Analisis Pengaruh Sikap, Norma, Kontrol dan Preferensi Risiko Terhadap Minat Wanita Berinvestasi di Reksadana Edy Hariady Fakultas Ekonomika dan Bisnis, UKSW 1. Pendahuluan April 2011, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengajak wanita untuk berinvestasi.Hal ini merupakan hal yang baru karena kebanyakan investor adalah laki-laki. Ada berbagai cara investasi yang dapat dilakukan oleh banyak orang termasuk perempuan seperti deposito, forex, membeli emas, membeli property, menanam saham atau membeli reksa dana. Perempuan dipilih BEI sebagai pasar yang sangat potensial karena kebanyakan perempuan sangat identik dengan pengelolaan keuangan dalam rumah tangga.Selain itu, banyaknya perempuan yang menganggur dirumah dan tidak memiliki perkerjaan untuk tambahan penghasilan dapat melakukan investasi untuk meningkatkan penghasilan keluarga. Reksadana merupakan sarana investasi yang cukup menguntungkan karena tingkat kerugiaannya dapat diperkecil dengan adanya manajer investasi yang mengelolah dana untuk diinvestasikan. Dalam kenyataan yang dapat dilihat, kecenderungan perempuan lebih takut dalam berinvestasi di bandingkan dengan laki-laki.Perempuan bekerja di industri yang aman dan memilih pekerjaan yang lebih aman untuk menghindari resiko.Stereotip yang seperti ini membuat diskriminasi antara pria dan wanita (Schubert et al., 2000). Wanita tidak ditawarkan pekerjaan yang beresiko atau pengembalian keputusan yang didasarkan pada resiko ( Johnson and Powell, 1994). Para broker memberi saran pada wanita yang paling sering adalah investasi yang low risk-low return. Keputusan ini diambil berdasarkan keputusan pribadi dengan melihat jenis kelamin, bentuk investasi yang cocok (Eckel dan Grossman, 2003).Sedikitnya partisipasi wanita dalam keputusan investasi keluarga berawal dari terbatasnya pengetahuan dan sosialisasi tentang investasi pada umumnya. Bukan hanya kepada wanita, akan tetapi kepada masyarakat pada umumnya pun, sosialisasi dan tingkat pengetahuan tentang investasi masih sangat kurang dilakukan. Masyarakat kita pada 1 umumnya masih berada di "saving society" (masyarakat yang menabung) dan belum berada di tingkatan "investing society" (masyarakat yang berinvestasi). Oleh karena itu, investasi sebagai cara untuk mencapai tujuan – tujuan keuangan secara khusus belum menjadi bagian besar dari kehidupan keuangan masyarakat pada umumnya. Padahal, apabila masyarakat ingin dirubah menjadi investment society, maka peran wanita dan pengetahuan wanita akan investasi perlu untuk ditingkatkan. Contoh kasus yang bisa diamati adalah meningkatnya jumlah investor ibu – ibu rumah tangga pada instrument Sukuk Retail yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Untuk tahun 2012 terdapat 17.606 investor sukuk retail yang tercatat (www.detik.com).Hal ini membuktikan bahwa dengan edukasi dan sosialisasi yang benar, masyarakat dan wanita pada khususnya dapat mengambil peran dan aktif dalam keputusan berinvestasi yang melibatkan keuangan keluarganya. Berdasarkan karakteristik wanita yang risk-averse,lebih mementingkan rasa aman, dan menyukai investasi yang low risk-low return, maka investasi yang cocok untuk wanita adalah reksa dana(Eckel dan Grossman, 2003). Reksa dana adalah salah satu instrument investasi yang aman. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Umumnya, Reksa Dana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Kebanyakan wanita pada jaman sekarang ini kurang memiliki banyak waktu, karena tersita oleh pekerjaan ataupun urusan rumah tangga, sehingga jarang yang memikirkan untuk melakukan investasi. Dengan adanya reksa dana ini, para wanita tidak harus repot mengurusi dana yang investasikannya karena telah di atur oleh manajer investasi. Keuntungan yang dapat diperoleh adalah adanya tambahan pendapatan untuk rumah tangga yang tidak harus tergantung dari suami atau gaji istri ( jika bekerja). Dalam penelitian ini, untuk melihat rendahnya partisipasi wanita dalam melakukan investasi, maka peneliti menggunakan theory of planned behavior (teori perilaku terencana) yang dikemukakan oleh Icek Ajzen pada tahun 1985. Teori ini merupakan pengembangan dari teori perilaku yang beralasan ( theory of reasoned action ) yaitu sikap dan norma, dengan menambahakan satu variabel yaitu kontrol.Peneliti menggunakan Theory Planned Behavior 2 karena ingin melihat minat investasi wanita dalam investasi.Dalam teori ini dibahas bahwa sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap sesuatu stimulus atau objek, seperti halnya pengetahuan. Seorang yang memiliki pengetahuan yang baik, pasti akan sanggup untuk berinvestasi terutama