Investasi Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan KATA PENGANTAR Salah satu prioritas pembangunan yang ditetapkan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur dalam mencapai Visi Daerah Mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agro Industri dan Energi Terkemuka Menuju Masya Sejahtera adalah pembangunan pertanian dalam arti luas. cukup besar dari rakat Adil dan Dimana potensi yang kekayaan sumberdaya dan agroekologinya menyimpan potensi pengembangan komoditi pertanian seperti kelapa sawit. Searah dengan lajunya perkembangan pe rkebunan kelapa sawit (CPO) di Kalimantan Timur yang cepat, seharusnya diikuti dengan usaha serius untuk me ngembangkan industri minyak gore ng. Dalam upaya untuk mendorong dunia usaha menanamkan investasinya di Kalimantan Timur, perlu diberikan informasi y ang jelas tentang prospektif pengembangan industri minyak goreng. Untuk memperoleh gambaran yang kmprehensif mengenai profil investasi industry minyak goreng kelapa sawit, Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kalimantan Timur menerbitkan kemb ali laporan studi Pra FS Proyek Investasi Daerah dengan judul: Industry Minyak Goreng Kelapa Sawit merupakan kerjasama denga ; Bisnis yang Menguntungkan, n Center For Community Empowerme (FORCE) dalam melakukan studi penyusunan Investasi yang nt and Economic profil proyek industry minyak goreng kelapa sawit tahun 2006. Kami berharap semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi dunia usaha dan pemerintah sebagai dasar dalam mengambil kebijakan pengembangan industry minyak goreng kelapa sawit tersebut di Kalim antan Timur. Akhirnya, kepada Direktur Center Of Community Empowerment and Economic (FORCE) dan Tim Studinya kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas usaha dan sumbangan pemikiran yang diberikan. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada walik ota/bupati beserta jajarannya di daerah studi dan semua pihak yang telah memberikan kontribusinya sejak awal hingga tersusunnya laporan. Terima Kasih. Samarinda, Juni 2009 Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur Kepala H. Nusyirwan Ismail ii Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I 3(1'$+8/8$1«««««««««««««««««« « 1 BAB II SITUASI PEMASARAN 3DVDU'XQLDGDQ3DVDU'RPHVWLN« ««««« « 3 6WUXNWXU,QGXVWUL«««««««««««««« «««««4 BAB III POTENSI DAERAH DAN TEKNIS PRODUKSI %DKDQ%DNX««««««« «««««««««««««« 9 3.2. Lokasi .««««««««««««««««««««««« 12 7HNQLV3URGXNVL«««««««««««««««« .. 17 BAB IV KEBIJAKAN DAN FASILITAS PENDUKUNG 6DUDQDGDQ3UDVDUDQD««««««««««« .. 21 $VSHN6RVLDOGDQ/LQJNXQJDQ«««« 26 /HJDOLWDV«««««««««««««««««««««« . 26 BAB V ANALISIS FINANSIAL %LD\D,QYHVWDVL«««««««««««««««« ... 28 %LD\D2SHUDVLRQDO«««««««««««««« .. 30 +DVLO$QDOLVLV)LQDQVLDO««««««« .. 32 PENUTUP LAMPIRAN iii Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan DAFTAR TABEL Hal Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Kondisi pasar dunia dan pasar dalam negeri untuk minyak goreng tahun 4 1999-2005 ««««««««««««««««««««««««« Berbagai merk dagang minyak goreng dan segmen pasarnya «««««7 Perkembangan industri kelapa sawit Indonesia tahun 2000-2004«««« 9 Perkembangan luas areal dan produksi kelapa sawit Kalimantan Timur 10 tahun 2000-««««««««««««««««««««««« Nama perusahaan dan kapasitas produksi CPO yang ada di Kalimantan 12 Timur ««««««««««««««««««««««««««« Asumsi analisis finansial industri minyak goreng kelapa sawit ««««« 28 3UR\HNVLELD\DLQYHVWDVLLQGXVWULPLQ\DN 29 Biaya pengadaan mesin peralatan utama dan pembantu ................................ 