ANALISIS PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR

advertisement
ANALISIS PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR
AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS
PU BLIK (SAK ETAP) PADA PT PRIMA AKSES
MADURA PAMEKASAN
Mujairi mi
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Madura
[email protected]
ABSTRACT
This study aims to provide empirical evidence about the financial reporting at PT Prima Akses Madura
Pamekasan based Financial Accounting Standards Entities without Public Accountability (SAK ETAP)
period of 2012. The method used is descriptive qualitative.
Based on the results of the research indicate that PT Prima Akses Madura Pamekasan not apply Financial
Accounting Standards Entities without Public Accountability (SAK ETAP) in financial reporting include,
recognition of assets, liabilities, capital, income, and expenses as well as the preparation of financial
statements.
Keywords: SAK ETAP, financial reporting (assets, liabilities, capital, income, expenses and the preparation of financial statements).
PENDAHULUAN
PT. Prima Akses Madura Pamekasan
merupakan perusahaan jasa yang bergerak
dalam bidang kontruksi jaringan. Perusahaan
tersebut bekerjasama dengan PT Telekomunikasi Indonesia dalam hal memberikan fasilitas dan jaringan pada masyarakat dan berdiri
pada tahun 2012. Perusahaan ini sampai sekarang masih tetap beroperasi dan mengalami
pertumbuhan dalam memperoleh laba.
Dengan adanya perkembangan pada perusahaan tersebut menjadi tuntutan bagi pihak
pengelolah perusahaan untuk menyusun pelaporan keuangan yang meliputi, pengakuan
aset, kewajiban, modal, pendapatan dan beban
serta penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia.
Laporan keuangan merupakan bagian
dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan peubahan
posisi keuangan (yang dapat disajikan dengan
berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus
kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan
(PSAK, 2009:2).
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan dan laporan arus kas suatu entitas
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi
oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat
meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam
memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga
menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggung jawaban
|1 |
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya (SAK ETAP, 2014:3).
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi. Akuntansi meruapakan suatu
proses yang meliputi, pencatatan, penggologan, peringkasan, pelaporan dan penganalisisan
(Jusuf, 2010:12).
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah
mewajibkan bagi semua perusahaan khususnya perusahaan kecil dan menengah dalam
proses pencatatan akuntansi dan pelaporan
keuangan harus mengacu atau berpedoman
pada SAK ETAP. Penerapan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas
publik merupakan suatu keharusan bagi perusaahaan kecil dan menengah untuk mengacu
dan berpedoman dalam proses penyususunan
laporan keungan. Banyak perusahaan yang
belum bisa menerapkan standar ini dalam
menyusun laporan keuangan. Hal tersebut
dikarenakan kurangnya sosialisasi dan pelatihan tentang SAK ETAP serta standar tersebut
jarang diperkenalkan pada mahasiswa,
sehingga kemampuan tentang standar ini jauh
dari harapan.
Dalam standar ini, pengakuan dan penilaian telah diatur dengan jelas serta penyajian
laporan keuangan yang harus dilaporkan oleh
setiap entitas terdiri dari neraca, laba rugi, equity dan laporan arus kas serta catatan atas
laporan keuangan. Laporan diatas diperoleh
dari bukti-bukti transaksi, sehingga para pengguna laporan keuangan dapat memahami alur
dan proses dari laporan keuangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris tentang
pelaporan keuangan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP) pada PT Prima Akses
Madura Pamekasan dan difokuskan pada
pegakuan aset, kewajiban, modal, pendapatan
dan beban serta penyusunan laporan keuangan.
|2 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Aset
Dalam SAK ETAP (214:5) dijelaskan bahwa
aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas.
Pengertian Kewajiban
Kewajiban merupakan kewajiban masa
kini entitas yang timbul dari peristiwa masa
lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas
yang mengandung manfaat ekonomi. Karakteristik esensial dari kewajiban (liabilities) adalah
bahwa entitas mempunyai kewajiban (obligation) masa kini untuk bertindak atau untuk
melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu.
Kewajiban dapat berupa kewajiban hukum
dan kewajiban konstruktif (SAK ETAP, 214:5).
Pengertian Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atas aset
entitas setelah dikurangi semua kewajiban.
Ekuitas munkin disubklasifikasikan dalam
neraca (SAK ETAP, 214:6).
Pengertian Pendapatan
Penghasilan (income) adalah kenaikan
manfaat ekonomi selama periode pelaporan
dalam bentuk arus masuk atau peningkatan
aset, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kewajiban ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal (SAK
ETAP, 214:6).
Pengertian Beban
Beban (expenses) adalah penurunan
manfaat ekonomi selama satu periode pela-
poran dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan distribusi kepada penanam modal
(SAK ETAP, 214:6).
Pengukuran Unsur-unsur Laporan Keuangan
Pengukuran adalah proses penetapan
jumlah uang yang digunakan entitas untuk
mengukur aset, kewajiban, penghasilan dan
beban dalam laporan keuangan. Proses ini termasuk pemilihan dasar pengukuran tertentu.
Dasar pengukuran yang umum adalah biaya
historis dan nilai wajar (SAK ETAP, 214:7).
Pengakuan Dalam Laporan Keuangan
Dalam SAK ETAP (2014:8) dijelaskan
bahwa entitas harus menyusun laporan keuangan, kecuali laporan arus kas dengan
menggunakan dasar akrual. Dalam dasar
akrual, pos-pos diakui sebagai aset, kewajiban,
ekuitas, penghasilan dan beban (usur-unsur
laporan keuangan) ketika memenuhi definisi
dan kriteria pengakuan untuk pos-pos tersebut.
