Penggunaan Metode Complete Sentence Berbantuan Media

advertisement
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Hakikat Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap (Winkel, 1991).
Sedangkan Oemar Hamalik dalam Darmawati (2012) memberikan defenisi
belajar sebagai berikut: “ Belajar adalah suatu perbuatan atau perubahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam bertingkah laku berkat pengalaman latihan” Kemudian
Slameto (2003) menyatakan bahwa: “Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
dengan
sendiri
dalam
interaksi
lingkungannya.” Selanjutnya Rahadi (2003) mengemukakan hal yang
senada bahwa “ Belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui
interaksi dengan lingkungannya untuk merubah prilakunya.”
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
usaha yang dilakukan seseorang dalam proses perubahan tingkah laku yang merupakan
hasil pengalaman sendiri, latihan dan kemampuan berinteraksi
dengan
lingkungan
sendiri.
2.1.2
Hasil belajar
Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan lat
pengukur yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan ,
maupun tes perbuatan (Sudjana, 2005). Hasil belajar merupakan suatu perubahan pada
individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk
kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar (Nasution dalam
Iskandar, 2010).
5
6
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang yang belajar. Orang
yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan,
ketrampilan motorik atau penguasaan nilai-nilai sikap (Udin Winaputra, 1998).
Hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah hasil dari pembelajaran
melalui evaluasi baik tes maupun non tes pada materi pokok menggunakan pecahan
dalam pemecahan masalah mengurangkan dan menjumlahkan.
2.1.3 Pembelajaran IPS SD
Nama IPS dalam dunia Pendidikan Dasar dan Menengah di negara kita muncul
bersamaan dengan diberlakukannya kurikulum SD, SMP, dan SMU tahun 1975. Dilihat
dari sisi keberlakuannya, IPS disebut sebagai bidang studi “baru” karena cara pandangnya
bersifat terpadu. Hal tersebut mangandung arti bahwa IPS bagi pendidikan Dasar dan
Menengah merupakan hasil perpaduan dari sejumlah mata pelajaran geografi, ekonomi,
ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi dan sosiologi. Perpaduan ini
disebabkan mata pelajaran tersaebut memiliki obyek material kajian yang sama manusia.
Beberapa istilah yang sering digunakan dalam IPS adalah:
1. Ilmu Sosial (Social Science)
Ilmu Sosial merupakan disiplin ilmu pengetahuan intelektual yang mempelajari
manusia sebagai makhluk sosial secara alamiah serta memusatkan pada manusia sebagai
anggota masyarakat dan pada kelompok atau serta masyarakat yang ia bentuk.
2. Studi Sosial (Social Studies)
Merupakan satu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial. Dalam
kerangka kerja pengkajiaanya, studi sosial menggunakan bidang-bidang keilmuan
termasuk ilmu sosial.
3. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Sebenarnya IPS berinduk pada ilmu-ilmu sosial, dengan pengertian bahwa teori,
konsep, dan prinsip yang ada dan berlaku pada ilmu-ilmu sosial. Ilmu Sosial dengan
bidang keilmuannya dipergunakan untuk melakukan pendekatan, analisis, dan menyusun
alternatif pemecahan masalah yang dilaksanakan pada pengajaran IPS.
7
Pembelajaran IPS menjadi sangat penting bagi jenjang pendidikan dasar dan
menengah karena siswa dating ke sekolah berasal dari lingkungan yang berbeda-beda.
Pembelajaran IPS pada masa sekarang dan ke depan, haruslah berbeda dengan
pembelajaran IPS pada masa lalu.
2.1.3.1 Fungsi Pembelajaran IPS di SD
Fungsi pembelajaran IPS di SD dalam pengajaran pengetahuan sosial berfungsi
untuk mengembangakan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis terhadap
kondisi sosial masyarakat yang dinamis, sedangkan pengajaran sejarah berfungsi untuk
menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga terhadap sejarah perkembangan masyarakat
Indonesia sejak masa lampau sampai sekarang.
