SIARAN PERS DEPARTEMEN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta 10110 Telp/Fax. 021-23528400/23528456 www.depdag.go.id Depdag Lakukan Penyempurnaan Petunjuk Pendistribusian Gula Rafinasi Jakarta, 10 Februari 2009 - Departemen Perdagangan mengeluarkan penyempurnaan petunjuk pendistribusian gula rafinasi melalui surat Menteri Perdagangan kepada produsen gula rafinasi No. 111/M-DAG/2/2009 pada 6 Februari 2009. Penyempurnaan ini dilakukan dalam rangka memberi kepastian dan kejelasan bagi semua pihak yang terlibat perihal distribusi gula rafinasi yang sesuai dengan kebijakan pemerintah. “Dengan disempurnakannya petunjuk pendistribusian gula rafinasi, diharapkan dapat memberi kejelasan dan kepastian sehingga tidak menganggu penyaluran gula rafinasi sesuai peruntukan, yaitu untuk industri, dan juga tidak menganggu pasar gula kristal putih” kata Mendag Mari Pangestu. Selain itu, penyempurnaan ini dimaksudkan agar produsen gula rafinasi, distributor di semua lini, perusahaan makanan dan minuman (menengah, UKM dan industri rumah tangga), dan aparat pengawasan mempunyai pemahaman yang sama mengenai sistem distribusi yang berlaku. Produsen gula rafinasi menegaskan komitmennya untuk menyalurkan gula rafinasi hanya kepada industri sesuai dengan kebijakan pemerintah selama ini, yaitu bahwa gula rafinasi (yang berasal dari raw sugar/gula mentah eks impor) hanya diperuntukkan bagi kebutuhan bahan baku industri makanan dan minuman. Beberapa petunjuk teknis penyempurnaan tersebut antara lain: Pertama, distributor harus ditunjuk resmi oleh produsen gula rafinasi, demikian pula sub distributor ditunjuk resmi oleh distributor. Nama distributor dan sub distributor yang ditunjuk wajib disampaikan ke Dinas yang bertanggung jawab di bidang perdagangan tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Distributor dan sub distributor yang tidak memiliki penunjukan resmi tidak diperbolehkan untuk menyalurkan/ mendistribusikan gula rafinasi; Kedua, produsen, distributor dan sub distributor dapat menjual gula rafinasi langsung kepada industri pengguna serta tetap dalam kemasan karung dan tidak diperbolehkan dikemas dalam bentuk kiloan; Ketiga, terkait dengan kemasan, kemasan karung gula rafinasi wajib mencantumkan: nama produk Gula Kristal Rafinasi (GKR); hanya untuk kebutuhan industri; menggunakan tanda SNI; berat bersih dan nama produsen; Keempat, berkaitan dengan pengaturan kualitas GKR yang harus disesuaikan dengan SNI yaitu Mutu I (satu) maksimal dengan Icumsa 45 dan Mutu II (dua) maksimal dengan Icumsa 80. Hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Perindustrian No. 83/M-IND/PER/11/2008 tanggal 13 November 2008; Kelima, kelengkapan dokumen yang harus ditunjukkan industri pengguna agar dapat membeli GKR antara lain dokumen-dokumen sebagai berikut: (1) Izin Usaha Industri (IUI) untuk Industri skala Besar-Menengah; (2) Tanda Daftar Industri (TDI) untuk Industri skala kecil; dan (3) Surat keterangan dari RT/RW yang diketahui oleh Lurah setempat bagi Industri Kecil (IK) dan Industri Rumah Tangga (IRT). Untuk proses monitoring, produsen, distributor dan sub distributor wajib melaporkan secara berjenjang baik kepada Dinas setempat maupun kepada Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, mengenai realisasi penyaluran/penjualan gula rafinasi ke industri pengguna setiap periode. Apabila terjadi penyimpangan atau penyalahgunaan dari ketentuan dalam surat Menteri Perdagangan ini akan dikenakan sanksi administrasi dan/atau sanksi lain sesuai dengan ketentuan berlaku. Petunjuk pendistribusian gula rafinasi ini tetap dalam kerangka SK Menperindag No.527/MPP/Kep/9/2004, bahwa GKR hanya untuk kebutuhan bahan baku bagi industri pengguna. Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) sudah sepakat untuk melaksanakan petunjuk pendistribusian ini dengan konsisten. -- selesai -Informasi lebih lanjut, hubungi: Kepala Pusat Humas Telp/Fax: 021-23528400/23528456 Email: [email protected] Direktur Bina Pasar dan Distribusi Telp/Fax: 021-3858210/3858214 Email: [email protected], [email protected] 2