Aset diakui dalam neraca jika memunkinkan manfaat ekonominya dimasa depan
akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca
jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat
ekonominya dipandang tidak munkin mengalir ke dalam entitas setelah periode pelaporan
berjalan sebagai alternatif transaksi tersebut
menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi. Kewajiban diakui dalam neraca
jika kemungkinan pengeluaran sumber daya
yang mengandung manfaat ekonomi akan
dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban
masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan
dapat diukur dengan andal.
Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan bagian
dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan peubahan
posisi keuangan (yang dapat disajikan dengan
berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus
kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan
(PSAK, 2009:2). Adapun tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi
keuangan, kinerja keuangan dan laporan arus
kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam
posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu (SAK ETAP, 2014:3).
Komponen Laporan Kenuangan
Dalam SAK ETAP (2014:12) dijelaskan
bahwa laporan keuangan entitas meliputi, neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas
laporan keuangan.
Peneliti Terdahulu
Penelitian ini diilhami oleh penelitian
yang dilakukan oleh Putra dan Kurniawati
(2011:22) yang meneliti tentang penyusunan
laporan keuangan untuk usaha kecil dan menengah berbasis standar akuntansi keuangan
entitas akuntabilitas publik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa UKM mengaami kendala dalam menyusun laporan keuangan karena kurangnya SDM yang memiliki kemampuan dalam bidang akuntansidan kurangnya
alokasi waktu untuk menyusun laporan keuangan. Hasil penyusunan laporan keuangan
Vol. 2 No. 2 Desember 2014 |3 |
berdasarkan SAK ETAP berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Ardina, Cening et al (2013:13). Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) untuk
pengambilan keputusan manaj emen pada
Koperasi Pegawai Negeri. Penelitian ini mendapatkan hasil yaitu, implementasi kebijakan
akuntansi KPN PNB menerapkan basis kas
campuran. Sedangkan menurut SAK ETAP
menerapkan berbasis akrual. Perbandingan
laporan keuangan basis kas campuran dengan
basis akrual menunjukkan perbedaan sisa hasil
usaha, dan penerapan akun dalam neraca menunjukkan akun akun bunga yang masih
harus diterima.
Rudiantoro dan Sylvia Veronica (2011:
27) meneliti kualitas laporan keuangan umkm
serta prospek implementasi SAK ETAP Siregar
Faktor ukuran usaha berpengaruh positif terhadap persepsi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ukuran usaha berpengaruh positif terhadap persepsi tersebut.
Lama usaha berdiri justru berpengaruh negatif
terhadap persepsi, berbeda dengan dugaan
awal. Mungkin karena pada saat awal berdiri
pengusaha berusaha memikirkan hal-hal yang
penting dilakukan untuk meningkatkan usahanya ke depan sehingga mereka lebih mempunyai persesi yang baik akan pentingnya
pembukuan dan pelaporan keuangan. Sedangkan jenjang pendidikan terakhir beserta latar
belakang pendidikannya tidak terbukti signifikan.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada PT Prima
Akses Madura Pamekasan yang berlokasi di
Jln. Temenggung No. 04 Pamekasan Madura.
Jenis dan Sumber Data
|4 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif.
Data yang diperlukan berupa sejarah singkat,
bukti transaksi dan penyusunan laporan keuangan PT Prima Akses Madura Pamekasan
periode 2012. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tanpa perantara. Sedangkan data sekunder adalah data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
media perantara (Indriantoro dan Supomo,
2009:146). Sumber data dalam penelitian ini
diperoleh langsung dari PT Prima Akses
Madura Pamekasan, baik melalui wawancara,
observasi dan dokumentasi.
Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini melalui studi lapangan. Studi lapangan dilakukan dengan
wawancara yaitu, melakukan komunikasi secara langsung pada pihak terkait dan observasi
dengan pengamatan langsung terhadap obyek
studi, serta dokumentasi dengan cara mengumpulkan, menyalin, melihat, serta mengevaluasi
laporan keuangan serta dokumen-dokumen
yang terkait dengan obyek penelitian.
Tehnik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
kualitatif, yaitu analisis data dengan cara memberikan penjelasan dengan memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Penelitian
kualitatif menekankan pada pemahaman
mengenai maslah-masalah dalam kehidupan
sosial berdasarkan kondisi realitas atau natu-
ral setting yang holistis, kompleks dan rinci,
(Indriantoro dan Supomo, 2009:12).
Untuk mencapai tujuan penelitian agar
sesuai dengan yang diharapkan dan memperoleh suatu kesimpulan, maka data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan membandingkan pengakuan aset, kewajiban, modal,
pendapatan dan beban serta penyusunan
laporan keuangan dengan standar akuntansi
keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik
(SAK ETAP).
Adapun langkah yang dilakukan setelah
memperoleh data pada PT Prima Akses Madura
Pamekasan adalah sebagai berikut:
Pertama, menggambarkan apakah pengakuan aset pada PT Prima Akses Madura
Pamekasan sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas
publik (SAK ETAP). Kedua, menggambarkan
apakah pengakuan kewajiban pada PT Prima
Akses Madura Pamekasan sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan entitas
tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP).
Ketiga, menggambarkan apakah pengakuan
modal pada PT Prima Akses Madura Pamekasan sudah sesuai dengan standar akuntansi
keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik
(SAK ETAP). Keempat, menggambarkan apakah pengakuan pendapatan pada PT Prima
Akses Madura Pamekasan sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan entitas
tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP). Kelima,
menggambarkan apakah pengakuan beban
pada PT Prima Akses Madura Pamekasan sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK
ETAP). Keenam, menggambarkan apakah terdapat kesesuaian penyusunan laporan keuangan pada PT Prima Akses Madura Pamekasan dengan standar akuntansi keuangan
entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP).
