BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, kebutuhan akan energi meningkat tajam dibandingkan beberapa dasawarsa sebelumnya. Hal ini menjadi masalah yang sangat serius karena pasokan energi makin lama makin berkurang. Sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui seperti minyak, gas, dan batu bara cenderung berkurang dari tahun ke tahun dan dipastikan pada saat tertentu akan terjadi kelangkaan. Oleh karena itu, perlu suatu sumber energi alternatif yang bisa diperbaharui dan memiliki jumlah cadangan di alam yang dapat memenuhi kebutuhan energi dalam jangka waktu yang lebih panjang. Energi nuklir merupakan salah satu solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi di masa datang. Energi nuklir berasal dari reaksi fisi yang terjadi dalam reaktor. Energi yang dihasilkan dari reaksi fisi beribu kali lipat besarnya dibandingkan dengan energi hasil reaksi pembakaran bahan bakar fosil dalam jumlah massa yang sama. Salah satu kelebihan teknologi ini adalah volume bahan bakar yang dibutuhkan sangat kecil dibandingkan dengan bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi yang sama. Salah satu isu utama yang membuat energi nuklir tidak popular adalah limbah yang dihasilkan. Seluruh limbah yang dihasilkan reactor nuklir bersifat radioaktif. 1 Limbah yang dihasilkan dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan berdasarkan tingkat radioaktivitasnya, yaitu Low Level Waste (LWL), Medium Level Waste (MLW), dan High Level Waste (HLW). Unsur transuranium dan produk fisi merupakan kategori HLW. Penanganan HLW tergantung kepada siklus bahan bakar nuklirnya, siklus terbuka dan siklus tertutup. Pada siklus terbuka, HLW disimpan sampai kadar radioaktivasnya berkurang untuk kemudian dimasukkan ke dalam reactor lagi untuk ditransmutasi, atau dibuang. Permasalahan pada siklus ini adalah keterjaminan bahwa limbah yang dibuang tidak akan mencemari lingkungan dan membahayakan manusia. Siklus tertutup menawarkan alternatif yang lebih baik karena pemrosesan ulang (reprocessing) dan daur ulang (recycling) memberikan nilai tambah pada bahan bakar bekas (spent fuel)dan mengurangi jumlah limbah yang dibuang. Penanganan masalah limbah nuklir difokuskan pada limbah nuklir kategori HLW karena limbah ini memiliki tingkat toksitas tinggi sehingga sangat berbahaya bagi makhluk hidup dan berusia paruh sangat lama. Produksi limbah nuklir tingkat tinggi hampir seluruhnya berupa bahan bakar bekas dan terdapat kandungan plutonium yang bisa dimanfaatkan kembali melalui daur ulang dalam reaktor yang sudah lazim dipakai seperti Pressurized Water Reactor (PWR). Namun pada penelitian ini digunakan Boiling Water Reactor (BWR). Pada BWR, air ringan (H2O) memainkan peranan yang penting baik sebagai moderator maupun sebagai pendingin. Sebagian dari air ringan tersebut mendidih di dalam bejana tekan, menghasilkan campuran air dan uap yang keluar dari teras reaktor. Uap yang 2 dihasilkan langsung masuk ke dalam turbin, oleh karena itulah air di dalam uap harus dipisahkan (air di dalam uap dapat merusak sudu-sudu turbin). Uap yang keluar dari turbin dikondensasikan di dalam kondenser dan diumpankan kembali ke dalam reaktor setelah dipanaskan. Air yang tidak diuapkan di dalam bejana reaktor terakumulasi di bagian bawah bejana dan bercampur dengan air umpan yang dipompa balik. Analisis dilakukan berdasarkan simulasi burnup yang telah ada dalam kode komputer SRAC. 1.2. Tujuan Penelitian Penelitian ini merupakan studi awal untuk mempelajari karakteristik daur ulang plutonium dan aktinida minor berbahan bakar thorium dalam Reaktor Air Mendidih (BWR) dan mencari komposisi optimal untuk daur ulang tersebut. 1.3. Batasan Masalah Dalam studi ini penulis membatasi penelitian pada perhitungan reaktor dengan input bahan bakar campuran thorium, uranium, plutonium dan aktinida minor. Reaktor yang digunakan adalah jenis Reaktor Air Didih, atau Boiling Water Reactor (BWR), dengan burnup standar 27,5 GWD/Ton. 1.4. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan 3 Membahas tentang latar belakang, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. BAB II Membahas dasar teori meliputi reaktor secara umum, faktor multiplikasi dan analisis neutronik reaktor. BAB III Membahas daur ulang plutonium dan aktinida minor pada BWR berbahan bakar thorium. BAB IV Membahas hasil dan analisis yang meliputi komposisi masukan, hasil perhitungan input daur ulang dan sebelumnya dan perbandingan dengan reaktor standar. BAB V Penutup Menyimpulkan semua penjelasan memberikan saran yang memungkinkan dapat menjadi alternatif pemecahan masalah. 4