petunjuk pelaksanaan tata ibadah di greja kristen

advertisement
PETUNJUK PELAKSANAAN
TATA IBADAH
DI
GREJA KRISTEN JAWI WETA
JEMAAT SIDOARJO
BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT
HENDAK MELAYANI IBADAH-IBADAH
MAKNA IBADAH
Di dalam pranata tentang ibadah dijelaskan bahwa makna
ibadah adalah “berhimpunnya warga untuk menghadap dan
mewujudkan persekutuannya dengan umat Tuhan.” ( Pranata
tentang ibadat bab I psl. 1 )
h).
Nyanyian penutup.
i).
Permohonan berkat.
Catatan : Pelayan harap kontrol waktu
1.
Tata Persekutuan Doa ( PD )
a).
Nyanyian pembukaan
Dari definisi ibadah yang seperti itu berarti tujuan ibadah ialah:
b).
Doa
1).
2).
c).
Membaca firman, misalnya dari :
Menghadap Tuhan
Mewujudkan dan menumbuh-kembangkan persekutuan
orang percaya.
•
Berkenaan dengan itu yang dilakukan jemaat saat ibadah ialah:
1).
Menyembah dan memulikan Tuhan.
2).
Mengaku percaya dan bertobat.
3).
Bersyukur dan memohon
4).
Mendengar firman dan menerima berkat.
5).
Bersekutu dan bersukacita
( dan menguraikan maksud bacaan tersebut secara
singkat )
Mengingat banyaknya keperluan saat beribadah yang demikian
tadi, juga karena jumlah warga yang beribadah jumlahnya
banyak, ibadah di GKJW pelaksanaannya lalu diatur
sebagaimana yang selama ini kita gunakan ( bandingkan I Kor.
14:33 ).
Selanjutnya hal-hal lain yang perlu dijelaskan terkait dengan
ibadah adalah sbb. :
1.
•
•
•
Mazmur 39 :13; Mazmur 66 : 19 – 20
Roma 12 : 11-12
Mazmur 143:1; Amsal 15 : 29; Filipi 4 : 6
Matius 18 : 20; Yohanes 14 : 14; Yakkobus 5 : 16b
Kolose 4 : 2; Matius 7 : 7-11; dll.
d).
Kesaksian ( bisa lebih dari seorang, bisa didahului
kesaksian pelayan. )
e).
Nyanyian ( persembahan )
f).
Doa
- mendata pokok-pokok doa
- doa ( dilakukan beberapa orang )
- diakhiri doa pelayan.
g).
h).
Nyanyian
Permohonan berkat.
Penanggungjawab dan penyelenggara ibadah
Dalam pranata tentang ibadah bab II psl. 3, dijelaskan bahwa
penanggung-jawab dan penyelenggara ibadah adalah Majelis Jemaat.
Dengan adanya pengertian yang seperti itu, sudah
Halaman 1
Halaman 6
tentu anggota Majelis Jemaat harus melakukan sesuatu terkait
dengan ibadah ( khususnya ibadah Mingu ), seperti misalnya :
TATA IBADAH LAINNYA
2.
Tata Ibadah Keluarga ( KRW )
a).
Nyanyian pendahuluan
b).
Saat teduh
P. : Ibadah hari ini kami lakukan dengan menyebut
nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus, Amin. ( atau lainnya )
a). Mempersiapkan pelayan, pendamping, dll. disamping
sarana-sarana lainnya
agar ibadah berjalan dengan lancar dan baik.
b). Menghitung persembahan, mencatat hal-hal yang terjadi
pada saat ibadah, dll.
c).
Nyanyian
d).
Doa
Ringkas kata, anggota Majelis Jemaat sebagai yang
bertanggung-jawab dan penyelenggara ibadah harus datang
lebih awal dan pulang paling akhir.
e).
Membaca Alkitab
2.
f).
Renungan
g).
Nyanyian ( persembahan )
h).
Doa syafaat
i).
Nyanyian
j).
Permohonan berkat
Ketika pelayan ibadah hendak naik ke mimbar, terlebih dahulu
diawali dengan upacara jabat-tangan dan penyerahan Alkitab.
Upacara tersebut mengandung maksud, bahwa pelayan
menerima mandat dari anggota Majelis Jemaat untuk melayani
ibadah pada hari itu. Selanjutnya apabila ibadah telah selesai
mandat tadi dikembalikan lagi kepada Majelis Jemaat dengan
disimbolkan penyerahan Alkitab dan jabat-tangan.
3.
Jabat-tangan dan penyerahan Alkitab
Tempat duduk Penatua / Diaken
3.
