BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Secara epistemology

advertisement
BAB II
URAIAN TEORITIS
II.1 Komunikasi
Secara epistemology istilah kata komuikasi atau dalam bahasa Inggris
communication berasal dari bahasa latin yakni communicatio, dan bersumber dari
kata communis yang berarti “sama”. Sama dalam arti kata ini bisa
diinterpretasikan dengan pemaknaan adalah sama makna.mengenai suatu hal.
Komunikasi berlangsung apabila diantara orang-orang yang terlibat terdapat
kesamaan terhadap suatu hal yang dikomunikasikan. Jika seseorang mengerti
mengenai akan suatu hal yang disampaikan oleh orang lain kepadanya, maka
komunikasi berlangsung. Dengan kata lain hubungan diantara mereka bersifat
komunikatif (Effendy, 2004:30).
Definisi komunikasi menurut Berelson dan stainer dalam Fisher adalah
penyampaian ide, informasi, emosi, keterampilan, dan seterusnya melalui symbol
kata, angka, grafik dan lain-lain (Fisher, 1990 : 10). Shannon dan Weaver
menyatakan bahwa komunikasi menyangkut semua prosedur melalui pikiran
seseorang dapat mempengaruhi orang lain (Effendy, 1986 : 9).
Harold Lasswell mengatakan bahwa cara yang paling baik untuk menjelaskan
komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut; “who says
what in which channel to whom with what effect” (Effendy, 2004:10) paradigma
Lasswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai
jawaban dari pertannyaan yang diajukan itu, yakni:
Universitas Sumatera Utara
-
Komunikator
-
Pesan (message)
-
Media (channel, media)
-
Komunikan (communicat, communicate, receiver, recipient)
-
Efek (effect, influence)
II.1. 1 Proses Komunikasi
Proses komunikasi dapat diartikan sebgai “Transfer informasi” atau pesanpesan (messages) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima
pesan sebagai komunikan (Ruslan, 2003 :73). Esensi dalam proses komunikasi
adalah untuk memperoleh kesamaan makna di antara orang yang terlibat dalam
proses komunikasi antar manusia.
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Proses
komunikasi terbagi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder (Effendy,
2000 : 11).
a. Proses Komunikasi secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambing (symbol)
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah
bahasa, kial, isyarat, warna, gambar, dan lain sebagainya yang secara langsung
mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada
komunikan.
Universitas Sumatera Utara
b. Proses Komunikasi secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media perantara.
Seorang komunikator
menggunakan media
kedua dalam melancarkan
komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relative
jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio,
televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam
komunikasi.
Pada umumnya kalau kita berbicara di kalangan masyarakat, yang dinamakan
media komunikasi itu adalah media kedua sebagaimana diterangkan di atas. Jarang
sekali orang menganggap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini disebabkan oleh
bahasa sebagai lambang(symbol) beserta isi (content) – yakni pikiran atau perasaan –
yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message), yang tak dapat dipisahkan. Tidak
seperti media dlam bentuk surat, telepon, radio da lain-lainnya yang jelaa tidak selalu
dipergunakan. Tampaknya seolah-olah orang tak mungkin berkomunikasi tanpa
bahasa, tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa surat, atau telepon, atau
televisi, dan sebagainya.
II.1. 2 Elemen-elemen Komunikasi
Rasberry dan Lindsay (Pohan, 2005 : 55) merinci elemen-elemen komunikasi
yang biasanya terjadi dalam peristiwa proses komunikasi manusia dengan relative
lebih lengkap, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1)
Sumber (source, encoder, communication, sender, initiator), adalah setiap orang
(kelompok, lembaga) yang mengambil inisiatif, memprakarsai penyampaian
pesan-pesan, ide-ide, buah pikiran, gagasan.
2)
Penyandian (enconding), sintem saraf pusat dari komunikator atau inisiator
mengubah rangsangan pikiran dan ide-ide itu dari symbol, tanda, lambang,
bunyi, dan suara gerak tubuh guna membawa pesan secara sempurna.
3)
Pesan-pesan (messages), adalah keseluruhan dari system symbol, kata-kata,
bunyi, ekspresi muka, ekspresi vocal, gerak tubuh, penampilan dan lain-lain
yang membawa makna tertentu bagi penerima (receiver) atau pendengarnya.
