1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu bidang
ilmu pengetahuan yang memerlukan pemahaman dalam mempelajari setiap
materi didalamnya. Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran wajib
yang diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai
dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), untuk membekali siswa dengan
kemampuan berpikir logis, kritis dan kreatif, memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi, memiliki komitmen, kesadaran dan kepedulian terhadap nilai-nilai
sosial
dan
bekerjasama
kemanusiaan,
dan
kemampuan
berkompetisi
dalam
berkomunikasi,
masyarakat,
dan
kemampuan
kemampuan
memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
Sebagai sebuah mata pelajaran wajib, PKn memiliki kandungan
materi yang cukup banyak yang menekankan pada penguatan nilai-nilai
kehidupan. Mengingat cakupan materi yang cukup banyak, seringkali siswa
dihadapkan pada kondisi untuk menghapalkan materi yang cukup banyak
sehingga hal tersebut menjadikan secara umum siswa sering merasa bosan.
Permasalahan ini juga dialami oleh siswa di kelas V SDN Ajibarang Kulon,
dimana berdasarkan hasil wawancara di sana dari 23 siswa di kelas V, sekitar
18 siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, siswa kurang antusias
terhadap mata pelajaran PKn, siswa sering merasa bosan dan malas untuk
1
Upaya Meningkatkan Semangat…, Tyas Febriyanti, FKIP, UMP, 2017
2
mempelajari materi PKn dikarenakan terlalu banyak materi yang harus
dipahami untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil observasi juga menunjukkan bahwa selama pembelajaran PKn,
masih banyak siswa yang kurang memperhatikan pelajaran, senang bermain
dan mengganggu temannya dan lambat dalam mengerjakan tugas, siswa juga
belum aktif bekerja kelompok, dan hanya beberapa siswa dalam kelompok
yang mengerjakan tugas tersebut. Permasalahan lain yang disampaikan oleh
guru adalah bahwa saat pelajaran PKn sering kali siswa tidak mampu
menjawab atau menyelesaikan soal PKn yang diberikan oleh guru.
Permasalahan-permasalahan di atas menyebabkan prestasi siswa
kurang maksimal. Guru juga menjelaskan bahwa terdapat kondisi dimana
sebagian besar siswa tidak mampu menyebutkan nama pahlawan atau tokoh
nasional. Guru merasa sangat prihatin dengan kondisi ini. Siswa lebih mudah
menjelaskan atau menyebutkan tokoh atau artis-artis yang sedang naik daun
saat ini. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa tidak mudah bagi siswa untuk
mengingat tokoh nasional karena pembelajaran mungkin kurang berkesan dan
menarik sehingga sulit dipahami oleh siswa.
Berdasarkan indikasi permasalahan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa sikap semangat kebangsaan siswa masih harus ditingkatkan.
Diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang mampu membuat siswa
mampu memahami materi dengan baik.
Permasalahan lain yang juga dialami siswa adalah prestasi belajar
rendah terutama materi “memahami keputusan bersama”. Hasil wawancara
Upaya Meningkatkan Semangat…, Tyas Febriyanti, FKIP, UMP, 2017
3
dengan guru kelas V menjelaskan bahwa materi tersebut mencakup
pembahasan yang cukup luas yang memerlukan pemahaman dan perlu
banyak membaca serta penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Materi
tersebut merupakan salah satu materi yang sangat penting bagi siswa karena
mengajarkan tentang cara memahami keputusan bersama serta musyawarah
mufakat yang wajib diketahui siswa dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Prestasi belajar yang kurang maksimal juga dapat dilihat dari nilai
Ujian Tengah Semester (UTS) semester I beberapa siswa yang nilainya masih
di bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 76. Peneliti juga
meminta bukti hasil UTS semester I mata pelajaran PKn kepada guru kelas V
di SD Negeri Ajibarang Kulon, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas.