Ketujuh, penulis memberikan kesimpulan atau
gambar sebagai berikut:
Gambar Pelaporan Keuangan PT Prima
Akses Madura Pamekasan
Pengakuan Aset, Kewajiban, Modal,
Pendapatan dan Beban
Kesesuaian Laporan Keuangan dengan SAK
ETAP
Kesimpulan Laporan Peneliti
Sumber: diolah 2014
Gambar 1 Tahapan Penelitian
PEMBAHASAN
Aset Perusahaan
Dalam SAK ETAP dijelaskan bahwa aset
diklasifikasikan menjadi aset lancar, aset tidak
lancar/tetap dan aset tidak berwujud. Berdasarkan hasil analisis pada aset yang ada pada
PT Prima Akses Madura Pamekasan, maka
akan dijelaskan masing-masing aset sebagai
berikut:
Pertama, aset lancar yang dimiliki oleh
perusahaan terdiri dari kas dan kas di Bank.
Aset lancar berupa kas dinilai sebesar kas akhir
yang ada pada perusahaan setelah dikurangi
pengeluaran yang terjadi selama periode itu.
Aset ini diakui dan dicatat sebesar nilai kas
akhir dan dicantumkan dalam neraca. Sedangkan kas di Bank di dinilai sebesar kas yang
tertera dalam buku tabungan setelah ditambah
bunga dan dikurangi beban administrasi Bank.
Kas di Bank ini diakui sebesar kas bersih dan
dicatat dalam neraca sebagai aset lancar.
Pengakuan atas aset lancar berupa kas
dan kas di Bank yang dilakukan oleh PT Prima
Akses Madura Pamekasan telah sesuai dengan
SAK ETAP yang mensyaratkan aset lancar diakui sebesar kas akhir yang belum terpakai
Vol. 2 No. 2 Desember 2014 |5 |
atau setelah ditambah pendapatan dan dikurangi beban selama periode itu, sehingga yang
harus tampak dalam neraca yaitu kas bersih.
Kedua, aset tetap yang dimiliki oleh PT
Prima Akses Madura Pamekasan berupa peralatan kantor. Aset tetap tersebut diakui sebagai aset tetap pada saat aset tersebut diterima
dan dinilai sebesar kas yang dibayarkan atau
biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
peralatan tersebut. Hal di atas telah sesuai dengan SAK ETAP yang mensyaratkan bahwa
aset harus dinilai sesuai dengan harga perolehan atau uang yang dikeluarkan. Akan tetapi, metode penyusutan yang digunakan oleh
PT Prima Akses Madura Pamekasan belum sesuai dengan SAK ETAP, karena tidak menggunakan metode apa yang digunakan dalam
penyusutan tersebut. Disamping itu, tidak ada
taksiran umur ekonomis atau nilai manfaat
atas aset tetap tersebut, akibatnya beban penyusutan menjadi besar.
Dalam SAK ETAP (2013:52) dijelaskan
bahwa metode penyusutan yang diakui terdiri
dari metode garis lurus (straight line method),
metode saldo menurun (diminishing balance
method), dan metode jumlah unit produksi
(sum of the unit of production method). Metode
di atas dapat dipilih salah satu oleh setiap perusahaan dan harus konsisten dalam penggunaan metode tersebut.
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pengakuan aset lancar dan aset
tetap pada PT Prima Akses Madura Pamekasan
telah sesuai dengan SAK ETAP, sedangkan
aset tetap belum sesuai, karena metode penyusutan yang dilakukan oleh PT Prima Akses
Madura Pamekasan belum mengacu pada metode yang disyaratkan dalam SAK ETAP. diri
dari utang usaha sebagai kewajiban lancar dan
utang pada bank dicatat sebagai utang
jangka panjang. Utang usaha maupun utang
jangka panjang yang ada dalam neraca PT
Prima Akses Madura Pamekasan tidak ada dalam catatan harian atau catatan bulanan seperti terlihat dalam laporan keuangan. Hal ini
seharusnya perusahaan mencatat utang sesuai
dengan kejadian yang sebenarnya. Berdasarkan hal tersebut di atas, PT Prima Akses Madura
Pamekasan dalam mengakui kewajibannya
tidak sesuai dengan standar akuntansi yang
diterima umum atau yang telah ditetapkan
yaitu SAK ETAP. Dalam standar akuntansi
yang diterima umum atau SAK ETAP mensyaratkan bahwa kewajiban harus diakui pada
saat barang diterima dari pembelian secara
kredit atau menerima uang dari pinjaman
pada pihak lain.
Oleh karena itu, PT Prima Akses Madura
Pamekasan dalam setiap terjadi transaksi
harus dicatat terlebih dahulu dalam catatan
harian atau bulanan, agar tidak terjadi kesalahan dalam mencatat transaksi tersebut. Disamping itu, memang suatu kewajiban bagi seorang akuntan yang bekerja dalam perusahaan
untuk mencatat segala transaksi yang terjadi,
dan harus ada bukti seperti nota dan lain sebagainya. Transaksi ini akan berpengaruh pada
aset lancar, dimana aset tersebut seharusnya
bertambah pada saat menerima pinjaman dan
pembelian barang secara kredit. Akibatnya aset
lancar menjadi kecil sedangkan hutangnya bertambah. sehingga dampak dari transksi ini
adalah aset berupa kas terlalu kecil dan akan
berkurang pada saat kas tersebut digunakan
untuk membayar hutang. Akibatnya, pengakuan terhadap kas tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yaitu, SAK ETAP.
Kewaji ban
Modal
Kewajiban yang ada dalam laporan
neraca PT Prima Akses Madura Pamekasan ter-
Modal usaha yang ada pada PT Prima
Akses Madura Pamekasan berasal dari Koperasi
|6 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
Telkom Sumnenep dan Koperasi Telkom Pamekasan sebagai investor. Jumlah modal yang
disetor oleh keduanya adalah sama prosentasenya yaitu, masing-masing sebesar Rp
200.000.000. Jadi jumlah modal usaha secara
keseluruhan Rp 400.000.000. Data tersebut
diperoleh berdasarkan wawancara yang
dilakukan peneliti pada bagian keuangan dan
dibuktikan dengan data. Modal usaha yang
diterima dari kedua investor tersebut diakui
sebagai modal usaha dalam neraca dan dicatat
sebesar nilai nominal yang diterimanya.
