ANALISIS PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PU BLIK (SAK ETAP) PADA PT PRIMA AKSES MADURA PAMEKASAN Mujairi mi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Madura [email protected] ABSTRACT This study aims to provide empirical evidence about the financial reporting at PT Prima Akses Madura Pamekasan based Financial Accounting Standards Entities without Public Accountability (SAK ETAP) period of 2012. The method used is descriptive qualitative. Based on the results of the research indicate that PT Prima Akses Madura Pamekasan not apply Financial Accounting Standards Entities without Public Accountability (SAK ETAP) in financial reporting include, recognition of assets, liabilities, capital, income, and expenses as well as the preparation of financial statements. Keywords: SAK ETAP, financial reporting (assets, liabilities, capital, income, expenses and the preparation of financial statements). PENDAHULUAN PT. Prima Akses Madura Pamekasan merupakan perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang kontruksi jaringan. Perusahaan tersebut bekerjasama dengan PT Telekomunikasi Indonesia dalam hal memberikan fasilitas dan jaringan pada masyarakat dan berdiri pada tahun 2012. Perusahaan ini sampai sekarang masih tetap beroperasi dan mengalami pertumbuhan dalam memperoleh laba. Dengan adanya perkembangan pada perusahaan tersebut menjadi tuntutan bagi pihak pengelolah perusahaan untuk menyusun pelaporan keuangan yang meliputi, pengakuan aset, kewajiban, modal, pendapatan dan beban serta penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan peubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dengan berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan (PSAK, 2009:2). Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggung jawaban |1 | manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya (SAK ETAP, 2014:3). Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi. Akuntansi meruapakan suatu proses yang meliputi, pencatatan, penggologan, peringkasan, pelaporan dan penganalisisan (Jusuf, 2010:12). Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mewajibkan bagi semua perusahaan khususnya perusahaan kecil dan menengah dalam proses pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan harus mengacu atau berpedoman pada SAK ETAP. Penerapan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik merupakan suatu keharusan bagi perusaahaan kecil dan menengah untuk mengacu dan berpedoman dalam proses penyususunan laporan keungan. Banyak perusahaan yang belum bisa menerapkan standar ini dalam menyusun laporan keuangan. Hal tersebut dikarenakan kurangnya sosialisasi dan pelatihan tentang SAK ETAP serta standar tersebut jarang diperkenalkan pada mahasiswa, sehingga kemampuan tentang standar ini jauh dari harapan. Dalam standar ini, pengakuan dan penilaian telah diatur dengan jelas serta penyajian laporan keuangan yang harus dilaporkan oleh setiap entitas terdiri dari neraca, laba rugi, equity dan laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan. Laporan diatas diperoleh dari bukti-bukti transaksi, sehingga para pengguna laporan keuangan dapat memahami alur dan proses dari laporan keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris tentang pelaporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP) pada PT Prima Akses Madura Pamekasan dan difokuskan pada pegakuan aset, kewajiban, modal, pendapatan dan beban serta penyusunan laporan keuangan. |2 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Aset Dalam SAK ETAP (214:5) dijelaskan bahwa aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas. Pengertian Kewajiban Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi. Karakteristik esensial dari kewajiban (liabilities) adalah bahwa entitas mempunyai kewajiban (obligation) masa kini untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban dapat berupa kewajiban hukum dan kewajiban konstruktif (SAK ETAP, 214:5). Pengertian Ekuitas Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas munkin disubklasifikasikan dalam neraca (SAK ETAP, 214:6). Pengertian Pendapatan Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kewajiban ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal (SAK ETAP, 214:6). Pengertian Beban Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode pela- poran dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan distribusi kepada penanam modal (SAK ETAP, 214:6). Pengukuran Unsur-unsur Laporan Keuangan Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk mengukur aset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam laporan keuangan. Proses ini termasuk pemilihan dasar pengukuran tertentu. Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar (SAK ETAP, 214:7). Pengakuan Dalam Laporan Keuangan Dalam SAK ETAP (2014:8) dijelaskan bahwa entitas harus menyusun laporan keuangan, kecuali laporan arus kas dengan menggunakan dasar akrual. Dalam dasar akrual, pos-pos diakui sebagai aset, kewajiban, ekuitas, penghasilan dan beban (usur-unsur laporan keuangan) ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk pos-pos tersebut. Aset diakui dalam neraca jika memunkinkan manfaat ekonominya dimasa depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak munkin mengalir ke dalam entitas setelah periode pelaporan berjalan sebagai alternatif transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi. Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan peubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dengan berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan (PSAK, 2009:2). Adapun tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu (SAK ETAP, 2014:3). Komponen Laporan Kenuangan Dalam SAK ETAP (2014:12) dijelaskan bahwa laporan keuangan entitas meliputi, neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Peneliti Terdahulu Penelitian ini diilhami oleh penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Kurniawati (2011:22) yang meneliti tentang penyusunan laporan keuangan untuk usaha kecil dan menengah berbasis standar akuntansi keuangan entitas akuntabilitas publik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa UKM mengaami kendala dalam menyusun laporan keuangan karena kurangnya SDM yang memiliki kemampuan dalam bidang akuntansidan kurangnya alokasi waktu untuk menyusun laporan keuangan. Hasil penyusunan laporan keuangan Vol. 2 No. 2 Desember 2014 |3 | berdasarkan SAK ETAP berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Ardina, Cening et al (2013:13). Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) untuk pengambilan keputusan manaj emen pada Koperasi Pegawai Negeri. Penelitian ini mendapatkan hasil yaitu, implementasi kebijakan akuntansi KPN PNB menerapkan basis kas campuran. Sedangkan menurut SAK ETAP menerapkan berbasis akrual. Perbandingan laporan keuangan basis kas campuran dengan basis akrual menunjukkan perbedaan sisa hasil usaha, dan penerapan akun dalam neraca menunjukkan akun akun bunga yang masih harus diterima. Rudiantoro dan Sylvia Veronica (2011: 27) meneliti kualitas laporan keuangan umkm serta prospek implementasi SAK ETAP Siregar Faktor ukuran usaha berpengaruh positif terhadap persepsi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ukuran usaha berpengaruh positif terhadap persepsi tersebut. Lama usaha berdiri justru berpengaruh negatif terhadap persepsi, berbeda dengan dugaan awal. Mungkin karena pada saat awal berdiri pengusaha berusaha memikirkan hal-hal yang penting dilakukan untuk meningkatkan usahanya ke depan sehingga mereka lebih mempunyai persesi yang baik akan pentingnya pembukuan dan pelaporan keuangan. Sedangkan jenjang pendidikan terakhir beserta latar belakang pendidikannya tidak terbukti signifikan. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada PT Prima Akses Madura Pamekasan yang berlokasi di Jln. Temenggung No. 04 Pamekasan Madura. Jenis dan Sumber Data |4 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014 Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperlukan berupa sejarah singkat, bukti transaksi dan penyusunan laporan keuangan PT Prima Akses Madura Pamekasan periode 2012. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tanpa perantara. Sedangkan data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (Indriantoro dan Supomo, 2009:146). Sumber data dalam penelitian ini diperoleh langsung dari PT Prima Akses Madura Pamekasan, baik melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik Pengumpulan Data Proses pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini melalui studi lapangan. Studi lapangan dilakukan dengan wawancara yaitu, melakukan komunikasi secara langsung pada pihak terkait dan observasi dengan pengamatan langsung terhadap obyek studi, serta dokumentasi dengan cara mengumpulkan, menyalin, melihat, serta mengevaluasi laporan keuangan serta dokumen-dokumen yang terkait dengan obyek penelitian. Tehnik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis data dengan cara memberikan penjelasan dengan memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Penelitian kualitatif menekankan pada pemahaman mengenai maslah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natu- ral setting yang holistis, kompleks dan rinci, (Indriantoro dan Supomo, 2009:12). Untuk mencapai tujuan penelitian agar sesuai dengan yang diharapkan dan memperoleh suatu kesimpulan, maka data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan membandingkan pengakuan aset, kewajiban, modal, pendapatan dan beban serta penyusunan laporan keuangan dengan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP). Adapun langkah yang dilakukan setelah memperoleh data pada PT Prima Akses Madura Pamekasan adalah sebagai berikut: Pertama, menggambarkan apakah pengakuan aset pada PT Prima Akses Madura Pamekasan sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP). Kedua, menggambarkan apakah pengakuan kewajiban pada PT Prima Akses Madura Pamekasan sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP). Ketiga, menggambarkan apakah pengakuan modal pada PT Prima Akses Madura Pamekasan sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP). Keempat, menggambarkan apakah pengakuan pendapatan pada PT Prima Akses Madura Pamekasan sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP). Kelima, menggambarkan apakah pengakuan beban pada PT Prima Akses Madura Pamekasan sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP). Keenam, menggambarkan apakah terdapat kesesuaian penyusunan laporan keuangan pada PT Prima Akses Madura Pamekasan dengan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP). Ketujuh, penulis memberikan kesimpulan atau gambar sebagai berikut: Gambar Pelaporan Keuangan PT Prima Akses Madura Pamekasan Pengakuan Aset, Kewajiban, Modal, Pendapatan dan Beban Kesesuaian Laporan Keuangan dengan SAK ETAP Kesimpulan Laporan Peneliti Sumber: diolah 2014 Gambar 1 Tahapan Penelitian PEMBAHASAN Aset Perusahaan Dalam SAK ETAP dijelaskan bahwa aset diklasifikasikan menjadi aset lancar, aset tidak lancar/tetap dan aset tidak berwujud. Berdasarkan hasil analisis pada aset yang ada pada PT Prima Akses Madura Pamekasan, maka akan dijelaskan masing-masing aset sebagai berikut: Pertama, aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan terdiri dari kas dan kas di Bank. Aset lancar berupa kas dinilai sebesar kas akhir yang ada pada perusahaan setelah dikurangi pengeluaran yang terjadi selama periode itu. Aset ini diakui dan dicatat sebesar nilai kas akhir dan dicantumkan dalam neraca. Sedangkan kas di Bank di dinilai sebesar kas yang tertera dalam buku tabungan setelah ditambah bunga dan dikurangi beban administrasi Bank. Kas di Bank ini diakui sebesar kas bersih dan dicatat dalam neraca sebagai aset lancar. Pengakuan atas aset lancar berupa kas dan kas di Bank yang dilakukan oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan telah sesuai dengan SAK ETAP yang mensyaratkan aset lancar diakui sebesar kas akhir yang belum terpakai Vol. 2 No. 2 Desember 2014 |5 | atau setelah ditambah pendapatan dan dikurangi beban selama periode itu, sehingga yang harus tampak dalam neraca yaitu kas bersih. Kedua, aset tetap yang dimiliki oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan berupa peralatan kantor. Aset tetap tersebut diakui sebagai aset tetap pada saat aset tersebut diterima dan dinilai sebesar kas yang dibayarkan atau biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan peralatan tersebut. Hal di atas telah sesuai dengan SAK ETAP yang mensyaratkan bahwa aset harus dinilai sesuai dengan harga perolehan atau uang yang dikeluarkan. Akan tetapi, metode penyusutan yang digunakan oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan belum sesuai dengan SAK ETAP, karena tidak menggunakan metode apa yang digunakan dalam penyusutan tersebut. Disamping itu, tidak ada taksiran umur ekonomis atau nilai manfaat atas aset tetap tersebut, akibatnya beban penyusutan menjadi besar. Dalam SAK ETAP (2013:52) dijelaskan bahwa metode penyusutan yang diakui terdiri dari metode garis lurus (straight line method), metode saldo menurun (diminishing balance method), dan metode jumlah unit produksi (sum of the unit of production method). Metode di atas dapat dipilih salah satu oleh setiap perusahaan dan harus konsisten dalam penggunaan metode tersebut. Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pengakuan aset lancar dan aset tetap pada PT Prima Akses Madura Pamekasan telah sesuai dengan SAK ETAP, sedangkan aset tetap belum sesuai, karena metode penyusutan yang dilakukan oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan belum mengacu pada metode yang disyaratkan dalam SAK ETAP. diri dari utang usaha sebagai kewajiban lancar dan utang pada bank dicatat sebagai utang jangka panjang. Utang usaha maupun utang jangka panjang yang ada dalam neraca PT Prima Akses Madura Pamekasan tidak ada dalam catatan harian atau catatan bulanan seperti terlihat dalam laporan keuangan. Hal ini seharusnya perusahaan mencatat utang sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Berdasarkan hal tersebut di atas, PT Prima Akses Madura Pamekasan dalam mengakui kewajibannya tidak sesuai dengan standar akuntansi yang diterima umum atau yang telah ditetapkan yaitu SAK ETAP. Dalam standar akuntansi yang diterima umum atau SAK ETAP mensyaratkan bahwa kewajiban harus diakui pada saat barang diterima dari pembelian secara kredit atau menerima uang dari pinjaman pada pihak lain. Oleh karena itu, PT Prima Akses Madura Pamekasan dalam setiap terjadi transaksi harus dicatat terlebih dahulu dalam catatan harian atau bulanan, agar tidak terjadi kesalahan dalam mencatat transaksi tersebut. Disamping itu, memang suatu kewajiban bagi seorang akuntan yang bekerja dalam perusahaan untuk mencatat segala transaksi yang terjadi, dan harus ada bukti seperti nota dan lain sebagainya. Transaksi ini akan berpengaruh pada aset lancar, dimana aset tersebut seharusnya