di reksadana. Norma cenderung lebih mengarah pada lingkungan sekitar yang mempengaruhi nilai-nilai seseorang. Setiap orang memiliki lingkungan yang berbeda, berbagai pengaruh atau pandangan akan membentuk norma dan pandangannya, contoh jika dilingkungan seseorang menganggap berinvestasi di saham adalah hal yang baik dan berinvestasi di reksadana adalah hal yang kurang menguntungkan, maka orang tersebut cenderung membeli saham sebagai sarana investasi.Kontrol mempengaruhi minat seseorang dan akhirnya mempengaruhi perilaku seseorang, uang atau dana yang ada di tangan dapat dikatakan sebagai alat kontrol yang nantinya akan mempengaruhi minat seseorang untuk berinvestasi. Dana yang cukup atau sisa akan terdorong untuk berinvestasi, bisa berupa tabungan atau yang lainnya. Untuk memahami ke-tiga konsep tersebut, dapat diambil contoh di Indonesia terutama di Jawa sendiri paham patrialisme masih kuat.Keputusan-keputusan dalam keluarga masih didominasi oleh para pria. Paham ini juga membuat wanita dijadikan “kanca wingking” ( teman belakang ), dan hanya bertugas dirumah untuk menjaga anak (Handayani dan Novianto (2004)). Hal ini yang membuat wanita jarang mau untuk melakukan investasi karena kesibukan yang ada dan juga ada larangan dari suami. Dalam penelitian ini, peneliti menambahkan preferensi risiko sebagai hal yang sangat diperlukan untuk orang yang akan berinvestasi. Pada kenyataannya, preferensi risiko yang kita ketahui juga dapat mempengeruhi minat seseorang dalam berinvestasi. Contohnya seberapa besar risiko yang akan ditoleransi jika berinvestasi di Bursa atau apa saja risiko yang akan dihadapi jika berinvestasi di bursa. Dengan terpenuhinya 4 variabel diatas maka akan ada minat untuk berinvestasi.Pada penelitian Alleyne dan Broome ( 2011 ), mengatakana bahwa minat investasi seorang wanita dipengaruhi oleh sikap, lingkungan sekitar, kontrol dan preferensi risiko.Kusmanti ( 2011 ) mengatakan, minat investasi wanita dipengaruhi oleh faktor usia terhadap hubungan antara motivasi pemenuhan kebutuhan sosial dengan minat wanita berinvestasi di pasar modal.Penelitian Alley ne dan broome (2011)adalah acuan peneliti dalam melakukan penelitian ini.Alleyne dan Broome (2011) melakukan penelitian untuk melihat minat investasi berdasarkan preferensi risiko.Yang 3 membedakan penelitian ini dengan sebelumnya adalah produk dari investasi yang lebih spesifik, yaitu reksadana.Selain itu, objek penelitian adalah wanita. 1.1 Rumusan Masalah Pada peneliti sebelumnya meneliti pengaruh pengetahuan terhadap minatwanita dalam berinvestasi di reksa dana, namun pada penelitian ini penulis akan meneliti wanitabukan hanya melihat satu saja variabel (pengetahuan) yang diteliti,tetapi peneliti ingin menambah beberapa variabel berdasarkan teori perilaku terencana ( theoryof planned behavior ) yaitu: Apakahsikap mempengaruhi minat perempuan untuk berinvestasi di Reksa Dana? Apakahnorma mempengaruhi minat perempuan untuk berinvestasi di Reksa Dana? Apakahkontrol mempengaruhi minat perempuan untuk berinvestasi di Reksa Dana? Apakahpreferensi risiko mempengaruhi minat perempuan untuk berinvestasi di Reksa Dana? 2. KERANGKA TEORITIS 2.1 Definisi Konsep Konsep merupakan simbol yang digunakan untuk memeknai fenomena tertentu.Konsep sangat penting digunakan untuk membahas dan menganalisis masalah yang ada.(Ihalaw, 2008, 24).Dalam penelitian ini, ada beberapa konsep yang dipakai, sebagai berikut. 4 2.1.1 Theory of Planned Behavior ( Teori Perilaku Terencana ) Gambar 2.1 Theory Planned Behavior Sumber: Ajzen, I. (1991).Teori perilaku direncanakan.Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50, hal179-211. Teori ini dikemukakan oleh Icek Ajzen pada tahun 1985, teori ini merupakan pengembangan dari teori tindakan beralasan ( Theory of Reasoned Action ). Dalam teori perilaku terencana ini ada 3 variabel yaitu: 1) Sikap Sikap adalah perasaan umum yang menyatakan keberkenaan seseorang terhadap suatu obyek yang mendorong tanggapannya, baik dalam bentuk tanggapan positif maupun negatif.( Ajzen 1991 ). Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek atau issue.