Berdasarkan data atau catatan yang ada
pada pembukuan PT Prima Akses Madura
Pamekasan, bahwa kedua investor tersebut
melakukan penambahan setoran modal guna
untuk meningkatkan operasional perusahaan
sebesar Rp 327.380.000 untuk Koperasi
Sumenep dengan rincian, untuk bulan Januari
2012 sebesar Rp 232.380.000, bulan Maret
sebesar Rp 35.000.000 dan bulan Juli sebesar
Rp 60.000.000. Sedangkan untuk Koperasi
Pamekasan jumlah modal tambahan yang
disetor sebesar Rp 325.000.000 dengan rincian
untuk bulan Januari 2012 sebesar Rp 230.000.000,
bulan Maret sebesar Rp 35.000.000 dan bulan
Juli sebesar Rp 60.000.000. Jadi, jumlah setoran
tambahan modal yang dilakukan oleh kedua
investor sebesar Rp 652.380.000.
Setoran modal tersebut tidak dimasukkan dalam modal melainkan diakui sebagai
pendapatan, sehingga modal kedua investor
tersebut tidak mengalami perubahan. Dalam
prinsip akuntansi yang diterima umum, perlakuan di atas tidak dibenarkan. Seharusnya PT
Prima Akses Madura Pamekasan mengakui setoran modal sebagai modal tambahan, sehingga modal perusahaan bertambah menjadi
Rp 1.072.380.000.
Hal di atas menunjukkan ketidak sesuaian antara pengakuan yang dilakukan oleh
pihak perusahaan yaitu, PT Prima Akses
Madura Pamekasan dengan standar yang ber-
laku umum atau SAK ETAP untuk usaha kecil
dan menengah atau perusahaan yang belum
go publik. Oleh karena itu, PT Prima Akses
Madura Pamekasan seharusnya mengakui
adanya tambahan modal, sehingga modal
awal bertambah.
Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu kunci
kesuksesan suatu perusahaan, karena pendapatan tersebut menjadi target bagi pengelolah
perusahaan. Pendapatan yang tinggi disertai
dengan rendahnya beban yang dikeluarkan
selama periode tertentu menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan suatu
laba atau keuntungan. Apabila pendapatan
lebih rendah dari beban yang dikeluarkan, menunjukkan ketidak mampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Akibatnya adalah
kinerja perusahaan belum mampu menujukkan kinerja yang baik.
Berdasarkan hasil analisis pada PT Prima
Akses Madura Pamekasn menunjukkan bahwa
pendapatan yang diterima bersumber dari pendapatan operasional seperti, pendapatan jasa
outsourching (OS), Jasa pasang sambungan
baru (PSB), Jasa instalasi kabel rumah/gedung
(IKR/IKG), Jasa install atau setting modem, jasa
proyek QE/Gamas, pemeliharaan perangkat
aktif dan pendapatan lain-lain seperti pendapatan jasa giro Bank serta pendapatan yang
diperoleh dari setoran modal tambahan.
Pendapatan tersebut di atas diakui sebagai pendapatan pada saat uang diterima. Artinya, perusahaan menggunakan basic kas dalam mengakui pendapatan. Hal ini dapat
dibuktikan bahwa tidak ada piutang yang terjadi selama periode tersebut, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pendapatan diakui pada
saat uang kas diterima dan dinilai sebesar nilai
nominal yang diterimanya. Pengakuan di atas
Vol. 2 No. 2 Desember 2014 |7 |
menunjukkan kesesuaian antara catatan pengakuan dan penilaian yang dilakukan oleh PT
Prima Akses Madura Pamekasan dengan
standar yang telah ditetapkan yaitu, SAK
ETAP. Dalam SAK ETAP, segala bentuk transaksi yang terjadi harus diakui dengan pendekatan basic kas. Akan tetapi, perusahaan
mengakui adanya setoran modal tambahan
yang dilakukan oleh Koperasi Telkom Sumenep dan Pamekasan sebagai pendapatan.
Setoran tambahan modal tersebut seharusnya
menambah saldo modal awal bukan diakui
sebagai pendapatan. Akibatnya adalah pendapatan dicatat terlalu tinggi sebesar Rp
2.232.574.605 seperti terlihat dalam laporan
keuangan yang disusun oleh pihak perusahaan. Dari total pendapatan tersebut terdapat
setoran modal sebesar Rp 652.380.000 yang
harus dikeluarkan dari pendapatan, sehingga
pendapatan yang sebenarnya sebesar Rp
1.580.194.605 (Rp 2.232.574.605 - Rp 652.
380.000). Hal ini menunjukkan ketidak sesuaian pengakuan pendapatan dengan standar akuntansi yang diterima umum atau SAK
ETAP.