bertambah pada saat menerima pinjaman dan pembelian barang secara kredit. Akibatnya aset lancar menjadi kecil sedangkan hutangnya bertambah. sehingga dampak dari transksi ini adalah aset berupa kas terlalu kecil dan akan berkurang pada saat kas tersebut digunakan untuk membayar hutang. Akibatnya, pengakuan terhadap kas tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yaitu, SAK ETAP. Kewaji ban Modal Kewajiban yang ada dalam laporan neraca PT Prima Akses Madura Pamekasan ter- Modal usaha yang ada pada PT Prima Akses Madura Pamekasan berasal dari Koperasi |6 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014 Telkom Sumnenep dan Koperasi Telkom Pamekasan sebagai investor. Jumlah modal yang disetor oleh keduanya adalah sama prosentasenya yaitu, masing-masing sebesar Rp 200.000.000. Jadi jumlah modal usaha secara keseluruhan Rp 400.000.000. Data tersebut diperoleh berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti pada bagian keuangan dan dibuktikan dengan data. Modal usaha yang diterima dari kedua investor tersebut diakui sebagai modal usaha dalam neraca dan dicatat sebesar nilai nominal yang diterimanya. Berdasarkan data atau catatan yang ada pada pembukuan PT Prima Akses Madura Pamekasan, bahwa kedua investor tersebut melakukan penambahan setoran modal guna untuk meningkatkan operasional perusahaan sebesar Rp 327.380.000 untuk Koperasi Sumenep dengan rincian, untuk bulan Januari 2012 sebesar Rp 232.380.000, bulan Maret sebesar Rp 35.000.000 dan bulan Juli sebesar Rp 60.000.000. Sedangkan untuk Koperasi Pamekasan jumlah modal tambahan yang disetor sebesar Rp 325.000.000 dengan rincian untuk bulan Januari 2012 sebesar Rp 230.000.000, bulan Maret sebesar Rp 35.000.000 dan bulan Juli sebesar Rp 60.000.000. Jadi, jumlah setoran tambahan modal yang dilakukan oleh kedua investor sebesar Rp 652.380.000. Setoran modal tersebut tidak dimasukkan dalam modal melainkan diakui sebagai pendapatan, sehingga modal kedua investor tersebut tidak mengalami perubahan. Dalam prinsip akuntansi yang diterima umum, perlakuan di atas tidak dibenarkan. Seharusnya PT Prima Akses Madura Pamekasan mengakui setoran modal sebagai modal tambahan, sehingga modal perusahaan bertambah menjadi Rp 1.072.380.000. Hal di atas menunjukkan ketidak sesuaian antara pengakuan yang dilakukan oleh pihak perusahaan yaitu, PT Prima Akses Madura Pamekasan dengan standar yang ber- laku umum atau SAK ETAP untuk usaha kecil dan menengah atau perusahaan yang belum go publik. Oleh karena itu, PT Prima Akses Madura Pamekasan seharusnya mengakui adanya tambahan modal, sehingga modal awal bertambah. Pendapatan Pendapatan merupakan salah satu kunci kesuksesan suatu perusahaan, karena pendapatan tersebut menjadi target bagi pengelolah perusahaan. Pendapatan yang tinggi disertai dengan rendahnya beban yang dikeluarkan selama periode tertentu menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan suatu laba atau keuntungan. Apabila pendapatan lebih rendah dari beban yang dikeluarkan, menunjukkan ketidak mampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Akibatnya adalah kinerja perusahaan belum mampu menujukkan kinerja yang baik. Berdasarkan hasil analisis pada PT Prima Akses Madura Pamekasn menunjukkan bahwa pendapatan yang diterima bersumber dari pendapatan operasional seperti, pendapatan jasa outsourching (OS), Jasa pasang sambungan baru (PSB), Jasa instalasi kabel rumah/gedung (IKR/IKG), Jasa install atau setting modem, jasa proyek QE/Gamas, pemeliharaan perangkat aktif dan pendapatan lain-lain seperti pendapatan jasa giro Bank serta pendapatan yang diperoleh dari setoran modal tambahan. Pendapatan tersebut di atas diakui sebagai pendapatan pada saat uang diterima. Artinya, perusahaan menggunakan basic kas dalam mengakui pendapatan. Hal ini dapat dibuktikan bahwa tidak ada piutang yang terjadi selama periode tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan diakui pada saat uang kas diterima dan dinilai sebesar nilai nominal yang diterimanya. Pengakuan di atas Vol. 2 No. 2 Desember 2014 |7 | menunjukkan kesesuaian antara catatan pengakuan dan penilaian yang dilakukan oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan dengan standar yang telah ditetapkan yaitu, SAK ETAP. Dalam SAK ETAP, segala bentuk transaksi yang terjadi harus diakui dengan pendekatan basic kas. Akan tetapi, perusahaan mengakui adanya setoran modal tambahan yang dilakukan oleh Koperasi Telkom Sumenep dan Pamekasan sebagai pendapatan. Setoran tambahan modal tersebut seharusnya menambah saldo modal awal bukan diakui sebagai pendapatan. Akibatnya adalah pendapatan dicatat terlalu tinggi sebesar Rp 2.232.574.605 seperti terlihat dalam laporan keuangan yang disusun oleh pihak perusahaan. Dari total pendapatan tersebut terdapat setoran modal sebesar Rp 652.380.000 yang harus dikeluarkan dari pendapatan, sehingga pendapatan yang sebenarnya sebesar Rp 1.580.194.605 (Rp 2.232.574.605 - Rp 652. 