( Petty, Cocopio, 1986 dalam Azwar, 2000). Menurut Notoatmojo (1997), sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap sesuatu stimulus atau objek. Selain itu, menurut pandangan Heri Purwanto (1998) sikap adalah pandangan – pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap obyek tadi. Allport( dalam Wulandari, 2009 ) menggunakan pendekatan dua komponen, sikap didefinisikan sebagai suatu kondisi mental dan neural tentang kesiapan, terorganisir melalui pengalaman, mengupayakan suatu pengaruh yang terarah dan dinamis pada respon individu terhadap semua obyek dan situasi yang terkait. Untuk 5 pemahaman yang lebih jelas, peneliti akan menggunakan salah satu indikator empiris sikap yaitu pengetahuan. Pada penelitian sebelumnya, Chen dan Volpe (1998) mengatakan bahwa pendidikan pada manajemen keuangan mempunyai hubungan yang signifikan dalam pembuatan keputusan investasi yang penting.Chen dan Volpe ( 1998) menyimpulkan bahwa pengaruh tingkat pengetahuan keuangan individu mempengaruhi mereka dalam pengambilan keputusan. Pengetahuan seperti stimulus untuk orang yang tidak tahu.Sama halnya dengan reksadana, reksadana merupakan pengetahuan. Orang yang sudah mengerti dan paham tentang reksa dana setidaknya akan tahu apa saja keuntungan yang akan didapat dan bagaimana risiko yang akan dihadapi. Dengan mengetahui tentang reksa dana, setidaknya perempuantertarik untuk mencoba berinvestasi di reksadana. 2) Norma Subyektif Menurut Kreither dan Kinicki (2001) norma subyektif diartikan sebagai penerimaan tekanan sosial untuk menampilkan sebuah perilaku yang spesifik. Menurut Fishbein dan Ajzen (1977) menjelaskan bahwa norma subyektif merupakan persepsi individu berhubungan dengan kebanyakan dari orang-orang yang penting bagi dirinya mengharapkan individu untuk melakukan atau tidak melakukan tingkah laku tertentu, orang-orang yang penting bagi dirinya itu kemudian dijadikan acuan atau patokan untuk mengarahkan tingkah laku. Menurut Mowen (1995), norma subyektif menilai apa yang diyakini oleh para konsumen yang seharusnya mereka kerjakan menurut anggapan orang-orang. Dengan kata lain, norma subyektif memasukan pengaruh –pengaruh yang kuat dari kelompok penganjur ke dalam perumusan pada perilaku. Menurut Dharmmesta (1998), norma subyektif adalah faktor sosial yang menunjukan tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan/perilaku. Ajzen( 1991) mendefinisikan bahwa norma subjektif adalah tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku. Norma subjektif mengacu pada pengaruh keluarga, rekanrekan dan lingkungan sosial. Misalkan dikehidupan sehari-hari kita bergaul dengan teman-teman yang merokok. Karena banyak teman yang merokok, maka kita juga akan ikut merokok. Lingkungan dapat mempengaruhi perilakuk seseorang. Untuk reksa dana sendiri, lingkungan yang di maksud adalah yang berkaitan dengan 6 sosialisasi anda. Contoh, saat anda bertemu dengan tetangga anda yang berinvestasi di reksa dana dan kemudian beliau menceritakan keuntungan yang ia peroleh, maka hal itu akan mendorong kita untuk berinvestasi di reksa dana. 3) Kontrol Perilaku Yang Dirasakan kontrol perilaku yang dirasakan adalah dirasakan kemudahan atau kesulitan dalam menjalankan perilaku (Ajzen, 1991). kontrol perilaku yang dirasakan biasanya dianggap terdiri dari kesulitan dan mengendalikan faktor-faktor (Ajzen, 2000). Kontrol perilaku yang dirasakan merupakan fungsi dari keyakinan kontrol dan kemudahan akses ke faktor kontrol keyakinan, kontrol merupakan ada tidaknya sumber daya dan kesempatan yang diperlukan umtuk melakukan perilaku tertentu.Sedangkan kemudahan akses ke faktor kontrol merupakan penilaian kepentingan seseorang terhadap sumber daya untuk memperoleh hasil yang diharapkan dari perilaku (Chang, 1998). Kontrol memang sangat penting daripada sikap dan norma, karena bisa berpengaruh langsung dengan perilaku. Sebagai contoh adalah uang, dalam hal ini mahasiswa yang memiliki dana bisa saja langsung membeli reksa dana yang ada, bisa juga mereka mencari tahu tentang dana reksa baru berani berinvestasi. Hal selanjutnya jika ketiga hal tersebut terpenuhi dan ada minat, maka tinggal menunggu keputusan pembelian reksa dana. 2.1.2 Minat Minat menurut Tidjan (1976 ) adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Sedangkan menurut Mahmud (1982), minat adalah kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang, situasi, atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat pengalaman efektif yang di stimular oleh hadirnya seorang atau sesuatu obyek, atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas. 2.1.3 Preferensi risiko Menurut William dan Richard (1989), risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu. Menurut Silalahi (1997), “risk is uncertainty”atau 7 dapat diartikan resiko adalah ketidakpastian.Pada penelitian Hsee dan Weber (1998) dalam (Probo, 2011) mengungkapkan bahwa preferensi risiko sebagai kecenderungan seorang individu untuk memilih hal beresiko, dalam hal ini adalah pengambilan keputusan.Sembel dan Sembel (2007) mengatakan bahwa preferensi risiko adalah tinggi rendahnya kecendereungan mentolerir penyimpangan dari pengembalian yang diharapkan. Sembel dan Sembel (2007) menggolongkan preferensi risiko menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Risiko rendah ( risk averse): investor yang takut dengan risiko. 