Oleh karenanya, PT Prima Akses Madura
Pamekasan belum mampu mimisahkan dalam
mencatat pendapatan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan yang telah dijadikan
pedoman bagi perusahaan kecil dan menengah
yaitu, Standar Akuntansi Keuangan Entitas
tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
Beban Perusahaan
Beban merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan selama perusahaan tetap beroperasi. Beban ini sebagai penanding bagi pendapatan perusahaan, dimana jika beban perusahaan lebih tinggi dari pendapatan maka
perusahaan menderita rugi, dan jika beban
lebih kecil dari pendapatan maka perusahaan
mengalami keuntungan. Adapun beban yang
|8 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
terjadi pada PT Prima Akses Madura Pamekasan terdiri dari beban operasional dan non
operasional. Adapun jenis beban yang terjadi
selama tahun 2012 dapat diihat dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 1 Jenis Beban PT Prima Akses Madura
Beban operasional poj
Beban perlengkapan
Beban gaji
Beban akomodasi dan
transportasi
Biaya foto kopy
Biaya lembur
Biaya listrik dan telpon
Biaya materai
Biaya panjar
Biaya pelatihan
Biaya asset
Biaya inventaris
Biaya asuransi
Biaya sewa
Biaya administrasi Bank
Tunjangan Hari Raya/THR
Biaya angsuran hutang
Biaya program
Biaya penyusutan
Biaya lain-lain
Biaya promosi
Biaya pajak
Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan jenis biaya di atas bahwa
terjadi ketidak sesuaian pengakuan biaya pada
PT Prima Akses Madura Pamekasan. Ketidak
sesuaian biaya tersebut seperti biaya perlengkapan, biaya panjar, biaya inventaris, biaya
aset, biaya angsuran hutang dan biaya sewa,
sebagaimana yang terlihat dalam tabel yang
dicetak tebal dan miring di atas. Berikut penjelasan dari masing-masing biaya sebagai berikut:
1. Biaya Perlengkapan
Pengakuan biaya perlengkapan yang terjadi
pada PT Prima Akses Madura Pamekasan
yaitu dengan menilai seluruh perlengkapan yang dibeli dicatat sebesar nilai uang
yang dikeluarkan. Perlengkapan tersebut
diakui sebagai beban pada periode itu
tanpa menghitung terlebih dahulu, berapa
jumlah pemakaian perlengkan dan sisa
yang belum dipakai selama periode itu.
Dalam ilmu akuntansi dijelaskan bahwa
perlengkapan diakui sebagai aset lancar
perusahaan dan pada akhir periode harus
dihitung untuk mengetahui berapa perlengkapan yang masih belum terpakai atau
yang sudah dipakai, sehingga beban pemakaian perlengkapan dapat diketahui.
Atau dapat menghitung dengan cara menaksir pemakaian perlengkapan pada periode itu, karena tidak semua perlengkapan habis terpakai pada periode itu.
Oleh karena itu, PT Prima Akses Madura
Pamekasan seharusnya menagakui perlengkapan sebagai aset lancar dan menhitung
atau menaksir perlengkan yang sudah terpakai untuk diakui sebagai beban pemakaian perlengkapan, agar beban yang terjadi pada periode tertentu tidak terlalu
tinggi yang berakibat pada kecilnya pendapatan perusahaan. Disamping itu,
harus mengacu pada Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP).
2. Biaya Panjar
Biaya panjar yang ada pada PT Prima
Akses Madura Pamekasan yaitu merupakan biaya dibayar dimuka. Dalam ilmu
akuntansi, tidak ada biaya panjar melainkan biaya dibayar dimuka yang pada
akhirnya akan menjadi biaya yang sebenarnya pada saat proyek atau suatu pekerjaan sudah selesai. Biaya panjar yang
dimaksud yaitu, berupa biaya operasional,
biaya gaji dan lembur serta pembelian seragam. Biaya panjar tersebut meruapakan
biaya dibayar dimuka.
Ada dua pendekatan untuk mengakui biaya
dibayar dimuka yaitu, pendekatan neraca
dan pendekatan laba rugi. Dari kedua
pendekatan di atas, perusahaan dapat
memilih salah satu diantara pendekatan
tersebut. Transaksi berupa biaya penjar
tersebut hanya keliru dalam penamaan rekening. Sedangkan secara nominal adalah
tetap. PT Prima Akses Madura Pamekasan
seharusnya mengakui biaya panjar sebagai biaya dibayar dimuka dan dicatat
sebesar uang yang dibayarkan.
3. Biaya Inventaris
Inventaris merupakan peralatan kantor
suatu perusahaan yang berfungsi sebagi
alat untuk aktivitas perusahaan. Hasil analis terhadap pengakuan beban yang dilakukan oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan menunjukkan bahwa inventaris
diakui sebagai beban operasional perusahaan selama periode tertentu. Hal ini menunjukkan ketidak sesuaian perlakuan
inventaris yang dilakukan oleh perusahaan dengan standar akuntansi yaitu SAK
ETAP. Inventaris tersebut harus dikeluarkan dari biaya, karena inventaris merupakan peralatan kantor. Oleh karena itu,
inventaris sebesar Rp 11.707.600 harus
dikeluarkan dari beban dan dimasukkan
dalam neraca sebagai aktiva tetap.
4. Biay a Aset
Asset merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan. Aset tersebut dibagi
menjadi dua yaitu, aset lancar dan aset
tidak lancar. Berdasarkan hasil analisis
pada PT Prima Akses Madura Pamekasan
menunjukkan bahwa aset berupa Komputer
Netbook, CPU dan perangkat lainnya
sebesar Rp 91.750.000, dan pembelian peralatan proyek sebesar Rp 936.800 diperlakukan sebagai beban. Hal ini tidak dibenarkan dalam ilmu akuntansi atau
standar akuntansi yaitu SAK ETAP. Seharusnya aset tersebut diperlakukan sebagai
harta kekayaan perusahaan dan dimasukkan kedalam neraca bukan sebagai beban
dalam laporan laba rugi.
Oleh karena itu, beban yang dicatat dalam
laporan keuangan PT Prima Akses Madura
Pamekasan harus dikurangi sebesar Rp
92.686.800 (91.750.000 + 936.800), agar
beban yang terjadi pada periode itu tidak
terlalu besar yang berdampak pada kecilnya laba yang diperoleh selama periode ter-
Vol. 2 No. 2 Desember 2014 |9 |
sebut. Hal ini disebabkan karena PT Prima
Akses Madura Pamekasan mengakui pembelian aset berupa Komputer Netbook,
CPU dan perangkat lainnya serta peralatan proyek diperlakukan sebagai beban.
