KARIES GIGI DI MASYARAKAT LAHAN BASAH

advertisement
KARIES GIGI DI MASYARAKAT LAHAN BASAH |
i
Karies Gigi di Masyarakat Lahan Basah
xvi + 106 him; 16 x 24 cm
Cetakan 1, Desember 2015
ISBN: 978-602-9864-50-2
Desain & Lay Out: Pustaka Banua
Percetakan : Pustaka Banua
Copyright ©2015
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang.
Dilarang Memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis termasuk
memfotocopy, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya tanpa
izin tertulis dari penerbit
Tim Penulis:
Dr. drg. Rosihan Adhani, S.Sos., M.S.
drg. Priyawan Rachmadi, Ph.D. Tutung Nurdiyana, S.Sos., M.A., M.Pd.
drg. Widodo, M.M.
Editor:
Dr. Yusuf Hidayat, S.Sos., M.Si.
Diterbitkan Oleh:
Lembaga Penelitian Universitas Lambung Mangkurat
Dicetak Oleh:
Penerbit Pustaka Banua
Jl. Pramuka Komplek Smanda Perum Bumi Pramuka Asri Blok D No. 19
Banjarmasin | Hp: 081351628292
e-mail:[email protected]
KARIES GIGI DI MASYARAKAT LAHAN BASAH |
ii
PENGANTAR PENULIS
Lahan basah adalah wilayah rawa-rawa yang sepanjang tahun,
atau selama waktu yang panjang dalam setahun selalu jenuh air atau
tergenang air dangkal. lahan basah adalah wilayah payau, rawa,
gambut, atau perairan, baik alami maupun buatan, permanen atau
temporer, dengan air yang mengalir atau diam, tawar, payau, atau
asin, termasuk pula wilayah dengan air laut yang kedalamannya di
saat pasang rendah /surut tidak melebihi enam meter.
Sekitar 60 % lahan basah di dunia adalah gambut atau 300 juta
hektar atau seluas 2 % luas daratan, tersebar di banyak tempat di dunia
termasuk Indonesia. air gambut pada lahan basah merupakan air
permukaan yang banyak terdapat di daerah pasang surut dan berawa
atau dataran rendah terutama di Sumatera dan Kalimantan yang
mempunyai ciri-ciri intensitas warna tinggi kuning atau merah
kecoklatan, pH yang rendah antara 2-5, rasanya asam, kandungan zat
organik tinggi, dan kation yang rendah. Gambut dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk usaha pertanian secara turun temurun disamping
untuk bahan bakar pembangkit listrik dan perkebunan.
Indonesia memiliki 15 juta hektar luasan gambut, tersebar di
150 kabupaten/kota di Sumatera dan Kalimantan, dimana apabila
tidak dikelola baik terutama tata kelola airnya, gambut dapat mudah
terbakar dan menimbulkan musibah kebakaran hutan dan dampak
kesehatan masyarakat.
Penyakit gigi dan mulut adalah penyakit tidak menular yang
paling banyak diderita masyarakat atau mencakup 90 persen dari
penyakit tidak menular di dunia. Data organisasi kesehatan dunia
WHO, pada kelompok usia di bawah 12 tahun yaitu usia paling
rentan dengan penyakit gigi mulut angkanya sebesar 76,5 persen.
Artinya 24 juta anak di Indonesia pernah mengalami sakit sakit gigi
KARIES GIGI DI MASYARAKAT LAHAN BASAH |
iii
dan mulut dimana 90 persen diantaranya berum karies.Tingginya
prevalensi kasus sakit gigi dan mulut diyakini akibr banyak makanan
anak beresiko merusak gigi yaitu mengandung gula can asam. Hal ini
menimbulkan beban ekonomi 3,2 triliun untuk tambal dus gigi apabila
diasumsikan ada 16 juta kasus gigi berlubang dan biaya tambi
Rp.100.000 per gigi. Disisi lain upaya pencegahan penyakit gigi dan
mulu: di Tanah Air dinilai belum efektif. Jumlah kasus sakit gigi dan
mulut tingz: serta cenderung meningkat terutama pada anak-anak.
Data Riskesdas 2013 menunjukkan penduduk bermasalah dengan
kesehatan gigi dan mulut z. Kalimantan Selatan meningkat menjadi
36,1 % dari angka tahun 201^ sebesar 28,9 %, dengan tingkat
kerusakan gigi DMF-T 7,2 diatas angka nasional 4,6.