380.000). Hal ini menunjukkan ketidak sesuaian pengakuan pendapatan dengan standar akuntansi yang diterima umum atau SAK ETAP. Oleh karenanya, PT Prima Akses Madura Pamekasan belum mampu mimisahkan dalam mencatat pendapatan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang telah dijadikan pedoman bagi perusahaan kecil dan menengah yaitu, Standar Akuntansi Keuangan Entitas tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Beban Perusahaan Beban merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan selama perusahaan tetap beroperasi. Beban ini sebagai penanding bagi pendapatan perusahaan, dimana jika beban perusahaan lebih tinggi dari pendapatan maka perusahaan menderita rugi, dan jika beban lebih kecil dari pendapatan maka perusahaan mengalami keuntungan. Adapun beban yang |8 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014 terjadi pada PT Prima Akses Madura Pamekasan terdiri dari beban operasional dan non operasional. Adapun jenis beban yang terjadi selama tahun 2012 dapat diihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1 Jenis Beban PT Prima Akses Madura Beban operasional poj Beban perlengkapan Beban gaji Beban akomodasi dan transportasi Biaya foto kopy Biaya lembur Biaya listrik dan telpon Biaya materai Biaya panjar Biaya pelatihan Biaya asset Biaya inventaris Biaya asuransi Biaya sewa Biaya administrasi Bank Tunjangan Hari Raya/THR Biaya angsuran hutang Biaya program Biaya penyusutan Biaya lain-lain Biaya promosi Biaya pajak Sumber: data diolah 2014 Berdasarkan jenis biaya di atas bahwa terjadi ketidak sesuaian pengakuan biaya pada PT Prima Akses Madura Pamekasan. Ketidak sesuaian biaya tersebut seperti biaya perlengkapan, biaya panjar, biaya inventaris, biaya aset, biaya angsuran hutang dan biaya sewa, sebagaimana yang terlihat dalam tabel yang dicetak tebal dan miring di atas. Berikut penjelasan dari masing-masing biaya sebagai berikut: 1. Biaya Perlengkapan Pengakuan biaya perlengkapan yang terjadi pada PT Prima Akses Madura Pamekasan yaitu dengan menilai seluruh perlengkapan yang dibeli dicatat sebesar nilai uang yang dikeluarkan. Perlengkapan tersebut diakui sebagai beban pada periode itu tanpa menghitung terlebih dahulu, berapa jumlah pemakaian perlengkan dan sisa yang belum dipakai selama periode itu. Dalam ilmu akuntansi dijelaskan bahwa perlengkapan diakui sebagai aset lancar perusahaan dan pada akhir periode harus dihitung untuk mengetahui berapa perlengkapan yang masih belum terpakai atau yang sudah dipakai, sehingga beban pemakaian perlengkapan dapat diketahui. Atau dapat menghitung dengan cara menaksir pemakaian perlengkapan pada periode itu, karena tidak semua perlengkapan habis terpakai pada periode itu. Oleh karena itu, PT Prima Akses Madura Pamekasan seharusnya menagakui perlengkapan sebagai aset lancar dan menhitung atau menaksir perlengkan yang sudah terpakai untuk diakui sebagai beban pemakaian perlengkapan, agar beban yang terjadi pada periode tertentu tidak terlalu tinggi yang berakibat pada kecilnya pendapatan perusahaan. Disamping itu, harus mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). 2. Biaya Panjar Biaya panjar yang ada pada PT Prima Akses Madura Pamekasan yaitu merupakan biaya dibayar dimuka. Dalam ilmu akuntansi, tidak ada biaya panjar melainkan biaya dibayar dimuka yang pada akhirnya akan menjadi biaya yang sebenarnya pada saat proyek atau suatu pekerjaan sudah selesai. Biaya panjar yang dimaksud yaitu, berupa biaya operasional, biaya gaji dan lembur serta pembelian seragam. Biaya panjar tersebut meruapakan biaya dibayar dimuka. Ada dua pendekatan untuk mengakui biaya dibayar dimuka yaitu, pendekatan neraca dan pendekatan laba rugi. Dari kedua pendekatan di atas, perusahaan dapat memilih salah satu diantara pendekatan tersebut. Transaksi berupa biaya penjar tersebut hanya keliru dalam penamaan rekening. Sedangkan secara nominal adalah tetap. PT Prima Akses Madura Pamekasan seharusnya mengakui biaya panjar sebagai biaya dibayar dimuka dan dicatat sebesar uang yang dibayarkan. 3. Biaya Inventaris Inventaris merupakan peralatan kantor suatu perusahaan yang berfungsi sebagi alat untuk aktivitas perusahaan. Hasil analis terhadap pengakuan beban yang dilakukan oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan menunjukkan bahwa inventaris diakui sebagai beban operasional perusahaan selama periode tertentu. Hal ini menunjukkan ketidak sesuaian perlakuan inventaris yang dilakukan oleh perusahaan dengan standar akuntansi yaitu SAK ETAP. Inventaris tersebut harus dikeluarkan dari biaya, karena inventaris merupakan peralatan kantor. Oleh karena itu, inventaris sebesar Rp 11.707.600 harus dikeluarkan dari beban dan dimasukkan dalam neraca sebagai aktiva tetap. 