2. Risiko sedang: investor yang netral. 3. Risiko tinggi ( risk taking): investor yang menyukai risiko atau berani menanggung risiko. 2.1.4 Reksadana Menurut Undang-Undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat 27: “ Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi”. Pada pengertian diatas, dapat ditemukan beberapa unsure yang penting dalam reksadana, yaitu: 1. adanya dana yang dikumpulkan dari masyarakat atau industri, 2. investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah divesrsifikasi, 3. Manajer investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat investor. Pada reksadana, manajer investasi mengelola dana-dana yang ditempatkan pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan atau kerugian dan menerima dividen atau bunga yang dibukukannya kedalam Nilai Aktiva Bersih (NAB). 2.2 Hipotesis 2.2.1 Sikap mempengaruhi minat perempuan untuk berinvestasi di Reksa Dana. Dalam teori perilaku terencana ( theory planned behavior ) ( Ajzen 1991 ) menjelaskan bahwa sikap adalah perasaan umum yang menyatakan keberkenaan seseorang terhadap suatu obyek yang mendorong tanggapannya, baik dalam bentuk tanggapan positif maupun negatif. Sikap terhadap perilakku adalah penilaian pribadi yang menyangkut pengetahuan dan keyakinannya mengenai perilaku tertentu, baik positif atau negatif . 8 Sesorang yang bersikap pasti didasarkan pada pengetahuan yang ada pada dirinya. Sikap yang positif memandang reksa dana sebagai instrument investasi yang menguntungkan. Sebaliknya sikap negatif memandang bahwa reksa dana memiliki risiko yang besar jika melakukan investasi. Pengetahuan yang baik sangat diperlukan untuk memahami seluk beluk investasi.Karena tanpa ada pengetahuan, maka kita seperti orang yang berjalan tanpa pegangan. Jika seseorang telah mengetahui apa itu reksa dana, maka orang akan berminat untuk menginvestasikan dananya di reksa dana. Begitu pula sebaliknya, jika orang tidak tahu tentang reksa dana, maka orang itu tidak punya minat untuk investasi dan dalam pola pikirannya adalah bahwa investasi memiliki resiko yang besar bagi dirinya. Pada penelitian Alleyne dan Broome (2011), mengatakan bahwa sikap sangat berpengaruh terhadap minat seseorang untuk berinvestasi.Untuk dapat mengetahui investasi mana yang sebaiknya di ambil, harus berdasarkan pengetahuan yang kuat atau cukup. H1: sikap mempengaruhi minat wanita berinvestasi di reksa dana. 2.2.2 Norma mempengaruhi minat perempuan untuk berinvestasi di Reksa Dana. Norma subyektif datang dari pengaruh orang lain yang dianggap penting ( Subagyo, 2000). Lingkungan yang mengekang akan membatasi seseorang untuk bertindak. Lingkungan yang ada di jawa, cenderung lebih membatasi wanita.Dalam hal ini semua pekerjaan rumah dikerjakan oleh wanita, keputusan-keputusan penting ada di tangan laki-laki.Selain itu adapula yang menganggap bahwa keputusan untuk investasi adalah hal yang sangat beresiko untuk dilakukan. Hal seperti ini akhirnya akan mempengaruhi wanita untuk berinvetasi atau tidak. H2: Norma mempengaruhi minat wanita berinvestasi di reksa dana 2.2.3 Kontrol mempengaruhi minat perempuan untuk berinvestasi di Reksa Dana. Menurut Ajzen dalam Subagyo (2000) mengatakan bahwa kesadaran akan kontrol adalah kepercayaan seseorang bahwa ia dapat mengendalikan perilaku atau persepsi seseorang mengenai kemudahan atau kesulitan dalam menjalani sebuah perilaku. Kontrol memfasilitisi seseorang untuk bertindak. 9 Kontrol dalam konteks penelitian ini adalah ketersediaan dana untuk investasi. Orang yang melakukan investasi adalah orang yang telah bekerja dan orang yang sudah tercukupi kebutuhan primer mereka. Ketika kebutuhannya terpenuhi, maka akan ada sisa uang karena terpenuhinya kebutuhan primer. Uang inilah yang akan memfasilitasi seseorang untuk berinvestasi di reksa dana. H3: kontrol mempengaruhi minat wanita berinvestasi di reksa dana. 2.2.4 Preferensi risiko mempengaruhi minat waita berinvestasi di reksa dana Menurut Hsee dan Weber (1998) dalam Probo (2011) mengungkapkan bahwa preferensi risiko sebagai kecenderungan seorang individu untuk memilih hal beresiko, dalam hal ini adalah pengambilan keputusan. Preferensi risiko bagi wanita sangatlah penting karena kecenderungan wanita yang risk averse.Informasi tentang apa saja risiko yang akan dialami dapat mempengaruhi minat wanita untuk berinvestasi di reksa dana. Bentuk investasi yang tingkat risiko rendah membuat wanita menyukai