TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus

advertisement
ARTIKEL
AKTIVITAS ANTIBAKTERI CAIRAN BATANG PISANG AMBON (Musa
paradisiaca var Sapientum) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus
DAN Escherichia coli
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm)
Oleh :
FAELGA SARA ROSIANA
050112a026
PROGRAM STUDI ILMU FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016
AKTIVITAS ANTIBAKTERI CAIRAN BATANG PISANG AMBON (Musa
ParadisiacavarSapientum) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus
aureusDAN Escherichia coli
Faelga Sara Rosiana
Program Studi Ilmu Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran,
Email: [email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang : Kebersihan tangan merupakan salah satu hal penting dalam
menjaga kesehatan, selain sabun cuci tangan cairan antiseptik merupakan sediaan
yang digunakan untuk membersihkan tangan. Salah satu tanaman yang dapat
dgunakan sebagai antiseptik adalah batang pisang Ambon.Batang pisang Ambon
sendiri mengandung tanin, saponin, dan flavonoid, yang dapat berfungsi sebagai
antiseptik.Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari cairan
batang pisang Ambon (Musa Paradisiaca var Sapientum) memiliki aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Metode
:Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dan rancangan penelitian
menggunakan Post Test Only Control Group Design. Hasil :berdasarkan hasil uji
LSD pada bakteri Staphylococcus aureus antara kontrol positif dengan konsentrasi
100%b/v memiliki efek yang sama sebagai antibakteri. Pada bakteri Escherichia
coli kontrol positif dengan konsentrasi 50%b/v, 75%b/v, dan 100%b/v memiliki
nilai signifikan <0,05 artinya ketiga konsentrasi tidak memiliki efek yang sama
dengan kontrol positif sebagai antibakteri. Hasil uji daya bunuh menunjukkan
hasil jernih pada konsentrasi 100%b/v artinya memliki efek yangsama dengan
kontrol positif sebagai antibakteri. Kesimpulan :Konsentrasi 100%b/v memiliki
potensi yang sama dengan kontrol positif produk X sebagai antibakteri terhadap
bakteri Staphylococcus aureus.
Kata Kunci
: Antibakteri, Batang Pisang Ambon (Musa Paradisiaca var
Sapientum), Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
Kepustakaan : 26 (1995-2016)
ABSTRACT
BACKGROUND :Hand hygiene is one of the important things in maintaining
health.
Plants that can be used as an antiseptic is banana stem. Banana stem contain
tannins, saponins an flavonoids that can serve as an antiseptic. OBJECTIVE
:This study aims to determine the effect of fluid Ambon banana stem wich has
antibacterial activity to Staphylococcus aureus bacteria and Escherichia coli
bacteria. METHOD :This type of research was an experimental study and
research design used post test only control group design. RESULT : LSD test in
Staphylococcus aureus bacteria between the positive controls at a concentration
100%b/v has the same effect as antibacterial. In Escherichia coli bacteria the
positive controls at a 50%b/v, 75%b/v, 100%b/v have significant value less than
0,05, meaning that third concentration does not have the effect as antibacterial.
Testing killing power shows clear result on 100%b/v concentration meaning that
it has the same effect with positive control as antibacterial. CONCLUSION
:100%b/v haS the same pitential with positive control product X as antibacterial to
Staphylococcus aureus bacteria compared to Escherichia coli bacteria.
KEYWORDS
: Antibacterial, Ambon baba stems (Musa Paradisiaca var
Sapientum), Staphylococcus aureus bacteria and Escherichia
coli bacteria
LITERATURES : 26(1995-20016)
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan pada era modern
ini terutama dalam bidang ilmu sains dan tekhnologi.Perkembangan dan
inovasi-inovasi dalam dunia farmasi pun tidak ketinggalan, semakin hari
semakin banyak jenis dan ragam penyakit yang muncul di masyarakat, hal
ini
yang
menyebabkan
perkembangan
pengobatan
terus
ditingkatkan.Dimulai dari jenis sediaan obat baik yang dalam bentuk solid,
semisolid, bahkan dalam bentuk liquid, sudah dikembangkan oleh para
ahli farmasi dan industri di manca negara.