29 Kebutuhan biaya operasional untuk 1.000 ton CPO /hari 300.000 ton/Th « 31 Hasil analisis finansial proyek ««««««««««««««««««33 Hasil analisis sensitivitas kelayakan proyek «««««««««««« 34 iv Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9 Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12 Gambar 13 Produksi minyak goreng dunia dan jenis minyak dengan pertumbuhan 5 tertinggi «««««««««««««««««««««««««« Rantai aktivitas industri minyak goreng berbahan baku CPO «««««6 Distribusi luas areal perkebunan kelapa sawit tahun 2005 di Provinsi 10 Kalimantan Timur (ribu ha) «««««««««««««««««« Distribusi produksi TBS kelapa sawit tahun 2005 di Provinsi Kalimantan 11 Timur (ribu ton) ««««««««««««««««««««««« Letak Kabupaten Kutai Timur di peta Indonesia dan letak KIM di peta 15 Kabupaten Kutai Timur «««««««««««««««««««« Tata letak peruntukan lahan pada KIM dan tata letak Pelabuhan Maloy 16 Rencana Pelabuhan Maloy sebagai pintu gerbang Indonesia bagian utara 16 dengan terminal CPO-nya ««««««««««««««««««« Diagram alir proses pengolahan minyak goreng dengan bahan baku CPO 17 (kehilangan pada proses ini adalah sekitar 1 %) ««««««««««« Diagram alir dan peralatan yang dipergunakan dalam pengolahan minyak 18 goreng dengan bahan baku CPO serta produknya «««« Aliran massa dan energi pada proses degumming ««««««««««« 19 Aliran massa dan energi pada proses bleaching «««««««««««« . 19 Aliran massa dan energi pada proses deodorisasi««««««««««« 20 Layout pabrik minyak goreng dan margarine berbahan baku CPO «««« 20 v Investasi Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan PENDAHULUAN Sesuai data dugaan produksi minyak g oreng dalam negeri pada tahun 2005 sebesar 5.385,8 ribu ton diperkirakan tidak dapat mengimbangi tingginya kenaikan kebutuhan minyak goreng dimasa masa mendatang karena kondisi pabrik yang belum optimum. Data dugaan kebutuhan minyak goreng dalam negeri men capai 5.062,8 ribu ton dimana 83,3 % berasal dari minyak sawit (Jakarta Futures Exchanges, 2006). Hal ini menunjukkan adanya prospek investasi pabrik minyak goreng di Indonesia. Saat ini produksi nasional minyak goreng dari bahan sawit didominasi oleh pabr ik di pulau Jawa sebesar 51,4 %, disusul Sumatera sebesar 47,5 %, dan Kalimantan Barat 1.1 %. Tingginya pertumbuhan luas areal tanaman kelapa sawit dalam 5 tahun terakhir ini di Kalimantan Timur sebesar 15.312 ha/th (BPS Kaltim, 2006) menggambarkan adanya peluang untuk mendirikan pabrik minyak goreng di Kalimantan Timur karena adanya ketersediaan bahan baku yang cukup. Kebijakan ini sagat beralasan untuk ditempuh karena kegiatan industri pertanian dari hulu ke hilir akan menjadi lebih efisien sebagai akibat dekatnya industri hilir dengan bahan bakunya. Hal ini akan memacu pertumbuhan ekonomi daerah, karena keberadaan industri hilir kelapa sawit otomatis akan meningkatkan lapangan kerja, daya beli masyarakat, dan pendapatan asli daerah (PAD). - Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan Salah satu kenda la pembanguan industri hilir kelapa sawit di .DOLPDQWDQ 7LPXU DGDODK UHQGDKQ\D