Perkembangan yang pesat di berbagai bidang kehidupan, seperti ledakan
penduduk, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menimbulkan berbagai masalah,
sehingga diperlukan mata pelajaran IPS sebagai:
1. Pengalaman hidup masa lampau dengan situasi sosialnya yang labil memerlukan masa
depan yang mantap dan utuh sebagai suatu bangsa yang bulat.
2. Laju perkembangan kehidupan, teknologi dan budaya Indonesia memerlukan kebijakan
pendidikan yang seirama dengan laju itu.
3. Agar output persekolahan benar-benar lebih cocok dan sesuai serta bermanfaat.
4. Setiap orang akan dan terus terjun ke dalam kancah kehidupan masyarakat. Oleh
sebab itu perlu disiapkan ilmu khusus, yaitu IPS.
Ilmu-ilmu sosial dikembangkan bidang-bidang ilmu tertentu sesuai dengan aspek
kehidupan sosial masing-masing. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai bidang pendidikan,
tidak hanya membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial, malainkan lebih jauh
dari pada itu berupaya membina dan mengembangkan peserta didik menjadi sumber daya
manusia yang berketrampilan sosial dan inteklektual sebagai warga masyarakat dan
negara yang memiliki perhatian serta kepedulian sosial yang bertanggung jawab.
Kehidupan masayarakat dan masyarakat yang terus berkembang, menjadi landasan bagi
pengembangn IPS sebagai bidang pendidikan yang disesuiakan dengan perubahan dan
tututan kemajuan kehidupan
8
3.1.3.2 Tujuan Pembelajaran IPS di SD
Tujuan utama pengajaran Social Studies (IPS) adalah untuk memperkaya dan
mengembangkan kehidupan anak didik dengan mngembangkan kemampuan dalam
lingkungannya dan melatih anak didik untuk menempatkan dirinya dalam masyarakat yang
demokratis, serta menjadikan negaranya sebagai tempat hidup yang lebih baik.
Pendidikan IPS sangat penting diberikan pada siswa pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah, sebab siswa sebagai anggota masyarakat sangat perlu mengenal
masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal masayarakat siswa dapat belajar melalui
media cetak, elektronik maupun langsung melalui pengalaman hidupnya di tengah-tengah
masyarakat.
3.1.3.3 Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di SD
Ruang lingkup pembelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1. Pengetahuan Sosial, meliputi :
a. Keluarga
b. Masyarakat setempat
c. Pajak
d. Ekonomi
e. Wilayah provinsi
f.
Wilayah kepualauan
g. Pemerintah RI
h. Pengenalan kawasan dunia
2. Sejarah, meliputi :
a. Sejarah lokal
b. Kerajaan di Indonesia
c. Tokoh dan peristiwa
d. Bangunan bersejarah
e. Indonesia pada jaman penjajah
f.
Beberapa peristiwa penting di Indonesia
Dalam penelitian ini pembelajaran IPS di pusatkan pada materi pelajaran sejarah
pada pokok bahasan perkembangan teknologi transportasi.
9
2.1.4
Metode Complete Sentence
2.1.4.1 Pengertian
Model pembelajaran complete sentence adalah model pembelajaran mudah dan
sederhana di mana siswa belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna dengan
menggunakan kunci jawaban yang tersedia (Sukarto, 2012). Prinsip pembelajaran IPS
dengan metode complete sentence adalah; (1) metode pembelajaran mudah dan
sederhana di mana siswa belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna dengan
menggunakan kunci jawaban yang tersedia; (2) Soal yang disampaikan berupa kalimat
yang belum lengkap, sehingga makna/ arti kalimat tersebut belum dapat dimengerti; (3)
Kalimat yang banyak dan saling berkaitan dalam sebuah paragraf, dan belum sempurna
serta belum dimengerti maknanya;(4) kalimat dapat dilengkapi dengan pilihan kata yang
disediakan; dan (5) harus diisi dengan kata-kata tertentu, misal istilah keilmuan/ kata
asing; (6) jawaban dari kalimat yang belum lengkap itu sudah disediakan.
