Analisis Pengaruh Sikap, Norma, Kontrol dan Preferensi Risiko

advertisement
Analisis Pengaruh Sikap, Norma, Kontrol dan Preferensi
Risiko Terhadap Minat Wanita Berinvestasi di Reksadana
Edy Hariady
Fakultas Ekonomika dan Bisnis, UKSW
1. Pendahuluan
April 2011, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengajak wanita untuk berinvestasi.Hal ini
merupakan hal yang baru karena kebanyakan investor adalah laki-laki. Ada berbagai cara
investasi yang dapat dilakukan oleh banyak orang termasuk perempuan seperti deposito,
forex,
membeli emas, membeli property, menanam saham atau membeli reksa dana.
Perempuan dipilih BEI sebagai pasar yang sangat potensial karena kebanyakan perempuan
sangat identik dengan pengelolaan keuangan dalam rumah tangga.Selain itu, banyaknya
perempuan yang menganggur dirumah dan tidak memiliki perkerjaan untuk tambahan
penghasilan dapat melakukan investasi untuk meningkatkan penghasilan keluarga. Reksadana
merupakan sarana investasi yang cukup menguntungkan karena tingkat kerugiaannya dapat
diperkecil dengan adanya manajer investasi yang mengelolah dana untuk diinvestasikan.
Dalam kenyataan yang dapat dilihat, kecenderungan perempuan lebih takut dalam
berinvestasi di bandingkan dengan laki-laki.Perempuan bekerja di industri yang aman dan
memilih pekerjaan yang lebih aman untuk menghindari resiko.Stereotip yang seperti ini
membuat diskriminasi antara pria dan wanita (Schubert et al., 2000). Wanita tidak ditawarkan
pekerjaan yang beresiko atau pengembalian keputusan yang didasarkan pada resiko ( Johnson
and Powell, 1994). Para broker memberi saran pada wanita yang paling sering adalah
investasi yang low risk-low return. Keputusan ini diambil berdasarkan keputusan pribadi
dengan melihat jenis kelamin, bentuk investasi yang cocok (Eckel dan Grossman,
2003).Sedikitnya partisipasi wanita dalam keputusan investasi keluarga berawal dari
terbatasnya pengetahuan dan sosialisasi tentang investasi pada umumnya. Bukan hanya
kepada wanita, akan tetapi kepada masyarakat pada umumnya pun, sosialisasi dan tingkat
pengetahuan tentang investasi masih sangat kurang dilakukan. Masyarakat kita pada
1
umumnya masih berada di "saving society" (masyarakat yang menabung) dan belum berada
di tingkatan "investing society" (masyarakat yang berinvestasi). Oleh karena itu, investasi
sebagai cara untuk mencapai tujuan – tujuan keuangan secara khusus belum menjadi bagian
besar dari kehidupan keuangan masyarakat pada umumnya.
Padahal, apabila masyarakat ingin dirubah menjadi investment society, maka peran
wanita dan pengetahuan wanita akan investasi perlu untuk ditingkatkan. Contoh kasus yang
bisa diamati adalah meningkatnya jumlah investor ibu – ibu rumah tangga pada instrument
Sukuk Retail yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Untuk tahun 2012
terdapat 17.606 investor sukuk retail yang tercatat (www.detik.com).Hal ini membuktikan
bahwa dengan edukasi dan sosialisasi yang benar, masyarakat dan wanita pada khususnya
dapat mengambil peran dan aktif dalam keputusan berinvestasi yang melibatkan keuangan
keluarganya.
Berdasarkan karakteristik wanita yang risk-averse,lebih mementingkan rasa aman,
dan menyukai investasi yang low risk-low return, maka investasi yang cocok untuk wanita
adalah reksa dana(Eckel dan Grossman, 2003). Reksa dana adalah salah satu instrument
investasi yang aman. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari
masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun
hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Umumnya, Reksa Dana diartikan
sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya di investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Kebanyakan
wanita pada jaman sekarang ini kurang memiliki banyak waktu, karena tersita oleh pekerjaan
ataupun urusan rumah tangga, sehingga jarang yang memikirkan untuk melakukan investasi.
Dengan adanya reksa dana ini, para wanita tidak harus repot mengurusi dana yang
investasikannya karena telah di atur oleh manajer investasi. Keuntungan yang dapat diperoleh
adalah adanya tambahan pendapatan untuk rumah tangga yang tidak harus tergantung dari
suami atau gaji istri ( jika bekerja).
Dalam penelitian ini, untuk melihat rendahnya partisipasi wanita dalam melakukan investasi,
maka peneliti menggunakan theory of planned behavior (teori perilaku terencana) yang
dikemukakan oleh Icek Ajzen pada tahun 1985. Teori ini merupakan pengembangan dari
teori perilaku yang beralasan ( theory of reasoned action ) yaitu sikap dan norma, dengan
menambahakan satu variabel yaitu kontrol.Peneliti menggunakan Theory Planned Behavior
2
karena ingin melihat minat investasi wanita dalam investasi.Dalam teori ini dibahas bahwa
sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap sesuatu stimulus atau
objek, seperti halnya pengetahuan. Seorang yang memiliki pengetahuan yang baik, pasti akan
sanggup untuk berinvestasi terutama di reksadana. Norma cenderung lebih mengarah pada
lingkungan sekitar yang mempengaruhi nilai-nilai seseorang. Setiap orang memiliki
lingkungan yang berbeda, berbagai pengaruh atau pandangan akan membentuk norma dan
pandangannya, contoh jika dilingkungan seseorang menganggap berinvestasi di saham adalah
hal yang baik dan berinvestasi di reksadana adalah hal yang kurang menguntungkan, maka
orang tersebut cenderung membeli saham sebagai sarana investasi.Kontrol mempengaruhi
minat seseorang dan akhirnya mempengaruhi perilaku seseorang, uang atau dana yang ada di
tangan dapat dikatakan sebagai alat kontrol yang nantinya akan mempengaruhi minat
seseorang untuk berinvestasi. Dana yang cukup atau sisa akan terdorong untuk berinvestasi,
bisa berupa tabungan atau yang lainnya. Untuk memahami ke-tiga konsep tersebut, dapat
diambil contoh di Indonesia terutama di Jawa sendiri paham patrialisme masih
kuat.Keputusan-keputusan dalam keluarga masih didominasi oleh para pria. Paham ini juga
membuat wanita dijadikan “kanca wingking” ( teman belakang ), dan hanya bertugas
dirumah untuk menjaga anak (Handayani dan Novianto (2004)). Hal ini yang membuat
wanita jarang mau untuk melakukan investasi karena kesibukan yang ada dan juga ada
larangan dari suami.