PLQDW L sektor ini. Profil investasi industri minyak goreng kelapa sawit ini merupakan salah satu jawaban untuk menarik investor menanamkan modalnya di sektor ini dengan memberikan gambaran yang sejelas - jelasnya tentang peluang pengembangan industri minyak goreng berbahan baku minyak sawit di Kalimantan Timur, te ketersediaan bahan baku (CPO), informasi rmasuk didalamnya plant construction , cost productio n untuk kapasitas 1.000 ton per hari, dan peluang pemasaran di pasar Indonesia dan ekspor. 2 Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan Situasi Pemasaran Minyak goreng adalah salah satu produk jadi primer yang dihasilkan dari buah kelapa sawit. Dari kelapa s jenis minyak kasar, yaitu Oil awit dapat diperoleh dua Crude Palm Oil (CPO) dan Crude Kernel Palm (PKO). Proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng juga menghasilkan beberapa hasil samping yang bernilai ekonomis antara lain stearin (merupakan bahan baku m Destillation argarin), dan Palm Fatty Acid (PDFA). Diperolehnya hasil samping ini merupakan salah satu daya tarik investasi industri minyak goreng dari CPO, disamping minyak goreng yang dihasilkan (olein) merupakan minyak tak jenuh yang sampai sejauh ini d iketahui sangat baik untuk kesehatan. 2.1 . Pasar Dunia dan Pasar Domestik Produksi minyak goreng menunjukkan kenaikan sekitar 6 dunia pada lima tahun terakhir % per tahun dan produksinya pada tahun 2005 mencapai 139.199 ribu ton (Oil World Annual, 2005). Pada tahun yang sama, kondisi pasar dalam negeri menunjukkan permintaan yang juga tinggi, yaitu sebesar peningkatan permintaan sebesar 5.062,8 ton, dengan 11,8 % per tahun selama 5 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan adanya peluang usaha di sektor ini. Walaupun jumlah produksi minyak goreng Indonesia (5.385,8 ton) lebih besar dari permintaan pasar dalam negeri, tetapi jumlah ekspor minyak goreng yang sangat besar menyebabkan pemerintah mengimpor minyak 3 Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan goreng. Melihat kenyataan pasar tersebut, maka industri minyak goreng berpeluang besar untuk dikembangkan di Indonesia . Data tentang pasar dunia da n nasional disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Kondisi pasar dunia dan pasar dalam negeri untuk minyak goreng tahun 1999 - 2005 Pasar Internasional (ribu t on) 1) Tahun Pasar dalam Negeri (ribu ton) 2) Konsumsi Produksi Konsumsi Produksi 1999 19.837 20.625 2.494,1 2.598,4 2000 21.771 21.867 2.606,1 2.923,2 2001 23.869 23.984 3.137,9 3.303,2 2002 25.595 25.392 3.508,1 3.732,7 2003 28.201 28.111 3.964,9 4.217,9 2004 30.050 30.909 4.527,7 4.766,2 2005 33.156 33.326 5.062,8 5.385,8 Sumber: 1) Oil World Annual (1999 - 2005) & Oil Worl Weekly 16 Desember 2005, 2) Angka dugaan (BIRO, 1999). 2. 2. Struktur Industri Minyak goreng nabati dapat dibuat dari berbagai sumb er seperti kelapa, sawit, inti sawit, jagung, kedelai, kacang tanah, biji bunga matahari, kapas, wijen, kapuk, rami, dan rape. Dari sekitar 6 juta ton produksi minyak goreng nasional pada tahun 2005, minyak sawit mendominasi dengan kontribusi sebesar 83,3 %. Kondisi pasar dunia untuk untuk industri ini juga menunjukkan hal yang sama seperti disajikan pada Gambar 1. 