2.1.4.2 Sintaks Pembelajaran
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru menyampaikan materi dan siswa membacakan buku atau modul dengan waktu
secukupnya.
3. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen.
4. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap.
Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.
5. Siswa berdiskusi secara berkelompok.
6. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta membaca
sampai mengerti atau hafal.
7. Guru bersama siswa membuat kesimpulan.
( Menurut Sukarto, 2012 )
2.1.4.3 Kelebihan dan Kekurangan
2.1.4.3.1 Kelebihan
1. Mudah dibuat guru, hanya dengan menghilangan satu kata dalam kalimat
2. Siswa tidak perlu menjelaskan jawabannya, hanya perlu memadukan rumpang/tidak
jawabannya.
10
3. Siswa diajarkan untuk mengerti dan hafal mengenai materi
2.1.4.3.2 Kekurangan
1. Guru kurang kreatif dan inovasi dalam membuat soal
2. Siswa kurang terpacu mencari jawaban karena hanya cukup menebak kata, karena
biasanya hanya kata hubung.
3. Kurang cocok untuk dipergunakan dalam setiap bidang studi.
2.1.5
Media Gambar
Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti
‘perantara’atau ‘pengantar’. Pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut
media pembelajaran (Arsyad, 2011). Menurut Boove (dalam Ena, 2007), media adalah
sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran
adalah sebuah komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak
akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Bentuk-bentuk
stimulus yang bisa dipergunakan sebagai media diantaranya adalah hubungan atau
interaksi manusia, realita, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang direkam
(Ena, 2007). Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2011), ciri-ciri media ada tiga, yaitu.
1. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan,
danmerekonstruksi suatu peristiwa atau objek.
2. Ciri Manipulatif (Manipulatif Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri
manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa
dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording
11
3. Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian
ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada
sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian
itu.
Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang ikut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Sedangkan manfaat penggunaan media (Arsyad, 2011), antara lain:
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga
dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga
dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan
lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang
peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi
langsung.
Berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan
ke dalam empat kelompok, yaitu.
1. Teknologi cetak
Adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku
danmateri visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis.
Teknologi ini menghasikan materi dalam bentuk salinan tercetak.
Dua komponen pokok teknologi ini adalah materi teks verbal dan materi visual
yang dikembangkan berdasar teori yang berkaitan dengan persepsi visual, membaca,
memproses informasi dan teori belajar.
12
2. Teknologi audio-visual
Adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi dengan
menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio
visual. Pengajaran melalui audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras
selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual
yang lebar.
3. Teknologi berbasis komputer
Merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan
sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor.
4. Teknologi gabungan
Merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi yang menggabungkan
pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.
Media adalah suatu alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media
pembelajaran merupakan sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara
dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran setidaknya proses
pembelajaran lebih mudah dilaksanakan, dapat meningkatkan efisiensi proses
pembelajaran, menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar dan
membantu konsentrasi belajar dalam proses pembelajaran.
1. Manfaat Media Pembelajaran
Beberapa manfaat media dalam pembelajaran adalah menyampaikan materi
pelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik,
pembelajaran lebih interaktif, efisien dalam waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil
belajar siswa, memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja,
dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar, dan
mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif.
13
2. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Dilihat dari aspek panca indera, ragam media pembelajaran ada 3 macam yaitu 1)
media audio (dengar), 2) media visual (melihat), 3) media audio visual (dengan dan
melihat). Peneliti disini akan membahas tentnag media visual yang lazim digunakan di
sekolah khususnya media grafis. Media grafis banyak sekali jenisnya, beberapa
diantaranya adalah gambar/foto, sketsa, diagram, bagan atau chart, grafik (graphs),
kartun, poster, peta dan globe. Dari media grafis yang banyak tersebut peneliti akan
membahas satu yaitu gambar yang menurut peneliti sangat tepat digunakan untuk
mempelajari koperasi dalam perekonomian Indonesia.