Dalam penelitian ini, peneliti menambahkan preferensi risiko sebagai hal yang sangat
diperlukan untuk orang yang akan berinvestasi. Pada kenyataannya, preferensi risiko yang
kita ketahui
juga dapat mempengeruhi minat seseorang dalam berinvestasi. Contohnya
seberapa besar risiko yang akan ditoleransi jika berinvestasi di Bursa atau apa saja risiko
yang akan dihadapi jika berinvestasi di bursa. Dengan terpenuhinya 4 variabel diatas maka
akan ada minat untuk berinvestasi.Pada penelitian Alleyne dan Broome ( 2011 ),
mengatakana bahwa minat investasi seorang wanita dipengaruhi oleh sikap, lingkungan
sekitar, kontrol dan preferensi risiko.Kusmanti ( 2011 ) mengatakan, minat investasi wanita
dipengaruhi oleh faktor usia terhadap hubungan antara motivasi pemenuhan kebutuhan sosial
dengan minat wanita berinvestasi di pasar modal.Penelitian Alley ne dan broome
(2011)adalah acuan peneliti dalam melakukan penelitian ini.Alleyne dan Broome (2011)
melakukan penelitian untuk melihat minat investasi berdasarkan preferensi risiko.Yang
3
membedakan penelitian ini dengan sebelumnya adalah produk dari investasi yang lebih
spesifik, yaitu reksadana.Selain itu, objek penelitian adalah wanita.
1.1 Rumusan Masalah
Pada peneliti sebelumnya meneliti pengaruh pengetahuan terhadap minatwanita dalam
berinvestasi di reksa dana, namun pada penelitian ini penulis akan meneliti wanitabukan
hanya melihat satu saja variabel (pengetahuan) yang diteliti,tetapi peneliti ingin menambah
beberapa variabel berdasarkan teori perilaku terencana ( theoryof planned behavior ) yaitu:

Apakahsikap mempengaruhi minat perempuan untuk berinvestasi di Reksa Dana?

Apakahnorma mempengaruhi minat perempuan untuk berinvestasi di Reksa Dana?

Apakahkontrol mempengaruhi minat perempuan untuk berinvestasi di Reksa Dana?

Apakahpreferensi risiko mempengaruhi minat perempuan untuk berinvestasi di Reksa
Dana?
2. KERANGKA TEORITIS
2.1 Definisi Konsep
Konsep
merupakan
simbol
yang
digunakan
untuk
memeknai
fenomena
tertentu.Konsep sangat penting digunakan untuk membahas dan menganalisis masalah yang
ada.(Ihalaw, 2008, 24).Dalam penelitian ini, ada beberapa konsep yang dipakai, sebagai
berikut.
4
2.1.1 Theory of Planned Behavior ( Teori Perilaku Terencana )
Gambar 2.1 Theory Planned Behavior
Sumber: Ajzen, I. (1991).Teori perilaku direncanakan.Organizational Behavior and
Human Decision Processes, 50, hal179-211.
Teori ini dikemukakan oleh Icek Ajzen pada tahun 1985, teori ini merupakan
pengembangan dari teori tindakan beralasan ( Theory of Reasoned Action ). Dalam teori
perilaku terencana ini ada 3 variabel yaitu:
1) Sikap
Sikap adalah perasaan umum yang menyatakan keberkenaan seseorang terhadap
suatu obyek yang mendorong tanggapannya, baik dalam bentuk tanggapan positif
maupun negatif.( Ajzen 1991 ). Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia
terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek atau issue.( Petty, Cocopio, 1986 dalam
Azwar, 2000). Menurut Notoatmojo (1997), sikap merupakan reaksi atau respon
seseorang yang masih tertutup terhadap sesuatu stimulus atau objek. Selain itu,
menurut pandangan Heri Purwanto (1998) sikap adalah pandangan – pandangan atau
perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap obyek tadi.
Allport( dalam Wulandari, 2009 ) menggunakan pendekatan dua komponen,
sikap didefinisikan sebagai suatu kondisi mental dan neural tentang kesiapan,
terorganisir melalui pengalaman, mengupayakan suatu pengaruh yang terarah dan
dinamis pada respon individu terhadap semua obyek dan situasi yang terkait. Untuk
5
pemahaman yang lebih jelas, peneliti akan menggunakan salah satu indikator empiris
sikap yaitu pengetahuan. Pada penelitian sebelumnya, Chen dan Volpe (1998)
mengatakan bahwa pendidikan pada manajemen keuangan mempunyai hubungan
yang signifikan dalam pembuatan keputusan investasi yang penting.Chen dan Volpe (
1998) menyimpulkan bahwa pengaruh tingkat pengetahuan keuangan individu
mempengaruhi mereka dalam pengambilan keputusan. Pengetahuan seperti stimulus
untuk orang yang tidak tahu.Sama halnya dengan reksadana, reksadana merupakan
pengetahuan. Orang yang sudah mengerti dan paham tentang reksa dana setidaknya
akan tahu apa saja keuntungan yang akan didapat dan bagaimana risiko yang akan
dihadapi. Dengan mengetahui tentang reksa dana, setidaknya
perempuantertarik
untuk mencoba berinvestasi di reksadana.