4 Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan D IS T R IB U S I P R O D U K S I M IN YA K G O R EN G D U N IA (%) M INYAK DENG AN P ERT UM BUHAN P AL ING T ING G I Lainny a; 5,4 10 Miny ak Hew ani; 8 ,3 8 ,6 In ti s a w it S a w it Kedelai; 23,9 % P ertu m b u h an 15,8 Inti Saw it; 2,8 Kelapa; 2,3 Kac ang Tanah; 3,1 8 6 4 ,6 3 ,4 4 2 ,2 2 0 Bji Kapas ; 3,4 B iji Ma ta h a ri Saw it; 24,1 B iji R a p e Biji Bunga Matahar i; 7,2 K e d e la i Je n is M in ya k Biji Rape; 12,1 Keterangan: Lainnya termasuk minyak zaitun, jagung, wijen, biji lin, kemiri, minyak ikan. Gambar 1. Produksi minyak goreng dunia dan jenis minyak dengan pertumbuhan tertinggi Saat ini ada lima produsen minyak goreng dunia teratas adalah RRC, Uni Eropa, Malaysia, USA, dan Indonesia dengan produksi antara 15,8 - 18,6 juta ton. Industri minyak goreng merupakan salah satu aktivitas hilir da ri industri pertanian berbasis sawit. Minyak goreng dari sawit yang dalam bahasa industri disebut RBD Olein ( Refined Bleached Deodorized Palm Olein ) dibuat dari CPO sebagai bahan bakunya. Proses pengolahan minyak goreng ini menghasilkan hasil samping RBD S tearin ( Refined Bleached Deodorized Stearin ), dan PFAD ( Palm Fatty Acids Destillation ). RBD Stearin merupakan bahan baku untuk pembuatan margarin dan shortening , sedangkan PFAD dapat diolah lebih lanjut menjadi sabun, shortening , dan emulsifier . Margarin, shorteing dan emulsifier mempunyai pasar yang cukup baik dalam industri pengolahan pangan, sehingga RBD Stearin dan PFAD dapat diperhitungkan dalam cash flow perusahaan. Rantai aktivitas dari kebun sawit (TBS) sampai dengan 5 Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan minyak goreng dan produk lain ya ng dihasilkan disajikan pada G ambar 2. Tandan Buah Segar Penghancuran dan Ekstraksi (Pabrik CPO) Tandan Buah Kosong Palm Kernel CPO Pemurnian dan Fraksinasi (Pabrik Minyak Goreng) PFAD RBD Olein RBD Stearin Aplikasi: Minyak goreng Shortening Margarin Aplikasi: Shortening Margarin Aplikasi: Shortening Emulsifier Sabun Gambar 2. Rantai aktivitas industri minyak goreng berbahan baku CPO Industri minyak goreng ternyata mempunyai segmen pasar yang beragam tergantung kualitas minyak dan bahan pengkaya yang ditambahkannya s eperti vitamin. Ada 5 segmen pasar yang dapat diidentifikasi dari strategi pemasaran pemain di industri minyak goreng ini, yaitu segmen pasar tradisional (kelas C), kelas B, kelas B+, kelas A, dan A+. Produk minyak goreng yang bermain di pasar tradisional biasanya adalah industri lokal yang bahkan tidak menggunakan strategi periklanan yang gencar, contoh dari produk ini adalah minyak goreng cap tawon dari PT Tunas Baru Lampung, di Lampung. Pemain lain seperti 6 Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan Indofood, memproduksi minyak goreng dengan segme n pasar menengah ke atas. Contoh produk minyak goreng kelas B dari Indofood adalah Bimoli. Bimoli spesial termasuk kelas B+, sedangkan contoh untuk kelas A dan A+ adalah minyak goreng dengan merk Happy Salad dan Sunrise. Beberapa pabrik minyak goreng dan m erk minyak goreng yang diproduksinya, serta segmen pasarnya disajikan pada Tabel Tabel 2. 