bentuk investasi ini walaupun tingkat return yang mereka terima rendah. H4: preferensi risiko mempengaruhi minat wanita berinvestasi di reksa dana. 3. Metode Penelitian 3.1 Populasi dan sampel Populasi adalah keseluruhan elemen yang menjadi perhatian dalam suatu peneliti (Supramono dan Sugiarto, 1993). Dalam penelitian ini, populasi yang akan diteliti adalah dosenwanita Fakukltas Ekonomika dan Bisnis dan Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW. Setelah menentukan populasi, peneliti memilih sampel.Sampel adalah sebagian anggota populasi yang terpilih.Pemilihan sampel dilakukan dengan purposive sampling yang penentuan sampel non-probabilitas didasarkan pada kriteria tertentu.Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah dosen perempuan yang telah bekerja di Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW selama kurang lebih 5 tahun dan bekerja di dalam bidang akademik. 10 3.2 Pengukuran Variabel Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada perempuan yang termasuk dalam kategori yang telah ditentukan. Pengisian kuesioner menggunakan skala likert dari 1-5. Tabel 3.1 Indikator Penelitian Variabel Sikap Pengertian perasaan umum yang menyatakan keberkenaan seseorang terhadap suatu obyek yang mendorong tanggapannya, baik dalam bentuk tanggapan positif maupun negatif. ( Ajzen 1991 ) Indikator Baik-buruk investasi. Bodoh- bijaksana Rugimenguntungkan Tidak menyenangkanmenyenangkan Tidak bermanfaatmenguntungkan Pernyataan Investasi di reksa dana adalah hal yang baik. Keputusan berinvestasi di reksa dana adalah bijaksana. Berinvestasi di reksa dana akan membuat saya rugi. Berinvestasi di reksadana adalah hal yang menyenangkan. Berinvestasi di reksa dana adalah hal yang tidak bermanfaat. Norma tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku. Norma subjektif mengacu pada pengaruh keluarga, rekan-rekan dan lingkungan sosial. ( Ajzen, 1991) Persepsi lingkungan jika saham lebih baik dari reksadana Anggapan bahwa membeli saham adalah hal yang baik. Pemilihan saham adalah hal yang bijak. Kontrol Kepercayaan seseorang Modal investasi Banyak orang di lingkungan saya berpikir bahwa memilih saham perusahaan adalah lebih baik daripada reksadana. Banyak orang dilingkungan saya, mengambil saham pada perusahaan public adalah ide yang bagus. Orang-orang disekitar saya berpendapat bahwa memilih saham perusahaan adalah ide yang bijaksana. Saya dapat dengan 11 bahwa ia dapat mengendalikan perilaku atau persepsi seseorang mengenai kemudahan atau kesulitan dalam menjalani sebuah perilaku. (Ajzen dalam Subagyo (2000:20)) pengetahuan kesempatan investasi kepercayaan Minat Menurut Martensi (1988), minat adalah tendensi suka atau tidak suka yang diikuti dengan partisipasi terhadap kegiatan tertentu yang menjadi obyek kesukaannya. Rencana sukaberinvestasi Beralih ke investasi lain jika ada kesempatan. Suka hal yang dilakukan. Mengarah pada pilihan tertentu. Rasa takut salah investasi. Tidak takut pada apapun. Akan memperhatikan portofolio. mudah untuk berinvestasi di reksadana. Saya memiliki pengetahuan untuk berinvestasi di reksadana. Saya memiliki banyak kesempatan untuk berinvestasi di reksadana. Saya percaya jika investasi saya di reksadana akan bertumbuh. Saya berencana untuk berinvestasi di reksadana. Jika saya punya kesempatan, maka saya akan lebih suka berinvestasi di instrument reksadana. Saya tidak akan beralih ke instrument investasi lain sebelum 12 bulan. Saya suka terhadap sesuatu yang saya lakukan untuk berinvestasi di reksadana. Saya mengarahkan diri pada pilihan tertentu untuk berinvestasi di reksadana. saya takut terhadap pilihan reksadana yang salah. Saya tidak takut apapun yang menghalangi investasi saya di reksadana. saya akan memperhatikan portofolio investasi saya. 12 Preferensi risiko Sembel dan Sembel (2007), mengatakan bahwa preferensi risiko adalah tinggi rendahnya kecendereungan mentolerir penyimpangan dari pengembalian yang diharapkan Risiko rendah Risiko sedang Risiko tinggi Kekayaan bukan hal yang penting bagi saya dan kerugian tidak membuat saya kaget. Lebih baik saya berinvestasi di reksadana daripada saya berinvestasi di saham atau dilainnya. Jika pasar bergejolak, saya akan tetap berinvestasi. Saya membutuhkan pertumbuhan pada reksadana saya. Saya suka memilih satu reksadana yang memiliki keuntungan yang tinggi daripada reksadana yang keuntungannya sedikit. Perubahan harga di pasar modal tidak saya perhatikan. Saya menikmati kehebohan harga yang terjadi di pasar. Tidak masalah jika reksadana saya tergolong tidak laku. Saya merasa tidak perlu memperhatikan reksadana saya. Biarkan saja bertumbuh sendiri. Sumber: Alleyne dan Broome, 2011 danSembel dan Sambel, 2007 3.3 Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpulkan, kemudian dilakukan pengujian reliabilitas dan validitas. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan regresi berganda untuk mengetahui apakah setiap variable mempengaruhi minat perempuan untuk berinvestasi di reksa dana. 13 3.4 Model Statistik Y= a+b1x1+b2x2+b3x3+b4x4+e Y= Minat berinvestasi di reksa dana X1= sikap X2= norma X3= kontrol X4= preferensi risiko 3.5 Model Penggolongan Skala Likert t= t= rentang kelas R= range K= jumlah interval T= = 0,8 Tabel 3.2 Penilaian Skala Likert Range Keterangan 1-1.8 Sangat rendah 1.81-2.61 Rendah 2.62-3.42 Sedang 3.43-4.22 Tinggi 4.23-5.03 Sangat tinggi Sumber: Supangat, 2007 14 4. Analisis dan Pembahasan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan menyebarkan kuesioner kepada responden, didapatkan hasil sebagai berikut: 4.1 Analisis 4.1.1 Karakteristik responden Pada pembahasan ini, akan dibahas gambaran umum responden yang meliputi, umur, pengalaman kerja, jenis investasi yang dilakukan, pendapatan, fakultas, pendidikan, status dan konsentrasi dosen. Tabel 4.1 Umur dan Pengalaman Kerja Umur Jumlah Persentase 25 – 31 6 20% 32 – 38 10 33% 39 – 45 5 17% 46 – 52 5 17% 53 – 59 3 10% 60 – 66 1 3% Total 30 100% Pengalaman Kerja Jumlah Persentase 5–9 11 37% 10 – 14 6 20% 15 – 19 2 7% 20 – 24 6 20% 15 25 – 29 3 10% 30 – 34 2 7% Total 30 100% Sumber :Data Primer, 2013 Dari data tabel umur, dapat dilihat bahwa responden paling banyak berada pada kisaran umur 32-38 tahun yaitu sebesar 33%.Pengalama kerja para responden paling banyak berada pada 5-9 tahun. Tabel 4.2 Jenis Investasi Jenis Investasi Jumlah emas Persentase 15 24% 6 10% 15 24% 3 5% 17 27% saham 2 3% Lainnya 4 6% properti tanah reksadana deposito Total Sumber :Data Primer, 2013 62 100% Dari tabel diatas, deposito dapat dilihat bahwa bentuk investasi terbesaryang dilakukan oleh para dosen wanita adalah deposito. Deposito dipilih karena sangat menguntungkan karena bunga yang ditawarkan semakin tinggi jika semakin lama periode depositonya ( Manurung, 2008). Selain itu, kepengurusan deposito juga mudah dilakukan.Selain itu, sifat deposdito yang memiliki risiko yang rendah.Selanjutnya investasi yang banyak dilakukan adalah emas dan tanah.Hal ini merupakan bentuk investasi paling mudah dilakukan. Beberapa orang terkadang menabung dalam bentuk emas karena ketika krisis ekonomi, biasanya harga emas akan menjadi naik. Investasi pembelian emas lebih baik 16 dilakukan sekali saja. Tetapi jika ingin menabung maka dapat dilakukan dengan cara membeli emas setiap bulan ( Imam, 2008). Selain itu harga tanah pada saat ini terus naik menjadi salah satu pilihan untuk orang berinvestasi. Tabel 4.3 Pendapatan Pendapatan Jumlah Persentase 2-3jt 10 33% 3-4jt 8 27% 4-5jt 6 20% 5jt> 6 20% Total 30 100% Sumber: Data Primer, 2013 Pendapatan para dosen wanita FEB paling banyak berada pada tingkatan 2-3 juta.Ini terjadi karena kebanyakan dosen yang ada adalah dosen baru yang menggantikan dosen lama yang melanjutkan studi lanjut di luar negeri. Tabel4.4 Fakultas, Pendidikan, Status, Konsentrasi Dosen Fakultas Jumlah Persentase FEB 28 93% FKIP 2 7% Total 30 100% Pendidikan Jumlah Persentase S1 1 3% S2 28 93% 17 S3 1 3% Total 30 100% Status Jumlah Persentase Menikah 27 90% Belum Menikah 3 10% Total 30 100% Konsentrasi Dosen Jumlah Persentase Keuangan 11 37% Non Keuangan 19 63% Total 30 100% Sumber: Data Primer, 2013 Pada penelitian ini peneliti mengambil sampel pada dosen FEB dan FKIP Pendidikan Ekonomi, hal ini dilakukan karena diasumsikan semua dosen perempuan di FEB dan FKIP Pendidikan Ekonomi mengerti tentang reksadana. Kebanyakan dari responden memiliki gelar S2 ( Strata 2 ) dan telah menikah. Selanjutnya peneliti membagi dosen ke dalam dua kelompok yaitu keuangan dan non keuangan untuk melihat karakteristik minat investasi mereka di reksadana. 4.1.2Uji Realibilitas dan Validitas Pada uji reliabilitas dan validitas, peneliti mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Pada penelitian tersebut sudah dilakukan uji reliabilitas dan validitas, semua indicator yang digunakan oleh peneliti reliable dan valid dengan mengacu pada pendapat Nunnally (1967 ) yang mengatakan bahwa jika cronbach’s alpha lebih dari 0,7 yang akan diterima. 