebih banyak didapat oleh anak dalam keluarga sangat kurang. Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan agama Katolik di sekolah adalah suatu usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah untuk mendapatkan gambaran bagaimana peran Pendidikan Agama Katolik terhadap perkembangan iman siswa baik dari segi pelaksanaannya, caranya maupun sarananya dapat membantu peserta didik untuk semakin berkembang dalam iman. Serta menemukan nilainilai Kristiani dalam hidup sehari-hari. Di samping itu studi pustaka juga diperlukan untuk memperoleh pemikiran-pemikiran untuk direfleksikan, sehingga diperoleh gagasan-gagasan yang dapat dipergunakan sebagai sumbangan pelaksanaan pendidikan agama Katolik di sekolah. Oleh karena itu penulis menyebarkan kuesioner yang berhubungan dengan judul skripsi kepada siswasiswi kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. Pembahasan skripsi ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan agama Katolik di SMP Santo Paulus Jakarta sudah cukup baik. Untuk lebih meningkatkan pelaksanaan PAK di sekolah maka penulis mengusulkan kegiatan going and seeing agar dapat memperkaya peserta didik dalam memperkembangkan iman mereka sehingga mereka dapat bertindak sesuai dengan ajaran yang telah mereka dapatkan baik di sekolah khususnya pelajaran agama maupun dalam keluarga. Melalui kegiatan yang ditawarkan ini, peserta didik diharapkan semakin cerdas mengolah dan menggali pengalaman imannya sehingga menggerakkan mereka untuk semakin peka pada sesama yang menderita dan semakin mencintai Yesus Kristus melalui sesama. Dengan demikian mereka dapat tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang bertanggungjawab serta dewasa dalam iman. viii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRACT This thesis titledTHE ROLE OF CATHOLIC RELIGIOUS EDUCATION IN ENHANCING THE DEVELOPMENT OF FAITH OF GRADE VIII STUDENTS OF SAINT PAUL CATHOLIC JUNIOR HIGH SCHOOL JAKARTA. Education is one crucial aspect in human’s life, which makes the writer feels the importance of comprehending it. The writer notices a great concern on parents who live in urban area, who are so busy with their work, which leads the lack of religious education on children in the family, while they should get more than what they get. Therefore, Catholic religion education at school is a well-planned and continuous effort to develop the students’ ability to confirm their faith and virtue to God based on Catholic’s Church tuition, and still concerns on respect to other religion in the context of religious community harmony in our society for national union. The main problem in this thesis is to figure out the role of Catholic Religion Education on the improvement of the students’ faith, on the application, way it takes, and the equipment needed, that can assist the students to grow in their faith. Moreover, they might find Christian values in daily life.Besides, literary study is also required in order to find thoughts to be reflected to gain ideas as assistance to the application on Catholic Religion Education at school. Therefore, the writer distributed questioner related to the title of the thesis to VIII grade students of SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. The discussion of the thesis shows that the implementation of Catholic religion education in SMP Santo Paulus Jakarta is done well. In order to realize the implementation of Catholic religion Education at school, the writer suggests “going and seeing program” for a model of guidance to assist the students of VIII grade in improving their faith so that they can act as the tuition they get related to religion subject, both at school and home. From this program, the students are expected to be smarter in managing and gaining their experience of faith to motivate them to be more sensitive to others who are suffering and to love Jesus more through other people. It will lead them to grow as responsible persons and mature on their faith. ix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa karena berkat dan kasihNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PERAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK) DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN SISWA KELAS VIII SMP KATOLIK SANTO PAULUS JAKARTA dapat diselesaikan. Penulisan ini dilatarbelakangi oleh keinginan penulis untuk mempelajari lebih dalam peran pendidikan agama Katolik yang terjadi di sekolah demi meningkatkan perkembangan iman siswa. Selain itu skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. FX. Heryatno, Wono Wulung. SJ, M. Ed, selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan waktu, tenaga, membimbing, memberikan pengarahan serta motivasi kepada penulis dalam menyusun skripsi dari awal hingga akhir penulisan. 2. Drs. L. Bambang Hendarto Y.M.Hum, selaku dosen pembimbing akademis yang telah bersedia memberikan perhatian dan motivasi kepada penulis selama berproses di kampus IPPAK. x PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3. Bapak Yoseph Kristianto, SFK. M.Pd, selaku dosen penguji ke III yang selalu membimbing, memberikan semangat dan meluangkan waktu serta memberikan masukan berkaitan dengan skripsi ini. 4. Segenap Staf Sekretariat dan perpustakaan, dosen, dan karyawan Prodi IPPAK, yang telah memberikan dukungan dan membantu penulis selama studi sampai terselesainya penulisan skripsi ini. 5. Sr. Delfina, SPC selaku ketua yayasan SMP Katolik Santo Paulus Jakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 6. Bapak Stevanus Sukimin, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Katolik Santo Paulus Jakarta, dan Bapak Bonefasius selaku guru PAK yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 7. Siswa-siswi kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta yang telah bersedia membantu penulis dalam penelitian dengan mengisi kuesioner. 8. Teman-teman seangkatan 2010 yang selalu memotivasi dan memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Suster-suster SPC yang dengan cinta, perhatian dan doanya mendukung penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungan sampai selesainya penulisan skripsi ini. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman, dalam penyususanan skripsi ini, sehingga skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua xi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv MOTTO ............................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................. vii ABSTRAK ........................................................................................................ viii ABSTRACT .......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ......................................................................................... x DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvii BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 6 C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 7 D. Manfaat Penulisan .................................................................................... 7 E. Metode Penulisan ..................................................................................... 7 F. Sistematika Penulisan .............................................................................. 8 BAB II. PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN SISWA PADA UMUMNYA ................ 10 A. Pendidikan Agama Katolik (PAK)......................................................... 11 1. Pengertian PAK Secara Umum ......................................................... 11 2. Tujuan PAK ....................................................................................... 14 a. Demi Terwujudnya Nilai-nilai Kerajaan Allah ............................ 14 b. Untuk Menghidupi Iman Kristiani ............................................... 15 c. Untuk Kebebasan Manusia ............................................................ 17 xiii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3. Ruang Lingkup PAK ........................................................................... 19 4. Pelaku Pendidikan ............................................................................... 20 a. Guru ............................................................................................. 20 b. Tenaga Kependidikan .................................................................. 24 c. Peserta Didik................................................................................ 28 5. Kurikulum PAK ................................................................................... 29 B. Perkembangan Iman Siswa .................................................................... 30 1. Pengertian Perkembangan Iman ....................................................... 30 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Iman ................ 32 3. Tahap-tahap Perkembangan Iman .................................................... 33 4. Ruang Lingkup Perkembangan Iman ............................................... 36 a. Keluarga ..................................................................................... 36 b. Sekolah ....................................................................................... 37 c. Gereja ......................................................................................... 38 C. Sumbangan PAK Dalam Meningkatkan Perkembangan Iman Siswa SMP Pada Umumnya .................................................................. 39 BAB III. GAMBARAN PELAKSANAAN PAK DI SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN SISWA KELAS VIII SMP KATOLIK SANTO PAULUS JAKARTA......... 44 A. Gambaran Umum SMP Katolik Santo Paulus Jakarta ........................... 44 1. Sejarah Berdiri Sekolah Santo Paulus Jakarta ................................... 44 2. Visi Misi Sekolah .............................................................................. 47 3. Situasi Siswa-siswi SMP Katolik Santo Paulus Jakarta .................... 48 B. Gambaran Pelaksanaan PAK di Sekolah dan Kegiatan Yang Mendukung Perkembangan Iman Siswa ...................................... 49 1. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah ....... 49 2. Pelaksanaan PAK di Sekolah ............................................................ 53 C. Penelitian Pelaksanaan PAK bagi Siswa-siswi Kelas VIII .................... 54 1. Metodologi Penelitian........................................................................ 54 a. Latar Belakang Penelitian ............................................................ 54 b. Tujuan Penelitian ......................................................................... 55 xiv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI c. Jenis Penelitian ............................................................................ 56 d. Instrument Penelitian ................................................................... 56 e. Responden Penelitian .................................................................. 56 f. Tempat Penelitian ........................................................................ 57 g. Variabel Penelitian ...................................................................... 58 2. Laporan Hasil Penelitian dengan Kuesioner ..................................... 58 a. Pelaksanaan PAK di Sekolah ...................................................... 60 b. Pengaruh PAK terhadap Perkembangan Iman siswa .................. 62 c. Faktor Pendukung dan Penghambat Perkembangan Iman .......... 64 3. Laporan Hasil Penelitian dengan Wawancara .................................. 66 4. Pembahasan Hasil Wawancara dengan Guru PAK ........................... 67 a. Pelaksanaan PAK di Sekolah ...................................................... 68 b. Pengaruh PAK terhadap Perkembangan Iman Siswa .................. 69 c. Faktor Penghambat Perkembangan Iman Siswa ......................... 69 d. Faktor Pendukung Perkembangan Iman Siswa ........................... 70 5. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 71 6. Kesimpulan Hasil Penelitian ............................................................. 74 BAB IV. USAHA MENINGKATKAN KUALITAS PELAKSANAAN PAK DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN SISWA KELAS VIII SMP KATOLIK SANTO PAULUS JAKARTA .......................................................... 76 A. Dasar untuk Meningkatkan Kualitas PAK bagi Siswa .......................... 77 B. Upaya Meningkatkan Pelaksanaan PAK di Sekolah ............................. 78 1. Pendekatan PAK yang Bersifat Dialogis-Partisipatif ........................ 78 2. Memperkaya Proses Pembelajaran PAK dengan Kegiatan Going and Seeing(Pergi dan Melihat) ............................................... 79 C. Usulan Kegiatan Going and Seeing ....................................................... 80 1. Latar Belakang Kegiatan Going and Seeing ................................... 80 2. Tujuan Kegiatan Menbantu Peserta Didik Secara Utuh .................. 81 3. Alasan Pemilihan Tempat dan Waktu Pelaksanaan ......................... 83 D. Manfaat Going and Seeing ..................................................................... 84 E. Rekoleksi Sebagai Pemaknaan Kegiatan Going and Seeing.................. 85 xv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI F. Contoh Persiapan Rekoleksi .................................................................. 88 BAB V. PENUTUP............................................................................................ 96 A. Kesimpulan ............................................................................................ 96 B. Saran....................................................................................................... 98 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ LAMPIRAN ........................................................................................................... Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian ....................................................................... (1) Lampiran 2 : Surat Bukti Penelitian di Sekolah ................................................. (2) Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian..................................................................... (3) Lampiran 4 : Panduan Pertanyaan Wawancara dengan Guru PAK ................... (5) Lampiran 5: Transkrip Hasil Wawancara dengan Guru PAK ........................... (6) Lampiran 6 : Panduan Pelaksanaan dan Pertanyaan Going and Seeing ............ (7) Lampiran 7 : Contoh Jawaban Siswa ................................................................. (8) Lampiran 8 : Lagu-lagu Rekoleksi................................................................... (12) xvi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH A. Singkatan Dokumen-Dokumen Resmi Gereja GE : Gravissimum Educationis. Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Kristen yang dikeluarkan pada tanggal 28 Oktober 1965. LG : Lumen Gentium. Konstitusi Dogmatis tentang Gereja yang dikeluarkan pada tanggal 21 November 1964. KWI : Konfrensi Waligereja Indonesia B. Singkatan Lain PAK : Pendidikan Agama Katolik IPA : Ilmu Pengetahuan Alam IPS : Ilmu Pengetahuan Sosial SMP : Sekolah Pendidikan Menegah Pertama Dll : Dan lain-lain SPC : Suster-suster Santo Paulus dari Chartres LCD : Liquid Crystal Display RAPBS : Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah. OSIS : Organisasi Siswa Sekolah UKS : Usaha Kesehatan Sekolah STTB : Surat Tanda Tamat Belajar Humas : Hubungan Masyarakat HUT RI : Hari Ulang Tahun Republik Indonesia xvii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pada dasarnya, pendidikan merupakan bekal manusia untuk bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik. Kehidupan manusia dalam dunia pendidikan mempunyai latar belakang yang berbeda-beda baik dari segi ekonomi, sosial budaya, dan segi kehidupan lainnya. Perbedaan inilah yang dapat berpengaruh pada pendidikan seseorang. Pendidikan pada dasarnya mengangkat derajat manusia ke martabat yang lebih luhur. Menurut pandangan tersebut, manusia yang bermartabat luhur mampu menentukan nasibnya sendiri dan dengan kekuatannya sendiri mampu mengembangkan diri dan mencapai kepenuhan eksistensinya menjadi manusia paripurna. Proses pemanusiawian manusia memang sering kali mendapat ranah yang berkembang di dalam pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak dipengaruhi pada proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik (Slamento, 2003:1). Pemahaman dasar manusia sebagai subyek membedakan manusia dengan makhluk lainnya, seperti hewan dan tumbuhan. Dengan dibekali akal budi, manusia mampu berpikir, dan mampu berkomunikasi dengan sesamanya. Kemampuan akal budi manusia melahirkan pendidikan yang semakin memampukan manusia untuk sadar mengenai dirinya, mengenal lingkungannya, mengenal sesamanya, dan Tuhan yang menciptakannya.Dengan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2 demikian Pendidikan Agama Katolik, dapat memperkembangkan jati diri atau inti hidup peserta didik (Heryatno, 2008: 14). Dari sinilah, Pendidikan Agama Katolik (selanjutnya disingkat PAK) menjadi proses yang terus menerus diusahakan, karena melibatkan unsur manusia sebagai subyek yang peduli pada hal-hal yang di luar dirinya, termasuk beriman pada Tuhan. Agama juga memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi petunjuk dalam mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Pendidikan Agama Katolik (PAK) memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat beriman.Menyadari peran agama amat penting bagi kehidupan umat beriman maka penghayatan agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keharusan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pemerintah Republik Indonesia juga menegaskan visi pendidikan menyeluruh (komprehensif) menyangkut diri peserta didik, yakni mengembangkan kecerdasan hidup dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. UU Republik Indonesia tahun 2005bagian a) menegaskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Rumusan paham pendidikan di atas memuat dua tujuan yaitu pengembangan kemampuan peserta didik dan yang tidak kalah pentingnya adalah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3 mengembangkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan yang terakhir inilah yang menegaskan peran PAK menjadi penting dalam kurikulum pendidikan suatu Negara. Mengapa? Karena PAK memiliki tempat strategis mengembangkan potensi insan peserta didik sebagai citra Allah dalam keberadaannya di keluarga, sekolah, dan masyarakat dan menjadikannya semakin menjadi manusia beriman, taqwa, berakhlak mulia. Melihat situasi yang terjadi di lapangan, Gereja bangkit dan menyerukan kepada segenap anggota Gereja agar dapat menolong kaum muda untuk mencapai masa depannya. Seruan Gereja pertama-tama ditujukan kepada keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena dari sinilah seorang pribadi manusia mulai tumbuh dan berkembang. Sebab PAK merupakan bagian dari bagian pelayanan pastoral Gereja yang membuat peserta didik di sekolah sadar akan segala realitas, agar dapat sampai kepada Tuhan sebagai tujuan akhir hidupnya. Konsili Vatikan II dalam Gravissimum Educationis (GE) artikel 8 menandaskan bahwa PAK di sekolah dijiwai oleh semangat kebebasan Injili dan cinta kasih, dan membantu kaum muda supaya dalam mengembangkan kepribadian mereka sekaligus berkembang sebagai ciptaan baru. Pengajaran PAK mengarahkan seluruh kebudayaan manusia akhirnya kepada pewartaan keselamatan, sehingga pengetahuan yang secara berangsur-angsur diperoleh peserta didik tentang dunia, kehidupan manusia disinari oleh terang iman. Salah satu seruan yang dikumandangkan oleh Gereja adalah Pendidikan Agama Katolik (PAK) yang dilaksanakan di sekolah. Peran serta Gereja untuk ambil bagian dalam membantu generasi muda agar mampu menghayati dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4 mengamalkan imannya dalam hidup sehari-hari khususnya di lingkungan sekolah merupakan suatu bukti nyata bahwa Gereja peduli dan peka pada situasi dan keadaan yang terjadi dalam dunia dewasa ini. PAK merupakan satu aspek yang sangat penting dalam seluruh kehidupan menggereja. Dengan demikian sangatlah penting jika sejak dini anak-anak sudah diajarkan tentang PAK agar dapat mengerti dan memahami nilai-nilai Kristiani. Tentunya PAK itu sendiri membutuhkan sebuah proses dan waktu yang cukup lama agar dapat membantu anak untuk tumbuh dan berkembang baik dalam iman maupun dalam kepribadian mereka. Tidak dapat dipungkiri bahwa kurangnya pendidikan agama dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap tingkah laku anak mengingat keluarga adalah pendidik yang pertama dan utama di mana anak menemukan nilai-nilai iman yang baik dari orang tua maupun anggota keluarga. Lingkungan tempat tinggal yang kurang kondusif juga amat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak itu sendiri. Selain itu juga lingkungan pendidikan yang kurang nyaman dan pendidik yang kurang peka pada kehidupan dan situasi peserta didik juga akan mempengaruhi perkembangan iman siswa. Oleh karena itu peran PAK sangat penting bagi anak usia sekolah. Misalnya di lingkungan sekolah, anak diajarkan untuk bersikap jujur dan terbuka dalam menghadapi masalah atau tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Kristiani. Melalui PAK anak diharapkan bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang kuat dan tangguh dalam menghadapi kegagalan ataupun keberhasilan. PAK juga merupakan salah satu usaha untuk memampukan peserta didik menjalani proses pemahaman, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5 pergumulan dan penghayatan iman dalam konteks hidup nyatanya. Dengan demikian proses ini mengandung unsur pemahaman iman, pergumulan iman, penghayatan iman dan hidup nyata. Proses PAK ini diharapkan semakin memperteguh dan mendewasakan iman peserta didik. Gereja memandang bahwa sekolah-sekolah Katolik merupakan tempat yang tepat untuk mendidik dan membina kaum remaja agar mereka dapat bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang utuh dan berkepribadian yang luhur. Gereja melalui lembaga pendidikan Katolik melihat bahwa para siswa tidak hanya diajarkan menjadi seorang pribadi yang cerdas tetapi mereka juga dididik untuk menjadi pribadi yang sungguh beriman. SMP Santo Paulus Jakarta adalah salah satu lembaga pendidikan yang menekankan pentingnya PAK di sekolah di samping mata pelajaran yang lain. Hal ini sangat penting bagi lembaga pendidikan dalam mempersiapkan peserta didik yang sungguh-sungguh beriman, mengingat bahwa kesibukan orang tua yang bekerja sebagai pengusaha, pebisnis dan yang bekerja di kantoran sehingga pendampingan iman anak kurang diperhatikan. Maka melalui PAK di sekolah yang merupakan salah satu bentuk katekese, anak diharapkan bisa memperoleh pengetahuan tentang agama serta dasar-dasar iman yang kuat. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa pendidik yang utama dan pertama adalah keluarga. Keluarga merupakan Gereja mini yang dapat mendidik anak untuk menemukan nilai-nilai Kristiani dan iman yang kuat sehingga nantinya iman itu dapat mereka wujudkan dalam hidup sehari-hari. Pendidikan anak dalam keluarga merupakan tanggungjawab orang tua dan tidak PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6 dapat digantikan oleh siapapun juga misalnya nilai-nilai cinta kasih, perhatian, tolong menolong yang diteladankan oleh orang tua dialami dan juga yang dirasakan oleh anak akan mempengaruhinya dalam pergaulan dengan orang lain baik di sekolah maupun di masyarakat. Nilai-nilai ini juga akan mempengaruhi kedewasaan iman anak. Dalam kenyataannya, karena kesibukannya maka orang tua mempercayakan anak pada pihak sekolah. Walaupun demikian, pendidikan anak tidak dibiarkan begitu saja tetapi perlu adanya kerjasama antara orang tua dan sekolah sehingga iman anak semakin tumbuh dan berkembang. SMP Santo Paulus Jakarta mengusahakan pendidikan yang bersifat utuh, dan berkesinambungan demi memperkembangkan seluruh aspek hidup manusia terutama yang berhubungan dengan nilai-nilai kemanusiaan serta mewujudkan prinsip dasar pendidikan bukan hanya mempersiapkan peserta didik untuk mendapatkan pekerjaan melainkan untuk memperkembangkan kehidupan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mendalami judul skripsi yakni “PERAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK) DALAMMENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN SISWA KELAS VIII SMP KATOLIK SANTO PAULUS JAKARTA” B. Rumusan Masalah 1. Apa peran PAK di sekolah bagi perkembangan iman siswa SMP pada umumnya? 2. Sejauh mana PAK di sekolah telah berhasil meningkatkan iman siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus? PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7 3. Usaha apa yang dilakukan oleh guru PAK dalam meningkatkan iman siswa? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui sumbangan PAK dalam meningkatkan iman siswa SMP pada umumnya. 2. Mengetahui sejauh mana PAK diSMP Katolik Santo Paulus Jakartamampu meningkatkan iman siswa dalam hidup sehari-hari. 3. Membantu guru PAK agar semakin kreatif dan terampil dalam membina siswa sehingga meningkatkan imannya menuju kedewasaan dalam Kristus. D. Manfaat Penulisan 1. Bagi sekolah: memberi sumbangan pemikiran tentang pentingnya Pendidikan Agama Katolik demi meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII dan memberikan kesempatan kepada guru PAK dalam mengembangkan potensi sesuai dengan profesinya. 2. Bagi siswa agar mereka dapat memahami betapa pentingnya PAK dalamperkembangan iman mereka. 3. Bagi penulis: menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pentingnya Pendidikan Agama Katolik dalam meningkatkan perkembangan iman siswa sehingga dapat menemukan cara maupun metode yang tepat sehubungan dengan Pendidikan Agama Katolik. E. Metode Penulisan Penulis menggunakan metode deskriptif analisis dalam penulisan skripsi ini. Metode deskriptif analisis yaitu menggambarkan apa yang penulis dapatkan berdasarkan studi pustaka dan penelitian di lapangan dan penyebaran kuesioner. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8 Untuk mengetahui permasalahan yang ada sehingga ditemukan pemecahan yang tepat sehubungan dengan peran Pendidikan Agama Katolik dalam meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VII SMP Santo Paulus Jakarta. F. Sistematika Penulisan Dalam sistematika ini penulis menyampaikan pokok-pokok gagasan skripsi: Bab I merupakan pendahuluan. Pada bagian ini penulis menguraikan mengenai latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama membahas tentang PAK di sekolah yang meliputi: pengertian, tujuan, ruang lingkup, pelaku pendidikan, dan kurikulum PAK. Bagian kedua membahas tentang perkembangan iman yang meliputi: pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi, tahap-tahap, dan ruang lingkup perkembangan iman. Bagian ketiga membahas tentang sumbangan PAK dalam meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. Bab III menguraikan gambaran umum tentang SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. Pada bab ini penulis akan membahas tentang sejarah singkat SMP Katolik Santo Paulus Jakarta, visi-misi, situasi siswa-siswi. Pokok yang kedua penulis akan membahas mengenai: gambaran pelaksanaan PAK di sekolah serta kegiatankegiatan yang mendukung perkembangan iman siswa. Sedangkan pada bagian akhir, penulis menguraikan tentang penelitian mengenai pelaksanaan PAK bagi siswa-siswi kelas VIII di SMP Santo Paulus Jakarta dan hasil penelitian serta pembahasannya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9 Dalam Bab IV, penulis akan memaparkan kegiatan going and seeingsebagai bentuk pembinaan iman siswa kelas VIII SMP Santo Paulus Jakarta. Dan pada Bab V yang adalah penutup dari penulisan skripsi ini, penulis akan membuat kesimpulan dan memberikan saran terkait dengan pelaksanaan PAK dan pendampingan yang berkelanjutan bagi siswa-siswi SMP Santo Paulus Jakarta tentang pentingnya PAK dalam meningkatkan perkembangan iman mereka. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB II PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK) DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN SISWA Berdasarkan latar belakang penulisan, rumusan penulisan dan tujuan penulisan yang telah diuraikan pada bab pertama, maka pada bab kedua penulis akan menguraikan teori tentang Pendidikan Agama Katolik dalam meningkatkan perkembangan iman siswa, agar siswa semakin tumbuh dan berkembang dalam iman. Pada bab IIini penulis akan membagipembahasan menjadi tiga bagian: bagian pertama membahas tentang PAK di sekolah yang meliputi: pengertian, tujuan, ruang lingkup,kurikulum dan pelaku pendidikan. Bagian kedua membahas tentang perkembangan iman yang meliputi: pengertian perkembangan iman,faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan iman, tahap-tahap perkembangan imandan ruang lingkup perkembangan iman. Bagian ketiga membahas tentang sumbangan PAK dalam meningkatkan perkembangan iman siswa SMP pada umumnya. Secara keseluruhan bab ini akan menguraikan tentang Pendidikan Agama Katolik dalam meningkatkan perkembangan iman siswa SMP pada umunnya. Dengan perkembangan zaman yang begitu pesat maka Pendidikan Agama Katolik sangat penting bagi para siswa. PAK sangat penting bagi peserta didik karena dapat membantu peserta didik untuk mencapai kedewasaan iman dalam segala aspeknya. Oleh karena itu, PAK sangat penting bagi peserta didik bukan sematamata memenuhi tuntutan formal kurikuler yang melulu mengutamakan segi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11 kognitif melainkan demi mencapai kepenuhan dalam Kristus lewat pengalaman hidup sehari-hari. A.Pendidikan Agama Katolik (PAK) 1. Pengertian Pendidikan Agama Katolik Secara Umum Heryatno (2008: 23) berpendapat bahwa Pendidikan Agama Katolik merupakan proses pendidikan dalam iman yang diselenggarakan oleh Gereja, sekolah, keluarga, dan kelompok jemaat lainnya untuk membantu naradidik agar semakin beriman kepada Tuhan Yesus Kristus sehingga nilai-nilai Kerajaan Allah sungguh terwujud di tengah-tengah hidup mereka. Pendidikan Agama Katolik juga dipahami sebagai komunikasi penghayatan atau pengalaman iman. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa Pendidikan Agama Katolik adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam mengembangkan peserta didik untuk memperteguh imannya kepada Tuhan Yesus Kristus sesuai dengan ajaran Gereja Katolik dengan tetap memperhatikan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam kehidupan di tengah keluarga, sekolah, masyarakat, dan di manapun saja mereka berada. Oleh karena itu, antara Gereja, sekolah, keluarga dan kelompok jemaat lainnya perlu bekerjasama demi terwujudnya pendidikan yang baik bagi peserta didik. PAK di sekolah merupakan salah satu bentuk pendidikan iman dan suatu usaha untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional. Heryatno (2008: 16) menegaskan kembali pandangan Mangunwijaya tentang hakikat dasar PAK sebagai komunikasi iman, bukan pengajaran agama. Ia membedakan antara beragama atau punya agama (having religion) dengan beriman (being religius). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12 Agama berkaitan dengan hukum, peraturan, ritus, kebiasaan, lambang-lambang luar, dan segi-segi sosiologis. Agama merupakan jalan dan sarana menuju kepenuhan dan kesejahteraan hidup, jalan manusia menuju kesatuan dengan Tuhan. Pendidikan Agama Katolik di sekolah adalah salah satu bidang studi yang mempunyai kedudukan yang sama dengan bidang studi lainnya seperti Pendidikan Pancasila, Pendidikan Sejarah, Matematika, IPS dan lain-lain. Berhubung memiliki kedudukan yang sama dengan bidang studi yang lain, maka PAK di sekolah terikat pada kurikulum dan waktu yang tersedia serta patuh pada aturan main sekolah. Dengan demikian Pendidikan Agama Katolik tidak hanya berhenti pada agama yakni hal-hal lahiriah melainkan PAK dapat menghantar peserta didik sampai pada iman dan taqwa terhadap Tuhan serta penuh persaudaraan dengan semua orang. Dapiyanta (2008: 1) menyatakan bahwa PAK secara operasional ialah komunikasi iman antara guru-murid dan antar murid melalui proses berdasar pendekatan tertentu dengan bantuan materi, metode, dan media, yang bertitik tolak dari keadaan awal tertentu menuju tujuan tertentu. Artinya komunikasi iman yang terjadi bukan hanya satu arah melainkan dua arah yang saling berhubungan erat dan terlaksana lewat media, metode serta materi yang disampaikan. Heryatno (2008: 14) menyatakan bahwa PAK berusaha membantu peserta didik memperkembangkan jiwa dan interioritas hidup mereka. Artinya bahwa pendidikan tidak hanya menyebar informasi saja melainkan memberi ilham dan inspirasi hidup kepada para peserta didik. Inspirasi yang dapat diberikan kepada PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13 peserta didik antara lain bagaimana mereka menghadapi kenyataan hidup di masa sekarang dan menjawab tantangan di masa depan, sehingga mereka dapat menemukan makna hidup yang dihadapi sehari-hari. PAK disekolah merupakan salah satu usaha untuk memampukan siswa berinteraksi (berkomunikasi), memahami, menggumuli dan menghayati iman, sehinggaiman siswa semakin diperteguh. Oleh karena itu, PAK di sekolah harus sungguh disadari sebagai salah satu bagian dari tugas pastoral Gereja terhadap peserta didik yang bertujuan agar peserta didik mampu menggumuli hidup dari segi pandang Katolik dan dengan demikian berkembang menjadi manusia paripurna (manusia beriman). Kristianto (2005: 9) menyatakan bahwa sebagai pendidikan iman, PAK di sekolah hendaknya dapat membantu siswa agar iman mereka menjadi pusat kepribadiannya, serta dapat membantu proses kepribadiannya. Proses perkembangan imannya secara harmonis memiliki tiga aspek yaitu pengetahuan, perayaan dan penghayatannya. Artinya bahwa proses PAK hendaknya mampu menciptakan situasi, lingkungan, iklim serta kemungkinan-kemungkinan sedemikian rupa, agar iman sungguh-sungguh menjadi landasan sekaligus peneguhan semua aspek kehidupan orang yang bersangkutan. Sedangkan pembinaan iman mengarah pada upaya pembentukan atau pengembangan nilainilai kehidupan sosial seperti rasa kebangsaan, keadilan, kedamaian, gotongroyong, kerjasama yang secara menyeluruh dilaksanakan secara bersama-sama. Heryatno (2008: 75) mengutip pandangan Miller yang mengatakan bahwa di dalam konteks PAK, perkembangan iman tidak hanya mencakup dimensi personal melainkan juga merupakan interaksi antara individu dengan peristiwa hidup yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14 bersifat komunal (dimensi eklesial yang komunal). Di samping itu, perkembangan iman juga terjadi karena rahmat Allah. Maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Katolik di sekolah bertujuan untuk menanamkan pengetahuan agama dan dorongan iman sehingga peserta didik menjadi warga negara yang baik dalam semangat iman Katolik. 2. Tujuan Pendidikan Agama Katolik Groome (2010: 48) menyatakan bahwa tujuan PAK adalah “Berbagi cerita dan visi kita” yaitu demi mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah, untuk menghidupi iman Kristiani dan untuk kebebasan manusia. Menurut Groome tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah untuk memampukan peserta didik sebagai orang-orang Kristen untuk hidup sesuai dengan iman Kristen. Apa yang sebenarnya diharapkan dari orang Kristen dan bagaimana gaya hidup yang dipromosikan telah mengambil ekspresi-ekspresi yang berbeda pada waktu yang berbeda. a. Demi Terwujudnya Nilai-nilai Kerajaan Allah Kerajaan Allah adalah rencana Allah bagi ciptaan. Kerajaan Allah adalah tema dan tujuan utama dalam pemberitaan dan kehidupan Yesus Kristus. Oleh karena itu kegiatan pendidikan dimaksudkan untuk mengantar orang-orang ke arah iman Kristiani, tujuan utama pendidikan yang demikian adalah Kerajaan Allah di dalam Yesus Kristus sendiri. Kerajaan Allah memiliki konotasi yang unik bagi setiap individu (Groome 2010: 69). Kerajaan Allah sebagai metapurpose yaitu untuk memperjuangkan terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam diri Yesus Kristus. Yesus Kristus PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15 di dalam sabda karya dan seluruh hidup-Nya mempunyai keprihatinan pokok mewartakan serta mewujudkan Kerajaan Allah. Terwujudnya Kerajaan Allah merupakan visi dasar atau arah utama seluruh kegiatan pendidikan di dalam PAK. Pendidikan dalam iman menuntut proses pendidikan yang membentuk dan memberdayakan seluruh dimensi hidup peserta didik sebagai mitra Yesus Kristus di dalam memperjuangkan terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di tengahtengah komunitas sekolah mereka (Heryatno, 2008: 26-27). Kerajaan Allah adalah sebuah simbol yang menggambarkan kehadiran Allah yang aktif yang berkuasa di atas, di dalam, dan di akhir sejarah. Hal ini demikian karena kedaulatan Allah sebagai pencipta dan penopang di atas segala sesuatu. Kesempurnaan visi Allah bagi ciptaan akan terealisasikan hanya diakhir sejarah, tetapi pada waktu bersamaan Allah aktif di tengah-tengah sejarah demi mewujudkan kesempurnaan pemerintahan Allah. Kerajaan Allah di tengah-tengah hidup manusia menjadi tolak ukur dari segala pendidikan iman. Proses. Pendidikan iman sungguh berhasil kalau nilai-nilai Kerajaan Allah sungguh dialami secara nyata oleh semua manusia (Groome, 2010: 72). b. Untuk Menghidupi Iman Kristiani Komunikasi Kristiani merupakan salah satu usaha untuk memperkembangkan iman Kristiani yang hidup. Hal ini menjadi tujuan yang harus dicapai dari kegiatan pendidikan Kristiani sepanjang zaman dan para pendidik dapat diharapkan membangkitkan iman para peserta didik. Iman merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah secara cuma-cuma. Roh Kudus yang memberikan pertumbuhan iman. Ini tidak meniadakan atau membuat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16 berlebih-lebihan perhatian atau anugerah dan tanggung jawab pendidikan dan komunitas Katolik (Groome, 2010: 80). Pendidikan iman dalam sekolah merupakan proses pendewasaan iman yang diharapkan membantu memperkembangkan iman peserta didik secara seimbang yang meliputi kegiatan meyakini (believing) yaitu merefleksikan keyakinan dan keputusan iman. Iman yang secara umum diwariskan dalam ekspresi komunitas lewat tradisi iman agama (Kitab Suci, syahadat, doktrin dan dogma), namun anggota komunitas berharap mengetahui tentang kayakinan personalnya dan memilih untuk memeluk kepercayaan dan nilai-nilai yang ditawarkan oleh tradisi tersebut. Tindakan mempercayai (trusting). Dalam konteks pendidikan, guru PAK memiliki tugas untuk mengasuh (to nurture) perkembangan peserta didik dalam iman Kristiani sebagai agent-subject-in relationship. Groome mengajukan tiga alasan: pertama membantu perkembangan spiritual peserta didik menjadi lebih mendalam (dalam hal cinta) dan percaya pada Tuhan. Hal ini mensyaratkan peserta didik sebagai pendoa, bersifat personal dan komunal, verbal dan kontemplatif. Alasan kedua dimensi relasional iman Kristani meminta pendidikan yang membentuk peserta didik dalam identitas sebagai anggota komunitas Kristiani (dalam hal ini Gereja) dan membaharui hidup secara baik. Alasan ketiga kita mengajar peserta didik pada kebaikan cinta yang dalam dan kekal serta pada keadilan dalam umat manusia (Groome, 1991: 20). Kegiatan iman yang ketiga yaitu menjalankan kehendak Allah (doing God’s will). Injil Matius menyatakan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah tidak cukup hanya mengetahui dan menyatakan Allah hanyalah sebagai Allah, namun PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17 kita harus juga melakukan kehendak Allah (lih. Mat 7: 21). Pandangan ini mau menegaskan bahwa perlunya tindakan nyata agar peserta didik sampai pada tujuan inti pendidikan yaitu Kerajaan Allah. c. Untuk Kebebasan Manusia Dasar kebebasan manusia adalah jati dirinya sendiri yang diciptakan oleh Allah menurut kehendak-Nya yang bebas. Manusia diciptakan oleh Allah menurut gambar dan rupa Allah sendiri. Ini berarti manusia memiliki martabat hidup yang mulia. Ia juga memiliki peran, tugas hidup yang sangat penting yaitu membangun dunia supaya menjadi lebih baik. Manusia memiliki potensi atau peluang untuk sungguh-sungguh menjadi bebas (Heryatno, 2008: 36). Oleh karena itu bebas kepada Allah membuat kita bebas kepada diri kita sendiri dan dengan jalan tersebut kita pun bebas untuk berbuat baik kepada sesama. Manusia bebas kalau bersatu dengan Allah. Manusia dapat bersatu dengan Allah karena rahmat-Nya yang berkarya di dalamnya dan karena Allah yang mendatangi manusia mengundang dan memampukan manusia dapat tinggal di dalam-Nya. Karena itu proses pendidikan agama Kristiani perlu diusahakan sedemikian rupa sehingga mendorong terwujudnya kebebasan utuh dalam arti tiga mantra yaitu kebebasan dalam roh, kebebasan jiwa dan kebebasan yang bersifat sosial-politik. Iman Kristiani yang matang dan dewasa menjadi salah satu tujuan mendasar dari pendidikan iman. Iman yang dewasa dapat diwujud nyatakan melalui pertobatan integral yang terus menerus diperbaharui. Pertobatan personal yang bersifat integral tidak dapat dipisahkan dari transformasi hidup masyarakat. Tiga teori PAK yaitu demi terwujudnya Kerajaan Allah, untuk menghidupi iman PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18 Kristiani dan demi kebebasan perlu disatukan dan diwujudkan secara bersamasama karena saling berkaitan sehingga tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. KWI (2011: 10) menyatakan bahwa pada dasarnyaPendidikan Agama Katolik bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidup beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada InjilYesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan: situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai agama dan kepercayaan. Dapiyanta (2008: 23) menyatakan bahwa tujuan PAK di sekolah dirumuskan secara luas dan sempit. Secara luas tujuan PAK ialah memperluas pengatahuan, memperteguh pergulatan iman (internalisasi), dan memperkaya penghayatan iman. Sedangkan secara sempit PAK bertujuan membantu peserta didik menggumuli hidupnya dari sudut pandang Kristen. Dengan begitu peserta didik memperkembangkan pengetahuan dan penghayatan iman menuju kepenuhan di dalam Kristus. Kristianto (2005: 9) menyatakan bahwa PAK di sekolah perlu diarahkan untuk membantu peserta didik mengetahui prinsip-prinsip kebenaran iman, mencapai dan memiliki kebenaran iman itu sebagai hal yang baik, serta menata sikap dan tingkah lakunya sesuai kebenaran yang diimani dan dianggap baik. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19 Dengan demikian tujuan PAK sangat khas dan tidak dimiliki oleh bidang studi yang lain. Oleh karena itu, jika hal ini dilakukan secara konsisten maka akhirnya baik guru PAK maupun pihak sekolah tidak akan menuntut nilai yang dilakukan secara formal dan menentukan kenaikan atau kelulusan seorang siswa. PAK akan selalu merupakan proses seumur hidup. Dalam prosesnya PAK tidak akan pernah bisa diuji selama orang atau siswa yang bersangkutan masih hidup sehingga sebenarnya PAK tidak perlu dinilai dengan angka. 3. Ruang Lingkup PAK Dapiyanta (2008: 5) menyatakan bahwa ruang lingkup PAK di sekolah tidak terlepas dari bahan katekese. Sebagaimana hakikat katekese ialah pelayanan sabda (wahyu) oleh Gereja yang ditanggapi manusia dengan iman yang keduanya nyata dan menyatu dalam diri Kristus, demi keselamatan seluruh ciptaan, maka bahan katekese ialah wahyu dan iman dalam lingkup Gereja Katolik yang berpusat pada Kristus. Dapiyanta (2008: 15) menegaskan kembali pandangan Jacobs, tentang proses Pendidikan Agama Katolik, di mana bahan menjadi salah satu faktor penting dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. Bahan dijadikan sarana bagi guru untuk mencapai tujuan dalam proses pembelajaran. Bahan pembelajaran hendaknya sesuai dengan kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan. Pendidikan Agama Katolik di sekolah memerlukan pola komunikasi tertentu yang sesuai dengan situasi peserta dan harapan Pendidikan Agama Katolik. Agar peserta didik memahami diri sendiri, sesama dan lingkungan untuk mencari dan membangun PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20 hidup yang berarti dan mendalam seperti yang diwartakan oleh Yesus Kristus dan diwujudkan serta diwartakan terus menerus oleh umat beriman Katolik. Dengan demikian maka, Pendidikan Agama Katolik di sekolah lebih merupakan salah satu usaha untuk memampukan peserta didik menjalani proses pemahaman, pergumulan, dan penghayatan iman dalam hidup sehari-hari dan berkembang terus dalam kehidupan nyata. Proses ini diharapkan semakin memperteguh dan mendewasakan iman peserta didik. 