Indonesia termasuk negara berkembang yang menempati urutan
tertinggi penyebab kesakitan dan kematian akibat penyakit
infeksi.Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh karena bakteri, parasit,
virus, atau jamur (Wahjono, 2007).Infeksi tersebut dapat mengakibatkan
gangguan-gangguan fungsi tubuh sehingga berakibat pada kematian
(Guyton, 2007).
Salah satu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit
adalah Staphylococcus aureus (gram positif) dan Escherichia coli (gram
negatif).Infeksi kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus dapat
berupa jerawat dan impetigo (Jawetz et al., 2001), sedangkan Escherichia
coli merupakan bakteri gram negatif yang sering menyebabkan infeksi
diare pada manusia yang dapat ditularkan melalui air maupun tangan yang
kotor.
Selain sabun cuci tangan cairan antiseptik juga merupakan suatu
sediaan yang digunakan untuk membersihkan tangan baik dari kotoran
maupun bakteri.Cairan antiseptik atau disebut juga dengan cairan obat
yang memiliki keuntungan efek pendinginan pada permukaan tangan saat
digunakan, serta pelepasan obat yang ada didalamnya baik.Cairan
antiseptik ini berguna untuk mencegah, mengurangi ataupun
menghilangkan bakteri yang terdapat pada tangan (Depkes RI, 2009).
Batang pisang sendiri mengandung tanin dan saponin yang
berfungsi sebagai antiseptik (Djulkarnain,1998), pendapat yang berbeda
dikemukakan oleh Budi 2008 dalam Priosoeryanto et al.,(2006) yakni
batang pisang mengandung saponin, antrakuinon, dan kuninon yang
berfungsi sebagai antibiotik dan antiseptik.
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian
tentang batang pisang ambon (Musa Paradisica var Sapientum) memiliki
aktivitas antiseptik terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus.
2. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari cairan
batang pisang Ambon (Musa paradisica var sapientum) memiliki aktivitas
antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus dan
Escherichia coli.
Tujuan khusus
a. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pada
konsentrasi berapa cairan batang pisang Ambon (Musa paradisica var
sapientum) efektif menghambat bakteri Staphylococus aureus dan
Escherichia coli.
b. Mengetahui apakah cairan batang pisang Ambon (Musa paradisica var
sapientum) lebih efektif untuk menghambat bakteri Staphylococus
aureus atau Escherichia coli.
B. METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dan rancangan
penelitian menggunakan Post Test Only Control Group Design.
2. Prosedur Penelitian
a. Alat dan Bahan
Alat: Glas ukur, beaker glas, cawan petri, tabung reaksi, pipet tetes,
lampu bunsen, timbangan analitik, kotak aseptis, inkubator, jangka
sorong, saringan
Bahan: Cairan batang pisang Ambon (Musa Paradisica var
Sapientum), Nutrien agar, bakteri uji yang digunakan adalah
Staphylococus aureus dan Eschericia coli.
b. Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan
Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Diponegoro Semarang untuk mengetahui kebenaran
tumbuhan pisang ambon (Musa Paradisica var Sapientum).
c. Pembuatan Cairan
Pembuatan cairan batang pisang Ambon (Musa paradisica var
Sapientum), yaitu dengan cara ditimbang 50, 75 dan 100 gram batang
pisang Ambon yang telah di panen. Dirajang dan ditaruh diatas
saringan, biarkan cairan batang menetes dan ditampung.Cairan yang
diperoleh kemudian dimasukkan kedalam glas ukur dan diaddkan
hingga volume 100 ml.
d. Alur Penelitian
Penelitian ini menggunakan bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli dengan cairan batang pisang Ambon sebagai zat yang
diuji. Konsentrasi cairan batang pisang Ambon dibagi menjadi 3
kelompok :
1. Kelompok kontrol positif produk X
2. Kelompok konsentrasi 50% b/v
3. Kelompok konsentrasi 75% b/v
4. Kelompok konsentrasi 100% b/v
5. Kelompok kontrol media
Cairan batang pisang Ambon diberikan pada sumuran yang telah
dibuat, kemudian dilakukan inkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam
kemudian dianalisa zona bening yang dihasilkan untuk mendapatkan
data kemudian dilakukan analisis menggunakan SPPS.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. HASIL DETERMINASI TANAMAN
Determinasi dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan
Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang. Hasil kunci
determinasi tanaman pisang Ambon (Musa paradisica var Sapientum)
adalah sebagai berikut: 1b – 2b – 3b – 4b – 12b – 13b – 14b – 17b – 18b –
19b – 20b – 21b – 22b – 23b – 24b – 25b – 26b – 27a – 28b – 29b – 30b –
31a – 32a – 33b – 34b – 333a – 334b – 335a – 336a – 337b – 338a – 339b
– 340a Fam 31. Musaceae – 1 – Genus Musa – Species : Musa
paradisiaca var Sapientum.