Ujian Tengah Semester (UTS) yang diambil oleh peneliti sebagai bukti yang
menunjukkan prestasi belajar yang rendah yaitu UTS Kelas V mata pelajaran
PKn semester I. Hal tersebut ditunjukkan pada Tabel 1.1 di bawah ini:
Tabel 1.1 Hasil Ujian Tengah Semester (UTS) semester I mata
pelajaran PKn di kelas V SD Negeri Ajibarang Kulon
Jumlah
Siswa
Jumlah Siswa
yang mengikuti
UTS
Jumlah nilai
Rata-rata
Tuntas
23
22
1496
68
6 siswa atau
27,27 %
Penjelasan dari Tabel 1.1 di atas adalah dari 22 siswa yang mengikuti
ujian tengah semester, hanya 6 siswa atau 27,27% siswa yang tuntas belajar
dan memenuhi nilai KKM yang ditentukan yaitu 76. Selain itu nilai rata-rata
Upaya Meningkatkan Semangat…, Tyas Febriyanti, FKIP, UMP, 2017
4
siswa juga rendah yaitu senilai 68. Berdasarkan hasil ujian tengah semester
yang telah diperoleh, maka dapat memberikan penjelasan bahwa prestasi
belajar siswa kelas V SD Negeri Ajibarang Kulon belum maksimal, sehingga
perlu dilakukan sebuah upaya perbaikan. Rendahnya perolehan nilai prestasi
belajar PKn terjadi karena beberapa faktor, diantaranya siswa belum
mempunyai semangat kebangsaan yang tinggi untuk berusaha mempelajari
dan memahami materi PKn, guru belum menggunakan model pembelajaran
yang inovatif dikarenakan terlalu banyak materi yang disampaikan dan waktu
pembelajarannya hanya sedikit.
Berdasarkan kendala yang telah disebutkan di atas, maka peneliti dan
guru kelas V SD Negeri Ajibarang Kulon sepakat untuk berkolaborasi
melakukan
Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK)
untuk
memecahkan
permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas sehingga
tercipta perbaikan dan peningkatan karakter serta prestasi belajar siswa. PTK
merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk mengatasi
permasalahan yang sedang dihadapi. Peneliti dan guru merencanakan untuk
memperbaiki model pembelajaran dikarenakan pembelajaran di kelas V
membutuhkan pembelajaran yang menarik dan berkesan, sehingga peneliti
dan guru berkolaborasi untuk menggunakan model pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)
daftar/ matriks penilaian diri sendiri dengan permainan acak huruf.
VCT daftar/ matriks penilaian diri sendiri dianggap cocok untuk
diterapkan dalam pembelajaran PKn untuk meningkatkan sikap semangat
Upaya Meningkatkan Semangat…, Tyas Febriyanti, FKIP, UMP, 2017
5
kebangsaan karena melihat banyaknya siswa yang umumnya lebih mampu
menilai orang lain dan sangat jarang menilai dirinya sendiri, sehingga peneliti
bermaksud untuk menerapkan pembelajaran yang bertujuan siswa menilai
dirinya sendiri agar mampu berinstropeksi diri. Djahiri (1985: 71)
menjelaskan bahwa VCT jenis ini karena ingin mengajak siswa instropeksi
diri dan membina kejujuran yang lebih baik. Setelah siswa berinstropeksi diri,
maka sikap semangat kebangsaan siswa akan meningkat.
Keunggulan
model
VCT
salah
satunya
dapat
menciptakan
pembelajaran yang mengikutsertakan perasaan dan emosi siswa, sehingga
dapat membuat siswa mencari nilai menurut hakikat kebenaran yang sesuai
dengan hati nurani masing-masing siswa. Soekamto, T. dan Winataputra,
U.S., (1997: 29) menjelaskan bahwa proses belajar dengan mengikutsertakan
emosi dan perasaan siswa ternyata akan memberikan hasil yang lebih baik
dibanding dengan memanipulasi stimuli dari luar saja. Model VCT sangat
cocok digunakan untuk meningkatkan sikap semangat kebangsaan siswa
karena pembelajarannya mengikutsertakan emosi dan perasaan siswa
sehingga siswa dapat berinstropeksi diri untuk menjadi lebih baik lagi.
Selain cocok untuk meningkatkan sikap semangat kebangsaan siswa,
model VCT juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, walaupun tingkat
keberhasilannya lebih banyak kepada peningkatan ranah afektifnya. Model
VCT dapat meningkatkan tiga domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor,
namun setiap domain tersebut dapat meningkat dengan kontribusi yang
berbeda-beda. Rahayudi, Agung, dan Kade (2013: 8) dalam penelitian
Upaya Meningkatkan Semangat…, Tyas Febriyanti, FKIP, UMP, 2017
6
eksperimennya mengemukakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pada prestasi belajar PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran VCT berbantuan Microsoft Power Point
dengan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
konvensional. Berdasarkan jurnal di atas, dapat diketahui bahwa model
pembelajaran VCT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran PKn.