4)
Pengiriman atau penyampaian (transmission), pesan-pesan yang sudah
diinformasikan dalam bentuk bahasa verbal dan nonverbal tersebut dikirim
kepada lingkungan, ini memungkinkan ketersediaan dan kemudahan bagi
penerima sehingga otak dan otot penerima menanggapinya dalam berbagai
bentuk reaksi seperti suara, gerakan tubuh dan sebagainya.
5)
Saluran (channel, medium), adalah sarana terpilih seperti: surat, telepon, tatap
muka dan lain-lain untuk melalui mana pesan-pean dikirim kepada orang yang
dituju (individu, kelompok kecil, group, organisasi)
6)
Penerima (receiver), adalah penerima,pendengar, mitra bicara dimana
tanggapannya tergantung pada sejauh mana ketepatan atau ketelitian dalam
mengutamakan pemilihan rasa, kebutuhan, lingkungan, dan pemahaman
terhadap pesan serta menaruh kepercayaan terhadap kejujuran komunikator.
Universitas Sumatera Utara
7)
Pemaknaan sandi (decoding) atau menterjemahkan sandi, adalah proses mental
(psikologis) dimana penerima menterjemahkan (decoding) symbol bahasa
verbal dan nonverbal yang digunakan komunikator tersebut ke dalam
pengertiannya.
8)
Penafsiran pesan (interpreting), adalah proses menyeleksi secara mental dalam
diri penerima dalam menafsirkan pesan yang diterimanya menurut kompleks
latar belakang seperti: pengetahuan, sikap, pengalaman, tingkat pendidikan dan
budaya serta sistem sosial dimana penerima hidup dan dibesarkan.
9)
Umpan balik (feedback), adalah tanggapan kembali penerima (receiver)
terhadap pesan yang dapat dipahami dan dirasakan kembali kepada
komunikator. Kemampuan ketepatan komunikator menangkap keseluruhan
tanggapan penerima (receiver) yang diungkapkan baik secara sadar maupun
tidak sadar, dinyatakan dalam kompleks tanggapan berupa ekspresi vocal,
ekspresi muka, dan petunjuk nonverbal lainnya, keseluruhan tanggapan kembali
tersebut sangat penting bagi pengukuran efektivitas sejauh mana tingkat
keberhasilan komunikasi tercapai.
II.1. 3 Fungsi Komunikasi
Effendi (2000 : 27) menjelaskan, apabila komunikasi dipandang dari arti yang
lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran pesan dan berita, tetapi sebagai
kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta, dan ide, maka
fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1) Informasi : Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita,
data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar
orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional,
lingkungan, dan orang lain, agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
2) Sosialisasi (pemasyarakatan) : Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang
memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat
yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia
dapat aktif di dalam masyarkat.
3) Motivasi : Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun
jangka panjang, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan
tujuan bersama yang akan dikejar.
4) Perdebatan dan diskusi : Menyediakan dan saling tukar fakta yang diperlukan
untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat
mengenai masalah public, menyediakan bukti-bukti yng relevan yang
diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan
diri dalam masalah yang menyangkut kegitan bersama di tingkat
internasional, nasional, dan lokal.
5) Pendidikan
:
Pengalihan
ilmu
pengetahuan
sehingga
mendorong
perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan
serta kemahiran yng diperlukan pada semua bidang kehidupan.
6) Memajukan kebudayaan : Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan
maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan
Universitas Sumatera Utara
memperluas horizon seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong
kreativitas serta kebutuhan estetikanya.
7) Hiburan : Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra (image) dari drama,
tari, kesenian, kesusasteraan, musik, komedi, olahraga, permainan, dan
sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu.
8) Integrasi : Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan
memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat
saling kenl dan mengerti dan menghargai kondisi, pendangan, dan keinginan
orang lain.
Sedangkan menurut Harold D. Lasswell, proses komunikasi di masyarakat
menunjukkan tiga fungsi :
1) Pengamatan terhadap lingkungan (the surveillance of the environment),
penyingkapan
ancaman
dan
kesempatan
yang
mempengaruhi
nilai
masyarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya.
2) Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika menanggapi lingkungan (correlation
of the components of society in making a response to the environment).
