BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Secara epistemology istilah kata komuikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa latin yakni communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Sama dalam arti kata ini bisa diinterpretasikan dengan pemaknaan adalah sama makna.mengenai suatu hal. Komunikasi berlangsung apabila diantara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan terhadap suatu hal yang dikomunikasikan. Jika seseorang mengerti mengenai akan suatu hal yang disampaikan oleh orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan kata lain hubungan diantara mereka bersifat komunikatif (Effendy, 2004:30). Definisi komunikasi menurut Berelson dan stainer dalam Fisher adalah penyampaian ide, informasi, emosi, keterampilan, dan seterusnya melalui symbol kata, angka, grafik dan lain-lain (Fisher, 1990 : 10). Shannon dan Weaver menyatakan bahwa komunikasi menyangkut semua prosedur melalui pikiran seseorang dapat mempengaruhi orang lain (Effendy, 1986 : 9). Harold Lasswell mengatakan bahwa cara yang paling baik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut; “who says what in which channel to whom with what effect” (Effendy, 2004:10) paradigma Lasswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertannyaan yang diajukan itu, yakni: Universitas Sumatera Utara - Komunikator - Pesan (message) - Media (channel, media) - Komunikan (communicat, communicate, receiver, recipient) - Efek (effect, influence) II.1. 1 Proses Komunikasi Proses komunikasi dapat diartikan sebgai “Transfer informasi” atau pesanpesan (messages) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan (Ruslan, 2003 :73). Esensi dalam proses komunikasi adalah untuk memperoleh kesamaan makna di antara orang yang terlibat dalam proses komunikasi antar manusia. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Proses komunikasi terbagi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder (Effendy, 2000 : 11). a. Proses Komunikasi secara Primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambing (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, warna, gambar, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Universitas Sumatera Utara b. Proses Komunikasi secara Sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media perantara. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relative jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Pada umumnya kalau kita berbicara di kalangan masyarakat, yang dinamakan media komunikasi itu adalah media kedua sebagaimana diterangkan di atas. Jarang sekali orang menganggap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa sebagai lambang(symbol) beserta isi (content) – yakni pikiran atau perasaan – yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message), yang tak dapat dipisahkan. Tidak seperti media dlam bentuk surat, telepon, radio da lain-lainnya yang jelaa tidak selalu dipergunakan. Tampaknya seolah-olah orang tak mungkin berkomunikasi tanpa bahasa, tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa surat, atau telepon, atau televisi, dan sebagainya. II.1. 2 Elemen-elemen Komunikasi Rasberry dan Lindsay (Pohan, 2005 : 55) merinci elemen-elemen komunikasi yang biasanya terjadi dalam peristiwa proses komunikasi manusia dengan relative lebih lengkap, antara lain: Universitas Sumatera Utara 1) Sumber (source, encoder, communication, sender, initiator), adalah setiap orang (kelompok, lembaga) yang mengambil inisiatif, memprakarsai penyampaian pesan-pesan, ide-ide, buah pikiran, gagasan. 2) Penyandian (enconding), sintem saraf pusat dari komunikator atau inisiator mengubah rangsangan pikiran dan ide-ide itu dari symbol, tanda, lambang, bunyi, dan suara gerak tubuh guna membawa pesan secara sempurna. 3) Pesan-pesan (messages), adalah keseluruhan dari system symbol, kata-kata, bunyi, ekspresi muka, ekspresi vocal, gerak tubuh, penampilan dan lain-lain yang membawa makna tertentu bagi penerima (receiver) atau pendengarnya. 4) Pengiriman atau penyampaian (transmission), pesan-pesan yang sudah diinformasikan dalam bentuk bahasa verbal dan nonverbal tersebut dikirim kepada lingkungan, ini memungkinkan ketersediaan dan kemudahan bagi penerima sehingga otak dan otot penerima menanggapinya dalam berbagai bentuk reaksi seperti suara, gerakan tubuh dan sebagainya. 