2) Norma Subyektif
Menurut Kreither dan Kinicki (2001) norma subyektif diartikan sebagai
penerimaan tekanan sosial untuk menampilkan sebuah perilaku yang spesifik.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1977) menjelaskan bahwa norma subyektif
merupakan persepsi individu berhubungan dengan kebanyakan dari orang-orang yang
penting bagi dirinya mengharapkan individu untuk melakukan atau tidak melakukan
tingkah laku tertentu, orang-orang yang penting bagi dirinya itu kemudian dijadikan
acuan atau patokan untuk mengarahkan tingkah laku.
Menurut Mowen (1995), norma subyektif menilai apa yang diyakini oleh para
konsumen yang seharusnya mereka kerjakan menurut anggapan orang-orang. Dengan
kata lain, norma subyektif memasukan pengaruh –pengaruh yang kuat dari kelompok
penganjur ke dalam perumusan pada perilaku. Menurut Dharmmesta (1998), norma
subyektif adalah faktor sosial yang menunjukan tekanan sosial yang dirasakan untuk
melakukan atau tidak melakukan tindakan/perilaku. Ajzen( 1991) mendefinisikan
bahwa norma subjektif adalah tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau
tidak melakukan perilaku. Norma subjektif mengacu pada pengaruh keluarga, rekanrekan dan lingkungan sosial. Misalkan dikehidupan sehari-hari kita bergaul dengan
teman-teman yang merokok. Karena banyak teman yang merokok, maka kita juga
akan ikut merokok. Lingkungan dapat mempengaruhi perilakuk seseorang. Untuk
reksa dana sendiri, lingkungan yang di maksud adalah yang berkaitan dengan
6
sosialisasi anda. Contoh, saat anda bertemu dengan tetangga anda yang berinvestasi di
reksa dana dan kemudian beliau menceritakan keuntungan yang ia peroleh, maka hal
itu akan mendorong kita untuk berinvestasi di reksa dana.
3) Kontrol Perilaku Yang Dirasakan
kontrol perilaku yang dirasakan adalah dirasakan kemudahan atau kesulitan
dalam menjalankan perilaku (Ajzen, 1991). kontrol perilaku yang dirasakan biasanya
dianggap terdiri dari kesulitan dan mengendalikan faktor-faktor (Ajzen, 2000).
Kontrol perilaku yang dirasakan merupakan fungsi dari keyakinan kontrol dan
kemudahan akses ke faktor kontrol keyakinan, kontrol merupakan ada tidaknya
sumber daya dan kesempatan yang diperlukan umtuk melakukan perilaku
tertentu.Sedangkan kemudahan akses ke faktor kontrol merupakan penilaian
kepentingan seseorang terhadap sumber daya untuk memperoleh hasil yang
diharapkan dari perilaku (Chang, 1998). Kontrol memang sangat penting daripada
sikap dan norma, karena bisa berpengaruh langsung dengan perilaku. Sebagai contoh
adalah uang, dalam hal ini mahasiswa yang memiliki dana bisa saja langsung
membeli reksa dana yang ada, bisa juga mereka mencari tahu tentang dana reksa baru
berani berinvestasi. Hal selanjutnya jika ketiga hal tersebut terpenuhi dan ada minat,
maka tinggal menunggu keputusan pembelian reksa dana.
2.1.2 Minat
Minat menurut Tidjan (1976 ) adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan
perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Sedangkan menurut Mahmud
(1982), minat adalah kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada
orang, situasi, atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat
pengalaman efektif yang di stimular oleh hadirnya seorang atau sesuatu obyek, atau karena
berpartisipasi dalam suatu aktifitas.
2.1.3 Preferensi risiko
Menurut William dan Richard (1989), risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang
dapat terjadi selama periode tertentu. Menurut Silalahi (1997), “risk is uncertainty”atau
7
dapat diartikan resiko adalah ketidakpastian.Pada penelitian Hsee dan Weber (1998) dalam
(Probo, 2011) mengungkapkan bahwa preferensi risiko sebagai kecenderungan seorang
individu untuk memilih hal beresiko, dalam hal ini adalah pengambilan keputusan.Sembel
dan Sembel (2007) mengatakan bahwa preferensi risiko adalah tinggi rendahnya
kecendereungan mentolerir penyimpangan dari pengembalian yang diharapkan. Sembel dan
Sembel (2007) menggolongkan preferensi risiko menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Risiko rendah ( risk averse): investor yang takut dengan risiko.
2. Risiko sedang: investor yang netral.
3. Risiko tinggi ( risk taking): investor yang menyukai risiko atau berani menanggung
risiko.
2.1.4 Reksadana
Menurut Undang-Undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat 27: “
Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi”.
Pada pengertian diatas, dapat ditemukan beberapa unsure yang penting dalam
reksadana, yaitu:
1. adanya dana yang dikumpulkan dari masyarakat atau industri,
2. investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah divesrsifikasi,
3. Manajer investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat investor.
Pada reksadana, manajer investasi mengelola dana-dana yang ditempatkan pada surat
berharga dan merealisasikan keuntungan atau kerugian dan menerima dividen atau bunga
yang dibukukannya kedalam Nilai Aktiva Bersih (NAB).