3) Penyebarluasan warisan sosial (transmission of the social inheritance). Disini
berperan sebagai pendidik, baik dalam kehidupan rumah tangganya maupun
di sekolah, yang meneruskan warisan sosial kepada keturunan berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
II.2 Komunikasi Massa
II.2.1 Karakteristik Komunikasi Massa
Ciri-ciri dan karakteristik komunikasi massa meliputi sifat dan unsure yang
tercakup didalamnya (Suprapto, 2006:13). Adapun karakteristik komunikasi massa
adalah:
1. Sifat komunikan, yaitu komunikasi massa yang ditujukan kepada khalayak
yang jumlahnya relative besar, heterogen, dan anonym. Jumlah besar yang
dimaksud hanya dalam periode waktu yang singkat saja dan tidak dapat
diukur, beberapa total jumlahnya. Bersifat heterogen berarti khalayak bersifat
berasal dari latar belakang dan pendidikan, usia,suku, agama dan pekerjaan
yang beragam, sehingga faktor yang menyatukan khalayak yang heterogen
ini adalah minat dan kepentingan yang sama. Anonim berarti bahwa
komunikator tidak mengenal siapa khalayaknya, apa pekerjaannya, berapa
usianya, dan lain sebagainya.
2. Sifat media massa, yaitu serempak dan cermat. Serempak (simultaneity)
berarti bawa keserempakan kontak antara komunikator dengan komunikan
yang demikian besar jumlahnya. Pada saat yang sama, media massa dapat
membuat khalayak secara serempak dapat menaruh perhatian kepada
pesanyang disampaikan oleh komunikator. Selain itu sifat dari media massa
adalah cepat (rapid), yang berarti memungkinkan pesan yang disampaikan
pada banyak orang dalam waktu yang cepat.
Universitas Sumatera Utara
3. Sifat pesan, pesan yang disampaikan melalui media massa adalah bersifat
umum (public). Media massa adalah sarana untuk menyampaikan pesan
kepada khalayak, bukan untuk kelompok orang tertentu. Karena pesan
kepada khalayak, bukan untuk kelompok orang tertentu. Karena pesan
komunikasi melalui media massa bersifat umum, maka lingkungannya
menjadi universal tentang segala hal, dan dari berbagai tempat diseluruh
dunia. Sifat lain dari pesan melalui media massa adalah sejenak (transient),
yaitu hanya untuk sajian seketika saja.
4. Sifat komunikator, karena media massa merupakan lembaga organisasi, maka
komunikator dalam media massa, seperti wartawan, sutradara, penyiar,
pembawa acara, adalah komunikator yang terlembagakan. Media massa
merupakan organisasi yang rumit, pesan-pesan yang disampaikan kepada
khalayak adalah hasil kerja kolektif, oleh sebab itu, berhasil tidaknya
komunikasi massa ditentukan oleh berbagai faktor yang terdapat dalam
organisasi massa.
Sifat atau efek yang ditimbulkan pada komunikan tergantung pada tujuan
komunikasi yang dilakukan oleh para komunikator. Apakah tujuannya agar
komunikan hanya sekedar tahu saja, atau komunikan merubah sikap atau
pandangannya, atau komunikan dapat berubah tingkah lakunya, bahkan
komunikan hanya mengkonsumsi berita sesuai dengan kebutuhan yang ingin
mereka dapatkan dari media.
II.2.2 Fungsi Komunikasi Massa
Universitas Sumatera Utara
Menurut Cangara, komunikasi tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita
atau pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran
data, fakta, dan ide (Winardono, 2006 : 57). Komunikasi massa dapat berfungsi
untuk :
a. Informasi, yaitu kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta, opini,
pesan, komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi diluar
dirinya. Baik itu dalam lingkungan daerah maupun internasional.
b. Sosialisasi,
yakni
menyediakan dan
mengajarkan
ilmu
pengetahuan
bagaimana orang bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang ada, serta bertindak
sebagai anggota masyarakat secara efektif.
c. Motivasi, mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain memalui
apa yang mereka baca, lihat, dengar melalui media massa.
d. Bahan diskusi, yaitu menyediakan informasi untuk menacapai persetujuan
dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang
banyak.
e. Pendidikan, yaitu dengan menyajikan informasi yang mengandung nilai
edukasi, sehingga membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan
secara informal.