5) Saluran (channel, medium), adalah sarana terpilih seperti: surat, telepon, tatap muka dan lain-lain untuk melalui mana pesan-pean dikirim kepada orang yang dituju (individu, kelompok kecil, group, organisasi) 6) Penerima (receiver), adalah penerima,pendengar, mitra bicara dimana tanggapannya tergantung pada sejauh mana ketepatan atau ketelitian dalam mengutamakan pemilihan rasa, kebutuhan, lingkungan, dan pemahaman terhadap pesan serta menaruh kepercayaan terhadap kejujuran komunikator. Universitas Sumatera Utara 7) Pemaknaan sandi (decoding) atau menterjemahkan sandi, adalah proses mental (psikologis) dimana penerima menterjemahkan (decoding) symbol bahasa verbal dan nonverbal yang digunakan komunikator tersebut ke dalam pengertiannya. 8) Penafsiran pesan (interpreting), adalah proses menyeleksi secara mental dalam diri penerima dalam menafsirkan pesan yang diterimanya menurut kompleks latar belakang seperti: pengetahuan, sikap, pengalaman, tingkat pendidikan dan budaya serta sistem sosial dimana penerima hidup dan dibesarkan. 9) Umpan balik (feedback), adalah tanggapan kembali penerima (receiver) terhadap pesan yang dapat dipahami dan dirasakan kembali kepada komunikator. Kemampuan ketepatan komunikator menangkap keseluruhan tanggapan penerima (receiver) yang diungkapkan baik secara sadar maupun tidak sadar, dinyatakan dalam kompleks tanggapan berupa ekspresi vocal, ekspresi muka, dan petunjuk nonverbal lainnya, keseluruhan tanggapan kembali tersebut sangat penting bagi pengukuran efektivitas sejauh mana tingkat keberhasilan komunikasi tercapai. II.1. 3 Fungsi Komunikasi Effendi (2000 : 27) menjelaskan, apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran pesan dan berita, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta, dan ide, maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1) Informasi : Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, agar dapat mengambil keputusan yang tepat. 2) Sosialisasi (pemasyarakatan) : Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarkat. 3) Motivasi : Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. 4) Perdebatan dan diskusi : Menyediakan dan saling tukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah public, menyediakan bukti-bukti yng relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegitan bersama di tingkat internasional, nasional, dan lokal. 5) Pendidikan : Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yng diperlukan pada semua bidang kehidupan. 6) Memajukan kebudayaan : Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan Universitas Sumatera Utara memperluas horizon seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya. 7) Hiburan : Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusasteraan, musik, komedi, olahraga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu. 8) Integrasi : Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenl dan mengerti dan menghargai kondisi, pendangan, dan keinginan orang lain. Sedangkan menurut Harold D. Lasswell, proses komunikasi di masyarakat menunjukkan tiga fungsi : 1) Pengamatan terhadap lingkungan (the surveillance of the environment), penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya. 2) Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika menanggapi lingkungan (correlation of the components of society in making a response to the environment). 3) Penyebarluasan warisan sosial (transmission of the social inheritance). Disini berperan sebagai pendidik, baik dalam kehidupan rumah tangganya maupun di sekolah, yang meneruskan warisan sosial kepada keturunan berikutnya. Universitas Sumatera Utara II.2 Komunikasi Massa II.2.1 Karakteristik Komunikasi Massa Ciri-ciri dan karakteristik komunikasi massa meliputi sifat dan unsure yang tercakup didalamnya (Suprapto, 2006:13). Adapun karakteristik komunikasi massa adalah: 1. Sifat komunikan, yaitu komunikasi massa yang ditujukan kepada khalayak yang jumlahnya relative besar, heterogen, dan anonym. Jumlah besar yang dimaksud hanya dalam periode waktu yang singkat saja dan tidak dapat diukur, beberapa total jumlahnya. Bersifat heterogen berarti khalayak bersifat berasal dari latar belakang dan pendidikan, usia,suku, agama dan pekerjaan yang beragam, sehingga faktor yang menyatukan khalayak yang heterogen ini adalah minat dan kepentingan yang sama. Anonim berarti bahwa komunikator tidak mengenal siapa khalayaknya, apa pekerjaannya, berapa usianya, dan lain sebagainya. 