Media gambar sebagai salah satu media pembelajaran. Dalam pengajaran bahasa
inggris sebagai bahasa asing media mempunyai peran penting karena beberapa alasan.
Media pembelajaran membantu guru dalam mengatur proses pengajarannya serta
penggunaan waktu di kelas dengan bijak. Media pembelajaran yang biasa digunakan
meliputi permainan, video, CD, VCD, tape, dan sebagainya. Ketersediaan media di suatu
kelas akan mempengaruhi pembelajaran siswa dimana penempatan media yang sesuai
akan mendukung proses pencapaian pembelajaran itu sendiri.
1. Pengertian Media Gambar
Diantara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum
dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika
gambar dibuat dan disajikan sesuai derngan persyaratan yang baik, sudah tentu akan
menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Alat peraga dapat memberi gagasan dan dorongan kepada guru dalam mengajar
anak-anak sekolah dasar.Sehingga tidak tergantung pada gambar dalam buku teks ,tetapi
dapat lebih kreatif dalam mengembangkan alat peraga agar para murid menjadi senang
belajar. Jadi kelebihan alat peraga visual khususnya sebagai salah satu dari media
pembelajaran yang efektif
Dibawah ini beberapa pengertian media gambar, diantaranya :
a. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk
2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan,
potret, slide, film, strip, opaque proyektor .
14
b. Media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan
umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja.
c. Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal
bentuk, rupa serta ukurannya relatif terhadap lingkungan
2. Fungsi Media Gambar
Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar
sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi
siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media
pembelajaran adlah sebagai alat bantu mengajar yang dipergunakan guru. Secara garis
besar fungsi utama penggunaan media gambar adalah :
a. Fungsi edukatif; artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan.
b. Fungsi sosial; artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai
bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang.
c. Fungsi ekonomis; artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja
secara maksimal.
d. Fungsi politis; berpengaruh pada politik pembangunan.
e. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan ciptaan
baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern
Fungsi-fungsi tersebut diatas terkesan masih bersifat konseptual. Fungsi praktis
yang dijalankan oleh media pengajaran adalah sebagai berikut :
a. Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi pesrta didik, misalnya kaset video rekaman
kehidupan di luar sangat diperlukan oleh anak yang tinggal didaerah pegunungan.
b. Mengatasi batas ruang dan kelas, misalnya gambar tokoh pahlawan yang dipasang
diruang kelas.
c. Mengatasi keterbatasan kemampuan indera
d. Mengatasi peristiwa alam, misalnya rekaman peristiwa letusan gunung berapi untuk
menerangkan gejala alam.
15
e. Menyederhanakan kompleksitas meteri.
f. Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat atau alam
sekitar.
3. Karakteristik Media
Menurut Rahadi ( 2003 : 27-28) ada beberapa karakteristik media gambar :
a. Harus autentik, artinya dapat menggambarkan obyek atau peristiwa seperti jika siswa
melihat langsung
b. Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam
gambar tersebut
c. Ukuran gambar proporsionsl, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran yang
sesungguhnya benda atau objek yang digambar.
d. Memadukan antara keindahan dengan kesesuiannya untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
e. Gambar harus message. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang
bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
4. Kelebihan Media Gambar :
a. Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika
dibandingkan dengan bahasa verbal.
b. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu
c. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita
d. Memperjelas masalah bidang apa saja
e. Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan
Adapun kelemahan Media Gambar :
a. Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat dilihat
oleh sekelompok siswa.
b. Gambar diinterpretasikan secara personal dan subyektif.
16
c. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang efektif dalam
pembelajaran (Rahadi, 2003 :27).