f. Memajukan
kebudayaan,
media
massa
menyebarluaskan
hasil-hasil
kebuadayaan melalui pertukaran siaran radio, televisi, atau media
cetak.pertukaran ini memungkinkan peningkatan daya kreativitas guna
Universitas Sumatera Utara
memajukan kebudayaan nasional masing-masing negara, serta memperkuat
kerjasama masing-masing negara.
g. Hiburan, media massa adalah sarana yang banyak menyita waktu luang semua
golongan usia, dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah
tangga. Sifat estetikanya dituangkan dalam bentuk lagu, lirik, bunyi, gambar,
dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya
hiburan lain.
h. Integrasi, yaitu banyaknya negara-negara didunia dewasa ini diguncang oleh
kepentingan-kepentingan
tertentu,
karena
perbedaan
etnis
dan
ras.
Komunikasi seperti satlit dapat digunakan untuk menghubungkan perbedaanperbedaan itu dalam memupuk dan mempekokoh persatuan dan kesatuan
bangsa.
II.3 Televisi sebagai media komunikasi massa
Komunikasi massa dengan media televisi merupakan proses komunikasi
antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu
televisi. kelebihan media televisi terletak pada kekuatannya menguasai jarak dan
ruang, sasaran yang dicapai untuk mencapai massa cukup besar. Nilai aktualitas
terhadap suatu liputan atau pemberitaan sangat cepat. Menurut effendi (2002 : 21),
seperti halnya media massa lain, televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi :
1. Fungsi Informasi (The Information Function)
Universitas Sumatera Utara
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana informasi tidak hanya
dalam bentuk siaran pandang mata, atau berita yang dibacakan penyiar,
dilengkapi gambar-gambar yang factual, akan tetapi juga menyiarkan bentuk
lain seperti ceramah, diskusi dan komentar. Televisi dianggap sebagai media
massa yang mampu memuaskan pemirsa dirumah jika dibandingkan dengan
media lainnya. Hal ini dikarenakan efek audio dan visual yang memiliki unsur
immediacy dan realism.
Immediacy, mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang
disiarkan oleh stastiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh para pemirsa
pada saat peristiwa itu berlangsung. Penyiar yang sedang membaca berita,
pemuka masyarakat yang sedang membaca pidato atau petinju yang sedang
melancarkan pukulannya, tampak dan terdengar oleh pemirsa, seolah-olah
mereka berada ditempat periatiwa itu terjadi, meskipun mereka berada
dirumah masing-masing jauh dari tempat kejadian, tapi mereka dapat
menyaksikan pertandingan dengan jelas dari jarak yang amat dekat. Lebihlebih ketika menyaksikan pertandingan sepak bola, misalnya mereka akan
dapat melihat wajah seorang penjaga gawang lebih jelas, dibandingkan
dengan jika mereka berdiri di tribun sebagai penonton.
Realism, yang berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya
secara audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera apa adanya
sesuai dengan kenyataan ketika suatu acara ditayangkan secara langsung
(Live). Jadi pemirsa langsung dapat melihat dan mendengar sendiri. Bedanya
televisi dengan media cetak adalah berita yang disampaikan langsung direkam
Universitas Sumatera Utara
dan hanya menggunakan sedikit editan untuk mendapatkan inti dari kejadian
yang ingin disampaikan, sedangkan bila di media cetak, berita yang sama
harus mengalami pengolahan terlebih dahulu oleh wartawan baru kemudian
disajikan pada pembaca.
2. Fungsi Pendidikan (The Education Function)
Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan pendidikan
kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak dan disampaikan secara
simultan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan
dan penalaran masyarakat televisi menyiarkan acaranya secara teratur dan
terjadwal seperti pelajaran bhasa Indonesia, matematika, dan lainnya. Selain
itu televisi juga menyajikan acara pendidikan yang bersifat informal seperti
sandiwara, legenda, dan lain-lain.
3. Fungsi Hiburan (The Entertaint Function)
Dalam negara yang masyarakatnya masih bersifat agraris, fungsi hiburan
yang melekat pada televisi siarannya tampaknya lebh dominan. Sebagian
besar dari alokasi waktu siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat
dimengerti karena pada layar televisi dapat menampilkan gambar hidup
beserta suaranya bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati di rumah-rumah
oleh seluruh keluarga, serta dapat dinikmati oleh khalayak yang tidak
dimengerti bahasa asing bahkan yang tuna aksara.