2. Sifat media massa, yaitu serempak dan cermat. Serempak (simultaneity) berarti bawa keserempakan kontak antara komunikator dengan komunikan yang demikian besar jumlahnya. Pada saat yang sama, media massa dapat membuat khalayak secara serempak dapat menaruh perhatian kepada pesanyang disampaikan oleh komunikator. Selain itu sifat dari media massa adalah cepat (rapid), yang berarti memungkinkan pesan yang disampaikan pada banyak orang dalam waktu yang cepat. Universitas Sumatera Utara 3. Sifat pesan, pesan yang disampaikan melalui media massa adalah bersifat umum (public). Media massa adalah sarana untuk menyampaikan pesan kepada khalayak, bukan untuk kelompok orang tertentu. Karena pesan kepada khalayak, bukan untuk kelompok orang tertentu. Karena pesan komunikasi melalui media massa bersifat umum, maka lingkungannya menjadi universal tentang segala hal, dan dari berbagai tempat diseluruh dunia. Sifat lain dari pesan melalui media massa adalah sejenak (transient), yaitu hanya untuk sajian seketika saja. 4. Sifat komunikator, karena media massa merupakan lembaga organisasi, maka komunikator dalam media massa, seperti wartawan, sutradara, penyiar, pembawa acara, adalah komunikator yang terlembagakan. Media massa merupakan organisasi yang rumit, pesan-pesan yang disampaikan kepada khalayak adalah hasil kerja kolektif, oleh sebab itu, berhasil tidaknya komunikasi massa ditentukan oleh berbagai faktor yang terdapat dalam organisasi massa. Sifat atau efek yang ditimbulkan pada komunikan tergantung pada tujuan komunikasi yang dilakukan oleh para komunikator. Apakah tujuannya agar komunikan hanya sekedar tahu saja, atau komunikan merubah sikap atau pandangannya, atau komunikan dapat berubah tingkah lakunya, bahkan komunikan hanya mengkonsumsi berita sesuai dengan kebutuhan yang ingin mereka dapatkan dari media. II.2.2 Fungsi Komunikasi Massa Universitas Sumatera Utara Menurut Cangara, komunikasi tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita atau pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta, dan ide (Winardono, 2006 : 57). Komunikasi massa dapat berfungsi untuk : a. Informasi, yaitu kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta, opini, pesan, komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi diluar dirinya. Baik itu dalam lingkungan daerah maupun internasional. b. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif. c. Motivasi, mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain memalui apa yang mereka baca, lihat, dengar melalui media massa. d. Bahan diskusi, yaitu menyediakan informasi untuk menacapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak. e. Pendidikan, yaitu dengan menyajikan informasi yang mengandung nilai edukasi, sehingga membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara informal. f. Memajukan kebudayaan, media massa menyebarluaskan hasil-hasil kebuadayaan melalui pertukaran siaran radio, televisi, atau media cetak.pertukaran ini memungkinkan peningkatan daya kreativitas guna Universitas Sumatera Utara memajukan kebudayaan nasional masing-masing negara, serta memperkuat kerjasama masing-masing negara. g. Hiburan, media massa adalah sarana yang banyak menyita waktu luang semua golongan usia, dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga. Sifat estetikanya dituangkan dalam bentuk lagu, lirik, bunyi, gambar, dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya hiburan lain. h. Integrasi, yaitu banyaknya negara-negara didunia dewasa ini diguncang oleh kepentingan-kepentingan tertentu, karena perbedaan etnis dan ras. Komunikasi seperti satlit dapat digunakan untuk menghubungkan perbedaanperbedaan itu dalam memupuk dan mempekokoh persatuan dan kesatuan bangsa. II.3 Televisi sebagai media komunikasi massa Komunikasi massa dengan media televisi merupakan proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu televisi. kelebihan media televisi terletak pada kekuatannya menguasai jarak dan ruang, sasaran yang dicapai untuk mencapai massa cukup besar. Nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan sangat cepat. Menurut effendi (2002 : 21), seperti halnya media massa lain, televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi : 1. Fungsi Informasi (The Information Function) Universitas Sumatera Utara Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana informasi tidak hanya dalam bentuk siaran pandang mata, atau berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi gambar-gambar yang factual, akan tetapi juga menyiarkan bentuk lain seperti ceramah, diskusi dan komentar. Televisi dianggap sebagai media massa yang mampu memuaskan pemirsa dirumah jika dibandingkan dengan media lainnya. Hal ini dikarenakan efek audio dan visual yang memiliki unsur immediacy dan