2.2 Hipotesis
2.2.1 Sikap mempengaruhi minat perempuan untuk berinvestasi di Reksa Dana.
Dalam teori perilaku terencana ( theory planned behavior ) ( Ajzen 1991 )
menjelaskan bahwa sikap adalah perasaan umum yang menyatakan keberkenaan seseorang
terhadap suatu obyek yang mendorong tanggapannya, baik dalam bentuk tanggapan positif
maupun negatif. Sikap terhadap perilakku adalah penilaian pribadi yang menyangkut
pengetahuan dan keyakinannya mengenai perilaku tertentu, baik positif atau negatif .
8
Sesorang yang bersikap pasti didasarkan pada pengetahuan yang ada pada dirinya.
Sikap yang positif memandang reksa dana sebagai instrument investasi yang menguntungkan.
Sebaliknya sikap negatif memandang bahwa reksa dana memiliki risiko yang besar jika
melakukan investasi.
Pengetahuan
yang baik sangat diperlukan untuk memahami seluk beluk
investasi.Karena tanpa ada pengetahuan, maka kita seperti orang yang berjalan tanpa
pegangan. Jika seseorang telah mengetahui apa itu reksa dana, maka orang akan berminat
untuk menginvestasikan dananya di reksa dana. Begitu pula sebaliknya, jika orang tidak tahu
tentang reksa dana, maka orang itu tidak punya minat untuk investasi dan dalam pola
pikirannya adalah bahwa investasi memiliki resiko yang besar bagi dirinya.
Pada penelitian Alleyne dan Broome (2011), mengatakan bahwa sikap sangat
berpengaruh terhadap minat seseorang untuk berinvestasi.Untuk dapat mengetahui investasi
mana yang sebaiknya di ambil, harus berdasarkan pengetahuan yang kuat atau cukup.
H1: sikap mempengaruhi minat wanita berinvestasi di reksa dana.
2.2.2
Norma mempengaruhi minat perempuan untuk berinvestasi di Reksa Dana.
Norma subyektif datang dari pengaruh orang lain yang dianggap penting ( Subagyo,
2000). Lingkungan yang mengekang akan membatasi seseorang untuk bertindak. Lingkungan
yang ada di jawa, cenderung lebih membatasi wanita.Dalam hal ini semua pekerjaan rumah
dikerjakan oleh wanita, keputusan-keputusan penting ada di tangan laki-laki.Selain itu
adapula yang menganggap bahwa keputusan untuk investasi adalah hal yang sangat beresiko
untuk dilakukan. Hal seperti ini akhirnya akan mempengaruhi wanita untuk berinvetasi atau
tidak.
H2: Norma mempengaruhi minat wanita berinvestasi di reksa dana
2.2.3 Kontrol mempengaruhi minat perempuan untuk berinvestasi di Reksa Dana.
Menurut Ajzen dalam Subagyo (2000) mengatakan bahwa kesadaran akan kontrol
adalah kepercayaan seseorang bahwa ia dapat mengendalikan perilaku atau persepsi
seseorang mengenai kemudahan atau kesulitan dalam menjalani sebuah perilaku. Kontrol
memfasilitisi seseorang untuk bertindak.
9
Kontrol dalam konteks penelitian ini adalah ketersediaan dana untuk investasi. Orang
yang melakukan investasi adalah orang yang telah bekerja dan orang yang sudah tercukupi
kebutuhan primer mereka. Ketika kebutuhannya terpenuhi, maka akan ada sisa uang karena
terpenuhinya kebutuhan primer. Uang inilah yang akan memfasilitasi seseorang untuk
berinvestasi di reksa dana.
H3: kontrol mempengaruhi minat wanita berinvestasi di reksa dana.
2.2.4 Preferensi risiko mempengaruhi minat waita berinvestasi di reksa dana
Menurut Hsee dan Weber (1998) dalam Probo (2011) mengungkapkan bahwa
preferensi risiko sebagai kecenderungan seorang individu untuk memilih hal beresiko, dalam
hal ini adalah pengambilan keputusan.
Preferensi risiko bagi wanita sangatlah penting karena kecenderungan wanita yang
risk averse.Informasi tentang apa saja risiko yang akan dialami dapat mempengaruhi minat
wanita untuk berinvestasi di reksa dana. Bentuk investasi yang tingkat risiko rendah
membuat wanita menyukai bentuk investasi ini walaupun tingkat return yang mereka terima
rendah.
H4: preferensi risiko mempengaruhi minat wanita berinvestasi di reksa dana.
3. Metode Penelitian
3.1 Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan elemen yang menjadi perhatian dalam suatu peneliti
(Supramono dan Sugiarto, 1993). Dalam penelitian ini, populasi yang akan diteliti adalah
dosenwanita Fakukltas Ekonomika dan Bisnis dan Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan UKSW. Setelah menentukan populasi, peneliti memilih sampel.Sampel
adalah sebagian anggota populasi yang terpilih.Pemilihan sampel dilakukan dengan
purposive sampling yang penentuan sampel non-probabilitas didasarkan pada kriteria
tertentu.Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah dosen perempuan yang telah
bekerja di Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan UKSW selama kurang lebih 5 tahun dan bekerja di dalam bidang akademik.
10
3.2 Pengukuran Variabel
Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner
kepada perempuan yang termasuk dalam kategori yang telah ditentukan. Pengisian kuesioner
menggunakan skala likert dari 1-5.