Mata kuliah Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat (IKGM) adalai
mata kuliah wajib pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Lambur; Mangkurat, yang harus ditempuh dan dikuasai oleh
mahasiswa, gum mencapai kompetensi utama mampu mendiagnosa
masalah kesehatan gigi mulut masyarakat, melakukan upaya promotif
dan preventif pada masyarakat, mengupayakan teknologi informasi
untuk kepentingan pelayanan kesehatan masyarakat, bekerja dalam
tim serta membuat jejanr.£ kerja yang efektif dan efisien dalam usaha
menuju kesehatan gigi mulut yang optimal, dan mampu memahami
konsep perilaku kesehatan individu dm masyarakat di bidang
kedokteran gigi.
Buku Ajar Karies Gigi di Masyarakat Lahan Basah merupakan
salah sad buku acuan yang dipakai dalam mata kuliah Ilmu Kesehatan
Gigi Masyaraka: (IKGM) dengan perspektif sosial budaya dan situasi
lokal, yakni bagaimana kultur dan budaya masyarakat yang tinggal di
lingkungan lahan basah sepert: sungai dan rawa, dan pengaruhnya
terhadap kesehatan gigi dan mulut, serta model upaya apa yang
dikembangkan mengatasi masalah kesehatan gig: masyarakat.
KARIES GIGI DI MASYARAKAT LAHAN BASAH |
iv
Materi buku ini meliputi konsep dasar ilmu sosial budaya dan
kesehatan masyarakat, lahan basah dan pengaruhnya terhadap
kesehatan, kesehatan gigi dan kondisi lingkungan lahan basah,
kesehatan gigi dan lembaga sosial dan budaya masyarakat, dan
terakhir adalah upaya meningkatkan kesehatan gigi dan
Kebijakan pemerintah mengatasi dampak buruk lahan basah
terhadap kesehatan, dan model pemberdayaan yang dianjurkan
menjadi program unggulan.
Selain digunakan sebagai buku pegangan mata kuliah, buku ajar
ini diharapkan dapat digunakan sebagai penunjang pada mata kuliah
ilmu sosial budaya dasar dan mata kuliah gambut yang diajarkan pada
berbagai urogram studi ilmu kesehatan.
Manfaat mempelajari ilmu kesehatan gigi masyarakat selain
memenuhi ialah satu persyaratan dalam menempuh tugas akhir adalah
juga bekal mahasiswa sebagai calon tenaga kesehatan dalam
memahami perilaku masyarakat dalam memelihara kesehatan gigi dan
mulut. Mahasiswa dapat menjelaskan berbagai ispek sosial dan
budaya yang terkait dengan permasalahan kesehatan gigi dan mulut
masyarakat, juga sebagai sarana memperlancar proses kegiatan belajar
mengajar. Karena bahan ajar ini disusun berdasarkan materi yang
disampaikan pada perkuliahan dari pertemuan pertama hingga
pertemuan sembilan dengan waktu 100 menit setiap pertemuan dan
dilaksanakan ujian blok pada akhir semester.
Buku ajar ini merupakan hasil penehtian dan kajian terhadap
kedua aspek yaitu sosial budaya lahan basah dan karies gigi, didukung
penuh dari Lembaga penelitian ULM, bagian dari mewujudkan visi
universitas yang terkemuka dan berrdaya saing pada lingkungan lahan
basah. Sehingga terima kasih kepada Rektor, Ketua Lembaga
Penelitian Universitas Lambung Mangkurat, dan Dekan Fakultas
Kedokteran ULM, Pemerintah Kabupaten Barito Kuala dan Kota
KARIES GIGI DI MASYARAKAT LAHAN BASAH |
v
Banjarmasin dan semua pihakyang telah membantu, hingga
tersusunnyabuku ajar ini. Tentunya masih banyak kekurangan dari
penulisan buku ini, masukan dan penyempurnaan dari pembaca,
pemerhati dan praktisi lapangan sangat membantu kesempurnaan
buku ini. Terima kasih.
Banjarmasin, 20 Desember 2015
Penulis dan Tim Peneliti
KARIES GIGI DI MASYARAKAT LAHAN BASAH |
vi
KATA PENGANTAR
Telah difahami bahwa kesehatan gigi dan mulut adalah bagian penting
dari kesehatan secara umum dan kesejahteraan bagi individu dan
masyarakat. Sementara itu status kesehatan gigi dan mulut di
Indonesia cendrung memburuk dari tahun ke tahun.Upaya pemerintah
baik pusat dan daerah belum berpengaruh secara signifikan terhadap
perbaikan status kesehatan gigi dan mulut di Indonesia. Program
pemerintah tentang "Bebas Karies Usia 12 tahun di tahun 2030" masih
menjadi pertanyaan. Bila betul akan dilaksanakan tatangannya adalah
belum ter-petakan masalah-masalah yang dihadapi disetiap daerah
terutama pada aspek Lingkungan dana spek sosial Budaya daerah
setempatKedua faktorter sebut adalah faktor dominan dalam
mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut masyarakat (E.