realism. Immediacy, mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh stastiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh para pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung. Penyiar yang sedang membaca berita, pemuka masyarakat yang sedang membaca pidato atau petinju yang sedang melancarkan pukulannya, tampak dan terdengar oleh pemirsa, seolah-olah mereka berada ditempat periatiwa itu terjadi, meskipun mereka berada dirumah masing-masing jauh dari tempat kejadian, tapi mereka dapat menyaksikan pertandingan dengan jelas dari jarak yang amat dekat. Lebihlebih ketika menyaksikan pertandingan sepak bola, misalnya mereka akan dapat melihat wajah seorang penjaga gawang lebih jelas, dibandingkan dengan jika mereka berdiri di tribun sebagai penonton. Realism, yang berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera apa adanya sesuai dengan kenyataan ketika suatu acara ditayangkan secara langsung (Live). Jadi pemirsa langsung dapat melihat dan mendengar sendiri. Bedanya televisi dengan media cetak adalah berita yang disampaikan langsung direkam Universitas Sumatera Utara dan hanya menggunakan sedikit editan untuk mendapatkan inti dari kejadian yang ingin disampaikan, sedangkan bila di media cetak, berita yang sama harus mengalami pengolahan terlebih dahulu oleh wartawan baru kemudian disajikan pada pembaca. 2. Fungsi Pendidikan (The Education Function) Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak dan disampaikan secara simultan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat televisi menyiarkan acaranya secara teratur dan terjadwal seperti pelajaran bhasa Indonesia, matematika, dan lainnya. Selain itu televisi juga menyajikan acara pendidikan yang bersifat informal seperti sandiwara, legenda, dan lain-lain. 3. Fungsi Hiburan (The Entertaint Function) Dalam negara yang masyarakatnya masih bersifat agraris, fungsi hiburan yang melekat pada televisi siarannya tampaknya lebh dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti karena pada layar televisi dapat menampilkan gambar hidup beserta suaranya bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati di rumah-rumah oleh seluruh keluarga, serta dapat dinikmati oleh khalayak yang tidak dimengerti bahasa asing bahkan yang tuna aksara. Universitas Sumatera Utara II.4 Program Acara Tayangan Televisi Pengaruh siaran televisi terhadap sistem komunikasi tidak pernah terlepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Menurut Prof.Dr. R, Mar’at, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan bagi para penontonnya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh psikologis dari televisi itu sendiri, dimana televisi seakan-akan menghipnotis penonton, sehingga mereka terhanyut dalam keterlibatan akan kisah atau peristiwa yang disajikan oleh televisi (Effendy, 2002 : 122). Frank Jefkins (Effendy, 2002 : 105-108) menyebutkan ada sejumlah karakteristik khusus dalam program acara, yaitu : 1. Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi, dan warna. 2. Pembuatan program televisi lebih mahal dan lama. 3. Karena menghandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu yang nampak haruslah dibuat semenarik mungkin. Sedangkan program acara televisi terdiri dari : a. Buletin berita nasional, seperti : Siaran berita atau bulletin berita regional yang dihasilkan oleh stasiun televisi swasta lokal. b. Liputan-liputan khusus yang membahas tentang berbagai masalah actual secara lebih mendalam. Universitas Sumatera Utara c. Program-program acara olahraga, baik olah raga di dalam atau diluar ruangan, yang disiarkan langsung atau tidak langsung dari dalam atau luar negeri. d. Program acara mengenai topik-topik khusus yang bersifat informatif, seperti : acara memasak, berkebun, dan acara kuis dan lain sebagainya. e. Acara drama, terdiri dari : sinetron, sandiwara, komedi, film, dan lain sebagainya. f. Acara musik, seperti konser music pop, music rock, dangdut, klasik, dan lain sebagainya. g. Acara bagi anak-anak, seperti penayangan film kartun. h. Acara-acara keagamaan, seperti siraman rohani, acara ramadhan, dan hari-hari besar keagamaan lainnya. i. Program acara yang membahas tentang ilmu pengetahuan dan pendidikan. j. Acara bincang-bincang atau sering juga disebut dengan talkshow. II.5 Teori S-O-R Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organisn-Response. Ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi teori komunikasi, tidak Universitas Sumatera Utara mengherankan, karena objek yang material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi. Menurut stimulus respons ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesandan reaksi komunikan. Elemen-elemen utama dari teori ini adalah : a. Pesan (stimulus. S) b. Komunikan (Organism, O) c. Efek (Response, R) Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate dalam hal how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia”, perubahan serta pengukurannya mengutip pendapat Hovland, Janis, Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu : a. Perhatian b. Pengertian Universitas Sumatera Utara c. Penerimaan Organism stimulus - perhatian pengertian penerimaan Response (Perubahan Sikap) Gambar : Teori S-O-R Gamabar di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap (Effendy, 2004 : 254). Universitas Sumatera Utara Teori ini, pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksii terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Prinsip teori ini merupakan dasar dari teori jarum hipodermik, teori klasik mengenai terjadinya efek media massa yang sangat berpengaruh. Seperti yang telah dijelaskan diatas, teori jaruh hipodermik memandang bahwa sebuah pemberitaan di media massa diibaratkan sebagai obat yang disuntikkan kedalam pembuluh darah audience, yang kemudian audience akan bereaksi seperti yang diharapkan. Dalam masyarakat massa, prinsip ini mengasumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan oleh media dan didistribusikan secara sistematis dan dalam skala yang luas. Sehingga secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh sejumlah individu, bukan ditujukan pada orang perorang. Kemudian sejumlah besar individu itu akan merespon pesan informasi itu. Pada tahun 1970, Melvin DeFleur melakukan modifikasi terhadap teori ini yang dikenal sebagai perbedaan individu dalam komunikasi massa (individual differences). Disini diasumsikan bahwa pesan-pesan media berisi stimulus tertentu yang berinteraksi secara berbeda-beda dengan karakteristik pribadi dari para anggota audience. Teori DeFleur secara eksplisit telah mengakui adanya intervensi variabelvariabel psikologis yang berinteraksi dengan terpaan media massa dalam menghasilkan respon. (Bungin, 2006 : 277). Universitas Sumatera Utara Teori S-O-R ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsangan (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya, kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya bicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perlaku seseorang, kelompok, atau masyarakat. Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan prilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar individu, yang terdiri dari : a. Stimulus (rangsangan) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi apabila stimulus diterima oleh organism berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif. b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dan organism (diterima), maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya. c. Setelah itu, organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap). Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan, maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut(perubahan prilaku). http://www.geocities.com/klinikikm/pendidikan-perilaku/perubahan-perilaku.htm Selanjutnya, teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsangan) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus Universitas Sumatera Utara semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting. Pendekatan teori S-O-R lebih mengutamakan cara-cara pemberian imbalan yang efektif agar komponen konasi dapat diarahkan pada sasaran yang dikehendaki. Pemberian informasi sangat penting untuk dapat mengubah komponen kognisi. Komponen kognisi merupakan dasar untuk memahami dan mengambil keputusan agar dalam keputusan itu terjadi keseimbangan. Keseimbangan inilah yang merupakan sistem dalam menentukan arah dan tingkah laku seseorang. Dalam penentuan arah itu terbentuk pula motif yang mendorong terjadinya tingkah laku tersebut. Dinamika tingkah laku disebabkan pengaruh internal dan eksternal. II.6 Psikologi Remaja Masa remaja menurut Mappiare (Ali, 2004 : 9), berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal dan usia 17/18 tahun sampai degan 21/22 tahun adalah remaja akhir. Pada usia ini, umumnnya anak sedang duduk du bangku sekolah menengah. Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Istilah adolescene sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, Universitas Sumatera Utara emosional, sosial dan fisik. Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. Namun perlu ditekankan disini adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi maupun fisik. Masa remaja seringkali dikenal dengan masa mencari jati diri, oleh Erickson (Ali, 2004 : 16) disebut dengan identitas ego (ego identity). Ini terjadi karena masa remaja merupakan peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Ditinjau dari segi fisiknya, mereka sudah bukan anak-anak lagi melainkan sudah seperti orang dewasa, oleh karena itu, ada sejumlah sikap yang sering ditunjukkan oleh remaja. Yaitu sebagai berikut : 1. Kegelisahan Sesuai dengan fase perkembangannya, remaja mempunyai banyak idealisme, angan-angan, atau keinginan yang hendak diwujudkan di masa depan. Namun sesungguhnya belum memiliki banyak kemampuan untuk mewujudkan semua itu. Tarik menarik antara angan-angan yang tinggi Universitas Sumatera Utara dengan kemampuannya yang masih belum memadai mengakibatkan mereka diliputi oleh perasaan gelisah. 2. Pertentangan Sebagai individu yng sedang mencari jati diri, remaja berada pada situasi psikologis antara ingin melepaskan diri dari orang tua dan perasaan masih belum mampu untuk mandiri. Oleh Karen itu pada umumnya remaja seringkali mengalami kebingungan karena sering terjadi pertentangan pendapat antara mereka dan orangtua. 3. Mengkhayal Keinginan untuk menjelajah dan bertulang tidak semuanya tersalurkan. Biasanya hambatan dari segi keuangan atau biaya. Sebab, menjelajah lingkungan sekitar yang luas akan membutuhkan biaya yang banyak, padahal kebanyakan remaja hanya memperoleh uang dari pemberian orangtuanya. Akibatnnya mereka lalu mengkhayal, mencari kepuasan, bahkan menyalurkan khayalannya melalui dunia fantasi. 4. Aktivitas Berkelompok Berbagai macam keinginan para remaja sering tidak dapat terpenuhi karena bermacam-macam kendala, dan yang sering terjadi adalah tidak tersedianya biaya. Adanya bermacam-macam larangan dari orangtua seringkali melemahkan semangat dari para remaja. Kebanyakan remaja kemudian menemukan jalan keluar dari kesulitannya setelah mereka berkumpul dengan Universitas Sumatera Utara rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama. Mereka melakukan suatu kegiatan secara berkelompok sehingga berbagai kendala dapat diatasi bersama-sama. 5. Keinginan Mencoba Segala Sesuatu Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (High curiosity). Karena dorongan oleh rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin berpetualang, menjelajah segala sesuatu, dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Oleh karena itu, yang amat penting bagi remaja adalah memberikan bimbingan agar rasa ingin tahunya yang tinggi dapat terarah kepada kegiatan-kegiatan positif, kreatif, dan produktif, misalnya ingin menjelajah alam sekitar untuk kepentingan penyelidikan dan ekspedisi. Ali (2004 : 27) juga menjelaskan bahwa pada tahap perkembangan kreativitas remaja pada usia 15 hingga 18 tahun berada pada tahap operasional formal. Pada masa ini, remaja telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaannya yang merupakan hasil dari berfikir logis. Aspek perasaan dan moralnya juga telah berkembang sehingga dapat mendukung penyelesaian tugas-tugasnya. Dilihat dari perspektif ini, perkembangan kreativitas remaja berada pada posisi seiring dengan tahapan operasional formal. Artinya, perkembangan kreativitasnya sedang berada pada tahap yang amat potensial. Ciri-ciri kreativitas antara lain adalah : 1. Senang mencari pengalaman baru, 2. Memiliki keasyikan dalam mengrjakan tugas-tugas yang sulit, Universitas Sumatera Utara 3. Memiliki inisiatif, 4. Memiliki ketekunan yang tinggi, 5. Cenderung kritis terhadap orang lain, 6. Berani menyatakan pendapat dan keyakinannya, 7. Selalu ingin tahu, 8. Peka atau perasa, 9. Enerjik dan ulet, 10. Menyukai tugas-tugas yang majemuk, 11. Percaya kepada diri sendiri, 12. Mempunyai rasa humor, 13. Memiliki rasa keindahan, 14. Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi. Dalam perkembangannya, banyak remaja sekarang menghabiskan waktu didepan televisi, radio, video dan media-media lain yang memiliki pengaruh penting di dalam hidup banyak remaja. Arnett (Santrock, 2003 : 315) menjelaskan fungsi media massa bagi remaja diantaranya adalah: 1. Hiburan Remaja seperti halnya orang dewasa, sering menggunakan media sekedar untuk hiburan dan perbedaan yang menyenangkan dari kesibukan keseharian. 2. Informasi Remaja menggunakan media untuk mendapatkan informasi, terutama tentang topik yang menyangkut minat mereka. 