Universitas Sumatera Utara
II.4 Program Acara Tayangan Televisi
Pengaruh siaran televisi terhadap sistem komunikasi tidak pernah terlepas
dari pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Menurut
Prof.Dr. R, Mar’at, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan,
persepsi, dan perasaan bagi para penontonnya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh
psikologis dari televisi itu sendiri, dimana televisi seakan-akan menghipnotis
penonton, sehingga mereka terhanyut dalam keterlibatan akan kisah atau peristiwa
yang disajikan oleh televisi (Effendy, 2002 : 122).
Frank Jefkins (Effendy, 2002 : 105-108) menyebutkan ada sejumlah
karakteristik khusus dalam program acara, yaitu :
1.
Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi, dan warna.
2.
Pembuatan program televisi lebih mahal dan lama.
3.
Karena menghandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu yang
nampak haruslah dibuat semenarik mungkin. Sedangkan program acara televisi
terdiri dari :
a. Buletin berita nasional, seperti : Siaran berita atau bulletin berita
regional yang dihasilkan oleh stasiun televisi swasta lokal.
b. Liputan-liputan khusus yang membahas tentang berbagai masalah
actual secara lebih mendalam.
Universitas Sumatera Utara
c. Program-program acara olahraga, baik olah raga di dalam atau diluar
ruangan, yang disiarkan langsung atau tidak langsung dari dalam atau
luar negeri.
d. Program acara mengenai topik-topik khusus yang bersifat informatif,
seperti : acara memasak, berkebun, dan acara kuis dan lain
sebagainya.
e. Acara drama, terdiri dari : sinetron, sandiwara, komedi, film, dan lain
sebagainya.
f. Acara musik, seperti konser music pop, music rock, dangdut, klasik,
dan lain sebagainya.
g. Acara bagi anak-anak, seperti penayangan film kartun.
h. Acara-acara keagamaan, seperti siraman rohani, acara ramadhan, dan
hari-hari besar keagamaan lainnya.
i.
Program acara yang membahas tentang ilmu pengetahuan dan
pendidikan.
j.
Acara bincang-bincang atau sering juga disebut dengan talkshow.
II.5 Teori S-O-R
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organisn-Response. Ini semula
berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi teori komunikasi, tidak
Universitas Sumatera Utara
mengherankan, karena objek yang material dari psikologi dan ilmu komunikasi
adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap,
opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.
Menurut stimulus respons ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap
stimulus
khusus,
sehingga
seseorang
dapat
mengharapkan
dan
memperkirakan kesesuaian antara pesandan reaksi komunikan. Elemen-elemen
utama dari teori ini adalah :
a. Pesan (stimulus. S)
b. Komunikan (Organism, O)
c. Efek (Response, R)
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek
“how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate dalam hal how to
change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan.
Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya
jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.
Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia”, perubahan serta
pengukurannya mengutip pendapat Hovland, Janis, Kelley yang menyatakan bahwa
dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu :
a. Perhatian
b. Pengertian
Universitas Sumatera Utara
c. Penerimaan
Organism
stimulus
-
perhatian
pengertian
penerimaan
Response
(Perubahan Sikap)
Gambar : Teori S-O-R
Gamabar di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada
proses yang terjadi pada individu.
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima
atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.
Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang
melanjutkan proses berikutnya.
Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah
kesediaan untuk mengubah sikap (Effendy, 2004 : 254).
Universitas Sumatera Utara
Teori ini, pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana,
dimana efek merupakan reaksii terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian,
seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi
audience.
Prinsip teori ini merupakan dasar dari teori jarum hipodermik, teori klasik
mengenai terjadinya efek media massa yang sangat berpengaruh. Seperti yang telah
dijelaskan diatas, teori jaruh hipodermik memandang bahwa sebuah pemberitaan di
media massa diibaratkan sebagai obat yang disuntikkan kedalam pembuluh darah
audience, yang kemudian audience akan bereaksi seperti yang diharapkan. Dalam
masyarakat massa, prinsip ini mengasumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan
oleh media dan didistribusikan secara sistematis dan dalam skala yang luas.
Sehingga secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh sejumlah individu,
bukan ditujukan pada orang perorang. Kemudian sejumlah besar individu itu akan
merespon pesan informasi itu.
Pada tahun 1970, Melvin DeFleur melakukan modifikasi terhadap teori ini
yang dikenal sebagai perbedaan individu dalam komunikasi massa (individual
differences).