Petreson, WHO 2010).
Diatas adalah permasalahan klasik yang dihadapi Profesi Kesehatan
Gigi di Indonesia sejakhampir 2 dekade tanpa terlihat kemungkinan
adanya perubahan yang mengembirakan. Oleh karena itu Pendidikan
Kedokteran Gigi harus dapat mempersiapkan lulusan Dokter Gigi
yang mampu menjawab tantangan diatas.
Saya menyambut gembira telah ditulisnya buku " Karies Gigi di
Masyarakat Lahan Basah " yang diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran
Gigi, Universitas Lambung Mangkurat. Buku ini dapat memberikan
pemahaman mahasiswa terhadap apayang sedang dihadapi dan apa
yang perlu dipelajari dalam memberi pelayanan kesehatan gigi
Comprehensive (Promotif, preventif, Kuratif dan Rehabilitatif) dalam
meningkatkan derajat kesehatan Gigi dan Mulut pada Masyarakat
yang tinggal di daerah lahan basah seperti di daerah Kalimantan
umumnya.
KARIES GIGI DI MASYARAKAT LAHAN BASAH |
vii
Pemberdayaan dan partisipasi masyarakat serta kemauan politikuntuk
mewujudkan kesehatan gigi yang lebih baik menjadi kunci utama.
Program berbasis continuum of care yang dimulai dari ibu hamil, bayi
dibawah 3 tahun, usia pra sekolah, usia sekolah, usia remaja, usia
dewasa-produktif, dan usia lanjut akan lebih efektif karena setiap
kelompok usia tersebut mempunyai risiko yang berbeda dan
penanganan yang berbeda dalam kesehatan giginya.
Pemanfaatan Fluoride perlu ditingkatkan untuk memperkuat "Host"
terhadap serangan karies gigi dan tinginya pemaparan lingkungan
asam. Demikian pula data "Erosi Gigi" perlu diketahui, karena banyak
studi menjelaskan hubungan Erosi Gigi dengan meningkatnya insiden
Karies gigi (.1.). Difinisi yang dianut selama ini tentang sikat gigi
yang benar masih kurang tajam sehingga masyarakat belum
mendapatkan manfaatnya. Sikatgigi yang benar adalah menyikat
seluruh permukaan gigi artinya, sedikitnya 14 permukaan dari 16
permukaan regio gigi harus disikat, pagi atau siang setelah makan
serta malam sebelum tidur. Dengan metoda sekali kumur memberikan
efek retensi Fluoride lebih baik dibanding kumur lebih dari 1 kali (2).
Data Riskesdas 2013 sangat mengembirakan karena 93.80%
masyarakat menyikat giginya setiap hari, tetapi dari data studi Prilaku
Sikat Gigi di Jakarta dengan menggunakan sikat gigiber-pencatat
dijital diperoleh hanya 1.27 kali perhari, yang artinya masih banyak
kecendrungan masyarakat yang tidak sikat gigi 2 x perhari.
Banyak kondisi kesehatan umum dan penyakit gigi dan mulut
dipengaruhi oleh faktor risiko umum seperti merokok dan polamakan
yang buruk. Penyakit gigi dan mulut sebagian besar dapat dicegah;
dan perlu mengembangkan intervensi untuk mencapai perbaikan
jangka panjang yang berkelanjutan.Untuk melakukannya, memerlukan
tindakan kemitraan untuk mengatasi faktor-faktor penentu kesehatan
yang lebih luas, mulai dari perubahan kebijakan ekonomi dan sosial
(dalam menciptakan lingkungan sehat), melalui pengadaan sarana
KARIES GIGI DI MASYARAKAT LAHAN BASAH |
viii
prasaran dan pendidikan kesehatan masyarakat untuk adopsi perilaku
sehat. Disamping itu pendekatan kemandirian melalui pemberdayaan
masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam menghadapi
lingkungan lahan basah perlu digalakan.
Buku ini cukup memberikan gambaran melalui data-data kondisi
kesehatan gigi dan mulut serta gambaran sosial budaya masyarakat
setempat yang memudahkan bagi mahasiswa berfikir kritis dan kreatif
untuk mencari berbagai alternatif pemecahan masalah dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat khususnya
masyarakat yang tingal di daerah lahan basah.
Saya mengucapkan selamat kepada tim penyusun buku ini dan
mengharap untuk tetap mengembangkan studi-studi selanjutnya
secaraterus menerus dan hasilnya untuk penyempurnaan buku ini.
Dengan demikian proses pembelajaran mahasiswa khususnya
mahasiswa kedokteran gigi akan lebih faktual.