Model VCT lebih optimal apabila digunakan campuran/ variasi
metode dalam pembelajarannya. Djahiri, A.K., (1985: 57) menjelaskan bahwa
untuk pengajaran topik ini sebaiknya digunakan campuran/ variasi metode.
Untuk menciptakan suasana yang mengasyikan dan menyenangkan bagi
siswa, peneliti dan guru melakukan sebuah inovasi agar penggunaan model
VCT lebih efektif dan optimal. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan oleh
peneliti dan guru yaitu dengan memvariasikan permainan dengan model
VCT. Permainan acak huruf dipandang baik karena dengan permainan
tersebut, pembelajaran PKn akan berjalan dengan menarik, menyenangkan
dan kondusif.
Permainan ini sangat menyenangkan bagi siswa dan siswa dapat
berpikir kreatif serta teoretis. Permainan ini dapat membuat siswa berpikir
kreatif dapat dilihat dari cara siswa dalam merangkai huruf menjadi sebuah
kata/ jawaban dari banyaknya huruf yang tersedia. Siswa juga dapat berpikir
teoretis karena permainan ini dapat membantu siswa untuk memahami dan
menghafal materi dengan suasana yang sangat menyenangkan. Hal tersebut
Upaya Meningkatkan Semangat…, Tyas Febriyanti, FKIP, UMP, 2017
7
sesuai dengan jurnal penelitian oleh Lestari, Ngatman dan Suhartono (2014:
4) yang membuktikan bahwa penggunaan media kartu huruf dalam permainan
acak huruf dapat meningkatkan prestasi belajar pada setiap siklus.
Berdasarkan hal tersebut, model VCT daftar/ matriks penilaian diri
sendiri dengan permainan acak huruf tepat digunakan untuk meningkatkan
semangat kebangsaan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn
materi memahami keputusan bersama di kelas V SD Negeri Ajibarang Kulon.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diutarakan di
atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana penerapan model VCT daftar/ matriks penilaian diri sendiri
dengan permainan acak huruf dapat meningkatkan semangat kebangsaan
siswa kelas V pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Ajibarang Kulon?
2.
Bagaimana penerapan model VCT daftar/ matriks penilaian diri sendiri
dengan permainan acak huruf dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas V pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Ajibarang Kulon?
Upaya Meningkatkan Semangat…, Tyas Febriyanti, FKIP, UMP, 2017
8
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk:
1.
Meningkatkan semangat kebangsaan siswa pada mata pelajaran PKn
melalui model VCT daftar/ matriks penilaian diri sendiri dengan
permainan acak huruf di kelas V SD Negeri Ajibarang Kulon.
2.
Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui
model VCT daftar/ matriks penilaian diri sendiri dengan permainan acak
huruf di kelas V SD Negeri Ajibarang Kulon.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat
baik secara teoretis maupun praktis.
1. Manfaat Teoretis
Manfaat penelitian ini secara teoretis dapat memberikan variasi
model-model pembelajaran di kelas terutama dalam mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Penelitian Tindakan Kelas dengan penerapan model VCT
daftar/ matriks penilaian diri sendiri ini dapat membantu siswa untuk
meningkatkan
semangat
pembelajaran sehingga
kebangsaan
prestasi
siswa
dalam
kegiatan
belajar yang diperoleh akan
meningkat.
Upaya Meningkatkan Semangat…, Tyas Febriyanti, FKIP, UMP, 2017
9
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru dalam hal
penggunaan model pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan dalam
proses pembelajaran, sehingga guru dapat mengatasi permasalahan
pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai
secara maksimal.
c. Bagi Sekolah
Penelitian Tindakan Kelas ini dapat memberikan masukan bagi
pihak sekolah dalam mengambil kebijakan untuk memilih dan
menerapkan model, metode, pendekatan, strategi, media serta alat
peraga yang tepat untuk meningkatkan meningkatkan mutu sekolah
dan
keberhasilan
dalam
pembelajaran.
Khususnya
dapat
meningkatkan kualitas pengelolaan pembelajaran PKn di sekolah.
d. Peneliti
Penelitian Tindakan Kelas ini dapat menambah wawasan serta
ilmu pengetahuan mengenai cara belajar yang dapat meningkatkan
kualitas pendidikan.
Upaya Meningkatkan Semangat…, Tyas Febriyanti, FKIP, UMP, 2017
Download