2. Berbagai merk dagang minyak goreng dan segmen pasarnya No. Merk dagang Produsen 1 Delima; PT Borneo; Jakarta Inti Jenis minyak Segmen pasar Boga Sejahtera, Minyak sawit C Boga Sejahtera, Minyak sawit B Boga Sejahtera, Campuran Bimoli 2 Bimoli Spesial PT Inti Jakarta 3 Sunrise PT Inti minyak Jakarta B+ sawit dengan minyak kedelai atau minyak wijen atau minyak jagung 4 Happy Salad PT Inti Boga Sejahtera Miny ak kedelai A 5 Cornola PT Inti Boga Sejahtera Minyak jagung A 6 Sania 7 Filma; PT Minyak sawit Kunci Smart Corporation, Mas, Obor Surabaya 8 Tawon PT Tunas Baru Lampung Minyak Sawit 9 Ikan Dorang; PT Ikan Dorang Minyak sawit PT. Berkah Sawit Sumatera Minyak sawit A, B Payung 10 Barok ah A, B 7 Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan Tabel 2.(Lanjutan) No. 11 Merk dagang Padi Produsen UD Jenis minyak Cahaya Terbit, Segmen pasar Minyak kelapa Sungguminasa, Kab.Gowa 12 13 Welcolin; PT Sari Mas Permai, Minyak kelapa Bentoel Karangpilang - Surabaya Damai; Damai PT Damai Santosa Cooking Minyak Spesial; Dunia Oil, Jakarta kelapa, Mnyak sawit 14 Vecto Mas; Ratu PT Hasil Kesatuan, Jakarta Minyak kelapa PT Minyak kelapa Masak; 999;Gurame Mas, Golden Fry, Appel Mas; E.T.C 15 SA Sumber Ampenan, Mata ram 16 Sunco; Tani PT Musim Semi Mas, Minyak sawit Medan 17 Delisis; PTPT Tjengkareng Djaja, Minyak Berkah; Jakarta kelapa, Unggul Minyak sawit 18 Arrow, Surya PT Lembah Karya, Padang Minyak kelapa 19 Jamco PT Slimigo Wangi, Jambi Min yak kelapa Sumber: ICBS (1998) Sampai dengan tahun 1998 terdapat sekitar 244 pabrik minyak goreng di Indonesia, yang memproduksi lebih dari goreng. Pabrik yang menggunakan bahan ba (ICBS, 1998), tetapi baru 31 % yang b 37 merk minyak ku CPO adalah 67 buah eroperasi secara maksimal (ICBS, 1998; Jakarta Future Exchange, 2006). 8 Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan Potensi Daerah Dan Teknis Produksi 3.1 Bahan Baku Perkembangan luas areal dan produksi TBS nasional sejak tahun 2000 sampai dengan 2004 menunjukkan penin gkatan yang cukup berarti dengan pertumbuhan 10,3 % per tahun untuk luas arealnya dan 10,2 % untuk produksi CPO - nya seperti disajikan pada tabel 3 (BPS, 2004 ). Hal yang sama terjadi di Kalimantan Timur, perkembangan luas areal dan produksi TBS - nya masing - masing ad alah 13,1 dan 20,28.% (Tabel 4) (BPS Kaltim, 2006 ). Adapun kontribusi luas areal dan produksi TBS masing - masing Kabupaten/Kota terhadap luas areal sawit dan produksi TBS K alimantan Timur disajikan pada G Kini telah terdapat 11 ambar 3 dan gambar 4. pabrik CPO di Kalimantan Timur yang tersebar di Kabupaten Nunukan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Pasir (Tabel Tabel 3. Perkembangan industri kelapa sawit Indonesia tahun 2000 3). - 2004 Produksi CPO Ekspor CPO Nilai FOB ekspor (ribu ton) (ribu ton) (juta US$) 2.440,5 4.574,5 4.100,0 1.087,3 2001 2.691,9 5.016,4 4.903,2 1.080,9 2002 3.258,6 6.272,7 6.333,7 2.092,4 2003 3.411,3 6.310,2 6.386,4 2.454,6 2004 3.445 ,4 6.448,6 8.661,6 3.441,8 Tahun Luas areal (ha) 2000 Sumber : BPS 2004 9 Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan Tabel 4. Perkembangan luas areal dan produksi kelapa sawit Kalimantan Timur tahun 2000 - 2005 Pertumbuhan Produksi TBS Pertumbuhan areal (%) (ton) produksi (%) Tahun Luas areal (ha) 2000 116.887,50 2001 117.055,00 0,14 466.729,00 7,64 2002 132.173,50 12,92 760.293,00 62,90 2003 159.079,00 20,36 791.064,00 4,05 2004 171.580,50 7,86 957.058,00 20,98 2005 201.087,00 17,20 1.012.788,50 5,82 Rata- rata 13,10 433.645,00 Rata- rata 20,28 Sumber : BPS Kaltim 