Drg. Anton Rahardjo, MKM, PhD.
Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Gigi Komunitas dan
Ketua Klaster Riset Oral Epidemiology danUji Klinik,
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Rumpun Ilmu Kesehatan, Gd B It 6, Kampus Universitas Indonesia,
Depok.
e-mail: anton r(Sui.ac.id Web: http://stafF.ui.ac.id/anton r
Sumber:
1.
Al-Malik MP, HoltRD, Bedi R. The relationship between
erosion, caries and rampant caries and dietary habits in
KARIES GIGI DI MASYARAKAT LAHAN BASAH |
ix
2.
3.
preschool children in Saudi ArabiaJnt I Paediatr Dent. 2001
Nov;ll(6):430-9.
I RisqaRinaDarwita, ArmasastraBahar, Anton Rahardjo,
Sandy Asri.Retensi Fluor di Dalam Saliva Setelah Program
Sikat Gigi BersamaPadaSiswaSekolahDasar, DentikaVol 15,
No.2 (2010). http:// stafF.ui.ac.id/user/968/publications
Anton Rahardjo et all. Measurement of Tooth Brushing
Frequency, Time of Day and Duration of Adults and Children
in Jakarta, Indonesia, Journal of Dentistry Indonesia
2015;21(3).Int I Paediatr Dent. 2001 Nov;ll(6):430-9.
http://staff.ui.ac.id/user/968/publications
KARIES GIGI DI MASYARAKAT LAHAN BASAH |
x
DAFTAR ISI
iii
PENGANTAR PENULIS...................................................................... iii
vii
KATA PENGANTAR............................................................................ vii
BAB I
SOSIAL BUDAYA DAN KESEHATAN MASYARAKAT......................
1 1
1.1 .Tujuan Instruksional Khusus............................................................ 11
1.2.Pembahasan..........................................................................................11
1.3.Soal/Latihan..........................................................................................5 5
1.4.Tugas Mahasiswa.................................................................................55
BAB II
LAHAN BASAH.................................................................................. 7 7
2.1.Tujuan Instruksional Khusus............................................................ 77
2.2.Pembahasan..........................................................................................77
2.3.Soal/Latihan..........................................................................................1111
2.4.Tugas Mahasiswa.................................................................................11
11
BAB III
KARIES GIGI....................................................................................... 13
13
3.1 .Tujuan Instruksional Khusus............................................................ 13
13
3.2.Pembahasan..........................................................................................1313
3.3.Soal/Latihan..........................................................................................2020
3.4.Tugas Mahasiswa.................................................................................20
20
BAB IV
KESEHATAN GIGI PADA LAHAN BASAH.........................................
21 21
4.1 .Tujuan Instruksional Khusus............................................................ 21
21
4.2.Pembahasan..........................................................................................2121
4.3.Soal/Latihan..........................................................................................2626
4.4.Tugas Mahasiswa.................................................................................26
26
KARIES GIGI DI MASYARAKAT LAHAN BASAH |
xi
BAB V
27
AIR, SANITASI, KESEHATAN GIGI, DAN LEMBAGA SOSIAL..... 27
27
5.1.Tujuan Instruksional Khusus................................................................... 27
27
5.2.Pembahasan............................................................................................. 27
5.3.Soal/Latihan............................................................................................. 33
33
5.4.Tugas Mahasiswa.................................................................................... 33
33
BAB VI
BUDAYA MASYARAKAT DAN GOSOK GIGI.................................... 35
35
6.1.Tujuan Instruksional Khusus................................................................... 35
35
6.2.Pembahasan............................................................................................. 35
45
6.3.Soal/Latihan............................................................................................. 45
45
6.4.Tugas Mahasiswa.................................................................................... 45
BAB VII
47
MENINGKATKAN KESEHATAN GIGI................................................ 47
47
7.1.Tujuan Instruksional Khusus................................................................... 47
7.2.Pembahasan............................................................................................. 47
47
7.3.Soal/Latihan............................................................................................. 55
55
7.4.Tugas Mahasiswa :.................................................................................. 56
56
BAB VIII
MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LAHAN BASAH........ 57
57
8.1 .Tujuan Instruksional Khusus.................................................................. 57
57
8.2.Pembahasan............................................................................................. 57
92
8.3.Soal/Latihan........................................................................................... 92
93
8.4.Tugas Mahasiswa.................................................................................... 93
95
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 95
99
INDEX.......................................................................................................... 99
GLOSARIUM............................................................................................ 103
103
KARIES GIGI DI MASYARAKAT LAHAN BASAH |
xii
KARIES GIGI DI MASYARAKAT LAHAN BASAH |
xiii
Download