1 HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN

advertisement
HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN SUMBER KALSIUM
DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR
(Survei pada Sis wa Kelas III dan IV SDN Linggasirna 1 Kecamatan Sariwangi
Kabupate n Tasikmalaya)
Rina Nuraliyah1)
Nur Lina2) Lilik Hidayati3)
Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat
Universitas Siliwangi Tasikmalaya ([email protected])
Dosen Pembimbing Bagian Epidemilogi dan Gizi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan Uniiversitas Siliwangi Tasikmalaya
ABSTRAK
Karies gigi merupakan suatu kerusakan jaringan keras gigi (email, dentin dan
sementum) yang bersifat kronis progesif dan disebabkan aktifitas jasad renik dalam
karbohidrat yang dapat diragikan dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti
kerusakan organik. Kekurangan kalsium akan menghambat proses klasifikasi gigi
dan memperlambat kematangan gigi. Kalsium merupakan mineral terbanyak dalam
tubuh. Unsur kalsium hanya dapat diperoleh dari makanan dan kekurangan unsur
kalsium dalam cadangan tubuh dapat menimbulkan karies gigi. Metode yang
digunakan adalah metode survey dengan menggunakan pendekatan Cross
Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas III dan IV SDN
Linggasirna 1 sebanyak 49 orang. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi sebanyak 44 orang. Hasil penelitian menunjukan frekuensi kebiasaan
konsumsi makanan sumber kalsium tergolong rendah (sering sebesar 15,9 % yang
jarang sebesar 84,1 %), kejadian karies gigi tinggi dimana kejadian karies sebesar
88,6 % dan responden yang giginya tidak karies sebesar 11,4 %. Penilaian
frekuensi kebiasaan konsumsi makanan sumber kalsium menggunakan FFQ
sedangkan penilaian kejadian karies gigi menggunakan indeks dmf-t. Hasil analisis
bivariat menunjukan ada hubungan kebiasaan konsumsi makana sumber kalsium
dengan kejadian karies gigi pada anak kelas tiga dan empat tahun 2014dengan p
=0,023 (p< 0,05).
Kata Kunci
: Kebiasaan konsumsi kalsium, kejadian karies gigi
Kepustakaan
: 10 (1990-2013)
1
THE HABITUALITY OF CONSUMING SORCE FOOD WITH DENTAL
CARIES CASE IN ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS
ABSTRACT
Dental caries is a damage of dental hard tissue (enamel, dentin and cementum) which is
a chronic and progressive due to the activity of microorganisms in carbohydrates that
can be fermented to demineralization of hard tissue and followed by organic damage.
Calcium deficiency will hamper the process of classification and slow maturity gear
teeth. Calcium is the most signification minerals in the body. The element of calcium
can only be obtained from food and the lack of calcium in the body can cause a backup
of dental caries.The method used in this study was a survey method. it using cross
sectional approach. The population of data in this study was 49 students taken from all
student of grade three and and grade four of SDN Linggasirna 1 . The sample f data
that met a demand of the inclussion and exclussion criteria was as much as 44 students.
The results showed that the frequency of the habitually of consuming food with calcium
source were low low (15.9% of 84.1%), the high incidence of dental caries amounted to
88.6% incidence of caries and respondents with having no caries teeth to 11.4% . To
asses the frequency of habituality of consuming mineral srce-food, the reserchuar used
FFQ. Meanwhile to asses the incidence of dental caries, the researher used DMF-T
index. The result of bivariate analysis showed that was not correlation between
consuming mineral sorce- food and dental caries with p=0,023 (p< 0,05)
Keyword : Habituality of consuming calcium, dental caries.
2
1.
PENDAHULUAN
Karies gigi merupakan suatu kerusakan jaringan keras gigi (email, dentin dan
sementum) yang bersifat kronis progesif dan disebabkan aktifitas jasad renik dalam
karbohidrat yang dapat diragikan dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti
kerusakan organik (Mansjoer, 2002). Proses karies gigi ditandai dengan terjadinya
demineralisasi pada jaringan keras gigi, terjadinya invasi bakteri dan kerusakan
jaringan periapikal dan menimbulkan rasa nyeri (Riyanti,2005).
Anak anak sulit menghindari konsumsi makanan kariogenik karena rasanya
yang disukai anak anak. Makanan kariogenik sering dikonsumsi anak anak dan
sangat disukai karena bercita rasa manis. Untuk mengurangi kejadian karies gigi,
maka perlu dilakukan upaya untuk membatasi konsumsi makanan di antara waktu
makan seperti snack, makanan bergula, roti dan coklat.