Tabel 3.1
Indikator Penelitian
Variabel
Sikap
Pengertian
perasaan umum yang
menyatakan
keberkenaan seseorang
terhadap suatu obyek
yang
mendorong
tanggapannya,
baik
dalam bentuk tanggapan
positif maupun negatif. (
Ajzen 1991 )
Indikator
 Baik-buruk
investasi.
 Bodoh- bijaksana
 Rugimenguntungkan
 Tidak
menyenangkanmenyenangkan
 Tidak
bermanfaatmenguntungkan
Pernyataan
 Investasi di reksa dana
adalah hal yang baik.
 Keputusan berinvestasi
di reksa dana adalah
bijaksana.
 Berinvestasi di reksa
dana akan membuat
saya rugi.
 Berinvestasi
di
reksadana adalah hal
yang menyenangkan.
 Berinvestasi di reksa
dana adalah hal yang
tidak bermanfaat.
Norma
tekanan sosial yang 
dirasakan
untuk
melakukan atau tidak
melakukan
perilaku.
Norma
subjektif 
mengacu pada pengaruh
keluarga, rekan-rekan
dan lingkungan sosial. (
Ajzen, 1991)

Persepsi

lingkungan jika
saham lebih baik
dari reksadana
Anggapan bahwa
membeli saham
adalah hal yang 
baik.
Pemilihan saham
adalah hal yang
bijak.

Kontrol
Kepercayaan seseorang 
Modal investasi

Banyak
orang
di
lingkungan
saya
berpikir bahwa memilih
saham
perusahaan
adalah
lebih
baik
daripada reksadana.
Banyak
orang
dilingkungan
saya,
mengambil saham pada
perusahaan
public
adalah ide yang bagus.
Orang-orang disekitar
saya
berpendapat
bahwa memilih saham
perusahaan adalah ide
yang bijaksana.
Saya
dapat
dengan
11
bahwa
ia
dapat 
mengendalikan perilaku 
atau persepsi seseorang
mengenai kemudahan 
atau kesulitan dalam
menjalani
sebuah
perilaku. (Ajzen dalam
Subagyo (2000:20))
pengetahuan
kesempatan
investasi
kepercayaan



Minat
Menurut
Martensi
(1988), minat adalah
tendensi suka atau tidak
suka
yang
diikuti
dengan
partisipasi
terhadap
kegiatan
tertentu yang menjadi
obyek kesukaannya.








Rencana
sukaberinvestasi
Beralih
ke
investasi lain jika
ada kesempatan.
Suka hal yang
dilakukan.
Mengarah pada
pilihan tertentu.
Rasa takut salah
investasi.
Tidak takut pada
apapun.
Akan
memperhatikan
portofolio.








mudah
untuk
berinvestasi
di
reksadana.
Saya
memiliki
pengetahuan
untuk
berinvestasi
di
reksadana.
Saya memiliki banyak
kesempatan
untuk
berinvestasi
di
reksadana.
Saya
percaya
jika
investasi
saya
di
reksadana
akan
bertumbuh.
Saya berencana untuk
berinvestasi
di
reksadana.
Jika
saya
punya
kesempatan, maka saya
akan
lebih
suka
berinvestasi
di
instrument reksadana.
Saya tidak akan beralih
ke instrument investasi
lain sebelum 12 bulan.
Saya suka terhadap
sesuatu
yang saya
lakukan
untuk
berinvestasi
di
reksadana.
Saya mengarahkan diri
pada pilihan tertentu
untuk berinvestasi di
reksadana.
saya takut terhadap
pilihan reksadana yang
salah.
Saya tidak takut apapun
yang
menghalangi
investasi
saya
di
reksadana.
saya
akan
memperhatikan
portofolio
investasi
saya.
12
Preferensi
risiko
Sembel dan Sembel 
(2007),
mengatakan 
bahwa preferensi risiko 
adalah tinggi rendahnya
kecendereungan
mentolerir
penyimpangan
dari
pengembalian
yang
diharapkan
Risiko rendah
Risiko sedang
Risiko tinggi









Kekayaan bukan hal
yang penting bagi saya
dan kerugian tidak
membuat saya kaget.
Lebih
baik
saya
berinvestasi
di
reksadana
daripada
saya berinvestasi di
saham atau dilainnya.
Jika pasar bergejolak,
saya
akan
tetap
berinvestasi.
Saya
membutuhkan
pertumbuhan
pada
reksadana saya.
Saya suka memilih satu
reksadana
yang
memiliki keuntungan
yang tinggi daripada
reksadana
yang
keuntungannya sedikit.
Perubahan harga di
pasar modal tidak saya
perhatikan.
Saya
menikmati
kehebohan harga yang
terjadi di pasar.
Tidak masalah jika
reksadana
saya
tergolong tidak laku.
Saya merasa tidak perlu
memperhatikan
reksadana
saya.
Biarkan saja bertumbuh
sendiri.
Sumber: Alleyne dan Broome, 2011 danSembel dan Sambel, 2007
3.3 Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan, kemudian
dilakukan pengujian reliabilitas dan
validitas. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan regresi berganda untuk mengetahui
apakah setiap variable mempengaruhi minat perempuan untuk berinvestasi di reksa dana.