4. Pelaku pendidikan a. Guru UU No. 14 Tahun 2005, pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik. Sedangkan Mintoro Sufiyanta (2010:57) menyatakan bahwapendidik adalah jabatan atau profesi yang membutuhkan keahlian khusus. Di dalam pendidikan, guru mempunyai tiga tugas pokok yang bisa dilaksanakan yaitu : pertama, tugas profesional yaitu tugas yang berhubungan dengan profesinya yang meliputi tugas untuk mendidik, mengajar, dan tugas untuk melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilainilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta teknologi sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan.Kedua, tugas kemasyarakatan yaitu tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang berfungsi sebagai pencipta masa depan dan penggerak kemampuan. Keberadaan guru menjadi faktor penentu yang tidak dapat digantikan oleh komponen mana pun dalam kehidupan bangsa sejak dahulu. Ketiga,tugas PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21 manusiawi yaitu tugas sebagai seorang manusia. Guru harus bisa menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua bagi murid. Guru harus bisa menarik simpatik dari peserta didik melalui teladan hidup dan mampunyai relasi yang harmonis sebagai “bapa-anak” sehingga ia menjadi idola bagi peserta didik. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa tugas seorang pendidik atau guru adalah mengantar keluar dengan selamat peserta didik dari berbagai rintangan menuju padang rumput yang hijau. Sama seperti gembala guru dipanggil untuk menggembalakan peserta didik, mengenal pribadi dan karakter masing-masing serta membantu mereka dalam mengembangkan diri. Groome (2010: 389) menyatakan bahwa pendidik memiliki tugas yang khusus dalam komunitas Kristiani. Artinya pendidik agama Kristiani harus mampu menghadirkan pribadi Yesus Kristus ketika melayani peserta didik. Groome menekankan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik yaitu pertama jabatan mengajar adalah sebuah bentuk pelayanan yang dilakukan atas nama Yesus Kristus. Kedua jelas dari Gereja mula-mula jabatan pengajar adalah menjadi pelayan firman. Maka dapat dikatakan bahwa jabatan pengajar memiliki kesamaan dengan para pelayan firman atau pemberita-pemberita Injil Tuhan. Mintoro Sufiyanta (2010: 218) menyatakan bahwa guru yang profesional harus secara efektif memberikan perhatian pada peserta didik sehingga peserta didik merasa dekat dengannya. Lebih lanjut dikatakan bahwa guru yang penuh perhatian pada peserta didik akan lebih memberikan peneguhan dan dorongan semangat seperti kesabaran, kepercayaan, kejujuran dan keberanian; juga PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22 mendengarkan dengan empati, memahami, mengenal masing-masing peserta didik secara individu, hangat, penyemangat dan yang paling penting adalah mencintai pribadi peserta didik. Miller dalam Heryatno (2008: 86) menguraikan bahwa guru harus memiliki visi ke depan bagi perkembangan setiap peserta didiknya. Visi yang dimaksudkan adalah agar peserta didik dapat mencapai tahap perkembangan kognitif, emosi, moral dan iman. Oleh karena itu, guru harus menjadi sahabat dan pendamping bagi perkembangan pribadi peserta didik sehingga visi di atas dapat tercapai. Miller juga menegaskan bahwa PAK sungguh-sungguh perlu menekankan interaksi dan komunikasi yang fasilitatif dan kondusif bagi peserta didik supaya secara terus-menerus berkembang ke tahap berikutnya. Komunikasi sangat penting dalam tingkat perkembangan kognitif, emosi, moral, iman peserta didik. Menurut Heryatno (2008: 113-117) sikap dasar dan semangat para guru harus diwujudkan di dalam tugasnya yaitu: a. Meneguhkan pribadi dan jati diri Para guru diharapkan menghormati harkat dan martabat para peserta didik yang mulia, menghargai segala talenta dan keunikan serta memahami kemampuan mereka sebagai titik tolak dari seluruh kegiatan pendidikan mereka. Guru juga membantu para peserta didik yang lemah dan bermasalah agar mereka memiliki peluang dan kesempatan yang sama dengan teman-teman lainnya, agar mereka pun dapat berkembang menjadi lebih baik. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23 b. Tahap yakin dan penuh harap Sebagai pendidik, guru harus memiliki harapan dan keyakinan bahwa semua peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat-bakat yang mereka terima dari Tuhan. Guru juga harus yakin bahwa semua peserta didik dapat sampai pada kelimpahan dan kepenuhan hidup karena kebaikan dan kemurahan hati Tuhan. c. Mengasihi Sikap yang tidak kalah penting dari para guru adalah mengasihi peserta didik. Beriman, berharap, dan mengasihi hidup para peserta didik itulah yang menjadi sikap, tekad, dan kesadaran yang wajib diwujudkan dalam melaksanakan tugas panggilan mereka sebagai pendidik. Dengan kasih yang bersedia berkorban seperti Yesus dari para pendidik sungguh dapat mengubah sikap dan perilaku peserta didik sekaligus memberikan hasil yang baik dan menyenangkan. d. Menghormati peserta didik sebagai subjek Peserta didik adalah subjek pendidikan. Oleh karena itu, guru harus memperlakukan dan menghormati peserta didik sebagai subjek pendidikan. Dengan memperlakukan peserta didik sebagai subjek/pelaku utama, dalam proses pembelajaran guru mewujudkan relasi antara pendidik dan peserta didik bukan relasi subjek dengan objek melainkan subjek dengan subjek. Di dalam relasi tersebut yang diharapkan oleh para peserta didik bukan semata-mata isi mata pelajaran tetapi inspirasi dan teladan hidup. Dengan memperlakukan peserta didik sebagai subjek, para guru akan memberdayakan mereka sebagai pelaku pendidikan yang aktif, kreatif, dan realistis. Para guru harus mampu menciptakan suasana yang kondusif yaitu suasanan akrab, saling menerima, dan menghargai PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24 serta suasana kebersamaan yang sungguh menghormati inspirasi, aspirasi, dan gagasan peserta didik. Dengan suasana ini diharapkan bahwa pendidik dapat memperkembangkan kepribadian peserta didik secara utuh. Yang dimaksud perkembangan kepribadian yang utuh adalah bukan hanya intelektual tetapi juga perasaan, emosi, hati dan perilaku mereka. Hal ini perlu diusahakan agar pendidikan menjadi proses perkembangan diri mereka secara utuh dan seimbang. e. Menghormati kebebasan, hak dan tanggungjawab Kebebasan terwujud jika pendidik menghormati hidup peserta didik sebagai pribadi dan mendorong mereka untuk bersikap serta bertindak berdasar hati nuraninya. Dengan menghormati kebebasan dan semua hak peserta didik, para guru diharapkan menyelenggarakan proses pendidikan yang bersifat sungguh membebaskan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu hal penting yang dituntut dari seorang pendidik adalah mengasihi para peserta didik. Dengan mengasihi peserta didik, seorang pendidik dapat mengantar mereka kepada kebenaran yang telah Allah letakkan pada inti hidup mereka dan membantu mereka menjadi orang-orang yang bebas. Dengan demikian, mereka dapat mengambil bagian di dalam perjuangan mewujudkan kehadiran nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah-tengah kehidupan mereka. b. Tenaga kependidikan UU NO. 20 tahun 2003 pasal 140 ayat 3 menyatakan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan yang meliputi: pertama, kepala PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25 sekolah adalah orang yang bertanggungjawab terhadap seluruh proses belajar mengajar di sebuah sekolah. Ia adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap aplikasi prinsip-prinsip administrasi pendidikan yang inovatif. Selain itu, ia juga adalah seorang guru yang mendapat tugas tambahan sebagai pemimpin, pendidik, administrator, supervisor, innovator, motivator dan edukator. Tugas kepala sekolah antara lain: memberikan bimbingan kepada seluruh warga sekolah khususnya kepada guru dalam memperbaiki mutu proses belajar mengajar, memberikan bimbingan kepada guru dalam memperbaiki mutu proses belajar mengajar, sebagai edukator, kepala sekolah bertugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Sebagai manager, kepala sekolah bertugas menyusun perencanaan, mengarahkan dan mengkoordinasikan kegiatan, melaksanakan pengawasan dan mengevaluasi kegiatan, menentukan kebijakan, mengadakan rapat, mengambil keputusan, mengatur proses belajar mengajar, mengatur administrasi Ketatausahaan, siswa, ketenangan, sarana dan prasarana, keuangan / RAPBS, mengatur Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait. Sebagai administrator, kepala sekolah bertugas menyelenggarakan administrasi: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, kurikulum, kesiswaan, ketatausahaan, ketenagaan, kantor, keuangan, perpustakaan, laboratorium, ruang keterampilan/kesenian, Bimbingan Konseling, UKS, OSIS, serbaguna, media, gudang. Sebagai supervisor, kepala sekolah bertugas melakukan supervisi mengenai proses belajar mengajar, kegiatan bimbingan dan konseling, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan ketatausahaan, kegiatan kerjasama dengan masyarakat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26 dan instansi terkait, sarana dan prasarana, kegiatan OSIS. Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah adalah orang yang dapat dipercaya, jujur dan bertanggung jawab, harus memahami kondisi guru, karyawan dan siswa, memiliki visi dan memahami misi sekolah, mengambil keputusan intern dan ekstern sekolah, membuat, mencari dan memilih gagasan baru, dalam rangka melakukan peran dan fungsinya. Sebagai innovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inofatif. Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif dan keteladanan, sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB) menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada wakil kepala sekolah. Kedua, Wakil kepala sekolah bertugas menyusun program kerja, melakukan perencanaan ketenagaan, pengorganisasian, mewakili kepala sekolah dalam segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah pendidikan. Ketiga, bagian kurikulum dan pengajaran bertugas menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan, menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran, mengatur penyusunan progam PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27 pembelajaran mengajar, program-program satuan pembelajaran, dan persiapan penjabaran dan penyesuaian kurikulum, mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler, mengatur pelaksanaan program penilaian, kriteria kenaikan kelas, kriteria kelulusan dan laporan kemajuan belajar siswa, serta pembagian rapor dan STTB, mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan, mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, mengatur mutasi siswa, melakukan supervisi administrasi dan akademis, dan menyusun laporan. Keempat, bagian kesiswaan bertugas menyusun program terkait dengan pembinaan kesiswaan, melaksanakan arahan dan bimbingan serta pengendalian kegiatan kesiswaan. Kelima, bagian sarana dan prasarana bertugas sebagai pengelola perawatan dan perbaikan sarana dan prasarana sekolah, menyusun program pengadaan sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar. keenam, humas sekolah bertugas mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan dewan sekolah atau komite sekolah dan juga dengan orangtua/wali murid serta menjalin hubungan dengan lembaga/instansi terkait dalam rangka pengembangan sekolah. Ketuju, Tata Usaha bertugas menyusun program kerja tata usaha sekolah, melakukan pengelolaan dan pengarsipan suratsurat masuk, menyusun administrasi sekolah meliputi kurikulum, kesiswaan dan kepegawaian. Kedelapan, Perpustakaan: sebagai penyusun program kerja perpustakaan sekolah, menyusun dan melaksanakan perencanaan pengadaan bahan pustaka. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28 c. Peserta Didik Groome (2010: 386-388) mengatakan bahwa peserta didik dipanggil sebagai pembuat sejarah (cerita) dan mampu menjadi para pembuat sejarah (visi). Kita dibentuk oleh sejarah, tetapi kita juga dapat membentuk sejarah. Kita dapat membuat pilihan-pilihan dan bertindak atas dunia untuk mempengaruhi masa depan. Sebagai peserta didik kita juga dapat membuat pilihan-pilihan dan bertindak di dalam kehidupan kita (dunia) untuk mempengaruhi masa depan. Dalam konteks pembentukan iman Kristiani ini berarti bahwa para peserta didik dapat mencapai kesadaran Kristiani yang menyebabkan mereka terlibat di dunia untuk menghadirkan Kerajaan Allah yang telah ada dan mempersiapkan bahan bagi kesempurnaan yang terakhir yang merupakan tanggung jawab bersama baik dari pendidik maupun dari peserta didik. Kita tidak dapat membangun Kerajaan Allah oleh diri kita sendiri. Kerajaan Allah adalah anugerah dari Allah sendiri. Memperlakukan para peserta didik sebagai subjek dan para pembuat sejarah dapat juga menuntut perubahan besar dalam kesadaran bagi sebagian besar kita para pendidik. PAK untuk dan oleh Gereja yang utuh menuju kedewasaan iman Kristiani. Lebih lanjut Groome (2010: 33) mengatakan bahwa peserta didik harus diperlakukan sebagai subjek-subjek bukan dari kemurahan hati kita atau jasa mereka, melainkan karena seluruh manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (bdk. Kej 1:26-27). Mereka memiliki hak untuk menyampaikan iman mereka dan mengungkapkan iman itu dalam hidup sehari-hari. Peserta didik sama seperti diri kita yang dipanggil untuk menjadi para pembuat sejarah dan mampu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29 menjadi para pembuat sejarah. Artinya kita dibentuk oleh sejarah, tetapi kita jugadapat membuat sejarah. Dalam konteks iman Kristen, peserta didik harus terlibat dalam dunia untuk menghadirkan Kerajaan Allah yang penuh dengan kedamaian, sukacita, dan cinta kasih. 5. Kurikulum Pendidikan Agama Katolik Papo (1990:66) menyatakan kurikulum PAK adalah keseluruhan bidang studi agama Katolik, kegiatan-kegiatan dan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pribadi beriman kaum muda pelajar Katolik sesuai dengan tujuan PAK. Lebih lanjut Papo menyatakan bahwa pertama setiap kurikulum PAK harus mengarah pada tujuan PAK, yakni pembentukan kepribadian iman Katolik yang sanggup menghayati iman, memberikan kesaksian Kristiani dan sanggup menggumuli hidup berdasarkan visi Kristiani, keduakurikulum PAK tidak hanya terdiri dari materi pelajaran agama tetapi juga kegiatan-kegiatan lain yang bersifat agama maupun sosial tetapi mengarah pada tercapainya tujuan pelajaran agama dan segala kegiatan yang turut berpengaruh pada perkembangan iman peserta didik, dan ketiga dalam kurikulum PAK kekhasan dan kekhususan PAK harus dipelihara. Kekhususan yang dimaksud adalah: a. Kurikulum PAK memperkembangkan iman Katolik yang semakin mempribadi dan berbuah dalam tingkah laku dan kesaksian hidup. b. Kurikulum PAK membantu peserta didik atau kaum muda pelajar untuk peka terhadap komunikasi diri Allah dan mampu menggumuli kenyataan hidup berdasarkan terang firman Tuhan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30 c. Kurikulum PAK mengarah pada usaha mendapatkan pandangan hidup baru yang bersifat Kristiani, tentang dunia, manusia dan tugas-tugas sosial. Dengan demikian kurikulum PAK selalu mengarah pada usaha untuk semakin mengembangkan iman peserta didik yang mampu menggumuli peristiwa hidup yang dialami setiap hari dalam terang kasih Allah sehingga terwujudlah Kerajaan Allah di dunia yang penuh dengan cinta kasih, keadilan dan damai. B. Perkembangan Iman 1. Pengertian Perkembangan Iman Heryatno (2008: 80) menegaskan kembali pandangan Fowler yang menyatakan bahwa iman sebagai poros kehidupan yang memuat visi dan nilai hidup yang menggerakkan seseorang untuk menanggapi realitas yang transenden. Artinya dengan beriman, seseorang menyerahkan diri secara utuh kepada-Nya melalui pertobatan hati yang jujur dan berusaha semakin mengenal Dia yang menjadi tumpuan kepercayaannya. Groome (2010: 80) menyatakan bahwa iman adalah pemberian diri Allah dan Roh Kudus yang memberi pertumbuhan. Dalam lingkungan sekolah pendidikan iman tidak terlepas dari pendidikan agama itu sendiri dimana warga sekolah harus membagikan iman yang hidup dan membuat tradisi iman yang ada di lingkungan sekolah mudah didapat. Para peserta didik yang baru harus jugadiperkenalkan pada tradisi iman yang ada di lingkungan sekolah dan para anggota yang lama mendukung perjalanan iman mereka ke arah iman yang dewasa dan terus menerus lebih beriman. Dengan demikian dapat dikatakan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31 bahwa iman adalah pemberian dari Allah dan sebagai orang beriman manusia menanggapinya dengan percaya dan mengamalkan imannya dalam hidup seharihari. Groome (2010: 81) menegaskan bahwa ada tiga unsur iman antara lain keyakinan (believing), Kepercayaan (trusting), dan tindakan (doing God’s will). Pertama, keyakinan (believing), di mana diyakini bahwa iman adalah tindakan Allah yang rahmat-Nya menyentuh kedalaman hati sanubari manusia dan menjadikan hidup manusia semakin terarah pada Allah dan sesamanya. Pendidikan iman membantu peserta didik untuk semakin peka pada rahmat dan kehadiran Allah serta aktif menanggapi kebutuhan hidup sesamanya. Kedua, kepercayaan (trusting), iman Kristiani dipahami sebagai undangan untuk menjalin relasi dari hati ke hati, manusia dengan Allah-Nya dan antara manusia itu sendiri. Iman berarti membuka hati (mempercayakan diri) pada Tuhan yang dipercayai. Ketiga, tindakan (doing God’s will). Iman menuntut perwujudan konkret dari umat beriman di dalam hidupnya sehari-hari di tengah-tengah masyarakat sebagai saksi-saksi cinta kasih-Nya. Perwujudan iman ini dipahami sebagai tanggapan terhadap rahmat dan kehendak-Nya. Dengan demikian penyerahan diri secara total dipahami sebagai tanggapan manusia untuk ambil bagian dalam memperjuangkan terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah. Tindakan konkret menjadi salah satu unsur penting di dalamproses pendewasaan iman yang menjadi tujuan formal perkembangan iman seumur hidup. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32 Heryatno (2008: 37) menyatakan iman yang matang dan dewasa yang dihayati dalam kebebasan menjadi salah satu tujuan dasar dari perkembangan iman. Iman yang dewasa dapat diwujudnyatakan melalui pertobatan integral yang terus menerus, sehingga orientasi PAK yaitu demi Kerajaan Allah, demi kedewasaan iman, dan demi kebebasan iman dapat disatukan dan dijalani secara bersama-sama. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Iman Heryatno (2008: 80) menegaskan kembali pandangan Fowler yang melihat iman sebagai pusat kehidupan. Iman sebagi pusat kehidupan manusia memuat visi dan nilai hidup yang menggerakkan seseorang untuk menanggapi realitas yang transenden tentang perkembangan iman individu yang dipengaruhi oleh faktorfaktor, antara lain: a. Perkembangan kognitif Aspek logika merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan iman peserta didik. Aspek logika dapat diartikan sebagai pola khas gaya penalaran dan pertimbangan yang dimiliki setiap peserta didik pada setiap tahap kognitifnya. Semakin berkembang segi kognitifnya, pemahaman religius peserta didik juga semakin berkembang misalnya pemahamannya tentang Allah yang penuh belas kasih. b. Pengalaman hidup Pengalaman hidup merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan iman di mana manusia pada hakikatnya memusatkan perhatian pada dinamika, proses, pembentukan, perubahan dan kemajuan dalam hidup. Melalui pengalaman dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33 relasinya dengan lingkungan terdekat peserta didik memperoleh pengetahuan tentang Tuhan dan iman. c. Relasi Relasi dapat mencakup, relasi dengan orang tua di dalam keluarga, melibatkan diri dalam lingkungan sosial, relasi antar teman di sekolah, maupun relasi dengan Tuhan. Dengan memiliki keterbukaan dalam menjalin relasi dengan Tuhan dan sesama maka peserta didik makin banyak pengalaman yang dimiliki, untuk dimengerti, dan dialami. d. Budaya Clifford Geertz (1992: 55)menyatakan bahwa kebudayaan bukan hanya sebagai kompleks-kompleks pola-pola tingkah laku konkret, misalnya adat istiadat, kebiasaan, tradisi tetapi juga sebagai seperangkat mekanisme-mekanisme kontrol, yaitu rencana-rencana, resep, aturan, intruksi untuk mengatur tingkah laku manusia. Manusia dan budaya memiliki kaitan yang sangat erat karena tanpa manusia, tentu saja tidak ada kebudayaan dan sebaliknya tidak ada budaya berarti tidak ada manusia. Oleh karena itu budaya memiliki dampak terhadap perkembangan pribadi manusia karena budaya juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan iman peserta didik. Identitas budaya dapat berinteraksi dengan identitas spiritual peserta didik untuk menciptakan pengalaman-pengalamannya, sehingga dapat membantupeserta didik dalam proses pencarian makna hidup menuju pada tahap perkembangan iman yang matang. 3. Tahap-tahap Perkembangan Iman PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34 Heryatno (2008: 80) mengutip pandangan James Fowler tentang tahap-tahap perkembangan iman di dalam dunia pendidikan. Iman adalah perjalanan seseorang mengenali jati dirinya di dalam realitas historis atau sejarah hidupnya, di dalam relasi dengan lingkungan, sesama, dan Tuhan. Fowler melihat iman sebagai proses kehidupan yang memuat visi dan nilai hidup yang menggerakkan seseorang untuk menanggapi realitas yang transenden. Iman merupakan relasi seseorang dengan hakikat yang terakhir. Fowler memahami iman sebagai kesatuan dari tiga elemen yaitu: kognitif (knowing/bealiving), emosi (trusting/feeling), dan moral/tindakan (doing). Ada enam tahap perkembangan iman menurut Fowler, yang meliputi tahap: a. Iman intuitif-projektif (usia 2-6/7 tahun) Fowler menyebutkan bahwa pada tahap ini anak mulai berbicara, menyebutkan kata demi kata dan tingkat kognitifnya bersifat egosentris, cepat berubah-ubah, suka berfantasi, imaginatif, dan Allah digambarkan berada dimanamana dan jumlahnya banyak. b. Imanmitis-literal(usia 7-12 tahun) Pada tahap ini anak mulai berpikir dan memasuki usia sekolah sehingga pemikirannya semakin berkembang. Ia dapat menghafal semua cerita dengan detail. Dengan bercerita ia menyatakan pengalaman sendiri. Ia bercerita dengan baik namun belum bisa menarik kesimpulan dari cerita tersebut. c. Iman Sintesis-konvensional (usia 13-21) Setelah mampu berpikir abstrak, remaja mulai membentuk ideologi (sistem kepercayaan) dan komitmen terhadap ideal-ideal tertentu. Di masa ini mereka PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35 mulai mencari identitas diri dan menjalin hubungan pribadi dengan Tuhan. Namun identitas mereka belum benar-benar terbentuk, sehingga mereka juga masih melihat orang lain (biasanya teman sebaya) untuk panduan moral. Iman mereka tidak dapat dipertanyakan dan sesuai dengan standar masyarakat. Tahap ini pada umumnya terdapat pada pengikut agama yang terorganisasi, sekitar 50 persen orang dewasa mungkin tidak akan melewati tahap ini. d. Iman individual-reflektif (21-35, awal dewasa) Mereka yang bisa mencapai tahap ini mulai memeriksa iman mereka dengan kritis dan memikirkan ulang kepercayaan mereka, terlepas dari otoritas eksternal dan norma kelompok. Pada tahap ini masalah orang muda umumnya terkait dengan pasangan hidup, sehingga perpindahan ke tahap ini bisa dipicu oleh perceraian, kematian seorang teman, atau peristiwa-peristiwa lainnya yang menimbulkan stres. e. Iman konjungtif (30 tahun ke atas) Pada usia paruh baya, orang jadi semakin menyadari batas-batas akalnya. Mereka memahami adanya paradoks dan kontradiksi dalam hidup, dan sering menghadapi konflik antara memenuhi kebutuhan untuk diri sendiri dengan berkorban untuk orang lain. Ketika mulai mengantisipasi kematian, mereka dapat mencapai pemahaman dan penerimaan lebih dalam, yang diintegrasikan dengan iman yang mereka miliki sebelumnya. f. Iman universal (usia 60-65 tahun ke atas) Pada tahap ini terakhir yang jarang dapat dicapai ini, terdapat para pemimpin moral dan spiritual, seperti Mahatma Gandhi, Martin Luther King, dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36 Bunda Teresa, yang visi dan komitmennya terhadap kemanusiaan menyentuh begitu banyak orang. Mereka digerakkan oleh keinginan untuk “berpartisipasi dalam sebuah kekuatan yang menyatukan dan mengubah dunia”, namun tetap rendah hati, sederhana, dan manusiawi. Karena sering mengancam kekuasaan, mereka kerap menjadi martir dan meski mencintai kehidupan, mereka tidak terikat padanya. 