Pada anak-anak terutama pada usia Sekolah Dasar (SD), struktur giginya masih
termasuk jenis gigi bercampur antara gigi susu dan gigi permanen, sehingga rentan
mengalami karies gigi. Selain itu menurut (Sediaoetama, 2004) kelompok usia
sekolah merupakan kelompok usia rentan gizi selain bayi, balita, remaja, ibu hamil
dan menyusui ditambah dengan kelompok manusia lanjut usia (manula).
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2009), prevelansi
karies di Indonesia mencapai 73%. Sedangkan dalam (RISKESDAS, 2010)
prevalensi nasional penduduk indonesia mempunyai masalah pada gigi dan mulut
sebesar 25,9 %, Jawa Barat termasuk kedalam provinsi yang memiliki prevalensi
karies tinggi. Selain itu Di Indonesia frekuensi karies anak-anak dibawah umur 18
tahun terserang karies sebesar 80-90 % (Tarigan, R. 1990 dalam Listrianah dan Tan
Malaka, 2011).
Mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung Kalsium
merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi terjadinya karies pada gigi.
Kalsium merupakan mineral terbanyak dalam tubuh. Unsur kalsium hanya dapat
diperoleh dari makanan dan kekurangan unsur k alsium dalam
cadangan tubuh dapat menimbulkan karies gigi. (Marsetyo. 1991)
Kekurangan konsumsi makanan sumber kalsium pada masa pertumbuhan
gigi anak usia 9-12 tahun akan menghambat proses kalsifikasi gigi dan
memperlambat kematangan gigi. Kualitas gigi sangat dipengaruhi oleh kekerasan
3
enamel dan kekuatan dentin. Bagian terbesar dari enamel dan dentin adalah bahan
anorganik, pada enamel sebanyak 96%, dentin 70% Sekitar 37% dari bahan
anorganik tersebut adalah kalsium (Nizel. 1981).
Dari Data hasil penjarigan yang diperoleh di Puskesmas Sariwangi
Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya menunjukan bahwa hampir 92 %
anak anak menderita karies gigi dan penyakit infeksi ini menjadi urutan pertama
dari sepuluh penyakit infeksi yang menyerang anak-anak dan remaja.
Siswa kelas tiga dan empat berkisar antara usia delapan sampai sembilan
tahun, pada usia ini terjadi masa pubertas serta masa transisi gigi susu ke gigi
permanen sehingga usia ini merupakan kelompok usia kritis untuk terkena karies
gigi (Romadhona dalam Kusumawati, 2010). Untuk itu kesehatan gigi anak perlu
dijaga sejak awal agar anak mempunyai gigi permanen yang baik, sehingga gigi
permanen dapat berfungsi sebagaimana mestinya sejak anak-anak sampai
seterusnya. Selain itu juga pada usia tersebut anak-anak lebih bisa diajak
komunikasi dan mengerti dalam hal pengisian kuesioner dan FFQ.
Hasil penjaringan di Sekolah Dasar dikecamatan Sariwangi, yang
dilaksanakan oleh Puskesmas setempat. Masalah karies gigi di Kecamatan hampir
92 % anak anak menderita karies gigi dan penyakit infeksi ini menjadi urutan
pertama dari sepuluh penyakit infeksi yang menyerang anak-anak dan remaja. Dari
Sekolah Dasar yang berada di kecamatan Sariwangi, SDN Linggasirna erupakan
salah satu sekolah yang dijadikan sasaran penjaringa n. Hasil survei yang didapat
dari puskemas setempat, SDN Linggasirna merupakan sekolah dengan kejadian
karies yang rata-rata meningkat pada setiap tahunnya.
Berdasarkan latar belakang tersbut penulis tertarik untuk mempelajari
“Hubungan Kebiasaan Konsumsi Makanan Sumber Kalsium dengan kejadian
karies gigi Pada Anak Sekolah Dasar di SDN Linggasirna 1.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
kebiasaan konsumsi makanan sumber kalsium dengan kejadian karies gigi.
2.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan pendekatan
Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas III dan IV
SDN Linggasirna 1 sebanyak 49 orang. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan
4
eksklusi sebanyak 44 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total
sampling. Analisis Bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat
kemaknaan 0,05.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Analisis Univariat
1). Variabel Bebas
Tabel 3.1
Perhitungan Nilai Statistik Kebiasaan Konsumsi Makanan Sumbe r
Kalsium Di SDN Linggasirna 1 Kecamatan Sariwangi Kabupaten
Tasikmalaya Tahun 2014
No
1
2
3
4
Perhitungan Statistik
Nilai
Mean
18.0041
Standar Deviasi
5.42707
Minimum
10.80
Maxsimum
28.20
Distribusi frekuensi Kebiasaan Konsumsi Makanan Sumber
Kalsium dalam tabel 4.8 sebagai berikut :
Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Kebiasaan Kons umsi Makanan Sumbe r
Kalsium Responden di SDN Linggasirna 1 Kecamatan Sariwangi
Kabupate n Tasikmalaya Tahun 2014
No
Kebiasaan Konsumsi
n
(%)
Makanan Sumber Kalsium
1
Sering (Jika total skor ≥ 25)
7
15,9
2
Jarang (Jika total skor < 25)
37
84,1
Jumlah
44
100,0
Berdasrakan tabel 4.7, diketahui kebiasaan konsumsi makanan
sumber kalsium yang sering sebesar 15,9 % atau sebanyak 7 orang dan
kebiasaan konsumsi makanan sumber kalsium yang jarang sebesar 84,1
% atau sebanyak 37 orang.