4. Biay a Aset Asset merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan. Aset tersebut dibagi menjadi dua yaitu, aset lancar dan aset tidak lancar. Berdasarkan hasil analisis pada PT Prima Akses Madura Pamekasan menunjukkan bahwa aset berupa Komputer Netbook, CPU dan perangkat lainnya sebesar Rp 91.750.000, dan pembelian peralatan proyek sebesar Rp 936.800 diperlakukan sebagai beban. Hal ini tidak dibenarkan dalam ilmu akuntansi atau standar akuntansi yaitu SAK ETAP. Seharusnya aset tersebut diperlakukan sebagai harta kekayaan perusahaan dan dimasukkan kedalam neraca bukan sebagai beban dalam laporan laba rugi. Oleh karena itu, beban yang dicatat dalam laporan keuangan PT Prima Akses Madura Pamekasan harus dikurangi sebesar Rp 92.686.800 (91.750.000 + 936.800), agar beban yang terjadi pada periode itu tidak terlalu besar yang berdampak pada kecilnya laba yang diperoleh selama periode ter- Vol. 2 No. 2 Desember 2014 |9 | sebut. Hal ini disebabkan karena PT Prima Akses Madura Pamekasan mengakui pembelian aset berupa Komputer Netbook, CPU dan perangkat lainnya serta peralatan proyek diperlakukan sebagai beban. Seharunya pembelian aset tersebut diakui sebagai aset tidak lancar dan dicatat sebesar harga perolehannya ditambah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tersebut sesuai dengan yang diisyaratkan SAK ETAP. 5. Biaya Angsuran Hutang Biaya angsuran hutang ini merupakan pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara membayar sebagian atau cicilan atas hutangnya. Hutang ini oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan diakui sebagai beban, sehingga mengurangi pendapatan operasional perusahaan. Hal ini merupakan kekeliruan besar bagi perusahaan, karena dalam mengakui pembayaran hutang diperlakukan sebagai beban oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan, dan seharusnya diperlakukan sebagi pengurang atas hutang. Oleh karena itu, angsuran hutang sebesar Rp 41.800.000 harus dikeluarkan dari beban, karena angsuran hutang sebagai pengurang atas hutang yang ada dalam neraca bagian pasiva. Dalam ilmu akuntansi dijelaskan bahwa hutang merupakan kewajiban yang dimiliki perusahaan untuk dibayar atau dilunasi pada waktu tertentu. Pada saat hutang tersebut dibayar, maka akan berpengaruh pada jumlah hutang yang semakin kecil dan kas juga berkurang akibat dari adanya pembayaran atau pelunasan hutang tersebut. Dengan demikian, seharusnya PT Prima Akses Madura Pamekasan mengakui pembayaran angsuran hutang sebagai pengurang hutang bukan sebagai beban yang berakibat |10 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014 pada tingginya beban selama periode itu. 6. Biaya Sewa Gedung Biaya sewa Gedung yang dilakukan perusahaan digunakan untuk operasional kantor. Biaya sewa Gedung sebesar Rp 40.000.0000 untuk jangka waktu 2 tahun, muali tahun 2012 hingga tahun 2014 dan dicatat dengan pendekatan laba rugi. Perusahaan tidak melakukan penyesuaian untuk mengakui biaya sewa selama 1 tahun, sehingga biaya sewa terlalu besar untuk periode itu. Perlakuan ini tidak dibebarkan dalam ilmu akuntansi, seharusnya perusahaan mengakui biaya selama satu tahun sebesar Rp 20.000.000. Oleh karena itu, pengakuan terhadap biaya sewa tidak sesuai dengan standar akuntansi yang diterima umum atau SAK ETAP. Penyusunan Laporan Keuangan Penyusunan laporan keuangan didasarkan pada catatan transaksi yang terjadi selama periode tertentu yang dimulai dari laporan laba rugi, laporan ekuitas dan neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa PT Prima Akses Madura Pamekasan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. Adapun penyusunan laporan keuangan pada PT Prima Akses Madura Pamekasan adalah sebagai berikut: 1. Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan perusahaan yang meliputi aset, kewajiban dan modal. Dalam SAK ETAP dijelaskan bahwa aset terdiri dari aset lancar dan aset tidak lancar. Sedangkan kewajiban tediri dari kewajiban janka pendek dan kewajiban jangka panjang. Modal terdiri dari modal disetor, tambahan modal disetor, agio saham, saldo laba, pendapatan dan beban yang diakui langsung ke ekuitas. Adapun neraca yang dilaporkan atau disusun oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan adalah sebagi berikut: AKTIVA Aktiva Lancar Kas Bank Dibayar Dimuka Jml. Aktiva Lancar Aktiva Tetap Aktiva Kantor Akm. Penyust. Aktiva Kantor Berdasarkan hasil wawancara pada bagian keuangan dan laporan keuangan yang disusun oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan menunjukkan bahawa nilai akun kas dan kas di bank serta biaya diabayar PT PRIMA AKSES MADURA PAMEKASAN NERACA PER 31 DESEMBER 2012 Rp PASIVA Kewajiban Lancar Rp 146,247.00 Utang Usaha Rp 262,284,803.00 Utang PPn keluaran Utang Jangka Pendek Rp 40,080,000.00 Utang Jangka Panjang Rp 302,511,050.00 Jml. Kewajiban Lancar Rp 52,900,000.00 Modal Rp (27,420,833.00) Rp 25,479,167.00 Modal Usaha Deviden Tahun Berjalan JUMLAH AKTIVA AKTIVA Rp327,990,217.00 Rp Jml. Modal JUMLAH P A S I V A PASIVA Aktiva Lancar Kas Bank Rp 146,247.00 Rp 262,284,803.00 Jml. Aktiva Tetap Dibayar Dimuka Jml. Aktiva Lancar Aktiva Tetap Aktiva Kantor Akm. Penyust. Aktiva Kantor Jml. Aktiva Tetap JUMLAH AKTIVA Rp 40,080,000.00 Rp 302,511,050.00 Rp Rp 15,000,000.00 Rp Rp Rp 