2. PEMBUATAN CAIRAN BATANG PISANG AMBON
a. Tanaman batang pisang Ambon (Musa Paradisiaca var Sapientum)
yang digunakan dalam penelitian ini adalah batang pisang Ambon
yang sudah tua memiliki batang berwana hijau yang diperoleh dari
daerah Susukan Ungaran, Kabupaten Semarang. Tanaman ini diambil
dari satu tempat dengan tujuan agar tidak terjadi perbedaan suhu,
kelembaban dan tempat tumbuh sehingga dapat menghindari
heterogenitas sehingga akan didapatkan zat aktif yang sama.
b. Batang pisang Ambon (Musa Paradisiaca var Sapientum)
dikumpulkan, dibersihkan dengan air mengalir sampai bersih. Batang
pisang ambon ditimbang sebanyak 50 gram, 75 gram, dan 100 gram.
Kemudian dihaluskan dengan cara diblender batang pisang Ambon
yang sudah ditimbang kemudian diletakkan diatas saringan dan cairan
yang menetes ditampung. Cairan yang diperoleh di masukkan kedalam
gelas ukur dan ditambahkan aquadest sampai volume menjadi 100 ml.
3. IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF
Untuk mengetahui kandungan flavonoid, tanin , dan saponin caran
batang pisang Ambon (Musa paradisiacal var Sapientum) dilakukan
identifikasi dengan reaksi warna. Cairan batang pisang Ambon
diidentifikasi menggunakan 3 reagen yaitu : FeCl3, HCl, dan H2SO4.
No
1
2
3
Uji senyawa
Ekstrak + aquades panas
dinginkan kemudian kocok
kuat 10 detik hasil berbuih
ditambah HCl
Ekstrak + methanol panaskan
kemudian tambah H2SO4
Ekstrak + aquades panaskan
disaring filtratnya tambah
FeCl3
Hasil
Keterangan
Buih Stabil
+ Saponin
Merah
+ Flavonoid
Hitam kehijauan
+ Tanin
Berdasarkan tabel diatas, perubahan warna yang terjadi
menunjukkan bahwa cairan batang pisang Ambon positif mengandung
senyawa flavonoid, tanin, dan saponin.
4. HASIL ANALISIS DATA
a. Uji Normalitas Daya Hambat pada Staphylococcus aureus
Tabel Uji Normalitas Saphiro Wilk
Kelompok Perlakuan
Kontrol Positif
Konsentrasi 50%
Konsentrasi 75%
Konsentrasi 100%
p-value
1,000
1,000
0,637
0,637
Kesimpulan
Normal
Normal
Normal
Normal
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari hasil uji
normalitas menggunakan uji Saphiro Wilk diperoleh p-value untuk
kelompok kontrol positif, ekstrak etanol batang pisang ambon
konsentrasi 50%, konsentrasi 75%, dan konsentrasi 100% masingmasing sebesar 1,000, 1,000, 0,637, dan 0,637. Oleh karena semua pvalue tersebut lebih besar dari α (0,05), maka semua data dapat
dinyatakan berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Tabel Uji Homogenitas Varian
Lavene Statistic
0,485
Df1
3
Df2
8
p-value
0,702
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil uji
homogenitas varian menggunakan Lavene Test diperoleh p-value 0,702
> α (0,05), ini menunjukkan bahwa data-data daya hambat pada
staphylococcus dari keempat perlakuan dapat dinyatakan memiliki
varian yang homogen.