2). Variabel Terikat
Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi Kejadian Karies Gigi Responden di SDN
Linggasirna 1 Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya Tahun
2014
No
1
2
Kejadian Karies
Karies
Tidak Karies
Jumlah
5
n
39
5
44
(%)
88,6 %
11,4 %
100,0
Berdasrakan tabel 4.8, diketahui responden yang giginya karies sebesar
88,6 % atau sebanyak 39 orang dan responden yang giginya tidak karies
sebesar 11,4 % atau sebanyak 5 orang.
3). Variabel Pengganggu
Tabel 3.4
Perhitungan Nilai Statistik Kebiasaan Konsumsi Makanan Sumbe r
Kalsium
No
1
2
3
4
Perhitungan Statistik
Nilai
Mean
16.71
Standar Deviasi
1.06610
Minimum
3.70
Maxsimum
48.0
Distribusi frekuensi kebiasaan konsumsi makanan kariogenik
dalam tabel 4.11 sebagai berikut :
Tabel 3.5
Distribusi Frekuensi Kebiasaan Kons umsi Makanan Kariogenik
Responden di SDN Linggasirna 1 Kecamatan Sariwangi Kabupaten
Tasikmalaya Tahun 2014
No
Kebiasaan Konsumsi
n
(%)
Makanan Karioenik
1
Sering (Jika total skor ≥ 25)
15
34,1
2
Jarang (Jika total skor < 25)
29
65,9
Jumlah
44
100,0
Berdasrakan tabel 4.9, diketahui kebiasaan konsumsi makanan
kariogenik yang sering sebesar 34,1 % atau sebanyak 15 orang dan
kebiasaan konsumsi makanan kariogenik yang jarang sebesa r 65,9 % atau
sebanyak 29 orang
b. Analisis Bivariat
Tabel 3.4
Hubungan Kebiasaan Kons umsi Makanan Sumbe r Kalsium dengan
kejadian karies gigi di SDN Linggasirna 1 Kecamatan Sariwangi
Kabupate n Tasikmalaya Tahun 2014
No
1
2
Kebiasaan
Konsumsi
Makanan Sumber
Kalsium
Sering
Jarang
Jumlah
Karies Gigi
Tidak
Karies
Karies
N
%
n
%
3
42,9
4
57,1
2
5,4
35 94,6
5
11,4 39 88,6
6
Total
n
7
37
44
%
100.0
100.0
100.0
p
value
OR
0,023
13,12
5
CI
1.662103.673
Berdasarkan Tabel 3.4 dapat diketahui bahwa Responden yang jarang
mengkonsumsi makanan sumber kalsium lebih banyak yang
karies gigi (94,6 %) dari pada yang tidak karies (5,4 %). Sedangkan yang
sering Konsumsi makanan sumber kalsium lebih banyak yang karies (57,1
%) dari pada yang tidak karies (42,9 %).
Berdasarkan uji statistik Chi-S quare diperoleh p =0,023 (p kurang dari
0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan
konsumsi makanan sumber kalsium dengan kejadian karies gigi. Nilai OR =
13,125 (95% CI 1.662 - 103.673 )yang berarti responden yang jarang
konsumsi makanan sumber kalsium memiliki 13,125 kali terkena karies gigi
dibandingkan responden yang sering konsumsi makanan sumber kalsium.
Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yang ditandai oleh
rusaknya email dan dentin yang progresif yang disebabkan oleh keaktifan
metabolisme plak bakteri, disebabkan oleh tiga faktor yang berhubungan
yaitu makanan, host dan bakteri (Behrman, 2002). Proses karies gigi
ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi,
terjadinya invasi bakteri dan kerusakan pada jaringan periapikal dan
menimbulkan rasa nyeri (Riyanti, 2005). Apabila kondisi ini dibiarkan
berlanjut akan mempengaruhi asupan makanan dan intake gizi yang
mengakibatkan gangguan- gangguan pertumbuhan yang akan mempengaruhi
status gizi sehingga dapat menyebabkan menurunnya fungsi biologis tubuh
atau malnutrisi (Hamrui, 2009).