4. Ruang Lingkup Perkembangan Iman a. Keluarga Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam pengembangan iman anak. Dalam keluarga, anak mendapatkan pewartaan iman awal dan mengembangkan panggilan rohani mereka. Lumen Gentium art 11 menyatakan bahwa: Dalam Gereja-keluarga hendaknya orang tua dengan perkataan maupun teladan menjadi pewarta iman pertama bagi anak-anak mereka; orang tua wajib memelihara panggilan mereka masing-masing secara istimewa panggilan rohani (GE art 11). Bahkan dalam Gereja-keluarga bukan hanya orangtua yang bertugas mewartakan Injil kepada anaknya, tetapi orangtua pun mendapat pewartaan dari anak mereka. Dengan demikian, ada pewartaan timbal balik dalam keluarga. Anak pun dilibatkan dalam pewartaan dalam keluarga. Dalam keluarga anak belajar untuk ikut ambil bagian dalam kehidupan doa bersama, dan bahkan mendapat kesempatan untuk memimpin doa keluarga, dalam keluarga anak dapat terlibat dalam upaya mendalami iman bersama, ketika anak mulai bertanya soal iman kepada orangtua mereka. Dalam keluarga, anak belajar terlibat dalam pelayanan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37 kasih bagi anggota-anggota keluarga yang lain, siap menolong bila ada anggota keluarga yang membutuhkan pertolongan. Dengan begitu, anak mulai terlibat dalam Gereja-Keluarga yang melambangkan kasih Allah kepada Gereja-Nya. Dalam keluarga pula, anak belajar ikut mendengar dan didengarkan pendapatnya, ikut menampilkan Gereja yang melibatkan dan mengembangkan. Keluarga merupakan lingkungan yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak. Keluarga disebut sebagai pendidikan yang pertama dan utama, serta merupakan peletak fondasi dari karakter dan pendidikan setelahnya. Proses pendidikan bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam pergaulan dalam lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan. Keluarga memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan iman anak. b. Sekolah Noor Freswinda (1993:36) menyatakan subyek yang terpenting dalam lingkup sekolah adalah guru dan murid. Hubungan guru dan murid, antara murid dan murid, antara guru dan guru, aturan dan tatatertib yang dibuat dijiwai semangat Kristiani akan membantu murid dan guru untuk mengembangkan imannya. Mengingat bahwa tugas orang tua dalam perkembangan iman anak amatlah berat maka, dibutuhkan lembaga lain agar dapat membantu mengembangkan iman anak secara maksimal, dalam hal ini adalah sekolah. Lembaga sekolah membantu orang tua dalam mengembangkan kemampuan intelektual, afeksi dan ketrampilan dengan sistem kerja yang terprogram. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38 Sekolah menyiapkan anak agar mempunyai bekal yang memadai dimasa mendatang. Sekolah adalah partner orang tua dalam mendidik anak. Secara khusus dalam sekolah Katolik pada hakekatnya membantu dan melengkapi tugas dan peran utama orang tua dalam mendampingi, membimbing anak-anak, baik dalam bidang intelektual, iman, maupun moral. Jadi sekolah mempunyai tanggungjawab besar bagi perkembangan iman anak. Dalam buku ajaran pedoman Gereja tentang pendidikan Katolik dikatakan: …sekolah harus mendorong murid melatih pikirannya melalui pemahaman yang dinamis guna mendapatkan kejelasan dan kekayaan akal. Sekolah harus mendorong murid mengupas arti pengalamanpengalamannya dan kebenaran dari pengalaman itu. Tiap sekolah yang melalaikan kewajiban itu dan yang hanya menyampaikan kesimpulankesimpulan yang terjadi, sekolah tersebut menghambat perkembangan pribadi murid-muridnya (Sewaka. 1992: art 27). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa PAK adalah pelajaran yang bertujuan agar peserta didik mampu menggumuli pengalaman hidupnya dan mampu menjadi manusia yang beriman. Pewartaan iman Kristiani menjadi pendorong pentingnya pelajaran agama di sekolah sebagai tempat pendidikan iman peserta didik agar memiliki dan hidup berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur. c. Gereja Adisusanto (2000: 1) menyatakan bahwa tugas Gereja sebagai pendidik iman terealisasi melalui katekese. Katekese menjadi sarana pendidikan iman. Katekese merupakan salah satu bentuk pewartaan Gereja, yang bertujuan membantu orang beriman agar iman mereka makin mendalam dan agar mereka PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39 makin terlibat dalam hidup menggereja dan masyarakat, baik sebagai pribadi maupun sebagai kelompok. Anak perlu tumbuh dalam iman. Gereja bertugas mendampingi anak agar langkah demi langkah makin mendalami misteri keselamatan, merayakannya dalam liturgi serta menghayatinya dalam hidup sehari-hari, sampai menjadi anggota Tubuh Kristus yang dewasa. Hal ini ditegaskan dalam Gravissimum Educationis art 2 yaitu: …….. supaya mereka yang telah dibaptis langkah demi langkah makin mendalami misteri keselamatan, dan dari hari ke hari makin menyadari kurnia iman yang telah mereka terima; supaya mereka belajar bersujud kepada Allah Bapa dalam Roh dan kebenaran (Yoh 4:23), terutama dalam perayaan Liturgi; supaya mereka dibina untuk menghayati hidup mereka sebagai manusia baru dalam kebenaran dan kekudusan yang sejati (Ef 4:22-24) supaya dengan demikan mereka mencapai kedewasaan penuh, serta tingkat pertumbuhanyang sesuai dengan kepenuhan Kristus (Ef 4:13) dan ikut serta mengusahakan pertumbuhan Tubuh Mistik (GE art 2). Maka dapat dijelaskan bahwa melalui pendampingan, anak dituntun untuk berkembang dalam iman sehingga menjadi anggota Gereja yang terlibat bagi pengembangan Tubuh Kristus. C. Sumbangan PAKDalam Meningkatkan Perkembangan Iman Siswa SMP Pada Umumnya Salman Habeahan (2007: 44) menyatakan bahwa pendidikan agama merupakan sarana utama dimana nilai-nilai agama diperkenalkan, baik kepada peserta didik maupun kepada masyarakat. Pendidikan agama juga menciptakan iklim, suasana kongkrit dalam hidup, untuk mengalami atau menghayati nilai-nilai tertentu seperti cinta kasih, keadilan dan kejujuran. Lebih lanjut ia mengatakan pendidikan pertama dan utama dimulai dari keluarga di mana anak pertama kali PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40 mengalami hal itu melalui kesaksian dari kedua orang tua, sanak saudara, baru kemudian di sekolah dan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa melalui keteladanan dalam sikap, perilaku, dan kebiasaan yang terjadi sehari-hari maka iman anak semakin berkembang. Maka sumbangan PAK dalam meningkat perkembangan iman peserta didik dapat terwujud dalam berbagai hal misalnya bila peserta didik diperkenalkan untuk selalu mencintai sesama, berbelarasa dengan yang menderita dan membaca Kitab Suci karena dari teks Kitab Suci ditemukan cerita tentang karya-karya Yesus, cerita orang kudus. Keteladanan dari orang tua di rumah, guru di sekolah dan masyarakat tempat peserta didik berada juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan iman mereka. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru (Luk 6:27-36) Yesus mengajarkan para murid-Nya untuk mengasihi musuh, maka dengan sendirinya anak dapat belajar dari ajaran Yesus untuk mengasihi sesama tanpa membeda-beadakan. Kitab Suci Perjanjian Lama (Kej 1:1-10) mengisahkan tentang kisah penciptaan. Allah menciptakan segala sesuatu baik adanya maka anak juga diharapkan dalam hidup sehari-hari selalu menjaga dan memelihara alam ciptaan ini dengan baik. Sebagai contoh, anak diajarkan untuk selalu memelihara dan merawat tanaman dan berbuat baik kepada orang lain. Dengan kata lain diharapkan agar apa yang didapat di kelas khususnya dalam pelajaran Agama dapat diterapkan dalam kehidupan peserta didik baik di lingkungan sekolah, masyarakat maupun dalam keluarga. Melalui PAK iman peserta didik makin berkembang dan mendorong peserta didik untuk semakin bersyukur atas karunia yang telah diberikan oleh PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41 Tuhan. PAK juga dapat menyemangati peserta didik untuk terus belajar mengembangkan diri menjadi pribadi yang siap dan bertanggungjawab menghadapi segala macam tantangan. Demikian pula dalam pergaulan sehari-hari peserta didik dihadapkan pada situasi dunia yang serba memprihatinkan di mana banyak orang yang belum mendapat perhatian seperti mereka yang hidup dalam penderitaan, miskin, melarat dan dijauhkan dari masyarakat. Situasi seperti ini akan mengajak peserta didik untuk melakukan tindakan belarasa dengan mereka yang menderita. Bentuknya pun bermacam-macam melalui kunjungan, mendoakan mereka dan hadir di tengah mereka, serta terlibat dalam kegiatan mereka. Dengan hadir dan melihat maka dengan sendirinya hati mereka tergerak untuk melakukan tindakan demi membantu mereka yang menderita. Salman Habeahan (2007: 129) menyatakan pendidikan agama secara integral melibatkan segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Seorang guru berbicara kepada peserta didik bukan hanya kepada nalar (transfer of knowledge) tetapi juga dengan perasaan (afektif) dan kehendak (voluntas) seluruh totalitas pribadi manusia. Dengan itu, peserta didik bukan saja mengerti, memahami ajaran agama melainkan imannya semakin berkembang. Perkembangan iman yang dimaksud misalnya dengan menanamkan nilai cinta kasih, maka peserta didik dengan sendirinya mewujudkan nilai itu dengan mengasihi orang tua dan sesama. Heryatno, (2000: 21) menyatakan bahwa PAK di sekolah merupakan sebuah proses pendidikan dalam iman atau proses pendidikan untuk membantu peserta didik agar semakin beriman. PAK tidak sekedar menyampaikan pengetahuan iman Katolik, melainkan membantu dan membimbing peserta didik PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42 agar mampu menghayati iman artinya peserta didik mampu memahami, merefleksikan dan menerapkan pengetahuan imannya dalam hidup nyata seharihari. PAK mendorong peserta didik untuk semakin menghayati imannya dalam hidup sehari-hari misalnya membantu teman yang dalam kesulitan, mengunjungi teman yang sakit serta memelihara alam ciptaan dengan melakukan penghijauan. Iman perlu dikembangkan dengan berbagai usaha, karena iman yang kuat akan membuat peserta didik tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Perjuangan untuk pengembangan iman sangat ditekankan oleh Santo Paulus dalam (Flp1: 27-30) Ia menegaskan cita-cita yang harus diupayakan bagi orang beriman dalam memperjuangkan imannya. PAK mampu menyemangati keyakinan dalam diri peserta didik bahwa dirinya dianugerahi oleh Allah berbagai talenta. Talenta itu bagaikan sebuah benih, yangmasihdapat bertumbuh dan berkembang. Menyadari hal itu, orangtua hendaknya membantu anak-anak, agar memahami diri sebagai insan yang berpotensi, karena telah dianugerahi berbagai talenta oleh Sang Pencipta sendiri. Perkembangan iman mengantar setiap anak semakin dekat dengan Allah. Kedekatan anak dengan Sang Pencipta (Tuhan) dapat dipacu bila anak dibantu secara bertahap untuk lebih dahulu menghargai dan mencintai ciptaan-Nya, yaknialam semesta beserta isinya, terutama makhluk hidup, dengan manusia sebagai puncaknya. Sumbangan PAK dalam perkembangan iman peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai macam cara di sekolah dengan mengikut sertakan peserta didik secara aktif dalam ibadat seperti latihan koor, membacakan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43 bacaan waktu doa bersama, membuat doa, menghargai kebebasan dan keyakinan masing-masing pribadi, jujur serta peka akan situasi yang sedang terjadi di sekitar mereka. Dengan demikian PAK membimbing peserta didik menuju dan menemukan kebijaksanaan dalam menghadapi kenyataan dan pergulatan hidup sehari-hari. Melalui PAK di sekolah diharapkan peserta didik dibantu untuk semakin berkembang dalam iman, semakin mengenal dan mencintai Yesus Kristus serta bersedia mewujudkan kepedulian dalam penghayatan hidup seharihari. Jika anak dibesarkan dengan perlakuan baik, ia belajar bertindak adil. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang, ia belajar menemukan cinta kasih dalam kehidupan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa PAK di sekolah harus bersifat kontekstual dan secara serius bertolak dari kenyataan hidup beriman peserta didik dan menanggapi kebutuhan mereka baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang. Dengan demikian, PAK di sekolah dapat memberikan sumbangan positif bagi pengembangan dan pendewasaan iman peserta didik baik menyangkut segi kognitif, sikap maupun tindakan mereka. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB III GAMBARAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN SISWA KELAS VIII SMP KATOLIK SANTO PAULUS JAKARTA Berdasarkan kajian pustaka yang telah penulis uraikan pada bab II, maka pada bab III ini, penulis akan membahas tentang gambaran pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik dalam meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII yang terjadi di SMPKatolik Santo Paulus Jakarta. Adapun bagian-bagian yang akan penulis jelaskan antara lain : pertama, sejarah berdirinya sekolah, visimisi, situasi siswa-siswi kelas VIII. Pada bagian kedua penulis akan menguraikan gambaran pelaksanaan PAK di sekolah serta kegiatan-kegiatan yang mendukung perkembangan iman siswa. Sedangkan pada bagian ketiga akan diuraikan tentang penelitian pelaksananan PAK di sekolah. Dan pada bagian selanjutnya penulis akan memaparkan tentang persiapan, laporan, pembahasan dan kesimpulan dari hasil penelitian. A. Gambaran Umum SMP Katolik Katolik Paulus Jakarta 1. Sejarah berdirinya Sekolah Santo Paulus Jakarta Berdasarkan data yang penulis peroleh dari buku kenangan HUT 17 sekolah Santo Paulus dan profil Yayasan pendidikan Suaka Insan bahwa: Sekolah Katolik Santo Paulus lahir berkat kerjasama yang baik antara Keuskupan Agung Jakarta dengan Suster-suster Santo Paulus dari Chartres. Sekolah ini didirikan oleh PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45 Yayasan Suaka Insan SPC milik Kongregasi Suster-Suster Santo Paulus dari Chartres dengan maksud untuk berperan serta dalam usaha memajukan pendidikan Katolik pada khususnya dan pendidikan nasional pada umumnya.Sekolah Santo Paulus Jakarta didirikan pada tanggal 19 Januari 1986. Sr. Monique, SPC yang adalah pemimpin umum kongregasi SPC pada saat kunjungan ke Indonesia, beliau mempunyai kesempatan bertemu dengan Mgr. Leo Soekoto, SJ,uskup Jakarta. Beliau menawarkan kepada para suster SPC untuk membuka karya pendidikan di Jakarta Utara tepatnya di daerah Sunter Podomoro. Kebetulan pada waktu itu Keuskupan Agung Jakarta mendapat hibaan tanah dari PT. Agung Podomoro. Tanah itu pernah ditawarkan kepada beberapa yayasan dan kongregasi untuk dibangun sarana pendidikan, tetapi mereka menolaknya. Alasan dari penolakan mereka adalah karena airnya asin dan tanahnya berawa. Daerah Sunter pada masa itu menjadi lokasi pembuangan mayat karena masih banyak hutan rawa dan lahan kosong. Bapak uskup menghibahkan tanah itu kepada yayasan Santo Leo Jakarta, namun mereka tidak sanggup mendirikan sekolah. Memungut apa yang ditinggalkan orang, para Suster SPC dengan senang hati menerima tawaran Mgr. Leo untuk mengembangkan lahan ini menjadi sarana pendidikan. Pengembangan lahan ini dilakukan oleh para Suster SPC hingga peletakkan batu pertama untuk membangun gedung sekolah St. Paulus Sunter, yakni gedung TK, SD, dan SMP di Sunter Agung Podomoro. Sekolah ini dibangun di atas sebidang tanah seluas 5.900 m2 di kawasan real estate PT. Agung Podomoro, Jalan Danau Agung 13, Blok E Sunter Agung Jakarta Utara.Gedung sekolah berlantai dua terdiri dari 18 ruangan kelas, satu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46 ruangan laboratorium, satu ruangan perpustakaan, satu ruangan bimbingan dan penyuluhan, tiga ruangan gurudan kantor kepala sekolah, satu ruangan tata usaha, kamar- kamar kecil ( WC ), satu ruang prakarya dan Aula serba guna. Pada tahun 1987/1988 SMP Santo Paulus mulai menerima siswa baru. Siswa baru yang masuk pada saat itu berjumlah 45 orang. Dari tahun ke tahun jumlah siswa terus bertambah sehingga pada tahun 1992 mulai dibuka kelas paralel.Pada waktu itu, siswa yang diterima di kelas I berjumlah 90 orang. Mengingat minat masyarakat cukup tinggi untuk belajar di sekolah Santo Paulus, maka pada tahun 2005 pihak yayasan menambah gedung baru khusus untuk SMP. Pada tahun yang sama pihak sekolah membuka kelas paralel baru yaitu menjadi 3 kelas. Gedung baru mulai digunakan tahun pelajaran 2007/2008. Sampai sekarang jumlah ruang kelas SMP adalah 9 kelas dengan tiga kelas paralel di masing-masing tingkat. Rata-rata jumlah siswa per tingkat 96 orang. Sebelum ada gedung baru, SMP menggunakan sebagian ruangan lantai 2 gedung SD Santo Paulus untuk melaksanakan proses belajar mengajar. SMP Santo Paulus dikelola oleh yayasan Suaka Insan. Yayasan ini milik kongregasi Suster-suster Santo Paulus dari Chartres atau yang lebih dikenal dengan sebutan suster-suster SPC yang mengelola di bidang pendidikan, kesehatan dan pastoral. SMP Santo Paulus dalam mengembangkan karya pendidikan selalu berpijak pada semangat Yesus yang diwarnai oleh spiritualitas pendiri dan semangat Santo Paulus sebagai pelindung sekolah. Semangat Santo Paulus yang selalu ditanamkan kepada siswa-siswi maupun warga sekolah adalah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47 keberaniannya yang pantang mundur, semangatnya dalam mewartakan sabda Tuhan, kasihnya dan kepeduliannya pada sesama. 2. Visi, Misi SMP Santo Paulus Jakarta Visi sekolah yaitu“mewujudkan generasi muda yang beriman, berkarakter Paulinian dan cerdas dalam bidang intelektual, sosial, emosional dan spiritual serta tanggap terhadap perkembangan IPTEK”. Melalui visi sekolah tersebut di atas, berupayauntuk membentuk setiappeserta dapat dikatakan bahwa sekolah didik menjadi pribadi yang utuh, berwawasan luas, berkompeten secara intelektual, dan mampu untuk selalu berkembang. Selain itu, sekolah berusaha agar dapat membentuk peserta didik yang memiliki tekad dan berbela rasa untuk berbuat adil dalam pelayanan dengan berpedoman pada teladan Yesus Kristus, serta memiliki hati nurani, kemauan yang besar, dan kepedulian berdasarkan kasih kepada sesama, berani, disiplin, cinta kasih, siap sedia dan sederhana. Misi sekolah yaitu “mendidik, mengajar dan melatih generasi muda guna mewujudkan pribadi yang beriman, berkarakter Paulinian dan cerdas”. Dengan demikian, melalui visi dan misi di atas, sekolah berupaya mendidik dan membentuk setiap peserta didik secara utuh demi terwujudnya kecerdasan dan memiliki kemampuan serta berkepribadian yang dewasa. Oleh karena itu, peran pendidik dalam hal ini sangat penting dalam mendidik karakter peserta didik. Selain itu, perlu adanya kerjasama antara pihak yayasan dan pihak sekolah khususnya para guru untuk mewujudkan visi dan misi tersebut di atas. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48 3. Situasi Siswa-siswi SMP Katolik Santo Paulus Jakarta SMP Katolik Santo Paulus, memiliki visi terwujudnya sekolah yang menumbuhkembangkan anak didik dalam berbagai bidang kecerdasan dengan landasan keutamaan: hormat terhadap martabat manusia, kasih terhadap Tuhan, sesama, diri sendiri dan lingkungan. Dalam mengelola pendidikan, anak-anak dari keluarga miskin bisa mendapatkan pendidikan yang memadai dan bertumbuh menjadi anak yang cerdas di bidangnya. Berdasarkan data yang penulis peroleh dari hasil wawancara dengan guru agama dan beberapa guru di SMP, disampaikan bahwa para siswa yang bersekolah di SMP Santo Paulus merupakan peserta didik yang berasal dari SD Santo Paulus dan sekolah-sekolah swasta di sekitarnya. Adapun jumlah murid yang berasal dari SD Santo Paulus adalah 70%, sedangkan 30% dari sekolahsekolah swasta sekitar dan ada satu dua orang berasal dari luar daerah yang orang tuanya pindah ke Jakarta dan berdomisili di daerah Sunter. Peserta didik yang berada di SMP Santo Pulus ini berasal dari berbagai latar belakang ekonomi. Ada murid yang berasal dari keluarga ekonomi lemah, menengah maupun atas. Lebih dari 80% siswa keturunan Tionghoa dengan latar belakang pekerjaan orang tua bervariasi tetapi mayoritas adalah pedagang dan pengusaha. Penulis juga memperoleh data dari bagian tata usaha SMP Katolik Santo Paulus jakarta bahwa agama dan kepercayaan siswa-siswi juga bervariasi, siswa yang beragama Katolik 53 siswa, beragama Protestan 22 siswa, beragama Budha 22 siswa. Meski peserta didik di sekolah ini berbeda namun mereka tetap mengikuti peraturan yang telah dibuat dan disepakati bersama oleh pihaksekolah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49 dan orang tua. Namun ada juga kegiatan-kegiatan keagamaan yang dapat dilakukan sesuai dengan keyakinan mereka sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. B. Gambaran Pelaksanaan PAK Di Sekolah dan Kegiatan Yang Mendukung Perkembangan Iman Siswa Kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta 1. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah Pendidikan Agama Katolik diperuntukkan bagi para murid yang menganut agama Katolik. Tujuan Pendidikan Agama Katolik bagi para murid adalah untuk peningkatan potensi spritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti yang luhur, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama, yangdiimplementasikan dalam kehidupan nyata di tengah-tengah masyarakat, bangsa, dan negara (Komisi Kateketik KWI, 2001:6). Tujuan Mata Pelajaran PAK di SMP Santo Paulus Jakarta yakni agar peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidup beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada InjilYesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan: situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai agama dan kepercayaan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50 Kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMP Katolik Santo Paulus Jakarta diadakan lima hari dalam seminggu, dari Senin hingga Jumat. Sebelum proses KBM berlangsung diawali dengan renungan dan doa pagi. KBM umumnya dimulai pukul 07.00 pada hariSenin – Jumat dan berakhir pada pukul 13.00. Kegiatan pembinaan iman bagi siswa kelas VII dan VIII yang beragama Katolik merupakan kegiatan yang diwajibkan oleh sekolah. SMP Santo Paulus Jakarta selain menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka menumbuh kembangkan kecerdasan juga mewujudkan visinya, maka diadakan pembinaan iman. Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik semakin mengenal imannya sehingga apa yang mereka terima dan yang dipelajari terus berkembang menjadi suatu nilai iman yang mereka hidupi. Selain pelajaran Agama Katolik ada juga etika Paulinian dengan tujuan agar siswa-siswi memiliki nilai-nilai hidup yang dimiliki oleh Santo Paulus. Nilai-nilai tersebut antara lain kerja keras, keberanian yang tenang, penyangkalan diri, kuat dalam iman, semangat misioner, tabah dan mampu bertahan dalam penderitaan, mengasihi dan mengampuni. Kurikulum ini direalisasikan dalam praktek kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah kepada setiap peserta didik dengan menekankan martabat setiap pribadi untuk saling menghormati, berpikir secara positif serta membangun suasana persaudaraan dan kesetiakawanan diantara warga sekolah. Dengan demikian, sekolah menekankan bahwa setiap peserta didik memiliki sikap peduli terhadap kebersamaan, dalam hal ini adalah kerukunan antar sesama. Selain itu, peserta didik juga harus memiliki sikap cinta damai, berani PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51 memperjuangkan keadilan serta sikap saling menghormati satu sama lain. Peserta didik juga harus menghayati nilai kedisiplinan, sehingga ia dapat tumbuh menjadi pribadi yang disiplin dalam kehidupannya. Sekolah memberikan kebebasan kepada para peserta didik untuk mengembangkan minat, bakat serta kemampuan yang dimiliki yang dapat bermanfaat bagi pengembangan diri dan kepribadian mereka. Oleh karena itu, sekolah menyediakan fasilitas yang menunjang perkembangan peserta didik seperti: ruang perpustakaan, lapangan basket, sepak bola, bat minton, tenis meja dan laboratorium komputer dan IPA. Sementara bidang kerohanian bertujuan untuk menumbuh kembangkan iman peserta didik. Karena alasan ini, maka sekolah mengadakan Perayaan Ekaristi di sekolah sebulan sekali dan kegiatan rekoleksi yang diadakan setahun sekali. Selain itu, peserta didik juga ikut berpartisipasi dalam tugas koor di Gereja. Kegiatan-kegiatan kerohanian tersebut di atas merupakan usaha dari pihak sekolah agar peserta didik terlibat aktif dalam pelayanan sehingga bukan saja aspek pengetahuan saja yang diperoleh, melainkan juga pengembangan iman peserta didik. Kegiatan kerohanian lain adalah bina iman untuk kelas VII dan VIII. Kegiatan bina imanini wajib diikuti oleh siswa yang beragama Katolik sedangkan siswa yang beragama lain tidak diwajibkan. Kegiatan ini merupakan salah satu usaha sekolah agar anak yang beragama Katolik semakin mengenal dan mencintai Yesus Kristus lewat peristiwa hidup mereka sehari-hari. Kegiatan lain yang bertujuan untuk membangun kebersamaan dan kekeluargaan antar siswa adalah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52 adanya lomba-lomba antar kelas dalam memeriahkan HUT RI dan pesta nama sekolah. Di samping pelajaran yang diwajibkan, juga diadakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler sesuai bakat dan minat siswa, seperti musik, angklung, band, melukis, menari, menyanyi dan aksi sosial (masa adven dan pra-paskah). Pada masa adven dan pra-paskah, peserta didik mengumpulkan dana melalui kolekte. Tujuan daripengumpulan kolekte adalah agar para peserta didik sungguh belajar untuk memiliki kepedulian kepada sesama yang menderita. Kolekte ini dilaksanakan dalam berbagai kesempatan. Selain berpartisipasi mengumpulkan kolekte pada masa adven maupun pra-paskah, para peserta didik juga menghimpun kolekte, bila ada bencana alam, bila ada kematian dari keluarga peserta didik atau keluarga guru dan karyawan. Kebiasaan mengumpulkan dana juga dilakukan oleh peserta didik berdasarkan kebutuhan mereka di kelas, misalnya ketika ada teman yang sakit, mereka berinisiatif untuk mengumpulkan dana dengan sepengetahuan guru. Selain itu ada juga kegiatan lain seperti piket. Maksudnya para peserta didik SMP Katolik Santo Paulus secara bergiliran menjalankan tugas kewajiban untuk membersihkan WC dan menyapu lingkungan sekolah. Tujuan dari kegiatan ini antara lain : pertama,mengajak siswa untuk memiliki kepedulian terhadap lingkungan; menjaga dan memelihara lingkungan agar tetap bersih. Kedua, peserta didik diajak untuk memiliki kesadaran bahwa tugas menyapu atau membersihkan WC bukan tugas yang hina tapi justru tugas mulia, karena bekerja untuk kepentingan umum. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53 Dalam tugas-tugas tersebut di atas, peserta didik juga diajak dan diajarkan untuk memiliki sikap solidaritas. Solidaritas berarti para peserta didik dapat merasakan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan para karyawan yang bekerja sebagai pembantu pelaksana. Dari uraian di atas tampak bahwa SMP Katolik Santo Paulus Jakarta telah berusaha memasukkan nilai-nilai iman serta kesadaran sosial kepada peserta didik untuk peka dan tanggap pada situasi yang terjadi. 2. Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik (PAK) di Sekolah Pelaksanaan pendidikan agama Katolik di sekolah memiliki sistem penataan akademik yang sangat baik dan dipersiapkan dengan baik. Kegiatan pelaksanaan PAK di sekolah berkaitan erat dengan proses belajar mengajar. Tentunya tidak terlepas dari hubungannya dengan program tahunan, program semester, kurikulum, silabus, kalender pendidikan dan juga rencana pengajaran (RPP). Untuk memenuhi tujuan dari proses pelaksanaan PAK di sekolah pihak sekolah menyiapkan tenaga-tenaga pendidik yang berkompeten dan profesional untuk mengembangkan segi intelektual, ketrampilan berbudi pekerti dan perkembangan iman peserta didik. Mata pelajaran PAK di sekolah mempunyai porsi yang cukup, yakni 1x40 menit setiap minggunya. Dengan demikian, guru PAK berusaha agar mampu menjadi seorang pendidik sekaligus sahabat bagi setiap peserta didik dalam proses pelaksanaan PAK di sekolah. Dengan demikian, peserta didik tidak merasa takut, tetapi menganggapnya sebagai sahabat. Karena itu, beberapa siswa datang dan berbagi sharing pengalaman pribadi, karena gambaran yang menonjol dari pelaksanaan PAK di sekolah ialah menciptakan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54 suasana yang dijiwai oleh semangat kebebasan dan cinta kasih Injil bagi peserta didik. Dari semua itu, dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan PAK di sekolah merupakan perwujudan pendidikan iman bagi peserta didik. C. Penelitian tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik bagi Siswasiswi kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta 1. Metodologi Penelitian Pada bagian ini penulis akan membahas latar belakang, tujuan, tempat dan waktu penelitian, instrumen pengumpulan data, responden, tempat dan waktu penelitian, variabel penelitian, dan metode pembahasan. a. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Mengingat bahwa pendidikan pertama dan utama adalah dalam keluarga maka sangat penting dalam keluarga ditanamkan nilai-nilai iman Katolik kepada seluruh anggota keluarga khususnya pada anak. Orang tua sebagai teladan pendidikan iman yang dapat dicontoh dan ditiru oleh anak. Anak dapat mengenal Yesus Kristus melalui didikan orang tua, baik itu dalam doa yang diajarkan dalam keluarga maupun contoh sikap orang tua dalam kehidupan sehari-hari. Namun kendala yang dihadapi saat ini adalah kesibukan orang tua dan kurangnya waktu bersama dalam keluarga maka pendidikan agama kurang diperhatikan oleh orang tua. Maka pendidikan agama Katolik di SMP Katolik Santo Paulus Jakarta merupakan salah satu usaha untuk memampukan peserta didik menjalani proses PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55 pemahaman iman, pergumulan dan penghayatan iman dalam hidup nyatanya sehingga semakin memperteguh dan mendewasakan iman. Dalam hal ini peran serta guru, khususnya guru PAK sangat penting untuk menemukan hal-hal baru yang dapat membantu anak semakin dewasa dan berkembang dalam imannya melalui pendekatan, metode maupun pendampingan yang baik sehingga iman anak terus berkembang. Dengan demikian PAKakan mengantar mereka pada kebenaran yang telah Allah letakkan pada inti hidup mereka dan membantu mereka menjadi orang-orang yang bebas, sehingga mereka dapat mengambil bagian di dalam perjuangan mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah di tengahtengah kehidupan mereka. Sehubungan dengan latar belakang ini maka, penulis mengadakan penelitian untuk melihat apa yang telah terjadi berkaitan dengan peran PAK dalam meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. Maksud dari penelitian ini, untuk mengetahui sejauh mana PAK di sekolah berperan mengembangkan iman siswa dalam hidup sehari-hari baik dalam keluarga, sekolah maupun lingkungan sekitarnya. b. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Memperoleh gambaran pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik dalam meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. 2) Mengetahui seberapa besar pengaruh PAK dalam meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56 3) Menemukan faktor-faktor pendukung dan penghambat Pendidikan Agama Katolik dalam meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. c. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, yaitu mendeskripsikan hasil penelitian dengan penyebaran kuesioner kepada responden. Penelitian kualitatif sendiri merupakan jenis penelitian dimana data berupa kalimat atau kata yang dideskripsikan secara verbal. Metode ini merupakan suatu metode yang menganalisis suatu data yang ditinjau dari dua hal yaitu kenyataan dan ketentuan yang ada (Sugiyono, 1997: 7). d. Instrumen penelitian Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini berupa Kuesioner (angket) yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2009:142). Intrumen ini bersifat tertutup, artinya jawaban untuk masing-masing pertanyaan atai pernyataan yang ada sudah disediakan pada kolom jawaban. Responden tinggal memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaannya. Selain itu penulis juga mengadakan wawancara dengan Guru PAK untuk mengkroscek jawaban angket siswa dengan jawaban dari guru PAK. e. Responden penelitian Responden penelitian adalah siswa-siswi kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta yang berjumlah 30 responden. Untuk menentukan responden PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57 penelitian, perlu diketahui terlebih dahulu perbedaan populasi atau sampel. Populasi adalah tempat atau wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009: 81). Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2009: 81). Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SMP Katolik Santo Paulus Jakarta, siswa-siswi kelas VIII berjumlah 97 orang. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Maka responden yang akan diteliti oleh penulis adalah siswa dan siswi kelas delapan dengan rincian masingmasing kelas diambil 10 responden yaitu 5 laki-laki dan 5 perempuan (Sugiyono, 2009: 85). Dalam penelitian ini penulis tidak mengambil semua siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta untuk diteliti. Penulis hanya mengambil 30 orang untuk diteliti yaitu kelas VIIIA 10 orang, VIIIB 10 orang, dan VIIIC 10 orang, dari jumlah keseluruhan siswa kelas VIII yang ada. f. Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian ini adalah SMP Katolik Santo Paulus, Jln Danau Agung 13, Sunter Podomoro Jakarta Utara. Sedangkan waktu pelaksanaan pada tanggal 04 Februari 2015. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58 g. Variabel penelitian Variabel merupakan suatu dimensi konsep yang dapat diukur yang mempunyai nilai atau lebih (Dapiyanta, 2004: 29). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diukur. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah peranan pendidikan agama Katolik dalam meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. Adapun variabel yang akan diungkapkan dalam penelitian ini adalah: Tabel 1 Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik di sekolah NO Faktor-faktor yang diungkap No. Item Jumlah 1 Pelaksanaan pembelajaran PAK di kelas. 1,2, 3, 4, 5 5 2 Kompetensi guru. 6, 7, 8, 9, 10 5 10 Perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta NO 1 Faktor-faktor yang diungkap Pengaruh PAK terhadap perkembangan No. Item 11, 12, 13, 14, 15 iman siswa. 2 Faktor pendukung dan penghambat tercapainya perkembangan iman siswa 16, 17, 18, 19, 20 Jumlah 5 5 10 2. Laporan Hasil Penelitian Peran Pendidikan Agama Katolik (PAK) Dalam Meningkatkan Perkembangan Iman Siswa Kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta Pada bagian ini akan dibahas laporan hasil penelitan yang penulis laksanakan di SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. Jumlah siswa kelas VIII PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59 seluruhnya 97 orang yaitu kelas VIIIA 32 orang, VIIIB 31 orang dan VIIIC 30 orang. Penulis mengambil sampel dari masing-masing kelas 10 orang dengan kriteria 5 laki-laki dan 5 perempuan dari tiap kelas sehingga responden yang mau diteliti sebanyak 30 orang yang mewakili 97 siswa-siswi di sekolah tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 04 Februari 2015langsung diantar, disebarkan dan ditunggui oleh peneliti sendiri sesuai dengan jumlah responden yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian yakni siswa-siswi kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. Laporan penelitian ini disajikan sesuai urutan variabel yang terdiri dari pelaksanaan pendidikan agama di sekolah, kompetensi guru, pelaksanaan pembelajaran PAK di kelas, pengaruh PAK terhadap perkembangan iman siswa dan faktor pendukung dan penghambat perkembangan iman siswa. Untuk mengola data serta mengetahui dan menentukan jumlah persentase sehubungan dengan pelaksanaan pendidikan agama Katolik di sekolah maka rumusan yang digunakan oleh penulis dalam perhitungan hasil penelitian ini sebagai berikut Riduwan (2006:249): A= Jumlah yang menjawab A X 100% = …….. N N= Jumlah Responden PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60 a. Pelaksanaan Pendidikan Agama di Sekolah Tabel 2 Pelaksanaan pendidikan agama Katolik di sekolah N=30 Jumlah No Pernyataan S SR J TP 1 Guru menyiapkan pembelajaran Pendidikan 24 6 0 0 80% 20% 0% 0% 18 11 1 0 Pendidikan Agama Katolik menjadi menarik. 60% 36% 3% 0% Guru membuka dan menutup pelajaran di 18 9 3 0 60% 30% 10% 0% Guru mampu menciptakan suasana kelas 19 9 2 0 dengan baik. 63% 30% 6% 0% Guru menguasai materi yang diberikan 26 4 0 0 86% 13% 0% 0% Saya senang mengikuti proses pembelajaran 11 12 7 0 pendidikan agama Katolik kerena menarik 36% 40% 23% 0% Cara pembelajaran yang digunakan dalam 12 13 5 0 Pendidikan Agama Katolik menarik dan 40% 43% 16% 0% 7 16 7 0 23% 53% 23% 0% Saya tetap memperhatikan pembelajaran 18 8 4 0 pendidikan agama Katolik meskipun duduk 60% 26% 13% 0% Agama Katolik dengan baik. 2 3 Guru mampu merancang pembelajaran kelas dengan baik. 4 5 dengan baik. 6 dan mudah dimengerti. 7 bervariasi. 8 Saya senang dengan sarana dan prasarana yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan agama Katolik. 9 di belakang. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61 10 Dengan mengikuti pelajaran agama Katolik saya semakin mencintai Yesus. 23 76% 6 1 0 20% 3% 0% Hasil penelitian tentang pelaksanaan pendidikan Agama Katolik di sekolah berdasarkan tabel 2 di atas menyatakan bahwa dari pernyataan item no 1 diperoleh data 24 responden (80%) dan didukung 6 responden (20%) menyatakan bahwa guru selalu menyiapkan pembelajaran PAK dengan baik. Pada pernyataan item no 2diperoleh data 18 (60%) responden menyatakan selalu, bahwa guru mampu merancang pembelajaran agama Katolik menjadi menarik. Hanya 1 responden (3%) menyatakan bahwa guru jarang merancang pembelajaran agama Katolik menjadi menarik. Pada pernyataan item no 3, terdapat 18 responden (60%) menyatakan bahwa guru selalu membuka dan menutup pelajaran di kelas dengan baik. Hanya3 responden (10%) menyatakan guru PAK jarang membuka dan menutup pelajaran di kelas dengan baik. Pada pernyataan item no 4 terdapat 19 responden (63%) menyatakan bahwa guru mampu menciptakan suasana kelas dengan baik. Hanya 2 responden (6%) menyatakan guru jarang menciptakan suasana kelas dengan baik. Pada pernyataan item no 5 sebanyak 26 responden (86%) menyatakan bahwa guru selalu menguasai materi yang diberikan dengan baik. Selanjutnya pada pernyataan item no 6 sebanyak 12 responden (40%) menyatakan senang mengikuti proses pembelajaran pendidikan agama Katolik karena mudah dan dimengerti. Selanjutnya hanya 7 responden (23%) yang menyatakan bahwa jarang mereka mengikuti proses pembelajaran pendidikan agama Katolik karena mudah dan dimengerti. Pada pernyataan item no 7 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62 sebanyak 13 responden (43%) menyatakan bahwa senang karena cara pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan agama Katolik menarik dan bervariasi. Hanya 5 responden (16%) yang menyatakan jarang bahwa cara pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan agama Katolik menarik dan bervariasi. Selanjutnya pada pernyataan item no 8 terdapat 16 responden (53%) menyatakan bahwa siswa merasa senang dengan sarana dan prasarana yang digunakan dalam pembelajaran PAK. Pada pernyataan item no 9 sebanyak 18responden (60%) menyatakan bahwa mereka selalu tetap memperhatikan pembelajaran PAK dengan baik meskipun duduk di belakang. Hanya 4 responden (13%) menyatakan bahwa mereka jarangmemperhatikan pembelajaran PAK dengan baik meskipun duduk di belakang. Selanjutnya pada pernyataan item no 10 sebanyak 23 responden (76%) menyatakan bahwa dengan mengikuti pembelajaran PAK mereka semakin mencintai Yesus. Hanya 1 responden (3%) menyatakan jarang bahwa dengan mengikuti pembelajaran PAK mereka semakin mencintai Yesus. b. Pengaruh Pendidikan Agama Katolik Terhadap Perkembangan Iman Siswa Kelas VIII Pada bagian ini penulis akan memaparkan hasil penelitian tentang pengaruh pendidikan agama Katolik terhadap perkembangan iman siswa kelas VIII yang terungkap pada tabel 3 berikut ini: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63 Tabel 3 Pengaruh pendidikan agama Katolik terhadap perkembangan iman siswa kelas VIII N=30 Jumlah No Pernyataan S SR J TP 11 Saya semakin mampu mengampuni. 9 18 3 0 30% 60% 10% 0% 16 7 6 1 53% 23% 20% 3% 8 17 5 0 26% 56% 16% 0% 14 12 4 0 46% 40% 13% 0% 14 4 7 5 46% 13% 23% 16% 12 Saya semakin rajin ke gereja. 13 14 Saya semakin rajin berdoa. Saya peduli terhadap sesama yang mengalami musibah. 15 Saya berani membuat tanda salib di tempat-tempat umum. Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa pada pernyataan item no 11 terdapat 18 responden (60%) menyatakan bahwa pengaruh PAK membuat mereka selalu mengampuni. Hanya 3 responden (10%) menyatakan bahwa mereka jarang untuk mengampuni. Pernyataan item no 12 terdapat 16 responden (53%) yang menyatakan bahwa pengaruh PAK membuat mereka semakin rajin ke gereja. Hanya 1 responden (3%) menyatakan tidak pernah ke gereja. Selanjutnya pada pernyataan item no 13 sebanyak 17 responden (56%) menyatakan bahwa pengaruh PAK membuat mereka sering rajin untuk berdoa. Hanya 5 responden PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64 (16%) menyatakan jarang untuk berdoa. Kepedulian mereka terhadap sesama yang mengalami musibah terlihat dari pernyataan item no 14 di mana 14 responden (46%) menyatakan bahwa mereka selalu peduli terhadap sesama yang mengalami musibah. Hanya 4 responden (13%) menyatakan bahwa jarang peduli terhadap sesama yang mengalami musibah. Dari pernyataan item no 15 terlihat bahwa 14 responden (46%) menyatakan selalu bahwa mereka berani membuat tanda salib di tempat umum. Hanya 5 responden (16%) menyatakan tidak pernah membuat tanda salib di tempat umum. c. Faktor Pendukung dan Penghambat Perkembangan Iman Siswa Pada bagian ini, penulis akan memaparkan faktor pendukung dan penghambat perkembangan iman siswa berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4 berikut ini: Tabel 4 Faktor pendukung dan penghambat perkembangan iman siswa N=30 Jumlah No 16 Pernyataan Saya mengulang kembali materi yang diberikan di sekolah. 17 Saya mencari referensi untuk mendukung pelajaran pendidikan agama Katolik. 18 Saya berusaha mencari informasi tambahan S SR J TP 1 11 14 8 3% 36% 46% 13% 4 10 12 4 13% 33% 40% 13% 3 6 18 3 20% 60% 10% mata pelajaran pendidikan agama Katolik di 10% internet. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65 19 Saya belajar pendidikan agama Katolik jika disuruh oleh guru dan orang tua. 20 Saya sibuk sendiri saat guru menjelaskan materi di kelas. 2 25 3 0 6% 83% 10% 0% 1 1 20 8 3% 3% 66% 26% Tabel 4 menunjukkan bahwa pernyataan item no 16 sebanyak 14 responden (46%) menyatakan bahwa mereka jarang untuk mengulang kembali materi yang diberikan di sekolah. Hanya 1 responden (3%) menyatakan bahwa selalu mengulang kembali materi yang diberikan di sekolah. Pernyataan item no 17 terdapat 12responden (40%) menyatakan bahwa mereka tidak pernah mencari referensi untuk mendukung pelajaran pendidikan agama Katolik. Hanya 4 responden (13%) menyatakan selalumencari referensi untuk mendukung pelajaran pendidikan agama Katolik. Pada pernyataan item no 18 sebanyak 18 responden (60%) menyatakan tidak pernah mencari informasi tambahan mata pelajaran PAK di internet. Hanya 3 responden (10%) menyatakan selalu mencari informasi tambahan mata pelajaran PAK di internet. Selanjutnya pada pernyataan item no 19 sebanyak 25 responden (83%) menyatakan mereka sering belajar PAK jika disuruh oleh guru dan orang tua. Hanya 3 responden (10%) menyatakan jarang dan 2 responden (6%) menyatakan selalubelajar PAK jika disuruh oleh guru dan orang tua. Pernyataan item no 20 sebanyak 20 responden (66%) menyatakan jarang sibuk sendiri saat guru menjelaskan materi di kelas. Hanya 1 responden (3%) menyatakan selalusibuk sendiri saat guru menjelaskan materi di kelas. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66 3. Laporan Penelitian Hasil Wawancara dengan Guru PAK di SMP Katolik Santo Paulus Jakarta Berikut ini adalah hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan guru PAK di SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. No 1. Pertanyaan Jawaban Guru PAK Persiapan apa saja yang anda • Berdoa dan mempelajari materi lakukan sebelum mengajar? pembelajaran PAK • Mempersiapkan materi berupa power point, mencari sarana yang sesuai dengan tema pelajaran yang akan saya sampaikan • 2. Mempersiapkan permainan Selama anda mengajar di sekolah • Semakin ini apa terhadap dampak berbelarasa dari PAK teman-temannya perkembangan iman berkesusahan siswa kelas VIII? • yang dengan sedang Aktif dalam kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah • 3. Faktor-faktor apa yang • mendukung anda dalam proses belajar mengajar PAK? 4. Faktor-faktor apa saja Sopan dan tertib Multimedia yang ada kaitannya dengan tema PAK • Pengalaman hidup sendiri • Situasi kongkrit yang terjadi yang • Selalu ada kemauan dari siswa menjadi pendukung tercapainya untuk terlibat aktif dalam kegiatan perkembangan iman siswa kelas sosial VIII? • Menolong mereka yang sedang berkesusahan • 5. Rajin berdoa Menurut anda apakah PAK sudah Menurut saya PAK adalah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67 membantu siswa menghayati menanamkan imannya? nilai-nilai mewujudkan Kerajaan Kristiani, Allah, mendewasakan iman dan sebagai pedoman hidup bagi saya maupun peserta didik 6. 7. Apakah diantara siswa sendiri • Ya sudah terwujud sikap solider, • Ada juga yang harus diingatkan belarasa, terbuka dan perhatian untuk bersikap baik dan ramah pada mereka yang menderita? pada teman. Model dan sarana apa sajakah Modelnya adalah diskusi kelompok, yang sering anda gunakan untuk dialog, ceramah dan Tanya jawab. mencapai tujuan pembelajaran Sarana yang sering saya gunakan PAK? adalah media audiovisual, permainan dan kuis 8. Bagaimana siswa Dengan aktif mengikuti kegiatan- memperkembangkan iman kegiatan yang diselenggarakan oleh mereka dalam hidup sehari-hari? sekolah baik kegiatan rohani maupun sosial 4. Pembahasan Hasil Wawancara dengan Guru PAK Laporan ini dimaksudkan untuk membuat perbandingan antara jawaban responden yang terungkap dalam kuesioner dengan hasil wawacara penulis dengan guru PAK. Penulis memilih guru PAK karena guru PAK sehari-hari mendampingi para siswa dalam pelaksanaan pembelajaran PAK di kelas sehingga lebih mudah bagi penulis untuk mengetahui lebih lanjut pelaksanan PAK serta perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta di sekolah tersebut. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68 a. Pelaksanaan PAK di Sekolah Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru PAK diketahui bahwa guru menyadari keterbatasannya sebagai manusia maka selalu memohon bantuan Tuhan dan penerangan Roh Kudus agar memberikan kekuatan, kemampuan dan tuntunan dalam mewartakan ajaran dan sabda-Nya. Sehubungan dengan persiapan pembelajaran PAK, terlebih dahulu guru mempelajari materi yang bersangkutan secara pribadi serta segala persiapan sebelum menyampaikannya kepada siswasiswi. Agar PAK dapat bermanfaat dalam membina iman siswa guru berusaha dengan berbagai cara sehingga proses belajar mengajar berjalan baik dan lancar. Artinya dalam proses pembelajaran metode pembelajaran yang digunakan juga bervariasi seperti, informasi, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas, sharing atau evaluasi. Selain itu sarana yang digunakan berupa LCD, Laptop, Kitab Suci serta buku pegangan yang menjadi sumber utama juga menjadi pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran PAK di kelas. Menurut pengamatan guru sebagian besar siswa sangat tertib mengukuti pelajaran PAK. Siswa yang tertib pada umumnya membawa dampak positif dalam hidup sehari-hari seperti jujur, sopan, taat, terlibat aktif dalam kegiatan yang diadakan di sekolah, suka menolong atau dapat dikatakan sikap hidup siswa menjadi teladan bagi rekan-rekannya. Tetapi ada pula yang bersikap kurang peduli pada pelaksanaan PAK di kelas baik itu sikap mereka saat proses belajar mengajar maupun sikap doa, namun dengan melihat teman lain yang aktif dan tertib sedikit demi sedikit membawa perubahan dalam diri mereka. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69 b. Pengaruh PAK terhadap Perkembangan Iman Kerjasama yang baik terlaksana antara guru dan orang tua dalam hal pembinaan iman, serta keterlibatan siswa dalam kegiatan di paroki misalnya tugas koor pada hari Minggu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan merupakan nilai positif di mana iman siswa semakin berkembang. Dampak dari PAK terlihat dari kemauan siswa untuk kerjasama, berdoa, dan monolong mereka yang terkena musibah. Selain itu keterlibatan siswa dalam kegiatan-kegiatan lainnya khususnya dalam pelaksanaan pembinaan iman maupun perayaan Ekaristi di sekolah yang diadakan sebulan sekali, menjadi anggota mesdinar di gereja juga berpengaruh pada perkembangan iman siswa untuk terlibat dalam kegiatan menggereja. Dari penjelasan di atas jelas bahwa pengaruh PAK cukup besar bagi perkembangan iman siswa kelas VIII. PAK dipahami siswa sebagai sarana untuk mengenal Tuhan dan semakin dekat pada-Nya. Atau dengan kata lain mengikuti PAK berarti mau mengenal Tuhan dan dekat pada-Nya sehingga membuat mereka peka terhadap sesama di sekitar mereka yang menderita dan membutuhkan bantuan. c. Faktor Penghambat Perkembangan Iman Siswa Dari hasil wawancara guru menyampaikan bahwa siswa SMP Katolik Santo Paulus sangat heterogen (bermacam ragam) sehingga ada siswa yang acuh tak acuh dengan pelajaran PAK, kurang perhatian dan sibuk sendiri di kelas hal ini dipengaruhi kurangnya pendampingan orang tua misalnya orang tua yang sibuk, orang tua yang jarang ke Gereja sehingga anak pun bila ditanya apakah mereka PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70 ke gereja atau tidak jawaban yang mereka sampaikan adalah tidak ada yang mengantar. d. Faktor Pendukung Perkembangan iman Siswa Sejauh itu faktor pendukungtercapainya pelaksanaan PAK yaitu dengan bantuan dari bapak ibu guru yang 99% beragama Katolik sehingga membantu guru PAK dalam pembinaan dan pendampingan iman siswa dan juga dari pengurus OSIS ikut ambil bagian dalam tugas baik tugas doa, baca Kitab Suci, dan lain-lain. Keterlibatan para suster dalam menumbuh kembangkan iman siswa juga cukup besar misalnya saat siswa tidak paham dengan tata cara dalam perayaan Ekaristi atau tidak mengenal peralatan dalam ekaristi serta warna-warna liturgi maka siswa diperkenankan ke susteran untuk melihat dan belajar. Buah dari kegiatan ini dapat dilihat bahwa siswa semakin aktif dan terlibat dalam kegiatan rohani yang diadakan di sekolah, peka dan peduli terhadap sesama. Misalnya di luar kelas siswa saling bertegur sapa, keteladanan hidup satu sama lain, dan saling mendukung, jujur, dan penuh kasih. Sikap solider juga ditunjukkan dengan cara menyisihkan sebagian dari uang jajannya untuk mereka yang terkena musibah atau mengumpulkan barang-barang layak pakai demi membantu korban bencana atau yang terkena musibah. Dari sikap, perbuatan dan tutur kata siswa terciptalah sikap saling mengampuni dan perhatian pada teman, guru, karyawan yang sedang sakit, serta bertindak adil dan jujur. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71 5. Pembahasan Hasil Penelitian Kuesioner dan Wawancara Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik (PAK) DalamMeningkatkan Perkembangan Iman Siswa Kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara, diketahui bahwa pelaksanaan PAK di sekolah cukup baik. Siswa memahami bahwa PAK di sekolah bermanfaatuntuk membantu mereka menjadi semakin berkembang dalam iman. Kenyataan tersebut dapat dilihat dengan 80% dari responden yang menyatakan guru menyiapkan pembelajaran PAK dengan baik tabel 2 no 1, dan 10. Hal ini didukung juga dengan pernyataan dari guru PAK yang mempersiapkan pembelajaran PAK dengan baik serta selalu menemukan metode dan cara belajar yang efektif sehingga proses pembelajaran menarik dan disenangi oleh siswa. Siswa menyatakan bahwa guru selalu merancang, menyiapkan, menguasai dan menciptakan suasana pembelajaran PAK di kelas dengan baik. Hal ini terlihat pada tabel 2 item no 1,2,3,4 dan 5. Dari pernyatan siswa dan juga wawancara dengan guru PAK dapat dilihat bahwa guru menyadari keterbatasannya sebagai manusia maka selalu memohon bantuan Tuhan dan penerangan Roh Kudus agar memberikan kekuatan, kemampuan dan tuntunan dalam mewartakan ajaran dan sabda-Nya. Sehubungan dengan persiapan pelajaran PAK, terlebih dahulu guru mempelajari materi yang bersangkutan secara pribadi sebelum menyampaikannya kepada siswa-siswi. Siswa memahami bahwa pengaruh PAK di sekolah bermanfaat dalam membantu mereka menjadi semakin beriman. Dapat dilihat bahwa sebanyak 53% responden semakin rajin ke gereja, semakin rajin berdoa, peduli terhadap sesama yang terkena musibah. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3 item no 12, 13 dan 15. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72 Pernyataan dari guru PAK juga demikian bahwa siswa semakin peka dan peduli terhadap sesama. Misalnya di luar kelas siswa saling bertegur sapa, keteladanan hidup satu sama lain, rajin berdoa dan saling mendukung. Sikap solider juga ditunjukkan dengan cara menyisihkan sebagian dari uang jajannya untuk merekayang terkena musibah atau mengumpulkan barang-barang layak pakai demi membantu korban bencana. Dari sikap, perbuatan dan tutur kata siswa terciptalah sikap saling mengampuni dan perhatian pada teman, guru, karyawan yang sedang sakit, serta bertindak adil dan jujur. Pemanfaatan sarana dan prasarana yang baik dalam pelaksanaan PAK membuat siswa-siswi senang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2 item no 8,9 dan 10. Hal ini membantu guru untuk semakin memperkenalkan Allah kepada siswasiswi sehingga iman mereka semakin tumbuh dan berkembang. Penggunaan sarana di kelas sangat membantu guru PAK untuk memperkenalkan tokoh-tokoh yang ada di Kitab Suci. Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik juga membawa dampak positif pada siswa apabila situasi dan lingkungan di sekolah mendukung perkembangan iman siswa dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang mendukung berkembangnya iman seperti kegiatan sosial, doa bersama, dan lainlain. Buah-buah yang dapat dilihat dari pelaksanaan PAK demi meningkatkan perkembangan iman siswa di sekolah, seperti saling berbagi, peduli pada mereka yang terkena musibah, belarasa, saling mengampuni, dan semakin rajin berdoa dapat dilihat pada tabel 3 item no 11,13 dan 14. Guru PAK juga menyatakan demikian bahwa siswa semakin peka pada sesama yang terkena musibah dapat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73 dilihat dari antusias siswa mengumpulkan dana dan barang miliknya untuk disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan. Sarana yang disediakan dalam pelaksanaan PAK di sekolah seperti LCD, Laptop, buku-buku, dan bacaan rohani membantu siswa-siswi semakin mengenal dan mencintai Yesus dalam tindakan dan perbuatan merekasehari-hari tabel 2 item no 8. Oleh karena itu lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan damai merupakan sumber pelayanan yang tidak dapat digantikan. Dengan demikian pelaksanaan PAK di sekolah dapat memberikan kekuatan untuk saling memperkaya dalam iman (Komisi pendidikan. KWI 2008 art 62). Berdasarkan kuesioner yang dijawab oleh siswa-siswi dan hasil wawancara dengan guru PAK, penulis dapat mengatakan bahwa pembelajaran PAK sungguh mendapat tempat yang baik di sekolah maupun bagi siswa-siswi kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. Iman anak didik dapat semakin berkembang karena semua pihak dapat bekerjasama dengan baik dengan melaksanakan usaha-usaha yang berguna bagi perkembangan iman siswa seperti mengadakan kegiatankegiatan sosial yang melibatkan semua siswa, doa bersama, rekoleksi bersama dan lain-lain. Guru PAK bukan saja memfasilitasi anak didik dengan segala kebutuhan yang mereka perlukan melainkan juga tindakan nyata yang menjadi teladan iman bagi anak sehingga iman anak semakin tumbuh dan berkembang. Guru PAK adalah seorang ”gembala” bagi anak didiknya. Seorang gembala hendaknya mampu menciptakan suasana yang penuh persaudaraan sehingga antara anak didik dan gembala tidak ada suatu jurang pemisah yang dapat memisahkan ”kawanan domba dengan gembalanya”. Guru juga adalah seorang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74 fasilitator. Sebagai fasilitator, seorang guru diharapkan mampu menggerakkan anak didiknya sehingga mereka mampu menyadari perannya sebagai umat Allah yang membawa Kabar Gembira bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya. Gereja memandang bahwa sekolah-sekolah Katolik merupakan tempat yang tepat untuk membina dan mendidik kaum remaja agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang mantap. Gereja melalui sekolah Katolik melihat bahwa para siswa tidak hanya diajarkan menjadi pribadi yang cerdas melainkan mereka juga harus dididik untuk menjadi pribadi yang sungguh beriman dan jujur dalam kehidupan. 6. Kesimpulan Hasil Penelitian Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik (PAK) Dalam Meningkatkan Perkembangan Iman Siswa Kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan pelaksanaan PAK di SMP Katolik Santo Paulus Jakarta cukup baik. Pelaksanaan PAK di sekolah merupakan salah satu bentuk komunikasi atau interaksi iman yang mengandung unsur pengetahuan, pergumulan, dan penghayatan iman dalam berbagai bentuk, sehingga dapat memperluas pengetahuan peserta didik dan membantu pergumulan mereka untuk berkembang dalam iman. Pelaksanaan PAK bagi peserta didik kelas VIII di SMP Katolik Santo Paulus Jakarta cukup membawa dampak positif karena ada kerjasama, dukungan, perhatian baik dari pihak sekolah, guru PAK dan orang tua. Pengaruh PAK terhadap perkembangan iman peserta didik dapat semakin terwujud karena semua pihak dapat bekerjasama dengan baik seperti mengadakan kegiatan-kegiatan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75 sosial yang melibatkan semua siswa, doa bersama, rekoleksi bersama, kemping rohani, dll. Dalam usaha meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII, tentu tidak terlepas dari hambatan-hambatan sehubungan dengan pelaksanaan PAK di sekolah. Hambatan-hambatan yang terjadi dapat berasal dari keluarga dimana orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga pendidikan iman anak kurang diperhatikan dengan baik. Hal ini berdampak pada sikap mereka yang acuh tak acuh, cuek, kurang peka, bandel, suka berontak, kasar, dll. Oleh karena itu, dalam meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta maka, penulis mengusulkan suatu kegiatan going and seeing serta diperkaya dalam bentuk rekoleksi. kegiatan ini akan dibahas pada bab selanjutnya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB IV USAHA MENINGKATKAN KUALITAS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DALAM PERKEMBANGAN IMAN SISWA KELAS VIII SMP KATOLIK SANTO PAULUS JAKARTA Pada bab III penulis telah memaparkan hasil penelitian serta pembahasannya tentang pelaksanaan PAK dalam perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat dilihat bahwa pelaksanaan PAK di sekolah sudah cukup baik artinya siswa memahami bahwa pendidikan agama Katolik penting bagi perkembangan iman mereka. PAK juga membantu peserta didik untuk memperkembangkan iman mereka demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah. Dalam bab IV ini, penulis memaparkan usaha meningkatkan kualitas PAK dalam memperkembangkan iman siswa kelas VIII. Peningkatan kualitas tersebut ditujukan bukan hanya pada peserta didik yang belajar, melainkan juga guru yang mengajar. Tujuannya adalah agar peserta didik dan guru setelah mengikuti PAK semakin bersikap kritis, reflektif, ekspresif dan mampu menilai serta memaknai tindakan-tindakan masa kini di sekolah, keluarga, masyarakat dan lingkungan tempat tinggal. Maksudnya bahwa penerapan PAK di sekolah mampu menjadikan peserta didik merespon pembelajaran dengan menanyakan hal-hal yang dirasa kurang jelas (sebagai contoh dari sikap kritis), mampu merenungkan dan memberi makna tentang persoalan-persoalan yang terjadi (reflektif), dan mampu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77 mengungkapkan diri dalam bentuk tindakan sebagai wujud keterlibatan diri (ekspresif) dalam kehidupan sehari-hari. Maka berdasarkan uraian di atas penulis akan memaparkan pelaksanaannya dalam tiga bagian: pertama upaya meningkatkan pelaksanaan PAK di sekolah dalam tiga ranah: kognisi (head), afeksi (heart), dan psikomotor (hand). Tiga unsur tersebut akan dibahas dalam penjelasan teoritis yang lebih sederhana sehingga peserta didik dapat terlibat secara nyata dalam proses pembelajaran di sekolah. Kedua cara atau metode untuk meningkatkan iman peserta didik sehingga adanya suatu aksi nyata yang dilakukan oleh peserta didik sebagai wujud dari penghayatan iman mereka. Ketiga penulis akan menjelaskan rincian usulan program dalam bentuk rekoleksi bagi peserta didik kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta sebagai upaya praktis dalam pelaksanaan PAK demi perkembangan iman peserta didik. A. Dasar Untuk Meningkatkan Kualitas PAK bagi Siswa-siswi Kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta Pelaku utama PAK di sekolah terletak pada dua pihak yaitu pada diri peserta didik sebagai subjek dan pendidik sebagai pelaku dalam PAK. Hal yang kedua adalah kegiatan PAK di sekolah sebagai upaya praktis demi memperkembangkan iman siswa. Groome (2010: 385) menyatakan bahwa peserta didik adalah anak-anak didik yang belajar dan memiliki sejarah (cerita) dan visinya sendiri. Konsep mengenai peserta didik bagi Groome dimaknai dalam dua pernyataan yaitu pertama peserta PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78 didik adalah subjek bukan objek. Artinya mereka diperlakukan sebagai manusia bukan dari kemurahan hati kita (pendidik) melainkan karena peserta didik diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Peserta didik dan pendidik memiliki panggilan untuk tumbuh menjadi serupa dengan Allah. Kedua peserta didik dipanggil untuk menjadi pembuat sejarah dan mampu menjadi para pembuat sejarah. Untuk itu peserta didik walau pun dibentuk oleh sejarah namun mereka dapat membuat pilihan-pilihannya sendiri dan bertindak untuk mempengaruhi masa depan. Dalam konteks iman Kristiani peserta didik dapat semakin menjadi Kristiani yang menyebabkan mereka terlibat di dunia demi menghadirkan Kerajaan Allah. Pendidik sebagai pelaku PAK dalam meningkatkan kualitas PAK juga memiliki peran penting. Groome menyebut guru sebagai didaskaloi atau pelayanpelayan di antara berbagai jabatan. Lebih lanjut Groome menyatakan bahwa pendidik agama Kristiani harus menghadirkan sosok pribadi Yesus Kristus ketika melayani komunitas melalui sabda dan belaskasih-Nya. Dalam pelaksanaan PAK di sekolah pendidik dipahami bukan melulu mentransferkan ilmu secara kognitif akan tetapi pendidik hadir sebagai pewarta sabda Allah dan mengantarkan peserta didik untuk sampai pada tujuan keselamatan hidup demi terwujudnya Kerajaan Allah. B. Upaya Meningkatkan Pelaksanaan PAK di Sekolah 1. Pendekatan PAK yang Bersifat Dialogis-Partisipatif Model ini bisa menjadi salah satu upaya mengefektifkan pelaksanaan PAK di sekolah. Tetapi model dialog-partisipatif saja belum cukup karena situasi yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79 dialami peserta didik dan pendidik (guru) di kelas hanya dalam percakapan tanpa didasari pemaknaan tentang hakikat dalam pembelajaran PAK, sehingga munculah masalah yaitu bahwa PAK jelas tidak sama dengan pelajaran-pelajaran lainnya misalnya (IPA, IPS, dll) yang lebih mengedepankan teori dan pembahasan. 2. Memperkaya Proses Pembelajaran PAK dengan kegiatanGoing and Seeing (Pergi dan Melihat) Kegiatangoing and seeing (pergi dan melihat) merupakan upaya untuk melibatkan peran peserta didik di dalam penataan hidup bermasyarakat. Tujuannya agar peserta didik dapat melihat dan merasakan kehidupan orang lain yang menderita. Selain itu metode ini bisa mengatasi kebosanan peserta didik saat pelajaran terasa kering di dalam kelas. Going and seeing diadakan di daerah kumuh, miskin, kolong jembatan dan terminal, pinggir sungai di tempat mereka yang menderita tinggal dan hidup. Dengan kegiatan tersebut kemampuan afeksi (rasa) dan psikomotorik peserta didik dapat terasah untuk memaknai hidup bersama sebagai keluarga Allah. Dalam going and seeing ini, kenyataan hidup yang bersifat personal publik dapat menjadi pelajaran yang berarti bagi peserta didik. Proses melihat dan merasakan hidup seperti ini mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, beriman dewasa dan sebagai mahkluk sosial memiliki kepedulian pada masalahmasalah sosial di sekitar mereka. Kegiatangoing and seeing (pergi dan melihat) bisa menjadi pilihan yang menarik bagi peserta didik untuk menciptakan PAK yang berciri solider dan berkeadilan sosial. Kedua upaya tersebut akan penulis PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80 jabarkan secara rinci dalam matriks usulan program rekoleksi yang diadakan di sekolah. C. Usulan Kegiatan Going and Seeing Usulan kegiatan pembelajaran PAK di sekolah dalam bentuk going and seeing merupakan alternatif upaya yang penulis usulkan sebagai salah satu kegiatan pembinaan iman bagi siswa kelas VIII dalam proses pembelajaran PAK di sekolah. Untuk memahami lebih lanjut tentang kegiatan tersebut penulis merasa perlu untuk menjelaskan latar belakang, tujuan, dan materi dari kegiatan ini. 1. Latar Belakang Pemilihan Kegiatan SMP Katolik Santo Paulus Jakarta adalah lembaga pendidikan Katolik yang dikelola oleh Suster-suster SPC. Melalui visi dan misa yang telah dirumuskan oleh lembaga, tergambar jelas bahwa sosok peserta didik yang ingin diwujudkan adalah peserta didik yang berwawasan luas, bersikap kritis berkompeten secara intelektual, memiliki tekad dan berbelarasa untuk berbuat adil, peka, memiliki keprihatinan besar dalam pelayanan serta selalu berpedoman pada teladan Yesus Kristus. Di sisi lain sekolah juga tidak menutup mata pada tantangan sekaligus tuntutan zaman yang terus berkembang. Di zaman yang semakin canggih ini, tantangan untuk mewujudkan cita-cita yang amat tinggi dan luhur tersebut menjadi tidak mudah. Perkembangan zaman juga telah memproduksi generasi yang berbeda. Dalam kenyataan peserta didik kelas VIII ini memiliki latar belakang keluarga yang serba berkecukupan dan mapan sehingga apa yang diinginkan dengan mudah didapat tanpa ada usaha atau perjuangan. Untuk itu melalui sekolah Katolik PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81 khususnya lewat pembelajaran PAK peserta didik kelas VIII diharapkan dapat mewujudkan visi dan misi sekolah menjadi insan yang cerdas, berbelarasa, bersikap kritis serta berpedoman pada teladan Yesus Kristus yang memiliki keprihatinan besar pada mereka yang menderita dan berkekurangan. Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara dengan guru PAK penulis melihat bahwa siswa mudah memberikan sumbangan kepada mereka yang menderita dan berkekurangan berapapun besarnya diminta dengan mudah disumbangkan. Namun pada kenyataannya belum ada keterlibatan untuk terjun langsung atau melihat dari dekat keadaan dan situasi yang dialami oleh mereka yang terpinggirkan (kaum marjinal). Bertolak dari keprihatinan ini, maka penulis mengusulkan kegiatangoing and seeing yang dikemas dalam bentuk rekoleksi. Maksudnya bahwa setelah mengadakan going and seeing diharapkan peserta dapat saling berbagi dan sharing pengalaman mereka ketika berada di tengah-tengah masyarakat. Dengan berada di tengah masyarakat khususnya mereka yang miskin, dan terabaikan dapat menggugah hati peserta didik untuk melakukan suatu tindakan nyata. Dalam rekoleksi ini siswa saling berbagi dan bertukar pengalaman kemudian bersama mengambil keputusan untuk merumuskan suatu tindakan nyata baik secara pribadi maupun bersama dalam kelompok untuk ditindaklanjuti sebagai kesepakatan bersama. 2. Tujuan Kegiatan Membantu Siswa Secara Utuh Tujuankegiatan ini disesuaikan dengan kebutuhan, situasi, kenyatan, serta perkembangan peserta. Maka going and seeing adalah suatu kegiatan di mana PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82 siswa kelas VIII melihat, mengalami dan berada di tempat yang sederhana, serba kekurangan dan menjadi bagian dari tempat tersebut. Maksud dari kegiatan ini agar siswa terlibat dan merasakan cara hidup, suka-duka, penderitaan dan keterasingan suatu lapisan masyarakat dan pada akhirnya berbelarasa dengan mereka yang menderita. Dalam kegiatan ini siswa dituntut memiliki motivasi yang sungguh kokoh, baik dan jernih agar tujuannya tercapai. kegiatangoing and seeing yang dirancang untuk siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta adalah di kolong jembatan, panti asuhan, tempat pemulung, pinggiran danau sunter, terminal, dan tempat-tempat kumuh. Program ini bertujuan untuk membantu siswa berbelarasa dengan mereka yang menderita dan berkekurangan. Dari segi pribadi dengan mengalami situasi nyata di lapangan atau bertemu langsung dengan mereka yang berkekurangan dan menderita siswa terbantu untuk semakin solider serta peka terhadap sesama. Mereka dapat mengenal dan merasakan beban hidup secara nyata. Pengalaman ini penting karena apa yang diterima dalam pembelajaran PAK di kelas dapat dialami langsung oleh siswa sehingga semakin memperkembangkan iman mereka untuk solider dengan yang menderita. Pengalaman melihat dan merasakan menjadi langkah awal keterlibatan siswa dalam hidup bersama memperhatikan mereka yang kecil dan menderita. Di samping itu, kegiatan ini juga dapat memurnikan motivasi siswa, terutama bagi mereka yang hidup berkelimpahan dan mapan. Kesulitan atau pun tantangan yang mereka temukan dapat dijadikan bahan refleksi bersama untuk meneguhkan iman mereka sebagai anak-anak Allah. Selain itu dengan kegiatangoing and PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83 seeing siswa kelas VIII mengetahui bagaimana penderitaan dan pergumulan orang lain selain itu mereka juga belajar terbuka dan menyesuaikan diri dengan orang lain. 3. Alasan Pemilihan Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penulis memilih tempat-tempat yang mudah dijangkau yaitu kolong jembatan, tempat kumuh dan pinggir danau Sunter. Alasan pemilihan tempat ini karena letak sekolah yang berada dekat dengan tempat-tempat tersebut dan dapat dijangkau oleh kelompok-kelompok yang telah dibagi. Sebelum program ini dilaksanakan penulis terlebih dahulu mengadakan pertemuan dengan ketua yayasan, kepala sekolah dan guru PAK dalam berkonsultasi dan menyampaikan maksud dan tujuan penulis mengadakan program ini. Untuk melaksanakan going and seeing ini penulis memilih kelas VIIIA dengan jumlah siswa 30 orang dibagi dalam tiga kelompok, sehingga mudah dikontrol. Kelompok yang telah dibagi langsung menuju tempat yang telah ditentukan sehingga mereka langsung melihat dan mengalami situasi yang ada di tempat tersebut. Dengan melihat, mengenal dan mengalami situasi di lingkungan tersebut peserta didik diharapkan berani dan terlibat secara langsung dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh mereka seperti mengais sampah, ngamen, memilah sampah yang bisa di daur ulang dan lain-lain. Dengan ikut terlibat dalam kegiatan tersebut maka peserta didik dapat merasakan penderitaan yang dialami oleh mereka, sehingga dengan melihat, merasakan dan terlibat dalam kegiatan tersebut maka peserta didik diharapkan dapat menumbuhkan sikap belarasa pada mereka yang terpinggirkan. Maka melalui kegiatangoing and seeing ini peserta PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84 didik berani untuk merefleksikan pengalaman perjumpaannya dengan masyarakat yang terpinggirkan dan terabaikan. Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa waktu pelaksanaan pada hari Sabtu. Karena pada hari tersebut sekolah libur sehingga program tersebut dapat dilaksanakan, selain itu tidak mengganggu proses belajarmengajar di kelas. D. Manfaat Going and Seeing Bagi Perkembangan Iman Siswa Kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta Going and seeing sebagai sebuah metode dipandang relevan oleh penulis sebagai salah satu upaya pengembangan iman bagi siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus karena memiliki keuntungan bagi mereka antara lain: 1. Pengalaman going and seeing meningkatkan belarasa bagi siswa dalam bersosialitas dan menumbuhkan sikap kepedulian pada sesama yang menderita. 2. Going and seeing sebagai pintu masuk keterlibatan siswa untuk saling berbagi. Dengan going and seeing siswa lebih mengenal dan merasakan kesulitan hidup yang dialami oleh mereka yang miskin sehingga tergerak hatinya untuk membantu mereka. 3. Going and seeing yang dilaksanakan berkesinambungan akan mengkondisikan peserta didik untuk terjun langsung ke tengah-tengah mereka yang menderita. Untuk memasuki dunia baru atau berhadapan dengan hal baru bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan keberanian. Namun kesulitan harus dilihat sebagai tantangan dan peluang untuk berkembang. Perkembangan iman harus PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85 diupayakan secara terus-menerus. Dalam rangka perkembangan iman siswa inilah going and seeing berfungsi sebagai pintu masuk terwujudnya Kerajaan Allah di dunia. 4. Pengalaman yang didapat dari going and seeing dapat dijadikan titik tolak pengembangan materi yang akan dibahas dalam pembelajaran di kelas. Hal ini akan memudahkan guru PAK mengembangkan materi pembelajaran PAK yang berangkat dari pengalaman siswa sendiri. Maka going and seeing juga dapat memperkaya materi PAK. Penulis juga menyadari bahwa pelaksanaan going and seeing ini tidak semudah yang dibayangkan mengingat latar belakang siswa-siswi kelas VIII ini merupakan anak-anak yang berasal dari keluarga yang mapan dan berkecukupan. Kesulitan pasti akan dijumpai namun kesulitan pada dasarnya adalah harga yang harus dibayar untuk mencapai sebuah nilai. Nilai yang hendak diperjuangkan di sini adalah demi perkembangan iman siswa, yang memampukan mereka untuk bertahan dalam kesulitan sekaligus berjuang mangatasi kesulitan tersebut. Dalam perjuangan ini seseorang sesungguhnya tidak sendirian tetapi Roh Kudus yang membimbing dan menghibur sehingga terciptalah Kerajaan Allah di dunia. E. Rekoleksi Sebagai Pemaknaan KegiatanGoing and Seeing Agar kegiatangoing and seeing sungguh-sungguh bermakna bagi peserta didik maka penulis mengemasnya dalam bentuk rekoleksi sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan going and seeing di mana peserta didik saling berbagi pengalaman tentang situasi dan keadaan yang dialami ketika berada di tengah-tengah mereka yang tersingkir dan tidak mendapat perhatian dari orang lain. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86 Penulis akan menyusun langkah-langkah rekoleksi, supaya program ini dapat dilaksanakan dan digunakan sebagai salah satu cara atau upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perkembangan iman peserta didik kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. 1. Tema : Belarasa 2. Tujuan : ¾ Agar peserta memiliki sikap peduli pada sesama yang menderita. ¾ Agar peserta menyadari betapa pentingnya hidup saling berbagi dan memperhatikan sehingga mendorong mereka untuk solider kepada sesama. 3. Sesi I Tujuan : Sharing Pengalaman Going and Seeing :Agar peserta dapat mengungkapkan situasi dan realitasdengan saling berbagi pengalaman yang dialami, sehingga mengusahakan suatu tindakan nyata yang dapat dilakukan baik secara bersama atau pun kelompok untuk ikut serta membantu mereka yang mengalami penderitaan. Sesi II : Bangkit dan Bergerak Tujuan : Setelah melihat dan mengalami situasi mereka yang terpinggirkan peserta didik dapat mengambil sikap serta membangun niat sebagai wujud belarasa terhadap mereka yang menderita. 4. Waktu : Pelaksanaan rekoleksi diadakan setelah peserta didik melaksanakan going and seeing yaitu pada hari Sabtu kedua dari pukul 07.00 sampai pukul 12.30 WIB. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87 5. Peserta : Siswa-siswi Kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. 6. Tempat : Aula Sekolah SMP Katolik Santo Paulus Jakarta 7. Bentuk Rekoleksi: Adapun bentuk rekoleksi disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta. Mengingat peserta rekoleksi adalah siswa-siswi SMP dan masih dikategorikan usia remaja, penulis menawarkan bentuk rekoleksi yang dapat mendorong semangat peserta yaitu dengan sharing pengalaman, gerak dan lagu, games, sehingga peserta didik terbantu untuk memaknai setiap peristiwa yang dilihat, dialami dan dirasakan sebagai wujud belarasa pada mereka yang menderita. 8. Metode rekoleksi Metode yang digunakan dalam rekoleksi ini adalah metode informasi, metode sharing pengalaman, dinamika, diskusi dan refleksi. 9. Susunan Acara: ¾ 07.00-07.30 : Tiba di sekolah/presensi ¾ 07.30.08.00 : Pengantar Umum ¾ 08.00-10.00 : Sesi I: Sharing Pengalaman Going and Seeing ¾ 10.00-10.15 : Snack ¾ 10.15-10.30 : Ice breaking ¾ 10.30-12.00 : Sesi II: “Bangkit dan Bergerak” ¾ 12.00-12.30 : Ibadat Penutup Rekoleksi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88 F. Contoh Persiapan Rekoleksi 1. Pemikiran Dasar Zaman sekarang ini disebut zaman global yang dicirikan oleh makin cepat (instan), terbuka dan canggihnya teknologi sehingga membuat orang berlombalomba untuk memperoleh semua itu. Cara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut pun bermacam-macam, sehingga tak jarang yang kita temui saat ini orang kurang memiliki kepedulian pada sesama. Keserakahan ini membuat orang kaya semakin kaya dan orang miskin tetap menjadi miskin. Melihat situasi seperti ini banyak cara yang perlu dilakukan sehingga mereka yang menderita pun dapat memperoleh kebahagiaan, maka untuk dapat sampai pada hal ini diperlukan keterbukaan dan kerelaan untuk peka pada mereka yang terpinggir. Sikap peduli pada yang menderita sangat diperlukan di zaman ini. Banyak cara yang bisa dilakukan asalkan semua pihak mau bekerja sama dan peduli pada yang menderita. Untuk sampai pada sikap ini dibutuhkan kerelaan karena tidak mudah orang mau berbagi dan peduli. Melalui keterlibatan ini diharapkan peserta didik sebagai makhluk sosial ambil bagian sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian nyata terhadap permasalahan sosial demi penataan hidup bersama. 2. Tujuan Pertemuan Mengajak peserta untuk memaknai sekaligus menindaklanjuti pengalaman going and seeing, sehingga dari apa yang telah dilihat dan dialami bersama peserta didik mengusahakan suatu tindakan yang dapat dilakukan baik secara PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89 bersama atau pun kelompok untuk ikut serta membantu mereka yang mengalami penderitaan. 3. Materi: Sharing Pengalaman Going and Seeing. 4. Sumber Bahan: Pengalaman peserta didik, Ensiklopedi Orang Kudus. A. Heuken, SJ. 2004 5. Metode : Informasi, diskusi kelompok, sharing 6. Sarana : Salib, lilin, speaker, Laptop, LCD, Spidol, kertas flap 7. Langkah-langkah : a. Doa Pembuka Allah Bapa yang maha kasih, terima kasih atas segala karunia penyertaan yang Engkau berikan kepada kami sehingga pada pagi yang cerah ini kami semua dapat berkumpul dalam keadaan yang sehat tanpa kekurangan sesuatupun. Bapa berkatilah kami semua yang sebentar lagi akan memulai acara rekoleksi ini, utuslah Roh Kudus-Mu untuk menyertai kami semua sehingga kami dapat saling berbagi satu sama lain. Dan semoga pengalaman-pengalaman yang telah kami alami bersama dapat kami sheringkan dengan keterbukaan sehingga kami saling memperkaya satu sama lain dan semoga Roh-Mu menggerakkan hati kami untuk peduli dan mau berbagi dengan sesama kami yang menderita. Sebab Engkaulah Sang pemberi kehidupan yang bertahta di surga kini dan sepanjang masa. Amin. b. Pengantar Teman-teman yang terkasih, kita patut bersyukur karena pada pagi ini kita dapat berkumpul bersama di tempat ini. Tentunya teman-teman sudah mengetahui apa alasan kita berada di tempat ini. Minggu lalu setiap kelompok sudah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90 mengadakan going and seeing, tentu banyak pengalaman baik itu menyenangkan, memprihatinkan, menakutkan dan menyedihkan tentu semua pengalaman itu menggugah hati kita masing-masing. Nah… hari ini kita bersama-sama akan berbagi pengalaman itu sehingga satu sama lain saling memperkaya. Tema rekoleksi kita kali ini adalah “Belarasa”. Semoga melalui tiap proses dalam rekoleksi ini dapat membantu kita semua untuk memahami betapa pentingnya sikap peduli terhadap sesama yang menderita sehingga kita dapat menemukan cara-cara yang baik untuk meringankan beban penderitaan mereka. c. Gerak dan Lagu “Chiken Dance” Pendamping dan peserta bersama-sama melakukan gerakan yang disertai musik “Chiken Dance” dengan enerjik dan bersemangat. Setelah itu bersama bernyanyi “Di sini senang di sana senang” Sambil bernyanyi badan digerakkan, sambil terus bernyanyi dan menari, ditambahkan permainan, yakni setiap lagu berakhir pemandu akan menyebutkan angka dan para peserta membuat kelompok sesuai dengan angka yang disebutkan tadi, bagi yang tidak berhasil diberi hukuman (misalnya ketika pemandu menyebutkan kata empat maka mereka harus berkelompok empat-empat atau lima: 2 putra dan 3 putri, dst). Yang diperintahkan terakhir oleh pemandu dapat ditetapkan sebagai kelompok kerja selama rekoleksi. d. Sesi I : Sharing Pengalaman Going and Seeing 1) Langkah I dan II : Pendamping mengajak peserta untuk duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibagi. Kemudian masing-masing diberi kesempatan sharing PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91 pengalaman berdasarkan pengalaman mereka berada bersama dengan mereka yang menderita, dengan panduan pertanyaan: ¾ Bagaimana perasaan anda ketika berada bersama mereka yang menderita dan terpinggirkan? Mengapa? ¾ Cara apa saja yang mereka lakukan untuk tetap bertahan dalam hidup mereka? ¾ Bagaimana kesan anda tentang kehidupan mereka? ¾ Apa yang dapat anda pelajari dari pengalaman tersebut? Setelah selesai sharing dalam kelompok kecil kemudian hasil sharing bersama ditulis di kerta flap kemudian hasil sharing kelompok tersebut disharingkan dalam kelompok besar. 2) Langkah III : Pendamping menegaskan kembali hasil sharing peserta kemudian pendamping membagi teks cerita tentang “Santa Elisabeth”. Elisabeth Hungaria adalah putri raja Hungaria. Suaminya bernama Pengeran Ludwig IV dari Turingia. Ia hidup dalam benteng yang penuh dengan kemewahan namun Elisabeth tetap hidup sederhana ia tidak melupakan kaum miskin yang serba kekurangan sehingga diam-diam Elisabeth menyisihkan makanan, uang dan pakaian diberikan kepada mereka. Ia menolak menikmati makanan yang serba enak dan pakaian mahal, sebab ia yakin bahwa semuanya itu adalah hasil pemerasan para bangsawan terhadap rakyat kecil. Sikap ini tidak disukai oleh keluarganya. Keluarganya menuduh Elisabeth memboros-boroskan harta kekayaan suaminya dengan membagikannya kepada gelandangan dan para PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92 pengemis. Suatu ketika ia dipergoki oleh suaminya ketika secara sembunyisembunyi menenteng bungkusan penuh roti dan pakaian. Suaminya bertanya apa yang dibawa dalam keadaan bingung Elisabeth menjawab “mawar” yang ia bawa. Suaminya tidak percaya kemudian membuka bungkusan tersebut dan tanpa diduga ternyata jawaban Elisabeth benar roti dan pakaian itu telah berubah menjadi bunga-bunga mawar yang segar. Ternyata Tuhan maha baik telah melindungi Elisabeth, dari peristiwa itu ia semakin disayangi oleh suaminya. Setelah suaminya meninggal ia diusir dari istana dengan membawa ketiga anaknya, tak lama kemudian ia diminta untuk kembali ke istana atas protes orang banyak. Beberapa lama kemudia Elisabeth meninggalkan istana dan anakanaknya. Ia masuk ordo ke tiga Santo Fransiskus. Putri raja itu menjadi miskin dan mengabdikan hari-hari akhirnya demi kaum papa miskin dan penderita sakit. 3) Langkah IV: a. Pendalaman Cerita: ¾ Bagaimana perasaan anda setelah mendengar kisah tentang Elisabeth tersebut? ¾ Tindakan apa yang dilakukan oleh Elisabeth ketika ia melihat kaum papa dan miskin yang menderita? ¾ Bagaimana anda bersikap ketika melihat mereka yang miskin dan menderita di sekitar anda? ¾ Upaya apa saja yang akan anda lakukan demi meringankan beban mereka yang menderita? PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93 b. Rangkuman Singkat Teman-teman yang terkasih setelah kita sharing bersama, saling bertukar pengalaman bersama tentu kita semua saling diperkaya dengan pengalamanpengalaman tersebut. Tidak kita sadari bahwa banyak orang yang hidup dalam penderitaan dan berkekurangan. Dari sharing bersama kita sadar bahwa kita perlu melakukan tindakan yang berguna bukan bagi diri kita atau kelompok kita saja melainkan kita bangkit dan bergerak mencari jalan keluar serta merumuskan suatu kesepakatan bersama demi membantu mereka yang menderita. Seperti halnya Santa Elisabeth meskipun ia seorang putri bangsawan hidup dalam kelimpahan namun ia tidak pernah menggunakan kekayaannya dengan berfoya-foya melainkan ia peka dan peduli pada mereka yang menderita. Begitu juga kita sebagai warga negara yang baik secara khusus sebagai murid-murid Tuhan Yesus kita diajarkan untuk mengasihi sesama, hidup saling berbagi dengan mereka yang menderita. Banyak cara yang dapat kita lakukan. Bisa saja seperti Santa Elisabeth atau juga cara lain yang sungguh-sungguh dapat dirasakan oleh mereka yang membutuhkan kita. Teman-teman yang terkasih, visi sekolah kita mengarahkan kita untuk menjadi generasi muda yang beriman, berkarakter Paulinian, cerdas dalam bidang intelektual, sosial, emosional dan spiritual. Artinya bahwa kita diharapkan menjadi pribadi yang utuh, bertanggung jawab serta memiliki kepedulian pada sesama. Hal ini serupa juga dengan seruan Gereja yang mengajak semua orang beriman untuk bangkit dan peduli pada sesama yang hidupnya selama ini jauh dari perhatian kita semua. Gereja yaitu kita hadir untuk orang miskin dan sederhana PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94 agar mereka juga menemukan kasih yang mungkin tidak diperoleh dari orang lain. Inilah misi Kerajaan Allah di dunia. 4) Langkah V: Peserta yang telah dibagi dalam kelompok kecil bersama-sama berembuk untuk membicarakan aksi nyata yang akan dilakukan sehubungan dengan pengalaman yang telah dialami dan disharingkan bersama dalam kelompok. e. Sesi II : Bangkit dan Bergerak 1. Tujuan : Setelah melihat, mengalami dan berbagi pengalaman bersama peserta didik diharapkan mampu mengambil sikap serta membangun niat baru sebagai wujud belarasa terhadap mereka yang menderita. 2. Mengambil Keputusan bersama untuk Tindak lanjut dari Going and Seeing ¾ Pada langkah ini peserta didik diajak untuk menghidupi iman Kristiani pada konteks hidup mereka. Peserta didik yang telah dibagi dalam kelompok mengambil keputusan-keputusan berdasarkan tema-tema dasar yang diolah pada PAK, sebagai bentuk keprihatinannya adalah praksis yaitu mendorong keterlibatan baru dengan jalan mengusahakan metanoia: pertobatan pribadi dan sosial yang terus menerus. ¾ Peserta didik diberi kesempatan untuk berdiskusi untuk merumuskan keputusan bersama yang hendak diwujudkan baik secara bersama ataupun dalam kelompok. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95 ¾ Keputusan yang telah dibuat dikomunikasikan bersama dengan guru guna menentukan keputusan bersama maupun kelompok misalnya mengadakan going and seeing sekali sebulan, atau live in pada akhir pekan sekali sebulan pada hari Sabtu dan Minggu sehingga ada perubahan baru yang dapat mengembangkan hidup peserta didik demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah. 3. Penutup ¾ Selesai merumuskan keputusan bersama kemudian peserta didik diajak untuk bernyanyi gerak dan lagu bersama. ¾ Ibadat Penutup PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB V PENUTUP Pada bagian akhir penulisan ini, penulis menguraikan kesimpulan dan saran atas pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Penulis membahas mengenai gagasan-gagasan pokok dari keseluruhan skripsi ini. Bagian saran, penulis menyampaikan usaha yang diharapkan untuk mendukung pelaksanaan PAK di sekolah dalam meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. A. Kesimpulan Dari kajian teori, penelitian, dan pembahasan penulis menarik kesimpulan bahwa PAK di sekolah membantu peserta didik agar dalam dirinya tumbuh semangat belarasa terhadap sesama terutama mereka yang miskin, tersisih, dan menderita. Hal ini diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik bukan hanya di dalam lingkungan sekolah namun di dalam hidup bermasyarakat. Selain itu suasana belajar yang kondusif juga perlu ditingkatkan agar peserta didik mampu mengenali dan mengembangkan potensi dirinya sendiri secara optimal. PAK di sekolah juga dipahami sebagai sarana yang mengantar peserta didik mengenal Allah, mengajak peserta didik berbuat baik, dan mengantar mereka sampai pada penghayatan iman yang hidup. PAK di sekolah juga membantu peserta didik agar memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang semakin beriman Kristiani. Artinya membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus yang memiliki keprihatinan tunggal yakni Kerajaan Allah, membentuk watak yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97 baik, sikap jujur, adil dan berbudi pekerti yang luhur, aktif mengikuti kegiatan hidup menggereja, berdamai, rela berkorban demi sesama seperti Yesus Kristus. PAK di sekolah dipahami sebagai proses pendidikan iman yang berlangsung secara berkesinambungan. Dikatakan berkesinambungan karena PAK di sekolah merupakan bentuk komunikasi atau interaksi iman terus menerus antara guru dan peserta didik ataupun antar sesama peserta didik. Teori PAK yang baik dapat mengantarkan peserta didik untuk sampai pada pengenalan akan Yesus Kristus di mana sekolah berusaha menyediakan fasilitas yang memadai demi perkembangan iman siswa seperti kegiatan-kegiatan kerohanian, aksisosial, pembinaan iman dan lain sebagainya. Rangkaian teori yang diajarkan oleh guru PAK dirasa kurang cukup memadai maka akan menimbulkan kejenuhan bagi peserta didik. Oleh karena itu Thomas Groome menjelaskan bahwa perlu ada praksis untuk menjawab persoalan yang ditimbulkan oleh uraian teoritis. Uraian praktis yang ditawarkan Groome bukan hanya dimengerti sebagai upaya dalam bentuk tindakan melulu akan tetapi praksis merupakan upaya penggabungan dari penerapan teori sekaligus praktek dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran PAK di SMP Katolik Santo Paulus Jakarta bagi siswa kelas VIII sudah cukup baik. PAK membantu peserta didik untuk memperkembangkan iman mereka demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah. Guru juga memperlakukan peserta didik sebagai subjek bukan objek karena peserta didik adalah pelaku atau pelaksana (secitra dengan Allah) di samping itu suasana yang menggembirakan dalam PAK sangat dibutuhkan sehingga proses belajar mengajar tidak membosankan karena suasana yang baik PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98 dapat menjadi guru yang baik pula. PAK menekankan keterbukaan, kerjasama, dialog, kesatuan di dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Dalam meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta, penulis mengusulkan kegiatangoing and seeing. Program ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pintu masuk bagi siswa agar iman mereka semakin tumbuh dan berkembang sehingga mereka mampu menghadirkan Kerajaan Allah di dunia. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, PAK sangat berguna bagi perkembangan iman siswa. Dengan demikian upaya pengembangan terus diupayakan. Oleh karena itu penulis menyampaikan saran-saran yang dapat diupayakan dalam meningkatkan pelaksanaan PAK di sekolah sehingga iman peserta didik semakin tumbuh dan berkembang. Adapun saran-saran itu antara lain: Pertama, sekolah perlu menyediakan fasilitas yang lengkap dan memadai seperti ruang doa sebagai tempat peserta didik mengenal Tuhan lebih dekat, bukubuku pegangan siswa dan buku-buku lain yang menunjang terlaksananya PAK di sekolah. Kedua, sekolah perlu membuat program pembinaan yang bertujuan membentuk pertumbuhan dan perkembangan iman serta kepribadian peserta didik seperti retret, rekolesi, going and seeing, live in di tempat-tempat yang terpencil dan hidup bersama dengan mereka yang menderita sehingga peserta didik dapat merasakan apa yang dialami dan dirasakan oleh mereka yang terpinggirkan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99 Ketiga, sekolah memberikan pengayaan kepada guru PAK, sehingga dapat meningkatkan pelaksanaan pembelajaran PAK di kelas dengan lebih menarik lagi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Adisusanto, FX. (2000). Katekese sebagai pendidikan Iman. Dalam seri PUSKAT 372, Yogyakarata. Lembaga pengembangan kateketik Puskat. Adiyanti, M.S (2003). Perilaku Anak Usia Dini. Yogyakarta: Kanisius. Dapiyanta, FX. (2008). Pendidikan agama Katolik Pada tingkat Sekolah dasar. Yogyakarta: IPPAK --------------- (2004). Metodologi Riset. Diktat Mata Kuliah Metodologi Riset untuk mahasiswa semester V, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Driyarkara, N. (1980). Driyarkara Tentang Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Groome, Thomas H. (2010). Christian Religius Education. Pendidikan Agama Kristen berbagi cerita dan visi kita (terjemahan Daniel Stefanus) Jakarta: Gunung Mulia Geertz Clifford. (1992). Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius. Heryatno W. W, FX. (2008). Diktat mata kuliah Pengantar Pendidikan. Agama Katolik di Sekolah. Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma, Yogyakarata. ---------------- (2008). Pokok-pokok Pendidikan Agama Katolik di sekolah. Yogyakarta: IPPAK Heuken, A. SJ. (2004). Ensiklopedi Orang Kudus. Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi Ismartono, I. SJ. (1993) Kuliah agama Katolik di Perguruan Tinggi Umum. Jakarta: Obor Kristianto, Y. (1997). Teori PAK SM (manuskrip). Yogyakarta. FIPA – USD Konsili Vatikan II (1993). Lumen Gentium (Konstitusi Dogmatis tentang Gereja diterjemahkan oleh R. Hardawiryana, SJ). Jakarta: Obor Lembaga Alkitab Indonesia. (2009). Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: LAI. Mardiatmadja, B. S. (1995). Beriman dengan sadar. Yogyakarta: Kanisius. Mintara Sufiyanta, A. SJ (2010). Sang Guru sang Peziarah. Jakarta: Obor Nana Sudjana, dan Ibrahim, M.A, (2010). Penelitiandanpenilaianpendidikan. Penerbit: Sinar Baru Algensindo Bandung. Nur, Freaswinda Widayanti. (1993). Peranan Keluarga Katolik dalam Pendidikan Iman anak usia pra sekolah melalui cerita. Yogyakarta. Puskat Papo, Yakob. (1990) Pendidikan Hidup Beriman dalam Lingkup sekolah. Ende: Nusa Indah. Peringatan HUT ke 17. (2003). SMP Katolik Santo Paulus Jakarta Profil Yayasan Pendidikan Suaka Insan. (2014). SMP Katolik Santo Paulus Jakarta Regula pertama Suster-suster Santo Paulus dari Chartres. (1988). Riduwan. (2007) Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta. Salman Habeahan. (2007). Butir-butir Pendidikan Nilai memasuki abad ke 21. Bekasi: Krista Mitra Pustaka. Sutrisno Hadi. (2000). Statistik jilid II. Yogyakarta: ANDI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101 Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Sewaka, A. (1992). Ajaran dan pedoman Gereja tentang pendidikan Katolik. Jakarta: Gramedia Slamento (2003). Belajar dan Mengejar. Bandung Yrama Widya. Undang-undang Sisdiknas No 20 tahun 2003. Undang-undang Republik Indonesia tentang Tenaga KependidikanNo 14 tahun 2005. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102 Lampiran 1: Surat Izin Penelitian UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI IPPAK Jl. Ahmad Jazuli 2, TromolPos 75, Yogyakarta Telp. (0274) 589035, 541642 Fax. (0274) 541641 Hal : Permohonan Izin Penelitian Yogyakarta, 03 Februari 2015 Kepada Yth. Kepala Sekolah SMP Santo Paulus Jakarta. Bpk. Stevanus Sukimin. S.Pd Dengan hormat, Melalui surat ini saya mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma yang beridentitas: Nama : Maria Yosephina Kerong NIM : 101124054 Memohon izin untuk diperkenankan mengambil data penelitian melalui penyebaran instrumen penelitian kepada siswa-siswi kelas VIII SMP Santo Paulus Jakarta, pada bulan Februari 2015. Penelitian ini dibuat dalam rangka untuk menunjang penyelesaian penyusunan skripsi saya yang berjudul : PERANAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN SISWA KELAS VIII SMP SANTO PAULUS JAKARTA. Demikianlah permohonan izin ini saya sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya saya mengucapkan terima kasih. Yogyakarta,03 Februari 2015 Dosen Pembimbing, Drs. FX. Heryatno, W.W. SJ,M.Ed Pemohon, Maria Yosephina Kerong PLAGIAT TERPUJI PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2: Surat TINDAKAN Bukti PenelitianTIDAK di Sekolah SMP KATOLIK SANTO PAULUS Jl. DanauAgung 13 Blok E 9 SunterAgungJakarta Utara Telp.021-6459107 Fax. 021-65832512 E-mail : [email protected] KepadaYth Kaprodi IPPAK-USD Drs. FX. HeryatnoWonoWulung, SJ Di Tempat. Dengan Hormat, Setelah melaksanakan penelitian yang berjudul“ Peran Pendidikan Agama Katolik (PAK) Dalam meningkatkan perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Santo Paulus Jakarta”, maka saya: Nama : Maria Yosephina Kerong Nim : 101124054 Program Studi : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik PerguruanTinggi : Universitas Sanata Dharma Telah melaksanakan penelitian di SMP Katolik Santo Paulus Jakarta Utara pada tanggal 04 Februari 2015, melalui penyebaran kuesioner kepada siswa-siswi kelas VIII. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data yang lengkap mengenai Peran Pendidikan Agama Katolik (PAK) Dalam meningkatkan perkembangan iman siswakelas VIII SMP Santo Paulus Jakarta. Demikian surat ini saya buat. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Mengetahui Jakarta, 06 Februari 2015 KepalaSekolah Peneliti Mahasiswa IPPAK Stevanus Sukimin, S.Pd Maria YosephinaKerong PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104 Lampiran 3: Kuesiouer Penelitian KUESIONER PERAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK) DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN SISWA KELAS VIII SMP SANTO PAULUS JAKARTA Nama : .................................................................... Usia : ......................... Jenis Kelamin : Perempuan/ Laki-laki Petunjuk Pengerjaan : Pilihlah satu jawaban yang tersedia didalam kolom yang sesuai dengan perasaan dan keadaan yang anda alami dengan memberikan tanda centang ( √ ) pada setiap pernyataan dibawah ini . S = Selalu SR = Sering J= Jarang TP = TidakPernah Contoh : No PERNYATAAN Saya mengikuti semua pelajaran yang diberikan dengan baik No PERNYATAAN B PelaksanaanPendidikan Agama Katolik di sekolah 1 S SR J TP SR J TP √ S Guru menyiapkan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dengan baik. 2 Guru mampu merancang pembelajaran Pendidikan Agama Katolik menjadi menarik. 3 Guru membuka dan menutup pelajaran di kelas dengan baik. 4 Guru mampu menciptakan suasana kelas dengan baik. 5 Guru menguasai materi yang diberikan dengan baik. 6 Saya senang mengikuti proses pembelajaran pendidikan agama PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105 Katolik kerena menarik dan mudah dimengerti. 7 Cara pembelajaran yang digunakan dalam Pendidikan Agama Katolik menarik dan bervariasi. 8 Saya senang dengan sarana dan prasarana yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan agama Katolik. 9 Saya tetap memperhatikan pembelajaran pendidikan agama Katolik meskipun duduk di belakang. 10 Dengan mengikuti pelajaran agama Katolik saya semakin mencintai Yesus. C Pengaruh pendidikan Agama Katolik terhadap perkembangan iman siswa kelas VIII 11 Saya semakin mampu mengampuni. 12 Saya semakin rajin ke gereja. 13 Saya semakin rajin berdoa. 14 Saya peduli terhadap sesama yang mengalami musibah. 15 Saya berani membuat tanda salib di tempat-tempat umum. D Faktor pendukung dan penghambat perkembangan iman siswa 16 Saya mengulang kembali materi yang diberikan di sekolah. 17 Saya mencari referensi untuk mendukung pelajaran pendidikan agama Katolik. 18 Saya berusaha mencari informasi tambahan mata pelajaran pendidikan agama Katolik di internet. 19 Saya belajar pendidikan agama Katolik jika disuruh oleh guru dan orang tua. 20 Saya sibuk sendiri saat guru menjelaskan materi di kelas. Lampiran 4: Panduan Pertanyaan Wawancara dengan Guru PAK 1. Persiapan apa saja yang anda lakukan sebelum mengajar? 2. Selama anda mengajar di sekolah ini apa dampak dari PAK terhadap perkembangan iman siswa kelas VIII? 3. Faktor-faktor apa yang mendukung anda dalam proses belajar mengajar PAK? PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106 4. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung tercapainya perkembangan iman siswa kelas VIII? 5. Menurut anda apakah PAK sudah membantu siswa menghayati imannya? 6. Apakah diantara siswa sendiri sudah terwujud sikap solider, belarasa, terbuka dan perhatian pada mereka yang menderita? 7. Model dan sarana apa sajakah yang sering anda gunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran PAK? 8. Bagaimana siswa memperkembangkan iman mereka dalam hidup sehari-hari? Lampiran 5: Transkrip Hasil Wawancara dengan guru PAK PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 107 1. Persiapan apa saja yang anda lakukan sebelum mengajar? Yang saya lakukan adalah dengan berdoa, mempersiapkan diri dan mempelajari materi pembelajaran PAK Mempersiapkan materi berupa power point, mencari sarana yang sesuai dengan tema pelajaran yang akan saya sampaikan. Mempersiapkan permainan 2. Selama anda mengajar di sekolah ini apa dampak dari PAK terhadap perkembangan iman siswa kelas VIII? Semakin berbelarasa dengan teman-temannya yang sedang berkesusahan Aktif dalam kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah. Sopan dan tertib. 3. Faktor-faktor apa yang mendukung anda dalam proses belajar mengajar PAK? Multimedia yang ada kaitannya dengan tema PAK , pengalaman hidup sendiri. Dan situasi kongkrit yang terjadi 4. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung tercapainya perkembangan iman siswa kelas VIII? Selalu ada kemauan dari siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan sosial Menolong mereka yang sedang berkesusahan. Rajin berdoa 5. Menurut anda apakah PAK sudah membantu siswa menghayati imannya? Menurut saya PAK adalah menanamkan nilai-nilai Kristiani, mewujudkan Kerajaan Allah, mendewasakan iman dan sebagai pedoman hidup bagi saya maupun peserta didik 6. Apakah diantara siswa sendiri sudah terwujud sikap solider, belarasa, terbuka dan perhatian pada mereka yang menderita? Ya . Ada juga yang harus diingatkan untuk bersikap baik dan ramah pada teman. 7. Model dan sarana apa sajakah yang sering anda gunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran PAK? Modelnya adalah diskusi kelompok, dialog, ceramah dan Tanya jawab. Sarana yang sering saya gunakan adalah media audiovisual, permainan dan kuis 8. Bagaimana siswa memperkembangkan iman mereka dalam hidup sehari-hari? Dengan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah baik kegiatan rohani maupun sosial PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 108 Lampiran 6: Panduan Pelaksanaan dan Pertanyaan Going and Seeing a. Panduan Pelaksanaan Kegiatan Going and Seeing 1. Peserta adalah peserta didik kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. 2. Peserta hanya diperbolehkan membawa pakaian yang sesuai dengan peran di tiga tempat yang sudah ditentukan: pemukiman kumuh dan miskin, kolong jembatan, terminal. 3. Peserta hanya membawa alat-alat tulis yang dibutuhkan. 4. Peserta dilarang membawa HP atau pun barang-barang elektronik lainnya. 5. Peserta tidak diperbolehkan pulang atau pergi tanpa seijin dari guru pendamping. 6. Diadakan pada hari Sabtu dan lamanya 2 jam, mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 09.00 WIB. b. Panduan Pertanyaan dan Refleksi Going and Seeing a. Gambarkan situasi yang anda alami selama berada bersama mereka! b. Apa saja yang anda lakukan selama berada bersama mereka? c. Bagaimana cara mereka berjuang untuk mempertahankan hidup mereka? d. Bagaimana mereka memaknai kehidupan yang sedang mereka alami tersebut? e. Bagaimana kesan anda tentang kehidupan mereka? f. Kesulitan apa saja yang anda lihat dan rasakan di sana? g. Apa yang dapat anda pelajari dari pengalaman tersebut? h. Apa dampak going and seeing ini bagi perkembangan iman anda? i. Apa yang akan anda upayakan untuk meringankan beban penderitaan mereka? j. Tulislah sebuah refleksi atas pengalaman going and seeing anda! PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109 Lampiran 7: Contoh Jawaban Siswa KUESIONER PERAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK) DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN SISWA KELAS VIII SMP SANTO PAULUS JAKARTA Nama : Valdian Rudi Usia : 14 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan/ Laki-laki Petunjuk Pengerjaan : Pilihlah satu jawaban yang tersedia didalam kolom yang sesuai dengan perasaan dan keadaan yang anda alami dengan memberikan tanda centang ( √ ) pada setiap pernyataan dibawah ini . S = Selalu SR = Sering J= Jarang TP = TidakPernah Contoh : No PERNYATAAN Saya mengikuti semua pelajaran yang diberikan dengan baik No PERNYATAAN B PelaksanaanPendidikan Agama Katolik di sekolah 1 Guru menyiapkan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dengan S SR J TP SR J TP √ S √ baik. 2 Guru mampu merancang pembelajaran Pendidikan Agama Katolik √ menjadi menarik. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 110 3 Guru membuka dan menutup pelajaran di kelas dengan baik. √ 4 Guru mampu menciptakan suasana kelas dengan baik. √ 5 Guru menguasai materi yang diberikan dengan baik. √ 6 Saya senang mengikuti proses pembelajaran pendidikan agama √ Katolik kerena menarik dan mudah dimengerti. 7 Cara pembelajaran yang digunakan dalam Pendidikan Agama √ Katolik menarik dan bervariasi. 8 Saya senang dengan sarana dan prasarana yang digunakan dalam √ pembelajaran pendidikan agama Katolik. 9 Saya tetap memperhatikan pembelajaran pendidikan agama Katolik √ meskipun duduk di belakang. 10 Dengan mengikuti pelajaran agama Katolik saya semakin mencintai √ Yesus. C Pengaruh pendidikan Agama Katolik terhadap perkembangan iman siswa kelas VIII 11 Saya semakin mampu mengampuni. √ 12 Saya semakin rajin ke gereja. √ 13 Saya semakin rajin berdoa. √ 14 Saya peduli terhadap sesama yang mengalami musibah. 15 Saya berani membuat tanda salib di tempat-tempat umum. D Faktor pendukung dan penghambat perkembangan iman siswa 16 Saya mengulang kembali materi yang diberikan di sekolah. 17 Saya mencari referensi untuk mendukung pelajaran pendidikan √ √ √ √ agama Katolik. 18 √ Saya berusaha mencari informasi tambahan mata pelajaran pendidikan agama Katolik di internet. 19 Saya belajar pendidikan agama Katolik jika disuruh oleh guru dan √ orang tua. 20 Saya sibuk sendiri saat guru menjelaskan materi di kelas. √ Lampiran 7: Contoh Jawaban Siswa PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111 KUESIONER PERAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK) DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN SISWA KELAS VIII SMP SANTO PAULUS JAKARTA Nama : William Usia : 14 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan/ Laki-laki Petunjuk Pengerjaan : Pilihlah satu jawaban yang tersedia didalam kolom yang sesuai dengan perasaan dan keadaan yang anda alami dengan memberikan tanda centang ( √ ) pada setiap pernyataan dibawah ini . S = Selalu SR = Sering J= Jarang TP = TidakPernah Contoh : No PERNYATAAN Saya mengikuti semua pelajaran yang diberikan dengan baik No PERNYATAAN B PelaksanaanPendidikan Agama Katolik di sekolah 1 Guru menyiapkan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dengan S SR J TP SR J TP √ S √ baik. 2 √ Guru mampu merancang pembelajaran Pendidikan Agama Katolik menjadi menarik. 3 Guru membuka dan menutup pelajaran di kelas dengan baik. √ 4 Guru mampu menciptakan suasana kelas dengan baik. √ 5 Guru menguasai materi yang diberikan dengan baik. √ 6 Saya senang mengikuti proses pembelajaran pendidikan agama √ Katolik kerena menarik dan mudah dimengerti. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112 7 Cara pembelajaran yang digunakan dalam Pendidikan Agama √ Katolik menarik dan bervariasi. 8 √ Saya senang dengan sarana dan prasarana yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan agama Katolik. 9 Saya tetap memperhatikan pembelajaran pendidikan agama Katolik √ meskipun duduk di belakang. 10 √ Dengan mengikuti pelajaran agama Katolik saya semakin mencintai Yesus. C Pengaruh pendidikan Agama Katolik terhadap perkembangan iman siswa kelas VIII 11 √ Saya semakin mampu mengampuni. 12 Saya semakin rajin ke gereja. √ 13 Saya semakin rajin berdoa. √ 14 Saya peduli terhadap sesama yang mengalami musibah. 15 Saya berani membuat tanda salib di tempat-tempat umum. D Faktor pendukung dan penghambat perkembangan iman siswa 16 Saya mengulang kembali materi yang diberikan di sekolah. 17 Saya mencari referensi untuk mendukung pelajaran pendidikan √ √ √ √ agama Katolik. 18 √ Saya berusaha mencari informasi tambahan mata pelajaran pendidikan agama Katolik di internet. 19 Saya belajar pendidikan agama Katolik jika disuruh oleh guru dan √ orang tua. 20 Saya sibuk sendiri saat guru menjelaskan materi di kelas. √ Lampiran 8: Lagu-lagu Rekoleksi 1. Masa Muda Masa muda sungguh senang Hidup penuh dengan cita‐cita Dengan api yang tak kunjung padam Selalu membakar dalam kalbu Reff: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113 Masa mudaku masa yang terindah Masa Tuhan memanggilku Masa mudaku masa yang ku kenang Kutinggalkan semua dosaku Masa muda sungguh senang Kuberikan pada‐Mu ya Tuhan Apa yang ada pada diriku Kuserahkan untuk kemuliaan‐Mu... 2. Bila Roh Allah Ada Bila Roh Allah ada di dalam ku Ku kan menari sperti Daud menari Bila Roh allah ada di dalam ku Ku kan menari sperti Daud menari Ku kan menari….3x Sperti Daud menari…i…i Ku kan menari…..3x Sperti daud menari. 3. Hari ini Ku Rasa Bahagia Hari ini ku rasa bahagia Berkumpul dengan saudara seiman Tuhan Yesus tlah satukan kita Tanpa memandang di antara kita Bergandengan tangan satu dalam hati Berjalan dalam terang kasih Tuhan Kau saudaraku, kau sahabatku Tiada yang dapat Memisahkan kita.. Kau saudaraku………. Kau sahabatku… tiada yang dapat memisahkan kita. 4. Kerja Buat Tuhan Tangan ku kerja buat Tuhan Mulutku puji namanya Kakiku…berjalan cari jiwa Upah ku besar di surga…………. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 114 5. Dia Panggil Nama Saya Dengar Dia panggil nama saya. Dengar Dia panggil namamu. Dengar Dia panggil nama saya. Juga Dia panggil namamu Oh….giranglah…..(halleluya, Puji Tuhan) 2x Yesus amat cinta pada saya oh giranglah.. Kujawab ya, ya, ya….(2x) Kujawab ya, ya, ya…...(2x) Kujawab ya Tuhan…… Kujawab ya Tuhan. Kujawab ya, ya, ya………..