3. Sensasi Universitas Sumatera Utara Remaja cenderung untuk lebih mencari sensasi dibanding orang dewasa; media tertentu memberikan rangsangan terus-menerus dan baru yang menarik remaja. 4. Menaggulangi kesulitan Remaja menggunakan media untuk menangulangi kelelahan dan ketidakbahagiaan. Dua respon penanggulangan yang dilakukan remaja adalah mendengarkan musik dan menonton televisi. 5. Model peran berdasarkan jenis kelamin Media memberikan model peranan wanita dan pria; gambaran media-media ini mengenai wanita dan pria dapat mempengaruhi sikap dan perilaku remaja terhadap gender. 6. Jati diri budaya orang muda Penggunaan media memberikan banyak remaja perasaan terhubung dengan jaringan dan budaya teman sebaya, yang lebih luas, yang tergabung oleh jenis-jenis nilai dan ketertarikan yang disampaikan media yang berorientasi remaja. II.7 Minat N. As’ad (1991 : 54) mendefinisikan minat sebagai sikap yang membuat seseorang senang terhadap suatu objek, situasi, dan ide-ide tertentu. Universitas Sumatera Utara Menurut Effendy (1986 : 103) minat adalah kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati oleh seseorang diperhatikan secara terus menerus dan disertai dengan rasa senang. Minat juga merupakan sikap yang dapat membuat seseorang senang terhadap objek, situasi atau ide-ide tertentu yang biasanya diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi tersebut. Minat seseorang baik bersifat sementara maupun tetap dan berbagai sistem motivasi yang dominan merupakan faktor penentu internal yang benar-benar mendasar dalam mempengaruhi perhatiannya. Bentuk-bentuk minat adalah sebagai berikut : (Rakhmat, 2005 : 51-52) 1. Perhatian Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi apabila kita mengkosentrasikan diri pada salah satu alat indra yang lain (Rakhmat, 2005:51). Secara eksternal, stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol antara lain : gerakan, intensitas stimuli, kebaruan dan perulangan. Secara internal, ada beberapa faktor yang menarik perhatian kita yaitu biologis dan faktor sosiopsikologis. Motif sosiogenesis, kebiasaan dan kemauan, juga mempengaruhi apa yang kita perhatikan. 2. Persepsi Universitas Sumatera Utara Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi juga merupakan memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli) (Rakhmat, 2005 : 52). Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah faktor fungisional yang berasal dari kebutuhan, pengalaman, masa lalu dan hal-hal lainnya yang kita sebut dengan faktor personal; faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimui fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkan pada sistem saraf individu; faktor situasional yaitu berkaitan dengan bahasa nonverbal seperti petunjuk prosemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik; dan faktor personal terdiri atas pengaalaman, olaman, motivasi, dan kepribadian. 3. Keinginan Keinginan erat kaitannya dengan tindakan, bahkan ada yang mendefinisikan keinginan adalah tindakan yang merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuan. Menurut Richard Dewey dan W.J Humber, keinginan merupakan : (1) hasil keinginan untuk mencapai tujuan tertentu yang begitu kuat sehingga mendorong orang untuk mengorbankan nilai-nilai lain, yang tidak sesuai dengan pencapaian tujuan, (2) berdasarkan pengetahuan tentang, cara-cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan; (3) dipengaruhi oleh kecerdasan dan energi yang diperlukan untuk mencapai tujuan; (4) pengeluaran energi yang sebenarnya dengan satu cara yang tepat untuk mencapai tujuan (Rakhmat, 2005 : 43). Universitas Sumatera Utara Minat itu sendiri senantiasa terarahkan kepada suatu hal atau suatu objek. Tidak adanya minat tanpa ada objek. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan terbentuk karena adanya kebutuhan seseorang sepanjang perkembangan seseorang tersebut. Kebutuhan ini sebagai stimulus atau perangsang. Jadi agar stimulus dapat menimbulkan minat tentu haruslah menarik minat (manusia cenderung menyukai yang menarik bagi diri dan menguntungkannya). Bagaimana agar stimulus tersebut dapat menarik, haruslah melalui proses : a) Adanya perhatian terhadap stimulus b) Stimulus dapat mengerti c) Stimulus tersebut dapat diterima (penerimaan) Ketiga kondisi tersebut adalah proses timbulnya minat terhadap stimulus.. Objek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tayangan jejak petualang yang ditayangkan oleh Trans 7. Universitas Sumatera Utara