Rendahnya konsumsi makanan sumber kalsium menyebabkan kandungan
kalsium dalam tubuh juga rendah,kalsium merupakan salah satu nutrien
yang sangat penting dalam proses klasifikasi gigi karena kalsium merupakan
bagian terbesar bahan anorganik pembentuk dentin dan email sehingga
dapat menyebabkan karies dentis. Adapu faktor lain yang menyebabkan
rendahnya konsumsi kalsium sehingga terjadinya karies gigi diantaranya
kualitas pelayanan kesehatan, pola asuh orang tua terhadap anak yang
rendah,
serta
rendahnya
ketahanan
pangan
ditingkat
rumah
tangga.Rendahnya tingkat pendidikan, sosial ekonomi dan masalah lainnya
yang ada dilingkungan masyarakat.
7
SIMPULAN
1. Proporsi kebiasaan konsumsi makanan sumber kalsium,sering (15,9 % ) dan yang
jarang (84,1 %)
2. Proporsi kejadian karies gigi pada responden yang karies (88,6%) dan yang tidak
karies (11,4 %)
3. Proporsi Kebiasaan konsumsi makanan kariogenik,sering (34,1%) dan yang
jarang (65,9%)
4. Ada hubungan antara Kebiasaan mengkonsumsi makanan sumber kalsium dengan
kejadian karies gigi dengan nilai p= 0,023 dan OR = 13,125
SARAN
1. Bagi Sekolah
Pihak sekolah diharapkan menjalin kerjasama dengan Puskesmas setempat untuk
mengadakan pemeriksaan gigi secara berkala pada setiap kelas, meningkatkan
media infofrmasi tentang berbagai macam makanan yang baik bagi kesehatan
terutama kesehatan gigi, menjalin kerjasama dengan pihak terkait mengenai
penyampaian informasi dengan pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan gigi
serta gizi.
2. Bagi Institusi pelayanan kesehatan setempat, agar meningkatkan kembali
pelayanan terutamadibidang promotif dan preventif dengan mengadakan
penyuluhan ke sekolah atau meningkatkan media media informasi ke sekolah
sekolah.
3. Bagi peneliti lain, agar penelitian dilakukan menggunakan media yang lebih
akurat dibandingkan dengan FFQ serta menghubungkan variabel variabel yang
lain supaya hasil penelitian bisa lebih ditinjau dari berbagai aspek.
DAFTAR PUSTAKA
Amaliya Firdaus dan Retno Setyo Iswati. Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan
Kejadian Karies Gigi Pada Anak Usia 2-4 Tahun Di Kelompok Bermain Desa
Gading Watu Gresik. Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol 3. Edisi Agustus 2013.
Buku Petunjuk Penyelesaian Tugas Akhir Program Pendidikan Strata 1 (S-1), FIKUNIVERSITAS SILIWANGI, 2013.
Hermawati, Gita. Dampak Konsumsi Makanan Karfiogenik Terhadap
Keparahan
Karies Gigi pada anak prasekolah (Studi padaMurid Taman Kanak-kanak PGRI
Handayani Kecamatan Mangkubumi KotaTasikmalaya tahun 2013). Universitas
Siliwangi 2012 (SKRIPSI)
8
Indry Worotitjan (dkk). Pengalaman Karies Gigi Serta Pola Makan dan Minum Pada
Anak Sekolah Dasar Di Desa Kiawa Kecamatan Kawangkoan Utara. Jurnal
Kedokteran Gigi, Volume 1No.1Maret 2013
Kusumawati, Rina. Hubungan Tingkat Keparahan Karies Gig Dengan Status Gizi
Siswa Kelas Dua SDN 01 Ciangsana Desa Ciangsana Kabupaten Bogor Tahun
2010.
Meikawati, Wulandari. Hubungan Konsumsi Kalsium dalam Makanan dan Minuman
Dengan Keparahan Karies Gigi Pada Muird Kelas IV dan V SDN Mlati Kidul 1
dan 2 Kudus. Jurnal Universitas Muhamadiyah Semarang 2010.
Mumpuni, Yekti. 2013. 45 Masalah dan Solusi Penyakit Gigi dan Mulut. Yogyakarta :
Rapha Publishing
Nurmalasari, Yna. 2013. Kebiasaan Konsumsi Pangan Sumber kalsium, Magnesium
dan kejadian Premestrual Syndrome (PMS) Pada Remaja Putri di SMA Negeri 5
tasikmalaya Tahun 2013. Universitas Siliwangi 2013 (SKRIPSI)
Septevia Dewi, Wida. 2010.Hubungan Kesukaan Konsumsi makanan kariogenik
dengan keparahan karies Gigi dengan keparahan karies gigi pada anak sekolah
dasar(syudi di SDN Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya Tahun
2013). Universitas Siliwangi 2013 (SKRIPSI)
Suwelo, Ismu Suharsono. 1990. Karies Gigi pada anak dengan berbagai Faktor
Etiologi Kedokteran. EGC. Jakarta
9
Download