Menurut Sudjana (2005) tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar-gambar
adalah sebagai berikut :
a. Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak yang dapat ditafsirkan
berdasarkan pengalaman dimasa lalu, melalui penafsiran kata-kata.
b. Ilustrasi gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik minat belajar
siswa secara efektif.
c. Ilustrasi gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama dalam
penafsiran dan mengingat-ingat materi teks yang menyertainya.
d. Ilustrasi gambar isinya harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar minat para
siswa menjadi efektif.
e. Ilustrasi gambar isinya hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga tidak bertentangan
dengan gerakan mata pengamat dan bagian-bagian yang paling penting dari ilustrasi
itu harus dipusatkan pada bagian sebelah kiri atas medan gambar.
Dengan demikian media gambar merupakan salah satu teknik media
pembelajaran yang efektif kerena dapat mempermudah siswa untuk memahami cara
membaca peta dan kenampakan alam.
2.1.6
Penerapan Metode Complete Sentences Berbantuan Media Gambar
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru menyampaikan materi dengan bantuan media gambar dan siswa memperbanyak
informasi dari membaca buku atau modul.
3. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen.
4. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap.
Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.
5. Siswa berdiskusi secara berkelompok.
6. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta membaca
sampai mengerti atau hafal.
7. Guru bersama siswa membuat kesimpulan.
17
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan
Nama Peneliti
Anwar
(2011)
Sumiyarsih
(2011)
Judul
Hasil Penelitian
Penerapan Model Pembelajaran
Complete
Sentences
untuk
Meningkatkan
Hasil
Belajar
Matematika Siswa Kelas 5 SD
Negeri 02 Kendal
1. meningkatkan hasil belajar
matematika
dari semula
hanya 35,74 % siswa yang
mencapai KKM menjadi
77,43 %.
2. Meningkatkan nilai rerata
dari 57,23 menjadi 72,12.
Penggunaan Metode Complete
Sentences Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPS pada Siswa Kelas IV SDN
Wiradesa Pekalongan
1. meningkatkan hasil belajar
dari semula hanya 48,06 %
siswa yang mencapai KKM
menjadi 84,26 %.
2. Meningkatkan nilai rerata
dari 60,52 menjadi 78,45.
2.3. Kerangka Berpikir
Berdasarkan landasan teori di atas, maka peneliti menyusun kerangka berpikir
sebagai berikut: Pembelajaran IPS siswa kelas 4 semester 1 pada tahap prasiklus, peneliti
belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat, sehingga hasil belajar siswa dan
kualitas pembelajaran relatif rendah. Pada tahap siklus I pada pembelajaran IPS materi
membaca peta, peneliti sudah menggunakan metode complete sentence sehingga hasil
belajar dan kualitas pembelajaran meningkat ( dua indikator keberhasilan tercapai).
Peneliti melanjutkan tindakan pada tahap siklus II dengan materi kenampakan alam. Pada
tahap ini diperoleh peningkatan hasil belajar dan kualitas pembelajaran yang optimal.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, diduga pembelajaran IPS
kelas 4
semester 1 menggunakan metode complete sentence dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
18
Kondisi
Awal
TINDAKAN
Kondisi
Akhir
Pembelajaran belum
menggunakan metode
complete sentences
berbantuan media
gambar
Pembelajaran sudah
menggunakan metode
complete sentences
berbantuan media
gambar
hasil belajar siswa rendah
1. Minat belajar rendah
2. Siswa pasif
SIKLUS I/II
1. Minat belajar
meningkat
2. Siswa aktif dan
senang
Diduga pembelajaran IPA
menggunakan metode
complete sentences
berbantuan media gambar
dapat meningkatkan hasil
belajar
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir, disusun hipotesis tindakan sebagai berikut:
Penggunaan metode complete sentence dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa
kelas 4 SDN Manggis semester 1 tahun pelajaran 2013/2014.Kabupaten Batang semester
1 tahun pelajaran 2013/2014.
Download