Seharunya pembelian aset tersebut diakui
sebagai aset tidak lancar dan dicatat
sebesar harga perolehannya ditambah
biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tersebut sesuai dengan yang
diisyaratkan SAK ETAP.
5. Biaya Angsuran Hutang
Biaya angsuran hutang ini merupakan
pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara membayar sebagian
atau cicilan atas hutangnya. Hutang ini
oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan
diakui sebagai beban, sehingga mengurangi
pendapatan operasional perusahaan. Hal
ini merupakan kekeliruan besar bagi perusahaan, karena dalam mengakui pembayaran hutang diperlakukan sebagai
beban oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan, dan seharusnya diperlakukan sebagi pengurang atas hutang.
Oleh karena itu, angsuran hutang sebesar
Rp 41.800.000 harus dikeluarkan dari beban, karena angsuran hutang sebagai
pengurang atas hutang yang ada dalam
neraca bagian pasiva. Dalam ilmu akuntansi dijelaskan bahwa hutang merupakan
kewajiban yang dimiliki perusahaan untuk
dibayar atau dilunasi pada waktu tertentu. Pada saat hutang tersebut dibayar,
maka akan berpengaruh pada jumlah
hutang yang semakin kecil dan kas juga
berkurang akibat dari adanya pembayaran
atau pelunasan hutang tersebut. Dengan
demikian, seharusnya PT Prima Akses
Madura Pamekasan mengakui pembayaran angsuran hutang sebagai pengurang
hutang bukan sebagai beban yang berakibat
|10 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
pada tingginya beban selama periode itu.
6. Biaya Sewa Gedung
Biaya sewa Gedung yang dilakukan perusahaan digunakan untuk operasional
kantor. Biaya sewa Gedung sebesar Rp
40.000.0000 untuk jangka waktu 2 tahun,
muali tahun 2012 hingga tahun 2014 dan
dicatat dengan pendekatan laba rugi.
Perusahaan tidak melakukan penyesuaian
untuk mengakui biaya sewa selama 1
tahun, sehingga biaya sewa terlalu besar
untuk periode itu. Perlakuan ini tidak
dibebarkan dalam ilmu akuntansi, seharusnya perusahaan mengakui biaya selama satu tahun sebesar Rp 20.000.000.
Oleh karena itu, pengakuan terhadap
biaya sewa tidak sesuai dengan standar
akuntansi yang diterima umum atau SAK
ETAP.
Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan laporan keuangan didasarkan pada catatan transaksi yang terjadi selama
periode tertentu yang dimulai dari laporan
laba rugi, laporan ekuitas dan neraca, laporan
arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa PT Prima
Akses Madura Pamekasan menyusun laporan
keuangan berupa neraca dan laporan laba
rugi. Adapun penyusunan laporan keuangan
pada PT Prima Akses Madura Pamekasan adalah sebagai berikut:
1. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan
perusahaan yang meliputi aset, kewajiban
dan modal. Dalam SAK ETAP dijelaskan
bahwa aset terdiri dari aset lancar dan aset
tidak lancar. Sedangkan kewajiban tediri
dari kewajiban janka pendek dan kewajiban jangka panjang. Modal terdiri dari
modal disetor, tambahan modal disetor,
agio saham, saldo laba, pendapatan dan
beban yang diakui langsung ke ekuitas.
Adapun neraca yang dilaporkan atau disusun oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan adalah sebagi berikut:
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas
Bank
Dibayar Dimuka
Jml. Aktiva
Lancar
Aktiva Tetap
Aktiva Kantor
Akm. Penyust.
Aktiva Kantor
Berdasarkan hasil wawancara pada bagian
keuangan dan laporan keuangan yang disusun oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan menunjukkan bahawa nilai akun
kas dan kas di bank serta biaya diabayar
PT PRIMA AKSES MADURA PAMEKASAN
NERACA
PER 31 DESEMBER 2012
Rp
PASIVA
Kewajiban Lancar
Rp 146,247.00
Utang Usaha
Rp 262,284,803.00
Utang PPn keluaran
Utang Jangka
Pendek
Rp 40,080,000.00
Utang Jangka
Panjang
Rp 302,511,050.00
Jml. Kewajiban
Lancar
Rp 52,900,000.00
Modal
Rp (27,420,833.00)
Rp 25,479,167.00
Modal Usaha
Deviden Tahun
Berjalan
JUMLAH
AKTIVA
AKTIVA
Rp327,990,217.00
Rp
Jml. Modal
JUMLAH P A S I V
A
PASIVA
Aktiva Lancar
Kas
Bank
Rp 146,247.00
Rp 262,284,803.00
Jml. Aktiva Tetap
Dibayar Dimuka
Jml. Aktiva
Lancar
Aktiva Tetap
Aktiva Kantor
Akm. Penyust.
Aktiva Kantor
Jml. Aktiva Tetap
JUMLAH
AKTIVA
Rp 40,080,000.00
Rp 302,511,050.00
Rp
Rp 15,000,000.00
Rp Rp Rp 148,200,000.00
Rp 163,200,000.00
Rp 476,463,400.00
Kewajiban Lancar
Utang Usaha
Utang PPn keluaran
Utang Jangka
Pendek
Utang Jangka
Panjang
Jml. Kewajiban
Lancar
Rp 52,900,000.00
Modal
Rp (27,420,833.00)
Rp 25,479,167.00
Modal Usaha
Deviden Tahun
Berjalan
Rp327,990,217.00
Jml. Modal
JUMLAH P A S I V
A
Rp (311,673,183.00)
Rp 164,790,217.00
Rp 327,990,217.00
Rp
Rp 15,000,000.00
Rp Rp Rp 148,200,000.00
Rp 163,200,000.00
Rp 476,463,400.00
Rp (311,673,183.00)
Rp 164,790,217.00
Rp 327,990,217.00
Sumber: data perusahaan 2012
Vol. 2 No. 2 Desember 2014 |11 |
dimuka dan aktiva serta akumulasi penyusutan aktiva sudah sesuai dengan bukti catatan akhir yang tertera pada perusahaan.