148,200,000.00 Rp 163,200,000.00 Rp 476,463,400.00 Kewajiban Lancar Utang Usaha Utang PPn keluaran Utang Jangka Pendek Utang Jangka Panjang Jml. Kewajiban Lancar Rp 52,900,000.00 Modal Rp (27,420,833.00) Rp 25,479,167.00 Modal Usaha Deviden Tahun Berjalan Rp327,990,217.00 Jml. Modal JUMLAH P A S I V A Rp (311,673,183.00) Rp 164,790,217.00 Rp 327,990,217.00 Rp Rp 15,000,000.00 Rp Rp Rp 148,200,000.00 Rp 163,200,000.00 Rp 476,463,400.00 Rp (311,673,183.00) Rp 164,790,217.00 Rp 327,990,217.00 Sumber: data perusahaan 2012 Vol. 2 No. 2 Desember 2014 |11 | dimuka dan aktiva serta akumulasi penyusutan aktiva sudah sesuai dengan bukti catatan akhir yang tertera pada perusahaan. Untuk hutang baik hutang usaha maupun hutang jangka panjang belum dicatat dalam catatan harian maupun catatan bulanan, sedangkan modal dicatat dalam neraca sesuai dengan modal awal yang disetorkan oleh investor. Untuk modal tambahan tidak dicatat dalam modal yang dicantumkan dalam neraca. Laporan keuangan berupa neraca yang dilaporkan oleh perusahaan masih belum menyajikan laporan secara wajar dan konsisten. Hal ini dapat dilihat dari akun berupa hutang usaha dan hutang jangka panjang yang tercatat dalam catatan harian maupun catatan bulanan. Tambahan setoran modal tidak dimasukkan dalam modal awal melainkan dicatat sebagai pendapatan, sehingga modal menjadi kecil karena yang dicatat dalam neraca hanya modal awal. Disamping itu, neraca yang disajikan belum mencerminkan aset yang sebenarnya, seperti, perlengkapan, peralatan, yang seharusnya dilaporkan dalam neraca, tapi oleh perusahaan dicatat dan diakui sebagai biaya selama periode itu. Format pelaporan yang dilaporkan oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan belum sesuai deangan standar akuntansi yang berlaku umum. Oleh karena itu, neraca yang dilaporkan oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan belum sesuai dengan SAK ETAP. 2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi melaporkan seluruh pendapatan yang diperoleh oleh perusahan dikurangi dengan biaya biaya selama periode itu, sehingga dapat diketahui laba maupun rugi yang dialami perusahaan. Dengan kata lain, pendapatan ditandingkan dengan beban yang dikelauarkan se|12 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014 lama periode tertentu. Adapun laporan laba rugi pada PT Prima Akses Madura Pamekasan adalah sebagai berikut: Laporan laba rugi di atas menunjukkan bahwa seluruh akun pendapatan dicatat sesuai dengan nilai nominalnya. Akun pendapatan tersebut seharusnya diklasifikasi sebagai pendapatan operasi ditambah pendapatan lain-lain. Disamping itu, ada akun piutang yang dimasukkan dalam laporan laba rugi, walaupun tidak mencantumkan nilai nominal seperti terlihat di atas. Hal ini menunjukkan ketidakmampuan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas public (SAK ETAP). Seharusnya piutang itu dimasukkan dalam neraca sebagai aset lancar. Sedangkan biaya yang dicantumkan dalam laporan laba rugi belum menunjukkan biaya yang sebenarnya, artinya biaya tersebut belum di rinci. Hal ini dapat dilihat pada biaya manajemen, administrasi dan umum. Seharusnya biaya tersebut disebutkan secara satu persatu agar dapat memberikan gambaran kepada para pengguna laporan keuangan. Hal ini dapat dikatakan bahwa biaya yang dilaporkan perusahaan belum sesuai dengan standar akuntansi keuangan yaitu SAK ETAP. Berdasarkan laporan laba rugi yang disusun oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan menunjukkan bahwa laporan tersebut secara umum tidak sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Dalam SAK ETAP dijelaskan bahwa dalam menyusun laporan laba rugi, ada dua pendekatan yang harus digunakan yaitu analisis menggunakan sifat beban dan anlisis menggunakan fungsi beban. Berdasarkan metode analisis menggunakan sifat beban ini, beban dikumpukan dalam laporan laba rugi berdasarkan sifatnya (contoh, penyusutan, pembelian bahan baku, biaya transportasi, imbalan kerja, dan biaya iklan), dan tidak dialokasikan kembali antara berbagai fungsi dalam entitas. Sedangkan metode analisis menggunakan fungsi beban, beban dikumpulkan sesuai fungsinya sebagai bagian dari biaya penjualan atau sebagi contoh, biaya aktivitas distribusi atau aktivitas administrasi. Sekurangkurangnya entititas mengungkapkan biaya penjualan sesuai metode ini terpisah dari beban lainnya. Laporan keuangan berupa laporan laba rugi yang disusun oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan jauh dari dari standar akuntansi yang diterima umum dan tidak menggunakan salah satu pendekatan yang disyaratkan oleh SAK ETAP. Seharus perusahaan tersebut dalam menyusun laporan laba rugi, harus menggunakan metode analisis penggunaan sifat beban, karena perusahaannya bergerak dibidang jasa. Sedangkan perusahaan dagang harus menggunakan metode analis menggunakan fungsi beban. PT PRIMA AKSES MADURA PAMEKASAN LAPORAN LABA/RUGI PER 31 DESEMBER 2012 PENDAPATAN OPERASIONAL Pendapatan Jasa OS Rp 1,470,698,543.00 