13
3.4 Model Statistik
Y= a+b1x1+b2x2+b3x3+b4x4+e
Y= Minat berinvestasi di reksa dana
X1= sikap
X2= norma
X3= kontrol
X4= preferensi risiko
3.5 Model Penggolongan Skala Likert
t=
t= rentang kelas
R= range
K= jumlah interval
T=
= 0,8
Tabel 3.2
Penilaian Skala Likert
Range
Keterangan
1-1.8
Sangat rendah
1.81-2.61
Rendah
2.62-3.42
Sedang
3.43-4.22
Tinggi
4.23-5.03
Sangat tinggi
Sumber: Supangat, 2007
14
4. Analisis dan Pembahasan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan menyebarkan
kuesioner kepada responden, didapatkan hasil sebagai berikut:
4.1
Analisis
4.1.1
Karakteristik responden
Pada pembahasan ini, akan dibahas gambaran umum responden yang meliputi, umur,
pengalaman kerja, jenis investasi yang dilakukan, pendapatan, fakultas, pendidikan, status
dan konsentrasi dosen.
Tabel 4.1
Umur dan Pengalaman Kerja
Umur
Jumlah
Persentase
25 – 31
6
20%
32 – 38
10
33%
39 – 45
5
17%
46 – 52
5
17%
53 – 59
3
10%
60 – 66
1
3%
Total
30
100%
Pengalaman Kerja
Jumlah
Persentase
5–9
11
37%
10 – 14
6
20%
15 – 19
2
7%
20 – 24
6
20%
15
25 – 29
3
10%
30 – 34
2
7%
Total
30
100%
Sumber :Data Primer, 2013
Dari data tabel umur, dapat dilihat bahwa responden paling banyak berada pada
kisaran umur 32-38 tahun yaitu sebesar 33%.Pengalama kerja para responden paling banyak
berada pada 5-9 tahun.
Tabel 4.2
Jenis Investasi
Jenis Investasi
Jumlah
emas
Persentase
15
24%
6
10%
15
24%
3
5%
17
27%
saham
2
3%
Lainnya
4
6%
properti
tanah
reksadana
deposito
Total
Sumber :Data Primer, 2013
62
100%
Dari tabel diatas, deposito dapat dilihat bahwa bentuk investasi terbesaryang
dilakukan oleh para dosen wanita
adalah deposito. Deposito dipilih karena sangat
menguntungkan karena bunga yang ditawarkan semakin tinggi jika semakin lama periode
depositonya ( Manurung, 2008).
Selain itu, kepengurusan deposito juga mudah
dilakukan.Selain itu, sifat deposdito yang memiliki risiko yang rendah.Selanjutnya investasi
yang banyak dilakukan adalah emas dan tanah.Hal ini merupakan bentuk investasi paling
mudah dilakukan. Beberapa orang terkadang menabung dalam bentuk emas karena ketika
krisis ekonomi, biasanya harga emas akan menjadi naik. Investasi pembelian emas lebih baik
16
dilakukan sekali saja. Tetapi jika ingin menabung maka dapat dilakukan dengan cara
membeli emas setiap bulan ( Imam, 2008). Selain itu harga tanah pada saat ini terus naik
menjadi salah satu pilihan untuk orang berinvestasi.
Tabel 4.3
Pendapatan
Pendapatan
Jumlah
Persentase
2-3jt
10
33%
3-4jt
8
27%
4-5jt
6
20%
5jt>
6
20%
Total
30
100%
Sumber: Data Primer, 2013
Pendapatan para dosen wanita FEB paling banyak berada pada tingkatan 2-3 juta.Ini
terjadi karena kebanyakan dosen yang ada adalah dosen baru yang menggantikan dosen lama
yang melanjutkan studi lanjut di luar negeri.
Tabel4.4
Fakultas, Pendidikan, Status, Konsentrasi Dosen
Fakultas
Jumlah
Persentase
FEB
28
93%
FKIP
2
7%
Total
30
100%
Pendidikan
Jumlah
Persentase
S1
1
3%
S2
28
93%
17
S3
1
3%
Total
30
100%
Status
Jumlah
Persentase
Menikah
27
90%
Belum Menikah
3
10%
Total
30
100%
Konsentrasi Dosen
Jumlah
Persentase
Keuangan
11
37%
Non Keuangan
19
63%
Total
30
100%
Sumber: Data Primer, 2013
Pada penelitian ini peneliti mengambil sampel pada dosen FEB dan FKIP Pendidikan
Ekonomi, hal ini dilakukan karena diasumsikan semua dosen perempuan di FEB dan FKIP
Pendidikan Ekonomi mengerti tentang reksadana. Kebanyakan dari responden memiliki gelar
S2 ( Strata 2 ) dan telah menikah. Selanjutnya peneliti membagi dosen ke dalam dua
kelompok yaitu keuangan dan non keuangan untuk melihat karakteristik minat investasi
mereka di reksadana.
4.1.2Uji Realibilitas dan Validitas
Pada uji reliabilitas dan validitas, peneliti mengacu pada penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Pada penelitian tersebut sudah dilakukan uji reliabilitas
dan validitas, semua indicator yang digunakan oleh peneliti reliable dan valid dengan
mengacu pada pendapat Nunnally (1967 ) yang mengatakan bahwa jika cronbach’s alpha
lebih dari 0,7 yang akan diterima.
18
4.1.3 Hasil Uji Regresi
Tabel 4.5
Tabel R-Square
Model Summary
Std. Error of the
Model
R
R Square
a
1
.744
Adjusted R Square
.554
Estimate
.482
.33144
a. Predictors: (Constant), Pref_risk, norma, kontrol, sikap
Sumber: Data Primer, 2013
Dari hasil R-Square di atas sebesar 0.554, menunjukan bahwa 55,4% minat wanita
berinvestasi di reksadana dipengaruhi oleh Sikap, Norma, Kontrol dan Preferensi risiko.
Sedangkan 44,6% dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel di atas.
Tabel 4.6
Tabel Anova
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
3.406
4
.851
Residual
2.746
25
.110
Total
6.152
29
F
7.750
Sig.