Untuk hutang baik hutang usaha maupun
hutang jangka panjang belum dicatat dalam catatan harian maupun catatan bulanan, sedangkan modal dicatat dalam neraca sesuai dengan modal awal yang disetorkan oleh investor. Untuk modal tambahan tidak dicatat dalam modal yang dicantumkan dalam neraca.
Laporan keuangan berupa neraca yang
dilaporkan oleh perusahaan masih belum
menyajikan laporan secara wajar dan konsisten. Hal ini dapat dilihat dari akun berupa hutang usaha dan hutang jangka
panjang yang tercatat dalam catatan harian
maupun catatan bulanan. Tambahan setoran modal tidak dimasukkan dalam
modal awal melainkan dicatat sebagai pendapatan, sehingga modal menjadi kecil
karena yang dicatat dalam neraca hanya
modal awal. Disamping itu, neraca yang
disajikan belum mencerminkan aset yang
sebenarnya, seperti, perlengkapan, peralatan, yang seharusnya dilaporkan dalam
neraca, tapi oleh perusahaan dicatat dan
diakui sebagai biaya selama periode itu.
Format pelaporan yang dilaporkan oleh
PT Prima Akses Madura Pamekasan belum sesuai deangan standar akuntansi
yang berlaku umum. Oleh karena itu, neraca yang dilaporkan oleh PT Prima Akses
Madura Pamekasan belum sesuai dengan
SAK ETAP.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi melaporkan seluruh
pendapatan yang diperoleh oleh perusahan dikurangi dengan biaya biaya selama
periode itu, sehingga dapat diketahui laba
maupun rugi yang dialami perusahaan.
Dengan kata lain, pendapatan ditandingkan dengan beban yang dikelauarkan se|12 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
lama periode tertentu. Adapun laporan
laba rugi pada PT Prima Akses Madura
Pamekasan adalah sebagai berikut:
Laporan laba rugi di atas menunjukkan
bahwa seluruh akun pendapatan dicatat
sesuai dengan nilai nominalnya. Akun
pendapatan tersebut seharusnya diklasifikasi sebagai pendapatan operasi ditambah
pendapatan lain-lain. Disamping itu, ada
akun piutang yang dimasukkan dalam
laporan laba rugi, walaupun tidak mencantumkan nilai nominal seperti terlihat
di atas. Hal ini menunjukkan ketidakmampuan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas
public (SAK ETAP). Seharusnya piutang
itu dimasukkan dalam neraca sebagai aset
lancar. Sedangkan biaya yang dicantumkan dalam laporan laba rugi belum menunjukkan biaya yang sebenarnya, artinya
biaya tersebut belum di rinci. Hal ini dapat
dilihat pada biaya manajemen, administrasi dan umum. Seharusnya biaya tersebut disebutkan secara satu persatu agar
dapat memberikan gambaran kepada
para pengguna laporan keuangan. Hal ini
dapat dikatakan bahwa biaya yang
dilaporkan perusahaan belum sesuai
dengan standar akuntansi keuangan yaitu
SAK ETAP.
Berdasarkan laporan laba rugi yang disusun oleh PT Prima Akses Madura Pamekasan menunjukkan bahwa laporan tersebut secara umum tidak sesuai dengan
Standar Akuntasi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
Dalam SAK ETAP dijelaskan bahwa dalam
menyusun laporan laba rugi, ada dua
pendekatan yang harus digunakan yaitu
analisis menggunakan sifat beban dan
anlisis menggunakan fungsi beban. Berdasarkan metode analisis menggunakan sifat
beban ini, beban dikumpukan dalam laporan
laba rugi berdasarkan sifatnya (contoh,
penyusutan, pembelian bahan baku, biaya
transportasi, imbalan kerja, dan biaya
iklan), dan tidak dialokasikan kembali
antara berbagai fungsi dalam entitas. Sedangkan metode analisis menggunakan fungsi
beban, beban dikumpulkan sesuai fungsinya sebagai bagian dari biaya penjualan
atau sebagi contoh, biaya aktivitas distribusi atau aktivitas administrasi. Sekurangkurangnya entititas mengungkapkan biaya
penjualan sesuai metode ini terpisah dari
beban lainnya.
Laporan keuangan berupa laporan laba
rugi yang disusun oleh PT Prima Akses
Madura Pamekasan jauh dari dari standar
akuntansi yang diterima umum dan tidak
menggunakan salah satu pendekatan yang
disyaratkan oleh SAK ETAP. Seharus perusahaan tersebut dalam menyusun laporan laba rugi, harus menggunakan metode
analisis penggunaan sifat beban, karena
perusahaannya bergerak dibidang jasa.
Sedangkan perusahaan dagang harus
menggunakan metode analis menggunakan fungsi beban.