200 4, BPS Kaltim 2006 PASIR K U TA I B A R A T K U TA I K A R TA N E G A R A 8 ; 3 , 70% 2; ;00, 0, 9%% 30; 13,9% K U TA I TI MU R 43; 19,9% 15; 6,9% 0; 0,0% 16; 7,4% BER AU MA L I N A U BU LU N G AN N U N U KAN 0; 0,0% 33; 15,3% P E N A J A M P A S E R U TA R A 5; 2,3% 64; 29,6% BALIKPAPAN S A MA R I N D A TA R A K A N B O N TA N G Gambar 3. Distribusi luas areal perkebunan kelapa sawit tahun 2005 di Prov insi Kalimantan Timur (ribu ha) 10 Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan PASIR K U TA I B A R A T K U TA I K A R TA N E G A R A 204; 20,2% 0; 0,0% K U TA I TI MU R BER AU 106;; 01,,06% % 462; 45,7% MA L I N A U BU LU N G AN 73; 7,2% N U N U KAN P E N A J A M P A S E R U TA R A 252; 24,9% BALIKPAPAN 5; 0,5% S A MA R I N D A TA R A K A N B O N TA N G Gambar 4. Distribusi produksi TBS kelapa sawit tahun 2005 di Provinsi Kalimantan Timur (ribu ton). Bila setiap pabrik dapat beroperasi 80 % dari kapasitas terpasang dengan efisiensi CPO extraction rate sebesar 23 %, maka dari 11 pabrik ini diproduksi sekitar 1.564 ton CPO per hari (dengan asumsi pabrik bekerja 20 jam per hari). Selama ini produksi CPO dari pa brik - pabrik di Kalimantan Timur diperdagangkan antar pulau atau diekspor. Bila pabrik CPO di Kalimantan Timur hanya melempar 50 % dari produksin pasar bebas, sedangkan 50 ya ke % lagi khusus untuk industri hilir sawit (minyak goreng) yang ada di Kalimantan Timur, maka akan tersedia bahan baku sekitar 782 ton CPO per hari. Angka ini pada tahun - tahun mendatang akan semakin besar dengan meningkatnya luas areal produksi sawit. Dari data di atas maka kebutuhan akan bahan baku tidak menjadi kendala bila dibangun p abrik minyak sawit di Kalimantan Timur. 11 Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan Tabel 5. Nama perusahaan dan kapasitas produksi CPO yang ada di Kalimantan Timur No. Nama Perusahaan Kapasitas Lokasi Pabrik (ton TBS/jam) 1 PT REA Kaltim 80 Kec.Kembang Plantation 2 PT Kab.Kutai Kartanegara Swakarsa Sinar 45 Kec.Muara Sentosa 3 PT Janggut, Wahau, Kab.Kutai Wahau, Kab.Kutai Timur Matra Sawit 30 Kec.Muara Sejahtera Timur 4 PTPN XII 30 Desa Semuntai, Kab.Pasir 5 PTPN XII 60 Desa Long Pinang, Kab.Pasir 6 PTPN XII 60 Desa Long Kali, Kab.Pasir 7 PT 30 Kec.Waru, Waru Kaltim Plantation 8 PT Kab.Penajam Paser Utara Nunukan Jaya 30 Kec.Nunukan, Kab.Nunukan Bersama 15 Kec.Kongbeng,kab.Kutai Timur Dharma 30 Kec.Kuaro, Kab.Pasir Comismar 15 Kec.Lumbis Lestari 9 PT Etam Mandiri 10 PT AB Nusantara 11 PT Wanamaja Sumber: Adhynugraha (2006) 3.2 Lokasi Pabrik minyak goreng dengan kapasitas 700 - 1.000 ton CPO per hari dapat dibangun pada lokasi dengan luas sekitar 4 lahan untuk pengolahan dipertimbangkan adalah limbah, yang juga - 6 ha. Selain penting untuk ketersediaan air dan energi/listrik. Untuk pabrik dengan kapasitas 1.000 ton CPO per hari memerlukan energi 12 Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan sekitar 19.100 kWH setara dengan 16.758 liter solar dan air sebanyak 11.159 ton per hari. Beberapa lokasi potensial yang dapat dipertimbangkan sebag ai lokasi pabrik minyak goreng bila menggunakan efisiensi transportasi bahan baku ke lokasi pabrik disamping pertimbangan kesediaan tenaga kerja dan infrastruktur adalah Balikpapan, Kabupaten Pasir, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, atau