Disini diasumsikan bahwa pesan-pesan media berisi stimulus tertentu yang
berinteraksi secara berbeda-beda dengan karakteristik pribadi dari para anggota
audience. Teori DeFleur secara eksplisit telah mengakui adanya intervensi variabelvariabel psikologis yang berinteraksi dengan terpaan media massa dalam
menghasilkan respon. (Bungin, 2006 : 277).
Universitas Sumatera Utara
Teori S-O-R ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan
perilaku tergantung kepada kualitas rangsangan (stimulus) yang berkomunikasi
dengan organisme. Artinya, kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya
kredibilitas, kepemimpinan, gaya bicara sangat menentukan keberhasilan perubahan
perlaku seseorang, kelompok, atau masyarakat.
Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan prilaku pada
hakekatnya sama dengan proses belajar individu, yang terdiri dari :
a. Stimulus (rangsangan) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau
ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus
itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi
apabila stimulus diterima oleh organism berarti ada perhatian dari individu
dan stimulus tersebut efektif.
b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dan organism (diterima), maka ia
mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.
c. Setelah itu, organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan
untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).
Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan, maka stimulus
tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut(perubahan prilaku).
http://www.geocities.com/klinikikm/pendidikan-perilaku/perubahan-perilaku.htm
Selanjutnya, teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya
apabila stimulus (rangsangan) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus
Universitas Sumatera Utara
semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus ini berarti stimulus yang diberikan
harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor
reinforcement memegang peranan penting.
Pendekatan teori S-O-R lebih mengutamakan cara-cara pemberian imbalan
yang efektif agar komponen konasi dapat diarahkan pada sasaran yang dikehendaki.
Pemberian informasi sangat penting untuk dapat mengubah komponen kognisi.
Komponen kognisi merupakan dasar untuk memahami dan mengambil keputusan
agar dalam keputusan itu terjadi keseimbangan. Keseimbangan inilah yang
merupakan sistem dalam menentukan arah dan tingkah laku seseorang. Dalam
penentuan arah itu terbentuk pula motif yang mendorong terjadinya tingkah laku
tersebut. Dinamika tingkah laku disebabkan pengaruh internal dan eksternal.
II.6 Psikologi Remaja
Masa remaja menurut Mappiare (Ali, 2004 : 9), berlangsung antara umur 12
tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.
Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun
sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal dan usia 17/18 tahun sampai degan
21/22 tahun adalah remaja akhir. Pada usia ini, umumnnya anak sedang duduk du
bangku sekolah menengah.
Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa latin
adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Istilah
adolescene sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental,
Universitas Sumatera Utara
emosional, sosial dan fisik. Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat
dalam aspek intelektual.
Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak
termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk
masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada di antara anak dan orang dewasa.
Oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase
“topan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai secara maksimal fungsi
fisik maupun psikisnya. Namun perlu ditekankan disini adalah bahwa fase remaja
merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa amat potensial, baik
dilihat dari aspek kognitif, emosi maupun fisik.
Masa remaja seringkali dikenal dengan masa mencari jati diri, oleh Erickson
(Ali, 2004 : 16) disebut dengan identitas ego (ego identity). Ini terjadi karena masa
remaja merupakan peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan
orang dewasa. Ditinjau dari segi fisiknya, mereka sudah bukan anak-anak lagi
melainkan sudah seperti orang dewasa, oleh karena itu, ada sejumlah sikap yang
sering ditunjukkan oleh remaja. Yaitu sebagai berikut :
1. Kegelisahan
Sesuai dengan fase perkembangannya, remaja mempunyai banyak idealisme,
angan-angan, atau keinginan yang hendak diwujudkan di masa depan.
Namun
sesungguhnya
belum
memiliki
banyak
kemampuan
untuk
mewujudkan semua itu. Tarik menarik antara angan-angan yang tinggi
Universitas Sumatera Utara
dengan kemampuannya yang masih belum memadai mengakibatkan mereka
diliputi oleh perasaan gelisah.
2. Pertentangan
Sebagai individu yng sedang mencari jati diri, remaja berada pada situasi
psikologis antara ingin melepaskan diri dari orang tua dan perasaan masih
belum mampu untuk mandiri. Oleh Karen itu pada umumnya remaja
seringkali mengalami kebingungan karena sering terjadi pertentangan
pendapat antara mereka dan orangtua.