Jadi syarat uji ANOVA yaitu berdistribusi normal dan memiliki
varian homogen telah terpenuhi, sehingga uji ANOVA dapat dilakukan,
yang mana disajikan sebagai berikut.
c. Uji ANOVA
Tabel Perbedaan Daya Hambat pada Staphylococcus Berdasarkan
Kelompok Perlakuan
Variabel dependen
Daya Hambat
F hitung
6,267
p-value
0,017
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari hasil uji
ANOVA satu jalan diperoleh F hitung = 6,267 dengan p-value 0,017.
Oleh karena p-value 0,017 < α (0,05), maka disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan secara bermakna daya hambat pada staphylococcus
aureus diantara keempat perlakuan (kelompok kontrol positif, cairan
batang pisang ambon konsentrasi 50%, konsentrasi 75%, dan
konsentrasi 100%). Ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
efek secara bermakna diantara keempat perlakuan tersebut terhadap
daya hambat pada staphylococcus aureus.
Untuk mengetahui perlakuan-perlakuan mana yang memiliki
efek daya hambat pada staphylococcus yang berbeda, dilakukan uji Post
Hoc Tests menggunakan uji LSD yang disajikan berikut ini.
d. Uji Post Hoc Test
Uji lanjut untuk mengetahui perlakuan yang mana, yang
memiliki efek yang berbeda, ini dilakukan dengan menggunakan uji
LSD yang disajikan berikut ini.
Tabel Uji Post Hoc
Pasangan Perlakuan
p-value Kesimpulan
Kontrol Positif vs Konsentrasi 50%
0,005
Berbeda signifikan
Kontrol Positif vs Konsentrasi 75%
0,058
Berbeda tidak signifikan
Kontrol Positif vs Konsentrasi 100%
0,760
Berbeda tidak signifikan
Konsentrasi 50% vs Konsentrasi 75%
0,153
Berbeda tidak signifikan
Konsentrasi 50% vs Konsentrasi 100% 0,008
Berbeda signifikan
Konsentrasi 75% vs Konsentrasi 100% 0,094
Berbeda tidak signifikan
Untuk mengetahui perlakuan-perlakuan mana yang memiliki efek
yang berbeda untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus maka dilakukan uji Post HocTest menggunajan uji LSD seperti
pada tabel 4.4 pada kontrol positif dengan konsentrasi 75% b/v dan 100%
b/v memiliki nilai signifikan masing-masing sebesar 0,058 dan 0,760
artinya bahwa kontrol positif dengan konsentrasi 75% b/v dan 100% b/v
memiliki potensi yang sama sebagai antibakteri.
Hasil data uji Post HocTest diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa perlakuan kontrol positif dengan konsentrasi 100% b/v berbeda
tidak signifikan yang artinya memiliki daya antibakteri yang sama dengan
kontrol positif terhadap bakteri Staphylococcusaureus jika dibandingkan
dengan konsentrasi 50% b/v dan 75% b/v
5. ANALISIS DAYA HAMBAT PADA Escherichia coli
a. Uji Normalitas Daya Hambat pada Escherichia coli
Tabel Uji Normalitas Saphiro Wilk
Kelompok Perlakuan
p-value
Kontrol Positif
1,000
Konsentrasi 50%
1,000
Konsentrasi 75%
0,637
Konsentrasi 100%
1,637
Kesimpulan
Normal
Normal
Normal
Normal
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari hasil uji
normalitas menggunakan uji Saphiro Wilk diperoleh p-value untuk
kelompok kontrol positif, cairan batang pisang ambon konsentrasi
50%, konsentrasi 75%, dan konsentrasi 100% masing-masing sebesar
1,000, 1,000, 0,637, dan 1,000. Oleh karena semua p-value tersebut
lebih besar dari α (0,05), maka semua data dapat dinyatakan
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Tabel Uji Homogenitas Varian
Lavene Statistic
0,400
Df1
3
Df2
8
p-value
0,757
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil uji
homogenitas varian menggunakan Lavene Test diperoleh p-value 0,757
> α (0,05), ini menunjukkan bahwa data-data daya hambat pada
Escherichia coli dari keempat perlakuan dapat dinyatakan memiliki
varian yang homogen.