Tata Penelaahan Alkitab ( PA )
a).
Nyanyian pembukaan
b).
Doa
c).
Nyanyian
d).
Membaca Alkitab
e).
PA
- Pengantar
- Diskusi
f).
Nyanyian ( persembahan )
TATA IBADAH MINGGU
g).
Doa
1. ( WARTA LISAN ) diserahkan kepada Penatua.
Seperti telah dijelaskan tadi, penangung-jawab dan
penyelenggara ibadah itu adalah Majelis Jemaat. Kalau pada
no. 2 di atas diterangkan bahwa mandat melayani itu
diserahkan kepada seseorang, bukan berarti Majelis Jemaat lalu
tidak lagi bertanggung-jawab dan bukan penyelenggara ibadah,
tidak. Penanggung-jawab dan penyelenggara ibadah tetap pada
Majelis Jemaat. Untuk itu sebagai symbol tanggung-jawab
tersebut Majelis Jemaat lalu duduk mendampingi pelayan
ibadah.
NYANYIAN ( Kidung Jemaat No. 10 / 4 / 2, dsb. ) Berdiri,
dipimpin oleh Penatua. ( Pelayan ibadah masuk ke ruang ibadah
Halaman 5
Halaman 2
e). Khotbah
f). Nyanyian ( menyesuaikan dengan isi khotbah )
Alkitab dari Penatua yang didahului dengan jabat
tangan).
2.
SAAT TEDUH ( VOTUM )
9.
PENGAKUAN IMAN ( berdiri )
P : Ibadah ini kami lakukan dalam nama Allah Bapa,
yang telah menciptakan langit dan bumi, yang tidak
pernah meninggalkan pekerjaan tanganNya dan yang
kekal kasih setiaNya. Amin. ( dan atau lainnya )
11.
DOA SYAFAAT
12.
PERSEMBAHAN ( oleh Diaken )
3.
NYANYIAN ( Kidung Jemaat No. 17 / 18 / 454 / dlsb. )
4.
SALAM
P : Anugerah dan damai sejahtera Allah Bapa, Tuhan
Yesus Kristus, senantiasa menyertai saudara-saudara.
Amin. -- ( dan atau lainnya ) -- duduk
13.
FIRMAN PENGUTUSAN ( masih berdiri )
14.
NYANYIAN PENUTUP ( Kidung Jemaat No. 406 / 407 / 254
/ dlsb. )
( Hanya Pendeta yang boleh mengangkat tangan ).
15.
BERKAT
5.
THEMA IBADAH ( FIRMAN PEMBIMBING )
6.
NYANYIAN ( menyesuaikan No. 5 )
7.
PERTOBATAN
P:
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah
Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus, menyertai
saudara-saudara. Amin.
a). Membaca Hukum Kasih ( dlsb. )
b). Doa pengakuan dosa ( jemaat berdoa sendiri-sendiri
dulu, baru pelayan )
c). Berita anugerah ( membaca Firman )
d). Nyanyian ( Kidung Jemaat No. 34 / 35 / 36 / 39 / 40
/ dlsb. )
8.
a). Membaca ayat Alkitab
b). Nyanyian dan persembahan ( Nyanyian dipilih oleh
Pelayan Firman )
c). Doa Persembahan ( berdiri )
PELAYANAN FIRMAN
a). Doa ( oleh Pelayan Firman )
b). Pembacaan Alkitab ( oleh Penatua ), hanya
membaca.
c). Pelayan mengucapkan : “ Berhagialah yang
mendengar
Firman
Tuhan
dan
yang
memperhatikannya. Amin ”
d). Jemaat menyambut dengan menyanyikan ( secara
otomatis ) Kidung Jemaat 59:1.
Halaman 3
16.
NYANYIAN MENYAMBUT BERKAT ( otomatis )
Haleluya, haleluya, haleluya, amin. ( 2 x )
Amin. ( duduk / saat teduh ).
17.
PENYERAHAN ALKITAB
Keterangan :
Bersamaan dengan saat teduh, Pelayan turun dari mimbar dan
mengembalikan
Alkitab
kepada
Penatua
yang
tadi
menyerahkannya, setelah itu lalu jabat-tangan.
Selanjutnya Penatua yang memimpin lagu pembukaan segera ke
mimbar 2 ( dua ) untuk menyampaikan kata-kata penutupan
ibadah, misalnya dengan mengatakan :
“ Saudara-saudara, ibadah hari ini sudah selesai, sebelum Bapak Ibu
dan Saudara-saudara pulang ke rumah, dipersilahkan saling berjabattangan, sebagai wujud persekutuan kita.”
Halaman 4
Download