Nunukan. Dari 5 lokasi potensial tersebut bila dilakukan pertimbangan tata ruang wilayah di masing - masing wilayah maka Kabupaten Kutai Timur adalah lokasi paling tepat. Alasan untuk hal ini karena Kabupaten Kutai Timur telah mempunyai tata ruang Kawasan In dustri Maloy (KIM) di Kecamatan Maloy. KIM ini akan dilengkapi dengan kawasan pendukung seperti pelabuhan Maloy yang direncanakan mempunyai terminal cargo dan CPO. Pemilihan lokasi pabrik minyak goreng di KIM ini akan memberikan beberapa kemudahan seperti meminimalisasi kesulitan pembebasan lahan, tersedianya infrastruktur yang diperlukan oleh suatu industri pengolahan, dan dapat mengakses pelabuhan laut secara langsung yang sangat penting untuk transpor bahan baku dan produk dari produsen ke konsumen atau sebaliknya. Kabupaten Kutai Timur beribukota di Sangatta, kota ukuran sedang dengan luas administrasi 35.747,50 Km2 (17 %) dari wilayah Kalimantan Timur. Jumlah penduduk 168.529 jiwa dengan kepadatan 4,71 penduduk/km yang 2 dan pertumbuhan 1,85 % tahun 2004. mempunyai 18 Kecamatan dengan 135 desa, Kabup aten memiliki suatu 13 Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan kawasan yaitu Maloy yang akan dikembangkan menjadi kawasan industri terpadu . Kabupaten ini mempunyai program pembangunan Gerdabangagri, yaitu program pembangunan daerah berbasis agroin dustri. Gerdabangagri yang dicetuskan oleh Kabupaten Kutai Timur dalam Renstra Kabupaten Kutai Timur 200 diren canakan dibangun 0- 2005 tersebut, Kawasan Ekonomi Khusus ( Spesific Economic Zone, SEZ) yang didalamnya terdapat KIM mulai tahun 2008, hal ini juga merupakan alasan bahwa KIM yang akan dikembangkan di kawasan Maloy merupakan pilihan lokasi pabrik minyak goreng yang tepat. Secara umum, letak Kabupaten Kutai Timur dan KIM dapat dil ihat pada Gambar 5 Tata letak peruntukan lahan pada KIM disajikan pada Gambar 6, sedangkan rencana pembangunan Pelabuhan Maloy dengan terminal CPO - nya ditampilkan pada Gambar 7. KIM akan dibangun diatas areal 10.000 ha (yang telah dibebaskan 4.260 ha) yang dapat menampung tenaga kerja sebanyak 250.000 ditambah dengan 5.000 eks patriat. Kaveling industri yang disediakan pada 8 kluster kawasan industri yang direncanakan adalah 4.500 unit, yang didukung oleh 1.000 unit layanan terdiri dari perkantoran, perbankan dan instansi pelayanan lainnya. Sedangkan untuk kawasan residensial ad alah sebanyak 250.000 unit pada kawasan satelit (kota baru). Untuk menampung produksi CPO dari pabrik CPO di Kabupaten Kutai Timur dan sekitarnya sebesar keperluan industri hilir kelapa sawit, dibangun tangki penimbunan CPO untuk melayani luas lahan sawit 14 Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan seluas 100.000 ha, dengan asumsi produksi tandan buah segar sebesar 27 ton/ha/tahun (kebun klas III), dan rendemen 24 %. Dengan kata lain jumlah CPO yang dapat dilayani adalah sebesar 648.000 ton per tahun. Untuk keperluan tersebut jumlah tangki yang diban gun adalah 34 buah tangki masing - masing dengan kapasitas sekitar 12.500 ton (volume 625 m 3 ). Sedangkan tingkat pemakaian diasumsikan sebesar 75 %. Lahan untuk zona CPO ini disediakan sebesar 10.676 m bersih area tangki seluas 2.669 m 2 dengan zona 2. Gambar 5. Letak Kabupaten Kutai Timur di peta Indonesia dan letak KI M di peta Kabupaten Kutai Timur 15