Jadi syarat uji ANOVA yaitu berdistribusi normal dan memiliki
varian homogen telah terpenuhi, sehingga uji ANOVA dapat
dilakukan, yang mana disajikan sebagai berikut.
c. Uji ANOVA
Tabel
Perbedaan Daya Hambat pada Escherichia coliBerdasarkan
Kelompok Perlakuan
Variabel dependen
Daya Hambat
F hitung
11,750
p-value
0,003
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari hasil uji
ANOVA satu jalan diperoleh F hitung = 11,750 dengan p-value 0,003.
Oleh karena p-value 0,003 < α (0,05), maka disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan secara bermakna daya hambat pada E. Coli diantara
keempat perlakuan (kelompok kontrol positif, cairan batang pisang
ambon konsentrasi 50%, konsentrasi 75%, dan konsentrasi 100%). Ini
juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan efek secara bermakna
diantara keempat perlakuan tersebut terhadap daya hambat pada
Escherichia coli.
Untuk mengetahui perlakuan-perlakuan mana yang memiliki
efek daya hambat pada Escherichia coliyang berbeda, dilakukan uji
Post Hoc Tests menggunakan uji LSD yang disajikan berikut ini.
d. Uji Post Hoc Test
Uji lanjut untuk mengetahui perlakuan yang mana, yang
memiliki efek yang berbeda, ini dilakukan dengan menggunakan uji
LSD yang disajikan berikut ini.
Tabel Uji Post Hoc
Pasangan Perlakuan
Kontrol Positif vs Konsentrasi 50%
Kontrol Positif vs Konsentrasi 75%
Kontrol Positif vs Konsentrasi 100%
Konsentrasi 50% vs Konsentrasi 75%
Konsentrasi 50% vs Konsentrasi 100%
Konsentrasi 75% vs Konsentrasi 100%
p-value
0,001
0,001
0,013
0,733
0,067
0,115
Kesimpulan
Berbeda signifikan
Berbeda signifikan
Berbeda signifikan
Berbeda tidak signifikan
Berbeda tidak signifikan
Berbeda tidak signifikan
Untuk mengetahui perlakuan-perlakuan mana yang memiliki
efek yang berbeda untuk menghambat pertumbuhan bakteri
Escherichia colimaka dilakukan uji Post HocTest menggunakan uji
LSD seperti pada tabel 4.11 yang dilakukan pada bakteri Escherichia
coli. Kelompok kontrol positif dan konsentrasi 50% b/v, 75% b/v, dan
100% b/v memiliki nilai signifikan masing-masing sebesar 0,001,
0,001, dan 0,013 yang artinya bahwa ketiga konsentrasi tersebut tidak
memiliki daya hambat yang sama dengan kontrol positif sebagai
antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli.
Cairan batang pisang Ambon lebih efektif terhadap bakteri
gram positif yaitu Staphylococcus aureus hal ini kemungkinan
disebabkan karena bakteri gram positif memiliki kandungan
peptidoglikan yang tinggi dan lipid yang lebih rendah dibandingkan
bakteri gram negatif, sehingga bakteri gram positif lebih polar dan efek
antibakteri dari cairan batang pisang Ambon lebih besar (Pratiwi,
2008).
D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Cairan batang pisang Ambon (Musa Paradisiaca var Sapientum)
memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia
coli dilihat dari nilai KHM.
2. Cairan batang pisang Ambon (Musa Paradisiaca var Sapientum) pada
konsentrasi 100% b/v mampu menghambat dan membunuh bakteri
Staphylococcus aureus yang sebanding dengan antiseptik tangan produk
X.
E. UCAPAN TERIMAKASIH
Seluruh civitas akademika STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, Ketua
Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran serta pihak yang
membantu terselesaikannya penelitian ini.
F. DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
11.Jakarta: EGC
Jawetz M; Adelberg’s. Mikrobiologi Kedokteran. edisi 23. Alih Bahasa:
Huriwati Hartantodkk. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Cetakan I, 2008.
Markham, K.R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, diterjemahkan oleh
Kosasih Padmawinata, 15, Penerbit ITB, Bandung.
Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga Medicial Series. Jakarta.
Saifuddin, 2005. Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan
Kesehatan denghan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wahyono, Hendro et. al, Preventing Nosocomial Injection; Improving
Compliance With Standard Precautions In An Indonesian Teaching
Hospital. Jounal Of Hospital Injection 2006
Download