3. Mengkhayal
Keinginan untuk menjelajah dan bertulang tidak semuanya tersalurkan.
Biasanya hambatan dari segi keuangan atau biaya. Sebab, menjelajah
lingkungan sekitar yang luas akan membutuhkan biaya yang banyak, padahal
kebanyakan remaja hanya memperoleh uang dari pemberian orangtuanya.
Akibatnnya
mereka
lalu
mengkhayal,
mencari
kepuasan,
bahkan
menyalurkan khayalannya melalui dunia fantasi.
4. Aktivitas Berkelompok
Berbagai macam keinginan para remaja sering tidak dapat terpenuhi karena
bermacam-macam kendala, dan yang sering terjadi adalah tidak tersedianya
biaya. Adanya bermacam-macam larangan dari orangtua seringkali
melemahkan semangat dari para remaja. Kebanyakan remaja kemudian
menemukan jalan keluar dari kesulitannya setelah mereka berkumpul dengan
Universitas Sumatera Utara
rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama. Mereka melakukan suatu
kegiatan secara berkelompok sehingga berbagai kendala dapat diatasi
bersama-sama.
5. Keinginan Mencoba Segala Sesuatu
Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (High curiosity).
Karena dorongan oleh rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin
berpetualang, menjelajah segala sesuatu, dan mencoba segala sesuatu yang
belum pernah dialaminya. Oleh karena itu, yang amat penting bagi remaja
adalah memberikan bimbingan agar rasa ingin tahunya yang tinggi dapat
terarah kepada kegiatan-kegiatan positif, kreatif, dan produktif, misalnya
ingin menjelajah alam sekitar untuk kepentingan penyelidikan dan ekspedisi.
Ali (2004 : 27) juga menjelaskan bahwa pada tahap perkembangan kreativitas
remaja pada usia 15 hingga 18 tahun berada pada tahap operasional formal. Pada
masa ini, remaja telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaannya
yang merupakan hasil dari berfikir logis. Aspek perasaan dan moralnya juga telah
berkembang sehingga dapat mendukung penyelesaian tugas-tugasnya.
Dilihat dari perspektif ini, perkembangan kreativitas remaja berada pada posisi
seiring dengan tahapan operasional formal. Artinya, perkembangan kreativitasnya
sedang berada pada tahap yang amat potensial. Ciri-ciri kreativitas antara lain adalah
:
1. Senang mencari pengalaman baru,
2. Memiliki keasyikan dalam mengrjakan tugas-tugas yang sulit,
Universitas Sumatera Utara
3. Memiliki inisiatif,
4. Memiliki ketekunan yang tinggi,
5. Cenderung kritis terhadap orang lain,
6. Berani menyatakan pendapat dan keyakinannya,
7. Selalu ingin tahu,
8. Peka atau perasa,
9. Enerjik dan ulet,
10. Menyukai tugas-tugas yang majemuk,
11. Percaya kepada diri sendiri,
12. Mempunyai rasa humor,
13. Memiliki rasa keindahan,
14. Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi.
Dalam perkembangannya, banyak remaja sekarang menghabiskan waktu
didepan televisi, radio, video dan media-media lain yang memiliki pengaruh penting
di dalam hidup banyak remaja. Arnett (Santrock, 2003 : 315) menjelaskan fungsi
media massa bagi remaja diantaranya adalah:
1.
Hiburan
Remaja seperti halnya orang dewasa, sering menggunakan media sekedar
untuk hiburan dan perbedaan yang menyenangkan dari kesibukan keseharian.
2. Informasi
Remaja menggunakan media untuk mendapatkan informasi, terutama tentang
topik yang menyangkut minat mereka.
3. Sensasi
Universitas Sumatera Utara
Remaja cenderung untuk lebih mencari sensasi dibanding orang dewasa;
media tertentu memberikan rangsangan terus-menerus dan baru yang menarik
remaja.
4. Menaggulangi kesulitan
Remaja
menggunakan
media
untuk
menangulangi
kelelahan
dan
ketidakbahagiaan. Dua respon penanggulangan yang dilakukan remaja adalah
mendengarkan musik dan menonton televisi.