.000
a
a. Predictors: (Constant), Pref_risk, norma, kontrol, sikap
b. Dependent Variable: minat
Sumber: Data Primer, 2013
Dari tabel anova di atas, dapat diketahui bahwa nilai p adalah sebesar 0,000 < 0,05,
maka regresi dapat digunakan untuk memprediksi minat wanita dalam berinvestasi di
reksadana.
19
Tabel 4.7
Tabel Regresi
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
Std. Error
(Constant)
1.034
.810
Sikap
-.195
.184
Norma
.002
Kontrol
Pref_risk
Coefficients
Beta
t
Sig.
1.276
.214
-.152
-1.063
.298
.123
.002
.013
.990
.434
.098
.612
4.428
.000
.428
.176
.346
2.434
.022
a. Dependent Variable: minat
Sumber :Data Primer, 2013
Dari tabel regresi di atas, dapat dijumpai bentuk persamaan regresi dari tabel B yaitu
sebagai berikut:
Y= 1.034 – 0.195 X1 + 0.002 X2 + 0.434 X3 + 0.428 X4 + e
Berdasarkan hasil persamaan regresi, ditunjukan bahwa norma, kontrol dan
preferesnsi risiko mempunyai pengaruh positif terhadap minat wanita berinvestasi di
reksadana. Sedangkan sikap, mempunyai pengaruh negatif terhadap minat wanita
berinvestasi di reksadana.
Di tabel signifikansi, dapat dilihat bahwa kontrol dan preferensi risiko meliki
pengaruh signifikan terhadap minat wanita berinvestasi di reksadana dengan tingkat
signifikansi untuk kontrol adalah 0,00 < 0.05 dan preferensi risiko adalah 0.022 < 0.05, maka
H3 dan H4 dapat diterima. Sedangkan untuk sikap dan norma, tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap minat wanita berinvestasi di reksadana.
4.2 Pembahasan
Kontrol dan preferensi risiko pada tabel regresi menunjukan hasil yang signifikan
karena dengan adanya modal untuk berinvestasi, pengetahuan yang cukup, kesempatan
investasi yang besar dan tingkat kepercayaan akan investasi besar, maka dorongan untuk
wanita berinvestasi di reksadana akan semakin tinggi. Preferensi risiko yang jelas, membuat
20
pertimbangan seseorang menjadi matang dalam menentukan sebuah investasi. Hal ini akan
mendorong minat investasi wanita di reksadana meningkat.
Variabel Sikap dan Norma, tidak berpengaruh signifikan terhadap minat wanita
berinvestasi di reksadana. Melihat hasil ini dapat dikatakan bahwa sebagian dosen masih
menganggap bahwa investasi di bursa adalah hal yang tidak menguntungkan dan kurang
bermanfaat.Selain itu, lingkungan masih menganggap berinvestasi di bursa itu sangat
berisiko.Pemahaman yang kurang pada dosen FEB dan Pendidikan Ekonomi FKIP yang
sedang tentang investasi reksadana dapat dilihat melalui uji beda mean antara dosen
keuangan dan non keuangan. Penggolongan dosen keuangan dan non keuangan didasarkan
pada matakuliah yang diampu para dosen.
Tabel 4.8
Uji Beda Mean
Indikator
Konsentrasi dosen
Jumlah Mean
Keterangan T-test
Sikap
Dosen Keuangan
11
3.0182
Sedang
Dosen Non Keuangan 19
2.8737
Sedang
Dosen Keuangan
11
3.1527
Sedang
Dosen Non Keuangan 19
2.9126
Sedang
Norma
Sig. 2 tailed
1.068
0.295
1.234
0.228
Sumber: Data Primer, 2013
Dari tabel uji beda mean, dapat dilihat konsentrasi dosen tidak mempengaruhi sikap.
Hal ini dapat dilihat pada tingkat signifikansi 0.295 > 0.05. Konsentrasi dosen juga tidak
berpengaruh pada norma karena tingkat signifikansi 0.228 > 0.05. Jadi, baik sikap maupun
norma tidak berbeda secara signifikan antara dosen keuangan dan non keuangan sehingga
tidak ada perbedaan pengetahuan tentang investasi di reksadana.
5
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kontrol keuangan dan preferensi risiko
mempengaruhi minat investasi di reksadana sedangkan sikap dan norma tidak mempengaruhi
minat seorang wanita berinvestasi di reksadana, hal ini terjadi karena pemahaman tentang
21
reksadana kurang mencukupi. Kebanyakan dari dosen FEB dan FKIP UKSW lebih memilih
deposito, emas dan tanah sebagai investasi yang aman dan pengembalian yang didapat sudah
pasti.Keterbatasan penelitian ini adalah tidak dimasukkan pertanyaan tentang pemahaman
reksadana pada kuesioner.Selain itu dengan sampel dosen wanita di FEB dan Pendidikan
Ekonomi FKIP UKSW, belum cukup menggambarkan minat wanita secara keseluruhan.
5.2 Saran
Bursa Efek Indonesia harus lebih gencar dalam mensosialisasikan produk investasi
reksadana.Karena dari penelitian ini dapat dilihat bahwa minat investasi wanita masih sedang
seperti pada dosen non keuangan dan dosen keuangan, hal ini bisa dilihat pada tabel uji
bedaMean.Selain itu, BEI harus memberi edukasi kepada lingkungan masyarakat untuk
mengubah pola pikir yang masih menganggap berinvestasi di bursa sangat berisiko.
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah menambahkan pemahamanresponden
tentang reksadana pada kuesioner dan memperbanyak sampel yang akan di teliti.