PT PRIMA AKSES MADURA PAMEKASAN
LAPORAN LABA/RUGI
PER 31 DESEMBER 2012
PENDAPATAN OPERASIONAL
Pendapatan Jasa OS
Rp 1,470,698,543.00
Pendapatan Jasa PSB
Pendapatan Jasa IKR/IKG
Rp 691,060,621.00
Rp 29,079,860.00
Pendapatan Jasa Install/Setting
Modem
Pendapatan Jasa Proyek QE/Gamas
Rp 11,655,000.00
Pendapatan Pemeliharaan Perangkat
Aktif
TOTAL PENDAPATAN
Rp 5,277,000.00
Rp 24,040,710.00
Rp 2,231,811,734.00
PIUTANG
Piutang Jasa OS
Rp -
Piutang Jasa PSB
Piutang Jasa IKR/IKG
Piutang Jasa Install/Setting Modem
Rp Rp Rp -
Piutang Jasa Proyek QE/Gamas
Rp -
JML PIUTANG
PENDAPATAN LAIN-LAIN
Pendapatan Jasa Giro BANK
JML PEND. LAIN-LAIN
JUMLAH TOTAL PENDAPATAN
Rp -
BIAYA
OPERASIOANAL
Biaya Operasioanal
OS
Biaya Operasional PSB
Biaya Operasioanal
IKR/IKG
Biaya Operasional
Install/Setting Modem
Biaya Operasional
Proyek QE/Gamas
JML BIAYA
OPERASIONAL
BIAYA MGT, ADM &
UMUM
Biaya Manajemen,
Administrasi & Umum
JML BIAYA MGT,
ADM & UMUM
BIAYA LAIN-LAIN
Biaya Adm. Bank
JML BIAYA LAINLAIN
JUMLAH TOTAL
BIAYA
Laba
Rp 103,378,073.00
Rp389,845,000.00
Rp Rp Rp 19,094,650.00
Rp 512,317,723.00
Rp 2,031,434,910.00
Rp 2,031,434,910.00
Rp 495,155.00
Rp 495,155.00
Rp 2,544,247,788.00
(Rp311,673,1 83.00)
Rp 762,871.00
Rp 762,871.00
Rp 2,232,574,605.00
Sumber: data perusahaan 2012
Vol. 2 No. 2 Desember 2014 |13 |
KESIM PU LAN
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris tentang pelaporan keuangan berdasarkan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabiitas publik (SAK
ETAP) pada PT Prima Akses Madura Pamekasan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketidak sesuaian
pelaporan dengan SAK ETAP yaitu:
1.
Aset lancar yang dilaporkan perusahaan
belum mencerminkan aset yang sebenarnya, karena ada rekening-rekening
yang belum dimasukkan kedalam aset tersebut, seperti adanya hutang jangka panjang. Sedangkan untuk aset tetap, metode
penyusutan yang dilakukan perusahaan
tidak mengacu pada pedoman yaitu SAK
ETAP. Akibatnya beban penyusutan terlalu tinggi.
2.
Setoran modal tambahan diakui sebagai
pendapatan. Akibatnya pendapatan bertambah sesuai dengan setoran modal tambahan.
3.
Angsuran hutang, pembelian aset berupa
komputer, dan pembelian inventaris
kantor, serta pembelian peralatan diakui
sebagai beban. Akibatnya adalah beban
menjadi tinggi dan laba semakin mengecil
pada periode tersebut.
4.
5.
Biaya sewa gedung untuk 3 tahun tidak
dibuat penyesuaian, akibatnya biaya sewa
untuk periode itu terlalu tinggi.
Penyusunan laporan keuangan yang
dilakukan oleh PT Prima Akses Madura
Pamekasan adalah belum sesuia dengan
standar akuntansi keuangan entitas tanpa
akuntabiitas publik (SAK ETAP). Hal
tersebut dibuktikan dengan laporan keuangan yang disusun berupa neraca dan
laporan laba rugi. Seharusnya PT Prima
Akses Madura Pamekasan menyusun
laporan minimal 3 laporan pokok yaitu,
|14 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
laba rugi, ekuitas dan neraca. Oleh karena
itu, ketidak sesuaian pelaporan keuangan
yang dilaporkan oleh PT Prima Akses
Madura Pamekasan, disebabkan ketidak
mampuan bagian keuangan dan manajer
keuangan serta direktur perusahaan dalam
menyusun laporan keuangan.
Secara keseluruahan, pelaporan keuangan yang dilaporkan oleh PT Prima Akses
Madura Pamekasan belum sesuai dengan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabiitas publik (SAK ETAP).
SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan,
yaitu pertama bagi perusahaan, harus lebih
aktif mengikuti pelatihan - pelatihan akuntansi
dengan cara menyekolahkan karyawannya
atau mengundang praktisi yang ahli dalam
ilmu akuntansi agar karyawan dapat menyusun
laporan keuangan dengan baik. Kedua, untuk
peneliti yang akan datang, diharapkan untuk
memperluas objek penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Ardina, Cening et al. 2013., Implementasi
Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
untuk pengambilan keputusan manajemen
pada Koperasi Pegawai Negeri Politeknik
Negeri Bali, Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan.
Vol.9. No.1. Maret 2013.
Jusuf, Al Haryono., 2010. Dasar-dasar akuntansi
Jilid 1. Edisi 7. Bagian Penerbit STIE YKPN.
Yogyakarta
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.,
2009, Metodologi penelitian bisnis untuk
akuntansi dan manajemen, Edisi Pertama.
Penerbit: BPFE Yogyakarta
Putra, Hermon Adhi dan Elisabeth Penti Kurniawati, 2011., penyusunan laporan
k e u a n g a n u n t u k us a h a k e c i l d a n
menengah berbasis standar akuntansi
keuangan entitas akuntabilitas publik. Proceeding for call paper pekan ilmiah Dosen FEB
– UKSW, 14 Desember 2012.
Standar Akuntansi Keuangan., 2009, per 1
Januari 2009. Penerbit: Ikatan Akuntan
Indonesia
Rudiantoro, Rizki dan Sylvia Veronica., 2011.
Kualitas laporan keuangan umkm serta
prospek implementasi SAK ETAP,
Simposium Nasional Auntansi. ACEH 2011.
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tan pa
Akuntabilitas Publik. Mei 2009. Penerbit:
Ikatan Akuntan Indonesia
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tan pa
Akuntabilitas Publik. Cetakan Ketiga
Oktober 2013. Penerbit: Ikatan Akuntan
Indonesia
Vol. 2 No. 2 Desember 2014 |15 |
Download