5. Model peran berdasarkan jenis kelamin
Media memberikan model peranan wanita dan pria; gambaran media-media
ini mengenai wanita dan pria dapat mempengaruhi sikap dan perilaku remaja
terhadap gender.
6. Jati diri budaya orang muda
Penggunaan media memberikan banyak remaja perasaan terhubung dengan
jaringan dan budaya teman sebaya, yang lebih luas, yang tergabung oleh
jenis-jenis nilai dan ketertarikan yang disampaikan media yang berorientasi
remaja.
II.7 Minat
N. As’ad (1991 : 54) mendefinisikan minat sebagai sikap yang membuat
seseorang senang terhadap suatu objek, situasi, dan ide-ide tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Effendy (1986 : 103) minat adalah kelanjutan perhatian yang
merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan.
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati
beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati oleh seseorang diperhatikan secara terus
menerus dan disertai dengan rasa senang. Minat juga merupakan sikap yang dapat
membuat seseorang senang terhadap objek, situasi atau ide-ide tertentu yang
biasanya diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang
disenangi tersebut. Minat seseorang baik bersifat sementara maupun tetap dan
berbagai sistem motivasi yang dominan merupakan faktor penentu internal yang
benar-benar mendasar dalam mempengaruhi perhatiannya. Bentuk-bentuk minat
adalah sebagai berikut : (Rakhmat, 2005 : 51-52)
1.
Perhatian
Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi
menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi
apabila kita mengkosentrasikan diri pada salah satu alat indra yang lain
(Rakhmat, 2005:51). Secara eksternal, stimuli diperhatikan karena mempunyai
sifat-sifat yang menonjol antara lain : gerakan, intensitas stimuli, kebaruan dan
perulangan. Secara internal, ada beberapa faktor yang menarik perhatian kita
yaitu biologis dan faktor sosiopsikologis. Motif sosiogenesis, kebiasaan dan
kemauan, juga mempengaruhi apa yang kita perhatikan.
2.
Persepsi
Universitas Sumatera Utara
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Persepsi juga merupakan memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory
stimuli) (Rakhmat, 2005 : 52). Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
adalah faktor fungisional yang berasal dari kebutuhan, pengalaman, masa lalu
dan hal-hal lainnya yang kita sebut dengan faktor personal; faktor struktural
berasal semata-mata dari sifat stimui fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkan
pada sistem saraf individu; faktor situasional yaitu berkaitan dengan bahasa
nonverbal seperti petunjuk prosemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah,
petunjuk paralinguistik; dan faktor personal terdiri atas pengaalaman, olaman,
motivasi, dan kepribadian.
3.
Keinginan
Keinginan erat kaitannya dengan tindakan, bahkan ada yang mendefinisikan
keinginan adalah tindakan yang merupakan usaha seseorang untuk mencapai
tujuan. Menurut Richard Dewey dan W.J Humber, keinginan merupakan : (1)
hasil keinginan untuk mencapai tujuan tertentu yang begitu kuat sehingga
mendorong orang untuk mengorbankan nilai-nilai lain, yang tidak sesuai dengan
pencapaian tujuan, (2) berdasarkan pengetahuan
tentang, cara-cara yang
diperlukan untuk mencapai tujuan; (3) dipengaruhi oleh kecerdasan dan energi
yang diperlukan untuk mencapai tujuan; (4) pengeluaran energi yang
sebenarnya dengan satu cara yang tepat untuk mencapai tujuan (Rakhmat, 2005
: 43).
Universitas Sumatera Utara
Minat itu sendiri senantiasa terarahkan kepada suatu hal atau suatu objek. Tidak
adanya minat tanpa ada objek. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan terbentuk
karena adanya kebutuhan seseorang sepanjang perkembangan seseorang tersebut.
Kebutuhan ini sebagai stimulus atau perangsang. Jadi agar stimulus dapat
menimbulkan minat tentu haruslah menarik minat (manusia cenderung menyukai
yang menarik bagi diri dan menguntungkannya). Bagaimana agar stimulus tersebut
dapat menarik, haruslah melalui proses :
a)
Adanya perhatian terhadap stimulus
b)
Stimulus dapat mengerti
c)
Stimulus tersebut dapat diterima (penerimaan)
Ketiga kondisi tersebut adalah proses timbulnya minat terhadap stimulus..
Objek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tayangan jejak petualang yang
ditayangkan oleh Trans 7.
Universitas Sumatera Utara
Download