22
Referensi
Ajzen, I., 1998, “Attitudes, Personality and Behavior”, Open University, Press United
Kingdom.
Ajzen, I., & Fishbein, M., 1977.“Attitude-behavior relations: A theoretical analysis and
review of empirical research”, Psychological Bulletin, Vol. 84, No. 5, 888-918.
Alleyne, Philmore and Broome, Tracey. 2011. “Using the Theory of Planned Behaviour and
Risk
Propensity
to
Measure
Investment
Intentions
among
Future
Investors”,Journal of Eastern Caribbean Studies, Vol. 36, No. 1, 1 – 20.
Azwar, Saifuddin, 1995,Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya,Yogyakarta,Liberty.
B. S.Dharmmesta, 1992, "Riset Tentang Minat dan Perilaku Konsumen: Sebuah Catatan dan
Tantangan Bagi Peneliti yang Mengacu pada Theory of Reasoned Action", Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 7, No. 1, 39-53.
Chen, H., & Volpe, R.P,1998,“An Analysis of Personal Financial Literacy Among College
Students”,Financial Services Review, Vol. 72, No. 2, 28-107.
Eckel
and
Grossman,
2003,“Men,
Women
and
Risk
Aversion:
Experimental
Evidence”,Handbook of Experimental Economics Results.Vol. 1 , 1061-1073.
Fama F. Eugene and French R. Kenneth, 2010, “Luck versus Skill in the Cross-Section of
Mutual Fund Returns“, The Journal Of Finance, VOL. LXV, NO. 5, 1915-1947.
Handayani dan Novianto.2004, “Kuasa Wanita Jawa”,Yogyakarta,LKiS Yogyakarta.
http://en.wikipedia.org/wiki/Theory_of_planned_behavior. diunduh tanggal 16 Januari 2012.
Maria,
Anne,
2011,
“BEI
Batam:
Pasar
Modal
Juga
Untuk
Wanita”,
http://batam.tribunnews.com/2011/03/29/bei-batam-pasar-modal-juga-untukwanita. Diunduh tanggal 16 Januari 2012.
Cahyadi,
Agus,
2011,
“BEI
Ajak
Perempuan
Ikut
Investasi”,
http://www.batamtimes.com/zonabatam/3998--bei-ajak-perempuan-ikutinvestasi.html.Diunduh tanggal 16 Januari 2012.
El
Hida,
Ramadhina,
2012,
“Hebat!
PNS
Borong
Sukuk
Ritel
Rp
33
Triliyun”,http://finance.detik.com/read/2012/03/19/182529/1871341/5/hebat-pnsborong-sukuk-ritel-rp-33-triliun. Diunduh tanggal 20 Maret 2012.
Ihalaw, John JOI., 2008, Konstruksi Teori: Komponen dan Pembahasan, Jakarta, Grasindo.
23
Irmawati, H. dan Waskito, Jati. 2007, Perbedaan Gender Dan Sikap Terhadap
PeranPekerjaan-Keluarga: Implikasinya Pada Perkembangan Karir Wanita,
BENEFIT,Jurnal Manajemen Dan Bisnis, Volume 11 No. 1, 87-100.
Johnson, J. & Powell, P. 1994.“Decision making, risk and gender: Are managers
different?”,British Journal of Management, Vol. 5, No. 2, 38-123 .
Kurniawan, Agil. 2011.“Pengaruh Motivasi dan Jiwa Kewirausahaan Terhadap Minat
Mahasiswa UKSW Untuk Berwirausaha”, Skripsi, Universitas Kristen Satya
Wacana, Salatiga.
Kusumawati, Ratna, 2011, “Pengaruh Variabel Sosio Demografis dan Karakteristik
Finansial Terhadap Sikap, Norma, dan Kontrol Perilaku Menggunakan Kartu
kredit”, Skripsi,Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Kusmawati. 2011,“Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal dengan
Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel Moderat ”,Jurnal Ekonomi dan
Informasi Akuntansi, Vol. 1, No. 2, 103-117.
Tim Studi Pemeringkatan Reksa Dana, 2006,“Studi pemeringkatan Reksa Dana” ,Jakarta,
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.
Mahmud, D. 1982, “Strategi Belajar Mengajar”,Jakarta,Departemen Pendidikan Nasional.
Mowen, J.C, Michael Minor, 2002, “Perilaku Konsumen”,Jakarta, Erlangga.
Notoatmojo,1997,“ PengantarPendidikanKesehatandanPerilakuKesehatan”, Jakarta,EGC.
Probo, Surya K. 2011, “Framing Effect dan Preferensi Risiko dalam Pengambilan Keputusan
Investasi Pedagang Kaki Lima di Salatiga”, Skripsi, Universitas Satya Wacana,
Salatiga.
Purwanto, Heri, 1998, “Pengantar PerilakuManusia untuk Keperawatan”, Jakarta,EGC.
Silalahi, Ferdinand, 1997,“Manajemen Risiko dan Asuransi”. Jakarta: Gramedia.
Soongswang, Amporn and Sanohdontree, Yosawee, 2008,“ Open-Ended Equity Mutual
Funds ”, International Journal of Business and Social Science, Vol. 2, No. 17,
127-136.
Tidjan, 1976, “Meningkatkan Minat Membaca”, Jakarta, Pustaka Hidayah.
Undang-Undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat 27 tentang Reksadana.
Sembel, R dan Sambel-Lapian, V., 2007, “Energizing Your Life”,Jakarta,Elex Media
Komputindo.
24
Wiliams. C. Artur, Jr, Heins, Richard M., 1989, “Risk Management and Insurance”,USA, Mc
Grow Hill International.
25
Download