Pendapatan Jasa PSB Pendapatan Jasa IKR/IKG Rp 691,060,621.00 Rp 29,079,860.00 Pendapatan Jasa Install/Setting Modem Pendapatan Jasa Proyek QE/Gamas Rp 11,655,000.00 Pendapatan Pemeliharaan Perangkat Aktif TOTAL PENDAPATAN Rp 5,277,000.00 Rp 24,040,710.00 Rp 2,231,811,734.00 PIUTANG Piutang Jasa OS Rp - Piutang Jasa PSB Piutang Jasa IKR/IKG Piutang Jasa Install/Setting Modem Rp Rp Rp - Piutang Jasa Proyek QE/Gamas Rp - JML PIUTANG PENDAPATAN LAIN-LAIN Pendapatan Jasa Giro BANK JML PEND. LAIN-LAIN JUMLAH TOTAL PENDAPATAN Rp - BIAYA OPERASIOANAL Biaya Operasioanal OS Biaya Operasional PSB Biaya Operasioanal IKR/IKG Biaya Operasional Install/Setting Modem Biaya Operasional Proyek QE/Gamas JML BIAYA OPERASIONAL BIAYA MGT, ADM & UMUM Biaya Manajemen, Administrasi & Umum JML BIAYA MGT, ADM & UMUM BIAYA LAIN-LAIN Biaya Adm. Bank JML BIAYA LAINLAIN JUMLAH TOTAL BIAYA Laba Rp 103,378,073.00 Rp389,845,000.00 Rp Rp Rp 19,094,650.00 Rp 512,317,723.00 Rp 2,031,434,910.00 Rp 2,031,434,910.00 Rp 495,155.00 Rp 495,155.00 Rp 2,544,247,788.00 (Rp311,673,1 83.00) Rp 762,871.00 Rp 762,871.00 Rp 2,232,574,605.00 Sumber: data perusahaan 2012 Vol. 2 No. 2 Desember 2014 |13 | KESIM PU LAN Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris tentang pelaporan keuangan berdasarkan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabiitas publik (SAK ETAP) pada PT Prima Akses Madura Pamekasan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketidak sesuaian pelaporan dengan SAK ETAP yaitu: 1. Aset lancar yang dilaporkan perusahaan belum mencerminkan aset yang sebenarnya, karena ada rekening-rekening yang belum dimasukkan kedalam aset tersebut, seperti adanya hutang jangka panjang. Sedangkan untuk aset tetap, metode penyusutan yang dilakukan perusahaan tidak mengacu pada pedoman yaitu SAK ETAP. Akibatnya beban penyusutan terlalu tinggi. 2. Setoran modal tambahan diakui sebagai pendapatan. Akibatnya pendapatan bertambah sesuai dengan setoran modal tambahan. 3. Angsuran hutang, pembelian aset berupa komputer, dan pembelian inventaris kantor, serta pembelian peralatan diakui sebagai beban. Akibatnya adalah beban menjadi tinggi dan laba semakin mengecil pada periode tersebut. 4. 5. Biaya sewa gedung untuk 3 tahun tidak dibuat penyesuaian, akibatnya biaya sewa untuk periode itu terlalu tinggi. Penyusunan laporan keuangan yang dilakukan oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan adalah belum sesuia dengan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabiitas publik (SAK ETAP). Hal tersebut dibuktikan dengan laporan keuangan yang disusun berupa neraca dan laporan laba rugi. Seharusnya PT Prima Akses Madura Pamekasan menyusun laporan minimal 3 laporan pokok yaitu, |14 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014 laba rugi, ekuitas dan neraca. Oleh karena itu, ketidak sesuaian pelaporan keuangan yang dilaporkan oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan, disebabkan ketidak mampuan bagian keuangan dan manajer keuangan serta direktur perusahaan dalam menyusun laporan keuangan. Secara keseluruahan, pelaporan keuangan yang dilaporkan oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan belum sesuai dengan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabiitas publik (SAK ETAP). SARAN Adapun saran yang dapat diberikan, yaitu pertama bagi perusahaan, harus lebih aktif mengikuti pelatihan - pelatihan akuntansi dengan cara menyekolahkan karyawannya atau mengundang praktisi yang ahli dalam ilmu akuntansi agar karyawan dapat menyusun laporan keuangan dengan baik. Kedua, untuk peneliti yang akan datang, diharapkan untuk memperluas objek penelitian. DAFTAR PUSTAKA Ardina, Cening et al. 2013., Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) untuk pengambilan keputusan manajemen pada Koperasi Pegawai Negeri Politeknik Negeri Bali, Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol.9. No.1. Maret 2013. Jusuf, Al Haryono., 2010. Dasar-dasar akuntansi Jilid 1. Edisi 7. Bagian Penerbit STIE YKPN. Yogyakarta Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo., 2009, Metodologi penelitian bisnis untuk akuntansi dan manajemen, Edisi Pertama. Penerbit: BPFE Yogyakarta Putra, Hermon Adhi dan Elisabeth Penti Kurniawati, 2011., penyusunan laporan k e u a n g a n u n t u k us a h a k e c i l d a n menengah berbasis standar akuntansi keuangan entitas akuntabilitas publik. Proceeding for call paper pekan ilmiah Dosen FEB – UKSW, 14 Desember 2012. Standar Akuntansi Keuangan., 2009, per 1 Januari 2009. Penerbit: Ikatan Akuntan Indonesia Rudiantoro, Rizki dan Sylvia Veronica., 2011. Kualitas laporan keuangan umkm serta prospek implementasi SAK ETAP, Simposium Nasional Auntansi. ACEH 2011. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tan pa Akuntabilitas Publik. Mei 2009. Penerbit: Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tan pa Akuntabilitas Publik. Cetakan Ketiga Oktober 2013. Penerbit: Ikatan Akuntan Indonesia Vol. 2 No. 2 Desember 2014 |15 |