18 4.1.3 Hasil Uji Regresi Tabel 4.5 Tabel R-Square Model Summary Std. Error of the Model R R Square a 1 .744 Adjusted R Square .554 Estimate .482 .33144 a. Predictors: (Constant), Pref_risk, norma, kontrol, sikap Sumber: Data Primer, 2013 Dari hasil R-Square di atas sebesar 0.554, menunjukan bahwa 55,4% minat wanita berinvestasi di reksadana dipengaruhi oleh Sikap, Norma, Kontrol dan Preferensi risiko. Sedangkan 44,6% dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel di atas. Tabel 4.6 Tabel Anova b ANOVA Model 1 Sum of Squares Df Mean Square Regression 3.406 4 .851 Residual 2.746 25 .110 Total 6.152 29 F 7.750 Sig. .000 a a. Predictors: (Constant), Pref_risk, norma, kontrol, sikap b. Dependent Variable: minat Sumber: Data Primer, 2013 Dari tabel anova di atas, dapat diketahui bahwa nilai p adalah sebesar 0,000 < 0,05, maka regresi dapat digunakan untuk memprediksi minat wanita dalam berinvestasi di reksadana. 19 Tabel 4.7 Tabel Regresi a Coefficients Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 B Std. Error (Constant) 1.034 .810 Sikap -.195 .184 Norma .002 Kontrol Pref_risk Coefficients Beta t Sig. 1.276 .214 -.152 -1.063 .298 .123 .002 .013 .990 .434 .098 .612 4.428 .000 .428 .176 .346 2.434 .022 a. Dependent Variable: minat Sumber :Data Primer, 2013 Dari tabel regresi di atas, dapat dijumpai bentuk persamaan regresi dari tabel B yaitu sebagai berikut: Y= 1.034 – 0.195 X1 + 0.002 X2 + 0.434 X3 + 0.428 X4 + e Berdasarkan hasil persamaan regresi, ditunjukan bahwa norma, kontrol dan preferesnsi risiko mempunyai pengaruh positif terhadap minat wanita berinvestasi di reksadana. Sedangkan sikap, mempunyai pengaruh negatif terhadap minat wanita berinvestasi di reksadana. Di tabel signifikansi, dapat dilihat bahwa kontrol dan preferensi risiko meliki pengaruh signifikan terhadap minat wanita berinvestasi di reksadana dengan tingkat signifikansi untuk kontrol adalah 0,00 < 0.05 dan preferensi risiko adalah 0.022 < 0.05, maka H3 dan H4 dapat diterima. Sedangkan untuk sikap dan norma, tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat wanita berinvestasi di reksadana. 4.2 Pembahasan Kontrol dan preferensi risiko pada tabel regresi menunjukan hasil yang signifikan karena dengan adanya modal untuk berinvestasi, pengetahuan yang cukup, kesempatan investasi yang besar dan tingkat kepercayaan akan investasi besar, maka dorongan untuk wanita berinvestasi di reksadana akan semakin tinggi. Preferensi risiko yang jelas, membuat 20 pertimbangan seseorang menjadi matang dalam menentukan sebuah investasi. Hal ini akan mendorong minat investasi wanita di reksadana meningkat. Variabel Sikap dan Norma, tidak berpengaruh signifikan terhadap minat wanita berinvestasi di reksadana. Melihat hasil ini dapat dikatakan bahwa sebagian dosen masih menganggap bahwa investasi di bursa adalah hal yang tidak menguntungkan dan kurang bermanfaat.Selain itu, lingkungan masih menganggap berinvestasi di bursa itu sangat berisiko.Pemahaman yang kurang pada dosen FEB dan Pendidikan Ekonomi FKIP yang sedang tentang investasi reksadana dapat dilihat melalui uji beda mean antara dosen keuangan dan non keuangan. Penggolongan dosen keuangan dan non keuangan didasarkan pada matakuliah yang diampu para dosen. Tabel 4.8 Uji Beda Mean Indikator Konsentrasi dosen Jumlah Mean Keterangan T-test Sikap Dosen Keuangan 11 3.0182 Sedang Dosen Non Keuangan 19 2.8737 Sedang Dosen Keuangan 11 3.1527 Sedang Dosen Non Keuangan 19 2.9126 Sedang Norma Sig. 2 tailed 1.068 0.295 1.234 0.228 Sumber: Data Primer, 2013 Dari tabel uji beda mean, dapat dilihat konsentrasi dosen tidak mempengaruhi sikap. Hal ini dapat dilihat pada tingkat signifikansi 0.295 > 0.05. Konsentrasi dosen juga tidak berpengaruh pada norma karena tingkat signifikansi 0.228 > 0.05. Jadi, baik sikap maupun norma tidak berbeda secara signifikan antara dosen keuangan dan non keuangan sehingga tidak ada perbedaan pengetahuan tentang investasi di reksadana. 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kontrol keuangan dan preferensi risiko mempengaruhi minat investasi di reksadana sedangkan sikap dan norma tidak mempengaruhi minat seorang wanita berinvestasi di reksadana, hal ini terjadi karena pemahaman tentang 21 reksadana kurang mencukupi. Kebanyakan dari dosen FEB dan FKIP UKSW lebih memilih deposito, emas dan tanah sebagai investasi yang aman dan pengembalian yang didapat sudah pasti.Keterbatasan penelitian ini adalah tidak dimasukkan pertanyaan tentang pemahaman reksadana pada kuesioner.Selain itu dengan sampel dosen wanita di FEB dan Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW, belum cukup menggambarkan minat wanita secara keseluruhan. 5.2 Saran Bursa Efek Indonesia harus lebih gencar dalam mensosialisasikan produk investasi reksadana.Karena dari penelitian ini dapat dilihat bahwa minat investasi wanita masih sedang seperti pada dosen non keuangan dan dosen keuangan, hal ini bisa dilihat pada tabel uji bedaMean.Selain itu, BEI harus memberi edukasi kepada lingkungan masyarakat untuk mengubah pola pikir yang masih menganggap berinvestasi di bursa sangat berisiko. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah menambahkan pemahamanresponden tentang reksadana pada kuesioner dan memperbanyak sampel yang akan di teliti. 22 Referensi Ajzen, I., 1998, “Attitudes, Personality and Behavior”, Open University, Press United Kingdom. Ajzen, I., & Fishbein, M., 1977.“Attitude-behavior relations: A theoretical analysis and review of empirical research”, Psychological Bulletin, Vol. 84, No. 5, 888-918. Alleyne, Philmore and Broome, Tracey. 2011. “Using the Theory of Planned Behaviour and Risk Propensity to Measure Investment Intentions among Future Investors”,Journal of Eastern Caribbean Studies, Vol. 36, No. 1, 1 – 20. Azwar, Saifuddin, 1995,Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya,Yogyakarta,Liberty. B. S.Dharmmesta, 1992, "Riset Tentang Minat dan Perilaku Konsumen: Sebuah Catatan dan Tantangan Bagi Peneliti yang Mengacu pada Theory of Reasoned Action", Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 7, No. 1, 39-53. Chen, H., & Volpe, R.P,1998,“An Analysis of Personal Financial Literacy Among College Students”,Financial Services Review, Vol. 72, No. 2, 28-107. Eckel and Grossman, 2003,“Men, Women and Risk Aversion: Experimental Evidence”,Handbook of Experimental Economics Results.Vol. 1 , 1061-1073. Fama F. Eugene and French R. Kenneth, 2010, “Luck versus Skill in the Cross-Section of Mutual Fund Returns“, The Journal Of Finance, VOL. LXV, NO. 5, 1915-1947. Handayani dan Novianto.2004, “Kuasa Wanita Jawa”,Yogyakarta,LKiS Yogyakarta. http://en.wikipedia.org/wiki/Theory_of_planned_behavior. diunduh tanggal 16 Januari 2012. Maria, Anne, 2011, “BEI Batam: Pasar Modal Juga Untuk Wanita”, http://batam.tribunnews.com/2011/03/29/bei-batam-pasar-modal-juga-untukwanita. Diunduh tanggal 16 Januari 2012. Cahyadi, Agus, 2011, “BEI Ajak Perempuan Ikut Investasi”, http://www.batamtimes.com/zonabatam/3998--bei-ajak-perempuan-ikutinvestasi.html.Diunduh tanggal 16 Januari 2012. El Hida, Ramadhina, 2012, “Hebat! PNS Borong Sukuk Ritel Rp 33 Triliyun”,http://finance.detik.com/read/2012/03/19/182529/1871341/5/hebat-pnsborong-sukuk-ritel-rp-33-triliun. Diunduh tanggal 20 Maret 2012. Ihalaw, John JOI., 2008, Konstruksi Teori: Komponen dan Pembahasan, Jakarta, Grasindo. 23 Irmawati, H. dan Waskito, Jati. 2007, Perbedaan Gender Dan Sikap Terhadap PeranPekerjaan-Keluarga: Implikasinya Pada Perkembangan Karir Wanita, BENEFIT,Jurnal Manajemen Dan Bisnis, Volume 11 No. 1, 87-100. Johnson, J. & Powell, P. 1994.“Decision making, risk and gender: Are managers different?”,British Journal of Management, Vol. 5, No. 2, 38-123 . Kurniawan, Agil. 2011.“Pengaruh Motivasi dan Jiwa Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa UKSW Untuk Berwirausaha”, Skripsi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Kusumawati, Ratna, 2011, “Pengaruh Variabel Sosio Demografis dan Karakteristik Finansial Terhadap Sikap, Norma, dan Kontrol Perilaku Menggunakan Kartu kredit”, Skripsi,Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Kusmawati. 2011,“Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel Moderat ”,Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi, Vol. 1, No. 2, 103-117. Tim Studi Pemeringkatan Reksa Dana, 2006,“Studi pemeringkatan Reksa Dana” ,Jakarta, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Mahmud, D. 1982, “Strategi Belajar Mengajar”,Jakarta,Departemen Pendidikan Nasional. Mowen, J.C, Michael Minor, 2002, “Perilaku Konsumen”,Jakarta, Erlangga. Notoatmojo,1997,“ PengantarPendidikanKesehatandanPerilakuKesehatan”, Jakarta,EGC. Probo, Surya K. 2011, “Framing Effect dan Preferensi Risiko dalam Pengambilan Keputusan Investasi Pedagang Kaki Lima di Salatiga”, Skripsi, Universitas Satya Wacana, Salatiga. Purwanto, Heri, 1998, “Pengantar PerilakuManusia untuk Keperawatan”, Jakarta,EGC. Silalahi, Ferdinand, 1997,“Manajemen Risiko dan Asuransi”. Jakarta: Gramedia. Soongswang, Amporn and Sanohdontree, Yosawee, 2008,“ Open-Ended Equity Mutual Funds ”, International Journal of Business and Social Science, Vol. 2, No. 17, 127-136. Tidjan, 1976, “Meningkatkan Minat Membaca”, Jakarta, Pustaka Hidayah. Undang-Undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat 27 tentang Reksadana. Sembel, R dan Sambel-Lapian, V., 2007, “Energizing Your Life”,Jakarta,Elex Media Komputindo. 24 Wiliams. C. Artur, Jr, Heins, Richard M., 1989, “Risk Management and Insurance”,USA, Mc Grow Hill International. 25